PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memnungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. Upaya
kesahatan adalah setaip kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan
termasuk kehamilan dan persalinan. ( Anderson, 2008)
Keperawatan sebagai pelayanan asuhan profesional bersifat humanistik
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan
sebagai tuntutan utama. Mutu asuhan keperawatan sangat mempengaruhi
kualitas pelayanan kesehatan bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra
institusi pelayanan di masyarakat (Mubarak, 2009). Sesuai dengan peran
perawat komunitas berdasarkan konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989
adalah peran sebagai asuhan keperawatan, advokad pasien, pendidik,
koordinator, konsultan dan peneliti. (Mubarak, 2009).
Menurut
Renstra
Kemenkes
2015-2019
dimana
pembangunan
Perawatan
kesehatan
komunitas
merupakan
lapangan
Pemerintah
Provinsi
Jawa
Tengah
menjalani
praktek
Tengaran. Praktek
yang
dilakukan
dari
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan,
implementasi,
evaluasi
untuk
mencapai
pembangunan
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik keperawatan komunitas,
mahasiswa
mampu
menerapkan
asuhan
keperawatan
komunitas,
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu :
a
Melaksanakan
tindakan
keperawatan
sesuai
dengan
rumusan
Mendokumentasikan
asuhan
keperawatan
secara
benar
pada
C Manfaat
1
Untuk Mahasiswa
a
Untuk Masyarakat
a
Mendapatkan
pengetahuan
tentang
status
kesehatan
untuk
Masyarakat
mengetahui
gambaran
status
kesehatannya
dan
Untuk Pendidikan
Salah satu alat ukur keberhasilan di bidang keperawatan komunitas
dan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan
model praktek keperawatan komunitas selanjutnya. Sebagai bentuk
pengabdian masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan dalam keperawatan komunitas.
Untuk Profesi
a
D Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan komunitas ini penulisan menggunakan
sistematika penulisan yang terdiri dari halaman judul, lembar persetujuan,
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Definisi
Komunitas adalah Kelompok sosial yang ditentukan berdasarkan
batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta
adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat
yang satu dengan lainnya (Soerjono Soekanto, 1989). Perawatan
kesehatan menurut Ruth B. Friedman (1961) adalah sebagai suatu
lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar
manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan yang
serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada
tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh
karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individuindividu, keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan
terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan,
penyuluhan
kesehatan,
koordinasi
dan
pelayanan
keperawatan
keperawatan
komunitas
komunitas.
menurut
Sedangkan
American
asumsi
Nurses
dasar
Assicoation
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsiasumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a
Bagian
integral
dari
pelayanan
kesehatan
khususnya
keperawatan
b
keperawatan
komunitas
yang
mendasari
praktik
Penyusunan
kebijakan
seharusnya
melibatkan
penerima
prioritas
pada
peningkatan
kesehatan.
strategi
Falsafah
pencegahan
yang
melandasi
penyakit
dan
keperawatan
Perawatan
kesehatan
masyarakat
adalah
suatu
upaya
suatu
hubungan
yang
saling
mendukung
dan
Pengembangan tenaga
keperawatan
kesehatan masyarakat
dan
keperawatan,
maka
falsafah
keperawatan
pengkajian
kesehatan
masyarakat,
penentuan
masalah
10
Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/ perawatan.
a
Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut
mempunyai
masalah
kesehatan/keperawatan
karena
Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai
masalah
kesehatan/
keperawatan,
maka
akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluargakeluarga yang ada disekitarnya.
c
Kelompok Khusus
11
Ibu hamil
Balita
Usia lanjut
Kelompok
dengan
pengawasan
kesehatan
dan
bimbingan
khusus
serta
yang
asuhan
memerlukan
keperawatan,
diantaranya adalah:
a
Kelompok
yang
mempunyai
resiko
terserang
diantaranya:
a
Dan lain-lain
12
penyakit,
Panti wredha
Panti asuhan
Penitipan balita
Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung
dan
bekerjasama
untuk
mencapai
tujuan.
Dalam
baik
permasalahan
sosial,
kebudayaan,
13
Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu,
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat
dengan
jalan
memberikan :
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5. Olahraga secara teratur
6. Rekreasi
7. Pendidikan seks
b
Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :
1
Posyandu,
4
c
Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati
anggota-anggota
keluarga,
kelompok
dan
masyarakat
14
yang
Perawatan payudara
Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui
kegiatan :
1
Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna
Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya
15
Memberikan
asuhan
keperawatan
langsung
kepada
individu,
16
kesehatan
masyarakat,
perencanaan
kesehatan,
Model Pendekatan
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan
masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah
pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang
dituangkan
dalam
proses
keperawatan
dengan
memanfaatkan
melaksanakan
profesinya
masyarakat.
17
sebagai
perawat
kesehatan
terhadapat
keluarga
binaan
disebut
dengan
family
komprehensif,
holistik
diberikan
oleh
serta
masyarakat.
Asuhan
keluarga
dan
keperawatan
kelompok
yang
diberikan
kepada
individu ,
18
keperawatan
komunitas
dilaksanakan
berdasarkan
bentuk
tindakan
keperawatan
di
masyarakat
dengan
Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu keluarga
maupun kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak,
2009). Pengkajian keperawatan komunitas menurut Anderson Mc. Farlan
sebagai Community as Partner, merupakan suatu proses tindakan untuk
mengenal
komunitas,
masyarakat
yang
ada
di
komunitas
yang
19
pengkajian
yang
digunakan
pada
komunitas,
diantaranya
20
Diagnosa Keperawatan
Menurut Asosiasi North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA, 2015) diagnosis keperawatan adalah penelitian klinis tentang
respon manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau
komunitas.
Setiap diagnosa keperawatan memiliki label dan definisi yang
jelas. Hal ini penting untuk menyatakan bahwa jika hanya memiliki label
atau daftar label tidak mencukupi. Sangat penting bahwa perawat
mengetahui definisi diagnosa yang mereka gunakan (NANDA, 2015).
Diagnosa keperawatan meliputi diagnosa keperawatan keluarga dan
diagnosa komunitas. Diagnosa keperawatan keluarga diperoleh dari analisa data
tentang kesehatan keluarga, sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga dan
komunitas.
Rumusannya
ketidakmampuan
keluarga
merupakan
mengenal
pernyataan
masalah,
yang
mengambil
menunjukkan
keputusan,
21
Dalam
penetapan
prioritas
masalah
diperlukan
penapisan
mencakup
promosi
kesehatan/sejahtera/wellness :
untuk
meningkatkan
keejahteraan
mewujudkan
potensi
22
mereka
untuk
mendapatkan
diagnosis
promosi
menggambarkan
proses
kehidupan
respon
yang
manusia
mungkin
terhadap
berkembang
kondisi
dalam
domain
1.
Diantaranya
Promosi
Kesehatan,
Manajemen
Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan penyusunan rencana tindakan
yang spesifik untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga, kelompok,
masyarakat. Prinsip penyusunan rencana adalah berorientasi pada aspek
promotif, pereventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pada praktek keperawatan
komunitas prinsip kesehatan komunitas haruslah menjadi pertimbangan
yaitu : kemanfaatan, autonomi dan keadilan. Tahap pelaksanaan
difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu, prevensi primer, mencakup
peningkatan kesehatan dan perelindungan terhadap penyakit. Prevensi
sekunder meliputi diagnosa dini dan pengobatan yang tepat serta
pembatasan kecacatan. Prevensi tersier meliputi pemulihan kesehatan.
23
Pedoman
keperawatan
diagnosis,
komunitas
intervensi,
(individu,
dan
hasil
keluarga,
untuk
asuhan
kelompok/komunitas)
Nursing
Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
a
Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat
dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
Evaluasi
Evaluasi disusun mengacu pada tujuan asuhan keperawatan
untuk kemandirian klien atau komunitas sehingga peran aktif masyarakat
24
dan individu yang tergabung dalam kelompok kerja kesehatan harus lebih
baik.
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
a
25
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DUSUN KRAJAN CUKIL
A
Persiapan
dan
Puskesmas
Tengaran.
Kegiatan
selanjutnya
adalah
Tahap Pengkajian
1 Pengkajian Inti Komunitas
a Sejarah
Informasi dari Sekertaris Desa bahwa pada zaman dahulu terdapat
gunung yang menutupi mata air, warga desa ingin mencukil gunung
tersebut agar air dapat mengaliri desa, belum selesai gunung tersebut
dicukil matahari sudah terbit dan pagi pun tiba. Meskipun belum
sepenuhnya dicukil rembesan air sudah mengalir sedikit demi sedikit.
Ada seorang kyai yang ingin mencukil gunung tersebut karena ada
orang yang sedang menyapu dan ayam berkokok, sang kyai berhenti
mencukil kemudian tongkatnya tertinggal dan diberi nama Jati Teken.
Akhirnya mata air tersebut diberi nama Senjoyo. Masyarakat yang tinggal
di desa cukil kebanyakan adalah keturunan masyarakat asli Cukil, ada
b
26
0%
1-5 Tahun
0%
6-12 Tahun
24
10%
13-20 Tahun
19
8%
21-60 Tahun
137
58%
>60 Tahun
57
24%
Jumlah
238
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=238) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
merupakan lanjut usia (>60 tahun) sebanyak 57 orang (24%).
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Usia Dusun
Krajan Cukil Berdasarkan Angket Diare
Indikator
0-1 th
1-5 th
6-12 th
13-20 th
21-60 th
>60 th
Frekuensi
18
66
20
21
150
1
276
%
7%
24%
7%
8%
54%
0%
100%
Jenis Kelamin
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Hipertensi
Dusun Krajan Cukil
Indikator
Frekuensi
27
Laki-laki
39
45%
Perempuan
48
55%
Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Indikator
Frekuensi
%
Laki-laki
140
51%
Perempuan
136
49%
Jumlah
276
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=276) pada 75 KK
Data penyakit
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Penderita Berdasar Status Kesehatan
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
%
ISPA
7
3%
Diare
0
0%
HT
87
37%
DM
0
0%
Stroke
0
0%
Myalgia
0
0%
Sehat
144
61%
Jumlah
238
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=238) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
menderita Hipertensi 87 orang (37%).
28
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Anak Berdasar Status Kesehatan
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Diare
Indikator
Frekuensi
%
Ispa
2
1%
Diare
8
3%
HT
0
0%
DM
0
0%
Stroke
0
0%
Mialgia
0
0%
Sehat
266
96%
Jumlah
276
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=276) pada 75 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan responden yang menderita
Diare adalah 8 orang (3%).
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Usia Penderita Hipertensi
Dusun Krajan Cukil
Indikator
Frekuensi
%
13-20
7
8%
21-60
33
38%
>60
47
54%
Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan responden penderita
hipertensi yang berusia 13-20 adalah 7 orang (8%), yang berusia 21-60
sebanyak 33 (38%), yang berusia >60 adalah 47 orang (54%).
Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Menurut Lama Menderita Hipertensi
Dusun Krajan Cukil
Indikator
Frekuensi
< 1 tahun
31
36%
>1 tahun
56
64%
29
Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
menderita hipertensi lebih dari satu tahun adalah 56 orang (64%).
Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi Menurut Kepatuhan Berobat
Dusun Krajan Cukil
Indikator
Frekuensi
Patuh
5%
Sedang
42
48%
Rendah
41
47%
Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
memiliki kepatuhan berobat sedang sebanyak 42 orang (48%).
Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi Menurut Tekanan Darah
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
<140
10%
140-159
27
31%
160-179
20
23%
>180
31
36%
Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 180 sebanyak 31 orang (36%).
Nilai sex ratio seluruh penduduk Desa Cukil yaitu perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan sebanyak (2341/2305) X 100 = 101,5.
Statistik kesehatan yang diperoleh dari puskesmas angka kesakitan Diare
per 1000 penduduk pada tahun 2014 adalah adalah 214. Sedangkan
statistik kesehatan yang diperoleh dari data kunjungan berobat selama tiga
bulan terakhir di Bidan Desa antara lain : Asma 1%, Diare 5%, Rematik 11%,
ISPA 62%, Gatal 9%, Gigi dan Mulut 8%, ISK 1%, Sehat 4%.
30
Etnik
Tidak ada perbedaan budaya antar dusun, semua dusun memiliki
kebiasaan melakukan pengajian tiap minggunya. Terdapat acara merdi desa
tiap tahun dan kebiasaan mereka adalah makan tumpeng. Kebisaan
masyarakat cukil adalah berkebun dan kerja pabrik, pekerjaan paling di
31
mengalir, kondisi air bersih, terdapat sumur di beberapa rumah warga, udara
masih sejuk.
Tipe perumahan, jarak rumah satu dengan yang lain jauh, masih banyak
yang memiliki halaman depan rumah. Mayoritas bangunan adalah
bangunan permanen terbuat dari tembok dan kayu. Terdapat tipe semi
usaha seperti membuat jamur, gula jawa, dan budi daya rumput gajah untuk
dijual.
Jarak antar rumah jauh dikarenakan mempunyai halaman yang luas, ada
hewan sapi, ayam, kambing, lembu, anjing, lalu kotoran hewan buat pupuk,
letak sebagian besar berada disamping rumah, ada juga yang berada di
dalam rumah, kebersihan kandang terjaga.
Setiap rumah memiliki halaman yang luas, banyak kebun, jarak antar
rumah jauh dibatasi oleh kebun. Lingkungan bersih, tidak terdapat sampah
yang berceceran Banyak rumah lama tapi terpelihara dengan baik, ada
beberapa rumah lama yang sudah tidak terpelihara dan tidak terawat.
Didesa sudah terdapat listrik, kondisi jalan masih berbatu, Kebersihan
saluran air baik, air bisa mengalir, tetapi ketika musim hujan sampah di
saluran air meluap, kadang berada di jalan. Kebanyakan masyarakat krajan
membakar sampah, lalu lintas aman, tidak ada area berbahaya, polusi
udara dari kendaraan, asap pembakaran sampah dan asap dari dapur.
Jalan utama sudah aspal dan jalan desa sudah ada yang aspal dan cor
tetapi dominasi adalah tanah, halaman di setiap rumah luas, pekarangan
masing-masing rumah luas. Terdapat penggilingan padi keliling yang
dikelola perorangan. Stressor lingkungan kegaduhan tidak ada, kemacetan
tidak ada dan ekonomi kebanyakan menengah kebawah.
Pendidikan
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Pendidikan Masyarakat
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
Belum Sekolah
18
8%
Tidak Sekolah
15
6%
SD
138
58%
SMP
45
19%
32
SMA
20
8%
SARJANA
1%
Jumlah
238
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=238) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
berpendidikan sekolah dasar sejumlah 138 orang (58%).
Tabel 3.12
Distribusi Frekuensi Pendidikan Masyarakat
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Responden Keluarga dengan Balita
Indikator
Frekuensi
Tidak sekolah
23
8%
Belum Sekolah
84
30%
SD
62
22%
SMP
69
25%
SMA
31
11%
Sarjana
3%
Jumlah
276
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=276) pada 75 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan frekuensi tertinggi responden
belum sekolah sejumlah 84 orang (30%).
Terdapat satu sekolah dasar di Desa Cukil yang terletak di Dusun Krajan
Cukil, jumlah siswa di SDN 1 Cukil berjumlah 230 siswa. Terdapat fasilitas
UKS tetapi sudah tidak digunakan lagi karena ruangan bocor, terdapat
dokter kecil namun kegiatan uks tidak berjalan baik. Kunjungan puskemas
setiap bulan untuk memeriksa kesehatan siswa tidak rutin. Fasilitas WC ada
tetapi kurang bersih.
Terdapat 2 TK yaitu TK Tarbiyatul Banin di RT 2 dengan jumlah siswa TK
kecil sebanyak 25 anak dan TK besar sebanyak 38 anak dan PAUD Darma
Wanita di Balai Desa dengan jumlah siswa 51 anak, yang dibagi menjadi 3
kelas. Masing-masing TK dan PAUD tidak memiliki UKS.
