Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASKEP SEHAT MENTAL PADA DEWASA LANJUT

Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa Komunitas

Dosen : Ns. Apri Rahma Dewi, M.Kep.,Sp.Kep jiwa

Disusun Oleh :

Vicky prayoga (1926114) Taufik Saputra (1926110 )


Saftalia Suryati (1926104 ) Suci Etika wati (1926108)
Selvi Utami Erwin (1926106) Vita Refina Putri (1926)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


STIKES PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG
TP.2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang Askep Sehat Mental Pada
Dewasa Lanjut. Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
ssemua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas patofisiologi ini.

kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas ini. oleh karena
itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan tentang tugas
askep sehat mental pada dewasa lanjut.
Selanjutnya akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kita sekalian.

                                                                                              Bandar Lampung, 6 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang................................................................................................................1

b. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

c. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI

a. PengertianDewasa lanjut.................................................................................................3

b. Ciri – Ciri Dewasa lanjut................................................................................................4

c. Tugas – Tugas Perkembangan lanjut..............................................................................5

d. Perubahan Fisik Pada Dewasa lanjut..............................................................................6

e. Kognisi Pada Dewasa lanjut...........................................................................................7

f. Perkembangan psikososial padadewasa lanjuts..............................................................8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

a. Kasus...............................................................................................................................9

b. Pengkajian......................................................................................................................9

ii
c. Data Fokus.....................................................................................................................10

c. Analisa data....................................................................................................................11

d. Diagnosa keperawatan...................................................................................................12

e. Perencanaan...................................................................................................................13

f. Implementasi..................................................................................................................15

g. Evaluasi.........................................................................................................................18

h. Skrip Roleplay…………………………………………………………………………21

BAB IV PENUTUP

a. Kesimpulan .....................................................................................................................23

b.Saran.................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang indvidu dapat berkembang secara
fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan konstribusi untuk komunitasnya (UU RI nomor 18 tentang kesehatan jiwa).
Menurut Keliat (2014), kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang harmonis dan
produktif dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi
stress kehidupan dengan wajar, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima
dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.

Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam


kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan),
masa toddler (1,5-3 tahun), masa anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia
sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa lanjut
(35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009).

Periode masa dewasa lanjut merupakan masa terpenting bagi individu di


mana dirinya dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap pola-pola hidup dan harapan
yang baru (Hurlock, 1997), serta menjalankan peran-peran yang baru dan tumbuh
menjadi pribadi yang matang (Duvall dan Miller, 1985). Periode masa dewasa tengah
dimulai pada usia tiga puluh lima (35 tahun) dan berakhir di usia enam puluh (60 tahun).
Sebagaimana didukung oleh Hurlock (1997) bahwa sejak generasi-generasi terdahulu
apabila anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara resmi, maka hari-hari
kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab
sebagai orang dewasa serta menjalankan tugas perkembangan pada masa tersebut.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan dewasa lanjut ?

2. Bagaimana ciri – ciri pada masa dewasa lanjut ?

3. Apa tugas – tugas pada masa dewasa lanjut ?

4. Bagaimana saja perkembangan fisik pada masa dewasa lanjut ?

5. Bagaimana saja perkembangan kognitif pada masa dewasa lamjut ?

6. Bagaimana saja perkembangan social - emosianal pada masa dewasa lanjut ?

7. Bagaimana tindakan Asuhan Keperawatan pada pasien Lanjut usia ?

C. Tujuan.

1. Untuk menetaahui secara detail pengertian tumbuh dewasa lanjut.

2. Untuk mengetahu ciri – ciri pada masa dewasa lanjut.

3. Untuk Mengutahui tugas pada masa dewasa lanjut

4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik pada masa dewasa terjadi lanjut.

5. Untuk mengetahui apa saja perkembangan kognitif pada masa dewasa lanjut

6. Untuk Mengetahui saja perkembangan sosial - emosianal pada masa dewasa lanjut.

7. Untuk mengetahyi Bagaimana tindakan Asuhan Keperawatan pada pasien Lanjut


usia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewasa lanjut


Masa dewasa lanjut biasa disebut dengan masa paruh baya. Masa dewasa tengah
tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik di usia 40 tahun. Menurut
Hurlock (1996), usia 52 tahun berada dalam rentang perkembangan dewasa madya, yaitu
antara usia 40 – 60 tahun. Masa dewasa madya mencakup waktu yang lama dalam
rentang hidup. Pada masa dewasa madya, individu melakukan penyesuaian diri secara
mandiri terhadap kehidupan dan harapan sosial. Kebanyakan orang telah mampu
menentukan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi cukup stabil
dan matang secara emosinya.
Dalam California Longitudinal Study, pada waktu individu berusia 34 sampai 50
tahun, mereka adalah kelompok usia yang paling sehat, paling tenang, dan paling bisa
mengontrol diri, dan juga paling bertanggung jawab (Levinson & Peskin, 1981 dalam
Santrock, 2002).

a. Ciri – Ciri Dewasa lanjut


Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia
antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut ditandai oleh adanya perubahan fisik,
mental serta perubahan minat (Hurlock,1980). Menurut Erikson (dalam Santrock,
2002), usia madya merupakan masa kritis dimana baik generativitas/kecenderungan

3
untuk menghasilkan dan stagnansi atau kecenderungan untuk tetap berhenti akan
dominan. Menurut Erikson, (dalam Santrock, 2002) pada masa usia madya orang
akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak
mengerjakan sesuatu apapun lagi.

Masa dewasa madya (middle adulthood)


Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun.
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial antara lain: masa dewasa madya
merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani
dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupannya
dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih
besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan
perhartiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

b. Tugas – Tugas Perkembangan Pada Dewasa lanjut


Seperti halnya tugas-tugas dalam perkembangan pada periode lainnya,
Hurlock (1980) mengemukakan tugas perkembangan usia madya sebagai
berikut :

a. Tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik


Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian
dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya.
b. Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat
Orang yang berusia madya seringkali mengasumsikan tenggung jawab warga
negara dan social, serta mengembangkan minat pada waktu luang yang
berorientasi pada kedewasaan pada tempat kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada keluarga yang biasa dilakukan pada dewasa dini.
c. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran
Tugas ini berkisar pada pemantapan dan pemeliharaan standar hidup yang
relative mapan.
d. Tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga

4
Tugas yang penting dalam kategori ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
seseorang sebagai pasangan, menyesuaikan diri dengan oangtua yang lanjut usia,
dan membantu anak remaja untuk menjadi untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia.

Berdasarkan uraian di atas, tugas-tugas perkembangan pada usia madya adalah


tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik, tugas-tugas yang berkaitan dengan
perubahan minat, tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran, dan
tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga.

c. Perubahan Fisik Pada Masa Dewasa lanjut

Hipertensi (tekanan darah yang tinggi secara kronis) perlu diperhatikan dari usia
pertengahan pada faktor risiko penyakit jantung dan penyakit ginjal. Prevalensi
hipertensi di Amerika Serikat meningkat 30 persen pada dekade terakhir, untuk
semua waktu dengan catatan tertinggi. Sekarang, memengaruhi hampir 30 persen
orang dewasa, dan prevalensinya meningkat sejalan dengan usia. Orang yang
banyak mengonsumsi protein dan sayuran cenderung memiliki tekanan darah
rendah. Ketidaksabaran dan kemarahan meningkatkan risiko terjadi hipertensi
jangka panjang. Hipertensi dapat dikontrol melalui pemeriksaan tekanan darah,
diet garam rendah, dan pengobatan (medikasi), tetapi hanya 73,5 persen orang
dewasa usia menengah (usia baya) dengan hipertensi rentan terhadap kondisi ini,
hanya 61 persen di bawah penanganan, dan hanya 40,5 persen berada pada
kondisi di bawah pengawasan (Papalia, Olds, & Feldman, 2009).

Kegiatan pada usia dewasa madya dapat meningkatkan kesempatan untuk tetap
gesit di usia tua. Selanjutnya, kegiatan fisik juga membantu menghambat
mortalitas (kematian). Diantara 9,824 sampel orang dewasa Amerika Serikat yang
berusia 51 hingga 61 tahun pada tahun 1992, beberapa orang yang melakukan
latihan sedang rutin atau latihan giat sekitar 35 persen kemungkinan jarang

5
meninggal dunia pada periode delapan tahun ke depan dibandingkan dengan
beberapa orang dengan gaya hidup tidak sehat. Beberapa orang dengan faktor
risiko jantung, seperti merokok, kencing manis (diabetes), tekanan darah tinggi,
dan riwayt penyakit pembuluh koroner, memperoleh manfaat dari olahraga secara
fisik. Sedikitnya, latihan 72 menit setiap minggu secara signifikan dapat
meningkatkan kebugaran pada wanita dengan kehidupan menetap sebelumnya
(Papalia et al, 2009).

kecemasan dan keputusasaan seringkali seperti berhubungan dengan kesehatan


fisik dan mental yang buruk. Emosi positif seperti harapan, dengan kesehatan
yang baik dan kehidupan yang sangat panjang, karena otak berinteraksi dengan
semua sistem biologis tubuh, perasaan dan keyakinan memengaruhi fungsi tubuh,
termasuk fungsi system kekebalan. Suasana Hati yang negative menyerang fungsi
kekebalan dan meningkatkan rentanitas terhadap penyakit, perasaan yang positif
diduga meningkatkan fungsi kekebalan (Papalia et al., 2009).

d. Perkembangan Kognitif Pada Dewasa lanjut


Salah Satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam
studi tentang perkembangan rentang hidup manusia. Gisela (dikutip dalam Desmita,
2006), menyatakan bahwa pemikiran dewasa madya menunjukkan suatu perubahan
yang signifikan. la percaya bahwa masyarakat kita yang kompleks memiliki
pertimbangan-pertimbangan yang praktis dan bahkan mengubah bentuk logika kaum
idealis. Karena itu, pemikiran orang dewasa madya menjadi lebih konkret dan
pragmatis, sesuatu yang dikatakan sebagai tanda kedewasaan. kemampuan kognitif
terus berkembanselama masa dewasa. Akan Dengan demikian, tetapi, bagaimana
pun tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut yang mengarah pada
peningkatan potensi. Bahkan kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif
mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian,
sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi

6
terutama pada masa dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian
pelatihan (Desmita, 2006).

e. Perkembangan psikososisal dewasa lanjut


Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas
dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini,
individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingah laku sosial
orang dewasa berbeda dalambeberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan-
perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik dan kognitif
yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa
kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini
orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan dan hidup berkeluarga.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa ini ditandai
dengan dua gejala penting, yaitu keintiman dan generativitas.

a. Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain
dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang yang tidak dapat menjalin
hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan
hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang
memasuki masa dewasa.
Dalam suatu studi ditunjukkan bahwa hubungan intim mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perkembangan psikologis dan fisik seseorang. Orang-orang yang
mempunyai tempat untuk berbagi ide, perasaan dan masalah, merasa lebih
bahagia dan lebih sehat dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki tempat
untuk berbagi (Traupmann & Hatfield, 1981 dalam Desmita, 2006).

b. Generativitas
Generativitas (generativity) adalah tahap perkembangan psikososial ke tujuh yang
dialami individu selama pertengahan masa dewasa. Ciri utama tahap generativitas

7
adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan (keturunan, produk-produk, ide-
ide, dan sebagainya).Serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman
untuk generasi mendatang. Transmisi nilai-nilai sosial ini diperlukan untuk
memperkaya aspek psikoseksual dan aspek psikososial kepribadian.Apabila
generativitas lemah atau tidak diungkapkan, maka kepribadian akan mundur,
mengalami pemiskinan dan stagnasi.

Apa yang disebut Erikson dengan generativitas pada masa setengah baya ini ialah
suatu rasa kekhawatiran mengenai bimbingan dan persiapan bagi generasi yang
akan datang. Pemeliharaan terungkap dalam kepedulian seseorang pada orang-
orang lain, dalam keinginan memberikan perhatian pada mereka yang membutuh
kannya serta berbagi dan membagi pengetahuan serta pengalaman dengan
mereka. Nilai pemeliharaan ini tercapai lewat kegiatan membesarkan anak,
mengajar, memberi contoh dan mengontrol.Manusia sebagai suatu spesies
memiliki kebutuhan inheren untuk mengajar, suatu kebutuhan yang dimiliki oleh
semua orang dalam setiap bidang pekerjaan.

Perasaan puas pada tahapan ini timbul dengan menolong anak menjadi dewasa,
mengajarr orang-orang dewasa lain, menyediakan bantuan yang diperlukan orang
lain, serta menyaksikan bahwa sumbangan yang mereka berikan kepada
masyarakat memiliki manfaat.Aktivitas ini merupakan penting untuk
menimbulkan perasaan bahwa diri mereka berarti.Perasaan putus asa mungkin
timbul dari adanya kesadaran bahwa ia merasa belum mencapai tuuan yang
dicanangkan semasa muda atau kesadaran bahwa apa yang dilakukan tidak begitu
berarti.Menurut hasil penelitian Bernice Neugarden (dalam Desmita, 2006), orang
dewasa yang berusia antara 40, 50 dan awal 60 tahun adalah orang-orang yang
mulai suka melauan introspeksi diri dan banya merenungkan tentang apa yang
sebetulnya sedang terjadi di dalam dirinya. Banyak di antara mereka yang berpikir
untuk “berbuat sesuatu dalam sisa waktu hidupnya”.

8
BAB III

Asuhan Keperawatan

Sehat Mental Pada Dewasa Muda

KASUS

Tn. T 50 tahun diantar keluarganya ke RSJ Pesawaran. Alasan masuk RSJ yaitu klien
menyendiri, tidak mau makan, sedih, menolak berinteraksi dengan orang lain . Keluarga klien
mengatakan bahwa prilaku klien berubah semenjak ia berhenti bekerja. Saat dilakukan
pengkajian klien terlihat menghindar dan mengatakan tidak mempunyai tujuan, klien putus asa.
Klien selalu melamun, klien juga suka menilai dirinya tidak berharga, berbicara pelan dan lirih,
menolak berinteraksi dengan orang lain, dan klien menolak penilaian negative tentang diri
sendiri.

A. Pengkajian
1. Identitas

Nama : Tn. T

Usia : 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Tgl. Masuk Rs : 16 September 2021

9
Tgl. Pengkajian : 17 September 2021

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Lampung / Indonesia

Pendidikan Terakhir : S1

Pekerjaan : karyawan

Alamat : Jl. Gantung No. 2 Kali Harun, pesawaran

2. Identintas Penanggung Jawab

Nama : ny. R

Usia : 50 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Mawar No. 01 Langkapura, Bandar Lampung

3. Pemerikasaan TTV

TD : 110/90 mmHg

Nadi : 60 x / Menit

Respirasi : 20 x / Menit

Suhu : 36 C

TB : 163 cm

BB : 50 Kg

B. Data Fokus

10
DS :

- Klien menolak berinteraksi dengan orang lain.


- Klien tidak mau makan
- Klien ingin menyendiri
- Klien mengatakan tidak punya tujuan
- Klien mengatakan putus asa
- Klien mengatakan dirinya tidak berharga
- Menolak penilaian positif tentang diri sendiri

DO :

- Klien nampak sedih


- Klien menghindari orang lain
- Klien selalu melamun.
- Berbicara pelan dan lirih
- Menolak berinteraksi dengan orang lain

C. Analisa Data

N DATA MASALAH ETIOLOGI


O
1. DS : Isolasi Sosial Ketidakmampuan menjalin
- Klien ingin sendiri ( D.0121 ) hubungan yang memuaskan
- Klien mengatakan
tidak punya tujuan
DO :
- Klien menghindari
orang lain
- Wajah datar

2. DS : Keputusasaan ( D.0088 ) Stress jangka Panjang

11
- Klien mengatakan
putus asa
- Klien tidak mau
makan

DO :
Klien selalu
melamun.

D. Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial bd. Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan dd. Klien ingin
sendiri, Klien mengatakan tidak punya tujuan, Klien nampak sedih dan Wajah datar

2. Keputusasaan bd. Stress jangka panjang dd. Klien mengatakan putus asa, Klien tidak mau
makan dan wajah datar.

E. Rencana Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


O HASIL
1. Isolasi Sosial Setelah dilakukan asuhan Promosi Sosialisasi ( I.13498 )
( D.0121 ) keperawatan selama 3 x 24 Obserfasi
jam isolasi sosial teratasi - Identifikasi kemampuan
sebagian dengan kriteria melakukan interaksi
hasil : dengan orang lain
- Verbalisasi tujuan - Identifikasi hambatan

12
yang jelas, sedang (3) melakukan interaksi
- Minat terhadap dengan orang lain
aktivitas, sedang (3) Teraupetik
- Verbalisasi - Motivasi meningkatkan
isolasi,sedang (3) keterlibatan dalam suatu
- Perilaku menarik hubungan
diri,cukup menungkat - Motivasi berpartisipasi
selera(2) dalam aktivitas baru dan
- Efek murung/sedih, kegiatan kelompok
sedang (3) - Motivasi berinteraksi di
Perilaku bertujuan, luar lingkungan
sedang (3) Edukasi
- Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
- Anjurkan membuat
perencanaan kelompok
kecil untuk kegiatan
khusus
Latih mengekspresikan
marah dengan tepat
2. Keputusasaan Setelah dilakukan asuhan Promosi Harapan ( I.09307 )
( D. 0088 ) keperawatan selama 3 x 24 Observasi
jam keputusasaan teratasi - Identifikasi harapan pasien
sebagian dengan kriteria dan keluarga dalam
hasil : pencapaian hidup
- Selera makan, cukup Terapeutik
meningkat (4) - Sadarkan bahwa kondisi
- Minat komunikasi yang dialami memiliki
verbal, cukup menurun nilai penting
(2) - Pandu mengingat kembali

13
Efek datar, sedang (3) kenangan yang
menyenangkan
- Kembangkan perencanaan
perawatan yang
melibatkan tingkat
pencapaian tujuan
sederhana sampai dengan
kompleks
Edukasi
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan terhadap kondisi
dengan realistis
- Anjurkan
mempertahankan
hubungan terapeutik
dengan orang lain
- Latih menyusun tujuan
yang sesuai dengan
harapan
Latih cara mengenang dan
menikmati masalalu
( pengalaman )

F. Implementasi

N HARI, DIAGNOSA IMPLEMENTASI TTD


O TANGGAL KEPERAWATAN
1. Sabtu, 18 Isolasi Sosial 1. Membantu klien mengenal

14
September penyebab isolasi sosial
2021 2. Mengajarkan klien berinteraksi
secara bertahap
3. Melatih klien berkenalan
2. Minggu, 19 Keputusasaan 1. Membina hubungan saling percaya
September 2. Memberi kesempatan bagi klien
2021 untuk mengungkapkan perasaan
sedih
3. Membantu klien mengidentifikasi
tingkah laku yang mendukung putus
asa

G. Evaluasi

N HARI, DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN TTD


O TANGGAL KEPERAWATAN
1. Sabtu, 18 Isolasi Sosial S:
September Klien mengatakan ingin sendiri
2021 O:
Pukul 08:00 - Tidak ada kontak mata
Wib A:
Klien masih menolak berinteraksi
P:

15
Lanjutkan intervensi

Sabtu, 18 Isolasi sosial S:


september Klien Mau di ajak bicara
2021 O:
Pukul 13.00 Klien koperatif menjawab beberap
Wib apertanyaan perawat
A:
Klien mampu berinteraksi dan
memperkenalkan dirinya
P:
Masalah teratasi

2. Minggu, 19 Keputusasaan S:
September Klien mengatakan putus asa
2021 O:
Klien terlihat sedih ketika ditanya
mengenai masalhnya
A:
masalah klien belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Minggu, 19 Keputusasaan S:
september Klien mampu mebgungkapkan
2021 perasaan nya
Pukul 13.00 O:
Wib Klien Klien terlihat tidak sedih lagi
A:
masalah teratasi
P:
Hentikan Intervennsi

16
H. Skrip Roleplay

FASE ORIENTASI

Perawat : Assalamualaikum wr wb. pak

Selamat pagi (senyum)

Pasien : (Hanya diam)

Perawat : Baik, Perkenalkan nama saya perawat saftalia saya senang di panggil perawat lia,bpk
namanya siapa ? dan bpk senang di panggil apa ya pak ?

Pasien : (Klien masih menolak berinteraksi ).

Perawat : Paaak, Bagaimana perasaan bpk hari ini?

Apa yang bpk rasakan ?

Pasien : Saya ingin sendiri.

17
Perawat : Baik , Disini kita akan berbincang bincang sedikit ya pak, kita akan melakukan
perbincangan ini sekitar 30 menit dan kita akan melakukannya di ruangan ini, Apakah bpk
bersedia ?

Pasien : Bersedia.

Perawat : Bpk jangan takut ya, bpk tenang saja perbincangan kita hanya kita yang
mengetahuinya dan saya akan merahasiakan isi perbincangan kita (senyum).

Pasien : Baikalah sus.

Perawat : Bpk bagaimana perasaan Bpk saat berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di
sekitar Bpk sekarang ?

Pasien : saya merasa tidak punya tujuan , saya putus asa , saya seperti tidak berharga.

(Menolak penilaian positif tentang diri sendiri)

Perawat : Paaak,, kenapa Bpk menolak berinteraksi dengan orang lain pak ?

Pasien : Saya tidak berharga.

Perawat : Pak mulai sekarang coba bpk mulai berkomunikasi dengan orang-orang yang bertanya
dan ingin berbincang dengan bpk yaa,, disini masih ada keluarga bpk yang menyayangi bpk,
bapak ingat ya bahwa bapak masih mempunyai istri bapak yang sangat peduli dengan bapak,, itu
artinya bapak sangat berharga ya pak.. bapak harus semangat,bapak tidak boleh putus asa.
(senyum).

Pasien : iya sus saya masih mempunyai keluarga dan istri saya.

Perawat : nah betul sekali, jadi bapak jangan merasa tidak berguna lagi ya pak, jika bapak mau
berbincang dengan orang-orang yang ada di sekitar bapak nanti bapak akan banyak teman
kembali dan bisa jadi ada salah seorang teman bapak menawarkan pekerjaan baru untuk bapak,,

Pasien : baik sus saya akan coba tapi saya belum berani banyak bicara ya sus.

18
Perawat : tidak apa-apa pak, setidaknya bapak sudah berusaha, ingat masih banyak yg peduli
dengan bapak ya(senyum).

Pasien : iya sus,Terimakasih

Perawat :sama-sama pak.

19
20
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masa ini,ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal,aspek-aspek
lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai
menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran. Aspek-aspek jasmaniah
lamban,berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek-aspek psikis ( intelektual –
social emosional - nilai ) masih terus berkembang,walaupun tidak dalam bentuk
penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan
kualitas. Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bagi hal-hal
fisik yang membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia
setengah baya, demikian pula. Bedanya, kalau pada masa remaja perubahan itu
bersifat pertumbuhan, maka pada masa setengah baya bersifat pemunduran.

B. Saran
Penyusun tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang
lebih baik untuk kedepannya.

21
Daftar Pustaka

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1190/4/12.860.0183_file4.pdf

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1970/5/128600385_file5.pdf

http://meity.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/68481/Usia+Madya.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai