Oleh
kelompok 1
Oleh
KELOMPOK 1
Mengetahui
Pembimbing Keperawatan Komunitas
1. Anggi hidayat :
2. Husnunnizam :
3. M alwi azani :
4. Rana ilham pratama :
5. Reza ulfayandi :
6. Agustina mara :
7. Yulianti :
8. Mira nirmala yunianti :
9. Widia par`aini :
10. Hermwan :
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Komunitas Di Dusun Motong
Lauk Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya”
Tak lupa penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis mengharapkan
semoga makalah ini dapat menambah lebih banyak wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan menurut undang-undang no 36 tahun 2009 adalah keadaan
sehat, baik secara fisik,mental,spiritual maupun social yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomis.kesehatan yang
optimal bagi setiap individu, keluarga, klompok dan masyakat merupakan
tujuan dari keperawata, khususnya keperawatan komunitas (Ferry efendy dan
Makhfudi, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai prsamaan nilai (values), perhatian (intrest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografis yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006)
Keperawatan komunitas ditunjukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahlianya dalam membantu
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai
masalah kepraatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry
Efendy Makhfudly,2009)
Keperawata komunitas lebih menekankan upaya peningkatan upaya
kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan
tidak melupakan upaya-upaya pengobatan,perawatan,serta pemulihan bagi
yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Wahit ikbal dkk, 2011).dari penjelasan diatas maka kelompok kami
tertarik membahas mengenai konsep dasar keperawatan komunitas .
Indonesia sehat 2025 sebagai visi pembangunan kesehatan pemerintah
inonesia dijabarkan dalam salah satu misinya adalah memandirikan
masyarakat.hal ini memerlukan dukungan dari semua unsure yang ada
termasuk masyarakat sebagai obbjek dan subjek dari kesehatan itu sendiri.
Selama lebih dari lima decade Indonesia selalu diharapkan dengan masalah
kesehatan dan perilaku hidup sehat serta menjaga lingkungan yang baik untuk
mendukung kesehatan .
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek
pelayanan kesehatan dan dalam seluruh peroses perubahan henndaknya perlu
dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan setatus kesehatanya dan
mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas .hal ini dimulai dari
pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan
melibatkan individu, keluarga, kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu
keluarga dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah
satu upaya menyiapkan tenaga perawat perofesional dan mempunyai potensi
keperawatan secara mandiri sesuai dengan komptensi yang harus dicapai, maka
mahasiswa keperawatan semester VI sitekes hamzar Lombok timur
melaksanakan pengkajian keperawatan komunitas di RT 01, Desa Apitaik yang
berjumlah 52 kk, dan 144 jiwa dengan metode whield survey.
B. Tujuan
1. Tujuan umu
Setelah melakukan praktik keperawatan komunitas selama 2 minggu
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada warga
masyarakat di RT, 01 Desa Apitaik
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan peraktik keperawatan komunitas selama 2
minggu,mahasiswa mampu menerapkan hal sebagai berikut.
a. Melakukan pengkajian pada warga masyarakat RT, 01 Desa Apitaik.
b. Merumuskan diagnose pada masyarakat RT , 01 Desa Apitaik.
c. Menetapkan intervensi pada masyarakat RT 01, Desa Apitaik.
d. Menetapkan implementasi pada masyarakat RT, 01 Desa Apitaik.
e. Melakukan evaluasi pada masyarakat RT, 01 Desa Apitaik.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Untuk belajar mengenali masalah kesehatan dan menentukan langkah
penyelesaianya.
2. Bagi masyarakata
Masyarakt mengerti dan memahami permasalahan keshatan yang ada .
3. Bagi institusi
Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan program
studi ilmu kesehatan khususnya dibidang keprawatan komuunitas serta
seagai suatu bahan pertimbangan atau acuan dalam pengembangan
model praktik keprawatan komunitas.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Keperawatan Komunitas
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta
berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan (Mubarak & Chayatin, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan
kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga
yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Ratih Dwi Ariani, 2015).
Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah
dikeluarkan oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan pernyataan
dari American Nurses Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan
kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan
ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan
masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta tidak
terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada
perawatan yang bersifat episodik. (Effendi & Makhfudli, 2010).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko
tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan
Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono,
2017).
Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public
Health Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan
teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
pada keseluruhan komunitas.
Menurut WHO (1974) keperawatan komunitas mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan
pada orang lain.
Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 1996). Praktik
yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi
kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui
kondisi yang dicipakan dimana orang bisa menjadi sehat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian,
jaminan dan kebijakan pengembangan (IOM, 2003).
Fungsi inti diaplikasikan dalam cara sistematik dan komprehensif.
Proses pengkajian meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan harapan
populasi dan dipandu dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui
regulasi, advokasi pada penyedia layanan kesehatan profesional lain untuk
memenuhi kebutuhan layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi
pelayanan komunitas atau ketentuan langsung pelayanan
B. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi , yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan
secara mandiri (self care)
C. Sasaran Keperawatan Komunitas
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan,
membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk
menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu
memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya. Sasaran Keperawatan
Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)
1. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria,
Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit
degeneratif.
2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan
prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesm dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak
terikat dalam suatu institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara
lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia
Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja
informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan),
lembaga pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat Sasaran
Masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko
tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
a. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
b. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
c. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
d. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dll)
e. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat
lainnya
D. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
dapat diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan ,
yaitu :
1. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang
mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat nginap
2. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung
pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran
home care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.
3. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)
diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi,
guru dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program screening
kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan kesehatan
4. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan
langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat
kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan
kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang,
penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan
makanan.
5. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan
langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda,
dan mental.
6. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam
puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di
pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah
pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus penyakit akut
dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
7. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda,
dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan (Lapas). Bab 1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan
Komunitas
8. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat
perlakukan kekerasan
b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
c. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,
gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV
e. (ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), dan WTS
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan
komunitas adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan, membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok,
masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup
sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad
kesehatannya.
E. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Effendy dan makhfudly, 2010
1. Proses kelompok ( group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/
pengetahuan individu, media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan
oleh pettugas kesehatan, dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah
kesehatan lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang
paling sering mereka temukan sebelumnya sangat memengaruhi upaya
penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan menggunakan
proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan (health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adnya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok
atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah
agar seorang mampu:
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;
b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya, dengan
sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan dukungan dari
luar
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan taraf
hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
36-54 tahun
16%
13-18 tahun
18%
19-35 tahun
24%
B. Kesehatan Lingkungan
1. Data Lingkungan Fisik
a. Pemukiman (WAWANCARA)
1) Tipe rumah
semi permanen
6%
permanen
94%
Berdasarkan diagram di atas , menunjukkan tipe rumah
warga yang permanent 33 KK (97%) dan yang semi permanen 1 KK
( 3% )
2. Status kepemilikan rumah
numpang
47%
milik sendiri
53%
60 m2
120 34%
m2
23%
90 m2
43%
jendela
100%
Berdasarkan diagram di atas , menunjukkan terdapat
jendela disemua rumah warga 44 KK ( 100 % )
5. jendela dibuka
tidak dibuka
5%
dibuka
45%
kadang-
kadang
50%
lalat
45%
nyamuk
50%
keramik
92%
jendela > 10 %
48%
bahwa luas jendela < 10 %
52%
bersih
93%
bersih
95%
sumur gali
100%
sumur gali
100%
air comberan
82%
masak
54%
air gallon
22%
disungai
87%
sembarang tempat
35%
sungai
65%
2% 22%
pengotoran udara
menggangu pemandangan
diare
79%
ya
100%
wc cemplung
100%
tidak
100%
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat , polusi
udara dan buangan limbah menggganggu kesehatan 44 KK
(100%)
Observasi
1. Jarak antara sumber air bersih dengan pembuangan limbah
kotoran
>10m
100%
jernih
100%
tidak berlumut
75%
tertutup
92%
banyak lalat
21%
terpelihara
38%
bau busuk
25%
banyak kecoa
15%
tidak dimanfatkan
100%
tidak
100%
puskesmas
90%
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat , jenis pelayanan
kesehatan yang digunakan puskesmas 44 KK (90%) dukun 5 KK
(10%)
2. Tempat pelayanan kesehatan yang dekat
puskesmas
100%
13% 4%
4%
jamkesmas
100%
dana
6%
baik
92%
ya sec individu
37%
ya sec kelompok
58%
jika dipangggil
23%
1 bulan sekali
52%
ada
69%
1 bln sekali
dua bulan sekali 27%
21%
3 bulan sekali
52%
ya
94%
phbs
92%
sore
52%
siang
8%
dipengajian
10%
diarahkan
65%
pengelolaan limbah
29%
phbs
71%
pasar
100%
toko/
swalayan
4%
pasar
77%
makanan
93%
300-500 200-300
30% 8%
200-300
38%
300-500
21%
tidak ada
40%
ada
60%
pantai
100%
kadang-kadang
73%
andong
62%
naik motor
100%
pertemuan rutin
92%
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat, Aspirasi
disampaikan melalui pertemuan rutin 40 KK (92 %), perintah dari
atasan 4 KK (8 %)
i.Komunikasi ( Wawancara )
1. Bahasa sehari- hari yang dugunakan untuk komunikasi dengan
masyarakat
sasak
100%
televisi
88%
TK
100%
pantai
100%
kadang-kadang
73%
1. kebiasaan membuang
sampah disungai 39 kk
(87 %), dikumpulkan dan
dibakar 6 kk ( 13%)
2. vector lalat 20 KK ( 38
%), nyamuk 32 KK ( 62
%)
3. Jendela dibuka kadang-
kadang 23 KK ( 44 % ).
4. Cahaya matahari tidak
masuk 5 kk (10 % )
5. Air minum tidak dimasak
24 KK ( 46 %)
DS : 1. kurangnya Resiko defisit kesehatan
1. Kepala dusun pengetahuan komunitas kurangnya
mengatakan masih masyarakat tentang
pengetahuan masyarakat
adanya masyarakat yang pentingnya menjaga
kesehatan. tentang pentingnya
memilih pergi kedukun
dar pada ke puskesmas. menjaga kesehatan.
DO :
1. Keadaan keadaan
gentong bak mandi
berlumut 13 KK ( 25 %)
2. Keadaan penampungan
sampah banyak lalat 11
KK (21%),
3. penampungan air minum
terbuka 4 KK
4. kebiasaan pembuangan
limbah ke sungai 34 KK
( 65 %), sembarang
tempat 18 KK ( 35 %)
To
Ta Prio
No Diagnosa Keperawatan Komunitas A B C D E F G H I J K l ritas
Resiko tinggi timbulnya penyakit Demam
berdarah,Diare berhubungan dengan
1. 5 4 3 3 3 2 4 4 5 4 4 41 1
kuranganya masyarakat dalam memelihara
lingkungan sehat.
2 Resiko defisit kesehatan komunitas 3 2 3 3 4 2 3 3 5 4 4 36 2
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan.
Keterangan :
A : ResikoTerjadi
B : Resiko Keparahan
C : Potensial untuk Pendkes
D : Minat Masyarakat
E : Kemungkinan diatasi
F : Sesuai dengan program Pemerintah
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas Kesehatan
K. Sumber daya
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
6. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Pembawa acara : anggi hidayat
Penyuluh : hermawan
Persiapan Materi :
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat.
B. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di rumah tangga yaitu :
1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter,
dan tenaga para medis lainnya)
Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila
terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan perlatan yang aman,bersih, dan steril sehingga
mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi bayi asi ekslusif.
Adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah
berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk
kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air
Susu ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum),
sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap
penyakit
Apa manfaat memberikan ASI?
Bagi ibu:
a. Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
b. Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
c. Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
d. Menunda kehamilan berikutnya.
e. Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
Bagi bayi:
a. Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
b. Bayi tidak sering sakit.
Bagi keluarga:
a. Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu
formula dan perlengkapannya.
b. Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula
misalnya merebus air dan perlengkapannya.
3. Menimbang balita setiap bulan.
a. Mengapa balita perlu di timbang setiap bulan?
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan.
b. Kapan dan di mana penimbangan balita di lakukan?
Penimbangan balita di lakukan setiap bulan mulai dari umur 1
tahun sampai 5 tahun diposyandu.
c. Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak)
atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya
naik atau tidak naik (lihat perkembangannya)
4. Menggunakan air bersih.
Mengapa kita harus menggunakan air bersih? Air adalah
kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar
sakit.
Apa syarat-syarat air bersih itu? Air bersih secara fisik dapat
dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan
diraba):
a. Air harus berwarna bening/jernih.
b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa
dan kotoran lainnya.
c. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan
tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
Apa manfaat menggunakan air bersih?
a. Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,
Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
b. Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
a. Mata air
b. Air sumur atau air sumur pompa
c. Air ledeng atau perusahaan air minum
d. Air hujan
e. Air dalam kemasan
Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit.
kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih
dan sabun?
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat
makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan
membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih
tertinggal di tangan.
Kapan saja harus mencuci tangan?
a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang
binatang, berkebun, dll).
b. Setelah buang air besar
c. Setelah menceboki bayi atau anak
d. Sebelum makan dan menyuapi anak
e. Sebelum memegang makanan
f. Sebelum menyusui bayi
Apa manfaat mencuci tangan?
a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
b. Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus,
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
Flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
b. Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
tangan.
c. Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
6. Menggunakan jamban sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk
buang air besar/buang air kecil.
Mengapa harus menggunakan jamban?
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
b. Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit
saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
Apa saja syarat jamban sehat?
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
b. berbau.
c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d. Tidak mencemari tanah sekitarnya.
e. mudah dibersihkan dan aman digunakan.
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g. Penerangan dan ventilasi yang cukup.
h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Bagaimana cara memelihara jamban sehat?
a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d. Tidak ada serangga,(kecoa,lalat,) dan tikus yang berkeliaran.
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f. Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
Apa itu rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak
mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang
air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang
dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.
Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
a. Anggota rumah tangga
b. Kader
c. Juru pemantau jentik (Jumatik)
d. Tenga pemeriksa jentik lainnya.
e. Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara :
a. 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan
nyamuk).
b. PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong
nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangannya.
3M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum
burung.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak
control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air
hujan.
c. Mengubur ataumenyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek, dll).
Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
a. Menggunakan kelambu ketika tidur.
b. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat
nyamuk ; bakar, semprot, oles/usap ke kulit, dll.
c. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
d. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
e. Memperbaiki saluran talang air yang rusak
f. Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat
yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
g. Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,
misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
h. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya,
Zodia,Lavender,Rosemerry, dll
Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
a. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit
dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
b. Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti
Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki
gajah.
c. Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
8. Makan buah dan sayur setiap hari.
Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah
dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
Mengapa kita harus makan sayuran dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
a. Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
b. Mengandung serat yang tinggi. Serat adalah makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus.
Serata tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak
menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk
mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung
sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik bisa berupa :
a. Olah raga
b. Jalan santai
c. Maraton
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Karena didalam rokok terdapat zat-zat kimia yang berbahaya bagi
tubuh, seperti Tar dan Nicotin. Sehingga jika terhirup dapat menimbulakan
kanker dan penyakit lainnya.
Apa manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS?
Bagi Rumah Tangga :
a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Anggota keluarga giat bekerja.
d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.
Bagi Masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah
kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan
jamban, ambulans desa dan lain-lain.
B. Resiko defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan..
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan ini keluarga mengetahui pentingnya
kesehatan lingkungan, dan menciptakan lingkungan rumah, khususnya SPAL
yang memenuhi standar kesehatan.
2. MATERI
a. Menyebutkan pengertian kesehatan lingkungan
b. Pengertian kebersihan lingkungan
c. Manfaat menjaga kebersihan lingkungan
d. Cara menjaga kebersihan lingkungan
3. MEDIA
a. Media SAP
b. Leaflet
c. Powerpoint
4. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi.
5. KEGIATAN
N W Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
o aktu Peserta
1 5 Pembukaan: 1. Menjawab salam
. menit 1. Member salam 2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
3. Menyebutkan materi atau pokok
6. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Pembawa acara : Rusmalinda
Penyuluh : Syarif hidayatullah
Persiapan Materi :
A. Pengertian Kesehatan Lingkungan Kesehatan adalah suatu keseimbangan
yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin
kesehatan manusia.
B. Pengertian kebersihan lingkungan Bersih adalah sesuatu yang bebas dari
hal yang kotor jadi benda yang di katakana bersih apabila tidak ada
kotoran berupa apa pun. Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat
tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum.
C. Manfaat menjaga kebersihan lingkungan
1. Terhindar dari berbagai penyakit.
2. Bebas polusi udara
3. Air menjadi lebih bersih
4. Lebih tenang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
5. Lingkungan menjadi sejuk, Segar, dan nyaman
6. Kesehatan lebih terjaga.
7. Mencegah terjadinya bencana
D. Cara menjaga kebersihan lingkungan Dimulai dari diri sendiri dengan cara
member contoh kepada masyarakat bagaimana menjaga kebersihan
lingkungan.
1. Perbanyak tempat sampah di sekitarlingkungan anda;
2. Sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah
3. Membersihkan Kaca jendela
4. Menyapu
5. Mengepel lantai
6. Merapikan tempat tidur
F. EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
Subjektif
1. Masyarakat mengatakan sudah paham tentang , Pengertian Perilaku Hidup
bersih Dan Sehat, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga ,dan
manfaat rumah tangga ber PHBS .
2. Masyarakat mengatakan sudah paham tentang, pengertian kesehatan
lingkungan , Pengertian kebersihan lingkungan , Manfaat menjaga
kebersihan lingkungan , Cara menjaga kebersihan lingkungan
Objektif
1. Masyarakat terlihat antusias mengikuti penyuluhan
2. Masyarakat dapat mengetahui tentang , Pengertian Perilaku Hidup bersih
Dan Sehat, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga ,dan manfaat
rumah tangga ber PHBS .
3. Masyarakat dapat mengetahui tentang, pengertian kesehatan lingkungan ,
Pengertian kebersihan lingkungan , Manfaat menjaga kebersihan lingkungan
,Cara menjaga kebersihan lingkungan
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit
FKUI.
https://www.researchgate.net/publication/207713109-keperawatan-kesehatan-
komunitas
https://id.scribd.com/doc/248036732/strategi-intervensi-keperawatan komunitas
https://id.scribd.com/document/327459467/model -teori-betty-neuman-dalam-
keperawatan-komunitas.