Disusun Oleh :
Kelompok 6
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang
Maha Pengasih dan Penyayang. Berkat karunia dan limpah rizki-Nya kita masih
diberikan nikmat akal dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Solawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya yang setia
sampai akhir zaman amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Keimpulan ..................................................................................................... 25
B. Saran .............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Populasi rentan merupakan populasi yang memiliki karakteristik tertentu
sebagai akibat dari hasil interaksi keterbatasan fisik dan sumber lingkungan,
personal dan biopsikososial sehingga memiliki kemungkinan lebih mudah
mengalami masalah kesehatan, penghasilan menurun dan memiliki masa hidup
yang lebih singkat. (Mary,A & McEwen,M.,2019).
Keberadaan kelompok rentan yang antara lain mencakup anak, kelompok
perempuan rentan penyandang cacat dan kelompok minoritas mempunyai arti
penting dalam masyarakat yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai HAM.
(Nofalia,2019).
Salah satu ukuran beban penyakit adalah Disability Adjusted Life Year
(DYALYs. DALYs dihitung dari penjumlahan kematian premature ( Year of
Life Due To Premature / YYLs) dan tahun hidup dengan kondisi disabilitas
(Years Lived With Disability/YLDs). Perkiraan jumlah penderita gangguan
jiwa di dunia adalah sekitar 450 jiwa termasuk skizofrenia(WHO,2017). Cara
Global, kontributor terbesar beban penyakit (DALYs) dan penyebab kematian
adalah penyakit kardiovaskuler (31,8%) namun dilihat dari YLDs (tahun hilang
akibat atau kecacatan) maka presentasi kontributor lebih besar pada gangguan
mental (14,4%). Kondisi untuk Asia Tenggara tidak berbeda dengan kondisi
global di mana penyebab kematian terbesar adalah kardiovaskuler (31,5%).
Tapi dilihat dari YLDs contributor lebih besar pada gangguan mental.
Di Indonesia dilihat dari penyebab kecacatan (YLDs) lebih besar
disebabkan gangguan mental (13,4%) dibandingkan penyakit lain. Menurut
perhitungan penyakit pada tahun 2017, beberapa jenis gangguan jiwa yang
diprediksi dialami oleh penduduk Indonesia di antaranya adalah gangguan
depresi, cemas, skizofrenia, bipolar gangguan perilaku, autis gangguan perilaku
makan, cacat intelektual, Attention Deficit Hypercativity Disorder (ADHD).
(Indriyani,Y.A & Wahyuid, T. 2011).
iii
Jumlah anak jalanan di Indonesia tercatat di Kementerian Sosial
(Kemensos) tahun 2019 mencapai 33.400 tahun 2016 mencapai 20.719 dan
pada tahun 2017 mencapai 16.416. (Rahmawati, V.A & Sodikin, 2020).
Sedangkan menurut Kemenko PMK (2020) berdasarkan data Kementerian
sosial yang diambil dari dashboard data terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
SIKS-NG per-15 Desember 2020, jumlah anak terlantar di Indonesia sebanyak
67.368 orang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keperawatan komunitas pada agregat dan populasi rentan?
2. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada agregat dan populasi
rentan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana keperawatan komunitas pada agregat dan
populasi rentan
2. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada
populasi rentan
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
v
kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial
individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang
lain. Seseorang yang "sehat jiwa atau mental" mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Merasa senang terhadap dirinya
1) Mampu menghadapi situasi
2) Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
3) Puas dengan kehidupannya sehari-hari
4) Mempunyai harga diri yang wajar
5) Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula
merendahkan
b. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain
1) Mampu mencintai orang lain
2) Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
3) Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
4) Merasa bagian dari suatu kelompok
5) Tidak “mengakali” orang lain dan juga tidak membiarkan orang
lain “mengakali” dirinya
c. Mampu memenuhi tuntutan hidup
1) Menetapka tujuan hidup yang realistis
2) Mampu mengambil keputusan
3) Mampu menerima tanggung jawab
4) Dapat menerima ide dan pengalaman baru (NOfalia,2019)
vi
h. Cacat intelektual
i. Attention Deficit Hyperactifity Disorder (ADHD) (Indrayani,Y.A &
Wahyuid, T, 2011)
vii
Pertanggungjawaban pemerintah dan pemerintah daerah termasuk
mendorong masyarakat untuk berperan aktif.(Windiarto,Tri Dkk.,2019).
Beberapa karakteristik anak berdasarkan keterlantaran, dimana anak yang
dimaksud adalah penduduk berusia (0-17 tahun) yang belum kawin. Dalam
penyajiannya, definisi anak terlantar dibagi menjadi 2 yaitu balita terlantar
(0- 4 tahun) dan anak terlantar (5-17 tahun). (Windiarto, Tri Dkk,2019).
Kriteria keterlantaran pada balita antara lain:
a. Tidak pernah diberi ASI
b. Tidak mempunyak bapak/ibu kandung
c. Makan makanan pokok kurang dari 14 kali dalam seminggu
d. Makan lauk pauk berprotein tinggi (nabati atau hewani); nabati ≤ 4 kali,
hewani ≤ 2 kali atau kombinasi 4 dan 2 dalam seminggu
e. Ibu balita yang bertanggung jawab terhadap anak ini bekerja selama
seminggu yang lalu
f. Bila balita sakit tidak diobati
g. Anak dititipkan/diasuh oleh orang lain selama seminggu terakhir
viii
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Berdasarkan Kelompok Sasaran
Tahun 2011
ix
Bencana Sosial
a. Infeksi kulit
b. Infeksi paru misalnya TB paru
c. Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) dan juga HIV/AIDS (Masruroh,
N.L.,2017)
x
xi
B. Asuhan Keperawatan Populasi Rentan
1. Pengkajian
Pengkajian Komunitas merupakan tahap pertama dalam proses
Komunitas. Perawat berupaya untuk mendapatkan informasi atau data
tentang kondisi kesehatan komunitas dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan komunitas kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini, ada empat
kegiatan yang dilakukan, yaitu pengumpulan data, pengorganisasian data,
validasi data, dan pendokumentasian data.
Roda pengkajian komunitas dalam mitra komunitas terdiri dari dua
bagian yaitu inti dan delapan sub sistem yang meliputi bagian dari
pengkajian 1000, sedangkan proses 1000 terdiri dari beberapa tahap mulai
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Inti
roda pengkajian adalah individu yang membentuk suatu komunitas
(Anderson & McFarlane, 2011).
xii
xiii
b. Demografi meliputi karakteristik komunitas
1) Usia
Bayi : sekitar 15 %
Anak- anak : sekitar 20 %
Remaja : sekitar 25 %
Dewasa sekitar 25 %
Lansia : sekitar 15%
2) Jenis kelamin:
Laki – laki 40 %
Perempuan : 60 %
3) Agama
Islam : 30 orang (20%)
Kristen : 15 orang (10%)
Hindu : 15 orang (10%)
Budha :-
Khonghucu :-
4) Status perkawinan
Kawin : 195 orang (65 %)
Belum kawin 60 orang (20 %)
Duda : 30 orang (10 %)
Janda : 15 orang (5 %)
c. Statistic penting
xiv
4) Penyakit
Gelandangan (populasi terlantar): 48%
Mental rendah: 15%
Disabilitas fisik: 10%
Anak jalanan: 10%
1) Suku/ ras
Minang : 210 orang (75%)
Jawa : 73 orang (25 %)
Batak : 9 orang (3%)
Mandailing :9 orang (3%)
2) Adat/ kebiasaan yag mempengaruhi kesehatan : Kebiasaan
masyarakat ketika sakit, sebagian mereka lebih memilih pergi ke
dukun, sebagian lagi berobat ke dokter di RS / pelayanan kesehatan
lainnya
3) Bahasa yang digunakan :
Bahasa minang : 50 orang (25%)
Bahasa jawa :15 orang (10%)
Batak : 9 orang (10%)
Bahasa Indonesia : 40 orang (20%)
B. Sub system
c. Keadaan rumah
xv
1) Pencahayaan rumah oleh matahari
2) Ventilasi
c) Luas kamar
3) Status rumah
4) Lantai rumah
5) Memiliki perkarangan
xvi
b) Tidak memiliki 240 orang (80%)
c) Sungai : -
f. Binatang dan tumbuh- tumbuhan : binatang seperti nyamuk dan lalat sering
terlihat di sekitar pemukiman warga terutama di tempat pembuangan
sampah.
xvii
a) Diangkat petugas : 30 %
b) Dibuang sembarangan : 70 %
a) Baik / lancar : 25 %
b) Kotor : 75 %
h. Jamban
1. Kepemilikan jamban
a) Memiliki jamban : 60 %
a) Septitank : 65 %
b) Disungai : 35 %
3. Keadaan jamban
a) Bersih : 45 %
b) Kotor : 55 %
Fasilitas umum
xviii
a) Karang taruna :1 kelompok
b) Pengajian : 2 kelompok
b) RT :ada (1 buah)
c) RW :ada (1 buah)
Fasilitas kesehatan
2. Pendidikan
xix
a. Fasilitas pendidikan yang digunakan masyarakat berupa jenis fasilitas
(milik pemerintah atau non pemerintah): fasilitas pendidikan yang
digunakan masyarakat adalah milik pemerintah.
b. Tingkat pendidikan penduduk : 1) SD: 160 orang (40%) 2) SMP : 50
orang (30%) 3) SMA : 60 orang (15%) 4) Perguruan Tinggi : 20 orang
(10%)
c. Sarana sekolah (jika ada): jumlah siswa, fasilitas sekolah, UKS jumlah
siswa disekolah cukup banyak serta fasilitas sekolah seperti program UKS
masih belum terlaksana dengan baik
3. Ekonomi
xx
5. Politik dan pemerintahan
6. Komunikasi
7. Rekreasi
Sarana rekreasi : tempat wisata yang biasanya dikunjungi adalah taman dan
linkungan sekitar tempat tinggal
8. Persepsi
xxi
2. Analisa Data
xxii
Objektif :
3. Diagnosa Keperawatan
a. Koping komunitas tidak efektif b/d ketidakadekuatan sumber daya
untuk pemecah masalah. (SDKI Hal: 208)
b. Defisit kesehatan komunitas b/d Program tidak mengatasi seluruh
masalah kesehatan komunitas. (SDKI Hal: 244)
xxiii
4. Intervensi Keperawatan
Edukasi :
xxiv
Ajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
Berikan kesempatan
kepada setiap anggota
masyarakat untuk
berpartisipasi sesuai
asset yang dimiliki
Libatkan anggota
masyarakat untuk
xxv
meningkatkan
kesehatan terhadap
isu dan masalah
keehatan yang
dihadapi
Libatkan anggota
masyarakat dalam
mengembangkan
jaringan kesehatan
Pertahankan
komunikasi terbuka
dengan anggota
masyarakat dan
pihak- pihak yang
terlibat
Kembangkan strategi
dalam
mengembangkan
manajemen konflik
xxvi
5. Implementasi Keperawatan
xxvii
meningkatkan kesehatan terhadap isu dan
masalah kesehatan yang dihadapi
f. Melibatkan anggota masyarakat dalam
mengembangkan jaringan kesehatan
g. Mempertahankan komunikasi terbuka
dengan anggota masyarakat dan pihak-
pihak yang terlibat
h. Mengembangkan strategi dalam
mengembangkan manajemen konflik
6. Evaluasi
Tahap evaluasi pada keperawatan komunitas terutama pada status
kesehatan komunitas terjadinya peningkatan.
xxviii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Populasi rentan merupakan populasi yang memiliki karakteristik tertentu
sebagai akibat dari hasil interaksi keterbatasan fisik dan sumber lingkungan,
personal dan biopsikososial sehingga memiliki kemungkinan lebih mudah
mengalami masalah kesehatan, penghasilan menurun dan memiliki masa
hidup yang lebih singkat. Populasi rentan terdiri dari penyakit mental,
kecacatan, populasi terlantar, dan anak jalanan pengkajian komunitas dalam
Community As Partner Model terdiri dari dua bagian yaitu inti dan delapan
sub system, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
B. Saran
1. Perawat komunitas diharapkan dapat mengaplikasikan pendekatan
Community As Partner dalam kajian komunitas dengan masalah pada
agregat populasi rentan
2. Perawat komunitas diharapkan mampu mengembangkan aplikasi model
atau teori lain dalam mengembangkan instrumen pengkajian komunitas
dengan masalah pada agregat populasi rentan
xxix
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. E.T & MCFarlane.J. 2011. Communityas partner theory and practice in
nursing. 6th ed. Wolter Kluwer. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.