Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT KESEHATAN

PADA PRIA DAN WANITA

DosenPembimbing :
Yudi Abdul Majid, S.Kep,.Ns,.M.Kep

DisusunOleh :
Kelompok 1
1. Ade Dwi Amelia 21121001P 10. SuciHandayani 21121019P
2. Ayu Febriani 21121003P 11. Tri DewiSuherni 21121021P
3. CahyaYulia Putri 21121005P 12. Zulaika 21121023P
4. Desi Indriani 21121007P 13. Della Rusmini 21121025P
5. DifriditaRafika 21121009P 14. Nur Amanah Ika P 21121027P
6. Dwi Adelia Indah P 21121011P 15. Dina Yuliana 21121029P
7. Era Maya Sari 21121013P 16. Cut Indah Nazilllah 21121031P
8. Hary Akbar 21121015P 17. Desi Nitasari 21121033P
9. Niki Melani 21121017P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS LMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang “Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Kesehatan Pada
Pria dan Wanita” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi dan referensi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Institut Ilmu
Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang. Penulis sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah ini di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Palembang, April 2022

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR.......................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................5


2.1 Konsep Keperawatan Komunitas.....................................................5
2.1.1 Pengertian keperawatan Komunitas .......................................5
2.1.2 Paradigma Keperawatan Komunitas.......................................6
2.1.3 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas...............................7
2.1.4 Falsafah Keperawatan Komunitas...........................................9
2.1.5 Filosofi Keperawatan Komunitas............................................9
2.1.6 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas..........................10
2.1.7 Sasaran Keperawatan Komunitas............................................11
2.1.8 Strategi Keperawatan Komunitas............................................12
2.1.9 Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas..................................13
2.1.10 Peran Perawatan Komunitas.................................................13
2.2 Konsep Agregat Dewasa..................................................................14
2.2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan...............................14
2.2.2 Pengertian Dewasa..................................................................14
2.2.3 Perkembangan Dewasa...........................................................15
2.2.4 Dewasa Muda..........................................................................15
2.2.5 Dewasa Menengah/Paruh Baya (40-65 Tahun)......................19
2.2.6 Dewasa Tua/Lansia (Lebih dari 65 Tahun).............................23
2.3 Konsep Asuhan Agregat dewasa......................................................26
2.3.1 Pengkajian...............................................................................26
2.3.2 Diagnosa..................................................................................27
2.3.3 Intervensi.................................................................................28
2.3.4 Implementasi...........................................................................29
2.3.5 Evaluasi...................................................................................30
BAB II PENUTUP.............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntutan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena kesuksesan
karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi
krisis seperti merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia. Kemungkinan
kehilangan pekerjaan dengan perubahan lingkungan ekonomi dan menghadapi
kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan anggota
keluarga mereka.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dan dalam
karakter dan sikap perubahan perkembangan berdasarkan karakter awal yang
membantu membentuk perilaku dan karakteristik selanjutnya. Perkembangan
setiap orang, bagaimanapun, merupakan sebuah proses yang unik (Haber
etal,1992). Perubahan itu dialami oleh dewasa awal termasuk proses alami
maturasi dan sosialisasi. Dewasa awal melewati periode pergantian stabilitas dan
perubahan. Selama masa periode stabilitas, mereka membuat beberapa pilihan
dan membangun struktur di sekeliling mereka. Dalam periode perubahan, mereka
mengevaluasi kembali pilihan ini dan mempertimbangkan alternative baru
(Erickson, 1968, 1982).
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan
sampai akhir 30- an (Edelman Nmagle, 1994). Dewasa awal kira 26% dari
populasi. Selama masa dewasa awal individu semakin terpisah dari keluarga asal
mereka, membangun tujuan karier dalam memutuskan apakah akan menikah dan
memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri. Dewasa awal ini aktif dan harus
beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi menjadi ke usia
pertengahanterjadiketikaorangmudamenjadisadarbahwaperubahandalamkemamp
uan reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam
kehidupan. Usia bayaadalah waktu transisi lanjutan ketika individu
memperhitungkaan tujuan hidupnya dan menambahkan tujuan baru. Pada tahun
1990, hampir 84 juta orang di AS berusia antara 35 dan 64, atau kira-kira 34%
dari populasi AS adalah dewasa usia baya (US. Dept. Of Commerse,1992).
Seorang dikatakan mencapai Maturitas ketika mereka sudah mencapai
keseimbangan pertumbuhan psikologis, psikososial, dan kognitif. Individu yang
matur meresa nyaman dengan kemampuan, pengetahuan, dan respon yang telah
mereka kembangkan selama bertahun-tahun. Mereka melihat dunia dengan
pandangan yang luas, berdasarkan paduan penglihatan, emosi,dan imajinasi
mereka menghadapi masalah yang dapat dipecahkan tapi mengenali dan belajar
untuk hidup dengan masalah yang tidak terpecahkan. Orang-orang yang matang
terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membangun tanpa kehilangan
kepercayaan diri. Mereka mempertimbangkan masukan dan rekomendasi orang lain

3
ketika membuat keputusan tetapi tidak terlalu terpengaruh atau terintimi dasi oleh
orang lain. Di atas semua itu, orang yang matur berkembang dengan belajar dari
diri sendiri atau pengalaman orang lain. Karakteristik lain dari maturitas
dikaitkan dengan komunikasi dan berperilaku interpersonal. Orang yang matur
mengakui kelebihan dan kekurangan. Dewasa matur menghadapi tugas secara
terbuka, menggunakan tekhnik pembuatan keputusan untuk memecahkan
masalah dan perbuatan mereka dapat diperhitungkan dan dipertanggung
jawabkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, kami dapat mengambil rumusan masalah
sebagai berikut:
a. Apa itu konsep keperawatan komunitas ?
b. Bagaimana konsep agregat dewasa ?
c. Bagaimana konsep asuhan agregat dewasa ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, kami dapat mengambil tujuan sebagai
berikut:
a. Menjelaskan konsep keperawatan komunitas.
b. Memahami konsep agregat dewasa.
c. Memahami konsep asuhan agregat dewasa.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


2.1.1 Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial, dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masayarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun et.al, 2006). Misalnya di dalam
Kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah
binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada
masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat
terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, continue, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok
serta masyarakat melalui Langkah-langkah seperti pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas
sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil kepeutusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan
pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

5
2.1.2 Pradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen
pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &
Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
a. Individu Sebagai Klien Individu adalah anggota keluarga yang unik
sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi
kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien
/ klien.
b. Keluarga sebagai klien keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama
lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga
dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang
menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu :
- Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
- Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan di dalam
kelompoknya sendiri.
- Masalah kesehatan di dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit
yang di derita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi
seluruh anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh
adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam

6
keperawatan kesehatan komunitas di defenisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah
proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan
produktif. Menurut Hendrik L. Belum ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti
air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu
daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air
bersih. Keturunan merupakan factor yang telah ada pada diri manusia
yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Ke empat factor
tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang
lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas di pandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada
individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai
masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia. Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, di mana lingkungan dapat mempengaruhi
status kesehatan manusia. Lingkungan di sini meliputi lingkungan
fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

2.1.3 Ruang LingkupKeperawatanKomunitas


a. Upaya Promotif untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan :
1. Penyuluhan Kesehatan masyarakat

7
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan Kesehatan perorangan
4. Pemeliharaan Kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
5. Rekreasi dan Pendidikan seks
b. Upaya Preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dengan gangguan
Kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
melalui kegiatan :
1. Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
2. Pemeriksaan Kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas, maupun kunjungan rumah
3. Pemberian vitamin A yodium melalui posyandu, puskesmas,
ataupun di rumah
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui
c. Upaya Kuratif untuk merawat dan mengobati anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit ataupun masalah Kesehatan
melalui :
1. Perawatan orang sakit di rumah / home nursing
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin
dan nifas
4. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif upaya pemulihan Kesehatan bagi penederita yang
di rawat di rumah maupun terhadap kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama :
1. Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang, kelainan bawaan
2. Pelatihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu, seperti
TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterapi
e. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalikan individu, keluarga, dan kelompok khusus
ke dalam pergaulan masyarakat.

8
2.1.4 Falsafah Keperawatan Komunitas
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai — nilai yang menjadi pedoman
untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah
keperawatan memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan
manusiawi. Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas,
yaitu:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian


integral dari upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat
di terima oleh semua orang.
2. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara
berkelanjutan.
4. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsume rpelayanan
kesehatan, menjalin suatu. Hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan.
5. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan berkesinambungan.
6. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya. la harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi
secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

2.1.5 Filosofi Keperawatan Komunitas


Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai
berikut :
1. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang
2. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan
3. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membant
umeningkatkan kesehatannya
4. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi
dirinya
5. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas
yang berbeda pada waktu yang berbeda
6. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada
latar belakang budaya, agama dan sosial klien

9
7. Autonomi individu dan komunitas dapat di berikan prioritas yang
berbeda pada waktu yang berbeda
8. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan
rangsang internal dan eksternal
9. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan
10. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan
lingkungannya
11. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada
waktu yang berbeda
12. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu
klien bergerak ke arah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan
dengan menggunakan kerang kateori dan pendekatan sistematik.
Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang
waktu akan merubah kebutuhan kesehatan.

2.1.6 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan
langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok di dalam
konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.

a. TujuanUmum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan
3. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan

10
4. Tertanganinya kelompo kmasyarakat khusus / rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti
dan di masyarakat
5. Tertanganinya kasus - kasus yang memerlukan penanganan tindak
lanjut dan asuhan keperawatan di rumah
6. Terlayaninya kasus –kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas.
7. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan social
untuk menuju keadaan sehat optimal.
c. Fungsi
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya di bidang kesehatan
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.1.7 Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk


individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga
penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut
Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat
yaitu :

1. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil dll)
yang dijumpai di poli klinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat

11
perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu.

2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga di mana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu keluarga yang belum terjangkau pelayanan
kesehatan, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas
yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu,
penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program,
penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu (mental atau fisik). Keluarga dengan resiko tinggi,
yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti
anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis
(KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,
infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga
dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau
keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.

3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien
- Pembinaan kelompok khusus
- Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

2.1.8 Strategi Keperawatan Komunitas


Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu
digunakan strategi sebagai berikut :
1. Locality Development : yang menekankan pada peran serta masyarakat
dan masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
2. Social Planning : dapat berubah dan di buat oleh para ahli dengan
menggunakan birokrasi
3. Social Action : adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat
atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang
mendasar.

