DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Tumor Otak” dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada ibu selaku Dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna serta dapat menambah wawasan
dan pengetahuan kita mengenai “Keperawatan Medikal Bedah II”. Semoga
makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otak adalah bagian penting dari tubuh manusia karena otak
merupakan syaraf pusat yang mengkoordinir, mengatur seluruh tubuh dan
pemikiran manusia,oleh sebab itu sangat perlu memelihara kesehatan otak,
karena cedera kepala sedikit saja dapat mengakibatkan malapetaka besar
bagi seseorang. Seperti halnya penyakit tumor otak, tumor merupakan
pertumbuhan yang tidak normal dalam tubuh. Dari segi klinis tumor otak
dibedakan menjadi 2 yaitu primary brain tumor dan metastatic brain tumor
dapat pula disebut tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna)
(Thieara Ramadanika, 2011).
Tumor intracranial termasuk juga lesi desak ruang,(lesi organ yang
karena proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada
disekitarnya,sehingga organ tersebut dapat mengalami gangguan)jinak
maupun ganas,yang tumbuh diotak meningen dan
tengkorak(Ariyani,2012).
Data WHO menyebutkan di tahun 2017 terdapat 18,1 juta kasus
baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5
laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian SOL.
Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi SOL di Indonesia menunjukkan
adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi
1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2017. Prevalensi kanker tertinggi
adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti
Sumatera Barat 2,47 79 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000
penduduk (Riskesdas, 2018).
Menurut data WHO, pada tahun 2012 ada sekitar 4900 kasus tumor
otak yang terjadi di Indonesia. Jika dilihat dari jenis kelaminnya, maka
pengidap tumor otak berjenis kelamin pria sedikit lebih banyak dibanding
wanita. Penyakit genetik seperti neurofibromatosis (penyakit genetik yang
menyebabkan tumor tumbuh di saraf) bisa meningkatkan risiko munculnya
tumor otak. Namun, penyebab utama dari kebanyakan tumor otak belum
diketahui. Tumor otak tidak mengenal usia dan bisa menjangkiti siapa
saja, termasuk anak-anak. (WHO 2012).
Berdasarkan data di atas maka dari iti penulis tertarik untuk
membuat makalah berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Tumor Otak”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang gambaran asuhan keperawatan pasien
dengan tumor otak, serta mampu memberikan asuhan keperawatan
pada penderita tumor otak.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Definisi Dari Tumor Otak
2. Untuk Mengetahui Etiologi Dari Tumor Otak
3. Untuk Mengetahui Anatomi Tumor Otak
4. Untuk Mengetahui Pathway Dari Tumor Otak
5. Untuk Mengetahui Patofisiologi Tumor Otak
6. Untuk Mengetahui Manifestasi Tumor Otak
7. Untuk Mengetahui Komplikasi Tumor Otak
8. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Tumor Otak
9. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Dari Tumor Otak
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Tidak ada faktor etiologi jelas yang telah ditemukan untuk tumor
otak primer. Walaupun tipe sel yang berkembang menjadi tumor sering
kali dapat diidentifikasi, mekanisme yang menyebabkan sel bertindak
abnormal tetap belum diketahui. Kecenderungan keluarga, imunosupresi,
dan faktor-faktor lingkungan sedang diteliti. Waktu puncak untuk kejadian
tumor otak adalah decade kelima dan ketujuh. Selain itu, pria terkena lebih
sering dari pada wanita.
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara
pasti. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :
a. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan
kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat
dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Dibawah 5% penderita
glioma mempunyai sejarah keluarga yang menderita brain tumor.
Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap
sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial
yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti
yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat
pada neoplasma.
b. Sisa-Sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-
bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi
dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional
tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di
sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
c. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi
dapat memicu terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa
meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
d. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan
besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi
virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum
ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor
pada sistem saraf pusat.
e. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas
dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik
seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan
percobaan yang dilakukan pada hewan.
f. Trauma kepala
Trauma kepala yang dapat menyebabkan hematoma sehingga
mendesak massa otak akhirnya terjadi tumor otak.
2.3 Pathway Pertumbuhan sel otak
abnormal
Etiologi
Resiko jatuh
2.4 Patofisiologi
Thofisiologi Tumor intrakranial menyebabakan gangguan
neurologis progresif. Gangguan neurologis pada tumor intrakranial
biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor, yaitu gangguan fokal
disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial.
