Anda di halaman 1dari 214

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memnungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. Upaya
kesahatan adalah setaip kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan
termasuk kehamilan dan persalinan. ( Anderson, 2008)
Keperawatan sebagai pelayanan asuhan profesional bersifat humanistik
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan
sebagai tuntutan utama. Mutu asuhan keperawatan sangat mempengaruhi
kualitas pelayanan kesehatan bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra
institusi pelayanan di masyarakat (Mubarak, 2009). Sesuai dengan peran
perawat komunitas berdasarkan konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989
adalah peran sebagai asuhan keperawatan, advokad pasien, pendidik,
koordinator, konsultan dan peneliti. (Mubarak, 2009).
Menurut

Renstra

Kemenkes

2015-2019

dimana

pembangunan

kesehatan pada periode 2015-2019 adalah program Indonesia Sehat dengan


sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan financial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok
RPJMN 2015-2019 adalah (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu
dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses
dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah
terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan

SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan


vaksin, (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Pentingnya peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan
tercermin dalam strategi dan sasaran utama rencana strategis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 2018 . Program-program
pembangunan kesehatan yang akan diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, diarahkan untuk pengembangan pemberdayaan
masyarakat di desa. (Restra Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2013-2018)
Akademi Keperawatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah
satu institusi keperawatan memiliki program Ilmu Keperawatan Komunitas.
Pelayanan keperawatan komunitas harus diberikan kepada semua tatanan
masyarakat dan dengan sasaran baik individu, keluarga, kelompok ataupun
masyarakat.

Perawatan

kesehatan

komunitas

merupakan

lapangan

perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan,


ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga dan yang mempunyai masalah. (Anderson, 2008).
Dalam mewujudkan mahasiwa keperawatan yang profesional Akademi
Keperawatan

Pemerintah

Provinsi

Jawa

Tengah

keperawatan komunitas di Desa Cukil, Kecematan

menjalani

praktek

Tengaran. Praktek

komunitas ini dilaksanakan sebagai upaya agar mahasiswa mampu


menerapkan ilmu terintegrasi dengan fungsi- fungsi managemen dan
kepemimpinan, askep keluarga, askpe komunitas melalui peningkatan peran
serta masyarakat, pembelajaran pelaksanaan program program puskesmas
dan kerja sama lintas program maupun lintas sektoral. Selama praktek
keperawatan komunitas ditemukan beberapa masalah kesehatan di Desa
Cukil, Kecamatan Tengaran. Contohnya adalah hipertensi, resiko diare,
demam berdarah, ISPA, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang
kurang baik. Maka dari itu perlu dilakukan asuhan keperawatan keluarga dan
komunitas

yang

dilakukan

dari

pengkajian,

diagnosa

keperawatan,

perencanaan,

implementasi,

evaluasi

untuk

mencapai

pembangunan

kesehatan. ( Makhfudli, 2009)


B Tujuan
1

Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik keperawatan komunitas,
mahasiswa

mampu

menerapkan

asuhan

keperawatan

komunitas,

kelompok resiko, keluarga dan geriatrik di Desa Cukil.


2

Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu :
a

Melaksanakan pengkajian berdasarkan metodologi yaitu wawancara,


observasi (windshield survey) , studi kasus dan statistik.

Melaksanakan pengkajian pada keluarga sesuai dengan tahapan


tumbuh kembang keluarga dan masalah kesehatan fisik yang ada.

Melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus.

Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas pada komunitas,


keluarga dan kelompok khusus secara tepat.

Menyusun rencana tindakan keperawatan pada komunitas, keluarga


dan kelompok khusus.

Melaksanakan

tindakan

keperawatan

sesuai

dengan

rumusan

rencana keperawatan pada tatanan komunitas, keluarga dan


kelompok khusus.
g

Melaksanakan evaluasi terhadap hasil asuhan keperawatan yang


diberikan pada komunitas, keluarga dan kelompok khusus.

Mendokumentasikan

asuhan

keperawatan

secara

benar

pada

komunitas, keluarga, dan kelompok khusus.


i

Mencapai kompetensi di pelayanan puskesmas sesuai dengan daftar


kompetensi yang ada pada buku panduan.

C Manfaat
1

Untuk Mahasiswa
a

Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata


kepada masyarakat.

Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan


keperawatan komunitas

Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana


dalam menghadapi dinamika masyarakat

Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan


interpersonal.

Untuk Masyarakat
a

Mendapatkan

pengetahuan

tentang

status

kesehatan

untuk

pendukung perubahan perilaku.


b

Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari


masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang di alami masyarakat.

Masyarakat

mengetahui

gambaran

status

kesehatannya

dan

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.


3

Untuk Pendidikan
Salah satu alat ukur keberhasilan di bidang keperawatan komunitas
dan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan
model praktek keperawatan komunitas selanjutnya. Sebagai bentuk
pengabdian masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan dalam keperawatan komunitas.

Untuk Profesi
a

Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi


secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas


sehingga profesi mampu mengembangkannya.

Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.

D Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan komunitas ini penulisan menggunakan
sistematika penulisan yang terdiri dari halaman judul, lembar persetujuan,

kata pengantar, daftar isi, pendahuluan (latar belakang, tujuan, manfaat,


sistematika penulisan), tinjauan pustaka, aplikasi asuhan keperawatan
komunitas (persiapan tahap pengkajian, rencana kegiatan, implementasi,
evaluasi, rencana tindak lanjut), pembahasan, penutup , daftar pustaka dan
lampiran

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh


pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat
berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri
melalui perawatan kesehatan komunitas. Pada bab ini akan disajikan ; konsep
keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan komunitas, sebagai berikut:
A Konsep Perawatan Kesehatan Komunitas
1

Definisi
Komunitas adalah Kelompok sosial yang ditentukan berdasarkan
batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta
adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat
yang satu dengan lainnya (Soerjono Soekanto, 1989). Perawatan
kesehatan menurut Ruth B. Friedman (1961) adalah sebagai suatu
lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar
manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan yang
serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada
tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh
karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individuindividu, keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan
terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan,

penyuluhan

kesehatan,

koordinasi

dan

pelayanan

keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang


menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai
keyakinan

keperawatan

keperawatan

komunitas

komunitas.
menurut

Sedangkan

American

asumsi

Nurses

dasar

Assicoation

(ANA,1980) didasarkan pada asumsi :


a

Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks

Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan


komponen pelayanan kesehatan

Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan,


dimana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek.

Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan


komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsiasumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a

Bagian

integral

dari

pelayanan

kesehatan

khususnya

keperawatan
b

Merupakan bidang khusus keperawatan

Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat


dan ilmu sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)

Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus


dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,


rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya
preventif dan promotif.

Melibatkan partisipasi masyarakat

Bekerja secara team (bekerjasama)

Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah

Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan


derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan

keperawatan

komunitas

yang

mendasari

praktik

keperawatan komunitas adalah:


a

Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan


dapat diterima semua orang

Penyusunan

kebijakan

seharusnya

melibatkan

penerima

pelayanan dalam hal ini komunitas


c

Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima


pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik

Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik


bersifat mendukung maupun menghambat

Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan


kesehatan

Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar

tersebut, maka dapat dkembangkan falsafah keperawatan komunitas


sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah

keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan


yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psikososio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan
memberikan

prioritas

pada

peningkatan

kesehatan.

strategi

Falsafah

pencegahan

yang

melandasi

penyakit

dan

keperawatan

komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4


hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
a

Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan


yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

Perawatan

kesehatan

masyarakat

adalah

suatu

upaya

berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan


perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya
dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
c

Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau


dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian
integral dari upaya kesehatan.

Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa


mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan


berlangsung dan secara berkesinambungan.

Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien


sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan,
menjamin

suatu

hubungan

yang

saling

mendukung

dan

mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan


kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.
g

Pengembangan tenaga

keperawatan

kesehatan masyarakat

direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.


h

Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas


kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik
dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka
sendiri.

Falsafah Keperawatan Komunitas


Mengacu pada paradigma keperawatan secara umum, yaitu manusia
sebagai titik sentral, kesehatan sebagai tujuan, lingkungan yang
mempengaruhi

dan

keperawatan,

maka

falsafah

keperawatan

komunitas dapat diyakini. Keyakinan tersebut didasarkan atas asumsi


bahwa seberat apapun ancaman kesehatan dimasyarakat akan dapat
teatasi dengan pemberian asuhan keperawatan yang benar. Konsep
yang dikembangkan bahwa kebutuhan dasar masyarakat menjadi tujuan
akhir dari segala kegiatan keperawatan komunitas. Dengan demikian
harapan dari keperawatan komunitas adalah memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat yang hilang akibat ancaman dan gangguan
kesehatan pada kelompok-kelompok khusus yang ada di masyarakat.
Tindakan yang diberikan bertujuan agar keyakinan itu bisa terwujud
adalah

pengkajian

kesehatan

masyarakat,

penentuan

masalah

kesehatan, penentuan prioritas, probem solving untuk mnemukan


alternatif, pemecahan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan dan evaluasi hasil. Adapun strategi yang ditetapkan dalam

10

keperawatan komunitas meliputi : proses kelompok, pendidikan/


penyuluhan kesehatan dan kerjasama (partnership). Strategi ini
dibangun secar kokoh oleh kelompok kerja kesehatan sebagai
penggerak utama di masyarakat untuk mencapai tujuan
3

Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/ perawatan.
a

Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut

mempunyai

masalah

kesehatan/keperawatan

karena

ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab,


maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
b

Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai

masalah

kesehatan/

keperawatan,

maka

akan

berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluargakeluarga yang ada disekitarnya.
c

Kelompok Khusus

11

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai


kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah :
1

Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat


perkembangan dan petumbuhannya, seperti :

Ibu hamil

Bayi baru lahir

Balita

Anak usia sekolah

Usia lanjut

Kelompok

dengan

pengawasan

kesehatan

dan

bimbingan

khusus
serta

yang

asuhan

memerlukan
keperawatan,

diantaranya adalah:
a

Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,


penyakit kelamin lainnya.

Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit


diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.

Kelompok

yang

mempunyai

resiko

terserang

diantaranya:
a

Wanita tuna susila

Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

Kelompok-kelompok pekerja tertentu

Dan lain-lain

12

penyakit,

Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:


a

Panti wredha

Panti asuhan

Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

Penitipan balita

Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung

dan

bekerjasama

untuk

mencapai

tujuan.

Dalam

berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak


permasalahan,

baik

permasalahan

sosial,

kebudayaan,

perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.


4

Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upayaupaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan
yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

13

Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu,

keluarga,

kelompok

dan

masyarakat

dengan

jalan

memberikan :
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan gizi
3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5. Olahraga secara teratur
6. Rekreasi
7. Pendidikan seks
b

Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :
1

Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui

Posyandu,

Puskesmas maupun kunjungan rumah


3

Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas


ataupun di rumah

4
c

Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati
anggota-anggota

keluarga,

kelompok

dan

masyarakat

menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan :

14

yang

Perawatan orang sakit di rumah (home care)

Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari


Puskesmas dan rumah sakit.

Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu


bersalin dan nifas.

Perawatan payudara

Perawatan tali pusat bayi baru lahir

Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui
kegiatan :
1

Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti


penderita Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan

Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit


tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna
Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya

15

resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali


kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita.
Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.
5

Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum
kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a

Memberikan

asuhan

keperawatan

langsung

kepada

individu,

keluarga, kelompok khusus baik di rumah (home care), di sekolah


(school health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan
di daerah binaan kesehatan masyarakat.
b

Penyuluhan/ pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka


merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka


hadapi

Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan


penanganan lebih lanjut

Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat

Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan


kesehatan

16

Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan


masalah

kesehatan

masyarakat,

perencanaan

kesehatan,

pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses


keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
i

Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan


komunitas

Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan


instansi terkait.

Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan
keperawatan dan kesehatan.

Model Pendekatan
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan
masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah
pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang
dituangkan

dalam

proses

keperawatan

dengan

memanfaatkan

pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan dasar


(PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap
masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyakrakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui ketrampilan
melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya
dalam

melaksanakan

profesinya

masyarakat.

17

sebagai

perawat

kesehatan

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan


pendekatan

terhadapat

keluarga

binaan

disebut

dengan

family

approach, maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi


kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut
disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap
masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan
partisipasi masyarakat disebut community approach.
B Asuhan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas atau community health nursing (CHN)
adalah sintesa praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat
yang bersifat

komprehensif,

holistik

dan berlangsung secara terus

menerus, diaplikasikan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan


populasi dengan fokus praktek pada masyarakat secara keseluruhan baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (American Nurses Association/
ANA, 1980). Adapun asuhan keperawatan komunitas

diberikan

oleh

perawat yang bertugas di puskesmas dan komunitas kepada individu di


dalam puskesmas, individu di dalam keluarga, kelompok / aggregate

serta

masyarakat.
Asuhan
keluarga

dan

keperawatan
kelompok

yang

diberikan

kepada

individu ,

dan masyarakat menggunakan proses

keperawatan terdiri dari pengkajian dan perumusan diagnosis, perencanaan,


pelaksanaan , dan penilaian (evaluasi) . Asuhan ini harus didokumentasikan
dengan baik agar berfungsi sebagai dokumen asuhan keperawatan juga

18

berfungsi sebagai pembuktian legal terhadap tindakan keperawatan yang


telah dilakukan.
Asuhan

keperawatan

komunitas

dilaksanakan

berdasarkan

kaidah-kaidah keperawatan sebagai profesi dengan pendekatan holistik,


humanistik dan care. Asuhan itu dilaksanakan oleh perawat profesional
dengan pendekatan manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan.
Tujuan asuhan adalah membantu mencapai kebutuhan dasar melalui
berbagai

bentuk

tindakan

keperawatan

di

masyarakat

dengan

memanfaatkan potensi sumber daya, termasuk masyarakat itu sendiri.


1

Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu keluarga
maupun kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak,
2009). Pengkajian keperawatan komunitas menurut Anderson Mc. Farlan
sebagai Community as Partner, merupakan suatu proses tindakan untuk
mengenal

komunitas,

masyarakat

yang

ada

di

komunitas

yang

merupakan mitra dan juga berperan didalam proses keperawatan


komunitas. Pengkajian komunitas meliputi core atau inti dan delapan
subsistem terdiri dari faktor fisik, lingkungan perumahan, pendidikan,
keselamatan, transportasi, politik dan kebijakan pemerintah, kesehatan,
dan pelayanan sosial, komunikasi ekonomi dan rekreasi. Inti (Core)
meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia

19

yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,


keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
Sub sistem yang terdiri dari 8 komponen antara lain:
a

Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya


karena dapat menjadi stresor bagi penduduk

Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan


untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat


tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering
mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin

Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang,


sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai
bidang termasuk kesehatan

Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau


gangguan yang terjadi

Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan


merawat atau memantau gangguan yang terjadi

Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan


masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan
penyakith.

Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan,


apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi
(UMR) atau sebaliknya.

Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah


biayanya dapat dijangkau masyarakat.
Metode

pengkajian

yang

digunakan

pada

komunitas,

diantaranya

Wawancara atau anamnesa, Pengamatan atau winshield survey yang

20

digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari


komunitas, lingkungan, serta gaya hidup masyarakat. Beberapa aspek yang
dikaji dengan metode ini adalah yang pertama inti komunitas yang terdiri atas
sejarah wilayah, demografi, kelompok etnis dan keyakinan. Yang kedua
subsistem yang terdiri dari lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial,
ekonomi, keamanan dan transportasi, pemerintah dan politik, komunikasi,
pendidikan, rekreasi. Dan yang ketiga adalah persepsi yang terdiri dari
penduduk misalnya bagaimana pendapat masyarakat tentang komunitasnya,
persepsi anda misalnya pertanyaan umum mengenai kesehatan komunitas
(Sumber : E.T Anderson dan J. Mc Farlane, 2008) dan pemeriksaan fisik.

Diagnosa Keperawatan
Menurut Asosiasi North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA, 2015) diagnosis keperawatan adalah penelitian klinis tentang
respon manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau
komunitas.
Setiap diagnosa keperawatan memiliki label dan definisi yang
jelas. Hal ini penting untuk menyatakan bahwa jika hanya memiliki label
atau daftar label tidak mencukupi. Sangat penting bahwa perawat
mengetahui definisi diagnosa yang mereka gunakan (NANDA, 2015).
Diagnosa keperawatan meliputi diagnosa keperawatan keluarga dan
diagnosa komunitas. Diagnosa keperawatan keluarga diperoleh dari analisa data
tentang kesehatan keluarga, sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga dan
komunitas.

Rumusannya

ketidakmampuan

keluarga

merupakan
mengenal

pernyataan
masalah,

memodifikasi lingkungan dan menggunakan fasilitas

yang

mengambil

menunjukkan
keputusan,

kesehatan yang ada.

Diagnosa keperawatan komunitas ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi

21

komunitas terhadap stressor yang ada. Formulasi diagnosa keperawatan


komunitas menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan NANDA (20122014) dan ICPN, formulasi diagnosa tersebut digunakan tanpa menuliskan
etiologi atau pernyataan diagnosa tunggal (single statement diagnosis). Sesuai
dengan label diagnosa, maka diagnosa keperawatan individu, keluarga dan
kelompok/komunitas : aktual, promosi kesehatan atau kesejahteraan, serta
resiko.

Dalam

penetapan

prioritas

masalah

diperlukan

penapisan

berdasarkan beberapa aspek yang ada dalam masyarakat meliputi; aspek


politik, aspek kemungkinan keberhasilan diatasi, aspek kemungkinan
kemudahan dalm pelaksanaan, aspek dukungan dana, dan sifat masalah
itu sendiri.
Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, resiko tinggi dan
wellness. Aktual : menggambarkan respon manusia terhadap kondisi
kesehatan/ proses kehidupan yang benar nyata pada individu, keluarga,
komunitas. Hal ini didukung oleh batasan karakteristik (manifestasi tanda
dan gejala) yang saling mengelompok dan saling berhubungan (NANDA,
2012-2014). Contoh diagnosis aktual adalah: Defisiensi Kesehatan
Komunitas.
Potensial

mencakup

promosi

kesehatan/sejahtera/wellness :

penilaian klinis dari motivasi seseorang, keluarga, atau komunitas, dan


keinginan

untuk

meningkatkan

keejahteraan

mewujudkan

potensi

kesehatan manusia dan menguatkan perilaku sehat secara khusus,


misalnya melalui nutrisi dan olahraga. Diagnosis promosi kesehatan
dapat dapat digunakan di seluruh status kesehatan. Namun kesiapan

22

individu, keluarga dan masyarakat untuk melakukan promosi kesehatan


mempengaruhi

mereka

untuk

mendapatkan

diagnosis

promosi

kesehatan. Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan


frase : Kesiapan meningkatkan kesehatan komunitas
Risiko:
kesehatan/

menggambarkan

proses

kehidupan

respon
yang

manusia

mungkin

terhadap

berkembang

kondisi
dalam

kerentanan individu, keluarga, komunitas. Hal ini didukung oleh berbagai


faktor resiko yang berkontribusi pada peningkatan kerentanan.
Pada tatanan komunitas, diagnosa NANDA yang digunakan
adalah

domain

1.

Diantaranya

Promosi

Kesehatan,

Manajemen

Perawatan, Promosi Kesehatan menurut ICPN, Manajemen Perawatan


Jangka Panjang, dan Manajemen Resiko.
3

Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan penyusunan rencana tindakan
yang spesifik untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga, kelompok,
masyarakat. Prinsip penyusunan rencana adalah berorientasi pada aspek
promotif, pereventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pada praktek keperawatan
komunitas prinsip kesehatan komunitas haruslah menjadi pertimbangan
yaitu : kemanfaatan, autonomi dan keadilan. Tahap pelaksanaan
difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu, prevensi primer, mencakup
peningkatan kesehatan dan perelindungan terhadap penyakit. Prevensi
sekunder meliputi diagnosa dini dan pengobatan yang tepat serta
pembatasan kecacatan. Prevensi tersier meliputi pemulihan kesehatan.

23

Pedoman
keperawatan

diagnosis,

komunitas

intervensi,

(individu,

dan

hasil

keluarga,

untuk

asuhan

kelompok/komunitas)

dikembangkan berdasarkan integrasi diagnosis keperawatan NANDA dan


International Classification for Nursing Practice (ICNP),

Nursing

Intervention Kelasification (NIC) dan Nursing Outcome Classification


(NOC).
4

Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
a

Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit

Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat
dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan

Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan


penyakit

Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan


komunitas

Evaluasi
Evaluasi disusun mengacu pada tujuan asuhan keperawatan
untuk kemandirian klien atau komunitas sehingga peran aktif masyarakat

24

dan individu yang tergabung dalam kelompok kerja kesehatan harus lebih
baik.
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
a

Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi

Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata

Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

25

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DUSUN KRAJAN CUKIL
A

Persiapan

Kegiatan praktik komunitas dipersiapkan melalui pembekalan praktik


oleh akademik. Pembekalan praktik berisi tentang tahapan kegiatan praktik
komunitas, program kesehatan di Kabupaten Semarang, program kesehatan
di puskesmas, dan masalah kesehatan di Kecamatan Tengaran, khususnya
masalah kesehatan di Desa Cukil. Narasumber dalam kegiatan pembekalan
dari dosen Akper Pemprov Jateng, dari Dinas Kesehatan, dari Kecamatan
Tengaran

dan

Puskesmas

Tengaran.

Kegiatan

selanjutnya

adalah

menyiapkan angket hipertensi dan diare, membuat media pendidikan


kesehatan, pendekatan dengan tokoh masyarakat untuk membahas
perijinan praktek komunitas, tempat tinggal mahasiswa, biaya praktek dll.
B

Tahap Pengkajian
1 Pengkajian Inti Komunitas
a Sejarah
Informasi dari Sekertaris Desa bahwa pada zaman dahulu terdapat
gunung yang menutupi mata air, warga desa ingin mencukil gunung
tersebut agar air dapat mengaliri desa, belum selesai gunung tersebut
dicukil matahari sudah terbit dan pagi pun tiba. Meskipun belum
sepenuhnya dicukil rembesan air sudah mengalir sedikit demi sedikit.
Ada seorang kyai yang ingin mencukil gunung tersebut karena ada
orang yang sedang menyapu dan ayam berkokok, sang kyai berhenti
mencukil kemudian tongkatnya tertinggal dan diberi nama Jati Teken.
Akhirnya mata air tersebut diberi nama Senjoyo. Masyarakat yang tinggal
di desa cukil kebanyakan adalah keturunan masyarakat asli Cukil, ada
b

beberapa pendatang yang tinggal di Dusun Cukil.


Data Demografi
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengambilan sampel dengan
kriteria responden yang digunakan yaitu keluarga yang mempunyai anggota
keluarga lansia dan keluarga yang mempunyai anggota keluarga balita,
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3.1

26

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Usia Dusun


Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
%
0-1 Tahun

0%

1-5 Tahun

0%

6-12 Tahun

24

10%

13-20 Tahun

19

8%

21-60 Tahun

137

58%

>60 Tahun

57

24%

Jumlah
238
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=238) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
merupakan lanjut usia (>60 tahun) sebanyak 57 orang (24%).
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Usia Dusun
Krajan Cukil Berdasarkan Angket Diare

Indikator
0-1 th
1-5 th
6-12 th
13-20 th
21-60 th
>60 th

Frekuensi
18
66
20
21
150
1
276

%
7%
24%
7%
8%
54%
0%
100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=276) pada 75 KK


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian responden
merupakan balita (0-1 tahun) sebanyak 18 orang (7%) dan balita (1-5
tahun) sebanyak 66 orang (24%).
1

Jenis Kelamin
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Hipertensi
Dusun Krajan Cukil
Indikator

Frekuensi

27

Laki-laki
39
45%
Perempuan
48
55%
Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian responden


berjenis kelamin laki-laki sebanyak 39 orang (45 %) dan
perempuan sejumlah 48 orang (55%).
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin berdasarkan Angket Diare
Dusun Krajan Cukil

Indikator
Frekuensi
%
Laki-laki
140
51%
Perempuan
136
49%
Jumlah
276
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=276) pada 75 KK

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian responden


berjenis kelamin laki-laki sebanyak 140 orang (51 %) dan
perempuan sejumlah 136 orang (49%).
2

Data penyakit
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Penderita Berdasar Status Kesehatan
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
%
ISPA
7
3%
Diare
0
0%
HT
87
37%
DM
0
0%
Stroke
0
0%
Myalgia
0
0%
Sehat
144
61%
Jumlah
238
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=238) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
menderita Hipertensi 87 orang (37%).

28

Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Anak Berdasar Status Kesehatan
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Diare
Indikator
Frekuensi
%
Ispa
2
1%
Diare
8
3%
HT
0
0%
DM
0
0%
Stroke
0
0%
Mialgia
0
0%
Sehat
266
96%
Jumlah
276
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=276) pada 75 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan responden yang menderita
Diare adalah 8 orang (3%).
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Usia Penderita Hipertensi
Dusun Krajan Cukil
Indikator
Frekuensi
%
13-20
7
8%
21-60
33
38%
>60
47
54%
Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan responden penderita
hipertensi yang berusia 13-20 adalah 7 orang (8%), yang berusia 21-60
sebanyak 33 (38%), yang berusia >60 adalah 47 orang (54%).

Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Menurut Lama Menderita Hipertensi
Dusun Krajan Cukil
Indikator

Frekuensi

< 1 tahun

31

36%

>1 tahun

56

64%

29

Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
menderita hipertensi lebih dari satu tahun adalah 56 orang (64%).

Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi Menurut Kepatuhan Berobat
Dusun Krajan Cukil
Indikator

Frekuensi

Patuh

5%

Sedang

42

48%

Rendah

41

47%

Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
memiliki kepatuhan berobat sedang sebanyak 42 orang (48%).

Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi Menurut Tekanan Darah
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator

Frekuensi

<140

10%

140-159

27

31%

160-179

20

23%

>180

31

36%

Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 180 sebanyak 31 orang (36%).
Nilai sex ratio seluruh penduduk Desa Cukil yaitu perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan sebanyak (2341/2305) X 100 = 101,5.
Statistik kesehatan yang diperoleh dari puskesmas angka kesakitan Diare
per 1000 penduduk pada tahun 2014 adalah adalah 214. Sedangkan
statistik kesehatan yang diperoleh dari data kunjungan berobat selama tiga
bulan terakhir di Bidan Desa antara lain : Asma 1%, Diare 5%, Rematik 11%,
ISPA 62%, Gatal 9%, Gigi dan Mulut 8%, ISK 1%, Sehat 4%.

30

Etnik
Tidak ada perbedaan budaya antar dusun, semua dusun memiliki
kebiasaan melakukan pengajian tiap minggunya. Terdapat acara merdi desa
tiap tahun dan kebiasaan mereka adalah makan tumpeng. Kebisaan
masyarakat cukil adalah berkebun dan kerja pabrik, pekerjaan paling di

dominasi oleh petani, masyarakat masih menganut budaya ketimuran


Nilai dan kepercayaan
Nilai pada masyarakat adalah nilai ketimuran, adat istiadat masih kental.
Nilai untuk kesehatan masyarakat memiliki kebiasaan ke fasilitas kesehatan
hanya saat sakit, tidak pernah rutin untuk memeriksakan kesehatannya.
Rata-rata penduduk desa Cukil menganut Agama Islam, terdapat beberapa
orang yang menganut nasrani. Tempat ibadah yang ada di desa Cukil
adalah masjid di dusun Dlisem 2, dusun Krajan 1, dusun Rejosari 2, dusun
Banjari 1, tidak ada gereja dan wihara.

Pengkajian Sub Sistem


a Lingkungan fisik
Lokasi di Desa Cukil batas desa sebelah timur adalah Kecamatan
Susukan, sebelah barat adalah Desa Karang Duren, sebelah utara adalah
Kecamatan Suruh dan sebelah selatan adalah Desa Regunung. Dusun
Krajan Cukil di sebelah utara dibatasi oleh Dusun Gompyong, di sebelah
selatan dibatasi oleh Dusun Regunung, di sebelah timur dibatasi oleh Dusun
Dlisem dan di sebelah barat dibatasi oleh Dusun Banjari.
Musim hujan dan musim kemarau, tanah disekitar masih tanah merah,
masih luas, jika hujan jalanan becek. Kondisi tanah subur, tanah merah,
dapat ditanami berbagai tanaman, mata air bersih banyak ditemukan,
kualitas bagus, udara sejuk pedesaan. Kondisi air masih sulit karena
menggunakan PAM swadaya yang digilir, sehingga tidak setiap hari air

31

mengalir, kondisi air bersih, terdapat sumur di beberapa rumah warga, udara
masih sejuk.
Tipe perumahan, jarak rumah satu dengan yang lain jauh, masih banyak
yang memiliki halaman depan rumah. Mayoritas bangunan adalah
bangunan permanen terbuat dari tembok dan kayu. Terdapat tipe semi
usaha seperti membuat jamur, gula jawa, dan budi daya rumput gajah untuk
dijual.
Jarak antar rumah jauh dikarenakan mempunyai halaman yang luas, ada
hewan sapi, ayam, kambing, lembu, anjing, lalu kotoran hewan buat pupuk,
letak sebagian besar berada disamping rumah, ada juga yang berada di
dalam rumah, kebersihan kandang terjaga.
Setiap rumah memiliki halaman yang luas, banyak kebun, jarak antar
rumah jauh dibatasi oleh kebun. Lingkungan bersih, tidak terdapat sampah
yang berceceran Banyak rumah lama tapi terpelihara dengan baik, ada
beberapa rumah lama yang sudah tidak terpelihara dan tidak terawat.
Didesa sudah terdapat listrik, kondisi jalan masih berbatu, Kebersihan
saluran air baik, air bisa mengalir, tetapi ketika musim hujan sampah di
saluran air meluap, kadang berada di jalan. Kebanyakan masyarakat krajan
membakar sampah, lalu lintas aman, tidak ada area berbahaya, polusi
udara dari kendaraan, asap pembakaran sampah dan asap dari dapur.
Jalan utama sudah aspal dan jalan desa sudah ada yang aspal dan cor
tetapi dominasi adalah tanah, halaman di setiap rumah luas, pekarangan
masing-masing rumah luas. Terdapat penggilingan padi keliling yang
dikelola perorangan. Stressor lingkungan kegaduhan tidak ada, kemacetan
tidak ada dan ekonomi kebanyakan menengah kebawah.

Pendidikan
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Pendidikan Masyarakat
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator

Frekuensi

Belum Sekolah

18

8%

Tidak Sekolah

15

6%

SD

138

58%

SMP

45

19%

32

SMA

20

8%

SARJANA

1%

Jumlah
238
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=238) pada 87 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
berpendidikan sekolah dasar sejumlah 138 orang (58%).
Tabel 3.12
Distribusi Frekuensi Pendidikan Masyarakat
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Responden Keluarga dengan Balita
Indikator

Frekuensi

Tidak sekolah

23

8%

Belum Sekolah

84

30%

SD

62

22%

SMP

69

25%

SMA

31

11%

Sarjana

3%

Jumlah
276
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=276) pada 75 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan frekuensi tertinggi responden
belum sekolah sejumlah 84 orang (30%).
Terdapat satu sekolah dasar di Desa Cukil yang terletak di Dusun Krajan
Cukil, jumlah siswa di SDN 1 Cukil berjumlah 230 siswa. Terdapat fasilitas
UKS tetapi sudah tidak digunakan lagi karena ruangan bocor, terdapat
dokter kecil namun kegiatan uks tidak berjalan baik. Kunjungan puskemas
setiap bulan untuk memeriksa kesehatan siswa tidak rutin. Fasilitas WC ada
tetapi kurang bersih.
Terdapat 2 TK yaitu TK Tarbiyatul Banin di RT 2 dengan jumlah siswa TK
kecil sebanyak 25 anak dan TK besar sebanyak 38 anak dan PAUD Darma
Wanita di Balai Desa dengan jumlah siswa 51 anak, yang dibagi menjadi 3
kelas. Masing-masing TK dan PAUD tidak memiliki UKS.
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Pengetahuan masyarakat tentang Hipertensi Dusun
Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Baik
Kurang Baik
Jumlah

Frekuensi
60
27
87

33

%
69%
31%
100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang baik tentang hipertensi yaitu 60 orang (69%).
Tabel 3.14
Distribusi Frekuensi Pengetahuan masyarakat tentang Diare Dusun Krajan
Cukil Berdasarkan Keluarga dengan Balita
Indikator
Frekuensi
%
Baik
42
56%
Kurang Baik
33
44%
Jumlah
75
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=75) pada 75 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang baik tentang diare yaitu 42 orang (56%).

Tabel 3.15
Distribusi Frekuensi Sikap masyarakat terhadap penyakit
Hipertensi Dusun Krajan Cukil
Indikator
Baik
Kurang Baik

Frekuensi
32
55
87

%
37%
63%
100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
memiliki sikap yang kurang baik tentang hipertensi yaitu 55 orang (63%).
Tabel 3.16
Distribusi Frekuensi Sikap masyarakat terhadap penyakit Diare
Dusun Krajan Cukil
Indikator

Frekuensi

Baik

26

35%

Kurang baik

49

65%

Jumlah

75

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=75) pada 75 KK


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden
memiliki sikap yang kurang baik tentang diare yaitu 49 orang (65%).

34

Ekonomi
Tabel 3.19
Distribusi Frekuensi Penghasilan Menurut UMR
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator
Frekuensi
%
<UMR
66
76%
>UMR
21
24%
Jumlah
87
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK

Berdasarkan

tabel

di

atas

menunjukkan

sebagian

besar

responden yang berpenghasilan dibawah UMR adalah 66 orang


(76%).
Tabel 3.20
Distribusi Frekuensi Penghasilan Menurut UMR
Dusun Krajan Cukil Berdasarkan Keluarga dengan Balita
Indikator
Frekuensi
%
< UMR
30
40%
> UMR
45
60%
Jumlah
75
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=75) pada 75 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden yang
berpenghasilan di atas UMR adalah 45 orang (60%).
Rata-rata tingkat ekonomi adalah ekonomi menengah kebawah,
pekerjaan warga rata-rata adalah petani. Tingkat pengangguran tidak ada,
semua penduduk Dusun Cukil memiliki pekerjaan walaupun buruh
serabutan. Pabrik disekitar paling banyak yaitu pabrik kayu dan garment.
Pusat perbelanjaan belum ada, hanya ada pasar tradisional di Pasar
Kembang Sari dan warung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekertaris Desa menyampaikan
sumber dana yang tersedia dari pihak Pemerintah setempat yaitu Anggaran
Dana Desa, tidak ada iuran rutin perbulan namun apabila ada warga yang
sakit masyarakat akan memberikan iuran untuk menjenguk.
Hasil wawancara Ny. M mengatakan bahwa aktivitas sehari-hari adalah
bersih-bersih rumah, biasa memasak makanan asin dan ikan asin. Ny. M
berharap ada perkumpulan lansia di Dusun Krajan Cukil yang bisa
memberikan kegiatan yang bermanfaat.

35

Sistem politik dan pemerintahan


Sistem pemerintahan pedesaan, pemilihan kepala desa dilakukan
seretak, tahun 2015 dilakukan bersama di Balai Desa, sedangkan tahun ini
direncanakan akan dilakukan di masing-masing dusun. Tokoh Agama dan
Masyarakat yang paling berpengaruh di Dusun Krajan Cukil yaitu
Bp.Darmono (Mantan Kades), Bp.Carik, Bp.RW, Bp.RT, Bp.H. Sudarlan.
Perkumpulan yang ada di masyarakat yaitu kumpulan karang taruna,
pengajian tiap malam jum`at, perkumpulan ibu-ibu PKK, dan kelompok tani.
Masyarakat antusias jika ada kegiatan yang berkaitan dengan masalah
kesehatan, terlebih jika ada bantuan dana, sebelumnya pernah ada
penyuluhan Kelompok Tani dan PKK.
Hasil wawancara dengan Sekertaris Desa, menyampaikan warga
mengambil keputusan dengan musyawarah, dimulai dari rukun tetangga,
jika RT belum bisa menyelesaikan masalah maka akan diselesaikan pada
tingkat Desa dan apabila Desa belum bisa juga menyelesaikan maka
diserahkan pada pihak kepolisian.
Hasil wawancara kader mengatakan jumlah kader di Dusun Cukil yaitu 4
orang dan ke empatnya masih aktif mengelola posyandu. Mereka
menyebutkan bahwa motivasi untuk menjadi kader yaitu karena awalnya
dipilih oleh Musyawarah Desa pada masing-masing dusun mengharuskan
adanya perwakilan kader, sehingga tetap mau menjadi kader. Jenis kegiatan
yang dilakukan yaitu rutin melakukan posyandu pada tanggal 5 setiap
bulannya. Setiap kegiatan posyandu selalu dikunjungi petugas puskesmas,
terdapat program imunisasi namun dilakukan dirumah bidan desa dan ada
PMT di posyandu tersebut. Program kegiatan yang ada di posyandu dusun
Krajan yaitu pengukuran BB, TB, Lingkar kepala, pemberian vitamin, PMT.
Dusun Krajan Cukil belum memiliki ambulan desa.
Setiap kader pernah mengikuti pelatihan, pelatihan dilakukan di
Puskesmas Tengaran. Mereka mengatakan bahwa tetap diperlukan adanya
pelatihan bagi kader dusun. Beberapa manfaat yang didapat semenjak
menjadi kader yaitu mendapat pengalaman baru tentang masalah
kesehatan, lebih tau tentang imunisasi, mendapat sertifikat pelatihan. Belum
ada kesulitan yang dirasakan selama menjadi kader. Harapannya kader
dapat bertambah, tetapi tidak gampang untuk mencari kader yang baru.
Kader menginginkan penyegaran kader, dan pelatihan kader terkait masalah
kesehatan.

Keamanan dan transportasi

36

Fasilitas keamanan adalah pos kamling, BAPINSA, koramil, ALMAS,


tidak ada kegiatan ronda setiap malam, hanya pada saat ramadan.
Angkutan yang dipakai adalah angkutan desa, sepeda motor, sepeda dan
mobil. Transportasi umum yang digunakan oleh masyarakat adalah
angkudes dan kebanyakan sudah memiliki sepeda motor.
Menurut keterangan sekertaris desa tidak ada potensi bencana di Desa
Cukil, namun menurut survey ketika hujan datang selokan meluap dan ada
genangan. Belum ada tim penanggulangan bencana.
f

Pelayanan kesehatan dan sosial

Tabel 3.21
Distribusi Frekuensi Pemilik Jaminan Kesehatan Dusun Krajan Cukil
Berdasar Angket Hipertensi
Indikator

Frekuensi

Memiliki

26

30%

Tidak Memiliki

61

70%

87

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden tidak
memiliki jaminan kesehatan yaitu 61 orang (70%).

Tabel 3.22
Distribusi Frekuensi Pemilik Jaminan Kesehatan Dusun Krajan Cukil
Berdasar Keluarga dengan Balita
Indikator

Frekuensi

Memiliki

32

43%

Tidak Memiliki

43

57%

Jumlah

75

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=75) pada 75 KK


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden tidak
memiliki jaminan kesehatan yaitu 43 orang (57%).
Fasilitas kesehatan yang sering dipakai adalah Puskesmas dan
Polindes, RS Terdekat adalah RS Salatiga. Dalam bentuk jaminan
kesehatan, terdapat Kartu Indonesia Sehat, BPJS,dan Jamkesmas, apabila

37

masyarakat tidak memiliki kartu jaminan kesehatan tersebut, masyarakat


desa bisa menggunakan SKTM hanya untuk beberapa Rumah Sakit.
Hasil wawancara Sekertaris Desa menyampaikan sudah ada FKD di
dusun Krajan Cukil. Pengurus FKD berasal dari perangkat desa, kader,
bidan desa. Kegiatan yang sudah dilakukan FKD adalah penyuluhan tingkat
PKK (kader posyandu). Kebiasaan masyarakat pergi ke pelayanan
kesehatan jika sudah merasakan gejala penyakit. Masyarakat sudah
mengetahui harus berobat kemana jika sakit.
Hasil wawancara dengan Sekertaris Desa menyampaikan Masyarakat
Krajan Cukil belum memiliki kesadaran untuk melakukan cek kesehatan,
masyarakat baru akan memeriksakan kondisi kesehatannya saat jatuh sakit.
Masalah

kesehatan

yang

paling

utama

di

dusun

Krajan

yaitu

Hipertensi,Typoid,dan DBD.
Hasil wawancara Tn.D mengatakan bahwa kebanyakan remaja laki-laki
dan laki-laki dewasa warga desa Cukil memiliki kebiasaan merokok. Tn.D
mengatakan belum mengetahui tentang bahaya merokok. Alasan warga
merokok karena pergaulan orang sekitar yang sudah memiliki kebiasaan
merokok sebelumnya, merokok setiap hari rata-rata 1 bungkus atau rokok
linting sejumlah 15 linting Tn.D mengatakan ingin mengetahui tentang
bahaya merokok dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Hasil wawancara Ny.
S 28 tahun mengatakan bahwa tidak mengetahui penyebab anaknya diare,
Ny. S mengatakan bahwa diare adalah hal biasa dan tidak perlu diobati. Ny.
S

Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Perilaku Perawatan Hipertensi Dusun Krajan
Cukil Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator

Frekuensi

Baik

44

51%

Kurang baik

43

49%

Jumlah

87

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian responden
memiliki perilaku yang baik tentang perawatan hipertensi yaitu 44
orang (51%).
Tabel 3.18

38

Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Diare Dusun Krajan


Cukil Berdasar Keluarga dengan Balita
Indikator

Frekuensi

Baik

35

47%

Kurang baik

40

53%

Jumlah

75

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=75) pada 75 KK


Berdasarkan

tabel

di

atas

menunjukkan

sebagian

besar

responden memiliki perilaku yang kurang baik tentang diare yaitu 40


orang (53%).

Tabel 3.23
Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Keluarga Dusun Krajan Cukil
Berdasarkan Angket Hipertensi
Indikator

Frekuensi

47

54%

II

31

36%

III

6%

IV

5%

Jumlah

87

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=87) pada 87 KK


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden memiliki
tingkat kemandirian keluarga I adalah 47 orang (54%).

Tabel 3.24
Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Keluarga Dusun Krajan Cukil
Berdasarkan Keluarga dengan Balita

39

Indikator

Frekuensi

25

33%

II

49

65%

III

0%

IV

1%

Jumlah

75

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=75) pada 75 KK


Berdasarkan

tabel

di

atas

menunjukkan

sebagian

besar

responden memiliki tingkat kemandirian keluarga II adalah 49 orang


(65%).

Tabel 3.25
Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat
Dusun Krajan Cukil Berdasar Keluarga dengan Balita
Indikator
Pratama
Madya
Utama
Paripurna
Jumlah

Frekuensi
1
13
59
2
75

%
1%
17%
79%
3%
100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper (n=75) pada 75 KK


Berdasarkan

tabel

di

atas

menunjukkan

sebagian

besar

responden memiliki tingkat PHBS Utama adalah 59 orang (79%).


Berdasarkan angket PHBS yang diambil dari keluarga yang memiliki
balita berjumlah responden 75 Orang, 97% dari responden dirumahnya ada
anggota keluarga merokok, hanya 3% yang dirumahnya bebas asap rokok.
PHBS pada responden dusun krajan cukil sebanyak Pratama 1%, Madya
16%, Utama 79%, Paripurna 3%.

40

Berdasarkan windshield survey, sebagian besar orang tua balita sudah


mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya, namun orang tua balita belum
mengetahui penyebab pasti diare dan cara penanganan diare.
g

Komunikasi
Penduduk sering berkumpul di Balai Desa, sarana komunikasi untuk
mengumpulkan warga adalah Speaker masjid, warga juga memiliki

telepon/HP pribadi.
Rekreasi
Kondisi tempat rekreasi baik, jenis rekreasi yang ada berupa bukit atau
pegunungan, dan Pacuan Kuda. Jumlah rekreasi ada 4 yaitu Senjoyo, Tegal
Waton, Kopeng dan Regunung.

41

Analisa Data

STUDI DOKUMENTASI

DATA

DIAGNOSA
Defisiensi
Kesehatan

Komunitas:

ANGKET

dusun Krajan Cukil

Hipertensi (Jumlah responden 87 orang)

31% Tingkat pengetahuan responden kurang baik tentang hipertensi.

63% Sikap responden kurang baik tentang hipertensi

Persentase penyakit terbanyak adalah hipertensi sebanyak 21% dan ISPA sebanyak 2%.

Persentase kemandirian keluarga yang kurang baik dalam perawatan Hipertensi yaitu sebanyak 49%.

Persentase penderita hipertensi terbanyak menurut jenis kelamin yaitu perempuan sebanyak 55%.

Kepatuhan minum obat penderita hipertensi yaitu kepatuhan sedang.

97% dari responden dirumahnya ada anggota keluarga merokok, hanya 3% yang dirumahnya bebas
asap rokok.

54% responden berusia 21-60 tahun.

51% responden berjenis kelamin laki-laki.

59% pekerjaan responden adalah buruh.


PHBS pada responden dusun krajan cukil sebanyak Pratama 1%, Madya 16%, Utama 79%, Paripurna
3%

OBSERVASI (WINSHIELD SURVEY)

Sebagian besar lansia kegiatannya adalah pergi ke kebun. Masih banyak warga laki-laki yang merokok

42

Hipertensi

di

setiap hari rata-rata 1 bungkus atau rokok linting sejumlah 15 linting.


WAWANCARA

Ny. M mengatakan bahwa aktivitas sehari-hari adalah bersih-bersih rumah, biasa memasak makanan
asin dan ikan asin. Ny. M berharap ada perkumpulan lansia di Dusun Krajan Cukil yang bisa
memberikan kegiatan yang bermanfaat.

Tn.D mengatakan bahwa kebanyakan remaja laki-laki dan laki-laki dewasa warga desa Cukil memiliki
kebiasaan merokok. Tn.D mengatakan belum mengetahui tentang bahaya merokok. Alasan warga
merokok karena pergaulan orang sekitar yang sudah memiliki kebiasaan merokok sebelumnya. Tn.D
mengatakan ingin mengetahui tentang bahaya merokok dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

DATA

DIAGNOSA (NANDA)
Perilaku Kesehatan

STUDI DOKUMENTASI

Statistik kesehatan yang diperoleh dari puskesmas angka kesakitan Diare per 1000 penduduk pada

Komunitas Cenderung

tahun 2014 adalah adalah 214.

Beresiko : Diare

Statistik kesehatan yang diperoleh dari data kunjungan berobat selama tiga bulan terakhir di Bidan
Desa antara lain : Asma 1%, Diare 5%, Rematik 11%, ISPA 62%, Gatal 9%, Gigi dan Mulut 8%, ISK 1%,
Sehat 4%.

ANGKET
(Jumlah responden 75 Orang)

44% tingkat pengetahuan responden kurang baik tentang penyakit diare

65% sikap responden kurang baik tentang penyakit diare

31% responden belum sekolah

43

Prosentase penyakit yang diderita balita adalah diare sebanyak 3%, ISPA 1% dan 97% Sehat

49% kemandirian keluarga dalam pencegahan diare kurang baik

PHBS pada responden dusun krajan cukil sebanyak Pratama 1%, Madya 16%, Utama 79%, Paripurna
3%

OBSERVASI (WINSHIELD SURVEY)

Sebagian besar orang tua balita sudah mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya, namun orang tua
balita belum mengetahui penyebab pasti diare dan cara penanganan diare.

WAWANCARA

Ny. S 28 tahun mengatakan bahwa tidak mengetahui penyebab anaknya diare, Ny. S mengatakan
bahwa diare adalah hal biasa dan tidak perlu diobati. Ny. S berharap dapat mengetahui penyebab
anaknya diare dan melakukan pencegahan.

Perencanaan

DIAGNOSA
Defisiensi
Kesehatan

TUJUAN

Komunitas:

berisiko

Hipertensi

dusun Krajan Cukil

di

NOC

Berkurangnya
meningkatnya
komunitas

perilaku
lansia

dan
kesehatan

NIC

Prevensi primer

Prevensi primer

Domain 4 pengetahuan kesehatan

Domain 3; perilaku

dan perilaku

Kelas S; Edukasi klien

Kelas S; pengetahuan kesehatan

5510: pendidikan

Level 3: intervensi

kesehatan (210)

1844: Pengetahuan; menejemen

5520: memfasilitasi

sakit akut

pembelajaran (244)

44

1803; pengetahuan; proses

penyakit

1805; pengetahuan; perilaku

(372)

sehat

5604:pengajaran kelompok
5618: pengajaran
prosedur/tindakan (371)

1823; pengetahuan; promosi

Domain 7; komunitas

kesehatan

Kelas C; Promosi kesehatan

1854; pengetahuan; diet sehat

komunitas

1855; pengetahuan; gaya hidup

Level 3: intervensi

sehat

8500: pengembangan
kesehatan masyarakat
(129)

Prevensi Sekunder
Domain IV; pengetahuan kesehatan
dan perilaku.

8700: pengembangan
program (313)

Kelas Q; perilaku sehat


Level 3: Intervensi

1600: kepatuhan perilaku

1621: kepatuhan perilaku;


diet sehat

1602: perilaku promosi


kesehatan

45

Prevensi Sekunder
Domain 3; perilaku
Kelas O; Terapi perilaku
Level 3; intervensi

4360: modifikasi
perilaku

1606: partisipasi dalam


pengambilan keputusan

Domain 7: komunitas,

perawatan kesehatan

Kelas D; manajemen resiko

Kelas FF; manajemen kesehatan

3100: manajemen individu;


sakit akut

komunitas.
Level 3: intervensi

6489: manajemen
lingkungan: komunitas

Kelas T: kontrol resiko dan


keamanan

1920: kontrol resiko

Prevensi Tersier

Deteksi faktor resiko

Domain 5; keluarga

Domain V ; kesehatan yang


dirasakan
Kelas V ; status gejala

1306: nyeri, tingkat respom


fisik

2102: level nyeri

2103: tingkatan gejala

Kelas EE: kepuasan terhadap

46

kehidupan.

7040: Dukungan
terhadap caregiver

2109: tingkatan
ketidaknyamanan

Kelas X; perawatan siklus

(113)

7140: dukungan
keluarga (193)

Domain 6: sistem kesehatan


Kelas B; Manajemen informasi

7910: konsultasi (131)

perawatan

3014: Kepuasan klien

3015: kepuasan manajemen

(151)

3012Kepuasan terhadap

3015: kepuasan manajemen


kasus

3003: kepuasan
keberlanjutan perawatan

Domain VII; kesehatan komunitas


Kelas BB; well being komunitas

2700: kompetensi
komunitas

2701: status kesehatan


komunitas

Kelas CC: proteksi kesehatan


komunitas.
Prevensi Tersier

47

8020: konferensi
perawatan multidisilpin.

pengajaran

7980: pencatatan
insidensi kasus

kasus

7920: dokumentasi

8100: rujukan (320)

Domain VI; kesehatan keluarga


Kelas Z; kualitas hidup keluarga

2605: partisipasi tim


kesehatan dalam keluarga

DIAGNOSA (NANDA)

TUJUAN

NOC

48

NIC

Perilaku Kesehatan Komunitas

Tujuan :

Prevensi Primer

Prevensi Primer

Cenderung Beresiko : Diare

Berkurangnya perilaku

Domain IV : Pengetahuan kesehatan dan

Domain 3 : Perilaku

beresiko pada balita

perilaku

Kelas S : Edukasi klien

dan meningkatnya

Kelas S : Pengetahuan kesehatan

efektifitas

1805:pengetahuan; perilaku sehat

pemeliharaan

1832:pengetahuan promosi

kesehatan pada anak


sekolah

kesehatan (210)

1854:pengetahuan;diet sehat

1855:pengetahuan;gaya hidup sehat

1621 : Kepatuhan perilaku;diet sehat

1662 : perilaku promosi kesehatan

1603 : pencarian perilaku sehat

1606 : Partisipasi dalam pengambilan


keputusan perawatan kesehatan

Kelas R Health Beliefs

1704: Health Beliefs; perceived threat

Prevensi Sekunder

Kelas T : Kontrol Resiko dan Keamanan


Level 3 : Intervensi

49

5618 : pengajaran
prosedur/tindakan (371)

Kelas Q : Perilaku Sehat


1600 : Kepatuhan perilaku

5604 : pengajaran
kelompok (372)

5520 : Memfasilitasi
pembelajaran (244)

kesehatan;

5510 : pendidikan

Domain 7 : Komunitas
Kelas C : Promosi kesehatan
komunitas

8750 : Pemasaran sosial


di masyarakat (351)

Prevensi Sekunder
Domain 3 ; perilaku
Kelas O ; Perilaku
Level 3 : Intervensi
4310 : Terapi aktivitas
(73)

1902 : Kontrol Resiko


1934 : keamanan dan kesehatan
Domain V ; Kesehatan yang dirasakan
Kelas U ; Kesehatan dan kualitas hidup
Level 3 : Intervensi
2008 : status keamanan
2009 : status keamanan ;
lingkungan
2006 : Status kesehatan
individu
2000 : Kualitas Hidup
2005 : Status Kesehatan
Peserta Didik
Kelas EE ; Kepuasan terhadap perawatan
3014 : Kepuasan klien
3015 : kepuasan managemen
kasus
3007 : Kepuasan terhadap
lingkungan fisik
3010 : Kepuasan terhadap
keamanan
3012 : Kepuasan terhadap
pengajaran
3005 : kepuasan terhadap fungsi
asistensi
Domain VI ; kesehatan keluarga

50

4350 : Managemen
perilaku (92)
4360 : Modifikasi
perilaku (95)

Domain 4 : Keamanan
Kelas V ; Managemen Resiko
Managemen
Lingkungan (6480)
Managemen
Lingkungan ;
keamanan(6486)
Surveylance (6650)
Domain 6 : Sistem Kesehatan
Kelas Y : Mediasi terhadap
sistem kesehatan
7320 : Managemen
Kasus (113)
7400 : Panduan Sistem
Kesehatan (212)

Kelas A : Managemen
kesehatan
7620 : Pengontrolan
belaka (132)
7726 : preceptor ;
peserta didik (306)

Domain 7 : Komunitas
Kelas D ; Managemen resiko

Kelas z ; Kualitas hidup keluarga


Level 3 : intervensi
2606 : Status Kesehatan Keluarga
Domain VII ; Kesehatan Komunitas
Kelas BB ; Weel Being Komunitas
Level 3 : Intervensi
2701 : Status kesehatan komunitas
2700 : Kompetensi komunitas
Kelas CC ; Proteksi kesehatan komunitas
Level 3 : Intervensi
2807 : Efektifitas skrining
kesehatan komunitas
2808 : Efektifitas program
komunitas

Skoring

51

komunitas
Level 3 : Intervensi
6489 : Managemen
Lingkungan; Komunitas
(178)

No

Masalah kep

.
1.

Total

Prioritas

51

43

Defisiensi kesehatan komunitas


: Hipertensi di Dusun Krajan

2.

Cukil
Perilaku Kesehatan Komunitas :
Cenderung Beresiko (00188)
(Diare)

Keterangan :
A : Tingkat resiko kejadian
B : Tingkat resiko permasalahan
C : Potensial untuk ditangani dengan penkes
D : Minat masyarakat
E : Kemungkinan masalah teratasi
F : Hubungan dengan program pemerintah
G : Ruang
H : Waktu
I : Fasilitas Kesehatan
J : Biaya

52

K : Sumber daya/ tenaga


L : Sesuai peran perawat CHN
Keterangan Nilai :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi

Diagnosa Keperawatan

Defisiensi kesehatan komunitas : Hipertensi di Dusun Krajan Cukil

Perilaku Kesehatan Komunitas : Cenderung Beresiko (Diare)

53

54

Planning of Action
MASALAH

PERENCANAAN

KESEHATAN

Defisiensi

kesehatan

SASARAN

KEGIATAN
Penyuluhan

komunitas : Hipertensi

merokok, diit rendah

di Dusun Krajan Cukil

garam, tanaman toga

Pemuda

TEMPAT
Dusun

Krajan Cukil

Karang

WAKTU
1

Taruna

SUMBER

Jumat

25

Maret

pukul

PJ

Dana

Supardi dan

Mahasiswa

mahasiswa

19.00-selesai

Lita

wajib Kab. Semarang


2

Penyuluhan

Bapak-bapak

merokok, diit rendah

Dusun

garam, tanaman toga

Cukil

Krajan

wajib Kab.Semarang
3

Penyuluhan

Pengajian

Kamis

Dana

Ketua

rutin

malam, pukul

Mahasiswa

dan

masing-

19.00-selesai

penggunaan garam

Posyandu

Nadya

Warga

Dusun

Krajan

Cukil

April

2016,

bersama

kader

pukul

09.00-

posyandu
4

Melakukan
pemeriksaan

4
rutin

posyandu lansia (BB

Mahasiswa

masing RT
3

Pra

dan

Berusia

minimal 45 tahun

dan tekanan darah)

Tanggal

Posyandu

Tanggal

April

2016,

pukul

09.00-

selesai,
kecuali

ada

kesripahan
dan

rewang

(posyandu

55

Dana

Kader

dan

Mahasiswa

Mahasiswa
Ria

selesai

Lansia

Lansia

RT

Masyarakat

Kader

dan

Bidan Desa
Vicilya

lansia

dan

balita)
5

Setiap

perwakilan 5

RT,

Perwakilan warga

Posko 1

Minggu

Dana

Mahasiwa

perwakilan

malam, pukul

Mahasiswa

Utami

karang taruna dan

19.00-selesai

Masyarakat

Bidan Desa

para kader dilakukan


pelatihan

cara

melakukan
pengukuran tekanan
darah
6

Pelaksanaan

Lansia

Posyandu

posyandu lansia

Tanggal

April

2016,

pukul

09.00-

selesai,
kecuali

dan
Mahasiswa
Risang

ada

kesripahan
dan

rewang

(posyandu
lansia

dan

balita)

MASALAH

PERENCANAAN KEGIATAN

TEMPAT

56

WAKTU

SUMBER

PJ

KESEHATAN
Perilaku Kesehatan

Penyuluhan PHBS
-

Komunitas :
Cenderung Beresiko

1 Masing- masing

Sosialisasi

cuci

perkumpulan RT

Menyesuaikan jadwal

Dana mahasiswa

perkumpulan

dan
mahasiswa

tangan
-

:diare

Ketua RT

Sosialisasi

Dinar

pilah

sampah
-

Sosialisasi

Jamban

sehat
-

Sosialisasi

Garam

Beryodium
2

Sosialisasi BPJS
lubang 2 Warga

Membuat
pembuangan

Saat Kerja bakti

Karang
taruna dan

sampah

mahasiswa

disamping rumah

Anis
3

Pemantauan jajan di

3 Anak sekolah

Setiap istirahat

Pak Carik
dan Pak

sekolah

Parjan
Mahasiswa
Insani
4

Kerja

bakti

(Minggu 4 Warga

Setiap hari minggu


06.00-selesai

bersih)

57

Masing2
Warga

dan

Mahasiswa

N
o
1.

Implementasi

Hari,

Masalah Kep

Implementasi

Evaluasi

Rencana Tindak

Tanggal, Jam
Kamis 24
Penyuluhan hipertensi

Evaluasi :

Lanjut
Warga :

kesehatan

Maret 2016 di

dan pencegahan

Proses:

Warga akan

komunitas:

tempat

dan penanganan

Pada tanggal Kamis 24 Maret

mengusahakan alat

hipertensi

pengajian RT

hipertensi:

2016 di RT 01 dihadiri 13 orang,

tensi dan

01 jam 21.00 Menjelaskan tentang

12 orang pra lansia yang ikut

pengadaan

selesai

materi hipertensi,

aktif dalam kegiatan penyuluhan

pelatihan tensi

diit rendah garam

dari jumlah yang hadir

Defisiensi

Kamis 24
Maret 2016 di

Menjelaskan tentang
bahaya merokok

Pada tanggal Kamis 24 Maret


2016 di RT 02 dihadiri 18 orang,

tempat

8 orang pra lansia yang ikut aktif

pengajian RT

dalam kegiatan penyuluhan dari

02 jam 21.00

jumlah yang hadir

58

selesai

Pada tanggal Kamis 24 Maret


2016 di RT 03 dihadiri 20 orang,

Kamis 24

10 orang pra lansia yang ikut

Maret 2016 di

aktif dalam kegiatan penyuluhan

tempat

dari jumlah yang hadir

pengajian RT

Pada tanggal Kamis 24 Maret

03 jam 21.00

2016 di RT 04 dihadiri 8 orang, 4

selesai

orang pra lansia yang ikut aktif

Kamis 24

dalam kegiatan penyuluhan dari

Maret 2016 di

jumlah yang hadir

tempat
pengajian RT

Pada tanggal Kamis 24 Maret

04 jam 21.00

2016 di RT 05 dihadiri 19 orang,

selesai

6 orang pra lansia yang ikut aktif

Kamis 24

dalam kegiatan penyuluhan dari

Maret 2016 di

jumlah yang hadir

tempat

Pada tanggal Kamis 24 Maret

pengajian RT

2016 di RT 06 dihadiri 29 orang,

05 jam 21.00

16 orang pra lansia yang ikut

selesai

aktif dalam kegiatan penyuluhan

59

Kamis 24

dari jumlah yang hadir

Maret 2016 di

tempat

2016 di RT 07 dihadiri 30 orang,

pengajian RT

10 orang pra lansia yang ikut

06 jam 21.00

aktif dalam kegiatan penyuluhan

selesai

dari jumlah yang hadir

Kamis 24

2016 di RT 08 dihadiri 38 orang,

tempat

12 orang pra lansia yang ikut

pengajian RT

aktif dalam kegiatan penyuluhan

07 jam 21.00

dari jumlah yang hadir


i

Pada tanggal Kamis 24 Maret

Kamis 24

2016 di RT 09 dihadiri 30 orang,

Maret 2016 di

16 orang pra lansia yang ikut

tempat

aktif dalam kegiatan penyuluhan

pengajian RT

dari jumlah yang hadir

08 jam 21.00
9

Pada tanggal Kamis 24 Maret

Maret 2016 di

selesai
8

Pada tanggal Kamis 24 Maret

Pada tanggal 31 Maret 2016 di RT

selesai

01 dihadiri 26 orang, 15 orang

Kamis 24

pra lansia yang ikut aktif dalam

Maret 2016 di

kegiatan penyuluhan dari jumlah

60

tempat

yang hadir

pengajian RT
09 jam 21.00

selesai

Pada tanggal 31 Maret 2016 di RT


02 dihadiri 21 orang, 11 orang

10 Kamis, 31

pra lansia yang ikut aktif dalam

Maret 2016 di

kegiatan penyuluhan dari jumlah

tempat

yang hadir

pengajian RT
01 jam 21.00selesai

11 Kamis, 31

Pada tanggal 31 Maret 2016 di RT


03 dihadiri 30 orang, 17 orang

Maret 2016 di

pra lansia yang ikut aktif dalam

tempat

kegiatan penyuluhan dari jumlah

pengajian RT

yang hadir

02 jam 21.00selesai

m Pada tanggal 31 Maret 2016 di RT

12 Kamis, 31

04 dihadiri 10 orang, 7 orang pra

Maret 2016 di

lansia yang ikut aktif dalam

tempat

kegiatan penyuluhan dari jumlah

pengajian RT

yang hadir

61

03 jam 21.00selesai

13 Kamis, 31

Pada tanggal 31 Maret 2016 di RT


05 dihadiri 35 orang, 18 orang

Maret 2016 di

pra lansia yang ikut aktif dalam

tempat

kegiatan penyuluhan dari jumlah

pengajian RT

yang hadir

04 jam 21.00selesai
14 Kamis, 31

Pada tanggal 31 Maret 2016 di RT

Maret 2016 di

06 dihadiri 40 orang, 20 orang

tempat

pra lansia yang ikut aktif dalam

pengajian RT

kegiatan penyuluhan dari jumlah

05 jam 21.00-

yang hadir

selesai
p
15 Kamis, 31

Pada tanggal 31 Maret 2016 di RT


07 dihadiri 29 orang, 15 orang

Maret 2016 di

pra lansia yang ikut aktif dalam

tempat

kegiatan penyuluhan dari jumlah

pengajian RT

yang hadir

06 jam 21.00-

62

selesai

16 Kamis, 31

Pada tanggal 31 Maret 2016 di RT


08 dihadiri 30 orang, 17 orang

Maret 2016 di

pra lansia yang ikut aktif dalam

tempat

kegiatan penyuluhan dari jumlah

pengajian RT

yang hadir

07 jam 21.00selesai

17 Kamis, 31

Pada tanggal 31 Maret 2016 di RT


09 dihadiri 27 orang, 15 orang

Maret 2016 di

pra lansia yang ikut aktif dalam

tempat

kegiatan penyuluhan dari jumlah

pengajian RT

yang hadir

08 jam 21.00-

Hasil :

selesai

18 Kamis, 31

Warga dapat menyebutkan


tanda dan gejala dengan

Maret 2016 di

keluhan pusing, nyeri tengkuk

tempat

yang kadang-kadang disertai

pengajian RT

dengan pandangan kabur

09 jam 21.00-

slsai

Warga dapat menyebutkan


kembali cara mengontrol
hipertensi yaitu dengan diit

63

rendah garam dan


mengkonsumsi obat secara rutin
serta memeriksakan secara rutin
kesehatannya
c

Warga dapat menyebutkan


penyebab hipertensi diantaranya
keturunan, kegemukan dan pola
makan yang banyak
mengkonsumsi garam

Kesimpulan :
Program yang direncanakan, telah
dilaksanakan,yaitu penkes tentang
Minggu, 27 Maret Sosialisasi dan

Hipertensi dan Bahaya Merokok


Evaluasi

Warga:

2016

pelatihan pengukuran

Proses:

Warga akan berlatih

tekanan darah untuk

Pelatihan pengukuran tekanan

pengukuran tekanan

kader, karang taruna

darah diikuti kader, karang

darah lagi di posko

dan perwakilan

taruna dan perwakilan masing-

1 KKN Cukil

masing-masing RT

masing RT, target 27 orang, yang


hadir 27, alat dapat digunakan
dengan baik

64

Peserta antusias mengikuti


kegiatan, semua peserta aktif

Hasil:
Peserta mengikuti kegiatan dengan
baik, 80% dari peserta sudah dapat
melakukan pengukuran tekanan
darah
Kesimpulan:
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan, yaitu sosialisasi
pelatihan pengukuran tekanan
Jumat,
2016

April Cek Kesehatan Gratis:


- pemeriksaan berat
badan

darah
Evaluasi

Warga :

Proses:

Warga yang

Cek kesehatan diikuti 39

memiliki hasil cek

- pemeriksaan tinggi

orang target undangan 50

tidak normal akan

badan

orang perwakilan tiap RT dan

periksa ke

- pengukuran lemak

Lansia

puskesmas

tubuh

- pengukuran tekanan
darah

dapat digunakan dengan baik


c

65

Media dan alat pemeriksaan


Beberapa orang yang tidak

- pemeriksaan asam
urat

hadir karena kesibukan


d

Pemeriksaan meliputi

- pemeriksaan gula

pemeriksaan BB, TB, lemak

darah

tubuh, tensi, asam urat, dan


gula darah.
Hasil:
Berdasarkan cek kesehatan dari 39
responden, ditemukan 85% warga
menderita hipertensi, memiliki
indeks masa tubuh kurang dari
normal adalah 12,8%, normal
adalah 67%, lebih dari normal
20,5%, kadar gula darah normal
50%, kurang dari normal 27% dan
lebih dari normal 33%. Kadar lemak
dalam tubuh yang kurang sebanyak
20%, lebih 10%, normal 70%.
Kesimpulan:
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan, yaitu cek

66

kesehatan gratis.
Selasa, 29 Maret Pendidikan
2016 di RT 02

Kesehatan Evaluasi :

tentang tanaman obat


keluarga

Proses:
a Target peserta Ibu-Ibu pengajian

Warga akan
menanam 5

sebanyak 20, yang hadir dan

tanaman obat wajib

aktif 15 orang.

di Kabupaten

b Semua peserta tampak


antusias.
Hasil :
Peserta dapat menyebutkan
pengertian, fungsi, cara penanaman
dan cara penggunaan tanaman
obat keluarga.
Kesimpulan :
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan,yaitu pendidikan
Jumat 1 April

kesehatan tentang tanaman obat


Evaluasi :

2016

Proses:
a Target peserta Ibu-Ibu Kelompok

67

Warga :

Semarang di rumah
masing-masing

Tani sebanyak 60, yang hadir


55, yang aktif 20 orang.
b Semua peserta tampak
antusias.
Hasil :
Peserta dapat menyebutkan
pengertian, fungsi, cara penanaman
dan cara penggunaan tanaman
obat keluarga.
Kesimpulan :
Program yang direncanakan, telah
dilaksanakan,yaitu pendidikan
5 April 2016

kesehatan tentang tanaman obat


Pelaksanaan Posyandu Evaluasi :

Warga:

Lansia

Warga khususnya

Proses:
a Target peserta Lansia sebanyak
110, yang hadir 90.

mengikuti posyandu

b Semua peserta tampak

lansia setiap bulan,

68

lansia akan

antusias.

tiap tanggal 5 jika

Dilakukan pemeriksaan BB, TB,

tidak ada yang

tensi, penyuluhan penggunaan

memiliki acara

garam dan konsultasi

pernikahan

kesehatan.
Hasil :
87% lansia mengalami hipertensi,
dan sudah melakukan konsultasi
Kesimpulan :
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan,yaitu posyandu
2.

Perilaku

kesehatan
komunitas

Kamis 7
April 2016

Penyuluhan PHBS :

di tempat

cenderung

pengajian

beresiko

RT 01 jam

(Diare)

21.00

Kamis 7

pengajian

Warga melakukan
cuci tangan sesuai

2016 di RT 01 dihadiri 14

waktunya, membuat

sampah

orang, 12 orang yang ikut

lubang sampah dan

Sosialisasi

aktif dalam kegiatan

memilah sampah,

Jamban sehat

penyuluhan dari jumlah yang

mengusahakan

hadir

menggunakan

Sosialisasi

pilah

Sosialisasi

jamban sehat,

Beryodium

Warga:

Pada tanggal Kamis 7 April

Garam

April 2016
di tempat

cuci Proses:

tangan

selesai
2

Sosialisasi

lansia.
Evaluasi :

Sosialisasi BPJS

69

Pada tanggal Kamis 7 April

menggunakan

2016 di RT 02 dihadiri 20

garam beryodium,

orang, 10 orang yang ikut

memberantas

RT 02 jam

aktif dalam kegiatan

sarang nyamuk dan

21.00

penyuluhan dari jumlah yang

membuat BPJS bagi

selesai

hadir

warga yang belum

Sosialisasi PSN

Kamis 7

memiliki

April 2016
di tempat

Pada tanggal Kamis 7 April

pengajian

2016 di RT 03 dihadiri 22

RT 03 jam

orang, 15 orang yang ikut

21.00

aktif dalam kegiatan

selesai

penyuluhan dari jumlah yang

Kamis 7

hadir

April 2016
di tempat
pengajian

Pada tanggal Kamis 7 April

RT 04 jam

2016 di RT 04 dihadiri 10

21.00

orang, 7 orang yang ikut

selesai

aktif dalam kegiatan

Kamis 7

penyuluhan dari jumlah yang

April 2016

hadir

di tempat

70

pengajian
RT 05 jam

Pada tanggal Kamis 7 April

21.00

2016 di RT 05 dihadiri 24

selesai

orang, 11 orang yang ikut

Kamis 7

aktif dalam kegiatan

April 2016

penyuluhan dari jumlah yang

di tempat

hadir

pengajian
RT 06 jam
21.00
7

Pada tanggal Kamis 7 April

selesai

2016 di RT 06 dihadiri 30

Kamis 7

orang, 18 orang yang ikut

April 2016

aktif dalam kegiatan

di tempat

penyuluhan dari jumlah yang

pengajian

hadir

RT 07 jam
21.00
selesai
8

Pada tanggal Kamis 7 April

Kamis 7

2016 di RT 07 dihadiri 32

April 2016

orang, 16 orang yang ikut

71

di tempat

aktif dalam kegiatan

pengajian

penyuluhan dari jumlah yang

RT 08 jam

hadir

21.00
selesai
9

Kamis 7

Pada tanggal Kamis 7 April

April 2016

2016 di RT 08 dihadiri 34

di tempat

orang, 15 orang yang ikut

pengajian

aktif dalam kegiatan

RT 09 jam

penyuluhan dari jumlah yang

21.00

hadir

selesai
i

Pada tanggal Kamis 7 April


2016 di RT 09 dihadiri 30
orang, 16 orang yang ikut
aktif dalam kegiatan
penyuluhan dari jumlah yang
hadir

Hasil :

72

Warga dapat menjelaskan


tentang PHBS

Warga dapat menjelaskan cara


melakukan pemilahan sampah

Warga dapat melakukan cuci


tangan yang baik dan benar

Warga dapat menjelaskan


tentang jamban sehat

Warga dapat menjelaskan


penggunaan garam beryodium

Warga dapat menjelaskan


kegunaan dan cara pendaftaran
BPJS

Warga dapat menjelaskan cara


pemberantasan sarang nyamuk

Kesimpulan :
Program yang telah
direncanakan, telah
dilaksanakan,yaitu penyuluhan
PHBS

73

Minggu, 27 Maret Kegiatan Minggu bersih


2016

Pembuatan

Evaluasi :

lubang Proses:
a

sampah
dengan

menguras

Membuat lubang
sampah

cukil.

Pemberantasan sarang
nyamuk

Target seluruh rumah di dusun

Warga :

Pembuatan lubang sampah dan


pengurasan bak penampungan

bak

air sudah dilakukan

penampungan air
c

Masyarakat antusias

Hasil :
Sudah terdapat lubang sampah
di masing-masing rumah
Kesimpulan :
Program yang telah
direncanakan, telah
dilaksanakan,yaitu pembuatan
lubang sampah dan pembersihan
bak penampungan air.
posyandu Evaluasi

Jumat 25 Maret

Penjelasan

2016 20.30-

dan penambahan kader

Proses:

Karang taruna

selesai

posyandu dari karang

Pertemuan diikuti anggota

bersedia

karang taruna, target 50 orang,

mengirimkan 2

taruna

74

Warga:

yang hadir 50

orang perwakilan

Peserta antusias mengikuti

untuk mengikuti

kegiatan, semua peserta aktif

posyandu.

Hasil:
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan, yaitu penjelasan
Rabu, 23 Maret

Pemantauan

2016

sekolah

jajan

posyandu dan penambahan kader


di Evaluasi
Proses:

Mengusahakan

Pemantauan dilakukan oleh Pak

untuk membawa

Carik untuk TK dan PAUD Balai

bekal dari rumah

Desa, Pak Parjan memantau TK


Tarbiyatul Banin, mahasiswa
memantau jajanan yang ada.
b

Jajanan yang dijual disekitar


sekolah antara lain sate, cilok,
batagor, ciki, es kul-kul,
gorengan, minuman orson.

Hasil:
Program yang telah direncanakan,
telah dilaksanakan, yaitu

75

Warga:

pemantauan jajanan anak sekolah,


ditemukan yang tidak baik bagi
kesehatan adalah saos cilok, ciki,
minuman orson, dan tusuk sate
yang digunakan.

76

DUSUN REJOSARI
A. Persiapan
Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Akademi
Keperawatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Kelompok 3 di dusun Rejosari,
desa Cukil, Kec. Tengaran mulai tanggal

13 Maret 2016 16 April 2016

sebagai salah satu rangkaian program keperawatan dalam menempuh


pendidikan D3 Keperawatan. Praktik tersebut dilakukan untuk menerapkan
konsep keperawatan dan kesehatan komunitas serta keluarga di masyarakat
sehingga

upaya

mencetak

tenaga

perawat

profesional

sesuai

dengan

kompetesinya dapat tercapai.


Sebelum melaksanakan asuhan keperawatan mahasiswa dibekali
pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan guna menunjang pelaksanaan
kegiatan PKL. Pembekalan kegiatan PKL dilaksanakan pada tanggal 22 27
Februari 2016 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang dan para dosen dari
Akper Pemprov Jateng, materi yang disampaikan diantaranya mengenai desa
siaga, puskesmas, asuhan keperawatan pada kelompok khusus, kesehatan
lingkungan.
Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model
pendekatan yang bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Berikut kami uraikan asuhan keperawatan komunitas yang telah
kami lakukan.
B. Tahap Pengkajian
1.
Sasaran Asuhan Keperawatan
Asuahan keperawatan di dusun Rejosari memiliki sasaran
seluruh warga dusun Rejosari, jumlah penduduk di dusun Rejosari
adalah 445 jiwa.
2. Pengkajian Kebutuhan Kesehatan Komunitas
a. Pengkajian Inti
1) Sejarah Komunitas
Sejarah Dusun Rejosari adalah dahulu merupakan bagian
dari daerah Dusun Banjari yang bernama Rekasan yang berasal dari
kata Ngrekas, yang dahulu hanya hutan, kemudian berkembang dan
dibangun 1 rumah hingga 3 rumah, kemudian berkembang menjadi
banyak dibangun rumah kemudian berubah nama menjadi dusun
Rejosari.
2) Data Demografi
Jumlah penduduk dusun Rejosari 445 yang tersebar 4
RT dan 2 RW. Status perkawinan dusun Rejosari terdapat 172

77

KK. Angka kematian penduduk dusun Rejosari 1 tahun terakhir


terdapat 2 orang meninggal dunia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengambilan
sampel dengan kriteria responden yang digunakan yaitu
keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan masalah
tekanan darah tinggi dan keluarga yang memiliki balita dengan
masalah diare, diperoleh data sebagai berikut:
a) Umur
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penderita
Hipertensi Berdasarkan Usia Dusun Rejosari
No
Kelompok
Frekuensi
Persentase
Umur
1
1
0-1 th
1%
2
1-5 th
4
3%
3

6-12 th

12

8%

13-20 th

18

12%

21-60 th

79
53%
>60 th
35
23%
Jumlah
149
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng (n=
149) pada 51 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar
6

responden berumur antara 21-60 tahun sebanyak 79 orang


(53 %).
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Keluarga
dengan Balita pada Masalah Diare Berdasarkan Usia Dusun
Rejosari
No
Kelompok
Frekuensi
Persentase
Umur
1

0-1th

0%

1-5th

34

25%

6-12th

15

11%

13-20th

15

11%

21-60th

72

53%

21-60th
Jumlah

0%
136

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n= 136) pada 35 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian
besar responden berumur antara 21-60 tahun sebanyak 72
orang.
b) Jenis Kelamin
Tabel 3.3

78

Distribusi Frekuensi Responden Keluarga dengan Masalah


Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin, Dusun Rejosari
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1

Laki-laki

76

51%

Perempuan

73

49%

Jumlah

149

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=149) pada 51 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 76 orang (51
%)
Tabel 3.4
Ditribusi Frekuensi Responden Keluarga dengan Masalah
Diare Berdasarkan Jenis Kelamin, Dusun Rejosari
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1

Laki-laki

17

49%

Perempuan

18

51%

Jumlah

35

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=35)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
balita kelamin perempuan lebih banyak dengan jumlah 18
orang.

c) Data Penyakit
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Jenis Penyakit pada Masalah Hipertensi
Dusun Rejosari
No

Frekuensi

Persentase

1
2

Diagnosa
Penyakit
ISPA
Diare

0
2

0%
1%

Hipetensi

59

40%

DM

1%

Stroke

1%

79

Mealgya

0%

Sehat

85

58%

Jumlah

149

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=149)
Tabel di atas menunjukkan prosentase penyakit
terbanyak adalah hipertensi 40%.
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Jenis Penyakit pada Masalah Diare
Dusun Rejosari
No
Diagnosa
Frekuensi
Persentase
Penyakit
1
ISPA
3
2%
2
Hipertensi
1
1%
3
Diare
0
0%
4
DM
0
0%
5
Stroke
0
0%
6
Melagya
0
0%
7
Sehat
132
97%
Jumlah
136
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng
(n=136)
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden
terbanyak memiliki status kesehatan sehat sebanyak 132
orang.
3) Ethnik dan Nilai Kepercayaan
Variasi umur di dusun Rejosari meliputi balita 50 orang,
remaja 24 orang, dewasa 193 orang, lansia 134 orang. Kegiatan
umum yang dilakukan masyarakat adalah bekerja, pekerjaan
mayoritas berdagang dan bertani. Budaya yang mendominasi
berkumpul bersama keluarga dan silaturahmi antar tetangga.
Kebudayaan di Dusun Rejosari adalah dengan
mengadakan pengajian setiap malam senin untuk ibu-ibu, dan
malam jumat untuk bapak-bapak. Agama yang dinut sebagian
besar beragama islam. Sarana beribadah di Dusun Rejosari ada
1 masjid yaitu masjid Ar-Rahman, dan 2 Mushola yaitu Mushola
Mina dan Mushola Nurul Huda. Sebagian besar warga masih
mempercayai dukun untuk menyembuhkan penyakit.
Nilai masyarakat yang dinilai merugikan yang ditinjau
dari segi kesehatan adalah terapi bekam, merokok, kurang
menerapkan mencuci tangan, jajan di pinggir jalan, gemar
makan-makanan asin dan pedas. Nilai masyarakat yang dinilai
menguntungkan yang ditinjau dari segi kesehatan adalah

80

menerapkan

kebersihan

lingkungan

dengann

kerja

bakti.Masalah kesehatan yang paling utama di wilayah dusun


Rejosari adalah hipertensi.
b. Sub Sistem
a) Lingkungan Fisik
Lokasi dan batas desa
Batas wilayah :
Timur : dusun Cukil
Barat : dusun Klero
Selatan : dusun Regunung
Utara : dusun Banjari
Udara di dusun Rejosari sejuk dan bersih. Kondisi air
pada dusun Rejosari bersih, tidak berbau, tidak berwarna,
sebagian besar menggunakan air sumur, dan ada yang
menggunakan PDAM. kualitas udara di dusun Rejosari kurang
baik karena di dusun Rejosari terdapat banyak pabrik kayu dan
pabrik garmen, banyak kendaraan yang yang berlalu lalang.
Bangunan rumah di Dusun Rejosari kebanyakan rumah
tradisional pedesaan dan sebagian besar rumah jenis bangunan
semi permanen dan beberapa rumah yang bangunannya masih
menggunakan kayu. terdapat jarak diantar rumah. Keadaan
lingkungan rumah bersih, mayoritas rumah adalah milik pribadi,
ada bataan daerah atau jalan. Perumahan lama tapi terpelihara
dengan baik. Tipe perkampungan adalah pedesaan.
Binatang yang terdapat di dusun Rejosari adalah ayam,
kambing, sapi, serta burung. Masyarakat dusun Rejosari
sebagian besar menanam rumput gajah mini untuk di jual, dan
banyak yang menanam bunga seperti mawar.
Pengolahan sampah belum benar, dan belum terpilah-pilah
dari sampah organic dan anorganik. Di Dusun Rejosari belum
ada TPA. Sebagian warga mengolah sampah dengan cara
dibakar.
Kondisi jalan dusun Rejosari sudah beraspal tetapi masih
ada jalan yang masih tanah. Penerangan di sepanjang jalan
jarang. Di Dusun Rejosari terdapat penggiling padi yang
berkeliling di dusun Rejosari.
Potensi bencana di desa Cukil adalah rawan tanah longsor
khususnya di dusun Krajan Cukil. untuk di daerah dusun
Rejosari rawan kecelakaan lalu lintas.
Tim penanggulangan bencana antara Linmas, karang taruna
b)

yang sudah terlatih.


Pendidikan
1) Tingkat pendidikan penduduk

81

Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Responden pada Masalah Hipertensi
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dusun Rejosari
No

Frekuensi

Persentase

Tingkat
Pendidikan
TIDAK SKLH

1%

BELUM SEKLH

17

11%

SD

86

58%

SMP

21

14%

SMA

22

15%

SARJANA

1%

Jumlah

149

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=149) pada 51 KK
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar
pendidikan responden adalah SD sebanyak 86 orang
(58%).

Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Responden pada Masalah Diare
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dusun Rejosari
No
Tingkat
Frekuensi
Persentase
Pendidikan
1
SD
39
29%
2

SMP

30

22%

SMA

15

11%

BELUM
SEKOLAH
TIDAK
SEKOLAH
SARJANA

49
0

36%
0%

2%

5
5

JUMLAH

136
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng
(n=136) pada 35 KK.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar
responden belum sekolah sebanyak 49 orang (36%).
Sarana sekolah yang ada di Dusun Rejosari terdapat
sarana pendidikan non formal yaitu TPQ dan sebagian besar
warga bersekolah di TK s/d SMA yang terdapatdi dusun lain.
c) Ekonomi
1) Tingkat ekonomi penduduk
Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi Pendapatan Warga Dusun Rejosari
pada Masalah Hipertensi

82

No

Penghasilan

Frekuensi

Persentase

1
2

< UMR
>UMR

29
22

57%
43%

Jumlah

51

100%

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=51)
Berdasarkan hasil survey di dusun rejosari didapatkan
bahwa 57% mempunyai pendapatan kurang dari UMR.
Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi Pendapatan Warga Dusun Rejosari
pada masalah Diare
No

Penghasilan

Frekuensi

Persentase

< UMR

11

31%

>UMR

24

69%

Jumlah

35

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=35)
Berdasarkan hasil survey di dusun Rejosari didapatkan
bahwa 69% mempunyai pendapatan lebih dari UMR.

83

2) Jenis pekerjaan
Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Warga Dusun Rejosari
pada Masalah Hipertensi
No
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
1

Tani

13

25%

Buruh

11

22%

Swasta

16

31%

Wiraswasta

18%

PNS

4%

Jumlah

51

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=51)
Berdasarkan hasil survey di dusun Rejosari didapatkan
bahwa 16% pekerjaan warga adalah swasta.
Tabel 3.12
Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Warga Dusun Rejosari
pada Masalah Diare
No

Pekerjaan

Frekuensi

Persentase

Tani

0%

Buruh

9%

Swasta

17

49%

Wiraswasta

14

40%

PNS

3%

Jumlah

35

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=35)
Tabel di atas menunjukkan bahwa jenis pekerjaan warga
dusun Rejosari pada masalah diare yang terbanyak adalah
swasta sebanyak 49%.
3) Tingkat pengangguran
Tingkat pengangguran di dusun Rejosari adalah
tidak ada, karena rata-rata warga yang lulus SMA
langsung bekerja di pabrik. untuk kelompok umur
produktif tidak ada warga yang menganggur. Rata-rata
memiliki pekerjaan tetap seperti buruh pabrik, karyawan
bengkel, dan petani rumput gajah.
4) Home industry atau pabrik yang ada di sekitar
masyarakat

84

Sebagian besar warga Dusun Rejosari memiliki


usaha sendiri seperti usaha kayu, warung kelontong,
menjual tanaman rumput gajah mini, toko bangunan dan
took baju. Daerah dusun Rejosari terdapat pabrik
garmen dan pabrik kaleng..
5) Pusat perbelanjaan
Tidak ada pusat perbelanjaan di daerah Dusun
Rejosari tetapi terdapat toko-toko kecil yang menjual
kebutuhan sehari-hari, warga Dusun Rejosari biasanya
berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar kembang sari
yang ada di daerah karang duren. Di Dusun Rejosari
terdapat penjual sanyur keliling dan di depan pabrik ada
pejual sanyuran setiap pagi dan sore.
d) System politik dan pemerintahan
Pada pemilihan kepala desa pada tahun 2015
dilakukan pemilihan dalam 1 desa bertempat di balai desa,
untuk tahun 2016 diperkirakan akan dilakukan pemilihan
dibagi tiap dusun. Di wilayah dusun Rejosari terdapat 1
organisasi yaitu karang taruna. Ada aturan di dusun Rejosari
jika ada tamu yang menginap selain anggota keluarga wajib
lapor kepada RT dan RW setempat.
Pemilihan
kadus
dilakukan

secara

pemilu

sedangkan pemilihan RT dan RW di dusun Rejosari


dilakukan secara kesepakatan warga melalui musyawarah.
e) Keamanan dan transportasi
Terdapat angkutan umum yang lewat di dusun Rejosari.
Sebagian besar warga dusun Rejosari memiliki kendaraan
pribadi seperti sepeda motor. Di Dusun Rejosari terdapat
Poskampling setiap RT, dan yang jaga ronda selalu digilir
f)

setiap hari.
Pelayanan kesehatan dan sosial
Sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di dusun
Rejosari terdapat bidan desa. pelayanan yang diberikan
seperti

persalinandan

pemeriksaan

umum.

Terdapat

puskesmas yang berjarak 3 km, dan puskesmas pembantu


1 km, rumah sakit terdekat yaitu RSUD Kota Salatiga.
Jumlah kader yang sudah ada 4 orang kader
posyandu dan 6 kader dssj, jumlah kader yang aktif ada 2
orang, motivasi para kader untuk menjadi kader adalah
dorongan

dari

85

dalam

diri

untuk

mengabdi

kepada

masyarakat, jenis kegiatan yang dilakukan kader adalah


pendataan, pengobatan gangguan, penyuluhan, posyandu
(penimbangan, pmt), dssj (pendataan), pelatihan yang telah
diikuti oleh kader adalah desa siaga sehat jiwa oleh perawat
spesialis jiwa pada bulan april 2015, posyandu (penyuluhan
tentang PHBS dan refreshing kader), bagi kader sangat
perlu pelatihan agar para kader terampil, manfaat yang
diperoleh selama menjadi kader adalah mampu memahami
permasalahan yang ada di masyarakat khususnya di bidang
kesehatan,
terhadap

mampu
penyakit,

mengenal
dan

pencegahan-pencegahan

menambah

pengalaman

dan

wawasan, kesulitan yang dialami kader selama menjadi


kader adalah pendanaan dan swadaya masyarakat.
Sudah ada FKD di Desa Cukil. Unsur yang bisa
menjadi pengurus FKD adalah Karang Taruna, Tokoh
Masyarakat,

Kader

Posyandu.

Kegiatan

yang

sudah

dilakukan oleh FKD antara lain masalah peduli air,


penyuluhan anti narkoba, memberi transport(biaya untuk
ber-KB) pada keluarga miskin yang belum punya BPJS.
1) Asuransi kesehatan
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Warga yang Mempunyai
BPJS/Jamkesmas Dusun Rejosari pada Masalah Hipertensi
No
Kepemilikan
Frekuensi
Persentase
BPJS
1
Memiliki BPJS
29
57%
3
Tidak memiliki
22
43%
BPJS
Jumlah
51
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng
(n=51)
Berdasarkan hasil survey sebanyak 29 orang sudah
memiliki BPJS/Jamkesmas.

Tabel 3.14
Distribusi Frekuensi Warga yang Mempunyai
BPJS/Jamkesmas Dusun Rejosari pada Masalah Diare
No
Kepemilikan
Frekuensi
Persentase
BPJS
1
Memiliki BPJS
16
46%

86

Tidak memiliki
BPJS
Jumlah

19

54%

35

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=35)
Tabel diatas menunjukkan bahwa ada 54% warga tidak
memiliki BPJS/Jamkesmas
2) Perilaku sehat penduduk
Tabel 3.15
Distribusi Frekuensi Perilaku Warga Dusun Rejosari pada
Masalah Hipertensi
No
Perilaku
Frekuensi
Persentase
perawatan
Hipertensi
1
Baik
33
65%
2
Kurang baik
18
35%
Jumlah
51
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng
(n=51)
Tabel di atas menunjukkan warga yang memiliki perilaku
baik tentang Hipertensi sebesar 65%.
Tabel 3.16
Distribusi Frekuensi Perilaku Warga Dusun Rejosari pada
Masalah Diare
No
1

Perilaku
pencegahan
Diare
Baik

Kurang Baik

Frekuensi

Persentase

21

60%

14

40%

Jumlah

35
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng
(n=35)
Tabel di atas menunjukkan warga yang memiliki perilaku
baik tentaang diare sebesar 60%.

3) Kemandirian Keluarga
Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Kemandirian Keluarga masalah
Hipertensi Dusun Rejosari
No
Kemandirian
Frekuensi
Persentase
keluarga
1
KM I
34
67%
2

KM II

12

24%

KM III

0%

87

KM IV

10%

JUMLAH

51

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=51)
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemandirian keluarga
terhadap masalah hipertensi yang paling banyak masih pada
kemandirian 1 yaitu 67% (34 orang).
Tabel 3.18
Distribusi Frekuensi Kemandirian Keluarga Masalah Diare
Dusun Rejosari
No
Kemandirian
Frekuensi
Persentase
keluarga
1
KM I
14
40%
2

KM II

15

43%

KM III

6%

KM IV

4
35

11%

JUMLAH

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=35)
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemandirian keluarga
dalam masalah diare terbanyak adalah kemandirin 2
sebanyak 43%.
4) PHBS Tatanan Keluarga
Berdasarkan Tabel di atas Perilaku Hidup Bersih Sehat
Dusun Rejosari paling banyak pada tingkatan utama yaitu 34
%.
Dari hasil pengkajian diperoleh 11 % hunian responden
berlantai kedap air. 11 % warga beraktivitas fisik. 9 %
responden bebas asap rokok. 34 % responden memiliki
kartu BPJS. 29 % responden membuang sampah pada
tempatnya. 26 % responden mencuci tangan dengan
menggunakan

sabun.43

responden

melakukan

pemberantasan nyamuk dengan rajin menguras bak mandi


dan penampungan air.
g) Pengetahuan
Tabel 3.19
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Warga Dusun Rejosari
Terhadap Masalah
Hiper
No

Pengetahuan
Hipertensi

Frekuensi

Persentase

1
2

Baik
Kurang baik
Jumlah

29
22
51

57%
43%
100%

88

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov


Jateng (n=51)
Berdasarkan tabel di atas pengetahuan warga Rejosari
pada masalah hipertensi sudah baik dengan persentase
57%.
Tabel 3.20
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Warga Dusun Rejosari
Terhadap Masalah
Diare
No
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
Diare
1
Baik
20
57%
2

Kurang baik

15

43%

Jumlah

35
100%
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng
(n=51)
Tabel di atas menunjukkan bahwa pengetahuan warga
Rejosari pada masalah diare sudah baik dengan persentase
57%.
h) Sikap Penduduk
Tabel 3.21
Distribusi Frekuensi Sikap Keluarga Terhadap Masalah
Hipertensi
Dusun Rejosari
No
Sikap
Frekuensi
Persentase
Hipertensi
1
Baik
30
59%
2

Kurang Baik

21

41%

Jumlah

51

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=51)
Berdasarkan tabel di atas sikap keluarga terhadap
masalah hipertensi sudah baik dengan persentase 59%.
Tabel 3.22
Distribusi Frekuensi Sikap Keluarga Terhadap Masalah Diare
Dusun Rejosari
No
Sikap Diare
Frekuensi
Persentase
1

Baik

18

51%

Kurang Baik

17

49%

Jumlah

35

100%

Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov Jateng


(n=35)

89

Berdasarkan tabel di atas bahwa sikap keluarga dalam


menghadapi masalah diare sudah baik dengan persentase
i)

51%.
Komunikasi
Biasanya penduduk sering berkumpul saat ada acara
pengajian, yang tempatnya digilir di rumah warga. Alat
komunikasi yang digunakan adalah handphone, dan apabila
ada pengumuman, diumumkan lewat speaker Masjid.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa

j)

dan Indonesia.
Rekreasi
Tidak ada sarana Rekreasi di daerah dusun rejosari.
Warga dusun Rejosari biasa mengadakan ziarah ke makammakam wali songo setian 6 bulan sekal

90

RUMUSAN MASALAH

DATA

DIAGNOSA NANDA
Defisiensi Kesehatan Komunitas

STUDI DOKUMENTASI

Data bidan desa cukil prevalensi kejadian hipertensi di


semua kalangan usia sebanyak 40 % dan prevalensi
perilaku masyarakat yang kurang mengerti sebanyak 47
%

data bidan desa rekapitulasi data berdasarkan


angketkejadian Hipertensi pada lansia tahun 2016
sebanyak 24 kasus

ANGKET (jumalah responden 51 orang)

43 % tingkat pengetahuan responden kurang tentang


penyakit hipertensi

41 % sikap responden tidak baik tentang penyakit


hipertensi

35 % perilaku responden tidak baik tentang penyakit


hipertensi

prosentase terbanyak penyakit yang di derita warga


dusun rejosari adalah Hipertensi sebanyak 40 %, penyakit
stroke 1 % dan penyakit DM atau gula sebanyak 1%

OBSERVASI (WINSHIELD SURVEY)


91

Sebagian besar warga dusun Rejosari karena kurangnya


aktivitas, banyak pikiran, pola makan yang tidak sehat
(gemar makan yang asin-asin)

WAWANCARA

Tn. S 65 tahun mengatakan bahwa hanya berobat jika


merasakan keluhan seperti pusing, berat di tengkuk dan
minum obat ketika merasakan keluhan kalau keluhan
hilang pasien tidak minum obat. Tn.S mengatakan sudah
mengurangi makanan yang asin-asin. pasien mengatakan
jarang berolahraga
DATA

DIAGNOSA NANDA
Perilaku kesehatan cenderung beresiko

STUDI DOKUMENTASI

data dari kader Dusun Rejosari menyebutkan 20%


responden keluarga yang memiliki balita merokok

data dari kader Dusun Rejosari menyebutkan 20%


responden keluarga yang memiliki balita sudah mencuci
tangan dengan sabun

data responden Dusun Rejosari menyebutkan 1%


responden melakukan aktifitas fisik secara teratur

92

ANGKET (jumalah responden 35 orang)

43 % tingkat pengetahuan responden kurang tentang


perilaku hidup baik dan sehat

49 % perilaku responden tidak baik tentang perilaku hidup


baik dan sehat

40 % keluarga responden berada di tingkat kemandirian I,


43 % keluarga responden berada di tingkat kemandirian
II, 6 % keluarga responden berada di tingkat kemandirian
III, dan 11 % perilaku keluarga responden berada di
tingkat IV

Dari 35 responden 100% setuju untuk diadakan


penyuluhan PHBS

prosentasi terbanyak penyakit yang di derita warga dusun


rejosari di semua kalangan usia adalah hipertensi
sebanyak 40%, disusul batuk pilek atau ISPA sebanyak
2%. dan prosentase terbanyak resiko penyakit yang di
derita warga dusun rejosari adalah diare sebanyak 35 KK

93

OBSERVASI (WINSHIELD SURVEY)

sebagian besar warga dusun Rejosari tidak memiliki


tempat pembuangan akhir dan kabanyakan warga laki-laki
memiliki kebiasaan merokok. kebanyakan rumah warga
berlantai tidak kadap air, banyak warga langsung
membuang sampah di tempat sampah tanpa memilahnya
terlebih dahulu. dan masih banyak tempat penampungan
air dan genangan air yang terdapat jentik nyamuk

WAWANCARA
Ny.H 25 tahun mengatakan bahwa ia tidak mengetahui cara cuci
tangan yang benar dan jarang mencuci tangan pakai sabun. Ny.S
mengatakan jarang menyediakan makanan dengan gizi
seimbang untuk keluarganya

94

SKORING

No.
1.

Masalah kep

Total

Prioritas

45

43

Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan

2.

Perilaku kesehatan
cenderung beresiko

Keterangan :
A : Tingkat resiko kejadian
B : Tingkat resiko permasalahan
C : Potensial untuk ditangani dengan penkes
D : Minat masyarakat
E : Kemungkinan masalah teratasi
F : Hubungan dengan program pemerintah
G : Ruang
H : Waktu
I : Fasilitas Kesehatan
J : Biaya
K : Sumber daya/ tenaga
L : Sesuai peran perawat CHN
Keterangan Nilai :
1. = Sangat rendah

95

2. = Rendah
3. = Cukup
4. = Tinggi
5. = Sangat tinggi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah dilakukan pengumpulan data selama 1 minggu dari mulai tanggal 14 April sampai dengan 19 April 2016, kemudian data
diolah dan dianalisa kemudian dilakukan scoring diagnosa , didapatkan masalah kesehatan yang muncul di dusun Rejosari, yaitu :
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Alasan : Warga dusun Rejosari 40 % memiliki penyakit hipertensi yang tanpa mereka sadari sebelumnya, sehingga kebiasaan kebiasaan
keseharian mereka lakukan tanpa mereka sadari dapat memperburuk kondisi kesehatannya. Dapat dilihat dari pola makan warga dusun
Rejosari yang gemar makan makanan pantangan untuk penyakit hipertensi serta aktivitas yang monoton, jarang berolahraga, dan kurang
istirahat yang cukup. dan kebiasaan merokok.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Alasan : warga dusun Rejosari 20 % memiliki perilaku hidup bersih yang kurang, dengan didukung data winshield survey dan wawancara
membuktikan warga masih memiliki kebiasaan buang sampah tanpa dipilah dan dibuang ke kebun, serta cuci tangan yang dilakukan
tanpa menggunakan sabun dan cara yang baik dan benar. masih banyak tempat penampungan air dan bak mandi milik warga yang
jarang dikuras karena menunggu air nya sampai habis. Dari 35 responden keikutsertaan BPJS sebanyak 16 responden.

96

PERENCANAAN
A. Defisiensi Kesehatan Komunitas

DIAGNOSA
(NANDA/NCP)

TUJUAN

Defisiensi Kesehatan

Berkurangnya perilaku

Komunitas

berisiko hipertensi dan


meningkatnya efektifitas
pemeliharaan kesehatan
pada agregat hipertensi

KRITERIA HASIL
(NOC)
Prevensi primer
Domain
IV

INTERVENSI
(NIC)

pengetahuan

Prevensi primer;
Domain 3; perilaku

kesehatan dan perilaku


Kelas
S;
pengetahuan

Kelas S; Edukasi klien

kesehatan
Level 3: intervensi

5510: pendidikan kesehatan (210)


5520: memfasilitasi pembelajaran

(244)
5604:pengajaran kelompok (372)
5618:
pengajaran

1844:

menejemen sakit akut


1803; pengetahuan; proses

penyakit
1805; pengetahuan; perilaku

sehat
1823;

promosi kesehatan
1854; pengetahuan;

sehat
1855; pengetahuan; gaya

Pengetahuan;

pengetahuan;

hidup sehat

97

diet

prosedur/tindakan (371)
Domain 7; komunitas
Kelas
C;
Promosi

kesehatan

komunitas
Level 3: intervensi

8500: pengembangan kesehatan

masyarakat (129)
8700:
pengembangan
program(313)

Prevensi Sekunder
Domain 3; perilaku
Kelas O; Terapi perilaku
Level 3; intervensi
4360: modifikasi perilaku
Domain 7: komunitas,
Kelas D; manajemen resiko
Prevensi Sekunder
Domain
IV;
pengetahuan
kesehatan dan perilaku.
Kelas Q; perilaku sehat
Level 3: Intervensi
1600:
kepatuhan

perilaku
1621:

perilaku; diet sehat


1602: perilaku promosi

kesehatan
1606: partisipasi dalam

kepatuhan

pengambilan keputusan
perawatan kesehatan
Kelas
FF;
manajemen
kesehatan
3100:
98

manajemen

komunitas.
Level 3: intervensi
6489: manajemen linkungan:
komunitas

individu; sakit akut


Kelas T: kontrol resiko dan
keamanan
1920: kontrol resiko
Deteksi faktor resiko
Domain V ; kesehatan yang
dirasakan
Kelas V ; status gejala
2109:
tingkatan

ketidaknyamanan
1306:
nyeri,
tingkat

respom fisik
2102: level nyeri
2103: tingkatan gejala
Kelas EE: kepuasan terhadap
perawatan
3014: Kepuasan klien
3015:
kepuasan

manajemen kasus
3012Kepuasan terhadap

pengajaran
3015:

manajemen kasus
3003:
kepuasan

kepuasan

keberlanjutan perawatan

99

Prevensi Tersier
Domain 5; keluarga
Kelas X; perawatan siklus kehidupan.

kesehatan

7040: Dukungan terhadap

komunitas
Kelas BB; well being komunitas
2700:
kompetensi

caregiver (113)
7140: dukungan keluarga

Domain

VII;

komunitas
2701: status kesehatan

komunitas
Kelas CC: proteksi kesehatan
komunitas.
Prevensi Tersier
Domain VI; kesehatan keluarga
Kelas Z; kualitas hidup keluarga
2605: partisipasi tim
kesehatan

(193)
Domain 6: sistem kesehatan
Kelas B; Manajemen informasi
7910: konsultasi (131)
7920: dokumentasi (151)
7980: pencatatan insidensi

kasus
8020: konferensi perawatan
multidisilpin.

