Anda di halaman 1dari 131

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RW III KELURAHAN BANGETAYU WETAN


WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGETAYU
SEMARANG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III

1. Afni Purnawati, S. Kep G5A206001


2. Ahmad Sumaeri, S. Kep G5A206004
3. Aina Mufida, S. Kep G5A206005
4. Arief Yanto, S. Kep G5A206010
5. Ida Farida, S. Kep G5A206028
6. Lina Amaliana, S. Kep G5A206033
7. Niken Rahmawati, S. Kep G5A206039
8. Nurul Anna Zaen, S. Kep G5A206046
9. Parjiem, S. Kep G5A206047
10. Septi Wardani, S. Kep G5A206052
11. Sri Hananto Ponco. N, S. Kep G5A206056
12. Teguh Imam. S, S. Kep G5A206060
13. Yuni Astuti, S. Kep G5A206066

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2007 2008
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat

dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat

yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang

sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial

yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka

dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan

masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan

antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta

masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi

kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan

masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian

dalam memecahkan masalah kesehatan.

Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu

pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan

yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan

adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang

bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,

perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang

berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling

tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain

lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan

adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Yuddi,2008).

Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan

adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa

adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi

(Yuddi,2008). Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat

serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal

(Yuddi,2008).

Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu,

keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan

meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan

proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi,

2007).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada

peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu,

kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Wilayah RW III Kelurahan

Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang, terdiri dari 12 RT

dengan jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak 592 KK dari 647 KK

lebih rinci hasilnya adalah sebagai berikut jumlah penduduk 1442 jiwa (laki-

laki 785 jiwa dan perempuan 657 jiwa), kondisi lingkungan di RW III

merupakan perpaduan antara perumahan dan pemukiman kampung dengan

karakteristik yang berbeda, saluran pembuangan limbah yang kurang lancar,

pembuangan sampah yang kurang tertib sehingga memungkinkan terjadinya

penyakit yang berbasis pada lingkungan seperti ISPA, demam berdarah, diare

dan lainnya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang

kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk

mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan.

Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui praktik praktik

program profesi keperawatan komunitas di RW III Kelurahan Bangetayu

Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Menerapkan konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat RW III Kelurahan Bangetayu

Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di RW III Kelurahan

Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang selama 13 minggu

diharapkan mahasiswa dapat :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di RW

III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang

b. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah

teridentifikasi

c. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit di RW III

Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang

d. Menanamkan perilaku sehat melalui kegiatan pendidikan kesehatan

pada masyarakat RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan

Genuk Kota Semarang

e. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi

masalah kesehatan yang ada di RW III Kelurahan Bangetayu Wetan

Kecamatan Genuk Kota Semarang.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
C. Manfaat Laporan

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Masyarakat RW III

Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan

lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang

ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.

2. Puskesmas

Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan

kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat RW III

Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang

3. Mahasiswa / Penyusun

Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam

memberikan asuhan keparawatan individu, keluarga, kelompok dan

komunitas khususnya di RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan

Genuk Kota Semarang.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan

Praktik Belajar Lapangan Keperawatan Komunitas Di Wilayah RW III

Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang ini sebagai

berikut :

Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat

penulisan dan sistimatika penulisan laporan.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan

kesehatan utama, konsep keperawatan komunitas, peran perawat

komunitas, asuhan keperawatan komunitas, teori perubahan

komunitas

Bab III : Pelaksanaan terdiri dari tahap pengkajian, analisa data, perumusan

diagnosa keperawatan komunitas, tahap perencanaan, tahap

implementasi, tahap evaluasi serta rencana tindak lanjut untuk

mengatasi masalah keperawatan yang ada.

Bab IV : Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktik

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas.

Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama

Pelayanan Kesehatan Utama (Primary Health Care) adalah suatu

strategi yang dapat menjamin kesehatan masyarakat yang paling dasar yang

bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar dalam masyarakat

melalui upaya pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan

pemulihan dengan menggunakan teknologi tepat guna, melalui pendekatan

multisektoral dan distribusi merata. Pelayanan kesehatan utama diberikan

dengan sasaran pada individu, keluarga dan masyarakat dengan prinsip

mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pelayanan

kesehatan (Effendi Nasrul, 1998)

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan

ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang

sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif

dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan

diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta

memecahkan masalah tersebut (Stanhope, 2004).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Menurut Helvie Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan

utama adalah:

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada

masyarakat.

4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan

dan kepada masyarakat.

5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam

praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat

dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).

1. Individu sebagai klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan

utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat

pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan

dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual

karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,

kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).

2. Keluarga sebagai klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya

sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya

mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada

Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman

dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri

(Riyadi, 2007).

3. Masyarakat sebagai klien

Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem

adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu

indentitas bersama (Riyadi, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/

kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder

dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan

perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong

semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan

nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Naomi,

2002).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas

sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,

mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan

pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri

menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
B. Konsep Keperawatan Komunitas

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai

bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,

social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga

dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia

(Riyadi, 2007).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik

maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju

kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.

Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan

penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care)

untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan

produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab

serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat

dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat

yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang

sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial

yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah sekumpulan

manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masuyarakat (1990) dijelaskan

bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan

masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara

aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan

(Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi

yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi, 2002).

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa

prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan

manfaat yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau

pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya

bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian

(Mubarak, 2005).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
2. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat

berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas

sektoral (Riyadi, 2007).

3. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan

intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi

serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,

2007).

4. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau

kapasitas dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian

melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas

komunitas (Mubarak, 2005).

5. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau

melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan

dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan

(Naomi, 2002).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan

kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai

suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat

secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut

Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep

pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

2. Proses kelompok (Group Process)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari

kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang

terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus.

Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam

melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status

kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model

pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau

pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan

masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan

pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan

masyarakat (community development) (Palestin, 2007).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau

lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan

atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi

klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri

terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan

kesehatan dan kesejahteraan (Palestin, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait

dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara

komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya

upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing

yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan

masyarakat (Palestin, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai

proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi

transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,

pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk

membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau

pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif

masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi

masyarakat (Palestin, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,

keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang

mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998),

sasaran ini terdiri dari :

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh

dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada

individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya

mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya

kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan

menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas

kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal

dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan

atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi.

Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah

kesehatan/ keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-

anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya

(Nasrul Effendy, 1998).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri

atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya

mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada

Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman

dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri

(Riyadi,2007).

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi

yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak, 2005).

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga

dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk

kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat

komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang

komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

C. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan

masyarakat diantaranya adalah :

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah

keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,

melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang

telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

(Helvie, 1997).

2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat

secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga

terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai

derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997).

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan

mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun

hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan

perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional

dan intelektual (Mubarak, 2005).

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses

keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan

pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama

perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama

evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

3. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh

yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru

dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).

4. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau

tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan

fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie,

1997). Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.

Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk

klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak

klien (Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab

membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari

berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain

yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas

tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas

yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus

dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan

berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola

berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai

dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya

(Helvie, 1997).

6. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan

cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli

gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat

proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau

kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain

pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting

untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).

7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah

menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.

Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami

perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).

8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,

pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997).

9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,

merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota

tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional

(Mubarak, 2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and

Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang

berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan

pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan

pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji

motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,

menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,

menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan

hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan

membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari

perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat

membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku

yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005)

11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care

Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan

kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.

Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain

juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).

D. Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara

lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis

sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,

keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,

psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak,

2005). Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu :

pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau

penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak,

2005).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi

mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat

ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah

tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan

spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang

berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga

pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah

kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,

terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami

oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara

atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,

2005).

2) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan

meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka

menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan

menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format

proses keperawatan (Mubarak, 2005).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
3) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya

asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan

keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya

membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara

Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).

b. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan

data denga cara sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

c. Analisis data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan

menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki

sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang

dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah

keperawatan (Mubarak, 2005).

d. Penentuanmasalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat

dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh

karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria

diantaranya adalah (Mubarak, 2005):

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

6) Aspek politis

Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis

komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam

keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut Stanhope ,

Lancaster, 1988 :

Bobot
Bobot Makna
No Kriteria kriteria Masalah Rasional
1 - 10 masalah
1 - 10

1 Kesadaran masyarakat

terhadap masalah

2 Motivasi komuniti untuk

mengatasi masalah

3 Kemampuan perawat untuk

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
mengatasi masalah

4 Fasilitas yang tersedia untuk

mengatasi

5 Bertanya akibat jika masih

tetap

6 Cepat masalah teratasi

2. Diagnosis keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah

kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah

masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah

potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (ANA). Jadi

diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti

tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan

keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan

berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan

memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang

nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005).

Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem

(masalah), etiologi (penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak,

2005).

3. Perencanaan keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi

perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun

berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana

keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana

tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai

pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan

anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas,

Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Prinsip yang umum

digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan

komunitas adalah :

a. Inovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas

dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa

(IMTAQ) (Mubarak, 2005).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
b. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan

sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan

keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi

tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).

d. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai

kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan

serta kompeten (Mubarak, 2005).

e. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas

kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan

keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan

implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan

komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in

community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).

5. Evaluasi atau Penilaian

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan

antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat

kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat

kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah

ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Kegiatan yang

dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998 :

a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian

sampai dengan pelaksanaan.

c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan

selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa

evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program

kesehatan. Macam evaluasi : formatif dan sumatif, input procces dan out

put (Mubarak, 2005).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

RW III KEL. BANGETAYU WETAN KEC. GENUK

KOTA SEMARANG

A. Pengkajian

Berdasarkan wawancara dengan semua ketua Rw III terdapat 647 KK,

terdapat tokoh masyarakat yang berpengaruh dilingkungan Rt, rumah warga

49, 7% permanen.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kader PKK, organisasi PKK

tingkat Rt aktif, warga sering berobat ke Puskesmas Bangetayu Wetan. Sudah

adanya kader Posyandu disetiap Rt, Posyandu sudah berjalan setiap satu

bulan sekali bersamaan dengan Posyandu lansia tetapi lebih terfokus pada

Posyandu balita sedangkan posyandu lansia kurang tersosialisasi. sedangkan

organisasi remaja karang taruna tiap Rt sudah terbentuk tetapi selama musim

hujan vakum. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Rt bahwa sudah

pernah mengajukan untuk pembangunan saluran air yang permanen, sudah

adanya pengujuan aspalisasi depan SD dan dijanjikan bulan April.

Berdasarkan wawancara dengan ketua Rt dan tokoh masyarakat serta tokoh

agama tiga bulan terakhir ini masalah kesehatan yang muncul adalah diare,

ISPA, DB, thypoid, TB paru, asma dan gangguan persendian pada lansia.

Dari hasil observasi anak-anak banyak yang tidak memakai sandal,

banyak yang bermain genangan hujan, jalan sudah ada yang diaspal tetapi

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
banyak yang rusak, masih terdapat lahan kosong yang tidak terawat banyak

ditumbuhi rumput-rumputan dan pohon pisang jika turun hujan menjadi

genangan air. Penerangan sudah bagus

Dari hasil kuesioner didapatkan data jenis kelamin perempuan

sebanyak 45,6% dan laki-laki 54,4%. Yang digolongkan berdasarkan usia;

usia diatas 70 tahun (lansi resti) 6%, usia 60-70 tahun (lansia) 3,5%, usia 45-

59 tahun (pre lansia) 21,8%, usia 19-44 tahun (PUS) 28,0%, usia 13-18 tahun

(remaja) 25,8%, usia 6-12 tahun (usia sekolah) 8,7%, usia 1-5 tahun (balita)

7%, dan usia 0-1 tahun (bayi) 4,6%.

1. Ekonomi

Pendapatan yang diperoleh keluarga di RW III 56,3% tetap dan tidak

tetap sebanyak 43,8%. Rata-rata penghasilan keluarga tiap bulan >

1000.000 sebanyak 20,8%, pendapatan 500.000-1000.000 sebanyak 34,3%

dan pendapatan < 500.000 sebanyak 44,9%.

2. Lingkungan

Dilihat dari tipe rumah didapatkan data bahwa sebagian besar rumah

warga RW III kel. Bangetayu Wetan sudah permanen, yaitu sebesar

49,7%, semi permanen 19,6% dan non permanen 30,7%. Jenis lantai

rumah yang berlantaikan ubin/keramik 33,6%, plester/bata 46,1%, papan

1,4% dan tanah 18,9%. Keluarga dengan rumah berlantai tanah yang

dibersihkan dengan hanya disapu 8,6%, disapu kemudian disiram 3,4%,

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
dan disiram lalu disapu sebanyak 7,6%. Rumah dengan ventilasi jendela

sebanyak 24,5%, lubang angin 17,7%, jendela dan lubang angin 57,8%,

dari rumah warga yang menggunakan ventilasi lubang angin 39,2% dalam

keadaan kotor. Pencahayaan yang masuk kesetiap ruangan <10% sebanyak

32,2%, antara 10-15% sebanyak 43,6% dan >15% sebanyak 24,0%.

kebiasaan keluarga dalam menyimpan baju setelah dipakai sebanyak

71,8% ditaruh diember/keranjang lalu dicuci, 9,8% digantung ditempat

khusus, 6,6% digantung dalam almari, dan 11,8% digantung disembarang

tempat. Kebersihan perabot rumah tangga sebagian besar sudah bersih

sebesar 88,0% dan yang kotor 12%. Kegiatan keluarga dalam

membersihkan rumah dari debu dan kotoran yang dilakukan setiap hari

sebanyak 70,1%, dilakukan 3x sehari sebanyak 8,4%, satu minggu sekali

17,7% dan yang dilakukan lebih dari 3 minggu sekali sebanyak 3,7%.

Kondisi tempat sampah warga RW III 57,1% terbuka dan 42,9% tertutup.

Hewan perantara penyakit yang sering terlihat dirumah warga Rw III

antara lain ; lalat sebanyak 32,2%, tikus 49,2%, nyamuk 61 %, kecoa 21,2

%. Terdapat 26,4% kamar mandi warga yang ada jentik nyamuknya.

Kondisi tempat penampungan air 77,7% tertutup dan sisanya terbuka.

Frekuensi keluarga menguras bak mandi 3 hari sekali 30,9%, 1 minggu

sekali 33,1%, 1-2 minggu sekali 23,3% dan >1 bulan 12,7%. 73,6% rumah

warga tidak terdapat jentik nyamuk pada tempat penampungan air dan

26,4% terdapat jentik nyamuk pada tempat penampungan air. 87,5% warga

membuang air limbah di got/saluran air limbah, dan 12,5% air limbah

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
dibiarkan menggenang. Keadaan got diwilayah RW III yang terbuka

menggenang 41,4%, terbuka lancar 54,7% dan tertutup 3,9%. Kebiasaan

keluarga dalam BAB sebanyak 4,7% dipekarangan/kebun, selokan 20.8%,

sungai 1,0% dan WC 73,5%. Jarak septik-tank dengan sumur > 10 meter

50,2% dan < 10 meter 23,6%. Sebagian besar warga menggunakan artetis

sebagai sumber air bersih yaitu sebesar 48,3%, sumur gali 40,9% dan

PDAM 10,8%. 31,4% warga yang menggunakan sumur gali memenuhi

syarat kesehatan dan 10,1% belum memenuhi syarat kesehatan. Dengan

kedalaman sumur gali 30 meter 2,2%, 20 meter 4,7% dan 10 meter 34,1%.

3. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga adalah

57,8% puskesmas, 35,6% dokter praktek, 5,1% bidan praktek dan 1,5%

pengobatan alternatif. Jarak rumah dengan pelayanan kesehatan <1KM

sebesar 49% dan >1KM 51%. Cara menuju pelayanan kesehatan naik

motor sebesar 70,8%, jalan kaki 24,8% dan naik mobil 4,4%.

4. Psikososial

Sebagian besar hubungan antara anggota keluarga harmonis 93,9%

dan yang kurang harmonis 6,1%. Komunikasi dalam keluarga 95,1%

terbuka dan 4,9% tertutup. Cara menanggulangi masalah kesehatan 99,5%

mencarikan jalan keluar, dan yang tidak mencarikan jalan keluar 0,5%.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Pengambilan keputusan 92,9% warga diambil dengan musyawarah dan

sisanya diambil secara individu.

5. Spiritual

Sebagian besar warga menjalankan ibadah dengan taat sebesar

94,6% dan 5,4% kurang taat dalam menjalankan ibadah.

6. Derajat kesehatan

Yang dilakukan keluarga jika ada anggota keluarga yang sakit,

75,5% dibawa ke pelayanan kesehatan, 12,5% dibelikan obat di warung,

7,1% diobati dengan obat tradisional, 2,5% dibawa ke pengobatan

alternatif dan 2,4% dibiarkan saja. Dalam 1 tahun terakhir terdapat 6,1%

anggota keluarga yang meninggal karena penyakit menular, 3,5% karena

penyakit menahun, 2,4% karena kelainan bawaan. Anggota keluarga

mencuci tangan pada saat sebelum memegang makanan sebesar 33,3%,

sebelum makan 22%, setelah BAB 11,1% sebelum memberikan ASI

17,4% dan sebelum memasak 16,2%. 77,5% anggota keluarga mencuci

tangan menggunakan air dan sabun dan 22,5% menggunakan air saja.

7. Bayi

91% warga memberikan ASI pada bayinya dan 9% tidak. Lama bayi

mendapatkan ASI <6 bulan sebesar 14,9%, 6 bulan 1 tahun 34,3%, 1-2

tahun 26,9%, > 2 tahun sebesar 14,9%, dan sisanya tidak diberikan ASI.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
82,1% bayi dibawa secara rutin ke posyandu dan 17,9% tidak rutin. Bayi

yang mempunyai KMS sebesar 76,1%, tidak punya KMS 6,0%. Sebesar

59,7% bayi mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan, dan

40,3% tidak.

8. Balita

Penyakit yang dialami balita dalam tiga bulan terakhir yaitu mencret

14,8 %, DBD 3,0%, batuk pilek 74,3%, batuk lebih dari 3 munggu 6,0%,

dan lain-lain 12,9%.

9. Usia Sekolah

Penyakit yang diderita anak usia sekolah dalam 3 bulan terakhir

adalah DB 2,4%, batuk pilek 64.3%, mencret 6.4%, tipes 6.4%, sakit gigi

13.3% dan batuk lebih dari 3 minggu 4.0%, dan lain-lain 11.1%. 89.7%

anak sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, 10.3 % tidak. Sebanyak

81.7% anak menghabiskan 1 porsi makannya dan sebanyak 18.3% tidak

menghabiskan 1 porsi makannya. anak sekolah yang suka jajan sebanyak

72,2% dan yang tidak suka jajan 27.8%. waktu anak dalam menggosok

gigi ketika bangun tidur dan sebelum makan sebanyak 19 anak (15.1%),

saat mandi 75 anak (59,5%) serta 32 anak (25.4%) dilakukan sebelum

tidur dan setelah makan. Kebiasaan anak dalam menggosok gigi yaitu

sebanyak 8 anak (6.3%) tidak gosok gigi, sebanyak 15 anak (11.9%) sikat

gigi saja, yang sikat gigi dengan pasta gigi sebanyak 95 anak (75.4%),

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
yang sikat gigi dengan menggunakan pasta gigi dan obat kumur sebanyak

8 anak (6.3%). Anak sekolah yang mengalami kesulitan belajar dengan

gangguan konsentrasi sejumlah 20 anak (15,9%), yang mengalami

penurunan prestasi sebanyak 31 orang (24,6%) dan tidak ada gangguan

belajar sebanyak 75 anak (59.5%).

10. Remaja

Remaja yang mengikuti kegiatan positif sebanyak 74 orang (69.2%)

dan 33 remaja (30.8%) tidak mengikuti kegioatan positif. Organisasi yang

diikuti remaja yaitu: karang taruna sebanyak 34 orang (31.8%),

perkumpulan olah raga 24 orang (22.4%), keagamaan 17 orang (15.9%),

keterampilan tangan 5 orang (6.7%), lain-lain 27 orang (25.2%).

Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan remaja RW III adalah merokok

sebanyak 61 orang (57,0%) dan obat terlarang sebanyak 5 orang (4,7%).

Yang menjadi penyebab perilaku yang salah pada remaja 47 orang

(43,9%) karena pengaruh teman, 4 orang (3.5%) karena orang tua yang

tidak harmonis, sebanyak 12 orang (11,2%) kurang perhatian orang tua, 3

orang (2,8%) karena stress dan lain-lain 4 orang (3.7%). Remaja putri yang

mengalami keluhan saat menstruasi sebanyak 57 orang (53.3%) dan

sebanyak 50 orang (46.7%) tidak. Dalam keluarga yang selalu

berkomunikasi sebanyak 80 keluarga (74.8%) dan 27 keluarga (25.2%)

kadang-kadang.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
11. Ibu Hamil

Berdasarkan hasil wawancara dengan kader, didapatkan banyak ibu

hamil yan tidak memeriksakan kandungannya ke pelayanan

kesehatanjumlah ibu hamil sebanyak 21 orang. Ibu hamil dengan jarak

kehamilan yang kurang dari 1 tahun sebanyak 4 orang (19.0%), yang

jaraknya 1-2 tahun 5 orang (23.8%) dan yang > 2 tahun 6 orang

(28.6%) serta kehamilan pertama sebanyak 6 orang (28.6%). Masalah

dalam kehamilan yang terjadi pada ibu hamil di RW III sebanyak 6 orang

(28,6%) mual muntah dan 5L sebanyak 3 orang (14,3%) dan yang tidak

ada masalah sebanyak 12 orang (57.1%). Ibu hamil sebanyak 7 orang

(33,3%) tidak memeriksakan kehamilannya, 1 orang (4,8%) memeriksakan

kehamilannya kedokter, 1 orang (4,8%) kedukun dan 12 orang (57,1%)

kebidan. Alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya yaitu 3

orang (14.3%) karena tidak tahu, 2 orang (9.5%) tidak punya biaya, karena

tidak punya waktu sebanyak 3 orang (14.3%), menganggap tidak penting 1

orang (4.8%) dan ibu hamil yang periksa sebanyak 12 orang (57.1%).

Sebanyak 17 ibu hamil (81.0%) sudah imunisasi TT dan 4 orang (19.0%)

tidak imunisasi TT. Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet zat besi

sebanyak 15 orang (71.4%) dan yang tidak sebanyak 6 orang (28.6%).

Kebiasaan ibu hamil selama hamil 3 orang (14,3%) minum jamu dan

mempunyai makanan pantangan tanpa indikasi sebanyak 10 orang (47,6%)

serta tidak ada sebanyak 8 orang (38.1%).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
12. Pasangan Usia Subur

Penyakit yang diderita oleh pasangan usia subur yaitu ; mencret

sebanyak 40 orang (6,7 %), DBD 20 orang (3,4 %), Batuk pilek 355 orang

(59,9 %), cikungunya 27 orang (4,6%) dan batuk lebih dari 3 minggu

sebanyak 15 orang (2,5%). Banyaknya keluarga yang menggunakan KB

adalah 483 orang (81,6 %) dan yang tidak menggunakan sebanyak 109

orang (18,4%).

13. Lansia

Penyakit yang diderita lansia dalam 3 bulan terakhir yaitu ;

hipertensi sebanyak 8 orang (21.1 %), sesak nafas 2 orang (5,3 %), batuk

lebih dari 3 minggu 6 orang (15.8%), DM 2 orang (5,3%), Rematik 20

orang (52.7%) dan lain-lai 7 orang (18.4%). Lansia yang mempunyai

kebiasaan merokok sebanyak 18 orang (47,4 %) dan yang tidak merokok

sebanyak 20 orang (52,6%). Kebiasaan lansia yang mengkonsumsi

makanan digoreng sebanyak 19 orang (50%) sisanya tidak. Makanan yang

bersantan sebanyak 28 orang (73,7 %) dan 10 orang (26.3%). Lansia yang

mengkonsumsi makanan asin sebanyak 17 orang (44,7 %) yang tidak 21

orang (55.3%). Kebiasaan lansia dalam mengatasi masalah, dengan

disimpan sendiri sebanyak 8 orang (21.1%) dan yang cerita dengan orang

lain sebanyak 30 orang (78.9%). Tingkah laku lansia yang mudah marah

sebanyak 5 orang (13.2%), mudah tersinggung 9 orang (23.7%), yang

diam 7 orang (18.4%) dan yang sabar 17 orang (44.7%). Lansia yang

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
bekerja sebanyak 11 orang (28.9%), yang mengikuti pengajian sebanyak 7

orang (18.4%) dan 20 orang (52.6%) dirumah. Di wilayah RW III belum

terdapat Posbindu. 32 lansia (84.2%) setuju jika diadakan Posbindu dan 6

orang (15.8%) lansia tidak setuju. Dari serluruh jumlaha lansia hanya 4

orang yang mempunyai KMS.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
B. Analisa Data

Diagnosa
No Data fokus
Keperawatan

1 Data subyektif Resiko meningkatnya

Wawancara: angka kejadian

Berdasarkan wawancara dengan ketua Rw III demam berdarah di

bapak K.H Ghufron Nor, semua ketua Rt dan RW III kelurahan

tokoh masyarakat serta tokoh agama tiga Bangetayu Wetan

bulan terakhir ini masalah kesehatan yang berhubungan dengan

muncul salah satunya adalah DB prilaku yang tidak

Data obyektif: sehat.

Observasi :

Kurangnya perawatan masyarakat terhadap

lingkungan dalam penebangan pohon pisang.

Masih dalam iklim penghujan

Terdapat 26,4% kamar mandi warga yang ada

jentik nyamuknya dan 26,4% terdapat jentik

nyamuk pada tempat penampungan air

Frekuensi keluarga menguras bak mandi >1

bulan 12,7%.

Kebiasaan keluarga dalam menyimpan baju

setelah dipakai sebanyak 11,8% digantung

disembarang tempat.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Jumlah penderita DBD dalam 3 bulan terakhir

sebanyak 26 orang.

2 Data subyektif: Tingginya angka

Wawancara: kejadian ISPA di RW

Berdasarkan wawancara dengan ketua Rw, Rt III kelurahan

dan tokoh masyarakat serta tokoh agama, Bangetayu Wetan

salah satu penyakit yang banyak muncul sehubungan dengan

dalam tiga bulan terakhir adalah ISPA berhubungan dengan

Data obyektif: berhubungan dengan

Observasi: lingkungan yang tidak

Dilihat dari jenis lantai, rumah warga RW III sehat.

yang berlantaikan tanah sebanyak 18,9%.

Keluarga dengan rumah berlantai tanah dan

berdebu yang dibersihkan dengan hanya

disapu 8,6%

Rumah warga yang menggunakan ventilasi

lubang angin 39,2% dalam keadaan kotor

Perabot rumah tangga yang berdebu 12%.

Penderita ISPA pada balita 74,3%

Penderita ISPA pada anak usia sekolah 64,3%

Penderita ISPA pada dewasa 59,9%

Sebagian besar jalan di wilayah RW III

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
belum diaspal dan berdebu

3 Data subyektif: Resiko meningkatnya

Wawancara: angka kejadian diare

Berdasarkan wawancara dengan ketua Rw, di RW III Kelurahan

ketua Rt dan tokoh masyarakat serta tokoh bangetayu wetan

agama, salah atu masalah yang sering muncul berhubungan dengan

dalam tiga bulan terakhir adalah diare perilaku yang tidak

Data Objektif : sehat.

Kondisi tempat sampah rumah tangga warga

RW III 57,1% terbuka

Hewan perantara penyakit yang sering terlihat

dirumah warga Rw III lalat sebanyak 32,2%

dan kecoa 21,2 %.

Kebiasaan keluarga dalam BAB sebanyak

4,7% dipekarangan/kebun, selokan 20.8%,

sungai 1,0%

Jarak septik-tank dengan sumur < 10 meter

23,6%.

Warga yang menggunakan sumur gali belum

memenuhi syarat kesehatan 10,1%

Penderita diare pada balita 14,8%

Penderita diare pada usia sekolah 6,4%

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Penderita diare pada oarang dewasa 6,7%

Anggota keluarga mencuci tangan pada saat

sebelum memegang makanan sebesar 33,3%,

Anggota keluarga mencuci tangan hanya pada

saat sebelum makan 22%

Anggota keluarga mencuci tangan pada saat

setelah BAB 11,1%

Anggota keluarga mencuci tangan pada saat

sebelum memberikan ASI 17,4%

Anggota keluarga mencuci tangan pada saat

sebelum memasak 16,2%.

Anggota keluarga mencuci tangan

menggunakan air sebesar 22,5%

4 Data subyektif: Resiko terjadi

Wawancara: gangguan tumbuh

Berdasarkan hasil wawancara dengan kader, kembang janin dan

didapatkan banyak ibu hamil yang tidak penyulit persalinan

memeriksakan kandungannya. pada ibu hamil di RW

Data obyektif: III Kelurahan

Jumlah ibu hamil di Rw III sebesar 21 orang. bangetayu wetan

Ibu hamil sebanyak 33,3% tidak ketidakmampuan

memeriksakan kehamilannya merawat ibu hamil.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Sebanyak 4,8% ibu hamil memeriksakan

kehamilannya kedukun.

Kebiasaan ibu hamil selama hamil 14,3%

minum jamu dan mempunyai makanan

pantangan tanpa indikasi sebanyak 47,6%.

5 Data subyektif: Resiko terjadi

Wawancara: peningkatan stroke

Berdasarkan hasil wawancara dengan kader, akibat hipertensi pada

didapatkan hasil bahwa sudah terdapat lansia di RW III

posyandu lansia yang digabung dengan kelurahan Bangetayu

posyandu balita, tetapi posyandu lansia belum Wetan .

tersosialisasi.

obyektif:

Data Jumlah lansia di Rw III sebesar 372

orang

Penyakit yang diderita lansia dalam 3 bulan

terakhir yaitu ; hipertensi sebanyak 15,8 %,

sesak nafas 5,3 %, batuk lebih dari 3 minggu

2,6%, DM 5,3%, Rematik 39,5%.

Lansia yang mempunyai kebiasaan merokok

sebanyak 47,4 %

Kebiasaan lansia yang mengkonsumsi

makanan digoreng sebanyak 50%, makanan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
yang bersantan sebanyak 73,7 %, dan

makanan asin sebanyak 44,7 %.

Sebagian lansia tidak aktif untuk ke

Posyandu.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
C. PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
U
ru
ta
T
N n
Masalah kesehatan A B C D E F G H I J K L ot
o Pr
al
io
rit
as
1. Tingginya angka kejadian 5 5 4 3 3 2 2 3 3 2 4 5 41 4
2. ISPA 4 4 5 4 3 5 2 4 3 4 4 5 47 2
3. Resiko meningkatnya angka 5 3 4 4 5 5 4 3 3 5 3 5 48 1
4. kejadian DB 3 2 4 4 3 5 4 3 2 2 3 5 40 5
Resiko meningkatkan
kejadian diare
5 Resiko terjadi gangguan 5 4 4 3 2 5 2 2 3 4 3 5 42 3
tumbuh kembang janin dan
penyulit persalinan pada ibu
hamil
Resiko terjadi peningkatan
stroke akibat hipertensi pada
LANSIA
Keterangan:
A : Resiko terjadi G : tempat
B : Resiko parah H : waktu
C : Potensial untuk pendidikan I : Dana
kesehatan J : Fasilitas kesehatan
D : Minat masyarakat K : Sumber dana
E : Kemungkinan diatasi L : Sesuai dengan peran
F : Sesuai program perawat

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
D. Perumusan Masalah
1. Resiko meningkatnya angka kejadian diare di RW III Kelurahan
Bangetayu wetan
2. Resiko meningkatnya angka kejadian demam berdarah di RW III
kelurahan Bangetayu Wetan
3. Resiko terjadi peningkatan stroke akibat hipertensi pada LANSIA di RW
III kelurahan Bangetayu Wetan.
4. Tingginya angka kejadian ISPA di RW III kelurahan Bangetayu Wetan.
5. Resiko terjadi gangguan tumbuh kembang janin dan penyulit persalinan
pada ibu hamil di RW III Kelurahan bangetayu wetan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
E. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas Rw III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk

No Diagnosa Rencana
Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Sumber Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
Dx Keperawatan Kegiatan

1. Risiko terjadi Setelah 1. Setelah 1. Pendidikan KIM/KI Mahasiswa Rumah Pada saat Meningkatnya 1. 90% peserta Mahasiswa
penyakit diare dilakukan dilakukan kesehatan E Puskesmas Warga RW acara pengetahuan, dapat Pembimbing
di wilayah RW tindakan pendidikan tentang III kegiatan afektif, dan menyebutkan
III Kelurahan keperawatan kesehatan kesehatan PKK, psikomotor pengertian,
Bangetayu selama 8 tentang diare lingkungan Arisan, masyarakat penyebab,
Wetan minggu selama 1x45 dan Tahlilan tentang diare tanda dan
Kecamatan diharapkan menit pencegaha dan dan cara gejala,
Genuk tidak terjadi diharapkan n diare dan pertemua perawatannya. komplikasi /
berhubungan peningkatan pengetahuan pendidikan n dasa bahaya diare,
dengan angka kejadian masyarakat kesehatan wisma cara
perilaku yang diare di tentang diare mengenai pencegahan,
tidak sehat. wilayah RW meningkat. PHBS dan perawatan
III Kelurahan (perilaku penderita diare
Bangetayu hidup (terlampir)
Wetan bersih dan 2. 75% peserta
sehat) mampu
mendemons-
trasikan cara
pembuatan
larutan gula
garam (LGG)

2. Setelah 2. Pelatihan KIM/KI Mahasiswa Rumah Kamis, Meningkatnya 1. 90% kader Mahasiswa
dilakuan kader E Puskesmas Warga RW 27 Maret pengetahuan, mampu Pembimbing
pelatihan kesehatan Demons Pokjakes III 2008 afektif, dan menyebutkan Puskesmas
kader untuk trasi psikomotor pengertian,
kesehatan pencegaha kader penyebab,
selama 2 hari n diare kesehatan tanda & gejala,
diharapkan seperti tentang diare komplikasi/ba
pengetahuan cara dan haya,
kader tentang pembuatan penatalaksanaa pencegahan,
diare larutan nnya. dan perawatan
meningkat. gula garam penderita
(LGG) diare.
2. 100% kader
mampu
mendemonstra
sikan cara
pembuatan
LGG.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
3. 75% kader
mampu
memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang diare
kepada
masyarakat

3. Setelah 3. Melakukan Pengaju Mahasiswa, Kantor Periode Terlaksananya Pengadaan Mahasiswa


dilakukan audiensi an Pokjakes, Walikota 19 pengadaan tempat sampah Pembimbing
audiensi dengan proposal RW lain, Maret-30 tempat sampah permanen Puskesmas
selama 1x pihak wali kelurahan. April permanen tertutup Kelurahan
diharapkan kota untuk 2008 tertutup terlaksana,
pengadaan masala- sehingga
tempat masalah terjadinya
sampah kesehatan penyakit diare
permanen yang dapat dicegah.
dan tertutup disebabka
terlaksana. oleh
lngkungan
yang tidak

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
sehat

4. Setelah 4. Menggalak KIM/KI Mahasiswa, Rumah Pada saat Meningkatnya 90% masyarakat Mahasiswa
dilakukan kan E pokjakes warga RW acara respon afektif menerapkan Pembimbing
pemberdayaa kebiasaan III kegiatan dan kebiasaan cuci Pokjakes
n manusia masyaraka PKK, psikomotorma tangan dalam
dan t untuk Arisan, syarakat dalam kehidupan sehari-
lngkungan cuci Tahlilan penerapan hari dan
selama 1x45 tangan dan dan kebiasaan cuci melakukan
menit melakukan pertemua tangan dan kebersihan
diharapkan kebersihan n dasa melakukan lingkungan
masyarakat lingkungan wisma kebersihan
mau . lingkungan
menerapkan dalam
kebiasaan kehidupan
cuci tangan sehari-hari.
dan
melakukan
kebersihan
lingkungan.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
2. Risiko Setelah 1. Setelah 1. Pendidikan KIM/KI Mahasiswa Rumah Pada saat Meningkatnya 1. 75% Mahasiswa
meningkatnya dilakukan dilakukan kesehatan E yang warga RW acara pengetahuan, masyarakat Pembimbing
angka kejadian tindakan pendidikan tentang berkompete III. kegiatan afektif, dan mampu
demam keperawatan kesehatan demam nsi PKK, psikomotor menyebutkan
berdarah di selama 8 selama 1 x 45 berdarah Arisan masyarakat pengertian,
lingkungan RW minggu menit dan dan terkait demam penyebab,
III Kelurahan diharapkan diharapkan pencegaha Tahlilan berdarah tanda dan
Bangetayu tidak terjadi pengetahuan nnya, gejala,
Wetan peningkatan masyarakat penataan komplikasi,
Kecamatan angka kejadian tentang lngkungan pencegahan,
Genuk demam demam yang dan
berhubungan berdarah di berdarah mendukun penatalaksanaa
dengan wilayah RW meningkat g n penderita
penataan III Kelurahan terjadinya demam
lingkungan Bangetayu demam berdarah
yang Wetan berdarah. (terlampir).
menunjang 2. Masyarakat
terjadinya termotivasi
demam untuk
berdarah mencegah
demam
berdarah.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
2. Setelah 2. Pelatihan KIE/KI Mahasiswa Rumah 5 April Meningkatnya 1. 75% kader Mahasiswa
dilakukan kader M puskesmas Warga RW 2008 pengetahuan, mampu Pembimbing
pelatihan kesehatan pokjakes III afektif, dan menyebutkan
kader dengan psikomotor tentang
kesehatan materi DB kader terkait pengertian,
selama 2 hari demam penyebab,
diharapkan berdarah. tanda dan
pengetahuan gejala,
kader tentang komplikasi,
demam pencegahan,
berdarah dan
meningkat. penatalaksanaa
n demam
berdarah.
2. Kader mampu
memberikan
penyuluhan
tentang demam
berdarah.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
3. Setelah 3. Melakukan KIE/KI Mahasiswa Puskesmas Periode Terlaksana 3. Terealisasinya Mahasiswa
dilakukan koordinasi M puskesmas waktu 18 nya pemberian pembimbing
koordinasi dengan dan RW Maret pemberian bubuk abate, , Puskesmas
dengan pihak pihak lain. 22 Mret bubuk pengawasan
puskesmas puskesmas 2008 abate, jentik dan
selama 1x untuk pengawasa pemfoggingan
diharapkan pemberian n jentik dan oleh
pemberian bubuk pemfogging Puskesmas.
bubuk abate, abate, an.
pengawasan pengawasa
jentik dan n jentik
pemfogginga dan
n dapat pemfoggin
terlaksana. gan.

4. Setelah 4. Gebrakan KIE/KI Mahasiswa, Lingkungan 1 Terlaksana 4. Kerja bakti Mahasiswa


dilakukan masal M pokjakes, RW III Minggu nya kerja massal Pokjakes
gebrakan masyaraka Puskesmas sekali bakti terlaksana
massal setiap t untuk massal setiap 1
1 minggu mencegah minggu
diharapkanma terjadinya
syarakat mau DB (kerja

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
melaksanakan bakti dan
kerja bakti. penataan
pekaranga
n/lingkung
an)

3. Resiko terjadi Setelah 1. Setelah 1. Pendidikan KIE/KI Mahasiswa Rumah Pada Peningkatan 1. 50% peserta Mahasiswa
peningkatan dilakukan dilakukan kesehatan M RW III Saat pengetahuan mampu Pembimbing
stroke akibat tindakan pendidikan tentang acara (kognitif), menyebutkan Kader
hipertensi pada keperawatan kesehatan hipertensi kegiatan, afektif, dan pengertian kesehatan
LANSIA di selama 9 tentang PKK dan psikomotor hipertensi,
RW III minggu hipertensi arisan masyarakat yaitu
kelurahan diharapkan selama 1x30 tahlilan RW III peningkatan
Bangetayu tidak terjadi menit khususnya tekanan darah
Wetan. peningkatan diharapkan lansia tentang lebih dari
sehubungan angka kejadian pengetahuan hipertensi dan 160/95 mmHg.
dengan penyakit lansia tentang cara merawat 2. mampu
ketidakmampu degeneratif hipertensi penderita menyeburkan
an merawat pada lansia di meningkat dan hipertensi. minimal 4 dari
lansia dengan wilayah RW keluarga 7 tanda dan
hipertensi III Kelurahan mampu gejala
Bangetayu merawat hipertensi

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Wetan anggota (peningkatan
keluarga yang tekanan darah,
menderita sakit kepala,
hipertensi pandangan
kabur, kaku
kuduk, mudah
marah, sulit
tidur, cepat
lelah)
3. 50% peserta
mampu
menyebutkan
minimal 3 dari
6
penyebab/fakt
or risiko
hipertensi
(tidak
diketahui,
keturunan,
kegemukan,
makan tinggi

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
garam dan
lemak, riwayat
merokok/minu
m alcohol,
penyakit
ginjal.
4. 50% peserta
dapat
menyebutkan
minimal 2 dari
4 komplikasi
hipertensi
(terlampir).
5. 50% peserta
mampu
menyebutkan
minimal 4 dari
6 cara
perawatan
penderita
hipertensi
(terlampir).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
6. 50% peserta
mampu
menyebutkan
salah satu cara
pembuatan
obat
tradisional
untuk
penderita
hipertensi
(terlampir).

2. Setelah 2. Pelatihan KIM/KI Mahasiswa Dirumah Jumat, Peningkatan 1. 75% kader Mahasiswa
dilakukan kader E Kader RW III Sabtu, 4- respon kognitif mampu Pembimbing
pelatihan kader kesehatan Demons 5 April (pengetahuan), menyebutkan Puskesmas
kesehatan tentang trasi 2008 afektif, dan pengertian,
selama 2 hari materi psikomotor penyebab,
diharapkan hipertensi kader tanda&gejala,
pengetahuan dan cara kesehatan komplikasi,
kader mengukur tentang dan cara
kesehatan tekanan hipertensi dan perawatan
tentang darah cara penderita

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
hipertensi perawatannya. hipertensi
meningkat dan (terlampir)
bisa mengukur 2. Kader mampu
tekanan darah mendemonstra
sikan cara
pengukuran
tekanan darah.
3. Kader mampu
mendemonstra
sikan cara
pembuatan
obat
tradisional

3. Setelah 3. Posyandu a. Posy Mahasiswa Dirumah Senin, 7 Peningkatan 1. 50% lansia Mahasiswa
dilakukan Lansia andu Kader salah satu April afektif dan hadir dalam Pembimbing
kegiatan lansi Puskesmas warga 2008 psikomotor posyandu Kader
posyandu a lansia. lansia untuk lansia. Puskesmas
lansia selama 1 deng memanfaatkan 2. 100% lansia
x 210 menit an posyandu yang hadir
diharapkan siste lansia. mengetahui
lansia mampu m5 kondisi

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
memanfaatkan meja. kesehatannya
posyandu b. Moti terutama
lansia secara vasi tekanan darah.
rutin untuk lansi 3. 75% lansia
mengontrolkan a yang hadir
kesehatannya, untu menyatakan
terutama k kesediaan
tekanan darah. berk untuk rutin
unju hadir dalam
ng ke kegiatan
Posbi posyandu
ndu lansia setiap
bulannya.

4. Setelah 4. Keluarga Asuhan Mahasiswa Keluarga Periode Peningkatan 1. Keluarga Mahasiswa


dilakukan binaan keperaw Keluarga Binaan waktu 3 respon kognitif mampu Pembimbing
asuhan atan Maret (pengetahuan), mengenal
keperawatan keluarga 30 April afektif, dan masalah
keluarga yang di 2008 psikomotor kesehatan,
selama 2 dalamny keluarga mengambil
minggu a tentang keputusan,
diharapkan memuat hipertensi dan merawat

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
terjadi strategi cara anggota
peningkatan komuni perawatannya. keluarga,
aspek kasi, memodifikasi
pengetahuan, informa lingkungan,
afektif, dan si, dan
psikomotor motivasi memanfaatkan
keluarga untuk , dan fasilitas
merawat demonst pelayanan
penderita rasi. kesehatan.
Hipertensi. 2. Keluarga
termotivasi
dan mampu
merawat
anggota
keluarga yang
menderita
hipertensi.

5. Setalah 5. Melakukan KIM / Mahasiswa Rumah Pada saat Meningkatnya 90 % peserta Mahasiswa
dilakukan sosialisasi KIE, warga RW acara respon afektif dapat Kader
sosialisasi terapi demoon III kegiatan dan menyebutkan
terapi bekatul bekatul dan strasi PKK, psilkomotor, manfaat terapi

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
selama 1 x 60 demonstrasi arisan tentang terapi bekatul,
menit, untuk dan bekatul. mendemonstra
diharapkan persiapan tahlilan. sikan
masyarakat menu pembuatan
mengetahui makanan
manfaat terapi dengan
bekatul, dan komposisi
lansia mau bekatul, dan
mengkonsumsi lansia mau
bekatul sebagai mengkonsumsi
makanan makanan
pelengkap. dengan
komposisi
bekatul
sebagai
makanan
tambahan.
4. Tingginya Setelah 1. Setelah 1. Pendidikan Komuni Mahasiswa Rumah Pada saat Peningkatan 1. Peserta mampu Mahasiswa
angka kejadian dilakukan dilakukan kesehatan kasi yang warga RW acara pengetahuan menyebutkan Pembimbing
ISPA (Infeksi tindakan pendidikan tentang Informa berkompete III kegiatan masyarakat pengertian,
Saluran keperawatan kesehatan modifikasi si nsi PKK, tentang ISPA penyebab,
Pernafasan selama 8 tentang ISPA lingkungan Motivas Puskesmas Arisan dan cara tanda&gejala,

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Akut non minggu selama 1x30 i dan perawatannya, komplikasi,
pneumoni) di diharapkan menit Tahlilan yang diikuti dan cara
wilayah RW III tidak terjadi diharapkan peningkatan perawatan
Kelurahan peningkatan pengetahuan aspek afektif penderita ISPA
Bangetayu angka kejadian masyarakat dan (terlampir)
Wetan ISPA di tentang ISPA psikomotor. 2. Peserta
Kecamatan wilayah RW meningkat. termotivasi
Genuk III Kelurahan untuk merawat
berhubungan Bangetayu anggota
dengan Wetan keluarga
lingkungan Kecamatan 3.
yang tidak Genuk. 4. yang
sehat. menderita
ISPA.

2. Setelah 2. Pelatihan KIM/KI Mahasiswa Rumah Sabtu 29 Pengetahuan, 1. 75% kader Mahasiswa
dilakukan kader E Puskesmas Warga RW Maret afektif, dan mampu Pembimbing
pelatihan kesehatan III 2008 psikomotor menyebutkan Puskesmas
kader selama tentang kader tentang pengertian,
2 hari ISPA ISPA penyebab,
diharapkan meningkat tanda&gejala,
pengetahuan serta dapat komplikasi,

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
kader tentang melakukan dan cara
ISPA penyuluhan perawatan
meningkat. kepada penderita
masyarakat. ISPA
(terlampir)
2. Kader mampu
mendemonstra
sikan cara
pembuatan
obat
tradisional

3. Setelah 3. audienside Pengaju Mahasiswa Kantor Periode Terealisasinya Pengaspalan Jalan Mahasiswa
dilakukan ngan an Kelurahan walikota waktu 17 pengaspalan diwilayah RW III Ketua RW
audiensi walikotabe profosal dan RW Maret-30 jalan di terlaksana Kader
dengan rkaitan lain. April wilayah RW sehingga
walikota dengan 2008 III diharapkan angka
selama 1x tingginya kejadian ISPA
diharapkan angka menurun.
dapat kejadian
menurunkan ISPA
angka

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
kejadian
ISPA
4. Setelah 4. Keluarga KIM/KI Mahasiswa Rumah Periode Peningkatan 1. Keluarga Mahasiswa
dilakukan binaan E Keluarga masing- waktu 3 aspek kognitif, mampu Pembimbing
asuhan binaan masing Maret afektif, dan mengenal
keperawatan keluarga 30 April psikomotor masalah
keluarga binaan 2008 keluarga ISPA,
selama 2 dalam penyebab,
minggu merawat tanda &
diharapkan anggota gejala,
terjadi keluarga yang komplikasi,
peningkatan menderita dan cara
aspek ISPA. perawatan
kognitif, anggota
afektif, dan keluarga
psikomotor yang
keluarga menderita
dalam ISPA.
merawat 2. Keluarga
anggota termotivasi
keluarga untuk
yang merawat

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
menderita anggota
ISPA. keluarga
yang
menderita
ISPA.
3. Keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
yang
menderita
ISPA dan
memanfaatka
n fasilitas
pelayanan
kesehatan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
5. Resiko Setelah 1. Setelah 1. Pendidikan KIM/KI Mahasiswa Rumah Pada saat Meningkatnya 100% ibu hamil Mahasiswa
gangguan dilakukan dilakukan kesehatan E yang warga RW acara pengetahuan, menyebutkan Puskesmas
tumbuh tindakan pendidikan tentang berkompete III kegiatan motivasi, dan tentang
kembang janin keperawatan kesehatan antenatal nsi PKK, psikomotor ibu pentingnya
dan penyulit selama 8 tentang care. Arisan hamil untuk pemeriksaan
persalinan pada minggu antenatal dan rutin kehamilan secara
ibu hamil di diharapkan care selama Tahlilan memeriksakan rutin serta
wilayah RW III tidak terjadi 1x30 menit kehamilannya. termotivasi untuk
Kelurahan penyulit saat diharapkan melakukannya
Bangetayu melahirkan pengetahuan untuk mencegah
Wetan pada ibu hamil ibu hamil penyulit saat
Kecamatan di wilayah RW tentang melahirkan.
Genuk III Kelurahan pentingnya
sehubungan Bangetayu antenatal
dengan Wetan care
ketidakmampu meningkat
an merawat ibu
hamil.

2. Setelah 2. Pelatihan KIM/KI Mahasiswa Rumah 3 April 1. Kader 1. 80% ibu hamil Mahasiswa
dilakukan kader E Puskesmas warga RW 2008 mampu hadir dalam Puskesmas
pelatihan untuk III mengenali posyandu.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
kader meningkat masalah- 2. 100% ibu
kesehatan kan masalah hamil yang
selama 2 kesehatan dalam hadir
hari pada ibu kehamilan mengetahui
diharapkan hamil 2. Kader kondisi
pengetahuan mampu janinnya.
kader melakukan 3. 100% ibu
kesehatan penyuluhan hamil yang
tentang ibu tentang hadir
hamil antenatal menyatakan
meningkat care pada kesediaan
ibu hamil untuk rutin
hadir dalam
kegiatan
posyandu

3. Setelah 3. Koordinasi KIM/KI Mahasiswa Puskesmas Periode Terlaksananya Semua ibu hamil Mahasiswa
dilakukan dengan E Puskesmas 5-7 April pemberian mendapatkan Pembimbing
koordinasi pihak 2008 tablet Fe pada tablet Fe
dengan puskesmas setiap ibu
puskesmas dalam hamil
selama 1x pemberian

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
diharapkan tablet Fe
ibu hamil pada ibu
mendapatka hamil.
n tablet Fe
secara
teratur.

4. Setelah 4. Keluaga Asuhan Mahasiswa Keluarga Periode Peningkatan 1. Keluarga Mahasiswa


dilakukan binaan keperaw Keluarga binaan 3Maret- aspek kognitif, mampu Pembimbing
asuhan atan 30 April afektif, dan mengenal
keperawatan keluarga 2008 psikomotor masalah
keluarga yang keluarga kesehatan,
selama 2 didalam dalam mengambil
minggu nya merawat ibu keputusan,
diharapkan memuat hamil merawat dan
terjadi strategi memanfaatkan
peningkatan komuni fasilitas
aspek kasi, kesehatan
kognitif, informa 2. Keluarga
afektif, dan si da termotivasi
psikomotor motivasi dan mampu
keluarga merawat ibu

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
untuk hamil
merawat ibu
hamil

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
F. Plan Of Action (POA)
Penanggung
Masalah Kesehatan Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana
Jawab
1. Risiko terjadi Tujuan Umum: Pendidikan Ibu-ibu Rt. 1, 2, 6 23 maret 2008 Ibu Sukijan Swadaya Nurun Anna Z
penyakit diare di Setelah dilakukan kesehatan tentang Jam 19.00 WIB Ibu Warga
wilayah RW III pendidikan kesehatan diare dan Ibu-ibu pengunjung 24 Maret 2008 Supriyadi Puskesm Parjiem
Kelurahan tidak terjadi diare pencegahannya: Posyandu KORPRI Jam 08.00 WIB as
Bangetayu Wetan diwilayah RW III PHBS
Kecamatan Genuk kelurahan Bangetayu Kesehatan Ibu-ibu pengunjung 13 April 2008 Ibu Puskesm Teguh Imam
berhubungan Wetan kecamatan lingkungan Posyandu Rw. III Jam 08.00 WIB nurhayati as
dengan perilaku Genuk penyebaran
yang tidak sehat. Tujuan Khusus: leaflet Ibu-ibu PKK Rt. 7 13 April 2008 Ibu purwadi Swadaya Nurul Anna Z
5. Setelah Pemasangan Jam 16.00 WIB Warga
dilakukan poster
pendidikan
kesehatan
tentang diare
dan PHBS
selama 1x45
menit
diharapkan
pengetahuan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
masyarakat
tentang diare
meningkat.

6. Setelah Melakukan audiensi Kepala Puskesmas 9 April 2008 Puskesmas Mahasis Yuni Astuti
dilakukan dengan Puskesmas Bangetayu wa
audiensi selama untuk masala- Wetan
1x pertemuan masalah kesehatan
diharapkan yang disebabkan
pengadaan oleh lngkungan
tempat sampah yang tidak sehat
permanen dan
tertutup
terlaksana.
7. Setelah Melakukan Warga Rt. 9 30 maret 2008 Rt. 9 Swadaya Bp. Sumadi
dilakukan kebersihan Jam 07.00 WIB warga Lina A dan
kebersihan lingkungan Ida F
lingkungan (sampah) Warga Rt. 3 13 april 2008 Rt. 3 Swadaya Bp. Mahmudi
selama 1x2 jam Jam 07.00 WIB warga Parjiem dan
diharapkan Septi W
lingkungan Warga Rt. 9 26 april 2008 Rt. 9 Swadaya Bp. Tejo S
menjadi bersih Jam 07.00 WIB warga Sri Hananto P

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
dan Afni P
2. Risiko 2.1. Setelah Pendidikan Warga Rt. 5,9,10 21 maret 2008 Rmh Ibu Swadaya Lina
meningkatnya dilakukan kesehatan tentang jam 18.30 WIB Jenny warga Amaliana
angka kejadian pendidikan demam berdarah Warga Rt. 11 22 maret 2008 Rumah Swadaya Teguh Imam
demam berdarah kesehatan dan pencegahannya: jam 18.30 WIB Bapak warga
di lingkungan RW selama 1 x 45 Demam berdarah Slamet
III Kelurahan menit Penyebaran Pengunjung 24 Maret 2008 Ibu Swadaya Parjiem
Bangetayu Wetan diharapkan leaflet. Posyandu KORPRI jam 08.00 WIB Supriyadi warga
Kecamatan Genuk pengetahuan
berhubungan masyarakat Warga Rt. 1, 6 29 Maret 2008 Rumah Ibu Swadaya Akhmad
dengan penataan tentang demam jam 18.30 WIB Joko warga Sumaeri
lingkungan yang berdarah
menunjang meningkat Warga Rt. 4 5 April 2008 jam Rumah Ibu Swadaya Yuni Astuti
terjadinya demam 18.30 WIB parjo warga
berdarah

Warga Rt. 2,4,7,12 17 April 2008 Ibu ganto Swadaya Akhmad


jam 18.30 WIB warga Sumaeri

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
2.2. Setelah Melakukan Kepala Puskesmas 11 Maret 2008 Puskesmas Mahasis Bp. Hambali
dilakukan koordinasi dengan jam 09.00 WIB wa Yuni Astuti
koordinasi pihak puskesmas
dengan pihak untuk pengawasan
puskesmas dan penelitian
selama 1x jentik serta
diharapkan pemfoggingan.
pemberian
bubuk abate,
pengawasan
jentik dan
pemfoggingan
dapat terlaksana.
2.3. Setelah 2.3.1. Melakukan Warga Rt. 5 23 maret 2008 Rt. 5 Swadaya Bp. Tejo S
dilakukan kerja bakti Jam 07.00 WIB warga Teguh Imam
kebersihan untuk dan Yuni A
lingkungan membersihk Warga Rt. 9 12 april 2008 Rt. 9 Swadaya Bp. Mulyadi
selama 1x2 jam an tempat Jam 07.00 WIB warga Nurul Anna Z
diharapkan perkembang dan Niken R
lingkungan biakakan Warga Rt. 4 20 april 2008 Rt. 4 Swadaya Bp. Adi S
menjadi bersih nyamuk Jam 07.00 WIB warga Akhmad S dan
Aedes Arief Y

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Aegepty
2.3.2. Menetapkan
hari
menguras
tempat
penampunga
n air bersih
dan bak
mandi
3. Resiko terjadi 3.1. Setelah 6. Pendidikan Bapak2 Rt 5,9,10 20 maret 2008 Rmh Bpk Swadaya Arief Yanto
peningkatan dilakukan kesehatan Jam 20.00 WIB Priyo warga
stroke akibat pendidikan tentang
hipertensi pada kesehatan hipertensi Ibu- Ibu PKK Rt 8 5 April 2008 Rumah Ibu Swadaya Aina
LANSIA di RW tentang dan Stroke Jam 16.00 WIB Marjoko warga Mufida
III kelurahan hipertensi 7. Pemasangan
Bangetayu Wetan selama 1x30 poster Bapak - bapak Rt 1 5 April 2008 Rumah Ibu Swadaya Lina
sehubungan menit tentang Jam 20.00 WIB Mahmudi warga Amaliana
dengan diharapkan Stroke
ketidakmampuan pengetahuan 8. Penyebaran Bapak2 Rt 11 6 April 2008 Rumah Ibu Swadaya Septi
merawat lansia lansia tentang leaflet Jam 19.00 WIB Sulaiman warga Wardani
dengan hipertensi hipertensi 9. Pembentuka
meningkat dan n Posbindu Bapak - bapak Rt 6 6 April 2008 Rumah Ibu Swadaya Arief Yanto

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
keluarga mampu dan kader Jam 20.00 WIB Suparmin warga
merawat Posbindu
anggota Bapak2 Rt 12 6 April 2008 Rmh Bpk Swadaya Sri Hananto
keluarga yang Jam 20.00 WIB Kholil warga Ponco
menderita
hipertensi Bapak - Bapak Rt 4 19 April 2008 Rumah Ibu Swadaya Afni
Jam 20.00 WIB Adi warga Purnawati
3.2. Setelah Pelatihan kader Kader Posbindu 30 Maret 2008 Rumah Bp. Swadaya Aina Mufida
dilakukan Posbindu tentang : Jam 15.30 WIB Gufron Noor Warga
pelatihan kader materi hipertensi
kesehatan cara mengukur 30 Maret 2008 Rumah Ibu Swadaya Niken
selama 2 hari tekanan darah Jam 15.30 WIB Sri W Warga Rahmawati
diharapkan cara menentukan
pengetahuan IMT
kader kesehatan Senam Lansia
tentang
hipertensi
meningkat, bisa
mengukur
tekanan darah,
menentukan
IMT dan bisa

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
melakukan
senam lansia

3.3. Setelah 3.3.1. Pembentuka Warga RW III 25 Maret 2008 Rumah Bp. Swadaya Arief Yanto
dilakukan n posbindu Jam 15.30 WIB Gufron Noor Warga Nurul Anna Z
kegiatan dan kader
posyandu lansia Posbindu Lansia yang 6 April 2008 Rumah ibu Swadaya Afni
selama 1 x 210 3.3.2. Menentukan menderita hipertensi Jam 15.30 WIB Sri warga Purnawati
menit hari olah Wijayanti Septi Wardani
diharapkan raga
lansia mampu
memanfaatkan
posyandu lansia
secara rutin
untuk
mengontrolkan
kesehatannya,
terutama
tekanan darah
3.4. Setelah Keluarga binaan Keluarga dengan Periode 10 Maret Rumah mahasisw Mahasiswa
dilakukan Hipertensi 25 April Kelurga a dengan kasus
asuhan Binaan kelolaan
keperawatan Hipertensi

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
keluarga selama
2 minggu
diharapkan
terjadi
peningkatan
aspek
pengetahuan,
afektif, dan
psikomotor
keluarga untuk
merawat
penderita
Hipertensi.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
3.5. Setalah Melakukan Warga RW III 1 April 2008 Rumah Ibu Swadaya Kader
dilakukan sosialisasi terapi Jam 10.00 WIB Priono Warga Posbindu
sosialisasi terapi bekatul dan mahasisw mahasiswa
bekatul selama 1 demonstrasi untuk a
x 60 menit, persiapan menu
diharapkan
masyarakat
mengetahui
manfaat terapi
bekatul, dan
lansia mau
mengkonsumsi
bekatul sebagai
makanan
pelengkap.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
4. Tingginya angka 4.1. Setelah Pendidikan Ibu2 Rt 5,9,10 21 maret 2008 Rmh Ibu Swadaya Lina Amaliana
kejadian ISPA dilakukan kesehatan tentang : Jam 18.30 WIB Jenny warga
(Infeksi Saluran pendidikan ISPA
Pernafasan Akut kesehatan PHBS Ibu2 Rt 1, 2, 6 23 maret 2008 Ibu arif Swadaya Nurul Anna Z
non pneumoni) di tentang ISPA Penyebaran Jam 19.00 WIB warga
wilayah RW III selama 1x30 leaflet
Kelurahan menit Kesehatan Ibu2 Rt 1 29 Maret 2008 Ibu Sukijan Swadaya Akhmad
Bangetayu Wetan diharapkan lingkungan Jam 18.30 WIB warga Sumaeri
Kecamatan Genuk pengetahuan
berhubungan masyarakat Ibu2 Rt 7 6 April 2008 Ibu Mulyani Swadaya Niken
dengan tentang ISPA Jam 18.30 WIB warga Rahmawati
lingkungan yang meningkat.
tidak sehat Ibu2 Rt 12 13 April 2008 Rumah Ibu Swadaya Parjiem

Jam 16.30 WIB Sanijo warga

Ibu2 Rt 3, 11, 12 20 April 2008 Rumah Ibu Swadaya Aina Mufida

Jam 14.00 WIB Sulaiman warga

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
4.2. Setelah Pelatihan kader Kader posyandu 13 April 2008 Ibu Mahasis Bp. Tejo
dilakukan Posyandu tentang Rw. III Jam 11.00 WIB nurhayati wa Suwanto
pelatihan kader ISPA dan simulasi parjiem
selama 2 hari 5 meja
diharapkan
pengetahuan
kader tentang
ISPA
meningkat.
4.3. Setelah Keluarga binaan Keluarga dengan Periode 10 Maret Rumah mahasisw Mahasiswa
dilakukan ISPA 25 April Kelurga a dengan kasus
asuhan Binaan kelolaan ISPA
keperawatan
keluarga selama
2 minggu
diharapkan
terjadi
peningkatan
aspek kognitif,
afektif, dan
psikomotor
keluarga dalam

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
merawat
anggota
keluarga yang
menderita ISPA.
5. Resiko gangguan 5. Setelah dilakukan Pendidikan Ibu Ibu RW III 23 Maret 2008 Ibu Swadaya Ida Farida
tumbuh kembang pendidikan kesehatan tentang Jam 14.00 WIB Nurhayati warga
janin dan penyulit kesehatan tentang antenatal care. Ibu - ibu Rt 4 13 April 2008 Ibu hadi Swadaya Ida Farida
persalinan pada antenatal care Jam 16.00 WIB warga
ibu hamil di selama 1x30 menit
wilayah RW III diharapkan
Kelurahan pengetahuan ibu
Bangetayu Wetan hamil tentang
Kecamatan Genuk pentingnya
sehubungan antenatal care
dengan meningkat
ketidakmampuan
merawat ibu
hamil

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
G. Evaluasi Hasil Keperawatan Komunitas Di Rw III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang
Hasil
Diagnosa Waktu dan
No Kegiatan Faktor
Keperawatan tempat Respon Masyarakat
Pendukung Penghambat
1. Risiko terjadi 1.1. Melakukan 23 maret S: 75 % warga hadir, warga Setting tempat tidak
penyakit diare di pendidikan kesehatan 2008 Jam 90 % audiens atau warga terlihat antusias mengikuti optimal
wilayah RW III tentang diare dan 19.00 WIB mengatakan mampu penyuluhan dan dapat Kegiatan tidak hanya
Kelurahan pencegahannya: (Ibu Nur mengetahui tentang diare menjawab pertanyaan dihadiri oleh ibu-ibu tapi
Bangetayu a. PHBS Hayati) dan pencegahannya dengan benar. juga bersama anaknya
Wetan b. Kesehatan 24 Maret Sebagian besar warga RW Adanya koordinasi antara yang masih balita yang
Kecamatan lingkungan 2008 Jam 3 Kel. Bangetayu Wetan mahasiswa dengan warga juga membutuhkan
Genuk c. Melakukan 08.00 WIB mampu memahami untuk melakukan kegiatan perhatian sehingga
berhubungan penyebaran leaflet (Ibu penjelasan yang telah penyuluhan dengan baik konsentrasi terpecah.
dengan perilaku tentang PHBS Supriyadi) diberikan oleh mahasiswa Adanya kegiatan Jumlah audiens yang
yang tidak sehat 13 April O: perkumpulan warga secara tidak terprediksi membuat
2008 Jam Warga mampu menjawab rutin, sehingga dapat pelaksanaan kegiatan
08.00 WIB pertanyaan yang diberikan digunakan untuk melakukan kurang optimal
(Ibu Nur tentang diare dan kegiatan penyuluhan kepada
Hayati) pencegahannya warga

13 April Warga mampu Tersedianya sarana dan pra

2008 Jam mengidentifikasi masalah sarana yang mendukung

16.00 WIB kesehatan yang ada di pelaksanaan kegiatan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
(Ibu masyarakat yang penyuluhan di masyarakat
Purwadi) disebabkan oleh kurangnya Media dapat digunakan
kebersihan lingkungan dengan baik
Pendidikan kesehatan
tentang PHBS dapat
terlaksana
Warga RW 3 (audiens)
kooperatif
1.2. Melakukan audiensi 1. 09 April S: Audiensi dihadiri oleh kepala Tidak adanya persetujuan
dengan Puskesmas 2008 Jam Kepala Puskesmas Puskesmas dari Puskesmas untuk
untuk masalah- 09.00 WIB mengatakan akan Audiensi dilakukan secara melakukan audiensi lebih
masalah kesehatan (Puskesmas) mengusahakan tercentral oleh perwakilan lanjut dengan walikota
yang disebabkan oleh pengkondisian lingkungan koordinator wilayah dari terkait dengan
lngkungan yang tidak yang sehat semua RW kelurahan pembentukan talut/
sehat Kepala Puskesmas Bangetayu Wetan selokan dan tempat
memberikan saran untuk sampah yang permanen
melakukan penyuluhan
kepada warga tentang
PHBS dan kesehatan
lingkungan
O:
Adanya respon positif dari

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
pihak Puskesmas
Bangetayu Semarang
Pelaksanaan audiensi
berjalan lancar
1.3. Melakukan 1. 23 Maret S: 85% warga hadir untuk Waktu mulai kerja bakti
kebersihan 2008 jam Warga mengatakan mengikuti acara kerja bakti tidak tepat waktu
lingkungan (kerja 07.00 WIB melakukan kerja bakti kebersihan lingkungan dan Kerja bakti dilakukan
bakti) (Rt 07) setiap satu bulan sekali saluran air. sebulan sekali sehingga
2. 23 Maret Warga mengatakan bahwa Dukungan positif dari warga banyak kotoran yang
2008 Jam pelaksanaan kerja bakti untuk pelaksanaan kerja menumpuk
07.00 WIB kurang optimal karena bakti kebersihan lingkungan Keterbatasan alat kerja
(Rt 09) bertepatan dengan musim bakti yang dipunyai
3. 13 April penghujan membuat pekerjaan
2008 Jam Perwakilan dari beberapa menjadi agak lama
07.00 WIB RT mengatakan bahwa Adanya beberapa warga
(Rt 03) masih sulit menggalang yang sulit untuk
4. 20 April masyarakat untuk meninggalkan
2008 Jam melaksanakan kerja bakti pekerjaanya atau sibuk
07.00 WIB karena sebagian besar bekerja
(Rt 04)S masyarakatnya sibuk
bekerja
O:

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Warga 85% mengikuti
kerja bakti
Adanya dukungan dari
masyarakat dalam
pengadaan sarana dan
prasarana untuk
menunjang pelaksanaan
kerja bakti
Pelaksanaan kerja bakti
kebersihan lingkungan
tidak dapat dilakukan tepat
pada waktunya
2. Risiko 5. Pendidikan kesehatan 1. 21 Maret S: 80 % warga hadir, warga Kegiatan tidak hanya
meningkatnya tentang demam 2008 jam Warga mengatakan mampu terlihat antusias mengikuti dihadiri oleh ibu-ibu tapi
angka kejadian berdarah dan 18.30 WIB mengenal tentang demam penyuluhan dan dapat juga bersama balita yang
demam berdarah pencegahannya: (Ibu Jenny) berdarah dan menjawab pertanyaan juga membutuhkan
di lingkungan a. Materi tentang 2. 22 Maret pencegahannya dengan benar. perhatian sehingga
RW III demam berdarah 2008 jam Warga mengatakan bahwa Media dapat digunakan konsentrasi terpecah.
Kelurahan b. penyebaran 18.30 WIB pernah dilakukan dengan baik Ada ibu yang ingin segera
Bangetayu leaflet tentang (Bp. Slamet) penyuluhan tentang Tersedianya tempat yang pulang karena ada
Wetan demam berdarah. 3. 24 Maret demam berdarah cukup luas untuk melakukan keperluan.
Kecamatan 2008 jam O: kegiatan penyuluhan di Banyaknya kegiatan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Genuk 08.00 WIB Warga mampu menjawab Posyandu balita. perkumpulan warga yang
berhubungan (Ibu pertanyaan yang diberikan Hadirnya tokoh masyarakat dilaksanakan pada malam
dengan penataan Supriyadi) tentang demam berdarah (Ibu RW) yang mampu hari
lingkungan yang 4. 29 Maret dan pencegahannya menarik perhatian ibu-ibu
menunjang 2008 jam Warga (audiens) kooperatif untuk mendengarkan
terjadinya 18.30 WIB penyuluhan.
demam berdarah (Ibu Joko)
5. 5 April 2008
jam 18.30
WIB (Ibu
Parjo)
6. 17 April
2008 jam
18.30 WIB
(Ibu Ganto)
6. Melakukan 1. 11 Maret S: 90 % warga antusias Adanya beberapa warga
koordinasi dengan 2008 Petugas Puskesmas dilakukannya fogging yang tidak setuju
pihak puskesmas Jam 08.30 mengatakan setuju untuk Pemfoggingan dilakukan oleh dilakukan fogging di
untuk pengawasan WIB (Rt 05) dilakukan pengawasan dan beberapa petugas Puskesmas dalam rumah
dan penelitian jentik 2. 18 Maret penelitian jentik serta Pelaksanaan fogging oleh Adanya beberapa anak
serta pemfoggingan. 2008 pemfoggingan petugas dari Puskesmas kecil yang mengikuti
Jam 08.30 Pihak Puskesmas memotivasi warga untuk pemfoggingan sehingga

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
WIB (Rt 05 Bangetayu mengatakan melakukan kebersihan mengganggu jalannya
dan 04) bahwa fogging lingkungan pemfoggingan
3. 26 Maret dilaksanakan sesuai
2008 Jam prosedur yang ada dengan
08.30 WIB laporan dari masyarakat
(Rt 04) bahwa adanya kasus
demam berdarah
O:
Petugas Puskesmas
melakukan pengawasan dan
penelitian jentik serta
pemfoggingan
Pelaksanaan fogging
dilaksanakan sebanyak 2
kali dengan interval 2
minggu pada setiap wilayah
yang terdapat kasus demam
berdarah
7. Melakukan kerja 1. 23 Maret S: 85% warga hadir untuk Waktu mulai kerja bakti
bakti untuk 2008 Jam Warga mengatakan mengikuti acara kerja bakti tidak tepat waktu
membersihkan 07.00 WIB melakukan kerja bakti kebersihan lingkungan dan Kerja bakti dilakukan
tempat (Rt 05) setiap satu bulan sekali saluran air. sebulan sekali sehingga

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
perkembangbiakakan 2. 30 Maret Sebagian besar warga Adanya partisipasi dari banyak kotoran yang
nyamuk Aedes 2008 Jam mengatakan bahwa beberapa tokoh masyarakat, menumpuk
Aegepty 07.00 WIB kegiatan kebersihan di sehingga memotivasi warga Keterbatasan alat kerja
(Rt 09) dalam rumah dilakukan untuk melakukan kerja bakti bakti yang dipunyai
3. 13 april 2008 setiap hari membuat pekerjaan
Jam 07.00 Warga mengatakan pernah menjadi agak lama
WIB (Rt 03) dilakukan sosialisasi Banyaknya lahan kosong
4. 20 April tentang 3M yang kurang terjaga
2008 Jam O: kebersihanya
07.00 WIB Warga 85% mengikuti
(Rt 04) kerja bakti
5. 04 April Adanya sosialisasi tentang
2008 Jam 3M melalui berbagai
16.00 WIB media masa
(Rt 10)
8. Menetapkan hari 1. 04 April 2008 S: Setiap hari jumat 50 % Kesadaran warga untuk
menguras tempat Jam 16.00 Warga mengatakan setuju warga melaksanakan menguras kamar mandi
penampungan air WIB (Rt 10) ditetapkannya hari untuk menguras bak mandi dan kurang
bersih dan bak mandi 2. 23 april 2008 menguras tempat tempat penampungan air Ada beberapa warga yang
Jam 07.00 penampungan air bersih bersih kurang peduli terhadap
WIB (Rt 05) dan bak mandi Beberapa RT sudah kebersihan tempat
Beberapa warga melakukan kebersihan penampungan air

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
mengatakan bahwa sudah tempat penampungan air
punya jadwal sendiri untuk bersih secara rutin
menguras bak mandi
O:
Warga setiap hari jumat
menguras tempat
penampungan air bersih
dan bak mandi
Sudah ada sosialisasi untuk
melakukan kebersihan
tempat penampungan air
oleh beberapa RT
3 Resiko terjadi 3.1. Pendidikan kesehatan 1. 20 Maret S: 80 % KK hadir Mahasiswa hanya
peningkatan tentang hipertensi 2008 Jam Warga mengatakan mampu 50 % audiens aktif bertanya menggunakan leaflet
stroke akibat dan pencegahannya: 20.00 WIB mengenal tentang Kegiatan dilakukan sebagai media
hipertensi pada a. Materi tentang (Ibu Priyono) hipertensi dan bersamaan dalam pertemuan Ada bapak-bapak yang
lansia di RW III hipertensi 2. 5 April 2008 pencegahannya bapak-bapak antar RT (jumpa duduk diluar karena di
kelurahan b. Penyebaran Jam 16.00 Warga mengatakan senang warga) dalam ruangan penuh
Bangetayu leaflet WIB (Ibu atas penyuluhan yang Kegiatan dilakukan sehingga kurang
Wetan Marjoko) diberikan sehingga menjadi bersamaan dengan pertemuan mendengarkan penjelasan
sehubungan 3. 5 April 2008 tahu tentang hipertensi ibu-ibu antar RT (jumpa yang disampaikan.
dengan Jam 20.00 O: warga) Mahasiswa hanya

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
ketidakmampuan WIB (Ibu Warga mampu menjawab Adanya kegiatan pemeriksaan membawa tensimeter 2
merawat lansia Mahmudi) pertanyaan yang diberikan tekanan darah untuk audiens sehingga pemeriksaan
dengan 4. 6 April 2008 tentang hipertensi dan sehingga warga termotivasi tekanan darah berlangsung
hipertensi Jam 19.00 pencegahannya untuk menghadiri penyuluhan lama.
WIB (Ibu Sebagian besar audiens Ada ibu yang ingin segera
Kamdi) menanyakan tentang tanda- pulang karena ada
5. 6 April 2008 tanda hipertensi yang keperluan.
Jam 20.00 dialami oleh warga Ada balita yang menangis
WIB (Ibu sehingga mengganggu
Juhri) mengganggu jalannya
6. 6 April 2008 kegiatan
Jam 20.00 Sebagian besar kegiatan
WIB (Ibu penyuluhan dilakukan
Kholil) pada malam hari, sehingga
7. 19 April kurang optimal
2008 Jam
20.00 WIB
(Ibu Adi)
3.2. Pembentukan 1. 23 Maret S: 90 % warga setuju untuk Adanya warga yang ingin
Posbindu dan kader 2008 Jam Warga mengatakan setuju dibentuk kader Posbindu menjadi kader Posbindu
Posbindu 15.30 WIB untuk dibentuk Posbindu Tanggapan yang positif dari tetapi kurang memenuhi
(Ibu Nur dan kader posbindu. Puskesmas untuk syarat menjadi kader

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Hayati) Babarapa warga pembentukan Posbindu dan Adanya pembatasan
2. 7 April mengatakan akan dengan perekrutan kader yang jumlah kader setiap
2008 Jam sukarela menjadi kader terpisah dari kader Posyandu Posbindu dari Puskesmas
16.00 WIB Posbindu Adanya beberapa program Bangetayu
(Ibu Eva) O: pelatihan dan lomba senam
Terbentuk 2 Posbindu, lansia memotivasi warga
yaitu Posbindu Kentang untuk menjadi kader
dan Posbindu Selada Posbindu
Jumlah kader Posbindu
Kentang 6 orang dan
Posbindu Selada dengan
kader sejumlah 4 orang
3.3. Pelatihan kader 1. 30 Maret 2008 S: 100 % kader hadir Media kurang efektif
Posbindu tentang: Jam 15.30 Kader mengatakan sudah 70 % audiens aktif Acara mundur 30 menit
a. Materi hipertensi WIB (Ibu memahami tentang materi berdiskusi karena menunggu kader
b. Cara mengukur Gufron Noor) yang diberikan Kader bersemangat mengikuti yang terlambat.
tekanan darah 2. 1 April 2008 Beberapa kader kegiatan karena merupakan Ada audiens yang datang
c. Senam lansia Jam 16.00 mengatakan bahwa masih hal yang baru terlambat
d. Menentukan hari WIB (Ibu sulit untuk mengukur Hari olahraga terbentuk Lapangan tempat senam
olah raga Muhson) tekanan darah karena setiap hari jumat sore lansia cukup jauh
3. 3 April 2008 belum terbiasa Sarana untuk pelatihan
Jam 16.00 Kader mengatakan bahwa pengukuran tekanan darah

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
WIB (Ibu sudah bisa melakukan yang terbatas
Nur) senam lansia sendiri tanpa
4. 5 April 2008 dipandu
Jam 16.30 Kader mengatakan setuju
(ibu hari senam lansia
Sulaimatun) dilaksanakan pada hari
5. 8 April 2008 Jumat.
Jam 16.00 O:
WIB (Ibu Kader antusias mengikuti
Nur) kegiatan dan antusias
6. 10 April 2008 berdiskusi.
Jam 16.00 Kader mampu
WIB (Ibu mendemonstrasikan cara
Eva) pengukuran tekanan darah
7. 20 April 2008 dengan kader yang lain
Jam 20.00 Kader mampu melakukan
WIB (Ibu Pri) senam lansia
8. 22 April 2008
Jam 16.00
(ibu Nur)
9. 25 April 2008
Jam 20.00

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
WIB (Ibu
Eva)
3.4. Menjadikan keluarga Periode 10 S: 85% Keluarga mengetahui Beberapa warga masih
binaan dan Maret - 20 Keluarga mengatakan mau manfaat terapi bekatul belum dapat
melakukan sosialisasi April 2008 untuk dijadikan keluarga 85% keluarga mampu menggunakan terapi
terapi bekatul dan binaan dan mampu mendemonstrasikan cara bekatul untuk penderita
demonstrasi untuk menggunakan terapi pembuatan terapi bekatul hipertensi karena merasa
persiapan menu bekatul Bahan yang digunakan jijik
Beberapa warga mudah didapat
mengatakan bahwa masih
belum dapat
menggunakan terapi
bekatul untuk penderita
Hipertensi
O:
Keluarga binaan mampu
mendemonstrasikan
tentang cara pembuatan
terapi bekatul
4 Tingginya angka 4.1. Pendidikan kesehatan 1. 21 Maret S: 90 % warga hadir, warga Kegiatan tidak hanya
kejadian ISPA tentang ISPA dan 2008 jam Warga mengatakan terlihat antusias mengikuti dihadiri oleh ibu-ibu tapi
(Infeksi Saluran pencegahannya: 18.30 (Ibu mampu mengetahui penyuluhan dan dapat juga bersama balita yang

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Pernafasan Akut a. Materi tentang Jenny) tentang ISPA dan cara menjawab pertanyaan juga membutuhkan
non pneumonia) ISPA 2. 23 Maret pencegahannya dengan benar. perhatian sehingga
di wilayah RW b. PHBS 2008 Jam Sebagian besar warga Media dapat digunakan konsentrasi terpecah.
III Kelurahan c. Kesehatan 15.00 WIB bersedia untuk menjaga dengan baik Ada balita yang menangis
Bangetayu Lingkungan (Ibu Arif) kebersihan lingkungan Tersedianya tempat yang sehingga pelaksanaan
Wetan d. Penyebaran 3. 29 Maret agar anggota keluarganya cukup luas untuk melakukan kegiatan kurang optimal.
Kecamatan leaflet tentang 2008 jam terhindar dari penyakit kegiatan penyuluhan di
Genuk ISPA 18.30 (Ibu ISPA rumah warga.
berhubungan Sukijan) O: Hadirnya tokoh masyarakat
dengan 4. 6 April Warga mampu menjawab (Ibu RT) yang mampu
lingkungan yang 2008 Jam pertanyaan yang diajukan menarik perhatian ibu-ibu
tidak sehat 18.30 (Ibu tentang ISPA dan untuk mendengarkan
Kamdi) pencegahannya penyuluhan.
5. 13 April Sebagian besar warga
2008 jam aktif bertanya pada saat
16.30 (Ibu diskusi
Sanijo)
6. 19 April
2008 Jam
14.00 (Ibu
Prapti)

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
4.2. Melakukan pelatihan 23 April 2008 S: 85% kader hadir Kader hadir tidak tepat
kader sengan sistem Jam 16.00 WIB Kader mengatakan 100% kader mampu waktu
lima meja pada kader (Ibu Priyono) mengetahui tentang fungsi mengetahui sistem lima meja Ada sebagian kader yang
Posyandu Balita sistem lima meja di 100% kader mampu sulit menerima penjelasan
Posyandu mendemonstrasikan yang diberikan
O: penggunaan sistem lima mahasiswa
Kader mampu meja
mendemonstrasikan Tingkat pendidikan yang
tentang penggunaan sistem cukup tinggi mendukung
lima meja Posyandu pelaksanaan pelatihan

4.3. Menjadikan keluarga Periode 10 Maret S: Media pendidikan kesehatan Beberapa keluarga binaan
binaan - 25 April 2008 Keluarga binaan dapat digunakan dengan baik masih menganggap ISPA
mengatakan bahwa sudah Keluarga binaan yang sebagai penyakit biasa
dapat memahami kooperatif yang akan sembuh dengan
penjelasan tentang ISPA sendirinya
yang diberikan
O:
Keluarga binaan mampu
menjawab pertanyaan yang
diberikan
Keluarga binaan mampu

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
mendemonstrasikan cara
pembuatan obat tradisional
yang diajarkan
5 Resiko Pendidikan kesehatan 1. 23 Maret S: 85 % warga hadir, warga Ada ibu ibu yang ingin
gangguan tentang antenatal care dan 2008 Warga mengatakan bahwa terlihat antusias mengikuti segera pulang karena ada
tumbuh penyebaran leaflet Jam 14.00 dapat memahami penyuluhan dan dapat keperluan.
kembang janin WIB (Ibu penjelasan yang diberikan menjawab pertanyaan Durasi atau lama
dan penyulit Nur oleh mahasiswa dengan benar. penyuluhan yang cukup
persalinan pada Khayati) Warga mengatakan sangat Media dapat digunakan singkat
ibu hamil di 2. 13 April senang karena telah dengan baik
wilayah RW III 2008 jam diberikan informasi Hadirnya tokoh masyarakat
Kelurahan 16.00 (Ibu tentang tumbuh kembang (Ibu RT) yang mampu
Bangetayu Hadi) janin menarik perhatian ibu-ibu
Wetan O: untuk mendengarkan
Kecamatan Warga mampu menjawab penyuluhan.
Genuk pertanyaan yang diberikan
sehubungan Leaflet dapat dibagikan
dengan kepada semua audiens
ketidakmampuan
merawat ibu
hamil

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
H. Rencana Tindak Lanjut Keperawatan Komunitas Di Rw III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota
Semarang
Penanggung
No Masalah Kesehatan Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana
Jawab
1. Risiko terjadi Pendidikan kesehatan Derajat kesehatan Masyarakat RW Pertemuan warga POKJAKES Swadaya
penyakit diare di lingkungan masyarakat di RW III III kelurahan tiap RT masyarakat
wilayah RW III meningkat bangetayu
Kelurahan wetan
Bangetayu Wetan
Kecamatan Genuk Melakukan kebersihan Derajat kesehatan Masyarakat RW Setiap 2 minggu POKJAKES Swadaya
berhubungan lingkungan (kerja bakti) masyarakat di RW III III kelurahan sekali masyarakat
dengan perilaku meningkat bangetayu
yang tidak sehat wetan
2. Risiko Pendidikan kesehatan Derajat kesehatan Masyarakat RW Pertemuan warga POKJAKES Swadaya
meningkatnya lingkungan masyarakat di RW III III kelurahan tiap RT masyarakat
angka kejadian meningkat bangetayu
demam berdarah di wetan
lingkungan RW III
Kelurahan Melakukan kebersihan Derajat kesehatan Masyarakat RW Setiap 2 minggu POKJAKES Swadaya
Bangetayu Wetan lingkungan (kerja bakti) masyarakat di RW III III kelurahan sekali masyarakat
Kecamatan Genuk meningkat bangetayu
berhubungan wetan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
dengan penataan Klambunisasi Menurunkan angka Masyarakat RW Pada saat Puskesmas Puskesmas
lingkungan yang kejadian demam III kelurahan pelaksanaan
menunjang berdarah di RW III Bangetayu kegiatan
terjadinya demam Kelurahan Bangetayu wetan Posyandu dan
berdarah wetan Posbindu

3. Resiko terjadi Pendidikan kesehatan Mencegah terjadinya Masyarakat RW Pertemuan warga POKJAKES Swadaya
peningkatan stroke lingkungan komplikasi hipertensi III kelurahan tiap RT masyarakat
akibat hipertensi pada lansia bangetayu
pada lansia di RW wetan
III kelurahan
Bangetayu Wetan Senam lansia Meningkatkan derajat Masyarakat RW Setiap hari sabtu Kader Posbindu Swadaya
sehubungan kesehatan pada lansia di III kelurahan minggu ketiga di masyarakat
dengan RW III bangetayu komplek KORPRI
ketidakmampuan wetan dan setiap hari
merawat lansia minggu di
dengan hipertensi kampung

Posbindu Meningkatkan derajat Lansia RW III Setiap tanggal 13 Puskesmas dan Puskesmas dan
kesehatan pada lansia di kelurahan di kampung dan kader Posbindu Swadaya
RW III bangetayu tanggal 19 di masyarakat
wetan komplek KORPRI

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Sosialisasi keberadaan Masyarakat aktif datang Lansia RW III Pertemuan warga Kader Posbindu Swadaya
Posbindu oleh kader ke Posbindu kelurahan setiap RT masyarakat
bangetayu
wetan
4. Tingginya angka Pendidikan kesehatan Derajat kesehatan Masyarakat RW Pertemuan warga POKJAKES Swadaya
kejadian ISPA lingkungan masyarakat di RW III III kelurahan tiap RT masyarakat
(Infeksi Saluran meningkat bangetayu
Pernafasan Akut wetan
non pneumonia) di
wilayah RW III
Kelurahan
Bangetayu Wetan
Kecamatan Genuk
berhubungan
dengan lingkungan
yang tidak sehat
5. Resiko gangguan 5.1. Kunjungan rumah Setelah dilakukan Ibu hamil resti Setiap bulan Bagian KIA Puskesmas
tumbuh kembang untuk ibu hamil kunjungan rumah pada di RW III sekali Puskesmas Bangetayu
janin dan penyulit beresiko ibu hamil beresiko kelurahan Bangetayu
persalinan pada ibu diharapkan tidak terjadi Bangetayu
hamil di wilayah gangguan tumbuh Wetan
RW III Kelurahan kembang janin

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Bangetayu Wetan
Kecamatan Genuk 5.2. Pendataan ibu hamil Setelah dilakukan Ibu hamil dan Setiap bulan Kader Posyandu Swadaya
sehubungan dan balita pendataan ibu hamil dan balita di RW III sekali masyarakat
dengan balita oleh kader kelurahan
ketidakmampuan posyandu diharapkan Bangetayu
merawat ibu hamil masalah yan Wetan
bangetayu wetan teridentifikasi dapat
berhubungan segera ditindak lanjuti
dengan
ketidakmampuan
merawat ibu hamil.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
BAB IV

PEMBAHASAN

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian

integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan

spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat

baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007). Dalam

rangka melaksanakan asuhan keperawatan komunitas di RW III kelurahan

Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kabupaten Semarang. Kami berupaya untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang

sehat pada khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya dengan

melakukan kegiatan-kegiatan bersama warga masyarakat untuk mendukung

meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di RW III. Mengingat beragamnya

karakteristik masyarakat, maka ada beberapa kendala yang dihadapi selama

melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan komunitas di RW III.

A. Risiko terjadi penyakit diare di wilayah RW III Kelurahan Bangetayu

Wetan Kecamatan Genuk berhubungan dengan perilaku yang tidak

sehat

Untuk mengatasi masalah kesehatan resiko terjadinya masalah

kesehatan diare di wilayah RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan

Genuk Kota Semarang dilakukan beberapa tindakan keperawatan, antara lain:


1. Pendidikan kesehatan tentang diare dan pencegahannya, PHBS, Kesehatan

lingkungan, penyebaran leaflet

Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan

konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005). Ruang

lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara

lain : dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau

aplikasinya dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan (Mubarak, 2005).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan

suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan

kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang

berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,

dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Perilaku masyarakat Indonesia Sehat

2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi

diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan

kesehatan masyarakat (Yuddi, 2008).

Pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang diare dan pencegahannya,

PHBS, Kesehatan lingkungan kepada warga RW III Kelurahan Bangetayu

Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang dapat terlaksana dengan sasaran

pendidikan kesehatan kelompok yang dilaksanakan pada setiap kegiatan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
pertemuan warga tingkat RT. Pendidikan kesehatan yang dilakukan lebih

ditekankan pada peningkatan kesehatan (health promotion) dan

perlindungan umum dan khusus (general and spesific protection).

Pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada warga RW III kelurahan

Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang dapat terlaksana

dengan beberapa faktor pendukung antara lain :

a. 75 % warga hadir, warga terlihat antusias mengikuti penyuluhan dan

dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa FIKKES

UNIMUS tentang diare dan pencegahannya, PHBS, Kesehatan

lingkungan kepada warga merupakan hal baru, sehingga warga terlihat

antusias mengikuti penyuluhan.

b. Adanya koordinasi antara mahasiswa dengan warga untuk melakukan

kegiatan penyuluhan dengan baik

Mahasiswa memanfaatkan kegiatan perkumpulan atau jumpa

warga yang ada dalam masyarakat untuk melaksanakan pendidikan

kesehatan kepada warga.

c. Adanya kegiatan perkumpulan warga secara rutin, sehingga dapat

digunakan untuk melakukan kegiatan penyuluhan kepada warga

Warga RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk

Kota Semarang sudah mempunyai jadwal kegiatan untuk melakukan

jumpa warga setiap minggu atau bulan.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
d. Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan

kegiatan penyuluhan di masyarakat

Kegiatan penyuluhan dilakukan pada setiap kegiatan jumpa

warga pada setiap RT di RW III Kelurahan Bangetayu Wetan,

sehingga sarana dan prasarana seperti konsumsi, tempat dan pengeras

suara disediakan oleh warga.

e. Media dapat digunakan dengan baik

Mahasiswa dapat menyusun media baik lembar balik, leaflet dan

slide penyuluhan yang digunakan sesui dengan karakteristik sasaran.

Sedangkan faktor penghambat yang muncul pada pelaksanaan

pendidikan kesehatan tersebut antara lain :

a. Setting tempat tidak optimal

Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan di rumah

warga pada setiap pelaksanaan jumpa warga sehingga setting tempat

berdasarkan kegiatan warga.

b. Kegiatan tidak hanya dihadiri oleh ibu-ibu tapi juga bersama anaknya

yang masih balita yang juga membutuhkan perhatian sehingga

konsentrasi terpecah.

Kebiasaan beberapa warga yang pada saat jumpa warga

mengajak anak balita membuat pelaksanaan kegiatan tidak dapat

berjalan secara optimal karena konsentrasi audien menjadi terpecah

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
karena adanya beberapa balita yang menangis dan mengajak untuk

pulang.

c. Jumlah audiens yang tidak terprediksi membuat pelaksanaan kegiatan

kurang optimal

Fleksibilitas dalam mengikuti pertemuan warga membuat

jumlah peserta penyuluhan tidak dapat terprediksi.

2. Melakukan audiensi dengan Puskesmas untuk masalah-masalah kesehatan

yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat

Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu

lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau

lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang

mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Oleh karena itu tindakan

audiensi untuk memaparkan hasil pengkajian tentang masalah kesehatan

warga RW III Kelurahan Bangetayu Wetan yang berada dalam wilayah

kerja Puskesmas Bangetayu dilakukan dengan pihak Puskesmas

Bangetayu.

Audiensi dilakukan dengan kepala Puskesmas Bangetayu pada

tanggal 9 April 2008 yang dilakukan bersamaan dengan perwakilan

mahasiswa dari setiap RW yang praktek di Kelurahan Bangetayu Wetan.

Audiensi membahas tentang masalah kesehatan diare yang ada di

Kelurahan Bangetayu Wetan dan perijinan untuk melaksanakan audiensi

tingkat lanjut dengan wali kota.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Dalam pelaksanaan kegiatan audiensi ada beberapa faktor

pendukung, antara lain :

a. Audiensi dihadiri oleh kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas merupakan orang yang membawahi beberapa

staf dalam pelaksanaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat

di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu termasuk Kelurahan

Bangetayu Wetan.

b. Audiensi dilakukan secara tercentral oleh perwakilan koordinator

wilayah dari semua RW kelurahan Bangetayu Wetan

Masalah diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang

muncul pada setiap wilayah Kelurahan Bangetayu Wetan, sehingga

pelaksanaan audiensi dilakukan oleh perwakilan dari semua

koordinator wilayah untuk semua RW yang ada di Kelurahan

Bangetayu Wetan dengan harapan bahwa masalah kesehatan yang

dipaparkan merupakan masalah tingkat kelurahan yang harus segera

ditangani.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah tidak adanya persetujuan

dari pihak Puskesmas untuk melakukan audiensi lebih lanjut dengan

walikota terkait dengan pembentukan talut/ selokan dan tempat sampah

yang permanen.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
3. Melakukan kebersihan lingkungan (kerja bakti)

Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah

yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang

bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang

memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan

yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat

yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa

(Yuddi, 2008).

Pelaksanaan kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan 23

Maret 2008 di Rt 07, 23 Maret 2008 di Rt 09, 13 April 2008 di Rt 03, dan

20 April 2008 di Rt 04 RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan

Genuk Kota Semarang. Dalam pelaksanaan kegiatan kerja bakti terdapat

beberapa faktor pendukung, antara lain :

a. 85% warga hadir untuk mengikuti acara kerja bakti kebersihan

lingkungan dan saluran air.

Penggalangan masa dilakukan bersama ketua RT dan tokoh

masyarakat, sehingga warga banyak yang mengikuti kegiatan kerja

bakti tersebut.

b. Dukungan positif dari warga untuk pelaksanaan kerja bakti kebersihan

lingkungan

Kegiatan kerja bakti dilaksanakan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan tentang diare dan kesehatan lingkungan, sehingga

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
pelaksanaan kerja bakti oleh warga didasari oleh pengetahuan tentang

pentingnya kebersihan lingkungan.

B. Resiko meningkatnya angka kejadian demam berdarah di lingkungan

RW III Kelurahan bangetayu Wetan Kecamatan Genuk berhubungan

dengan penataan lingkungan yang menunjang terjadinya demam

berdarah

Untuk mencegah meningkatnya angka kejadian demam berdarah di

RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang

dilakukan beberapa tindakan keperawatan, antara lain :

1. Pendidikan kesehatan tentang demam berdarah dan pencegahannya

Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan

konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005). Ruang

lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara

lain : dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau

aplikasinya dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan (Mubarak, 2005).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan

suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan

kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang

berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

ingin hidup sehat (Yuddi, 2008).

Pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang demam berdarah kepada

warga RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota

Semarang dapat terlaksana dengan sasaran pendidikan kesehatan

kelompok yang dilaksanakan pada setiap kegiatan pertemuan warga

tingkat RT. Pendidikan kesehatan yang dilakukan lebih ditekankan pada

peningkatan kesehatan (health promotion) dan perlindungan umum dan

khusus (general and spesific protection).

Pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada warga RW III kelurahan

Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang dapat terlaksana

dengan beberapa faktor pendukung antara lain :

a. 80 % warga hadir, warga terlihat antusias mengikuti penyuluhan dan

dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

Pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa FIKKES

UNIMUS tentang demam berdarah kepada warga di setiap

pertemuan warga merupakan hal baru, sehingga warga terlihat

antusias mengikuti penyuluhan.

b. Media dapat digunakan dengan baik

Mahasiswa dapat menyusun media baik lembar balik, leaflet dan

slide penyuluhan yang digunakan sesui dengan karakteristik sasaran.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
c. Tersedianya tempat yang cukup luas untuk melakukan kegiatan

penyuluhan di Posyandu balita.

Adanya pengunjung posyandu yang banyak dan tempat yang

luas dapat menampung semua pengunjung sehingga mendukung

terlaksananya kegiatan pendidikan kesehatan.

d. Hadirnya tokoh masyarakat (Ibu RW) yang mampu menarik perhatian

ibu-ibu untuk mendengarkan penyuluhan.

Dengan hadirnya tokoh masyarakat (Ibu RW) yang menjadi

panutan warga sehingga warga semakin antusias mengikuti kegiatan

ini.

2. Melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas untuk pengawasan dan

penelitian jentik serta pemfoggingan

a. 90 % warga antusias dilakukannya fogging

Walaupun tindakan fogging tidak dapat menyelesaikan masalah

demam berdarah di Rw III Kelurahan Bangetayu Wetan, masyarakat

antusias dengan pelaksanaan tindakan tersebut.

b. Pemfoggingan dilakukan oleh beberapa petugas Puskesmas

Tindakan fogging dilakukan oleh pihak Puskesmas disetiap

wilayah dimana terdapat warga yang menderita demam berdarah

dengan surat pemberitahuan atau rekomendasi dari pihak rumah sakit

yang merawat.

c. Pelaksanaan fogging oleh petugas dari Puskesmas memotivasi warga

untuk melakukan kebersihan lingkungan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Dengan dilaksanakannya fogging, warga menjadi sadar bahwa

di lingkungannya terdapat masalah kesehatan yang harus segera

diatasi.

3. Melakukan kerja bakti untuk membersihkan tempat perkembang biakakan

nyamuk Aedes Aegepty

Pemberantasan penyakit DBD dititik beratkan pada upaya mencegah

jentik nyamuk aedes aegypti agar tidak menjadi nyamuk dewasa, dengan

melakukan 3M yang dilaksanakan oleh masyarakat dan unit terkait

(termasuk PKK dan LSM) dilakukan di Desa/Kel melalui Pokja DBD

(Kesmas, 2007).

Kegiatan kerja bakti dilakukan pada 23 Maret 2008 di Rt 05, 30

Maret 2008 di Rt 09, 13 april 2008 di Rt 03, 20 April 2008 di Rt 04, 04

April 2008 di Rt 10. Beberapa faktor pendukung pada pelaksanaan

kegiatan kerja bakti ini antara lain :

a. 85% warga hadir untuk mengikuti acara kerja bakti kebersihan

lingkungan dan saluran air.

Penggalangan masa dilakukan bersama ketua RT dan tokoh

masyarakat, sehingga warga banyak yang mengikuti kegiatan kerja

bakti tersebut.

b. Adanya partisipasi dari beberapa tokoh masyarakat, sehingga

memotivasi warga untuk melakukan kerja bakti

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Kegiatan kerja bakti dilaksanakan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan tentang diare dan kesehatan lingkungan, sehingga

pelaksanaan kerja bakti oleh warga didasari oleh pengetahuan tentang

pentingnya kebersihan lingkungan.

Sedangkan faktor yang menghambat dari kegiatan kerja bakti

meliputi:

a. Waktu mulai kerja bakti tidak tepat waktu

Kerja bakti dilakukan secara serempak oleh warga satu RT

sehingga waktu memulai kegiatan mundur satu jam.

b. Keterbatasan alat kerja bakti yang dipunyai membuat pekerjaan

menjadi agak lama

Kelengkapan sarana dan prasarana sangat mempengaruhi

pelaksanaan kerja bakti.

c. Banyaknya lahan kosong yang kurang terjaga kebersihanya

Banyaknya lahan kosong yang ditumbuhin pohon pisang, namun

tidak terjaga kebersihannya oleh pemilik lahan sehingga menjadi

tempat perkembang biakan nyamuk Aedes Aegepty.

C. Resiko terjadinya peningkatan stroke akibat hipertensi pada lansia di

RW III kelurahan Bangetayu Wetan berhubungan dengan

ketidakmampuan merawat lansia dengan hipertensi

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Upaya mencegah terjadinya peningkatan stroke yang diakibatkan oleh

hipertensi pada lansia di Rw III kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan

Genuk kota Semarang dilakukan beberapa tindakan keperawatan, antara lain :

1. Pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan pencegahannya serta

penyebaran leaflet

Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan

konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005). Ruang

lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara

lain : dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau

aplikasinya dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan (Mubarak, 2005).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan

suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan

kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang

berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,

dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

ingin hidup sehat (Yuddi, 2008).

Pelaksanaan pendidikan kesehatan dimulai pada tanggal 20 maret

sampai 20 April 2008, Sebagai faktor pendukung kegiatan pendidikan

kesehatan ini antara lain :

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
a. 80 % KK hadir dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa FIKKES

UNIMUS tentang hipertensi kepada warga di setiap pertemuan

warga merupakan hal baru, sehingga warga terlihat antusias mengikuti

penyuluhan.

b. Kegiatan dilakukan bersamaan dalam pertemuan warga antar RT

(jumpa warga)

Warga RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk

Kota Semarang sudah mempunyai jadwal kegiatan untuk melakukan

jumpa warga setiap minggu atau bulan. Sehingga dapat digunakan

untuk melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan.

c. Adanya kegiatan pemeriksaan tekanan darah untuk audiens sehingga

warga termotivasi untuk menghadiri penyuluhan

Warga RW III merasa senang dengan dilakukanya pemeriksaan

tekanan darah. Oleh karena itu mahasiswa melakukan pemeriksaan

tekanan darah kepada warga atau peserta penyuluhan untuk

memotivasi warga.

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan

pendidikan kesehatan ialah:

a. Mahasiswa hanya menggunakan leaflet sebagai media

Keterbatasan media membuat pelaksanaan kegiatan pendidikan

kesehatan kurang optimal.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
b. Mahasiswa hanya membawa tensimeter 2 sehingga pemeriksaan

tekanan darah berlangsung lama.

Keterbatasan alat pengukur tekanan darah membuat pelaksanaan

tindakan pendidikan kesehatan menjadi lama.

c. Ada balita yang menangis sehingga mengganggu mengganggu

jalannya kegiatan

Kebiasaan beberapa warga yang pada saat jumpa warga

mengajak anak balita membuat pelaksanaan kegiatan tidak dapat

berjalan secara optimal karena konsentrasi audien menjadi terpecah

karena adanya beberapa balita yang menangis dan mengajak untuk

pulang.

d. Sebagian besar kegiatan penyuluhan dilakukan pada malam hari,

sehingga kurang optimal

Sebagian besar pertemuan warga dilakukan pada malam hari

karena sebagian besar warga bekerja. Hal ini membuat pelaksanaan

pendidikan kesehatan dilakukan sampai larut malam.

2. Pembentukan Posbindu dan kader Posbindu

Setelah dilakukan sosialisasi pembentukan Posbindu warga setuju

untuk dibentuk Posbindu dan kader posbindu dan ada beberapa warga

mengatakan akan dengan sukarela menjadi kader Posbindu.

Faktor yang mendukung pembentukan Posbindu dan kader posbindu

adalah:

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
a. Dari 100 % warga ada 90 % warga setuju untuk dibentuk kader

Posbindu

Dengan adanya sosialisasi pembentukan Posbindu warga setuju

untuk dibentuk Posbindu.

b. Tanggapan yang positif dari Puskesmas untuk pembentukan Posbindu

dan perekrutan kader yang terpisah dari kader Posyandu

Karena waktu pelaksanaan Posyandu dan Posbindu secara

bersamaan maka diperlukan kader yang terpisah untuk mencegah

terjadinya peran ganda dan mencegah pelaksanaan yang tidak optimal.

c. Adanya beberapa program pelatihan dan lomba senam lansia

memotivasi warga untuk menjadi kader Posbindu

Dengan diadakannya pelatihan dan lomba senam lansia warga

menjadi termotivasi menjadi kader Posbindu karena hal ini merupakan

sesuatu yang baru bagi warga.

3. Pelatihan kader Posbindu tentang (hipertensi, cara mengukur tekanan

darah, senam lansia, menentukan hari olah raga)

Setelah dilakukan pelatihan kader mengatakan sudah memahami,

tentang materi yang diberikan, beberapa kader mengatakan bahwa masih

sulit untuk mengukur tekanan darah karena belum terbiasa, kader

mengatakan bahwa sudah bisa melakukan senam lansia sendiri tanpa

dipandu dan kader mengatakan setuju hari senam lansia dilaksanakan pada

hari Jumat.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Beberapa faktor yang membantu mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan

ini antara lain:

a. 100 % kader hadir

Koordinasi antara mahasiswa dengan kader yang terbina dengan

baik membuat pelaksanaan pelatihan kader dapat berjalan dengan

lancar.

b. 70 % audiens aktif berdiskusi

Pelatihan tentang materi dan tehnik pengukuran tekanan darah

yang merupakan hal baru bagi kader membuat kader aktif berdiskusi.

c. Hari olahraga terbentuk setiap hari jumat sore

Penetapan hari olah raga bagi lansia dilakukan oleh mahasiswa,

kader posbindu bersama warga pada setiap jumpa warga.

Sedangkan beberapa faktor yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan

ini antara lain:

a. Media kurang efektif

Pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada kader posbindu

tentang materi masalah degeneratif pada lansia dilakukan dengan

menggunakan media leaflet sehingga kurang menarik.

b. Lapangan tempat senam lansia cukup jauh

Kegiatan pelatihan senam lansia dilakukan bersama-sama

dengan kader yang lain. Sedangkan kader posbindu yang terpilih

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
merupakan perwakilan dari semua RT. Sehingga pelaksanaan senam

lansia sering mundur karena jumlah kader kurang lengkap.

c. Sarana untuk pelatihan pengukuran tekanan darah yang terbatas

RW III Kelurahan Bangetayu Wetan mempunyai 2 Posbindu

yang harus dilakukan pelatihan pengukuran tekanan darah. Hal ini

menyebabkan pelaksanaan pelatihan pengukuran tekanan darah

kurang optimal.

4. Menjadikan keluarga binaan dan melakukan sosialisasi terapi bekatul dan

demonstrasi untuk persiapan menu.

Mahasiswa mempunyai tugas membina keluarga dengan lansia.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga dengan masalah

kesehatan hipertensi diimplementasikan tentang sosialisasi terapi bekatul.

Program keluarga binaan dimulai tanggal 10 Maret sampai 20 April 2008.

Faktor yang menjadi pendukung dalam membina keluarga dan

melakukan sosialisasi terapi bekatul serta demonstrasi untuk persiapan

menu antara lain: 85% Keluarga mengetahui manfaat terapi bekatul, 85%

keluarga mampu mendemonstrasikan cara pembuatan terapi bekatul dan

bahan yang digunakan mudah didapat. Akan tetapi terdapat faktor

penghambat yaitu beberapa warga masih belum dapat menggunakan terapi

bekatul untuk penderita hipertensi karena warga beranggapan bahwa

bekatul merupakan makanan ternak.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
D. Tingginya angka kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut non

Pneumoni) di wilayah RW III kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan

Genuk berhubungan dengan lingkungan yang tidak sehat

Untuk mengatasi masalah tingginya angka kejadian ISPA (Infeksi

Saluran Pernafasan Akut) di wilayah RW III Kelurahan Bangetayu Wetan

Kecamatan Genuk Kota Semarang dilakukan beberapa tindakan keperawatan,

antara lain :

1. Pendidikan kesehatan (ISPA, PHBS, kesehatan lingkungan dan penyebran

leaflet)

Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan

konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005). Ruang

lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara

lain : dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau

aplikasinya dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan (Mubarak, 2005).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan

suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan

kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang

berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,

dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

ingin hidup sehat (Yuddi, 2008).

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
Pendidikan kesehatan dilakukan mulai tanggal 21 maret sampai 19

April2008. Adapun beberapa faktor yang mendukung pelaksanaan

pendidikan kesehatan yaitu: 90 % warga hadir, warga terlihat antusias

mengikuti penyuluhan dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar,

media dapat digunakan dengan baik, tersedianya tempat yang cukup luas

untuk melakukan kegiatan, penyuluhan di rumah warga, hadirnya tokoh

masyarakat (Ibu RT) yang mampu menarik perhatian ibu-ibu untuk

mendengarkan penyuluhan.

Sedangkan faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan pendidikan

kesehatan dengan masalah ISPA adalah kegiatan penyuluhan tidak hanya

dihadiri oleh ibu-ibu tapi juga bersama balita yang juga membutuhkan

perhatian sehingga konsentrasi terpecah. Kebiasaan beberapa warga yang

pada saat jumpa warga mengajak anak balita membuat pelaksanaan

kegiatan tidak dapat berjalan secara optimal karena konsentrasi audien

menjadi terpecah karena adanya beberapa balita yang menangis dan

mengajak untuk pulang.

2. Melakukan pelatihan sistem lima meja pada kader Posyandu Balita

Pelaksanaan kegiatan pelatihan kader Posyandu balita dengan sistem

lima meja dimulai pada tanggal 23 April 2008. Beberapa faktor yang

mendukung pelaksanaan pelatihan kader Posyandu Balita dengan sistem

lima meja yaitu:

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
a. 85% kader hadir

Koordinasi antara mahasiswa dengan kader yang terbina dengan

baik membuat pelaksanaan pelatihan kader dapat berjalan dengan

lancar.

b. 100% kader mampu mengetahui sistem lima meja

Kader posyandu sebelumnya pernah dilakukan pendidikan

kesehatan tentang sistem 5 meja oleh puskesmas, sehingga pelatihan

yang diberikan oleh mahasiswa dapat dengan mudah dimengerti oleh

kader.

c. 100% kader mampu mendemonstrasikan penggunaan sistem lima

meja

Kader posyandu sebelumnya pernah dilakukan pelatihan dan

simulasi 5 meja, sehingga pelatihan yang diberikan oleh mahasiswa

dapat dengan mudah dimengerti oleh kader.

d. Tingkat pendidikan yang cukup tinggi mendukung pelaksanaan

pelatihan

Semua kader posyandu berpendidikan terakhir minimal SLTP

sehingga penjelasan mahasiswa dapat diterima dengan mudah oleh

kader.

Sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan kegiatan pelatihan

kader dengan sistem lima meja antara lain:

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
a. Kader hadir tidak tepat waktu

Disiplin waktu dapat mempengaruhi jalannya suatu acara.

Demikian pula dengan kegiatan pelaksanaan pelatihan kader

posyandu. Beberapa kader posyandu tidak dapat datang tepat waktu

sehingga waktu pelaksanaan kegiatan mundur.

b. Ada sebagian kader yang sulit menerima penjelasan yang diberikan

oleh mahasiswa

3. Menjadikan keluarga binaan

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri

atau masyarakat secara keseluruhan (Riyadi, 2007).

Kegiatan pembinaan keluarga dimulai dari tanggal 10 Maret sampai

20 April 2008. Pelaksanaan kegiatan pembinaan keluarga didukung oleh

media pendidikan kesehatan dapat digunakan sesuai dengan masalah yang

ada dan keluarga binaan yang kooperatif. Sedangkan faktor yang

menghambat kegiatan adalah terdapatnya beberapa keluarga binaan yang

masih menganggap ISPA sebagai penyakit biasa yang akan sembuh

dengan sendirinya.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
E. Resiko gangguan tumbuh kembang janin dan penyulit persalinan pada

ibu hamil di wilayah RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan

Genuk berhubungan dengan ketidakmampuan merawat ibu hamil.

Dalam upaya pencegahan terjadinya gangguan tumbuh kembang janin

di RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang,

dilakukan pendidikan kesehatan tentang antenatal care dan penyebaran leaflet

kepada warga RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota

Semarang yang dilakukan pada tanggal 23 Maret 2008 dan tanggal 13 April

2008.

Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan

konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005). Ruang

lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain :

dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya dan

dimensi tingkat pelayanan kesehatan (Mubarak, 2005). Penyuluhan kesehatan

adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,

menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan

mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan

berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar

untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau

masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008)

Pada pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan tentang kesehatan

ibu hamil dan Ante Natal Care (ANC) terdapat beberapa hal yang mendukung

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
pelaksanaan pendidikan kesehatan antenatal care dan penyebaran leaflet

antara lain :

1. 85 % warga hadir, warga terlihat antusias mengikuti penyuluhan dan dapat

menjawab pertanyaan dengan benar.

Pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa FIKKES

UNIMUS tentang kesehatan ibu hamil dan Ante Natal Care (ANC)

kepada warga merupakan hal baru, sehingga warga terlihat antusias

mengikuti penyuluhan.

2. Media dapat digunakan dengan baik

Mahasiswa dapat menyusun media baik lembar balik, leaflet dan slide

penyuluhan yang digunakan sesui dengan karakteristik sasaran.

3. Hadirnya tokoh masyarakat (Ibu RT) yang mampu menarik perhatian ibu-

ibu untuk mendengarkan penyuluhan.

Dengan hadirnya tokoh masyarakat (Ibu RT) yang menjadi panutan warga

sehingga warga semakin antusias dalam mengikuti kegiatan pendidikan

kesehatan yang diberikan.

Sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan kegiatan adalah

adanya ibu ibu yang ingin segera pulang karena ada keperluan dan durasi

atau lama penyuluhan yang cukup singkat.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya

maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :

Masalah keperawatan komunitas yang muncul di wilayah RW III

Bangetayu Wetan antara lain adalah terjadi penyakit diare diwilayah RW III

Bangetayu Wetan berhubungan dengan perilaku yang tidak sehat, resiko

meningkatnya angka kejadian DBD dilingkungan RW III Bangetayu Wetan

berhubungan dengan penataan lingkungan yang menunjang terjadinya demam

berdarah, resiko terjadi peningkatan stroke akibat hipertensi pada lansia di

RW III kelurahan Bangetayu Wetan berhubungan dengan ketidakmampuan

merawat lansia dengan hipertensi, tingginya angka kejadian ISPA di wilayah

RW III Kelurahan Bangetayu wetan berhubungan dengan lingkungan yang

tidak sehat, dan resiko gangguan tumbuh kembang janin dan penyulit

persalinan pada ibu hamil di wilayah RW III Kelurahan bangetayu wetan

berhubungan dengan ketidakmampuan merawat ibu hamil.

Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah

tersebut antara lain adalah pendidikan kesehatan tentang diare dan

pencegahannya, melakukan audiensi dengan Puskesmas untuk masalah-

masalah kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat,

melakukan kebersihan liungkungan (sampah), pendidikan kesehatan tentang

demam berdarah dan pencegahannya, penyebaran leaflet, melakukan

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
koordinaswi dengan pihak Puskesmas untuk pengawasan dan penelitian jentik

serta pemfoggingan, melakukan kerja bakti untuk membersdihkan tempat

perkembang biakan nyamuk Aedes Aegipty, menetapkan hari menguras

tempat penampungan air bersih dan bak mandi, pendidikan kesehatan tentang

hipertensi dan stroke, penyebaran leaflet, pembentukan kader Posbindu,

pelatihan kader Posbindu (materi tentang hipertensi, cara mengukur tekanan

darah, cara menentukan IMT, senam lansia), menentukan hari olah raga,

menjadikan keluarga binaan dan melakukan sosialisasi terapi bekatul serta

demonstrasi penentuan menu, pendidikan kesehatan (ISPA, PHBS, dan

penyebaran leaflet), pelatihan kader Posyandu system lima meja, menjadikan

keluarga binaan, pendidikan kesehatan tentang Ante Natal Care.

Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari

masyarakat dilingkungan RW III Bangetayu Wetan, hal ini dapat dilihat dari

partisipasi warga selama kegiatan berlangsung dan sebagai salah satu tolak

ukur adalah kegiatan pembentukan Posbindu, dimana merupakan kegiatan

yang baru di lingkungan RW III Bangetayu Wetan, dan masyarakat sanga

antusias terhadap kegiatan ini.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :

1. Kader Kesehatan

Kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan baik seperti posyandu balita

dan lansia hendaknya dapat dilaksanakan dengan secara bertahap

ditingkatkan, untuk posyandu balita dan Posbindu dengan sistem 5 meja.

Kegiatan tersebut hendaknya dilaksanakan secara rutin dengan

koordinasi pihak puskesmas.

2. Masyarakat

Peran serta dari masyarakat, Ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat dan

pengurus RTRW perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan

dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

seoptimal mungkin. Antara lain Ibu-ibu balita aktif membawa balitanya

mengikuti kegiatan posyandu balita, lansia aktif mengikuti Posbindu,

warga aktif mengadakan kerja bakti bersih lingkungan dan Ibu-ibu PKK

aktif menjaga kebersihan dan kesehatan rumah.

3. Puskesmas dan Kelurahan

Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari

pihak puskesmas dan kelurahan yang berkesinambungan untuk

memantau kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh warga RW III

Bangetayu Wetan.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
4. FIKKES - UNIMUS

Kegiatan praktek komunitas, keluarga dan gerontik yang telah

dilaksanakan di RW III Bangetayu Wetan perlu ditindaklanjuti oleh

mahasiswa angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan

mengoptimalkan hal-hal yang telah dicapai serta menindak lanjuti hal-hal

yang belum tercapai.

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang
DAFTAR PUSTAKA

Helvie. Carl. O (1997), Advanced Practiced Nursing In The Community, London:


Sage Publications

Mubarak. Wahit Iqbal (2005), Pengantar Keperawatan Komunitas 1, Jakarta :


Sagung Seto

Mubarak. Wahit Iqbal (2006), Ilmu Keperawatan Komunitas 2, Jakarta : Sagung


Seto

Naomi. E. Ervin (2002), Advanced Community Helth Nursing Practice:


Population-Focused Care, New Jersey : Pearson Education Inc

Nasrul Effendi (1998), Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: EGC.

Palestin. Bondan (2007), Model Kemitraan Keperawatan Komunitas Dalam


Pengembangan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd 2008 from
http://bondankomunitas.blogspot.com/2007/01/model-kemitraan-
keperawatan-komunitas_10.html

Stanhope. Lancaster (2004), Communiry And Public Health Nursing, Missouri :


West Line Industrial Drive

Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd


2008 from http://www.geocities.com/prodikeppwt/handout.htm

Yuddi (2007), Indonesia Sehat 2010, retieved may 12nd 2008 from
http://id.wordpress.com/tag/kesehatan-masyarakat/feed/

Yuddi (2007), Penyuluhan Kesehatan, retieved may 12nd 2008 from


http://id.wordpress.com/tag/kesehatan-masyarakat/feed/

Asuhan Keperawatan Komunitas RW III Kel. Bangetayu Wetan Kec. Genuk Kota Semarang

Anda mungkin juga menyukai