Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian PHBS

1. Perilaku Sehat

Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk

memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri

dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan

Masyarakat.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan di masyarakat.

3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina

suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat

(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan

mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-


masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat

dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DENGAN PHBS DIDESA KARET SEPATAN

Mahasiswa melakukan pengkajian didesa karet sepatan tangerang, didapatkan


hasil bahawa didesa karet sepatan terdapat kurang lebih 36 rumah dengan
kebersihan lingkungan yang kurang dan kurangnya pengetahuan warga tentang
pentingnya PHBS serta terdapat beberapa bayi/anak yang tidak diimunisasi secara
lengkap dikarenakan orang tua yang tidak mengetahui pentingnya imunisasi dan
tidak berjalannya kegiatan posyandu didaerah tersebut

A Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Data demografi
Didesa karet sepatan didapatkan data dari puskesmas setempat
bahwa kelompok umur yang paling banyak adalah anak usia 0-5
tahun, dan jumlah penduduk dominan perempuan di bandingkan
laki-laki
b. Agama :
Warga mengatakan agama didesa karet sepatan islam dan kriten
c. Pendidikan
Warga didesa karet sepatan kebanyakan lulusan SMP dan SMA
d. Pekerjaan
Terdapat beberapa warga yang PNS, pekerjaan yang paling
dominan adalah Tani dan Buruh
e. Penghasilan perbulan
Sebagian besar Keluarga berpenghasilan Rp. 600.000-
3.000.000,- / bulan
f. Jenis Rumah
Dari hasil pengkajian mahasiswa didapat sebagian besar jenis
bangunan yang ada adalah permanen yaitu
g. Kepemilikan WC
Sebagian besar warga sudah memiliki WC dan kamar mandi
namun masih terdapat beberapa warga yang masih ke sungai

h. Cara Pembuangan akhir Sampah


No Pengelolaan Sampah Jumlah %
1 Dikumpul dan bakar 34 94,44
2 Dibuang sembarangan 2 5,56
3 Ditimbun - -
4 Dibuang di sungai - -
Jumlah 36 100%
Interpretasi :
Paling banyak rumah tidak memiliki tempat sampah, pengelolaan
sampah dikumpul di belakang rumah kemudian dibakar, hal ini
bisa mengakibatkan tempat bersarangnya nyamuk dan lalat yang
bisa menyebabkan terjadinya penyakit seperti diare, malaria dll.

i. Sumber Air Minum


Beberapa warga sudah menggunakan galon dan masih terdapat
warga yang minum dari sumur

j. Kepemilikan Rumah
Sebagian besar masyarakat didesa karet sepatan tinggal di rumah
milik sendiri yaitu sebanyak tetapi masih banyak juga yang
menumpang di rumah orang tua atau saudara ini menunjukan
bahwa dalam satu rumah di huni oleh 2-3 KK dengan jumlah
anggota keluarga yang besar , keadaan seperti ini tidak sesuai
dengan syarat suatu rumah yang sehat dan bisa menyebabkan
timbulnya penyakit dalam keluarga.

k. Kepemilikan SPAL
Sebagian besar masyarakat di desa karet sepatan membuang air
limbah disembarang tempat sebanyak 27 keluarga ( 65 % ), hal ini
Dapat menjadi resiko timbulnya masalah kesehatan.

l. Keadaan ventilasi rumah


Seluruh rumah yang ada di desa karet sepatan , mempunyai
ventilasi yang baik dan ini merupakan syarat rumah sehat

m. Keadaan rumah dan lingkungan


Keadaan rumah warga desa karet sepatan kurang bersih karena
lokasi pembuangan sampai yang masih dekat dengan rumah
warga

n. Status Imunisasi Pada Balita


Sebagian besar balita yang ada didesa karet sepatan , tidak di
imunisasi/ tidak lengkap imunisasi, dikarenakan masih banyaknya
orang tua yang tidak tau pentingnya imunisasi bagi anaknya. Hal
ini menjadi resiko timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
o. Akseptor KB
No Akseptor Jumlah %
1 Ya 27 71,05
2 Tidak 11 28,95
Jumlah 38 100%
Interpretasi :
Sebagian besar pasangan usia subur mengikuti keluarga
berencana yaitu sebanyak 27 pasang (71,05%).

p. Jenis Akseptor yang digunakan


No Jenis Kontrasepsi Jumlah %
1 Suntik 21 77,78
2 Pil 5 18,95
3 IUD - -
4 Implant - -
5 Steril 1 3,70
Jumlah 27 100%
Interpretasi :
Sebagian besar akseptor menggunakan kontrasepsi suntikan yaitu
sebanyak 21 orang (77,78%).

q. Pemanfaatan fasilitas kesehatan


No Sarana Kesehatan Jumlah %
1 Rumah Sakit 5 10,42
2 Dokter praktek 7 14,58
3 Perawat/ bidan 10 20,83
4 Puskesmas 26 54,17
Jumlah 48 100%
Interpretasi :
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat di
desa karet sepatan menggunakan Puskesmas sebagai sarana
berobat

B Analisa Data
Data Masalah Keperawatan Diagnosa Keperawatan
DS : Lingkungan masyarakat Risiko terjadinya
 Warga didesa yang kurang sehat penyakit (Diare, ISPA,
karet sepatan DHF) di desa karet
mengatakan sepatan diakibatkan oleh
belum pernah ada lingkungan yang kurang
penyuluhan bersih dan berhubungan
kesehatan dengan :
 Warga a. Kurang
mengatakan pengetahuan
masih membuang masyarakat tentang
sampai disungai pentingnya kesehatan
dan beberapa lingkungan.
diantarnya masih b. Kurangnya kesadaran
membuang untuk hidup sehat
sampah
dibelakang rumah
DO :
 Rumah warga
kurang bersih
 Terdapat sampah
yang menumpuk
dibelakang rumah
warga
 Terdapat warga
yang membuang
air limbah
disembarangan
tempat
DS : Kurangnya pemahaman Risiko terjadinya
 Warga masyarakat tentang penyakit pada bayi/balita
mengatakan kesehatan bayi dan balita. diakibatkan oleh
belum tau tentang penurunan daya tahan
pentingnya tubuh bayi/balita
imunisasi berhubungan dengan :
DO : A Kurangnya
 Terdapat pengetahuan ibu tentang
Bayi/Balita pentingnya imunisasi
diimunisasi yang pada bayi/balita
tidak lengkap . B Kurangnya
 Alasan bayi/balita kesadaran masyarakat
tidak diimunisasi/ tentang pentingnya
tidak lengkap kesehatan pada
imunisasi adalah bayi/balita
karena orang tua
tidak tahu
manfaat dari
imunisasi selain
itu anaknya akan
sakit setelah di
imunisasi.
 Posyandu sudah
jarang
dilaksanakan

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Masalah Perhatian Poin Tingk Kemungki Jum
Masyara Prevalen at nan untuk lah
kat si Bahay dikelola
a

Skor 1 : 1 : 1 : 1 : rendah
rendah rendah renda 2 : sedang
2 : 2 : h 3 : tinggi
sedang sedang 2 : 4 : sangat
3 : tinggi 3 : tinggi sedan tinggi
4 : 4 : g
sangat sangat 3 :
tinggi tinggi tinggi
4 :
sangat
tinggi

Risiko terjadinya penyakit 4 3 4 3 14


(Diare, ISPA, DHF) di desa
karet sepatan diakibatkan
oleh lingkungan yang kurang
bersih dan pengolahan air
minum yang tidak dimasak
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
pentingnya kesehatan
lingkungan dan kurangnya
kesadaran untuk hidup sehat
Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang
kesehatan bayi dan balita

Risiko terjadinya penyakit 3 3 4 2 12


pada bayi/balita diakibatkan
oleh penurunan daya tahan
tubuh ibu, bayi/balita
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan ibu
tentang pentingnya imunisasi
pada bayi/balita dan
kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
pentingnya kesehatan pada
bayi/balita

C Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terjadinya penyakit (Diare, ISPA, DHF) di desa karet
sepatan diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih dan
pengolahan air minum yang tidak dimasak berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan lingkungan dan kurangnya kesadaran untuk hidup
sehat Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan bayi
dan balita
2. Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita diakibatkan oleh
penurunan daya tahan tubuh ibu, bayi/balita berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi pada
bayi/balita dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya kesehatan pada bayi/balita

D Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Jangka Intervensi
Panjang
1 Risiko terjadinya Setelah dilakukan  Berikan penyuluhan
penyakit (Diare, ISPA, intervensi kesehatan pada
DHF) di desa karet keperawatan selama masyarakat termasuk
sepatan diakibatkan oleh 2X24 jam keluarga binaan tentang
lingkungan yang kurang diharapkan kesehatan diri dan
bersih dan pengolahan masyarakat akan lingkungan rumah.
air minum yang tidak terhindar dari  Lakukan kerja bakti
dimasak berhubungan penyakit yang massal (Jumat bersih)
dengan kurangnya disebabkan oleh bersama masyarakat
pengetahuan masyarakat lingkungan yang  Pembuatan SPAL
tentang pentingnya kurang sehat percontohan.
kesehatan lingkungan  Memberikan
dan kurangnya penyuluhan tentang
kesadaran untuk hidup PHBS
sehat.  Motivasi warga agar
selalu menjaga
kebersihan agar
terhindar dari penyakit
 Kolaborasi dengan
ketua RT/RW dan kader
setempat

2 Risiko terjadinya Setelah dilakukan  Pendidikan dan


penyakit pada tindakan penyuluhan kesehatan
bayi/balita diakibatkan keperawatan pada masyarakat
oleh penurunan daya diharapkan tentang kesehatan
tahan tubuh ibu, bayi/balita di desa bayi/balita serta
bayi/balita berhubungan karet sepatan imunisasi
dengan kurangnya terhindar dari  Mengaktifkan kembali
pengetahuan ibu tentang berbagai penyakit kegiatan Posyandu
pentingnya imunisasi terutama yang dapat didesa karet sepatan.
pada bayi/balita dan dicegah dengan  Memotivasii
kurangnya kesadaran imunisasi masyarakat untuk
masyarakat tentang membawa bayi/balita
pentingnya kesehatan diposyandu/bidan atau
pada bayi/balita puskesmas.

c. Implementasi
No Diagnosa Jam dan Implementasi TTD
Keperawatan tanggal
1 Risiko 26 November
terjadinya 2021
penyakit
(Diare, ISPA, 08.00 1. Menyebarkan
DHF) di Dusun 08.30 leaflet
Bontojai 2. Memberi tau kader
diakibatkan dan warga bahwa
oleh lingkungan akan
yang kurang dilaksanakannya
bersih dan penyuluhan tentang
pengolahan air PHBS
minum yang 09.00 3. Melaksanakan
tidak dimasak penyuluhan
berhubungan kesehatan pada
dengan masyarakat
kurangnya termasuk keluarga
pengetahuan binaan tentang
masyarakat kesehatan diri dan
tentang lingkungan.
pentingnya
kesehatan 27 November
lingkungan dan 2021
kurangnya 08.00 1. bersama masyarakat
kesadaran untuk melaksanakan kerja
hidup sehat. bakti dan
pembuatan SPAL
percontohan.

2 Risiko 26 november
terjadinya 2021
penyakit pada 11.00  Melaksanakan
bayi/balita penyuluhan
diakibatkan kesehatan pada
oleh penurunan masyarakat
daya tahan termasuk keluarga
tubuh binaan tentang
bayi/balita imunisasi.
berhubungan
dengan 27 november  Kolaborasi dengan
kurangnya 2021 pihak puskesmas
pengetahuan 08.00 melaksanakan
ibu tentang posyandu
pentingnya ( penimbangan,
imunisasi pada imunisasi,
bayi/balita dan pemeriksaan ibu
kurangnya hamil dan
kesadaran penyuluhan)
masyarakat
tentang
pentingnya
kesehatan ibu,
bayi/balita.

5. Evaluasi
No Diagnosa Tanggal/Jam Evaluasi Keperawatan TTD
Keperwatan
1 Risiko terjadinya 26 November S :
penyakit (Diare, 2021  Warga sudah
ISPA, DHF) di 10.00 mengerti tentang
desa karet PHBS namun masih
sepatan bingung dalam
diakibatkan oleh melaksanakan
lingkungan yang kegiatannya
kurang bersih dan  salah satu warga
pengolahan air mengatakan
minum yang rumahnya tidak
tidak dimasak memiliki jamban,
berhubungan dan masih
dengan menumpang di
kurangnya rumah tetanggnya
pengetahuan sebagian masih
masyarakat membuang tinja
tentang disungai
pentingnya O:
kesehatan  Saat dilakukan
lingkungan dan penyuluhan warga
kurangnya masih tampak acuh
kesadaran untuk tak acuh
hidup sehat.  Warga belum 100%
mengikuti kegiatan
penyuluhan
 Rumah warga masih
terlihat kotor
 Rumah warga tidak
memiliki SPAL
A:
 Masalah Belum
teratasi

P : Lanjutkan intervensi
 Menyebarkan leaflet
dan melakukan
evalusi kegiatan
 Mengajak warga
kerja bakti dan
membuat SAPL
untuk contoh
2 Risiko terjadinya 26 November S :
penyakit pada 2021  Warga mengatakan
bayi/balita 13.00 bahwa banyak orang
diakibatkan oleh tua yang belum
penurunan daya mengetahui
tahan tubuh pentingnya imunisasi
bayi/balita O:
berhubungan  Dari hasil pendataan
dengan diadapatkan 36
kurangnya bayi/balita yang tidak
pengetahuan ibu diimunisasi yang
tentang disebabkan oleh
pentingnya beberapa hal.
imunisasi pada
 Kegiatan penyuluhan
bayi/balita dan
kurangnya yang dilaksanakan
kesadaran oleh mahasiswa
masyarakat kepada seluruh
tentang masyarakat
pentingnya khususnya terfokus
kesehatan ibu, pada keluarga
bayi/balita. binaan menggunakan
alat bantu sesuai
dengan tingkat
kebutuhan dan
tingkat pengetahuan
masyarakat/keluarga.
 Mahasiswa
menyiapkan dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan
Penyuluhan, dan
Posyandu kepada
pihak puskesmas,
kader serta kepala
Desa karet sepatan
A:
 Masalah belum
teratasi

P : lanjutkan intervensi
 Kolabrasikan
kegiatan dengan
puskesmas untuk
dilaksanakannya
posyandu
 Melakukan
penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi

3 Risiko terjadinya 27 November S :


penyakit (Diare, 2021  Setelah dilakukan
ISPA, DHF) di 08.00 penyuluhan
desa karet mengenai pentingnya
sepatan PHBS warga
diakibatkan oleh mengatakan sudah
lingkungan yang mengerti dan akan
kurang bersih dan melakukan
pengolahan air pembersihan rutin
minum yang setiap minggunya
tidak dimasak  Warga mengatakan
berhubungan akan selalu menjaga
dengan kebersihan desa
kurangnya O:
pengetahuan  Lingkungan warga
masyarakat sudah terdapat SPAL
tentang percontohan dari
pentingnya mahasiswa
kesehatan  Warga tampak
lingkungan dan mengikuti kegiatan
kurangnya kerja bakti
kesadaran untuk  Rumah warga sudah
hidup sehat. tampak bersih
 Masih terdapat
warga yang belum
membuat jamban
dikarenakan
keterbatasan biaya
A:
 Masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
 Kolaborasikan
dengan kepala desa
dan pihak yang
terkait untuk selalu
melalukan
pembersihan desa
 Kolaborasikan
dengan kepala desa
dan warga untuk
pembuatan SPAL
lebih lanjut
4 Risiko terjadinya 27 November S :
penyakit pada 2021  Pihak puskesmas
bayi/balita mengatakan sudah
diakibatkan oleh 13.00 menjadwalkan untuk
penurunan daya kegiatan posyandu
tahan tubuh  Warga mengatakan
bayi/balita sudah mengerti
berhubungan tentang pentingnya
dengan imunisasi untuk anak
kurangnya mereka
pengetahuan ibu O:
tentang  Warga tampak sudah
pentingnya mengerti ditandai
imunisasi pada dengan warga sudah
bayi/balita dan tidak bertanya
kurangnya mengenai pentingnya
kesadaran
masyarakat imunisasi
tentang  Pihak puskesmas
pentingnya sudah menjadwalkan
kesehatan ibu, kegiatan imunisasi
bayi/balita. A:
 Masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
 Kolaborasikan
dengan pihak
puskesmas untuk
melakukan posyandu
rutin
5 Risiko terjadinya 28 november S :
penyakit (Diare, 2021  kepala desa
ISPA, DHF) di 08.00 mengatakan untuk
desa karet kegiatan gotong
sepatan royong akan
diakibatkan oleh dilaksanakan setiap
lingkungan yang minggunya
kurang bersih dan  kepala desa
pengolahan air mengatakan
minum yang pembuatan SPAL
tidak dimasak akan terus
berhubungan dilanjutkan
dengan  kader setempat
kurangnya mengatakan akan
pengetahuan terus melakukan
masyarakat penyuluhan
tentang mengenai pentingnya
pentingnya PHBS
kesehatan O:
lingkungan dan  lingkungan warga
kurangnya sudah tampak bersih
kesadaran untuk  Pembuatan SPAL
hidup sehat. masih dalam proses
A:
 Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi
(intervensi dilanjutkan oleh
kepala desa dan kader
setempat)
6 Risiko terjadinya 28 november S :
penyakit pada 2021  Warga mengatakan
bayi/balita 08.00 sudah mengikuti
diakibatkan oleh kegiatan posyandu
penurunan daya  Pihak puskesmas
tahan tubuh mengatakan kegiatas
bayi/balita posyandu sudah
berhubungan telaksana dan akan
dengan dilakukan sesuai
kurangnya dengan jadwal yang
pengetahuan ibu telah dibuat
tentang O:
pentingnya  Warga sudah
imunisasi pada mengikuti kegiatan
bayi/balita dan posyandu
kurangnya  Desa karet sepatan
kesadaran sudah memiliki
masyarakat jadwal untuk
tentang mengikuti kegiatan
pentingnya posyandu
kesehatan ibu, A:
bayi/balita.  Masalah teratasi

P : Intervensi dilanjukan
(intervensi lanjutkan oleh
kader/dan pihak puskesmas
setempat)
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Asuhan Keperawatan Komunitas sebagai salah satu penerapan dari


praktik keperawatan dan praktik kesehatan komunitas bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Sifat asuhan yang
diberikan adalah umum dan menyeluruh melalui kerjasama dan peran
serta masyarakat, sedangkan fokus keperawatan individu, kelompok,
keluarga menekanan pada pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.

Dalam kegiatan ini mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat


melakukan pengkajian, menetapkan masalah, menentukan prioritas,
membuat perencanaan, melaksanakan kegiatan dan evaluasi..Adapun
masalah kesehatan yang ditemukan di desa karet sepatan adalah :
Lingkungan masyarakat yang kurang sehat dan Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang kesehatan bayi/ Anak.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat untuk


mengatasi masalah tersebut antara lain : melakukan Penyuluhan, kerja
bakti, kegiatan posyandu, dan pembuatan SPAL percontohan . Dari
berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut diatas didapatkan hasil
antara lain, terlaksananya kegiatan penyuluhan (pada masyarakat
umum, ibu-ibu, anak-anak dan lansia), terlaksananya kegiatan kerja
bakti, dan 1(satu) buah SPAL percontohan.

Keberhasilan yang dicapai merupakan tanda adanya peningkatan


peran serta masyarakat melalui tokoh agama, tokoh masyarakat,
Puskesmas, dan pemerintah setempat. Dan secara umum adalah karena
adanya dukungan penuh dari masyarakat desa karet sepatan

B Saran
Setelah seluruh kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas telah
dilaksanakan, maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Kerja sama yang baik dari pihak pendidikan dengan aparat
pemerintah dan Dinas Kesehatan di lahan praktek perlu
dipertahankan.
2. Kerja sama antara pemerintah dan instansi terkait agar tetap
dipertahankan dan dikembangkan sehingga program yang telah
ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Puskesmas dan pemerintah setempat sebaiknya memberikan
pembinaan yang berkesinambungan kepada Kader kesehatan yang ada
agar termotivasi untuk melaksanakan program-program kesehatan
termasuk dalam melakukan pembinaan pada keluarga yang berisiko.
4. Mengadakan penyegaran kader setiap 3 bulan oleh pihak Puskesmas.
5. Kerjasama antara pihak pendidikan, Puskesmas dan pemerintah
setempat untuk menindaklanjuti hasil dari berbagai kegiatan praktik
mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai