Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERKEMBANGAN MASA LANJUT USIA

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah

Psikologi Perkembangan

Dosen pengampu : Dr. Hj. Nurlela, M.Ag.

Disusun oleh kelompok 8:

Aprisyilia Paraswati (1808101002)

Asih Fadhillah (1808101010)

Wiwik Meliyati Safitri (1808101013)

Silfiya Atiqoh (1808101020)

Kiki Fitriyani (1808101027)

PAI/IV/A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYEKH NURJATI CIREBON

2019 M / 1440 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi
Perkembangan.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis sampaikan terima kasih
kepada :

1. Dr. H. Sumanta, M.Ag. Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.


2. Dr. Hj. Nurlela, M.Ag. dosen Psikologi Perkembangan serta pembimbing
penulisan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Serta teman-teman yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dijadikan khasanah dalam mengembangkan


ilmu pengetahuan, baik di kalangan pelajar khususnya mahasiswa IAIN Syekh
Nurjati Cirebon, maupun pembaca pada umumnya. Dan hanya kepada Allah
SWT. penulis berserah diri.

Cirebon, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Lanjut Usia .................................................................... 3


B. Teori Proses Penuaan .................................................................. 6
C. Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia ......................................... 12
D. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia ....................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam psikologi perkembangan terdapat tahapan dalam rentang


kehidupan, yaitu periode pranatal (konsepsi kelahiran), bayi (kelahiran sampai
minggu kedua), masa bayi (akhir minggu kedua sampai akhir akhir keuda),
awal masa kanak-kanak (2-6 tahun), akhir masa kanak-kanak (6-10 atau 12
tahun), masa puber (10/12 tahun – 13/14 tahun), masa remaja (13/14 tahun –
18 tahun), awal masa dewasa (18-40 tahun), usia pertengahan (40-60 tahun),
masa tua atau usia lanjut (60 sampai meninggal).

Setiap rentang kehidupan memiliki tugas-tugas perkembangan fokus


minat, hambatan, dan perubahan yang berbeda disetiap tahapannya. Masa tua
ditandai oleh adanya perubahan jasmani dan mental. Pada usia enam puluhan
biasanya terjadi penuruna kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan
daya ingat. Peyesuaian diri terpusat disekitar pekerjaan dan keluargapun lebih
suit dari pada penyesuaian pribadi dan sosial. Usia tua adalah periode penutup
dalam rentangan hidup seseorang yaitu satu periode di mana seseorang
(beranjak jauh) dari periode terdahulu yang lebih menyenagkan atau beranjak
dari waktu yang penuh dengan manfaat.

Oleh karna itu, bagaimanapun baiknya individu-individu berusaha


untuk menyesuiakan diri hasilnya kan bergantung pada dasar-dasar yang
ditanam pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian
diri terhadap peran dan harapan sosial dari masyarakat dewasa. Kesehatan
mental yang baik, yang diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan
berbagai kemudahan untuk menyusuaikan diri terhadap berbagai peran baru
atau harapan sosial usia muda.1

1
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan. (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 253.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi lanjut usia?
2. Apa sajakah teori proses penuaan?
3. Apa saja kebutuhan orang lanjut usia?
4. Bagaimana perubahan yang terjadi pada orang lanjut usia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi lanjut usia.
2. Mengetahui teori proses penuaan.
3. Mengetahui kebutuhan orang lanjut usia.
4. Mengetahui perubahan yang terjadi pada orang lanjut usia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Lanjut Usia

Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada kehidupan


manusia yang di mulai dari usia 60 tahun hingga hampir mencapai 120 atau
125 tahun. Adapun lanjut usia dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu lansia
awal (65 hingga 74 tahun), lansia menengah (75 tahun atau lebih), dan lansia
akhir (85 tahun atau lebih).2

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.


Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampi meninggal yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis ataupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
lain.3

Pengertian lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang No. 13 tahun


1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia pasal 1 ayat 1 adalah seseorang yang
telah mencapai 60 tahun ke atas. Lansia merupakan periode akhir dari rentang
kehidupan manusia. Melewati masa ini, lansia memiliki kesempatan untuk
berkembang mencapai pribadi yang lebih baik dan semakin matang. Lansia
adalah periode dimana organisme telah mencapai masa keemasan atau
kejayaannya dalam ukuran, fungsi, dan juga beberapa telah menunjukkan
kemundurannya sejalan dengan berjalannya waktu.4

Menurut Depkes RI (2000), lanjut usia atau yang disingkat lansia


adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Pengelompokkan lansia
2
Pipit Festi W, Lanjut Usia Persepektif dan Masalah. (Surabaya: Umsubaraya Publishing,
2018), hal. 5
3
Rosleny Marliani, Psikologi Perkembangan. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015)., hal.239
4
Diana Ariswanti Triningtyas dan Siti Muhayat, Mengenal Lebih Dekat Tentang Lanjut
Usia. (Magetan: CV. AE Media Grafika, 2018), hal. 1
berdasarkan Departemen Kesehatan RI (2003) meliputi: Kelompok usia
prasenilis/virilitas, adalah kelompok yang berusia 45-59 tahun.

1. Kelompok usia lanjut adalah kelompok yang berusia 60 tahun atau lebih.
2. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi adalah kelompok yang berusia
70 tahun atau lebih, atau kelompok yang berusia atau lebih dengan
masalah kesehatan.

Sedangkan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), klasifikasi


lanjut usia meliputi:

1. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 - 59 tahun.


2. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 – 74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 – 90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
QS. Maryam 7-8 :

ِ َ‫غ ٰلَ ٌم َوكَان‬


‫ت ٱ ْم َرأَتِى َعاقِ ًرا َوقَ ْد بَلَ ْغتُ ِمنَ ْٱل ِكبَ ِر ِعتِيًّا‬ ُ ‫قَا َل َربّ ِ أَنَّ ٰى يَ ُكونُ ِلى‬

Artinya: “Hai Zakaria, Sesungguhnya Kami memberi kabar gembira


kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang
sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan
Dia. Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku,
Padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri)
Sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua". (QS. Maryam
[19]: 7-8).
Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas dengan penjelasannya bahwa
Betapa takjubnya Zakariya as. di saat permintaannyadikabulkan dan saat
mendapatkan kabar gembira akan lahirnya seorang anak. Dia amat suka
cita dan mempertanyakan bagaimana caranya ia akan memperoleh anak,
padahal sang istri merupakan wanita mandul yang tidak dapat melahirkan
anak, sejak kecil hingga tua. Sedangkan ia sendiri sudah tua, lemah tulang-
tulangnya dan kurus, tidak tersisa lagi air cinta dan keinginan jima‟nya.
Orang Arab berkata: “Jika kayu telah kering.” Mujahid berkata: “„atiyyan:
adalah kerapuhan tulang.”

4
Sedangkan Ibnu `Abbas dan ulama yang lain berkata: “‟atiyyan:
yaitu tua.” Makna yang jelas adalah bahwa „atiyyan lebih daripada tua.
Qaala (“Berkata,”) artinya, Malaikat menjawab ketakjuban Zakariya.
Kadzaalika qaala rabbuka Huwa „alayya Hayyinun (“Demikianlah
Rabbmu berfirman, Hal itu adalah mudah bagi-Ku”) yaitu mengadakan
anak darimu dan isterimu itu, bukan dari orang lain itu adalah “Hayyinun”
(“Mudah,”) artinya mudah sekali bagi Allah Kemudian Allah
menyebutkan sesuatu yang lebih menakjubkan dari permintaan Zakariya
itu dengan firman-Nya: Wa qad khalaqtuka min qablu wa lam taku syaian
(“Dan sesungguhnya Aku telah ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu
[di waktu itu] belum ada sama sekali.”)
Dalam Tafsir Al-Misbah, M. Quraish Shihab, menjelaskan bahwa
ayat di atas menjelaskan sambutan Allah terhadap doanya Nabi Zakaria itu
dengan firmannya: Wahai Zakaria, sesungguhnya, Allah telah
memperkenankan doamu dan melalui malaikat jibril kami memberi kabar
gembira kepadamu dengan perolehan seorang anak laki-laki yang bernama
Yahya, yang kami belum pernah memberi nama itu sebelumnya kepada
siapapun. Dengan penuh keheranan dia, yakni Nabi Zakaria as. Berkata:
Tuhanku, bagaimana bisa terjadi aku memperoleh anak, padahal istriku,
sejak dahulu adalah seorang yang mandul dan sesungguhnya aku sudah
mencapai umur yang sangat tua yang biasanya usia semacam umurku tidak
akan memperoleh anak lagi.
Kata samiyyan terambil dari kata as-simah yakni tanda. Nama
sesuatu adalah yang dijadikan tanda baginya, dari sini kata ism begitu pula
kata samiya dipahami oleh banyak ulama dari arti nama. Yakni Allah swt.
Menyampaikan kepada Nabi Zakariyya as. Bahwa dia akan memperoleh
seorang anak yang akan diberi nama oleh Allah dengan nama Yahya, suatu
nama yang belum pernah dikenal sebelumnya sebagai nama seorang
manusia.
Penamaan bagi seseorang dengan nama yang belum dikenal
sebelumnya merupakan suatu keistimewaan tersendiri karena, dengan
demikian, dia dengan mudah dikenal, dengan menyebut namanya, tidak
akan terjadi kerancuan atau kebingungan tentang siapa dia sebab tidak atau
belum ada orang lain yang serupa dengan namanya. Penamaan anak Nabi
Zakariyya as. Itu dengan Yahya dalam bentuk kata kerja masa kini dan
datang serta berarti hidup mengandung isyarat bahwa sang anak akan
hidup abadi secara terus-menerus, walau setelah wafat. Ini bukan saja
berarti bahwa anak ini akan tumbuh berkembang sesuai dengan tuntunan
ilahi, dan akan mati syahid, sehingga disamping nama baiknya selalu
dikenang dalam kehidupan dunia ini, dia juga akan hidup terus menerus di

5
sisi Allah swt. Dalam keadaan penuh hikmat dan kebahagiaan. Kata
itiyyan terambil dari ata-ya‟tu, yakni mencapai puncak. Dahan yang telah
lapuk dan kering disifati dengan akar kata tersebut, yakni atn, demikian
juga sesuatu yang telah mencapai puncak kerusakan atau manusia yang
mencapai puncak kekufuran. Yang dimaksud disini adalah usia lanjut.
Konon, usia Nabi Zakariyya as. Ketika itu telah mencapai 120 tahun dan
istrinya 98 tahun.

B. Teori Proses Penuaan5

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
biologi, teori psikologis, teori sosial, dan teori spiritual.

1. Teori biologi

Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology


slaw theory, teori sttres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.

2. Teori genetik dan mutasi

Menurut teori genetik dan mutasi, menua terprogram secara


genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang
khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan
fungsi sel).

Terjadi pengumpulan pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut


akumulasi dari produk sisa. sebagai contoh adalah adanya pigmen
liposufin di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat pada lansia yang
mengakibatkan terganggunya fungsi sel itu sendiri.

Pada teori biologi dikenal istilah pemakaian dan perusakan (war


and tear) yang teriadi karena kelebihan usaha dan stres yang
menyebabkan sel-sel mbuh menjadi lelah (pemakaian). Pada teori ini

5
Siti Maryam, dkk, Mengenal Usia Lanjut danPerawatannya.(Jakarta: Salemba Medika,
2008), hal. 48-53.

6
juga didapatkan teradinya peningkalan jumlah kolagen dalam tubuh
Iansia. tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit, dan kekurangan
gizi.

3. Immunology slow theory

Menurut imunology slow theory, sistem imun menjadi efektif


dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang
dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

4. Teori stres

Teori stres mengungkapkan, menua terjadi akibat hilangnya sel-sel


yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan
stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

5. Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya


radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-
bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan
sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi.

6. Teori rantai silang

Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa maksimal kimia sel-sel


yang tua atau usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan
kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan, dan
hilangnya fungsi sel.

7. Teori psikologi

7
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring
dengan penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat
dihubungkan pula dengan kekurangan mental dan keadaan fungsional
yang efektif.

Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan inteligensi


dapat menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia. Konsep diri
yang positif dapat menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan
mudah terhadap nilai-nilai yang ada ditunjang dengan status sosialnya.

Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi,


kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan
mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi. Persepsi mempakan
kemampuan interpretasi pada lingkungan. Dengan adanya penurunan
fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi pula penurunan kemampuan
untuk menerima, memproses, dan stimulus sehingga terkadang akan
muncul aksi/reaksi yang berbeda dari stimulus yang ada.

Kemampuan kognitif dapal dikaitkan dengan penurunan fisiologis


organ otak. Namun untuk fungsi-fungsi positif yang dapat dikali ternyata
mempunyai fungsi lebih tinggi, seperti simpanan informasi usia lanjut,
kemampuan memberi alasan secara abstrak, dan melakukan perhitungan.

Memori adalah kemampuan daya ingat lansia terhadap suatu


kejadian/peristiwa baik jangka pendek maupun jangka panjang. Memori
terdiri atas tiga komponen sebagai berikut.

a. Ingatan yang paling singkat dan segera. Contohnya pengulangan


angka.
b. Ingatan jangka pendek. Contohnya peristiwa beberapa menit hingga
bebetapa hari yang lalu.
c. Ingatan jangka panjang.

Kemampuan belajar yang menurun dapat terjadi karena banyak


hal. Selain keadaan fungsional organ otak, kurangnya motivasi pada

8
Iansia juga berperan. Motivasi akan semakin menurun dengan
menganggap bahwa lansia sendiri merupakan beban bagi orang lain dan
keluarga.

8. Teori sosial

Ada beberapa tenri sosial yang berkaitan dengan proses penuaan,


yaitu teori interaksi sosial (social exchange theory), teori penarikan diri
(disengagement theory), teori aktivitas (activity theory), teori
kesinambungan (continuity theory), teori perkembangan (development
theory), dan teori stratifikasi usia (age stratification theory).

9. Teori interaksi sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada


suatu simasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.
Mauss (I954), Homans (I961), dan Blau (1964) mengemukakan bahwa
interaksi sosial teriadi berdasarkan alas hukum pertukaran barang dan
jasa. Sedangkan pakar lain Simmons (1945), mengemukakan bahwa
kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci
untuk mempertahankan status sosialnya atas dasar kemampuannya.

Menurut Dowd (1980), interaksi antara pribadi dan kelompok


merupakan upaya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dan
menekan kerugian hingga sesedikit mungkin. Kekuasaan akan timbul
apabila seseorang atau kelompok mendapatkan keuntungan lebih besar
dibandingkan dengan pribadi atau kelompok lainnya.

Pada lansia, kekuasaan dan prestisennya berkurang, sehingga


menyebabkan interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa
hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk mengikuti perintah.

Pokok-pokok teori interalsi sosial adalah sebagai berikut: masyarakat


terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai tujuan masing-
masing, dalam upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan

9
biaya dan waktu, untuk mencapai tuiuan yang hendak dicapai, seorang
aktor harus mengeluarkan biaya, aktor senantiasa berusaha mencari
keuntungan dan mencegah terjadinya kerugian, hanya interaksi yang
ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.

10. Teori penarikan diri

Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling awal
dan pertama kali diperkenalkan oleh Cumming dan Henry (1961).
Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari
pergaulan di sekitarnya.

Selain hal tersebut, masyarakat juga perlu mempersiapkan kondisi


agar para lansia tidak menarik diri. Proses penuaan mengakibatkan
interaksi sosial lansia mulai menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas.

Pada lansia juga terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu:


kehilangan peran (loss of rolts), hambatan kontak sosial (restriction of
contacts and relation ships), berkurangnya komitmen (reduced
commitment to social moralres and values).

Menurut teori ini seorang lansia dinyatakan mengalami proses


penuaan yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan
dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi serta mempersiapkan diri
dalam menghadapi kematiannya. Pokok-pokok teori menarik diri adalah
sebagai berikut.

Pada pria, kehilangan peran hidup terutama terjadi pada masa


pensiun. Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketika peran dalam
keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa serta
meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah.

10
Lansia dan masyarakat mampu mengambil manfaat dari hal ini,
karena lansia dapat merasakan bahwa tekanan sosial berkurang.
sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang Iebih Iuas. Tiga aspek
utama dalam teori ini adalah proses menarik diri yang terjadi sepanjang
hidup. Proses ini tidak dapat dihindari serta hal ini harus diterima oleh
lansia dan masyarakat.

11. Teori aktivitas

Teori aktivitas dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et


al (1972) yang menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung dari
bagaimana seorang lansia merasakan kepuasan dalam melakukan
aktivitas serta mempertahankan aktivitas tersebut lebih penting
dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang dilakukan. Dari satu sisi
aktivitas lansia dapat menurun, akan tetapi di lain sisi dapat
dikembangkan, misalnya peran baru Iansia sebagai relawan, kakek atau
nenek, ketua RT, seorang duda atau janda, serta karena ditinggal wafat
pasangan hidupnya.

Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan bahwa proses penuaan


merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk
mempertahankan perilaku mereka semasa mudanya. Pokok-pokok teori
aktivitas adalah:

Moral dan kepuasan berkaitan dengan interalsi sosial dan


keterlibatan sepenuhnya dari lansia di masyarakat, kehilangan peran akan
menghilangkan kepuasan seorang lansia. Penerapan teori aktivitas ini
sangat positif dalam penyusunan kebiiakan terhadap lansia, karena
memungkinkan para lansia untuk berinteraksi sepenuhnya di masyarakat.

12. Teori kesinambungan

Teori ini dianut oleh banyak pakar sosial. Toeri ini mengemukakan
adanya kesinambungan didalam siklus kehidupan lansia. Pengalaman
hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat

11
ia menjadi lansia. Hal ini dapat terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan
harapan seseorang ternyata tidak berubah meskipun ia telah menjadi
lansia.

Menurul teori penarikan diri dan teori aktivitas, proses penuaan


merupakan suatu pergerakan dan proses yang searah akan tetapi pada
teori kesinambungan merupakan pergerakan dan proses banyak arah,
bergantung dari bagaimana penerimaan seseorang terhadap status
kehidupannya.

C. Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia

Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga


memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan
hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi
seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan
kondisi rumah yang tentram dan aman, beberapa kebutuhan sosial seperti
bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka
mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi
pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan
tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan tersebut
sejalan dengan pendapat Maslow dalam Desmita, yang menyatakan juga
bahwa kebutuhan manusia meliputi:

1. Kebutuhan fisik adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan,


sandang, papan, seks dan sebagainya.
2. Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan akan rasa keamanan dan
ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan
jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya.
3. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau
berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi
profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya.

12
4. Kebutuhan harga diri adalah kebutuhan akan harga diri untuk dihargai
akan keberadaannya.
5. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk mengungkapkan
kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya
masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam
kehidupan.

Pendapat tersebut diatas sesuai dengan teori kebutuhan manusia yang


menyatakan bahwa kebutuhan dasar adalah pemenuhan yang luas tidak hanya
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik (physical health) individu melainkan
juga autonomy. Kehidupan usia lanjut setiap orang juga memiliki kebutuhan
psikologis dasar. Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia
membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap
lingkungan yang ada, tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada
diri orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya. Pemenuhan kebutuh
psikologis dalam- kehidupan orang lanjut usia maka akan menurunkan
tingkat kemandiriannya.

D. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia


Penuaan fisiologi didefinisikan dari perpektif fisiologik adalah
merupakan proses kemunduran sytem tubuh. Penuaan dapat diarahkan atau
didefinisikan sebagai total perubahan individu dengan berlalunya waktu. Hal
ini akan bervariasi antara individu dengan individu yang lain, dan proses
perubahan juga bervariasi dan berbeda.
Keadaan fisik lanjut usia meliputi kekuatan fisik, pancaindera, potensi
dan kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap tertentu. Sehingga orang
lanjut usia harus menyesuaikan diri kembali dengan ketidak berdayaannya.
Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit seperti
gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem pernafasan, neurologik,
metabolik, neoplasma dan mental. Sehingga keluhan yang sering terjadi
adalah mudah letih, mudah lupa, gangguan saluranpencernaan, saluran kencing,

13
fungsi indra dan menurunnya konsentrasi. mengkaji fisik pada orang lanjut
usia harus dipertimbangkan keberadaannya seperti menurunnya pendengaran,
penglihatan, gerakan yang terbatas, dan waktu respon yang lamban.
Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotorik. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
persepsi pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain yang menyebabkan
reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat. Fungsi psikomotorik
meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti
gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang
cekatan.
Proses penuaan yang terjadi pada system fisiologi dapat
mempengaruhi langsung ataupun tidak langsung pada system fisiologik
lainnya.
1. Perubahan sel
a) Sel jumlahnya menurun.
b) Sel lebih besar ukurannya.
c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh.
2. Sistem persyarafan
a) Cepat menurunya hubungan persyarafan.
b) Lambat dalam respon dan waktu beraksi.
c) Mengecilnya syaraf panca indera.
3. Sistem pendengaran
a) Prebiakus yaitu hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga
dalam.
b) Otosklerosis yaitu membran timpani atropi.
c) Pengumpulan cerumen.
4. Sistem penglihatan
a) Sklerosis spingter pupil yaitu respon terhadap sinar hilang.
b) Kornea lebih berbentuk sferis.
c) Lensa keruh.
d) Daya akomodasi menurun.

14
5. Sistem kardiovaskuler
a) Katup jantung tebal dan kaku.
b) Kemampuan pompa jantung menurun.
c) Elastisitas pembuluh darah menurun.
d) Tekanan darah meningkat.
6. Sistem respirasi
a) Aktivitas silia menurun.
b) Elastisitas menurun.
c) Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya menurun.
d) Kemampuan batuk menurun.
7. Sistem gastro intestinal
a) Kehilangan gigi.
b) Indra pengecap menurun.
c) Esofagus melebar.
d) Lambung, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu
pengosongan menurun.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang No. 13 tahun
1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia pasal 1 ayat 1 adalah seseorang yang
telah mencapai 60 tahun ke atas. Lansia merupakan periode akhir dari rentang
kehidupan manusia. Melewati masa ini, lansia memiliki kesempatan untuk
berkembang mencapai pribadi yang lebih baik dan semakin matang. Lansia
adalah periode dimana organisme telah mencapai masa keemasan atau
kejayaannya dalam ukuran, fungsi, dan juga beberapa telah menunjukkan
kemundurannya sejalan dengan berjalannya waktu. Ada beberapa teori yang
berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi, teori psikologis, teori
sosial, dan teori spiritual.

Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga


memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan
hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi
seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan
kondisi rumah yang tentram dan aman, beberapa kebutuhan sosial seperti
bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka
mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi
pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan
tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri.

Penuaan fisiologi didefinisikan dari perpektif fisiologik adalah


merupakan proses kemunduran sytem tubuh. Penuaan dapat diarahkan atau
didefinisikan sebagai total perubahan individu dengan berlalunya waktu. Hal
ini akan bervariasi antara individu dengan individu yang lain, dan proses
perubahan juga bervariasi dan berbeda.
B. Saran

Mengingat akan pentingnya pemahaman terkait dengan masa lanjut


usia, maka penulis memberikan saran kepada mahasiswa IAIN Syekh Nurjati
Cirebon khususnya, maupun pembaca pada umumnya, agar mengetahui
definisi, teori proses penuaan, kebutuhan hidup orang lanjut usia dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Jahja,Yudrik. 2011, Psikologi Perkembanga. Jakarta: Kencana.

Marliani, Rosleny. 2015, Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia.


Maryam,Siti, dkk. 2008, Mengenal Usia Lanjut danPerawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Triningtyas, Diana Ariswanti, dan Muhayat, Siti. 2018, Mengenal Lebih Dekat
Tentang Lanjut Usia. Magetan: CV. AE Media Grafika.
W, Pipit Festi. 2018, Lanjut Usia Persepektif dan Masalah. Surabaya:
Umsubaraya Publishing.

16

Anda mungkin juga menyukai