KEPERAWATAN ANAK
Disusun Oleh :
DOSEN PEMBIMBING :
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas
segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kami sehingga bisamenyelesaikan
Tugas Tutorial keperawatan Anak I.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun kami
menyadari bahwa dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan
bimbingan dari beberapa orang. Sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini maupun untuk makalah selanjutnya. Semoga materi ini
dapat bermanfaat dan enjadi sumbangan pemikira bagi pihak yang membutuhkan. Khususnya
bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Aamiin.
Penulis
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran tentang aplikasi keperawatan pada An.D (5Tahun)
2. Tujuan khusus
- Mengkaji istilah-istilah yang tidak di mengerti pada kasus An.D
- Membuat pertanyaan dan menjawab terhadap istilah-istilah yang kurang di
mengerti pada Kasus An.D
- Membuat Learning Objektif dari Kasus An.D
- Menbuat sitesis & menguji informasi baru
C. MANFAAT
1. Laporan tutor scenario I ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam
keperawatan yaitu sebagai panduan dalam pengelolaan kasus GNA.
2. Sebagai referensi sumber mahasiswa atau pihak lain terhadap pengolaan kasus
GNA
BAB II
(PEMBAHASAN)
A. DEFINISI
Glomerulonefritis adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
menjelaskan berbagai macam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan
inflamasi di glomerulus akibat suatu proses imunologis.
Glomerulonefritis kronik merupakan penyakit parenkim ginjal
progresif dan difus yang seringkali berakhir dengan gagal ginjal kronik.
Glomerulonefritis berhubungan dengan penyakit-penyakit sistemik seperti
lupus eritomatosus sistemik, poliartritis nodosa, granulomatosus Wagener.
Glomerulonefritis (glomerulopati) yang berhubungan dengan diabetes
mellitus.
(glomerulosklerosis) tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir
dengan penyakit ginjal kronik. Glomerulonefritis yang berhubungan dengan
amilodois sering dijumpai pada pasien-pasien dengan penyakit menahun
seperti tuberkulosis, lepra, osteomielitis arthritis rheumatoid dan myeloma).
(Sukandar, 2006).
B. ETIOLOGI
Glomerulonefritis kronik adalah peradangan yang lama dari sel – sel
glomerulus. Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerulonefritis akut yang
tidak membaik atau timbul secara spontan. Glomerulonefritis kronik sering
timbul beberapa tahun setelah cidera dan peradangan glomerulus sub klinis
yang disertai oleh hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria (protein
dalam urin) ringan, yang sering menjadi penyebab adalah diabetes mellitus
dan hipertensi kronik. Hasil akhir dari peradangan adalah pembentukan
jaringan parut dan menurunnya fungsi glomerulus. Pada pengidap diabetes
yang mengalami hipertensi ringan, memiliki prognosis fungsi ginjal jangka
panjang yang kurang baik.
1. Congential (herediter)
- sindrom alport
- Sindrom nefrotik kongenital
2. Glomerulus primer
- Glomerulonefritis primer : Glomerulonefritis membrano proliferasif,
Glomerulonefritis membarosa, nefropati IgA
- Glomerulonefritis sekunder : Glomerulonefritis pasca streptococcus
beta hemolitikus grup A
1. Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis adalah Peradangan glomerulus secara mendadak.
(Corwin, Elisabeth J, 2000)
2. Glomerulonefritis kronik
Glomerulonefritis peradangan yang lama dari sel-sel glomerulus. (Corwin,
Elisabeth J, 2000)
D. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
Dari segi klinis suatu kelainan glomerulus yang sering dijumpai adalah
hipertensi, sembab, dan penurunan fungsi ginjal. Meskipun gambaran klinis
biasanya telah dapat membedakan berbagai kelainan glomerulus dan non
glomerulus, biopsi ginjal masih sering dibutuhkan untuk menegakkan
diagnosis pasti.
- Hematuria
- Silinder sel darah merah di dalam urin
- Proteinuria lebih dari 3-5 mg/hari
- Penurunan GFR
- Penurunan volume urin
- Resistensi cairan
- Apabila keadaan tersebut disebabkan oleh glomerulonephritis pasca streptococcus
akut, akan dijumpai enzim-enzim streptococcus.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :
- Urinalis menunjukkan adanya proteinuria (+1 sampai +4)
- Hematuria makroskopik ditemukan hamper pada 50% penderita
- Kelaianan sedimen urin dengan eritrosit disformik
- Leukosituria serta torak selulet
- Granular
- Eritrosit +
- Albumin +
- Silinder eritrosit +
- Kadang-kadang ureum dan kreatinin serum meningkat dengan tanda ginjal seperti
hiperkalemia, asidosis, hiperfosfetemia dan hipokalsemia
- Kadang-kadang tampaka adanya proteinuria massif dengan gejala sindroma
nefrotik
G. KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi yang muncul antara lain :
1. Oliguria sampai anuria yang berlansung 2-3 hari
2. Ensefalopati hipertensi
3. Gangguan sirkulasi berupa dipsne, ortopne, terdapatnya rongki basah, pembesaran
jantung, meningginya tekanan darah, dan bertambahnya volume plasma
4. Anemia yang timbul karena adanya hypervolemia
5. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada fase akut
6. Malnutrisi
7. Hipertensi, CHF, endocarditis
2. Keperawatan
- Istirahat mutlak selama 3-4 minggu. Dulu dianjurkan istirahat mutlah
selama 6-8 minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk
menyembuh. Tetapi penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa
mobilisasi penderita sesudah 3-4 minggu dari mulai timbulnya
penyakit tidak berakibat buruk terhadap perjalanan penyakitnya.
- Pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan
rendah garam (1 g/hari). Makanan lunak diberikan pada penderita
dengan suhu tinggi dan makanan biasa bila suhu telah normal kembali.
- Bila ada anuria atau muntah, maka diberikan IVFD dengan larutan
glukosa 10%. Pada penderita tanpa komplikasi pemberian cairan
disesuaikan dengan kebutuhan
- Bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan
oliguria, maka jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi.
- Transpalantasi ginjal
Menurut Sukandar, 2006 pertimbangan transplantasi ginjal, yaitu :
. cangkok ginjal, mengambil 100% faal ginjal sedangkan
hemodialisis hanya 70-80% faal ginjal alamiah
. kualitas hidup normal kembali
BAB III
(TUTOR KASUS)
SEKENARIO I
Data lab :
Urinalisis – Proteinuria – 2+; sel darah merah
BUN – 22 mg/dl (N=5-18 mg/dl)
ASO titer – meningkat
Serum albumin, Kolesterol, Trigliserid dalam batas
normal
Hgb 10.5 g/dl; HCT 33
Ners A mengatakan bahwa An.D mengalami gangguan system
genitourinaria.
2. Edema (Suci)
Penumpukan ciran dalam ruang diantara sel tubuh. Edema dapat terjadi diseluruh
bagian tubuh. Edema terjadi saat cairan pembuluh darah keluar ke jaringan
sekelilingnya (Ade)
3. Urinalis (Ade)
Suatu kondisi dimana urine mengandung jumlah protein yang tidak normal (Yuli)
6. Hematuria (Niki)
Kondisi dimana ketika adanya darah dalam urine yang disebabkan oleh berbagai
penyakit (Ade)
7. Kreatine (Desi)
Kebanyakan keratin di dalam otot. Keratin adalah sumber energy untuk
pergerakan otot yang juga terlibat dalam pertumbuhannya (Winika)
DAFTAR PUSTAKA
Sukandar, E. (2006). Gagal Ginjal Kronis dan Terminal : Nefrologi Klinik, Edisi III.
Bandung: ITB.
Zuliani., d. (2021). Gangguan Pada Sistem Perkemihan. Medan: Yayasan Kita Menulis.