Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELURAHAN

LAWEYAN RT 12 RW VIII KECAMATAN LAWEYAN KOTA


SURAKARTA

Dosen pembimbing : Ns. Erlina Windyastuti, M.Kep

Disusun oleh : KELOMPOK 11

1. Diah laras pramesti


2. Dyah Ririn Risnawati
3. Dwi Fatmawati
4. Eka Nofi Nurhidayati
5. Lela Selfiana
6. Novie prawestiningtyas
7. Novi Yetti Rodhiyah
8. Safitri Windhy Hapsiwi
9. Suyatno
10. Yuli Wijayanti

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan hasil praktik Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Konteks


Keperawatan Komunitas dan Keluarga Gerontik Kelurahan Laweyan RT 12 RW
VIII Kecamatan Laweyan Kota Surakarta, pada tanggal 15 Juni – 19 Juli 2020,
telah mendapatkan persetujuan pada tanggal ………………….

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Erlina Windyastuti, M.Kep -

Mengetahui,
Kaprodi Sarjana Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ns. Atiek Murharyati., M.Kep


LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Kelompok menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Asuhan


Keperawatan yang kami susun ini sebagai syarat tugas untuk memenuhi tugas
stase keperawatan keluarga dan komunitas Program Studi Profesi Ners
Universitas Kusuma Husada Surakarta.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan yang kami kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma dan kaidah dan etika penulisan karya ilmiah
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau bagian laporan ini bukan
hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, kelompok bersedia
menerima sanksi.

Surakarta ,01 Juli 2020


Yang membuat pernyataan

Kelompok 11 RSUD Gemolong

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
BEBAS PLAGIARISME
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian keperawatan komunitas.......................................
B. Analisis data...........................................................................
C. Prioritas diagnose keperawatan..............................................
D. Intervensi keperawatan...........................................................
E. Rencana evaluasi ....................................................................
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul,
berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama. Manusia sebagai suatu
system sosial menunjukkan bahwa semua orang bersatu untuk saling
melindungi dalam kepentingan bersama dan berfungsi sebagai satu
kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi)
kepada sistem yang lebih besar, dengan demikian apabila terdapat masalah
kesehatan dalam suatu masyarakat akan saling mempengaruhi dan dapat
menurunkan derajat kesehatan nasional.
Masa globalisasi yang ada saat ini, menurut adanya perkembangan
dan perubahan di segala bidang dimana salah satu diantaranya adalah
bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang
kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat status
kesehatnj penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah
merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam sistem
kesehatan nasional dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat
kesehtan masyarakat yang optimal , sebagai saah satu unsure kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal, diperlukan pertisipasi aktif dari seluruh masyarakat bersama
petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No.
23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat
diantaranya bidang kesehatan. Dengan berkembangnya paradigma sehat-
sakit, saat ini telah terjadi pergeseran , antara lain : perubahan upaya
kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi
penemuan kasus yang bersifat aktif . hal ini akan memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif
dalam upaya peningkatan status kesehatanya.
Masyarakat atau komuniatas sebagai bagian daru subyek dan
obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan
hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan
status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas.
Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggualangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan
kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu,
keluarga dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai
salah satui upaya menyiapkan tenaga perawat professional dan mempunyai
potensi-potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai, maka mahasiswa program studi Profesi Ners
Universitas Kusuma Husada Surakarta melaksanakan Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas di 12 RW VIII Kelurahan Laweyan, Kecamatan
Laweyan, Surakarta dengan menggunakan pendekatan keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa
mempunyai 1 keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagi kasus keluarga
yang tersebar di RT 12 RW VIII di Kelurahan Laweyan khususnya.
Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan
kelompok kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia,
memberdayakan kader kesehatan serta memberdayakan kelompok
pemuda. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan
dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan
pendekatan masyarakat sendiri dilakukan memalui kerjasama yang baik
dengan instansi terkait. Pokjakes dan seuruh komponen desa untuk
mengikut sertakan warga dalam pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal
masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan
tindakan kesehatan bagi anggota keluarga / masyarakatnya, mampu
memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan
dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses
keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang
ada masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal serta mampu
mengenal dirinya sendiri tentang masalah kesehatan di RT 12 RW
VIII Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai pada Praktik Keperawatan Komunitas di
RT 12 RW VIII Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan,
Surakarta antara lain :
a. Menerapkan strategi dalam mengkaji masalah kesehatan
komunitas
b. Melakukan penapisan data dengan tepat sehingga
dihasilkan analisis data yang sesuai dengan keperluan
komunitas
c. Menentukan diagnosis keperawatan dan menetapkan
prioritass masalah keperawatan berdasarkan kriteria tetentu
d. Memaparkan tentang rencana kegiatan asuhan keperawatan
komunitas
e. tindakan keperawatan dalam masyarakat sehingga
masyarakat mampu mengatasi masalah kesehatan
f. Memaparkan tentang evaluasi kegiatan yang telah
dilakukan serta rencana tindak lanjut kegiatan keperawatan
komunitas

C. MANFAAT
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Untuk mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara
nyata pada masyarakat
b. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan
bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat
c. Meningkatkan keterampilan komunitas, kemandirian dan
hubungan interpersonal
d. Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung
dalam memberikan asuhan keperawatankeluarga, gerontik
dan komunitas khususnya RT 12 RW VIII Kelurahan
Laweyan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan
aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan
menyadari masalah kesehatan yang dialami masyarakat
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT 12 RW VIII KELURAHAN


LAWEYAN KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA

A. Pengkajian
1. Pengkajian inti (Core)
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT setempat
RT 12 RW VIII Kelurahan Laweyan.
b. Data demografi
Berdasarkan data yang diperoleh dari RW VIII jumlah KK
di RT 12 terdapat 72 KK. Selama proses pengkajian
masyarakat, tidak ada keluarga yang menolak untuk
dilakukan pengkajian. Proses pengkajian dilakukan pada
pagi hari dan sore hari karena terdapat beberapa keluarga
yang bekerja sampai sore sehingga dilakukan pengkajian
dua kali.
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap warga RW VIII,
didapatkan data pada RT 12 dengan 185 jiwa terdiri dari
58% perempuan, 42% laki-laki dengan uraian 5% balita,
21% usia sekolah, 24% usia remaja, 37% usia dewasa, 13%
usia lansia.
c. Statistik vital
Berdasarkan penelusuran data dari puskesmas wilayah RT
12 mempunyai prevalensi diare sebanyak 35% dalam kurun
waktu 2 minggu terakhir.
2. Pengkajian sub-sistem komunitas
a. Lingkungan fisik
Diagram 1.Proporsi Tipe Rumah Pada Masyarakat RT
12 RW VIII Berdasarkan Jenis Bangunan

Jenis bangunan
n :72

semi permanen 30%

permanen
70%

permanen semi permanen

Hasil angket tentang jenis rumah didapatkan hasil terdapat


70% jenis bangunan permanen, dan 30 % semi permanen.

Diagram 2. Proporsi status kepemilikan Rumah pada


Masyarakat RT 12 RW VIII Berdasarkan Status
Pemilikan Rumah
Kepemilikan rumah

kontrak rumah
10%

Sendiri
90%

Sendiri kontrak rumah


Hasil angket tentang jenis rumah didapatkan hasil terdapat
90% kepemilikan rumah sendiri permanen, dan 10 %
kontrak rumah.

Diagram 3. Proporsi Jenis Lantai Pada Masyarakat RT 12 RW


VIII
Jenis lantai

lain-lain
10%

semen 20%

Tegel
70%

Tegel semen lain-lain

Hasil angket tentang jenis lantai terdapat 10% lantai lain-lain, 20%
semen, 70% tegel.
Diagram 4.Proporsi Ventilasi Udara Pada Mayarakat RT 12 RW
VIII

Jendela

punya
100%

punya tidak punya

Hasil angket ventilasi udara di dapatkan data 100% mempunyai jendela.


Diagram 5. Proporsi Jendela Dibuka Setiap Hari Pada Masyarakat
RT 12 RW VIII

Jendela dibuka / tidak

Tidak dibuka
20%

Dibuka
80%

Dibuka Tidak dibuka

Hasil angket jendela dibuka setiap hari didapatkan data 90% dan 10%
tidak membuka jendela.
Diagram 6. Proporsi Pencahayaan Pada Masyarakat RT 12 & RW
VIII
Pencahayaan

Tidak baik
30%

Baik
70%

Baik Tidak baik

Hasil angket pencahayaan warga terdapat 70% baik dan 30% kurang
baik.
Diagram 7. Proporsi sumber air Pada Masyarakat RT 12 & RW
VIII
Sumber air

Sumur
20%
PDAM
80%

PDAM Sumur

Berdasarkan hasil angket warga Rt 12 RW VIII didaipatkan hasil


mayoritas sumber air yang digunakan warga PDAM 80% dan sumur
20%.
Diagram 8. Proporsi pengurasan bak mandi pada masyarakat RT
12 RW VIII

P en g u ra sa n b a k m a n d i
> 3 hari < 3 hari
50% 50%

< 3 hari > 3 hari

Berdasarkan hasil angket pengurasan bak mandiwarga Rt 12 RW VIII


didapatkan hasil warga menguras bak mandi > 3 hari sebanyak 50%
dan < 3 hari sebanyak 50%.
Diagram 9. Proporsi jenis vektor pada masyarakat RT 12 RW
VIII.

Jenis Vektor
10%

30%
60%

lalat nyamuk kecoa

Berdasarkan hasil angket jenis vektor pada warga RT 12 RW VIII


didapatkan hasil vektor terbanyak adalah lalat sebanyak 60%, nyamuk
30% dan kecoa 10%.
Diagram 10. Proporsi kebersihan rumah pada masyarakat RT 12
RW VIII.

kebersihan rumah

20%

80%

bersih kurang bersih

Berdasarkan hasil angket kebersihan rumah pada warga RT 12 RW VIII


didapatkan hasil mayoritas kebersihan rumah warga bersih sebanyak
80% dan kurang bersih sebanyak 20%.
Diagram 11. Proporsi tempat penampungan limbah pada
masyarakat RT 12 RW VIII.

tempat penampungan limbah


10%

90%

Got Resapan

Berdasarkan hasil angket tempat penampungan limbah pada warga RT


12 RW VIII didapatkan hasil mayoritas tempat penampungan limbah
got sebanyak 90% dan resapan 10%.
Diagram 12. Proporsi kebiasaan BAK dan BAB pada masyarakat
RT 12 RW VIII.

Kebiasaan BAB & BAK

100%

Jamban / WC
Berdasarkan hasil angket kebiasaan BAB & BAK pada warga RT 12
RW VIII didapatkan hasil mayoritas BAB & BAK di jamban atau WC
sebanyak 100%.

Diagram 13. Proporsi pembuangan sampah pada masyarakat RT


12 RW VIII.

Pembuangan Sampah

100%

Dibakar

Berdasarkan hasil angket pembuangan sampah pada warga RT 12 RW


VIII didapatkan hasil mayoritas dibakar sebanyak 100%.
b. Pendidikan
Diagram 14 Distribusi Masyarakat Rt 12 Rw VIII Berdasarkan
Pendidikan Terakhir.
Tingkat pendidikan
SD
Sarjana 12%
1%

SMP
25%
SMA
62%

SD SMP SMA Sarjana


Berdasarkan diagram diatas pendidikan warga di Rt 12 Rw VIII
Kelurahan Laweyan yang tamat SD 12%, tamat SMP 25 %, yang
tamat SMA 62%, sarjana 1%.

c. Keamanan dan transportasi


Diagram 15 Distribusi Masyarakat Rt 12 RW VIII Berdasarkan
Sarana Transportasi yang digunakan.
Sarana Transportasi yang digunakan

mobil
20%
sepeda motor
sepeda motor mobil
80%

Berdasarkan diagram diatas sarana transportasi yang digunakan


warga Rt 12 RW VIII adalah sepeda motor sebanyak 80% dan mobil
20%.

d. Politik dan pemerintahan


Diagram 16 Distribusi Masyarakat Rt 12 RW VIII Berdasarkan
kepemilikan jaminan kesehatan.
Jaminan Kesehatan

Tidak punya
30% Punya
70%

Punya Tidak punya

Berdasarkan hasil angket kepemilikan jaminan kesehatan warga RT


12 RW VIII adalah warga yang punya kartu jaminan kesehatan
sebanyak 70% dan warga yang tidak punya kartu kesehatan 30%.

e. Komunikasi
Diagram 17 Distribusi Masyarakat Rt 12 RW VIII
Berdasarkan tempat untuk berkumpul warga.

tempat berkumpul warga

40%

60%

balai warga masjid

Berdasarkan hasil observasi terdapat tempat untuk berkumpul


untuk warga RT 12 yaitu balai warga sebanyak 40 % dan masjid
40%.

Diagram 18 Distribusi Masyarakat Rt 12 RW VIII Berdasarkan


media penerimaan informasi
Media Penerimaan Informasi
1%

37%
49%

12%

Televisi Kumpulan RT
Penyuluhan kesehatan Media elektronik

Berdasarkan hasil angket media penerimaan informasi warga RT 12


RW VIII adalah televisi 49%, penyuluhan kesehatan 37%, kumpulan
RT 12%, dan 2% dari media elektronik.

f. Ekonomi
Diagram 19 Proporsi Masyarakat Rt 12 RW VIII Berdasarkan
sumber pendapatan keluarga

Sumber pendapatan

PNS
10%

Bertani
30%
Berdagang
59%

Berdagang Bertani PNS

Berdasarkan hasil angket sumber pendapatan keluarga warga RT 12


RW VIII mayoritas berdagang sebanyak 59%, bertani 30% dan PNS
10%.
Diagram 20 Proporsi Masyarakat Rt 12 RW VIII Berdasarkan
tingkat penghasilan rata-rata
tingkat penghasilan rata-rata

20%

80%

< Rp. 1.688.000 > Rp. 1.688.000

Berdasarkan hasil angket tingkat pendapatan keluarga warga RT 12


RW VIII mayoritas berpendapatan > Rp. 1.688.000 sebanyak 80%
dan berpendapatan < Rp. 1.688.000 sebanyak 20%

g. Cara mengatasi masalah kesehatan

Diagram 21 Proporsi cara mengatasi masalah kesehatan


masyarakat RT 12 RW VII

cara mengatasi kesehatan

25%

50%

25%

Pergi ke puskesmas Berobat Ke RS Berobat Ke Dokter umum

Berdasarkan hasil angket cara mengatasi masalah kesehatan warga


RT 12 RW VIII mayoritas berobat ke puskemas sebanyak 50%,
berobat ke RS sebanyak 25%, dan berobat ke Dokter umum
sebanyak 25%.

h. Kelurga perlu mendapatakan pengaraan/penyuluan kesehatan

Diagram 22. Proporsi Keluarga yang memerlukan penyuluhan


Kesehatan pada Masyarakat RT 12 RW VIII

Memerlukan pendidikan kesehatan

100%

perlu

Hasil angket angket tentang keluarga mengenai keluarga


memerlukan pendidikan kesehatan yaitu 100% memerlukan
pendidian kesehatan.

Diagram 23. Proporsi Jenis Penyakit Pada Balita RT 12 dan


RW VIII Berdasarkan Jenis Penyakit

Penyakit

25%

50%

25%

Diare Batuk Typoid

Hasil angket tentang jenis penyakit di dapatkan hasil terdapat


penyakit Diare 50%, batuk 25%,typoid 25%. Berdasarkan hasil
wawancara posyandu balita tidak pernah mendapatkan informasi
mengenai cuci tangan yang benar dan pada saat balita diare hanya
diberikan air teh
saja.

Diagram 24. Proporsi perilaku warga RT 12 RW VIII

Perilaku Kesehatan
n = 120
5%

45% Baik
Cukup
Kurang baik

50%

Hasil angket tentang perilaku warga sebesar 5% baik, 45% cukup, 50%
kurang baik.

Diagram 25.Proporsi Pengetahuan keluarga tentang pencegahan


Diare

Pengetahuan Pencegahan diare


n = 90

5%
35%

Baik
60%
Cukup

Kurang
Hasil angket angket tentang keluarga mengenai Pengetahuan keluarga
tentang pencegahan diare didapatkan pengetahuan bai sebesar 5%. Cukup
35%, dan kurang 60%

3. Persepsi
Berdasarkan wawancara dengan Kader PHBS di wilayah RT 12
menganggap komunitas sebagai sekumpulan warga dan lingkungan yang
bersatu. Sumber kekuatan komunitas berasal dari kerja sama yang baik
antar warga untuk mewujudkan komunitas yang baik. Masalah komunitas
yang dirasakan belum lama ini adalah masalah diare pada balita.
II. Analisa Data

No Data fokus Diagnosa Keperawatan


1. Ds : Defisit pengetahuan komunitas
- Salah satu warga (D.0111)
mengatakan tidak tahu cara
mencuci tangan yang benar
dan cuci tangan tidak pakai
sabun.
- Orang tua balita juga
mengatakan di posyandu
balita tidak pernah
mendapatkan informasi
mengenai cuci tangan yang
benar dan pada saat balita
diare hanya diberikan air
teh saja.
Do :
- Berdasarkan penelusuran
data dari Puskesmas
Laweyan prevalensi diare di
wilayah RT 12 sebesar 35%
pada balita sejak 2 minggu
terakhir.
2 “Dari hasil pendataan yang Perilaku kesehatan cenderung
telah dilakukan di RT 12 beresiko (D.0099)
menyatakan bahwa vektor
yang mengganggu dan
mengancam kesehatan adalah
lalat.
“ibu-ibu kader mengatakan
sejak 2 minggu terakhir yang
diare menyerang balita.
Do :
Hasil observasi perawat
ditemukan beberapa balita
menggunakan alas kaki saat
bermain diluar rumah serta
kuku tangan yang panjang
san hitam, lingkungan rumah
yang banyak dijumpai vector
lalat..

III. Prioritas Diagnosa Keperawatan


a. Presentasi populasi dalam masalah
1) Defisit pengetahuan komunitas (D.0111) 60 % nilai 10
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099) 40 % nilai 10
b. Keseriusan masalah
1) Defisit pengetahuan komunitas (D.0111) nilai 8
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099) nilai 8
c. Penilaian keefektifan intervensi
Hasil diskusi dari MW 2 yang telah di laksanakan pada hari selasa,
28 april 2020 didapatkan bahwa warga menginginkan

1) Defisit pengetahuan komunitas (D.0099) relative efektif 70% dengan


nilai 7
- Penyuluhan kesehatan Diare
2) Perilaku kesehatan cenderung beresiko relative efektif 70% dengan
nilai 8
- Penyuluhan kesehatan PHBS (cuci tangan)
Prioritas atau urutan masalah

Masalah Komponen BPR Skor Urutan


keperawatan (A + 2B) x atau
C) rangking
A B C
Defisit 10 8 8 208 1
pengetahuan
komunitas
(D.0111)
Perilaku 10 8 7 182 2
kesehatan
cenderung
beresiko
(D.0099)

Keterangan :

A : Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan

B : Keseriusan masalah

C : Keefektifan intervensi

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah


1. Defisit pengetahuan komunitas (D.0111)
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Level pencegahan Rencana tindak


hasil atau intervensi
1. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Primer Edukasi keseha
tindakan keperawatan
komunitas (D.0111) Sekunder (I.12383)
selama 3 kali
pertemuan diharapkan Observasi
defisit pengetahuan
-Identifikasi
dpat teratasi dengan
kriteria hasil : kesiapan d
1. Komunitas mampu
kemampuan
menjelaskan
pengetahuan menerima informa
tentang diare
Terapeutik
meningkat
2. Komunitas - Sediakan ma
memiliki Perilaku
dan me
pencegahan diare
pendidikan
kesehatan.
- Jadwal pendidik
kesehatan ses
kesepakatan.
Edukasi
- Jelaskan fak
resiko yang da
memperngaruhi
kesehatan.
- Ajarkan perila
hidup bersih d
sehat.
2. Perilaku kesehatan Setelah dilakukan Sekunder Promosi perila
cenderung beresiko tindakan keperawatan upaya keseha

(D.0099) 3 kali pertemuan (I.12472).


diharapkan perilaku Observasi
kesehatan masyarakat - Identifikasi
meningkat dengan perilaku upa
kriteria hasil : kesehatan ya
Perilaku kesehatan dapat ditingkatk
(L.12107) Terapeutik
1. Penerimaan - Berikan
terhadap perubahan lingkungan ya
status kesehatan mendukung
meningkat . kesehatan.
2. Kemampuan - Orientasi
melakukan tindakan pelayanan
pencegahan masalah kesehatan ya
kesehatan dapat
meningkat. dimanfaatkan.
3. Kemampuan Edukasi
peningkatan - Anjurkan
kesehatan. menggunakan
4. Pencapaian bersih
pengendalian - Anjurkan c
kesehatan meningkat tangan dengan
bersih dan sabu
- Anjurkan
menggunakan
jamban ya
sehat.
IV. Intervensi Keperawatan

V. Rencana Evaluasi Keperawatan


1. Defisit pengetahuan komunitas (D.0111)
a. Mengevaluasi pengetahuan tentang diare
Pada akhir penyuluhan dilakukan evaluasi berupa pertanyaaan
yang di berikan kepada masyarakat tentang diare, jika
masyarakat bisa mengulangi kembali tentang diare artinya
materi yang diberikan sudah diterima dan sudah tersampaikan
dengan baik.
b. Mengevaluasi pemeriksaan kesehatan warga setelah diberikan
penyuluhan.
Saat melakukan evaluasi ini kita harus melihat kondisi atau
fasilitas dari pelayanan kesehatan yang ada di daerah tersebut.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan harus memiliki fasilitas
yang menunjang, jadi harus adanya kolaborasi antara pelayanan
kesehatan dan penyuluh. Selain itu faktor pendidikan dan
ekonomi sangat berpengaruh dalam pemahaman dan kesadaran
betapa pentingnya pemeriksaan kesehatan terutama yang
memiliki penyakit degenaratif seperti hipertensi, diabetes
militus, asam urat dan pemeriksaan balita.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
a. Mengevaluasi perilaku kesehatan komunitas
Cara mengevaluasi yaitu dilakukan pada akhir penyuluhan
kesehatan, dimana warga akan ditanya kembali tentang diare
dan cara pencegahan. Ini penting untuk mengetahui apakah
informasi yang disampaikan sudah diterima atau masih ada yang
belum dipahami. Untuk diare sendiri perlu adanya pemahaman
yang baik.
b. Mengevaluasi perilaku warga dalam hidup bersih dan sehat yang
telah dianjurkan.
Dalam evaluasi yang harus dilakukan mengulang kembali
pengetahuan masyarakat dengan cara menanyakan ulang. Saat
masyarakat bisa dan mampu mengulangi tindakan cuci tangan 6
langkah yang disampaikan artinya informasi sudah tersampaikan
dengan baik dan merubah perilaku masyarakat.
BAB III

PEMBAHASAN

Komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas


wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal
dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya. Keperawatan
komunitas mencakup keperawatan kesehatan keluarga juga kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan
kepada orang lain(Harnilawati, 2013).

Keperawatan komunitas memegang peranan penting dalam memberikan


pelayanan keperawatan di masyarakat. Banyak hal yang dapat dilakukan guna ikut
berperan aktif meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Melalui keperawatan
komuntias perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan primer, skunder dan
tersier (Swarjana, 2016)

Dalam proses pelaksanaan asuhan keperawatan meliputi 5 tahapan yaitu


pengkajian, prioritas diagnosa keperawatan , intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi.

A. Pengkajian
Hasil pengkajian Dusun Balong RT 02 RW XV terletak di Kelurahan
Wonorejo Kabupaten Karanganyar, terdiri dari 72 KK dengan proporsi
penduduk 42% perempuan dan 58% laki-laki. Jumlah total penduduk di
RT tersebut adalah 185 jiwa. Hasil wawancara dengan kader kesehatan
dan melihat dari data Poliklinik Desa ditemukan masalah kesehatan
terbanyak adalah diare pada balita.
Hasil angket pengetahuan warga tentang pencegahan diare didapatkan 5%
KK memiliki pengetahuan baik, 35% memiliki pengetahuan cukup dan
60% memiliki pengetahuan kurang. Hasil angket perilaku menunjukkan
45% Memiliki perilaku kurang baik, 5% memiliki perilaku yang baik dan
50% memiliki perilaku cukup. Hasil wawancara dengan salah satu orang
tua balita mengatakan bahwa tidak tahu cara cuci tangan yang benar dan
cuci tangan tidak menggunakan sabun, orang tua balita juga mengtakn
bahwa di Posyandu balita tidak pernah mendapatkan informasi megenai
cuci tangan yang benar pada saat balita diare hanya diberikan teh hangat
saja.
Dari data pengkajian di atas menggunakan data tambahan dari google
form dimana data yang digunakan berjumlah 10 responden dan didapatkan
hasil berupa data distribusi. frekuensi .
Google Form atau yang disebut google formulir merupakan alat yang
berguna untuk membantu kita dalam merencanakan acara, mengirim survey,
atau mengumpulkan informasi yang mudah dengan cara yang efisien, google
form juga aplikasi bagian dari google yang paling sering digunakan dalam
pencarian data internet. Pada aplikasi google form kita juga bisa
memanfaatkanya sebagai media berbasis online untuk kebutuhan kita
khususnya dalam pembuatan kuisioner online, sehingga pengolahan data
lebih terjamin dan teritegrasi dengan baik karena dengan memanfaatkan
komputer sebagai pengolahan data elektronik.
1. Kelebihan dari google form yaitu mudah dan praktis karena data yang di
masukan langsung tercatum dalam data distribusi frekuensi. Dapat bekerja
dalam satu berkas dalam satu waktu. Setiap perubahan disimpan secara
otomatis. Menyimpan berkas penting atau tugas sekolah tidak takut hilang
atau rusak atau terkena virus.
2. Kelemahan dari google form yaitu harus membutuhkan jaringan internet
karena harus tersambung dengan internet. Akan sulit digunakan pada
daerah yang kondisi geografisnya susah jaringan.
3. Ancaman dari google form secara signifikan sejauh ini tidak ada atau
belum ada namun perkembangan teknologi pasti akan berkembang jadi
sistem harus selalu di perbaharui untuk menunjang kinerja dari sistem
data.
4. Peluang google form bisa digunakan untuk mempercepat pekerjaan dalam
pengumpulan data karena data secara otomatis tersimpan, semakin cepat
pengumpulan data semakin cepat masalah ditemukan dan bisa dilakukan
intervensi atau tindak lanjut dengan cepat pula.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit pengetahuan komunitas (D.0111)
Terdapat masalah kesehatan diare pada balita Salah satu warga
mengatakan tidak tahu cara mencuci tangan yang benar dan cuci tangan
tidak pakai sabun. Orang tua balita juga mengatakan di posyandu balita
tidak pernah mendapatkan informasi mengenai cuci tangan yang benar dan
pada saat balita diare hanya diberikan air teh saja.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
Masyarakat Rt 12 RW VIII Hasil observasi perawat ditemukan beberapa
balita menggunakan alas kaki saat bermain diluar rumah serta kuku tangan
yang panjang san hitam, lingkungan rumah yang banyak dijumpai vector
lalat.
C. Intervensi keperawatan
1. Defisit pengetahuan komunitas (D.0111)
Edukasi kesehatan (I.12383)
a. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat pada warga desa
Saat melakukan pengkajian ataupun melakukan pengumpulan data,
ada tindakan yang harus dilakukan berupa identifikasi Identifikasi
faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi, ini
dilakukan untuk melihat sejauh mana motivasi masyarakat. Karena
penting ,untuk tindakan selanjutnya yang akan di lakukan. Saat kita
mengidentifikasi banyak data yang di dapatkan untuk dilakukannya
perencanaan. Dalam meningkatkan phbs merubah sikap dapat
dilakukan dengan pembinaan melalui pendidikan kesehatan, karena
dapat meningkatkan pengetahuan sehingga dapat merespon sikap
mengarah kepada perilaku yang lebih baik. Menurut Wawan dan Dewi
(2010), sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh budaya setempat,
media massa, lembaga pendidikan / lembaga agama, dan faktor
emosional.
b. Lakukan penyuluhan kesehatan tentang diare
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai selaras , seimbang
dan sehat baik fisik, mental dan sosial. Selain itu tidakan pendidikan
kesehatan merupakan langkah preventif untuk mencegah terjadinya
penurunan kesehatan dalam masyarakat.. Penyuluhan kesehatan juga
dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan
dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
mansyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan
bisah melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Fitriani, 2011). Pendidikan kesehatan merupakan suatu
upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang
kondusif untuk kesehatan. Artinya, masyarakat menyadari atau
mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan dan menghindari
atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan (Notoatmodjo,
2012). Menurut Depkes RI (2002), agar dapat menghasilkan luaran
yang bermutu, diperlukan fasilitator yang berkualitas, baik di bidang
substansi maupun metode da teknologi.
c. Ajarkan warga perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku hidup sehat diajarkan untuk mengubah perilaku yang
kurang bermanfaat atau merugikan dalam kesehatan menuju perilaku
sehat. Untuk mengubah perilaku ini perlu adanya kesadara dari
masyarakat, selain itu juga harus diberikan penjelasan tentang perilaku
sehat, manfaat serta kerugian jika tida melakukan perilaku sehat.
Perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari
dalam dan luar. Salah satu yang bisa di gerakan untuk mengubah
perilaku masyarakat dengan cara kemitraan yaitu mengajak kader
dalam masyarakat untuk memotivasi dan menggerakan masyarakat
untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
salah satu upaya promosi kesehatan yang bertujuan agar setiap
orang dapat tinggal di lingkungan yang bersih dan sehat dengan
menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat menerapkan cara–cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan
kesehatan (Raksanagara & Raksanagara, 2015). Salah satu misi
promosi kesehatan adalah memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat untuk hidup sehat melalui program pemberdayaan
masyarakat. Oleh sebab itu sasaran promosi kesehatan dapat
melalui pemberdayaan individu, pemberdayaan keluarga dan
pemberdayaan kelompok atau masyarakat (Kemenkes RI, 2011a).
Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dan
bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak untuk promosi
kesehatan. Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan
melalui kemitraan serta menggunakan metode dan teknik yang
tepat (Kemenkes RI, 2011a). Penyuluhan kesehatan adalah salah
satu metode yang dapat diterapkan untuk tindakan preventif guna
mengingatkan masyarakat pentingnya menjaga kesehatan. Melalui
metode penyuluhan maka pemeliharaan kesehatan masyarakat
dapat dimulai dari kesadaran setiap individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat luas. Kegiatan penyuluhan langsung ke masyarakat
terutama masyarakat yang masih jauh dari jangkauan media
informasi maupun fasilitas. Salah satu indikator dari Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang
merupakan cara cuci tangan dengan sabun untuk mencegah berbagai
penyakit. CTPS dilakukan untuk memutus mata rantai penularan
penyakit.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472)
a. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
b. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan.
c. Anjurkan menggunakan jamban yang sehat
D. Evaluasi keperawatan
1. Defisit pengetahuan komunitas (D.0111)
a. Mengevaluasi pengetahuan tentang diare
Setelah dilakukan penyuluhan dan dievaluasi berupa pertanyaan
masyarakat dapat mengulang kembali materi penyuluhan tentang
diare yang telah disampaikan
b. Mengevaluasi pemeriksaan kesehatan balita setelah diberikan
penyuluhan.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemeriksaan kesehatan pada
masyarakat. Masyarakat mampu memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang telah tersedia. Fasilitas kesehatan yang telah
tersedia digunakan sebaik mungkin
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
a. Mengevaluasi pengetahuan PHBS
Setelah dilakukan penyuluhan dan dievaluasi berupa pertanyaan
masyarakat dapat mengulang kembali materi penyuluhan tentang
PHBS yang telah disampaikan
b. Mengevaluasi perilaku warga dalam hidup bersih dan sehat yang
telah dianjurkan
Saat dievaluasi masyarakat dapat mengulang kembali anjuran yang
dapat dilakukan untuk PHBS
c. Mengevaluasi ketrampilan cuci tangan 6 langkah
Setelah dilakukan penyuluhan untuk cuci tangan 6 langkah
masyarakat dapat mempraktekkan secara mandiri cuci tangan.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktek klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa prodi
Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta merupakan suatu program
untuk mengaplikasikan konsep-konsep keperawatan kesehatan dengan
menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan
ilmiah. Salah satu kegiatan dalam praktik klinik komunitas yaitu praktik
klinik komunitas. Pelakasaan praktik klinik tersebut tidak meninggalkan
proses keperawatan yaitu pengkajian, perencananaan, intervensi dan
evaluasi kegiatan yang terstruktur. Untuk meningkatkan status kesehatan
dan memandang penting kesehatan sebagai salah satu yang perlu
diutamakan karena berkaitan dengan kelangsungan hidup lebih baik
B. Saran

Demi kesuksesan dan keberlangsungan keperawatan komunitas dan


perkembangan keperawatan sendiri maka disarankan:

1. Untuk mengoptimalkan persiapan mahasiswa sebelum terjun langsung


ke lapangan, maka diharapkan diadakannya bimbingan dengan konsep
yang terstruktur baik segi mekanisme bimbingan maupun konsep –
konsep keperawatan komunitas sendiri.
2. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang
pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternative pendekatan,
sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan praktek klinik
dimasyarakat.
BAB IV

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai