Oleh
KELOMPOK 6:
Okgi Tiara
131111088
131111090
Sulthon Syahdana
131111092
131111094
131111096
Yolanda Novalita
131111098
Achmad Safaat
131111101
131111103
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Glomerulonefritis adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
menjelaskan berbagai macam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan
inflamasi
di
glomerulus
akibat
suatu
proses
imunologis.
Istilah
glomerulonefritis akut pasca infeksi termasuk grup yang besar dari dari
glomerulonefritis akut sebagai akibat dari bermacam-macam agen infeksi.
Pada glomerulonefritis pasca infeksi, proses inflamasi terjadi dalam
glomerulus yang dipicu oleh adanya reaksi antigen antibodi, selanjutnya
menyebabkan aktifasi lokal dari sistem komplemen dan kaskade koagulasi.
Kompleks imun dapat terjadi dalam sirkulasi atau in situ pada membrane
basalis glomerulus.
Glomerulonefritis akut mengacu pada sekelompok penyakit ginjal
dimana terjadi reaksi inflamasi pada glomerulus.Ini bukan merupakan
penyakit infeksi ginjal, tetapi merupakan akibat dari efek samping mekanisme
pertahanan tubuh. Pada kebanyakan kasus, stimulasi dari reaksi adalah infeksi
yang diakibatkan oleh streptokokus A pada tenggorok, yang biasanya
mendahului awitan glomerulonephritis sampai interval 2-3 minggu. Produk
streptokokus bertindak sebagai antigen, menstimulasi antibody yang
bersirkulasi menyebabkan cedera ginjal (Diane & JoAnn, 2000).
Glomerulonefritis akut yang paling sering terjadi pada anak di negara
berkembang adalah setelah infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus grup
A,
yaitu
Glomerulonefritis
Akut
Pasca
infeksi
Streptokokus.
mungkin
mempunyai
awitan
sebagai
glomerulonephritis?
Apa etiologi dari
3)
glomerulonephritis?
Bagaimana patofisiologi dari acute glomerulonephritis dan chronic
4)
glomerulonephritis?
Apa saja manifestasi klinis acute glomerulonephritis dan chronic
5)
glomerulonephritis?
Apa saja komplikasi dari acute glomerulonephritis dan chronic
6)
glomerulonephritis?
Bagaimana pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dari acute
7)
8)
chronic glomerulonephritis?
Bagaimana asuhan keperawatan
acute
glomerulonephritis
pada
klien
dan
chronic
dengan
acute
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Fisiologi Glomerulus
Setiap ginjal memiliki panjang sekitar 12 cm, lebar 7 cm,
dan tebal maksimum 2,5 cm, dan terletak pada bagian
belakang abdomen, posterior terhadap peritoneum, pada
cekungan yang berjalan disepanjang sisi corpus vertebrae.
Lemak perinefrik adalah lemak yang melapisi ginjal.Ginjal
kanan terletak agak lebih rendah daripada ginjal kiri karena
adanya hepar pada sisi kanan.Sebuah glandula adrenalis
terletak pada bagian atas setiap ginjal.
Setiap ginjal memiliki ujung atas dan bawah yang
membalut (ujung superior dan inferior), margo lateral yang
membalut konveks, dan pada margo medialis terdapat
cekungan yang disebut hilum. Arteria dan vena, pembuluh
limfe, nervus renalis, dan ujung atas ureter bergabung
dengan ginjal pada hilum.
Nefron adalah unit structural dan fungsional ginjal.Setiap
ginjal dibentuk oleh sekitar satu juta nefron. Setiap nefron
terdiri dari tubulus renalis, glomerulus dan pembuluh darah
yang menyertainya. Setiap tubulus renalis adalah tabung
panjang yang bengkok, dilapisi oleh selapis sel kuboid.Tubulus
renalis dimulai sebagai kapsula Bowman, mangkuk berlapis
ganda
yang
membentuk
menutupi
tubulus
glomerulus,
kontortus
terpuntir
proksimal,
sendiri
barjalan
dari
ginjal
dan
memecah
manjadi
kapiler
pada
permukaannya.
c. Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena, yang
akhirnya bergabung dengan vena lain membentuk vena
renalis.
levator
ani,
fascia
dan
ligamentum pelvis
(6)Bagian bawah pada laki-laki: glandula prostat
(7)Bagian bawah pada wanita: dinding anterior vagina
Peritoneum menutupi permukaan atas kandung kemih,
naik ke atas bersama ketika kandung kemih terdistensi,
sehingga kandung kemih yang mengalami distensi tepat
dibelakang
bagian
anterior
dinding
perut.Excavation
terpisah
sekitar
cm.
uretra
meninggalkan
sistemik,
(hipertensi),
dan
infeksi
penyakit
streptokokus,
metabolic
cedera
(diabetes
vascular
mellitus).
b. Non-infeksi
Penyakit sistemik multisistem, seperti pada lupus eritematosus
sistemik (SLE), vaskulitis, sindrom Goodpasture, granulomatosis
Wegener. Kondisi penyabab lainnya adalah pada kondisi sindrom
Guillain-Bare.
2.2.3 Patofisiologi
Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara
mendadak. Peradangan akut glomerulus terjadi akibat pengendapan
kompleks antigen-antibodi di kapiler-kapiler glomerulus. Kompleks
biasanya terbentuk 7-10 hari setelah infeksi faring atau kulit oleh
streptokokus (glomerulonefritis pascastreptokokus) tetapi dapat timbul
setelah infeksi lain.
Pengendapan kompleks antigen-antibodi di glomerulus akan
memacu suatu reaksi peradangan. Reaksi peradangan. Reaksi
peradangan diglomerulus menyebabkan pengaktifan komplemen dan
degranulasi selmast, sehingga terjadi peningkatan aliran darah,
peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus, dan peningkatan filtrasi
glomerulus. Protein plasma dan sel darah merah bocor melalui
glomerulus. Akhirnya membran glomerulus rusak sehingga terjadi
pembengkakan dan edema diruang interstisium bowman. Hal ini
meningkatkan tekanan cairan interstitium, yang dapat menyebabkan
kolapsnya setiap glomerulus di daerah tersebut. Akhirnya, peningkatan
tekanan cairan intersitium akan membawa filtrasi glomerulus lebih
lanjut (Elizabeth, 2009).
Pengaktifan reaksi peradangan juga menarik sel-sel darah putih
dan trombosit ke daerah glomerulus. Pada peradangan, terjadi
pengaktifan
factor-faktor
kuagulasi,
yang
dapat
menyebabkan
terutama
pada
anak-anak.
Sebagian
orang
dewasa
menunjukkan
adanya
hematuria
makroskopik
(2) Histopatologi
Makroskopis ginjal tampak agak membesar, pucat dan
terdapat titik-titik perdarahan pada korteks. Mikroskopis tampak hampir
semua glomerulus terkena, sehingga dapat disebut glomerulonefritis
difusa. Tampak proliferasi sel endotel glomerulus yang keras sehingga
mengakibatkan lumen kapiler dan ruang simpai Bowman menutup. Di
samping itu terdapat pula infiltrasi sel epitel kapsul, infiltrasi sel
polimorfonukleus dan monosit. Pada pemeriksaan mikroskop elektron
akan tampak membrana basalis menebal tidak teratur. Terdapat
gumpalan humps di subepitelium yang mungkin dibentuk oleh
globulin-gama, komplemen dan antigen Streptokokus.
2.2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien GNAPS bersifat simtomatik dan lebih
diarahkan terhadap eradikasi organisme dan pencegahan terjadinya
gagal ginjal akut. Rawat inap direkomendasikan bila terdapat edem,
hipertensi atau peningkatan kadar kreatinin darah.
(1) Istirahat selama 3-4 minggu, setelah itu mobilisasi penderita
sesudah 3-4 minggu dari mulai timbulnya penyakit tidak berakibat
buruk terhadap perjalanan penyakitnya.
(2) Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini tidak
mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi
menyebarnya infeksi Streptokokus yang mungkin masih ada.
Pemberian penisilin ini dianjurkan hanya untuk 10 hari, sedangkan
12
13
sintesis
14
15
Hal
ini
menyebabkan
anemia
yang
muncul
diekskresikan
kalsium
dan
posporus
7) Neurologic system
Sel saraf yang dipengaruhi oleh akumulasi zat-zat racun
menyebabkan iritabilitas, perubahan mental status, pheriperal
neuropati, ataksia, asterizis seizures, bila tidak ditangani dapat
menyebabkan koma.
8) Respiratory
(1) Hipervolemik menunjukkan penumpukan cairan di paru-paru
yang menyebabkan adanya crackles, dypsnea, orthopnea, dan
edema pulmonary.
17
adanya
menunjukkan
proteinuria
dan
gejala
awal
hematuria.
saat
Hal
ini
deposisi
pembuluh
dari
imun
darah.
kompleks,
Biopsy
dan
renal
ini
glomerulonefritis
kortikosteroid
seringkali
lesi
minimal,
menimbulkan
terapi
remisi.
19
2.4 WOC
Respon Antigen-antibodi
DM, Hipertensi
ngan kemampuan membedakan antigen dari sel & jaringan tubuh sendiri
Terbentuk Komplek antigen-antibodi bersirkulasi ke dalam darah
Cedera glomerulus berulang
Deposit kompleks antigen-antibodi pada kapiler glomerulus
Gangguan sistem imun
Peradangan
Aktivasi komplemen
Kerusakan
Glomerulus
Glomerulusnefritis Kron
secara progesif
Hipertensi sistemik
20
21
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Glumerulonephritis Akut
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal
lahir,
usia,
alamat,
nomor
telepon,
status
seluruh
tubuuh,
kencing
berwarna
Adakah
keluarga
muntah,
menyebabkan
dan
terjadi
intake
nutrisi
anoreksia
juga
menjadi
tidak
adekuat.
2) Pola eliminasi : Tidak terdapat gangguan eliminasi
alvi.
Eliminasi
uri
ditemukan
hematuria
dan
22
untuk
mendapatkan
hasil
yang
jelas
kesehatan
pada
sistem
perkemihan
kompos
mentis
namun
dan
air
yang
berdampak
pada
periorbital.
Pasien
beresiko
kejang
23
f. B5 (bowel)
Mual, muntah, dan anoreksia yang menyebabkan
penurunan intake nutrisi
g. B6 (bone)
Pasien mengeluh sering cepat lelah saat melakukan
aktivitas sehari-hari.
B. Analisa Data
No
.
1.
Data
Etiologi
DS:
pasien
Glomerulonefritis
mengeluh
nyeri
akut
bagian kostovertebra
DO:
Terbentuk
P: glomerulonefritis
Asam Arachidonat
akut
Q:
Terbentuk substansi
R: nyeri pada daerah
nyeri
kostovertebra
S:
pasien Respon saraf sensori
mengatakan
skala
dan perifer
nyeri 4 (0-10)
T:
nyeri
hilang
Sensitivitas pada
timbul
neuron primer aferen
Vital sign:
TD : >120/80 mmHg
Nyeri akut
S : 370C
N :>100 x/menit
RR : normal
DS: Klien mengeluh
Glomerulonefritis
mata, tangan dan
akut
kaki bengkak
Melaporkan
BB Aktivasi komplemen
meningkat
dalam
periode singkat
Menarik leukosit dan
DO:
trombosit ke
a. tampak
adanya
glomerulus
edema
(ekstremitas/peri
Pengendapan fibrin
orbital/abdomen)
dan pembentukan
b. pemeriksaan
jaringan parut
urinalisis
didapatkan
Membran glomerulus
proteinuria > 3,5
menebal
gr/hr
c. Timbang
berat
Penurunan volume
24
Masalah
Keperawatan
Nyeri akut
Kelebihan
volume cairan
badan
didapatkan
meningkat
atas normal
3.
di
DS:
Klien mengeluh tidak
nafsu makan.
DO:
a. Pasien
hanya
menghabiskan
setengah
dari
porsi makan.
b. Jenis diet: tinggi
kalori
c. A : BB meningkat
karena
cairan
edema
d. B : hB 13,1 g/dL,
Albumin<3,2
g/dL.
e. C : klien hanya
menghabiskan
setengah
dari
porsi makan, klien
tampak lemas.
f. D
:
klien
mnedapatkan
terapi tinggi kalori
.
urin,
Kelebihan volume
cairan
Glomerulonefritis
akut
Aktivasi komplemen
Gangguan
permeabilitas
selektif kapiler
glomerulus
Proteinuria &
hematuria
Respon sistemik :
Mual,
muntah,anoreksia
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan sensitivitas pada
neuron primer aferen
2. Kelebihan volume cairan berhubungaan dengan retensi
cairan dan natrium
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah,anoreksia
D. Intervensi dan Rasional
1. Nyeri akut berhubungan dengan sensitivitas pada
neuron primer aferen
25
nyeri
yang
(menetap,
kolik)
hilang
serta
catat
Rasional
Membantu
membedakan
penyebab nyeri dan memberikan
informasi
tentang
kemajuan/perbaikan
terjadinya
penyakit,
komplikasi,
dan
area
keefektifan intervensi
Efek
dilatasi
memberikan
untuk
contoh
2. Kompres
hangat
yang nyeri
3. Bantu
pada
klien
bimbingan
visualisasi
4. Ajarkan
teknik
imajinasi,
relaksasi
pemberian
obat
Meningkatkan
sehingga
intake
akan
oksigen
menurunkan
stimulus internal
Tirah baring pada posisi fowler
rendah
menurunkan
tekanan
intraabdomen
Memblok lintasan nyeri sehingga
nyeri akan berkurang
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
dan
tidak
ada
udema
26
pada
tubuh
serta
Kriteria Hasil:
a. Output dan input cairan seimbang.(1-2cc/kg BB/jamdewasa, anak-anak - 1 cc/kg BB/jam)
b. Tekanan darah normal (100-120/60-90 mmHg)
c. Denyut nadi normal (80-100x/menit)
d. Tidak terjadi acites/oedema pada perut
1.
Intervensi
Pantau input dan
urine
serta
Rasional
output Pemantauan input dan output
hitung urine
keseimbangan cairan
serta
keseimbangan
menghitung
cairan
dapat
cairan klien
Pantau keadaan umum dan Sebagai deteksi
tanda-tanda
vital
dini
pasien, mengetahui
untuk
timbulnya
deteksi
dini
adanya
hipernatremi
pemeriksaan Untuk
mengetahui
Kolaborasi
laboratorium
Sebagai
untuk
kadar elektrolit
elektrolit
sehingga
dalam
tubuh
27
klien,
ketidakseimbangan
diberikan
kadar
Intervensi
1. Monitoring intake makanan Penurunan
Rasional
berat
badan
terus
badan
serta
setiap
laporkan
hari kalori
yang
cukup
merupakan
3. Berikan
makanan
absorbsi
sedikit- Memberikan makanan sedikit namun
sering
akan
lebih
efektif
guna
dapat
mengakibatkan
gangguan
diperlukan
absorbs
diare
nutrisi
klien:
nama,
usia,
jenis
dan
yang
lengan
dan
bagian
tubuh
lain
bengkak
muntah
dan
anoreksia
(National
Kidney
penyakit
dari
serupa
sebelumnya,
apakah
klien
29
Pada
pemeriksaan
sistem
kardiovaskular
sering
dampak
pada
kardiovaskular
di
akan
mana
fungsi
terjadi
sistem
penurunan
hemoragi,
dan
adanya
beriku-liku,
eksudat,
serta
arteriol
papiedema.
seperti
berwarna
kola
dari
proteinuri,
30
gerak
sendi.
Didapatkan
adanya
yang
abnormal,
asidosis
metabolic,
hipokalsemia,
Etiologi
Glomerulonefritis
31
Masalah
Keperawatan
Pola nafas
Inefektif
Kelebihan
volume cairan
Hipertensi sistemik
Beban jantung
Curah jantung
Anemia
Risiko cedera
Penurunan curah
jantung
Resiko cedera
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penumpukan toksik
uremik, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penumpukan toksik
uremik
3. Risiko cedera berhubungan dengan anemia
D. Intervensi dan Rasional
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penumpukan toksik
uremik, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam kelebihan volume cairan
dapat teratasi
Kriteria hasil:
- Urine adekuat
- Tidak ada tanda - tanda udem paru
- Tidak ada tanda-tanda asites tidak ada.
Intervensi
Rasional
32
Rasional
Untuk mendeteksi adanya aritmia
Aritmia dapat mengindikasikan komplikasi
yang menuntut intervensi cepat
Kaji status pernapasan. Laporkan Suara nafas tambahan atau dyspnea dapat
adanya dyspnea atau kegelisahan
mengindikasikan trebentuknya cairan diparu
dan dasar kapiler paru
Kaji temperature kulit
Kulit yang dingin dan lembap dapat
mengindikasikan penurunan curah jantung
Bantu pasien untuk menghindari Dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
aktivitas yang terlalu banyak
miokardial
Pantau urine output, catat Ginjal
berespons
untuk
output dan
menurunkan curah jantung dengan
kepekatan/konsentrasi urine.
menahan cairan dan natrium, urine
output biasanya menurun selama
tiga hari karena perpindahan cairan
ke
jaringan,
tetapi
dapat
meningkat
pada
malam
hari
sehingga cairan berpindah kembali
ke sikulasi bila pasien tidur.
33
34
Rasional
Agar pasien tau sebab dari anemia yang di
alaminya
Meningkatkan status gizi pasien untuk
menghilangkan anemia
Hal ini untuk mencegah pasien agar tidak
melakukan hal yang membuat kelelahan
berulang
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Glomerulonefritis adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
menjelaskan berbagai macam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan
inflamasi di glomerulus akibat suatu proses imunologis.
Glomerulonefritis akut mengacu pada sekelompok penyakit ginjal
dimana terjadi reaksi inflamasi pada glomerulus. Ini bukan merupakan
penyakit infeksi ginjal, tetapi merupakan akibat dari efek samping mekanisme
pertahanan tubuh. Pada kebanyakan kasus, stimulasi dari reaksi adalah infeksi
yang diakibatkan oleh streptokokus A pada tenggorok, yang biasanya
mendahului awitan glomerulonephritis sampai interval 2-3 minggu. Produk
streptokokus bertindak sebagai antigen, menstimulasi antibody yang
bersirkulasi menyebabkan cedera ginjal (Diane & JoAnn, 2000).
Untuk penatalaksanaan pasien dengan glomerulonefritis akut meliputi
eradikasi kuman dan pengobatan terhadap gagal ginjal akut dan
akibatnya.Selain itu penggunaan antibiotic dapat mencegah penyebaran
kuman di masyarakat.Untuk kasus ringan dapat dilakukan tirah baring, karena
dapat menurunkan derajat dan durasi hematuria gross, serta edukasi kepada
penderita dan keluarga mengenai perjalanan dan prognosis penyakit
(Rodriguez & Mezzano, 2009).
Glomerulonefritis kronis merupakan gangguan progresif yang berbahaya,
terjadi karena penyakit glomerulus yang menunjukkan karakteristik nefrotik
maupun nefritik. Glomeruli menjadi jaringan parut dan memungkinkan
kerusakan total serta tubulus mengalami atropi. Glomerulonefritis sering
timbul beberapa tahun setelah cidera dan peradangan glomerulus sub klinis
yang disertai oleh hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria (protein
dalam urin) ringan, yang sering terjadi menjadi penyebab adalah diabetes
mellitus dan hipertensi kronik (Barbara & Reet.L , 2000).
4.2 Saran
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Boughman C Diane&JoAnn C. Hackley. 2000. Keperawatan
Medikal-Bedah:
Buku
Saku
dari
Brunner
&
Mary,
SPC,
MN,
dkk.
2008.
Seri
Asuhan
Akut.
Diakses
melalui
http://pustaka.unpad.ac.id/wp
content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Diagnosis
_-Dan_-Penatalaksanaan_Glomerulonefritis_Akut.pdf.pdf pada 1 April 2014 : FK. UNPAD-RS. Dr.
Hasan Sadikin Bandung
Sloane,
Ethel.2003.
Anatomi
dan
fisiologi
untuk
and
Willkins.
2006.
Strategies
for
Managing
37
38