Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PEDAHULUAN Tn.

M DENGAN DIAGNOSIS MEDIS MENINGIOMA

DI RUANGAN SAWIT DEPAN RSUP WAHIDIN SUDIROHUSUDO

OLEH :

NURHIDAYANTI

NIM:70900122028

PERSEPTOR LAHAN PERSEPTOR INSTITUSI

( ) (Nurul khusnul khotimah,S.kep,Ns.,M.kes,M.kep)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.w.t, karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Pendahuluan terkait meningioma ini dengan baik meskipun banyak kekurangan

didalamnya.

Penulis sangat berharap laporan pendahuluan ini dapat berguna dalam

rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai masalah medis

dengan Tumor Paru. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan

ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis

berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan

yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu

yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga laporan pendahuluan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun

yang membacanya. Sekiranya laporan pendahuluan yang telah disusun ini dapat

berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami

mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan

penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa

depan.
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi......................................................................................

B. Etiologi.......................................................................................

C. Patofisiologi................................................................................

D. Menifestasiklinis .......................................................................

E. Pemeriksaan Penunjang..............................................................

F. Komplikasi ................................................................................

G. Pathway......................................................................................

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian..................................................................................

B. Klasifikasi Data..........................................................................

C. Kategorisasi Data.......................................................................

D. Analisa Data...............................................................................

E. Diagnosis....................................................................................

F. Intervens
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi imana lapisan


Meningioma berasal dari sel-sel arachnoid cap yaitu sel
pembentuk selaput tipis yang berbentuk seperti jaring laba-laba yang
menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Arachnoid merupakan
salah-satu tiga lapisan otak dan sumsum tulang belakang yang
dikenal sebagai meniegen dimana lapisan menigen lainnya adalah
araknoid dan dura, Sebagian besar tumor bersifat jinak dan tidak
menginfiltrasi jaringan sekitarnya, tetapi agak menekan struktur yang
berada dibawahnya. Pertumbuhan tumor ini lambat sehingga gejala
kurang diperhatikan dan dapat menyebabkan diagnosis yang salah
(Sunantara et al. 2021).
Meningioma adalah tumor pada meninx yang merupakan selaput
pelindung yang melindungi otak dan medulla spinalis. Meningioma
dapat timbul pada tempat manapun di bagian otak maupun medulla
spinalis, tetapi, umumnya terjadi di hemisphere otak di semua lobusnya.
Pola pertumbuhan meningioma terbagi dalam bentuk massa (en
massa) adalah meningioma globular klasik dan pertumbuhan memanjang
(en plaque) tumor dengan abnormalitas tulang dan perlekatan dura yang
luas. Tipe meningioma yaitu:
1. Meningioma derajat I adalah low-grade tumor bentuk paling
umum dari meningioma dengan sel-sel tumor yang
pertumbuhannya lambat
2. Meningioma atipikal derajat II adalah mid-grade tumor yang
menunjukkan penigkatan abnormalitas jaringan dan sel dan
ditandai dengan invasi ke otak
3. Meningioma anaplastik derajat III bersifat maligna (kanker)
mnunjukkan abnormalitas seluler dan tumbuh sangat cepat.
B. Etiologi
Penyebab tumor otak hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti.
Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan
kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat
dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Dibawah 5% penderita
glioma mempunyai sejarah keluarga yang menderita brain tumor.
Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap
sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor
familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada
bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor
hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-Sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-
bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi
dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional
tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di
sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi
dapat memicu terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa
meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan
besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran
infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat
ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas
dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik
seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan
percobaan yang dilakukan pada hewan.
6. Trauma kepala
Trauma kepala yang dapat menyebabkan hematoma sehingga
mendesak massa otak akhirnya terjadi tumor otak (Apriyani 2021).
C. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis yang progresif
yang disebabkan oleh dua faktor yaitu gangguan fokal oleh tumor dan
kenaikan tekanan intrakranial (TIK). Gangguan fokal terjadi apabila
terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung
pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai
darah akibat tekanan yang ditimbulakn tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak yang mengakibatkan terjadi
kehilangan fungsi secara akut dan dapat diperparah dengan gangguan
serebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan
kepekaan neuron akibat kompresi, invasi dan perubahan suplai darah ke
dalam jaringan otak.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor seperti bertambahnya massa dalam tengkorak, edema sekitar
tumor dan perubahan sirkulasi CSS. Tumor ganas menyebabkan edema
dalam jaringan otak yang diduga disebabkan oleh perbedaan tekanan
osmosis yang menyebabkan penyerapan cairan tumor. Obstruksi vena
dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar di otak menimbulkan
peningkatan volume intrakranial dan meningkatkan TIK.
Peningkatakan TIK membahayakan jiwa jika terjadi dengan
cepat. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari atau
berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna
apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini
meliputi volume darah intrakranial, volume CSS, kandungan cairan
intrasel, dan mengurangi sel parenkim otak. Kenaikan tekanan yang
tidak diatasi akan menimbulkan herniasi unkus serebellum. Herniasi
unkus timbul jika girus medialis lobus melalui insisura tentorial karena
adanya lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial
karena adanya massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf
otak ke 3. Pada herniasi serebellum, tonsil serebellum bergeser ke bawah
melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior.Kompresi medulla
oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat.Perubahan fisiologis yang
terjadi akibat peningkatan intrakranial yang cepat adalah bradikardi
progresif, hipertensi sistemik dan gangguan pernafasan
D. Menifestasi Klinis
Gejala meningioma dapat bersifat umum (disebabkan oleh tekanan
tumor pada otak dan medulla spinalis) atau bisa bersifat khusus
(disebabkan oleh terganggunya fungsi normal dari bagian khusus dari
otak atau tekanan pada nervus atau pembuluh darah). Gejala umumnya
menurut Mardjono (2003) yaitu sebagai berikut:
1. Sakit kepala, dapat berat atau bertambah buruk saat beraktifitas atau
pada pagi hari
2. Perubahan mental
3. Kejang
4. Mual muntah
5. Perubahan visual, misalnya pandangan kabur.
Gejala dapat pula spesifik terhadap lokasi tumornya, seperti:
1. Meningioma falx dan parasagittal: nyeri tungkai
2. Meningioma convexitas: kejang, sakit kepala, deficit neurologis
fokal, perubahan status mental
3. Meningioma sphenoid: kurangnya sensibilitas wajah, gangguan
lapangan pandang, kebutaan, dan penglihatan ganda.
4. Meningioma olfactorius: kurangnya kepekaan penciuman, masalah
visual.
5. Meningioma fossa posterior: nyeri tajam pada wajah, mati rasa, dan
spasme otot-otot wajah, berkurangnya pendengaran, gangguan
menelan, gangguan gaya berjalan,
6. Meningioma suprasellar: pembengkakan diskus optikus, masalah
visus
7. Spinal meningioma: nyeri punggung, nyeri dada dan lengan
8. Meningioma Intraorbital: penurunan visus, penonjolan bola mata
9. Meningioma Intraventrikular: perubahan mental, sakit kepala,
pusing.
E. pemeriksaan Penunjang
1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur data
awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-
tanda penyakit otak yang difus atau fokal dan salah satu tanda spesifik
dari sindrom atau gejala-gejala tumor.
2. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Tujuan untuk melihat adanya sel-sel tumor. Pemeriksaan ini tidak rutin
dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak yang besar.
Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan
patologi anatomi sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor
dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
3. Biopsi
Tujuan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis
4. Angiografi Serebral
Tujuan memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor
serebral.
5. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati
tumor dan dapat memungkinkan untuk megevaluasi lobus temporal
pada waktu kejang
6. Terapi
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada tumor meningeal
(Meningioma) adalah sebagai berikut:
a. Terapi Medikamentosa
Antikonvulsan untuk kejang dan kortikosteroid seperti
dexametason untuk mengurangi peningkatan tekanan intra
kranial. Steroid juga dapat memperbaiki defisit neurologis fokal
sementara dengan mengobati edema otak
b. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi utama pada penatalaksanaan
semua jenis meningioma. Tujuan dari reseksi meningioma adalah
menentukan diagnosis definitif, mengurangi efek massa, dan
meringankan gejala-gejala. Reseksi harus dilakukan sebersih
mungkin agar memberikan hasil yang lebih baik. Sebaiknya
reseksi yang dilakukan meliputi jaringan tumor, batas duramater
sekitar tumor, dan tulang kranium apabila terlibat. Reseksi tumor
pada skull base sering kali subtotal karena lokasi dan perlekatan
dengan pembuluh darah.
c. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
penatalaksanaan proses keganasan. Radioterapi memiliki banyak
peranan pada berbagai jenis tumor otak. Radioterapi diberikan
pada pasien dengan keadaan inoperabel, sebagai adjuvant pasca
operasi, atau pada kasus rekuren yang sebelumnya telah
dilakukan tindakan operasi.Pada dasarnya teknik radioterapi yang
dipakai adalah 3D conformal radiotherapy, namun teknik lain
dapat juga digunakan untuk pasien tertentu seperti stereotactic
radiosurgery/radiotherapy.
d. Chemotherapy
Kemoterapi pada kasus tumor otak saat ini sudah banyak
digunakan karena diketahui dapat memperpanjang survival rate
dari pasien terutama pada kasus oligodendroglioma. Kemoterapi
pada tumor otak tidak bersifat kuratif, tujuan utama dari
kemoterapi adalah untuk menghambat pertumbuhan tumor dan
meningkatkan kualitas hidup (quality of life) pasien selama
mungkin (Kemenkes RI, 2015).
F. Komplikasi
Secara umum komplikasi dari tumor meningen atau meningioma adalah
sebagai berikut
1. Edema serebral
Edema serebri atau edema otak adalah keadaan patologis
terjadinya akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga
meningkatkan volume otak yang meningkatkan volume intraseluler
(lebih banyak di daerah substansia grisea) maupun ekstraseluler
(daerah substansia alba), yang menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intrakranial.
2. Tekanan intrakranial meningkat (TIK).
Peningkatan tekanan intrakranial sendiri dapat terjadi pada pasien
dengan gangguan tumor otak atau meningioma. Peningkatan
tekanan intrakranial ini diakibatkan oleh karena bertambahnya
massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan
perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.
3. Herniasi otak
4. Hidrosefalus
Hidrosefalus dapat terjadi karena diakibatkan oleh adanya
obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke
ruangan subaraknoid.
5. Kejang
Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron
dihubungkan dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke
jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga
menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat
ganggguan neurologis fokal.
G. Pathway Meningioma