1) Gangguan fokal Terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak,
dan infiltrasi atau infasi langsung pada parenkim otak dengan
kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar
terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat (misalnya:
gliomablastoma multiforme) Perubahan suplai darah akibat tekanan
yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis
jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin
dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskular primer. Serangan
kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak.
Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak
sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal, seperti
bicara terganggu,berdesis, dan afasia.
2) Peningkatan tekanan intracranial. Dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor: bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema
sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.
Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa karena tumor
akan mengambil tempat dalam ruang yang relatif tetap dari ruang
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan edema dalam
jaringan otak sekitarnya. Mekanismenya belum seluruhnya dipahami,
tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan
penyerapan cairan tumor. Beberapa tumor dapat menyebabkan
perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh
kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume
intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi
cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid
menimbulkan hidrosefalus. Peningkatan tekanan intrakranial akan
membahayakan jika perkembanganya cepat. Mekanisme kompensasi
bekerja menurunkan volume darah intracranial,volume cairan
serebrospinal,kandungan cairan intra sel dan mengurangi selsel
parenkim.
Peningkatan tekanan intracranial yang tidak diobati mengakibatkan
herniasi unkus atau serebellum. Herniasi ulkus timbul bila girus medialis
lobus temporalis tergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa
dalam hemisfer otak. Herniasinmenekan menensefalon, menyebabkan
hilangnya kesadaran dan saraf kranial III. Pada herniasi serebellum,tonsil
serebellum tergeser kebawah melalui foramen magnum oleh suatu massa
posterior. Kompresi medulla oblongata dan henti pernafassan terjadi
dengan cepat. Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat penngkatan
intracranial yang cepat adalah brakikardi progresif, hipertensi sistemik
(pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan. Muttaqin (2008) dan
Ariani (2012)
2.6 Komplikasi
Komplikasi tumor otak menurut Ariani (2012) :
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar
lesi sehingga menambah efek masa yang mendesak (space-occupying).
Edema Serebri dapat terjadi ekstrasel (vasogenik) atau intrasel
(sitotoksik).
2. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa
dalam rongga cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi
obstruksi pada aliran cairan serebrospinal akibat massa.
3. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus,
dan singuli.
4. Epilepsi
5. Metastase ketempat lain
Berdasarkan PTIK
Nyeri kepala,kejang, gangguan mental,
pembesaran kepala, papiledema, sensasi
abnormal di kepala, false localizing sign
4) Perkemihan B4 (Bladder)
Gangguan control sfinter urine, kebersihan bersih, bentuk
alat kelamin normal, uretra normal, produksi urin normal
5) Pencernaan B5 (Bowel)
Mual dan muntah terjadi akibat peningkatan tekanan
intracranial sehingga menekan pusat muntah pada otak. Gejala
mual dan muntah ini biasanya akan diikuti dengan penurunan
nafsu makan pada pasien. Kondisi mulut bersih dan mukosa
lembab
6) Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Keterbatasan pergerakan anggota gerak karena kelemahan
bahkan kelumpuhan. Kemampuan pergerakan sendi bebas,
kondisi tubuh kelelahan.
2. Pola nafas Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas (SLKI 1.01011)
tidak efektif keperawatan 3x24 jam Observasi :
berhubungan diharapkan ventilasi -monitor pola nafas
dengan menjadi adekuat, dengan -Monitor bunyi nafas
gangguan kriteria hasil: -monitor sputum
neurologis 1. Ventilasi semenit Terapeutik:
(D.0005) meningkat -posisikan semi fowler da fowler
2. Kapasitas vital -berikan minum hangat
meningkat - berikan oksigen jika perlu
3. Dipsnea menurun Edukasi:
4. Frekuensi napas -ajukan asupan cairan 2000ml/hari,jika
membaik kontraindikasi
5. Kedalaman napas -ajarkan batuk efektif
membaik Kolaborasi:
(L.01004) -kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jika
perlu
3.1 Kasus
Tn. A usia 25 tahun di diagnosa medis mengalami tumor otak.
Pasien mengalami nyeri kepala yang sangat berat hingga mual dan
muntah, serta ada riwayat kejang. Berdasarkan hasil pemeriksaan
menunjukkan RR 30x/menit, TD 140/100 mmHg, Nadi 100x/menit, S
37,8˚C, CRT 4 detik. Terdengar suara ronchi. Pernapasan klien tampak
tersengal-sengal dan tidak nafsu makan akhir-akhir ini, akral klien teraba
hangat dan warnanya pucat. Berjalan tidak seimbang selama 1 bulan.
Terdapat papiledema, penglihatan kabur. Pasien mengalami penurunan
kesadarn dengan GCS 4,4,5 dan terlihat lemah.
3.2 Pengkajian
3.2 1 Identitas
a. Klien
Nama Klien : Tn. A
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : √ Laki-laki Perempuan
Status marital : √ Belum menikah Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Betawi
Bahasa yang digunakan : √ Indonesia
Daerah : ................
Asing : ................
Pendidikan : S1 Ekonomi
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat Rumah : Jl. Lebak Bulus Rt. 008/008 Jakarta Selatan
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 54 tahun
Alamat Rumah : Jl. Lebak Bulus Rt. 008/008 Jakarta
Selatan
Hubungan dengan klien : Ibu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3.2.2 Data Medik
Diagnosa Medis
Saat masuk : Tumor Otak
Saat pengkajian : Tumor Otak
Alasan masuk rumah sakit : Pasien mengatakan nyeri kepala yang
sangat berat hingga mual dan muntah, serta ada riwayat kejang.
Keluhan utama saat pengkajian : Pasien mengatakan nyeri kepala yang
sangat hebat
Riwayat kesehatan saat ini : (PQRST)
Paliatif/penyebab
Qualitas
Region
Skala
Timing
Riwayat kesehatan masa lalu :
a. Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi
b. Pernah dirawat : ya √ tidak
Waktu senggang √
Eliminasi/toileting √
Mandi √
Berjalan √
Berpakaian √
Berhias √
Tingkat ketergantungan √
Ket:
Skor: 0 : Mandiri
1: Dibantu Sebagian
2: Perlu Bantuan Orang Lain
3: Perlu Bantuan Orang Lain dan Alat
4 : Tergantung/Tidak Mamp
e. Pola Eliminasi
1) Eliminasi Urine
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 5 x/hari 3 x/hari
Pancaran Normal Normal
Jumlah 200 cc 250 cc
Bau Normal Pesing
Warna Kuning jernih Kuning pekat
Perasaan setelah BAK Baik Baik
Total produksi urine 1000 cc/hari 750 cc/hari
Keluhan - Sulit BAK
f. Eliminasi Alvi
6) Pemeriksaan Rambut
Ispeksi dan Palpasi : ( ) Penyebaran ( ) Bau ( ) Warna ( )
Alopesia ( ) Hirsutisme ( ) Alopesia
7) Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi : ( ) Warna ( ) Bentuk ( ) Kebersihan
( ) Keadaan kuku
Keluhan
tambahan : ...............................................................................
c. Pemeriksaan Kepala, Wajah dan Leher
1) Inspeksi bentuk kepala : ( ) dolicephalus/ lonjong ( )
Brakhiocephalus ( ) kesimetrisan ( ) Hidrochepalus ( )
Luka ( ) Trepanasi
2) Palpasi kepala : ( ) Nyeri tekan
3) Pemeriksaan Mata
a) Posisi mata : ( ) Simetris ( ) Asimetris
b) Bentuk dan penyebaran bulu mata : ( ) Normal ( ) Tidak
normal
c) Kelopak mata : ( ) Normal ( ) Ptosis
d) Kedudukan kelopak : ( ) Eksoptalmus ( ) Endoftalmus
e) Konjungtiva : ( ) Merah muda ( ) Anemis ( ) Sangat
merah
f) Kornea : ( ) Warna....... ( ) Keruh/berkabut ( ) Terdapat
perdarahan
g) Sklera : ( ) Ikterik ( ) kemerahan ( ) Produksi air mata
berlebih
h) Pupil : ( ) Isokor ......... ( ) Anisokor ............ ( ) Refleks
cahaya....... ( ) Midriasis ( ) Miosis
i) Otot-otot mata : ( ) Nigtasmus ( ) Strabismus
j) Fungsi penglihatan : ( ) Baik ( ) Kabur ( ) Diplopia
k) Tanda-tanda peradangan :
l) Pemakaian kaca mata :
m) Pemakaian lensa kontak :
n) Lapang pandang :
d. Pemeriksaan Telinga
1) Daun telinga : ( ) Normal ( ) Tidak normal
2) Karakteristik serumen (Warna, konsistensi, bau) :
3) Kondisi telinga tengah : ( ) Normal ( ) Kemerahan ( )
Bengkak ( ) Terdapat lesi
4) Cairan dari telinga : ( ) Ada ( ) Tidak ada
5) Perasaan penuh di telinga : ( ) Ya ( ) Tidak
6) Tinitus : ( ) Ya ( ) Tidak
7) Fungsi pendengaran : ( ) Normal ( ) Tuli, kanan/kiri
8) Penggunaan alat bantu dengar : ( ) Ya ( ) Tidak
9) Uji kemampuan kepekaan telinga :
Tes bisik ........................................
Dengan arloji ..................................
Uji weber : seimbang / lateralisasi kanan / lateralisasi kiri
Uji rinne : hantaran tulang lebih keras / lemah / sama
dibanding dengan hantaran udara
Uji swabach : memanjang / memendek / sama
e. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi : ( ) Posisi septum nasi ( ) Amati meatus :
perdarahan ( + / - ), Kotoran ( + / - ), Pembengkakan ( + / -),
pembesaran / polip ( + / - )
f. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan Palpasi
Amati bibir : Kelainan konginetal ( ) Labioseisis ( ) Palatoseisis (
) Labiopalatoseisis ( ) Warna bibir ( ) Lesi ( ) Bibir pecah ( )
Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( +/-), Kotoran ( + / - ), Gigi
palsu ( + / - ), Gingivitis ( + / - ), Warna lidah : ………...
Perdarahan ( + / - ) dan abses ( + / - ).
Amati orofaring atau rongga mulut : ( ) Bau mulut ( ) Uvula
simetris / tidak ( ) Benda asing ada / tidak, adakah pembesaran
tonsil, T 0 / T 1 / T 2 / T 3 / T 4
Ada tidaknya perubahan suara klien : ( Berubah atau tidak )
g. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks
Warna dan kondisi wajah klien : …………………...............
Struktur wajah klien : …………………...........................
Kelumpuhan otot-otot fasialis ( + / - )................................
h. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan: Bentuk leher
(simetris atau asimetris), peradangan ( + / - ), jaringan parut ( + /
- ), perubahan warna ( + / - ), massa ( + / - )
Kelenjar tiroid, pembesaran ( + / - ), Vena jugularis, pembesaran
(+/-)
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( + / - ), kelenjar tiroid ( + / - ),
posisi trakea (simetris/tidak simetris)
Keluhan
tambahan : ............................................................................
i. Pemeriksaan Payudara Dan Ketiak
Inspeksi; Bentuk payudara (simetris / asimetris), Adanya
pembengkakan (+ /- ), Kulit payudara : warna ..................., lesi
( + / - ), Areola : perubahan warna (+ / - ), Putting : cairan yang
keluar ( + / - ), ulkus ( + / - ), pembengkakan ( + / - )
Palpasi; Nyeri tekan ( + / - ), payudara teraba (keras/kenyal/lunak),
benjolan massa ( + / - )
Keluhan tambahan : .......................................................................
j. Pemeriksaan Torak Dan Paru
1) Jalan nafas : ( ) Bersih ( ) Ada sumbatan
2) Pernafasan : ( ) Inspirasi ( ) Ekspirasi
3) Menggunakan otot bantu pernafasan : ( ) Ya ( ) Tidak
4) Frekuensi : ...............x/menit, apakah tampak ( ) Retraksi
intercosta ( ) Retraksi suprasternal ( ) Pernafasan cuping
hidung
5) Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
6) Jenis pernapasan : ( ) Eupnea ( ) Takipneu ( ) Bradipnea ( )
Apnea ( ) Chene Stokes ( ) Biot’s ( ) Kusmaul
7) Kedalaman nafas : ( ) Dalam ( ) Dangkal
8) Batuk : ( ) Ya ( ) Tidak
9) Sputum : ( ) Ya ( ) Tidak, Konsistensi sputum : ( ) Kental (
) Encer, Warna sputum : ( ) Putih ( ) Kuning ( ) Hijau ( )
Merah
10) Inpeksi dada : ( ) Normal chest ( ) Pigeon chest ( ) Funnel
chest ( ) Barrel chest ( ) Kyposis ( ) Scoliosis ( ) Lordosis
11) Palpasi dada : ( ) Taktil fremitus ( ) Vocal fremitus
12) Perkusi dada : ( ) Sonor ( ) Hipersonor
13) Suara nafas : ( ) Vesikuler ( ) Bronchial ( )
Bronkovesikuler ( ) Trakeal
14) Suara nafas tambahan : ( ) Rales ( ) Ronchi ( ) Wheezing (
) Pleural tricion rub
15) Suara ucapan : ( ) Bronkophoni ( ) Egophoni ( )
Pectoriloqy
16) Penggunaan alat bantu napas : ( ) Ya ( ) Tidak
17) Keluhan
tambahan : ...............................................................................
k. Pemeriksaan Jantung
1) Nadi ................x/menit, irama ( ) Regular ( ) Iregular,
Tekanan ( ) Kuat ( ) Lemah
2) Tekanan darah : ...............................mmHg
3) Distensi vena jugularis : ( ) Kanan ( ) Kiri
4) Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Sianosis ( ) Kemerahan
5) Inspeksi : ( ) Ictus cordis...........
6) Auskultasi : ( ) Bunyi Jantung I
( ) Bunyi Jantung II
( ) Bunyi Jantung III
7) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
8) Nyeri dada : ( ) Ya ( ) Tidak
9) Oedema : ( ) Tungkai atas ( ) Tungkai bawah ( ) Periorbital
( ) Muka ( ) Skrotalis ( ) Anasarka
10) Perkusi, Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : ………………….. ( N = ICS II )
Batas bawah : …......................( N = ICS V)
Batas Kiri : …………………......( N =
ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : ………………...( N = ICS IV Mid
Sternalis Dextra)
11) Keluhan tambahan:...................................................................
l. Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi
Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar )
Massa/Benjolan ( + / - ), Kesimetrisan ( + / - ),
Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)
2) Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus ........... x/menit ( N = 5 – 35 x/menit,
Borborygmi ( + / - )
3) Palpasi
Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras /
lunak), permukaan (halus / berbenjol-benjol), tepi hepar
(tumpul / tajam) N = hepar tidak teraba.
Palpasi Lien :.......................................................
Palpasi Appendik :...................................................
Palpasi dan perkusi untuk mengetahui ada Acites atau tidak :
Shiffing Dullnes ( + / - ) Undulasi ( + / - )
Palpasi Ginjal :.....................................................
4) Keluhan tambahan: ..................................................
m. Pemeriksaan Genetalia
1) Genetalia Pria
Inspeksi : Rambut pubis (bersih / tidak bersih ), lesi ( + / - ),
benjolan ( + / - ) Lubang uretra : penyumbatan ( + / - ),
Hipospadia ( + / - ), Epispadia ( + / - )
Palpasi; Penis : nyeri tekan ( + / - ), benjolan ( + / - ),
cairan ....................... Scrotum dan testis : benjolan ( + / - ),
nyeri tekan ( + / - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum : Hidrochele
( + / - ), Scrotal Hernia ( +/- ), Spermatochele ( + / - )
Epididimal Mass/Nodularyti ( + / - ) Epididimitis ( + / - ),
Torsi pada saluran sperma ( + / -), Tumor testiscular ( +/- )
2) Pada Wanita
Inspeksi; Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + /
- ), eritema ( + / - ), keputihan ( + / - ), peradangan ( + /
- ).Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( + / - )
n. Pemeriksaan Anus
Atresia ani ( + / - ), tumor ( + / - ), haemorroid ( + / - ), perdarahan
( + / - ), Perineum : jahitan ( + / - ), benjolan ( + / - ), Nyeri tekan
pada daerah anus ( + / - )
1. Pemeriksaan Ekstremitas
1) Inspeksi; Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris),
deformitas (+ / -), Fraktur (+ /-) lokasi fraktur
………………….., jenis fraktur …………………
kebersihan luka…………………….., terpasang Gibs ( + / - ),
Traksi ( + / - )
2) Palpasi
Lakukan uji kekuatan otat:
3.2.6 Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang Medis
a. Laboratorium :
1) Darah : ......................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
......
2) Feses :
...................................................................................................
...................................................................................................
............................................................................
3) Urin :
...................................................................................................
...................................................................................................
............................................................................
4) Sputum :
...................................................................................................
...................................................................................................
............................................................................
5) Lain-
lain: ...........................................................................................
...................................................................................................
....................................................................................
b. Radiologi :
1) EKG : ......................................................................
....................................
2) EEG : ......................................................................
....................................
3) USG : ......................................................................
....................................
4) Pemeriksaan lainnya
: ..............................................................................................
c. Program terapi :
1) Obat-obatan
................................................. ...........................................
......
.................................................
.................................................
.................................................
.................................................
.................................................
.................................................
2) Fisioterapi : .........................................................
..................
4.2 Saran