Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP KEPERWATAN KRITIS

TENTANG TUMOR OTAK

DI SUSUN OLEH

IRWANTO ANA KAKA

2018610035

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI MALANG

2022
A. Definisi tumor otak

Tumor Otak adalah tumbuhnya sel abnormal pada otak. Banyak jenis tumor yang berbeda-beda.
Beberapa tumor otak bukan merupakan kanker (jinak) dan beberapa tumor otak lainnya adalah
kanker (ganas). Tumor otak dapat berasal dari otak (tumor otak primer) atau kanker yang berasal
dari bagian tubuh lain dan merambat ke otak (tumor otak sekunder / metastatik).

B. Etiologi Tumor Otak

Tidak ada faktor etiologi jelas yang telah ditemukan untuk tumor otak primer. Walaupun
tipe sel yang berkembang menjadi tumor sering kali dapat diidentifikasi, mekanisme yang
menyebabkan sel bertindak abnormal tetap belum diketahui. Kecenderungan keluarga,
imunosupresi, dan faktor-faktor lingkungan sedang diteliti. Waktu puncak untuk kejadian tumor
otak adalah decade kelima dan ketujuh. Selain itu, pria terkena lebih sering dari pada wanita.

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti. Adapun faktor-faktor
yang perlu ditinjau, yaitu :
a. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga. Dibawah 5% penderita glioma mempunyai sejarah keluarga yang menderita
brain tumor. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap
sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas.
Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan
adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
b. Sisa-Sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak
bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
c. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu
glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
d. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi
virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
e. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini
telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
f. Trauma kepala
Trauma kepala yang dapat menyebabkan hematoma sehingga mendesak massa
otak akhirnya terjadi tumor otak.
C. Klasifikasi Tumor Otak
1. Klasifikasi stadium (Klasifikasi lesi primer susunan saraf pusat dilakukan
berdasarkan grading) :
a. WHO grade I : tumor dengan potensi proliferasi rendah, kurabilitas pasca reseksi
cukup baik.
b. WHO grade II : tumor bersifat infiltratif , aktivitas mitosis rendah, namun sering
timbul rekurensi. Jenis tertentu cenderung untuk bersifat progresif ke arah derajat
keganasan yang lebih tinggi.
c. WHO grade III : gambaran aktivitas mitosis jelas, kemampuan infiltrasi tinggi, dan
terdapat anaplasia.
d. WHO grade IV : mitosis aktif, cenderung nekrosis, pada umumnya berhubungan
dengan progresivitas penyakit yang cepat pada pre/post operasi
D. Pathway tumor otak
TUMOR OTAK

Penambahan Massa Otak dan atau Cairan Otak

Kerusakan pembuluh darah otak Bergesernya ginus medialis lobus


temporal ke inferior melalui insisura
tentorial
Perpindahan cairan intravaskuler
ke jaringan serebral
Herniasi medula oblongata

Volume intrakranial naik (PTIK)


Menekan pusat saraf napas
Menggangu fungsi spesifik
bagian otak tempat tumor
MK. Ketidakefektifan Pola Napas
MK. Nyeri Kronis

E. Manifestasi Tumor Otak


1. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis mungkin tidak spesifik yang dapat disebabkan oleh edema dan
peningkatan TIK atau spesifik yang disebabkan oleh lokasi anatomi tertentu.

a. Perubahan Status Mental

b. Sakit kepala
c. Mual dan Muntah

d. Papiledema

e. Kejang

F. Penatalaksanaan Tumor Otak

Faktor –faktor prognostik sebagai pertimbangan penatalaksanaan:

 Usia
 General Health
 Ukuran Tumor
 Lokasi Tumor
 Jenis Tumor
Untuk tumor otak metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu :
1) Pembedahan
Tumor jinak sering kali dapat ditangani dengan eksisi komplet dan pembedahan
merupakan tindakan yang berpotensi kuratif, untuk tumor primer maligna, atau sekunder
biasanya sulit disembuhkan. Pembedahan tumor biasanya harus melalui diagnosis yang
histologis terlebih dahulu.
2) Terapi Medikamentosa
a) Antikonvulsan untuk epilepsi
b) Kortikosteroid (dekstrametason) untuk peningkatan tekanan intrakranial. Steroid juga
dapat memperbaiki defisit neurologis fokal sementara dengan mengobati edema otak
c) Kemoterapi diindikasikan pada beberapa kasus glioma, sebagai ajuvan pembedahan
dan radioterapi dengan pengawasan unit spesialistik neuro onkologi.
3) Terapi Radiasi
Radioterapi konvensional menghantarkan radiasi menggunakan akselerator linier. Dosis
standar untuk tumor otak primer kurang lebih 6.000 Gy yang diberikan lima kali seminggu
selama 6 minggu. Untuk klien dengan tumor metastasis, dosis standar radiasi kurang lebih
3.000 Gy. Dosis pasti akan bergantung pada karakteristik tumor, volume jaringan yang harus
diradiasi biasanya diberikan dalam periode yang lebih pendek untuk melindungi jaringan
normal di sekitarnya. Bentuk lain dari terapi radiasi, walaupun tidak dianggap konvensional
dan belum tersedia luas, adalah terapi radiasi partikel berat, radioterapi neutron cepat, terapi
fotodinamik, dan terapi tangkapan neutron boron. Walaupun penggunaannya luas, terapi
radiasi bukan tanpa konsekuensi.
G. Pemeriksaan Penunjang Tumor Otak
1. CT Scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang
difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor.
Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto Polos Dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak yang
besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi,
sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses
cerebri).
4. Biopsi Stereostatik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
ASKEP KASUS PADA PASIEN TUMOR OTAK

Kasus

Tn. B usia 28 tahun di diagnosa medis mengalami tumor otak. Pasien mengalami nyeri kepala
yang sangat berat hingga mual dan muntah, serta ada riwayat kejang. Berdasarkan hasil
pemeriksaan menunjukkan RR 30x/menit, TD 140/100 mmHg, Nadi 100x/menit, S 37,8˚C, CRT
4 detik. Terdengar suara ronchi. Pernapasan klien tampak tersengal-sengal dan tidak nafsu
makan akhir-akhir ini, akral klien teraba hangat dan warnanya pucat. Berjalan tidak seimbang
selama 1 bulan. Terdapat papiledema, penglihatan kabur. Pasien mengalami penurunan kesadarn
dengan GCS 4,4,5 dan terlihat lemah.

A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. B
Usia : 28 Tahun
Diagnosa medis : Tumor Otak
b. Anamnesa
1) Keluhan Utama
Sakit kepala yang sangat hebat
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan sakit kepala sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu, klien
muntah-muntah ketika mengalami sakit kepala, dan trauma. Pasien berjalan tidak
seimbang sejak satu bulan terakhir, napsu makan menurun, penurunan berat badan
satu bulan terakhir, penglihatan pasien mulai kabur sejak 1 bulan terakhir
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat kejang
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
c. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing)
a. RR 12x/menit
b. Napas tersengal-sengal
c. Suara napas ronchi
2) B2 (Blood)
a. N 100x/menit
b. TD 140/100 mmHg
c. S 37,8˚C
d. CRT 4 detik
e. Conjungtiva anemis
f. Akral hangat dan pucat
3) B3 (Brain)
a. Kesadaran menurun dengan GCS 445
b. Kejang
c. Gangguan koordinasi/keseimbangan
d. Penglihatan kabur
4) B4 (Bladder)
a. Warna urine kunging pekat, Bau : Biasa
5) B5 (Bowel)
a. Bibir tampak kering
b. Gerakan peristaltic naik turun
c. Kulit abdomen pucat
d. Mual dan muntah proyektil
6) B6 (Bone)
a. Terdapat papiledema dan edema pada leher bagian kanan
b. Adanya kelemahan otot
d. Pemeriksaan Psikososial
Terjadi perubahan mental keluarga pada saat awal klien didiagnosa menderita
penyakit tumor pada kepala dan berbagai pengobatan telah dilakukan sesuai dengan
anjuran pada medis hingga akhirnya keluarga pasrah melihat perkembangan, dimana
keadaan klien semakin memburuk.
B. Analisa Data
Nama :Tn B
Usia :28 Tahun
No RM:123456
Diagnosa medis:tumor otak
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : - Pembesaran masa tumor Pola napas tidak efektif
DO : ↓
a. Klien tampak sesak Menekan pusat saraf
b. Hasil TTV napas
N 100x/menit ↓
RR 30x/menit Pola napas tidak feketif
S 37,8 dearajat
TD 140/100 mmHg
DS: Nyeri
Pasien mengeluh sakit
kepala
DO :
Pembesaran massa
a. Skala nyeri 8
tumor

