Oleh :
BAGHASE PRASETYO
202001012
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Kritis ini disusun untuk memenuhi tugas
Praktik Klinik II Pada Tanggal 27 November 2023 diruang ICU RSUD Kabupaten Kediri
oleh mahasiswa prodi sarjana keperawatan STKES Karya Husada Kediri.
Nama : Baghase Prasetyo
NIM : 202001012
Judul : Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada masalah Tumor Otak di
ruang ICU RSUD Kabupaten Kediri.
Kediri, 28 November 2023
Mahasiswa
Baghase Prasetyo
NIM.202001012
Dosen Pembimbing Clinical Intructor (CI)
Etiologi
Pertumbuhan sel
abnormal
Massa pada
cerebral
Inflitrasi jaringan
pada serebral
Depresi, Gelisah,
Nyeri Akut Defisit Nutrisi
Paranoid
Ansietas
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang
1) CT Scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit
otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-
gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2) Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3) Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan
patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan
proses-proses infeksi (abses cerebri).
4) Biopsi stereostatik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5) Angiografi serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral
6) Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang
1.1.8 Penatalaksanaan
Faktor –faktor prognostik sebagai pertimbangan penatalaksanaan:
1) Usia.
2) General Health
3) Ukuran Tumor
4) Lokasi Tumor
5) Jenis Tumor
Untuk tumor otak metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu :
1) Pembedahan
Tumor jinak sering kali dapat ditangani dengan eksisi komplet dan pembedahan
merupakan tindakan yang berpotensi kuratif, untuk tumor primer maligna, atau
sekunder biasanya sulit disembuhkan. Pembedahan tumor biasanya harus melalui
diagnosis yang histologis terlebih dahulu.
2) Terapi Medikamentosa
a) Antikonvulsan untuk epilepsy
b) Kortikosteroid (dekstrametason) untuk peningkatan tekanan intrakranial.
Steroid juga dapat memperbaiki defisit neurologis fokal sementara dengan
mengobati edema otak
c) Kemoterapi diindikasikan pada beberapa kasus glioma, sebagai ajuvan
pembedahan dan radioterapi dengan pengawasan unit spesialistik neuro
onkologi.
3) Terapi Radiasi
Radioterapi konvensional menghantarkan radiasi menggunakan akselerator linier.
Dosis standar untuk tumor otak primer kurang lebih 6.000 Gy yang diberikan lima
kali seminggu selama 6 minggu. Untuk klien dengan tumor metastasis, dosis
standar radiasi kurang lebih 3.000 Gy. Dosis pasti akan bergantung pada
karakteristik tumor, volume jaringan yang harus diradiasi biasanya diberikan
dalam periode yang lebih pendek untuk melindungi jaringan normal di sekitarnya.
Bentuk lain dari terapi radiasi, walaupun tidak dianggap konvensional dan belum
tersedia luas, adalah terapi radiasi partikel berat, radioterapi neutron cepat, terapi
fotodinamik, dan terapi tangkapan neutron boron. Walaupun penggunaanya luas,
terapi radiasi bukan tanpa konsekuensi
1.1.9 Komplikasi
Adapun komplikasi - komplikasi yang ditimbulkan dari tumor otak adalah:
1) Peningkatan tekanan intracranial
Peningkatan tekanan intracranial terjadi saat salah satu maupun semua factor yang
terdiri dari massa otak, aliran darah ke otak serta jumlah cairan serebrospinal
mengalami peningkatan. Peningkatan dari salah satu factor diatas akan memicu :
a. Edema serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebihan terakumulasi disekitar lesi sehingga
menambah efek massa yang mendesak.
b. Hidrosefalus
Hidrosefalus terjadi akibat peningkatan produksi CSS ataupun karena adanya
gangguan sirkulasi dan absorbs CSS. Pada tumor otak, massa tumor akan
mengobstruksi aliran CSS sehingga memicu terjadinya hidrosefalus.
c. Herniasi otak
Peningkatan tekanan intracranial dapat mengakibatkan herniasi sentra, unkus,
dan singuli. Herniasi serebellum akan menekan mesensefalon sehingga
menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga
(okulomotor).
2) Epilepsy
Epilepsi diakibatkan oleh adanya perangsangan atau gangguan di dalam selaput
otak (serebral cortex) yang disebabkan oleh adanya massa tumor.
3) Berkurangnya fungsi neurologis
Gejala berkurangnya fungsi neurologis karena hilangnya jaringan otak adalah
khas bagi suatu tumor ganas. Penurunan fungsi neurologis ini tergantung pada
bagian otak yang terkenan tumor.
4) Ensefalopati radiasi.
5) Metastase ke tempat lain
6) Kematian
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan Kritis Tumor Otak
1.2.1 Pengkajian
1) Data Subjektif
a) Data demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya : nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/ bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan,
dan penanggung biaya.
b) Riwayat sakit dan kesehatan
Keluhan Utama : biasanya klien mengeluh nyeri kepala
c) Riwayat penyakit saat ini
Klien mengeluh nyeri kepala, muntah, papiledema, penurunan tingkat
kesadaran, penurunan penglihatan atau penglihatam double, ketidakmampuan
sensasi (parathesia/ anasthesia), hilangnya ketajaman atau diplopia
d) Riwayat penyakit dahulu Klien pernah mengalami pembedahan kepala
e) Riwayat penyakit keluarga Adakah penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang,
yaitu riwayat keluarga dengan tumor kepala
f) Pengkajian psiko-sosio-spiritual Perubahan kepribadian dan perilaku klien,
perubahan mental, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan
hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya perubahan
peran.
2) Data Objektif
a) B1 (Breathing)
Bentuk dada : normal
Sesak nafas : ya
Pola nafas : tidak teratur
Batuk : tidak
Suara nafas : normal
Retraksi otot bantu nafas : ya
alat bantu pernafasan : Ya (O2 2lpm)
b) B2 (Blood)
Irama jantung : irregular
Nyeri dada : tidak
Bunyi jantung : normal
Akral : hangat
Nadi : bradicardi
Tekanan darah : meningkat
c) B3 (Brain)
Penglihatan (mata) : penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman/
diplopia
Pendengaran (telinga) : terganggu bila mengenai lobus temporal
Penciuman (hidung) : mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus
frontal
Pengecapan (lidah) : ketidakmampuan sensasi (parathesia/ anasthesia)
Afasia : kerusakan/ kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/
kesulitan berkata-kata, reseotiff/ berkata-kata komprehensif, maupun
kombinasi dari keduanya.
Ekstremitas : kelemahan/ paralysis genggaman tangan tidak seimbang,
berkurangnya reflex tandon
GCS : skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien/
apakah dalam kondisi koma atau tidak dengan menilai respon pasien
terhadap rangsangan yang diberikan
d) B4 (Bladder)
Kebersihan : bersih
Bentuk alat kelamin : normal
Uretra : normal
Produksi urine : normal
e) B5 (Bowel)
Nafsu makan : menurun
Porsi makan : setengah
Mulut : bersih
Mukosa : lembab
f) B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi : bebas
Kondisi tubuh : kelelahan
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d nyeri kepala
2. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif b/d nekrosis jaringan serebral
3. Intoleransi Aktivitas b/d kerusakan fungsi motorik
4. Defisit Nutrisi b/d mual dan muntah
5. Ansietas b/d papiledema
6. Defisit Perawatan Diri b/d kurang perawatan diri
1.2.3 Intervensi
1.2.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat dalam membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi menuju
kesehatan yang lebih baik yang sesuai dengan intervensi atau rencana keperawatan
yang telah dibuat sebelumnya (Potter, 2015)
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi atau tahap penilaian merupakan tindakan perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga
kesehatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien mencapai tujuan
yang disesuaikan dengan kriteria hasil padaa tahap perencanaan (Wahyuni, 2016).
Teknik penulisan SOAP menurut Ali (2009), adalah sebagai berikut:
S (Subjective): bagian ini meliputi data subjektif atau informasi yang didapatkan dari
klien setelah mendapatkan tindakan, seperti klien menguraikan gejala sakit atau
menyatakan keinginannya untuk mengetahui tentang pengobatan. Ada tidaknya data
subjektif dalam pencatatan perkembangan tergantung pada keakutan penyakit klien.
DAFTAR PUSTAKA
Devi, M. 2014. Asuhan keperawatan pada an. r dengan gangguan sistem persarafan: post
kraniofaringioma di melati rsud dr. moewardi surakarta
Herdman, T. Heather & Shigemi Kamitsuru. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis
Keperwatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Yueniwati, Y. 2017. Pencitraan Pada Tumor Otak: Modalitas Dan Interpretasinya. Edisi
Edisi Pert. Malang: UB Media.