Faktor keturunan/genetik Radiasi Trauma /virus

Kromosom membelah abnormal

Gangguan neurogenik Tumor otak/meningioma

Gangguan mobilisasi fisik Tulang tengkorak tidak dapat meluas

Mendesak ruang intrakranial Mual dan Muntah

Risiko perfusi jar. Serebral tidak efektif Risiko deficit nutrisi

penururnan kapasitas adaktif

Peregangan dura & pembuluh darah Peningkatan TIK Oklusi vena


sentral

Nyeri Penekanan jaringan otak Gangguan vokal Papil edema

Massa menekan pembuluh gelisah,depresi,paranoid

darah otak

Nyeri kronis Foramen magnum Ansietas

Pembuluh darah terjepit

Paraperesis

Gangguan suplai darah arteri

Bedrest/mobilisasi

risiko perfusi cerebral

Defisit perawatan diri


BAB II

TINJAUAN KEPEAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses
keperawatan diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah
klien agar dapat memberikan tindakan keperawatan. Keberhasilan
keperawatan sangat penting dalam pengkajian. Tahap pengkajian ini terdiri
dari komponen antara lain: anamnesis, pengumpulan data, analisa data,
perumusan diagnosa keperawatan
1. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, no registrasi,
diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan
Perasaan lelah, nyeri abdomen (PQRST), pola eliminasi terdahulu dan
saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses, mencakup
adanya darah dan mukus.
3. Riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip
kolon, riwayat keluarga dari penyakit kolon dan terapi obat saat ini.
Kebiasaan diet diidentifikasi mencakup masukan lemak dan atau serat
serta jumlah konsumsi alkohol. Penting dikaji riwayat penurunan berat
badan.
4. Auskultasi terhadap bising usus dan palpasi untuk nyeri tekan, distensi
dan masa padat. Specimen feses diinspeksi terhadap karakter dan
adanya darah.
5. Aktivitas dan istirahat
Gejala: Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia, tidak
tidur semalaman karena diare. Merasa gelisah dan ansietas.
Pembatasan aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.
6. Sirkulasi
Tanda: Takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses
inflamasi dan nyeri). Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin
K). Tekanan darah hipotensi, termasuk postural. Kulit/membran
mukosa: turgorburuk, kering, lidah pecah–pecah (dehidrasi/malnutrisi).
7. Integritas ego
Gejala: Ansietas, ketakutan misalnya: perasaan tak berdaya/tak ada
harapan. Faktor stress akut/kronis misalnya: hubungan dengan
keluarga dan pekerjaan, pengobatan yang mahal. Tanda: Menolak,
perhatian menyempit, depresi.
8. Eliminasi
Gejala: Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau
berair. Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul,
sering tak dapat dikontrol (sebanyak 20-30 kali defekasi / hari);
perasaan dorongan / kram (tenesmus); defekasi darah/pus/mukosa
dengan atau tanpa keluar feses. Pendarahan per rektal. Riwayat batu
ginjal (dehidrasi). Tanda: Menurunya bising usus, tak adanya
peristaltik atau adanya peristaltic yang dapat dilihat di hemoroid, fisura
anal (25 %), fistula perianal.
9. Makanan dan cairan
Gejala: Penurunan lemak, tonus otot dan turgor kulit buruk. Membran
mukosa bibir pucat; luka, inflamasi rongga mulut. Tanda: Anoreksia,
mual dan muntah. Penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diit/sensitive; buah segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.
10. Hygiene
Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis
menunjukan kekurangan vitamin. Bau badan.
11. Nyeri dan kenyamanan
Gejala; Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang
dengan defekasi), titik nyeri berpindah, nyeri tekan (atritis). Tanda:
Nyeri tekan abdomen/distensi.
12. Keamanan
Gejala; Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis,
Arthritis (memperburuk gejala dengan eksaserbasi penyakit usus).
Peningkatan suhu 39-40°Celcius (eksaserbasi akut). Penglihatan kabur,
alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine
kedalam usus dan mempunyai efek inflamasi). Tanda: Lesi kulit
mungkin ada misalnya: eritema nodusum (meningkat, nyeri tekan,
kemerahan dan membengkak) pada tangan, muka; pioderma
ganggrenosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan batas keunguan) pada
paha, kaki dan mata kaki.
13. Interaksi social
Gejala: Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi. Ketidak
mampuan aktif dalam sosial.
14. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala: Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
15. Pemerikasaan fisik persistem (B1-B6)
a) Breathing (pernapasan): Biasanya ditandai dengan napas pendek
dispnea, ditandai dengan takipne dan frekuensi napas menurun.
b) Blood (Sirkulasi/kardio): Terdapat takikardi, perubahan perfusi
ditandai dengan turgor buruk, kulit pucat.
c) Brain (persarafan): Kesadaran composmentis–coma refleks
menurun d) Blader (perkemihan): Oliguria, inkontenensia,
penurunan jumlah urin akibat kurangnya intake cairan, dehidrasi.
d) Bowel (pencernaan): Ditandai dengan anoreksia, mual, muntah,
penurunan BB, tidak toleran terhadap diet, kehilangan nafsu
makan, feses bervariasi dari bentuk lunak sampai keras, diare, feses
berdarah, menurunnya bising usus.
e) Bone (muskuloskeletal): Penurunan kekuatan otot, kelemahan, dan
malaise.
B. Diagnosis dan Intervensi Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon individu,
keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan ataupun kerentanan respon terkait masalah kesehatan. Diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada pasien dengan meningioma
1. Nyeri kronis
Diagnosis Intervensi Rasional
Manajemen nyeri
1. Nyeri kronis Observasi Observasi
Subkategori: nyeri dan kenyamanan 1. Identifikasilokasi, 1. Mengetahui lokasi, karakteristik,
Kode : D.0078 karakteristik, durasi, frekuensi, durasi, frekuensi, kualitas dan
Defenisi : kualitas dan intensitas nyeri. intensitas nyeri dari pasien
Pengalaman sensorik atau emosional yang 2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui tingkat nyeri yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan dirasakan pasien
aktual atau fungsional dengan onset 3. Identifikasi factor yang 3. Mengetahaui hal-hal yang dapat
mendadak atau lambat dan berintensitas memperberat dan memperberat ataupun
ringan hingga berat da konstan yang memperingan nyeri memperingan nyeri yang
berlangsung lebih dari 3 bulan. dirasakan pasien
Penyebab:
a. Kondisi muskoloskeletal kronis 4. Identifikasi pengaruh nyeri 4. mengetahui seberapa besar rasa
b. Kerusakan system saraf pada kualitas hidup nyeri mempengarui kualitas
c. Penekanan saraf hidup pasien
d. Infeltrasi tumor Terapeutik Terapeutik
e. Ketidakseimbangan 1. Berikan teknik 1. Mengurangi tingkat nyeri pasien/
neurotransmitter, neuromodulator, nonfarmakologis untuk mengalihkan pasien dari rasa
dan reseptor mengurangi rasa nyeri (mis. nyerinya
f. Gangguan imunitas (mis.neuropati Terapi pijat, kompres
terkait HIV, virus varicella-zoster) hangat/dingin, hypnosis,
g. Gangguan fungsi metabolic relaksasi napas dalam, terapi
h. Riwayat posisi kerja statis murattal)
i. Peningkatan indek massa tubuh 2. Kontrol lingkungan yang dapat 2. Mengurangi resiko factor yang
j. Konsisi pasca trauma mempengaruhi nyeri dapat memperberat
k. Tekanan emosional Edukasi nyeri/menimbulkan nyeri
l. Riwayat penganiayaan 1. Jelaskan penyebab, periode Edukasi
(mis.fis,psikologis,seksual) dan pemicu nyeri. 1. Memberikan informasi terkait
m. Riwayat penyalahgunaan obat/zat 2. Jelaskan strategi mengatasi nyeri yang dirasakan pasien
Tanda dan gejala nyeri 2. Membantu pasien mengatasi saat
Subjektif: 3. Anjurkan untuk memonitor rasa nyeri muncul
a. Mengeluh nyeri nyeri secara mandiri 3. Pasien dapat mengetahui sendiri
b. Merasa depresi (tertekan) karakteristik, penyebak, lokasi
c. Merasa takut mengalami ceedera saat nyeri muncul
berulang Kolaborasi Kolaborasi
Objektif 1. Kolaborasi pemberian 1. Mengurangi/ menghilangkan rasa
a. Tampak meringis analgetik, jika perlu. nyeri yang dirasakan pasien
b. Gelisah
c. Tidak mampu menuntaskan
aktivitas
d. Anoreksia
e. Polatidur beubah
2. Gangguan mobilitas fisik
Diagnosis Intervensi Rasional
Dukungan Mobilisasi
Gangguan mobilitas fisik Observasi Observasi
Subkategori: aktivitas/istirahat 1. Identifikasi adanya nyeri atau 1. Untuk mengetahui ada nyeri
Kode: D.0054 keluhan fisik lainnya pada lokasi lain
Defenisi: Terapeutik Terapeutik
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi 1. Untuk mengurangi resiko
lebih ekstremitas secara mandiri dengan alat bantu (mis kursi jatuh saat bergerak
Penyebab: tempat tidur)
a. Kerusakan integritas struktur tulang 2. Libatkan keluarga untuk 2. Agar keluarga paham
b. Perubahan metabolisme membantu pasien dalam bagaimana cara
c. Ketidakbugaran fisik meningkatkan pergerakan meningkatkan pergerakan
d. Penurunan kendali, massa, kekuatan otot Edukasi
e. Keterlambatan perkembangan 1. Ajarkan mobilisasi sederhana Edukasi
f. Kekakuan sendi yang harus dilakukan (mis, terapi 1. Untuk mengembalikan
g. Kontraktur relaksasi otot progresif, duduk di aktivitas pasien agar dapat
h. Malnutrisi tempat tidur, duduk di sisi tempat bergerak normal dan
i. Gangguan musculoskeletal tidur, pindah dari tempat tidur ke memenuhi kebutuhan gerak
j. Gangguan neuromuscular kursi) harian
k. Indeks massa tubuh diatas persentil ke-75
sesuai usia
l. Efek agen farmakologis
m. Program pembatasan gera
n. Nyeri
o. Kurang terpapar informasi tentang aktivitas
fisik
p. Kecemasan
q. Gangguan kognitif
r. Gangguan sensori presepsi
Gejala dan tanda
Subjektif
a. Mengeluh sulit mengerakan ekstremitas
b. Nyeri saat bergerak
c. Enggan melakukan pergerakan
d. Merasa cemas dan bergerak
Objektif
a. Kekuatan otot meurun
b. Rentang gerak ROM
c. Sendi kaku
d. Gerakan terbatas
e. Fisik lemah
3. Resiko perfusi serebral tidak efektif
Diagnosis Intervensi Rasional
Resiko perfusi serebral tidak efektif Pemantauan tekanan intrakarnial
Subkategori : sirkulasi observasi Observasi
Kode : D.0017 1. Identifikasi penyebab TIK (mis, 1. Mengatahui penyebab TIK
Defenisi lesi menempati ruang, gangguan
Berisiko mengalami penurunan silkuasi metabolisme edema serebral,
darah keotak peningkatan tekanan vena,
Faktor resiko obstruksi aliran cairan
a. Keabnormalan masa protrombin atau serebrospinal)
masa tromboplastin parsial 2. Monitor peningkatan TD 2. Mengetaui peningkatan TD
b. Penurunan kinerja ventrikal kiri 3. Monitor penurunan tingkat 3. Mengetahui tingkat
c. Aterosklerosis aorta kesadaran kesadaran
d. Diseksi arteri 4. Monitor kadar CO2 dan 4. Mengetahui kadar CO2
e. Fibrilasi arterium pertahankan dalam rentang yang pasien
f. Tumor otak diindikasikan
g. Stenosis karotis terapeutik Terapeutik
h. Miksom atrium 1. Pertahankan sterilisasi sistem 1. Mempertahankan kebersihan
i. Aneurisma serebri pemantauan sistem pemantauan
j. Cedera kepala 2. Pertahankan posisi kepala dan 2. Mencegah terjadinya
k. Hipertensi kepala leher netral peningkatan tekanan
l. Neoplasma otak 3. Atur interval pemantauan sesuai intrakarnial
m. Infrak miokard akut kondisi pasien 3. Memantau kondisi pasien
n. Penyalahgunaan zat 4. Dokumentasi hasil pemantauan 4. Bukti dan informasi yang
o. Efeksampig tindakan (mis. Tindakan dapat digunakan untuk
operasi bypass) menentukan keputusan
Kondisi klinis Edukasi Edukasi
a. Stroke 1. Jelaskan tujuan dan prosedur 1. Untuk mengetahui proses
b. Cedera kepala pemantauan dan tujuan dilakukannya
c. Aterosklerotik aortic 2. Informasikan hasil pemantauan pemantauan
d. Infark miokard akut 2. Untuk memberikan
e. Diseksi arteri informasi terkait hasil
f. Embolisme pemantauan.
g. sindrOm sick sinus
h. Neoplasma otak
i. Miksoma atrium
j. Infeksi otak (mis. Meningitis,
ensefalitis, abses serebri)
4. Defisit perawatan diri
Diagnosis Intervensi Rasional
defisit perawatan diri Dukungan perawatan diri
Subkategori : perilaku Observasi Observasi
Kode : D.0109 1. Identifikasi usia dan budaya dalam 1. Mengetahui usia dan budaya
Defenisi membantu kebersihan diri dalam membantu kebersihan diri
tidak mampu melakukan atau menyelesaikan 2. Identfikasi jenis bantuan yang 2. Mengetahu jenis bantuan
aktivitas perawatan diri. dibutuhkan perawatan diri yang dibutuhkan
penyebab : 3. Monitor kebersihan tubuh 3. Mengetahui kebersihan tubuh
a. Gangguan musculoskeletal 4. Monitor integritas kulit 4. Mengetahui adanya integritas
b. Gangguan neuromuskular kulit
c. Kelemahan Terapeutik Terapeutik
d. Gangguan psikologis dan/ atau psikotik 1. Sediakan peralatan mandi 1. Menyiapkan alat-alat mandi
e. Penurunan motivasi atau minat 2. Sediakan lingkungan yang aman dan 2. Memberi kesan aman dan
Gejala Dan Tanda nyaman nyaman kepada pasien
Objektif 3. Membantu membersihkan gigi
a. Tidak mampu mandi/mengenakan 3. Fasilitasi menggosok gigi, sesuai 4. Membantu membersihkan tubuh
pakaian/ makan/ ketoilet/berhias secara kebutuhan 5. Menjaga kebersihan diri
mandiri 4. Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan 6. Membantu perawatan diri sesuai
b. Minat melakukan perawatan diri kurang 5. Pertahankan kebiasaan kebersihan diri tingkat kebutuhan
Subjektif 6. Berikan bantuan sesuai tingkat Edukasi
a. Menolak melakukan perawata diri kebutuhan 1. Klien dan keluarga mengetahui
kondisi klinis terkait: manfaat menjaga kebersihan
a. Stroke Edukasi: badan
b. Cedera medulla spinalis 1. Jelaskan manfaat mandi dan dampak 2. Klien dan keluarga mengetahui
c. Depresi tidak mandi terhadap kesehatan cara memandikan klien
d. Arthritis rheumatoid 2. Ajarkan kepada keluarga cara
e. Retardasi mental memandikan pasien, jika perlu
f. Delirium deminsia
g. Gangguan amnestic
h. Skizofornia dan gangguan psikotik lain
i. Fungsi penilaian terganggu.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
HARI/TANGGAL : Rabu, 19 oktober 2022
JAM PENGKAJIAN : 09.00
PENGKAJI : NURHIDAYANTI
RUANG : Sawit Depan
1. IDENTITAS
a. PASIEN
Nama : Tn.M
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 31 thn
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Petani
Pendidikan terakhir : SD sederajat
Alamat : jl. Lengke Mamuju
No. RM :993617
Diagnostik Medis : Meningioma
Tgl masuk RS :
b. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. ND
Umur : 30 Thn
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tanggga
Alamat : Jl.lengke Mamuju
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
a) Riwayat Penyakit Sekarang
1) Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri seluruh bagian kepala

2) Kronologi penyakit saat ini


Pasien masuk dengan keluhan nyeri kepala menjalar kemata
bagian kanan sejak 6 bulan yang lalu dan memberat sejak 5 hari
yang lalu, dan klien mengatakan nyeri kepala yang dirasakanya
sering mengakibatkan hilang kesadaran. Riwayat kelemahan dari
fisik terdapat pada seluruh tubuh dan klien merasakan sakit pada
bagian tubuhnya.

3) Pengaruh penyakit terhadap pasien


Klien mengatakan bahwa penyakitnya mengganggu aktivitas
sehari-harinya dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

4) Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan


Klien mengatakan bahwa dengan pelayanan kesehatan kondisinya
bisa membaik sehingga mampu melakukan aktivitas sehari-hari
seperti saat sebelum klien sakit.

b) Riwayat Penyakit Masa Lalu


1) Penyakit masa anak – anak
Klien mengatakan bahwa tidak ada penyakit yang diderita selama
masa anak-anak.

2) Imunisasi
Klien mengatakan tidak tahu jika dirinya pernah diimunisasi atau
tidak.

3) Alergi
Klien mengatakan tidak ada alergi makanan.
4) Pengalaman sakit / dirawat sebelumnya
5) Pengobatan terakhir
.

2. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

DATA GENOGRAM

G1 X X

G2 X 60
48 X

G3 22 ? ?
X X X

30 31

8 3

G1 : Klien mengatakan bahwa nenek dan kakeknya meninggal dikarena faktor usia.
G2 :Klien mengatakan bahwa bapak meninggal karena sakit stroke dan mertua meninggal karena tipoid
G3 :klien mengatakan saya dirawat karena sakit meningioma/ tumor kepala.

Keterangan:

: Pasien : Garis keturunan

: Laki-laki : Garis Penikahan

: Perempuan : Tinggal serumah

X : Meninggal
? : umur yang tidak diketahui
3. PENGKAJIAN BIOLOGIS
a) RASA AMAN DAN NYAMAN
1) Apakah ada rasa nyeri?
Klien mengatakan nyeri dibagian kepala menjalar ke mata sebelah
kanan.

Klien tampak meringis

Gambraan nyeri (NRS):

P : Nyeri karena proses penyakit

Q : Tertusuk-tusuk

R : kepala

S : Skala 8

T : 15-30 menit hilang timbul

2) Apakah mengganggu aktifitas?


Klien mengatakan nyeri mengganggu aktivitas sehari-harinya dan
menimbulkan rasa tidak nyaman.

3) Apakah yang dilakukan untuk mengurangi / menghilangkan


nyeri?
Klien mengatakan bahwa dia mengonsumsi obat antibiotik.

4) Apakah cara yang digunakan untuk mengurangi nyeri efektif?


Belum dikaji
Klien mengatakan bahwa setelah diberi obat anti nyeri maka
nyerinya akan menghilang tapi beberapa menit kemudian
nyerinya muncul lagi.

b) AKTIFITAS ISTIRAHAT – TIDUR


1) AKTIFITAS
a. Apakah klien selalu berolah raga?
Klien mengatakan dia selalu berolahraga (sepak bola) sebelum
sakit

b. Apakah klien menggunakan alat bantu dalam beraktifitas?


Klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu sebelum sakit
setelah sakit klien dibantu oleh istrinya ke wc dll.

c. Apakah ada gangguan aktifitas?


Pasien mengatakan tidak ada gangguan aktfitas sebelum sakit.

d. Berapa lama melakukan kegiatan perhari?


Klien mengatakan bahwa tidak ada waktu tertentu yang
dipergunakan dalam melakukan kegiatan.

e. Apakah klien mampunyai ketrampilan khusus?


Klien mengatakan bahwa tidak ada keterampilan khusus yang
dilakukannya.

f. Bagaimana aktifitas klien saat sakit sekarang ini? Apakah perlu


bantuan?
Klien mengatakan bahwa seluruh aktifitasnya harus dibantu
oleh keluarga karena jika tidak dibantu maka klien tidak akan
dapat melakukan aktivitas apapun.

2) ISTIRAHAT
a. Kapan dan berapa lama klien beristirahat?
Klien mengatakan istirahatnya tidak tentu, jika klien merasa
nyeri bagian kepala dia tidak bisa istirahat maupun tidur.
b. Apa kegiatan untuk mengisis waktu luang?
Klien mengatakan bahwa dia berkumpul dengan keluarga atau
menonton TV.

c. Apakah klien manyediakan waktu khusus untuk istirahat?


Klien mengatakan bahwa jika sudah waktunya untuk istiahat
maka klien akan menyudahi kegiatannya.

d. Apakah pengisian waktu luang sesuai hoby?


Klien mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan untuk
waktu luangnya merupakan salah satu hobinya.

e. Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini?


Klien mengatakan istirahatnya terganggu dan sangat susah
untuk memulai tidur akibat dari penyakit yang dialami.

3) TIDUR
a. Bagaimana pola tidur klien?
Klien mengatakan selama sakit tidurnya terganggu dan bahkan
tidak bisa tidur .

b. Apakah kondisi saat ini menganggu klien?


Klien mengatakan bahwa kondisinya sangat mengganggu pola
tidur klien.

c. Apakah klien terbiasa mengguanakan obat penenang sebelum


tidur?
Klien mengatakan bahwa tidak menggunakan obat penenang
sebelum tidur.

d. Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur? Blm dikaji


Klien mengatakan bahwa sebelum sakit klien akan menonton
TV.

e. Bagaimana kebiasaan tidur?


Klien mengatakan sebelum sakit kebiasaan tidur klien baik.
f. Berapa jam klien tidur? Bagaimana kualitas tidurnya ?
Klien mengatakan tidurya tidak pernah nyenyak selama sakit.

g. Apakah klien sering terjaga saat tidur?


Klien mengatkan tidak terjaga saat tidur.

h. Pernahkan mengalami gangguan tidur? Jenis nya?


Klien megatakan tidak pernah mengalami gangguan tidur.

c) CAIRAN
1) Berapa banyak klien minum perhari?
Klien mengatakan selama sakit minumnya hanya 1000cc

2) Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien?
Klien mengatakan bahwa dia hanya terbiasa mengonsumsi air
putih.

3) Apakah ada minuman yang tidak disukai/ dipantang?


Klien mengatakan bahwa tidak ada minuman yang dipantang.

4) Apakan klien terbiasa minum alkohol?


Klien mengatakan tidak mengonsumsi alkohol.

5) Bagainama pola pemenuhan cairan perhari?


Selama sakit klien terpasang infus RL/ 20 tpm.

6) Ada program pembatasan cairan?


Tidak ada program pembatasan cairan bagi klien.

7) Bagaimana balance cairan klien ?


Selama dirawat balance cairan klien seimbang antara output dan
inputnya.

d) NUTRISI
1) Apa yang biasa di makan klien tiap hari?
Klien mengatakan bahwa dia mengonsumsi nasi, lauk pauk dan
sayuran.
2) Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kli perhari?
Klien mengatakan makan ±3 kali per hari.

3) Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang?


Klien mengatakan bahwa tidak ada makanan yang dipantang.

4) Apakah ada riwayat alergi terhadap makanan?


Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan.

5) Apakah ada kesulitan menelan? Mengunyah?


Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam mengunyah atau
menelan makanan.

6) Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus.


Klien terpasang infus tapi tidak terpasang sonde.

7) Apakah ada yang menyebabkan gangguan pencernaan?


Klien mengatatakan bahwa tidak ada masalah pada
pencernaannya

8) Bagainama kondisi gigi geligi klien? Jumlah gigi? Gigi palsu?


Gigi klien masih lengkap, jumlahnya 32 tidak terpasang gigi
palsu

9) Kekuatan gigi?
Masih normal.

10) Adakah riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaiatan


dengan sistem pencernaan?
Klien mengatakan tidak riwayat pembedahan yang berkaitan
dengan pencernaan.
11) Adakah program DIET bagi klien ?
Klien mengatakan bahwa saat ini klien hanya mengonsumsi
makanan yang disediakan dikit rumah sakit.
e) ELIMINASI: URINE DAN FESES
1) Eliminasi feses:
a. Bagaimana pola klien dalam defekasi? Kapan, pola dan
karakteristik feses?
Klien mengatakan BAB 2-3 kali sehari

b. Apakah terbiasa menggunakan obat pelancar?


Klien mengatakan tidak menggunakan obat pelancar BAB.

c. Apakah ada kesulitan?


Klien mengatakan tidak menggunakan obat pelancar.

d. Apakah klien menggunakan alat bantu untuk defeksi?


Klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu BAB.

2) Eliminasi Urine:
a. Apakah BAK klien teratur?
Klien mengatakan BAKnya bagus.

b. Bagaimana pola , frekuensi, waktu,karakteristik serta


perubahan yang terjadi dlam miksi?
Klien mengatakan BAK 3-4 kali sehari. Urine klien tampak
kuning pekat dan tidak ada perubahan dalam BAK.

c. Apakah ada riwayat pembedahan, apakah menggunakan alat


bantu dalam miksi?
Klien mengatakan tidak ada riwayat pembedahan.

d. Bila menggunakan alat bantu sudah berapa lama?.


f) KEBUTUHAN OKSIGENASI DAN KARBONDIOKSIDA
1) PERNAFASAN.
a. Apakah ada kesulitan dalam bernafas?
Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam bernapas.
b. Apakah klien mengguanakan alat bantu pernafasan? (Ya,
jelaskan apa jenisnya)
Klien tidak menggunakan alat bantu pernapasan.

c. Posisi yang nyaman bagi klien?


Klien mengatakan posisi tidur dengan miring kiri.

d. Apakah klien terbiasa merokok?


Klien mengatakan sebelum sakit dia perokok aktif tapi selama
sakit klien berhenti merokok
e. Apakah ada alergi terhadap debu, obat- obatan dll?
Klien mengatakan tidak ada alergi obat-obatan.

f. Apakah klien pernah dirawat dengan gangguan pernafasan?


Klien mengatakan tidak pernah dirawat dengan gangguan
pernapasan.

2) KARDIOVASKULER
a. Apakah klien cepat lelah?
Klien mengatakan bahwa dia mudah lelah.

b. Apakah ada keluhan berdebar – debar? Nyeri dada yang


menyebar? Pusing? Rasa berat didada?
Klien mengatakan tidak ada rasa berdebar-debar di dada.

c. Apakah klien mengguankaan alat pacu jantung?


Klien tidak menggunakan alat pacu jantung.

d. Apakah klien mendapat obat untuk mengatasi gangguan


kardiovaskuler?
Klien mengatakan tidak gangguan kardiovaskuler.

g) PERSONAL HYGIENE
1) Bagaimana pola personal hygiene? Berapa kali mandi, gosok
gigi dll?
Istri klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien mandi
setiap hari. Semenjak masuk rumah sakit klien tidak pernah
mandi.

2) Berapa hari klien terbiasa cuci rambut?


Istri klien mengatakan selama sakit kepala klien tidak pernah
cuci rambut.

3) Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal


hygiene?
Klien dibantu dalam mandi.

h) SEX
1) Apakah ada kesulitan dalam hubungan seksual?
Klien mengatakan tidak ada kesulitan hubungan seksual.

2) Apakah penyakit sekarang mempengaruhi/mengguangggu


fungsi seksual?
Klien mengatakan tidak ada masalah.

4. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a) Psikologi.
1) Status Emosi.
a. Apakah klien dapat mengekspresikan perasaannya?
Klien mampu mengepresikan perasaannya, seperti
mengungkapkan rasa nyeri yang dialami.

b. Bagaimana suasana hati klien?


Klien mengatakan suasana hatinya baik-baik saja karena ada
istri dan keluarganya yang mendampingi di saat keadaannya
sedang sakit.

c. Bagaimana perasaan klien saat ini?


Klien mengatakan bahwa dia cemas dengan penyakitnya

d. Apa yang dilakukan bila suasana hati sedih, marah, gembira?


Klien mengatakan bahwa dia senantiasa mengingat Allah swt
dan berdzikir.

2) Konsep diri:
a. Bagaimana klien memandang dirinya?
Klien mengatakan bahwa dia mampu menjalani semua hal
yang terjadi dihidup ini.

b. Hal – hal apa yang disukai klien?


Klien mengatakan bahwa dia suka keramaian dan berkumpul
bersama keluarga.

c. Apakah klien mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan


yang ada pada dirinya?
Klien mengatakan bahwa dia mampu mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

b) Hubungan sosial:
1) Apakah klien mempunyai teman dekat?
Klien mengatakan bahwa dia mempunyai banyak teman dekat.

2) Siapa yang dipercaya klien?


Klien mengatakan percaya kepada istri dan keluarganya.

3) Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat?


Klien mengatakan bahwa dulu dia sering ikut dalam kegiatan
masyarakat.

4) Apakah pekerjaan klien sekarang? Apakah sesuai kemampuan?


Klien seorang petani dan kemampuannya untuk bekerja disawah
sudah tidak teratur
c) Spiritual.
1) Apakah klien menganut satu agama?
Klien mengatakan bahwa dia beragama islam.
2) Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan
ibadah?
Klien mengatakan bahwa dia tetap bisa beribadah meskipun
sedang sakit.

5. PEMERIKSAAN FISIK
a. KEADAAN UMUM
1) Kesadaran: GCS: E4, M5, V6 Composmentis
2) Kondisi klien secara umum: lemah
3) Tanda – tanda vital
TD: 128/82 mmHg RR: 18 x/I SpO2: 97 %
Nadi: 67 x/I Suhu: 36,7 oc
4) Pertumbuhan fisik: TB,BB,postur tubuh
TB : 160 cm
BB : tdk diketahui kg
IMT :
Postur tubuh baik
5) Keadaan kulit: wana, tekstur, kelaianan kulit.
Warna, tekstur kulit normal, tidak ada kelainan kulit.
b. PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL
1) Kepala
a) Bentuk, keadaan kulit, pertumbuhan rambut.
Bentuk kepala klien simestris, tidak ada benjolan, kulit
kepala tampak kotor, rambut tampak panjang dan kusam.
b) Mata: kebersihan, penglihatan, pupil, reflek, sklera,
konjungtiva.
Mata tampak bersih, penglihatan bagus , pupil isokor, sklera
tampak putih, kongjungtiva merah muda.
c) Telinga: bentuk, kebersihan, sekret, fungsi dan nyeri telinga?
Bentuk telinga simestris, telinga tampak bersih, klien masih
mampu mendengar dan menjawab pertanyaan yang
ditanyakan.
d) Hidung: fungsi, polip,sekret, nyeri?
Hidung tampak simestris, tidak ada benjolan, tidak sektret
dan klien mengatakan tidak ada nyeri dibagian hidung.
e) Mulut: kemampuan bicara, keadaan bibir, selaput mukosa,
warna lidah, gigi ( letak, kondisi gigi), oropharing ( bau
nafas, suara parau, dahak)
Klien mampu berbicara dengan baik, bibir simestris, mukosa
bibir agak kering, lidah merah muda, tidak ada bau napas,
tidak ada suara parau, dahak ada.
2) Leher
Bentuk, gerakan, pembesaran thyroid, kelenjar getah bening,
tonsil, JVP, Nyeri telan?
Bentuk leher tampak simestris, tidak ada pembesaran thyroid,
tidak ada defekasi trakea, tidak ada distensi vena jugularis, dan
nyeri tekan tidak ada.
3) Dada
a) Inspeksi: Bentuk dada, kelainan bentuk, retraksi otot dada,
pergerakan selama pernafasan, jenis pernafasan.
Bentuk dada simestris, tidak ada retraksi otot dada,
pernapasan reguler.
b) Auskultasi: Suara pernafasan, Bunyi jantung, suara
abnormal yang ditemuai.
Suara napas vesikuler, tidak ada bunyi jantung tambahan.
c) Perkusi: batas jantung dan paru? Dullness.
Jantung dan paru berada dalam batas normal.
d) Palpasi: simetris?, nyeri tekan? Pernafasan (kedalaman,
kecepatan), ictus kordis.
Dada simestris dan tidak ada nyeri tekan, pernapasan
reguler.
4) Abdomen
a) Inspeksi: simetris?, contour, warna kulit, vena, ostomy.
Abdomen tampak simetris, warna sawo matang.
b) Auskultasi: frekuensi dan intensitas peristaltik.
Peristaltik usus 20 x per menit.
c) Perkusi: Udara, cairan, massa/ tumor?
Tidak terdapat massa.
d) Palpasi: tonus otot, kekenyalan, ukuran organ, massa,
hernia, hepar, lien?
Tonus otot baik, kenyal, tidak terdapat massa.
5) Genetalia, Anus dan rektum
a) Inspeksi: warna, terpasang alat bantu, kelainan genital,
simpisis?
Tidak terpasang kateterisasi.
b) Palpasi: teraba penumpukan urine?
Tidak teraba adanya penumpukan urine.
6) Ekstremitas:
a) Atas: kelengkapan, kelainan jari, tonus otot, kesimetrisan
gerak, ada yang menggganggu gerak?, kekuatan otot,
gerakan otot, gerakan bahu, siku, pergelangan tangan dan
jari – jari.
Lengkap ekstremitas atas kanan dan kiri, tidak ada kelainan
jari, kekuatan otot lemah, gerakan bahu dan siku lemah,
peregerakan lemah.
b) Bawah: kelengkapan, edema perifer, kekuatan otot, bentuk
kaki, varices, gerakan otot, gerakan panggul, lutut,
pergelangan kaki dan jari – jari.
Ektremitas bawah kanan dan kiri lengkap dan simestris,
kekuatan otot kiri lemah, kekuatan otot kanan lemah, jari-
jari kaki lengkap.

4 4
3 3

6. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Pemeriksan Laboratorium
Pemeriksaan hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi Rutin
WBC 7.8 4.00-10.00 10^3/ul
RBC 5.24 4.00-6.00 10^6/ul
HGB 10.4 12.0-16.0 gr/dl
HCT 35 37.0-48.0 %
MCV 66 80.0-97.0 fL
MCH 20 26.5-33.5 pg
MCHC 30 31.5-35.0 gr/dl
PLT 377 150-400 10^3/ul
RDW-SD 37.0-54.0 fL
RDW-CV 16.7 10.0-15.0
PDW 9.5 10.0-18.0 fL
MPV 9.3 6.50-11.0 fL
P-LCR 13.0-43.0 %
PCT 0.00 0.15-0.50 %
NEUT 63.7 52.0-75.0 %
LYMPH 24.6 20.0-40.0 %
MONO 6.1 2.00-8.00 10^3/ul
EO 4.7 1.00-3.00 10^3/ul
BASO 0.9 0.00-0.10 10^3/ul
RET 0.00-0.10 10^3/ul
LED I (L<10,p <20) mm
LED Jam II
Koagulasi
PT 11.6 1.-14
INR 1.08 - --
APTT 27.7 22.0-30.0
KIMIA DARAH
GLUKOSA
GDS 123 140 mg/dl
Fungsi Ginjal
Ureum 20 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.80 L<1.3,P(<1.1) mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 13 <38 U/L
SGPT 22 <41 U/L
Albumin 4.0 3.5-5.0 gr/dl
Protein total 6.6-8.7 gr/dl
LDH 210-425 U/L
Elektrolit
natrium 146 136-145 mmol/l
kalium 3.8 3.5-5.1 mmol/l
klorida 105 97-111 mmol/l
7. Teraphi yang diberikan

No Nama Obat Dosis Rute Indikasi


Pemberian
1 Mecabolamin 500 mg intravena obat nyeri akibat
kerusakan saraf
2 Citicoline 500 mg intravena suplemen untuk
otak yang
digunakan untuk
terapi seperti
trauma kepala
3 Ranitidin 50 mg intravena obat untuk
produksi asam
lambung yang
berlebih
4 Ketorolac 30 mg intravena obat anti inflamasi
berat
5 Dexamethason 0.5 mg intravena obat antiradang
sendi
B. Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian 1. . Selama sakit klien terpasang infus RL/
20 tpm.
kepala menjalar ke mata sebelah kanan.
2. Istri klien mengatakan nyeri pada kepala 2. Ekstermitas bagian atas: kekuatan
otot lemah, gerakan bahu dan siku
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu lemah, pergerakan lemah.
3. Klien mengatakan nyeri mengganggu 3. Ektremitas bawah kanan dan kiri
lengkap dan simestris, kekuatan otot
aktivitas sehari-harinya dan menimbulkan
kiri lemah, kekuatan otot kanan lemah,
rasa tidak nyaman jari-jari kaki lengkap.
4. Klien mengatakan selama sakit minumnya 4 4
hanya 1000cc 3 3
5. Istri klien mengatakan sebelum masuk rumah 4. Klien tampak meringis
sakit klien mandi setiap hari. Semenjak 5. Klien mengatakan bahwa dia cemas
masuk rumah sakit klien tidak pernah mandi dengan penyakitnya
6. Klien mengatakan badannya terasa sakit dan 6. Pemberian obat Mecabolamin 500
lemas mg/IV,
7. Istri klien mengatakan seluruh aktivitasnya 7. Gambraan nyeri (NRS):
P : Nyeri karena proses penyakit
dibantu seperti masuk Wc dll
Q : Tertusuk-tusuk
R : kepala
S : Skala 8
T : 15-30 menit hilang timbul
8. Bentuk kepala klien simestris, tidak ada
benjolan, kulit kepala tampak kotor,
rambut tampak panjang dan kusam.
9. Kuku panjang dan tampak kotor
10. Tanda – tanda vital
TD: 128/82 mmHg
RR: 18 x/I
SpO2: 97 %
Nadi: 67 x/I
Suhu: 36,7 oc
C. Kategorisasi Data
Kategorisasi dan Sub Data Subjektif dan Objektif
Kategorisasi
Fisiologis Respirasi -

Data Objektif
1. Tanda – tanda vital
TD: 128/82 mmHg
RR: 18 x/I
Sirkulasi
SpO2: 97 %
Nadi: 67 x/I
Suhu: 36,7 oc

subjektif
1. Klien mengatakan selama sakit minumnya hanya 1000cc
Nutrisi dan
Cairan objektif
1. Selama sakit klien terpasang infus RL/ 20 tpm.
Eliminasi -
Aktivitas dan Data Subjektif
Istirahat 1. Klien mengatakan seluruh badannya terasa lemas dan sakit
2. Istri klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu seperti masuk wc dll
Data Objektif
1. Ekstermitas bagian atas: kekuatan otot lemah, gerakan bahu dan siku lemah, pergerakan lemah.
2. Ektremitas bawah kanan dan kiri lengkap dan simestris, kekuatan otot kiri lemah, kekuatan otot
kanan lemah, jari-jari kaki lengkap.
4 4
3 3
-
Neurosensory
Reproduksi -

dan
Seksualitas
Nyeri dan Data Subjektif
Psikologis Kenyamanan
1. Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian kepala menjalar ke mata sebelah kanan.
2. Istri klien mengatakan nyeri pada kepala dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
3. Klien mengatakan nyeri mengganggu aktivitas sehari-harinya dan menimbulkan rasa tidak nyaman
4. Klien mengatakan bahwa dia cemas dengan penyakitnya
Data Objektif
1. Klien tampak meringis
2. Pemberian obat Mecabolamin 500 mg/IV,
3. Gambraan nyeri (NRS):
P : Nyeri karena proses penyakit
Q : Tertusuk-tusuk
R : kepalaS : Skala 8
T : 15-30 menit hilang timbul
-
Integritas Ego

Pertumbuhan
dan
Perkembangan

Data Subjektif
1. Istri klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien mandi setiap hari. Semenjak masuk rumah
sakit klien tidak pernah mandi.
Kebersihan Data Objektif
Diri 1. Bentuk kepala klien simestris, tidak ada benjolan, kulit kepala tampak kotor, rambut tampak panjang
Perilaku dan kusam.
2. Kuku panjang dan tampak kotor
3. Kulit tampak kotor
Penyuluhan -

dan
Pembelajaran
-
Relasional Interaksi Sosial
Lingkunga Keamanan dan -

n Proteksi
D. Analisa Data
NO. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. Data Subjektif Tumor Nyeri Kronis

1. Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian kepala menjalar ke tulang tengkorak tidak dapat meluas
mata sebelah kanan.
2. Istri klien mengatakan nyeri pada kepala dirasakan sejak 6 mendesak ruang intracranial
bulan yang lalu
3. Klien mengatakan nyeri mengganggu aktivitas sehari-harinya peningkatan TIK
dan menimbulkan rasa tidak nyaman
penekanan jaringan otak
Data Objektif
spinal cord
1. Klien tampak meringis
2. Pemberian obat Mecabolamin 500 mg/IV, Nyeri kronis
3. Gambraan nyeri (NRS):

P : Nyeri karena proses penyakit

Q : Tertusuk-tusuk

R : kepala

S : Skala 8

T : 15-30 menit hilang timbul

2. Data Subjektif Tumor Gangguan Mobilitas Fisik


1. Klien mengatakan seluruh badannya terasa lemas dan sakit
2. Istri klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu seperti masuk
wc dll gangguan neurogenik
Data Objektif
1. Tanda – tanda vital
gangguan mobilitas fisik
TD: 128/82 mmHg RR: 18 x/I
SpO2: 97 % Nadi: 67 x/I Suhu: 36,7 oc
2. Ekstermitas bagian atas: kekuatan otot lemah, gerakan bahu dan
siku lemah, pergerakan lemah.
3. Ektremitas bawah kanan dan kiri lengkap dan simestris, kekuatan
otot kiri lemah, kekuatan otot kanan lemah, jari-jari kaki lengkap.
4 4
3 3
3. Data Subjektif peningkatan TIK Defisit perawatan diri
1. Istri klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien mandi
setiap hari. Semenjak masuk rumah sakit klien tidak pernah penekanan jaringan otak
mandi.
foramen magnum
Data Objektif

1. Bentuk kepala klien simestris, tidak ada benjolan, kulit kepala paraparesis
tampak kotor, rambut tampak panjang dan kusam.
2. Kuku panjang dan tampak kotor bedrest/imobilisasi
3. Kulit tampak kotor
Defisit perawatan diri
4 Data Subjektif Tumor Ansietas

1. Pasien mengatakan bahwa dia cemas dengan peningkatan TIK


penyakitnya
oklusi vena
2. Istri pasien mengatakan suaminya kurang tidur
Data Objektif papil edema

1. Pasien tampak gelisah gelisah, depresi atau paranoid


2. Tanda – tanda vital
Ansietas
TD: 128/82 mmHg RR: 18 x/I
SpO2: 97 % Nadi: 67 x/I Suhu: 36,7 oc

E. Diagnosis Keperawatan
No. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf ditandai dengan:
Data Subjektif
1. Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian kepala menjalar ke mata sebelah kanan.
2. Istri klien mengatakan nyeri pada kepala dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
3. Klien mengatakan nyeri mengganggu aktivitas sehari-harinya dan menimbulkan rasa tidak nyaman
Data Objektif
1. Klien tampak meringis
2. Pemberian obat Mecabolamin 500 mg/IV,
3. Gambraan nyeri (NRS):
P : Nyeri karena proses penyakit
Q : Tertusuk-tusuk
R : kepala
S : Skala 8
T : 15-30 menit hilang timbul
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan:
Data Subjektif
1. Klien mengatakan seluruh badannya terasa lemas dan sakit
2. Istri klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu seperti masuk wc dll

Data Objektif
1. Tanda – tanda vital
TD: 128/82 mmHg RR: 18 x/I SpO2: 97 % Nadi: 67 x/I Suhu: 36,7 oc

2. Ekstermitas bagian atas: kekuatan otot lemah, gerakan bahu dan siku lemah, pergerakan lemah.
3. Ektremitas bawah kanan dan kiri lengkap dan simestris, kekuatan otot kiri lemah, kekuatan otot kanan lemah, jari-jari kaki lengkap.
4 4
3 3
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal ditandai dengan:
Data Subjektif
1. Istri klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien mandi setiap hari. Semenjak masuk rumah sakit klien tidak pernah mandi.
Data Objektif
1. Bentuk kepala klien simestris, tidak ada benjolan, kulit kepala tampak kotor, rambut tampak panjang dan kusam.
2. Kuku panjang dan tampak kotor
3. Kulit tampak kotor
4. Ansietas berhubungan dengan penyakit kronis ditandai dengan :
Data Subjektif
3. Pasien mengatakan bahwa dia cemas dengan penyakitnya
4. Istri pasien mengatakan suaminya kurang tidur
Data Objektif
3. Pasien tampak gelisah
4. Tanda – tanda vital
TD: 128/82 mmHg
RR: 18 x/I
SpO2: 97 %
Nadi: 67 x/I
Suhu: 36,7 oc
F. Intervensi keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Luaran Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan Setelah Manajemen nyeri
saraf ditandai dengan: dilakukan Observasi Observasi
intervensi selama 1. Identifikasilokasi, karakteristik, durasi, 1. Mengetahui lokasi, karakteristik, durasi,
Data Subjektif 2x24 jam maka frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri. frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri dari
nyeri berkurang, 2. Identifikasi skala nyeri pasien
1. Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian dan kenyamanan 2. Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan
kepala menjalar ke mata sebelah kanan. meningkat.denga pasien
2. Istri klien mengatakan nyeri pada kepala n kriteria Hasil: 3. Identifikasi factor yang memperberat dan 3. Mengetahaui hal-hal yang dapat
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu - Keluhan nyeri memperingan nyeri memperberat ataupun memperingan nyeri
3. Klien mengatakan nyeri mengganggu menurun yang dirasakan pasien
aktivitas sehari-harinya dan menimbulkan - Tidak tampak 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas 4. mengetahui seberapa besar rasa nyeri
rasa tidak nyaman meringis hidup mempengarui kualitas hidup pasien
Data Objektif Terapeutik Terapeutik
1. Mengurangi tingkat nyeri pasien/
1. Klien tampak meringis 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengalihkan pasien dari rasa nyerinya
2. Pemberian obat Mecabolamin 500 mg/IV, mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi pijat,
3. Gambraan nyeri (NRS): kompres hangat/dingin, hypnosis, relaksasi
napas dalam, terapi murattal)
P : Nyeri karena proses penyakit 2. Mengurangi resiko factor yang dapat
2. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri memperberat nyeri/menimbulkan nyeri
Q : Tertusuk-tusuk
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu Edukasi
R : kepala
nyeri. 1. Memberikan informasi terkait nyeri yang
S : Skala 8 2. Jelaskan strategi mengatasi nyeri dirasakan pasien
3. Anjurkan untuk memonitor nyeri secara 2. Membantu pasien mengatasi saat rasa nyeri
T : 15-30 menit hilang timbul mandiri muncul
3. Pasien dapat mengetahui sendiri
karakteristik, penyebak, lokasi saat nyeri
muncul
Kolaborasi Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu. 1.Mengurangi/ menghilangkan rasa nyeri yang
dirasakan pasien.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubugan dengan
Setelah Dukungan Mobilisasi Observasi
dilakukan Observasi
nyeri ditandai dengan: intervensi selama 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik 1. Untuk mengetahui ada nyeri pada lokasi lain
2x24 jam maka lainnya
Data Subjektif kemampuan Terapeutik Terapeutik
dalam 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
1. klien mengatakan seluruh badannya terasa lemas 1. Untuk mengurangi resiko jatuh saat bergerak
mengerakkan bantu (mis kursi tempat tidur)
dan sakit fisiknya 2. Agar keluarga paham bagaimana cara
2. Libatkan keluarga untuk membantu pasien
meningkat meningkatkan pergerakan
2. istri klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu dengan Kriteria dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
Edukasi
seperti masuk WC dll Hasil: 1. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
- Pergerakan 1. Untuk mengembalikan aktivitas pasien agar
Data Objektif dilakukan (mis, terapi relaksasi otot dapat bergerak normal dan memenuhi
ekstremitas
1. Tanda – tanda vital progresif, duduk di tempat tidur, duduk di kebutuhan gerak harian
meningkat
sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
- Kekuatan
TD: 128/82 mmHg RR: 18 x/I otot kursi)
meningkat
SpO2: 97 % Nadi: 67 x/I Suhu: 36,7 oc
- Nyeri
menurun
2. Ekstermitas bagian atas: kekuatan otot
lemah, gerakan bahu dan siku lemah,
pergerakan lemah.
3. Ektremitas bawah kanan dan kiri lengkap dan
simestris, kekuatan otot kiri lemah, kekuatan
otot kanan lemah, jari-jari kaki lengkap.
4 4
3 3

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Setelah Dukungan perawatan diri


gangguan muskuloskeletal ditandai dengan: dilakukan
Data Subjektif intervensi selama Observasi Observasi
2x24 jam maka
1. Istri klien mengatakan sebelum kemampuan 1. Identifikasi usia dan budaya dalam 1. Mengetahui usia dan budaya
masuk rumah sakit klien mandi setiap melakukan atau membantu kebersihan diri dalammembantu kebersihan diri
hari. Semenjak masuk rumah sakit menyelesaikan 2. Identfikasi jenis bantuan yang dibutuhkan 2. Mengetahu jenis bantuan perawatan diri
klien tidak pernah mandi. aktifitas 3. Monitor kebersihan tubuh yang dibutuhkan
perawatan diri 4. Monitor integritas kulit 3. Mengetahui kebersihan tubuh
Data Objektif meningkat degan 4. Mengetahui adanya integritas kulit
Kriteria Hasil: Terapeutik
1. Bentuk kepala klien simestris, tidak ada - Kemampua mandi Terapeutik
benjolan, kulit kepala tampak kotor, rambut meningkat 1. Sediakan peralatan mandi
2. Sediakan lingkungan yang aman dan 1. Menyiapkan alat-alat mandi
tampak panjang dan kusam. - Mempertahankan
nyaman 2. Memberi kesan aman dan nyaman kepada
2. Kuku panjang dan tampak kotor kebersihan diri
3. Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuhan pasien
3. Kulit tampak kotor meningkat
- Minat melakukan 4. Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
perawatan diri 5. Pertahankan kebiasaan kebersihan diri 3. Membantu membersihkan gigi
meningkat 6. Berikan bantuan sesuai tingkat kebutuhan
Edukasi: 4. Membantu membersihkan tubuh
1. Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak 5. Menjaga kebersihan diri
mandi terhadap kesehatan 6. Membantu perawatan diri sesuai tingkat
2. Ajarkan kepada keluarga cara memandikan kebutuhan
pasien, jika perlu Edukasi
1. Klien dan keluarga mengetahui manfaat menjaga
kebersihan badan,
2. Klien dan keluarga mengetahui cara
memandikan klien
4. Setelah Terapi Relaksasi Observasi
Ansietas berhubungan dengan penyakit kronis Observasi
dilakukan 1. Mengetahui kemampuan pasien sebelum
1. Identifikasi penurunan tingkat energi,
ditandai dengan : intervensi selama melakukan tehnik relaksasi
ketidak mampuan berkonsentrasi atau gejala
Data Subjektif 2x24 jam maka lain yang menganggu kemampuan kognitif
tingkat ansietas 2. Identifikasi tehnik relaksasi yang pernah 2. Mengetahui tindakan yang tepat untuk
menurun degan efektif digunakan dilakukan
1. Pasien mengatakan bahwa dia cemas dengan Kriteria Hasil:
3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, 3. Mengetahui adanya perubahan setelah
- Perilaku tekanan darah seblum dan sesudah latihan tindakan diberikan
penyakitnya
gelisah 4. Monitor respond terhadap terapi relaksasi 4. Mengevaluasi perasaan setelah tidakan
2. Istri pasien mengatakan suaminya kurang menurun dilakukan
- Frekuensi
Terapeutik
tidur pernafasan Terapeutik
Data Objektif meningkat
1. Ciptakan lingkungan tenangdan tanpa 1. Memberikan rasa nyaman kepada pasien
- Frekuensi
1. Pasien tampak gelisah nadi cukup gangguan dengan pencahayaan dan suhu
2. Tanda – tanda vital meningkat ruangan nyaman, jika memungkinkan
- Tekanan
2. Gunakan nada suara lembut dengan 2. Agar pasien merasa rileks
darah normal irama lambat dan berirama
TD: 128/82 mmHg
- Pola tidur Edukasi
Edukasi
RR: 18 x/I membaik
1. Memberikan informasi yang jelas
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia terhadap tindakan yang diberikan
SpO2: 97 % 2. Memudahkan pasien selama melakukan
2. Anjurkan mengambil posisi yang
nyaman tehnik relaksasi
Nadi: 67 x/I 3. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi 3. Untuk mebuat pasien lebih rileks dan
relaksasi tenang
Suhu: 36,7 oc 4. Anjurkan sering mengulangi atau 4. Agar pasien dapat melakukan secara
melatih tehnik yang dipilih mandiri
5. Demostrasikan dan latih tehnik yang 5. Memberikan atau mengambarkan secara
dipilih (napas dalam, peregangan, atau jelas kepada pasien tehnik yang
imajinasi terbimbing) diberikan.
G. Implementasi keperawatan
NO DIAGNOSIS HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI NAMA
JELAS
1. Nyeri kronis berhubungan dengan Rabu, 19 oktober Manajemen nyeri Nurhidayanti
penekanan saraf ditandai dengan: 2022 09.15 Observasi
1. Identifikasilokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
Data Subjektif intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
4. Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian
kepala menjalar ke mata sebelah kanan. 3. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Istri klien mengatakan nyeri pada kepala 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
6. Klien mengatakan nyeri mengganggu
aktivitas sehari-harinya dan Terapeutik
menimbulkan rasa tidak nyaman
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
Data Objektif Terapi pijat, kompres hangat/dingin, hypnosis, relaksasi napas
dalam, terapi murattal)
4. Klien tampak meringis 2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
5. Pemberian obat Mecabolamin 500 mg/IV, Edukasi
6. Gambraan nyeri (NRS): 4. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
5. Jelaskan strategi mengatasi nyeri
P : Nyeri karena proses penyakit
6. Anjurkan untuk memonitor nyeri secara mandiri
Q : Tertusuk-tusuk
Kolaborasi
R : kepala
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
S : Skala 8

T : 15-30 menit hilang timbul


2. Gangguan mobilitas fisik berhubugan dengan kamis. 20 oktober Dukungan Mobilisasi Nur hidayanti
nyeri ditandai dengan: 2022. Jam 08.30 Observasi
Data Subjektif 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
1. klien mengatakan seluruh badannya terasa Terapeutik
lemas dan sakit 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis kursi tempat
tidur)
2. istri klien mengatakan semua aktivitasnya
2. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
dibantu seperti masuk WC dll
pergerakan
Data Objektif Edukasi
1.Tanda – tanda vital
1. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis, terapi
TD: 128/82 mmHg RR: 18 x/I relaksasi otot progresif, duduk di tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
SpO2: 97 % Nadi: 67 x/I

Suhu: 36,7 oc

2. Ekstermitas bagian atas: kekuatan otot


lemah, gerakan bahu dan siku lemah,
pergerakan lemah.
4. Ektremitas bawah kanan dan kiri lengkap
dan simestris, kekuatan otot kiri lemah,
kekuatan otot kanan lemah, jari-jari kaki
lengkap.
4 4
3 3

3. Defisit perawatan diri berhubungan 20.Oktober 2022 Dukungan perawatan diri Nurhidayanti
dengan gangguan muskuloskeletal jam:08.00
ditandai dengan: Observasi
Data Subjektif
1. Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
1.Istri klien mengatakan sebelum 2. Identfikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
masuk rumah sakit klien mandi 3. Monitor kebersihan tubuh
setiap hari. Semenjak masuk 4. Monitor integritas kulit
rumah sakit klien tidak pernah
mandi. Terapeutik

Data Objektif 1. Sediakan peralatan mandi


2. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
1. Bentuk kepala klien simestris, tidak ada 3. Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuhan
benjolan, kulit kepala tampak kotor, 4. Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
rambut tampak panjang dan kusam. 5. Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
2. Kuku panjang dan tampak kotor 6. Berikan bantuan sesuai tingkat kebutuhan
3. Kulit tampak kotor Edukasi:
1. Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan
Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien, jika perlu

H. Evaluasi keperawatan

NO DIAGNOSIS HARI/TGL/JAM EVALUASI (SOAP) NAMA JELAS


1. Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan Rabu, 19 oktober S : Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian kepala menjalar ke mata Bau Santi Nur
2022 09.15 sebelah kanan
saraf ditandai dengan: O: klien tampak meringis
Data Subjektif - Gambraan nyeri (NRS):
1. Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian kepala P : Nyeri karena proses penyakit
menjalar ke mata sebelah kanan.
2. Istri klien mengatakan nyeri pada kepala dirasakan Q : Tertusuk-tusuk
sejak 6 bulan yang lalu
3. Klien mengatakan nyeri mengganggu aktivitas R : kepala
sehari-harinya dan menimbulkan rasa tidak nyaman
S : Skala 8
Data Objektif
T : 15-30 menit hilang timbul
1. Klien tampak meringis
2. Pemberian obat Mecabolamin 500 mg/IV, A: nyeri yang dirasakan belum teratasi
3. Gambraan nyeri (NRS): P: intervensi dilanjutkan
Manajemen nyeri
P : Nyeri karena proses penyakit Observasi
1. Identifikasilokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
Q : Tertusuk-tusuk intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
R : kepala
3. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
S : Skala 8
4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
T : 15-30 menit hilang timbul
Terapeutik

1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri


(mis. Terapi pijat, kompres hangat/dingin, hypnosis, relaksasi
napas dalam, terapi murattal)
2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Edukasi
3. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
4. Jelaskan strategi mengatasi nyeri
5. Anjurkan untuk memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.


kamis,20 oktober S : Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian kepala menjalar ke mata Nur hidanyanti
2022 sebelah kanan
O: klien tampak meringis
- Gambraan nyeri (NRS):
P : Nyeri karena proses penyakit Q : Tertusuk-tusuk

R : kepala S : Skala 8

T : 15-30 menit hilang timbul

A: nyeri yang dirasakan teratasi tapi nyerinya hilang


timbul
P: intervensi dilanjutkan
Manajemen nyeri
Observasi
1. Identifikasilokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. Terapi pijat, kompres hangat/dingin, hypnosis, relaksasi
napas dalam, terapi murattal)
2. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Edukasi
3. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
4. Jelaskan strategi mengatasi nyeri
5. Anjurkan untuk memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

Jum’at 21.oktober S : Klien mengatakan bahwa nyeri dibagian kepala menjalar ke mata
2022. 10.00 sebelah kanan
O: klien tampak meringis
- Gambraan nyeri (NRS):
P : Nyeri karena proses penyakit Q : Tertusuk-tusuk

R : kepala S : Skala 8

T : 15-30 menit hilang timbul

A: nyeri yang dirasakan teratasi tapi nyerinya hilang


timbul
P: intervensi dilanjutkan tapi diajurkan untuk melakukan
secara mandiri
Manajemen nyeri
Observasi
5. Identifikasilokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri.
6. Identifikasi skala nyeri
7. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
8. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Terapeutik
6. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. Terapi pijat, kompres hangat/dingin, hypnosis, relaksasi
napas dalam, terapi murattal)
7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Edukasi
8. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
9. Jelaskan strategi mengatasi nyeri
10. Anjurkan untuk memonitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


2. Gangguan mobilitas fisik berhubugan dengan nyeri
kamis. 20 oktober S : istri klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu seperti masuk
2022. Jam 08.30 WC
ditandai dengan:
O:
Data Subjektif
- Ekstermitas bagian atas: kekuatan otot lemah, gerakan
1. klien mengatakan seluruh badannya terasa lemas dan
bahu dan siku lemah, pergerakan lemah.
sakit
- Ektremitas bawah kanan dan kiri lengkap dan simestris,
2. istri klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu
kekuatan otot kiri lemah, kekuatan otot kanan lemah, jari-
seperti masuk WC dll
jari kaki lengkap.
Data Objektif
4 4
1.Tanda – tanda vital
3 3
TD: 128/82 mmHg RR: 18 x/I
A: gangguan mobilitas fisik belum teratasi
SpO2: 97 % Nadi: 67 x/I Suhu: 36,7 oc
P: intervensi dilanjutkan
Dukungan Mobilisasi
2.Ekstermitas bagian atas: kekuatan otot lemah, Observasi
gerakan bahu dan siku lemah, pergerakan lemah. 2. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Terapeutik
3.Ektremitas bawah kanan dan kiri lengkap dan 3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis kursi
simestris, kekuatan otot kiri lemah, kekuatan otot tempat tidur)
4. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
kanan lemah, jari-jari kaki lengkap. meningkatkan pergerakan
4 4 Edukasi
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis, terapi
3 3
relaksasi otot progresif, duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan S : Istri klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien Nur hidanyati
gangguan muskuloskeletal ditandai dengan: mandi setiap hari. Semenjak masuk rumah sakit klien
Data Subjektif tidak pernah mandi.

1.Istri klien mengatakan sebelum masuk rumah O: - Bentuk kepala klien simestris, tidak ada benjolan, kulit kepala
sakit klien mandi setiap hari. Semenjak tampak kotor, rambut tampak panjang dan kusam
masuk rumah sakit klien tidak pernah mandi.
- .Kuku panjang dan tampak kotor
Data Objektif - Kulit tampak kotor

1. Bentuk kepala klien simestris, tidak ada benjolan, A: risiko integritas jaringan kulit teratasi
kulit kepala tampak kotor, rambut tampak panjang P: intervensi dilanjutkan oleh keluarga
dan kusam. Dukungan perawatan diri
2. Kuku panjang dan tampak kotor
3. Kulit tampak kotor Observasi
1. Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
2. Identfikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
3. Monitor kebersihan tubuh
4. Monitor integritas kulit

Terapeutik

1. Sediakan peralatan mandi


2. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
3. Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuhan
4. Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
5. Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
6. Berikan bantuan sesuai tingkat kebutuhan
Edukasi:
1. Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap
kesehatan

Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien, jika perlu


DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, Vina Karina. 2021. “Faktor Risiko Meningioma Orbitokranial Pada Wanita

Pengguna Kontrasepsi Hormonal.”

Sunantara, I Gusti Ngurah Made Cesar Vajrashrava, Ni Putu Sriwidyani, Ni Putu

Ekawati, and Herman Saputra. 2021. “Gambaran Klinikopatologi Pasien

Meningioma Dari Tahun 2014 - 2018 Di RSUP Sanglah Denpasar.” Jurnal Medika

Udayana 10 (3): 77–82.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai