Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
KONSEP KELOMPOK RENTAN, KHUSUS, DAN RESIKO TINGGI

Disusun Oleh:

Kelompok 3/Kelas: 6D

Anggota Kelompok:

1. Ma’isyatul Chiyaroh (1130017126)


2. Niarta Dwi Pusfita (1130017128)
3. Fatimahtuzzahro Salsabila (1130017158)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
RESUME SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1.1. DESKRIPSI
Didalam resume ini menjelaskan mengenai bagaimana konsep
kelompok rentan, kelompok khusus, dan kelompok resiko tinggi dalam
komunitas. Adapun yang dimaksud dengan kelompok rentan adalah
kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi, karena berada dalam
situasi dan kondisi yang kurang memiliki kemampuan mempersiapkan diri
dalam menghadapi suatu bencana atau ancaman bencana. Sedangkan
kelompok resiko tinggi dimana kelompok masyarakat yang memiliki
masalah pada gizi, masalah dengan penyakit seperti ibu hamil yang beresiko
pendarahan, hipertensi, dsb. Untuk kelompok khusus sendiri adalah
sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan dalam kesehatan yang sangat perlu perawatan khusus.
1.2. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep kelompok rentan
2. Mahasiswa mampu mengetahui konsep kelompok khusus
3. Mahasiswa mampu mengetahui konsep kelompok resiko tinggi
1.3. ISI RESUME
1.3.1 KELOMPOK RENTAN
1. Definisi
Menurut Maurer dan Smith (2013) populasi rentan adalah
populasi yang memiliki karakteristik lebih memungkinkan
berkembangnya masalah kesehatan, dan lebih mengalami kesulitan
dalam menjangkau pelayanan kesehatan, kemungkinan besar
penghasilan kurang, atau masa hidup lebih singkat akibat kondisi
kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa populasi rentan merupakan
populasi yang memiliki karakteristik tertentu sebagai akibat dari
hasil interaksi keterbatasan fisik dan sumber lingkungan, personal,
dan biospikososial sehingga memiliki kemungkinan lebih mudah
mengalami kesehatan, kesulitan menjangkau pelayanan kesehatan,
penghasilan menurun, dan memiliki masa hidup yang lebih singkat.
2. Upaya pencegahan kerentanan
Level pencegahan masalah kesehatan pada populasi rentan
adalah sebagai berikut (Allender, Rector, dan Warner, 2014) :
a. Pencegahan primer
Merupakan upaya pencegahan yang ditunjukkan kepada
individu keluarga kelompok atau masyarakat yang masih sehat
dalam berupaya mempertahankan status kesehatannya.
b. Pencegahan sekunder
Merupakan upaya pencegahan yang ditunjukkan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang sudah
memiliki tanda dan gejala atau berisiko mengalami masalah
kesehatan atau penyakit
c. Pencegahan Tersier
Merupakan upaya pencegahan yang ditunjukkan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang berada
pada masa pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan
serta mencegah supaya tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari
masalah yang dialami.
3. Karakteristik Populasi Rentan di Indonesia
Karakteristik populasi rentan di Indonesia mencakup status
sosio ekonomi, kesehatan dan pengalaman hidup.
a. Status sosio ekonomi
Kurangnya sumber daya social pendidikan dan ekonomi
yang memadai merupakan faktor seseorang menjadi rentan.
b. Usia
Karakteristik berdasarkan usia biasa juga disebut dengan
rentan secara fisiologis. Kerentanan seseorang semakin
meningkat sesuai dengan meningkatnya kronologisnya
c. Kesehatan
Perubahan status kesehatan mempengaruhi invidu menjadi
rentan akibat dari akibat dari proses penyakit seperti individu
yang memiliki penyakit kronis.
d. Pengalaman Hidup
Seseorang yang memiliki pengalaman hidup yang kurang
baik akan meningkatkan resiko kerentanan terutama pengalaman
kesehatan
4. Populasi rentan di Indonesia
Populasi rentan Indonesia yang membutuhkan perhatian
perawat kesehatan komunitas dan pemerintah antara lain:
a. Kemiskinan dan anak jalanan (homelessness)
 Kemiskinan adalah kondisi serba kekurangan dalam
mememenuhi kebutuhan sehari-hari agar dapat bertahan
hidup
 Sedangkan anak jalanan adalah kelompok yang tidak
memiliki tempat tinggal permanen yang merupakan dampak
dari urban dan kemiskinan.
b. Remaja yang hamil
c. Penduduk migran
d. Penduduk pedesaan
e. Orang yang masalh kejiwaan
f. Penderita kecatatan
g. Penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang
h. Korban pemerasan dalam rumah tangga
i. Penderita penyakit menular
j. Penderita penyakit kronik
k. Penderita HIV AIDS, hepatitis B dan penyakit seksual
l. Kelompok etnis minoritas
m. Kelompok lanjut usia
5. Kebutuhan pelayanan kesehatan pada populasi rentan
Populasi rentan merupakan populasi yang memiliki
keterbatasan terhadap akses ke pelayanan kesehatan. Kebutuhan
pelayanan kesehatan pada populasi rentan (permenkes No. 90
tahun 2015 tentang penyelenggaran pelayanan kesehatan di
fasyankes terpecil dan sangat terpencil) sebagai berikut :
a. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang terjangkau
b. Ketersedian tenaga kesehatan yang merata
c. Sarana dan prasarana yang memadai
6. Strategi perawat kesehatan komunitas pada populasi rentan
Pendekatan konseptual yang dapat diterapkan oleh perawat
memberikan pelayanan kesehatan pada kelompok rentan adalah
dengan menggunakan beberapa teori dan model, antara lain :
a. Teori Neuman
Focus pada mengidentifikasi stressor dan garis pertahanan
b. Teori Adaptasi Roy
Penekanan pada promosi kesehatan dengan model adaptasi
c. Pemberdayaan
Proses pemberian informasi kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat
d. Kemitraan
Membentuk jejaring atau kerjasama dengan pihak terkait
e. Pendidik Kesehatan
Perawat memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan
terkait kesehatan yang di alam
1.3.2 KELOMPOK RESIKO TINGGI
Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil
yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang
dari 8gr%) ataupun Kurang Energi Kronis KEK), keluarga dengan ibu
hamil resiko tinggi seperti pendarahan, infeksi, hipertensi, keluarga
dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR,
keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri
Keluarga berisiko tinggi :
1. Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan yankes dan
belum mendapat kartu sehat
2. Keluarga miskin yang sudah kontak tapi memiliki masalah
kesehatan terkait tumbuh kembang balita dan penyakit menular
3. Keluarga, bukan miskin, belum kontak, dengan masalah kesehatan
prioritas.

Pelayanan pada kelompok resiko tinggi dalam Effendi &Makhfudll


(2009) :

1. Kelompok wanita, anak-anak, dan lansia yang mendapat perlakuan


kekerasan
2. Pusat pelayanan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan obat
3. Tempat penampungan kelompok lansia, gelandangan, dan
pemulung, kelompok orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan
wanita tunasusila (WTS).
Focus utama kegiatan pelayanan perawatan kesehatan komunitaa
adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan
membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat
untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilak hidup sehat
sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.
1.3.3 KELOMPOK KHUSUS
1. Definisi
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan
yang terorganisasi yang sangat rawat terhadap masalah kesehatan.
2. Klasifikasi kelompok khusus
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya
Contoh : ibu hamil, bayi yang baru lahir, balita, usia lanjut, dan
anak usia sekolah.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan.
Contoh : penderita penyakit menular ( TBC, Lepra, AIDS, dsb),
penderita penyakit yang tidak menular ( jantung koroner, cacat
fisik, gangguan mental, dsb)
c. Kelompok yang empunyai resiko terserang penyakit
Contoh : wanita tuna susila, kelompok penyalahgunaan obat
dan narkoba, dan kelompok pekerja tertentu
d. Lembaga sosial, perawatan rehabilitasi
Contoh : panti werdha, panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi
( cacat fisik, mental, dan sosial), dan penitipan balita.
3. Sasaran pembinaan kelompok khusus
Dalam perawatan kesehatan kelompok khusus, ada dua
sasaran pokok pembinaan, yaitu melalui institusi yang
menyelanggarakan pelayanan kesehatan kelompok khusus dan
palayanan kelompok khusus yang ada di masyarakat atau melalui
posyandu yang diunjuk untuk ibu hamil, bayi, dan anak balita, atau
terhadap kelompok khusus dengan ciri khas tertenu misal
kelompok penderita kusta dan sebagainya.
Pelayanan Kelompok khusus di Institusi
Pelayanan terhadap lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan
yang menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan
kelompok=kelompok khusus tertentu, diantaranya:
1. Panti werda
2. Panti asuhan
3. Pusat rehabilitas anak cacat (fisik, mental, sosial)
4. Penitipan balita

Sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi


meliputi:

1. Penghuni panti
Penghuni panti merupakan prioritas pertama dalam
memberikan pelayanan dan asuhan perawatan kelompok khusus
di institusi, karena mereka yang rawan terhadap masalah
kesehatan, dan umumnya merekalah yang bermasalah. Oleh
karena itu penanganan kelompok ini harus mendapat perhatian
sungguh-sungguh oleh tenaga keperawatan.
2. Petugas panti
Petugas panti yang paling mengetahui permasalahan setiap
anggota panti yang mendapat perawatan dan pelayanan dipanti
tersebut. Oleh karena itu sudah seharusnya pengetahuan petugas
panti terus ditingkatkan melalui pendidikan dan penelitian.
Kader-kader kesehatan yang telah dididik dan dilatih oleh
petugas kesehatan/ puskesmas sebagai penanggung jawab
masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Dengan adanya upaya
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas melalui
pendidikan dan pelatihan, maka diharapkan setiap masalah yang
timbul dari anggota panti dapat diatasi oleh petugas panti, dan
bila tidak dapat diatasi baru dirujuk.
3. Lingkungan panti
Lingkungan panti juga memerlukan perhatian khusus dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan di institusi,
oleh lingkunganmerupakan salah satu matarantai penyebaran
penyakit
4. Ruang lingkup kegiatan
Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif, melalui
kegiatan-kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut:
a. Pelayanan kesehatan dan keperawatan
b. Penyuluhan kesehatan
c. Bimbingan dan pemecahan masalah
d. Penemuan kasus secara dini
e. Melakukan rujukan medik dan kesehatan
f. Melakukan koordinasi dan kerjasama\
g. Alih teknologi dalam bimbingan kesehata dan keperawatan
kepada petugas panti dan kader
5. Tahap – tahap perawatan kelompok khusus
a. Tahap persiapan
1) Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada
dimasyarakat dan jumlah panti atau pusat-pusat rehabilitas
yang ada disuatu wilayah binaan
2) Mengadakan pendekatan terhadap institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok
khusus dan kelompok yang ada di masyarakat
3) Identifikasi maslah kelompok khusus dimasyarakat melalui
pengumpulan data
4) Menganalisa data
5) Merumuskan masalah dan prioritas masalah
6) Melibatkan kader kesehtan dan petugas panti
b. Tahap perencanaan
Menyusun perencanaan penanggungan masalah kesehatan /
keperawatan bersama petugas panti dan kader kesehatan yang
menyangkut :
1) Jadwal kegiatan
2) Jadwal kunjungan
3) Tenaga pelaksanaan
c. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah
disepakati bersama, yang disesuaikan dengan kebutuhan yang
ada. Pelaksanaan kegiatan dapat berupa:
1) kegiatan Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti
2) Pelayanan kesehatan dan keperawatan
3) Penyuluhan kesehatan
4) Imunisasi
5) Penemuan kasus dini
6) Rujukan bila dinggap perlu
7) Pencatatan dan pelaporan
d. Penilaian
Penilain atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas kriteria
yang telah disusun.
1.4. RINGKASAN
Kelompok rentan mempunyai beberapa populasi yang sangat perlu di
perhatikan dalam masalah perawatan kesehatan diantaranya adalah
kemiskinan dan anak jalanan, remaja yang hamil, penderita disabilitas, dan
penyakit menular. Untuk kelom pok resiko tinggi juga perlu untuk
mendapatkan kebutuhan perhatian perawatan kesahatan diantaranya
kelompok wanita, kelompok anak-anak, kelompok lansia yang diperlakukan
dengan kekerasan, dan juga tempat penampungan kelompok lansia.
Begitupun dengan kelompok khusus yaitu diantaranya ada kelompok
kebutuhan khusus akibat perkembangan dan pertumbuhan, kelompok
dengan kesehatan khusus dengan pengawasan, dan juga lembaga sosial serta
tempat perawatan rehabilitasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan Deden.2012.Buku Ajar Kpereawatan Komunitas.Jogja: Gosyen


Publishing
Melanie dan Mary.2019.Keperawatan Kesehatan Komunitas dan
Keluarga.Singapore:ELSEVIER
Nurul dan Wahid.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas I Pengantar dan Teori.
Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai