Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PATHOFISIOLOGI GLOMERULONEFRITIS

Dibuat oleh:
-Enjelina Marlina
NIM:241911001
-Falleryani Intan Wedha
NIM:241911002
- Futri Zahwa Noviana
NIM:241911003

Dosen Pembimbing:
Elisabeth Onna Monteiro,M.Kep

MAYAPADA NURSING ACADEMY


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah “PATHOFISIOLOGI
GLOMERULONEFRITIS”.Dalam meyelesaikan Makalah ini penulis telah berusaha untuk
mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu ,

Tujuan saya menulis ini untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan saya dalam
memberikan asuhan keperawatan dan Mengedukasi kepada semua Mahasiswa Penulis
mengharapkan kritik maupun saran pembaca demi pebaikan dan sempurnanya makalah ini
sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………2

DAFTAR ISI ………………….………………………………………………..3

BAB I

LATAR BELAKANG …………………………………………………………4

TUJUAN ……………………………………………………………………….5

MANFAAT……………………………………………………………………..5

BAB II

Pengertian Glomerulonefritis……………………………………………….6
Anatomi Fisiologi Glomerulonefritis..........………………………………….6
Etiologi Glomerulonefritis……………………………………………………7

Patofisiologi Glomerulonefritis………………………………………………8

Tanda dan gejala Glomerulonefritis………………………………………..9

Pathway Glomerulonefritis………………………………………………….10

BAB III

KESIMPULAN ………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ginjal merupakan salah satu organ yang penting karena terlibat dalam berbagai fungsi faal
tubuh manusia. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dibutuhkan ginjal yang dapat
bekerja dengan baik. Saat ini banyak faktor yang dapat menyebabkan gangguan fungsi faal ginjal,
misalnya kompleks imun,seperti pada Glomerulonefritis Akut (GNA) pasca streptococcus / acute
poststreptococcal glomerulonephritis (APSGN).

Glomerulonefritis akut (GNA) merupakan glomerulonefritis yang kha didahului oleh


tonsilitis atau faringitis, dan ditandai oleh proteinuria, oedem, hematuria, kegagalan ginjal, dan
hipertensi (Dorland, 1994).

Di Amerika, glomerulonefritis merupakan 10- 15% dari kelainan glomerulus. GNA pasca
infeksi merupakan penyakit ginjal nonsuppurative yang paling sering ditemui. Glomerulonefritis
akut merupakan penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak tem1asuk di Indonesia (Kazzi,
Tehranzadch, 2004 ;Husein Albar, Syarifuddin Rauf, 2001).

Terjadinya GNA pasca streptococcus didahului oleh infeksi saluran pemafasan atas atau
kulit. Fase laten antara infeksi saluran pemafasan atau kulit dengan timbulnya GNA pasca
streptococcus merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan antibodi. Sehingga proses
imunologis memegang peranan penting terjadinya GNA pasca streptococcus. Proses imunologis
tersebut ialah pembentukan kompleks imun antara antibodi spesifik dan antigen
streptococcus.Kompleks imun akan menetap di dinding kapiler glomerulus dan mengaktivasi
sistem komplemen untuk menghilangkan kompleks imun tersebut. Bila terjadi kegagalan untuk
menghilangkan kompleks imun, maka akan timbul kelainan yang dikenal sebagai GNA pasca
streptococcus (Enday Sukandar, 1997).

Glomerulonefritis akut dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinik seperti onset yang tiba-
tiba dari hematuria, proteinuria. Gejala klinik terse but sering dibarengi dengan hipertensi, oedem
orbita dan tungkai, impaired renal failure.

Glomerulonefritis Akut adalah kumpulan manifestasi klinis akibat perubahan struktur dan
faal dari peradangan akut glomerulus pasca infeksi Streptococcus. Sindrom ini ditandai dengan
timbulnya oedem yang timbul mendadak, hipertensi, hematuri, oliguri, GFR menurun, insuffisiensi
ginjal. (Enday, 1997)
1.2. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui penyebab dan proses yang mendasari terjadinya
Glomerulonefritis dan menjadikannya sebagai ilmu untuk mengedukasi penanganan penyakit ini.
1.3. Tujuan
A. Mengetahui Pengertian Glomerulonefritis
B. Mengetahui Anatomi Fisiologi Glomerulonefritis
C. Mengetahui Etiologi Glomerulonefritis
D. Mengetahui Patofisiologi Glomerulonefritis
E. Mengetahui Tanda dan gejala Glomerulonefritis
F. Mengetahui Pathway Glomerulonefritis
1.4. Manfaat
Bagi mahasiswa dapat menambah pengetahuan maupun wawasan tentang anemia sehingga
menjadikan edukasi dalam penanganan penyakit Glomerulonefritis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu terminologi umum yang menggambarkan adanya inflamasi
pada glomerulus, ditandai oleh proliferasi sel–sel glomerulus akibat proses imunologi.
Glomerulonefritis terbagi atas akut dan kronis. Glomerulonefritis merupakan penyebab utama
terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya angka morbiditas pada anak maupun pada dewasa.
Sebagian besar glomerulonefritis bersifat kronis dengan penyebab yang tidak jelas dan sebagian
besar bersifat imunologis.

Glomerulonefritis adalah peradangan pada glomerulus. Glomerulus adalah bagian ginjal


yang berfungsi untuk menyaring zat sisa dan membuang cairan serta elektrolit berlebih dari
tubuh.Glomerulonefritis bisa terjadi dalam waktu singkat (akut) atau jangka panjang (kronis).
Kondisi ini juga juga bisa berkembang dengan cepat dan menyebabkan kerusakan ginjal (rapidly
progressive glomerulonephritis). Glomerulonefritis merupakan kondisi yang bisa disebabkan oleh
infeksi, penyakit autoimun, atau akibat peradangan pada pembuluh darah. Kondisi ini perlu
ditangani karena bisa menyebabkan komplikasi, seperti gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis.

Glomerulo Nefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada
kapiler glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan (Suriadi,
dkk, 2001). Menurut Ngastiyah (2005) GNA adalah suatu reaksi imunologis ginjal terhadap
bakteri / virus tertentu.GNA adalah istilah yang secara luas digunakan yang mengacu pada
sekelompok penyakit ginjal dimana inflamasi terjadi di glomerulus(Brunner & Suddarth, 2001).

2.2 Anatomi Fisiologi

Menurut Evelyn (2005) Ginjal adalah suatu organ yang terletak dibagian belakang cavum
abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada
dinding belakang abdomen.Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah yaitu kanan
dan kiri. Ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan dan umumnya ginjal laki–laki lebih panjang
ketimbang ginjal perempuan. Fungsi ginjal :

1. Memegang peranan paling penting dalam pengeluaran zat – zat toksi atau racun.
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
4. Mempertahankan keseimbangan garam–garam dan zat lain dalam tubuh.
5. Mengeluarkan sisa–sisa metabolisme hasil akhir dari proteinureum, kreatinin, dan amoniak.
Uji fungsi ginjal terdiri dari :

1. Uji protein (albumin) Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus maka protein dapat
masuk dalam urine.
2. Uji konsentrasi ureum darah, bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum
darah naik diatas kadar normal 20 – 40 mg %.
3. Uji konsentrasi, pada uji ini dilarang makan minum selama 12, melihat berat jenis urine.

2. 3. Etiologi

Penyebab GNA adalah bakteri, virus, dan proses imunologis lainnya, tetapi pada anak
penyebab paling sering adalah pasca infeksi streptococcus β haemolyticus; sehingga seringkali di
dalam pembicaraan GNA pada anak yang dimaksud adalah GNA pasca streptokokus (Noer, 2002).

Glomerulonefritis akut paska streptokokus menyerang anak umur 5 – 15 tahun anak laki –
laki berpeluang menderita 2 kali lebih sering dibanding anak perempuan, timbul setelah 9 – 11 hari
awitan infeksi streptokokus (Nelson, 2002). Timbulnya GNA didahului oleh infeksi bakteri
streptokokus ekstra renal, terutama infeksi di traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh bakteri
streptokokus golongan A tipe 4, 12, 25.

Hubungan antara GNA dengan infeksi streptokokus dikemukakan pertama kali oleh
Lohleintahun 1907 dengan alasan;

a. Timbul GNA setelah infeksi skarlatina


b. Diisolasinya bakteri streptokokus βhemolitikus
c. Meningkatnya titer streptolisin pada serum darah

Faktor iklim, keadan gizi, keadaan umum dan faktor alergi mempengaruhi terjadinya GNA, setelah
terjadi infeksi kuman streptokokus.

2.4. Patofisiologi

Suatu reaksi radang pada glomerulus dengan sebukan lekosit dan proliferasi sel, serta
eksudasi eritrosit, lekosit dan protein plasma dalam ruang Bowman.Gangguan pada glomerulus
ginjal dipertimbangkan sebagai suatu respon imunologi yang terjadi dengan adanya perlawanan
antibodi dengan mikroorganisme yaitu streptokokus A.Reaksi antigen dan antibodi tersebut
membentuk imun kompleks yang menimbulkan respon peradangan yang menyebabkan kerusakan
dinding kapiler dan menjadikan lumen pembuluh darah menjadi mengecil yang mana akan
menurunkan filtrasi glomerulus, insuffisiensi renal dan perubahan permeabilitas kapiler sehingga
molekul yang besar seperti protein dieskresikan dalam urine / proteinuria (Silbernagel & Lang,
2006).

2.5. Tanda dan gejala

Menurut Jordan dan Lemire, (1982) lebih dari 50 % kasus GNA adalah asimtomatik.Kasus
klasik atau tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas dengan nyeri tenggorok dua minggu
mendahului timbulnya sembab (Travis, 1994).Periode laten rata-rata 10 atau 21 hari setelah infeksi
tenggorok ataukulit (Nelson, 2000).

1. Hematuria (urine berwarna merah kecoklat-coklatan)

2. Proteinuria (protein dCalam urine)

3. Oliguria (keluaran urine berkurang)

4. Nyeri panggul

5. Edema, ini cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari, kemudian

menyebar ke abdomen dan ekstremitas di siang hari (edema sedang

mungkin tidak terlihat oleh seorang yang tidak mengenal anak dengan

baik).

6. Suhu badan umumnya tidak seberapa tinggi, tetapi dapat terjadi tinggi

sekali pada hari pertama.

7. Hipertensi terdapat pada 60-70 % anak dengan GNA pada hari pertama

dan akan kembali normal pada akhir minggu pertama juga. Namun jika

terdapat kerusakan jaringan ginjal, tekanan darah akan tetap tinggi

selama beberapa minggu dan menjadi permanen jika keadaan

penyakitnya menjadi kronik (Sekarwana, 2001).


8. Dapat timbul gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan,

dan diare.

9. Bila terdapat ensefalopati hipertensif dapat timbul sakit kepala, kejang

dan kesadaran menurun.

10. Fatigue (keletihan atau kelelahan)

2.5 Pathway Glomerulonefritis


Streptococus A

Luka jaringan muskuluskeletal

Peredaran darah kapiler

Sampai pada ginjal

Bakteri Streptococus hidup

Reaksi Antigen-antibodi ginjal

Poliferasi sel dan kerusakan glomerulus

GFR menurun Kerusakan membran

kapiler

Retensi Na + Air Proteinuria dan Hematuria

Vasospasme pembuluh darah Edema


Ketidak seimbangan
Bed rest nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ensefalopati hipertensi

Dekubitus
Nyeri akut sakit Kelebihan
kepala / pusing volume cairan Kerusakan
Integritas Kulit
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Glomerulonetritis akut adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap


bakteri atau virus tertentu. Yang bersifat akut spesifik, sembuh sendiri. Timbul akibat
susulan dari infeksi faring atau kulit oleh strain nefritogenik streptococcus haemoliticus
grup A tipe 12, 4, 16. 25 dan 49.Glomerulonefritis Akut adalah kumpulan manifestasi
klinis akibat perubahan struktur dan faal dari peradangan akut glomerulus pasca infeksi
Streptococcus. Sindrom ini ditandai dengan timbulnya oedem yang timbul mendadak,
hipertensi, hematuri, oliguri, LFG menurun, insuffisiensi ginjal.Prognosa GNA pasca
streptokokus pada anak 99% sembuh dengan sempurna.

Terjadinya GNA pasca streptococcus didahului oleh infeksi saluran pemafasan


atas atau kulit. Fase laten antara infeksi saluran pemafasan atau kulit dengan timbulnya
GNA pasca streptococcus merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan
antibodi. Sehingga proses imunologis memegang peranan penting terjadinya GNA
pasca streptococcus. Proses imunologis tersebut ialah pembentukan kompleks imun
antara antibodi spesifik dan antigen streptococcus.Kompleks imun akan menetap di
dinding kapiler glomerulus dan mengaktivasi sistem komplemen untuk menghilangkan
kompleks imun tersebut. Bila terjadi kegagalan untuk menghilangkan kompleks imun,
maka akan timbul kelainan yang dikenal sebagai GNA pasca streptococcus (Enday
Sukandar, 1997).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alomedika.com/penyakit/nefrologi/glomerulonefritis/patofisiologi

http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/glomerulonefritis-akut.html?m=1

http://repository.maranatha.edu/3518/3/0110040_Chapter1.pdf

https://www.alodokter.com/glomerulonefritis

https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/758/693
https://www.researchgate.net/publication/
312338749_Gambaran_Klinis_Glomerulonefritis_Akut_pada_Anak_di_Departemen_Il
mu_Kesehatan_Anak_Rumah_Sakit_Cipto_Mangunkusumo_Jakarta

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/download/1818/pdf

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/download/2723/2303

Anda mungkin juga menyukai