Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KELUARGA DENGAN DEWASA LANSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen Pengampu : Ns. Asmadi M.Kep., Sp.Kom

Kelompok 6

Dea Putri Mulyani : CKR0200008


Ismaya : CKR0200014
Rani Verdiana : CKR0200027
Rizki Tri Sukma : CKR0200031
Salwa Fadillah : CKR0200032
Widia Kusumawardani : CKR0200039

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
Jalan Lingkar Bayuning No.2, Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45561
Telp. (0232) 87584 Fax. 0232-875123 Email : infostikeskuningan.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
kepada kami semua, sehingga makalah ini dapat dikerjakan dengan baik. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Keperawatan Keluarga”.

Dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami harap makalah ini bisa
bermanfaat, berguna khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat ataupun bahasanya. Oleh karena itu, dengan senang hati kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kuningan , Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
D. Manfaat......................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAAN....................................................................................................

2.1 Kajian teori...............................................................................................................


1. Definisi Dewasa...................................................................................................
2. Permasalahan Pada Masa Dewasa.......................................................................
3. Definisi Lansia.....................................................................................................
4. Tugas Perkembangan Dewasa Dan Lansia..........................................................
5. Permasalahan Pada Masa Lanisa.........................................................................
6. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia....................................................

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia


dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk
potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang
dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang
memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal
memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah
dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan
dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekatnya diharapkan sejalan dengan
kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya.
Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak
negative pada perkembangan manusia secara umum.

Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut
dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat
adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa
manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia
dewasa sudah mulai memilih nilai- nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik
untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai-nilai atau norma -
norma yang telah dipilihnya tersebut.

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari


bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi.

Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang
akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat
mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan
pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Secara umum orang lanjut
usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap.
Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam,
sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada.

iv
B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi dewasa ?

2. Bagaimana Permasalahan pada masa dewasa ?

3. Apa definisi lansia ?

4. Apa saja Tugas perkembangan keluarga dengan lansia ?

5. Bagaimana Permasalahan pada masa lansia ?

6. Bagaimana Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia ?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi pada dewasa

2. Untuk Mengetahui bagaimana permasalahan pada masa dewasa

3. Mengetahui definisi pada lansia

4. Untuk mengetahui apa saja tugas perkembangan keluarga dan lanisa

5. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan pada masa lanisa

6. Untuk mengetahui upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia

D. Manfaat

1. Bagi layanan kesehatan

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam


mengembangkan ilmu pengetahuanya mengenai keluarga dewasa dan lansia

2. Bagi masyarkat

Makalah ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan dan


wawasan

v
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

1. Definisi Dewasa

Rentang usia dewasa atau yang disebut juga usia setengah baya pada umumnya berkisar
antara usia 40-60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun
mental. Masa usia dewasa diartikan sebagai suatu masa menurunnya keterampilan fisik dan
semakin besarnya tanggung jawab, suatu periode dimana orang menjadi sadar akan polaritas
muda-tua dan semakin berkuranggya jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan, suatu masa
ketika orang mencapai dan mempertahankan kepuasan dalam karier, dan suatu titik ketika
individu berusaha meneruskan suatu yang berarti pada generasi berikutnya.

2. Permasalahan Pada Masa Dewasa

Permasalahan yang terjadi pada masa dewasa tidak semata-mata terjadi begitu saja,
permasalahan yang terjadi karna adanya kelemahan yang terjadi pada perkembangan dan
karakteristik yang terjadi pada masa dewasa madya sehinggu menimbulkan suatu masalah yang
harus dihadapi oleh individu pada tahap ini.

a) Permasalahan pada Masa Perkembangan Fisik

Dari karakteristik perubahan fisik tersebut terlihat jelas kelemahan atau menurunya
penampilan pada usia paruh baya ini. hal ini banyak individu pada usia tersebut berusaha
keras agar terlihat lebih muda, seperti melakukan bedah kosmetik, mengecat rambut,
mengenakan wig, dan mengkonsumsi jumlah besar vitamin yang diperuntukan bagi usia
paruh baya ini, dimana hal ini mencerminkan keinginan untuk mengendalikan proses
penuaan dan merupakan permasalahan yang terjadi di usia madya. Kelebihan berat tubuh
dapat membahayakan kesehatan di usia paruh baya, meningkatkan peluang individu untuk
menderita sejumlah penyakit, seperti hipertensi dan gangguan pencernaan. Sebagai contoh,
obesitas meningkatkan kemungkinan individu menderita sejumlah penyakit diantaranya,

vi
hipertensi (tekanan darah tinggi diluar batas normal), diabetes, dan gangguan pencernaan.
Kelebihan berat tubuh memiliki resiko depresi dan kematian pada usia ini. Kekurangan
tidur pada tahap ini juga banyak terjadi dimana individu akan merasakan kurangnya
istirahat pada pagi hari. Hal ini kebanyakan terjadi pada individu yang sering
mengkonsumsi obat-obatan yang diberi dokter ataupun tidak, misalnya individu yang
mengalami penyakit kardiovaskular, atau depresi.

b) Permasalahan pada Perkembangan Kognitif

Pada masa dewasa madya individu akan mulai mengalami permasalahan penurunan
momori dimana kapasitas memori yang sudah dipenuhi dengan memori pada masa
sebelumnya, namun kemampuan memori ini dapat teroragnisir jika menggunakan
pemilahan informasi yang secara efektif dilakukan. Pada masa ini individu terkadang
memecahkan masalah sesuai dengan keinginannya sendiri yaitu dengan melihat
pengalaman yang pernah dilakukannya, dan jika tida sesuai dengan yang diinginkan
individu akan memikirkan lagi bagaimana pemecahan masalah yang efetif.

c) Permasalahan pada Perkembangan Sosio Emosi

Pria tengah baya mulai memikirkan hubungan yang telah hilang selama mengejar karir,
kini saatnya ia mulai memikirkan anak-anak. Sedangkan bagi wanita ini saatnya untuk
menyibukkan dirinya di luar rumah. Sekian tahun telah membesarkan anak-anak, sekarang
ia siap menghadapi tantangan baru di luar rumah. Masalah keintiman: Pria ingin agar
isterinya berperilaku sebagai seorang pacar yang mesra bukan hanya pengelola rumah
tangga. Bagi wanita ketegasannya sebagai bukti kemesraan. Dan apabila isteri sibuk di luar
rumah sepanjang hari, maka bila malam tiba sudah kecapean dan suami terbaikan. Bagi
seorang pria yang memasuki fase ini mengalami ketidakstabilan emosi. Kadang gembira,
bersemangat, kadang murung, tidak mau diajak bicara, keadaan diseputarnya seakan tawar,
sehingga mereka mengeluh dalam banyak hal, masalah anak, pekerjaan, dll. Bagi seorang
wanita tengah baya sering mengalami kecemasan dan ketakutan kehilangan suaminya,
kesepian dan kadang-kadang kemarahan. Keduanya bisa mengalami depresi, bagi wanita
yang tidak siap akan mengalami depresi yang berat ketika memasuki masa menopause.
Paling berat bagi mereka yang tidak menikah atau ibu janda yang rentan.

d) Permasalahan pada Perkembangan Kesehatan

Masalah kesehatan yang muncul dan seringkali ditemui pada kelompuk usia ini meliputi
kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS).
penganiayaan terhadap wanita dan keganasan tertentu:

1. Kecelakaan
Cedera tak-disengaja(terutama tabrakan kendaraan bermotor) merupakan
penyebab kematian utama pada kelompok usia 1-44 tahun. Oleh sebab itu
pendidikan mengenai tindakan kewaspadaan keselamatan dan pencegahan

vii
kecelakaan merupakan peran utama perawat dalam meningkatkan
kesehatan orang dewasa muda.
2. Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan penyebab kelima kematian pada individu dewasa
muda di AS. Secara umum, tindakan bunuh diri disebabkan oleh
ketidakmampuan individu dewasa muda untuk menghadapi berbagai
tekanan. tanggung jawab, dan tuntutan di masa dewasa. Peran perawat
dalam mencegah upaya bunuh diri meliputi mengidentifikasi perilaku yang
mengindikasikan masalah potensial: depresi; berbagai keluhan fisik seperti
penurunan berat badan, gangguan tidur, dan gangguan pencernaan,
penurunan minat dalam peran sosial dan pekerjaan, serta seringnya
individu mengurung diri, menyediakan informasi mengenai tanda awal
bunuh diri dalam program pendidikan. Apabila terindentifikasi berisiko
melkukan bunuh diri maka harus dirujuk ke profesional kesehatan jiwa
atau pusat penenangan kritis.
3. Hipertensi
Masalah ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, merokok, obesitas, diet
tinggi-natrium, dan tingkat stres yang tinggi.
4. Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunan zat merupakan ancaman utama terhadap kesehatan
individu dewasa muda. Alkohol, mariyuana, amfetamin, dan kokain
misalnya, dapat menimbulkan perasaan bahagia pada individu yang
memiliki masalah penyesuaian dan akan berakibat buruk pada masalah
kesehatan di kemudian hari. Sebagai contoh, penyalahgunaan obat selama
kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada janin, penggunaan alkohol
dalam waktu yang lama dapat menimbulkan penyakit berbahaya. Strategi
perawat berkaitan penyalahgunaan obat meliputi penyuluhan tentang
komplikasi penggunaan obat itu, upaya pengubahan sikap individu
terhadap penyalahgunaan obat, dan konseling tentang berbagai masalah
yang menyebabkan penyalahgunaan obat.
5. Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS, seperti AIDS, sifilis, gonore merupakan jenis infeksi yang umum
terjadi pada individu dewasa muda. Fungsi perawat disini terutama sebagai
pendidik.
6. Penganiayaan terhadap Wanita
Masalah ini terjadi pada keluarga di seluruh tingkat sosioekonomi. Kondisi
stres yang memicu keluarga untuk melakukan penganiayaan meliputi
masalah keuangan, perpisahan keluarga dan dukungan masyarakat, serta
isolasi fisik dan sosial.
7. Keganasan
Masalah keganasan yang sering muncul pada pria usia 20-34 tahun adalah
kanker testis. Pemeriksaan testis harus diadakan sebulan sekali sebagai
identifikasi dini terjadinya kanker skrotum. Sedangkan pada wanita adalah

viii
kanker payudara yang meningkat setelah usia 30 tahun. Kanker payudara
merupakan penyebab kematian utama yang terjadi pada wanita.

3. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu
mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama
mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat
ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.
4. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Lansia
1. Mempertahankan sebuah peraturan dalam kehidupan yang memuaskan.
Tujuan dari menerapkan peraturan yang sesuai untuk menjadikan kehidupan
lebih bermanfaat bagi dirinya dan anggota keluarga lainnya. Pasalnya, pada
teori perkembangan dari Erikson di usia lanjut, seseorang berada pada tahap
integritas versus keputusasaan. Peraturan yang diterapkan menjadi sangat
penting bagi lansia untuk meningkatkan rasa integritas bagi kehidupan yang
memuaskannya.
2. Menyesuaikan diri dengan keadaan bahwa pendapatan untuk kehidupan
menjadi berkurang. Seorang lanjut usia akan mengalami masa pensiun
sehingga menyebabkan penurunan pendapatan bagi dirinya. Kondisi ini dapat
disesuaikan dengan kebutuhan hidup yang bersifat penting bagi kehidupan
seorang lansia. Seperti contoh, pendapatan atau tabungan yang dimiliki
digunakan untuk menunjang kesehatan, memenuhi kebutuhan nutrisi yang
sesuai, serta kebutuhan akan rohani.
3. Menjaga hubungan pemikahan. Tujuan dari menjaga hubungan pemikahan
untuk mempertahankan kesejahteraan hidup dengan pasangannya.
Berdasarkan teori Robert Peck pada tahun 1968, salah satu tugas
perkembangan lansia ialah mempertahankan kesejahteraan hidup agar dapat
merasakan kebahagiaan serta kepuasan hidup.
4. Menyesuaikan diri akan kehilangan pasangannya. Berdasarkan teori tugas
perkembangan dari Robert Peck dalam Berman, Synder, dan Frandsen (2012).
yaitu transendensi ego. Transendensi ego merupakan penerimaan terhadap
kehilangan dari orang yang dicintainya atau kematian pasangannya.
5. Mempertahankan silsilah keluarga atau ikatan keluarga dari setiap generasi.
Tujuan dari mempertahankan ikatan di dalam keluarga untuk meningkatkan
hubungan yang akrab di antara anggota keluarga. Hal ini akan meningkatkan
kesejahteraan hidup bagi seorang lanjut usia ketika sedang berkumpul bersama
keluarga.
6. Mempertahankan eksistensi di usia lanjut, Perubahan masa transisi yang
terjadi pada seorang lansia membuatnya tetap mempertahankan
keberadaannya di dalam keluarga. Tujuannya untuk meningkatkan integritas
diri yang baik. Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan lanjut usia
memiliki peran penting bagi seorang lanjut usia dalam membantu

ix
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan kemampuan yang dimiliki
seorang lanjut usia, peran anggota keluarga lain untuk mempertahankan
integrits diri yang baik bagi setiap individu lanjut usia.
5. Permasalahan Pada Masa Lansia
a. Masalah Sosial Pada Lansia
1. Produktivitas menurun
Seiring bertambahnya usia, produktivitas manusia akan menurun. Seseorang
yang mudanya produktif akan mengalami penurunan produktivitas ketika
lansia. Lansia akan merasa dampak dari turunnya produktivitas ini seperti
kebingungan akan melakukan pekerjaan bahkan merasa dirinya tidak berguna
lagi. Tindakan yang perlu dilakukan yaitu dengan meningkatkan kesadaran
bahwa kondisi tua bukan hal yang perlu ditakuti. Serta mencari kegiatan yang
sesuai dengan keadaannya atau terlibat dalam kegiatan sosial di
lingkungannya.
2. Kesepian dan Isolasi sosial
Kesepian, (akibat menarik diri dari kegiatan sosial) Kesepian atau loneliness
biasanya terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita
penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama
pendengaran Harus dibedakan antara kesepian dan hidup sendiri. Banyak
diantara lansia yang hidup sendiri namun tidak kesepian dikarenakan aktivitas
sosial yang masih tinggi. Pada penderita kesepian, peran organisasi sosial
sangat tinggi karena bisa bertindak menghibur, memberikan motivasi untuk
lebih meningkatkan peran sosial penderita. Kesepian Pada Lanjut Usia
Ditinjau Dari Perspektif Sosiologis Perspektif teoritis mengenai kesepian
kebanyakan mengacu dan psikologi yang difokuskan pada pemahaman dan
penjelasan pada tingkat individu. Sedangkan dari perspektif sosiologi
pendekatan teoritis kesepian difokuskan pada konteks sosial dimana individu
mengembangkan (atau tidak) hubungan atau jaringan sosial. kesepian dan
isolasi sosial telah banyak mengikuti tradisi ini dengan asusmsi teoritis
implisit bahwa kesepian adalah konsekuensi dari isolasi sosial, dan dimana
konsekuensi kurangnya intergrasi dalam jaringan sosial. Sedangkan
gerontologi sosial mere eksikan paradigma yang melihat lanjut usia sebagai
suatu masalah social. Kelanjutusiaan menjadi suatu masalah sosial ketika
masyarakat mengakui masalah tersebut Interaksi sosial merupakan kunci dari
semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Bertemunya orang perorangan akan menghasilkan
pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosialBentuk umum proses sosial
adalah interaksi sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubunganhubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antar
orang dengan kelompok manusia.
3. Kehilangan pekerjaan

x
Ketika memasuki usia tua, lansia akan kehilangan pekerjaannya. Ini
merupakan masalah sosial yang dialami oleh lansia. Lansia akan merasakan
dampak buruk pada suasana hatinya, tidak semangat menjalani kehidupannya
dan akan berdampak pada kesehatannya. Terlebih lagi ketika masa mudanya,
ia pernah menjadi seorang pejabat. Maka, akan berdampak besar ke kehidupan
sosialnya bahkan ke masalah psikologisnya. Tindakan yang perlu dilakukan
yaitu dengan melakukan hal hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan
dimasa tua tanpa harus dituntun. kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan,
peran kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa
pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya seperti yang telah
diuraikan pada point tiga di atas. Kenyataan ada menerima, ada yang takut
kehilangan, ada yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga
yang seolah-olah acuh terhadap pensiun (pasrah). Masing-masing sikap
tersebut sebenarnya punya dampak bagi masing-masing individu, baik positif
maupun negatif. Dampak positif lebih menenteramkan diri lansia dan dampak
negatif akan mengganggu kesejahteraan hidup lansia. Agar pensiun lebih
berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun yang benar-benar
diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan hanya diberi
waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh gaji penuh. Persiapan
tersebut dilakukan secara berencana, terorganisasi dan terarah bagi
masingmasing orang yang akan pensiun. Jika perlu dilakukan assessment
untuk menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang jelas dan
positif. Untuk merencanakan kegiatan setelah pensiun dan memasuki masa
lansia dapat dilakukan pelatihan yang sifatnya memantapkan arah minatnya
masing-masing. Misalnya cara berwiraswasta, cara membuka usaha sendiri
yang sangat banyak jenis dan macamnya.
4. Kehilangan pasangan
Kematian pasangan yang dicintai ternyata dikatakan ilmuwan juga bisa
menyebabkan kematian pada orang yang ditinggalkan. Hal ini dijelaskan oleh
studi dari Amerika Serikat. Dilansir dari laman Medical Daily, kehilangan
orang yang dicintai adalah pengalaman yang sulit dilalui dan dapat
menyebabkan syok. stres, dan duka yang luar biasa. Dalam banyak kasus,
semakin lama pasangan bersama-sama, semakin berat pula dampak
kehancuran yang akan mereka alami ketika salah satunya
meninggalkannya.hal ini akan berpengaruh pada kehidupan sosialnya. Lansia
akan menarik diri dari kehidupan sosialnya dan mengurung diri menikmati
kesedihannya. Banyak lansia yang sudah tinggal sendiri karena pasangannya
telah meninggal. Hal ini akan berpengaruh pada kehidupan sosial orang yang
ditinggalkan Ketika dahulu merasa diperhatikan, kini lansia merasa kehilangan
dan terpuruk pada kesedihannya. Tindakan yang dapa dilakukan yaitu
memberi dukungan terhadap lansia serta menjalin hubungan baik dengan
mereka sehingga mereka tidak merasakan kehilangan mendalam.
5. Merasa terabaikan

xi
Biasanya lansia akan merasa terabaikan ketika anak-anak nya sudah mandiri
dan meninggalkan rumah. Terlebih lagi jika pasangannya telah meninggal dan
anak cucunya tidak pernah datang kerumahnya. Hal ini yang membuat lansia
merasa terabaikan dan merasa hidup sendiri Sebaiknya, lansia lebih sering
dikunjungi oleh keluarganya agar lansia tidak merasa terabaikan serta perlu
dilestarikan budaya menghormati lansia dan tetap ada silaturahmi, Perubahan
Dalam Peran Sosial di Masyarakat Akibat berkurangnya fungsi indera
pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan
fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi
bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya
sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan
selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan
masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan. Karena jika
keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan
orang lain dan kadang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah
menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta
merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya
seperti anak kecil. Menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya
lansia yang memiliki keluarga masih sangat beruntung karena anggota
keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut
membantu memelihara (care) dengan penuh kesabaran dan pengorbanan.
Namun bagi lansia yang tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup
membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan
pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup sendiri di perantauan, seringkali
menjadi terlantar.
Cara Menangani Masalah Sosial Pada Lansia
Cara menangani masalah sosial pada lansia yaitu menerima dan menjalani
kehidupan sosial seperti biasanya dengan tetap tergabung dalam kegiatan
sosial yang ada di lingkungan rumahnya sesuai kapasitasnya sehingga lansia
tidak merasa sendiri, terabaikan dan tidak kesepian, Kepuasan akan atau
dengan kontak sosial menjadi lebih penting bagi lansia dalam hubungannya
dengan status kesehatan lansia.
Dalam hal ini kondisi kesepian dan isolasi sosial yang terjadi pada lansia
akibat kurangnya hubungan- hubungan sosial dan kurangnya jaringan sosial.
Untuk mengatasi masalah kesepian dan isolasi sosial pada lansia yang dalam
bahasan ini dilihat ada tidaknya jaringan sosial dan untuk mengatasinya
diperlukan adanya keterlibatan lansia dalam berbagai aktivitas. Studi
epidemilogis menyarankan aktivitas sosial penting untuk lansia diantaranya
adalah keuntungan kesehatan yang termasuk resiko kematian, disabilitas dan
depresi dan kesehatan kognitif yang baik, kesehatan pribadi yan baik dan
kesehatan perilaku.. Sebagai contoh, keterlibatan sosial; terlibat dalam
aktivitas tertentu yang berarti dan memelihara hubungan yang dekat.
Hubungan antara partisipasi sosial dan kesehatan tidak dipahami dengan pasti.
Sebagai contoh, dampak psikologis isolasi sosial diduga mempengaruhi sistem

xii
imunitas lansia Jaringan sosial memungkinkan individu akan berperilaku
untuk memelihara kesehatannya seperti aktivitas ô sik dan perawatan medis.
Dalam hal ini untuk mengatasi kondisi kesepian dan isolasi sosial lansia maka
diperlukan keterlibatan atau partisipasi lansia dalam berbagai aktivitas di
masyarakat, frekuensi partisipasi sosial penting untuk memelihara kualitas
kehidupan lansia.
b. Masalah kesehatan pada lansia
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang
dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri yaitu kumpulan gejala-
gejala mengenal kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau
keluarga yaitu:
a. Immobility (kurang bergerak)
Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.
Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot,
ketidakseimbangan masalah paikologis, depresi atau demensia.
b. Instability (Instabilitas dan Jatuh)
Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset, sinkop/kehilangan
kesadaran mendadak, dizzines/vertigo, hipotensi orthostatik, proses penyakit
dan lain-lain. Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada
pasien misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan pendengaran
penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit misalnya hipertensi, DM,
jantung,dll) dan faktor risiko akstrinsik (faktor yang terdapat di lingkungan
misalnya alas kaki tidak sesuai, lantai licin, jalan tidak rata, penerangan
kurang, benda-benda dilantai yang membuat terpeleset dll). Akibat yang
ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera jaringan lunak, sampai
patah tulang yang bisa menimbulkan imobilisasi.
Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat
jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari instabilitas dan
jatuh, memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan,
penguatan otot, alat b antu sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah
lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai
yang tidak licin.
c. Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)
Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak
dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga menimbulkan
masalah sosial dan atau kesehatan.
Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila penyakit
yang mendasarinya diatasi misalnya infeksisaluran kemih, gangguan
kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik dan skibala
Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu keinginan
berkemih yang tidak bisa ditahan penyebanya overaktifitas/kerja otot detrusor
karena hilangnya. kontrol neurologis, terapi dengan obat-obatan
antimuskarinik prognosis baik, tipe stres kerena kegagalan mekanisme
sfingter/katup saluran kencing untuk menutup ketika ada peningkatan tekanan

xiii
intra abdomen mendadak seperti bersin, batuk, tertawa terapi dengan latihan
otot dasar panggul prognosis baik, tipe overflow yaitu menggelembungnya
kandung kemih melebihi volume normal, post void residu> 100 cc terapi
tergantung penyebab misalnya atasi sumbatan/retensi urin... Inkontinensia alvi
fekal sebagai perjalanan spontan atau ketidakmampuan untuk mengendalikan
pembuangan feses melalui anus, penyebab cedera panggul, operasi
anus/rektum, prolaps rektum, tumor dll. Pada inkontinensia urin ntuk
menghindari sering mengompol pasien sering mengurangi minum yang
menyebabkan terjadi dehidrasi.
d. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan
Delirium) Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat
yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan
gangguan tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial
secara bermakna. Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia
mencakup berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir, menyimpan
atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh, pasien
menjadi perasa, dan terganggunya aktivitas. Faktor risiko: hipertensi, DM,
gangguan jantung, PPOK dan obesitas Sindroma derilium akut adalah
sindroma mental organik yang ditandai dengan gangguan, kesadaran dan
atensi serta perubahan kognitif atau gangguan persepsi yang timbul dalam
jangka pendek dan berfluktuasi Gejalanya gangguan kognitif global berupa
gangguan memori jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilus),
gangguan proses pikir (diorientasi waktu, tempat, orang). komunikasi tidak
relevan, pasien mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat, gangguan
siklus tidur.
e. Infection (infeksi)
Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus, menurunnya daya tahan
munitas terhadap infeksi, menurunnya daya komunikasipada lanjut usia
sehingga sulit jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini
Cin utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia
lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering dijumpai. Keluhan dan
gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa kontusi/delinum sampai
koma, adanya penurunan nafsu makan tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan
adanya perubahan tingkah laku sering terjadi pada pasien usia lanjut.
f. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatandan penciuman).
Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan
menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi Penatalaksanaan untuk
gangguan pendengaran pada ganiatri adalah dengan cara memasangkan alat
bantu dengar atau dengan tindakan bedah berupa implantasi koklea Gangguan
penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak atau komplikasi dan
penyakit lain misalnya DM, HT dil, penatalaksanaan dengan memakai alat
bantu kacamata atan dengan operasi pada katarak

xiv
g. Isolation (Depression)
Isolation (terisolasi)/depresi, penyebab utama depresi pada lanjut usia adalah
kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup, anak, bahkan binatang
peliharaan. Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan,
menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang mulai
mengacuhkan karena merasa direpotkan menyebabkan pasien akan merasa
hidup sendin dan menjadi depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha
bunuh diri akibat depresi yang berkepajangan,
h. Inanition (malnutrisi)
Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada usia 40-70 tahun. Anoreksia
dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa kecap, pembauan, sulit
mengunyah, gangguan usus di), psikologis (depresi dan demensia) dan sosial
(hidup dan makan sendin) yang berpengaruh pada nafsu makan dan asupan
makanan.
i. Impecunity (Tidak punya penghasilan)
Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan
berkurang secara berlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh
dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaan sahingga tidak dapat
memberikan penghasilan. Usia pensiun dimana sebagian dan lansia hanya
mengandalkan hidup dari tunjangan hari tuanya. Selain masalah finansial,
pensiun juga berarti kehilangan teman sejawat, berarti interaksi sosial pun
berkurang memudahkan seorang lansia mengalami depresi.
j. latrogenic(penyakit karena pemakaian obat-obatan)
Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan
obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan obat
dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter sehingga dapat
menimbulkan penyakit.
Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dan interaksi obat-
obat tersebut yang dapat mengancam jiwa.
k. Insomnia(Sulit tidur)
Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang menyebabkan
seorang lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa penyakit juga dapat
menyebabkan insomnia seperti diabetes melitus dan gangguan kelenjar
thyroid, gangguan di otak juga dapat menyebabkan insomnia. Jam tidur yang
sudah berubah juga dapat menjadi penyebabnya.
l. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
Daya tahan tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua disertai
penurunan fungsi organ tubuh, juga disebabkan penyakit
yang diderita, penggunaan obat-obatan keadaan gizi yang menurun.
m. Impotence Gangguan seksual) Impotensi ketidakmampuan melakukan
aktivitas seksual pada usia lanjut terutama disebabkan oleh gangguan organik
seperti gangguan hormon, syarat, dan pembuluh darah dan juga depresi
n. Impaction (sulit buang air besar) Faktor yang mempengaruhi kurangnya gerak
fisik, makanan yang kurang mengandung serat, kurang minum, akibat obat-

xv
obat tertentu dan lain-lain. Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi
usus menjadi tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada
keadaan yang berat dapat terjadi penyumbatan didalam usus dan perut menjadi
sakit.
6. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia
Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been
Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan
kehormatan (dignity).
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang
digunakan adalag sebagai berikut:
1) Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
2) Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
3) Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
4) Lansia turut memilih kebijakan (choice)
5) Memberikan perawatan di rumah (home care)
6) Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
7) Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi (engaging
the aging)
8) Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
9) Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
10) Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self
help care and family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya
kesehatan, yaitu Promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan Klien, tenaga profesional dan masyarakat
terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma
sosial. Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut:
1. Mengurangi cedera
2. Meningkatkan keamanan di tempat kerja
3. Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk

xvi
4. Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-
obatan
5. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh
pencegahan primer : program imunisasi, konseling, dukungan
nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah,
menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat. Melakukakn
pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa
gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi,
deteksi dan pengobatan kanker, skrining: pemeriksaan rektal,
mamogram, papsmear, gigi, mulut. Melakukan pencegahan tersier
dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat. Jenis pelayanan
mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi
rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan
anggota badan yang masih berfungsi.
c. Rehabilitatif
Prinsip:
1. Pertahankan lingkungan aman
2. Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
3. Pertahankan kecukupan gizi
4. Pertahankan fungsi pernafasan
5. Pertahankan aliran darah
6. Pertahankan kulit
7. Pertahankan fungsi pencernaan
8. Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
9. Meningkatkan fungsi psikososial
10. Pertahankan komunikasi
11. Mendorong pelaksanaan tugas

xvii
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Rentang usia dewasa atau yang disebut juga usia setengah baya pada
umumnya berkisar antara usia 40-60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan
berbagai perubahan fisik maupun mental. Masa usia dewasa diartikan sebagai suatu
masa menurunnya keterampilan fisik dan semakin besarnya tanggung jawab, suatu
periode dimana orang menjadi sadar akan polaritas muda-tua dan semakin
berkuranggya jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan, suatu masa ketika orang
mencapai dan mempertahankan kepuasan dalam karier, dan suatu titik ketika individu
berusaha meneruskan suatu yang berarti pada generasi berikutnya.
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu
mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama
mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat
ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.
B. Saran

Dalam setiap perkembangan memiliki permasalahannya sendiri-sendiri namun


tetap bisa saling mempengaruhi. Dalam permasalaham pasti ada penyelesaian dan

xviii
dalam menyelesaikanya dengan tugas-tugas yang harus dikembangkan oleh individu
pada tahan ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/395272181/349521061-Tahap-Perkembangan-Keluarga-Keluarga

https://id.scribd.com/document/447363892/Masalah-kesehatan-yang-sering-terjadi-pada-lansia-docx

https://id.scribd.com/document/234668003/Tugas-Perkembangan-Keluarga-Dengan-Lansia

https://www.academia.edu/37371072/
Tahap_8_Masalah_yang_muncul_pada_tahap_perkembangan_keluarga_lansia

https://www.academia.edu/24923238/Permasalahan_Pada_Masa_Dewasa_Madya

http://guntursatriajati.blogspot.com/2015/01/makalah-psikologi-perkembangan-dewasa.html?m=1

xix

Anda mungkin juga menyukai