12
2.1.9 Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan di berikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,
2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

2.1.10 Peran Perawat Komunitas


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
di antaranya adalah :
1. Sebagai penyediaan pelayanan ( Careprovider )
2. Sebagai pendidik dan konsultan ( Nurseeducator and Counselor )
3. Sebagai panutan ( Role Model )
4. Sebagai pembela ( Client Advocate )
5. Sebagai manajer kasus ( Case Manager )

13
6. Sebagai kolaborator
7. Sebagai perencana Tindakan lanjutan ( Discharge Planner )
8. Coordinator pelayanan Kesehatan ( Coordinator of Services )
9. Pembawa perubahan atau pembawaharu dan pemimpin ( Change Agent
and Leader )
10. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas ( Community Care
Provider and Researcher ).

2.2 KONSEP AGREGAT DEWASA


2.2.1 KonsepPertumbuhan dan Perkembangan
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran yang dapat
diukur secara kuantitatif. Indikator pertumbuhan meliputi tinggi badan,
berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola pertumbuhan
fisiologis sama untuk semua orang. Akan tetapi, laju pertumbuhan
bervariasi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.
2. Perkembangan
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan
keterampilan. Perkembangan adalah kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan
merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.

2.2.2 Pengertian Dewasa


Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila
orang itu bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang
telah diikrarkan khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud juga
menjelaskan bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila mau dan mampu
bertanggung jawab terhadap segala tingkah laku, pekerjaan dan karir yang
dilakukan sehari-hari.
Dengan demikian orang dewasa dituntut untuk mempertanggung
jawabkan semua yang dilakukan bekerja memenuhi kebutuhan dirinya dan
kehidupan keluarga sebagai wujud cinta terhadapp istri dan anak-anaknya.
Orang dewasa yang matang tidak takut terabaikan kepentingan dirinya
sendiri dalam memproses mempertanggung jawabkan cinta yang
diikrarkan.
Dalam kebudayaan Amerika, seorang anak dipandang belum mencapai
status dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara itu dalam
kebudayaan Indonesia, seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa
apabila sudah menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun.

14
2.2.3 Perkembangan Dewasa
1. Karakteristik perkembangan orang dewasa
Perkembangan fungsi aspek – aspek fisik orang dewasa terus berjalan
sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan, dan latihan serta hobi
aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat
sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan
kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan
hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan kesehatan.
Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus
berkembang lebih meluas atau komprehensif dan mendalam.
Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman
moral orang dewasa mengubah pemikiran moral menjadi perbuatan
moral. Berkerja untuk pengembangan karier merupakan tuntunan dan
karakteristik utama dari masa dewasa.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa


adalah :
a. Faktor genetik
- Faktor keturunan - masa konsepsi
- Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
- Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras,
rambut, warna mata, sikap tubuh dan keunikan psikologis seperti
temperamen.

b. Faktor eksternal/lingkungan
- Keluarga
- Kelompok teman sebaya
4. Pengalaman hidup
5. Kesehatan
Tingkat Kesehatan merupakan respon individu terhadap lingkungan dan
respon orang lain pada individu.
6. Lingkungan tempat tinggal
7. Perbedaan individual orang dewasa.

2.2.4 Dewasa Muda ( 20-24 Tahun )


a. Tahap Perkembangan
Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah
dapat memikul tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan
mengharapkan hal uang sama dari orang lain. Mereka menghadapi

15
berbagai tugas dalam hidup dengan sikap realistis dan dewasa, membuat
keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
1. Perkembangan Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20a-an.
Semua sistem pada tubuh(seperi kardio vaskuler, pengelihatan,
pendengaran dan reproduktif) juga berfungsi pada efesiensi puncak.
Perubahan fisik pada tahap ini minimal, berat badan dan massa otot
dapat berubah akibat diet dan olah raga.
2. Perkembangan Psikososial
Individu dewasa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta
perubahan gaya hidup yang baru saat beranjak dewasa, mereka harus
membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan,
memulai rumah tangga, dan untuk membesarkan anak.
Tanggungjawab sosial meliputi membentuk hubungan pertemanan
yang baru dan menjelani beberapa kegiatan di masyarakat.
Beberapa perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu :
a. Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan unutk
mencapai hubungan seksual yang matur (mengacu pada teori Freud)
b. Memiliki tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran
Havighurst:
- Memilih pasangan
- Belajar untuk hidup bersama pasangan
- Membentuk sebuah keluarga
- Membesarkan anak
- Mengatur rumah tangga
- Memulai suatu pekerjaan
- Memikul tanggung jawab sebagai warga negara
- Menemukan kelompok sosial yang cocok
3. Perkembagan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna terjadi kurang
lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak periode tersebut, operasi formal
(contoh: membuat hipotesis) menandakan pemikiran selama massa
dewasa, ego sentrismenya terus berkurang. Mereka mampu
memahami dan menyeimbangkan argumen yang diciptakan oleh
logika dan emosi.
4. Perkembangan Moral
Pada periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan
dan aturan-aturan orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait
prinsip moral.Saat mempersepsikan konflik dengan norma dan hukum
masyarakat, mereka membuat penilaian berdasarkan prinsip pribadi
mereka.
5. Perkembangan Spiritual
Pada periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu dewasa
yang berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat

16
filosofi mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual
tersebut. Ajaran - ajaran agama yang diperoleh semasa kecil,
sekarang dapat diterima/didefenisikan kembali.
b. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang muncul dan seringkali ditemui pada kelompuk
usia ini meliputi kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi,
penyakit menular seksual (PMS), penganiayaan terhadap wanita dan
keganasan tertentu.
1. Kecelakaan
Cedera tak disengaja (terutama tabrakan kendaraan bermotor)
merupakan penyebab kematian utama pada kelompok usia 1-44
tahun. Oleh sebab itu pendidikan mengenai tindakan kewaspadaan
keselamatan dan pencegahan kecelakaan merupakan peran utama
perawat dalam meningkatkan kesehatan orang dewasa muda.
2. Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu
dewasa muda di AS(Murray & Zentner, 2001 dalam Kozier dkk,
2011). Secara umum, tindakan bunuh diri disebabkan oleh
ketidakmampuan individu dewasa muda untuk menghadapi berbagai
tekanan, tanggung jawab, dan tuntutan di masa dewasa. Peran
perawat dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi
mengidentifikasi perilaku yang mengindikasikan masalah
potensial: depresi; berbagai keluhan fisik seperti penurunan berat
badan, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan; penurunan
minat dalam peran sosial dan pekerjaan, serta seringnya individu
mengurung diri; menyediakan informasi mengenai tanda awal bunuh
diri dalam program pendidikan. Apabila terindentifikasi berisiko
melkukan bunuh diri maka harus dirujuk ke profesional kesehatan
jiwa atau pusat penenangan kritis.
3. Hipertensi
Masalah ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas,
diet tinggi-natrium, dan tingkat stres yang tinggi.
4. Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunan zat merupakan ancaman utama terhadap kesehatan
individu dewasa muda. alkohol, mariyuana, amfetamin, dan kokain
misalnya, dapat menimbulkan perasaan bahagia pada individu yang
memiliki masalah penyesuaian dan akan berakibat buruk pada
masalah kesehatan di kemudian hari. Sebagai contoh,
penyalahgunaan obat selama kehamilan dapat menyebabkan
gangguan pada janin, penggunaan alkohol dalam waktu yang lama
dapat menimbulkan penyakit berbahaya. Strategi perawat
berkaitan penyalahgunaan obat meliputi penyuluhan tentang
komplikasi penggunaan obat itu, upaya pengubahan sikap individu

17
terhadap penyalahgunaan obat, dan konseling tentang berbagai
masalah yang menyebabkan penyalahgunaan obat.
5. Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS, seperti AIDS, sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang
umum terjadi pada individu dewasa muda. Fungsi perawat disini
terutama sebagai pendidik.
6. Kekerasan
Tindakan pembunuhan akibat kekerasan merupakan penyebab
kedua kematian pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun.
7. Penganiayaan terhadap Wanita
Masalah ini terjadi pada keluarga di seluruh tingkat sosio-ekonomi.
Kondisi stres yang memicu keluarga untuk melakukan penganiayaan
meliputi masalah keuangan, perpisahan keluarga dan dukungan
masyarakat, serta isolasi fisik dan sosial. Perawat yang menangani
wanita tersebut harus (a) memiliki komunikasi terbuka yang
mendorong mereka mengemukakan masalahnya; (b) membantu
mereka meningkatkan harga dirinya; (c) terus mendukung dan
mendidik wanita agar memahami sebab dan akibat perilaku kekerasan
dan penganiayaan.
8. Keganasan
Masalah keganansan yang sering muncul pada pria usia 20-34 tahun
adalah kanker testis. Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan sekali
sebagai identifikasi dini terjadinya kanker skrotum (Barkauskas dkk,
2002 dalam Kozier, 2011). Sedangkan pada wanita adalah kanker
payudara yang meningkat setelah usia 30 tahun. Kanker payudara
merupakan penyebab kematian utama yang terjadi pada wanita.

c. Pengkajian dan Promosi Kesehatan


Beberapa pedoman pengkajian perkembangan dewasa muda antara lain:
1. Perkembangan Fisik
- Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan
jenis kelamin
- Memperlihatkan tanda-tanda vital dalam rentang normal sesuai
usia dan jenis kelamin
- Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran
dalam rentang normal
- Mengemukakan pengetahuan dan sikap yang sesuai mengenai
seksualitas
2. Perkembangan Psikososial
- Merasa bebas dari orang tua
- Memiliki konsep diri yang realistis
- Menyukai diri sendiri dan arah kehidupan yang berjalan
- Berinteraksi baik dengan keluarga
- Mampu menghadapi stress akibat perubahan dan pertumbuhan

18
- Memiliki ikatan yang terbina dengan baik bersama orang-orang
yang berarti
- Memiliki kehidupan sosial yang berarti
- Menunjukkan tanggung jawab emosi, sosial, dan ekonomi
dalam kehidupan pribadi
- Memiliki serangkaian nilai-nilai yang membimbing perilaku
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
- Memiliki gaya hidup yang sehat

Beberapa pedoman promosi kesehatan untuk dewasa muda antara lain:


1. Tes dan Skroning Kesehatan
- Pemeriksaaan fisik rutin (setiap 1-3 tahun untuk wanita, setiap 5
tahun untuk pria)
- Imunisasis esuai rekomendasi
- Pemeriksaan gigi secara teratur
- Penyaringan penglihatan dan pendengaran secara berkala
- Pemeriksaan testikular sendiri setiap bulan
- Skrining untuk penyakit kardiovaskular
- Uji kulit untuk tuberkulosis setiap 2 tahun
2. Keamanan
- Dukungan keselamatan kendaraan bermotor
- Tindakan perlindungan terhadap sinar matahari
- Tindakan keselamatan di tempat kerja
- Dukungan keelamatan di air
3. Nutrisi dan Olahraga
- Pentingnya asupan zat besi yang adekuat dalam diet
- Faktor nutrisi dan olahraga yang dapat menyebabkan penyakit
kardiovaskuler
4. Interaksi Sosial
- Mendukung hubungan personal yang mendorong
diskusi mengenai perasaan, kekhawatiran, dan rasa takut
- Menyusun tujuan jangka pendek dan jangka panjang mengenai
pilihan pekerjaan dan karier