Ukuran tengkorak tetap

PTIK

Nyeri
C. Diagnosa Keperawatan

1. pola nafas tidakefektif berhubungan dengan penekanan saraf nafas

2. Nyeri kronis berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial

D. Intervensi keperawatan

Nama :Tn B
Usia :28 Tahun
No RM:123456
Diagnosa medis:tumor otak
NO Hr/Tgl Tujuan dan kriteria Intervensi TTD
hasil
1 Sabtu,1 Berdasarkan SLKI Berdasarkan siki
juli 2022 setelah dilakukan Manajemen jalan nafas:
08:00 tindakan keperawatan 1.monitor jalan napas
selama 1x24 jam pola 2.monitor bunyi napas tambahan
pernafasan kembali 3.mempertahankan kepatenan jalan napas
normal 4.posisikan semi-fowleratau fowler
Hasil: 5.berikan oksigen
1.Keluhan sesak
menurun
2.TTVnya menurun

2 Sabtu,1 setelah dilakukan Manajemen nyeri


juli 2022 tindakan keperawatan 1.identifikasi
10:00 selama 1x24 jam nyeri lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas
yang dirasakan intensitas nyeri.
berkurang atau dapat 2.identifikasi skala nyeri
diadaptasi oleh klien 3.identifikasi respon nyeri non verbal
hasil: 4.berikan teknik nonfarmokologis untuk
1.keluhan nyeri mengurangi rasa nyeri
menurun 5.pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
2.skala nyeri menurun dalam pemilihan strategi meredahkan nyeri
6.jelaskan strategi meredahkan nyeri
7.kalaborasi pemberian analgetik jika perlu

E. Implementasi keperawatan
Nama :Tn B
Usia :28 Tahun
No RM:123456
Diagnosa medis:tumor otak
No Hr/Tgl Implementasi Respon klien TTD
1 Sabtu,1 1.memonitor jalan napas Klien kooperatif Irwan
juli 2.memonitor bunyi napas tambahan
2022 3.mempertahankan kepatenan jalan napas
08:00 4.memposisikan semi-fowleratau fowler
5.memberikan oksigen
2 Sabtu,1 1.mengidentifikasi Klien kooperatif Irwan
juli lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas
2022 intensitas nyeri.
10:00 2.mengidentifikasi skala nyeri
3.mengidentifikasi respon nyeri non verbal
4.memberikan teknik nonfarmokologis
untuk mengurangi rasa nyeri
5.mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi meredahkan
nyeri
6.menjelaskan strategi meredahkan nyeri
7.mengkalaborasi pemberian analgetik jika
perlu

F. Evaluasi
Nama :Tn B
Usia :28 Tahun
No RM:123456
Diagnosa medis:tumor otak
No Hr/Tgl evaluasi TTD/nama
Jam
1 Sabtu,1 juli S:pasien mengatakan sesak berkurang irwan
2022 O:sesak napas pada pasien tampak berkurang
12:00 A:masalah teratasi
P:hentikan intervensi

2 Sabtu,1 juli S:pasien mengatakan nyeri berkurang irwan


2022 O:pasien tampak senang dan tidak meringgis
14:00 A:masalah teratasi
P:hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai