Mengetahui,
Kaprodi Sarjana Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
BEBAS PLAGIARISME
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian keperawatan komunitas.......................................
B. Analisis data...........................................................................
C. Prioritas diagnose keperawatan..............................................
D. Intervensi keperawatan...........................................................
E. Rencana evaluasi ....................................................................
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul,
berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama. Manusia sebagai suatu
system sosial menunjukkan bahwa semua orang bersatu untuk saling
melindungi dalam kepentingan bersama dan berfungsi sebagai satu
kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi)
kepada sistem yang lebih besar, dengan demikian apabila terdapat masalah
kesehatan dalam suatu masyarakat akan saling mempengaruhi dan dapat
menurunkan derajat kesehatan nasional.
Masa globalisasi yang ada saat ini, menurut adanya perkembangan
dan perubahan di segala bidang dimana salah satu diantaranya adalah
bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang
kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat status
kesehatnj penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah
merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam sistem
kesehatan nasional dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat
kesehtan masyarakat yang optimal , sebagai saah satu unsure kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal, diperlukan pertisipasi aktif dari seluruh masyarakat bersama
petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No.
23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat
diantaranya bidang kesehatan. Dengan berkembangnya paradigma sehat-
sakit, saat ini telah terjadi pergeseran , antara lain : perubahan upaya
kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi
penemuan kasus yang bersifat aktif . hal ini akan memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif
dalam upaya peningkatan status kesehatanya.
Masyarakat atau komuniatas sebagai bagian daru subyek dan
obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan
hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan
status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas.
Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggualangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan
kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu,
keluarga dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai
salah satui upaya menyiapkan tenaga perawat professional dan mempunyai
potensi-potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai, maka mahasiswa program studi Profesi Ners
Universitas Kusuma Husada Surakarta melaksanakan Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas di 12 RW VIII Kelurahan Laweyan, Kecamatan
Laweyan, Surakarta dengan menggunakan pendekatan keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa
mempunyai 1 keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagi kasus keluarga
yang tersebar di RT 12 RW VIII di Kelurahan Laweyan khususnya.
Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan
kelompok kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia,
memberdayakan kader kesehatan serta memberdayakan kelompok
pemuda. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan
dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan
pendekatan masyarakat sendiri dilakukan memalui kerjasama yang baik
dengan instansi terkait. Pokjakes dan seuruh komponen desa untuk
mengikut sertakan warga dalam pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal
masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan
tindakan kesehatan bagi anggota keluarga / masyarakatnya, mampu
memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan
dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses
keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang
ada masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal serta mampu
mengenal dirinya sendiri tentang masalah kesehatan di RT 12 RW
VIII Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai pada Praktik Keperawatan Komunitas di
RT 12 RW VIII Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan,
Surakarta antara lain :
a. Menerapkan strategi dalam mengkaji masalah kesehatan
komunitas
b. Melakukan penapisan data dengan tepat sehingga
dihasilkan analisis data yang sesuai dengan keperluan
komunitas
c. Menentukan diagnosis keperawatan dan menetapkan
prioritass masalah keperawatan berdasarkan kriteria tetentu
d. Memaparkan tentang rencana kegiatan asuhan keperawatan
komunitas
e. tindakan keperawatan dalam masyarakat sehingga
masyarakat mampu mengatasi masalah kesehatan
f. Memaparkan tentang evaluasi kegiatan yang telah
dilakukan serta rencana tindak lanjut kegiatan keperawatan
komunitas
C. MANFAAT
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Untuk mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara
nyata pada masyarakat
b. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan
bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat
c. Meningkatkan keterampilan komunitas, kemandirian dan
hubungan interpersonal
d. Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung
dalam memberikan asuhan keperawatankeluarga, gerontik
dan komunitas khususnya RT 12 RW VIII Kelurahan
Laweyan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan
aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan
menyadari masalah kesehatan yang dialami masyarakat
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
BAB II
A. Pengkajian
1. Pengkajian inti (Core)
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT setempat
RT 12 RW VIII Kelurahan Laweyan.
b. Data demografi
Berdasarkan data yang diperoleh dari RW VIII jumlah KK
di RT 12 terdapat 72 KK. Selama proses pengkajian
masyarakat, tidak ada keluarga yang menolak untuk
dilakukan pengkajian. Proses pengkajian dilakukan pada
pagi hari dan sore hari karena terdapat beberapa keluarga
yang bekerja sampai sore sehingga dilakukan pengkajian
dua kali.
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap warga RW VIII,
didapatkan data pada RT 12 dengan 185 jiwa terdiri dari
58% perempuan, 42% laki-laki dengan uraian 5% balita,
21% usia sekolah, 24% usia remaja, 37% usia dewasa, 13%
usia lansia.
c. Statistik vital
Berdasarkan penelusuran data dari puskesmas wilayah RT
12 mempunyai prevalensi diare sebanyak 35% dalam kurun
waktu 2 minggu terakhir.
2. Pengkajian sub-sistem komunitas
a. Lingkungan fisik
Diagram 1.Proporsi Tipe Rumah Pada Masyarakat RT
12 RW VIII Berdasarkan Jenis Bangunan
Jenis bangunan
n :72
permanen
70%
kontrak rumah
10%
Sendiri
90%
lain-lain
10%
semen 20%
Tegel
70%
Hasil angket tentang jenis lantai terdapat 10% lantai lain-lain, 20%
semen, 70% tegel.
Diagram 4.Proporsi Ventilasi Udara Pada Mayarakat RT 12 RW
VIII
Jendela
punya
100%
Tidak dibuka
20%
Dibuka
80%
Hasil angket jendela dibuka setiap hari didapatkan data 90% dan 10%
tidak membuka jendela.
Diagram 6. Proporsi Pencahayaan Pada Masyarakat RT 12 & RW
VIII
Pencahayaan
Tidak baik
30%
Baik
70%
Hasil angket pencahayaan warga terdapat 70% baik dan 30% kurang
baik.
Diagram 7. Proporsi sumber air Pada Masyarakat RT 12 & RW
VIII
Sumber air
Sumur
20%
PDAM
80%
PDAM Sumur
P en g u ra sa n b a k m a n d i
> 3 hari < 3 hari
50% 50%
Jenis Vektor
10%
30%
60%
kebersihan rumah
20%
80%
90%
Got Resapan
100%
Jamban / WC
Berdasarkan hasil angket kebiasaan BAB & BAK pada warga RT 12
RW VIII didapatkan hasil mayoritas BAB & BAK di jamban atau WC
sebanyak 100%.
Pembuangan Sampah
100%
Dibakar
SMP
25%
SMA
62%
mobil
20%
sepeda motor
sepeda motor mobil
80%
Tidak punya
30% Punya
70%
e. Komunikasi
Diagram 17 Distribusi Masyarakat Rt 12 RW VIII
Berdasarkan tempat untuk berkumpul warga.
40%
60%
37%
49%
12%
Televisi Kumpulan RT
Penyuluhan kesehatan Media elektronik
f. Ekonomi
Diagram 19 Proporsi Masyarakat Rt 12 RW VIII Berdasarkan
sumber pendapatan keluarga
Sumber pendapatan
PNS
10%
Bertani
30%
Berdagang
59%
20%
80%
25%
50%
25%
100%
perlu
Penyakit
25%
50%
25%
Perilaku Kesehatan
n = 120
5%
45% Baik
Cukup
Kurang baik
50%
Hasil angket tentang perilaku warga sebesar 5% baik, 45% cukup, 50%
kurang baik.
5%
35%
Baik
60%
Cukup
Kurang
Hasil angket angket tentang keluarga mengenai Pengetahuan keluarga
tentang pencegahan diare didapatkan pengetahuan bai sebesar 5%. Cukup
35%, dan kurang 60%
3. Persepsi
Berdasarkan wawancara dengan Kader PHBS di wilayah RT 12
menganggap komunitas sebagai sekumpulan warga dan lingkungan yang
bersatu. Sumber kekuatan komunitas berasal dari kerja sama yang baik
antar warga untuk mewujudkan komunitas yang baik. Masalah komunitas
yang dirasakan belum lama ini adalah masalah diare pada balita.
II. Analisa Data
Keterangan :
B : Keseriusan masalah
C : Keefektifan intervensi
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Hasil pengkajian Dusun Balong RT 02 RW XV terletak di Kelurahan
Wonorejo Kabupaten Karanganyar, terdiri dari 72 KK dengan proporsi
penduduk 42% perempuan dan 58% laki-laki. Jumlah total penduduk di
RT tersebut adalah 185 jiwa. Hasil wawancara dengan kader kesehatan
dan melihat dari data Poliklinik Desa ditemukan masalah kesehatan
terbanyak adalah diare pada balita.
Hasil angket pengetahuan warga tentang pencegahan diare didapatkan 5%
KK memiliki pengetahuan baik, 35% memiliki pengetahuan cukup dan
60% memiliki pengetahuan kurang. Hasil angket perilaku menunjukkan
45% Memiliki perilaku kurang baik, 5% memiliki perilaku yang baik dan
50% memiliki perilaku cukup. Hasil wawancara dengan salah satu orang
tua balita mengatakan bahwa tidak tahu cara cuci tangan yang benar dan
cuci tangan tidak menggunakan sabun, orang tua balita juga mengtakn
bahwa di Posyandu balita tidak pernah mendapatkan informasi megenai
cuci tangan yang benar pada saat balita diare hanya diberikan teh hangat
saja.
Dari data pengkajian di atas menggunakan data tambahan dari google
form dimana data yang digunakan berjumlah 10 responden dan didapatkan
hasil berupa data distribusi. frekuensi .
Google Form atau yang disebut google formulir merupakan alat yang
berguna untuk membantu kita dalam merencanakan acara, mengirim survey,
atau mengumpulkan informasi yang mudah dengan cara yang efisien, google
form juga aplikasi bagian dari google yang paling sering digunakan dalam
pencarian data internet. Pada aplikasi google form kita juga bisa
memanfaatkanya sebagai media berbasis online untuk kebutuhan kita
khususnya dalam pembuatan kuisioner online, sehingga pengolahan data
lebih terjamin dan teritegrasi dengan baik karena dengan memanfaatkan
komputer sebagai pengolahan data elektronik.
1. Kelebihan dari google form yaitu mudah dan praktis karena data yang di
masukan langsung tercatum dalam data distribusi frekuensi. Dapat bekerja
dalam satu berkas dalam satu waktu. Setiap perubahan disimpan secara
otomatis. Menyimpan berkas penting atau tugas sekolah tidak takut hilang
atau rusak atau terkena virus.
2. Kelemahan dari google form yaitu harus membutuhkan jaringan internet
karena harus tersambung dengan internet. Akan sulit digunakan pada
daerah yang kondisi geografisnya susah jaringan.
3. Ancaman dari google form secara signifikan sejauh ini tidak ada atau
belum ada namun perkembangan teknologi pasti akan berkembang jadi
sistem harus selalu di perbaharui untuk menunjang kinerja dari sistem
data.
4. Peluang google form bisa digunakan untuk mempercepat pekerjaan dalam
pengumpulan data karena data secara otomatis tersimpan, semakin cepat
pengumpulan data semakin cepat masalah ditemukan dan bisa dilakukan
intervensi atau tindak lanjut dengan cepat pula.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit pengetahuan komunitas (D.0111)
Terdapat masalah kesehatan diare pada balita Salah satu warga
mengatakan tidak tahu cara mencuci tangan yang benar dan cuci tangan
tidak pakai sabun. Orang tua balita juga mengatakan di posyandu balita
tidak pernah mendapatkan informasi mengenai cuci tangan yang benar dan
pada saat balita diare hanya diberikan air teh saja.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
Masyarakat Rt 12 RW VIII Hasil observasi perawat ditemukan beberapa
balita menggunakan alas kaki saat bermain diluar rumah serta kuku tangan
yang panjang san hitam, lingkungan rumah yang banyak dijumpai vector
lalat.
C. Intervensi keperawatan
1. Defisit pengetahuan komunitas (D.0111)
Edukasi kesehatan (I.12383)
a. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat pada warga desa
Saat melakukan pengkajian ataupun melakukan pengumpulan data,
ada tindakan yang harus dilakukan berupa identifikasi Identifikasi
faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi, ini
dilakukan untuk melihat sejauh mana motivasi masyarakat. Karena
penting ,untuk tindakan selanjutnya yang akan di lakukan. Saat kita
mengidentifikasi banyak data yang di dapatkan untuk dilakukannya
perencanaan. Dalam meningkatkan phbs merubah sikap dapat
dilakukan dengan pembinaan melalui pendidikan kesehatan, karena
dapat meningkatkan pengetahuan sehingga dapat merespon sikap
mengarah kepada perilaku yang lebih baik. Menurut Wawan dan Dewi
(2010), sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh budaya setempat,
media massa, lembaga pendidikan / lembaga agama, dan faktor
emosional.
b. Lakukan penyuluhan kesehatan tentang diare
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai selaras , seimbang
dan sehat baik fisik, mental dan sosial. Selain itu tidakan pendidikan
kesehatan merupakan langkah preventif untuk mencegah terjadinya
penurunan kesehatan dalam masyarakat.. Penyuluhan kesehatan juga
dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan
dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
mansyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan
bisah melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Fitriani, 2011). Pendidikan kesehatan merupakan suatu
upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang
kondusif untuk kesehatan. Artinya, masyarakat menyadari atau
mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan dan menghindari
atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan (Notoatmodjo,
2012). Menurut Depkes RI (2002), agar dapat menghasilkan luaran
yang bermutu, diperlukan fasilitator yang berkualitas, baik di bidang
substansi maupun metode da teknologi.
c. Ajarkan warga perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku hidup sehat diajarkan untuk mengubah perilaku yang
kurang bermanfaat atau merugikan dalam kesehatan menuju perilaku
sehat. Untuk mengubah perilaku ini perlu adanya kesadara dari
masyarakat, selain itu juga harus diberikan penjelasan tentang perilaku
sehat, manfaat serta kerugian jika tida melakukan perilaku sehat.
Perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari
dalam dan luar. Salah satu yang bisa di gerakan untuk mengubah
perilaku masyarakat dengan cara kemitraan yaitu mengajak kader
dalam masyarakat untuk memotivasi dan menggerakan masyarakat
untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
salah satu upaya promosi kesehatan yang bertujuan agar setiap
orang dapat tinggal di lingkungan yang bersih dan sehat dengan
menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat menerapkan cara–cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan
kesehatan (Raksanagara & Raksanagara, 2015). Salah satu misi
promosi kesehatan adalah memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat untuk hidup sehat melalui program pemberdayaan
masyarakat. Oleh sebab itu sasaran promosi kesehatan dapat
melalui pemberdayaan individu, pemberdayaan keluarga dan
pemberdayaan kelompok atau masyarakat (Kemenkes RI, 2011a).
Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dan
bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak untuk promosi
kesehatan. Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan
melalui kemitraan serta menggunakan metode dan teknik yang
tepat (Kemenkes RI, 2011a). Penyuluhan kesehatan adalah salah
satu metode yang dapat diterapkan untuk tindakan preventif guna
mengingatkan masyarakat pentingnya menjaga kesehatan. Melalui
metode penyuluhan maka pemeliharaan kesehatan masyarakat
dapat dimulai dari kesadaran setiap individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat luas. Kegiatan penyuluhan langsung ke masyarakat
terutama masyarakat yang masih jauh dari jangkauan media
informasi maupun fasilitas. Salah satu indikator dari Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang
merupakan cara cuci tangan dengan sabun untuk mencegah berbagai
penyakit. CTPS dilakukan untuk memutus mata rantai penularan
penyakit.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472)
a. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
b. Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan.
c. Anjurkan menggunakan jamban yang sehat
D. Evaluasi keperawatan
1. Defisit pengetahuan komunitas (D.0111)
a. Mengevaluasi pengetahuan tentang diare
Setelah dilakukan penyuluhan dan dievaluasi berupa pertanyaan
masyarakat dapat mengulang kembali materi penyuluhan tentang
diare yang telah disampaikan
b. Mengevaluasi pemeriksaan kesehatan balita setelah diberikan
penyuluhan.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemeriksaan kesehatan pada
masyarakat. Masyarakat mampu memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang telah tersedia. Fasilitas kesehatan yang telah
tersedia digunakan sebaik mungkin
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (D.0099)
a. Mengevaluasi pengetahuan PHBS
Setelah dilakukan penyuluhan dan dievaluasi berupa pertanyaan
masyarakat dapat mengulang kembali materi penyuluhan tentang
PHBS yang telah disampaikan
b. Mengevaluasi perilaku warga dalam hidup bersih dan sehat yang
telah dianjurkan
Saat dievaluasi masyarakat dapat mengulang kembali anjuran yang
dapat dilakukan untuk PHBS
c. Mengevaluasi ketrampilan cuci tangan 6 langkah
Setelah dilakukan penyuluhan untuk cuci tangan 6 langkah
masyarakat dapat mempraktekkan secara mandiri cuci tangan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktek klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa prodi
Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta merupakan suatu program
untuk mengaplikasikan konsep-konsep keperawatan kesehatan dengan
menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan
ilmiah. Salah satu kegiatan dalam praktik klinik komunitas yaitu praktik
klinik komunitas. Pelakasaan praktik klinik tersebut tidak meninggalkan
proses keperawatan yaitu pengkajian, perencananaan, intervensi dan
evaluasi kegiatan yang terstruktur. Untuk meningkatkan status kesehatan
dan memandang penting kesehatan sebagai salah satu yang perlu
diutamakan karena berkaitan dengan kelangsungan hidup lebih baik
B. Saran
PENUTUP