2.2.5 Dewasa Menengah / Paruh Baya (40-65 tahun)


a. Tahap Perkembangan
1. Perkembangan Fisik
Pada perkembangan ini, banyak perubahan fisik yang terjadi, antara
lain sebagai berikut :
- Penampilan
Rambut mulai tipis dan beruban, kelembapan kulit berkurang,
muncul kerutan pada kulit, jaringan lemak diretribusikan kembali
sehingga menyebabkan deposit lemak di area abdomen.
- Sistem muskuloskeletal

19
Massa otot skeletal berkurang sekitar usia 60-an. Penipisan diskus
interverbal menyebabkan penurunan tinggi badan sekitar 1 inci.
Kehilangan kalsium dari jaringan tulang lebih sering terjadi pada
wanita pasca menstruasi. Otot tetap tetap bertumbuh sesuai
penggunaan.
- Sistem kardiovaskular
Pembuluh darah kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebi tebal
- Presepsi sensori
Ketajaman visual menurun, seringkali terjadi diakhir usia 40-an,
khususnya untuk pengelihatan dekat(presbiopia). Ketajaman
pendengaran untuk suara frekuansi tinggijuga
menurun(presbikusis), khususnya pada pria. Sensasi perasa juga
berkurang
- Metabolisme
Metabolisme lambat, menyebabkan kenaikan berat badan
- Sistem pencernaan
Penurunan tonus usus besar secara bertahap dapat menyebabkan
kecendrungan terjadinya konstipasi pada individu.
- Sistem perkemihan
Unit nefron berkurang selama periode ini, dan laju filtrasi
glomelurus menurun.
- Seksualitas
Perubahan hormonal terjadi pada pria maupun wanita.
2. Perkembangan Psikososial
Menurut havighurst, individu paruh baya memiliki tugas
perkembangan psikososial sebagai berikut:
- Memenuhi tanggung jawab sebagai warga negara dewasa dan
tanggung jawab sosial
- Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup
- Membantu anak yang beranjakremaja untuk menjadi individu
dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab
- Mengembangkan berbagai aktivitas untuk mengisi waktu luang
- Berinteraksi dengan pasangan sebagai seorang individu
- Menerima dan menyesuaikan perubahan fisk di masa paruh baya
- Menyesuaikan diri dengan orang tua yang mulai lansia.
3. Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak
mengalami perubahan. Proses kognitif meliputi waktu rekreasi,
memori, persepsi, pembelajaran, pemecahan masalah, dan kreativitas.
4. Perkembangan Moral
Pada tahap ini, individu perlu memiliki pengalaman yang luas tentang
pilihan moral personal serta tanggung jawab.
5. Perkembangan Spiritual

20
Pada tahap ini, individu dapat memandang “kebenaran” dari sejumlah
sudut pandang. Mereka cenderung tidak terlalu fanatik terhadap
keyakinan agam, dan agama seringkali membrikan lebih banyak
kenyamanan pada diri individu di masa ini dibandingkan
sebelumnya. Individu kerap kali bergantung pad akeyakinan spiritual
untuk membantu mereka menghadapi penyakit, kematian, dan
tragedi.

b. Masalah Kesehatan
Resiko munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih
besar daripada kelompok usia dewasa muda, antara lain :
1. Kecelakaan
Faktor perubahan fisiologis, dan kekhawatiran terhadap tanggung
jawab personal dan pekerjaan dapat meningkatkan angka kecelakaan
pada individu paruh baya, terutama kecelakaan kendaraan bermotor.
2. Kanker
Kanker merupakan penyebab kematian kedua para individu yang
berusia antara 25 dan 64 tahun di AS. Pria memiliki insiden penyakit
kanker paru dan kandung kemih yang tinggi. Pada wanita, penyakit
kanker payudara menempati posisi tertinggi, diikuti kanker kolon dan
rektum, uterus, dan kanker paru.
3. Penyakit Kardiovaskular
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di
AS. Faktor penyebabnya meliputi merokok, obesitas, hipertensi,
diabetes melitu
s, gaya hidup kurang gerakriwayat keturunan atau riwaya. kematian
mendadak pada ayah saat berusia kurang dari 55 tahun atau ibu saat
berusia kurang dari 65 tahun, serta faktor usia individu.
4. Obesitas
Obesitas merupakan faktor resiko untuk banyak penyakit kronis
seperti dibaetes dan hipertensi. Klien harus mencegah obesitas
dengan mengurangi asupan kalori dan berolahraga secara teratur.
5. Alkoholisme
Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah
pengangguran, keretakan dalam rumah tangga, kecelakaan, dan
berbagai penyakit.
6. Perubahan kesehatan mental
Stresor perkembangan, seperti menopause, penuaan, dan masa
pensiun yang semakin dekat, serta stresor situasional, seperti
perceraian, pengangguran, dan kematian pasangan, dapat memicu
peningkatan depresi di masa paruh baya. Klien dapat memperoleh
manfaat dari kelompok pendukung atau terapi individu untuk
mengatasi masalah ini.

21
c. Pengkajian dan Promosi Kesehatan
Beberapa pedoman pengkajian perkembangan dewasa menengah/paruh
baya antara lain:
1. Perkembangan fisik
- Menunjukkan berat badan dalam rentang normal sesuai usia dan
jenis kelamin
- Memperlihatkan tanda-tanda vital sesuai usia dan jenis kelamin
- Mendemonstrasikan kemampuan penglihatan dan pendengaran
dalam rentang normal
- Menunjukkan pengetahuan dan sikap yang tepat tentang
seksualitas(missal tentang menopause)
2. Perkembangan Psikososial
- Menerima kondisi tubuh yang mengalami penuaan
- Merasa nyaman dan menghargai diri sendiri
- Menikmati kebebasan yang baru untuk hidup mandiri
- Menerima perubahan peran dalam keluarga(misal memiliki anak
remaja dan orang tua yang lanjut usia)
- Berinteraksi dengan baik dan melakukan kegiatan yang
menyenangkan bersama bersama pasangan hidup
- Memiliki filosofi hidup yang bermakna
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
- Menjalin praktik kesehatan preventif

Beberapa pedoman promosi kesehatan untuk dewasa menengah/paruh


baya antara lain:
1. Tes Skrining Kesehatan
- Pemeriksaan fisik rutin(setiap tahun untuk wanita; setiap 2-3 tahuh
untuk pria)
- Imunisasi sesuai anjuran(seperti vaksinasi influenza)
- Pemeriksaan gigi secara berkala
- Pemeriksan tonometri untuk melihat adanya tanda-tanda glaukoma
atau penyakit mata lain setiap 2-3 tahun
- Pemeriksaan payudara di ahri pertama setiap bulan sesudah
menopause
- Pemeriksaan testis sendiri setiap bulan
- Skrining untuk penyakit kardiovaskular( misalnya pengukuran
tekanan darah)
- Skrining untuk kanker payudara, uterus dan prostat
- Skrining untuk tuberkulosis setiap 2 tahun
2. Keamanan
- Dukungan keselamatan kendaraan bermotor, khususnya saat
berkendaraaan di malam hari
- Tindakan keamanan di tempat kerja
- Tindakan keamanan di rumah

22
3. Nutrisi dan Olahraga
- Pentingnya asupan protein, kalsium, dan vitamin D yang cukup
dalam diet
- Faktor nutrisi dan olahraga yang dapat menyebabkan penyakit
kardiovaskular( misalnya obesitas, asupan kolesterol dan lemak,
kurang giat berolahraga)
4. Interaksi Sosial
- Kemungkinan munculnya krisis di masa paruh baya: dukung untuk
diskusi mengenai perasaan, kekhawatiran dan rasa takut.
- Merencanakan masa pensiun

2.2.6 Dewasa tua / lansia (lebih dari 65 tahun)


a. Tahap Perkembangan
1. Menurut Erikson, tugas perkembangan di masa inia dalah integritas
ego versus putus asa. Seseorang yang mencapai integritas ego
memandang kehidupan dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan
dari keberhasilan yang dicapai di masa lalu. Mereka memandang
kematian sebagai akhir kehidupan yang dapat diterima. Sebaliknya,
orang yang putus asa sering kali merasa pilihannya salah dan
berharap dapat mengulang kembali waktu. Tugas perkembangan
lansia menurut Peck tahun 1968, antara lain :
a. Usia 65-75 tahun
- Menyesuaikan diri dengan kesehatan dan kekuatan fisik yang
menurun
- Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan penghasilan
yang menurun
- Menyesuaikan diri dengan kematian orang tua, pasangan, dan
teman
- Menyesuaikan diri dengan hubungan yang baru bersama
anak-anak yang sudah dewasa
- Menyesuaikan diri dengan waktu luang
- Menyesuaikan diri dengan respons fisik dan kognitif yang
melambat
b. Usia 75 tahun atau lebih
- Beradaptasi dengan situasi “hidup sendiri”
- Menjaga kesehatan fisik dan mental
- Menyesuaikan diri dengan kemungkinan tinggal di panti
jompo
- Tetap berhubungan dengan anggota keluarga lain
- Menemukan makna hidup
- Mengurus akan kematiannya kelak
- Tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas
- Membuat perencanaan hidup yang memuaskan seiring
penuaan

23
2. Perkembangan Kognitif
Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya
usia. Diyakini bahwa terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif.
Selain itu, aliran darah ke otak menurun, dan metabolisme otak
melambat. Penurunan intelektual umumnya mnecerminkan proses
penyakit, seperti arterosklerosis. Pada lansia, proses penarikan
informasi dari memori jangka panjang dapat menjadi lebih lambat.
Lansia cenderung melupakan kejadian yang baru saja berlalu. Dan
mereka memerlukan waktu yang lebih banyak dalam belajar.
3. Perkembangan Moral
Kebanyakan lansia berada pada tingkat prakonvensional
perkembangan moral, mereka mematuhi setiap aturan agar tidak
menyakiti atau menyusahkan orang lain. Sedangkan pada tingkat
konvensional, mereka mengikuti kaidah sosial yang berlaku sebagai
respons terhadap harapan orang lain.
4. Perkembangan Spiritual
Carson (1989) mengemukakan bahwa agama “memberi makna baru
bagi lansia yang dapat memberikan kenyamanan, penghiburan, dan
penguatan dalam kegiatan keagamaan”. Banyak lansia memiliki
keyakinan agama yang kuat dan terus menghadiri pertemuan atau
ibadah keagamaan. Keterkaitan lansia dalam hal keagamaan kerap
membantu mereka dalam mengatasi berbagai masalah yang nerkaitan
dengan makna hidup, kesengsaran, atau nasib baik.

b. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang mungkin dialami lansia, antara lain:
1. Kecelakaan
Pencegahan kecelakaan merupakan fokus perhatian utama bagi lansia.
Healthy People 2010 melaporkan bahwa sebanyak 87% dari seluruh
kasus fraktur yang terjadi pada lansia di atas 65 tahun disebabkan
oleh insiden jatuh. Karena penurunan fungsi penglihatan, refleks yang
semakin lambat, dan kondisi tulang yang rapuh, lansia harus selalu
berhati-hati pada saat menaiki anak tangga, menegmudikan mobil,
dan bahkan saat berjalan.
2. Penyakit Ketunadayaan Kronik
Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan fungsi yang serius, seperti
artritis, osteoporosis, penyakit jantung, stroke, perubahan penglihatan
dan pendengaran, pneumonia, fraktur, trauma akibat jatuh, atau
insiden lainnya yang menyebabkan masalah kesehatan kronis.
3. Penggunaan dan Pengguna salahan
Obat lansia yang menderita suatu jenis penyakit kronis lebih kerap
memerlukan obat-obatan. Kerumitan yang ditemui dalam pemberian
obat itu secara mandiri dapat menimbulkan berbagai situasi
enggunasalahan, seperti mengonsumsi obat terlalu banyak atau

24
terlalu sedikit, mengonsumsi obat bersama alkohol, mengonsumsi
obat resep bersama obat bebas, atau mengonsumsi obat milik orang
lain tanpa sengaja.
4. Alkoholisme
Mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun membawa pengaruh
buruk pada semua sistem tubuh, menyebabkan kerusakan progresif
pada hati dan ginjal, merusak lambung dan organ lain yang terkait,
serta memperlambat respons mental yang kerap mengakibatka
kecelakaandan kematian.
5. Demensia
Demensia merupakan proses yang membahayakan dan
berlangsung lambat, yang menghilangkan fungsi kognitif secara
progresif. Tipe dimensia yang paling sering ditemui adalah
penyakit Alzheimer.
6. Penganiayaan Lansia
Penganiayaan lansia yang paling sering terjadi adalah pada wanita di
atas usia 75 tahun yang mengalami gangguan fisik atau mental dan
bergantung pada pelaku dalam perawatan diri. Penganiayaan dapat
berupa penganiayaan fisik, psikologis, atau emosi; penganiayaan
seksual; penganiayaan keuangan; dan pelanggaran terhadap HAM.
Secara psikologis, lansia dapat mengalami kekerasan verbal,
ancaman, penghinaan, atau ejekan. Penganiayaan atau
pengabaian lansia dapat terjadi di rumah pribadi, penampungan
lansia, rumah sakit, atau fasilitas layanan jangka panjang.

c. Pengkajian dan Promosi Kesehatan


Pedoman pengkajian perkembangan dewasa tua/lansia antara lain:
1. Perkembangan Fisik
- Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis (missal
penampilan, persepsi)
- Menyesuaikan gaya hidup dengan energi dan kemampuan yang
menurun
- Menjaga agar tanda-tanda vital (khususnya tekanan darah) tetap
normal sesuai usia dan jenis kelamin
2. Perkembangan Psikososial
- Mengatur masa pensiun dalam cara yang memuaskan
- Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi
- Memandang kehidupan sebagai hal yang berharga
- Memiliki harga diri yang tinggi
- Menerima dan menyesuaikan diri dengan kematian orang terdekat
3. Perkembangan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Melakukan praktik
sehat terkait nutrisi, olahraga, rekreasi dan pola tidur

25
- Memiliki kemampuan personal untuk merawat diri sendiri atau
untuk memperoleh bantuan dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari- hari
Beberapa pedoman promosi kesehatan untuk lansia, antara lain:
1. Tes dan Skrining Kesehatan
2. Keamanan
- Tindakan keselamatan di rumah guna mencegah bahaya jatuh,
kebakaran, terbakar, luka bakar, dan tersengat listrik
- Dukungan keselamatan berkendara, terutama saat mengemudi di
malam hari
3. Nutrisi dan Olahraga
- Pentingnya diet seimbang dengan jumlah kalori yang lebih
sedikit
- Pentingnya vitamin D dan kalsium dalam jumlah yang
mencukupi guna mencegah osteoporosis
- Program olahraga yang dilakukan secara teratur guna
mempertahankan mobilitas sendi, otot dan tulang.
4. Interaksi Sosial
- Ketersediaan pusat komunitas sosial dan program-program bagi
lansia.

2.3 KONSEP ASUHAN AGREGAT DEWASA


2.3.1 Pengkajian
a. Data inti komunitas (core inti)
1. Demografi : jumlah kelompok dewasa, golongan umur, pengalaman
sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras.
2. Tipe keluarga : keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3. Status perkawinan : kawin, janda/duda, single.
4. Statistik vital : kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan
penyebab kematian.
5. Nilai-nilai keyakinan dan agama : nilai agama dan keyakinan yang
dianut oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan norma yang
dianut.
b. Data Subsistem Komunitas Delapan data subsistem yang perlu
dikumpulkan dalam pengkajian komunitas meliputi :
1. Lingkungan fisik dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa,
kebersihan lingkungan kualitas air, pembuangan limbah, kualitas
udara, kualitas makanan, akses dan aktifitas kelompok dewasa dalam
pemenuhan kebutuhan. Data dapat dikumpulkan dengan winshield
survey dan observasi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial ketersediaan pelayanan kesehatan
khusus kelompok dewasa melalui puskesmas, pengobatan tradisional
atau fasilitas pelayanan kesehatan.

26
3. Ekonomi dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan
penanggung jawab, jumlah penghasilan dan pengeluarannya.
4. Transportasi dan keamanan dilihat dari jenis transportasi yang
digunakan kelompok dewasa untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dan adanya rasa aman dan dukungan dari anggota
keluarga untuk kelompok usia dewasa.
5. Politik dan pemerintahan : kelompok pelayanan masyarakat seperti
PKK, tahlil, kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang
mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI. Politik :
kegiatan politik yang ada di wilayah tersebut dan peran peserta partai
politik dalam pelayanan kesehatan.
6. Komunikasi
- Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh
kelompok dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan
tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari tenaga
kesehatan.
- Komunikasi informal Komunikasi/ diskusi yang
dilakukan kelompok dewasa dengan tenaga kesehatan, orang yang
berpengalaman dan lingkungan dalam masyarakat dalam
menyelesaikan masalah kelompok dewasa.
7. Pendidikan tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan
sikap dalam meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.

2.3.2 Diagnosa
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian. (American Nurses of Association)
jadi diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.
Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata (aktual) dan yang mungkin terjadi (potensial). Diagnosis keperawatan
mengandung komponen utama yaitu :
1. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi
2. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan, yang meliputi :
- Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
- Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial

27
- Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Symptom atau gejala :
- Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
- Serangkaian petunjuk timbulnya masalah Perumusan diagnosis
keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1) Dengan rumus PES
Rumus : DK = P + E + S
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
S : Symptom atau gejala
2) Dengan rumus PE Rumus : DK = P + E
DK : Diagnosis keperawatan
P : Problem atau masalah
E : Etiologi
Jadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, di samping mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
- Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
- Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
- Partisipasi dan peran serta masyarakat

2.3.3 Intervensi
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. (Pusdiklat DJJ Keperawatan) jadi
perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun
berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup : perumusan tujuan, rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan, dan kriteria hasil untuk
menilai pencapaian tujuan perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Berfokus pada masyarakat
2. Jelas dan singkat
3. Dapat diukur dan diobservasi
4. Realistis
5. Ada target waktu
6. Melibatkan peran serta masyarakat
Dalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi kriteria yang
mencakup :
T = S + P + K.1 + K.2

28
Keterangan :
S : Subyek
P : Predikat
K1:
Kondisi
K2: Kriteria

Selain itu dalam perumusan tujuan :


1) Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan
2) Perilaku yang diharapkan berubah
- S : Specific
- M : Measurable atau dapat diukur
- A : Attainable atau dapat dicapai
- R : Relevant/Realistic atau sesuai
- T : Time-Bound atau waktu tertentu
- S : Sustainable atau berkelanjutan

2.3.4 Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim
kesehatan lainnya dalam hal ini melibatkan pihak puskesmas, bidan desa,
dan anggota masyarakat. Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan
atau implementasi pada keperawatan komunitas :
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa
b. Integrated
Perawat kesehtan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan
sesame profesi, tim kesehtan lain, individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat berdasarkan azaz kemitraan.
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun.
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan

29
implementasi yang menjadi focus adalah program kesehatan komunitas

30
dengan strategi komuniti organisasi dan parthnerships in community.
(Model for nursing parthnerships). Prinsip lain yang perlu diperhatikan :
- Berdasarkan respon masyarakat
- Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
- Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri
sendiri serta lingkungannya
- Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
- Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat
secara esensial
- Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
- Melibatkan partispasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
perawatan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :
- Keterpaduan antara biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan
prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya
- Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader, dan tokoh masyarakat
dalam rangka alih peran
- Tindakan keperawatan yang dilakukan di catat dan
didokumentasikan

2.3.5 Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian menurut Nasrul Effendy, 1998 :
- Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
- Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan
- Hasil penelitian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi p erlu dipahami bersama
oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan
melihat respon komunitas terhadap program kesehatan.

31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntutan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena
kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga
menghadapi krisis seperti merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.
Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan perubahan lingkungan ekonomi dan
menghadapi kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan
anggota keluarga mereka.
Dalam konsep keperawatan komunitas mencangkup seluruh aspek meliputi
pengertian, paradigma, falsafah, filosofi, tujuan dan fungsi keperawatan, sasaran,
strategi, prinsip, seta peran perawat komunitas.
Konsep agreat dewasa mencangkup konsep pertumbuhan dan
perkembangan, pengertian dewasa, perkembangan orang dewasa, dewasa muda
(20-40 tahun), dewasa menengah, dan dewasa tua/lansia, serta konsep asuhan
agregat dewasa.

3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini semoga dapat bemanfaat bagi para
pembaca maupun penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan
untuk penulisan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.

32
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. (2011). Kanker Payudara. Diambil dari


http://medicastore.com/penyakit/1045/Kanker_Payudara.html. 13 Oktober 2017. 

Brunner and Suddarth. (2002).  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume
2.Jakarta : EGC.

Bulechek, gloria m., dkk.2015 Nursing interventions cassifiction, NIC Edisi VI Ahli


Bahasa: Intrasi Nurjannah, dk. Elesiver; Jakarta

Bustan, M.N., 2007.  Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2 Rineka


Cipta, .Jakarta
.
Depkes RI., 2007. InaSH Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi.Intimedia.
Jakarta. Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta : Aditya
Media
.
Gray, Huon H, dkk, 2002.  Lucture Notes : Kardiologi (Edisi Keempat). Erlangga Medical
Series. Jakarta.

Guyton AC, JE Hall.  Buku Ajar Fisiologi.  Ed. 9. Alih Bahasa: Setiawan I, Santoso A.
Jakarta: EGC; 2006.

Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. K eperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa
Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.

Yulianti, Devi. 2005. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: EGC.

33

Anda mungkin juga menyukai