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Pengetahuan masyarakat tentang Hipertensi Dusun
Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Baik
Kurang Baik
Jumlah
Frekuensi
60
27
87
33
%
69%
31%
100%
Tabel 3.15
Distribusi Frekuensi Sikap masyarakat terhadap penyakit
Hipertensi Dusun Krajan Cukil
Indikator
Baik
Kurang Baik
Frekuensi
32
55
87
%
37%
63%
100%
Frekuensi
Baik
26
35%
Kurang baik
49
65%
Jumlah
75
100%
34
Ekonomi
Tabel 3.19
Distribusi Frekuensi Penghasilan Menurut UMR
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
%
<UMR
66
76%
>UMR
21
24%
Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Berdasarkan
tabel
di
atas
menunjukkan
sebagian
besar
35
36
Tabel 3.21
Distribusi Frekuensi Pemilik Jaminan Kesehatan Dusun Krajan Cukil
Berdasar Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
Memiliki
26
30%
Tidak Memiliki
61
70%
87
100%
Tabel 3.22
Distribusi Frekuensi Pemilik Jaminan Kesehatan Dusun Krajan Cukil
Berdasar Keluarga dengan Balita
Indikator
Frekuensi
Memiliki
32
43%
Tidak Memiliki
43
57%
Jumlah
75
100%
37
kesehatan
yang
paling
utama
di
dusun
Krajan
yaitu
Hipertensi,Typoid,dan DBD.
Hasil wawancara Tn.D mengatakan bahwa kebanyakan remaja laki-laki
dan laki-laki dewasa warga desa Cukil memiliki kebiasaan merokok. Tn.D
mengatakan belum mengetahui tentang bahaya merokok. Alasan warga
merokok karena pergaulan orang sekitar yang sudah memiliki kebiasaan
merokok sebelumnya, merokok setiap hari rata-rata 1 bungkus atau rokok
linting sejumlah 15 linting Tn.D mengatakan ingin mengetahui tentang
bahaya merokok dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Hasil wawancara Ny.
S 28 tahun mengatakan bahwa tidak mengetahui penyebab anaknya diare,
Ny. S mengatakan bahwa diare adalah hal biasa dan tidak perlu diobati. Ny.
S
Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Perilaku Perawatan Hipertensi Dusun Krajan
Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
Baik
44
51%
Kurang baik
43
49%
Jumlah
87
100%
38
Frekuensi
Baik
35
47%
Kurang baik
40
53%
Jumlah
75
100%
tabel
di
atas
menunjukkan
sebagian
besar
Tabel 3.23
Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Keluarga Dusun Krajan Cukil
Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
47
54%
II
31
36%
III
6%
IV
5%
Jumlah
87
100%
Tabel 3.24
Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Keluarga Dusun Krajan Cukil
Berdasarkan Keluarga dengan Balita
39
Indikator
Frekuensi
25
33%
II
49
65%
III
0%
IV
1%
Jumlah
75
100%
tabel
di
atas
menunjukkan
sebagian
besar
Tabel 3.25
Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat
Dusun Krajan Cukil Berdasar Keluarga dengan Balita
Indikator
Pratama
Madya
Utama
Paripurna
Jumlah
Frekuensi
1
13
59
2
75
%
1%
17%
79%
3%
100%
tabel
di
atas
menunjukkan
sebagian
besar
40
Komunikasi
Penduduk sering berkumpul di Balai Desa, sarana komunikasi untuk
mengumpulkan warga adalah Speaker masjid, warga juga memiliki
telepon/HP pribadi.
Rekreasi
Kondisi tempat rekreasi baik, jenis rekreasi yang ada berupa bukit atau
pegunungan, dan Pacuan Kuda. Jumlah rekreasi ada 4 yaitu Senjoyo, Tegal
Waton, Kopeng dan Regunung.
41
Analisa Data
STUDI DOKUMENTASI
DATA
DIAGNOSA
Defisiensi
Kesehatan
Komunitas:
ANGKET
Persentase penyakit terbanyak adalah hipertensi sebanyak 21% dan ISPA sebanyak 2%.
Persentase kemandirian keluarga yang kurang baik dalam perawatan Hipertensi yaitu sebanyak 49%.
Persentase penderita hipertensi terbanyak menurut jenis kelamin yaitu perempuan sebanyak 55%.
97% dari responden dirumahnya ada anggota keluarga merokok, hanya 3% yang dirumahnya bebas
asap rokok.
Sebagian besar lansia kegiatannya adalah pergi ke kebun. Masih banyak warga laki-laki yang merokok
42
Hipertensi
di
Ny. M mengatakan bahwa aktivitas sehari-hari adalah bersih-bersih rumah, biasa memasak makanan
asin dan ikan asin. Ny. M berharap ada perkumpulan lansia di Dusun Krajan Cukil yang bisa
memberikan kegiatan yang bermanfaat.
Tn.D mengatakan bahwa kebanyakan remaja laki-laki dan laki-laki dewasa warga desa Cukil memiliki
kebiasaan merokok. Tn.D mengatakan belum mengetahui tentang bahaya merokok. Alasan warga
merokok karena pergaulan orang sekitar yang sudah memiliki kebiasaan merokok sebelumnya. Tn.D
mengatakan ingin mengetahui tentang bahaya merokok dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
DATA
DIAGNOSA (NANDA)
Perilaku Kesehatan
STUDI DOKUMENTASI
Statistik kesehatan yang diperoleh dari puskesmas angka kesakitan Diare per 1000 penduduk pada
Komunitas Cenderung
Beresiko : Diare
Statistik kesehatan yang diperoleh dari data kunjungan berobat selama tiga bulan terakhir di Bidan
Desa antara lain : Asma 1%, Diare 5%, Rematik 11%, ISPA 62%, Gatal 9%, Gigi dan Mulut 8%, ISK 1%,
Sehat 4%.
ANGKET
(Jumlah responden 75 Orang)
43
Prosentase penyakit yang diderita balita adalah diare sebanyak 3%, ISPA 1% dan 97% Sehat
PHBS pada responden dusun krajan cukil sebanyak Pratama 1%, Madya 16%, Utama 79%, Paripurna
3%
Sebagian besar orang tua balita sudah mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya, namun orang tua
balita belum mengetahui penyebab pasti diare dan cara penanganan diare.
WAWANCARA
Ny. S 28 tahun mengatakan bahwa tidak mengetahui penyebab anaknya diare, Ny. S mengatakan
bahwa diare adalah hal biasa dan tidak perlu diobati. Ny. S berharap dapat mengetahui penyebab
anaknya diare dan melakukan pencegahan.
Perencanaan
DIAGNOSA
Defisiensi
Kesehatan
TUJUAN
Komunitas:
berisiko
Hipertensi
di
NOC
Berkurangnya
meningkatnya
komunitas
perilaku
lansia
dan
kesehatan
NIC
Prevensi primer
Prevensi primer
Domain 3; perilaku
dan perilaku
5510: pendidikan
Level 3: intervensi
kesehatan (210)
5520: memfasilitasi
sakit akut
pembelajaran (244)
44
penyakit
(372)
sehat
5604:pengajaran kelompok
5618: pengajaran
prosedur/tindakan (371)
Domain 7; komunitas
kesehatan
komunitas
Level 3: intervensi
sehat
8500: pengembangan
kesehatan masyarakat
(129)
Prevensi Sekunder
Domain IV; pengetahuan kesehatan
dan perilaku.
8700: pengembangan
program (313)
45
Prevensi Sekunder
Domain 3; perilaku
Kelas O; Terapi perilaku
Level 3; intervensi
4360: modifikasi
perilaku
Domain 7: komunitas,
perawatan kesehatan
komunitas.
Level 3: intervensi
6489: manajemen
lingkungan: komunitas
Prevensi Tersier
Domain 5; keluarga
46
kehidupan.
7040: Dukungan
terhadap caregiver
2109: tingkatan
ketidaknyamanan
(113)
7140: dukungan
keluarga (193)
perawatan
(151)
3012Kepuasan terhadap
3003: kepuasan
keberlanjutan perawatan
2700: kompetensi
komunitas
47
8020: konferensi
perawatan multidisilpin.
pengajaran
7980: pencatatan
insidensi kasus
kasus
7920: dokumentasi
DIAGNOSA (NANDA)
TUJUAN
NOC
48
NIC
Tujuan :
Prevensi Primer
Prevensi Primer
Berkurangnya perilaku
Domain 3 : Perilaku
perilaku
dan meningkatnya
efektifitas
pemeliharaan
1832:pengetahuan promosi
kesehatan (210)
1854:pengetahuan;diet sehat
Prevensi Sekunder
49
5618 : pengajaran
prosedur/tindakan (371)
5604 : pengajaran
kelompok (372)
5520 : Memfasilitasi
pembelajaran (244)
kesehatan;
5510 : pendidikan
Domain 7 : Komunitas
Kelas C : Promosi kesehatan
komunitas
Prevensi Sekunder
Domain 3 ; perilaku
Kelas O ; Perilaku
Level 3 : Intervensi
4310 : Terapi aktivitas
(73)
50
4350 : Managemen
perilaku (92)
4360 : Modifikasi
perilaku (95)
Domain 4 : Keamanan
Kelas V ; Managemen Resiko
Managemen
Lingkungan (6480)
Managemen
Lingkungan ;
keamanan(6486)
Surveylance (6650)
Domain 6 : Sistem Kesehatan
Kelas Y : Mediasi terhadap
sistem kesehatan
7320 : Managemen
Kasus (113)
7400 : Panduan Sistem
Kesehatan (212)
Kelas A : Managemen
kesehatan
7620 : Pengontrolan
belaka (132)
7726 : preceptor ;
peserta didik (306)
Domain 7 : Komunitas
Kelas D ; Managemen resiko
Skoring
51
komunitas
Level 3 : Intervensi
6489 : Managemen
Lingkungan; Komunitas
(178)
No
Masalah kep
.
1.
Total
Prioritas
51
43
2.
Cukil
Perilaku Kesehatan Komunitas :
Cenderung Beresiko (00188)
(Diare)
Keterangan :
A : Tingkat resiko kejadian
B : Tingkat resiko permasalahan
C : Potensial untuk ditangani dengan penkes
D : Minat masyarakat
E : Kemungkinan masalah teratasi
F : Hubungan dengan program pemerintah
G : Ruang
H : Waktu
I : Fasilitas Kesehatan
J : Biaya
52
Diagnosa Keperawatan
53
54
Planning of Action
MASALAH
PERENCANAAN
KESEHATAN
Defisiensi
kesehatan
SASARAN
KEGIATAN
Penyuluhan
komunitas : Hipertensi
Pemuda
TEMPAT
Dusun
Krajan Cukil
Karang
WAKTU
1
Taruna
SUMBER
Jumat
25
Maret
pukul
PJ
Dana
Supardi dan
Mahasiswa
mahasiswa
19.00-selesai
Lita
Penyuluhan
Bapak-bapak
Dusun
Cukil
Krajan
wajib Kab.Semarang
3
Penyuluhan
Pengajian
Kamis
Dana
Ketua
rutin
malam, pukul
Mahasiswa
dan
masing-
19.00-selesai
penggunaan garam
Posyandu
Nadya
Warga
Dusun
Krajan
Cukil
April
2016,
bersama
kader
pukul
09.00-
posyandu
4
Melakukan
pemeriksaan
4
rutin
Mahasiswa
masing RT
3
Pra
dan
Berusia
minimal 45 tahun
Tanggal
Posyandu
Tanggal
April
2016,
pukul
09.00-
selesai,
kecuali
ada
kesripahan
dan
rewang
(posyandu
55
Dana
Kader
dan
Mahasiswa
Mahasiswa
Ria
selesai
Lansia
Lansia
RT
Masyarakat
Kader
dan
Bidan Desa
Vicilya
lansia
dan
balita)
5
Setiap
perwakilan 5
RT,
Perwakilan warga
Posko 1
Minggu
Dana
Mahasiwa
perwakilan
malam, pukul
Mahasiswa
Utami
19.00-selesai
Masyarakat
Bidan Desa
cara
melakukan
pengukuran tekanan
darah
6
Pelaksanaan
Lansia
Posyandu
posyandu lansia
Tanggal
April
2016,
pukul
09.00-
selesai,
kecuali
dan
Mahasiswa
Risang
ada
kesripahan
dan
rewang
(posyandu
lansia
dan
balita)
MASALAH
PERENCANAAN KEGIATAN
TEMPAT
56
WAKTU
SUMBER
PJ
KESEHATAN
Perilaku Kesehatan
Penyuluhan PHBS
-
Komunitas :
Cenderung Beresiko
1 Masing- masing
Sosialisasi
cuci
perkumpulan RT
Menyesuaikan jadwal
Dana mahasiswa
perkumpulan
dan
mahasiswa
tangan
-
:diare
Ketua RT
Sosialisasi
Dinar
pilah
sampah
-
Sosialisasi
Jamban
sehat
-
Sosialisasi
Garam
Beryodium
2
Sosialisasi BPJS
lubang 2 Warga
Membuat
pembuangan
Karang
taruna dan
sampah
mahasiswa
disamping rumah
Anis
3
Pemantauan jajan di
3 Anak sekolah
Setiap istirahat
Pak Carik
dan Pak
sekolah
Parjan
Mahasiswa
Insani
4
Kerja
bakti
(Minggu 4 Warga
bersih)
57
Masing2
Warga
dan
Mahasiswa
N
o
1.
Implementasi
Hari,
Masalah Kep
Implementasi
Evaluasi
Rencana Tindak
Tanggal, Jam
Kamis 24
Penyuluhan hipertensi
Evaluasi :
Lanjut
Warga :
kesehatan
Maret 2016 di
dan pencegahan
Proses:
Warga akan
komunitas:
tempat
dan penanganan
mengusahakan alat
hipertensi
pengajian RT
hipertensi:
tensi dan
pengadaan
selesai
materi hipertensi,
pelatihan tensi
Defisiensi
Kamis 24
Maret 2016 di
Menjelaskan tentang
bahaya merokok
tempat
pengajian RT
02 jam 21.00
58
selesai
Kamis 24
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
03 jam 21.00
selesai
Kamis 24
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
04 jam 21.00
selesai
Kamis 24
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
05 jam 21.00
selesai
59
Kamis 24
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
06 jam 21.00
selesai
Kamis 24
tempat
pengajian RT
07 jam 21.00
Kamis 24
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
08 jam 21.00
9
Maret 2016 di
selesai
8
selesai
Kamis 24
Maret 2016 di
60
tempat
yang hadir
pengajian RT
09 jam 21.00
selesai
10 Kamis, 31
Maret 2016 di
tempat
yang hadir
pengajian RT
01 jam 21.00selesai
11 Kamis, 31
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
yang hadir
02 jam 21.00selesai
12 Kamis, 31
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
yang hadir
61
03 jam 21.00selesai
13 Kamis, 31
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
yang hadir
04 jam 21.00selesai
14 Kamis, 31
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
05 jam 21.00-
yang hadir
selesai
p
15 Kamis, 31
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
yang hadir
06 jam 21.00-
62
selesai
16 Kamis, 31
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
yang hadir
07 jam 21.00selesai
17 Kamis, 31
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
yang hadir
08 jam 21.00-
Hasil :
selesai
18 Kamis, 31
Maret 2016 di
tempat
pengajian RT
09 jam 21.00-
slsai
63
Kesimpulan :
Program yang direncanakan, telah
dilaksanakan,yaitu penkes tentang
Minggu, 27 Maret Sosialisasi dan
Warga:
2016
pelatihan pengukuran
Proses:
pengukuran tekanan
dan perwakilan
1 KKN Cukil
masing-masing RT
64
Hasil:
Peserta mengikuti kegiatan dengan
baik, 80% dari peserta sudah dapat
melakukan pengukuran tekanan
darah
Kesimpulan:
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan, yaitu sosialisasi
pelatihan pengukuran tekanan
Jumat,
2016
darah
Evaluasi
Warga :
Proses:
Warga yang
- pemeriksaan tinggi
badan
periksa ke
- pengukuran lemak
Lansia
puskesmas
tubuh
- pengukuran tekanan
darah
65
- pemeriksaan asam
urat
Pemeriksaan meliputi
- pemeriksaan gula
darah
66
kesehatan gratis.
Selasa, 29 Maret Pendidikan
2016 di RT 02
Kesehatan Evaluasi :
Proses:
a Target peserta Ibu-Ibu pengajian
Warga akan
menanam 5
aktif 15 orang.
di Kabupaten
2016
Proses:
a Target peserta Ibu-Ibu Kelompok
67
Warga :
Semarang di rumah
masing-masing
Warga:
Lansia
Warga khususnya
Proses:
a Target peserta Lansia sebanyak
110, yang hadir 90.
mengikuti posyandu
68
lansia akan
antusias.
memiliki acara
pernikahan
kesehatan.
Hasil :
87% lansia mengalami hipertensi,
dan sudah melakukan konsultasi
Kesimpulan :
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan,yaitu posyandu
2.
Perilaku
kesehatan
komunitas
Kamis 7
April 2016
Penyuluhan PHBS :
di tempat
cenderung
pengajian
beresiko
RT 01 jam
(Diare)
21.00
Kamis 7
pengajian
Warga melakukan
cuci tangan sesuai
2016 di RT 01 dihadiri 14
waktunya, membuat
sampah
Sosialisasi
memilah sampah,
Jamban sehat
mengusahakan
hadir
menggunakan
Sosialisasi
pilah
Sosialisasi
jamban sehat,
Beryodium
Warga:
Garam
April 2016
di tempat
cuci Proses:
tangan
selesai
2
Sosialisasi
lansia.
Evaluasi :
Sosialisasi BPJS
69
menggunakan
2016 di RT 02 dihadiri 20
garam beryodium,
memberantas
RT 02 jam
21.00
selesai
hadir
Sosialisasi PSN
Kamis 7
memiliki
April 2016
di tempat
pengajian
2016 di RT 03 dihadiri 22
RT 03 jam
21.00
selesai
Kamis 7
hadir
April 2016
di tempat
pengajian
RT 04 jam
2016 di RT 04 dihadiri 10
21.00
selesai
Kamis 7
April 2016
hadir
di tempat
70
pengajian
RT 05 jam
21.00
2016 di RT 05 dihadiri 24
selesai
Kamis 7
April 2016
di tempat
hadir
pengajian
RT 06 jam
21.00
7
selesai
2016 di RT 06 dihadiri 30
Kamis 7
April 2016
di tempat
pengajian
hadir
RT 07 jam
21.00
selesai
8
Kamis 7
2016 di RT 07 dihadiri 32
April 2016
71
di tempat
pengajian
RT 08 jam
hadir
21.00
selesai
9
Kamis 7
April 2016
2016 di RT 08 dihadiri 34
di tempat
pengajian
RT 09 jam
21.00
hadir
selesai
i
Hasil :
72
Kesimpulan :
Program yang telah
direncanakan, telah
dilaksanakan,yaitu penyuluhan
PHBS
73
Pembuatan
Evaluasi :
lubang Proses:
a
sampah
dengan
menguras
Membuat lubang
sampah
cukil.
Pemberantasan sarang
nyamuk
Warga :
bak
penampungan air
c
Masyarakat antusias
Hasil :
Sudah terdapat lubang sampah
di masing-masing rumah
Kesimpulan :
Program yang telah
direncanakan, telah
dilaksanakan,yaitu pembuatan
lubang sampah dan pembersihan
bak penampungan air.
posyandu Evaluasi
Jumat 25 Maret
Penjelasan
2016 20.30-
Proses:
Karang taruna
selesai
bersedia
mengirimkan 2
taruna
74
Warga:
yang hadir 50
orang perwakilan
untuk mengikuti
posyandu.
Hasil:
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan, yaitu penjelasan
Rabu, 23 Maret
Pemantauan
2016
sekolah
jajan
Mengusahakan
untuk membawa
Hasil:
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan, yaitu
75
Warga:
76
DUSUN REJOSARI
A. Persiapan
Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Akademi
Keperawatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Kelompok 3 di dusun Rejosari,
desa Cukil, Kec. Tengaran mulai tanggal
upaya
mencetak
tenaga
perawat
profesional
sesuai
dengan
77
6-12 th
12
8%
13-20 th
18
12%
21-60 th
79
53%
>60 th
35
23%
Jumlah
149
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng (n=
149) pada 51 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar
6
0-1th
0%
1-5th
34
25%
6-12th
15
11%
13-20th
15
11%
21-60th
72
53%
21-60th
Jumlah
0%
136
100%
78
Laki-laki
76
51%
Perempuan
73
49%
Jumlah
149
100%
Laki-laki
17
49%
Perempuan
18
51%
Jumlah
35
100%
c) Data Penyakit
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Jenis Penyakit pada Masalah Hipertensi
Dusun Rejosari
No
Frekuensi
Persentase
1
2
Diagnosa
Penyakit
ISPA
Diare
0
2
0%
1%
Hipetensi
59
40%
DM
1%
Stroke
1%
79
Mealgya
0%
Sehat
85
58%
Jumlah
149
100%
80
menerapkan
kebersihan
lingkungan
dengann
kerja
81
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Responden pada Masalah Hipertensi
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dusun Rejosari
No
Frekuensi
Persentase
Tingkat
Pendidikan
TIDAK SKLH
1%
BELUM SEKLH
17
11%
SD
86
58%
SMP
21
14%
SMA
22
15%
SARJANA
1%
Jumlah
149
100%
Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Responden pada Masalah Diare
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dusun Rejosari
No
Tingkat
Frekuensi
Persentase
Pendidikan
1
SD
39
29%
2
SMP
30
22%
SMA
15
11%
BELUM
SEKOLAH
TIDAK
SEKOLAH
SARJANA
49
0
36%
0%
2%
5
5
JUMLAH
136
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng
(n=136) pada 35 KK.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar
responden belum sekolah sebanyak 49 orang (36%).
Sarana sekolah yang ada di Dusun Rejosari terdapat
sarana pendidikan non formal yaitu TPQ dan sebagian besar
warga bersekolah di TK s/d SMA yang terdapatdi dusun lain.
c) Ekonomi
1) Tingkat ekonomi penduduk
Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi Pendapatan Warga Dusun Rejosari
pada Masalah Hipertensi
82
No
Penghasilan
Frekuensi
Persentase
1
2
< UMR
>UMR
29
22
57%
43%
Jumlah
51
100%
Penghasilan
Frekuensi
Persentase
< UMR
11
31%
>UMR
24
69%
Jumlah
35
100%
83
2) Jenis pekerjaan
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Warga Dusun Rejosari
pada Masalah Hipertensi
No
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
1
Tani
13
25%
Buruh
11
22%
Swasta
16
31%
Wiraswasta
18%
PNS
4%
Jumlah
51
100%
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
Tani
0%
Buruh
9%
Swasta
17
49%
Wiraswasta
14
40%
PNS
3%
Jumlah
35
100%
84
secara
pemilu
setiap hari.
Pelayanan kesehatan dan sosial
Sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di dusun
Rejosari terdapat bidan desa. pelayanan yang diberikan
seperti
persalinandan
pemeriksaan
umum.
Terdapat
dari
85
dalam
diri
untuk
mengabdi
kepada
mampu
penyakit,
mengenal
dan
pencegahan-pencegahan
menambah
pengalaman
dan
Kader
Posyandu.
Kegiatan
yang
sudah
Tabel 3.14
Distribusi Frekuensi Warga yang Mempunyai
BPJS/Jamkesmas Dusun Rejosari pada Masalah Diare
No
Kepemilikan
Frekuensi
Persentase
BPJS
1
Memiliki BPJS
16
46%
86
Tidak memiliki
BPJS
Jumlah
19
54%
35
100%
Perilaku
pencegahan
Diare
Baik
Kurang Baik
Frekuensi
Persentase
21
60%
14
40%
Jumlah
35
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng
(n=35)
Tabel di atas menunjukkan warga yang memiliki perilaku
baik tentaang diare sebesar 60%.
3) Kemandirian Keluarga
Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Kemandirian Keluarga masalah
Hipertensi Dusun Rejosari
No
Kemandirian
Frekuensi
Persentase
keluarga
1
KM I
34
67%
2
KM II
12
24%
KM III
0%
87
KM IV
10%
JUMLAH
51
100%
KM II
15
43%
KM III
6%
KM IV
4
35
11%
JUMLAH
100%
sabun.43
responden
melakukan
Pengetahuan
Hipertensi
Frekuensi
Persentase
1
2
Baik
Kurang baik
Jumlah
29
22
51
57%
43%
100%
88
Kurang baik
15
43%
Jumlah
35
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng
(n=51)
Tabel di atas menunjukkan bahwa pengetahuan warga
Rejosari pada masalah diare sudah baik dengan persentase
57%.
h) Sikap Penduduk
Tabel 3.21
Distribusi Frekuensi Sikap Keluarga Terhadap Masalah
Hipertensi
Dusun Rejosari
No
Sikap
Frekuensi
Persentase
Hipertensi
1
Baik
30
59%
2
Kurang Baik
21
41%
Jumlah
51
100%
Baik
18
51%
Kurang Baik
17
49%
Jumlah
35
100%
89
51%.
Komunikasi
Biasanya penduduk sering berkumpul saat ada acara
pengajian, yang tempatnya digilir di rumah warga. Alat
komunikasi yang digunakan adalah handphone, dan apabila
ada pengumuman, diumumkan lewat speaker Masjid.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa
j)
dan Indonesia.
Rekreasi
Tidak ada sarana Rekreasi di daerah dusun rejosari.
Warga dusun Rejosari biasa mengadakan ziarah ke makammakam wali songo setian 6 bulan sekal
90
RUMUSAN MASALAH
DATA
DIAGNOSA NANDA
Defisiensi Kesehatan Komunitas
STUDI DOKUMENTASI
WAWANCARA
DIAGNOSA NANDA
Perilaku kesehatan cenderung beresiko
STUDI DOKUMENTASI
92
93
WAWANCARA
Ny.H 25 tahun mengatakan bahwa ia tidak mengetahui cara cuci
tangan yang benar dan jarang mencuci tangan pakai sabun. Ny.S
mengatakan jarang menyediakan makanan dengan gizi
seimbang untuk keluarganya
94
SKORING
No.
1.
Masalah kep
Total
Prioritas
45
43
Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
2.
Perilaku kesehatan
cenderung beresiko
Keterangan :
A : Tingkat resiko kejadian
B : Tingkat resiko permasalahan
C : Potensial untuk ditangani dengan penkes
D : Minat masyarakat
E : Kemungkinan masalah teratasi
F : Hubungan dengan program pemerintah
G : Ruang
H : Waktu
I : Fasilitas Kesehatan
J : Biaya
K : Sumber daya/ tenaga
L : Sesuai peran perawat CHN
Keterangan Nilai :
1. = Sangat rendah
95
2. = Rendah
3. = Cukup
4. = Tinggi
5. = Sangat tinggi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah dilakukan pengumpulan data selama 1 minggu dari mulai tanggal 14 April sampai dengan 19 April 2016, kemudian data
diolah dan dianalisa kemudian dilakukan scoring diagnosa , didapatkan masalah kesehatan yang muncul di dusun Rejosari, yaitu :
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Alasan : Warga dusun Rejosari 40 % memiliki penyakit hipertensi yang tanpa mereka sadari sebelumnya, sehingga kebiasaan kebiasaan
keseharian mereka lakukan tanpa mereka sadari dapat memperburuk kondisi kesehatannya. Dapat dilihat dari pola makan warga dusun
Rejosari yang gemar makan makanan pantangan untuk penyakit hipertensi serta aktivitas yang monoton, jarang berolahraga, dan kurang
istirahat yang cukup. dan kebiasaan merokok.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Alasan : warga dusun Rejosari 20 % memiliki perilaku hidup bersih yang kurang, dengan didukung data winshield survey dan wawancara
membuktikan warga masih memiliki kebiasaan buang sampah tanpa dipilah dan dibuang ke kebun, serta cuci tangan yang dilakukan
tanpa menggunakan sabun dan cara yang baik dan benar. masih banyak tempat penampungan air dan bak mandi milik warga yang
jarang dikuras karena menunggu air nya sampai habis. Dari 35 responden keikutsertaan BPJS sebanyak 16 responden.
96
PERENCANAAN
A. Defisiensi Kesehatan Komunitas
DIAGNOSA
(NANDA/NCP)
TUJUAN
Defisiensi Kesehatan
Berkurangnya perilaku
Komunitas
KRITERIA HASIL
(NOC)
Prevensi primer
Domain
IV
INTERVENSI
(NIC)
pengetahuan
Prevensi primer;
Domain 3; perilaku
kesehatan
Level 3: intervensi
(244)
5604:pengajaran kelompok (372)
5618:
pengajaran
1844:
penyakit
1805; pengetahuan; perilaku
sehat
1823;
promosi kesehatan
1854; pengetahuan;
sehat
1855; pengetahuan; gaya
Pengetahuan;
pengetahuan;
hidup sehat
97
diet
prosedur/tindakan (371)
Domain 7; komunitas
Kelas
C;
Promosi
kesehatan
komunitas
Level 3: intervensi
masyarakat (129)
8700:
pengembangan
program(313)
Prevensi Sekunder
Domain 3; perilaku
Kelas O; Terapi perilaku
Level 3; intervensi
4360: modifikasi perilaku
Domain 7: komunitas,
Kelas D; manajemen resiko
Prevensi Sekunder
Domain
IV;
pengetahuan
kesehatan dan perilaku.
Kelas Q; perilaku sehat
Level 3: Intervensi
1600:
kepatuhan
perilaku
1621:
kesehatan
1606: partisipasi dalam
kepatuhan
pengambilan keputusan
perawatan kesehatan
Kelas
FF;
manajemen
kesehatan
3100:
98
manajemen
komunitas.
Level 3: intervensi
6489: manajemen linkungan:
komunitas
ketidaknyamanan
1306:
nyeri,
tingkat
respom fisik
2102: level nyeri
2103: tingkatan gejala
Kelas EE: kepuasan terhadap
perawatan
3014: Kepuasan klien
3015:
kepuasan
manajemen kasus
3012Kepuasan terhadap
pengajaran
3015:
manajemen kasus
3003:
kepuasan
kepuasan
keberlanjutan perawatan
99
Prevensi Tersier
Domain 5; keluarga
Kelas X; perawatan siklus kehidupan.
kesehatan
komunitas
Kelas BB; well being komunitas
2700:
kompetensi
caregiver (113)
7140: dukungan keluarga
Domain
VII;
komunitas
2701: status kesehatan
komunitas
Kelas CC: proteksi kesehatan
komunitas.
Prevensi Tersier
Domain VI; kesehatan keluarga
Kelas Z; kualitas hidup keluarga
2605: partisipasi tim
kesehatan
(193)
Domain 6: sistem kesehatan
Kelas B; Manajemen informasi
7910: konsultasi (131)
7920: dokumentasi (151)
7980: pencatatan insidensi
kasus
8020: konferensi perawatan
multidisilpin.
dalam
keluarga
DIAGNOSA
NANDA/NCP
TUJUAN
KRITERIA HASIL
NOC
100
INTERVENSI
NIC
Perilaku kesehatan
Berkurangny
cenderung beresiko
perilaku
beresiko
(perilaku
hidup bersih
dan sehat)
101
1. manajement resiko
a. manajemen lingkungan
b. manajemen lingkungan keamanan
2. promosi kesehatan komunitas
a. manajemen kasus
b. pengembangan kesehatan masyarakat
PLANNING OF ACTION
MASALAH KESEHATAN
Defisiensi
PERENCANAAN
KEGIATAN
kesehatan 1. Penyuluhan
komunitas : Hipertensi
hipertensi
TEMPAT
WAKTU
1. Menyesuaikan
tempat pengajian
SASARAN
Setelah
Warga
pengajian
rejosari
dusun
2. Refresing para
kader
Pertemuan
Karang
karang
dan kader
taruna
Menyesuaikan
tensi)
pengajian
tempat
sekali
dusun
rejosari
Bu narrti, pak kadus
dan pungki
malem jumat
(bapakbapak)
Para
lanisa
umur 45 tahun
4. pemantauan
102
rahma,
Bp kadus
Bu narti
Mas budi dan noti
(ibu-ibu) dan
Menyesuaikan
dan
pungki
maret 2016)
Malem senin
minimal 1 bln
taruna budi
(26
Warga
3. Tensi bersama
Bu harti,
Bp kadus dan fajar
(pelatihan
PJ
kesehatan
lansia
103
PLANNING OF ACTION
MASALAH
PERENCANAAN
KESEHATAN
Perilaku kesehatan
komunitas
KEGIATAN
1. Penyuluhan PHBS
TEMPAT
Menyesuaikan
WAKTU
tempat
SASARAN
Setelah
Warga
pengajian
rejosari
dusun
PJ
Para kader dan
Devi
cenderung beresiko
Para kader dan tyas
2. Pelibatan
kader
Posyandu
tentang PHBS
Rumah
3. Pengecekan MCK
Warga
Menyesua
Warga
ikan
rejosari
dusun
Dusun
Rejosari
Warga
Minggu
dusun
rejosari
pagi
Bp kadus dan bu
narti dan indra
Bp kadus dab Bu
setelah
kerja bakti
(karang
Tiap keluarga
Pengajian
4. Memilah
taruna)
KK dusun Rejosari
sampah
(pembuatan lubang
sampah)
Pengjian
bapak
dan
Menyesua
104
KK dusun Rejosari
pengajian ibu
ikan
Warga
dusun
rejosari
5. Penyuluhan
cuci
ibu),
pengajian
Bapak
6. penyuluhan saluran
limbah air
(malem
Jumat)
menyesua
ikan
105
KK dusun Rejosari
dan alma
106
No
Masalah Kep
1.
defisiensi
kesehatan
komunitas
Re
Hari, Tanggal,
Implementasi
Jam
Sabtu,
1. Penyuluhan
26 Maret 2016
Hipertensi dan
pelatihan teknik
pengukuran tekanan
19.30 WIB
darah :
Menjelaskan
tentang materi
hipertensi
demonstrasi
pengukuran
tekanan darah
2. Pelaksanaan
penyuluhan
Evaluasi
Ti
Evaluasi :
L
Me
Proses:
kan
hipertensi dan
Hasil :
anggota karang
taruna
pen
an
tek
dar
dus
rejo
ber
ang
kar
tar
Kesimpulan :
defisiensi
kesehatan
komunitas
Kamis, 31 Maret
2016 jam 20.00
sampai 20.45 WIB
lanjuti.
