PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan
oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil
kerja keras serta konstribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya.
Untuk optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat
diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program
pembangunan nasional. Orientasi kebijakan pembangunan di Indonesia telah
mengalami pergeseran menuju paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan
upaya kesehatan yang lebih mengutamakan tindakan promotif, preventif dan
tidak mengenyampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Para penanggungjawab program pembangunan harus memasukkan
pertimbangan-pertimbangan
kesehatan
dalam
semua
kebijakan
desiminasi ilmu
2. Khusus
Setelah melakukan Praktek Asuhan Keperawatan Komunitas di Wilayah
Dusun Tammu-Tammu Desa Moncong Loe Kabupaten Maros, mahasiswa
mampu;
3
kegiatan
dan
pencapaian
tujuan asuhan
keperawatan masyarakat.
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan masyarakat dengan benar
dan tepat.
C. Manfaat
1. Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status
kesehatannya dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta mau
menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Mahasiswa
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali
masalah kesehatan dalam masyarakat serta menentukan langkah
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal
dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat
berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri
melalui perawatan kesehatan komunitas.
2)
3)
Merumuskan
berbagai
alternatif
pemecahan
masalah
kesehatan/keperawatan
4)
5)
Penilaian
hasil
kegiatan
dalam
memecahkan
masalah
kesehatan/keperawatan
6)
7)
8)
9)
C. SASARAN
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu
dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada
disekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
11
anggota
masyarakat
akan
muncul
banyak
permasalahan,
baik
kesehatan
(promotif),
pencegahan
(preventif),
pemeliharaan
nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderitapenderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan
lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta,
patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompokkelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti
Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok
yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
15
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan
dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
F. MODEL PENDEKATAN
Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem
solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan
memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan
dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan
dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi
keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai
perawat kesehatan masyarakat.
Bila
kegiatan
perawatan
komunitas
dan
keluarga
menggunakan
pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila
pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas
17
yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan
bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan
terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan
partisipasi masyarakat disebut community approach.
G. METODE
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di
dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi
demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk
18
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
21
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
22
Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
keputusan
tindakan
kesehatan,
merawat
anggota
keluarga,
23
24
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A.
Persiapan
1.
Persiapan Kemasyarakatan
Pada
tahap
ini,
mula-mula
kelompok
melakukan
kegiatan
56
dilakukan
pendekatan
membina
hubungan
saling
percaya
dengan
Musyawarah
57
2. Persiapan Teknis
Dalam menentukan masalah kesehatan yang ada di Wilayah Dusun
Tammu-Tammu Desa Moncong Loe, maka mahasiswa melaksanakan
pengumpulan data melalui angket (lampiran) dengan melakukan wawancara
langsung kepada setiap Kepala Keluarga dalam hal ini yang bertanggung
jawab adalah Mahasiswa Praktek Keperawatan Komunitas Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar bersama Kader Kesehatan. Kegiatan ini
dilaksanakan selama 6 hari yaitu pada tanggal 01 Januari s/d 06 Januari
2015.
B. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi,
evaluasi dan tindak lanjut.
1.
a.
Pengkajian
Pengumpulan data
Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi
kesehatan di Wilayah Dusun Tammu-Tammu Desa Moncong Loe
58
59
49%
51%
laki-laki
perempuan
TABEL 2
Distribusi penduduk berdasarkan usia
Di RW I Kelurahan Bontomanai
3-5 tahun; 4%
>60 tahun; 15%
5-12 tahun; 11%
50-60 tahun; 15%
40-50 tahun; 10%
12-15 tahun; 5%
15-19 tahun; 8%
30-40 tahun; 8%
21-30 tahun; 13% 19-21 tahun; 4%
60
TABEL 3
Distribusi penduduk berdasarkan Agama
Di RWI Bontomanai Kelurahan Bontomanai
islam; 100%
61
Tabel 4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku
Di RW I Kelurahan Bontomanai
3%
bugis
makassar
97%
62
Tabel 6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Rw I Bontomanai
Tidak Bekerja; 6%
Tani; 10%
Belum Bekerja; 10% Wiraswasta; 16%
Pelajar/ mahasiswa; 27%
PNS/TNI/POLRI; 6%
Tukang Batu/ Tukang Kayu; 3%
IRT; 22%
63
79
orang
(10%),
URT
sebanyak
178
Tabel 7
Distribusi Jenis Bangunan Rumah
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
Panggung/Kayu; 5% Lain-Lain; 0%
Semi Permanen; 20%
Permanen; 74%
64
(22%)
dan
Tabel 8
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Sistem Ventilasi
Di Rw I Kec.Bontomarannu
5%
Ya
Tidak
95%
Tabel 9
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Kepemilikan Jendela
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
65
Tidak; 10%
Ya; 90%
Tabel 10
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Kebiasaan Membuka Jendela
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
66
Tabel 11
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Pencahayaan Matahari Ke Dalam
Rumah
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Tidak; 5%
Ya; 95%
67
TABEL 12
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Kebersihan Dalam Rumah
Di RW I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Tabel 13
68
Tabel 14
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Kebersihan Halaman Rumah
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
69
Tabel 15
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Pemanfaatan Halaman Rumah
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Untuk Perikanan; 3%
Untuk Kandang Ternak; 10%
Untuk Perkebunan; 30%
70
Tabel 16
Distribusi Jenis Vektor Yang Membahayakan Kesehatan
Di Dusun Balang Punia
Kecoak; 1%
Nyamuk; 43%
71
Tabel 17
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Sumber Air Minum
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
Lain - Lain; 2% Air Hujan; 0%
Sumur Pompa; 20%
PAM; 53%
Tabel 18
Distribusi Pengolahan Air Minum
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
72
Tidak; 5%
Ya; 95%
Tabel 20
Distribusi Jarak Sumber Air Dari Tempat Penampungan
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
<10 m; 37%
>10 m; 63%
73
Tabel 21
Distribusi Keadaan Fisik Air Minum
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Berasa; 3% Berbau; 4%
Berwarna; 3%
Keruh; 8%
Jernih; 82%
Tabel 22
Distribusi Sumber Air Untuk Mandi Dan Mencuci
74
Tabel 23
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Tempat Penampungan
Di Rwi Bontomanai Kec. Bontomarannu
Terbuka; 25%
Tertutup; 75%
75
Tabel 24
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Kondisi Penampungan Air
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
Tidak berlumut dan tidak ada jentik nyamuk; 8%
Berlumut; 11%
Tidak ada jentik nyamuk; 23%
Ada jentik nyamuk; 10%
Tidak berlumut; 48%
Tabel 25
76
lain-lain; 10%
3 Minggu; 2%
2 Minggu; 2%
1 Minggu; 86%
Tabel 26
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Pembuangan Sampah
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
77
sembarangan;
3%
ditimbun Didalam
sungai; 4% tanah; 6%
dikumpulkan dan dibakar; 87%
Tabel 27
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Keberadaan Tempat
Penampungan Sampah
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
78
Tabel 28
Distribusi Keadaan Tempat Penampungan Sampah
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Tabel 29
Distribusi Keberadaan Polusi Udara Dan Limbah
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
79
Ya; 32%
Tidak; 68%
Tabel 30
Distribusi Sumber Polusi Udara Dan Limbah
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
tetangga; 11%
keluarga; 55%
lain-lain; 34%
Sumber : Data Mahasiswa KKP Ners UIN 2013
Interpertasi : Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 208 rumah terdapat 31
rumah (55%) yang mendapat sumber polusi dari keluarga, 6 rumah (11%)
yang dari tetangga, 19 (34%) yang dari lain-lain,
Tabel 31
Distribusi Cara Membuang Barang Bekas
80
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Ditutup; 6%
ditimbun; 25%
Dibuang di tempat penampungan sampah; 69%
Tabel 32
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Adanya Jamban Keluarga
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
81
tidak ada; 2%
ada; 98%
Tabel 33
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Jamban
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
Cemplung; 1%
Angsatrie; 99%
82
Tabel 34
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Kondisi Jamban
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Tidak terpelihara; 7%
Terpelihara; 93%
Tabel 35
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Status Kepemilikan Jamban
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
83
TABEL 36
Distribusi Tempat Pembuangan Air Limbah
Di RW I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Lain-lain; 9%
selokan; 65%
84
Tabel 1
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Penghasilan Penduduk
Sebulan
Di Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
< 200.000; 9%
18
Tabel 2
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Adanya Alokasi Dana
Kesehatan
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
ya; 44%
tidak; 56%
TABEL 3
Distribusi Industri Dalam Wilayah
Di RW I Bontomanai Kec. Bontomarannu
86
Tabel 4
Distribusi Sarana Transportasi Umum
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
Pete-pete; 6% lain-lain ; 2%
Ojek/Becak; 4%
87
rumah
Tabel 5
Distribusi Jumlah Rumah Yang Pernah Mendapat Info Kesehatan
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
Koran/Majalah; 3%
Tabel 6
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Tempat Pemeriksaan Kesehatan
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
DOKTER PRAKTIK; 9%
RUMAH SAKIT; 10%
PUKESMAS; 59%
PERAWAT/MANTRI; 23%
184
89
Tabel 7
Distribusi Jumlah Rumah Berdasarkan Anggapan Mengenai Petugas
Kesehatan
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
9%
91%
BAIK
KURANG BAIK
16%
34%
YA, 1 BULAN SEKALI
YA, JIKA DIPANGGIL
TIDAK PERNAH
50%
Tabel 9
Distribusi Keberadaan Program Kesehatan Sekolah
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
91
YA
100%
Tabel 10
Distribusi Program Sekolah Yang Sudah Berjalan
YA
100%
Di Rw I
Bontomanai Kec. Bontomarannu
92
BAYI BALITA
Tabel 1
Distribusi Jumlah Kepemilikan Kms
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Tidak; 11%
Ya; 89%
Tabel 2
Distribusi Grafik Kms 3 Bulan Terakhir
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
93
Lain-lain; 2%
Tidak menentu (naik-turun); 13%
Tidak tahu; 8%
Datar setiap bulan; 10%
Menurun setiap bulan; 2%
Tabel 3
Distribusi Jumlah Balita Berdasarkan Pemberian Asi
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
94
Tidak; 17%
Ya; 83%
Tabel 4
Distribusi Jumlah Alasan Tidak Diberi Asi
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
95
menyusu karena alasan puting tidak normal.1 bayi/balita (9%) tidak menyusu
karena ibunya bekerja.
Tabel 5
Distribusi Jumlah Pemberian Makanan Pendamping Asi
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Ya; 10%
Tidak; 90%
Tabel 6
Distribusi Status Alergi Makanan Dan Minuman
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
96
Ya; 10%
Tidak; 90%
Tabel 7
Distribusi Karakteristik Pemberian Vitamin A
Di Rw I Kec.Bontomarannu
7%
YA
TIDAK
93%
97
Tabel 8
Distribusi Penyakit Bayi/Balita Dalam 6 Bulan Terakhir
Di Rw I Kec.Bontomarannu
PILEK; 18%
lain-lain; 11%
98
Tabel 9
Distribusi Status Imunisasi Dasar
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
8%
YA
TIDAK
92%
Tabel 10
Distribusi Jenis Imunisasi Yang Diberikan
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
DPT I-POLIO I
BCG
8%
DPT II-POLIO II
CAM PAK
5% 2% 5%
2%
79%
99
LENGKAP
POLOI IV
Ya; 31%
Tidak; 69%
100
Tabel 2
Distribusi Alasan Kesulitan Makan Anak
Di RW I Bontomanai Kecamatan Bontomarannu
dll; 13%
penyajian makanan; 3%
bermain; 37%
jajan; 47%
101
Tabel 3
Distribusi Penyakit Anak 6 Bulan Terakhir
Di RW I Bontomanai Kecamatan Bontomarannu
BATUK/PILEK; 25%
LAIN-LAIN; 34%
DIARE; 4%
PENYAKITKULIT, KUDIS,KURAP,GATAL BISUL; 6%
DEMAM; 30%
102
Tabel 4
Distribusi Karakteristik Masalah Yang Dihadapi Remaja
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
7%
19%
44%
28%
2%
KESULITAN BELAJAR
BEGADANG
PENYAKIT KULIT,
KUDIS, KURAP, GATAL,
BISUL
lain-lain
kurang percaya diri
103
6% 2% 1%
2%
33%
56%
Tabel 7
Distribusi Karakteristik Kegiatan Remaja Di Waktu Luang
Di Rw I Bontomanai Kec. Bontomarannu
3%
30%
51%
16%
104
karang taruna
membantu org tua
BEROLAHRAGA
lain-lain
IBU HAMIL
Tabel 1
Distribusi Status Ibu Hamil
Di RW I Bontomanai Kecamatan Bontomarannu
Interpretasi : Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang berusia
<25 Tahun 3 (69%) orang , dan ibu hamil yang berusia 25-35 Tahun sebanyak 2
(40%) orang.
Tabel 2
Distribusi Alat Kontrasepsi Yang Digunakan
Di RW I Bontomanai Kecamatan Bontomarannu
Susuk; 1%
Pil; 32%
AKDR; 1%
Suntik; 65%
106
Interpretasi : Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 113 PUS terdapat 22 PUS
(32%) yang menggunakan KB PIL, 44 PUS (65%) yang menggunakan KB
suntik dan 1 PUS (2%) yang menggunakan KB jenis AKDR,serta 1 orang (1%)
yang menggunakan susuk, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar PUS
di RW I Bontomanai menggunakan KB suntik.
Tabel 3
Distribusi Alasan Tidak/Belum Menjadi Akseptor KB
Di RW I Bontomanai Kecamatan Bontomarannu
sakit; 20%
dilarang pasangan; 7%
Alasan Agama; 7%
Tidak Tahu guna KB; 31%
107
KESEHATAN LANSIA
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Lansia Berdasarkan Umur
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
55 - 59 Tahun; 33%
108
Ya; 94%
Tabel 4
Distribusi Karakteristik Penyakit Akut Yang Diderita Lansia
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
Ya; 45%
Tidak; 55%
109
Tabel 6
Distribusi Cara Penanganan Penyakit Pada Lansia
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
110
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Pada Lansia
Di Rw I Bontomanai Kec.Bontomarannu
> 1 Kali; 3%
Tidak pernah; 47%
111
dll; 5% Hipertensi; 8%
Stroke;
Rematik;
12%0%
DM;
1% 0%
Penyakit
Jantung;
Demam; 11%
TB Paru; 1%
Batuk; 5%
Diare; 3%
112
Ke Puskesmas; 90%
Analisa Data
Data
Masalah
113
Diagnosa keperawatan
kesehatan
Resiko
Risiko
terjadinya
penyakit
penyebaran
(,Diare,ISPA,DHF,Demam)
penyakit infeksi
Dusun
terjadinya
penyebaran
infeksi
di
Tammu-Tammu
kebiasaan membuang
sampahdengan cara
komunitas
sehat.
membuang pada
Terdapat ( warga ) yang
mengalami penyakit ISPA
selama 6 bulan terakhir
Terdapat 80 % ( 4 ibu)
yang jarak kehamilan dulu
Resiko terjadi
kehamilan yang
rencanakan
tidak di
dari KB
Terdapat 11 % ( 5 ibu)
yang takut efek samping
pengetahuan
masyarakat
tentang
Keluarga
Berencana
Kurangnya
menggunakan KB
Terdapat 7 % (3 ibu) yang
pentingnya
(KB),
Pengetahuan
dilarang pasangannya
menggunakan KB
kelurahan Bontomanai
Terdapat 31 % ( 26 lansia )
Risiko terjadinya
peningkatan
Angka kesakitan
114
Risiko
terjadinya
Angka
kesakitan
peningkatan
pada
lansia
pada
penurunan
Kurangnya
memeriksakan
fungsi tubuh
masyarakat
kesehatannya
Terdapat 48 % ( 101
lansia.
dengan
pengetahuan
tentang
kesehatan
Kurangnya
kesadaran
berhubungan
kelompok lansia
Terdapat 19 % ( 30 lansia)
yang mengalami penyakit
rematik
Prioritas Masalah
Setelah perumusan diagnosa, dilakukan skoring untuk penentuan prioritas,
yakni sebagai berikut:
N
Masalah Kesehatan
D E F G H
o
Resiko
terjadi
38
rencanakan
Risiko terjadinya
45
115
peningkatan Angka
kesakitan pada lansia
diakibatkan oleh
penurunan fungsi tubuh
Resiko
terjadinya
3
penyebaran
penyakit
46
infeksi
KeteranganPembobota
Keterangan :
A = Risiko terjadi
B = Risiko Keparahan
C = Potensial untuk pendidikan
Kesehatan
D = Minat Masyarakat
H = Waktu
I = Dana
n
1 = Sangat Rendah
2 = Rendah
J = Fasilitas Kesehatan
3 = Cukup
K = Sumber Daya
L = Sesuai Dengan Peran
4 = Tinggi
5 = Sangat Tinggi
E = Mungkin Diatasi
F = Sesuai dengan Program
G = Tempat
Perawat
M = Skor Total
N = Urutan Prioritas
116
BAB IV
PEMBAHASAN
117
keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas. Dan mengkaji sub system yang
mempengaruhi komunitas seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan,
kesehatan, keamanan, keselamatan politik, dan kebijakan pemerintah tentang
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem komunikasi dan
ekonomi
Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara serta
observasi langsung berdasarkan format pengkajian .
Analisis Swot :
Strength / kekuatan
Kekuatan dari pengkajian adalah adanya dukungan positif dari masyarakat,
dan kerjasama Fondasi / kader kesehatan serta aparat pemerintah.
Weakness / kelemahan
Kelemahannya adalah kurang akuratnya data yang diperoleh hal ini
diakibatkan kurang efektifnya bahasa, tingkat pendidikan
rendah
yang
118
Threat / ancaman
Ancaman adalah keakuratan data yang diragukan dan keseriusan pengumpul
data dalam mengkaji permasalahan yang dialami sebenarnya.
Perencanaan
Analisis SWOT :
Kekuatan pada perencanaaan ini adalah motivasi dari pemerintah setempat,
puskesmas, kader / fondasi dan beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama
serta remaja mesjid untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan, terbukti
adanya kemauan dari masyarakat untuk ikut serta dalam setiap kegiatan,
tenaga dan tempat.
Kelemahan pada perencanaan ini adalah kurangnya sponsor dana yang dapat
bertanggung jawab untuk beberapa kegiatan yang membutuhkan pembiayaan
besar sehingga beberapa metode tepat guna disiapkan untuk menghadapi
kendala dana tersebut.
Kesempatan dalam perencanaan ini adalah cukup banyak waktu luang dari
masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan yang direncanakan sehingga
mereka menyempatkan diri sebagai penanggung jawab dalam beberapa
kegiatan. Bantuan dari puskesmas dan pihak terkaitpun didapatkan berupa
kesediaan kerjasama dalam beberapa kegiatan yang telah direncanakan.
Ancaman pada perencanaaan ini adalah kemungkinan peran serta aktif
masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan berkurang berhubungan dengan
kesibukan sebagai petani, buruh, PNS dan swasta, dll, mungkin beberapa
119
diantara mereka pergi ke kebun atau ke sawah, faktor cuaca (musim hujan).
Bantuan dana dan fasilitas dari puskesmas belum dapat dipastikan dari saat
penyusunan perencanaan ini.
Implementasi
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara analisis SWOT
berdasarkan pada jenis masalah keperawatan yang ada.
120
kesehatan Lansia.
Analisis SWOT :
Kekuatan yang ada dalam masalah ini adalah adanya minat masyarakat yang
cukup besar untuk mengikuti penyuluhan dan posyandu kesehatan lansia dan
121
berbagai kegiatan
Evaluasi
Berdasarkan respon verbal dan non verbal menurut teori Anderson dapat
disimpulkan hasil evaluasi bahwa :
1. Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari
masyarakat.
2. Pada pelaksaaan kegiatan ( implementasi ) biasanya masyarakat kurang
berespon berhubungan dengan kurangnya kesadaran apalagi jika hal
tersebut membutuhkan pengorbanan materi.
3. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari
kader/fondasi setempat, tokoh masyarakat, puskesmas dan swadana
122
123
BAB V
PE N UTU P
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : Asuhan Keperawatan Komunitas sebagai salah
satu penerapan dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan komunitas
bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Sifat
asuhan yang diberikan adalah umum dan menyeluruh melalui kerjasama dan
peran serta masyarakat, sedangkan fokus keperawatan individu, kelompok,
keluarga menekanan pada pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.
Praktik profesi keperawatan komunitas, keluarga dan
gerontik yang dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners Jurusan Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di
Wilayah Dusun Tammu-Tammu Desa Moncong Loe Kabupaten Maros
menggunakan peran serta masyarakat melalui strategi pembinaan wilayah dan
keluarga binaan melalui Kelompok Forum (Fondasi). Pemilihan keluarga
binaan berdasarkan keluarga yang berisiko tinggi dan rawan dalam kesehatan.
Pemilihan dilakukan mahasiswa pada saat pengkajian dimana asuhan
keperawatan yang diberikan meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
124
masalah,
menentukan
prioritas,
membuat
perencanaan,
masyarakat
125
B. Saran
Setelah seluruh kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas
telah dilaksanakan, maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Kerja sama yang baik dari pihak pendidikan dengan aparat pemerintah
dan Dinas Kesehatan di lahan praktek perlu dipertahankan.
2. Kerja sama antara Fondasi dan instansi terkait agar tetap dipertahankan
dan dikembangkan sehingga program yang telah ditetapkan dapat
dilaksanakan dengan baik.
3. Puskesmas dan pemerintah setempat sebaiknya memberikan pembinaan
yang
berkesinambungan
kepada
Fondasi
agar
termotivasi
untuk
126