Anda di halaman 1dari 56

BAB 1

PENDAHULUAN

PERKEMBANGAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

1. Latar Belakang Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat

Dasar dasar kesehatan masyarakat. Masa globalisasi menuntut

adanya perkembangan dan perubahan disegala bidang salah satu diantaranya

adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan dibidang

kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi

peningkatan usia harapan hidup warga individu dan ini memberikan dampak

tersendiri dalam upaya peningkatan derajat atau status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah

merupakan hakikat pembangunan kesehatan yang termuat didalam Sistem

Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan

umum dari derajat tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara

optimal, diperlukan partisipasi aktif dari selutuh anggota masyarakat bersama

petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukanya UU No 23

Tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban

untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

perorangan, keluarga dan lingkungan.


Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang

kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya

bidang kesehatan. dengan berkembangnya paradikma "Sehat Sakit”, saat ini

telah terjadi pergeseran, antara lain : Perubahan upaya kuratif menjadi upaya

preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat

berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus

yang besifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya

peningkatan status kesehatanya.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek

dalam pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya

perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatanya

dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komuniatas. Hal ini dimulai dari

pengenalan maslah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan

melibatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu,

kelompok, keluarga di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan

menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah

satu upaya menyiapkan tenaga perawat professional dan mempunyai potensi

keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai,

maka mahasiswa program studi D3 Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI

Mojokerto melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di Dusun

Pulosari Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto dengan


menggunakan 3 pendekatan yaitu pendekatan keluarga, kelompok,

masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa

mempunyai satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga

yang tersebar di Dusun Pulosari. Pendekatan secara kelompok dilakukan

secara pembentukan kelompok kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja

lanjut usia, memberdayakan kader kesehatan, dan PKK serta mendayagunakan

kelompok karang taruna. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen

diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat.

Sedangkan pendekatan masyarkat sendiri dilakukan melalui kerja sama yang

baik dengan instansi terkait, pokjakes dan seluruh komponen desa untuk

mengikutsertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan.

Masyarakat yang dimotori oleh pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah

kesehatan yang terjadi diwilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan

bagi anggota keluarga atau masyarakatnya, mampu memberikan perawatan,

menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada di masyarakat.

Selain itu, Selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa

mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia

untuk bekerja sama dengan komuniatas dalam merancang, melaksanakan dan

mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan

komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat

bisa mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatanya.


2. FALSAFAH

Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai - nilai yang menjadi

pedoman untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah

keperawatan memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan

manusiawi. Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas,

yaitu:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari

upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh

semua orang.

2. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif.

3. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara

berkelanjutan.

4. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan kesehatan,

menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi

perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.

5. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

berkesinambungan.

6. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la

harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam

pelayanan kesehatan mereka sendiri.

3. PENGERTIAN
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu

keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang

cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai

berikut :

1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,

penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat

dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun

masyarakat dan ekosistem.

2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai

dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap

unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan

tingkat sistem tubuh.

3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering

dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling

ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk

menunjang kehidupan sehari-hari.

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang

perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan,

ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program

kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,

penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,

pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi

masyarakat secara keseluruhan.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan

profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada

kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang

optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan

menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan keperawatan (Spradley,1985;Logan and Dawkin,1987).

Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah

suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk

meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan

kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi

pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan

melibatkan masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan

yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan

kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan

fungsi kehidupan manusia secara optimal.


4. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan

komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuahan keperawatan

komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan

pendekatan proses keperawatn komunitas dan pengorganisasian

komunitas.

b. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas,

mahasiswa mampu :

1. Menerapkan stategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.

2. Menentukan diagnose kesehatan dan keperawatan komunitas untuk

komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi.

3. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi

organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan

kesehatan komunitas.

4. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan factor

resiko personal, social dan lingkungan.

5. Mengkordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk

meningkatkan kesehatan komunitas.

6. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk

mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan.


5. MANFAAT

a. Untuk mahasiswa

1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara

nyata pada masyarakat.

2. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan

keperawatan asuhan keperawatan komunitas.

3. Meningkatkan kempuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana

dalam menghadapi dinamika masyarakat.

4. Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan

hubungan dan interpersonal.

b. Untuk masyarkat

1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif

dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan

menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian

masalah yang dialami masyarakat.

3. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatanya dan

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

c. Untuk Pendidikan

1. Salah satu tolak ukur keberhasilan program studi D3

Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto khususnya

dibidang keperawatan komunitas. Sebagai salah satu bahan


pertimbangan dalam pengembangan model praktik keperawatan

komunitas selanjutnya.

2. Mendemonstarikan karakteristik peran professional, berfikir

kritis, belajar mandini dengan keterampilan komunikasi yang

efektif dan kepemimpinan di dalam komunitas.

6. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya

pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif, maupun resosialitatif.

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan

kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan

kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga

teratur, rekreasi dan pendidikan seks.

Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan

masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala

melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin

A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan

menyusui.

Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang

sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit


dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau

rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan

buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir Upaya

rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau

kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC,

kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada

penderita kusta, patch tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi

pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll. Upaya

resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke

masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,

penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

7. PRINSIP DASAR

Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas

harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana

semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat

yang besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan

komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang

panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas

program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara

langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk

lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama

peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus


memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan

disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.

sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas

diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif

terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.

Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :

1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk

masyarakat.

4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada

upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif

dan rehabilitatif.

5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat

adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang

dituangkan dalam proses keperawatan.

6. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan bark yang sakit maupun

yang sehat.

7. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pem¬binaan

perilaku hidup sehat masyarakat.

8. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan fungsi

kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal

mungkin.
9. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi

bekerja secara tim.

10. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan komunitas

digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan

penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk

sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali

dari rumah sakit.

11. Kunjungan rumah sangat penting.

12. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.

13. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada

sistem pelayanan kesehatan yang ada.

8. KONSEP SEHAT SAKIT

1. Pengertian Sehat

Pengertian sehat menurut WHO, 1947 Sehat adalah suata

keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan social tidak hanya

bebas dari penyakit atau kelemahan. Mengandung tiga

karakteristik:

a. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.

b. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun

eksternal.

c. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.


Sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus

menurus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai

perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk

mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, social,

perkembangan, dan spiritual yang sehat.

2. Pengertian Sakit

Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu

atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan

bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.

Sakit adalah suatu proses dimana ada gangguan dan tidak ada

kestabilan antara badan dan mental yang normal. Yang merujuk

pada keabnormalan pada kondisi tubuh yang bias mengganggu

aktifitasnya sehari-hari seperti aktifitas jasmani, rohani maupun

social.

9. USAHA POKOK KESEHATAN

Usaha kesehatan pokok yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) sebagai dasar pelayanan kesehatan kepada masyarakat

adalah sebagi berikut:

1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

2) Kesehatan ibu dan anak

3) Hygine dan sanitasi lingkungan

4) Pendidikan kesehatan pada masyarakat


5) Pengumpulan data-data untuk perencanaan dan penilaian (statistik

kesehtan)

6) Perawatan kesehatan masyarakat

7) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

1. FALSAFAH

Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai - nilai yang menjadi

pedoman untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup.

Falsafah keperawatan memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang


luhur dan manusiawi. Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan

komunitas, yaitu:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian

integral dari upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta

dapat di terima oleh semua orang.

2. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif.

3. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara

berkelanjutan.

4. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan

kesehatan, menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan

mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan

kesehatan.

5. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat

direncanakan berkesinambungan.

6. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas

kesehatannya. la harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi

secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

A. Pengertian

Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu

keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki

arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata

tersebut sebagai berikut :


1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau

tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat

mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya

secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh

manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan

ekosistem.

2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan

manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem

serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh

manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem

tubuh.

3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan

lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada

diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan

barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-

hari.

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang

perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu

keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai

bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna

meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan

lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang


lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai

masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan

keperawatan professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan

pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat

kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan

kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985;

Logan and Dawkin, 1987).

Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah

suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk

meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik

keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak

membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,

berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu

keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan

kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan

rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang


utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi

kehidupan manusia secara optimal.

2. TUJUAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan

yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat

kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction)

terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas

serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan

mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat

mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.

A. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat

secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai

derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.

B. Tujuan Khusus

a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.

b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam

rangka mengatasi masalah keperawatan.

c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan

pembinaan dan asuhan keperawatan.


d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang

memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti

dan di masyarakat.

e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan

tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.

f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko

tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di

rumah dan di Puskesmas.

g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial

untuk menuju keadaan sehat optimal.

C. Sasaran Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat

termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi

seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan

daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu

hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas

terdiri dari tiga tingkat yaitu:

1) Tingkat Individu

Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu

yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu

hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran

dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah

kesehatan individu.
2) Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga

yang mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari

keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas

kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil

keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan

perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang

sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk

meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan

Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :

a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu

keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang

persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita

tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi

oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular

atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).

b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil

yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB

kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK),

keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,

infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM,

keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut

jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.


c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan

3) Tingkat Komunitas

Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.

a. Pembinaan kelompok khusus

b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

4) Ruang Lingkup Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya

pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif, maupun resosialitatif.

a. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan

kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan

kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan,

olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.

b. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan

masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan

berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,

pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan

pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

c. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang

sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang

sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari


Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi

patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat

bayi baru lahir Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap

pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang

menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik

lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch

tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita

stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll. Upaya resosialitatif

adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat

yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,

penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

3. PRINSIP-PRINSIP DASAR

Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas

harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana

semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat

yang besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas

dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan

bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas

sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan

intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi

serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan

keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan

dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau


kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi

dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau

melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang ada.

Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :

1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk

masyarakat.

4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya

promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan

rehabilitatif.

5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah

menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam

proses keperawatan.

6. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah di¬masyarakat

dan bukan di rumah sakit.

7. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan bark yang sakit maupun

yang sehat.

8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pem¬binaan

perilaku hidup sehat masyarakat.


9. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkat¬kan fungsi

kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal

mungkin.

10. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi

bekerja secara tim.

11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan ko¬munitas

digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan

penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk

sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari

rumah sakit.

12. Kunjungan rumah sangat penting.

13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.

14. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem

pelayanan kesehatan yang ada.

15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pela¬yanan

kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya

dimana keluarga sebagai unit pelayanan.

A. Metodologi

Kesehatan masyrakat merupakan suatu ilmu keterampilan untuk

mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup, memelihara kesehtan

jasmani danrohani, meninkatkan efisiensi, dengan jalan usaha masyarakat


yang terorganisir untuk penyehatan lingkungan, pemberantasan penyakit,

mengatur usaha pengobatan dan perawatan guna diagnose diri dan pegobatan,

pencegahan dari suatau penyakit-penyakit dan mengembangan bahan-bahan

kemasyarakatan suatu derajat hidup yang cukup guna mmpertahankan

kesehtannya.

B. Strategi

1. Proses kelompok (group proses)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit tentunya setelah

belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor

pendidikan/pengetahuan individu, media massa, televise,

penyuluhan yang dilakukan petugas kesehtan dan sebagainya.

Begitu juga dengan masalah kesehatan dilingkungan sekitar

masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering

mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya

penanganan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika

masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak

akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tersebut,

maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah

kesehatan melalui proses kelompok.

2. Pendidikan kesehatan (healt promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer/teori dari

seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan


tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari pendidikan

kesehatan menurut UU kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu

“meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan. Baik fisik, mental dan sosialnya.

Sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social.

3. Kerjasama (partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat

jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan

masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam

upaya mencapaitujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini

sebagai persoalan didalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi

dengan lebih cepat.

C. Model Pendekatan

Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah

kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah

(problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan

dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya

kesehatan dasar ( PHC ).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah

kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan

dapat diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi


keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya

sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan

pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach,

maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang

ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case

approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei

mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community

approach.

D. Program

Usaha kesehatan pokok yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) sebagai dasar pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah sebagai

berikut:

1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

2. Kesehatan ibu dan anak

3. Hygine dan sanitasi lingkungan

4. Pendidikan kesehatan pada masyarakat

5. Pengumpulan data-data untuk perencanaan dan penilaian (statistic

kesehtan)

6. Perawatan kesehatan masyarakat

7. Pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan

E. Perbedaan Pelayanan Kesehatan


a. Rumah Sakit

1. Tempat kegiatan dibangsal perawatan dan klinik

2. Tipe pasien yang dilayani yaitu orang sakit dan orang meninggal

3. Ruang lingkup pelayanann yaitu kuratif dan rehabilitative

4. Perhatian umum yaitu rasa anan selama sakit

5. Sasaran pelayanan individu

b. Puskesmas

1. Tempat kegiatan di puskesmas, rumah, sekolah, dan lain-lain

2. Tipe pasien yang dilayani yaitu orang sehat, orang sakit dan orang

meninggal

3. Ruang lingkup pelayanan yaitu preventive, promotiv, kurativ, dan

rehabilitative dan resosiasi

4. Perhatian umum yaitu peningkatan kesehatan dan pencegahan

penyakit

5. Sasaran pelayanan individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat.
BAB 3

KEGIATAN PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS PROGRAM D3

KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO YANG

DILAKUKAN MULAI TANGGAL 02-04-2019 SAMPAI TANGGAL 11-05-

2019 DI DUSUN PENILIH DESA MOJOKARANG KECAMATAN

DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

1. Selasa tanggal 02-04-2019 jam 09:00, kegiatan praktik dibuka secara

resmi oleh wakil camat yang dihadiri oleh perangkat kecamatan, kepala

puskesmas dan perangkat desa Mojokarang bertempat di balai desa.

2. Setelah selesai kami langsung ke tempat pemondokan yang telah

ditentukan di dusun. Pengarahan dari pembimbing mengenai kegiatan

praktik komunitas selanjutnya antara lain : menyusun organisasi

kelompok, membuat POA minggu pertama.

3. Sosialisasi atau perkenalan yaitu pertemuan dengan masyarakat di balai

dusun secara formal dan informal. Orientasi menciptakan hubungan saling

percaya agar bias diterima oleh warga setempat.

4. POA minggu ke-1 :

Membuat daftar hadir setiap hari dari semua anggota, pada hari Kamis

tanggal 05 April 2019 dipagi hari pembagian kelompok dalam 4 RT, pada

hari Kamis tanggal 6 April 2019 di sore hari mengatur kehidupan dalam

camp, rencana pembuatan pos pemeriksaan kesehatan, hasil pemeriksaan


akan dikonfirmasi ke puskesmas dilaksanakan pada hari senin tanggal 8

April 2019, rencana sosialisasi setelah pertemuan orientasi tentang

mengenal wilayah dengan pemuka masyarakat, membuat format

pengkajian dan melakukan pengkajian masyarakat, rencana survey

5. POA minggu ke-2:

Rencana pengkajian sesuai dengan tugas (RT 15-18), melakukan tabulasi

data, visualisasi data, analisa data, mengidentifikasi masalah atau diagnosa

keperawatan, koordinasi dengan kasun dan puskesmas, mempersiapkan

musyawarah masyarakat desa.

6. POA minggu ke-3 :

Perencanaan BAB 3, pelaksanaan MMD, penentuan masalah kesehatan

dusun bersama warga, pencegahan masalah.

7. POA minggu ke-4 :

Menyiapkan kebutuhan untuk pelaksanaan sesuai alternative pemecahan

masalah hasil dari musyawarah, melaksanakan kegiatan sesuai dengan

alternative pemecahan masalah dengan mendorong masyarakat untuk

melaksanakan kegiatan secara mandiri, mengevaluasi setiap kegiatan,

menyusun laporan kegiatan.

8. POA minggu ke-5 :

Rencana penyuluhan keluarga binaan dan lansia dengan asuhan

keperawatan.
9. POA minggu ke-6 :

Rencana musyawarah masyarakat desa yang terakhir , evaluasi komunitas,

membacakan hasil kegiatan, mengumpulkan asuhan keperawatan

komunitas.
PENYUSUNAN FORMAT PENGKAJIAN

1. IDENTITAS KOMUNITAS

a. Nama dusun : Penilih

b. Nama desa : Mojokarang Kec. Dlanggu Kab. Mojokerto

c. Luas wilayah dusun : 4 RT

d. Arah jalan menuju dusun mulai dari kampus (terlampir denahnya)

2. GEOGRAFI

Keadaan alamnya

a. Dusun penilih terletak diantara 4 dusun di Desa Mojokarang,

terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan antara

kecamatan Dlanggu dengan kecamatan Gondang, dan disekitarnya

terbentang sawah yang luas.

b. Batas dusun :

1. Utara : Dusun Segaran, Desa Dlanggu

2. Timur : Dusun Sembung, Desa Mojokarang

3. Selatan : Dusun Mojo, Desa Mojokarang

4. Barat : Dusun Segunung, Desa Segunung dan Dusun Pekingan,

Desa Sumbersonon

3. DEMOGRAFI

a. Jumlah Penduduk : 565 Jiwa

b. Jumlah KK : 150 KK

(1 KK : 2-4 jiwa)
(NKKBS : 2 anak cukup perlu ditingkatkan)

c. Jumlah rumah : 145 rumah

d. Jumlah Penduduk :

1) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Dusun Penilih Desa

Mojokarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokarang

No Variable Jumlah Prosentase (%)


1. Laki-laki 267 Jiwa 47 %

2. Perempuan 298 Jiwa 53 %


Jumlah 565 Jiwa 100 %

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

53% 53%

52%
51%
50%
49%
Laki-laki
48%
0.47 Perempuan
47%
46%
45%
44%

Berdasarkan Tabel (3.1) diatas menunjukkan perbandingan jumlah

penduduk berdasarkan jenis kelamin di Dusun Penilih di Desa

Mojokarang yaitu laki-laki sebanyak (47%) orang dan perempuan

sebanyak (53%). Dapat disimpulkan yang pertama yaitu 1 laki-laki

mempunyai lebih dari 1 istri, yang kedua yaitu laki-laki sebagai pencari
nafkah dan yang ketiga yaitu laki-laki dan perempuan (suami istri)

sama-sama bekerja.

2) Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Di Dusun Penilih Desa

Mojokarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto

No Variable Jumlah Prosentase

(%)
1. Anak-anak 95 Jiwa 17 %
2. Remaja 70 Jiwa 12 %
3. Dewasa 270 Jiwa 48 %
4. Lansia : 130 Jiwa 23 %

a. Muda 75 Jiwa 58 %

b. Tua 45 Jiwa 35 %

c. Sangat Tua 10 Jiwa 7%


Jumlah 565 Jiwa 100 %

Table 3.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia


50%
0.48
45%
40%
35%
30%
25% Anak-anak
Remaja
20% 0.17 0.23
Dewasa
15% Lansia
12%
10%
5%
0%
Anak-anak
Remaja
Dewasa
Lansia

Berdasarkan table (3.2) di atas menunjukkan distribusi penduduk

berdasarkan usia di Dusun Penilih Desa Mojokarang Kecamatan

Dlanggu Kabupaten Mojokerto yaitu anak-anak sebanyal (17%), remaja

sebanyak (12%), dewasa sebanyak (48%), lansia sebanyak (23%).

Untuk melihat usia berdasarkan ijazah yang dipunya tiap jiwa. Dimana

lansia dibagi 3 tipe : Muda, Tua dan Sangat Tua. Adapun penggolongan

berdasarkan produktifitas dan non produktifitas dimana yang

produktifitas tinggi untuk bekerja yakni remaja, dewasa dan lansia

muda.

3) Jumlah Penduduk Berdasarkan pendidikan aktif di Dusun Penilih Desa

Mojokarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto.


No Variabel Jumlah Prosentase (%)

1. Mahasiswa 4 Jiwa 5%

2. SMA 15 Jiwa 19%

3. SMP 18 Jiwa 23%

4. SD 41 Jiwa 53%

Jumlah 78 Jiwa 100%

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Aktif


Mahasiswa SMA SMP SD

SD; 53

SMA; 19 SMP; 23
Mahasiswa; 5

Mahasiswa
SMA
SMP
SD

Berdasarkan Tabel (3.3) diatas menunjukkan perbandingan jumlah

penduduk berdasarkan pendidikan di Dusun Penilih di Desa

Mojokarang yaitu SD sebanyak (53%), SMP sebanyak (23%), SMA

sebanyak (19%), dan mahasiswa sebanyak (5%). Dapat disimpulkan

bahwa pendidikan SD lebih banyak dikarenakan presentase tiap tingkat

pendidikan paling rendah menuju tingkat pendidikan lebih tinggi


semakin menurun dan bahkan pada tingkat mahasiswa hanya 5%

menunjukkan ketidakmampuan atau penurunan fungsi otak/berpikir,

kekurangan biaya atau factor penghambat yang lain dan kondisi seperti

ini disebut Drop Out


4) KESEHATAN

Dibagi beberapa tipe :

1. Infeksi yang disebabkan oleh kuman : DBD, TBC

2. Gangguan alam yang dikarenakan oleh penurunan daya tahan

tubuh : batuk pilek

3. Gangguan organ fungsi dalamtubuh : Diare, DM Keturunan,

DM Lifestyle

No Variable Prosentase (%)


1. Dbd 7%

2. Batuk pilek 58 %

3. Diare 22 %

4. Diabetes Militus 5%

5. Hipertensi 14 %
Jumlah 100 %
Table 3.4

Masalah Kesehatan Secara Umum


60% Batuk Pilek ; 58%

50%

40%

DBD
30%
Batuk Pilek
Diare; 0.22 Diare
20% DM
Hipertensi
10%DBD ; 0.07 Hipertensi ; 0.14

DM ; 0.05
0%
DBD
Batuk Pilek
Diare
DM
Hipertensi

Table : 3.4

Berdasarkan table (3.4) diatas menunjukkan perbandingan penyakit yang

paling banyak di Dusun Penilih di Desa Mojokarang yaitu penyakit yang

dikarenakan gangguan alam yakni batuk pilek.

5. LINGKUNGAN

a. Perumahan

No Variable Jumlah Prosentase (%)


1. Sendiri 145 % 100 %

2. Sewa 0 0
Jumlah 565 Jiwa 100%

Table : 3.5

Jumlah Perumahan
1
100%
90%
80%
70%
60%
50% Sendiri
40% Sewa

30%
20%
10%
0%
0

Table : 3.5

Berdasarkan table (3.5) di atas menunjukkan jumlah perumahan

dengan miik sendiri sebanyak (100%) dan sewa sebanyak (0%).

Menandakan bahwa social ekonomi warga disini mampu.

b. Type Rumah

No Variable Jumlah Presontase (%)


1. 1 kamar tidur 3 2%

2. 2 kamar tidur 27 19 %

3. 3 kamar tidur 115 79 %


Jumlah 145 100 %
Table : 3.6

TYPE RUMAH
Chart Title
80%
0.79
70%
60%
50% 1 kamar
40% 2 kamar
3 kamar
30%
20% 19%
10% 0.02
0%
1 kamar
2 kamar
3 kamar

Berdasarkan table (3.7) di atas menunjukkan jumlah type rumah

dengan 1 kamar tidur sebanyak (2%), 2 kamar tidur sebanyak (19%),

3 kamar tidur sebanyak (79%). Disimpulkan bahwa rumah para

warga adalah rumah sehat.

c. Bentuk Rumah

No Variable Jumlah Prosentase (%)

1. Permanen 145 100 %

2. Semi Permanen 0 0%

3. Tidak Permanen 0 0%
Jumlah 145 rumah 100 %
Table : 3.8

Bentuk Rumah
Permanen; 1
100%
90%
80%
70%
60%
50% Permanen
40% Semi Permanen
Tidak Permanen
30%
20%
10%
0% Semi Permanen ; 0%
Tidak Permanen; 0
Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen

Berdasarkan tabel 3.8 di atas menunujukan bentuk rumah dengan

permanen sebanyak 100% , disimpulkan bahwa rumah sehat dan

sosial ekonomi mampu.

d. MCK

No Variabel Jumlah Prosentase (%)


1. Sungai 3 2%

2. WC 142 98 %
Jumlah 145 rumah 100 %
Table : 3.9

MCK
100% 98%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% 0
Sungai
WC

Berdasarkan table (3.9) di atas menunjukkan jumlah rumah yang

memiliki wc sebanyak (98%) dan yang masih mck di sungai

sebanyak (2%). Tidak mempunyai MCK akibat social ekonomi yang

kurang mampu mampu pada sebagian warga disini

e. Pemeliharaan Lingkungan Rumah

No Variable Jumlah Prosentase (%)


1. Pekarangan dimanfaatkan 145

2. Pekarangan tidak dimanfaatkan 0

3. Penampungan air limbah 145

4. Pembuangan sampah 145


Jumlah 145 100 %
Table : 3.10
pekarangan dimanfaatkan ; 1
penampungan pembuangan
ar limbah; 1 sampah; 1
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% pekarangan dimanfaatkan
10%pekaranagn tdk dimanfatkan; 0% pekarangan tdk dimanfaatkan
0% penampungan air limbah
pembuangan sampah

Berdasarkan table (3.10) di atas menunjukkan pemeliharaan

lingkungan sekitar rumah antara lain yang mempunyai pekarangan

sebanyak (100%) .

6. SOSIAL BUDAYA

Agamis : tahlil, diba’

Kesehatan : khitan

7. SOSIAL EKONOMI

No Variabel Jumlah Prosentase (%)


1. Pra Sejahtera 3 2%

2. Sejahtera 142 98 %
Jumlah 145 100 %
Tabel : 3.11

SOSIAL EKONOMI
100% Sejahtera; 98%
90%
80%
70%
60%
50%
Pra sejahtera
40% Sejahtera
30%
20%
10% Pra sejahtera; 0.02
0%
Pra sejahtera
Sejahtera

Berdasarkan table (3.11) di atas social ekonomi di dusun penilih dengan

keluarga pra sejahterasebanyak (2%), dan sejahtera (98%). Disimpulkan

bahwa social ekonomi warga sejahtera.


BAB 4

PEMBAHASAN

Praktik keperawatan komunitas di Dusun Penilih Desa Mojokarang

Kecamatan Dlanggu Kabupaten yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program

Studi D3 Keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI Mojokerto Angkatan tahun

2016 adalah salah satu program untuk mengaplikasikan konsep keperawatan

komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas

sebagai dasar ilmiah.

Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang professional,

mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat

dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut melalui praktik klinik keperawatan

komunitas di Dusun Penilih Desa Mojokarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten

Mojokerto praktik klinik dimulai tanggal 02 April 2019 sampai tanggal 11 Mei

2019 denganmelakukan berbagai kegiatan sesuai dengan permasalahan yang

ditemukan. Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik

keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik.

Praktik Klinik Keperawatan Komunitas

Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari

kampus sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan

pembekalan dari pembimbing akademik komunitas tentang peraturan-peraturan

bagi mahasiswi praktik dari tugas/kompetensi yang harus diselesaikan mahasiswa.

Kendala yang kami hadapi berdasarkan pembekalan yang diterima masih belum
optimal dapat dimanfaatkan dan diterapak di lapangan, sehingga terdapat

perubahan-perubahan dan muncul strategi-strategi baru dari mahasiswa untuk

dapat menerapkan konsep keperawatn kesehatan masyarakat.

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas. Pada

pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas dengan

menggunakan kuisioner dengan materi pertanyaan berdasarkan format pengkajian

dari IPKKI (Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia) 2015 yang telah

disetujui oleh pembimbing akademik.

Setelah format pengkajian siap, maka penanggung jawab masing-masing

RT langsung dilakukan pengumpulan data, yaitu dengan melakukan kerja sama

dengan ketua RT serta kader kesehatan di daerah tersebut. (Format Pengkajian

Terlampir).

Dari pengumpulan data didapatkan bahwa rata-rata warga merupakan

kebanyakan warga Dusun Penilih asli mayoritas dari warganya bekerja sebagai

petani dan wirausaha, serta memiliki pekerjaan sambilan dengan merawat hewan

ternak seperti ayam burung dll. Mahasiswa tidak menemukan kendala berarti bagi

masyarakat, karena respon yang diberikan dari warga dusun penilih sangat baik,

dibuktikan dengan perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta

program-programnya, sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat

dilaksanakan dengan baik dan tepat.


Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerja sama dengan

perangkat desa dan kader-kader dusun penilih yaitu dengan melakukan program

kunjungan dari rumah ke rumah (door to door) sehungga kedatangan dari

mahasiswa dapat membaur dengan warga Dusun Penilih.

Dari pengkajian didapatkan masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat

meliputi :

1. Lingkungan Hidup yang tidak sehat didusun penilih desa mojokarang

2. Resiko terjadi peningkatan angka penyakit hipertensi

3. Resiko Terjadi peningkatan angka penyakit asam urat

4. Resiko terjadinya gangguan psikososial didusun penilih desa mojokarang.

5. Kebiasaan hidup tidak sehat pada remaja didusun penilih desa mojokarang

6. Batuk, Pilek dan Demam Pada balita.

Dari masalah yang ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan kepada masyarakat

untuk dianalisa lebih lanjut. Perumusan masalah antara masalah mahasiswa

dengan warga hamper tidak mengalami kesulitan yang berarti, karena masyarakat

telah menyadari pentingnya kesehatan dalam hidup mereka. Kegiatan berjalan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk membahas data sampai

merumuskan dan menemukan kesepakatan rencana penyelesaian dari

permasalahan yang ada.


2. Penentuan Prioritas Masalah

Melalui analisa masalah, dapat dirumuskan permasalahn kesehatan warga,

melalui penentuan prioritas masalah atas dasar ugenitas dari masalah.

Berdasarkan diskusi di pra MMD 2 dan MMD 2 yang didahulu dengan presentasi

data kesehatan setempat, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai

berikut:

1. Lingkungan Hidup yang tidak sehat di Dusun Penilih Desa

Mojokarang.

2. Resiko terjadi peningkatan angka penyakit hipertensi pada lansia di

Dusun Penilih Desa Mojokarang.

3. Resiko Terjadi peningkatan angka penyakit asam urat pada lansia di

Dusun Penilih Desa Mojokarang.

4. Resiko terjadinya gangguan psikososial di Dusun Penilih Desa

Mojokarang.

5. Kebiasaan hidup tidak sehat pada remaja di Dusun Penilih Desa

Mojokarang.

6. Batuk, Pilek dan Demam pada balita di Dusun Penilih Desa

Mojokarang.

Penentuan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan berarti, hal ini

dikarenakan warga dan petugas kesehatan setempat ikut berpartisipasiaktif dalam

menentukan masalah kesehatan paling utama yang dialami oleh warga sekitar.
Sehingga kegiatan dapat berjalan denganlancar dan kegiatan dapat dikatakan telah

berhasil.

3. Perencanaan

Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan juga

telah dibahas dalam kegiatan MMD 2. Beberapa kegiatan-kegiatan yang

disepakati oleh mahasiswa dan masyarakat antara lain :

1. Lingkungan Hidup yang tidak sehat di Dusun Penilih Desa

Mojokarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto

a. Penyuluhan tentang kesling

b. Kerja bakti

2. Resiko terjadi peningkatan angka penyakit hipertensi pada lansia di

masyarakat Dusun Penilih Desa Mojokarang Kecamatan Dlanggu

Kabupaten Mojokerto.

a. Penyuluhan hipertensi

b. Tensi gratis

c. Senam lansia

d. Posyandu lansia

3. Resiko Terjadi peningkatan angka penyakit asam urat pada lansia di

masyarakat Dusun Penilih Desa Mojokarang Kecamatan Dlanggu

Kabupaten Mojokerto.

a. Penyuluhan tentang asam urat

b. Cek asam urat


4. Resiko terjadinya gangguan psikososial di Dusun Penilih Desa

Mojokarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto

a. Penyuluhan pengelolaan stress

5. Kebiasaan hidup tidak sehat pada remaja di Dusun Penilih Desa

Mojokarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto

a. Penyuluhan Merokok

6. Batuk, Pilek dan Demam Pada balita di Dusun Penilih Desa

Mojokarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto

a. Penyuluhan tentang batuk pilek dan demam

b. PHBS

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan rencana tindakan dimulai sejak tanggal 02 April 2019

sampai 11 Mei 2019 dengan metode melibatkan peran serta seluruh

masyarakat secara aktif yang dimotori oleh pokjakes untuk melaksanakan

rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan pokjakes ini sangat

membantu untuk melakukan koordinasi dengan masing-masing RT.

Sebagian besar kegiatan dilakukan secara bersama antara mahasiswa,

Pokjakes, RT , Karang Taruna dan Kader Kesehatan. Hanya pada kegiatan

pemberian materi penyuluhan,dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan

dari mahasiswa. Dari permasalahan yang ada rencana tindakan atau

program kerja yang telah dilaksanakan adalah :

a. Penyuluhan batuk, pilek dan demam, PHBS

b. Posyandu lansia, posyandu balita


c. Senam lansia

d. Kerja bakti

e. Penyuluhan asam urat

f. Penyuluhan hipertensi,

g. Cek GDA, Asam Urat, Kolesterol Gratis

h. Tensi Gratis

5. Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan pada minggu terakhir yaitu tanggal 06

Mei 2019 sampai 11 Mei 2019. Penyajian hasil evaluasi dilakukan saat

MMD 3 yang dilaksanakan pada 11 Mei 2019. Evaluasi dilakukan

bersama antara mahasiswa dengan warga pada saat MMD 3. Dari sudut

pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan

keluarga dikatakan berhasil dengan bukti partisipasi dan respon positif

warga, pokjakes Dusun Penilih yang terus semangat dalam melaksanakan

program-programnya demi meningkatkan warga tentang kesehatan dan

status kesehatan warga Dusun Penilih.


BAB 5

PENUTUP

1. Kesimpulan

Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa

program studi D3 Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto kelompok 5

merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep keperawatan

kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan masyarakat

sebagai suatu pendekatan ilmiah.

Terdapat kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan

komunitas yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, pelaksanaan

ketiga praktik klinik tersebut tidak meninggalkan konsep proses keperawatan

yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi kegiatan yang

terstruktur. Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di Dusun Penilih

Desa Mojokarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto, ditemukan

beberapa masalah kegiatan yang bersumber dari banyak faktor internal maupun

ekternal yang menjadi penyebab munculnya masalah-masalah kesehatan di dusun

tersebut.

Dari hasil pengkajian dan analisa data ditemukan beberapa masalah kesehatan

yaitu:

1. Lingkungan hidup yang tidak sehat di Dusun Penilih Desa Mojokarang

2. Resiko terjadi peningkatan angka penyakit hipertensi


3. Resiko terjadi peningkatan angka penyakit asam urat

4. Resiko terjadinya gangguan psikososial di Dusun Penilih Desa

Mojokarang

5. Kebiasaan hidup tidak sehat pada remaja di Dusun Penilih Desa

Mojokarang

6. Batuk pilek dan demam pada balita.

Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawatan komunitas

yang dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal

ini dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan warga tentang

kesehatannya, keikutsertaan warga untuk meningkatkan status kesehatan

dan memahami tentang beberapa penyakit yang sering diderita oleh warga.

2. Saran

Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan

komunitas dan perkembangan keperawatan sendiri maka disarankan:

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa yang akan melaksanakan praktik klinik maupun praktik

profesi komunitas hendaknya mempersiapkan segala keperluan

sebelum praktik berlangsung misalkan persiapan segala format,

undangan, bahan membuat askep komunitas, pengorganisasian. Selain

daripada itu komitmen dan kekompakan tim harus benar-benar terjaga

baik samapai praktik berakhir

2. Bagi Institusi
Hasil praktik komunitas ini sebagai salah satu media tolak ukur

keberhasilan metode pengajaran keperawatan komunitas dan dasar

guna perbaikan sistem pembelajaran untuk mempersiapkan calon

tenaga medis terlatih dan professional.

3. Bagi Masyarakat

Hasil praktik komunitas ini sebagai gambaran dan pelajaran

sehingga diharapkan semua warga dan juga perangkat dusun dan desa

bahu membahu mengambil keputusan menyelesaikan permasalahan

lingkungan warga. Selain hal tersebut diharapkan dapat melanjutkan

program yang telah dilaksanakan selama praktik komunitas.

Anda mungkin juga menyukai