8100: rujukan (320)

dalam

keluarga

B. perilaku cenderung beresiko

DIAGNOSA
NANDA/NCP

TUJUAN

KRITERIA HASIL
NOC

100

INTERVENSI
NIC

Perilaku kesehatan

Berkurangny

cenderung beresiko

perilaku

beresiko
(perilaku
hidup bersih
dan sehat)

1. kontrol resiko dan keamanan


a. kontrol resiko
b. keamanan dan kesehatan
serta perawatan ligkungan
c. keamanan
lingkungan
rumah
2. kesehatan dan kualitas hidup
a. status kenyamanan
b. status
kenyamanan
lingkungan

101

1. manajement resiko
a. manajemen lingkungan
b. manajemen lingkungan keamanan
2. promosi kesehatan komunitas
a. manajemen kasus
b. pengembangan kesehatan masyarakat

PLANNING OF ACTION

MASALAH KESEHATAN
Defisiensi

PERENCANAAN

KEGIATAN
kesehatan 1. Penyuluhan

komunitas : Hipertensi

hipertensi

TEMPAT

WAKTU

1. Menyesuaikan
tempat pengajian

SASARAN

Setelah

Warga

pengajian

rejosari

dusun

2. Refresing para
kader

Pertemuan

Karang

karang

dan kader

taruna
Menyesuaikan

tensi)

pengajian

tempat

sekali

dusun

rejosari
Bu narrti, pak kadus
dan pungki

malem jumat
(bapakbapak)

Para

lanisa

umur 45 tahun

4. pemantauan

102

rahma,

Bp kadus
Bu narti
Mas budi dan noti

(ibu-ibu) dan
Menyesuaikan

dan

pungki

maret 2016)

Malem senin

minimal 1 bln

taruna budi

(26

Warga

3. Tensi bersama

Bu harti,
Bp kadus dan fajar

Bu narti dan mas

2. Rumah mas sholeh

(pelatihan

PJ

kesehatan
lansia

103

PLANNING OF ACTION

MASALAH

PERENCANAAN

KESEHATAN
Perilaku kesehatan
komunitas

KEGIATAN
1. Penyuluhan PHBS

TEMPAT
Menyesuaikan

WAKTU
tempat

pengajian bapak dan ibu

SASARAN

Setelah

Warga

pengajian

rejosari

dusun

PJ
Para kader dan
Devi

cenderung beresiko
Para kader dan tyas
2. Pelibatan

kader

Posyandu

tentang PHBS
Rumah
3. Pengecekan MCK

Warga

Menyesua

Warga

ikan

rejosari

dusun

Karang taruna dan


devi

Dusun

Rejosari

Warga

atau jamban sehat

Minggu

dusun

rejosari

pagi

Bp kadus dan bu
narti dan indra
Bp kadus dab Bu

setelah

Narti dan tyas

kerja bakti
(karang

Tiap keluarga
Pengajian
4. Memilah

taruna)

KK dusun Rejosari

sampah

(pembuatan lubang
sampah)
Pengjian

bapak

dan

Menyesua

104

KK dusun Rejosari

pengajian ibu

ikan

Warga

dusun

rejosari
5. Penyuluhan

cuci

tangan pakai sabun


Minggu
malam
(pengajian
Setiap Kepala Keluarga

ibu),
pengajian
Bapak

6. penyuluhan saluran
limbah air

(malem
Jumat)

menyesua
ikan

105

KK dusun Rejosari

dan alma

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


A. defisiensi kesehatan komunitas

106

No

Masalah Kep

1.

defisiensi
kesehatan
komunitas

Re

Hari, Tanggal,

Implementasi

Jam
Sabtu,

1. Penyuluhan

26 Maret 2016

Hipertensi dan
pelatihan teknik
pengukuran tekanan

19.30 WIB

darah :
Menjelaskan

tentang materi

hipertensi
demonstrasi
pengukuran

tekanan darah
2. Pelaksanaan
penyuluhan

Evaluasi

Ti

Evaluasi :

L
Me

Proses:

kan

a. Target undangan dihadiri oleh 50

anggota karang taruna.


b. Jadwal terlaksana pada tanggal 26

maret 2016, jam 20.00 21.30


penyuluhan hipertensi dan pelatihan
teknik pengukuran tekanan darah.
c. Peserta penyuluhan hipertensi pelatihan

teknik pengukuran tekanan darah 30


orang.
d. Semua anggota karang taruna tampak
antusias.

hipertensi dan

Hasil :

pelatihan tensi pada

a. anggota karang taruna paham tentang

anggota karang

penyakit hipertensi dan tahu cara

taruna

pengukuran tekanan darah

pen
an

tek

dar

dus

rejo

ber

ang

kar

tar

Kesimpulan :

defisiensi

a. Program yang telah direncanakan, telah

kesehatan

dilaksanakan,yaitu penyuluhan tentang

komunitas

hipertensi dan pelatihan tekanan darah,


b. Masih ada program yang perlu ditindak

Kamis, 31 Maret
2016 jam 20.00
sampai 20.45 WIB

lanjuti.
Evaluasi :

Wa

dan pencegahan

Proses:

dap

hipertensi:

a) Pada tanggal 31 Maret 2016 dihadiri 25

me

orang orang,
b) warga dapat mempraktekkan dalam

kan

Penyuluhan hipertensi

Menjelaskan tentang

Di

rumah

kadus

bapak

(pengajian

bapak-bapak)

materi
hipertensi( pengertian

pencegahan hipertensi dengan

hipertensi, tanda dan

mengurangi penggunaan garam dan

gejala hipertensi,
komplikasi hipertensi,
obat tredisional)
Melakukan pemantauan

untuk penggunaan
garam

olahraga secara rutin


c) warga dapat mempraktekan cara
melkaukan pembuatan obat tradisional
hipertensi

pen

aaa

gar

dib

a. Warga paham tentang hipertensi


b. Warga paham cara melakukan

dan

tengkuk yang kadang-kadang disertai

kesehatan

Hasil :

gejala dengan keluhan pusing,nyeri

defisiensi

me

yan

pencegahan hipertensi
c. Warga dapat menyebutkan tanda dan

107

diru

dengan pandangan kabur


d. Warga dapat menyebutkan kembali cara
mengontrol hipertensi yaitu dengan diit

me
n

pem
an

sec

tra
al

DUSUN BANJARI
A. Persiapan

Kegiatan praktik keperawatan komunitas dimulai dengan tahap


persiapan yang merupakan tahap awal dari semua kegiatan yang akan
dilakukan oleh mahasiswa selama melakukan keperawatan komunitas.
Tahap persiapan diawali dengan pembekalan di kampus yang berisi tentang
tahapan kegiatan, program kesehatan di Kabupaten Semarang, masalah
kesehatan

di

Kecamatan

Tengaran.

Nara

sumber

dalam

kegiatan

pembekalan dari dosen Akper Pemprov Jateng, Dinas Kesehatan,


Kecamatan dan Puskesmas.
Kegiatan selanjutnya di Desa diawali dengan sosialisasi mahasiswa
dengan

masyarakat

yaitu

dengan

cara

pendekatan

dengan

tokoh

masyarakat baik formal maupun informal dan perijinan terhadap kegiatan


kelompok di dusun Banjari.

Dalam tahap ini juga dilakukan persamaan

persepsi pengisian format pengkajian yang digunakan untuk pengambilan


data komunitas di lingkungan dusun Banjari.
B. Pengkajian Kesehatan Komunitas
1.

Pengkajian Inti
a.

Sejarah Komunitas
Informasi dari salah satu tokoh masyarakat dusun banjari sejarah
awal terbentuknya dusun banjari adalah dari seorang pendatang dari Jawa
Timur yaitu Syech Banjar, beliau bersama keluarga bermukim di daerah
wilayah ini kemudian dari waktu ke waktu semakin berkembang jumlah
penduduknya sehingga menjadi sebuah kampung. Karena yang datang
pertama adalah Syech Banjar dan istrinya yang bernama Nyai Sari maka
daerah itu dinamakan dusun Banjari.
Hingga sekarang setiap tahunnya selalu diperingati acara nyadran.
Setiap bulan ruwah/syaban mengadakan pengajian dan tahlil bersama di
makam dusun banjari dan bersih dusun dengan tujuan mensyukuri nikmat
berdirinya dusun banjari.

108

b.

Data Demografi
Jumlah penduduk dusun Banjari 1070 jiwa dengan 560 jiwa
berjenis kelamin perempuan dan 510 jiwa berjenis kelamin laki-laki yang
tersebar 7 RT dan 2 RW. Status perkawinan dusun Banjari dari 341 KK
terdapat 294 KK dengan status menikah dan 57 KK dengan status janda/
duda. Penyakit yang sering dialami oleh masyarakat Dusun Banjari
hipertensi dan nyeri sendi, terdapat anak yang mengalami retardasi mental
dan beberapa warga ada yang mengalami stroke.
Angka kematian penduduk dusun Banjari 3 bulan terakhir terdapat 6
orang meninggal dunia yaitu 2 orang dengan penyakit jantung dengan usia
72 tahun (Perempuan) dan 67 tahun (laki-laki). Terdapat 1 orang meninggal
akibat KLL berusia 55 tahun, 1 orang usia 62 tahun meninggal dengan
hipertensi, 1 orang usia 33 tahun meninggal akibat DM, dan 1 orang bayi
usia 1 minggu meninggal karena BBLR.
c.

Ethnik

Sebagian besar masyarakat Dusun Banjari bersuku Jawa


dan berbangsa Indonesia sehingga tidak ada perbedaan budaya.
Untuk budaya yang ada di Dusun Banjari seperti sedekah bumi
yaitu wayangan setiap satu tahun sekali, nyadran setiap sebelum
puasa didahului dengan membersihkan makam, dan kerja bakti
setiap 2 minggu sekali.
d. Nilai Kepercayaan

100% penduduk beragama islam, terdapat 5 mushola dan 2


masjid di dusun Banjari. Kegiatan di masjid seperti sholat 5 waktu
secara berjamaah, membaca surat Yasin setelah solat berjamaah
khususnya pada malam Jumat, dan pengajian per dusun setiap 35
hari atau selapan sekali di Masjid Al- Mawahib, dan Masjid
Darussalam. Kegiatan keagamaan selain di mushola / Masjid yaitu
berjanjen dan tahlilan seminggu sekali dirumah warga.
2. Sub System
a.

Lingkungan Fisik
1) Lokasi dan batas Wilayah
Dusun Banjari merupakan salah satu dari 5 dusun yang ada
di Desa Cukil. Batas wilayah dusun Banjari dengan dusun
lainnya adalah :
a) Barat berbatasan dengan dusun Rejosari

109

b) Utara berbatasan dengan dusun Kuncen


c) Selatan berbatasan dengan dusun Regunung
d) Timur berbatasan dengan dusun Krajan Cukil
2) Cuaca/ Musim
Cuaca di dusun Banjari cenderung mendung, berawan
walaupun kadang juga panas. Kondisi tanah subur sehingga
mampu dimanfaatkan untuk lahan pertanian warga, jenis
tanaman yang terdapat di dusun banjari adalah pohon singkong
dan pohon sengon.
3) Kondisi Tanah, Air, Udara
Sumber mata air bagi warga diperoleh dari sumur udaranya
sejuk karena belum banyak terkontaminasi polusi udara,
terdapat selokan terbuka lancar, dan untuk pembuangan
limbahnya dibelakang rumah.
4) Perumahan
Jarak antar rumah berdekatan terutama yang memiliki
hubungan keluarga, tipe rumah permanen, dengan atap
menggunakan genting, dan kepemilikan pribadi. Ada beberapa
masyarakat Dusun Banjari yang mempunyai hewan ternak
seperti : sapi, ayam, kambing, bebek. Dan kandang hewan
menjadi satu dengan rumah yang dihuni. Untuk ventilasi setiap
rumah sebagian rumah masyarakat kurang, walaupun terdapat
banyak jendela tetapi jarang dibuka. Pencahayaan dari setiap
rumah masyarakat cukup baik, terdapat genting kaca.
5) Sampah dan Pengelolaanya
Masyarakat sudah mampu untuk memilah sampah yang
ditimbun dan dibakar. Pembakaran sampah biasanya dilakukan
disamping atau dibelakang rumah.
6) Pelayanan Umum
Kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal, tetapi
beberapa tempat

ada aspal yang terkelupas dan terdapat

lubang dijalan. Dusun Banjari di RT 22 terdapat sutet yang cukup


membahayakan bagi warga, karena pernah terjadi ketika ada
petir menimbulkan aliran arus pendek yang merusak alat
elektronik warga. Belum ada upaya yang dilakukan oleh
masyarakat.

Di

dusun

Banjari

terdapat

home

industry

penggergajian kayu dengan jumlah 20 tempat penggergajian,

110

aktifitas di tempat penggergajian dimulai dari jam 08.00 16.00,


di tempat penggergajian menimbulkan suara bising bagi warga
sekitar, dan menimbulkan serbuk kayu dari sisa penggergajian,
dan untuk limbahnya (tatal kayu) dijual ke pengusaha jamur,
pengusaha gula jawa.
7) Pendidikan

Sarana sekolah yang ada di dusun Banjari terdapat


MI dengan jumlah siswa sebanyak 64, tidak ada UKS
maupun UKGS.
Dari hasil angket diare didapatkan hasil : dari 64 KK
yang didata 60% tingkat pengetahuan masyarakat tentang
diare sudah cukup baik,

70% sikap terhadap penyakit

diare sudah baik, dan 75% perilaku pencegahan penyakit


diare sudah baik.
Hasil

angket

terhadap

102

penduduk

yang

menderita hipertensi tingkat pendidikannya sebanyak 53%


lulusan SD, sisanya tingkat pendidikan nya adalah lulusan
SMP, SMA, sarjana. Pengetahuan masyarakat tentang
hipertensi yaitu 44% berpengetahuan kurang dan 56%
berpengetahuan baik. Pengetahuan masyarakat tentang
diare sebagian besar sudah baik.
Tabel 3.1
Distribusi penduduk Desa Cukil berdasarkan tingkat
pendidikan
No
1
2
3
4
5
6

Tingkat
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
TS
BS
Jumlah

Frekuensi

Persentase

176
62
54
15
14
9
330

53%
19%
16%
5%
4%
3%
100%

Sumber: hasil pendataan mahasiswa


8) Ekonomi

Tingkat ekonomi masyarakat di Dusun Banjari


sebagian masih ada yang dibawah UMR dan ada juga
sebagian yang sudah dalam standar atau diatas UMR.

111

Sebagian

besar

masyarakat

bekerja

sebagai

buruh

gelondong kayu dan buruh di pabrik terdekat. Sebagian


lainya

bekerja

sebagai

petani

,PNS,

swasta

dan

wiraswasta.
Tingkat pengangguran rata-rata didominasi kaum
wanita karena berdasarkan wawancara salah satu warga
ibu rumah tangga mayoritas lebih mengutamakan untuk
mengurus anak. Terdapat home industri berupa gergaji
kayu, jamur, tempe, gula merah, dan kerupuk
Mayoritas masyarakat dusun Banjari berbelanja di
warung terdekat dengan jarak 40m, pasar tradisional
dengan jarak 6km, dan minimarket dengan jarak 3km.
Tabel 3.2
Distribusi penduduk Desa Cukil berdasarkan penghasilan
No
1
2

Penghasilan
< UMR
>UMR
Jumlah

Frekuensi
66
36
102

Persentase
65%
35%
100%

Sumber: hasil pendataan mahasiswa


Tabel 3.3
Distribusi penduduk Desa Cukil berdasarkan pekerjaan
No
1
2
3
4
5

Pekerjaan
Tani
Buruh
PNS/ABRI/Polri
Swasta
Wiraswasta
Jumlah

Frekuensi
23
36
8
29
6
102

Persentase
23%
35%
8%
28%
6%
100%

Sumber : hasil pendataan mahasiswa


9) Sistem Politik dan Pemerintahan

Sistem pemilihan pemimpin di dusun Banjari dengan


sistem tunjuk oleh kaum pria, karena jabatan RW masih
merangkap sebagai RT. Untuk PJ kesehatan masyarakat
masih kurang efektif, karena satu PJ mengelola satu
dusun.
Perkumpulan masyarakat berupa perkumpulan yang
ada di Dusun Banjari seperti perkumpulan RT yang

112

biasanya dilakukan 35 hari sekali dirumah warga secara


bergantian dengan topik yang biasa di bahas adalah
kegiatan-kegiatan di Dusun Banjari misalnya kerja bakti
dan jimpitan, berjanjen juga dilakukan satu minggu sekali
di rumah warga secara bergantian, arisan ibu ibu
biasanya

dilakukan

setiap

35

hari

sekali

secara

bergantian di rumah warga dengan topik membahas


arisan uang, pengajian pada umumnya juga dilakukan 1
bulan sekali di masjid, perkumpulan koperasi dilakukan 1
bulan sekali secara bergantian di rumah warga dengan
membahas

simpan-pinjam

uang,

dan

perkumpulan

karang Taruna dilakukan 35 hari sekali secara bergantian


pula untuk membahas keuangan (kas) karang taruna
serta kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan oleh karang
taruna di Dusun Banjari.
10) Keamanan dan Transportasi

Sarana transportasi masyarakat sebagian besar


menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan
sebagian masyarakat dengan ekonomi kelas menengah
ke atas mempunyai mobil. Adapula sebagian besar
pengusaha

gergaji

memiliki

mobil

pickup

untuk

mengangkut kayu. Sementara untuk sarana transportasi


umum menggunakan angkot.
Tidak ada sarana dan fasilitas keamanan seperti pos
kamling dan ronda di dusun Banjari karena dusun Banjari
terbilang cukup aman oleh masyarakat.
11) Pelayanan kesehatan dan sosial

Terdapat sarana dan fasilitas kesehatan seperti


praktik bidan dengan jarak kurang lebih 200 m dari Dusun
Banjari, jenis pelayanan pada praktik bidan tersebut
melayani secara umum tidak hanya pada ibu hamil,
dengan jam pelayanan mulai dari pukul 07.00 17.00
WIB. Adapula puskesmas pembantu di balai desa cukil
dengan jarak kurang lebih 500m dari Dusun Banjari.

113

Puskesmas pembantu ini juga melakukan pelayanan


umum, dengan jam pelayanan dimulai dari pukul 08.00
14.00 WIB. Dan yang ketiga ada Puskesmas Tengaran
dengan jarak 3km dari Dusun Banjari, sama halnya
dengan puskesmas pembantu jenis pelayanan pada
puskesmas ini adalah pelayanan umum, dengan jam
pelayanan mulai dari pukul 08.00 12.00 untuk
pelayanan rawat jalan serta 24 jam untuk IGD.
Jumlah kader yang sudah ada terdapat 5 kader,
semua kader yang terdapat di dusun Banjari semua aktif,
motivasi kader untuk menjadi kader yaitu ingin membantu
masyarakat Banjari dalam program kesehatan. Jenis
kegiatan yang dilakukan oleh kader yaitu membantu
kegiatan posyandu seperti penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan, menyediakan tempat posyandu,
menyediakan makanan sehat untuk balita, membantu
memberikan pada saat imunisasi. Kader dusun Banjari
belum pernah dilakukan pelatihan dalam bentuk apapun
sebaiknya

kader

diberikan

suatu

pelatihan

seperti

pengukuran tensi dan pemantauan jentik nyamuk.


Manfaat yang diperoleh menjadi kader seperti
menambah pengetahuan mengenai kesehatan. Kesulitan
yang dialami selama menjadi kader yaitu pengetahuan
kader terkait kesehatan dan antusias masyarakat yang
masih minim
Sebagian

besar

masyarakat

tidak

mempunyai

asuransi kesehatan seperti BPJS. Masyarakat dusun


Banjari mayoritas jarang berolahraga, dan tidur sampai
larut

malam.

Sebagian

besar

masyarakat

memiliki

kemandirian keluarga tingkat 2, yaitu menerima petugas


puskesmas, menerima pelayanan kesehatan sesuai
rencana, menyatakan masalah kesehatan secara benar,
memnfaatkan fasilitas kesehatan sesuai anjuran, dan
melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran.

114

Dari pendataan yang dilakukan pada 64 responden di


Dusun Banjari, hasil indikator PHBS secara umum yang
didapatkan adalah : 100% melakukan persalinan di
tenaga kesehatan, dan 95% memberikan ASI eksklusif
untuk bayinya. 94% responden di Dusun Banjari sudah
mengonsumsi

gizi

seimbang

setiap

harinya.

92%

responden di Dusun Banjari menggunakan sumber air


bersih, dan 89% nya sudah mempunyai jamban yang
sehat. Untuk indikator kepadatan hunian rumah di Dusun
Banjari 52% nya masih kurang sesuai antara luas rumah
dengan jumlah penghuni rumah, serta untuk lantai rumah
47% nya belum kedap air. Untuk aktifitas fisik/ olahraga
warga Dusun Banjari juga masih rendah, yaitu 22%dari
64 responden.
Lingkungan di Dusun Banjari masih belum terbebas
asap rokok, terbukti dari hasil data PHBS yaitu 31%
lingkungannya belum terbebas dari asap rokok. Dari 64
responden yang didata 34% belum ikut kepesertaan
BPJS. Sebagian warga Dusun Banjari sudah sadar akan
selalu menimbangkan balitanya

ke posyandu atau

puskesmas terdekat, terbukti dari hasil data PHBS 77%


responden sudah menimbang balita nya. 81% dari 64
responden sudah dapat memilah sampah yang dibakar
dan ditimbun. Pada indikator PHBS cuci tangan pakai
sabun 80% responden di Dusun Banjari sudah baik.
Sama halnya dengan indikator menggosok gigi 2kali
sehari 100% responden di Dusun Banjari ini juga sudah
baik. 100% dari total responden di Dusun Banjari tidak
menggunakan Miras/ Narkoba.
Kesadaran warga Dusun Banjari dalam melakukan
pemberantasan Sarang Nyamuk sudah baik, terbukti dari
hasil data PHBS yaitu 47%. Maka dapat disimpulkann
kriteria PHBS pada tatanan rumah tangga dari 64

115

responden di Dusun Banjari termasuk dalam sehat


madya.
12) Komunikasi

Masyarakat biasanya berkumpul pada acara seperti


hajatan, perkumpulan RT, berjanjen, arisan ibu ibu PKK,
pengajian, koperasi, dan perkumpulan karangtaruna.
Alat

komunikasi

yang

digunakan

untuk

menyampaikan informasi biasanya yaitu HP dan adapula


dari mulut ke mulut antar masyarakat, karena tidak
adanya pengeras suara di masjid ataupun papan
pengumuman.
13) Rekreasi

Warga dusun Banjari memiliki sarana rekreasi yaitu


curug Belondo yang berada di daerah Regunung, dengan
kondisi tempat bersih dan pemandangan sawah.
Karang taruna dusun Banjari sering mengadakan
piknik ke berbagai tempat rekreasi seperti pantai jogja
setiap 1 tahun sekali.

116

14) Diagnosa Keperawatan Komunitas

DATA
ANGKET (jumlah responden 330 KK)

DIAGNOSA (NANDA)
Domain 1

a. Jumlah penderita HT adalah 102

Promosi Kesehatan

orang dari 330 responden (31%),

Kelas 2

Melgia

330

Defisiensi Kesehatan Komunitas :

responden (6%), ISPA 4 orang dari

Hipertensi pada dewasa muda dan

330 responden (1%), Stroke 2

dewasa akhir.

19

orang

dari

orang dari 330 responden (1%),


DM 1 orang dari 330 responden
(0,5%)
b. Jumlah penderita HT berdasarkan
jenis kelamin laki- laki 46 0rang
dari 102 penderita (45%) dan
perempuan 56 orang dari 102
penderita (55%)
c. Jumlah penderita HT berdasarkan
usia 13-20 tahun 1 orang dari 102
penderita (1%), usia 20-60 tahun
71 orang dari 102 penderita (70%)
dan usia >60 tahun 31 orang dari
102 penderita (29%)
d. Tingkat pengetahuan responden
kurang tentang hipertensi 57 orang
dari 102 penderita HT (58%)
e. Sikap

responden

terhadap

hipertensi kurang baik 64 orang


dari 102 penderita HT (63%)
f.

Perilaku

responden

terhadap

hipertensi kurang baik


g. Tingkat

kepatuhan

berobat

HT

rendah 77 orang dari 102 penderita


HT (74%)
OBSERVASI (Winshield Survey)

117

Sebagian responden bekerja sebagai


buruh gergaji kayu dan tidak pernah
berolahraga.
responden

Hampir

seluruh

laki-laki

merupakan

besar

responden

perokok aktif.
Sebagian

mengkonsumsi garam >1sdt perhari.


WAWANCARA
Tn.S 45 tahun mengatakan bahwa
sebagai buruh gergaji kayu, sering
begadang dimalam hari menunggu
pasokan kayu datang dan merokok
kurang lebih 16 batang perhari.
Dari hasil angket diare didapatkan hasil

Domain 1 :

: dari 64 KK yang didata 60% tingkat

Promosi Kesehatan

pengetahuan masyarakat tentang diare

Kelas 2 :

sudah cukup baik, 70% sikap terhadap

Manajemen Kesehatan

penyakit diare sudah baik, dan 75%

Kesiapan untuk meningkatkan

perilaku pencegahan penyakit diare

Manajemen kesehatan : Diare

sudah baik.

(00162)

Pada indikator PHBS cuci tangan pakai


sabun 80% responden di Dusun Banjari
sudah baik

118

Skoring
No.
1.

Masalah kep

Total

Prioritas

35

33

Defisiensi Kesehatan
Komunitas : Hipertensi pada
dewasa muda dan dewasa

2.

akhir.
Kesiapan untuk
meningkatkan Manajemen
kesehatan : Diare
15) Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi kesehatan komunitas : Hipertensi pada dewasa muda dan dewasa akhir.
2. Kesiapan untuk meningkatkan Manajemen kesehatan : Diare

16) Perencanaan

119

DATA

DIAGNOSA
(NANDA/NICP)

ANGKET (jumlah responden

Domain 1
Promosi Kesehatan
Kelas 2
Manajemen kesehatan
Defisiensi Kesehatan

330 KK)
a. Jumlah

penderita

HT

adalah 102 orang dari 330


responden (31%), Melgia
19

orang

dari

330

Komunitas (00215)

TUJUAN

NOC

Berkurangnya
perilaku berisiko
hipertensi

dan

meningkatnya

pendidikan

pembelajaran (244)
5604:pengajaran

proses penyakit
1805; pengetahuan;

kelompok (372)
5618:
pengajaran
prosedur/tindakan

perilaku sehat
1823; pengetahuan;

promosi kesehatan
1854; pengetahuan;

diet sehat
1855; pengetahuan;

330 responden (1%), DM


330
HT

berdasarkan jenis kelamin


laki- laki 46 0rang dari 102
dan

Pengetahuan;

gaya hidup sehat

perempuan 56 orang dari


102 penderita (55%)
c. Jumlah
penderita

5510:

menejemen sakit akut


1803; pengetahuan;

hipertensi

(45%)

1844:

(1%), Stroke 2 orang dari

penderita

Kelas S; Edukasi klien

agregat

responden (0,5%)
b. Jumlah
penderita

kesehatan dan perilaku


Kelas S; pengetahuan

pemeliharaan

orang dari 330 responden

dari

Prevensi primer;
Domain 3; perilaku

efektifitas
kesehatan pada

orang

Prevensi primer
Domain IV pengetahuan

kesehatan
Level 3: intervensi

responden (6%), ISPA 4

NIC

kesehatan (210)
5520: memfasilitasi

(371)
Domain 7; komunitas
Kelas
C;
Promosi
kesehatan komunitas
Level 3: intervensi

8500:
pengembangan

HT

kesehatan

120

berdasarkan

usia

13-20

tahun 1 orang dari 102

masyarakat (129)
8700:

penderita (1%), usia 20-60

pengembangan

tahun 71 orang dari 102

program(313)

penderita (70%) dan usia


Prevensi Sekunder
Domain IV; pengetahuan

>60 tahun 31 orang dari


102 penderita (29%)
d. Tingkat
pengetahuan
hipertensi 57 orang dari

kesehatan dan perilaku.


Kelas Q; perilaku sehat
Level 3: Intervensi
1600: kepatuhan

102 penderita HT (58%)


e. Sikap responden terhadap

perilaku
1621: kepatuhan

responden kurang tentang

f.

hipertensi kurang baik 64

perilaku;

orang dari 102 penderita

sehat
1602:

HT (63%)
Perilaku

diet
perilaku

promosi

responden

terhadap hipertensi kurang

baik
g. Tingkat kepatuhan berobat

kesehatan
1606: partisipasi
dalam

HT rendah 77 orang dari

pengambilan

102 penderita HT (74%)

keputusan

OBSERVASI

(Winshield

perawatan

121

Prevensi Sekunder
Domain 3; perilaku
Kelas O; Terapi perilaku
Level 3; intervensi
4360: modifikasi
perilaku
Domain 7: komunitas,
Kelas D; manajemen
resiko komunitas.
Level 3: intervensi
6489:
manajemen
linkungan:
komunitas

Survey)
Sebagian responden bekerja

Kelas

sebagai buruh gergaji kayu

kesehatan
3100: manajemen

dan tidak pernah berolahraga.


Hampir

seluruh

individu; sakit akut


Kelas T: kontrol resiko

responden

laki-laki merupakan perokok


aktif.
Sebagian

besar

responden

mengkonsumsi garam >1sdt

dimalam

hari

menunggu

pasokan

kayu

datang

resiko
Deteksi

faktor

yang dirasakan
Kelas V ; status gejala
2109:
tingkatan

bahwa sebagai buruh gergaji


begadang

kontrol

resiko
Domain V ; kesehatan

WAWANCARA
Tn.S 45 tahun mengatakan
sering

dan keamanan
1920:

perhari.

kayu,

kesehatan
FF; manajemen

dan

ketidaknyamanan
1306:
nyeri,
tingkat

merokok kurang lebih 16


batang perhari.

Kelas

respom

fisik
2102: level nyeri
2103:
tingkatan
gejala
EE:

kepuasan

terhadap perawatan

122

3014:

Kepuasan

klien
3015:

kepuasan

manajemen kasus
3012Kepuasan
terhadap

pengajaran
3015:
kepuasan

manajemen kasus
3003:
kepuasan
keberlanjutan

perawatan
Domain VII; kesehatan
komunitas
Kelas BB;

well

being

komunitas
2700:
kompetensi

123

siklus kehidupan.
7040: Dukungan
terhadap

komunitas
2701:
status
kesehatan

Kelas

Prevensi Tersier
Domain 5; keluarga
Kelas X; perawatan

komunitas
CC:
proteksi

caregiver (113)
7140: dukungan

keluarga (193)
Domain 6: sistem

kesehatan komunitas.

Prevensi Tersier
Domain VI; kesehatan
keluarga
Kelas Z; kualitas hidup
keluarga
2605:
tim

partisipasi

kesehatan
Kelas B; Manajemen
informasi
7910: konsultasi

dokumentasi

(151)
7980: pencatatan

insidensi kasus
8020: konferensi

kesehatan

dalam keluarga

(131)
7920:

perawatan

Dari

hasil

angket

diare

didapatkan hasil : dari 64 KK


yang

didata

pengetahuan

60%

tingkat

masyarakat

tentang diare sudah cukup


baik,

70% sikap terhadap

Domain 1
Promosi Kesehatan
Kelas 2
Manajemen kesehatan
Kesiapan Menigkatkan
Majajemen Kesehatan
(00162)

Dapat
meningkatkan
manajemen
kesehatan
terutama

pada

penyakit diare

Prevensi primer
Domain 4 pengetahuan
kesehatan dan perilaku
Kelas S : pengetahuan
kesehatan
Level 3 intervensi
1805:

penyakit diare sudah baik, dan

pengetahuan:

75%

perilaku sehat

perilaku

pencegahan
124

multidisilpin.
8100: rujukan

(320)
Prevensi primer:
Domain 3 : perilaku
Kelas S: edukasi klien
5510: pendidikan
kesehatan (210)
Domain 7 : komunitas
Kelas C : promosi
kesehatan : pendidikan
kesehatan cuci tangan

penyakit diare sudah baik.


Pada indikator PHBS cuci
tangan

pakai

sabun

1823:

Minggu bersih

pengetahuan:

80%

promosi

responden di Dusun Banjari


sudah baik

kesehatan
1855:
pengetahuan:
gaya hidup sehat
Prevensi Sekunder
Level 1: domain

Prevensi Sekunder
Level 1: domain

komunitas
IV: Level
2:
pengetahuan dan perilaku manajemen
kesehatan
Level 2: kelas Q: perilaku
kesehatan
Level 3: hasil
Perilaku pencarian
kesehatan
Level 1: domain

VII:

kesehatan komunitas
Level 2: kelas BB:
kesejahteraan komunitas
Level 3: hasil
2700:
status
125

kelas

d:
risiko

kesehatan komunitas
Level 3: intervensi
6610:
identifikasi
risiko

7:

kesehatan
Level

komunitas
1: domain

VII:

kesehatan komunitas
Level 2: kelas CC:
perlindungan

kesehatan

komunitas
Level 3: Hasil
2808: efektifitas program
komunitas
Prevensi tersier
Domain VI; kesehatan
keluarga
Kelas Z; kualitas hidup
keluarga
Level 3: intervensi
2605: partisipasi
tim

kesehatan

dalam keluarga

126

Prevensi Tersier
Domain 5; keluarga
Kelas X; perawatan
siklus kehidupan.
7140:
dukungan
keluarga
(193)

Plans of Action

Masalah

Tujuan
Kegiatan
kesehatan
hipertensi
1. Tidak
terjadi1. Senam lansia

Waktu
1. Setiap

Tempat
hari 1. Halaman

Penanggung jawab
rumah 1.

komplikasi

Minggu 2x 1bulan

pak margi (RT .

hiertensi

jam 06.00-07.00

19)

Mahasiswa

Pulung P
Masyarakat : P Margi

2. Penanaman
2. Jumlah

tanaman toga

2. Rabu, 30 maret 2. Pak

penderita

2016 , jam 16.00.

hipertensi tidak

(RT. 24)

bertambah

2.

(RT.24)

Mahasiswa : Diah
Ayu
Masyarakat : P Sutarji

3. Penyuluhan
pemanfaatan toga

3. Penderita

3. Rt 18 tanggal
1 April 2016
Rt 24 tanggal

hipertensi
mampu

Sutarji

4. Manajemen stress

mengontol
tekanan darah

1 April 2016
4. Rayon

2016
Rayon
tanggal
2016

19)

April

3.

Mahasiswa

A:

Mas

Ngatno
Rayon B: Masjid
Almawahib

4.

Rayon A
Mahasiswa : Indriana
noviyanti
Masyarakat
Purbo
Rayon B
Mahasiswa
Juniatnawati

5. Penyuluhan

127

Aditya Yoga
4. Rayon

tanggal 26 april

tetep stabil

3. Mas ngatno (RT.

mas

Tri

hipertensi

Masyarakat:
Rt 18 : Pak Cipto
Rt 23 : Pak Tuban

ditambahkan
peyuluhan DM

5. Rt 18 dan Rt 23

6. Pemantauan

tanggal

Agung
5.

18

Mahasiswa

Nindita Ayu dan Andita

maret 2016

dina

Berjanjen Rt20: Pak

Tekanan darah

mas

Sodiq
7. Pelatihan mengukur
tekanan

6. Setiap

minggu

sore

darah

Pak Slamet

6.

Mahasiswa
sesuai jadual

penyegaran kader
7. Kamis dan Jumat
7.

Mahasiswa : Pur
Ayu dan Nur Puspita
Karang taruna : mas
Marno dan mas Toni

Perilaku

1. Mempertahan 1. Kerja bakti dan 3M Sabtu 9 April 2016

hidup bersih

kan

dan

dan sehat

meningkatkan

plus

1.

Rt 21

kebersihan
2. Pendidikan
lingkungan
2. Tidak terjadi
kesehatan

Mas Toni

Jumat 8 April di Rt
: 18

Mahasiswa
Yoga dan Diah
Warga : Pak Jumian

Pak Tupar

2.

Mahasiswa
Riska Viviana

128

DBD
3. Tidak

penyajian makanan
terjadi

dan cara cuci tangan

diare
4. Tingkat PHBS
warga
meningkat

17) Implementasi dan Evaluasi

129

No
1.

Masalah

Hari, Tanggal,

Kep
Defisiensi

Jam
Jumat, 18 Maret

Kesehatan

2016
Pukul 14.00 WIB

Komunitas :

Implementasi
1. Melakukan

a. Proses
- Dilakukan

Pendidikan
Pengolahan

pada

Makanan

Lanjut
Masyarakat mau

pada

perkumpulan

arisan RT. 23 dan RT. 18 pada

Kesehatan tentang

Hipertensi

Rencana Tindak

Evaluasi

hari Jumat, 18 Maret 2016 pukul


14.00

WIB,

dengan

jumlah

peserta kurang lebih 35 orang

dewasa

warga di RT.18 dan 20 orang di

muda dan
dewasa

akhir.

RT. 23.
Selama

dilakukan

mengenai

cra

penyuluhan
pengolahan

makanan warga memperhatikan


penjelasan
-

dan

mampu

mengulang kembali penjelasan


Warga mampu menjelaskan dan
menjawab

pertanyaan

yang

diajukan tentang cara pengolahan


-

makanan yang telah diajarkan


Warga
tidak
ada
yang
meninggalkan ruangan sebelum

acara selesai
Lama penyuluhan 20 menit dan
terdapat sesi tanya jawab 10

menit
b. Hasil
- Sebagian warga sudah mengerti
tentang

pengertian

tanda gejala,
mengontrol

penyebab,
hipertensi

akibat/komplikasi
130

apabila
-

hipertensi,

yang

hipertensi

penanganannya.
Warga
mampu

cara
serta

muncul
terlambat

menjelaskan

untuk mematuhi
diet hipertensi
tetapi hanya
sebagian kecil
warga yang mau
berniat untuk
melakukan diet.

131

No
2.

Masalah Kep
Manajemen
kesehatan:
Kesiapan
Meningkatka

Hari, Tanggal,
Jam
Kamis, 24 Maret
2016
Pukul 15.00

Implementasi
f.

Melakukan
pemantauan

Rencana T

Evaluasi

Lanju

a. Proses
- Dilakukan bersama adik adik
TPQ

jentik nyamuk

WIB

yang

Detector

dibentuk
Mosquito

dalam

Melanjutka
yang melakukan

berjumlah 12 orang.
pemantaua
Kegiatan
yang
dilakukan
jentik
n
mengajari dan mendampingi
dan
adik adik mengunjungi
menindakla
rumah ke rumah warga untuk
rumah
melakukan pemantauan jentik
terdapat
nyamuk.
nyamuk d
b. hasil :
Dari 50 rumah yang dilakukan memberika
pemantauan
jentik
nyamuk abate.

n Manajemen

Kesehatan

didaptkan 13 rumah terdapat jentik

nyamuk.
a. Proses
Ibu-ibu
- Dilakukan pada saat arisan ibu-ibu
akan mel
pendidikan
di rumah salah satu warga RT 18
penyajian
kesehatan
:
- Selama
penyuluhan
dilakukan
makanan d
penyajian makanan
seluruh warga mau memperhatikan
cara yang
dan
cara
cuci
materi yang disampaikan Tidak ada
dan benar
tangan
warga yang meninggalkan selama
yang tela
penyuluhan berlangsung
- Lama penyampaian materi dan jelaskan

Jumat, 08 April 1. Melakukan


2016
Pukul 14.00

tanya jawab 30 menit


Dengan hasil:
Sebagian warga sudah

mengerti

tentang

macam-

definisi,

manfaat,

macam penyajian makanan sehat, halhal yang perlu diperhatikan, perbedaan


Sabtu, 09 April 2. Melakukan
2016

bakti

makanan sehat dan tidak sehat.


Kerja a. Proses
Warga
- Dilakukan pada sore hari di
melakukan
rumah ketua karang taruna rayon
bakti 1 m
B
sekali.
- Lama kegiatan 30 menit
- Tidak
ada
warga
yang
meninggalkan selama kegiatan

132

berlangsung
b. hasil:
- lingkungan dusun banjari menjadi
bersih

DUSUN GOMPYONG
A. Persiapan
Persiapan untuk asuhan keperawatan komunitas mulai dari menyiapkan angket
hipertensi, diare, dan PHBS. Selanjutnya kami melakukan pendekatan dengan tokoh
masyarakat yang ada di Dusun Gompyong. Setelah mendapatkan izin dari tokoh
masyarakat kami melakukan pengkajian dari rumah ke rumah.

B. Tahap Pengkajian
Pengkajian dilakukan mulai tanggal 14 Maret s.d. 19 Maret 2016.
Pengkajian dilakukan secara langsung dengan wawancara kepada kader
kesehatan dusun, pemuka masyarakat, dan karang taruna di dusun
Gompyong. Pengkajian juga dilakukan dengan pengisian kuesioner secara
langsung kepada setiap KK warga dusun Gompyong.
1. INTI KOMUNITAS
a. Sejarah
Pada jaman dahulu , jaman para wali ada sebuah gunung yaitu gunung
cukil. Di gunung cukil tersebut keluar mata air yang diberi nama watu
sumpel. Oleh para wali gunung cukil ingin di cukil dan di pindahkan . Mata
airnya di tampung untuk menjadi rawa.
b. Demografi
Angka kematian dusun gompyong dari tahun 2015 sampai bulan maret 2016
sebanyak 5 orang, warga yang meninggal karena faktor usia. Distribusi
penduduk laki-laki desa cukil sebanyak 2341 orang dan penduduk wanita
sebanyak 2305 orang.
c.

Ethnik
Tradisi di dusun gompyong untuk menunjukkan wujud syukur atas berkah
dan keberhasilan yaitu dengan acara syukuran yaitu semua warga membuat
tumpeng dan berkumpul , semua warga berkumpul , berdoa dan menikmati
tumpeng bersama-sama.

d. Nilai dan Kepercayaan


Seluruh masyarakat menganut agama islam dan sarana beribadah terdapat
1 masjid dan 2 mushola masyarakat rajin beribadah di masjid maupun
mushola, masyarakat rutin mengadakan pengajian dan berjanji yang
dilakukan 1 kali dalam seminggu. Masyarakat masih mempercayai jika ada
waga yang mengalami gangguan jiwa dikaitkan dengan guna-guna.

133

2. SUBSISTEM
a. Lingkungan Fisik
1) Lokasi dan batas desa
Batas wilayah sebelah barat adanya gapura berwarna biru, berbatasan
dengan lahan atau ladang Dusun Kemukus, Desa Karang Duren. Batas
wilayah sebelah timur berbatasan dengan Dusun Kali Warak, Desa
Kemetul. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Keboan. Sebelah
selatan berbatasan dengan Dusun Cukil.
2) Cuaca / musim
Musim penghujan, cuaca di Dusun Gompyong sangat dingin, hampir
setiap hari hujan.
3) Kondisi tanah / air dan udara
Kondisi tanah gembur kebanyakan halaman rumah masih berupa
tanah. Kondisi air jernih, melimpah dan tidak berbau. Semua rumah
sudah menggunakan PAM. Pekarangan kebanyakan di buat ladang dan
ditanami rumput jepang / rumput hias untuk dijual. Udara sejuk, dingin,
tidak ada polusi udara. Tidak ada area berbahaya seperti; gunung
berapi, tanah longsor, dan banjir.
4) Perumahan

Pemukiman dusun Gompyong adalah daerah pedesaan, jarak


antar rumah ke rumah sebagian besar jauh, masih banyak
pepohonan dan terdapat juga kandang sapi, untuk pemukiman
warga masih banyak yang belum tertata penempatan lokasi
rumahnya. Bangunan permanen tetapi terpelihara dengan baik,
usia bangunan rumah sekitar lima puluh sampai seratus tahun.
Namun ada beberapa bangunan rumah yang baru.

134

5) Binatang dan tumbuh-tumbuhan


Sebagian warga berternak ayam, sapi dan kambing, serta bertanam
singkong, sayur mayur seperti (pare, sawi, kacang panjang, labu, cabe,
dll), tanaman toga (jahe, kunyit, dan buah-buahan (durian, manggis,
rambutan, alpukat, buah naga, pepaya, pisang, kelengkeng, duku,
jambu biji, dll).
6) Sampah dan pengelolaannya
Setiap warga sudah memiliki tempat pembuangan sampah dengan
lubang sampah tanah kemudian dipilah yang organik dan yang plastik,
sampah organik di timbun dan yang plastik dibakar.
7) Pelayanan Umum
Semua warga sudah menggunakan listrik, kondisi jalan aspal rusak,
tidak ada tempat seperti penggilingan padi dan jagung, biasanya
masyarakat menggiling padi pada penggiling padi keliling.
b. Pendidikan.
1) Tingkat pendidikan penduduk
Rata-rata warga hanya menempuh pendidikan sampaI SD.
2) Sarana Sekolah
Tidak ada sarana sekolah di Dusun Gompyong, anak-anak yang tinggal
di dusun Gompyong bersekolah di SD Cukil dan MI Banjari.
c.

Ekonomi
1) Tingkat ekonomi penduduk
Sebagian warga pendapatan UMR yaitu 1.610.000,2) Jenis pekerjaan
Kebanyakan warga bekerja sebagai petani , buruh pabrik, kerajinan
membuat besek dan membuat gula kelapa.
3) Tingkat pengangguran
Rata-rata warga yang menganggur adalah ibu rumah tangga yang
memiliki anak balita.

135

4) Home industri / pabrik yang ada dimasyarakat


Tipe perkampungan semi usaha, yaitu kebanyakan warga masyarakat
membuat usaha besek, usaha menanam rumput hias, membuat gula
jawa, serta banyak yang memiliki usaha warung.
5) Pusat perbelanjaan
Warga hanya mengandalkan warung di sekitar Dusun dan pedagang
sayur keliling.
d. Sistem politik dan pemerintahan.
1) Sistem pemerintahan umum
Sistem pemerintahannya dengan Kepala Dusun, RW yaitu 2 RW,RT
yaitu 4 RT dan 6 kader posyandu dan 5 kader DSSJ.
2) Management masyarakat
Sistem pemilihan pemimpin dengan cara musyawarah dan voting, ada
perkumpulan setiap RT yang diadakan setiap 1 bulan sekali,
Penanggung jawab Kesehatan masyarakat yaitu Kader dan Bidan.

Di Dusun Gompyong ada 6 kader posyandu 5 kader DSSJ dan


semua kader berperan aktif. Motivasi menjadi kader yaitu untuk
menambah pengalamanan dan membantu sesama. Jenis
kegiatan yang dilakukan oleh kader yaitu ada Posyandu dan
Jumantik Abate. Untuk para kader mendapat pelatihan 3 bulan
sekali di Puskesmas Posyandu, serta penataran materi tentang
kader dari Bu Yuli dan Bu Wahyu dosen Akademi Keperawatan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Menurut kader suatu
pelatihan itu diperlukan. Menurut kader manfaat yang diperoleh
menjadi kader bisa menjaga kebersihan ,dan bisa menjadi
contoh bagi masyarakat terutama Dusun Gompyong. Untuk
kesulitan yang ditemui selama menjadi kader dikatakan yaitu
ketika diadakan kunjungan tiadak ada respon balik atau respon
lebih lanjut. Kader mengatakan jika niat menjadi kader maka
harus tulus dan ikhlas.

136

e. Keamanan dan transportasi.


1) Sarana transportasi
Sarana transportasi menggunakan sepeda motor milik pribadi, dan
tidak ada sarana transportasi umum seperti angkutan dan bis. Belum
ada ambulance dusun, Apabila ada warga yang sakit jika kondisinya
memungkinkan biasanya memakai sepeda motor dan jika kondisinya
parah biasanya dari keluarga meminta tolong kepada warga yang
mempunyai mobil pribadi.
2) Sarana dan fasilitas keamanan
Untuk keamanan Dusun diadakan ronda secara bergilir berteempat di
poskamling di setiap RT. Tidak ada kegaduhan, kemacetan dan
lingkungan selalu tenang dan aman.
f.

Pelayanan kesehatan dan sosial.


1) Sarana dan fasilitas kesehatan yang ada dan sering digunakan
penduduk
Sarana dan fasilitas kesehatan yang sering digunakan penduduk
adalah bidan desa dan puskesmas.
Di Dusun Gompyong ada satu posyandu di wilayah inii bertempat di
rumah Bu Kadus. Posyandu berjalan secara rutin dilakukan satu bulan
sekali lengkap dengan pelaporan posyandu. Posyandu balita yang
diadakan setiap bulan pada tanggal 14 dan akan di adakan posyandu
lansia setelah posyandu balita.

137

TABEL 3.1.
Distribusi Berdasarkan Tingkat Kemandirian Keluargadi
Dusun Gompyong
KEMANDIRIAN

JUMLAH

PROSENTASE

KEMANDIRIAN I

18%

KEMANDIRIAN II

31

78%

KEMANDIRIAN III

5%

KEMANDIRIAN IV

0%

TOTAL

40

100%

Sumber: Hasil pendataan mahasiswa


Masyarakat Dusun Gompyon termasuk dalam kategori
Kemandirian I, yaitu menerima petugas puskesmas dan
menerima yankes sesuai rencana, dan kebanyakan masyarakat
belum mengetahui masalah kesehatan, pemanfaatan faskes ,
perawatan sederhana, dan melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif.
2) Asuransi kesehatan
Masyarakat menggunakan BPJS untuk asuransi kesehatan.
3) Perilaku sehat penduduk
Warga dapat menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah
pada tempatnya dan dapat memilah sampah dengan baik, penggunaan
jamban dan air bersih dengan baik, namun kebanyakan masyarakat
laki-laki masih merokok dan warga jarang melakukan cuci tangan
setelah aktifitas.
PHBS

138

Tabel 3.2.
Distribusi Berdasarkan Kriteria Phbs
Di Dusun Gompyong
KRITERIA

JUMLAH

PROSENTASE

PRATAMA

0%

MADYA

18

45%

UTAMA

22

55%

PARIPURNA

0%

TOTAL
40
Sumber: Hasil pendataan mahasiswa

100%

Bedasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa sebagian besar warga


yang mempunyai balita kriteria PHBS dusun Gompyong termasuk
dalam kriteria Utama sebesar 55%.
Masyarakat di Dusun Gompyong dalam persalinannya dibantu
oleh

tenaga

kesehatan

seperti

bidan

desa

maupun

Petugas

Puskesmas. Untuk anak-anak diberikan ASI eksklusif dari uisa 0


sampai 2 tahun
Masyarakat

dan gizi seimbang selama masa pertumbuhan.

Gompyong

untuk

kebutuhan

air

bersihnya

sudah

menggunakan air PAM semua, kondisi air jernih, tidak berbau ,tidak
berasa. Penggunaan jamban sehat dengan kloset dan kondisi
kebersihan cukup. Kebadatan hunian rumah kebanyakan 1 rumah
dengan ukuran yang luas dan lebar hanya di huni oleh 2 sampai 4
orang. Kondisi lantai banyak yang masih tanah jadi tidak kedap air.
Untuk aktifitas fisik seperti olahraga masyarakat masih jarang
melakukan karena masyarakat sibuk bekerja. Hampir setiap rumah
terdapat

penghuni yang perokok aktif jadi untuk lingkungan masih

belum bebas dari asap rokok. Semua masyarakat Gompyong sudah


mengunakan BPJS untuk jaminan kesehatan. Penimbangan balita
dilakukan di Posyandu setiap sebulan sekali pada tanggal 14. Masingmasing warga memiliki lubang tanah yang dipakai untuk membuang
sampah. Setiap warga dusun Gompyong masih jarang menggunakan
sabun ketika mencuci tangan. Warga dudun Gompyong juga rutin
menggosok gigi 2 kali sehari setiap habis mandi dan sebelum tidur.
Tidak ada warga dusun Gompyong yang mengkonsumsi minuman
keras dan tidak ada yang pernah terlibat narkoba. Sebagian warga
dusun gompyong melakukan pemberantasan jentik nyamuk setiap
seminggu sekali.

139

g. Komunikasi.
1) Dimana penduduk sering berkumpul
Penduduk sering berkumpul di masjid, mushola, pos kamling,
warung, dan perkumpulan RT. Pengajian dusun gompyong diadakan
setiap minggu pon, pada setiap malam jumat diadakan pengajian
dimasjid dan untuk perkumpulan RT diadakan setiap empat puluh hari
sekali. Di RT 14 yaitu pada setiap malam sabtu kliwon, pada RT 15
yaitu setiap malam senin wage, pada RT 16 yaitu pada malam rabu
legi, pada RT 17 yaitu pada setiap malam minggu pahing.
2) Alat komunikasi
Sudah sebagian besar warga menggunakan HP untuk alat komunikasi.
Jika ada kegiatan di dusun gompyong di siarkan lewat masjid dan
terdapat papan pengumuman di poskampling.
h. Rekreasi
1) Sarana rekreasi
Tidak ada sarana rekreasi, untuk rekreasi masyarakat harus pergi
keluar dusun. Tidak ada kegiatan rekreasi bersama di dusun
gompyong.
2) Jenis rekreasi yang sering digunakan masyarakat
Terdapat tempat rekreasi seperti kolam renang.

140

C. Analisa Data
DATA
STUDI DOKUMENTASI
Hasil rekapitulasi data dari Bidan Desa dari bulan Januari 2016 (3 bulan terakhir)
terdapat data pusing 3, nyeri pada tengkuk leher 8.
ANGKET (Jumlah responden 324 orang)
53 % tingkat pengetahuan responden kurang tentang hipertensi
52 % sikap responden kurang baik mengenai penyakit hipertensi
50 % perilaku responden kurang baik mengenai penyakit hipertensi
70% responden belum menerapkan lingkungan bebas asap rokok
Prosentase terbanyak penyakit yang diderita adalah hipertensi sebanyak 20%,
disusul stroke sebanyak 2%, diare 1%, ISPA 1%, dan untuk yang sehat
sebanyak 76%
94% responden kepatuhan berobat rendah.
OBSERVASI (WINSHIELD SURVEY)
Sebagian besar masyarakat tidak tahu kalau kebiasaan merokok dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi. Masyarakat juga tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan dengan alasan karena lokasinya jauh dan kondisi sosial
ekonomi yang masih dibawah UMR/miskin.
Masyarakat lebih senang mengkonsumsi makanan yang asin-asin.
Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui tentang bahaya merokok dan
dampak dari asap rokok bagi kesehatan.
Masyarakat masih banyak yang merokok di dalam rumah maupun di luar rumah
Sebagian besar warga laki-laki dusun gompyong mempunyai kebiasaan
merokok sejak remaja.
Masih menggunakan motto untuk memasak.
Banyak mengkonsmsi daun singkong karena disetiap pekarangan rumah
banyak ditanami singkong.
WAWANCARA
Ny.S 78 tahun mengatakan sudah mengalami darah tinggi selama 3 tahun.
Penghasilannya kurang lebih Rp.10.000/hari dan anggota keluarganya tidak
memiliki BPJS. Ny.S hanya tahu bahwa dirinya memiliki darah tinggi, namun
saat ditanya tanda gejala, penyebab, serta cara perawatan untuk darah tinggi
Ny. S memberikan penjelasan yang salah. Ny.S suka makan makanan asin dan
kegiatan sehari-hari Ny.S hanya membuat besek di rumah saja. Ny.S
mengatakan suaminya sering merokok di dalam rumah, di depan rumah dan di
lingkungan kerjannya.

141

Defisiensi kese

STUDI DOKUMENTASI
Hasil rekapitulasi data dari Bidan Desa didapatkan dusun Gompyong dengan hasil
penderita diare 4 orang.

Perilaku K

resiko diare

ANGKET (Jumlah responden 138 orang )


68% responden belum menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dalam
kehidupan sehari-hari
OBSERVASI (WINSHIELD SURVEY)
Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui cara cuci tangan yang benar
Masyarakat masih banyak yang belum cuci tangan memakai sabun
Sebagian besar rumah responden tidak menyediakan sabun di dalam WC.
Sebagian besar warga sering merokok di tempat umum.
WAWANCARA
Ny. P mengatakan sebelum makan dan sesudah BAB/BAK dia mencuci tangan
tanpa menggunakan sabun . Ny.P mengatakan tidak mengetahui cara mencuci
tangan yang benar dan tidak mengetahui dampak cuci tangan tanpa sabun.

142

PERENCANAAN
DIAGNOSA
(NANDA/ICNP)
Promosi Kesehatan
Manajemen Kesehatan
Defisiensi kesehatan
komunitas (00215)
Perilaku
kesehatan
cenderung beresiko
(00188)
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan (00099)

TUJUAN

NOC

NIC

Meningkatnya
pengetahuan Pengetahuan Kesehatan
Edukasi klien
masyarakat mengenai Hipertensi Intervensi
5510 : Pendidikan Kesehatan
dan
Perubahan
Perilaku 1884
:
pengetahuan
;
(210)
Pemeliharaan Kesehatan dan
manajemen sakit akut
5618 : Pengajaran prosedur
Perawatan Hipertensi
1803 : pengetahuan ; proses
atau tindakan (371)
penyakit
Kesehatan Komunitas
1805 : pengetahuan ; perilaku Intervensi
7320 : manajemen kasus
sehat
(113)
1823 : pengetahuan ; promosi
8500
:
pengembangan
kesehatan
kesehatan masyarakat (129)
1854 : pengetahuan ; diet
8700
:
pengembangan
sehat
program (313)
1855 : pengetahuan ; gaya
8750 : pemasaran sosial di
hidup sehat
Pengetahuan kesehatan dan
masyarakat (351)
perilaku sehat
Terapi perilaku
intervensi
Intervensi
1600 : Keparuhan perilaku
1621 : kepatuhan perilaku; diet
4350 : management perilaku
sehat
(92)
1602 : perilaku promosi

4360
: Modifikasi perilaku (95)
kesehatan
Managemen resiko
143

1603 : pencarian perilaku Intervensi


sehat
:
Management
1606 : partisipasi dalam 6480
lingkungan
(177)
penganbilan
keputusan
Keluarga
perawatan kesehatan
Perawatan siklus kehidupan
1608 : kontrol gejala

7040 : dukungan terhadap


Health Beliefs
caregiver (113)
1704 : Health Beliefs ; 7140 : dukungan keluarga
(193)
percieved threat
7120 : mobilisasi keluarga
1705 : Orientasi kesehatan
(190)
Manajemen Kesehatan
3100 : manajemen individu ;
sakit akut.
Kesehatan Keluarga
Kualitas Hidup Keluarga
2605
:
Partisipasi
Tim
Kesehatan dalam Keluarga,
Nursing Care Plan Perilaku Hidup Bersih Sehat
DIAGNOSA (NANDA /
INCP)
Perilaku
kesehatan

TUJUAN

NOC

NIC

Berkurangnya perilaku beresiko

cenderung

(perilaku

Pengetahuan
Kesehatan dan perilaku sehat
Intervensi
1600: Kepatuhan perilaku.
1621: Kepatuhan perilaku;

Terapi perilaku
Intervensi
4350: Manajemen perilaku
(92)
4360: Modifikasi perilaku

Diare

beresiko

sehat)

hidup

bersih

dan

144

diet sehat.
1602:
Perilaku
promosi
kesehatan.
1603: Pencarian perilaku
sehat.
1606:
Partisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
perawatan kesehatan.
1608: Kontrol gejala
Kontrol resiko dan akeamanan
1902: Kontrol risiko
1934:
Keamanan
dan
kesehatan serta perawatan
lingkungan.
1910: Keamanan lingkungan
rumah.
Kesehatan dan Kualitas Hidup
2008: Status kenyamanan
2009: Status kenyamanan;
lingkungan
2006:
Status
kesehatan
individu.
2000: Kualitas hidup

145

(95)
Manajemen resiko
Intervensi
6480:
Manajemen
lingkungan (177).
6486:
Manajemen
lingkungan;
keamanan
(179).
Sistem kesehatan
Mediasi
terhadap
sistem
kesehatan
6485:
Manajemen
lingkungan;
persiapan
rumah (178).
7560: Fasilitas kunjungan
rumah.
Sistem Kesehatan
Manajemen resiko komunitas.
8820: Manajemen penyakit
menular (126).
6489:
Manajemen
lingkungan;
komunitas
(178).
8880:
Proteksi
resiko
lingkungan.

D. Skoring
No

Masalah Kesehatan

Defisiensi
kesehatan
komunitas : Hipertensi

32

Perilaku cenderung beresiko :


Diare

27

Keterangan :
A

: Tingkat Resiko kejadian

: Tingkat resiko permasalahan

: Potensial untuk ditangani dengan penkes

: Minat masyarakat

: Kemungkinan masalah teratasi

: Hubungan dengan program pemerintah

: Ruang

: Waktu

: Fasilitas Kesehatan

146

Jumlah

Urutan

: Biaya

: Sumber Daya/tenaga

: Sesuai peran perawat CHN

Keterangan Nilai :
1. Sangat Rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

E. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Defisiensi kesehatan komunitas : Hipertensi
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko : Kebiasaan merokok dan cuci tangan tanpa sabun

F. Plan Of Action
No

Masalah

Rencana Tindakan

Tempat

Waktu

Hipertensi

a. Pembentukan wadah kegiatan baru


yaitu posyandu lansia bersamaan
dengan kegiatan posyandu balita
dan
bekerjasama
dengan
puskesmas.
b. Penyegaran
kader
kesehatan
(melatih kembali cara mengisi KMS

a. Rumah bu Kadus

a. 14 April 2016
jam 11.00 WIB

b. Rumah bu Kadus

b. Waktu menyesuaikan

147

Sumber
Dana
PMT

Penanggung
jawab
a. ibu kadus,
Nur Indah.

MHS

b. kader, karang

Lansia dan mengajak karang taruna


untuk berpartisipasi). Di balai desa,
satu rt mengirimkan pewakilan 2
orang dan kader.
c. penyuluhan tanaman obat keluarga
yang bermanfaat untuk penderita
darah tinggi dan cara pengolahan
c. menyesuaikan
membuat pengobatan tradisional c. Rumah warga yang pertemuan RT
untuk penderita hipertensi
bertempatan
dengan
pertemuan RT

taruna, Firgidia
Arief

d. kegiatan senam lansia

d. Lilik Sanjaya,
Bu Kadus
e. Rika Novia,
Bp. Nur Salim
(ketua RT 14)
f.Yuniska,
Meyana

c. Andi Wibowo,
ketua RT
setempat.

d. Rumah bu kadus
e. penyuluhan hipertensi

f.
2

PHBS

d. hari minggu jam 7


e. Rumah warga yang pagi.
bertempatan
dengan
pertemuan RT
e. menyesuaikan jadwal
f. Dirumah Ibu warlia Rt perkumpulan Rt
14
f.25 maret-15 april 2016
(jam 09.00-17.00)

MHS

Fasilitasi warga yang ingin kontrol


tekanan darah

a. kegiatan Minggu bersih

a. Wilayah
masing.

148

masing-

a. minggu
jam 7 pagi

a.Lilik
Sanjaya,
Ketua
RT
masing-

masing.
b.Alivia Intan
b.
Edukasi
kepada
masyarakat
tentang :
1) Cuci Tangan yang baik dan benar b. Menyesuaikan
2) Bahaya Merokok
Pertemuan RT
3) Kesehatan Reproduksi
Karangtuna
4) DBD dan 3M plus.
5) Gizi Seimbang Balita dan tumbuh
kembang anak.
6) perencanaan kehamilan, gizi ibu
hamil, KB.
Hari/Tgl

dan

No.Dx
Implementasi

Minggu, 20 1
Maret 2016

b. Jam 19.00 WIB.

Evaluasi

1. Melakukan penyuluhan Proses:


tentang hipertensi di RT 17 Selama dilakukan penyuluhan warga RT
17 mendengarkan dan memperhatikan
materi yang disampaikan.
jumlah peserta 15 orang, peserta
kooperaktif dan mengajukan pertanyaan
setelah penyuluhan
peserta bertanya tentang bagaimana cara
pengobatan tradisional ?
Hasil :
Warga sudah mengerti apa hipertensi dan
penyebab
hipertensi
serta
cara
pengobatan hipertensi.
Kesimpulan :
149

RTL
Setelah dilakukan penyuluhan
diharapkan
warga
mampu
mengenal
tanaman
yang
digunakan untuk pengobatan
hipertensi, warga menanam toga
di sekitar lingkungan rumah serta
warga
dapat
memanfaatkan
tanaman toga yang ada di
lingkungan sekitar.

Pengetahuan warga tentang penyakit


hipertensi bertambah, akan dilakukan
program lanjutan yaitu pemanfaatan toga
untuk hipertensi.
Minggu, 20 2
Maret 2016

Sabtu,
26 2
Maret 2016

Proses :
2. Melakukan penyuluhan Selama proses penyuluhan dilaksanakan
warga mendengarkan dan memperhatikan
tentang PHBS
materi yang diberikan. Setelah itu
mahasiswa KKN mendemonstrasikan 7
langkah cara cuci tangan yang benar, dan
warga mengikutinya.
Jumlah perseta 15 orang, peserta
kooperaktif dan mengajukan pertanyaan
setelah penyuluhan
Peserta mengungkapkan bahwa sudah
tau tentang PHBS
Hasil :
Warga sudah mengetahui langkah
langkah cuci tangan yang baik dan benar,
dan warga mau untuk melakukan cuci
tangan setelah melakukan aktifitas.
Kesimpulan :
Pengetahuan warga mengenai cara cuci
tangan yang benar bertambah
3. Memberikan
tentang DHF

penyuluhan Proses :
Selama dilakukan penyuluhan warga RT
14 mendengarkan dan memperhatikan
materi yang disampaikan. Jumlah peserta
28 orang, peserta kooperaktif dan
150

Setelah melakukan penyuluhan


tentang PHBS diharapkan warga
mampu
untuk
menerapkan
tentang cara cuci tangan yang
benar setelah melakukan aktitas
di rumah.

Setelah dilakukan penyuluhan


DHF dan 3M warga akan
menerapkan 3M dan menanam
tanaman pengusir nyamuk seperti
serai, lavender, dll.

mengajukan pertanyaan setelah di berikan


penyuluhan. Peserta bertanya tentang
tanaman toga yang dapat mengusir
nyamuk dan cara penggunaan ABATE ?
Hasil :
Warga sudah paham tentang DHF dan
cara pencegahan dengan 3M.
Kesimpulan :
Pengetahuan warga tentang DHF dan 3M
bertambah dan akan di terapkan dalam
kebersihan lingkungan.
Sabtu,
26 1
Maret 2016

4. Memberikan penyuluhan Proses :


tentang hipertensi di RT 14
Selama dilakukan penyuluhan warga RT
14 mendengarkan dan memperhatikan
materi yang disampaikan. Pada saat sesi
pertanyaan warga banyak yang bertanya.
Jumlah peserta 28 orang, peserta
kooperaktif dan mengajukan pertanyaan
setelah penyuluhan. Peserta bertanya
tentang Cara penangan pertama pada
penderita stroke ?
Hasil :
Warga sudah paham tentang hepertensi
dan cara penangan pertama orang
hipertensi yang terkena stroke.
Kesimpulan :
Pengetahuan warga tentang penyakit
hipertensi bertambah, akan dilakukan
program lanjutan yaitu pemanfaatan toga
untuk hipertensi.

151

Setelah dilakukan penyuluhan


diharapkan
warga
mampu
mengenal
tanaman
yang
digunakan untuk pengobatan
hipertensi, warga menanam toga
di sekitar lingkungan rumah serta
warga
dapat
memanfaatkan
tanaman toga yang ada di
lingkungan sekitar.

Minggu, 27 2
Maret 2016

5. Melaksanakan kerja bakti Proses :


bersama dengan warga dusun Kerja bakti dilaksanakan dari jam 07.00Gompyong
selesai. Kegiatan yang dilakukan yaitu
seperti membersihkan selokan dan
menyiangi rumput yang tumbuh liar di
sekitar perumahan. Kerja bakti dilakukan
di RT 14 diikuti oleh mahasiswa dan
sebagian warga
Hasil :
Lingkungan terlihat bersih,
Kesimpulan :
Setiap warga sudah sadar akan kerjabakti
dan kebersihian di sekitar lingkungan
rumah warga.

Diharapkan
warga
akan
melakukan kegiatan kerja bakti
bersama secara rutin untuk upaya
pemberntasan jentik nyamuk
minimal seminggu sekali

Minggu, 27 1
Maret 2016

6. Melakukan kegiatan senam Proses :


lansia
Pada saat dilakukan senam lansia warga
mengikuti dengan semangat dan antusias.
peserta senam lansia 30 orang, warga
mampu
mengikuti
gerakan
warga
mengatakan senang mengikuti senam,
warga meminta di ulang lagi senamnya
Hasil :
Warga Senang diakannya senam lansia
dan semangat mengikuti senam lansia
Kesimpulan :
Banyak warga yang antusias mengikuti
senam lansia.

Diharapkan setelah diadakan


senam warga dapat melanjutkan
kegiatan senam setiap 1 minggu
sekali.

152

Rabu,
30 2
Maret 2016

7. Memberikan penyuluhan Proses :


tentang
Tanam
Toga
di Selama dilakukan penyuluhan warga
kumpulan kelompok tani
kelompok
tani
mendengarkan
dan
memperhatikan materi yang disampaikan.
Pada saat sesi pertanyaan warga banyak
yang bertanya. Jumlah peserta 25 orang,
peserta kooperaktif dan mengajukan
pertanyaan setelah penyuluhan. Peserta
bertanya
tentang
penggunaan
dan
manfaat pace.
Hasil :
Warga lebih paham tentang tanaman toga
yang digunakan untuk pengobatan
hipertensi
Kesimpulan :
Pengetahuan warga tentang penyakit
hipertensi bertambah, akan dilakukan
program lanjutan yaitu pemanfaatan toga
untuk hipertensi.

Kamis,
31 1
Maret 2016

8. Melakukan penyegaran
kader
kesehatan
(melatih
kembali cara mengisi KMS
Lansia dan mengajak karang
taruna untuk berpartisipasi). Di
rumah kepala dusun

Diharapkan setelah diadakan


penyuluhan tentang tanaman
toga warga dapat menerapkan
penanaman sebagian contoh
tanaman toga di lingkungan
sekitar rumah.

Proses :
Diharapkan dapat diterapkan
Kader dan perwakilan dari karang taruna pada saat posyandu lansia
mampu mengikuti pada saat penjelasan
pengisian
KMS
lansia
dan
cara
menggunakan tensi. Jumlah peserta 6
orang diikuti oleh kader dan perwakilan
dari karangtaruna, peserta sudah mampu
mengikuti cara pengisian KMS lansia dan
Tensi dengan bantuan dosen dan
mahasiswa . Kader mengatakan senang

153

setelah diajarkan cara pengisian KMS


lansia dan tensi, dan berharap kegiatan
posyandu lansia dapat diselenggarakan
untuk waktu yang akan datang
Hasil :
Kader dan perwakilan dari karang taruna
sudah mengetahui cara pengisian KMS
lansia dan cara menggunakan tensi.
Kesimpulan :
Kader dan perwakilan karangtaruna
mengerti tentang pengisian KMS yang
akan diterapkan pada saat posyandu
lansia
Sabtu, 2 April 2
2016

9. Memberikan penyuluhan Proses : Peserta yaitu seluruh anggota


tentang Bahaya merokok dan karang taruna memperhatikan penyuluhan
napza
yang diberikan. Jumlah peserta 60 orang,
peserta kooperaktif dan mengajukan
pertanyaan setelah penyuluhan. Peserta
bertanya tentang :
a. Kenapa rokok di larang tapi
pedangangan rokok dilegalkan ?
b. Bahaya rokok untuk wanita ?
Hasil ;
Warga mengetahui bahaya merokok dan
warga akan akan mengurangi rokok
Kesimpulan :
Pengetahuan warga bertambah tentang
bahaya merokok dan warga akan
mengurangi rokok demi kesehatan

154

Diharapkan setelah penyuluhan


tentang bahaya merokok warga
paham tentang bahaya merokok
dan mau mengurangi kebiasaan
merokok.

Sabtu, 2 April 2
2016

10. Memberikan penyuluhan Proses :


tentang kesehatan Reproduksi Peserta yaitu seluruh anggota karang
taruna memperhatikan penyuluhan yang
diberikan. Jumlah peserta 60 orang,
peserta kooperaktif dan mengajukan
pertanyaan setelah penyuluhan.
Peserta bertanya tentang :
a. Apa virus HIV/AIDS bisa ditularkan
oleh nyamuk ?
Hasil :
Peserta mengetahui bahaya dari seks
bebas dan HIV/AIDS
Kesimpulan :
Pengetahuan warga tentang bahaya dari
seks bebas dan cara penularan HIV/AIDS
bertambah.

Diharapkan
remaja
dapat
terhindar dari seks bebas dan
dampak
penyakit
yang
ditimbulkan

Minggu,
3 2
April 2016

11. Melaksanakan kerja bakti Proses :


bersama dengan warga dusun Kerja bakti dilaksanakan dari jam 07.00Gompyong
selesai. Kegiatan yang dilakukan yaitu
seperti membersihkan selokan dan
menyiangi rumput yang tumbuh liar di
sekitar perumahan.Kerja bakti dilakukan di
RT 16 diikuti oleh mahasiswa dan
sebagian warga
Hasil :
Lingkungan dusun Gompyong terlihat
lebih bersih.
Kesimpulan :
Setiap warga sudah sadar akan kerjabakti

Diharapkan
warga
tetap
mengadakan kerja bakti bersama
untuk kebersihan lingkungan
setiap 2 minggu sekali

155

dan kebersihian di sekitar lingkungan


rumah warga
Minggu,
3 1
April 2016

12.
Melakukan
senam lansia

kegiatan Proses :
Pada saat dilakukan senam lansia warga
mengikuti dengan semangat dan antusias.
peserta senam lansia 40 orang, warga
mampu
mengikuti
gerakan.
Warga
mengatakan senang mengikuti senam,
warga meminta senam di adakan
seminggu 2x.
Hasil :
Warga Senang diakannya senam lansia
dan semangat mengikuti senam lansia
Kesimpulan :
Banyak warga yang antusias mengikuti
senam lansia.

Diharapkan setelah diadakan


senam warga dapat melanjutkan
kegiatan senam setiap 1 minggu
sekali.

Minggu,
3 2
April 2016

13. Memberikan penyuluhan Proses :


tentang Gizi seimbang pada Peserta penyuluhan di ikuti oleh ibu ibu
bayi dan Balita
dan warga memperhatiakan penyuluhan
yang diberikan. Jumlah peserta 28 orang,
peserta kooperaktif dan mengajukan
pertanyaan setelah penyuluhan. Peserta
bertanya tentang :
a. Bagaimana jika anak usia satu
tahun hanya mau minum ASI dan
tidak mau makan ?
b. Bagaimana efek jika anak hanya
minum ASI di satu payudara saja ?

Diharapkan setelah dilakukan


penyuluhan
warga
yang
mempunyai bayi maupun balita
mampu menerapkan dan mampu
memberikan gizi yang seimbang
untuk bayi dan balita

156

c. Bagaimana cara mengatasi anak


yang susah makan ?
Hasil :
Warga sudah mengetahui tentang gizi
seimbang yang tepat untuk bayi dan
balita.
Kesimpulan :
Pengetahuan warga bertambah tentang
gizi seimbang dan akan diterapkan bagi
warga yang mempunyai bayi dan balita.
Minggu,
3 2
April 2016

Proses:
14. Memberikan penyuluhan Peserta penyuluhan yang di ikuti oleh
kebnyakan ibu ibu yang mempunyai
tentang Tumbuh kembang balita.,
peserta
mamperhatikan
penyuluhan yang diberikan. Jumlah
Anak
peserta 28 orang, peserta kooperaktif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan. Peserta bertanya tentang
a. tahap perkembangan anak umur 9
bulan ?
b. faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang
anak
pada
saat
dikandungan ?
Hasil :
Peserta mengetahui tentang tahap tahap
perkembangan pada anak.
Kesimpulan :
Pemahaman warga tentang tahap tubuh
kembang anak bertambah dan warga
menngetahui
tahap

tahap

157

Diharapkan ibu ibu sudah


mengetahui tahap perkembangan
pada anaknya dan mampu
menstimulasi
untuk
perkembangan pada anak.

perkembangan yang tepat pada anak.

Minggu,
3 1
April 2016

15. Memberikan penyuluhan Proses :


tentang hipertensi pada ibu Peserta penyuluhan adalah ibu ibu dan
ibu pengajian dusun
peserta mampu mengikuti penyuluhan
dengan baik, dan mengajukan pertanyaan
setelah di lakukan penyuluhan. Jumlah
peserta 35 orang, peserta kooperaktif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan. Peserta bertanya tentang
penggunaan pengobatan tradisional ?
Hasil :
Warga sudah paham setelah dilakukan
penyuluhan tentang materi yang diberikan.
Kesimpulan :
Pengetahuan warga tentang penyakit
hipertensi bertambah, akan dilakukan
program lanjutan yaitu pemanfaatan toga
untuk hipertensi.

Diharapkan warga sudah paham


tentang hipertensi dan warga
yang
mempunyai
hipertensi
mampu
mengontrol
pola
makannya supaya hipertensi tidak
bertambah parah

Minggu,
3 1
April 2016

16. Memberikan penyuluhan Proses :


tentang hipertensi di RT 15
Peserta yangmengiuti penyuluhan adalah
bapak bapak dan peserta mampu
mengikuti penyuluhan dengan baik, dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
di
lakukan penyuluhan. Jumlah peserta 30
orang,
peserta
kooperaktif
dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan.

Diharapkan warga sudah paham


tentang hipertensi dan warga
yang
mempunyai
hipertensi
mampu
mengontrol
pola
makannya supaya hipertensi tidak
bertambah parah

158

Hasil :
Warga sudah paham setelah dilakukan
penyuluhan tentang materi yang diberika
dan waga paham akan hipertensi.
Kesimpulan :
Pengetahuan warga tentang penyakit
hipertensi bertambah, akan dilakukan
program lanjutan yaitu pemanfaatan toga
untuk hipertensi.
Selasa,
5 1
April 2016

17. Memberikan penyuluhan Proses :


Hipertensi di RT 16
Peserta yangmengiuti penyuluhan adalah
bapak bapak dan peserta mampu
mengikuti penyuluhan dengan baik, dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
di
lakukan penyuluhan. Jumlah peserta 28
orang,
peserta
kooperaktif
dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan. Peserta bertanya tentang :
a. apakah
daun
singkong
berpengaruh pada hipertensi ?
b. apakah anemia sama dengan
tekanan darah rendah ?
c. apakah hewan undur-undur dapat
menurunkan tekanan darah ?
Hasil :
Warga sudah mengerti apa hipertensi dan
penyebab
hipertensi
serta
cara
pengobatan hipertensi.
Kesimpulan :
Pengetahuan warga tentang penyakit

159

Setelah dilakukan penyuluhan


diharapkan
warga
mampu
Mengenal tentang Hipertensi dan
mengetahui
cara
pengobtan
tradisional yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi.
Warga mau menanam toga di
lingkungan
sekitar
dan
memanfaatkannya.

hipertensi bertambah, akan dilakukan


program lanjutan yaitu pemanfaatan toga
untuk hipertensi
Rabu, 6 April 2
2016

18. Memberikan penyuluhan Proses :


tentang
perencanaan Peserta di ikuti ibu ibu yang dikumpulkan
kehamilan
di salah satu rumah warga pada jam 15.00
sampai 17.00, peserta aktif pada saat di
berikan sesi pertanyaan dan mengikuti
penyuluhan dengan baik. Jumlah peserta
20 orang, peserta kooperaktif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan. Peserta bertanya tentang :
a. Berapa jangka yang baik umtuk anak
pertama dan kedua ?
b. contoh dari dampak perencanaan
kehamilan yang tidak direncanakan
yang di resiko sosial ?
Hasil :
Peserta paham tentang perencaan
kehamilan yang baik untuk kesehatan ibu
dan anak
Kesimpulan :
Pemahan warga bertambah tentang
perencaan kehamilan dan warga akan
menerapkan jika mempunyai rencana
untuk hamil

Diharapkan setelah di berikan


penyuluhan tentang perencanaan
kehamilan ibu dan keluarga dapat
merencanakan
kemamilannya
dengan baik

Rabu, 6 April 2
2016

Proses :
19. Memberikan penyuluhan Peserta diikuti ibu ibu yang dikumpulkan
tentang ibu hamil
di salah satu rumah warga pada jam 15.00

Diharapkan setelah diberikan


penyuluhan tentang gizi ibu hamil,
ibu mampu mengkonsumsi gizi

160

sampai 17.00, peserta aktif pada saat di yang tepat untuk kesehatan ibu
berikan sesi pertanyaan dan mengikuti dan janin.
penyuluhan dengan baik. Jumlah peserta
20 orang, peserta kooperaktif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan. Peserta bertanya tentang :
a. cara menangani ibu yang sedang
hamil tidak mau makan ?
b. jika janin BB lebih dari 3kg
mengapa ibu dianjurkan untuk
diit ?
Hasil :
Ibu mampu mengerti tentang gizi yang
dibutuhkan secara tepat pada saat hamil
Kesimpulan : Pemahaman warga tentang
gizi ibu hamil yang baik bertambah.
Rabu, 6 April 2
2016

Proses :
20. Memberikan penyuluhan Peserta di ikuti ibu ibu yang dikumpulkan
di salah satu rumah warga pada jam 15.00
tentang
KB
(keluarga sampai 17.00, peserta aktif pada saat di
berikan sesi pertanyaan dan mengikuti
berencana)
penyuluhan dengan baik. Jumlah peserta
20 orang, peserta kooperaktif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan. Peserta bertanya tentang :
a. pengaruh dari suntik 1 bulan dan 3
bulan ?
b. kanapa memakai KB implan tidak
menstruasi 1 tahun ?
Hasil :

161

Diharapkan setelah di berikan


penyuluhan tentang KB ibu dan
keluarga mampu memilih Alat
kontrasepsi yang tepat.

Ibu mampu memahami tentang alat


kontrasepsi yang baik dan cocok untuk
masing masing individu.
Kesimpulan :
Pemahaman ibu ibu tentang alat
koontrasepsi yang baik bertambah dan
warga
mampu
mengetahui
alat
kontrasepsi yang cocok untuk masing
masing individu.

162

DUSUN DLISEM
A. Persiapan
Kegiatan ini meliputi upaya mengenal secara tidak langsung karakteristik
wilayah binaan dengan cara memilih informasi dari berbagai pihak terkait antara
lain kantor Kelurahan Cukil. Setelah diadakan pertemuan informal melalui
pendekatan dengan perangkat Dusun Dlisem Kelurahan Cukil, ketua RT, kader
posyandu, kader PKK, tokoh masyarakat dan masing-masing sejumlah 4 RT
untuk menjelaskan maksud dan tujuan praktek keperawatan kesehatan
masyarakat dan strategi yang akan dilaksanakan. Atas persetujuan kepala Dusun
Dlisem, tanggal 14 Maret 2016 diadakan pertemuan pertama dengan kepala
Dusun, masing-masing ketua RT, kader PKK, dan kader Posyandu.

Dalam

pertemuan itu dilakukan curah pendapat guna menggali masalah kesehatan yang
ada, untuk mendapatkan data-data kesehatan masyarakat. Kader yang sudah
terbentuk dipertahankan dan ditingkatkan. Metode pengkajian yang dilakukan
adalah dengan penyebaran angket, wawancara, observasi dan studi kasus.
Media yang dibutuhkan untuk pengkajian adalah angket dan Data yang didapat
dari kelurahan.
B. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi
1. Pengkajian
Pengkajian dimulai dimulai tanggal 15 Maret 2016 sampai dengan tanggal 19
Maret 2016 dengan dilakukan kunjungan kerumah warga dan penyebaran
angket tentang hipertensi dan diare.
2. Sasaran Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan di dusun Dlisem memiliki sasaran seluruh warga.
Jumlah pendudukan di dusun Dlisem adalah 398 kepala. Dan jumlah KK
adalah 173.
3. Pengkajian Keperawatan Komunitas
a. Pengkajian Inti
1) Sejarah Komunitas
Hasil wawancara didapatkan informasi dari Kepala Dusun
sejarah Dusun Dlisem berawal dari Mbah Dipoyudo dari Pantaran
(tempat ziarah di Boyolali) di tempat tersebut terjadi musibah
sehingga Mbah Dipoyudo berjalan ke arah timur hanya berpayung
galar (bambu yang disayat-sayat). Setelah sampai di jalan raya

163

Mbah Dipoyudo berjalan ke arah utara sampai di suatu desa lalu


Mbah Dipoyudo berkata kleru apa ora? yang berarti salah atau
tidak, sehingga desa tersebut di beri nama desa Klero yang berarti
keliru, nama tersebut diberikan karena perkataan dari Mbah
Dipoyudo. Lalu Mbah Dipoyudo berjalan lagi ke arah timur lalu Mbah
Dipoyudo mencukil-cukil tanah sehingga daerah tersebut dinamakan
desa Cukil. Selanjutnya Mbah Dipoyudo berjalan kea rah timur lagi,
karena hanya berpayung galar, Mbah Dipoyudo merasa malu atau
dalam bahasa jawa adalah lingsem, sehingga daerah tersebut
dinamakan dusun Dlisem yang diambil dari kata lingsem. Setelah itu
Mbah Dipoyudo masih berjalan ke timur dan menetap di suatu desa
bernama Talok dan Mbah Dipoyudo meninggal di desa tersebut.
Desa tersebut sekarang dikenal dengan nama desa Payudan.
2) Data Demografi
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengambilan sampel
dengan diperoleh data dari seluruh warga Dusun Dlisem sebagai
berikut :
a) Umur
Distribusi penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil berdasarkan
kelompok umur dari seluruh warga Dusun Dlisem
No

Kelompok
Frekuensi
Persentase
Umur
1
0-1
6
1,25%
2
1-5
13
3,27%
3
6-12
50
12,5%
4
13-20
34
8,5%
5
21-60
245
61,7%
6
>60
50
12,6%
Jumlah
398
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi
penduduk di dusun Dlisem menurut umur yaitu usia 0-1 tahun 6
(1,25%), usia 1-5 tahun 13 (3,27%), usia 6-12 tahun 50 (12,5%),

164

usia 13-20 tahun 34 (12,5%), usia 21-60 tahun 245 (61,7%), dan
usia >60 tahun 50 (12,6%).
b) Jenis Kelamin
Distribusi penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil berdasarkan jenis
kelamin dari seluruh warga Dusun Dlisem
No
1
2

Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
168
46,7%
Perempuan
212
53,3%
Jumlah
398
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov
Berdasarkan tabel di atas menunjukkandistribusi di
dusun Dlisem menurut jenis kelamin yaitu yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 212 (53,3%) dan penduduk laki-laki 168
(46,7%).
c) Data Penyakit
Distribusi Status kesehatan penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil
3 bulan terakhir dari Hasil Studi Dokumentasi Bidan Desa

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Diagnosa
Penyakit
Gatal
Diare
Hipertensi
Mual muntah
Panas
Herpes
Batuk Pilek
Nyeri sendi
Kembung
Sakit gigi
Sakit perut
Pusing
Jumlah

Frekuensi

Persentase

11
2
1
6
11
1
28
6
1
2
2
4
75

14,66%
2,66%
1,33%
8%
14,66%
1,33%
37,33%%
8%
1,33%
2,66%
2,66%
5,33%
100%

Sumber: data bidan desa Cukil

165

Dari tabel diatas didapatkan sebanyak 14,66% mengalami gatal


gatal, 2,66% mengalami diare, 1,33% mengalami hipertensi, 8%
mengalami mual muntah, 14,66% mengalami panas, 1,33%
mengalami

herpes,

37,33%

mengalami

batuk

pilek,

8%

mengalami nyeri sendi, 1,33% mengalami kembung, 2,66%


mengalami sakit gigi, 2,66% mengalami saki perut, dan 5,33%
mengalami pusing.
3) Nilai dan Kepercayaan
Distribusi penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil berdasarkan agama
dari seluruh KK Dusun Dlisem
Agama

Jumlah KK

Islam

171 KK

Budha

2 KK

Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov


Mayoritas warga Dusun Dlisem beragama Islam. Terdapat 2 buah
masjid dan 4 mushola. Kegiatan yang ada dimasjid misalnya sholat
berjamaah, mujahadah yang dilakukan 1 bulan seklai, sholawatan 1
minggu sekali yang diikuti oleh warga yang berada disekitar masjid.
Kebudayaan di Dusun Dlisem tidak ada perbedaan yang
mendasar seperti penggunaan TOGA untuk menangani masalah
kesehatan, wayangan yang diadakan satu tahun sekali, tahlilan,
latihan reog, dll.
Agama yang dianut Dusun Dlisem ini mayoritas beragam Islam.
Setiap malam jumat masyarakat dusun Dlisem mengadakan
pengajian. Sarana beribadah di Masjid.
4) Etnik
Kebanyakan masyarakat didusun Dlisem adalah suku jawa.
Dusun Dlisem memiliki budaya religi dimana disetiap malam jumat,
hari minggu, dan setiap perkumpulan warga dusun selalu didahului
oleh bacaan tahlil. Selain itu didusun Dlisem juga mengembangkan

166

kesenian reog terutama pada anak-anak agar tetap menjaga warisan


leluhur. Kebiasaan
a. Dewasa tua
Pada pagi dan sore hari sebagian warga bekerja di sawah. Dan
pada malam hari warga mempunyai kegiatan rutin perteman
warga secara bergilir (setiap minggu sekali). Setiap satu bulan
dua kali ibu ibu RT 12 dan RT 13 mengadakan pertemuan
PKK. Setiap malam minggu diadakan pengajian ibu ibu.
b. Anak anak
Pada pagi hari mayoritas pergi ke sekolah, siang hari bermain
dengan teman sebaya dan sore hari mayoritas mengikuti
kegiatan keagamaan dengan mengaji di TPA pada hari senin,
kamis dan sabtu.
b. Sub System
1) Lingkungan Fisik
a) Lokasi
Dusun dlisem terletak di desa Cukil kecamatan Tengaran
kabupaten Semarang.

PETA WILAYAH DESA CUKIL

167

PETA WILAYAH DUSUN DLISEM

b) Batas wilayah
Batas wilayah Dusun Dlisem sebagai berikut :
(1) Sebelah Barat
: Dusun Cukil
(2) Sebelah Timur
: Desa Ngaduman
(3) Sebelah Utara
: Hutan dan sawah
(4) Sebelah Selatan
:Dusun Karanggodang Desa Regunung.
Terdapat polusi udara dari pengasapan jagung di rumah
warga, binatang yang ada di Dusun Dlisem yaitu sapi,
kambing, itik, ayam. Pengelolaan sampah belum benar, dan
belum terpilah pilah dari sampah organik dan sampah
anorganik. Jalan di sepanjang desa pencahayaan masih
kurang dan jalanan rusak.
c) Kondisi Air di Dlisem
Sumber air dari masyarakat dusun Dlisem dari PDAM tingkat
desa, namun apabila air dari PDAM mati masyarakat biasanya
menggunakan air sumur.

168

Kondisi air pada daerah ini jernih tidak berbau, tidak berwarna,
sebagian besar menggunakan air sumur, dan ada yang
memanfaatkan air dari sumur bor di Desa Cukil.
d) Kondisi Saluran Air
Kondisi saluran air yang berada di dusun Dlisem penuh dengan
sampah apabila turun hujan sampah ikut tergenang dan kadang
berserakan di pinggir jalan. Saluran pembuangan limbah
masyarakat hanya di alirkan ke kebun tidak ada tempat
penampungan khusus. Terdapat genangan air di sekitar rumah
warga.
e) Kondisi Tanah
Kondisi tanah yang berada di Dusun Dlisem tanah kering.
Kondisi tanah di lingkungan Dlisem digunakan untuk bercocok
tanam dan kebanyakan tanah pekarangan untuk menanan
rumput gajah, saat ini warga Dlisem sedang memanen jagung,
dan setelah ini kelompok tani dusun Dlisem akan menanam padi
f)

karena sedang musim penghujan.


Kondisi Udara
Terdapat banyak pohon yang ada dilingkungan Dlisem. Polusi
udara yang terjadi hanya dari proses pembakaran kayu untuk
memasak yang dilakukan oleh warga. Pabrik kayu di dusun

Dlisem sudah tidak berproduksi.


g) Perumahan
Bangunan
Mayoritas bangunan adalah bangunan permanen yang
terbuat dari tembok.
Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain yaitu
rumah dengan gaya rumah joglo. Setiap rumah memiliki
halaman di depan rumah
h) Sampah dan pengelolaannya
Masyarakat di dusun Dlisem belum mengetahui pengolahan
sampah yang baik dan benar. Menurut hasil survey sebanyak
97% masayarakat masih membuang sampah sembarangan dan

169

3% masyarakat sudah membuang sampah dengan baik dan


benar. Biasanya masyarakat memilah sampah daun untuk
i)

dijadikan pupuk kompos dan membakar sampah plastik.


Lingkungan terbuka
Luas
Luas wilayah Dususn Dlisem ini 50 Ha dengan
kepadatan rata-rata 6-8 rumah /100 m
Kualitas
Banyak lahan kosong didepan

j)

rumah

ditanami

pepohonan dan rumput gajah mini.


Cuaca/ musim
Pada saat ini,cuaca yang sedang terjadi di dusun Dlisem adalah
musim penghujan. Dimana curah hujan di Dusun Dlisem tinggi,

hampir setiap hari turun hujan.


k) Lingkungan Rumah
Berdasarkan hasil penkajian didapatkan dari sampel 38
rumah terdapat 11 rumah yan positif jentik nyamuk. Terdapat
ember dan kaleng bekas disekitar rumah warga, apabila hujan
menjadi tampungan air yan beresiko menjadi tempat bertelur
nyamuk. Terdapat genangan air disekitar rumah dikarenakan
l)

tidak adanya saluran air.


Hasil Survey Jentik
(1) Angka Bebas Jentik

Jumla h ruma h yang tidak ditemukan jentik


x 100
Jumla h ruma h yang diperiksa

27 100% = 71,05%
38
(2) House Indeks

Jumlah rumah yang ditemukan jentik


x 100
Jumlah rumah yang diperiksa

11 100% = 28,94%
38
Dari hasil pengkajian didapatkan 11 rumah waga tidak
bebas jentik hal ini menunjukkan bahwa house indeks di
dusun Dlisem yaitu 28,94%.
2) Pendidikan
Distribusi penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil berdasarkan Tingkat
Pendidikan dari Angket Keluarga dengan Anggota Keluarga
Hipertensi

170

No
1
2
3
4
5
6

Tingkat
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Belum sekolah
Tidak sekolah
Jumlah

Frekuensi

Persentase

14
15
6
0
0
2
37

37,8%
40,5%
16,21%
0%
7%
5,40%
100%

Sumber : Hasil survei Mahasiswa Akper Pemprov


Berdasarkan tabel di atas sebagian besar masyarakat di
dusun Dlisem memiliki tingkat pendidikan SD dengan presentase
37,8%, SMP sebanyak 40,5%, SMA sebanyak 16,21%, belum
sekolah sebanyak, dan tidak bersekolah sebanyak 5,40%.
3) Pengetahuan
Distribusi Pengetahuan Keluarga di Dusun Dlisem Desa Cukil
tentang Hipertensi pada responden keluarga dengan anggota
keluarga Hipertensi
No

Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
Hipertensi
1
Baik
18
49%
2
Kurang baik
19
51%
Jumlah
37
100%
Sumber : Hasil survei Mahasiswa Akper Pemprov
Berdasar tabel di atas tingkat pengetahuan masyarakat

Dlisem tentang hipertensi masih kurang baik dengan presentase


51%, dan sebanyak 49% sudah berpengetahuan baik tentang
hipertensi.
Hasil

wawancara

pada

salah

satu

responden

yang

mengalami hipertensi yaitu Tn.P mengatakan tidak mengetahui


tentang apa itu hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, penyebab
hipertensi, dan pengobatan hipertensi.
4) Sikap dan Perilaku
Distribusi Sikap Keluarga di Dusun Dlisem Desa Cukil tentang
hipertensi pada responden keluarga dengan anggota keluarga
Hipertensi
No

Sikap Hipertensi

171

Frekuensi

Persentase

1
2

Baik
11
30%
Kurang Baik
26
70%
Jumlah
37
100%
Sumber : Hasil survei Mahasiswa Akper Pemprov
Tabel di atas menunjukkan bahwa sikap dan perilaku

masyarakat dusun Dlisem masih kurang baik terhadap perawatan


hipertensi dengan presentase 70%, dan sebanyak 30% memiliki
sikap dan perilaku yang sudah baik tentang hipertensi. Laki-laki di
Dusun Dlisem mayoritas merokok, dan warga Dusun Dlisem jarang
berolahraga dikarenakan sibuk bekerja.
5) Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi masyarakat Dusun Dlisem sebagian besar
tingkat

menengah

dan

menengah

kebawah

dengan

mata

pencaharian sebagai petani dan buruh pabrik. Tidak ada tempat


pelayanan umum, seperti kantor Pos, Bank, dan lain lain di Dusun
Dlisem. Terdapat tempat pengelolaan kayu di dusun Dlisem.
Distribusi penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil berdasarkan penghasilan pada responden
keluarga dengan anggota keluarga Hipertensi

No
1
2

Penghasilan
< UMR
>UMR
Jumlah

Frekuensi
29
8
37

Persentase
78%
22%
100%

Sumber : Hasil survei Mahasiswa Akper Pemprov


Berdasarkan tabel di atas sebagian besar masyarakat dusun
Dlisem memiliki pendapatan di bawah UMR dengan presentase
sebanyak 78%. Tingkat ekonomi penduduk didusun dlisem sebagian
besar dibawah dari UMR kabupaten Semarang yaitu kurang dari
Rp.1.620.000,- , jenis pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat dusun
Dlisem sebagian besar adalah petani. Tingkat pengangguran yang
ada didusun Dlisem hanya 10 orang, dimana sebagian usia produktif

172

bekerja sebagai buruh dipabrik yang ada disekitar lingkungan


mereka. Terdapat home industri pengolahan kayu yaitu 6 orang. Dan
terdapat 2 rumah pemotongan ayam. Tidak terdapat pusat
perbelanjaan didusun Dlisem.
6) Sistem Politik dan Pemerintahan
Sistem Pemilihan Kepala Dusun Dlisem secara demokrasi dengan
cara semua warga ikut memilih. Perkumpulan masyarakat yang ada
di Dusun Dlisem adalah perkumpulan ibu ibu PKK, kelompok tani,
perkumpulan bapak bapak, Karang taruna. Setiap 5 bulan sekali
mendapat pengarahan dari puskesmas Tengaran yang berisi tentang
gizi balita, serta penyuluhan tentang berbagai penyakit yang bisa
terjadi dimasyarakat. Serta masalah yang terjadi pada balita
misalnya tentang gizi buruk.
7) Keamanan dan Transportasi
Keamanan di Dusun Dlisem, yaitu tidak terdapat kegiatan ronda,
namun terdapat 4 orang hansip yang hanya bertugas ketika ada
kegiatan di Dusun Dlisem. Transportasi yang dimiliki kebanyakan
masyarakat dusun Dlisem adalah sepeda motor. Terdapat 17
keluarga yang memiliki mobil untuk transportasi. Namun masyarat
juga masih memakai transportasi umum untuk menjenguk tetangga
yang sakit dan kepasar. Transportasi menggunakan kendaraan
pribadi (sepeda, motor, mobil) selain itu juga menggunkan mobil
angkutan umum ataupun jalan kaki. Situasi jalan beraspal rusak.
8) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Jarak pelayanan kesehatan cukup terjangkau 1-3 Km, yaitu Bidan
Desa Cukil dan Puskesmas Tengaran. Angka kematian selama 3
bulan terakhir ini sebanyak 3 orang yang meninggal dengan riwayat
penyakit degeneratif. Sebanyak 5 orang dirawat dirumah sakit
selama 3 bulan terakhir ini. Kesehatan
Terdapat posyandu balita, terdapat posyandu lansia namun tidak
aktif. Terdapat Sekolah yang berada 1km dari Dusun Dlisem.

173

Sarana dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang terdapat di


Kecamatan Tegaran yaitu Puskesmas Tengaran, Poskesdes Desa
Cukil, Bidan Desa Cukil. Fasilitas Kesehatan yang sering digunakan
oleh warga adalah Bidan Desa Cukil.Terdapat 76 kelurga yang sudah
memiliki kartu BPJS.
Distribusi penduduk Dusun Dlisem Desa Cukil berdasarkan
kepemilikan BPJS pada responden keluarga dengan anggota
keluarga hipertensi
No
1
2

Kepemilikan BPJS
Frekuensi
Persentase
Ya
14
38%
Tidak
23
62%
Jumlah
37
100%
Sumber : Hasil Survei Mahasiswa Akper Pemprov
Setiap keluarga memiliki tanaman TOGA untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Dimana tanaman TOGA dimanfaatkan untuk
obat herbal. Di Dusun Dlisem ini suda terdapat Posyandu balita,
namun untuk Posyandu lansia sekarang sudah tidak aktif lagi. Dari
hasil wawancara dengan salah satu kader dusun Dlisem didapatkan
hasil bahwa di dusun Dlisem desa Cukil ada 5 kader kesehatan
posyandu

namun yang masih

aktif

hanya

2 kader. Kader

mengatakan motivasi menjadi kader adalah untuk dapat melayani


masyarakat dengan ikhlas. Kegiatan di dusun Dlisem yang dilakukan
kader untuk saat ini hanya posyandu balita setiap bulan pada tanggal
10. Kader-kader pernah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
Puskesmas Tengaran, misalnya pelatihan penanganan anak diare.
Menurut kader masih perlu diadakan pelatihan khususnya untuk
merawat balita. Kader merasa selama menjadi kader mendapatkan
banyak ilmu tentang kesehatan dan menurut kader dengan melayani
masyarakat para kader bisa mendapatkan pahala. Kesulitan yang
dirasakan oleh kader selama ini adalah sebagian masyarakat

174

terkadang tidak menghiraukan himbauan kesehatan dari kader. Dari


hasil wawancara dengan ketua PKK dusun Dlisem didapatkan hasil
bahwa posyandu di dusun Dlisem desa Cukil ada 2 posyandu namun
hanya 1 posyandu yang aktif sampai sekarang yaitu posyandu balita.
Posyandu

yang berjalan

rutin hanya posyandu

balita yang

dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 10 dan pelaporan untuk


posyandu balita di bantu dan di bimbing oleh bidan desa. Jumlah
kader yang sudah ada 5 kader tapi yang aktif hanya 2 kader dan
sudah pernah mendapat pelatihan dari Puskesmas 1 kader. Kader
mendapat penyegaran dari Puskesmas setiap satu tahun sekali. Ada
petugas puskesmas yang dating saat posyandu balita, yaitu bidan
desa, setiap kunjungan di posyandu balita 41 balita yang aktif
memeriksakan keadaan balitanya setiap bulan.. Instansi yang
berperan dalam program posyandu di dusun Dlisem adalah
Puskesmas Tengaran. Kesulitan yang dirasakan oleh kader selama
ini adalah sebagian masyarakat terkadang tidak menghiraukan
himbauan kesehatan dari kader. Terdapat program PMT di posyandu
yaitu dengan pembagian bubur kacang hijau setiap diadakan
posyandu. Tidak ada program dana sehat karena tingkat social
ekonomi di dusun termasuk dalam golongan menengah ke bawah
dan di khawatirkan jika ada program dana sehat posyandu malah
tidak berjalan dengan baik. Pada posyandu balita di dusun Dlisem
tidak

terdapat

program

imunisasi,

jika

masyarakat

ingin

mendapatkan imunisasi dapat ke bidan desa atau ke Puskesmas.


Kegiatan di posyandu adalah pendaftaran, penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala, pengisian KMS,
penyuluhan, dan pemberian makanan tambahan. Ambulan desa

175

yang ada di dusun Dlisem adalah kendaraan pribadi masyarakat


yang bisa digunakan sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
9) Komunikasi
Komunikasi antar warga didusun Dlisem baik,

dimana

masyarakatnya apabia saling bertemu akan bertegur sapa.


Alat komunikasi yang sering digunakan Dusun Dlisem yaitu dengan
lisan, pengumuman lewat microphone masjid. Serta terdapat papan
pengumuman disetiap mushola masing-masing RT.
10) Rekreasi
Sarana rekreasi di Dusun Dlisem Desa Cukil tidak ada, namun
hiburan warga Dusun Cukil yaitu wayang yang diadakan satu tahun
sekali. Warga Dlisem juga sering mengikuti ziarah yang diadakan
oleh pondok pesantren Mahrul Hikam Assalafi payudan Kenteng
Kecamatan Susukan

1. Analisa Data
No
1

Analisa data
Data Primer :
Dari hasil pengkajian terdapat 28% dari
jumlah total keluarga yang menderita
hipertensi di Dusun Dlisem.
Data observasi :
Laki-laki di Dusun Dlisem mayoritas
merokok, dan warga Dusun Dlisem jarang
berolahraga dikarenakan sibuk bekerja.
Data Angket

176

Diagnosa NANDA
Defisiensi kesehatan komunitas

1. Berdasar hasil pengkajian yang


didapatkan dari angket tingkat
pengetahuan masyarakat Dlisem
tentang hipertensi masih kurang
baik dengan presentase 51%, dan
sebanyak
49%
sudah
berpengetahuan
baik
tentang
hipertensi.
2. sikap dan perilaku masyarakat
dusun Dlisem masih kurang baik
terhadap perawatan hipertensi
dengan presentase 70%, dan
sebanyak 30% memiliki sikap dan
perilaku yang sudah baik tentang
hipertensi.
Data wawancara :
saat dilakukan wawancara dengan Tn P
sebagai salah satu warga yang menderita
hipertensi tidak tahu tentang apa itu
hipertensi, tanda dan gejala hipertensi,
penyebab hipertensi, dan pengobatan
hipertensi.
2

Data Primer
Dari hasil pengkajian didapatkan dari 38 rumah
terdapat 11 rumah yang positif jentik nyamuk.
Angka Bebas Jentik

Perilaku kesehatan cenderung


beresiko : Demam Berdarah

Jumla h ruma h yang tidak ditemukan jentik


x 100
Jumla h ruma h yang diperiksa
28 100% =
71,05%
38
House Indeks

Jumlah rumah yang ditemukan jentik


x 100
Jumlah rumah yang diperiksa
11 100% =
28,94%
38
Data Observasi
Terdapat ember dan kaleng bekas disekitar
rumah apabila hujan menjadi tampungan air
yang beresiko menjadi tempat bertelur nyamuk,
terdapat genangan air disekitar rumah

177

dikarenakan tidak adanya saluran air.


Data Angket
1. Dari total responden , 69% dari
masyarakat memiliki kriteria PHBS
Madya.
2. Dari 28 rumah warga didapatkan hasil
25% yang terdapat jentik nyamuk positif.
3. Dari total responden, 97% warga tidak
membuang sampah dengan benar
Data Wawancara
Saat dilakukan wawancara dengan Tn. U,
mengatakan bahwa Tn. U menguras tampungan
air seminggu sekali dan jarang melakukan
pemeriksaan jentik nyamuk di tampungan air di
rumahnya.

178

SCORING

No.
1.

Masalah kep

Total

Prioritas

45

43

Defisiensi Kesehatan
Komunitas

2.

Perilaku kesehatan
cenderung beresiko :
Demam Berdarah

Keterangan :
A : Tingkat resiko kejadian
B : Tingkat resiko permasalahan
C : Potensial untuk ditangani dengan penkes
D : Minat masyarakat
E : Kemungkinan masalah teratasi
F : Hubungan dengan program pemerintah
G : Ruang
H : Waktu
I : Fasilitas Kesehata

J: Biaya
K : Sumber daya/ tenaga
L : Sesuai peran perawat CHN
Keterangan Nilai :
1. = Sangat rendah
2. = Rendah
3. = Cukup
4. = Tinggi
5. = Sangat tinggi

179

2. Intervensi
N Waktu
o
1 Sabtu,
26
Maret
2016

N
o.
Dx
1

Tujuan (NOC)

NIC

Rencana
Keperawatan

Setelah
dilakukan
tindakan
Pendidikan
1. Kaji
keperawatan
selama
3
kali
Kesehatan
pengetah
pertemuan diharapkan pemeliharaan
(5510)
uan
kesehatan agregat dewasa di Dusun
kesehata
Dlisem menjadi efektif dengan kriteria
n dan
hasil :
gaya
1. Masyarakat mampu
hidup dari
mengontrol resiko :
masyarak
penyakit kronik
at
(Hipertensi) (2801)
2. Fasilitasi
a. Adanya program
masyarak
deteksi untuk
at untuk
pencegahan
mendapat
penyakit kronik
kan
(280103)
informasi
b. Adanya program
tentang
edukasi tentang
penyakit
manajemen
kronis
diri/perawatan diri
(Hiperten
untuk penyakit kronik
si)
(280105)
3. Ajarkan
2. Keefektifan screening
strategi
Pengemban
kesehatan komunitas
yang bisa
gan program
(2807)
digunaka
(8700)
a. Identifikasi kejadian
n untuk
yang beresiko tinggi
menguran
di masyarakat
gi
(280701)
kebiasaa
b. Pilih screening
n yang
kesehatan yang
tidak
mudah untuk
sehat
dideteksi (280703)
1. Bantu
masyarak
at
mengiden
tifikasi
masalah
kesehata
n yang
ada
2. Rencanak
an
program
untuk

180

TTD

kelomp
ok

3.

2 Sabtu,
26
Maret
2016

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 3 kali
pertemuan diharapkan perilaku
kesehatan cenderung beresiko di
Dusun Dlisem dapat berkurang
dengan kriteria hasil :
1. Kontrol resiko (1902)
a. Monitor lingkungan
yang
beresiko
(190202)
b. Pilih strategi untuk
mengontrol
resiko
(190207)
c.

Fasilitasi
pengajaran
(5520)

Modifikasi
kebiasaan
(4360)

1.

1.

2.

Pengetahuan
masyarakat tentang
resiko
kesehatan
( 190219)

d. Mampu mengetahui
untuk
mengubah
kebiasaan (190221)

181

3.

mengatas
i masalah
(senam,
pelatihan
kader
untuk
pengukur
an
tekanan
darah)
Jelaskan
metode,
aktivitas,
dan
waktu
untuk
melakuka
n
program
yang
direncana
kan
(senam)
Sediakan
informasi
tentang
dampak
perilaku
yang
beresiko
(Pencegah
an DB)
Identifikasi
kebiasaan
masyaraka
t yang
menjadi
masalah
Kembangk
an
program
perubahan
kebiasaan
(kerja
bakti)
Pilih
strategi
untuk
mengontro

kelomp
ok

l resiko
(pembentu
kan
detector
mosquito)

Plans of Action

182

N
O

Masalah

Defisiensi
kesehata
n
komunita
s

Tujuan

Rencana

1. Warga
mengetahui
tentang
penyakit
hipertensi

1. Penyuluhan
tentang
pengertian
hipertensi,
tanda dan
gejala,
penyebab, dan
obat tradisional

2. Warga
mengetahui
cara
perawatan
hipertensi

2. Pelatihan Tensi
(perwakilan 2
orang setiap
RT)

Tempat dan
Waktu
Perkumpulan
warga
PJ : Mas Yuli

Minggu 27
Maret 2016
Masjid
PJ : Mas
Wawan

3. Senam Lansia

4. Posyandu Lansi

Menyesuaika
n
perkumpulan
ibu ibu
Bersamaan
dengan
posyandu
balita
PJ : bu kadus

Perilaku
kesehata
n
cenderun
g
beresiko :
demam
berdarah

1. Masyarakat
mengetahui
tentang
demam
berdarah
2. Masyarakat
dapat
mengaplikasi
kan kegiatan
kegiatan yang
mendukung
kesehatan

183

1. Penyuluhan
tentang demam
berdarah
(pembagian
leaflet tiap
rumah)

Perkumpulan
warga

2. Kerja bakti,
3m+

Setiap hari
minggu

PJ : Karang
taruna

PJ : ketua RT
Di masjid
anggota anak

3. Pembentukan
Detector
Mosquito

usia sekolah
PJ : Mas Yuli

Implementasi

No
1

Hari,
tanggal
17 Maret
2016
Kamis

Dx
1

Implementasi
1. Melakukan
penyuluhan
tentang
hipertensi

184

Evaluasi

RTL

Proses :
jumlah peserta
18 orang, peserta
kooperatif dan
mengajukan
pertanyaan
setelah
penyuluhan
Hasil
Peserta sudah
mengetahui
tentang
pengertian
hipertensi,
penyebab
hipertensi, tanda
dan gejala
hipertensi,
perawatan

Menerapkan
penyuluhan
tentang obat
tradisional

hipertensi.
2

27 Maret
2016
Minggu

2. Melakukan kerja
bakti dan
pemberantasan
jentik nyamuk

Proses
Keja bakti diikuti
mahasiswa dan
sebagian warga,
disekitar
lingkungan
masjid
Hasil
Setelah dilakukan
kerja bakti
lingkungan
menjadi lebih
bersih, tidak
terdapat
genangan air

Melakukan
kerja bakti
ulang

27 Maret
2016
Minggu

3. Melatih karang
taruna
mengukur
tekanan darah

Proses
setiap RT
mengirimkan 2
wakil untuk
pelatihan
pengukuran
tekanan darah,
peserta bisa
melakukan
pengukuran
tekanan darah
Hasil
Peserta bisa
melakukan
pengukuran
tekanan darah

Peserta bisa
membantu
dalam deteksi
penderita
hipertensi

28 Maret
2016
Senin

Proses
Jumlah peserta
25 orang terdiri
dari kumpulan
kelompok tani,
kooperatif, dan
peserta
mengajukan
pertanyaan
Hasil
Peserta mengerti
tentang
pengertian DBD,

Peserta bisa
melakukan
pemberantasa
n sarang
nyamuk

5. Melakukan
penyuluhan
tentang DBD

185

tanda dan gejala


DBD, penyebab
DBD,
pencegahan DBD
7

1 April
2016
Jumat

7. Melakukan
senam bersama
warga

Proses
jumlah peserta
20 orang dan
dapat mengikuti
gerakan dari awal
sampai akhir
Hasil
Peserta
mengikuti
gerakan

Melakukan
senam ulang

2 April
2016
Sabtu

8. Pembentukan
detektor
mosquito dan
Pelatihan
Pamantauan
Jentik Nyamuk

Proses
Peserta 15 orang
terdiri dari anak
usia sekolah,
kemudian
diberikan materi
atau cara
pemantauan
jentik nyamuk.
Setelah
pemberian materi
peserta langsung
mempraktekkan
cara pemantauan
jentik dirumah
warga.
Hasil
Terbentuk ketua
arya dan wakil
ketua joko, anak
sudah bisa
membedakan air
yang bebas jentik
dan yang ada
jentik.
Saat
pemeriksaan 4
rumah,
ditemukan 2
rumah yang ada
jentik nyamuk.

Melakukan
pemantauan
jentik kembali

186

12

2 April
2016
Sabtu

Pendidikan
kesehatan
tentang Demam
Berdarah

Proses
peserta 30 orang
terdiri ibu-ibu
pengajian dusun
Dlisem,
kooperatif dan
memperhatikan
penyuluhan
Hasil
Peserta mengerti
tentang
pengertian DBD,
tanda dan gejala
DBD, penyebab
DBD,
pencegahan DBD

Peserta bisa
melakukan
pemberantasa
n sarang
nyamuk

14

3 April
2016
Minggu

Melaksanakan
kegiatan
pemeriksaan
kesehatan yang
meliputi
pemeriksaan
tekanan darah,
pemeriksaan
gula darah, dan
pemeriksaan
asam urat untuk
masyarakat
dusun Dlisem

Proses
Peserta yang
datang berjumlah
71 orang terdiri
dari masyarakat
dusun Dlisem,
kebanyakan
mengalami
tekanan darah
tinggi
Hasil
Masyarakat yang
mengalami
Tekanan Darah
Tinggi 15 orang
dari 67 orang
Masyarakat yang
mengalami kadar
gula darah tinggi
20 dari 48 orang
Masyarakat yang
mengalami asam
urat tinggi
sebanyak 7 dari
48 orang

Kader
melakukan
posyandu
lansia

15

5 April
2016
Selasa

Melakukan
senam bersama
warga

Proses
jumlah peserta 8
orang dan dapat
mengikuti

Melakukan
senam
lanjutan

187

gerakan
Hasil
peserta
mengatakan
senang dengan
adanya kegiatan
senam dan sudah
mulai luwes
16

8 April
2016
Jumat

Melakukan
senam bersama
warga

188

Proses
jumlah peserta
10 orang dan
dapat mengikuti
gerakan
Hasil
peserta
mengatakan
senang dengan
adanya kegiatan
senam dan sudah
mulai luwes

Melakukan
senam
lanjutan

BAB IV
PEMBAHASAN
DUSUN KRAJAN CUKIL
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu keluarga maupun kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi maupun
spiritual dapat ditentukan (Mubarok, 2009).
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk
mengenal komunitas, masyarakat yang ada di komunitas yang merupakan mitra dan
juga yang berperan di dalam proses keperawatan komunitas.

Pengkajian suatu

komunitas dimulai dengan mengidentifikasi sistem yang ada di dalamnya, yang


saling ketergantungan antar subsistemnya. Pada tahap pengkajian dimulai dari
sosialiasi program perawatan kesehatan komunitas serta program apa saja yang
akan dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut (Efendi, Ferry &
Makhfudli, 2009).
Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal maupun non
formal, kader masyarakat serta perwakilan dari tiap elemen di masyarakat (PKK,
Karang taruna, dll). Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan dilakukannya Survey
Mawas Diri (SMD) yang diikuti dengan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD). Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang ada di komunitas
antara lain windshield survey, data sekunder, data survey menggunakan angket,
wawancara dengan informan, observasi komunitas, serta forum komunikasi (Efendi,
Ferry & Makhfudli, 2009).
Data yang dikumpulkan melalui data demografi (usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, ekonomi dan derajat kesehatan
spesifik). Hal ini disesuaikan dengan konsep keperawatan komunitas menurut
kesehatan Neuman (1972) dan Anderson (1985).
Sebelum melakukan pengkajian mahasiswa melakukan pendekatan kepada
masyarakat, tokoh masyarakat, kader, ketua RT, ketua RW, dan orang orang yang
berpengaruh di wiayah Dusun Krajan Cukil, Kec. Tengaran. Pengkajian dilakukan
selama 1 minggu ( 14 Maret 20 Maret 2016). Pengkajian dilakukan dengan
wiendshield survey, melakukan wawancara dengan kader, ketua PKK, Sekertaris
Desa, wawancara dengan warga, angket, dan data sekunder yang didapat dari

189

Kelurahan, Puskesmas dan data kunjungan berobat di Bidan Desa. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa hal yang mempengaruhi dalam pengkajian:
1. Kekuatan
Pelaksanaan pengkajian diwilayah Dusun Krajan Cukil, Kec. Tengaran oleh
mahasiswa mendapatkan dukungan dari dinas kesehatan setempat, yaitu kepala
puskesmas, ketua RT, ketua RW, kader, dan tokoh masyararakat dalam
kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas, kesediaan masyarakat
dalam pendataan dapat memudahkan mahasiswa untuk mengumpulkan data.
Windshield Survey dapat dilakukan dengan baik, dengan mengobservasi
keadaan sekitar. Wawancara berjalan baik, kader, karang taruna, Sekertaris Desa
dan masyarakat kooperatif. Dalam studi dokumentasi melihat data dari
Puskesmas dan data Kelurahan.
2. Kelemahan
Di wilayah Dusun Krajan Cukil, Kec. Tengaran khususnya RT 5 dan RT 7
pada hari pertama pengkajian terdapat warga yang meninggal sehingga seluruh
warga berkumpul, dan pengkajian dilaksanakan di hari berikutnya. Terdapat
hambatan mengenai waktu pengkajian karena kebanyakan masyarakat bekerja
di kebun sehingga pengkajian hanya dapat dilakukan setelah pukul 15.00 WIB.
Tidak sesuainya data kependudukan yang ada dengan kondisi yang dikaji saat ini
membuat mencocokan data kependudukan lagi. Data studi dokumentasi sulit
didapat karena di Puskesmas, data kesehatan yang ada masih dalam proses.
Data penyakit Desa Cukil di Bidan Desa belum di rekap, sehingga dilakukan
perekapan kunjungan berobat oleh mahasiswa. Dalam survey dan penyebaran
angket sulit dilakukan karena menyesuaikan waktu luang masyarakat yaitu
setelah pulang bekerja, pengkajian dimulai sore hari. Karena ada 9 RT di dusun
Krajan Cukil yang masih ada kegiatan pengajian rutin setiap kamis malam, maka
mahasiswa kesulitan untuk membagi jumlah perwakilan mahasiswa yang
mengikuti kegiatan tersebut untuk melakukan pengkajian.
3. Kesempatan
Terbinanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat
dusun Krajan Cukil sebagai lahan praktik mahasiswa, memicu masyarakat dalam
mengenal kesehatan di wilayah tersebut. Tingkat pengetahuan tentang
kesehatan yang kurang membuat masyarakat semakin antusias untuk menerima
mahasiswa. Wawancara dapat dilakukan secara leluasa karena sudah terjalin
komunikasi efektif.
4. Ancaman
Meningkatnya arus pertumbuhan penduduk, maka perlu strategi dan metode
yang tepat yang dilakukan tenaga dalam pengumpulan data demografi dan status
kesehatan di wilayah dusun Krajan Cukil, Kec. Tengaran.

190

B. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengumpulan data selama 1 minggu, data diolah dan dianalisa
kemudian muncul masalah kesehatan yang terdapat di Dusun Krajan Cukil.
Perumusan dilakukan dengan menggunakan NANDA, dimana merumuskan
diagnosa berdasarkan batasan karakteristik yang sesuai. Masalah kesehatan yang
muncul sesuai dengan Domain 1 promosi kesehatan, kelas 2 manajemen
kesehatan, (00215) defisiensi kesehatan komunitas dan (00188) perilaku kesehatan
cenderung

beresiko.

Tahap

selanjutnya

adalah

proses

skoring

dengan

menggunakan skoring 12 item komunitas, kemudian didapatkan prioritas diagnosa


keperawatan antara lain:
1. Defisiensi Kesehatan Komunitas : Hipertensi Perencanaan Keperawatan
2. Perilaku Kesehatan Komunitas : Cenderung Beresiko (Diare)
C. Perencanaan Keperawatan
Langkah-langkah dalam perencanaan antara lain menentukan kriteria hasil,
rencana tindakan dan dokumentasi rencana tindakan (Efendi, Ferry & Makhfudli,
2009). Kriteria hasil disesuaikan dengan NOC, yaitu domain 4 pengetahuan
kesehatan dan perilaku, kelas S pengetahuan kesehatan, kelas Q perilaku sehat.
Setelah dilakukan pengumpulan data selama satu minggu data diolah dan dianalisa,
dan didapatkan 2 masalah kesehatan utama di Dusun Krajan Cukil, maka dilakukan
Musyawarah Masyarakat Desa II, hasil pengumpulan data dan masalah kesehatan
di presentasikan oleh mahasiswa pada ketua RT, ketua RW, kepala dusun, tokoh
masyarakat, kader dan karang taruna. Kemudian bersamasama menyusun
rencana kegiatan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang muncul.
Landasan dasar perencanaan adalah NIC, dimana perencanaan yang sesuai
antara lain domain 3; perilaku, kelas S; edukasi klien, domain 7; komunitas kelas C;
promosi kesehatan komunitas, bentuk kegiatan yang direncanakan mencakup
pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit hipertensi dan diare,
pemantauan tekanan darah, pengadaan senam lansia, penanaman TOGA, pelatihan
pengukuran tekanan darah bagi kader dan karangtaruna, pengadaan lubang
sampah, pemberantasan sarang nyamuk setiap minggu.
Model keperawatan yang dilakukan adalah perencanaan sosial, aksi sosial, dan
pengembangan masyarakat, sehingga dengan menggunakan pendekatan tersebut
dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dusun Krajan Cukil dalam perilaku hidup
bersih dan sehat. Berikut ini diuraikan beberapa hal yang mempengaruhi dalam
perencanaan tersebut yaitu :
1. Kekuatan
Dalam penyusunan perencanaan berupa adanya dukungan dan peran serta
aktif dari masyarakat dan tingginya kesadaran masyarakat tentang kesehatan
baik tokoh masyarakat seperti ketua RT, ketua RW, tokoh masyarakat, kader,

191

karang taruna dan masyarakat desa Cukil. Mahasiswa menggunakan buku


NANDA, NIC, dan NOC untuk penyusunan perencanaan yang baik dan benar.
Kerjasama kelompok dalam menyusun perencanaan dan motivasi yang tinggi
untuk menyelesaikan laporan.
2. Kelemahan
Kelemahan dalam perencanaan tindakan meliputi adanya perbedaan
persepsi yang disebabkan oleh tingkat pendidikan yang bervariasi sehingga
mempengaruhi dalam penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada di Dusun
Krajan Cukil. Disamping itu adanya keterbatasan waktu dari masingmasing
warga

mempengaruhi

dalam

penentuan

jadwal

pelaksanaan

kegiatan.

Masyarakat mengusulkan perencanaan yang tidak sesuai dengan masalah


keperawatan yang muncul dan di prioritaskan.
3. Kesempatan
Dalam perencanaan kegiatan adanya izin dari pihak Puskesmas Tengaran
bagi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Dusun Krajan
Cukil, dengan adanya dukungan dari masyarakat setempat, untuk membuat
perencanaan dan menyusun masalah kesehatan yang ditemukan.
4. Ancaman
Beberapa metode yang ditemukan perlu diperhatikan faktor faktor yang
mempengaruhi terhadap perencanaan kegiatan tersebut. Faktor tersebut antara
lain: sumber daya, waktu, dana, dan fasilitas kesehatan.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah inisiatif dalam rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada rencana strategis untuk membantu komunitas untuk mencapai tujuan
yang diharapkan,yitu mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping (Efendi, Ferry & Makhfudli, 2009).
Implementasi yang dilakukan antara lain pendidikan kesehatan tentang cuci
tangan, pemilahan sampah, tanaman obat keluarga, BPJS, DBD, garam beryodium,
E-KTP, hipertensi, gosok gigi, bahaya merokok, kegiatan minggu bersih dan
pemberantasan sarang nyamuk, pelatihan pengukuran tekanan darah, membuat
lubang sampah, cek kesehatan dan pelaksanaan posyandu lansia.
1. Kekuatan
Kekuatan dalam pelaksaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di Dusun Krajan Cukil adalah adanya dukungan dari kader,
ketua RT, ketua RW serta dari pihak Puskesmas. Selain itu, kekuatan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan yaitu
antusias dari masyarakat setempat terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
Implementasi yang sesuai dengan masalah keperawatan utama yang muncul
antara lain pendidikan kesehatan tentang cuci tangan, pemilahan sampah,
tanaman obat keluarga, BPJS, hipertensi, bahaya merokok, kegiatan minggu

192

bersih, pelatihan pengukuran tekanan darah, membuat lubang sampah, cek


kesehatan dan pelaksanaan posyandu lansia.
2. Kelemahan
Kelemahan dalam pelaksanaan adalah kurangnya kesadaran masyarakat
dalam berperilaku yang sesuai dengan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan harus menyesuaikan warga yang kebanyakan hanya
mempunyai waktu di malam hari. Karena permintaan warga, ada beberapa
implementasi yang tidak sesuai dengan masalah keperawatan utama yang
muncul antara lain pendidikan kesehatan tentang DBD, garam beryodium, EKTP, gosok gigi, dan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.
3. Kesempatan
Adanya berbagai kegiatan yang ada di Dusun Krajan Cukil seperti berjanjen,
perkumpulan RT, posyandu, kelompok tani, dan perkumpulan karangtaruna
sehingga mahasiswa memiliki waktu untuk melaksanakan rencana tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada, pendidikan
kesehatan tentang cuci tangan, pemilahan sampah, tanaman obat keluarga,
BPJS,

hipertensi,

bahaya

merokok,

kegiatan

minggu

bersih,

pelatihan

pengukuran tekanan darah, membuat lubang sampah, cek kesehatan dan


pelaksanaan posyandu lansia.
4. Ancaman
Ancaman dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu ancaman dari luar
seperti cuaca yang seringkali hujan, serta adanya beberapa masyarakat yang
masih belum antusias untuk mengikuti kegiatan yang diadakan.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat

keberhasilan

proses

dan

keberhasilan

tindakan.

Keberhasilan proses dapat dilihat dari dengan memandingkan antara proses


dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dinilai dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan masyarakat komunitas
Evaluasi dilakukan melalui penilaian terhadap program yang dilakukan dan
dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan tujuan tersebut dijadikan
dasar untuk memodifikasi rencana yang telah dilakukan oleh masyarakat.
Tindakan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh mahasiswa
selama 4 minggu pada umumnya berjalan dengan baik.
Pengetahuan masyarakat dinilai meningkat dengan evaluasi setiap kegiatan,
masyarakat dapat menjelaskan kembali tentang cuci tangan, pemilahan sampah,
tanaman obat keluarga, BPJS, hipertensi, dan bahaya merokok. Perilaku hidup

193

bersih dan sehat meningkat ditandai dengan adanya kegiatan minggu bersih
yang dilaksanakan setiap hari minggu, masing- masing rumah telah memiliki
lubang sampah dan terdapat perwakilan dari setiap RT yang bisa melakukan
pengukuran tekanan darah.

194

DUSUN REJOSARI
Praktek Keperawatan komunitas merupakan bagian aplikasi dari
keperawatan komunitas yang diadakan sejak tanggal 13 Maret 16 April 2016
atau selama 5 minggu. Praktek Keperawatan komunitas ini merupakan bagian
dari praktek keperawatan yang memiliki beberapa tahapan proses keperawatan,
yaitu proses Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
Pembahasan pada laporan kasus ini akan dimulai dari pembahasan
terhadap hasil pengkajian, Diagnosa Keperawatan, perencanaan, implementasi,
dan

evaluasi.

Faktor-faktor

yang

menghambat

dan

mendukung

dalam

pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas ini, sebagai berikut:


A. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial, ekonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2005).
cara melakukan pengkajian studi dokumentasi, wawancara, angket,
winshield survey pengumpulan data
Berdasarkan rencana, proses pengkajian ini dilakukan dalam waktu satu
minggu atau sejak tanggal 13 19 Maret 2016 di Dusun Rejosari, Desa Cukil. Hasil
pengkajian yang didapatkan saat ini secara keseluruhan adalah jumlah 172 KK
dengan jumlah jiwa 149 Jiwa, sedangkan jumlah jiwa menurut data Kelurahan 445
jiwa. Selisih jumlah jiwa ini disebabkan oleh berbagai factor pada saat pengkajian
yaitu waktu untuk menemui warga sangat singkat sehingga tidak dapat melakukan
pengkajian secara maksimal. Hasil pengkajian yang lain juga didapatkan data antara
lain jumlah ibu hamil secara keseluruhan berjumlah 4 jiwa, secara keseluruhan ibu
hamil dalam keadaan sehat. Data penyakit. Pengkajian didapat data lingkungan
(Winshield Survey) berupa pemukiman penduduk, banyak rumah yang belum ada
fasilitas saluran pembuangan air atau selokan, dan belum ada TPA setiap rumah.
Pada pelaksanaan proses pengkajian mahasiswa mendapat beberapa faktor
pendukung dan penghambat, antara lain:
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pengkajian yaitu ketua RT, RW, dan kaderkader serta tokoh msyarakat yang aktif, terdapat masyarakat yang kooperatif.

195

Mahasiswa telah memahami dan menguasi tentang hipertensi dan cara


penanganannya, kelompok terdiri dari 9 Mahasiswa, dusun Rejosari memiliki 4
RT, setiap

Mahasiswa

bertanggung

jawab

untuk

pengkajian

dan

mengumpulkan data di satu RT


2. Faktor Penghambat
Tahap pengkajian kelompok mengalami banyak kendala atau faktor
penghambat antara lain hambatan dalam bahasa, kesulitan menemui warga
pada pagi dan malam hari dikarenakan pada pagi hingga siang hari warga
bekerja, dan pada malam hari warga gunakan untuk beristirahat, warga tidak
berada di tempat saat pendataan, kesulitan lain yang dihadapi adalah letak
geografis antar RT yang kurang mendukung dan keterbatasan waktu, serta faktor
budaya, yang mana masih terdapat beberapa keluarga yang menolak untuk
didata dan mahasiswa masih mendapatkan ketua RT yang kurang aktif. Untuk
mengatasi masalah keterbatasan waktu , mahasiswa berusaha melakukan
pengkajian pada malam hari, namun mahasiswa mengalami kesulitan karena
kurangnya penerangan jalan serta letk rumah yang tidak beraturan menyebabkan
mahasiswa tidak dapat menentukn rumah yang telah terkaji dan yang belum
terkaji.
B. Perumusan Masalah

Menurut Asosiasi North American Nursing Diagnosis Association


(NANDA, 2011) diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas
data hasil pengkajian dan interpretasi ini digunakan perawat untuk
membuat rencana, melakukan implementasi serta evaluasi. Diagnosa
keperawatan dapat bersifat aktual, resiko tinggi dan wellness. Aktual:
menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses
kehidupan yang benar nyata pada individu, keluarga, komunitas. Hal ini
didukung oleh batasan karakteristik (manifestasi tanda dan gejala) yang
saling mengelompok dan saling berhubungan (NANDA, 2012-2014).
Contoh diagnosis aktual adalah: Defisiensi Kesehatan Komunitas.
Potensial mencakup promosi kesehatan/sejahtera/wellness: penilaian
klinis dari motivasi seseorang, keluarga, atau komunitas, dan keinginan untuk
meningkatkan keejahteraan mewujudkan potensi kesehatan manusia dan
menguatkan perilaku sehat secara khusus, misalnya melalui nutrisi dan olahraga.
Diagnosis promosi kesehatan dapat digunakan di seluruh status kesehatan.
Setelah dilakukan proses pengkajian di dusun Rejosari mahasiswa menemukan
beberapa masalah kesehatan yang bersifat resiko dan aktual, antara lain:

196

Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan dan perilaku kesehatan cenderung


beresiko pada PHBS di dusun Rejosari.
Menurut Asosiasi North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA, 2015) Defisiensi kesehatan komunitas adalah adanya satu atau lebih
masalah

kesehatan

atau

faktor

yang

mengganggu

kesejahteraan

atau

meningkatkan resiko masalah kesehatan yang dialami oleh suati kelompok. Data
yang mendukung dari diagnose tersebut adalah
Menurut data yang disebar melalui angket prosentase terbanyak yang di
derita warga dusun Rejosari adalah hipertensi sebanyak 40 %, penyakit stroke 1
% dan penyakit DM atau gula sebanyak 1 %. dari data tersebut 43%
pengetahuan kurang mengenai hipertensi. Prevalensi perilaku masyarakat yang
kurang mengerti mengenai perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 47 %.
Dengan data tersebut maka masalah yang muncul yaitu defisiensi kesehatan
komunitas dan perilaku kesehatan cenderung beresiko
C. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan penyusunan rencana tindakan yang
spesifik untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga, kelompok, atau
masyarakat. Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukandan criteria hasil untuk menilai pencapaian
tujuan (Mubarak, 2005).
Rencana tindakan keperawatan komunitas dirumuskan bersama-sama
tokoh masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Dusun II (MMD II) pada
tanggal 25 Maret 2016. Bentuk kegiatan yang direncanakan mencakup
pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit hipertensi, pemantauan
tekanan darah, refreshing kader untuk pelatihan tensi, pemeriksaaan kesehatan
sebulan sekali. Model keperawatan yang dilakukan adalah perencanaan sosial,
aksi sosial, dan pengembangan masyarakat, sehingga dengan menggunakan
pendekatan tersebut dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dusun Rejosari.
Dalam

perilaku

hidup

sehat

berikut

ini

diurakan

beberapa

hal

yang

mempengaruhi dalam perencanaan tersebut yaitu:


1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung yang dalam hal ini yaitu sebagian besar warga sudah
mempunyai kegiatan yang terjadwal sehingga dapat digunakan untuk tempat
memberikan penyuluhan kesehatan, antusias warga yang baik untuk
melakukan kegiatan.

197

2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam perencanaan tindakan meliputi perbedaan tingkat
pengetahuan, keterbatasan waktu dari warga dan kegiatan mahasiswa
mempengaruhi jadwal kegiatan, serta sarana dan prasana yang kurang
memadahi seperti LCD dan layar proyektor yang harus bergantian di setiap
dusun berpengaruh terhadap jadwal kegiatan.
D. Implementasi
Pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas di dusun Rejosari
berfokus pada masalah kesehatan hipertensi dan perilaku hidup bersih sehat.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah: penyuluhan kesehatan
yang terkait dengan masalah kesehatan yang ditemukan yaitu penyuluhan yang
berkaitan dengan penyakit hipertensi, pemantauan tekanan darah, pelatihan
tensimeter bagi kader dan karangtaruna, pembuatan obat tradisional, serta
masalah perilaku hidup bersih dan sehat dengan dilaksanakan kegiatan
pemberdayaan anak-anak dusun Rejosari sebagai detektif mosquito, penyuluhan
cuci tangan dan pilah sampah, pemberantasan sarang nyamuk. Faktor faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan yaitu:
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
adanya dukungan dari berbagai pihak seperti kader, ketua RT, Ketua RW,
pihak kelurahan, pihak Puskesmas, tidak lupa antusias yang sangat tinggi
dari masyarakat untuk meningkatkan kesehatan.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
penyampaian informasi kegiatan kepada masyarakat yang kurang maksimal
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan, peserta yang hadir dalam kegiatan
kurang dari yang diharapkan, serta faktor cuaca yang tidak bisa diprediksi
juga salah satu penghampat dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang
sudah dijadwalkan.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan melalui penilaian terhadap program yang dilakukan
dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan tujuan tersebut
dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana yang telah dilakukan oleh
masyarakat. Tindakan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh
mahasiswa selama 4 minggu pada umumnya berjalan dengan cukup baik, di
setiap kegiatan yang telah direncanakan banyak kelemahan dan kelebihan
seperti waktu pelaksanaan yang harus disesuaikan dengan kegiatan masyarakat

198

sendiri, cuaca yang tidak bisa ditentukan setiap hari, sarana prasarana yang
kurang memadai, dengan berbagai masalah atau penghambat yang timbul di
setiap kegiatan tidak menjadikan alasan untuk melaksanakan program yang telah
direncanakan, serta dukungan dari berbagai bihak mendukung lancarnya
kegiatan.

199

DUSUN BANJARI

Praktik keperawatan komunitas merupakan bagian aplikasi dari keperawatan


komunitas yang diadakan sejak tanggal 14 maret-16april 2016 atau selama 4
minggu. Praktik keperawatan komunitas ini merupakan bagian dar praktik
keperawatan yang memiliki beberapa tahapan proses keperawatan yaitu proses
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan
yang dihadapi oleh masyrakat baik individu keluarga maupun kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi maupun
spiritual dapat ditentukan (Mubarok, 2005). Tahap pertama dalam asuhan
keperawatan komunitas adalah pengkajian yang terdiri dari pengumpulan data,
pengelolaan data, dan analisa data. Sebelum melakukan pengkajian mahasiswa
melakukan pendekatan kepada masyarakat, tokoh masyarakat, kader, ketua RT,
ketua RW, dan orang orang yang erpengaruh di wiayah Dusun Banjari, kKec.
Tengaran. Dengan terbinanya hubungan saling percaya antara mahasiswa
dengan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, maka
dilakukan pendataan kesehatan

masyarakat. Proses pengumpulan data

dilakukan melalui observasi, wawancara, dan pengumpulan data. Data yang


dikumpulkan melalui data demografi ( usia, jenis kelamin, pekerjaan, pe ndidikan,
perumahan, pelayanan kesehatan, ekonomi dan derajat kesehatan spesifik). Hal
ini disesuaikan dengan konsep keperawatan komunitas menurut kesehatan
Neuman

dan

Anderson

(1985).

Wawancara

dilakukan

pada

beberapa

masyarakat , kader kesehatan, dan tokoh masyarakat setempat. Pengkajian


dilakukan selama 1 minggu ( 14 Maret 20 Maret 2016). Berikut ini akan
dijelaskan beberapa hal yang mempengaruhi dalam pengkajian :
1. Kekuatan
Pelaksanaan pengkajian diwilayah Dusun Banjari, Kec. Tengaran oleh
mahasiswa mendapatkan dukungan dari dinas kesehatan setempat, yaitu
kepala puskesmas, ketua RT, ketua RW, kader, dan tokoh masyararakat
dalam kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas, kesediaan
masyarakat dalam pendataan dapat memudahkan mahasiswa untuk
mengumpulkan data.

200

2. Kelemahan
Di wilayah Dusun Banjari, Kec. Tengaran khususnya RT 23 RW 08 masih
banyak warga yang belum dapat bekerja sama, terutama kerja samanya
dalam hal memberikan data serta tidak sesuainya data kependudukan yang
ada dengan kondisi yang dikaji saat ini.
3. Kesempatan
Terbinanya hubungan kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan
masyarakat dusun Banjari sebagai lahan praktik kelompok mahasiswa,
sehingga memacu masyarakat dalam mengenal kesehatan di wilayah
tersebut.
4. Ancaman
Meningkatnya arus pertumbuhan penduduk, maka perlu strategi dan metode
yang tepat yang dilakukan tenaga dalam pengumpulan data demografi dan
status kesehatan di wilayah dusun Banjari, Kec. Tengaran.
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengumpulan data selama 1 minggu data diolah dan
dianalisa dengan sebelumnya dilakukan scoring masalah kesehatan, kemudian
didapatkan masalah kesehatan yang terdapat di Dusun Banjari :
1. Defisiensi Kesehatan Komunitas : Hipertensi pada dewasa muda dan
dewasa akhir.
2. Kesiapan untuk meningkatkan Manajemen kesehatan : Diare
C. Intervensi
Setelah dilakukan pengumpulan data selama 1 minggu data diolah dan
dianalisa, dan didapatkan 2 masalah kesehatan utama di Dusun Banjari, maka
dilakukan Musyawarah Masyarakat Desa II, hasil pengumpulan data dan
masalah kesehatan di presentasikan oleh mahasiswa pada ketua RT, ketua RW,
kepala Dusun, tokoh masyarakat, kader dan karang taruna. Kemudian bersama
sama menyusun rencana kegiatan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
yang muncul. Bentuk kegiatan yang direncanakan mencakup pendidikan
kesehatan yang berkaitan dengan penyakit hipertensi, pemantauan tekanan
darah, pengadaan senam lansia, penanaman TOGA dan pelatihan tensimeter
bagi kader dan karangtaruna. Model Keperawatan yang dilakukan adalah
perencanaan sosial, aksi sosial, dan pengembangan masyarakat, sehingga
dengan menggunakan pendekatan tersebut dapat meningkatkan partisipasi

201

masyarakat dusun Banjari. Dalam perilaku hidup sehat berikut ini diuraikan
beberapa hal yang mempengaruhi dalam perencanaan tersebut yaitu :
1. Kekuatan
Dalam penyusunan perencanaan berupa adanya dukungan dan peran serta
aktif dari masyarakat dan tingginya kesadaran tentang kesehatan dari ketua
RT, ketua RW, Kepala Dusun, tokoh masyarakat, Kader dan karangtaruna.
2. Kelemahan
Kelemahan dalam perencanaan tindakan meliputi adanya perbedaan
persepsi yang disebabkan oleh tingkat pendidikan yang bervariasi sehingga
mempengaruhi dalam penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada di
Dusun Banjari. Disamping itu adanya keterbatasan waktu dari masing
masing warga mempengaruhi dalam penentuan jadwal pelaksanaan
kegiatan.
3. Kesempatan
Dalam perencanaan kegiatan adanya izin dari pihak Puskesmas Tengaran
bagi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Dusun
Banjari, dengan adanya dukungan dari masyarakat setempat, untuk
membuat perencanaan dan menyusun masalah kesehatan yang ditemukan.
4. Ancaman
Beberapa metode yang ditemukan perlu diperhatikan faktor faktor yang
mempengaruhi terhadap perencanaan kegiatan tersebut. Faktor tersebut
antara lain : sumber daya, waktu, dana, dan fasilitas kesehatan.
D. Implementasi
Pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas di dusun Banjari fokus
pada

masalah

kesehatan

hipertensi

dan

kesiapan

peningkatan

dalam

menghadapi masalah kesehatan diare. Adapun kegiatan yang dilaksanakan


diantaranya adalah : penyuluhan kesehatan yang terkait dengan masalah
kesehatan yang ditemukan yaitu penyuluhan yang berkaitan dengan penyakit
hipertensi, pemantauan tekanan darah, pengadaan senam lansia, penanaman
TOGA dan pelatihan tensimeter bagi kader dan karangtaruna. Faktor faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan yaitu kesehatan dalam mengatasi :
1. Kekuatan
Kekuatan dalam pelaksaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di Dusun Banjari adalah adanya dukungan dari kader,
ketua RT, ketua RW serta dari pihak Puskesmas. Selain itu, kekuatan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan

202

yaitu

antusias

dari

masyarakat

setempat

terhadap

kegiatan

yang

dilaksanakan.
2. Kelemahan
Kelemahan dalam pelaksanaan adalah cara penyampaian informasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan masih kurang, karena banyak warga yang
belum mengetahui jika akan dilakukan suatu kegiatan, sehingga jumlah
peserta tidak sesuai yang diharapkan dalam setiap kegiatan.
3. Kesempatan
Adanya berbagai kegiatan yang ada di Dusun Banjari seperti , berjanjen,
arisan, perkumpulan RT, perkumpulan karangtaruna sehingga mahasiswa
memiliki waktu untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada, seperti pendidikan kesehatan,
pelatihan tensimeter.
4. Ancaman
Ancaman dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu ancaman dari luar
seperti cuaca yang seringkali hujan, serta adanya beberapa masyarakat
yang masih belum antusias untuk mengikuti kegiatan yang diadakan.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan melalui penilaian terhadap program yang dilakukan
dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan tujuan tersebut
dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana yang telah dilakukan oleh
masyarakat. Tindakan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh
mahasiswa selama 4minggu pada umumnya berjalan dengan baik.

203

DUSUN GOMPYONG
Pada bab pembahasan kelompok akan mencoba membahas mengenai
kesenjangan yang terdapat pada konsep dasar (teori) dan studi kasus komunitas
dengan Hipertensi yang dimulai dengan membahas pengkajian, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
A

Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
komunitas. Tahap pengkajian komunitas meliputi pengkajian core(inti) dan pengkajian
delapan sub sistem yang mempengaruhi dalam pengkajian komunitas. Proses
pengkajian yang dilakukan kelompok pada komunitas masyarakat Dusun Gompyong
dengan masalah Hipertensi dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi studi
dokumentasi, angket, observasi (winshield survey), wawancara, dan observasi
lapangan.
Pada saat dilakukan pengkajian komunitas dengan Hipertensi masyarakat Dusun
Gompyong terjalin hubungan kekeluargaan yang baik beserta keluarga penderita
sehingga memudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas. Dari
data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis dan identifikasi masalah komunitas
yang dihadapi oleh masyarakat. Dusun Gompyong yang merupakan data fokus
sehingga selanjutnya dirumuskan diagnosa atau masalah keperawatan. Kondisi klinis
yang ditunjukkan oleh masing masing penderita pada kasus Hipertensi dikaji sesuai
dengan teori muncul faktor resiko adalah umur dan gaya hidup. Berdasarkan
pengkajian yang sudah dilakukan pada kelompok penderita Hipertensi, kelompok
menemukan data yang sesuai dengan tinjauan teori yaitu : penderita Hipertensi
mengatakan sering pusing, kaku tengkuk, suka mengkonsumsi makanan yang asin,
dan susah tidur. Kebanyakan penderita Hipertensi TD di atas normal (120/80 dan
untuk lansia di atas 140/90) serta banyak perokok aktif. Hal ini sesuai dengan teori
Achjar, (2012) yang menyebutkan bahwa gejala klinis Hipertensi adalah palpitasi,
kelelahan, ansietas, keringat berlebih, tremor otot, nyeri dada, epitaksis, pandangan
kabur atau ganda, sulit tidur dan sakit kepala (kaku tengkuk). Dari teori yang
disampaikan Achjar tanda dan gejala pada kasus komunitas hipertensi tiap responden
bisa berbeda-beda tidak harus semua keluhan yang dirasakan oleh penderita sama
dengan semua gejala klinis yang di sampaikan Achjar dalam teori.
Dari data yang terkumpul selain masalah Hipertensi didapatkan masalah Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat yang masih kurang yaitu mengenai kebiasaan mencuci
tangan tanpa sabun dan kebiasaan merokok. Dari 16 komponen PHBS terdapat 2
komponen yang belum terpenuhi atau menyimpang yaitu bebas dari asap rokok dan

204

cuci tangan tanpa sabun pada komunitas masyarakat Dusun Gompyong. Hal itu
menunjukkan perilaku atau gaya hidup untuk meningkatkan status kesehatan yang
masih kurang.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang mempengaruhi dalam pengkajian :
1

Kekuatan
Pelaksanaan pengkajian diwilayah Dusun Gompyong, Kec. Tengaran oleh
mahasiswa mendapatkan dukungan dari dinas kesehatan setempat, yaitu kepala
puskesmas, ketua RT, ketua RW, kader, dan tokoh masyararakat dalam
kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas, kesediaan masyarakat
dalam pendataan dapat memudahkan mahasiswa untuk mengumpulkan data.

Kelemahan
Di wilayah Dusun Gompyong RT 15 RW 06 masih banyak warga yang belum
dapat bekerja sama, terutama kerja samanya dalam hal memberikan data serta
tidak sesuainya data kependudukan yang ada dengan kondisi yang dikaji saat ini.

Kesempatan
Terbinanya

hubungan

kerjasama

yang

baik

antara

mahasiswa

dengan

masyarakat dusun Gompyong sebagai lahan praktik kelompok mahasiswa,


sehingga memacu masyarakat dalam mengenal kesehatan di wilayah tersebut.
4

Ancaman
Meningkatnya arus pertumbuhan penduduk, maka perlu strategi dan metode
yang tepat yang dilakukan tenaga dalam pengumpulan data demografi dan status
kesehatan di wilayah dusun Gompyong, Kec. Tengaran.

Diagnosa Keperawatan
Kelompok mengambil diagnosa keperawatan teoritis dari NANDA (2015),
diagnosa yang muncul pada komunitas masyarakat dusun Gompyong adalah
Defisiensi kesehatan komunitas yaitu Hipertensi dan Perilaku Kesehatan Cenderung
Berisiko yaitu Kebiasaan merokok dan cuci tangan tanpa sabun. Beberapa batasan
karakteristik untuk menegakkan diagnosa keperawatan adalah Defisiensi kesehatan
komunitas antara lain Stroke dengan Hipertensi, Hipertensi dengan komplikasi
Diabets Militus, Hipertensi yang sudah menahun. Batasan karakteristik untuk
menegakkan diagnosa keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko yaitu
Kebiasaan merokok dan cuci tangan tanpa sabun antara lain sesak nafas, batuk,
diare, asma, hipertensi.
Penulis

tidak

menemukan

kesenjangan

karakteristik

dalam

melakukan

penegakan diagnosa keperawatan Defisiensi kesehatan komunitas yaitu Hipertensi


dan Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko yaitu Kebiasaan merokok dan cuci

205

tangan tanpa sabun dalam tinjauan teori. Prioritas diagnosa ditentukan skoring
asuhan keperawatan komunitas.
C

Perencanaan
Fase

perencanaan

dilakukan

oleh

mahasiswa

dan

keluarga

dengan

mempertimbangkan input keluarga, kemudian merencankan outcome yang ingin


dicapai dan mendidentifikasi intervensi keperawatan dari diagnosa keperawatan yang
sudah dibuat. Perencaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul
dikelompokkan, dianalisis, dan ditetapkan masalah keperwatan. Perencaan disusun
berdasarkan priorits masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah
ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan
dapat ditentukan dalam jangka pendek, harus jelas dapat diukur dan realistis.
Dijelaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan
yang mengacu pada tujuan yang disusun berdasarkan perencanaan keperawatan.
Perencaan yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis keperawatan
komunitas hipertensi adalah pembentukan wadah kegiatan baru yaitu posyandu
lansia, bersamaan dengan kegiatan posyandu balita dan bekerjasama dengan
puskesmas; penyegaran kader kesehatan (melatih kembali cara mengisi KMS lansia
dan mengajak karangtaruna untuk berpartisipasi); penyuluhan tanaman obat keluarga
yang bermanfaat penderita darah tinggi, cara pengolahan membuat pengobatan
tradisional untuk penderita hipertensi; kegiatan senam lansia; penyuluhan hipertensi;
daan fasilitasi warga yang akan kontrol tekanan darah. Sedangkan perencaan yang
dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis keperawatan PHBS adalah Kegiatan
Minggu bersih; edukasi kepada masyarakat tentang cuci tangan yang baik dan benar;
bahaya merokok; kesehatan reproduksi; DBD dan 3M+; gizi seimbang balita dan
tumbuh kembang anak; perencanaan kehamilan; gizi ibu hamil serta keluarga
berencana. Intervensi yang penulis pilih sudah disesuaikan dengan kondisi warga dan
kemungkinan kemajuan yang akan terjadi jika dilakukan tindakan sesuai dengan
intervensi yang sudah direncanakan dari intervensi di atas, penulis memilih tindakan
observasi, tindakan mandiri, edukasi, dan kolaborasi karena untuk meningkatkan
kemampuan penulis dan juga untuk mendapatkan hasil sesuai tujuan yang
diharapkan penulis.
1

Kekuatan
Dalam penyusunan perencanaan berupa adanya dukungan dan peran serta aktif
dari masyarakat dan tingginya kesadaran tentang kesehatan dari ketua RT, ketua
RW, Kepala Dusun, tokoh masyarakat, Kader dan karangtaruna.

Kelemahan

206

Kelemahan dalam perencanaan tindakan meliputi adanya perbedaan persepsi


yang

disebabkan

oleh

tingkat

pendidikan

yang

bervariasi

sehingga

mempengaruhi dalam penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada di Dusun


Gompyong. Disamping itu adanya keterbatasan waktu dari masing masing
warga mempengaruhi dalam penentuan jadwal pelaksanaan kegiatan.
3

Kesempatan
Dalam perencanaan kegiatan adanya izin dari pihak Puskesmas Tengaran bagi
mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Dusun Gompyong,
dengan

adanya

dukungan

dari

masyarakat

setempat,

untuk

membuat

perencanaan dan menyusun masalah kesehatan yang ditemukan.


4

Ancaman
Beberapa metode yang ditemukan perlu diperhatikan faktor faktor yang
mempengaruhi terhadap perencanaan kegiatan tersebut. Faktor tersebut antara
lain : sumber daya, waktu, dana, dan fasilitas kesehatan.

Implementasi

Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan


pelaksanaan.

Pelaksanaan

rencana

asuhan

keperawatan

merupakan

kegiatan atau tindakan yang diberikan kepada masyarakat dusun Gompyong


dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimiliki oleh
penulis berdasarkan ilmu-ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait.
Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan
baik. Untuk mengatasi masalah masalah keperawatan klien, penulis mulai
dengan mengkaji hipertensi pada warga untuk mengetahui berapa banyak
penderita hipertensi yang ada di dusun Gompyong dan ditemukan 66 orang
yang menderita hipertensi dengan tekanan darah lebih dari 140/100 mmHg.
Serta ditemukan juga ada masalah pada perilaku hidup bersih dan sehat
dengan

perilaku

kesehatan

cenderung

beresiko,

kebiasaan

warga

menggunakan rokok dan cuci tangan belum menggunakan sabun.


Implementasi yang dilakukan untuk masalah hipertensi yaitu penyuluhan
tentang hipertensi di RT 14,15,16,17 serta di pengajian agar para warga sadar
akan perilaku yang benar maupun yang salah, serta mengetahui konsumsi
makanan apa saja yang dianjurkan dan dilarang. Dan dilakukan penyuluhan
tentang PHBS yaitu cuci tangan yang baik dan benar dengan 7 langkah untuk
menghindari penyakit yang akan mengakibatkan diare, gatal pada kulit dan

207

yang lainnya.. Dilanjutkan dengan penyuluhan DHF untuk menumbuhkan


kepedulian lingkungan yang bertujuan mencegah berkembangnya nyamuk
dengan memberantas sarang nyamuk dan jentik jentik nyamuk.

Untuk

menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, tiap minggu dusun Gompyong
mengadakan kerja bakti dan penulis ikut serta dalam kerja bakti bersama
masyarakat, serta untuk menumbuhkan keinginan dalam hidup sehat serta
mengontrol tekanan darahtinggi pada penderita hipertensi dengan salah satu
kegiatan yaitu senam lansia. Penulis melakukan penyuluhan tentang tanaman
Toga yang bertujuan untuk membuat obat tradisional untuk menurunkan
tekanan darah tinggi dengan memanfaatkan tanaman disekitar rumah yang
dapat digunakan. Penulis melakukan penyuluhan kader dengan dibantu oleh
dosen pembimbing untuk penyuluhan tentang pengisian KMS lansia yang
akan diaplikasikan pada saat posyandu lansia yang akan diselenggarakan
setelah posyandu balita, serta mengajarkan penggunaan tensi bersama 6
orang kader dan perwakilan karang taruna dusun Gompyong. Penyuluhan
bahaya merokok dilakukan oleh penulis karena perilaku hidup bersih dan
sehat kebanyakan warga yang selalu merokok didalam rumah maupun diluar
rumah, agar masyarakat sadar tentang bahaya merokok dan akibatnya dalam
jangka panjang. Penyuluhan kesehatan reproduksi dilakukan dengan tujuan
agar para remaja mengerti tentang bahaya seks bebas. Penyuluhan gizi
seimbang pada bayi dan balita dilakukan karena di dusun Gompyong banyak
warga yang memiliki anak bayi maupun balita yang harus diperhatikan
gizinya. Penyuluhan pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan agar
para

ibu

yang

memiliki

anak

balita

mengetahui

bagaimana

ciri-ciri

pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan umur bayi maupun


balita. Penulis juga melakukan penyuluhan tentang perencanaan kehamilan,
penyuluhan gizi ibu hamil dan penyuluhan KB agar pasangan produktif dapat
menyiapkan

diri

untuk

kehamilan

yang

diinginkan

dan

melakukan

perencanaan memiliki anak, dan dapat memberikan gizi seimbang pada ibu
hamil dan janin yang dikandung.
Pada diagnosa ini sudah dilaksanakan intervensi keperawatan yang
sudah direncanakan, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan rencana asuhan keperawatan atau hambatan yang penulis

208

dapatkan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain dalam pelatihan tansi


oleh kader dan perwakilan karang taruna belum bisa mengaplikasikannya
dalam posyandu lansia yang akan diselenggarakan setelah posyandu balita
dikarenakan tensi bukan bidangnya dan tidak mungkin 1 kali belajar akan
langsing bisa. Hambatan yang kedua yaitu pada penyuluhan tentang bahaya
merokok, peserta dapat mengerti bahaya merokok bagi kesehatan dirinya,
tetapi dalam merokok ini belum ada kesadaran dalam diri masyarakat untuk
mengurangi rokok apalagi berhenti merokok. Belum ada bukti yang nyata
dalam pengalaman hidup mereka sendiri tentang bahaya merokok ini
sehingga

masyarakat

menyepelekan

tentang

bahaya

merokok

bagi

kesehatan.
1

Kekuatan
Kekuatan dalam pelaksaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di Dusun Gompyong adalah adanya dukungan dari kader,
ketua RT, ketua RW serta dari pihak Puskesmas. Selain itu, kekuatan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan yaitu
antusias dari masyarakat setempat terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

Kelemahan
Kelemahan dalam pelaksanaan adalah cara penyampaian informasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan masih kurang, karena banyak warga yang belum
mengetahui jika akan dilakukan suatu kegiatan, sehingga jumlah peserta tidak
sesuai yang diharapkan dalam setiap kegiatan.

Kesempatan
Adanya berbagai kegiatan yang ada di Dusun Gompyong seperti , pengajian
perkumpulan RT, perkumpulan karangtaruna sehingga mahasiswa memiliki
waktu untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada, seperti pendidikan kesehatan, pelatihan pengisian
KMS dan pelatihan tensimeter.

Ancaman
Ancaman dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu ancaman dari luar seperti
cuaca yang seringkali hujan, serta adanya beberapa masyarakat yang masih
belum antusias untuk mengikuti kegiatan yang diadakan

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi
dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data
209

objektif yang akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah


tercapai sepenuhnya, sebagian, atau belum tercapai serta menentukan
masalah apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai
kembali.
Menurut teori Achjar evaluasi pada kasus hipertensi dapat dinilai dari
keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut. Keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang
sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya.
Setelah

dilakukan

berbagai

penyuluhan

dan

kegiatan,

meliputi

penyuluhan tentang hipertensi, penyuluhan tentang PHBS, penyuluhan


tentang DHF, kegiatan senam lansia, penyuluhan tentang tanaman TOGA,
penyegaran kader kesehatan, penyuluhan tentang bahaya merokok dan
NAPZA, penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, penyuluhan tentang gizi
seimbang pada bayi dan balita, penyuluhan tentang tumbuh kembang anak,
penyuluhan tentang hipertensi pada ibuibu pengajian dusun, penyuluhan
tentang hipertensi di rt 15, penyuluhan tentang perencanaan kehamilan,
penyuluhan tentang ibu hamil, serta penyuluhan tentang KB (keluarga
berencana), warga sebagian besar sudah mengerti tentang materi-materi
yang telah disampaikan dan berperan aktif dalam diskusi.

210

DUSUN DLISEM
Sesuai dengan pengkajian pada asuhan keperawatan komunitas, pada
proses pengkajian dalam memperoleh data dilakukan dengan teknik wawancara,
wind shield survey, survey dan data sekunder.

Dalam asuhan keperawatan

komunitas di Dusun Dlisem telah dilakukan pengkajian dari tanggal 15 Maret


2016 sampai tanggal 18 Maret 2016, metode pengkajian adalah dengan mengisi
angket dan wawancara pada semua keluarga di Dusun Dlisem, selain itu
kelompok juga mengkaji lingkungan Dusun Dlisem dengan melakukan windshield
survey. Hasil dari pengkajian adalah sebanyak 37 responden mengalami
hipertensi, tidak ada balita yang mengalami diare, indikator PHBS yang paling
rendah adalah aktifitas fisik/olahraga karena warga Dusun Dlisem sibuk dengan
aktifitas sehari hari seperti bekerja di kebun, pabrik, bengkel, dll. Kepesertaan
BPJS warga Dusun Dlisem juga rendah. Indikator selanjutnya adalah asap rokok
dikarenakan angka perokok di Dusun Dlisem tinggi, hampir semua laki-laki di
Dusun Dlisem adalah seorang perokok dan tidak mau berhenti merokok.
Indikator selanjutnya adalah membuang sampah pada tempatnya, hal ini
dikarenakan tidak ada tempat pengumpulan sampah di Dusun Dlisem dan juga
tiap rumah tidak membuat lubang sampah untuk tempat penimbunan sampah
sehingga wara membuang sampah disekitar lingkungan kemudian dibakar jika
dirasa sudah banyak. Selain itu angka kejadian demam berdarah di Dusun
Dlisem juga tinggi sebanyak 3 orang terkena demam berdarah dalam 2 minggu.
Hal ini sesuai dengan teori yang ada keperawatan komunitas, dimana dalam
melakukan

pengkajian

terhadap

komunitas

data

diperoleh

dari

teknik

wawancara, wind shield survey, survey dan data sekunder.


Analisa data dalam keperawatan komunitas adalah mengungkapkan
kesenjangan yang terjadi dimasyarakat. Langkah-langkah untuk melakukan
analisa data yang pertama adalalh kategorisasi data, ringkasan setiap data,
pembanding, penarikan kesimpulan. Setelah didapatkan hasil dari pengkajian di
Dusun Dlisem kelompok melakukan analisa data yang didapatkan masalah
keperawatan Defisiensi kesehatan komunitas, dengan data sebanyak 51 %
warga belum mengetahui tentang hipertensi, sebanyak 37 responden mengalami
hipertensi dan sebanyak 88% dari jumlah responden tidak mengetahui tentang
batasan hipertensi. Hasil wawancara dari salah satu responden eyaitu Tn. P tidak

211

mengetahui tentang hipertensi, tanda dan gejala, penyebab, dan pengobatan.


Masalah keperawatan selanjutnya adalah perilaku kesehatan cenderung
beresiko dengan data 69% memiliki kriteria PHBS madya, dari 28 rumah
ditemukan 11 rumah yang positif jentik, 98% warga tidak mencuci tangan
memakai sabun, 98% warga tidak berolahraga, 97% rumah warga tidak bebas
asap rokok. Hal ini sesuai dengan teori yang ada dimana dalam menganalisa
data kami telah melakukan kategorisasi data sehingga dapat ditarik kesimpulan
dan munculnya masalah.
Kelompok menyusun intervensi dari analisa data yang telah disusun yaitu
pada masalah keperawatan defisiensi kesehatan komunitas kelompok menyusun
intervensi merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan pada agregat dewasa di
masyarakat yang difasilitasi oleh kelompok masyarakat, Melakukan penyebaran
informasi dan edukasi terkait dengan hipertensi dan perawatannya, Membimbing
agregat dewasa dalam melakukan latihan fisik, Membimbing agregat dewasa
dalam melakukan tehnik nafas dalam. Kemudian kelompok melakukan MMD 2
pada tanggal 26 Maret 2016 dengan masyarakat Dusun Dlisem. Hasil diskusi
dengan warga menghasilkan rencana yaitu melakukan penyuluhan tentang
demam berdarah dan pemberantasan sarang nyamuk, kerja bakti 3m+ dan
pembuatan lubang sampah, dan pembentukan detektor mosquito pada anak usia
sekolah. Masalah kedua didapatkan rencana dari hasil diskusi yaitu penyuluhan
tentang hipertensi dan tanaman toga, pelatihan pengukuran tekanan darah pada
karang taruna masing-masing RT, melakukan senam lansia, dan posyandu lansia
setelah pelaksanaan posyandu balita.
Implementasi
pendidikan

dalam

kesehatan,

keperawatan

proses

komunitas,

kelompok,

yaitu

pemberdayaan

dengan

cara

masyarakat,

partnership atau kemitraan, dan intervensi profesional keperawatan. Kelompok


melaksanakan hasil dari MMD 2 mulai tanggal 27 Maret 2016 yaitu melakukan
kerja bakti dan pemberantasan sarang nyamuk bersama warga, dan pelatihan
pengukuran tekanan darah pada karang taruna, dimana hal ini merupakan salah
satu implementasi keperawatan komunitas yaitu pemberdayaan masyarakat.
Melakukan penyuluhan tentang demam berdarah dan pemberantasan sarang
nyamuk pada 28 Maret 2016 juga merupakan suatu implementasi dalam
keperawatan komunitas yaitu pendidikan kesehatan. Senam dilaksanakan 2 kali

212

dalam seminggu, yaitu setiap hari selasa dan jumat. Senam juga merupakan
implementasi keperawatan komunitas, yaitu proses kelompok. Pembentukan
detector mosquto pada anak usia sekolah dilakukan pada tanggal 2 April 2016
dengan jumlah peserta 15, dan didapatkan hasil ketua arya dan wakil ketua jaka
dan akan melakukan pemeriksaan jentik tiap ruamah setiap hari minggu. Hal ini
merupakan implementasi

keperawatan komunitas, yaitu kemitraan dan

pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan teori yang ada kelompok kami dalam
melakukan implementasi dengan cara pendidikan kesehatan, proses kelompok,
pemberdayaan masyarakat, kemitraan.
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan

dan

dirumuskan sebelumnya. Evaluasi dilakukan dengan menilai respon verbal dan


non verbal setelah dilakukan intervensi, menilai kemajuan oleh komunitas
setalah dilakukan intervensi keperawatan. Kelompok telah melakukan evaluasi
pada tanggal 8 April 2016. Dari berbagai implementasi yang telah dilakukan
didapatkan hasil evaluasi yaitu adanya peningkatan terhadap pengetahuan dan
perilaku masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan
hipertensi. Sesuai dengan teori yang ada, kelompok kami melakukan evaluasi
dengan menilai respon verbal dan non verbal masyarakat, meniali kemajuan oleh
komunitas.

213

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas yang telah dilakukan doleh 5
dusun yaitu Cukil, Rejosari, Banjari, Gompyong, dan Dlisem.

Didapatkan

kesimpulan :
1. masalah keperawatan defisiensi kesehatan komunitas, dan perilaku
cenderung beresiko : diare, perilaku cenderungberesiko : demam
berdarah
2. masalah diatasi

dengan

menyusun

intervensi

sesuai

masalah

keperawatan
3. Musyawarah dilakukan untuk mencapai kesepakatan dengan warga
tentang rencana yang akan dilakukan di masing masing dusun
4. Rencana yang dilakukan mulai dari pendkes, pelatihan pengukuran
tekanan darah pada warga, dll.
5. Setelah dilakukan implementasi didapatkan hasil pengetahuan, sikap,
dan perilaku meningkat menjadilebih baik
B. Saran
Penulis dalam hal ini memberikan saran untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan terutama pada komunitas :
1.
Bagi desa Cukil untuk lebih memperhatikan masalah kesehatan
warganya dengan mengaktifkan kembali posyandu lansia di masing
masing dusun
2.

Bagi Pelayanan Kesehatan


Kepada Puskesmas untuk tetap selalu memperhatikan pasiennya.
Pelayanan kesehatan yang sudah diberikan selama ini sudah baik dan
mohon untuk tetap dipertahankan, meningkatkan secara terus - menerus
dalam hal pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan

3.

latar belakang pasien dan keluarga.


Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan akan mendapat hasil maksimal, terutama dalam
melakukan asuhan keperawatan komunitas

214

Anda mungkin juga menyukai