Evaluasi :
Wa
dan pencegahan
Proses:
dap
hipertensi:
me
orang orang,
b) warga dapat mempraktekkan dalam
kan
Penyuluhan hipertensi
Menjelaskan tentang
Di
rumah
kadus
bapak
(pengajian
bapak-bapak)
materi
hipertensi( pengertian
gejala hipertensi,
komplikasi hipertensi,
obat tredisional)
Melakukan pemantauan
untuk penggunaan
garam
pen
aaa
gar
dib
dan
kesehatan
Hasil :
defisiensi
me
yan
pencegahan hipertensi
c. Warga dapat menyebutkan tanda dan
107
diru
me
n
pem
an
sec
tra
al
DUSUN BANJARI
A. Persiapan
di
Kecamatan
Tengaran.
Nara
sumber
dalam
kegiatan
masyarakat
yaitu
dengan
cara
pendekatan
dengan
tokoh
Pengkajian Inti
a.
Sejarah Komunitas
Informasi dari salah satu tokoh masyarakat dusun banjari sejarah
awal terbentuknya dusun banjari adalah dari seorang pendatang dari Jawa
Timur yaitu Syech Banjar, beliau bersama keluarga bermukim di daerah
wilayah ini kemudian dari waktu ke waktu semakin berkembang jumlah
penduduknya sehingga menjadi sebuah kampung. Karena yang datang
pertama adalah Syech Banjar dan istrinya yang bernama Nyai Sari maka
daerah itu dinamakan dusun Banjari.
Hingga sekarang setiap tahunnya selalu diperingati acara nyadran.
Setiap bulan ruwah/syaban mengadakan pengajian dan tahlil bersama di
makam dusun banjari dan bersih dusun dengan tujuan mensyukuri nikmat
berdirinya dusun banjari.
108
b.
Data Demografi
Jumlah penduduk dusun Banjari 1070 jiwa dengan 560 jiwa
berjenis kelamin perempuan dan 510 jiwa berjenis kelamin laki-laki yang
tersebar 7 RT dan 2 RW. Status perkawinan dusun Banjari dari 341 KK
terdapat 294 KK dengan status menikah dan 57 KK dengan status janda/
duda. Penyakit yang sering dialami oleh masyarakat Dusun Banjari
hipertensi dan nyeri sendi, terdapat anak yang mengalami retardasi mental
dan beberapa warga ada yang mengalami stroke.
Angka kematian penduduk dusun Banjari 3 bulan terakhir terdapat 6
orang meninggal dunia yaitu 2 orang dengan penyakit jantung dengan usia
72 tahun (Perempuan) dan 67 tahun (laki-laki). Terdapat 1 orang meninggal
akibat KLL berusia 55 tahun, 1 orang usia 62 tahun meninggal dengan
hipertensi, 1 orang usia 33 tahun meninggal akibat DM, dan 1 orang bayi
usia 1 minggu meninggal karena BBLR.
c.
Ethnik
Lingkungan Fisik
1) Lokasi dan batas Wilayah
Dusun Banjari merupakan salah satu dari 5 dusun yang ada
di Desa Cukil. Batas wilayah dusun Banjari dengan dusun
lainnya adalah :
a) Barat berbatasan dengan dusun Rejosari
109
Di
dusun
Banjari
terdapat
home
industry
110
angket
terhadap
102
penduduk
yang
Tingkat
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
TS
BS
Jumlah
Frekuensi
Persentase
176
62
54
15
14
9
330
53%
19%
16%
5%
4%
3%
100%
111
Sebagian
besar
masyarakat
bekerja
sebagai
buruh
bekerja
sebagai
petani
,PNS,
swasta
dan
wiraswasta.
Tingkat pengangguran rata-rata didominasi kaum
wanita karena berdasarkan wawancara salah satu warga
ibu rumah tangga mayoritas lebih mengutamakan untuk
mengurus anak. Terdapat home industri berupa gergaji
kayu, jamur, tempe, gula merah, dan kerupuk
Mayoritas masyarakat dusun Banjari berbelanja di
warung terdekat dengan jarak 40m, pasar tradisional
dengan jarak 6km, dan minimarket dengan jarak 3km.
Tabel 3.2
Distribusi penduduk Desa Cukil berdasarkan penghasilan
No
1
2
Penghasilan
< UMR
>UMR
Jumlah
Frekuensi
66
36
102
Persentase
65%
35%
100%
Pekerjaan
Tani
Buruh
PNS/ABRI/Polri
Swasta
Wiraswasta
Jumlah
Frekuensi
23
36
8
29
6
102
Persentase
23%
35%
8%
28%
6%
100%
112
dilakukan
setiap
35
hari
sekali
secara
simpan-pinjam
uang,
dan
perkumpulan
gergaji
memiliki
mobil
pickup
untuk
113
kader
diberikan
suatu
pelatihan
seperti
besar
masyarakat
tidak
mempunyai
malam.
Sebagian
besar
masyarakat
memiliki
114
gizi
seimbang
setiap
harinya.
92%
ke posyandu atau
115
komunikasi
yang
digunakan
untuk
116
DATA
ANGKET (jumlah responden 330 KK)
DIAGNOSA (NANDA)
Domain 1
Promosi Kesehatan
Kelas 2
Melgia
330
dewasa akhir.
19
orang
dari
responden
terhadap
Perilaku
responden
terhadap
kepatuhan
berobat
HT
117
Hampir
seluruh
laki-laki
merupakan
besar
responden
perokok aktif.
Sebagian
Domain 1 :
Promosi Kesehatan
Kelas 2 :
Manajemen Kesehatan
sudah baik.
(00162)
118
Skoring
No.
1.
Masalah kep
Total
Prioritas
35
33
Defisiensi Kesehatan
Komunitas : Hipertensi pada
dewasa muda dan dewasa
2.
akhir.
Kesiapan untuk
meningkatkan Manajemen
kesehatan : Diare
15) Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi kesehatan komunitas : Hipertensi pada dewasa muda dan dewasa akhir.
2. Kesiapan untuk meningkatkan Manajemen kesehatan : Diare
16) Perencanaan
119
DATA
DIAGNOSA
(NANDA/NICP)
Domain 1
Promosi Kesehatan
Kelas 2
Manajemen kesehatan
Defisiensi Kesehatan
330 KK)
a. Jumlah
penderita
HT
orang
dari
330
Komunitas (00215)
TUJUAN
NOC
Berkurangnya
perilaku berisiko
hipertensi
dan
meningkatnya
pendidikan
pembelajaran (244)
5604:pengajaran
proses penyakit
1805; pengetahuan;
kelompok (372)
5618:
pengajaran
prosedur/tindakan
perilaku sehat
1823; pengetahuan;
promosi kesehatan
1854; pengetahuan;
diet sehat
1855; pengetahuan;
Pengetahuan;
5510:
hipertensi
(45%)
1844:
penderita
agregat
responden (0,5%)
b. Jumlah
penderita
pemeliharaan
dari
Prevensi primer;
Domain 3; perilaku
efektifitas
kesehatan pada
orang
Prevensi primer
Domain IV pengetahuan
kesehatan
Level 3: intervensi
NIC
kesehatan (210)
5520: memfasilitasi
(371)
Domain 7; komunitas
Kelas
C;
Promosi
kesehatan komunitas
Level 3: intervensi
8500:
pengembangan
HT
kesehatan
120
berdasarkan
usia
13-20
masyarakat (129)
8700:
pengembangan
program(313)
perilaku
1621: kepatuhan
f.
perilaku;
sehat
1602:
HT (63%)
Perilaku
diet
perilaku
promosi
responden
baik
g. Tingkat kepatuhan berobat
kesehatan
1606: partisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
OBSERVASI
(Winshield
perawatan
121
Prevensi Sekunder
Domain 3; perilaku
Kelas O; Terapi perilaku
Level 3; intervensi
4360: modifikasi
perilaku
Domain 7: komunitas,
Kelas D; manajemen
resiko komunitas.
Level 3: intervensi
6489:
manajemen
linkungan:
komunitas
Survey)
Sebagian responden bekerja
Kelas
kesehatan
3100: manajemen
seluruh
responden
besar
responden
dimalam
hari
menunggu
pasokan
kayu
datang
resiko
Deteksi
faktor
yang dirasakan
Kelas V ; status gejala
2109:
tingkatan
kontrol
resiko
Domain V ; kesehatan
WAWANCARA
Tn.S 45 tahun mengatakan
sering
dan keamanan
1920:
perhari.
kayu,
kesehatan
FF; manajemen
dan
ketidaknyamanan
1306:
nyeri,
tingkat
Kelas
respom
fisik
2102: level nyeri
2103:
tingkatan
gejala
EE:
kepuasan
terhadap perawatan
122
3014:
Kepuasan
klien
3015:
kepuasan
manajemen kasus
3012Kepuasan
terhadap
pengajaran
3015:
kepuasan
manajemen kasus
3003:
kepuasan
keberlanjutan
perawatan
Domain VII; kesehatan
komunitas
Kelas BB;
well
being
komunitas
2700:
kompetensi
123
siklus kehidupan.
7040: Dukungan
terhadap
komunitas
2701:
status
kesehatan
Kelas
Prevensi Tersier
Domain 5; keluarga
Kelas X; perawatan
komunitas
CC:
proteksi
caregiver (113)
7140: dukungan
keluarga (193)
Domain 6: sistem
kesehatan komunitas.
Prevensi Tersier
Domain VI; kesehatan
keluarga
Kelas Z; kualitas hidup
keluarga
2605:
tim
partisipasi
kesehatan
Kelas B; Manajemen
informasi
7910: konsultasi
dokumentasi
(151)
7980: pencatatan
insidensi kasus
8020: konferensi
kesehatan
dalam keluarga
(131)
7920:
perawatan
Dari
hasil
angket
diare
didata
pengetahuan
60%
tingkat
masyarakat
Domain 1
Promosi Kesehatan
Kelas 2
Manajemen kesehatan
Kesiapan Menigkatkan
Majajemen Kesehatan
(00162)
Dapat
meningkatkan
manajemen
kesehatan
terutama
pada
penyakit diare
Prevensi primer
Domain 4 pengetahuan
kesehatan dan perilaku
Kelas S : pengetahuan
kesehatan
Level 3 intervensi
1805:
pengetahuan:
75%
perilaku sehat
perilaku
pencegahan
124
multidisilpin.
8100: rujukan
(320)
Prevensi primer:
Domain 3 : perilaku
Kelas S: edukasi klien
5510: pendidikan
kesehatan (210)
Domain 7 : komunitas
Kelas C : promosi
kesehatan : pendidikan
kesehatan cuci tangan
pakai
sabun
1823:
Minggu bersih
pengetahuan:
80%
promosi
kesehatan
1855:
pengetahuan:
gaya hidup sehat
Prevensi Sekunder
Level 1: domain
Prevensi Sekunder
Level 1: domain
komunitas
IV: Level
2:
pengetahuan dan perilaku manajemen
kesehatan
Level 2: kelas Q: perilaku
kesehatan
Level 3: hasil
Perilaku pencarian
kesehatan
Level 1: domain
VII:
kesehatan komunitas
Level 2: kelas BB:
kesejahteraan komunitas
Level 3: hasil
2700:
status
125
kelas
d:
risiko
kesehatan komunitas
Level 3: intervensi
6610:
identifikasi
risiko
7:
kesehatan
Level
komunitas
1: domain
VII:
kesehatan komunitas
Level 2: kelas CC:
perlindungan
kesehatan
komunitas
Level 3: Hasil
2808: efektifitas program
komunitas
Prevensi tersier
Domain VI; kesehatan
keluarga
Kelas Z; kualitas hidup
keluarga
Level 3: intervensi
2605: partisipasi
tim
kesehatan
dalam keluarga
126
Prevensi Tersier
Domain 5; keluarga
Kelas X; perawatan
siklus kehidupan.
7140:
dukungan
keluarga
(193)
Plans of Action
Masalah
Tujuan
Kegiatan
kesehatan
hipertensi
1. Tidak
terjadi1. Senam lansia
Waktu
1. Setiap
Tempat
hari 1. Halaman
Penanggung jawab
rumah 1.
komplikasi
Minggu 2x 1bulan
hiertensi
jam 06.00-07.00
19)
Mahasiswa
Pulung P
Masyarakat : P Margi
2. Penanaman
2. Jumlah
tanaman toga
penderita
hipertensi tidak
(RT. 24)
bertambah
2.
(RT.24)
Mahasiswa : Diah
Ayu
Masyarakat : P Sutarji
3. Penyuluhan
pemanfaatan toga
3. Penderita
3. Rt 18 tanggal
1 April 2016
Rt 24 tanggal
hipertensi
mampu
Sutarji
4. Manajemen stress
mengontol
tekanan darah
1 April 2016
4. Rayon
2016
Rayon
tanggal
2016
19)
April
3.
Mahasiswa
A:
Mas
Ngatno
Rayon B: Masjid
Almawahib
4.
Rayon A
Mahasiswa : Indriana
noviyanti
Masyarakat
Purbo
Rayon B
Mahasiswa
Juniatnawati
5. Penyuluhan
127
Aditya Yoga
4. Rayon
tanggal 26 april
tetep stabil
mas
Tri
hipertensi
Masyarakat:
Rt 18 : Pak Cipto
Rt 23 : Pak Tuban
ditambahkan
peyuluhan DM
5. Rt 18 dan Rt 23
6. Pemantauan
tanggal
Agung
5.
18
Mahasiswa
maret 2016
dina
Tekanan darah
mas
Sodiq
7. Pelatihan mengukur
tekanan
6. Setiap
minggu
sore
darah
Pak Slamet
6.
Mahasiswa
sesuai jadual
penyegaran kader
7. Kamis dan Jumat
7.
Mahasiswa : Pur
Ayu dan Nur Puspita
Karang taruna : mas
Marno dan mas Toni
Perilaku
hidup bersih
kan
dan
dan sehat
meningkatkan
plus
1.
Rt 21
kebersihan
2. Pendidikan
lingkungan
2. Tidak terjadi
kesehatan
Mas Toni
Jumat 8 April di Rt
: 18
Mahasiswa
Yoga dan Diah
Warga : Pak Jumian
Pak Tupar
2.
Mahasiswa
Riska Viviana
128
DBD
3. Tidak
penyajian makanan
terjadi
diare
4. Tingkat PHBS
warga
meningkat
129
No
1.
Masalah
Hari, Tanggal,
Kep
Defisiensi
Jam
Jumat, 18 Maret
Kesehatan
2016
Pukul 14.00 WIB
Komunitas :
Implementasi
1. Melakukan
a. Proses
- Dilakukan
Pendidikan
Pengolahan
pada
Makanan
Lanjut
Masyarakat mau
pada
perkumpulan
Kesehatan tentang
Hipertensi
Rencana Tindak
Evaluasi
WIB,
dengan
jumlah
dewasa
muda dan
dewasa
akhir.
RT. 23.
Selama
dilakukan
mengenai
cra
penyuluhan
pengolahan
dan
mampu
pertanyaan
yang
acara selesai
Lama penyuluhan 20 menit dan
terdapat sesi tanya jawab 10
menit
b. Hasil
- Sebagian warga sudah mengerti
tentang
pengertian
tanda gejala,
mengontrol
penyebab,
hipertensi
akibat/komplikasi
130
apabila
-
hipertensi,
yang
hipertensi
penanganannya.
Warga
mampu
cara
serta
muncul
terlambat
menjelaskan
untuk mematuhi
diet hipertensi
tetapi hanya
sebagian kecil
warga yang mau
berniat untuk
melakukan diet.
131
No
2.
Masalah Kep
Manajemen
kesehatan:
Kesiapan
Meningkatka
Hari, Tanggal,
Jam
Kamis, 24 Maret
2016
Pukul 15.00
Implementasi
f.
Melakukan
pemantauan
Rencana T
Evaluasi
Lanju
a. Proses
- Dilakukan bersama adik adik
TPQ
jentik nyamuk
WIB
yang
Detector
dibentuk
Mosquito
dalam
Melanjutka
yang melakukan
berjumlah 12 orang.
pemantaua
Kegiatan
yang
dilakukan
jentik
n
mengajari dan mendampingi
dan
adik adik mengunjungi
menindakla
rumah ke rumah warga untuk
rumah
melakukan pemantauan jentik
terdapat
nyamuk.
nyamuk d
b. hasil :
Dari 50 rumah yang dilakukan memberika
pemantauan
jentik
nyamuk abate.
n Manajemen
Kesehatan
nyamuk.
a. Proses
Ibu-ibu
- Dilakukan pada saat arisan ibu-ibu
akan mel
pendidikan
di rumah salah satu warga RT 18
penyajian
kesehatan
:
- Selama
penyuluhan
dilakukan
makanan d
penyajian makanan
seluruh warga mau memperhatikan
cara yang
dan
cara
cuci
materi yang disampaikan Tidak ada
dan benar
tangan
warga yang meninggalkan selama
yang tela
penyuluhan berlangsung
- Lama penyampaian materi dan jelaskan
mengerti
tentang
macam-
definisi,
manfaat,
bakti
132
berlangsung
b. hasil:
- lingkungan dusun banjari menjadi
bersih
DUSUN GOMPYONG
A. Persiapan
Persiapan untuk asuhan keperawatan komunitas mulai dari menyiapkan angket
hipertensi, diare, dan PHBS. Selanjutnya kami melakukan pendekatan dengan tokoh
masyarakat yang ada di Dusun Gompyong. Setelah mendapatkan izin dari tokoh
masyarakat kami melakukan pengkajian dari rumah ke rumah.
B. Tahap Pengkajian
Pengkajian dilakukan mulai tanggal 14 Maret s.d. 19 Maret 2016.
Pengkajian dilakukan secara langsung dengan wawancara kepada kader
kesehatan dusun, pemuka masyarakat, dan karang taruna di dusun
Gompyong. Pengkajian juga dilakukan dengan pengisian kuesioner secara
langsung kepada setiap KK warga dusun Gompyong.
1. INTI KOMUNITAS
a. Sejarah
Pada jaman dahulu , jaman para wali ada sebuah gunung yaitu gunung
cukil. Di gunung cukil tersebut keluar mata air yang diberi nama watu
sumpel. Oleh para wali gunung cukil ingin di cukil dan di pindahkan . Mata
airnya di tampung untuk menjadi rawa.
b. Demografi
Angka kematian dusun gompyong dari tahun 2015 sampai bulan maret 2016
sebanyak 5 orang, warga yang meninggal karena faktor usia. Distribusi
penduduk laki-laki desa cukil sebanyak 2341 orang dan penduduk wanita
sebanyak 2305 orang.
c.
Ethnik
Tradisi di dusun gompyong untuk menunjukkan wujud syukur atas berkah
dan keberhasilan yaitu dengan acara syukuran yaitu semua warga membuat
tumpeng dan berkumpul , semua warga berkumpul , berdoa dan menikmati
tumpeng bersama-sama.
133
2. SUBSISTEM
a. Lingkungan Fisik
1) Lokasi dan batas desa
Batas wilayah sebelah barat adanya gapura berwarna biru, berbatasan
dengan lahan atau ladang Dusun Kemukus, Desa Karang Duren. Batas
wilayah sebelah timur berbatasan dengan Dusun Kali Warak, Desa
Kemetul. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Keboan. Sebelah
selatan berbatasan dengan Dusun Cukil.
2) Cuaca / musim
Musim penghujan, cuaca di Dusun Gompyong sangat dingin, hampir
setiap hari hujan.
3) Kondisi tanah / air dan udara
Kondisi tanah gembur kebanyakan halaman rumah masih berupa
tanah. Kondisi air jernih, melimpah dan tidak berbau. Semua rumah
sudah menggunakan PAM. Pekarangan kebanyakan di buat ladang dan
ditanami rumput jepang / rumput hias untuk dijual. Udara sejuk, dingin,
tidak ada polusi udara. Tidak ada area berbahaya seperti; gunung
berapi, tanah longsor, dan banjir.
4) Perumahan
134
Ekonomi
1) Tingkat ekonomi penduduk
Sebagian warga pendapatan UMR yaitu 1.610.000,2) Jenis pekerjaan
Kebanyakan warga bekerja sebagai petani , buruh pabrik, kerajinan
membuat besek dan membuat gula kelapa.
3) Tingkat pengangguran
Rata-rata warga yang menganggur adalah ibu rumah tangga yang
memiliki anak balita.
135
136
137
TABEL 3.1.
Distribusi Berdasarkan Tingkat Kemandirian Keluargadi
Dusun Gompyong
KEMANDIRIAN
JUMLAH
PROSENTASE
KEMANDIRIAN I
18%
KEMANDIRIAN II
31
78%
KEMANDIRIAN III
5%
KEMANDIRIAN IV
0%
TOTAL
40
100%
138
Tabel 3.2.
Distribusi Berdasarkan Kriteria Phbs
Di Dusun Gompyong
KRITERIA
JUMLAH
PROSENTASE
PRATAMA
0%
MADYA
18
45%
UTAMA
22
55%
PARIPURNA
0%
TOTAL
40
Sumber: Hasil pendataan mahasiswa
100%
tenaga
kesehatan
seperti
bidan
desa
maupun
Petugas
Gompyong
untuk
kebutuhan
air
bersihnya
sudah
menggunakan air PAM semua, kondisi air jernih, tidak berbau ,tidak
berasa. Penggunaan jamban sehat dengan kloset dan kondisi
kebersihan cukup. Kebadatan hunian rumah kebanyakan 1 rumah
dengan ukuran yang luas dan lebar hanya di huni oleh 2 sampai 4
orang. Kondisi lantai banyak yang masih tanah jadi tidak kedap air.
Untuk aktifitas fisik seperti olahraga masyarakat masih jarang
melakukan karena masyarakat sibuk bekerja. Hampir setiap rumah
terdapat
139
g. Komunikasi.
1) Dimana penduduk sering berkumpul
Penduduk sering berkumpul di masjid, mushola, pos kamling,
warung, dan perkumpulan RT. Pengajian dusun gompyong diadakan
setiap minggu pon, pada setiap malam jumat diadakan pengajian
dimasjid dan untuk perkumpulan RT diadakan setiap empat puluh hari
sekali. Di RT 14 yaitu pada setiap malam sabtu kliwon, pada RT 15
yaitu setiap malam senin wage, pada RT 16 yaitu pada malam rabu
legi, pada RT 17 yaitu pada setiap malam minggu pahing.
2) Alat komunikasi
Sudah sebagian besar warga menggunakan HP untuk alat komunikasi.
Jika ada kegiatan di dusun gompyong di siarkan lewat masjid dan
terdapat papan pengumuman di poskampling.
h. Rekreasi
1) Sarana rekreasi
Tidak ada sarana rekreasi, untuk rekreasi masyarakat harus pergi
keluar dusun. Tidak ada kegiatan rekreasi bersama di dusun
gompyong.
2) Jenis rekreasi yang sering digunakan masyarakat
Terdapat tempat rekreasi seperti kolam renang.
140
C. Analisa Data
DATA
STUDI DOKUMENTASI
Hasil rekapitulasi data dari Bidan Desa dari bulan Januari 2016 (3 bulan terakhir)
terdapat data pusing 3, nyeri pada tengkuk leher 8.
ANGKET (Jumlah responden 324 orang)
53 % tingkat pengetahuan responden kurang tentang hipertensi
52 % sikap responden kurang baik mengenai penyakit hipertensi
50 % perilaku responden kurang baik mengenai penyakit hipertensi
70% responden belum menerapkan lingkungan bebas asap rokok
Prosentase terbanyak penyakit yang diderita adalah hipertensi sebanyak 20%,
disusul stroke sebanyak 2%, diare 1%, ISPA 1%, dan untuk yang sehat
sebanyak 76%
94% responden kepatuhan berobat rendah.
OBSERVASI (WINSHIELD SURVEY)
Sebagian besar masyarakat tidak tahu kalau kebiasaan merokok dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi. Masyarakat juga tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan dengan alasan karena lokasinya jauh dan kondisi sosial
ekonomi yang masih dibawah UMR/miskin.
Masyarakat lebih senang mengkonsumsi makanan yang asin-asin.
Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui tentang bahaya merokok dan
dampak dari asap rokok bagi kesehatan.
Masyarakat masih banyak yang merokok di dalam rumah maupun di luar rumah
Sebagian besar warga laki-laki dusun gompyong mempunyai kebiasaan
merokok sejak remaja.
Masih menggunakan motto untuk memasak.
Banyak mengkonsmsi daun singkong karena disetiap pekarangan rumah
banyak ditanami singkong.
WAWANCARA
Ny.S 78 tahun mengatakan sudah mengalami darah tinggi selama 3 tahun.
Penghasilannya kurang lebih Rp.10.000/hari dan anggota keluarganya tidak
memiliki BPJS. Ny.S hanya tahu bahwa dirinya memiliki darah tinggi, namun
saat ditanya tanda gejala, penyebab, serta cara perawatan untuk darah tinggi
Ny. S memberikan penjelasan yang salah. Ny.S suka makan makanan asin dan
kegiatan sehari-hari Ny.S hanya membuat besek di rumah saja. Ny.S
mengatakan suaminya sering merokok di dalam rumah, di depan rumah dan di
lingkungan kerjannya.
141
Defisiensi kese
STUDI DOKUMENTASI
Hasil rekapitulasi data dari Bidan Desa didapatkan dusun Gompyong dengan hasil
penderita diare 4 orang.
Perilaku K
resiko diare
142
PERENCANAAN
DIAGNOSA
(NANDA/ICNP)
Promosi Kesehatan
Manajemen Kesehatan
Defisiensi kesehatan
komunitas (00215)
Perilaku
kesehatan
cenderung beresiko
(00188)
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan (00099)
TUJUAN
NOC
NIC
Meningkatnya
pengetahuan Pengetahuan Kesehatan
Edukasi klien
masyarakat mengenai Hipertensi Intervensi
5510 : Pendidikan Kesehatan
dan
Perubahan
Perilaku 1884
:
pengetahuan
;
(210)
Pemeliharaan Kesehatan dan
manajemen sakit akut
5618 : Pengajaran prosedur
Perawatan Hipertensi
1803 : pengetahuan ; proses
atau tindakan (371)
penyakit
Kesehatan Komunitas
1805 : pengetahuan ; perilaku Intervensi
7320 : manajemen kasus
sehat
(113)
1823 : pengetahuan ; promosi
8500
:
pengembangan
kesehatan
kesehatan masyarakat (129)
1854 : pengetahuan ; diet
8700
:
pengembangan
sehat
program (313)
1855 : pengetahuan ; gaya
8750 : pemasaran sosial di
hidup sehat
Pengetahuan kesehatan dan
masyarakat (351)
perilaku sehat
Terapi perilaku
intervensi
Intervensi
1600 : Keparuhan perilaku
1621 : kepatuhan perilaku; diet
4350 : management perilaku
sehat
(92)
1602 : perilaku promosi
4360
: Modifikasi perilaku (95)
kesehatan
Managemen resiko
143
TUJUAN
NOC
NIC
cenderung
(perilaku
Pengetahuan
Kesehatan dan perilaku sehat
Intervensi
1600: Kepatuhan perilaku.
1621: Kepatuhan perilaku;
Terapi perilaku
Intervensi
4350: Manajemen perilaku
(92)
4360: Modifikasi perilaku
Diare
beresiko
sehat)
hidup
bersih
dan
144
diet sehat.
1602:
Perilaku
promosi
kesehatan.
1603: Pencarian perilaku
sehat.
1606:
Partisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
perawatan kesehatan.
1608: Kontrol gejala
Kontrol resiko dan akeamanan
1902: Kontrol risiko
1934:
Keamanan
dan
kesehatan serta perawatan
lingkungan.
1910: Keamanan lingkungan
rumah.
Kesehatan dan Kualitas Hidup
2008: Status kenyamanan
2009: Status kenyamanan;
lingkungan
2006:
Status
kesehatan
individu.
2000: Kualitas hidup
145
(95)
Manajemen resiko
Intervensi
6480:
Manajemen
lingkungan (177).
6486:
Manajemen
lingkungan;
keamanan
(179).
Sistem kesehatan
Mediasi
terhadap
sistem
kesehatan
6485:
Manajemen
lingkungan;
persiapan
rumah (178).
7560: Fasilitas kunjungan
rumah.
Sistem Kesehatan
Manajemen resiko komunitas.
8820: Manajemen penyakit
menular (126).
6489:
Manajemen
lingkungan;
komunitas
(178).
8880:
Proteksi
resiko
lingkungan.
D. Skoring
No
Masalah Kesehatan
Defisiensi
kesehatan
komunitas : Hipertensi
32
27
Keterangan :
A
: Minat masyarakat
: Ruang
: Waktu
: Fasilitas Kesehatan
146
Jumlah
Urutan
: Biaya
: Sumber Daya/tenaga
Keterangan Nilai :
1. Sangat Rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
F. Plan Of Action
No
Masalah
Rencana Tindakan
Tempat
Waktu
Hipertensi
a. Rumah bu Kadus
a. 14 April 2016
jam 11.00 WIB
b. Rumah bu Kadus
b. Waktu menyesuaikan
147
Sumber
Dana
PMT
Penanggung
jawab
a. ibu kadus,
Nur Indah.
MHS
b. kader, karang
taruna, Firgidia
Arief
d. Lilik Sanjaya,
Bu Kadus
e. Rika Novia,
Bp. Nur Salim
(ketua RT 14)
f.Yuniska,
Meyana
c. Andi Wibowo,
ketua RT
setempat.
d. Rumah bu kadus
e. penyuluhan hipertensi
f.
2
PHBS
MHS
a. Wilayah
masing.
148
masing-
a. minggu
jam 7 pagi
a.Lilik
Sanjaya,
Ketua
RT
masing-
masing.
b.Alivia Intan
b.
Edukasi
kepada
masyarakat
tentang :
1) Cuci Tangan yang baik dan benar b. Menyesuaikan
2) Bahaya Merokok
Pertemuan RT
3) Kesehatan Reproduksi
Karangtuna
4) DBD dan 3M plus.
5) Gizi Seimbang Balita dan tumbuh
kembang anak.
6) perencanaan kehamilan, gizi ibu
hamil, KB.
Hari/Tgl
dan
No.Dx
Implementasi
Minggu, 20 1
Maret 2016
Evaluasi
RTL
Setelah dilakukan penyuluhan
diharapkan
warga
mampu
mengenal
tanaman
yang
digunakan untuk pengobatan
hipertensi, warga menanam toga
di sekitar lingkungan rumah serta
warga
dapat
memanfaatkan
tanaman toga yang ada di
lingkungan sekitar.
Sabtu,
26 2
Maret 2016
Proses :
2. Melakukan penyuluhan Selama proses penyuluhan dilaksanakan
warga mendengarkan dan memperhatikan
tentang PHBS
materi yang diberikan. Setelah itu
mahasiswa KKN mendemonstrasikan 7
langkah cara cuci tangan yang benar, dan
warga mengikutinya.
Jumlah perseta 15 orang, peserta
kooperaktif dan mengajukan pertanyaan
setelah penyuluhan
Peserta mengungkapkan bahwa sudah
tau tentang PHBS
Hasil :
Warga sudah mengetahui langkah
langkah cuci tangan yang baik dan benar,
dan warga mau untuk melakukan cuci
tangan setelah melakukan aktifitas.
Kesimpulan :
Pengetahuan warga mengenai cara cuci
tangan yang benar bertambah
3. Memberikan
tentang DHF
penyuluhan Proses :
Selama dilakukan penyuluhan warga RT
14 mendengarkan dan memperhatikan
materi yang disampaikan. Jumlah peserta
28 orang, peserta kooperaktif dan
150
151
Minggu, 27 2
Maret 2016
Diharapkan
warga
akan
melakukan kegiatan kerja bakti
bersama secara rutin untuk upaya
pemberntasan jentik nyamuk
minimal seminggu sekali
Minggu, 27 1
Maret 2016
152
Rabu,
30 2
Maret 2016
Kamis,
31 1
Maret 2016
8. Melakukan penyegaran
kader
kesehatan
(melatih
kembali cara mengisi KMS
Lansia dan mengajak karang
taruna untuk berpartisipasi). Di
rumah kepala dusun
Proses :
Diharapkan dapat diterapkan
Kader dan perwakilan dari karang taruna pada saat posyandu lansia
mampu mengikuti pada saat penjelasan
pengisian
KMS
lansia
dan
cara
menggunakan tensi. Jumlah peserta 6
orang diikuti oleh kader dan perwakilan
dari karangtaruna, peserta sudah mampu
mengikuti cara pengisian KMS lansia dan
Tensi dengan bantuan dosen dan
mahasiswa . Kader mengatakan senang
153
154
Sabtu, 2 April 2
2016
Diharapkan
remaja
dapat
terhindar dari seks bebas dan
dampak
penyakit
yang
ditimbulkan
Minggu,
3 2
April 2016
Diharapkan
warga
tetap
mengadakan kerja bakti bersama
untuk kebersihan lingkungan
setiap 2 minggu sekali
155
12.
Melakukan
senam lansia
kegiatan Proses :
Pada saat dilakukan senam lansia warga
mengikuti dengan semangat dan antusias.
peserta senam lansia 40 orang, warga
mampu
mengikuti
gerakan.
Warga
mengatakan senang mengikuti senam,
warga meminta senam di adakan
seminggu 2x.
Hasil :
Warga Senang diakannya senam lansia
dan semangat mengikuti senam lansia
Kesimpulan :
Banyak warga yang antusias mengikuti
senam lansia.
Minggu,
3 2
April 2016
156
Proses:
14. Memberikan penyuluhan Peserta penyuluhan yang di ikuti oleh
kebnyakan ibu ibu yang mempunyai
tentang Tumbuh kembang balita.,
peserta
mamperhatikan
penyuluhan yang diberikan. Jumlah
Anak
peserta 28 orang, peserta kooperaktif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan. Peserta bertanya tentang
a. tahap perkembangan anak umur 9
bulan ?
b. faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang
anak
pada
saat
dikandungan ?
Hasil :
Peserta mengetahui tentang tahap tahap
perkembangan pada anak.
Kesimpulan :
Pemahaman warga tentang tahap tubuh
kembang anak bertambah dan warga
menngetahui
tahap
tahap
157
Minggu,
3 1
April 2016
Minggu,
3 1
April 2016
158
Hasil :
Warga sudah paham setelah dilakukan
penyuluhan tentang materi yang diberika
dan waga paham akan hipertensi.
Kesimpulan :
Pengetahuan warga tentang penyakit
hipertensi bertambah, akan dilakukan
program lanjutan yaitu pemanfaatan toga
untuk hipertensi.
Selasa,
5 1
April 2016
159
Rabu, 6 April 2
2016
Proses :
19. Memberikan penyuluhan Peserta diikuti ibu ibu yang dikumpulkan
tentang ibu hamil
di salah satu rumah warga pada jam 15.00
160
sampai 17.00, peserta aktif pada saat di yang tepat untuk kesehatan ibu
berikan sesi pertanyaan dan mengikuti dan janin.
penyuluhan dengan baik. Jumlah peserta
20 orang, peserta kooperaktif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan. Peserta bertanya tentang :
a. cara menangani ibu yang sedang
hamil tidak mau makan ?
b. jika janin BB lebih dari 3kg
mengapa ibu dianjurkan untuk
diit ?
Hasil :
Ibu mampu mengerti tentang gizi yang
dibutuhkan secara tepat pada saat hamil
Kesimpulan : Pemahaman warga tentang
gizi ibu hamil yang baik bertambah.
Rabu, 6 April 2
2016
Proses :
20. Memberikan penyuluhan Peserta di ikuti ibu ibu yang dikumpulkan
di salah satu rumah warga pada jam 15.00
tentang
KB
(keluarga sampai 17.00, peserta aktif pada saat di
berikan sesi pertanyaan dan mengikuti
berencana)
penyuluhan dengan baik. Jumlah peserta
20 orang, peserta kooperaktif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan. Peserta bertanya tentang :
a. pengaruh dari suntik 1 bulan dan 3
bulan ?
b. kanapa memakai KB implan tidak
menstruasi 1 tahun ?
Hasil :
161
162
DUSUN DLISEM
A. Persiapan
Kegiatan ini meliputi upaya mengenal secara tidak langsung karakteristik
wilayah binaan dengan cara memilih informasi dari berbagai pihak terkait antara
lain kantor Kelurahan Cukil. Setelah diadakan pertemuan informal melalui
pendekatan dengan perangkat Dusun Dlisem Kelurahan Cukil, ketua RT, kader
posyandu, kader PKK, tokoh masyarakat dan masing-masing sejumlah 4 RT
untuk menjelaskan maksud dan tujuan praktek keperawatan kesehatan
masyarakat dan strategi yang akan dilaksanakan. Atas persetujuan kepala Dusun
Dlisem, tanggal 14 Maret 2016 diadakan pertemuan pertama dengan kepala
Dusun, masing-masing ketua RT, kader PKK, dan kader Posyandu.
Dalam
pertemuan itu dilakukan curah pendapat guna menggali masalah kesehatan yang
ada, untuk mendapatkan data-data kesehatan masyarakat. Kader yang sudah
terbentuk dipertahankan dan ditingkatkan. Metode pengkajian yang dilakukan
adalah dengan penyebaran angket, wawancara, observasi dan studi kasus.
Media yang dibutuhkan untuk pengkajian adalah angket dan Data yang didapat
dari kelurahan.
B. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi
1. Pengkajian
Pengkajian dimulai dimulai tanggal 15 Maret 2016 sampai dengan tanggal 19
Maret 2016 dengan dilakukan kunjungan kerumah warga dan penyebaran
angket tentang hipertensi dan diare.
2. Sasaran Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan di dusun Dlisem memiliki sasaran seluruh warga.
Jumlah pendudukan di dusun Dlisem adalah 398 kepala. Dan jumlah KK
adalah 173.
3. Pengkajian Keperawatan Komunitas
a. Pengkajian Inti
1) Sejarah Komunitas
Hasil wawancara didapatkan informasi dari Kepala Dusun
sejarah Dusun Dlisem berawal dari Mbah Dipoyudo dari Pantaran
(tempat ziarah di Boyolali) di tempat tersebut terjadi musibah
sehingga Mbah Dipoyudo berjalan ke arah timur hanya berpayung
galar (bambu yang disayat-sayat). Setelah sampai di jalan raya
163
Kelompok
Frekuensi
Persentase
Umur
1
0-1
6
1,25%
2
1-5
13
3,27%
3
6-12
50
12,5%
4
13-20
34
8,5%
5
21-60
245
61,7%
6
>60
50
12,6%
Jumlah
398
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi
penduduk di dusun Dlisem menurut umur yaitu usia 0-1 tahun 6
(1,25%), usia 1-5 tahun 13 (3,27%), usia 6-12 tahun 50 (12,5%),
164
usia 13-20 tahun 34 (12,5%), usia 21-60 tahun 245 (61,7%), dan
usia >60 tahun 50 (12,6%).
b) Jenis Kelamin
Distribusi penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil berdasarkan jenis
kelamin dari seluruh warga Dusun Dlisem
No
1
2
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
168
46,7%
Perempuan
212
53,3%
Jumlah
398
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov
Berdasarkan tabel di atas menunjukkandistribusi di
dusun Dlisem menurut jenis kelamin yaitu yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 212 (53,3%) dan penduduk laki-laki 168
(46,7%).
c) Data Penyakit
Distribusi Status kesehatan penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil
3 bulan terakhir dari Hasil Studi Dokumentasi Bidan Desa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Diagnosa
Penyakit
Gatal
Diare
Hipertensi
Mual muntah
Panas
Herpes
Batuk Pilek
Nyeri sendi
Kembung
Sakit gigi
Sakit perut
Pusing
Jumlah
Frekuensi
Persentase
11
2
1
6
11
1
28
6
1
2
2
4
75
14,66%
2,66%
1,33%
8%
14,66%
1,33%
37,33%%
8%
1,33%
2,66%
2,66%
5,33%
100%
165
herpes,
37,33%
mengalami
batuk
pilek,
8%
Jumlah KK
Islam
171 KK
Budha
2 KK
166
167
b) Batas wilayah
Batas wilayah Dusun Dlisem sebagai berikut :
(1) Sebelah Barat
: Dusun Cukil
(2) Sebelah Timur
: Desa Ngaduman
(3) Sebelah Utara
: Hutan dan sawah
(4) Sebelah Selatan
:Dusun Karanggodang Desa Regunung.
Terdapat polusi udara dari pengasapan jagung di rumah
warga, binatang yang ada di Dusun Dlisem yaitu sapi,
kambing, itik, ayam. Pengelolaan sampah belum benar, dan
belum terpilah pilah dari sampah organik dan sampah
anorganik. Jalan di sepanjang desa pencahayaan masih
kurang dan jalanan rusak.
c) Kondisi Air di Dlisem
Sumber air dari masyarakat dusun Dlisem dari PDAM tingkat
desa, namun apabila air dari PDAM mati masyarakat biasanya
menggunakan air sumur.
168
Kondisi air pada daerah ini jernih tidak berbau, tidak berwarna,
sebagian besar menggunakan air sumur, dan ada yang
memanfaatkan air dari sumur bor di Desa Cukil.
d) Kondisi Saluran Air
Kondisi saluran air yang berada di dusun Dlisem penuh dengan
sampah apabila turun hujan sampah ikut tergenang dan kadang
berserakan di pinggir jalan. Saluran pembuangan limbah
masyarakat hanya di alirkan ke kebun tidak ada tempat
penampungan khusus. Terdapat genangan air di sekitar rumah
warga.
e) Kondisi Tanah
Kondisi tanah yang berada di Dusun Dlisem tanah kering.
Kondisi tanah di lingkungan Dlisem digunakan untuk bercocok
tanam dan kebanyakan tanah pekarangan untuk menanan
rumput gajah, saat ini warga Dlisem sedang memanen jagung,
dan setelah ini kelompok tani dusun Dlisem akan menanam padi
f)
169
j)
rumah
ditanami
27 100% = 71,05%
38
(2) House Indeks
11 100% = 28,94%
38
Dari hasil pengkajian didapatkan 11 rumah waga tidak
bebas jentik hal ini menunjukkan bahwa house indeks di
dusun Dlisem yaitu 28,94%.
2) Pendidikan
Distribusi penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil berdasarkan Tingkat
Pendidikan dari Angket Keluarga dengan Anggota Keluarga
Hipertensi
170
No
1
2
3
4
5
6
Tingkat
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Belum sekolah
Tidak sekolah
Jumlah
Frekuensi
Persentase
14
15
6
0
0
2
37
37,8%
40,5%
16,21%
0%
7%
5,40%
100%
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
Hipertensi
1
Baik
18
49%
2
Kurang baik
19
51%
Jumlah
37
100%
Sumber : Hasil survei Mahasiswa Akper Pemprov
Berdasar tabel di atas tingkat pengetahuan masyarakat
wawancara
pada
salah
satu
responden
yang
Sikap Hipertensi
171
Frekuensi
Persentase
1
2
Baik
11
30%
Kurang Baik
26
70%
Jumlah
37
100%
Sumber : Hasil survei Mahasiswa Akper Pemprov
Tabel di atas menunjukkan bahwa sikap dan perilaku
menengah
dan
menengah
kebawah
dengan
mata
No
1
2
Penghasilan
< UMR
>UMR
Jumlah
Frekuensi
29
8
37
Persentase
78%
22%
100%
172
173
Kepemilikan BPJS
Frekuensi
Persentase
Ya
14
38%
Tidak
23
62%
Jumlah
37
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov
Setiap keluarga memiliki tanaman TOGA untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Dimana tanaman TOGA dimanfaatkan untuk
obat herbal. Di Dusun Dlisem ini suda terdapat Posyandu balita,
namun untuk Posyandu lansia sekarang sudah tidak aktif lagi. Dari
hasil wawancara dengan salah satu kader dusun Dlisem didapatkan
hasil bahwa di dusun Dlisem desa Cukil ada 5 kader kesehatan
posyandu
aktif
hanya
2 kader. Kader
174
yang berjalan
balita yang
terdapat
program
imunisasi,
jika
masyarakat
ingin
175
dimana
1. Analisa Data
No
1
Analisa data
Data Primer :
Dari hasil pengkajian terdapat 28% dari
jumlah total keluarga yang menderita
hipertensi di Dusun Dlisem.
Data observasi :
Laki-laki di Dusun Dlisem mayoritas
merokok, dan warga Dusun Dlisem jarang
berolahraga dikarenakan sibuk bekerja.
Data Angket
176
Diagnosa NANDA
Defisiensi kesehatan komunitas
Data Primer
Dari hasil pengkajian didapatkan dari 38 rumah
terdapat 11 rumah yang positif jentik nyamuk.
Angka Bebas Jentik
177
178
SCORING
No.
1.
Masalah kep
Total
Prioritas
45
43
Defisiensi Kesehatan
Komunitas
2.
Perilaku kesehatan
cenderung beresiko :
Demam Berdarah
Keterangan :
A : Tingkat resiko kejadian
B : Tingkat resiko permasalahan
C : Potensial untuk ditangani dengan penkes
D : Minat masyarakat
E : Kemungkinan masalah teratasi
F : Hubungan dengan program pemerintah
G : Ruang
H : Waktu
I : Fasilitas Kesehata
J: Biaya
K : Sumber daya/ tenaga
L : Sesuai peran perawat CHN
Keterangan Nilai :
1. = Sangat rendah
2. = Rendah
3. = Cukup
4. = Tinggi
5. = Sangat tinggi
179
2. Intervensi
N Waktu
o
1 Sabtu,
26
Maret
2016
N
o.
Dx
1
Tujuan (NOC)
NIC
Rencana
Keperawatan
Setelah
dilakukan
tindakan
Pendidikan
1. Kaji
keperawatan
selama
3
kali
Kesehatan
pengetah
pertemuan diharapkan pemeliharaan
(5510)
uan
kesehatan agregat dewasa di Dusun
kesehata
Dlisem menjadi efektif dengan kriteria
n dan
hasil :
gaya
1. Masyarakat mampu
hidup dari
mengontrol resiko :
masyarak
penyakit kronik
at
(Hipertensi) (2801)
2. Fasilitasi
a. Adanya program
masyarak
deteksi untuk
at untuk
pencegahan
mendapat
penyakit kronik
kan
(280103)
informasi
b. Adanya program
tentang
edukasi tentang
penyakit
manajemen
kronis
diri/perawatan diri
(Hiperten
untuk penyakit kronik
si)
(280105)
3. Ajarkan
2. Keefektifan screening
strategi
Pengemban
kesehatan komunitas
yang bisa
gan program
(2807)
digunaka
(8700)
a. Identifikasi kejadian
n untuk
yang beresiko tinggi
menguran
di masyarakat
gi
(280701)
kebiasaa
b. Pilih screening
n yang
kesehatan yang
tidak
mudah untuk
sehat
dideteksi (280703)
1. Bantu
masyarak
at
mengiden
tifikasi
masalah
kesehata
n yang
ada
2. Rencanak
an
program
untuk
180
TTD
kelomp
ok
3.
2 Sabtu,
26
Maret
2016
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 3 kali
pertemuan diharapkan perilaku
kesehatan cenderung beresiko di
Dusun Dlisem dapat berkurang
dengan kriteria hasil :
1. Kontrol resiko (1902)
a. Monitor lingkungan
yang
beresiko
(190202)
b. Pilih strategi untuk
mengontrol
resiko
(190207)
c.
Fasilitasi
pengajaran
(5520)
Modifikasi
kebiasaan
(4360)
1.
1.
2.
Pengetahuan
masyarakat tentang
resiko
kesehatan
( 190219)
d. Mampu mengetahui
untuk
mengubah
kebiasaan (190221)
181
3.
mengatas
i masalah
(senam,
pelatihan
kader
untuk
pengukur
an
tekanan
darah)
Jelaskan
metode,
aktivitas,
dan
waktu
untuk
melakuka
n
program
yang
direncana
kan
(senam)
Sediakan
informasi
tentang
dampak
perilaku
yang
beresiko
(Pencegah
an DB)
Identifikasi
kebiasaan
masyaraka
t yang
menjadi
masalah
Kembangk
an
program
perubahan
kebiasaan
(kerja
bakti)
Pilih
strategi
untuk
mengontro
kelomp
ok
l resiko
(pembentu
kan
detector
mosquito)
Plans of Action
182
N
O
Masalah
Defisiensi
kesehata
n
komunita
s
Tujuan
Rencana
1. Warga
mengetahui
tentang
penyakit
hipertensi
1. Penyuluhan
tentang
pengertian
hipertensi,
tanda dan
gejala,
penyebab, dan
obat tradisional
2. Warga
mengetahui
cara
perawatan
hipertensi
2. Pelatihan Tensi
(perwakilan 2
orang setiap
RT)
Tempat dan
Waktu
Perkumpulan
warga
PJ : Mas Yuli
Minggu 27
Maret 2016
Masjid
PJ : Mas
Wawan
3. Senam Lansia
4. Posyandu Lansi
Menyesuaika
n
perkumpulan
ibu ibu
Bersamaan
dengan
posyandu
balita
PJ : bu kadus
Perilaku
kesehata
n
cenderun
g
beresiko :
demam
berdarah
1. Masyarakat
mengetahui
tentang
demam
berdarah
2. Masyarakat
dapat
mengaplikasi
kan kegiatan
kegiatan yang
mendukung
kesehatan
183
1. Penyuluhan
tentang demam
berdarah
(pembagian
leaflet tiap
rumah)
Perkumpulan
warga
2. Kerja bakti,
3m+
Setiap hari
minggu
PJ : Karang
taruna
PJ : ketua RT
Di masjid
anggota anak
3. Pembentukan
Detector
Mosquito
usia sekolah
PJ : Mas Yuli
Implementasi
No
1
Hari,
tanggal
17 Maret
2016
Kamis
Dx
1
Implementasi
1. Melakukan
penyuluhan
tentang
hipertensi
184
Evaluasi
RTL
Proses :
jumlah peserta
18 orang, peserta
kooperatif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan
Hasil
Peserta sudah
mengetahui
tentang
pengertian
hipertensi,
penyebab
hipertensi, tanda
dan gejala
hipertensi,
perawatan
Menerapkan
penyuluhan
tentang obat
tradisional
hipertensi.
2
27 Maret
2016
Minggu
2. Melakukan kerja
bakti dan
pemberantasan
jentik nyamuk
Proses
Keja bakti diikuti
mahasiswa dan
sebagian warga,
disekitar
lingkungan
masjid
Hasil
Setelah dilakukan
kerja bakti
lingkungan
menjadi lebih
bersih, tidak
terdapat
genangan air
Melakukan
kerja bakti
ulang
27 Maret
2016
Minggu
3. Melatih karang
taruna
mengukur
tekanan darah
Proses
setiap RT
mengirimkan 2
wakil untuk
pelatihan
pengukuran
tekanan darah,
peserta bisa
melakukan
pengukuran
tekanan darah
Hasil
Peserta bisa
melakukan
pengukuran
tekanan darah
Peserta bisa
membantu
dalam deteksi
penderita
hipertensi
28 Maret
2016
Senin
Proses
Jumlah peserta
25 orang terdiri
dari kumpulan
kelompok tani,
kooperatif, dan
peserta
mengajukan
pertanyaan
Hasil
Peserta mengerti
tentang
pengertian DBD,
Peserta bisa
melakukan
pemberantasa
n sarang
nyamuk
5. Melakukan
penyuluhan
tentang DBD
185
1 April
2016
Jumat
7. Melakukan
senam bersama
warga
Proses
jumlah peserta
20 orang dan
dapat mengikuti
gerakan dari awal
sampai akhir
Hasil
Peserta
mengikuti
gerakan
Melakukan
senam ulang
2 April
2016
Sabtu
8. Pembentukan
detektor
mosquito dan
Pelatihan
Pamantauan
Jentik Nyamuk
Proses
Peserta 15 orang
terdiri dari anak
usia sekolah,
kemudian
diberikan materi
atau cara
pemantauan
jentik nyamuk.
Setelah
pemberian materi
peserta langsung
mempraktekkan
cara pemantauan
jentik dirumah
warga.
Hasil
Terbentuk ketua
arya dan wakil
ketua joko, anak
sudah bisa
membedakan air
yang bebas jentik
dan yang ada
jentik.
Saat
pemeriksaan 4
rumah,
ditemukan 2
rumah yang ada
jentik nyamuk.
Melakukan
pemantauan
jentik kembali
186
12
2 April
2016
Sabtu
Pendidikan
kesehatan
tentang Demam
Berdarah
Proses
peserta 30 orang
terdiri ibu-ibu
pengajian dusun
Dlisem,
kooperatif dan
memperhatikan
penyuluhan
Hasil
Peserta mengerti
tentang
pengertian DBD,
tanda dan gejala
DBD, penyebab
DBD,
pencegahan DBD
Peserta bisa
melakukan
pemberantasa
n sarang
nyamuk
14
3 April
2016
Minggu
Melaksanakan
kegiatan
pemeriksaan
kesehatan yang
meliputi
pemeriksaan
tekanan darah,
pemeriksaan
gula darah, dan
pemeriksaan
asam urat untuk
masyarakat
dusun Dlisem
Proses
Peserta yang
datang berjumlah
71 orang terdiri
dari masyarakat
dusun Dlisem,
kebanyakan
mengalami
tekanan darah
tinggi
Hasil
Masyarakat yang
mengalami
Tekanan Darah
Tinggi 15 orang
dari 67 orang
Masyarakat yang
mengalami kadar
gula darah tinggi
20 dari 48 orang
Masyarakat yang
mengalami asam
urat tinggi
sebanyak 7 dari
48 orang
Kader
melakukan
posyandu
lansia
15
5 April
2016
Selasa
Melakukan
senam bersama
warga
Proses
jumlah peserta 8
orang dan dapat
mengikuti
Melakukan
senam
lanjutan
187
gerakan
Hasil
peserta
mengatakan
senang dengan
adanya kegiatan
senam dan sudah
mulai luwes
16
8 April
2016
Jumat
Melakukan
senam bersama
warga
188
Proses
jumlah peserta
10 orang dan
dapat mengikuti
gerakan
Hasil
peserta
mengatakan
senang dengan
adanya kegiatan
senam dan sudah
mulai luwes
Melakukan
senam
lanjutan
BAB IV
PEMBAHASAN
DUSUN KRAJAN CUKIL
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu keluarga maupun kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi maupun
spiritual dapat ditentukan (Mubarok, 2009).
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk
mengenal komunitas, masyarakat yang ada di komunitas yang merupakan mitra dan
juga yang berperan di dalam proses keperawatan komunitas.
Pengkajian suatu
189
Kelurahan, Puskesmas dan data kunjungan berobat di Bidan Desa. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa hal yang mempengaruhi dalam pengkajian:
1. Kekuatan
Pelaksanaan pengkajian diwilayah Dusun Krajan Cukil, Kec. Tengaran oleh
mahasiswa mendapatkan dukungan dari dinas kesehatan setempat, yaitu kepala
puskesmas, ketua RT, ketua RW, kader, dan tokoh masyararakat dalam
kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas, kesediaan masyarakat
dalam pendataan dapat memudahkan mahasiswa untuk mengumpulkan data.
Windshield Survey dapat dilakukan dengan baik, dengan mengobservasi
keadaan sekitar. Wawancara berjalan baik, kader, karang taruna, Sekertaris Desa
dan masyarakat kooperatif. Dalam studi dokumentasi melihat data dari
Puskesmas dan data Kelurahan.
2. Kelemahan
Di wilayah Dusun Krajan Cukil, Kec. Tengaran khususnya RT 5 dan RT 7
pada hari pertama pengkajian terdapat warga yang meninggal sehingga seluruh
warga berkumpul, dan pengkajian dilaksanakan di hari berikutnya. Terdapat
hambatan mengenai waktu pengkajian karena kebanyakan masyarakat bekerja
di kebun sehingga pengkajian hanya dapat dilakukan setelah pukul 15.00 WIB.
Tidak sesuainya data kependudukan yang ada dengan kondisi yang dikaji saat ini
membuat mencocokan data kependudukan lagi. Data studi dokumentasi sulit
didapat karena di Puskesmas, data kesehatan yang ada masih dalam proses.
Data penyakit Desa Cukil di Bidan Desa belum di rekap, sehingga dilakukan
perekapan kunjungan berobat oleh mahasiswa. Dalam survey dan penyebaran
angket sulit dilakukan karena menyesuaikan waktu luang masyarakat yaitu
setelah pulang bekerja, pengkajian dimulai sore hari. Karena ada 9 RT di dusun
Krajan Cukil yang masih ada kegiatan pengajian rutin setiap kamis malam, maka
mahasiswa kesulitan untuk membagi jumlah perwakilan mahasiswa yang
mengikuti kegiatan tersebut untuk melakukan pengkajian.
3. Kesempatan
Terbinanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat
dusun Krajan Cukil sebagai lahan praktik mahasiswa, memicu masyarakat dalam
mengenal kesehatan di wilayah tersebut. Tingkat pengetahuan tentang
kesehatan yang kurang membuat masyarakat semakin antusias untuk menerima
mahasiswa. Wawancara dapat dilakukan secara leluasa karena sudah terjalin
komunikasi efektif.
4. Ancaman
Meningkatnya arus pertumbuhan penduduk, maka perlu strategi dan metode
yang tepat yang dilakukan tenaga dalam pengumpulan data demografi dan status
kesehatan di wilayah dusun Krajan Cukil, Kec. Tengaran.
190
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengumpulan data selama 1 minggu, data diolah dan dianalisa
kemudian muncul masalah kesehatan yang terdapat di Dusun Krajan Cukil.
Perumusan dilakukan dengan menggunakan NANDA, dimana merumuskan
diagnosa berdasarkan batasan karakteristik yang sesuai. Masalah kesehatan yang
muncul sesuai dengan Domain 1 promosi kesehatan, kelas 2 manajemen
kesehatan, (00215) defisiensi kesehatan komunitas dan (00188) perilaku kesehatan
cenderung
beresiko.
Tahap
selanjutnya
adalah
proses
skoring
dengan
191
mempengaruhi
dalam
penentuan
jadwal
pelaksanaan
kegiatan.
192
hipertensi,
bahaya
merokok,
kegiatan
minggu
bersih,
pelatihan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat
keberhasilan
proses
dan
keberhasilan
tindakan.
193
bersih dan sehat meningkat ditandai dengan adanya kegiatan minggu bersih
yang dilaksanakan setiap hari minggu, masing- masing rumah telah memiliki
lubang sampah dan terdapat perwakilan dari setiap RT yang bisa melakukan
pengukuran tekanan darah.
194
DUSUN REJOSARI
Praktek Keperawatan komunitas merupakan bagian aplikasi dari
keperawatan komunitas yang diadakan sejak tanggal 13 Maret 16 April 2016
atau selama 5 minggu. Praktek Keperawatan komunitas ini merupakan bagian
dari praktek keperawatan yang memiliki beberapa tahapan proses keperawatan,
yaitu proses Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Pembahasan pada laporan kasus ini akan dimulai dari pembahasan
terhadap hasil pengkajian, Diagnosa Keperawatan, perencanaan, implementasi,
dan
evaluasi.
Faktor-faktor
yang
menghambat
dan
mendukung
dalam
195
Mahasiswa
bertanggung
jawab
untuk
pengkajian
dan
196
kesehatan
atau
faktor
yang
mengganggu
kesejahteraan
atau
meningkatkan resiko masalah kesehatan yang dialami oleh suati kelompok. Data
yang mendukung dari diagnose tersebut adalah
Menurut data yang disebar melalui angket prosentase terbanyak yang di
derita warga dusun Rejosari adalah hipertensi sebanyak 40 %, penyakit stroke 1
% dan penyakit DM atau gula sebanyak 1 %. dari data tersebut 43%
pengetahuan kurang mengenai hipertensi. Prevalensi perilaku masyarakat yang
kurang mengerti mengenai perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 47 %.
Dengan data tersebut maka masalah yang muncul yaitu defisiensi kesehatan
komunitas dan perilaku kesehatan cenderung beresiko
C. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan penyusunan rencana tindakan yang
spesifik untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga, kelompok, atau
masyarakat. Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukandan criteria hasil untuk menilai pencapaian
tujuan (Mubarak, 2005).
Rencana tindakan keperawatan komunitas dirumuskan bersama-sama
tokoh masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Dusun II (MMD II) pada
tanggal 25 Maret 2016. Bentuk kegiatan yang direncanakan mencakup
pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit hipertensi, pemantauan
tekanan darah, refreshing kader untuk pelatihan tensi, pemeriksaaan kesehatan
sebulan sekali. Model keperawatan yang dilakukan adalah perencanaan sosial,
aksi sosial, dan pengembangan masyarakat, sehingga dengan menggunakan
pendekatan tersebut dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dusun Rejosari.
Dalam
perilaku
hidup
sehat
berikut
ini
diurakan
beberapa
hal
yang
197
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam perencanaan tindakan meliputi perbedaan tingkat
pengetahuan, keterbatasan waktu dari warga dan kegiatan mahasiswa
mempengaruhi jadwal kegiatan, serta sarana dan prasana yang kurang
memadahi seperti LCD dan layar proyektor yang harus bergantian di setiap
dusun berpengaruh terhadap jadwal kegiatan.
D. Implementasi
Pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas di dusun Rejosari
berfokus pada masalah kesehatan hipertensi dan perilaku hidup bersih sehat.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah: penyuluhan kesehatan
yang terkait dengan masalah kesehatan yang ditemukan yaitu penyuluhan yang
berkaitan dengan penyakit hipertensi, pemantauan tekanan darah, pelatihan
tensimeter bagi kader dan karangtaruna, pembuatan obat tradisional, serta
masalah perilaku hidup bersih dan sehat dengan dilaksanakan kegiatan
pemberdayaan anak-anak dusun Rejosari sebagai detektif mosquito, penyuluhan
cuci tangan dan pilah sampah, pemberantasan sarang nyamuk. Faktor faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan yaitu:
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
adanya dukungan dari berbagai pihak seperti kader, ketua RT, Ketua RW,
pihak kelurahan, pihak Puskesmas, tidak lupa antusias yang sangat tinggi
dari masyarakat untuk meningkatkan kesehatan.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
penyampaian informasi kegiatan kepada masyarakat yang kurang maksimal
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan, peserta yang hadir dalam kegiatan
kurang dari yang diharapkan, serta faktor cuaca yang tidak bisa diprediksi
juga salah satu penghampat dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang
sudah dijadwalkan.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan melalui penilaian terhadap program yang dilakukan
dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan tujuan tersebut
dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana yang telah dilakukan oleh
masyarakat. Tindakan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh
mahasiswa selama 4 minggu pada umumnya berjalan dengan cukup baik, di
setiap kegiatan yang telah direncanakan banyak kelemahan dan kelebihan
seperti waktu pelaksanaan yang harus disesuaikan dengan kegiatan masyarakat
198
sendiri, cuaca yang tidak bisa ditentukan setiap hari, sarana prasarana yang
kurang memadai, dengan berbagai masalah atau penghambat yang timbul di
setiap kegiatan tidak menjadikan alasan untuk melaksanakan program yang telah
direncanakan, serta dukungan dari berbagai bihak mendukung lancarnya
kegiatan.
199
DUSUN BANJARI
dan
Anderson
(1985).
Wawancara
dilakukan
pada
beberapa
200
2. Kelemahan
Di wilayah Dusun Banjari, Kec. Tengaran khususnya RT 23 RW 08 masih
banyak warga yang belum dapat bekerja sama, terutama kerja samanya
dalam hal memberikan data serta tidak sesuainya data kependudukan yang
ada dengan kondisi yang dikaji saat ini.
3. Kesempatan
Terbinanya hubungan kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan
masyarakat dusun Banjari sebagai lahan praktik kelompok mahasiswa,
sehingga memacu masyarakat dalam mengenal kesehatan di wilayah
tersebut.
4. Ancaman
Meningkatnya arus pertumbuhan penduduk, maka perlu strategi dan metode
yang tepat yang dilakukan tenaga dalam pengumpulan data demografi dan
status kesehatan di wilayah dusun Banjari, Kec. Tengaran.
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengumpulan data selama 1 minggu data diolah dan
dianalisa dengan sebelumnya dilakukan scoring masalah kesehatan, kemudian
didapatkan masalah kesehatan yang terdapat di Dusun Banjari :
1. Defisiensi Kesehatan Komunitas : Hipertensi pada dewasa muda dan
dewasa akhir.
2. Kesiapan untuk meningkatkan Manajemen kesehatan : Diare
C. Intervensi
Setelah dilakukan pengumpulan data selama 1 minggu data diolah dan
dianalisa, dan didapatkan 2 masalah kesehatan utama di Dusun Banjari, maka
dilakukan Musyawarah Masyarakat Desa II, hasil pengumpulan data dan
masalah kesehatan di presentasikan oleh mahasiswa pada ketua RT, ketua RW,
kepala Dusun, tokoh masyarakat, kader dan karang taruna. Kemudian bersama
sama menyusun rencana kegiatan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
yang muncul. Bentuk kegiatan yang direncanakan mencakup pendidikan
kesehatan yang berkaitan dengan penyakit hipertensi, pemantauan tekanan
darah, pengadaan senam lansia, penanaman TOGA dan pelatihan tensimeter
bagi kader dan karangtaruna. Model Keperawatan yang dilakukan adalah
perencanaan sosial, aksi sosial, dan pengembangan masyarakat, sehingga
dengan menggunakan pendekatan tersebut dapat meningkatkan partisipasi
201
masyarakat dusun Banjari. Dalam perilaku hidup sehat berikut ini diuraikan
beberapa hal yang mempengaruhi dalam perencanaan tersebut yaitu :
1. Kekuatan
Dalam penyusunan perencanaan berupa adanya dukungan dan peran serta
aktif dari masyarakat dan tingginya kesadaran tentang kesehatan dari ketua
RT, ketua RW, Kepala Dusun, tokoh masyarakat, Kader dan karangtaruna.
2. Kelemahan
Kelemahan dalam perencanaan tindakan meliputi adanya perbedaan
persepsi yang disebabkan oleh tingkat pendidikan yang bervariasi sehingga
mempengaruhi dalam penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada di
Dusun Banjari. Disamping itu adanya keterbatasan waktu dari masing
masing warga mempengaruhi dalam penentuan jadwal pelaksanaan
kegiatan.
3. Kesempatan
Dalam perencanaan kegiatan adanya izin dari pihak Puskesmas Tengaran
bagi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Dusun
Banjari, dengan adanya dukungan dari masyarakat setempat, untuk
membuat perencanaan dan menyusun masalah kesehatan yang ditemukan.
4. Ancaman
Beberapa metode yang ditemukan perlu diperhatikan faktor faktor yang
mempengaruhi terhadap perencanaan kegiatan tersebut. Faktor tersebut
antara lain : sumber daya, waktu, dana, dan fasilitas kesehatan.
D. Implementasi
Pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas di dusun Banjari fokus
pada
masalah
kesehatan
hipertensi
dan
kesiapan
peningkatan
dalam
202
yaitu
antusias
dari
masyarakat
setempat
terhadap
kegiatan
yang
dilaksanakan.
2. Kelemahan
Kelemahan dalam pelaksanaan adalah cara penyampaian informasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan masih kurang, karena banyak warga yang
belum mengetahui jika akan dilakukan suatu kegiatan, sehingga jumlah
peserta tidak sesuai yang diharapkan dalam setiap kegiatan.
3. Kesempatan
Adanya berbagai kegiatan yang ada di Dusun Banjari seperti , berjanjen,
arisan, perkumpulan RT, perkumpulan karangtaruna sehingga mahasiswa
memiliki waktu untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada, seperti pendidikan kesehatan,
pelatihan tensimeter.
4. Ancaman
Ancaman dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu ancaman dari luar
seperti cuaca yang seringkali hujan, serta adanya beberapa masyarakat
yang masih belum antusias untuk mengikuti kegiatan yang diadakan.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan melalui penilaian terhadap program yang dilakukan
dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan tujuan tersebut
dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana yang telah dilakukan oleh
masyarakat. Tindakan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh
mahasiswa selama 4minggu pada umumnya berjalan dengan baik.
203
DUSUN GOMPYONG
Pada bab pembahasan kelompok akan mencoba membahas mengenai
kesenjangan yang terdapat pada konsep dasar (teori) dan studi kasus komunitas
dengan Hipertensi yang dimulai dengan membahas pengkajian, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
A
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
komunitas. Tahap pengkajian komunitas meliputi pengkajian core(inti) dan pengkajian
delapan sub sistem yang mempengaruhi dalam pengkajian komunitas. Proses
pengkajian yang dilakukan kelompok pada komunitas masyarakat Dusun Gompyong
dengan masalah Hipertensi dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi studi
dokumentasi, angket, observasi (winshield survey), wawancara, dan observasi
lapangan.
Pada saat dilakukan pengkajian komunitas dengan Hipertensi masyarakat Dusun
Gompyong terjalin hubungan kekeluargaan yang baik beserta keluarga penderita
sehingga memudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas. Dari
data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis dan identifikasi masalah komunitas
yang dihadapi oleh masyarakat. Dusun Gompyong yang merupakan data fokus
sehingga selanjutnya dirumuskan diagnosa atau masalah keperawatan. Kondisi klinis
yang ditunjukkan oleh masing masing penderita pada kasus Hipertensi dikaji sesuai
dengan teori muncul faktor resiko adalah umur dan gaya hidup. Berdasarkan
pengkajian yang sudah dilakukan pada kelompok penderita Hipertensi, kelompok
menemukan data yang sesuai dengan tinjauan teori yaitu : penderita Hipertensi
mengatakan sering pusing, kaku tengkuk, suka mengkonsumsi makanan yang asin,
dan susah tidur. Kebanyakan penderita Hipertensi TD di atas normal (120/80 dan
untuk lansia di atas 140/90) serta banyak perokok aktif. Hal ini sesuai dengan teori
Achjar, (2012) yang menyebutkan bahwa gejala klinis Hipertensi adalah palpitasi,
kelelahan, ansietas, keringat berlebih, tremor otot, nyeri dada, epitaksis, pandangan
kabur atau ganda, sulit tidur dan sakit kepala (kaku tengkuk). Dari teori yang
disampaikan Achjar tanda dan gejala pada kasus komunitas hipertensi tiap responden
bisa berbeda-beda tidak harus semua keluhan yang dirasakan oleh penderita sama
dengan semua gejala klinis yang di sampaikan Achjar dalam teori.
Dari data yang terkumpul selain masalah Hipertensi didapatkan masalah Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat yang masih kurang yaitu mengenai kebiasaan mencuci
tangan tanpa sabun dan kebiasaan merokok. Dari 16 komponen PHBS terdapat 2
komponen yang belum terpenuhi atau menyimpang yaitu bebas dari asap rokok dan
204
cuci tangan tanpa sabun pada komunitas masyarakat Dusun Gompyong. Hal itu
menunjukkan perilaku atau gaya hidup untuk meningkatkan status kesehatan yang
masih kurang.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang mempengaruhi dalam pengkajian :
1
Kekuatan
Pelaksanaan pengkajian diwilayah Dusun Gompyong, Kec. Tengaran oleh
mahasiswa mendapatkan dukungan dari dinas kesehatan setempat, yaitu kepala
puskesmas, ketua RT, ketua RW, kader, dan tokoh masyararakat dalam
kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas, kesediaan masyarakat
dalam pendataan dapat memudahkan mahasiswa untuk mengumpulkan data.
Kelemahan
Di wilayah Dusun Gompyong RT 15 RW 06 masih banyak warga yang belum
dapat bekerja sama, terutama kerja samanya dalam hal memberikan data serta
tidak sesuainya data kependudukan yang ada dengan kondisi yang dikaji saat ini.
Kesempatan
Terbinanya
hubungan
kerjasama
yang
baik
antara
mahasiswa
dengan
Ancaman
Meningkatnya arus pertumbuhan penduduk, maka perlu strategi dan metode
yang tepat yang dilakukan tenaga dalam pengumpulan data demografi dan status
kesehatan di wilayah dusun Gompyong, Kec. Tengaran.
Diagnosa Keperawatan
Kelompok mengambil diagnosa keperawatan teoritis dari NANDA (2015),
diagnosa yang muncul pada komunitas masyarakat dusun Gompyong adalah
Defisiensi kesehatan komunitas yaitu Hipertensi dan Perilaku Kesehatan Cenderung
Berisiko yaitu Kebiasaan merokok dan cuci tangan tanpa sabun. Beberapa batasan
karakteristik untuk menegakkan diagnosa keperawatan adalah Defisiensi kesehatan
komunitas antara lain Stroke dengan Hipertensi, Hipertensi dengan komplikasi
Diabets Militus, Hipertensi yang sudah menahun. Batasan karakteristik untuk
menegakkan diagnosa keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko yaitu
Kebiasaan merokok dan cuci tangan tanpa sabun antara lain sesak nafas, batuk,
diare, asma, hipertensi.
Penulis
tidak
menemukan
kesenjangan
karakteristik
dalam
melakukan
205
tangan tanpa sabun dalam tinjauan teori. Prioritas diagnosa ditentukan skoring
asuhan keperawatan komunitas.
C
Perencanaan
Fase
perencanaan
dilakukan
oleh
mahasiswa
dan
keluarga
dengan
Kekuatan
Dalam penyusunan perencanaan berupa adanya dukungan dan peran serta aktif
dari masyarakat dan tingginya kesadaran tentang kesehatan dari ketua RT, ketua
RW, Kepala Dusun, tokoh masyarakat, Kader dan karangtaruna.
Kelemahan
206
disebabkan
oleh
tingkat
pendidikan
yang
bervariasi
sehingga
Kesempatan
Dalam perencanaan kegiatan adanya izin dari pihak Puskesmas Tengaran bagi
mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Dusun Gompyong,
dengan
adanya
dukungan
dari
masyarakat
setempat,
untuk
membuat
Ancaman
Beberapa metode yang ditemukan perlu diperhatikan faktor faktor yang
mempengaruhi terhadap perencanaan kegiatan tersebut. Faktor tersebut antara
lain : sumber daya, waktu, dana, dan fasilitas kesehatan.
Implementasi
Pelaksanaan
rencana
asuhan
keperawatan
merupakan
perilaku
kesehatan
cenderung
beresiko,
kebiasaan
warga
207
Untuk
menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, tiap minggu dusun Gompyong
mengadakan kerja bakti dan penulis ikut serta dalam kerja bakti bersama
masyarakat, serta untuk menumbuhkan keinginan dalam hidup sehat serta
mengontrol tekanan darahtinggi pada penderita hipertensi dengan salah satu
kegiatan yaitu senam lansia. Penulis melakukan penyuluhan tentang tanaman
Toga yang bertujuan untuk membuat obat tradisional untuk menurunkan
tekanan darah tinggi dengan memanfaatkan tanaman disekitar rumah yang
dapat digunakan. Penulis melakukan penyuluhan kader dengan dibantu oleh
dosen pembimbing untuk penyuluhan tentang pengisian KMS lansia yang
akan diaplikasikan pada saat posyandu lansia yang akan diselenggarakan
setelah posyandu balita, serta mengajarkan penggunaan tensi bersama 6
orang kader dan perwakilan karang taruna dusun Gompyong. Penyuluhan
bahaya merokok dilakukan oleh penulis karena perilaku hidup bersih dan
sehat kebanyakan warga yang selalu merokok didalam rumah maupun diluar
rumah, agar masyarakat sadar tentang bahaya merokok dan akibatnya dalam
jangka panjang. Penyuluhan kesehatan reproduksi dilakukan dengan tujuan
agar para remaja mengerti tentang bahaya seks bebas. Penyuluhan gizi
seimbang pada bayi dan balita dilakukan karena di dusun Gompyong banyak
warga yang memiliki anak bayi maupun balita yang harus diperhatikan
gizinya. Penyuluhan pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan agar
para
ibu
yang
memiliki
anak
balita
mengetahui
bagaimana
ciri-ciri
diri
untuk
kehamilan
yang
diinginkan
dan
melakukan
perencanaan memiliki anak, dan dapat memberikan gizi seimbang pada ibu
hamil dan janin yang dikandung.
Pada diagnosa ini sudah dilaksanakan intervensi keperawatan yang
sudah direncanakan, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan rencana asuhan keperawatan atau hambatan yang penulis
208
masyarakat
menyepelekan
tentang
bahaya
merokok
bagi
kesehatan.
1
Kekuatan
Kekuatan dalam pelaksaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di Dusun Gompyong adalah adanya dukungan dari kader,
ketua RT, ketua RW serta dari pihak Puskesmas. Selain itu, kekuatan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan yaitu
antusias dari masyarakat setempat terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
Kelemahan
Kelemahan dalam pelaksanaan adalah cara penyampaian informasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan masih kurang, karena banyak warga yang belum
mengetahui jika akan dilakukan suatu kegiatan, sehingga jumlah peserta tidak
sesuai yang diharapkan dalam setiap kegiatan.
Kesempatan
Adanya berbagai kegiatan yang ada di Dusun Gompyong seperti , pengajian
perkumpulan RT, perkumpulan karangtaruna sehingga mahasiswa memiliki
waktu untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada, seperti pendidikan kesehatan, pelatihan pengisian
KMS dan pelatihan tensimeter.
Ancaman
Ancaman dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu ancaman dari luar seperti
cuaca yang seringkali hujan, serta adanya beberapa masyarakat yang masih
belum antusias untuk mengikuti kegiatan yang diadakan
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi
dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data
209
dilakukan
berbagai
penyuluhan
dan
kegiatan,
meliputi
210
DUSUN DLISEM
Sesuai dengan pengkajian pada asuhan keperawatan komunitas, pada
proses pengkajian dalam memperoleh data dilakukan dengan teknik wawancara,
wind shield survey, survey dan data sekunder.
pengkajian
terhadap
komunitas
data
diperoleh
dari
teknik
211
dalam
kesehatan,
keperawatan
proses
komunitas,
kelompok,
yaitu
pemberdayaan
dengan
cara
masyarakat,
212
dalam seminggu, yaitu setiap hari selasa dan jumat. Senam juga merupakan
implementasi keperawatan komunitas, yaitu proses kelompok. Pembentukan
detector mosquto pada anak usia sekolah dilakukan pada tanggal 2 April 2016
dengan jumlah peserta 15, dan didapatkan hasil ketua arya dan wakil ketua jaka
dan akan melakukan pemeriksaan jentik tiap ruamah setiap hari minggu. Hal ini
merupakan implementasi
pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan teori yang ada kelompok kami dalam
melakukan implementasi dengan cara pendidikan kesehatan, proses kelompok,
pemberdayaan masyarakat, kemitraan.
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan
dan
213
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas yang telah dilakukan doleh 5
dusun yaitu Cukil, Rejosari, Banjari, Gompyong, dan Dlisem.
Didapatkan
kesimpulan :
1. masalah keperawatan defisiensi kesehatan komunitas, dan perilaku
cenderung beresiko : diare, perilaku cenderungberesiko : demam
berdarah
2. masalah diatasi
dengan
menyusun
intervensi
sesuai
masalah
keperawatan
3. Musyawarah dilakukan untuk mencapai kesepakatan dengan warga
tentang rencana yang akan dilakukan di masing masing dusun
4. Rencana yang dilakukan mulai dari pendkes, pelatihan pengukuran
tekanan darah pada warga, dll.
5. Setelah dilakukan implementasi didapatkan hasil pengetahuan, sikap,
dan perilaku meningkat menjadilebih baik
B. Saran
Penulis dalam hal ini memberikan saran untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan terutama pada komunitas :
1.
Bagi desa Cukil untuk lebih memperhatikan masalah kesehatan
warganya dengan mengaktifkan kembali posyandu lansia di masing
masing dusun
2.
3.
214