Anda di halaman 1dari 9

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR CRURIS
3.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin
:
Agama
:
Status perkawinan :
Suku
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Alamat
:
Tgl MRS
:
Tgl Pengkajian
:
No. RM
:
Ruangan
:
Diagnosa medis
:
B. Riwayat Penyakit
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang
Nyeri pada daerah Fraktur, Kondisi fisik yang lemah, tidak bisa
melakukan banyak aktivitas, mual, muntah, dan nafsu makan
-

menurun, (Brunner & suddarth, 2002)


Riwayat penyakit dahulu
Ada tidaknya riwayat DM pada

masa

lalu

yang

akan

mempengaruhi proses perawatan post operasi, (Sjamsuhidayat & Wim


-

Dejong)
Riwayat penyakit keluarga
Fraktur bukan merupakan penyakit keturunan akan tetapi adanya
riwayat keluarga dengan DM perlu di perhatikan karena dapat

mempengaruhi perawatan post operasi.


C. Pola Kebiasaan
- Pola Nutrisi
Tidak mengalami perubahan, namun beberapa kondisi dapat
menyebabkan pola nutrisi berubah, seperti nyeri yang hebat, dampak
-

hospitalisasi
Pola Eliminasi

Pasien dapat mengalami gangguan eliminasi BAB seperti


konstipasi dan gangguan eliminasi urine akibat adanya program
-

eliminasi
Pola Istirahat
Kebutuhan istirahat atau tidur pasien tidak mengalami perubahan
yang berarti, namun ada beberapa kondisi dapat menyebabkan pola
istirahat terganggu atau berubah seperti timbulnya rasa nyeri yang

hebat dan dampak hospitali


Pola Aktivitas
Hampir seluruh aktivitas dilakukan ditempat tidur sehingga
aktivitas pasien harus dibantu oleh orang lain, namun untuk aktivitas
yang sifatnya ringan pasien masih dapat melakukannya sendiri,

(Doenges, 2000)
Personal Hygiene
Pasien masih mampu melakukan personal hygienenya, namun
harus ada bantuan dari orang lain, aktivitas ini sering dilakukan pasien

ditempat tidur.
Riwayat Psikologis
Biasanya dapat timbul rasa takut dan cemas, selain itu dapat juga
terjadi ganggguan konsep diri body image, psikologis ini dapat

muncul pada pasien yang masih dalam perawatan dirumah sakit.


Riwayat Spiritual
Pada pasien post operasi fraktur tibia riwayat spiritualnya tidak

mengalami gangguan yang berarti


Riwayat Sosial
Adanya ketergantungan pada orang lain dan sebaliknya pasien
dapat juga menarik diri dari lingkungannya karena merasa dirinya

tidak berguna
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Keadaan baik dan buruknya klien, tanda-tanda yang perlu dicatat
adalah kesadaran klien.
2. B1 (Breathing)
Pada pemeriksaan sistem pernapasan, didapatkan bahwa klien fraktur
kruris tidak mengalami kelainan pernapasan.
3. B2 (Blood)
Inspeksi tidak ada iktus jantung, palpasi nadi meningkat, iktus teraba,
auskultasi suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-mur.
4. B3 (Brain)

a. Kepala
Tidak ada gangguan yaitu normal sefalik, simetris, tidak ada
penonjolan dan tidak ada sakit kepala
b. Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan dan
refleks menelan ada
c. Wajah
Wajah terlihat menahan sakit dan bagian wajah yang lain tidak ada
perubahan fungsi dan bentuk simetris, tidak ada lesi dan edema
d. Mata
Tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis.
e. Telinga
Tes bisik atau Weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi
atau nyeri tekan
f. Hidung
Tidak ada deformitas, tidak ada pemasangan cuping hidung
g. Mulut dan Faring
Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi pendarahan,
mukosa mulut tidak pucat.
5. B4 (Bladder)
Kaji urine yang meliputi warna, jumah dan karakteristik urine,
termasuk berat jenis urine. Tetapi biasanya tidak mengalami
gangguan.
6. B5 (Bowel)
Inspeksi abdomen bentuk datar, simetris, tidak ada hernia. Palpasi
turgor kulit baik, tidak ada defans muskular dan hepar teraba. Perkusi
suara timpani ada pantulan gelombang cairan. Auskultasi peristaltik
7.

usus normal kurang lebih 20x/menit.


B6 (Bone)
Adanya fraktur kruris akan mengalami secara lokal, baik fungsi

motorik, sensorik maupun peredaran darah


8. Look
Perhatikan adanya pembengkakan yang abnormal dan deformitas.
9. Feel
Kaji adanya nyeri tekan dan krepitasi pada daerah patah.
10. Move
Pola aktivitas : Karena timbul nyeri, gerak menjadi terbatas. Semua
bentuk aktivitas klien menjadi berkurang dan klien memerlukan
bantuan orang lain.
E. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi perawat dapat menentukan lokasi fraktur, jenis,


apakah fraktur terjadi pada tibia dan fibula atau hanya pada tibia saja atau
fibula saja.
3.2 Diagnosa
1. Nyeri b.d trauma jaringan, kompresi saraf dan refleks spasme otot
sekunder akibat fraktur.
2. Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka & tertutup, kerusakan
jaringan/jaringan nekrotik dan tindakan pembedahan.
3. Gangguan mobilitas fisik b.d respon nyeri/ketidak nyamanan, cedera
jaringan sekitar fraktur, pergerakan fragmen tulang, dan penurunan
kekuatan/tahanan.
4. Resiko infeksi b.d statis prosedur invasif dan luka/kerusakan kulit, insisi
pembedahan.
5. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan rencana
tindakan pembedahan
3.3 Intervensi
1. Nyeri b.d trauma jaringan, kompresi saraf dan refleks spasme otot
sekunder akibat fraktur.
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC
NIC
1. Pain level (2102)
Management nyeri (1400)
2. Pain control (1605)
1. Lakukan pengkajian nyeri
3. Comfort level (2109)
secara
komprehensif
Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam


pasien

tidak

mengalami

nyeri,

dengan kriteria hasil :


1. Klien mampu mengontrol
nyeri
2. Klien
nyeri
3. Klien
nyaman

mampu

mengenali

termasuk

lokasi,

karakteristik,

durasi,

frekuensi,

rasa

setelah

nyeri

dan

faktor presipitasi.
2. Observasi reaksi nonverbal
dan ketidaknyamanan.
3. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti

menyatakan

kualitas

suhu

pencahayaan
kebisingan.

ruangan,
dan

berkurang
4. TTV dalam rentang normal
5. Tidak mengalami gangguan
tidur

4. Kurangi faktor presipitasi


nyeri.
5. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk

menentukan

intervensi.
6. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi: napas dalam,
relaksasi, distraksi, kompres
hangat/dingin.
7. Berikan analgesik

untuk

mengurangi nyeri.
8. Tingkatkan istirahat.
2. Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka & tertutup, kerusakan
jaringan/jaringan nekrotik dan tindakan pembedahan.
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC
NIC
Tissue integrity : Skin membranes Pressure management (3500)
1. Mobilisasi pasien (ubah
(1101)
posisi pasien) setiap 2 jam
Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam


pasien tidak mengalami kerusakan
integritas kulit, dengan kriteria
hasil :
1. Klien

dapat

mempertahankan integritas
kulit yang baik (sensasi
elastisitas,

temperatur,

hidrasi, pigmentasi)
2. Tidak ada luka/lesi pada
kulit klien.
3. Perfusi jaringan kulit klien
baik.
4. Klien

dapat

memahami

sekali.
2. Monitor kulit akan adanya
kemerahan.
3. Oleska
lotion
minyak/baby

oil

daerah yang tertekan.


4. Monitor
aktivitas
mobilisasi pasien.
5. Monitor
status
pasien.

atau
pada
dan
nutrisi

proses perbaikan kulit dan


mencegah terjadinya cedera
berulang.
5. Klien mampu melindungi
kulit dan mempertahankan
kelembaban

kulit

dan

perawatan alami.
3. Gangguan mobilitas fisik b.d respon nyeri/ketidak nyamanan, cedera
jaringan sekitar fraktur, pergerakan fragmen tulang, dan penurunan
kekuatan/tahanan.
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC
NIC
1. Joint management (0206)
Exercise Therapy : Ambulation
2. Self care : ADLs (0313)
(0221)
1. Monitoring
vital
sign
Setelah

dilakukan

tindakan

sebelum/sesudah

latihan

keperawatan selama ... x 24 jam

dan lihat respon pasien saat

pasien tidak mengalami gangguan

latihan.
2. Konsultasikan denganterapi

mobilitas fisik, dengan kriteria hasil

fisik

:
1. Klien dapat menunjukkan
peningkatan dalam aktivitas
fisik.
2. Klien
tujuan

dapat

memahami

dari

peningkatan

mobilitas fisik.
3. Klien dapat menyatakan
perasaan

dalam

meningkatkan kekuatan dan


kemampuan berpindah.
4. Klien dapat memperagakan
dalam

penggunaan

alat

tentang

ambulasi

rencana

sesuai

dngan

kebutuhan pasien.
3. Bantu
klien

untuk

menggunakan tongkat saat


berjalan dan cegah terhadap
cedera.
4. Ajarkan

pasien

teknik ambulasi.
5. Latih
pasien
pemenuhan

tentang
dalam
kebutuhan

ADLs secara mandiri sesuai


kemampuan.
6. Dampingi dan bantu pasien

bantu

untuk

mobilisasi

saat mobilisasi dan bantu

(Walker)

penuhi

kebutuhan

ADLs

pasien.
7. Berikan alat bantu jika klien
memerlukan.
8. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan.
4. Resiko infeksi b.d statis prosedur invasif dan luka/kerusakan kulit, insisi
pembedahan.
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC
NIC
1. Knowledge : Infection Infection Control (6540)
1. Bersihkan
lingkungan
Control (1842)
2. Risk Control (1902)
setelah dipakai oleh pasien
Setelah

dilakukan

tindakan

lain.
2. Instruksikan

pegunjung untuk mencuci

keperawatan selama ... x 24 jam

tangan saat berkunjung dan

pasien tidak mengalami resiko

setelah

infeksi, dengan kriteria hasil :


1. Klien bebas dari tanda dan

mencegah
infeksi.
3. Jumlah

untuk

antimikrobia

pasien

dalam batas normal.


4. Klien dapat menunjukkan

untuk

cuci

tangan.
4. Cuci tangan setiap sebelum

timbulnya
leukosit

berkunjung

meninggalkan pasien.
3. Gunakan
sabun

gejala infeksi
2. Klien dapat menunjukkan
kemampuan

pada

dan

sesudah

tindakanperawatan.
5. Gunakan
baju,
sarung
tangan sebagai pelindung.
6. Pertahankan
lingkungan

perilaku hidup yang sehat.

aseptik selama pemasangan


alat.
7. Monitor tanda dan gejala
8.

infeksi sistemik dan lokal.


Monitor hitung granulosit,

WBC.
9. Monitor

kerentanan

terhadap infeksi.
10. Instruksikan pasien untuk
minum

antibiotk

sesuai

resep.
11. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi.
12. Ajarkan cara menghindari
infeksi.
13. Dorong masukkan nutrisi
yang cukup.
5. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan rencana
tindakan pembedahan
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC
NIC
1. Anxiety Self-Control (1402) Anxiety reduction (5820)
2. Coping (1302
1. Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan selama ... x 24 jam


pasien tidak mengalami kecemasan,
1. Klien

mampu

mengidentifikasikan
mengungkapkan

dan
gejala

cemas.
2. Klien dapat menunjukkan
untuk

cemas.
3. Vital sign
normal.
4. Postur

mengenai

diagnosis,

tindakan prognosis.
3. Identifikasi
tingkat

dengan kriteria hasil :

teknik

selama prosedur.
2. Berikan informasi faktual

mengontrol
dalam

batas

kecemasan.
4. Bantu pasien

situasi yang menimbulkan


kecemasan.
5. Bantu
pasien
mengungkapkan

ekspresi

wajah, bahasa tubuh dan

untuk
perasaan,

ketakutan, persepsi.
6. Instruksikan
pasien
menggunakam

tubuh,

mengenal

relaksasi.
7. Berikan

obat

teknik
untuk

tingkat

aktivitas

mengurangi kecemasan.

menunjukkan berkurangnya
kecemasan.

3.4 Evaluasi
1. Nyeri berkurang sampai dengan hilang
2. Tidak terjadi gangguan integritas kulit
3. Dapat melakukan mobilitas fisik secara mandiri
4. Resiko infeksi berkurang
5. Tidak terjadi kecemasan pada klien

Sumber :
Sjamsuhidajat, R. dan Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) :
Measurement of Health Outcomes, 5th edition. St. Louis: Elsevier Mosby
Bulechek, Gloria M. et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th
edition. St. Louis: Elsevier Mosby
Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses :
Definition & Classification, 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.

Anda mungkin juga menyukai