Anda di halaman 1dari 222

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem kesehatan nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai

perwujudan kesejahteraan umum yang dimaksud dalam UUD 1945.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya

kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan

kesehatan melalui Puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukan, dimana merupakan system

pelayanan kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam sisitem kesehatan nasional dengan

melibatkan peran serta masyarakat.

Paradigm sehat adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai

visi Indonesia Sehat 2015. Paradigma sehat tersebut merupakan model pembangunan kesehatan

yang dalam jangka panjang maupun mendorong masyarakat untuk bersifat mandiri dalam

menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya

pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan prefentif.

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama yang

ditunjukkan kepada masyarakat yang hakekatnya memerlukan acuan/ landasan teoritis untuk

menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas.

Perawat kesehatan masyarakat merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan

praktek kesehatan masyarakat. Kegiatan praktek ini dilakukan secara komprehensif dan tidak

terbatas pada kelompok umur atau diagnose tertentu serta dilaksanakan secara berkelanjutan.

Keperawatan kesehatan masyarakat ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat serta

1
pelayanan yang diberikan dengan menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang

menyeluruh dan umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah

pendekatan keluarga binaan, kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk

pemecahan masalah melalui pendidikan kesehatan, tekhnologi tepat guna serta memanfaatkan

kebijakan pemerintah. Proses keperawatan komunitas dilakukan melalui lima tahap yaitu

pengkajian, analisa data, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Dalam rangka memenuhi tugas mata ajaran keperawatan komunitas yang dilaksanakan 4

minggu diharapkan mahasiswa program profesi Ners STIK Famika Makassar akan dapat

mengaplikasikan konsep-konsep keperawatan komunitas guna meningkatakan kemampuan

mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas dengan mendapatkan gambaran

masalah kesehatan masyarakat melalui pengkajian, menginformasikan analisa data, memberikan

informasi tentang prioritas masalah, menginformasikan pelaksanaan dalam kegiatan-kegiatan

asuhan keperawatan.

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan, mahasiswa membentuk kelompok

kerja kesehatan (Pokjakes) dimana kepengurusan pokjakes adalah masyarakat yang ada di dusun

Panambungan yang secara sukarela bersama-sama dengan mahasiswa PBL STIK Famika

Makassar melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas.

Desa Moncongloe terdiri dari 6 dusun, salah satunya adalah Dusun Panambungan RK II

(RT C dan RT D). Dimana sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian dibidang

Pertanian dan Buruh. Berdasarkan obsesrvasi diperoleh bahwa perilaku hidup sehat masyarakat

di dusun ini belum optimal. Hal tersebut diperberat dengan tingkat pendidikan masyarakat yang

rendah serta pengetahuan masyarakat tentang kesehatan belum memadai. Keadaan inilah yang

2
memberikan dasar dan acuan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktek keperawatan

komunitas di dusun tersebut.

Pada praktek keperawatan komunitas, kelompok kerja kesehatan mendapat pelatihan

sehingga diharapkan kelompok kerja kesehatan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi

masalah kesehatan.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

PHC adalah pelayanan kesehatan yang berdasarkan kepada metoda dan

tekhnologi praktis, ilmiah dan social yang dapat diterima secara umum baik oleh individu

maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan

biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan Negara untuk memelihara setiap tingkat

perkembangan mereka dalam semangat untuk mandiri ( self reliance) dan menentukan

nasib sendiri (self determination). (Nasrul Effendy, 1997).

Adapun fungsi-fungsi PHC adalah pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit,

diagnosis dan pengobatan, pelayanan tidak lanjut dan pemberian sertifikat.

1. Lima Prinsip Dasar PHC:

a. Pemerataan upaya kesehatan.

b. Penekanan pada upaya preventif.

c. Menggunakan tekhnologi tepat guna.

d. Melibatkan peran serta masyarakat.

e. Melibatkan kerjasama lintas sektoral.

2. Elemen PHC:

Dalam pelaksanaan PHC paling sedikit harus memiliki 8 elemen,

yaitu:

4
a. Pendidikan mengenai maslah kesehatan dan cara pencegahan penyakit

serta pengendaliannya.

b. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.

c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.

d. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana.

e. Imunisasi terhdap penyakit-penyakit infeksi utama.

f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat.

g. Pengobatan penyakit umum dan roda paksa.

h. Penyediaan obat esensial.

3. Tanggung jawab dalam PHC:

Tanggung jawab perawat dalam PHC lebih dititikberatkan kepada hal-

hal sebagai berikut:

a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

c. Mengajarkan konsep mkesehatan dasar dan tekhnik asuhan diri sendiri

pada masyarakat.

d. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan

kesehatan dan kepada masyarakat.

e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.

5
4. Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,

masyarakat dan kelompok kusus baik yang sehat atau yang mempunyai

masalah kesehatan dan keperawatan.

5. Prinsip-prinsip dasar

Yang menjadi prinsip-prinsip dasar dalam perawatan kesehatan

masyarakat adalah:

a. Keluarga sebagai unit pelayanan dalam perawat kesehatan masyarakat.

b. Ada 4 tingkat sasaran dalam pelayanan perawatan kesehatan

masyarakat yaitu individu, keluarga, masyarakat dan kelompok

khusus.

c. Perawatkesehatan masyarakat bekerja dengan dan bukan bekerja untuk

individu, keluarga dan masyarakat, dengan cara mengikutsertakan

partisipasi masyarakat dalam penanggulangan maslah kesehatan merka

sendiri.

d. Pelayanan yang diberikan lebih ditekankan kepada upaya promotif dan

preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.

e. Dasar utama dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat

adalah menggunakan metode pemecahan masalah yang dituangkan

dalam proses keperawatan.

f. Kegiatan utama perawatan kesehatan masyarakat adalah di masyarakat

dan bukan di rumah sakit.

6
g. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik sehat maupun sakit.

h. Keperawatan kesehatan masyarakat membina perilaku sehat

masyarakat.

i. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi

kehidupan sehungga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

seoptimal mungkin secara mandiri.

j. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja sendiri akan tetapi bekerja

secara tim.

k. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat

digunakan untuk kegiatan-kegiatan peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat dan yang sakit.

l. Perawatan kesehatan masyarakat harus melihat kenyataan dan keadaan

yang nyata dilingkungan klien, baik dirumah, di sekolah, panti-panti

dll.

m. Pendidikan kesehatan sebagai kegiatan utama bagi perawat kesehatan

masyarakat guna mengubah perilaku dan kebiasaan individu, keluarga

dan masyarakat kearah yang menguntungkan kesehatan.

n. Pelaksanaan keperawatan kesehatan masyarakat harus mengacu

kepada perkembangan pembangunan bidang kesehatan.

o. Pelaksanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat dilakukan di

institusi pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas dan institusi lain seperti

panti, sekolah dan lainnya serta rumah dimana keluarga sebagai unit

pelayanan.

7
6. Strategi

Strategi yang dijalankan dalam melaksanakan program pelayanan

perawatan kesehatan masyarakat agar dapt berhasil guna dan berdaya guna

adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola

perawatan kesehatan masyarakat di berbagai tingkat pelayanan.

b. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan

instansi terkait.

c. Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatannya melalui kegiatan pendidikan kesehatan kepada keluarga

dan masyarakat.

d. Membina keluarga binaan yang rawan terhadap maslah kesehatan dan

keperawatan.

e. Mengadakan koordinasi dan semua kegiatan pokok puskesmas dalam

membentuk pelayanan kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung

sesuai dengan fungsi puskesmas.

7. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan masyarakat meliputi usaha-usaha:

a. Promotif (peningkatan kesehatan)

Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang

meliputi usaha-usaha peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan

8
perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara

teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat

mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

b. Preventif (pencegahan penyakit)

Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit

melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu

hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi

penyakit secara dini.

c. Kuratif (pengobatan)

Adalah usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat

diobati secara tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat

dipulihkan kesehatannya.

d. Rehabilitative (pemulihan kesehatan)

Adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari

penyakit yang dideritanya. Usaha pemulihan inin ditujukan untuk

memperbaiki kelemahan-kelemahan fisik, mental dam social pasien

sebagai akibat dari penyakit yang dideritanya melalui latihan-latihan

yang telah terprogram.

9
B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Model keperawatan komunitas disusun mengacu kepada model atau teori

keperawatan dan teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat. Banyak para pakar atau

ahli mendefenisikan tentang keperawatan komunitas, diantaranya menurut Chong (1992)

perawatan komunitas adalah menyeluruh mampu berfungsi sebagai tim dalam

memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, mampu berkomunikasi dan memotifasi

masyarakat untuk memecahkan maslah pada masyarakat tersebut.

Sedangkan Ruth B. Freeman (1981) mendefenisikan keperawatan komunitas

adalah kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yang

ditujukan kepada pengembangan dan peningkatana kemampuan kesehatan baik sendiri

sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau

masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spectrum pelayanan kesehatan untuk

masyarakat.

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama

yang ditujukan pada masyarakat, pada prakteknya memerlukan acuan atau landasan teori

untuk mengatasi penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Banyak konseptual

model keperawatan dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah konsep model dari

Betty Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan system untuk mengatasi

masalah kesehatan.

Model teori Neuman didasari oleh system dimana terdiri dari individu, keluarga

atau kelompok dan komunitas yang merupakan target pelayanan kesehatan. Ksehatan

masyarakat ditentukan oleh hasil interkasi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan

10
serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkat pencegahan, yaitu pencegahan

primer, sekunder dan tersier.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan ke

populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan

mengidentifikasi factor resiko terjadinya penyakit mengkaji kegiatan-kegiatan

prormosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup

peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya

perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan.

Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini, intervensi yang tepat,

memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.

3. Pencegahan Tersier

Focus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah

terjadi gangguan beberapa system tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan

tersier tidak hanya untukm menghambat proses penyakitnya, tetapi juga

mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari

ketidakmampuannya. Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah

system terbuka yang mempunyai sumber energy (infra struktur) dan mempunyai lima

variable yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas,

yaitu biologis, psikologis, sosiokultural, pengembangan dan spiritual.

11
Sumber energi infrastruktur dikelilingi oleh tiga lapisan sitem pertahanan

stressor, yaitu garis resisten, garis pertama normal, garis pertahanan fleksibel. Ketiga

lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk melindungi infrastruktur atau sumber

energy dari stressor yang dapat mempengaruhi komunitas.

Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang yang

membentuk masyarakat masyarakat (Anderson, 1989), secara lebih rinci sasaran ini

terdi dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.

1. Tingkat Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individubtersebut

mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidakmampuan dalam

merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal dan sebab, maka akan mempengaruhi

anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan social.

2. Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang bermasalah

kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan menggunakan

pendekatan prosrs keperawatan keluarga berikut:

a. Mengenal masalah kesehatan.

b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut.

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga.

d. Menciptakan lingkungan yang sehat.

e. Memnafaatkan sumberdaya dalam keluarga untuk meningkatkan kesehatan

keluarga.

12
3. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat dari

satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko

atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas diberikan dengan

memandang komunitas sebagai klien.

C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayan professional yang

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat dengan

penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga dengan resiko tinggi, daerah tertingal,

miskin atau tidak terjangkau) dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal

melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan perawatan

dan rehabilitasi pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan

melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan kepearawatan.

Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat dan

pelayanan yang diberukan sifatnya berkelanjutan dengan menggunakan proses

keperawatan dengan sifat asuhan yang menyeluruh dan umum. Pendekatan yang

digunakan dalam keperawatan komunitas adalah pendekatan keluarga binaan, kelompok

kerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui

pendidikan kesehatan, tekhnologi tepat guna serta memanfaatkan keb ijakan pemerintah.

Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat menanggulangi

masalah kesehatan sendiri. Kegiatan dilakukan secara berkesinambungan atau yang

13
berkelanjutan menggunakan metode proses keperawatan komunitas yang dilakukan

melalui lima tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1. Data umum:

Lokasi daerah binaan, keadaan geografi, luas wilayah, pola demografi.

2. Data khusus yang mencakup:

a. Data cultural antara lain: tingkat pendidikan, agama, pekerjaan, tingkat

social ekonomi, kebudayaan dan kebiasaan.

b. Data kesehatan (cakupan pelayanan kesehatan) : kesehatan ibu dan anak,

keadaan gizi masyarakat, keluarga berencana, imunisasu, penyakit-

penyakit yang diderita.

c. Keadaan kesehatan lingkungan: perumahan, sumber air bersih, tempat

pembuangan sampah, pembuangan air limbah, jamban, dsb.

d. Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan yang dijalankan.

e. Sumberdaya masyarakat, dll.

b. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Klasifikasi atau kategorisasi data.

2. Perhitungan persentase cakupan menggunakan table.

3. Tabulasi data.

4. Interpretasi data.

14
c. Analisa data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data

dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan

atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah keperawatan

ataupun masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.

d. Perumusan masalah

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan

yang dihadapi oleh masyarakat. Dan semua masalah tersebut tidak mungkin dapat

diatasi sekaligus. Oleh karena itu di perlukan prioritas masalah.

e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan dan kesehatan masyarakat

perlu mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria, diantaranya adalah:

1. Perhatian masyarakat.

2. Prevalensi.

3. Berat ringannya masalah.

4. Kemungkinan masalah untuk diatasi.

5. Tersedianya sumberdaya masyarakat.

6. Aspek politis.

2. diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan.

Diagnosa keperawatan akan memberikangambaran tentang masalah dan status

kesehatan masyarakat baik yang nyata (actual) dan yang mungkin akan terjadi

(resiko). Diagnose keperawatan mengandung komponen utama, yaitu:

15
a. Problem (masalah)

Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang

seharusnya terjadi.

b. Etiologi (penyebab)

Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat

memberikan arah terhadap intervensi keperawatan.

c. Sign/ simpton (tanda/gejala)

1. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa.

2. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah.

Untuk menegakan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung dua komponen

tersebut diatas selain mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah.

b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat

c. Partisipasi dan peran serta masyarakat.

3. Perencanaan (intervensi)

Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan

diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang disusun

harus mencakup:

a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai .

b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan.

c. Criteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.

Merumuskan tujuan dengan criteria:

16
a. Berfokus pada masyarakat.

b. Jelas dan singkat.

c. Dapat diukur dan diobservasi.

d. Realistis

e. Waktu relative dibatasi (jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang).

f. Melibatkan peran serta masyarakat.

Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek, yaitu:

primer, sekunder dan tersier melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama dan proses

kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah

kesehatan yang dihadapi, yang akhirnya untuk menumbuhkan kemandirian

masyarakat maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk

membuat perubahan.

Menurut Rhotman (1969), ada tiga model pendekatan pengorganisasian

komunitas yaitu pendekatan perencanaan social (social Planning), pendekatan

pengembangan masyarakat (locality development) dan pendekatan social action,

namun yang didominasi adalah dengan pendekatan locality development yang berarti

mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang

dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada. Pendekatan pengembangan

masyarakat (locality development) dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan

social dan ekonomi masyarakat dan penuh percaya diri dalam memecahkan masalah

kesehatnnya sendiri.

17
4. Pelaksanaan (implementasi)

Dalam pelaksanaan, praktek komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan

(Anderson dan Mc. Forlare, 1985)

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi sakit.

Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan perlindungan khusus

terhadap penyakit.

b. Pencegahan sekunder

Menekankan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat

proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek waktu sakit dan

tingkat keparahan.

c. Pencegahan tersier

Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi

(irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat proses

penyakit juga mengembalikan individu ke fungsi optimal, intervensi atau

tindakan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan dengan cara:

1. Aktivitas kegiatan program.

2. Pembentukan kelompok kerja kesehatan (pokjakes).

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap program

kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukkan (input), pelaksanaan

(proses) hasil (output). Sedangkan focus evaluasi pelaksanaan asuhan

keperawatan komunitas adalah:

18
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.

b. Perkembangan atau kemajuan proses: apakah sesuai dengan perencanaan,

bagaimana dengan peran serta staff atau pelaksana tindakan fasilitas dan

jumlah peserta.

c. Efisiensi biaya: pencarian sumber dana dan poenggunaannya.

d. Efeketivitas kerja: apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat

puas.

e. Damapak: apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan intervensi

Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian:

a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

b. Menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai

dengan tahap pelaksanaan.

c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perncanaan selanjutnya

apabila masalah belum teratasi.

Kegunaan penilaian:

a. Untuk menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat.

b. Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan keperawatan

yang diberikan.

c. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.

d. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam

proses keperawatan.

19
Untuk mengimplementasikan konsep kepsrawatan komunitas yang telah

dipelajari, maka mahasiswa melakukan praktek keperawatan komunitas di dusun

Panambungan Desa Moncongloe Kec Manuju. Laporan kegiatan praktek

mahasiwa akan dilaporkan secara rinci pada bab berikut.

20
BAB III

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA MONCONGLOE

DUSUN PANAMBUNGAN RK II ( RT C DAN D BORONG KARAMASA’ )

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Dusun Panambunga

n RK II ( RT C dan D Borong Karamasa’ ), maka mahasiswa berusaha untuk menerapkan

konsep-konsep keperawatan komunitas yang ada.

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa

diawali dengan pengkajian masalah kesehatan di Dusun Panambunga n RK II ( RT C dan

D Borong Karamasa’ ) kemudian pembentukkan kelompok kerja kesehatan yang

anggotanya terdiri dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda di Dusun

Panambunga n RK II ( RT C dan D Borong Karamasa’ ). Selain kegiatan komunitas,

mahasiswa juga memberikan asuhan keperawatan keluarga dan gerontik. Keluarga dan

lansia yang menjadi sasaran untuk dibina khususnya adalah keluarga dan lansia dengan

resiko kesehatan.

Adaptasi kegiatan-kegiatan kelompok kerja kesehatan yang dilaporkan meliputi

tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan-persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan

dan persiapan tekhnis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan,

implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut.

A. PERSIAPAN

1. Persiapan kemasyarakatan

21
Pada tahap ini mula-mula kelompok melakukan kegiatan pengidentifikasikan

tokoh masyarakat , tokoh pemuda, kader dan organisasi kepemudaan yang

dilaksanakan pada tanggal 17Juni 2013.

Selanjutnya mahasiswa mengadakan pertemuan dengan kepala desa, kepala

dusun, untuk rencana pertemuan dengan masyarakat, serta penjelasan tujuan dan

maksud keberadaan mahasiswa di Dusun Panambungan RK II ( RT C dan D

Borong Karamasa’ ), kemudian dilakukan curah pendapat masalah kesehatan

yang ada di Dusun Panambunga n RK II ( RT C dan D Borong Karamasa’ ).

Pertemuan diakhiri dengan ditentukannya waktu pembentukkan pokjakes Dusun

Panambunga n RK II ( RT C dan D Borong Karamasa’ ). Pada tanggal 17-19 juni

2013 diadakan pengumpulan data oleh mahasiswa, kemudian dilanjutkan dengan

tabulasi data sekaligus analisa data di lakukan pada tanggal 19 Juni 2013.

Setelah dilakukan tabulasi data maka diadakan persiapan MMD I pada tangal 20

Juni 2013 dan pelaksanaan MMD I tanggal 21 Juni 2013 dengan agenda acara

penyampaian hasil tabulasi dan analisa data di Dusun Panambungan RK II ( RT

C dan D Borong Karamasa’ ) yang kemudian dilanjutkan dengan curah pendapat

bersama masyarakat untuk menentukan prioritas masalah kesehatan yang muncul

serta menentukan plan of action dari masalah yang muncul tersebut. Acara

diakhiri dengan pembentukkan dan pengukuhan kelompok kerja kesehatan

(pokjakes) dimana pengukuhan dilakukan oleh Ibu Desa Moncongloe.

2. Persiapan tekhnis

Dalam menentukkan masalah kesehatan yang ada di Dusun Panambunga n RK II

( RT C dan D Borong Karamasa’ ), mahasiswa melakukan pengumpulan data. Di

22
dalam pengumpulan data, mahasiswa menggunakan instrument/ format

pengkajian. Yang menjadi tanggung jawab di sini adalah mahasiswa PBL.

Pengumpulan data dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 17 Juni s/d 19 Juni

2013.

B. PELAKSANAAN

Tahap pelaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi

dan tindak lanjut.

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi kesehatan

di Dusun Panambungan RK II ( RT C dan D Borong Karamasa’ ) maka

diperlukan data yang didapatkan melalui pengkajian yang terdiri dari kegiatan:

1) Observasi di masing-masing rumah KK saat pengkajian tanggal 17-19 Juni

2013.

2) Wawancara struktur dengan:

a). Kepala Dusun Panambungan, tanggal 18 Juni 2013

b). tokoh masyarakat tanggal 18 Juni 2013

3). Pengumpulan data dengan mengunjungi rumah penduduk satu persatu

dengan menggunakan instrument/ format pengkajian data dan mengisi

melalui wawancara dan observasi langsung pada tanggal 17- 19 Juni 2013.

4). Tabulasi dan analisis data pada tanggal 20 Juni 2013.

23
b. hasil pengumpulan data

setelah data terkumpul, maka data tersebut ditabulasi dan diolah serta

disajikan pada MMD I dalam bentuk narasi. Pengolahan data mencakup

analisis masalah yang disajikan sebagai bentuk acuan untuk menetapkan

masalah kesehatan yang ada di Dusun Panambungan RK II ( RT C dan D

Borong Karamasa’ ). Berdasarkan hal tersebut diatas , berikut data-data dalam

bentuk tabel yang terdiri dari 37 tabel.

Tabel 1

Distribusi frekuensi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

No Umur Perempuan Laki-laki Jumlah Persen


1. 0-1 2 1 3 2
2. 2-6 5 7 12 7
3. 7 -11 4 7 11 7
4. 12 - 16 6 3 9 6
5. 17 - 21 3 4 7 4
6. 22 - 26 3 2 5 3
7. 27 - 34 13 11 24 15
8. 35 – 40 23 16 39 24
9. 45- 55 18 20 38 24
10. > 56 7 6 13 8

Jumlah 84 77 161 100

Dari table diatas terlihat bahwa dari 161 orang, sebanyak 106 (66%) usia

produktif, 23 orang (14,2%) merupakan usia sekolah, 16 orang ( 10 %) merupakan usia

remaja, 13 orang ( 8%) merupakan usia lanjut ( Lansia ).

24
Tabel 2

Distribusi frekuensi penduduk menurut tingkat pendidikan

No Pendidikan Frekuensi %
1. Belum sekolah 15 9
2. Tidak sekolah 7 4
3. Tamat SD 25 16
Sementara SD 19 12
Tidak tamat SD 6 4
4. Tamat SMP 28 17
Sementara SMP 5 3
Tidak tamat SMP 10 6
5. Tamat SMA 18 11
Sementara SMA 9 6
Tidak Tamat SMA 16 10
6. Perguruan tinggi 3 2
Jumlah 161 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 161 orang sebanyak 28 orang (17 %)

masyarakat tamat SMP, sebanyak 25( 16%) tamat SD, dan sebanyak 3 (2%) yang lanjut

keperguruaan,ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga di RKII Borong karama’

hanya tamat SMP ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat masih

rendah.

25
Tabel 3

Distribusi frekuensi penduduk menurut jenis pekerjaan dan jenis kelamin

No Jenis pekerjaan Laki-laki Perempuan Frekuensi %


1. PNS 1 - 1 1
2. Petani 51 33 84 52
3. Buruh 21 5 26 16
4. Sopir 3 - 3 2
5. Pedangan 2 2 4 2
6. Belum bekerja 10 6 16 10
7. Tidak bekerja 10 17 27 17
Jumlah 98 63 161 100

Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk bekerja dibidang petani

yaitu 84 orang (52%). Penduduk yang tidak bekerja 17 orang (17%) yang terdiri dari

laki-laki, perempuan, ibu rumah tangga, usia lanjut.

Tabel 4

Distribusi frekuensi KK berdasarkan tinggkat penghasilan

No Penghasilan Frekuensi %
1. <Rp 200.000 34 47
2. Rp 300.000-Rp 500.000 15 20
3. >Rp 500.000 8 11
4. Tidak tetap 16 22
Jumlah 73 100

Data diatas menunjukkan bahwa dari 73 KK sebanyak 34 KK ( 47%) yang

berpenghasilan <Rp 200.000 dan sebanyak 8 orang (11%) yang berpenghasilan >Rp

26
500.000. ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi masyarakat RK II Borongkaramasa’

adalah menengah kebawa.

Tabel 5
Distribusi frekuensi KK berdasarkan kepemilikan rumah
No Kepemilikan Rumah Frekuensi %
1. Milik Pribadi 64 88
2. Menumpang 9 12
3. Kontrak - -
4. Lain-lain - -
Jumlah 73 100

Dari data diatas menunjukkan dari 73 KK sebanyak 64 KK ( 88%) yang

memiliki rumah pribadi, dan 9 KK ( 12 %) yang menumpang.

Tabel 6
Distribusi frekuensi KK berdasarkan kepemilikan rumah
No Jenis Rumah Frekuensi %
1. Permanen 32 50
2. Semi permanen 18 28
3. Panggung 14 22
Jumlah 64 100

Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki jenis rumah
permanen sebanyak 32 KK ( 50%), 18 KK ( 28%) jenis rumah semi permanen, 14 KK (
22%) yang memiliki jenis rumah panggung.

27
Tabel 7
Distribusi frekuensi KK berdasarkan jenis lantai
No Jenis lantai Frekuensi %
1. Tanah - -
2. Tegel/ Kramik 32 50
3. Plester 18 28
4. Papan 14 22
Jumlah 64 100
Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki jenis Lantai
tegel/ kramik sebanyak 32 KK ( 50%), 18 KK ( 28%) jenis lantai plester, 14 KK ( 22%)
yang memiliki jenis lantai papan.

Tabel 8

Frekuensi kepemilikan ventilasi rumah KK

No Kepemilikan Ventilasi Frekuensi %


1. Ada 64 100
2. Tidak ada - -
Jumlah 64 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 64 (100%) rumah yang memiliki ventilasi.

Angka ini cukup berarti mengingat pentingnya peranan ventilasi untuk sirkulasi udara

dan cahaya matahari yang dapat berdampak pada kesehatan.

28
Tabel 9

Distribusi frekuensi keadaan jendela rumah KK

No Keadaan jendela Frekuensi %


1. Terbuka 44 69
2. Kadang-kadng 15 23
3. Tidak terbuka 5 8
Jumlah 64 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 44 (69 %) jendela rumah terbuka, 15 (23%)

jendela rumah kadang-kadang terbuka, 5 (8 %) jendela rumah tidak terbuka.

Tabel 10

Distrbusi frekuensi KK berdasarkan keadaan pencahayaan

No Keadaan jendela Frekuensi %


1. Masuk kedalam rumah 64 100
2. Tidak masuk dalam rumah - -
Jumlah 64 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 64 (100%) rumah cahaya masuk

kedalam rumah.

29
Tabel 11

Distribusi frekuensi data berdasarkan KK kebersihan Rumah

No Kebersihan Rumah Frekuensi %


1. Bersih 45 70
2. Tidak Bersih 19 30
Jumlah 64 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 45 (70 %) rumah yang bersih dan 19 (30%)

rumah tidak bersih.

Tabel 12
Distribusi frekuensi berdasarkan kebersihan halaman rumah
No Kebersihan Halaman Frekuensi %
Rumah
1. Bersih 45 70
2. Tidak Bersih 19 30
Jumlah 64 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 45 (70 %) rumah yang mempunyai

halamam bersih dan 19 (30%) rumah yang mempunyai halaman tidak bersih.

Tabel 13
Distribusi frekuensi pemanfaatan halaman rumah
No Pemanfaatan Halaman Frekuensi %
1. Dimanfaatkan 64 100
2. Tidak dimanfaatkan - -
Jumlah 64 100

30
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 64 (100%) halaman rumah dimanfaatkan,

dengan tanaman yang jangka panjang.

Tabel 14

Distribusi frekuensi vector disekitar rumah penduduk

No Vector Frekuensi %
1. Lalat
2. Nyamuk
3. Kecoak
4. Burung
5. Kucing
6. Ayam
7. Anjing
8. Sapi
Jumlah 64 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa vector yang terbanyak adalah nyamuk.

Nyamuk di 121 rumah ( 47%), lalat di 19 rumah (7,4%), ayam di 120 rumah (46,5%),

kucing di 39 rumah (15,1%). Jika dilihat dari angka

Tabel 15

Distribusi frekuensi sumber air minum KK

No Sumber Air Minum Frekuensi %


1. Sumur Pompa
2. Sumur gali
3. PDAM - -
4. Empang - -

31
5. Air hujan
6. Mata Air
Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 135 KK yang menggunakan sumur pompa

adalah 57 (42,2%) KK, sumur gali 25 ( 18,5%) KK, dan PDAM 53 (39,2%).

Tabel 16

Distribusi frekuensi pengelolaan air minum

No Pengelolaan air minum Frekuensi %


1. Dimasak
2. Tidak dimasak
Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pengelolaan air minum dengan cara

dimasak sebanyak 135 KK (100%) menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat untuk

mengkonsumsi air yang sudah dimasak untuk mencegah penyakit.

Tabel 17

Distribusi frekuensi keadaan fisik air minum

No Keadaan fisik Frekuensi %


1. Jernih
2. Biasa
3. Keruh
4. Berbau

32
Jumlah

Berdasarkan distribusi keadaan fisik air minumKK dusun Marannu didapatkan

keadaan fisik air minum di 110 KK (81,5%) adalah jernih dan di 22 (16,3%) KK adalah

biasa dan 3 (2,2 %)KK keadaan fisik air minum keruh.

Tabel 18

Distribusi frekuensi mencuci tempat penampungan air

No Tempat air minum Frekuensi %


1. Ember
2. Drum
3. Gentong
4. Bak
Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa keluarga yang mencuci tempat air

minum 1 minggu sekali adalah 110 ( 81,5%), 2 minggu sekali adalah 8 (6%) dan 3

minggu sekali adalah 17 (13%).

Tabel 19

Distribusi frekuensi keadaan tempat penampungan air minum

No Keadaan penampungan Frekuensi %


air
1. Berlumut
2. Tidak berlumut
3. Ada jentik nyamuk
4. Tidak ada jentik nyamuk
Jumlah

33
Tabel 20

Distribusi Frekuensi membersihkan penampungan air

No Frekuensi membersihkan Frekuensi %


penampuangan air
1. I minggu
2. 2 minggu
3. 3 minggu
Jumlah

Tabel 21

Distribusi frekuensi cara pembuangan sampah

No Tempat penbuangan Frekuensi %


sampah
1. Dikumpul dan dibakar
2. Disungai
Sembarangan
Di timbung dalam tanah
Di selokan
Tidak dimanfaatkan
Jumlah

34
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 135 KK ditemukan 135 (100%)

tidak memiliki tempat penampungan sampah sehingga dapat beresiko terjadinya

penyakit.

Tabel 22

Distribusi frekuensi cara pembuangan tinja dan WC yang digunakan

No Jenis jamban Frekuensi %


1. Cemplung
2. Leher angsa
Jumlah

dari tabel diatas diperoleh data bahwa dari 135 KK ada 92 (68,14%) KK

mempunyai jamban cemplung sendiri, 30 (22,2%)KK jamban leher angsa sendiri, 13

(10%)KK membuang tinja sembarangan tempat.

Tabel 23

Distribusi frekuensi kondisi jamban keluarga

No Kondisi jamban Frekuensi %


1. Terpilihara
2. Tidak terpelihara
Jumlah

dari tabel di atas diperoleh data bahwa dari 135 KK yang mempunyai jamban

84 ( 62,2%) KK yang kondisi jambannya terpelihara dan 51 (38%) KK yang kondisi

jambannya tidak terpelihara. Hal ini merupakan masalah yang dapat mengakibatkan

sumber penularan penyakit infeksi.

Tabel 24

35
Distribusi frekuensi kepemilikan jamban

No Kepemilikan jamban Frekuensi %


1. Sendiri
2. Menumpang
3. Bersama
Jumlah

Tabel 25

Distribusi frekuensi tempat pembuangan air limbah

No Tempat pembuangan air Frekuensi %


limbah
1. Ada
2. Tidak ada
Jumlah

Tabel 26

Distribusi frekuensi tempat pembuangan air limbah

No Tempat pembuangan air Frekuensi %


limbah
1. Di selokan
2. Disembarang tempat
3. Tempat penampungan air
limbah
Jumlah

36
Dari tabel di atas diperoleh data bahwa dari 135 KK terdapat 119 (88%) KK

yang tidak mempunyai SPAL dan 16 (12%) KK yang mempunyai SPAL. Hai ini

dapat menimbulkan masalah kesehatan lingkungan karena dapat merupakan media

untuk perkembangbiakan kuman.

kesehatan masyarakat sangat minimal dan sangat berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat.

Tabel 27

Distribusi frekuensi sumber informasi tentang kesehatan

No Sumber informasi Frekuensi %


1. Radio
2. Televisi
3. Penyuluhan di puskesmas
4. Papan pengumuman RW/
desa
5. Koran-majalah

Jumlah

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa 92 KK (68,14%) mendapat informasi

dari Puskesmas, 28 (21%) KK mendapat informasi dari televisi dan 15 (11,1%) KK

mendapat informasi dari radio. Sehinga dapat disimpulkan bahwa penduduk Marannu

mendapatkan informasi kesehatan dari tenaga kesehatan terutama Puskesmas yang dapat

berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Tabel 28

Distribusi frekuensi jenis pelayanan yang paling

membantu keluarga dalam mengatasi kesehatan

37
No Jenis Pelayanan Frekuensi %
1. Puskesmas
2. Rumah sakit
3. Dokter praktek
4. Perawat/mantri
5. Berobat sendiri
Jumlah

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis pelayanan kesehatan keluarga

yang menggunakan puskesmas adalah 111 (82,2%)KK, rumah sakit adalah 13 (10%) KK,

dokter praktek 4 (3%), perawat/mantri 2 ( 1,5%) KK, dan berobat sendiri adalah 5 (4%)

KK, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cukup sadar dalam menggunakan sarana

pelayanan kesehatan.

Tabel 29

Distribusi frekuensi jumlah kunjungan petugas kesehatan puskesmas

No Jumlah kunjungan Frekuensi %


1. >1kali sebulan
2. 1 kali sebulan
3. Tidak pernah
Jumlah

38
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 135 (100%) KK tidak pernah dikunjungi

oleh petugas kesehatan.dengan demikian frekuensi kunjungan petugas kesehatan ke

rumah penduduk harus lebih ditingkatkan.

Tabel 30

Distribusi frekuensi bayi/balita berdasarkan kepemilikan KMS

No Kepemilikan KMS Frekuensi %


1. memiliki
2. Tidak memiliki
Jumlah

Dari tabel diatas diperoleh bahwa dari 42 bayi/balita di dusun Marannu terdapat

24 (57,14) bayi/balita yang mempunyai KMS dan 18 (43%) bayi/balita tidak mempunyai

KMS. Hal ini menyebabkan tidak terkontrolnya tumbuh kembang bayi/balita yang pada

akhirnya petugas kesehatan tidak bisa menentukan intervensi yang tepat dalam tindakan

preventif untuk mencegah kekurangan gizi bayi/balita serta prevalensi penyakit lain yang

menyerang bayi/balita.

Tabel 31

Distribusi frekuensi bayi/balita berdasarkan frekuensi makan

No Frekuensi makanan Frekuensi %


1. 1 kali
2. 2 kali
3 kali
4 kali
Jumlah

39
Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari 42 bayi/balita rata-rata frekuensi

makan bayi/balita 3 kali sehari sebanyak 25 ( 60%) bayi/balita, bayi/ balita yang

frekuensi makannya 2 kali sehari 14 (33,3%), dan frekuensi makan 4 kali sehari sebanyak

3 (7,14%) bayi/balita. Hal ini menunjukkan kebiasaan makan bayi/balita sudah cukup

baik serta pemahaman ibu tentang kebiasaan makan kepada bayi/balita cukup baik.

Tabel 32

Distribusi frekuensi bayi/balita berdasarkan jenis makanan

No Jenis makanan Frekuensi %


1. Makan pokok
2. Makanan pokok +protein +
sayur +buah
3. ASI
Jumlah

Dari 42 bayi/balita ada 21 ( 50%) bayi/balita yang diberi makanan pokok

saja, 2 (5%) bayi/balita diberi makanan poko + protein + sayur + buah, tidak ada

byi/balita yang diberi lengkap semua sumber gizi dan 19 (45,2%) bayi/balita yang diberi

ASI. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi bayi/balita belum

maksimal sehingga perlu peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi sehingga dapat

meningkatkan kualitas makanan pada bayi/balita dalam tumbuh kembangnya

Tabel 33

Distribusi frekuensi bayi/balita berdasarkan

usia pemberian makanan tambahan

40
No Usia pemberian makanan Frekuensi %
tambahan
1. 2-3 bulan
2. 4-5 bulan
6-7 bulan
>7 bulan
Jumlah

Dari 42 bayi/balita terdapat 3 (7,14 %) bayi/balita yang mendapat makanan

tambahan pada usia 2-3 bulan, 17 (40,47%) bayi/balita diberi makanan tambahan pada

usia 4-5 bulan, 10 (24%) bayi/balita mendapat makanan tambahan pada usia 6-7 bulan,

dan 13 (29%) bayi/balita mendapat makanan tambahan pada usia > bulan. Hal ini

menunjukkan bahwa masih ada bayi/balita yang terlambat diberi makanan tambahan

sehingga bisa beresiko kekurangan gizi pada bayi/balita.

Tabel 34

Distribusi frekuensi cara pengolahan makanan bayi/balita

No Cara pengolaan makanan Frekuensi %


1. Membeli
2. Makanan siap saji
3. Masak sendiri
Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengolahan makanan tambahan untuk

bayi/balita lebih dominan dilakukan dengan cara masak sendiri yaitu sebesar 30

(71,42%) dan selebihnya dengan cara makanan siap saji 12 (29%).

41
Tabel 35

Distribusi frekuensi penyakit yang sering di derita bayi/balita

No Penyakit Frekuensi %
1. Batuk-batuk
2. Demam
3. Penyakit kulit
4. Kejang
Jumlah

Dari 42 bayi/ balita, jumlah penyakit yang paling banyak di derita adalah

demam yaitu 22 ( 52,38) bayi/balita, batuk-batuk 19 (45,23%) bayi/balita penyakit kulit 1

(2,38%) bayi/balita. Hal ini menunjukkan perlunya suatu pendidikan kesehatan berupa

penyuluhan tentang penyakit-penyakit yang sering terjadi pada bayi/balita dan cara

pencegahannya.

Tabel 36

Distribusi frekuensi bayi/balita berdasarkan status imunisasi

No Status Imunisasi Frekuensi %


1. Lengkap
2. Tidak lengkap
Jumlah

42
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa bayi/balita yang mendapat imunisasi

dasar (lengkap) sebanyak 17 (40,5%) bayi/balita, imunisasi dasar (tidak lengkap) 25 (6%)

bayi/balita. Hal ini menunjukkan tingginya resiko bayi/balita untuk menderita penyakit-

penyakit menular ataupun penyakit-penyakit infeksi lainnya sehingga berdampak pada

tingginya morbiditas dan mortalitas bayi/balita.

Tabel 37

Distribusi frekuensi anak yang mengalami kesulitan makan

No Kesulitan makan Frekuensi %


1. Ya
2. Tidak
Jumlah

Dari 69 orang anak usia 6-12 tahun sebagian besar anak mengalami kesulitan

makan yaitu 44 (63,8%) dan yang tidak mengalami kesulitan makan yaitu 25 (36,23%).

Tabel 38

Distribusi frekuensi kebiasaan remaja memanfaatkan waktu luang

No Kebiasaan remaja Frekuensi %


1. Majelis Ta’lim
2. Olahraga

43
3. Membantu orang tua
Jumlah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 67 remaja (usia 13-19

tahun)pemanfaatan waktu luang remaja cukup baik yaitu 34 (51%) remaja digunakan

untuk membantu orang tua, 33 (78,5%) remaja mengikuti kegiatan olahraga.

Tabel 39

Distribusi frekuensi PUS berdasarkan kontrasepsi

No Jenis kontrasepsi Frekuensi %


1. PIL
2. Suntik
3. AKDR
4. Susuk
5. Tidak KB
Jumlah

Di tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar PUS menggunakan alat

kontrasepsi suntik yaitu 23 (50%) pasangan, 17 (37%) pasangan menggunakan pil, 3

(6,5%) pasangan menggunakan susuk, 2 (4,3%) pasangan tidak KB, dan 1 (2,2%)

pasangan menggunakan AKDR. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada PUS yang belum

mengikuti program KB sehingga perlu diberikan pendidikan kesehatan berupa

penyuluhan kesehatan.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 41 (89,2%) pasangan memperoleh

informasi KB dari petugas kesehatan

44
Tabel 40

Distribusi frekuensi lansia berdasarkan

frekuensi pemeriksaan kesehatan dalam setahun

No Pemeriksaan kesehatan Frekuensi %


1. 1 kali
2. 2 kali
3. 3 kali
4. Bila perlu
5. Tidak pernah
Jumlah

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 18 lansia terdapat 15 (83%) lansia yang

tidak pernah memeriksakan kesehatannya dan 3 (17%) lansia yang memeriksakan

kesehatannya bila perlu saja

Tabel 41

Disribisu frekuensi kegiatan lansia setiap hari

No Kegiatan lansia Frekuensi %


1. Pengajian /pengajaran

45
2. Olahraga
Berkebun
Nonton TV
Memelihara hewan
Tidak dimanfaatkan
Jumlah

Tabel 42

Distribusi frekuensi kondisi lansia

No Kondisi lansia Frekuensi %


1. Sehat
2. Sakit
Jumlah

Tabel 43

Distribusi masalah kesehatan lansia

No Masalah kesehatan lansia Frekuensi %

46
1. Katarak
2. Hipertensi
3. Rematik
4. DM
5. Asma
6. Typoid
Jumlah

c. Analisa Data

No DATA Masalah Diagnosa

47
Kesehatan Keperawatan

1 -Vector yang terbanyak dari Resiko terjadi Resiko terjadi penularan

135 rumah adalah 47%, ayam penularan penyakit penyakit (Diare, ISPA,

46,5%. (Diare, ISPA, DHF) DHF) di dusun Marannu

diakibatkan oleh

-keadaan fisik air minum dari lingkungan yang kurang

135 rumah adalah keruh 3 bersih b/d

(2,2%). -kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang

- frekuensi mencuci tempat pentingnya kesehatan

penampungan air dari 135 lingkungan.

rumah adalah 3 minggu sekali -kurangnya kesadaran

17 rumah (12,6%). masyarakat untuk hidup

sehat.

-tidak memiliki penampungan

sampah dari 135 rumah

adalah 135 rumah (100%).

-cara pembuangan tinja dari

135 rumah adalah sembarang

tempat 13 rumah (10%),

jamban cemplung 92 rumah

(68,14%).

48
-kondisi jamban keluarga

yang tidak terpelihara dari

105 rumah adalah 51 rumah

(38%).

-tidak memiliki tempat

penampungan air limbah dari

135 rumah adalah 119

(88,14%). .

-keluarga yang membutuhkan

puskesmas untuk pengobatan

dari 135 KK 111 KK

(82,2%).

-rumah yang tidak pernah

dikunjungi petugas

kesehatan dari 135 rumah

adalah 135 (100%).

49
-rumah yang jendelanya tidak

pernah terbuka dari 135

rumah adalah 5 (4%).

-rumah yang cahaya matahari

tidak masuk ke dalam rumah

adalah 13 ( 10%).

-rumah yang tidak bersih dari

135 rumah adalah 36 rumah

(27%).

-halaman rumah yang tidak

bersih dari 135 rumah adalah

111 (82,2%).

-Cara pembuangan sampah

sembarang tempat dari 135

rumah adalah 11 rumah

(8,1%).

50
2 -Dari 42 bayi/balita yang Resiko gizi kurang Resiko gizi kurang pada

tidak mempunyai KMS pada bayi/balita bayi/balita di dusun

adalah 18 orang (42,8%). Marannu b/d

- Kurangnya tingkat

- bayi/balita yang mendapat pengetahuan dan

makanan pokok saja dari 42 keterampilan

bayi/balita adalah 21 orang masyarakat

(50%). mengenai gizi

bayi/balita.

- pendapatan keluarga yang < - Tidak aktifnya

Rp.200.000 dari 135 KK psyandu di dusun

adalah sebesar 52 orang marannu.

(38,5%).

-bayi/balita yang frekuensi

makannya 2 kali sehari

adalah 14 orang (33,3%).

-bayi/balita yang mendapat

makanan tambahan > 7 bulan

sebanyak 12 orang (29%).

51
3 -Dari 18 lansia didapatkan 3 Resiko meningkatnya Resiko meningkatnya

lansia ( 17%) yang angka morbiditas angka morbiditas lansia di

memeriksa kesehatan bila lansia. dusun Marannu b/d:

perlu, dan 15 orang (83%) -kurangnya minat dan

yang tidak pernah memeriksa motivasi masyarakat

kesehatan. untuk memeriksakan

- tidak adanya dana bantuan kesehatan lansia secara

dari pemerintah untuk lansia. teratur.

- belum adanya program

pemerintah untuk

penyediaan dana sehat

bagi masyarakat

khususnya lansia.

d. skoring dan prioritas masalah kesehatan

No Masalah kesehatan kriteria Skor Urutan


prioritas

52
1 2 3 4 5 6 7 8

5 5 5 5 4 4 5 3 36
1 Resiko terjadi penularan penyakit I
(Diare, ISPA, DHF) di dusun
Marannu diakibatkan oleh
lingkungan yang kurang bersih
b/d kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya
kesehatan lingkungan &
kurangnya kesadaran masyarakat
untuk hidup sehat.

2 Resiko gizi kurang pada 5 3 4 5 4 4 5 4 34


bayi/balita di dusun Marannu b/d II
kurangnya tingkat pengetahuan
dan keterampilan masyarakat
mengenai gizi bayi/balita, tidak
aktifnya posyandu di dusun
Marannu

3 Resiko meningkatnya angka 5 3 3 5 3 4 5 3 31


morbiditas pada lansia di dusun III
Marannu b/d kurangnya minat
dan motivasi masyarakat
untuk memeriksakan
kesehatan lansia secara teratur.
- belum adanya program
pemerintah untuk penyediaan
dana sehat bagi masyarakat
khususnya lansia.

2. Perencanaan

a. Diagnosa Keperawatan 1:

53
Resiko terjadinya penularan penyakit (Diare, ISPA, DHF) di dusun Marannu

diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih b.d:

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan

2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

Tujuan Jangka Panjang

Setelah tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapakan masyarakat

dusun Marannu terhindar dari penularan penyakit (Diare, ISPA, DHF) diakibatkan

oleh lingkungan yang kurang bersih.

Intervensi :

1) Penyuluhan kepada keluarga tentang masalah kesehatan lingkungan, rumah dan

kesehatan diri.

2) Motivasi keluarga/masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan

3) Lakukan penyuluhan kesehatan lingkungan kepada seluruh masyarakat yang ada

di dusun Marannu.

4) Lakukan kerja bakti bersama masyarakat.

Implementasi:

1) penyuluhan kepada masyarakat dusun Marannu tentang ISPA tanggal 13

September 2011

2) penyuluhan kepada masyarakat dusun Marannu tentang diare tangal 26 september

2011.

3) Penyuluhan kepada masyarakat dusun Marannu tentang TBC tanggal 19

september 2011

54
4) Penyuluhan kepada masyarakat dusun Marannu tentang SPAL tanggal 26

September 2011

5) Penyuluhan kepada masyarakat dusun Marannu tentang DBD tangal 19 september

2011

6) Penyuluhan kepada masyarakat dusun Marannu tentang rumah sehat tanggal 26

september 2011.

7) Kegiatan bakti sosial di dusun Marannu tanggal 30 september 2011.

b. Diagnosa Keperawatan 2:

Resiko gizi kurang pada bayi/balita di dusun Marannu b/d:

1) Kurangnya tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai gizi

bayi/balita

2) Tidak aktifnya posyandu di dusun Marannu.

Tujuan Jangka Panjang:

Setelah tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan bayi/balita di dusun

Marannu tidak menderita kekurangan gizi dan peningkatan pengetahuan masyarakat

mengenai gizi bayi/balita.

Intervensi :

1). Lakukan penyuluhan tentang gizi bayi/balita.

2). Demonstrasikan cara menyusun, mengolah dan menyajikan menu makanan balita

3) Berikan makanan tambahan pada bayi/balita

4) Motivasi masyarakat untuk menjaga kecukupan gizi.

Implementasi :

55
1) penyuluhan kepada masyarakat dusun Marannu khususnya yang mempunyai

bayi/balita tentang zat gizi dan imunisasi tanggal 14 september 2011

2) penyuluhan kepada masyarakat dusun Marannu tentang Varicela/cacar tanggal 14

september 2011

3) pemberian makanan tambahan pada bayi/balita di dusun Marannu tanggal 14

september 2011.

c. Diagnosa keperawatan 3:

Resiko meningkatnya angka morbiditas pada lansia di dusun Marannu b.d:

1) Kurangnya minat dan motivasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatan lansia

secara teratur.

2) Belum adanya program pemerintah untuk penyediaan dana sehat bagi masyarakat

khususnya lansia.

Tujuan Jangka Panjang:

Setelah tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan angka umur harapan hidup

masyarakat dapat meningkat.

Intervensi :

1) Kaji tingkat perhatian masyarakat terhadap lansia

2) Berikan penyuluhan tentang lansia, apa yang terjadi pada lansia dan apa yang

dibutuhkan lansia.

3) Jelaskan perlunya peran masyarakat terhadap para lansia.

Implementasi :

56
1) Penyuluhan tentang lansia, apa yang terjadi pada lansia dan apa yang dibutuhkan

lansia di dusun Marannu tanggal 21 september 2011

2) Penyuluhan tentang penyakit DM pada masyarakat dusun Marannu khususnya lansia

tanggal

3. Evaluasi

a. Diagnosa keperawatan I:

Resiko terjadi penyakit (Diare, ISPA, DHF) di dusun Marannu diakibatkan oleh

lingkungan yang kurang bersih b/d kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya kesehatan lingkungan, kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup

sehat.

1). Evaluasi struktur.

Dari 22 keluarga binaan semuanya mempunyai masalah kesehatan

lingkungan. Kegiatan penyuluhan pada keluarga binaan menggunakan alat bantu

sesuai dengan kebutuhan warga dan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan

warga. Pemberitahuan kegiatan penyuluhan, kerja bakti, dilakukan melalui

pemberitahuan lisan, undangan maupun melalui pengeras suara di mesjid Nurul

Huda di dusun Marannu. Setiap kegiatan mendapatkan respon positif dari

masyarakat dusun Marannu. Kegiatan penyuluhan difasilitasi oleh mahasiswa

sedangkan kerja bakti oleh masyarakat setempat bersama mahasiwa. Waktu

pelaksanaan sesuai dengan perencanaan, diawali dengan menghubungi kepala

dusun dan pihak terkait, mempersiapkan media serta perlengkapan yang akan

digunakan.

57
2) Evaluasi proses

Kegiatan penyuluhan dilakukan pada lingkungan keluarga binaan,

dilakukan oleh masing-masing mahsiswa penanggung jawab keluarga binaan

tersebut. Sedangkan penyuluhan pada masyarakat dilakukan oleh mahasiswa yang

telah ditunjuk sebagai penanggung jawab. Kegiatan penyuluhan tersebut berjalan

dengan lancer sesuai dengan perencanaan bertempat di Mesjid Nurul Huda.

Penyuluhan berlangsung baik atas kerja sama antara kepala dusun, tokoh

masyarakat, mahasiswa, serta dukungan penuh masyarakat dusun Marannu.

3) Evaluasi hasil

a) Dari 22 keluarga binaan yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan,

keluarga yang berhasil dibina adalah 22 keluarga. Dari hasil diperoleh bahwa

keluarga antusias dalam mengikuti setiap intervensi yang diberikan oleh

mahasiswa di masing-masing keluarga binaan. Masyarakat antusias dalam

mengikuti penyuluhan kesehatan lingkungan yang dilakukan di Mesjid Nurul

Huda, terbukti bahwa 100 % undangan menghdiri penyuluhan tersebut.

b) Adapun kegiatan kerja bakti masyarakat termotivasi dalam melakukan kerja

bakti 50% terfokus di rumah masing-masing, 25 % di tempat-tempat umum

seperti di Mesjid Nurul Huda.

b. Diagnosa keperawatan II

58
Resiko gizi kurang pada bayi/balita di dusun Marannu b/d kurangnya tingkat

pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai gizi bayi/balita, kurang aktifnya

posyandu di dusun Marannu.

1) Evaluasi struktur

Mahasiswa melakukan penyuluhan tentang gizi bayi/balita dan makanan

tambahan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi/balita, mendemostrasikan

makanan sehat untuk bayi/balita, memberikan makanan tambahan kepada

bayi/balita dengan terlebih dahulu mempersiapkan materi penyuluhan,

demonstrasi serta pemberian makanan tambahan kemudian pemberitahuan

kegiatan melalui undangan serta lewat pengeras suara yang ada di mesjid Nurul

Huda dan mendapatkan respon dari warga masyarakat, waktu pelaksanaan sesuai

dengan yang direncanakan.

2) Evaluasi proses

Penyuluhan tentang gizi bayi/balita dan makanan tambahan kepada ibu-ibu yang

mempunyai bayi/balita, mendemostrasikan makanan sehat untuk bayi/balita,

memberikan makanan tambahan kepada bayi/balita dilakukan oleh mahasiwa

dibantu anggota pokjakes. Kegiatan penyuluhan, demonstrasi dan pemberian

makanan tambahan berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

3) Evaluasi hasil

a) Dari kegiatan penyuluhan tentang gizi bayi/balita dan makanan tambahan

semua ibu-ibu yang mempunyai bayi/balita mendapat pengetahuan dan

59
dilihat dari respon ibu-ibu yang baik tentang gizi bayi/balita bila ditanya

kembali tentang gizi bayi/balita.

b) Dari kegiatan pemberian makanan tambahan kepada bayi/balita, semua

bayi/balita yang hadir mendapatkan makanan tambahan.

c. Diagnosa keperawatan III

Resiko meningkatnya angka morbiditas lansia di dusun Marannu b/d kurangnya

minat dan motivasi masyarakat untuk memeriksakan kesehatan lansia secara teratur,

belum adanya program pemerintah untuk penyediaan dana sehat bagi masyarakat

khususnya lansia.

1) Evaluasi struktur

Kegiatan penyuluhan menggunakan alat bantu sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan disesuaikan dengan tingkat pengetahuannya. Pemberitahuan

kegiatan penyuluhan disediakan oleh mahasiswa. Waktu pelaksanaan sesuai

dengan yang direncanaka, menghubungi tokoh masyarakat, kepala dusun.

Mempersiapkan media dan perlengkapan lain.

2). Evaluasi proses

memberitahukan penyuluhan pada lansia dilakukan oleh mahasiswa dan dibantu

oleh tokoh masyarakat. Kegiatan penyuluhan tersebut berjalan dengan lancar

sesuai dengan yang direncanakan yaitu bertempat di rumah kepala dusun

Marannu.

60
3) Evaluasi hasil

Penyuluhan dapat dilihat dari 75% peserta antusias saat dilakukan diskusi dan

Tanya jawab tentang kesehatan lansia.

61
BAB IV

PEMBAHASAN

Konsep keperawatan komunitas yang professional mengacu pada ilmu dan kiat

keperawatan yang ditujukan pada masyarakat tentang kelompok resikon tinggi. Peran serta aktif

dari masyarakat sangat berpengaruh terhadap proses penerapan asuhan keperawatan di masyarakat

itu sendiri.pengkajian yang dilakukan sangatlah bergantung pada respon masyarakat dalam

menanggapi dan memberi umpan balik positif terhadap perawat kesehatan masyarakat, terutama

dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dan data yang sebenarnya.

Melalui pengkajian di dapatkan data sangat mendukung pemberian asuhan keperawatan

kepada masyarakat serta melibatkan unsure-unsur yang terkait dapat membantu dalam

memberikan asuhan keperawatan komunitas.

Terhadap proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan proses keperawatan

di klinik, yaitu meliputi: pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang

dalam kegiatan ini akan dibahas lebih lengkap berikut ini. Pembahasan mengacu pada sistem

analisis SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan, Opportunity/kesempatan, dan

Threat/ancaman).

A. PENGKAJIAN

Pada tahap pengkajian, data yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut

teori Anderson adalah data inti yang terdiri dari data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin,

pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub

system yang mempengaruhi komunitas, seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan

62
kesehatan, kebijakan pemerintah terkait kesehatan, pelayanan kesehatan yang tersedia, system

komunikasi dan ekonomi.

Pengkajian dilakukan melalui metode wawancara berdasarkan pada format pengkajian.

Pengkajian dilakukan pada semua kepala keluarga yang ada di dusun Marannu.

Analisis SWOT:

Kekuatan dari pengkajian ini adalah dukungan dari masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh

pemuda, tokoh agama. Semua masyarakat kooperatif pada saat dkunjungi. Pengumpulan data

dilakukan pada semua kepala keluarga yang ada di dusun Marannu. Terarahnya pengkajian

karena format yang telah diseleksi sesuai dengan kondisi masyarakat.

Kelemahan dari pengkajian ini adalah adanya kendala dalam bahasa yang memperlambat

proses pengkajian serta pada saat pendataan ada keluarga yang tidak berada ditempat.

Kesempatan dari pengkajian ini adalah penerimaan baik dari masyarakat karena kegiatan

ini berhubungan dengan masalah kesehatan mereka.

Ancaman dari pengkajian ini adalah keakuratan data bisa saja diragukan dan dalam

mengkaji secara mendalam permasalahan yang sebenarnya dipengaruhi tingkat pengetahuan

masyarakat yang rendah.

B. PERENCANAAN

Analisis SWOT:

Kekuatan pada perencanaan ini adalah ikut sertanya masyarakat, aparat desa, tokoh

masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama dalam Planning Of Action dan kemauan dari mereka

untuk ikut dalam kegiatan yang direncanakan.

63
Kelemahan pada perencanaan ini adalah belum dapat diprediksi tentang kebutuhan dana,

waktu luang masyarakat dalam mengikuti setiap kegiatan.

Kesempatan pada perncanaan ini adalah banyak waktu luang dari masyarakat untuk ikut

serta dalam kegiatan yang direncanakan sehingga mereka bersedia berpartisipasi dalam beberapa

kegiatan yang direncanakan.

Ancaman pada perencanaan ini adalah adanya kemungkinan dari POA yang telah

ditetapkan tidak terlaksana, kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan akan

berkurang karena kesibukan di pekerjaan masing-masing. Kecukupan dana belum dapat

dipastikan saat penyusunan perencanaan.

C. IMPLEMENTASI

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara analisis SWOT berdasarkan pada jenis

masalah keperawatan yang ada.

1. Masalah kesehatan 1

Resiko terjadi penularan penyakit (Diare, ISPA, DHF) di dusun Marannu diakibatkan oleh

lingkungan yang kurang bersih.

Analisis SWOT:

Kekuatan :

Dalam kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan ini adalah dukungan masyarakat, kader,

pemerintah setempat, tokoh masyarakat, untuk memotivasi masyarakat untuk berperan aktif

dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan.

64
Kelemahan:

Kurangnya masyarakat yang hadir di beberapa kegiatan. Factor ekonomi yang kurang dari

beberapa masyarakat sehingga tidak dapat mengubah lingkungannya yang kurang memenuhi

sarat kesehatan. Kurangnya dukungan dari Puskesmas dalam melaksanakan kunjungan rutin

ke rumah warga.

Kesempatan:

Adanya kader kesehatan yang akan menindaklanjuti program-program kesehatan.

Ancaman :

Dalam kegiatan ini tidak ada tindak lanjut yang signifikan untuk melakukan tindakan

preventif baik secara menyeluruh oleh masyarakat maupun pemerintah terkait.

2. Masalah kesehatan II

Resiko gizi kurang pada bayi/balita di dusun Marannu.

Analisis SWOT:

Kekuatan:

Adanya keinginan masyarakat untuk memberikan gizi yang baik pada bayi/balita dengan

mengolah makanan yang terdapat disekitar lingkungan tempat tinggal.

Kelemahan:

Kurangnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat terutama ibu-ibu yang

mempunyai bayi/balita serta sarana informasi kesehatan yang belum memadai dan belum

dimanfaatkan oleh masyarakat.

Kesempatan:

Dukungan pemerintah setempat dan kader kesehatan yang sudah aktif.

65
Ancaman :

Kesibukkan ibu-ibu dalam bekerja untuk menambah pendapatan keluarga sehingga kurang

mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan gizi bayi dan balitanya. Juga

karena factor ekonomi keluarga yang masih kurang.

3. Masalah kesehatan III

Resiko meningkatnya angka morbiditas pada lansia di dusun Marannu

Analisis SWOT:

Kekuatan:

Adanya penyuluhan tentang kesehatan lansia dan bantuan dari kader kesehatan.

Kelemahan:

Keinginan masyarakat untuk melaporkan keadaan kesehatan lansia masih kurang.

Kesempatan:

Kegiatan mahasiswa dalam melakukan pembinaan keluarga dapat memberikan motivasi

kepada keluarga untuk memeriksakan lansia secara teratur dan berkesinambungan.

Ancaman:

Kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang kurang untuk selalu mengntrol kondisi

kesehatan lansia yang tersedia.

66
D. EVALUASI

Berdasarkan respon verbal dan nonverbal menurut teori Anderson dapat disimpulkan

hasil evaluasi bahwa:

1. Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari masyarakat.

2. Pada pelaksanaan kegiatan (implementasi) biasanya masyarakat kurang berespon

berhubungan dengan kurangnya kesadaran apalagi jika hal tersebut membutuhkan

pengorbanan materi.

3. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena adanya dukungan dari pemerintah

setempat (kepala desa, kepala dusun), kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan swadana

mahasiswa partisipasi mandiri dan masyarakat umumnya masih kurang dengan berbagai

kesibukan dan alasan ekonomi.

4. Tindak lanjut dari petugas kesehatan setempat (puskesmas,kader kesehatan, pokjakes)

sangatlah perlu terutama dalam meningkatkan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk

hidup sehat.

67
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam kegiatan ini mahasiswa bekerja sama dengan masyarakat melakukan

pengkajian, menetapkan masalah, menentukan prioritas, membuat perencanaan,

melaksanakan kegiatan dan evaluasi. Adapun masalah kesehatan yang ditentukan di

dusun Marannu meliputi resiko penularan penyakit infeksi ( DHF, ISPA, TBC, Diare),

resiko kurang gizi pada bayi/balita dan resiko meningkatnya angka morbiditas pada

lansia.

Serangkaian kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat untuk mengatasi

masalah tersebut diatas antara lain pengaktifan Posyandu, penyuluhan kesehatan, kerja

bakti, pelatihan dan penyegaran kader, melaksanakan kegiatan Posyandu.

Berbagai hasil yang dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut diatas diantaranya

aktifnya kembali Posyandu dusun Marnnu, terlaksananya kegiatan penyuluhan pada

masyarakat umum, ibu-ibu, lansia, terlaksananya kegiatan kerja bakti dan kegiatan di

Posyandu.

Keberhasilan merupakan indicator peningkatan peran serta masyarakat melalui

pokjakes, kader kesehatan, tokoh masyarakat, pemerintah setempat serta yang terpenting

adalah dukungan penuh dari masyarakat khususnya dusun Marannu dan Desa

Pattallassang pada umumnya.

68
B. SARAN

Setelah terlaksananya kegiatan praktik keperawatan komunitas, maka kami

menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Peran serta aktif dari puskesmas Pattallassang untuk dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal sangat diharapkan.

2. Puskesmas dan pemerintah desa sebaiknya memberikan pembinaan yang

berkesinambungan kepada keder kesehatan agar termotivasi untuk melaksanakan

program-program kesehatan.

3. Diharapkan Puskesmas mengadakan penyegaran Kader secara berkala.

69
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2003, Buku Pengajar Kader, (UPGK), Jakarta, Depkes RI

Departemen Kesehatan RI, Kesehatan Lingkungan Dalam Pencegahan Dan Pemberantasan

Penyakit Diare, Jakarta, depkes RI

Departemen Kesehatan RI, 2003, Panduan Pelatihan Kader Posyandu, Jakarta, Depkes RI.

Nasrul Effendy, 2001, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC

Wahyudi Nugroho, 2001, Keperawatan Gerontik, Jakarta, EGC.

70
LAMPIRAN-LAMPIRAN

71
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PRAKTEK
PROFESI KOMUNITAS, KELUARGA,GERONTIK,
DI DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG
KECAMATAN PATTALLASSANG
KABUPATEN GOWA 2011

KORDUS

Ferdi Bunga P. S.Kep

SEKRETARIS BENDAHARA
Thesia H. Anageni S.Kep Bunga Norma S.Kep

ANGGOTA
1. Ariyanto Ayupir S.Kep
2. Maria F. Mersia S.Kep
3. Herliana N. Nggo S.Kep
4. Muhawira S.Kep
5. Wakia S.Kep
6. Supiyati S.Kep
7. Andi Sahruni S.Kep
8. Muhamad Arif S.Kep

72
FORMAT PENGKAJIAN KESEHATAN MASYARAKAT DUSUN MARANNU DESA
PATTALASSANG KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN GOWA

Nama KK : ……………………………………………………………………………………….
Umur :......................................................................................................................................
Agama :………………………………………………………………………………………..
Pekerjaan :………………………………………………………………………………………..
Pendidikan :………………………………………………………………………………………...
Alamat :………………………………………………………………………………………..

A. IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA


NO Nama Umur L/P Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Ket

B. PERUMAHAN
1. Status kepemilikan rumah

a. Milik pribadi c. Kontrak


b. Menumpang d. Asrama
e. Lain-lain,…………………………….
2. Apakah dirumah terdapat ventilasi
a. Ya b. Tidak

73
3. Apakah dirumah terdapat jendela,kalau ada apakah dibuka tiap hari…?
a. Ya b. Tidak
4. Cahaya matahari
a. Masuk ke dalam rumah b. Tidak masuk
5. Kebersihan dalam rumah
a. Bersih b. Tidak bersih
6. Kebersihan dalam rumah
a. Bersih b. tidak bersih
7. Pemanfaatan halaman
a. Bersih b. Tidak bersih
8. Vektor yang banyak di sekitar rumah dan membahayakan kesehatan :
a. Lalat C. Nyamuk
b. Nyamuk d. Kecoak
e. Anjing f. Burung
g. Kucing h. Ayam

C. SUMBER AIR
1. Dari mana air untuk dimasak dan diminum
a. Sumur pompa e. Empang
b. Sungai f. Sumur gali
c. PDAM g. Mata Air
d. Air Hujan
2. Apakah air yang diminum dimasak..?
a. Ya b. Tidak
3. Jarak sumber air bersih dengan penampungan air kotor..?
a. <10 m b. >10
4. Keadaan fisik air (untuk diminum)
a. Jernih c. keruh
b. Biasa
5. Dari mana air untuk mandi dan mencuci
a. Sumur pompa e. sumur gali
b. Empang f. PDAM
c. Sungai g. mata air
d. Air hujan

74
6. Tempat penampungan air minum
a. Tertutup b. terbuka
7. Frekuensi membersihkan penampungan air
a. 1 minggu c. 2 minggu
b. 3 minggu

D. CARA PEMBUANGAN SAMPAH


1. Bagaimana sampah dari rumah dibuang?
a. Di kumpul dan dibakar d. Di sungai
b. Sembarangan e. Di timbun dalam tanah
c. Di selokan
2. Tempat pembuangan sampah
a. Ada b. Tidak

E. PEMBUANGAN AIR TINJA


1. Dimana anggota keluarga melakukan BAB?
a. Sungai e. Sembarang tempat
b. Jamban cemplung sendiri f. Jamban leher angsa sendiri
c. Jamban cemplung kolektif g. Lain-lain……………………….
d. Selokan
2. Kondisi jamban keluarga?
a. Terpelihara b. Tidak terpelihara

F. PEMBUANGAN AIR LIMBAH


1. Tempat pembuangan air limbah
a. Ada b. Tidak
2. Jika tidak ada, dimana?
a. Di selokan c. Disembarang tempat
b. Di aliran balik penampung

75
G. EKONOMI
1. Berapakah penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan?
a. <Rp 200.000 d. Rp 200.000
b. Rp 300.000 – Rp 500.000 e. >Rp 500.000
c. >300.000 f. Lain – lain………………
2. Adakah alokasi dana untuk pemeliharaan kesehatan?
a. Ada
b. Tidak, alasan: …………………………………………………………………….

H. PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN SOSIAL


1. Melalui apakah saudara menerima informasi tentang kesehatan?
a. Radio d. Televisi
b. Penyuluhan di puskesmas e. Koran/ majalah
c. Papan pengumuman RW/Desa
2. Jenis pelayanan kesehatan apa yang paling membantu keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan:
a. Puskesmas e. Dokter Praktek
b. Balai Pengobatan f. Dukun
c. Rumah Sakit g. Perawat/ Mantri
d. Posyandu
3. Apakah saudara pernah dikunjungi petugas kesehatan puskesmas?
a. Ya, <1 bulan sekali c. Ya, 1 bulan sekali
b. Ya, jika dipanggil d. Tidak pernah

I. KESEHATAN BAYI DAN BALITA


(jika keluarga mempunyai bayi balita)
Status Gizi Bayi dan Balita
1. Apakah bayi/ balita mempunyai KMS?
a. Ya b.Tidak
2. Berapa kali bayi/ balita ibu makan dalam sehari?
a. 1 kali c. 3 kali
b. 2 kali d. 4 kali

76
3. Jenis makanan yang dimakan dalam setiap hari?
a. Makanan pokok saja
b. Makanan pokok + protein +sayur/ buah
c. Makanan pokok + protein hewani/ nabati
d. Lengkap semua sumber gizi
4. Apakah bayi ibu menapat makanan tambahan?
a. Ya
b. Tidak
Jika “Ya”, sampai umur berapa bayi mendapat makanan tambahan?
a. 2 – 3 bulan c. 6 – 7 bulan
b. 4 – 5 bulan d. >7 bulan
5. Bagaimana pengelolaan bahan makanan bayi/ balita ibu?
a. Membeli
b. Makanan siap saji seperti bubur sereal, susu, dan lain-lain
c. Masak sendiri
d. Lain-lain……………………………………………………
6. Penyakit apa yang sering diderita oleh bayi/ balita?
a. Batuk – batuk
b. Demam
c. Kejang-kejang karena panas tinggi
d. Penyakit kulit, contoh: kudis, kurap, gatal, bisul.
e. Lain-lain, ………………………………………………………

J. MASALAH MATERNAL DAN KB


(jika dalam keluarga ada ibu hamil)
1. Usia ibu hamil
a. < 17 tahun
b. 25 – 35 tahun
c. > 35 tahun
2. Apakah ibu hamil mendapat imunisasi TT
a. Ya
b. Tidak, alas an: …………………………………………………….

77
3. Apakah ibu memeriksa kehamilan
a. Ya
b. Tidak
4. Jika “Ya”, dimana?
a. Dukun
b. Puskesmas
c. Bidan Desa
d. Praktek swasta
5. Penyakit yang menyertai kehamilan
a. Anemia c. Hipertensi
b. Jantung d. DM
6. Pernakah ibu mendapatkan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan, jika “Ya”,
tentang apa?
a. Perawat payudara d. Perawatan tali pusat
b. Gizi ibu hamil e. Senam hamil
c. ASI f. Persiapan kehamilan

K. KB
1. Apakah PUS menjadi akseptor KB?
a. Ya b. Tidak
Jika “Ya”, alat kontrasepsi apa yang digunakan
a. Pil d. AKDR
b. Susuk e. Kondom
c. Suntik f. Lain – lain, ………………………………..
2. Darimanakah mendapat informasi tentang KB?
a. Petugas kesehatan d. Radio
b. TOMA/TOGA e. Lain – lain, ………………………………..
c. Media TV

L. LANSIA
(Jika dalam keluarga ada lansia)
1. Berapa kali lansia berobat/memeriksa kesehatan dalam setahun?
a. 1 kali c. 3 kali
b. 2 kali d. Kalau perlu atau sakit – sakit saja

78
2. Bentu bantuan apa yang dibutuhkan lansia dalam masyarakat?
a. Dana sehat d. Pelayanan kesehatan
b. Panti jompo e. Penyuluhan kesehatan
c. Kelompok lansia d. Lain – lain, …………………………

M. IMUNISASI
1. Apakah bayi/ balita ibu sudah di imunisasi dasar?
a. Ya b. Tidak
Bila “Ya”, jenis imunisasi yang sudah diberikan?
a. BCG d. Campak
b. DPT III – Polio III e. DPT I – Polio I
c. Polio IV f. DPT II – Polio II
Bila “Tidak”, alasannya :
a. Takut d. Tidak sempat
b. Tidak tahu manfaat imunisasi e. Lain – lain, …………………………………
c. Sedang sakit

N. MASALAH ANAK DAN REMAJA


(jika dalam keluarga ada anak umur 6 – 12 tahun)
Kesehatan Anak
1. Apakah anak saudara mengalami kesulitan makan?
a. Ya b. Tidak
Jika “Ya”, disebabkan karena:
a. Malas makan c. Banyak bermain
b. Lain – lain, ……………………………………………………………………………..
Kesehatan Remaja
1. Pada waktu luang kebiasaan/ kegiatan remaja:
a. Karang taruna d. Membantu orang tua
b. Masjid/ majelis ta’lim e. Berolahraga
c. Lain – lain, ………………………………………………………………………………

79
PRE PLANNING PERTEMUAN I

DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG

KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATAN GOWA

A. Latar Belakang

Peran serta masyarakat merupakan hal yang penting untuk menunjang

keberhasilan pengelolaan daerah binaan. Hubungan saling percaya antara perawat

komunitas dengan masyarakat akan meningkatkan peran serta masyarakat. Langkah awal

dalam pembinaan hubungan saling percaya dapat dilakukan dengan mengadakan

pertemuan antara perawat komunitas dengan masyarakat, aparat terkait, tokoh

masyarakat, aparat terkait, tokoh pemuda, tokoh agama, untuk saling mengenal,

menyamakan persepsi tentang masalah kesehatan yang ada di daerah binaan. Dalam

pertemuan ini permasalahan yang ada di masyarakat digali untuk mendapatkan masalah

kesehatan sehingga dapat direncanakan suatu pengumpulan data yang ada di masyarakat

untuk mencocokan kebenaran tersebut, dan sebagai bahan pertimbanagan intervensi

selanjutnya.

B. Tujuan umum

Terbinanya hubungan saling percaya antara mahasiswa PBL Profesi Ners dengan

masyarakat dusun Marannu desa Pattallassang mengidentifikasi masalah kesehatan secara

menyeluruh di dusun Marannu.

80
C. Tujuan khusus

Setelah diadakan pertemuan pertama diharapkan :

1. Perkenalan dengan petugas RT, RW, tokoh masarakat, tokoh agama, tokoh

pemuda.

2. Menginformasikan keberadaan mahasiswa program Profesi Ners STIK Famika

Makassar dalam PBL di dusun Marannu desa Pattallassang kecamatan

Pattallassang

3. Mendapatkan informasi tentang gambaran keadaan kesehatan secara umum di

dusun Marannu desa Pattallassang kecamatan Pattallassang.

4. Mengidentifikasi warga masyarakat yang bereperan serta dalam kelompok kerja

kesehatan.

D. Sasaran dan Target

Sasaran :

Warga masyarakat dusun Marannu desa Pattallassang kecamatan Pattallassang.

Target :

1. Kepala desa Pattallassang kecamatan Pattallassang

2. Kepala dusun Marannu desa Pattallassang kecamatan Pattallassang

3. Ketua RT, RW, dusun Marannu desa Pattallassang kecamatan Pattallassang

4. Tokoh masyarakat

5. Tokoh agama

6. Tokoh pemuda

81
E. Strategi Pelaksanaan

1. Metode

a. Memberikan penjelasan tentang kegiatan mahasiswa meliputi tujuan dan waktu

pelaksanaan.

b. Curah pendapat dengan peserta pertemuan tentang kondisi kesehatan di dusun

Marannu desa Pattallassang kecamatan Pattallassang.

2. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi struktur

1. 75% dari jumlah undangan dapat menghdiri pertemuan.

2. Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi keadan kesehatan masyarakat di dusun

Marannu desa Pattallassang kecamatan Pattallassang.

4. Mahasiswa dapat mengidebtifikasi warga yang berpreran aktif dalam pokjakes

b. Evaluasi proses

1. Peserta yang hadir dapat berperan aktif

2. Selama acara berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah

ditetapkan.

3. Selama acara berlangsung peserta tidak ada yang meninggalkan tempat acara

pertemuan.

c. Evaluasi hasil

1. Teridentifikasinya masalah kesehatan

2. Ditentukan waktu pertemuan berikutnya

82
3. Waktu dan tempat

Kegiatan dilakukan pada :

Hari/ Tanggal : 11-9-2011

Waktu : 19.00

Tempat : Masjid Nurul Huda Dusun Marannu

4. Media

5. Setting

N N KK K P P D D
K
K
K
k
k

83
6. Susunan acara

19.00 – 19.05 : Pembukaan

Penjelasan susunan acara

19.05 – 19.30 : Sambutan – sambutan

1. wakil dari mahasiswa

2. kepala dusun marannu

19.30 – 20.30 : diskusi / curah pendapat untuk:

- mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di dusun marannu

Desa pattallassan

- Rencana pembentukan Pokjakes.

- Rencana pertemuan berikutnya

20.30 – 20.35 : penutup

7. Susunan panitia

Ketua : Thresia H.Anageni S.Kep

Notulen : Herliana N. Nggo S.Kep

Protocol/moderator : Bunga Norma S.Kep

Pembawa sambutan : Ferdi B.P S.Kep

Observer : Maria F.Merci S,Kep

Fasilitator : Wakia S.Kep, Muhawira S.Kep, Muhamad Arif S,Kep,

Supiyati S.Kep, Andi Sahruni S.Kep

84
8. Uraian tugas

a. Pembawa acara / protocol

Membuka acara, menyampaikan urutan acara, mengatur penggunaan waktu, dan

menutup acara

b. Moderator

Bertanggung jawab memimpin dan mengarahkan proses Tanya jawab / diskusi /

curah pendapat

c. Notulen

Bertanggung jawab mendokumentasikan hasil diskusi seluruh kegiatan atau

pelaksanaan melalui perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

d. Observer

Mengobservasi jalannya acara bila terjadi penyimpangan, observer bertanggung

jawab mengingatkan moderator, membuat catatan tentang hal –hal penting yang

terjadi selama pelaksanaan kegiatan.

e. Fasilitator

Bertanggung jawab membuat jalannya diskusi terarah, meningkatkan partisipasi

serta membantu dalam proses kelancaran diskusi, memfasilitasi para undangan

untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi/ curah pendapat.

85
LAPORAN KEGIATAN PERTEMUAN (I)

DUSUN MARANNU DESA PATTALLASANG

KECAMATAN PATTALASANG KABUPATEN GOWA

Hari/tanggal : 09 september 2011

Jam : 19.00 WITA

Tempat : rumah kepala dusun marannu

A. PERSIAPAN

1. Pada tanggal 07 september 2011 mahasiswa PBL posko I bersosialisasi

dengan masyarakat dan berdiskusi dengan kepala dusun marannu, dan

disepakati akan dilakukan pertemuan pada hari jum’at, 09 september 2011.

2. Pada tanggal 09 sebtember 2011 pukul 19.30 WITA acara pertemuan

dimulai, yang sebelumnya direncanakan pada pukul 19.00 WITA. Pertemuan

dimulai dan di buka oleh protocol dari mahasiswa yaitu saudara Bunga

Norma.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari mahasiswa yang disampaikan oleh

coordinator dusun, saudara ferdi B.P yang isinya antara lain :

 Memperkenalkan mahasiswa PBL STIK FAMIKA Makassar

 Tujuan dan maksud pertemuan

 Tujuan praktek mahasiswa program Profesi Ners dan meminta peran

serta masyarakat untuk kegiatan selanjutnya.

86
 Menjelaskan tentang pembentukan Pokjakes.

Selanjutnya acara diskusi dan curah pendapat yang dipimpin oleh

saudara…yang tujuannya untuk menggali masalah-masalah kesehatan yang

ada di dusun marannu desa pattallassang kecematan pattallassang.

Dari hasil curah pendapat/diskusi didaqpatkan gambaran umum tentang

masalah kesehatan yang ada didusun marannu yaitu :

a. Masalah keluarga yang belum memiliki MCK

b. Masalah air bersih

c. Masalah belum adanya jadwal pengobatan

d. Masalah belum adanya SPAL

e. Masalah posyandu dan gizi

f. Masalah penyakit demam tifoid ,diare, TBC

B. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

a. 42 % dari jumlah undangan dapat menghadiri pertemuan

b. Acara berlansung tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan

c. Mahasiswa dapat menyediakan alat-alat dan tempat sesuai dengan

kebutuhan

2. Evaluasi proses

a. 90% dari undangan yang hadir dapat berperan serta aktif dalam diskusi.

b. Selama acara berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah

ditetapkan.

87
c. Selama acara berlangsung tidak ada undangan yang meninggalkan acara

pertemuan.

3. Evaluasi hasil

a. Masyarakat mengetahui gambaran data-data masalah kesehatan yang ada

dimasyrakat.

b. Disepakati prioritas masalah kesehatan yang ada dimasyarakat.

c. Disepakati solusi dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan berkaitan

dengan masalah yang ada dimasyarakat.

d. Disepakati pembentukan Pokjakes akan dilaksanakan pada pertemuan

berikutnya.

e. Disepakati waktu pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

88
PRE PLANNING MMD I DUSUN MARANNU

DESA PATTALLASSANG KECAMATAN PATTALLASSANG

KABUPATEN GOWA

A. PENDAHULUAN

Kegiatan praktek belajar lapangan (PBL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa

program SI Ners STIK Famika Makassar sejak tanggal 06 september 2011 s/d 08 oktober

2011, telah menyelesaikan kegiatan pendataan di masyarakat pada tanggal 07-09

september 2011 dan pelaksanaan tabulasi data serta analisa masalah pada tanggal 09-10

september 2011, seyogyanya hasil tabulasi dan analisa data disampaikan kepada

masyarakat. Penyajian hasil tabulasi tersebut dimaksudkan agar supaya masyarakat

melihat dan mengetahui masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat yang

nantinya akan bersama-sama mahasiswa PBL, Pokjakes, serta pihak yang terkait akan

merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan.

B. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti penyajian hasil tabulasi dan analisa data tersebut diharapkan

masyarakat dusun Marannu dapat mengetahui dan memahami masalah-masalah

kesehatan yang ada di masyarakat.

89
C. TUJUAN KHUSUS

1. Masayarakat dusun Marannu dapat mengetahui data-data tentang masalah

kesehatan yang ada di masyarakat.

2. Masyarakat dusun Marannu dapat memahami tentang prioritas masalah kesehatan

melalui scoring data yang ada di masyarakat.

3. Masyarakat dusun Marannu beserta mahasiswa PBL dan pihak terkait dapat

mencari solusi dan rencana tindakan yang akan dilakukan.

D. SASARAN DAN TARGET

Sasaran :

Warga masyarakat dusun Marannu

Target :

1. Kepala desa Pattallassang kecamatan Pattallassang.

2. Badan perwakilan desa Pattallassang.

3. Kepala Puskesmas Pattallassang

4. Kader kesehatan Masyarakat.

5. Tokoh Masyarakat dan tokoh agama

6. Warga masyarakat dusun Marannu

7. Mahasiswa PBL dusun Marannu

90
E. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Metode

a. Memberikan penjelasan tentang gambaran dan hasil data masalah kesehatan

yang ada.

b. Diskusi tentang solusi dan rencanayang akan dilaksanakan sehubungan dengan

masalah-masalah yang menjadi prioritas melalui scoring data yang ada di

masyarakat.

c. Bersama masyarakat menetapkan rencana pemecahan masalah melalui

musyawarah dan mufakat mengenai waktu pelaksanaan tindakan.

2. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi struktur

1) 75% dari jumlah undangan dapat menghadiri pertemuan.

2) Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

3) M ahasiswa dapat menyedikan alat dan media sesuai dengan keperluan.

b. Evaluasi proses

1). 70% dari undangan yang hadir dapat berperan secara aktif dalam diskusi.

2). Selama acara berlangsung tidak ada penyimpamgan dari tujuan yang telah

ditetapkan.

3) selama acara berlangsung undangan tidak ada yang meninggalkan acara

pertemuan

91
c. Evaluasi hasil

1) teridentifikasinya masalah kesehatan

2) ditentukan waktu pertemuan berikutnya

3. Waktu dan tempat

Kegiatan dilakukan pada 11 Juli 2011 bertempat di Mesjid Nurul Huda Marannu

4. Media

Spidol, kertas, flip Chart.

5. Setting

M M PD K KD N N P P

U U U U F F
F F F F
F Ff
F ff
f F
F

F F U U F F U F F

F O

92
Keterangan :

M : Moderator P: Protokol

PD : Penyaji Data F: Fasilitator

KD: Kepala Desa O: Observer

N : Notulen U: Undangan

6. Susunan acara

20.00-2010 : Pembukaan

20.10-20.20 :Sambutan mahasiswa PBL

20.20-20.50 :Penyajian hasil data

20.50-21.00 :Diskusi tentang prioritas masalah dan penetapan POA

21.00-21.05 : Istirahat/ doa/penutup

7. Pembagian Tugas

Ketua : Ariyanto Ayupir S.Kep

Pemateri : Thresia H. Anageni S.Kep, Ferdi B.P S.Kep

Notulen : Andi Sahruni S.Kep

Protocol : Bunga N S.kep

Moderator : Muhawira S.kep

Observer :Herliana N. Nggo S.kep

Fasilitator : Maria F. Merci S.kep, Muhamad Arf S.Kep, Supiyati S,Kep,

Wakia S.Kep

93
8 Uraian tugas

a. Moderator

Bertanggung jawab memandu, memimpin dan mengarahkan proses Tanya

jawab/diskusi/ curah pendapat.

Merencanakan pertemuan berikutnya bersama POKJAKES

b. Notulen

bertanggung jawab mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan atau

pelaksanaan persiapan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

c. Protokol

Membuka acara, menyampaikan urutan acara, mengatur dan menutup acara

d Fasilitator

Bertanggung jawab membuat pemerataan diskusi, meningkatkan partisipasi,

serta membantu dalam proses kelancaran diskusi.

e Observer

Mengobservasi jalannya acara bila terjadi penyimpangan. Observer

bertanggung jawab mengingatkan moderator, memberikan masukkan dari

kegiatan dan membuat catatan tentang hal-hal penting yang terjadi.

F penyaji Data

Menyampaikan dan menyajikan data yang telah dibuat.

94
LAPORAN MMD I DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG

KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA

Hari/tanggal : Minggu 11 september 2011

Jam : 20.00 WITA

Tempat : Mesjid Nurul Huda Marannu

A. PERSIAPAN

1. Pada tanggal 09 september 2011 mahasiswa PBL telah menyelesaikan

pengumpulan data, kemudian kelompok merencanakan tabulasi dan analisa

data.

2. Pada tanggal 10 september 2011 mahasiswa PBL trlah menyelesaikan

tabulasi dan analisa data, kemudian kelompok merencanakan penyajian data

tanggal 11 September 2011.

3. Pada tanggal 10 september 2011 kelompok membicarakan masalah tersebut

dengan kepala dusun Marannu, kemudian membuat undangan sehubungan

dengan kegiatan tersebut diatas.

4. Kelompok menyiapkan materi/data-data tentang masalah kesehatan yang

ada di dusun Marannu dan menyiapkan alat, media dan semua keperluan

yang terkait dengan pelaksanaan penyajian hasil data.

95
B. PELAKSANAAN

Kegiatan penyajian data-data masalah kesehatan masyarakat serta

pembentukan dan pengukuhan Pokjakes di dusun Marannu telah dilaksanakan pada

tanggal 11 September 2011 pukul 20.00 WITA bertempat di Mesjid Nurul Huda

Marannu.

Acara dibuka oleh protocol ( Bunga N S.Kep) kemudian dilanjutkan acara

sambutan oleh wakil mahasiswa yaitu saudara Ariyanto Ayupir S.Kep yang berisi

tentang tujuan dan maksud dilakukannya penyajian hasil data serta pokjakes.

Pada saat memasuki acara inti moderator memepersilahkan saudara

Thresia H.Anageni S.kep dan Ferdi B.P S.Kep untuk menyajikan hasil data yang

berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan di dusun Marannu. Setelah data

dibacakan, moderator kembali memandu acara diskusi.

Diskusi membicarakan tentang POA,data, Pokjakes, prioritas Masalah.

Dari diskusi yang telah dilaksanakan, didapatkan prioritas masalah sebagai berikut:

1. Resiko terjadi penularan penyakit ( Diare, ISPA, DHF) di dusun Marannu

diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan

dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

2. Resiko gizi kurang pada bayi/balita di dusun Marannu berhubungan dengan

kurangnya tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai gizi

bayi/balita serta kurang aktifnya posyandu di Dusun Marannu

3. Resiko meningkatnya angka morbiditas lansia di dusun Marannu berhubungan

dengan kurangnya minat dan motivasi masyarakat untuk memeriksakan

96
kesehatan lansia secara teratur serta belum adanya program pemerintah untuk

penyediaan dana sehat bagi masyarakat khususnya lansia.

Setelah ditetapkan prioritas masalah , maka ditentukan Plan Of Action

(POA) yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Plan Of Action (POA) dari masing-masing masalah adalah sebagai berikut:

1. Resiko terjadi penularan penyakit (Diare, ISPA< DHF) di dusun Marannu

diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan

lingkungan dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

a. Penyuluhan kepada keluarga tentang masalah kesehatan lingkungan,

rumah dan kesehatan diri.

b. Motivasi keluarga/masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan.

c. Penyuluhan kesehatan lingkungan kepada seluruh masyarakat di dusun

marannu.

d. Kerja bakti bersama masyarakat.

2. Resiko gizi kurang pada bayi/ balita di dusun Marannu berhubungan dengan

tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai gizi

bayi/balita dan kurang aktifnya Posyandu di Dusun marannu.

a. Penyuluhan tentang gizi bay/balita

b. Demonstrasi cara menyusun, mengolah dan menyajikan menu makanan

bayi/balita.

c. Beri makanan tambahan pada bayi dan balita.

97
d. Motivasi masyarakat untuk menjaga kecukupan gizi balita.

3. Resiko meningkatnya angka morbiditas lansia di dusun Marannu

berhubungan dengan kurangnya minat dan motivasi masyarakat untuk

memeriksakan kesehatan lansia secara teratur serta belum adanya program

pemerintah untuk penyediaan dana sehat bagi masyarakat khususnya lansia.

a. Kaji tingkat perhatian masyarakat tentang lansia

b. Penyuluhan tentang lansia, apa yang terjadi pada lansia, dan apa yang

dibutuhkan lansia.

c. Jelaskan perlunya peran masyarakat terhadap para lansia.

C. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. 75% dari jumlah undangan dapat menghadiri pertemuan.

b. Acara dapat berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan.

c. Mahasiswa dapat menyediakan alat-alat dan media sesuai dengan

kebutuhan.

2. Evaluasi Proses

a. 70% dari undangan dapat menghadiri pertemuan

b. Selama acara berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang

telah ditetapkan.

c. Selama acara berlangsung tidak ada undangan yang meninggalkan

acara pertemuan.

98
3. Evaluasi hasil

a. Masyarakat mengetahui gambaran data-data masalah kesehatan yang

ada di masyarakat

b. Disepakatinya prioritas masalah kesehatan yang ada di masyarakat.

c. Disepakatinya solusi dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan

berkaitan dengan masalah yang ada di masyarakat.

d. Disepakatinya waktu pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan.

99
PRE PLANNING PELAKSANAAN KERJA BAKTI

DI DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG

KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA

A. PENDAHULUAN

Pada upaya peningkatan pelayanan kesehatan diharapkan akan terciptanya

masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat menunjukkan

bahwa kesadaran hidup sehat telah tertanam dalam diri setiap anggota masyarakat. Peran

serta masyarakat ujung tombak dari keberhasilan untuk menciptakan lingkungan yang

sehat. Salah satu upaya dari masyarakat dalam mewujudkan hidup bersih dan sehat

terutama dalam lingkungan sekitarnya adalah dengan melakukan kerja bakti. Program ini

merupakan salah satu dari sekian banyak POA yang berhubungan dengan kesehatan

lingkungan yang telah disepakati pada MMD oleh Mahasiswa PBL dan masyarakat dusun

Marannu.

Melihat kondisi kesehatan lingkungan yang masih belum dapat menjamin

kesehatan terutama dalam pencegahan penyakit yang dapat merugikan masyarakat seperti

Diare, DHF, ISPA dan lain-lain.

B. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan kegiatan kerja bakti ini diharapkan masyarakat dusun

Marannu akan dapat meningkatkan kesehatan lingkungan.

100
C. TUJUAN KHUSUS

Setelah dilakukan kegiatan kerja bakti ini diharapkan masyarakat akan:

1. Dapat melakukan kegiatan ini secara rutin.

2. Dapat mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan

lingkungan.

D. SASARAN DAN TARGET

Sasaran :

Seluruh lingkungan warga masyarakat dusun Marannu

Target :

Mesjid Dusun Marannu

E. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Metode

Memberitahukan tentang pelaksanaan kegiatan kerja bakti pada masyarakat.

2. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi struktur

1) 75 % dari masyarakat yang hadir pada saat kerja bakti

2) Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan

3) Mahasiswa dapat bekerjasama dengan masyarakat dan mampu menyediakan

alat atau media yang diperlukan.

b. Evaluasi proses

1) 70% masyarakat melaksanakan kerja bakti

2) Selama kegiatan tidak ada masyarakat yang meninggalkan kegiatan/tempat.

101
c. Evaluasi hasil

1) Terlaksananya kerja bakti sesuai dengan rencana

2) Lingkungan mesjid Nurul Huda Marannu bersih.

3. Waktu dan tempat

Kegiatan kerja bakti ini dilakukan di Mesjid Nurul Huda Dusun Marannu.

Pelaksanaannya pada hari kamis tanggal 29 September 2011.

4. Media

Peralatan untuk kerja bakti seperti sapu lidi, parang, sapu ijuk, cangkul, kain pel, dan

lain-lain.

5. Pembagian tugas

Koordinator : Ariyanto Ayupir S.Kep dan Muhammad Arif S.Kep

Anggota : Mahasiswa PBL STIK Famika dusun Marannu, warga masyarakat

dusun Marannu

6. Uraian tugas

a. Koordinator

Bertanggung jawab/mengkoordinir semua anggota yang terlibat dalam kegiatan

kerja bakti

b. Anggota

Melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan tugas dan kewajibannya.

102
LAPORAN KEGIATAN KERJA BAKTI

DI DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG KECAMATAN

PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA

Hari/tanggal : kamis 29 September 2011

Jam : 16.00 WITA

Tempat : Mesjid Nurul Huda Dusun Marannu

A. PERSIAPAN

1. Menindaklanjuti POA yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan pada saat

MMD I tanggal 11 September 2011yaitu pelaksanaan kerja bakti di Mesjid Nurul

Huda Dusun Marannu.

2. Mahasiswa memberitahu kepala Dusun Marannu dan warga masyarakat dusun

Marannu lewat wireless di Mesjid Nurul Huda Marannu.

3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan kerja bakti.

B. PELAKSANAAN

Kegiatan kerja bakti dilaksanakan pada hari kamis tanggal 29 September 2011 di

Mesjid Nurul Huda Dusun Marannu.

103
C. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

a. 70% dari masyarakat hadir pada saat kerja bakti.

b. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan.

c. Mahasiswa dapat bekerjasama dengan masyarakat dan mampu menyediakan

alat/ media yang diperlukan.

2. Evaluasi proses

a. 70% masyarakat melaksanakan kerja bakti.

b. Selama kegiatan tidak ada masyarakat yang meninggalkan tempat kegiatan.

3. Evaluasi hasil

a. Terlaksananya kerja bakti sesuai dengan rencana

b. Lingkungan tempat umum dan rumah bersih.

104
PRE PLANNING PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN LINGKUNGAN

DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG KECAMATAN PATTALLASSANG

KABUPATEN GOWA

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil analisa data dan beracuan pada prioritas masalah yang utama

yang sangat menonjol pada saat penyajian data pada tangal 11 september 2011 adalah

masalah kesehatan lingkungan yang kurang bersih .

Dengan melihat masalah tersebut, maka sala satu interfensi yang dilakukan adalah

kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekitar dan interfensi yang lain adalah

dengan penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan

seperti : saluran pembuangan air limbah (SPAL), pentingnya tempat sampah dan cara

pengolahan sampah, manfaat air bersih dan air yang sudah dimasak serta manfaat dan

pentingnya jambang keluarga. Adapun penyuluhan lain yang diberikan yaitu: penyuluhan

tentang penyakit yang timbul akibat dampak lingkungan yang kurang bersih seperti.

DHF, ISPA, Diare, dan TBC.

Berdasarkan prioritas masalah yang didapatkan maka kesadaran dan prilaku

masyarakat harus senantiasa ditingkatkan. Oleh sebab itu penyuluhan kesehatan yang

berulang kali harus tetap di berikan sampai masyarakat mengerti akan pentingnya

menjaga kesehatan.

105
B. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan masyarakat dusun Maranu

akan mengetanui pentingnya kesehatan baik untuk diri sendiri,keluarga maupun

lingkungan sekitar

C. TUJUAN KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan masyarakat dusun marannu

akan mampu:

1. Mengerti dan memahami tentang air bersih

2. Mengerti dan memahami tentang pembuangan sampah

3. Mengerti dan memahami tentang jamban

4. Mengerti dan memehami tentang SPAL

5. Mengerti dan memahami tentang penyakit DBD

6. Mengerti dan memahami tentang penyakit ISPA

7. Mengerti dan memahami tentang penyakit Diare

8. Mengerti dan memahami tentang penyakit TBC

9. Mengerti dan memahami tentang penyakit DM

10. Mengerti dan memahami tentang penyakit PARICELLA

11. Mengerti dan memahami tentang penyakit Demam Tifoid

D. SASARAN DAN TARGET

Sasaran :

Warga masyarakat didusun marannu

106
Target :

1. Bapak/Ibu, remaja dan anak-anak .

2. Masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan diri dan lingkungan sekitarnya

E. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Metode

a. Memberikan penjelasan materi melalui ceramah

b. Melakukan diskusi atau Tanya jawab

2. Kriteri evaluasi

a. Evaluasi struktur

1. 75% dari jumlah undangan dapat menghadiri pertemuan.

2. Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan.

3. Mahasiswa dapat menyediakan materi,alat-alat dan media sesuai dengan

keperluan.

b. Evaluasi proses

1. 70% dari undangan yang hadir dapat berperan aktif dalam diskusi.

2. Selama acara berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah

ditetapkan

3. Selama acara berlangsung undangan tidak ada yang meninggalkan acara

pertemuan.

c. Evaluasi hasil

1. terlaksananya penyuluhan dengan baik

2. masyarak mampu mendiskusikan masalah kesehatan yang dihadapi

107
3. Waktu dan tempat

Waktu : 18.30 WITA

Tempat : mesjid nurul Huda di Dusun Marannu

4. Media

Media yang di gunakan adalah poster, liflet, pengeras suara, dll.

5. Susunan acara

Pembukaan

Pembacaan atau penjelasan materi

Diskusi materi

Penutup

6. Pembagian tugas

Dalam setiap penyuluhan pembagian tugas bergantian. Adapun penanggung jawab

setiap penyuluhan tiap coordinator oleh satu panitia.

Kordinator setiap penyuluhan (terlampir)

7. Uraian tugas tugas

a. Pemateri

Bertugas menyampaikan dan menjelaskan materi yang ada dengan cara yang

singkat jelas dan bermakna

b. Fasilitator

Memfasilitasi setiap peserta penyuluhan, mebangkitkan kemampuan peserta untuk

aktif dalam diskusi.

c. Obserfer

108
Bertugas mengobserfasi jalannya diskusi, mencatat segala hal yang penting yang

terjadi selama acara penyuluhan berlansung dan berhak menegur moderator bila

terjadi penyimpangan dalam penggunaan waktu.

d. Notulen

Mencatat semua hasil diskusi mulai dari jalannya diskusi sampai berakhirnya

diskusi kemudian melaporkan hasil kepada peserta

e. Moderator

Bertugas memandu, mengarahkan dan memimpin jalannya diskusi, menggunakan

waktu secara tepat dan menutup diskusi.

109
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas

Topic : Tuberkulosis (TBC)

Sasaran : Masyarakat Dusun Marannu

Hari/ Tanggal : Senin , 19 september 2011

Tempar : Mesjid dusun Marannu

Waktu : 19.00 WITA

Media : Poster dan materi

Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab

Materi : terlampir

Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat Dusun Marannu akan mengerti dan

memahami tentang penyakit TBC serta Perawatan dan Pencegahannya.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan masyarakat dapat

 Menyebutkan pengertian TBC

 Mengenali gejala-gejala penyakit TBC

 Mengetahui penularan penyakit TBC

 Menyebutkan tempat-tempat pemeriksaan penyakit TBC

 Mengerti cara mencegah penularan penyakit TBC

 Mengetahui dampak penyakit TBC terhadap kesehatan.

 Mengerti cara menjalankan pola hidup sehat.

110
Materi Penyuluhan

TUBERCULOSIS (TBC)

A. Pengertian TBC

Adalah : suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman atau bakteri TBC

dan penyakit ini bukan turunan yang menyerang paru-paru.

B. Jenis-jenis TBC

a. TBC Paru

o TBC yang menyerang jaringan paru

o TBC yang mudah menular.

o TBC paling sering dijumpai 80%

b. TBC Ekstra Paru

Adalah TBC yang menyerang organ tubuh lain di luar jaringan paru

C. Tanda-tanda / Gejalah Penyakit TBC

a. Batuk disertai dengan dahak selama 3 minggu atau lebih

b. Kadang-kadang dahak keluar bercampur dengan darah

c. Sesak nafas dengan rasa nyeri di dada

d. Nafsu makan berkurang

e. Berat badan menurun atau menjadi kurus

f. Demam lebih dari 1 bulan

g. Berkeringat dimalam hari, meskipun tidak melakukan aktifitas

111
D. Cara Penularan Penyakit TBC

a. Jika penderita TBC berbicara, meludah, batuk atau bersin, maka kuman TBC akan

menyebar melalui paru-paru

b. Kuman TBC dapat terhirup oleh orang yang berada disekitar penderita

c. Dalam waktu 1 tahun 1penderita dapat menularkan penyakitnya pada 10-15 orang

disekitarnya.

E. Cara Mencegah Penularan Penyakit TBC

a. Apabilah anda batuk, tutuplah mulut anda-keluarga dan orang lain disekitar anda

tidak tertular.

b. Jagan meluda di sembarang tempat

c. Gunakan tempat penampungan untuk memyimpan dahak

Buang dahak ke lubang WC

Timbun dahak anda ketempat penampungan

F. Akibat Yang Dapat ditimbulkan TBC terhadap Diri Sendiri

a. Akibat yang dapat ditimbulkan TBC terhadap Diri Sendiri, keluarga dan

masyarakat.

 Anda mengalami batuk darah

 Anda tidak dapat berkerja

 Penyakit anda membutuhkan biaya yang lebih besar karena butuh obat yang

lebih ampu

 Keluarga anda bisa tertular penyakit TBC

 Berkurangnya penghasilan keluarga anda karna tidak dapat bekerja

112
 Keluarga anda sendiri tidak bebas bergaul dengan anda

 TBC banyak menyerang golongan ekonomi lemah

 Pemerintah harus menyediakan dana yang lebih besar

G. Penangulanggan Penyakit TBC

Berobat di rumah sakit dan minum obat secara teratur sampai pasien sembuh dalam

perawatan 6-8 bulan.

H. Akibat Jika Tidak Teratur Minum Obat

o Penyakit anda akan lebih sukar di obati

o Kuman TBC dalam tubuh anda akan tumbuh dan berkembang lebih banyak

o Menghabiskan biaya yang lebih besar

o Anda membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat sembuh.

113
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULAN KESEHATAN

A. Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas.

B. Topik : Demam Berdarah Dengue (DBD).

C. Hari/Tanggal : senin /19 september 2011.

D. Waktu : 25 menit

E. Tempat : Masjid

F. Sasaran : Warga Masyarakat Dusun Marannu

G. Metode : ceramah, diskusi dan Tanya jawab.

H. Media : Poster dan ceramah.

I. Materi : Terlampir.

J. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat dusun Marannu mengerti dan

mengetaui mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue serta perawatan dan

pencegahannya.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat dusun Marannu akan dapat :

a. Menyebutkan pengertian penyakit Demam Berdarah Dengue.

b. Mengenali tanda dan gejala penyakit Demam Berdarah Dengue.

c. Menyebutkan cirri-ciri nyamuk aides aegepty.

d. Mengetahui tempat-tempat bersarangnya nyamuk aides aegepty

114
e. Mengetahui dan memahami tindakan pertama bila menemukan penyakit

Demam Berdarah Dengue.

f. Mengetahui dan memahami pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.

K. E valuasi

Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit Demam Berdarah Dengue, maka

mahasiswa akan melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil penyuluhan dengan

mengajukan pertanyaan sebagai berikut :

1. Menyebutkan pengertian penyakit Demam Bedarah Dengue.

2. Mengenali tanda dan gejalah penyakit Demam Berdarah Dengue.

3. Menyebutkan cirri-ciri nyamuk aides aegepty.

4. Mengetahui tempat – tempat bersarangnya nyamuk aides aegepty

5. Mengetabui dan memahami tindakan pertama bila menemukan penyakit

Demam Bedarah Dengue.

6. Mengetahui dan memahami pecegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.

115
Materi Penyuluhan

DEMAM BERDARAH DENGUE

A. Pengertian DBD (Demam Berdarah)

Adalah : Penyakit yang ditandai dengan panas dan perdarahan yang disebabkan

oleh gigitan Nyamuk demam berdarah (aedes Aegepty).

B. Tanda dan Gejalah Demam Berdarah

1. Diawali dengan

a. Demam yang tinggi 2-7 hari

b. Badan lemah

c. Nyeri lambung

2. Hari Selanjutnya

a. Ujung tangan / kaki dingin

b. Bintik-bintik merah dikulit

c. Hidung berdarah

d. Gusi berdarah

3. Bila Bertambah Parah

a. Muntah-muntah

b. Berak darah

c. Gelisah / berkeringat dingin

d. Pingsan

C. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegepty / Nyamuk Demam Berdarah

a. Badanya Kecil

b. Warna kecil dan belang-belang / zebra

116
c. Menggigit pada siang hari

d. Hidup di air bersih, bersih dan tergenang, setra tempat-tempat yang gelap

e. Jarak terbangnya kurang dari 100 meter

D. Tempat Nyamuk Demam Berdarah Bersarang dan Berkembang Biak adalah

1. Di Dalam Rumah

a. Tempayan

b. Bak mandi

c. Drum

d. Tempat minum burung

e. Pakaian yang tergantung

2. Di Luar Rumah

a. Tempat penampungan air terbuka

b. Kaleng dan botol bekas

c. Potongan bamboo yang berisi air

E. Tindakan Pertama Bila Menemukan Tanda-tanda Penyakit Demam Berdarah

a. Beri penderita banyak minum

b. Kompres dingin saat panas tinggi

c. Istirahat / tidur saat panas berlangsung

d. Segera bawa ke dokter / puskesmas terdekat

F. Tindakan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah

Tindakan pencegahan yang dilakukan untuk memutus mata rantai siklus

hidup nyamuk Pada fase nyamuk dewasa dan fase larva (hidup di air)

117
Usaha Pencegahannya dapat beruba :

1. Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari

2. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu :

a. Menutup menguras tempat penampungan air setiap minggu agar bebas dari

jentik nyamuk Aedes aedes aegepty

b. Membakar, mengubur dan membuang kaleng bekas, botol bekas, tempurung

dan sampah lain yang dapat digenangi air sehingga tidak menjadi tempat

bersarang nyamuk aedes agepty.

c. Jangan biarkan semak-semak dan halaman tidak terurus

d. Bersihkan selokan agar dapat mengalir dengan lancer

e. Bersihkan bak mandi setiap minggu dengan sikat

f. Tidak membiarkan kain-kain / baju tergantung

g. Lakukan penyemprotan nyamuk

h. Berikan penutup pada penampungan air agar nyamuk tidak berkembang

118
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

A. Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas.

B. Topic : Sampah dan pengelolaannya.

C. Hari/tanggal : 26 September 2011.

D. Waktu : 15 menit.

E. Tempat : Mesjid Nurul Huda Marannu.

F. Sasaran : Warga Dusun Marannu.

G. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab.

H. Media : Flip Chart, Poster.

I. Materi : Terlampir.

J. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat dusun Marannu mengerti

tentang jenis sampah dan pengolahannya.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat dusun Marannu akan

mampu:

a. Menyebutkan pengertian sampah.

b. Menyebutkan sumber-sumber sampah.

c. Menyebutkan jenis-jenis sampah.

d. Menyebutkan cara pengolahan sampah.

e. Menyebutkan syarat-syarat tempat pembuangan sampah.

119
f. Menyebutkan masalah yang dapat ditimbulkan oleh sampah.

K. EVALUASI

Setelah dilakukan penyuluhan tentang sampah dan pengolahannya, maka

mahasiswa akan melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil penyuluhan dengan

mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

a Menyebutkan pengertian sampah.

b Menyebutkan sumber-sumber sampah.

c Menyebutkan jenis-jenis sampah.

d Menyebutkan cara pengolahan sampah.

e Menyebutkan syarat-syarat tempat pembuangan sampah.

F Menyebutkan masalah yang dapat ditimbulkan oleh sampah.

120
Materi penyuluhan

SAMPAH DAN PENGOLAHANNYA

1. Pengertian

Sampah adalah limbah yang bersifat padat, organic atau anorganik yang tidak

berguna atau tidak dipakai lagi oleh manusia dan harus dikelola agar tidak

membahayakan lingkungan dan kesehatan.

2. Sumber-sumber sampah

a. Sampah yang berasal dari pemukiman.

Terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang tidak

dipakai dan dibuang seperti sisa-sisa makanan, bahan pembungkus.

b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.

Seperti pasar, tempat hiburan, terminal. Sampah ini berupa kertas, plastic, botol, dsb.

c. Sampah dari industri

Segala sampah dari proses industri, misalnya logam, plastic, kaleng, dsb.

3. Jenis-jenis sampah

a. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya.

- Sampah basah/organic (sampah yang dapat membusuk).

Seperti sisa-sisa makanan, daun-daun dan buah-buah.

- Sampah kering/anorganik (sampah yang dapat membusuk)

Seperti logam, plastic, besi dan pecahan gelas.

b. Sampah berdasarkan dapat tidaknya dibakar.

- Sampah yang mudah dibakar seperti kertas, karet, kayu dan plastic.

121
- Sampah yang tidak dapat dibakar seperti kaleng-kaleng dan pecahan kaca.

4. Cara pengolahan sampah

Sumber sampah dan pemukiman dengan tanah pekarangan yang luas dibuang

menggunakan kantong, bak sampah, keranjang sampah (wadah tertutup) atau lubang

galian. Kemudian dipisahkan:

- Sampah kering (karet, plastic, kaca, logam) dijual ke pemulung untuk di daur

ulang.

- Sampah basah ( daun, sisa makanan) di timbun.

- Sampah berbahaya ( baterai, obat-obat, bahan kimia) ditimbun dalam tanah

dengan jarak sekitar 10 meter dari sumber air.

5. Syarat-syarat Tempat Pembuangan Sampah

a. Jarak lokasi, TPS dari sumber air tidak kurang dari 10 meter.

b. Tidak di tempat yang sering banjir.

c. Tempat-tempat yang jauh dari tempat tinggal manusia.

6. Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan oleh sampah

a. Terhadap kesehatan

Menjadi tempat berkembangbiaknya kuman sehingga dapat menimbulkan penyakit-

penyakit seperti diare, penyakit kulit.

b. Terhadap lingkungan

Dapat mengotori permukaan tanah, air dan terjadi banjir bila hujan karena saluran

airb tersumbat.

c. Terhadap sosial masyarakat

122
Dapat mengganggu pemandangan, menimbulkan bau yang tidak sedap dan kotor dan

dapat menimbulkan kebakaran.

123
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

A. Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas.

B. Topic : Jamban Keluarga.

C. Hari/tanggal : 26 September 2011.

D. Waktu : 15 menit.

E. Tempat : Mesjid Nurul Huda Marannu.

F. Sasaran : Warga Masyarakat Dusun Marannu.

G. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab.

H. Media : Flip Chart, Poster.

I. Materi : Terlampir.

J. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat dusun Marannu

mengerti tentang jamban keluarga dan bagi masyarakat yang belum memiliki

jamban dapat membuat jamban yang memenuhi syarat kesehatan.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakatb dusun Marannu

akan mampu:

a. Menyebutkan pengertian jamban keluarga.

b. Menyebutkan syarat-syarat jamban keluarga yang sehat.

c. Menyebutkan manfaat jamban keluarga.

d. Menyebutkann jenis-jenis jamban yang sehat.

124
e. Menyebutkan cara menggunakan jamban yang sehat.

f. Menyebutkan cara memlihara jamban.

g. Menyebutkan apa yang dilakukan bila jamban telah penuh.

K. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan tentang jamban keluarga, mahasiswa akan

melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil penyuluhan dengan mengajukan

pertanyaan sebagai berikut:

a Menyebutkan pengertian jamban keluarga.

b Menyebutkan syarat-syarat jamban keluarga yang sehat.

c Menyebutkan manfaat jamban keluarga.

d Menyebutkann jenis-jenis jamban yang sehat.

e Menyebutkan cara menggunakan jamban yang sehat.

f Menyebutkan cara memlihara jamban.

g Menyebutkan apa yang dilakukan bila jamban telah penuh.

125
Materi penyuluhan

JAMBAN KELUARGA

1. Pengertian

Jamban atau WC adalah bangunan yang digunakan untuk buang air besar.

2. Syarat-syarat jamban keluarga yang sehat.

a. Kotoran tidak mencemari permukaan tanah.

b. Jarak septic tank dari sumber air minimal 10 meter.

c. Selalu dibersihkan agar tidak menimbulkan bau tidak sedap.

d. Tidak menjadi sarang serangga ( nyamuk, lalat).

e. Cukup terang.

f. Lantai bersih.

g. Ada ventilasi udara.

3. Manfaat jamban keluarga

a. Dapat mencegah berbagai penyakit seperti diare, tipes.

b. Dapat membantu memperbaiki kondisi lingkungan dan meningkatkan kesehatan.

4. Jenis-jenis jamban yang sehat.

a. Jamban leher angsa

- Lubang jamban.

- Air yang tertinggal di leher angsa.

- Penyaluran kotoran.

- Bangunan dinding, atap dan bak penampungan air.

- Lubang kotoran.

126
- Pipa udara yang membuang bau kotoran.

b. Jamban cemplung

Untuk daerah yang kurang air, terdiri atas:

- Lubang jamban dengan tutup.

- Lubang penampungan kotoran.

- Pupa udara.

- Bangunan dinding, atap dan penampungan air.

5. Cara menggunakan jamban yang sehat.

a. Jamban leher angsa.

- Dibagian leher angsa harus selalu terisi air.

- Air di leher angsa digunakan untuk menahan bau kotoran agar tidak keluar.

- Tinja atau kotoran dibuang dilubang leher angsa yang berisi air.

b. Jamban cemplung.

- Tutup lubang jamban, dibuka bila digunakan.

- Kotoran atau tinja dimasukkan kedalam lubang.

- Selesai buang air besar, lubang jamban harus ditutup lagi.

6. Cara memelihara jamban

a. Jamban harus selalu dibersihkan, gunakan alat-alat pembersih seperti sikat, sapu lidi dan

ember berisi air.

b. Cepat perbaiki jika ada bagian- bagian jamban yang rusak.

7. Tindakan yang dilakukan bila jamban telah penuh.

a. Membuat jamban baru.

b. Membuat lubang baru didekat lubang lama yang telah penuh

127
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

A. Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas.

B. Topic : Air bersih.

C. Hari/tanggal : selasa 27 september 2011.

D. Waktu : 15 menit.

E. Tempat : Mesjid Nurul Huda Dusun Marannu.

F. Sasaran : warga Masyarakat dusun Marannu.

G. Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab.

H. Media : flip Chart, poster.

I. Materi : Terlampir

J. Tujuan :

1. Tujuan umum

Setelah dilaksanakan penyuluhan diharapkan masyarakat dusun Marannu mengerti

bagaimana penyediaan air bersih dan pemeliharaan sumber air bersih.

2. Tujuan khusus

Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan masyarakat dusun Marannu akan dapat:

a. Menyebutkan pengertian air.

b. Menyebutkan manfaat air.

c. Menyebutkan syarat-syarat air bersih.

d. Menyebutkan sarana air bersih.

e. Menyebutkan pengolahan air sederhana.

f. Menyebutkan pemeliharaan sumber air bersih.

g. Menyebutkan jarak sumber air bersih dengan sumber pencemar.

128
K. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyediaan air bersih, maka

mahasiswa akan melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil penyuluhan dengan

mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

1. Menyebutkan pengertian air

2. Menyebutkan manfaat air

3. Menyebutkan syarat-syarat air bersih

4. Menyebutkan sarana air bersih

5. Menyebutkan pengolahan air sederhana

6. Menyebutkan pemeliharaan sumber air bersih

7. Menyebutkan jarak sumber air bersih dengan sumber pencemar.

129
MATERI PENYULUHAN

AIR BERSIH

1. Pengertian

Air sangat penting bagi kehidupan manusia, manusia akan lebih cepat

meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan.

2. Manfaat Air

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,

masak, mandi, dan mencuci. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat

penting adalah kebutuhan minum, oleh karena itu untuk keperluan minum, air harus

mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi

manusia.

Dari segi kesehatan air bersih sangat diperlukan karena:

a. Membantu pengangkutan zat-zat makanan dalam pembuluh darah.

b. Dapat memperbaiki kerja ginjal dan alat perkemihan. Apabila air tidak bersih maka

akan tinggal sisa-sisa zat yang terkandung dalam air tadi di ginjal yang lama-

kelamaan akan terbentuk batu pada saluran kemih.

c. Mencegah terjadinya penyakit saluran pencernaan seperti diare.

d. Mencegah penyakit kulit.

3. Syarat Air Bersih

a. Secara fisik

- Jernih

- Tidak berwarna

- Tidak berbau

130
- Tidak berasa

b. Secara biologis

- Tidak mengandung E. Colli

- Tidak mengandung bibit penyakit lainnya.

c. Secara kimia

- Tidak mengandung partikel berbahaya, zat beracun.

- Tidak mengandung logam berkarat dan zat radioaktif

- Kadar oksigen cukup tinggi.

4. Sarana Air Bersih

Adapun sarana air bersih yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari adalah:

a. Sumur gali, sumur pompa tangan.

b. Penampungan air hujan.

c. Perlindungan mata air, perpipaan.

d. Kran umum.

5. Pengolahan Air Sederhana

a. Pengendapan

- Tuangkan air sungai/sumur.

- Bubuhkan tawas yang telah dihaluskan dan dilarukan dengan air panas (untuk

200 liter air diperlukan tawas ± 1 sendok makan).

- Aduk air sungai yang sudah dibubuhi tawas selama ± 2 menit.

- Setelah ± 1 jam, kotoran dalam air akan mengendap.

- Selanjutnya endapan kotoran dibuang melalui pipa pembuangan.

- Melalui keran air dapat dialirkan ketempat penyaringan.

131
b. Penyaringan

- pecahan gentung di atas permukaan pasir sebagai penahan air jatuh.

Pasir setebal 200 cm berfungsi untuk menyaring kotoran. Lapisan lendir yang

terbentuk di atas pasir akan memakan kuman-kuman yang lewat.

- Ijuk berfungsi menahan pasir.

- Arang menyerap baud an mengikat karbondioksida.

Catatan:

Bahan-bahan tersebut diatas harus disterilkan terlebih dahulu dengan mencuci

sampai bersih dan merebusnya. Tempat penampungan (wadah) serta semua

bahan penyaring tersebut dibersihkan minimal 2 minggu sekali.

c. Desinfeksi

Sebelum diminum, air hasil penyaringan disucihamakan (desnfeksi) terlebih dahulu

untuk mematikan bakteri atau bibit penyakit. Ada 2 cara:

- Bubuhi kaporit. Untuk 200 liter air diperlukan 0,5-1,5 mg kaporit. Setelah ½ jam

diberi kaporit, semua bakteri mati.

- Air direbus hingga mendidih.

6. Pemeliharaan sumber air bersih

a. Cara pemeliharaan sumur gali:

- Membuat saluran air limbah.

- Membersihkan saluran air limbah agar tidak tersumbat

- perlu dibuat penutup sumur gali jika terletak disekitar pepohonan yang rimbununtuk

menghindari masuknya kotoran daun kedalam sumur.

132
- syarat ketinggian yang aman dan dinding sumur gali untuk menghindari jatuhnya

anak-anak ke dalam sumur.

b. Cara pemeliharaan Perlindungan Mata Air (PMA):

- PMA harus selalu ditutup

- PMA harus selalu dibersihkan minimal sekali dalam seminggu.

- Sektor PMA harus bersih dari daun-daunan serta kotoran-kotoran lain.

c. Cara Pemeliharaan Penampungan Air Hujan:

- Apabila kotor, cuci dinding penampungan air hujan agar air selalu bersih.

- segera tambal bila ada kebocoran.

- Usahakan agar penampungan air hujan selalu terisi air.

d. Cara Pemeliharaan Pompa Tangan:

- Selalu beri minyak pelumas

- Bersihkan dari karat

- Baut-baut sering dikontrol dan dikencangkan bila longgar.

7. Menyebutkan jarak sumber air bersih dengan sumber pencemar

- Sumber pencemar: kotoran binatang ( dari kandang), sungai yang kotor, kotoran

manusia, tempat pembuangan sampah.

- jarak sumber air bersih dari sumber pencemar minimal 10 meter.

- bila septic tank jaraknya kurang dari 10 meter.

133
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

A. Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas.

B. Topic : Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL).

C. Hari/tanggal : senin 26 September 2011.

D. Waktu : 15 menit.

E. Tempat : Mesjid Nurul Huda Dusun Marannu.

F. Sasaran : Warga Masyarakat Dusun Marannu.

G. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab

H. Media : Flip Chart, Poster.

I. Materi : Terlampir.

J. J. tujuan

1. Tujuan umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dusun Marannu mengetahui

pentingnya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) rumah tangga dan cara

pembuangan air limbah yang benar sesuai dengan syarat kesehatan.

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat akan mampu:

a. Menyebutkan pengertian air limbah.

b. Menyebutkan syarat-syarat pembuangan air limbah.

c. Menyebutkan akibat yang ditimbulkan air limbah bila tidak ditangani dengan

baik.

d. Menyebutkan manfaat air limbah rumah tangga.

e. Menyebutkan cara merawat Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL).

134
K. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan tentang Saluran Pembuangan Air Limbah

(SPAL) , maka mahsiswa akan melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan

sebagai berikut:

a. Menyebutkan pengertian air limbah.

b. Menyebutkan syarat-syarat pembuangan air limbah.

c. Menyebutkan akibat yang ditimbulkan air limbah bila tidak ditangani dengan

baik.

d. Menyebutkan manfaat air limbah rumah tangga.

e. Menyebutkan cara merawat Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL).

135
Materi penyuluhan

SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) RUMAH TANGGA

1. Pengertian Air Limbah

Air limbah adalah air bekas dari kamar mandi, dapur atau cucian yang dapat

mengotori sumur, sungai atau danau.

2. Syarat-syarat Pembuangan Air Limbah

a. Air limbah tidak mengotori sumur, sungai dan danau.

b. Air limbahb tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, lalat, kecoak.

c. Air limbahb tidak mengganggu pemandangan.

3. Akibat Ynag Ditimbulkan air Limbah Bila Tidak Ditangani dengan Baik.

a. Mencemari air tanah.

b. Menimbulkan bau busuk.

c. Menjadi sarang nyamuk yang menularkan penyakit.

d. Menggnggu pemandangan.

e. Mengurangi luas tanah yang seharusnya dapat digunakan.

4. Air Limbah Rumah Tnagga Dapat Dimanfaatkan :

a. Memelihara ikan lele.

b. Menyiram tanaman kebun

5. Cara Merawat Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL).

a. Periksa saluran bila ada daun, kertas atau plastic, pungut dan buang di tempat

sampah.

136
b. Sesekali siramlah dengan air agar tidak terjadi penyumbatan oleh tanah-tanah yang

terbawa air bekas.

c. Bila saluran rusak atau pipa bocor, diperbaiki atau diganti dengan yang baru.

d. Bila saluran tersumbat, buang sampah yang menyumbatnya.

e. Diusahakan agar tidak dijadikan sarang nyamuk, lalat dan kecoak.

137
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas

Topic : ISPA

Sasaran : Masyarakat Dusun Marannu

Hari/ Tanggal : selasa 13, september 2011

Tempar : Masjid Nurul Huda Marannu

Waktu : 19.30 WITA

Media : Poster n materi

Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab

Materi : terlampir

Tujuan

3. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat Dusun Marannu akan mengerti dan

mengetahui tentang penyakit ISPA.

4. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan masyarakat dapat

 Menyebutkan pengertian penyakit ISPA

 Menyebutkan penyebab penyakit ISPA

 Menyebutkan tanda dan bahaya penyakit ISPA

 Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit ISPA

 Menyebutkan akibat yang dapat terjadi bila penyakit ISPA tidak dibatasi

138
 Menyebutkan cara pencegahan penyakit ISPA

 Meyebutkan cara perawatan ISPA di rumah

 Menyebutkan hal-hal yang dianjurkan dalam mengatasi ISPA

139
Materi Penyuluhan

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)

1. PENGERTIAN

ISPA adalah penyakit yang disebabkan oleh karena adanya infeksi pada hidung,

tenggorokan, dan paru-paru.

2. PENYEBAB

ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri.

3. TANDA DAN BAHAYA

Tanda dan bahaya penyakit ispa tergantung dari tingkat keparahan ISPA

 < 2 bulan

 Kemampuan minum menurun sampai setengah dari biasanya

 Kejang

 Kesdaran menurun

 Bunyi nafas ngorok

 Demam

 2bulan -5 tahun

 Tidak bisa minum

 Kejang

 Kesadaran menurun

 Bunyi nafas ngorok

 Demam

140
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISPA

1. Imunisasi yang tidak lengkap

2. Gizi buruk

3. Lingkungan yang tidak sehat

5 AKIBAT YANG DAPAT TERJADI BILA TIDAK DIBATASI

1. Radang telinga

2. Pendengaran menurun

3. Daya tahan tubuh menurun sehingga mudah kena penyakit

4. Infeksi yang meluas mengakibatkan kematian

6 PERAWATAN ISPA DIRUMAH

1. Istirahatkan anak minimal 8 jam sehari

2. Mengatasi panas ( demam) yang timbul

Untuk anak yang kurang dari 2 bulan harus segera dibawah ke rumah sakit dan

puskesmas. Untuk anak > 2 bulan _ 5 tahun dapat diberikan kompres dan bila tersedia

obat penurun panas ( paracetamol ) boleh diberikan

3. Mengatasi batuk

Tidak dianjurkan membeli obat batuk sembarangan , buatkan obat batuk tradisional ,

caranya:

½ sendok the air perasan jeruk nipis dicampur dengan ½ sendok the madu atau kecap

manis, berikan 3X sehari. Bila batuk tidak hilang segera bawa ke puskesmas terdekat.

141
4. Pemberian makanan

Usahakan pemberian makan seperti biasa dengan makanan yang bergizi dan

seimbang. Berikan sedikit demi sedikt tapi sering, bila anak masih menyusui ASI

tetap diberikan

5. Pemberian minumanenam

Usahakan pemberian minuman lebih banyak dari biasanya (kira-kira 8 gelas sehari).

Hal ini membantu mengencerkan dahak dan menurunkan panas. Kekurangan cairan

akan menambah sakit yang di derita.

6. Hal-hal yang dianjurkan

 Jangan memberikan selimut / pakaian terlalu tebal bila anak sedang demam

 Jika anak sedang pilek, bersihkan hidung dengan kain bersih dan lembut serta

menyerap, jangan sampai lobang hidung ditekan dan terluka

 Usahakan lingkungan rumah sehat, berventilasi cukup sehingga memudahkan

cahaya matahari dan hindarkan anak dari asap.

 Bila keadan anak semakin parah segera bawa ke puskesmas

 Usahakan obat yang diberikan dari puskesmas terutama jenis antibiotic

diberikan tempat waktu dan dihabiskan.

7. PENCEGAHAN

1. Jauhkan anak dari penderita batuk/pilek

2. Berikan imunisasi lengkap

3. Berikan makanan tambahan yang bergizi dan seimbang setiap hari

4. Jaga kebersuhan tubuh, makanan dan lingkunga

142
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas

Topic : Demam Tyfoid

Sasaran : Masyarakat Dusun Marannu

Hari/ Tanggal : selasa 13, september 2011

Tempar : Masjid Nurul Huda Marannu

Waktu : 19.30 WITA

Media : Poster n materi

Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab

Materi : terlampir

Tujuan

5. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat Dusun Marannu akan mengerti dan

mengetahui tentang penyakit Demam Tyfoi.

6. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan masyarakat dapat

 Menyebutkan pengertian penyakit Demam Tyfoid

 Menyebutkan penyebab penyakit Demam Tyfoid

 Menyebutkan Gejala-gejala penyakit Demam Tyfoid

 Menyebutkan bahaya/komplikasi penyakit Demam Tyfoid

 Menyebutkan pencegahan penyakit Demam Tyoid

143
Materi Penyuluhan

DEMAM TYFOID

1. PENGERTIAN

Penyakit demam typoid adalah infeksi akut, biasanya menyerang saluran

pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan

gangguan kesadaran.

2. PENYEBAB

Kuman Salmonella Typosa

3. GEJALA-GEJALA

1. Demam atau suhu meningkat 10- 14 hari atau lebih

Minggu I : suhu meningkat/ demam terutama pada sore dan malam hari

Minggu II: suhu meningkat/ demam terus-menerus

Minggu III: suhu meningkat/ demam berangsur-angsur menurun

2. Nyeri kepala, pusing,

3. Nyeri otot

4. Nafsu makan kurang, mual, muntah sembelit, diare dan perasaan tidak enak di

perut.

5. Batuk dan pendarahan di hidung (mimisan)

6. Pemeriksaan klinik ditemukan:

-bradikardi (penurunan denyut jantung)

-lidah kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor

- hepatomegali ( pembesaran pada hati), splenomegali ( pembesaran pada limfa)

-gangguan mental : kesadaran menurun.

144
4. BAHAYA/KOMPLIKASI

1. Pada usus

- Perdarahan usus

- Nyeri perut yang hebat terutama bila ditekan, dinding perut menegang

2. Di luar usus

- Peradangan pada otak

- Penyakit paru-paru

5. PENCEGAHAN

a. Makanan

Di cuci bersih, masak dengan benar disimpan di tempat tertutup, jangan jajan

di tempat sembarangan

b. Minuman

- Minum air yang di masak

- gelas dicuci bersih

- tempat air minum ditutup

c . Kebersihan lingkungan

- BAB/BAK di jamban

- air limbah mengalir lancer

- jangan buang sampah disembarang tempat

- jaga kebersihan didalam dan di luar rumah

145
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas


Topic : Diare
Sasaran : Masyarakat Dusun Marannu
Hari/ Tanggal : senin 26 september 2011
Tempar : Rumah Kadus Marannu
Waktu : 09.00 WITA
Media : Poster dan materi
Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab
Materi : terlampir
Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat Dusun Marannu akan mengerti dan
mengetahui tentang penyakit Diare
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan masyarakat dapat

 Menyebutkan pengertian penyakit diare


 Menyebutkan penyebab penyakit diare
 Menyebutkan tanda-tanda diare
 Menyebutkan bahaya akibat diare
 Menyebutkan cara mengatasi diare
 Menyebutkan upaya pencegahan diare

146
Materi penyuluhan diare

1. Pengertian

Penyakit diare atau mencret adalah penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk

tinja yang melembek sampai mencair dan frekuensi lebih dari biasanya ( lebih dari 3 kali

sehari semalam )

2. Penyebab

a. Masuknya kuman penyakit dalam perut

b. Makan makanan basi, beracun atau salah makan

c. Tidak tahan dengan makanan tertentu misalnya susu

d. Faktor lain seperti penyediaan air bersih, kurangnya fasilitas sanitasi dan

kebersihan perorangan.

3. Tanda-tanda diare

a. Tanda-tanda anak yang baru mulai mencret :

 Anak mulai mencret 1-2x sehari semalam

 Anak masih suka main

 Anak masih mau makan

b. Tanda-tanda anak diare dan lemas :

 Tinja cair, frekuensi 3x sehari atau lebih

 Anak tidak mau makan

 Lesu dan lemas

 Kadang-kadang mudah 1-2x sehari

 Badan kadang-kadang panas

147
c. Tanda-tanda penderita muntah 1-2x sehari

 Berak encer, cair terus menerus

 Muntah-muntah

 Setengah hari tidak kencing

 Pada bayi ubun-ubun cekung

 Mata cekung,bibir kering dan biru

 Panas tinggi sampai kejang

4. Bahaya akibat diare

Diare/mencret yang terus menerus menyebabkan anak kekurangan cairan dan

akhirnya akan meninggal karena kekurangan cairan.

5. Cara mengatasi

Pada anak yang baru mencret ibu dianjurkan member minum lebih banyak dari

biasanya. Minuman yang diberikan apa saja yang tersedia di rumah seperti kuah sayur,

air the, air kelapa, larutan gula garam, air tajin dan lain-lain. ASI dan makanan diberikan

seperti biasanya.

Kalu bayi/anak masih mencret terus menerus, berikan oralit 200cc untuk 4 jam pertama

2-4 gelas, untuk selanjutnya berikan ½-1 gelas oralit atau larutan gula garam.

6. Upaya pencegahan diare

Makanan

 Dicuci bersih

 Dimasak dengan benar

 Disimpan dengan benar

 Peningkatan pemberian makanan pengganti ASI

148
Minuman

 Minum dengan air yang dimasak

 Berikan ASI pada bayi

 Jangan memberikan susu botol pada anak dibawah 4 bulanana

Kebersihan perorangan

 Kuku yang panjang dipotong dan selalu dibersihkan

 Setiap selesai buang air besar harus dicuci tangan dengan sabun

 Cuci tangan sampai bersih sebelum dan sesudah makan

 Gunakan sabun untuk cuci tangan mandi

Lingkungan

 Buang air besar di jamban, kakus sehat ( memakai tutup)

 Halaman pekarangan bersih dari sampah

 Air kotor/limbah mengalir lancer

 Tempat sampah tertutup

Cara membuat larutan gula garam

 Cuci tangan dengan sabun

 Sediakan air matang 1 gelas (air puti/air the)

 Masukkan satu sendo gula

 Masukkan garam dapur sedikit (1/4 sendok the )

Cara membuat oralit

 Cuci tangan dengan sabun

 Sediakan air putih satu gelas ( jangan air panas )

149
 Tuangkan bubuk oralit sedikit demi sedikit sampai habis. Bila muntah minum

lagi. Oralit bisa di dapatkan di took obat, puskesmas dan posyandu

7. Kesimpulan

a. Bila anak mulai diare berikan minuman lebih banyak dari biasanya. Teruskan

menyusui dan memberikan makan seperti biasanya.

b. Kalu anak mencret, lemas dan tidak mau makan, berikan oralit atau LGG, minum

terus menerus.

c. Bila mencret semakin parah, segera bawah anak ke Puskesmas atau RS terdekat.

150
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN LINGKUNGAN

DUSUN PATTALLASSANG

KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA

A. PERSIAPAN

1. Sebelum pelaksanaan penyuluhan mahasiswa telah lebih dahulu menelaah data-data

yang menunjang untuk melakukan penyuluhan kesehatan.

2. Mahasiswa mengadakan koordinasi kepada kepala dusun Marannu dan kader

kesehatan untuk teknis pelaksanaan penyuluhan yang akan diadakan.

3. Mahasiswa juga sebelumnya juga menyiapkan materi yang akan disampaikan dan

menyiapkan juga peralatan/ keperluan yang dibutuhkan.

4. Mahasiswa mambuat undangan dan menyampaikan maksud tersebut kepada

masyarakat melalui informasim langsung dan tidak langsung.

B. PELAKSANAAN

Penyuluhan kesehatan yang dilakukan mahasiswa PBL Program Profesi

Ners yang sementara menjalani Klinik Keperawatan Komunitas telah selsesai

dilaksanakan yaitu pada tanggal 21 september 2011 jam 20.00 WITA setelah sholat

ISYA bertempat di Mesjid Nurul Huda Dusun Marannu meliputi penyuluhan kesehtan

tentang:

1. Jamban, sampah, air bersih, SPAL.

2. Penyakit Diare dan penanggulangannya.

3. Penyakit ISPA dan penanggulangannya.

4. Penyakit DHF dan penanggulangannya

151
5. Penyakit demam Tyfoid dan penanggulangannya.

6. Penyakit TBC dan penanggulangannya.

7. Penyakit DM dan penanggulangannya.

C. PENUTUP

Jam 20.15 penyuluhan kesehatan diambil oleh moderator dan sekaligus menutup

penyuluhan kesehatan. Diakhiri pembacaan doa oleh Muhamad Arif S.Kep.

D. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

a. 90% dari jumlah undangan dapat menghadiri pertemuan.

b. Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

c. Mahasiswa dapat menyediakan materi, alat-alat dan media sesuai dengan

keperluan.

2. Evaluasi Proses

a. 85% dari undangan yang hadir dapat nberperan secara aktif dalam diskusi.

b. Penyaji mampu melakukan penyampaian materi dengan baik serta memberikan

umpan balik dan menjawab serta mengajukan pertanyaan.

c. Peserta aktif bertanya dan mendengarkan serta memperhatikan penyampaian

materi dengan baik.

d. Selama acara berlangsung undangan tidak ada yang meninggalkan acara

pertemuan.

3. Evaluasi hasil

a. Terlaksananya penyuluhan dengan baik.

b. Masyarakat mengerti dan memahami materi yang diberikan.

152
PRE PLANNING PELAKSANAAN POSYANDU DI DUSUN MARANNU

KECAMATAN PATTALLASSANG

A. PENDAHULUAN

Program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah

berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna keberhasilan

program pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kesatuan, kemauan, dan

kemampuan untuk hidup sehat. Melalui upaya pelayanan kesehatan diharapkan akan

terciptanya masyarakat yang hidup sehat. Melalui upaya pelayanan kesehatan diharapkan

akan terciptanya masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang sehat serta memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, oleh karena itu juga

diharapkan peran aktif dari masyarakat untuk berpartisipasi pada tingkat pelayanan dasar

yaitu pelayanan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu).

Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu , merupakan pusat

pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan oleh dan

untuk masyarakat dengan dukungan teknis petugas kesehatan dalam rangka pencapaian

Norma keluarga bahagia Dan Sejahtera (NKKB).

Tujuan peenyelenggaraan Posyandu meliputi:

1. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.

3. Mempercepat pemberian NKKBS

4. Meningkatkan kemampuan masyrakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan

kegiatan-kegiatan lainyang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.

153
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha

meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha

meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak

geografi.

6. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tekhnologi

untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

Pelayanan kesehatan atau kegiatan pokok posyandu (Sapta Krida Posyandu) meliputi

kesehatan ibu hamil, keluarga berencana, imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan

diare, sanitasi dasar, penyediaan obat esensial.

B. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan kegiatan posyandu ini diharapkan masyarakat Dusun Marannu mampu

melaksanakan/mengikuti kegiatan posyandu.

C. TUJUAN KHUSUS

Setelah dilakukan kegiatan posyandu ini diharapkan masyarakat dusun Marannu dapat:

- Mengetahui kegiatan posyandu yang ada di tingkat dusun.

- Mengambil keputusan secara mandiri dalam mencari alternative pengobatan atau

perawatan bagi keluarga.

- Melaksanakan atau ikut berperan serta aktif dalam kegiatan posyandu seperti

penimbangan bayi/balita, imunisasi, lain-lain yang diselenggarakan setiap

bulannya.

- Mengikuti/melaksanakan materi penyuluhan yang telah diberikan.

154
D. SASARAN DAN TARGET

Sasaran: seluruh warga masyarakat Dusun Marannu

Target :

1. Ibu yang mempunyai bayi/balita

2. Ibu menyusui dan ibu nifas

3. Pasangan Usia Subur (PUS)

4. Masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan.

E. STRATEGI PELAKSANAAN

a. Metode

1. Memberikan pelayanan kesehatan pada bayi dan balita seperti penimbangan bayi,

imunisasi, dll.

2. Memberikan penjelasan/penyuluhan tentang masalah-masalah kesehatan.

3. Diskusi/Tanya jawab.

b. Criteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

- 75% dari jumlah ibu yang mempunyai bayi/balita, ibu menyusui, ibu nifas,

Pasangan Usia Subur dan masyarakat datang ke posyandu.

- Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan.

- Mahsiswa dapat menyediakan alat-alat dan medic sesuai dengan yang diperlukan.

2. Evaluasi proses

- 75% dari ibu yang mempunyai bayi/balita, ibu menyusui, ibu nifas dan pasangan

usia subur yang datang berperan serta aktif dalam penyuluhan dan diskusi.

- 75% dari kader berperan sefrta aktif dalam kegiatan.

155
- Selama kegiatan berlangsung tidak ada peserta yang meninggalkan tempat

kegiatan posyandu.

3. Evaluasi hasil

- Masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi/balita, ibu menyusui, ibu nifas

dan PUS mengetahui kegiatan-kegiatan posyandu secara jelas.

- Masyarakat dapat secara mandiri menentukan alternative pemecahan masalah

keluarga baik pengobatan maupun perawatan.

- Masyarakat menggunakan posyandu sebagai salah satu sarana kesehatan yang

ada di dusun Marannu.

- Terlaksananya penimbangan bayi/balita, pemberian imunisasi serta pelayanan

kesehatan.

- Terlaksananya penyuluhan kesehatan sesuai rencana.

c. Waktu dan Tempat

Kegiatan posyandu dilaksanakan pada tanggal 14 September 2011 setiap

bulannya, yang bertempat di rumah kadus Marannu.

d. Media

Kertas, flip Chart, dacing/timbangan, poster, meja, kursi dll.

156
e. Setting

II II III III

I I IV

M
V

M O

Keterangan

I : Meja I (pendaftaran)

II : Meja II (penimbangan)

III : Meja III (pencatatan KMS)

IV : Meja IV(penyuluhan)

V : Meja V (pelayanan)

O : Observer

M : masyarakat ( ibu yang mempunyai bayi/balita, ibu menyusui, ibu nifas,

PUS dan masyarakat yang mempnyai masalah kesehatan.

157
f. Susunan/urutan kegiatan

1. Pendaftaran

2. Penimbangan

3 Pencatatan KMS

4. Penyuluhan

5. Pelayanan keshatan (imunisasi, pengobatan sederhana )

g. Pembagian tugas

Meja I

Supiyati S.Kep

Meja II

Bunga Norma S.Kep, Andi Sahruni S.Kep

Meja III

Muhamad Arif S.Kep, Herliana N. Nggo S.Kep

Meja IV

Thresia H.Anageni S.Kep, ferdi B.P S.Kep

Meja V

Maria F. Merci S.Kep, Ariyanto Ayupir S.Kep

158
h. Uraian tugas

Meja I (pendaftaran)

- Bayi/balita yang datang didaftar dalam registrasi bayi.balita.

- Bila anak sudah memilik KMS, berarti bulan lalu sudah menimbang, diminta dab

namanya dicatat pada buku catatan.

- Bila anak belum mempunyai KMSberarti baru bulan ini ikut penimbangan, anak

dibuatkan KMS dan kemudian ditimbang.

Meja II (penimbangan)

- Hasil penimbangan dicatat diatas dan diselipkan dalam KMS,kemudian ibu

beserta anaknyadiminta datang ke meja pencatatan.

Meja III (pencatatan)

- Hasil penimbangan dicatat diKMS

- Apabila pada kolom imunisasi diisdi KMS bayi/balita belum diimunisasiesegera

rujuk ke mejaberikutnya untuk diimunisasi.

Meja IV (penyuluhan)

- pemeriksa KMS anak, perhatikan umur dengan hasil penimbangan,bila terjadi

penurunanan pada grafik berada dibawah garis normal, maka diberikan

penyuluhan.

159
- bila anak menyusui, ibunya diberi penyuluhan mengenai pentingnya makanan,

makan sayuran yang lebih banyak, minum lebih dari 6 gelas dibandingkan

sebelum menyusui.

- untuk anak balita penyuluhan diberikan pada ibunya mengenai perlunya balita

diberi makan makanan yang bergizi, banyak makan buahan dan sayur-sayuran.

Meja v (pelayanan kesehatan)

- Imunisasi BCG, DPT, Polio campak dan hepatitis diberikan pada bayi.

- Imunisasi dilakukan oleh petugas puskesmas dan Mahsiswa Ners.

- Juga diberikan pengobatan sederhana bagi yang sakit.

- Pemberian makanan tambahan pada balita.

160
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

DI DUSUN MARANU DESA PATTALLASSANG KECAMATAN PATTALLASSANG

KABUPATEN GOWA

Hari/tanggal : rabu 14 September 2011

Waktu : 09.00 WITA- selesai

Tempat : rumah Kadus Dusun Marannu.

A. PERSIAPAN

1. Pada tanggal 09 september 2011 mahasiswa mendapat informasi dari kader kesehatan

bahwa akan diadakan Posyandu di dusun Marannu pada tanggal 14 September 2011.

2. Pada tanggal 13 September 2011 mahasiswa PBL mempersiapkan semua sarana

pelaksanaan Posayandu dan memberitahukan warga yang mempunyai bayi/balita di

dusun Marannu untuk membawa bayi/balita pada kegiatan Posyandu pada tanggal 14

September 2011.

B. PERSIAPAN

Kegiatan Posyandu dilaksanakan pada hri Rabu 14 September 2011

bertempat di rumah kepala Dusun Marannu. Kegiatan dimulai pada jam 09.00 WITA.

Dalam kegiatan tersebut dibagi dalam 5meja sebagai berikut:

161
Meja I

Petugas : Supiyati S.Kep

Kegiatan : Pendaftaran

Bayi didaftar dalam register bayi/balita, KMS diminta dan nama

anak di daftar. Anak yang belum mendapat KMS dibuatkan KMS

baru, serta bayi/balita yang telah diberi imunisasi dacatat.

Meja II

Petugas : Bunga Norma S.Kep, Andi Sahruni S.Kep

Kegiatan : penimbangan.

Melaksanakan penimbangan pada bayi/balita.

Meja III

Petugas :Muhamad Arif S.Kep, Herliana N. Nggo S.Kep

Kegiatan : pencatatan

Mencatat hasil penimbangan bayi/balita dan imunisasi pada KMS.

Meja IV

Petugas :Thresia H.Anageni S.Kep, ferdi B.P S.Kep

Kegiatan : penyuluhan

Memberi penyuluhan tentang gizi bayi dan balita secara

bergantian. Sesi pertama tentang gizi bayi dan balita yang

162
disampaikan oleh saudara Thresia H. Anageni S.Kep dan sesi

Kedua tentang imunisasi pada anak.

Meja V

Petugas : bidan dari Puskesmas dibantu oleh mahasiswa

Kegiatan : pemberian imunisasi (BCG, Campak)

C. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

a. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditetapkan yaitu dari jam09.00

sampai selesai

b. Mahasiswa dapat memfasilitasi keperluan kegiatan.

2. Evaluasi proses

a. 4 dari kader kesehatan berpartisipasi aktif dalam kegiatan.

b. Selama kegiatan berlangsung tidak ada yang meninggalkan acara penyuluhan.

c. Tidak ada penyimpangan yang terjadi selama kegiatan berlangsung.

3. Evaluasi hasil

a. Terlaksananya pemberian imunisasi pada bayi/balita dengan jumlah 3 orang dan

penimbangan bayi/ balita dengan jumlah 18 orang.

b. Terlaksananya penyuluhan kesehatan tentang gizi bayi/balita dan imunisasi pada

bayi.

163
PRE PLANNING PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN

DI DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG

KECAMATAN PATTALLASSANG KABU[PATEN GOWA

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil analisa data dan beracuan pada prioritas masalah yang utama

sangat menonjol pada saat penyajian data pada tanggal 11 September adalah masalah

kesehatan ibu dan anak.

Salah satu intervensi yang dilakukan adalah pembangunan Posyandu untuk

penimbangan dan imunisasi bayi dan balita. Intervensi lain adalah penyuluhan kesehatan

yang berhubungan dengan masalah gizi bayi/balita dan masalah imunisasi.

Berdasarkan prioritas masalah yang didapatkan maka kesadaran akan perilaku

masyarakat harus senantiasa ditingkatkan. Oleh sebab itu penyuluhan kesehatan yang

berulang kali harus tetap diberikan sampai masyarakat mengerti akan pentingnya

imunisasi dan gizi pada bayi/balita.

B. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, masyarakat dusun Marannu akan

mengetahui pentingnya kesehatan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

C. TUJUAN KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, masyarakat dusun Marannu akan

mampu:

164
1. Mengerti dan memahami tentang imunisasi.

2. Memahami dan mengerti tentang gizi pada bayi/balita.

D. SASARAN DAN TARGET

Sasaran :

Warga masyarakat dusun Marannu.

Target :

1. Bayi/balita

2. PUS

3. Anak remaja

E. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Metode

a. Memberikan penjelasan materi melalui ceramah.

b. Melakukan diskusi/Tanya jawab.

2. Kriteria evaluasi

a. Evaluasi struktur

1) 75% dari peserta menghadiri undangan penyuluhan.

2) Acara berlangsung sesuai dengan rencana.

3) Mahasiswa dapat menyiapkan materi, alat-alat dan media sesuai dengan yang

diperlukan.

b. Evaluasi proses

1). 70% dari peserta penyuluhan yang hadir berperan serta aktif dalam diskusi.

165
2) selama acara penyuluhan berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan

yang telah ditetapkan.

3) selama acara berlangsung peserta tidak ada yang meninggalkan acara

penyuluhan.

c. Evaluasi hasil

1) Terlaksananya penyuluhan dengan baik.

2) Masyarakat mengerti dan memahami materi yang diberikan.

3. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : 14 September 2011

Waktu : 09.00 WITA sampai selesai.

Tempat : rumah kepala Dusun Marannu.

4. Media

Flip Chart, Poster, materi penyuluhan, spidol dll.

5. Setting

NT MD PM

peserta

F F F F F O

peserta

F F
166
Keterangan :

PM : Pembawa materi penyuluhan

U : Undangan atau peserta

F : fasilitator

MD : Moderator

O : Observer

N : Notulen

6. susunan acara

Pembukaan.

PembacaanPenjelasan materi

Diskusi materi

Penutup.

7 . pembagian tugas

Ketua : Thresia H.Anageni S.kep

Sekretaris : Herliana N. Nggo S.Kep

Bendahara : Maria F. Merci S.Kep

Anggota : Ariyanto Ayupir S.Kep,

Ferdi Bunga P. S.Kep.

Bunga Norma S.Kep.

Muhamad Arif S.Kep.

Andi Sahruni S.Kep.

Supiyati S.Kep.

167
Muhawira S.Kep.

Wakia S.Kep

8 Uraian Tugas

a. Pembawa Materi

Bertugas menyampaikan dan menjelaskan materi yang ada dengan cara yang

singkat, jelas dan bermakna.

b. Fasilitator

Memfasilitasi setiap peserta penyuluhan, membangkitkan kemampuan peserta

untuk aktif dalam diskusi.

c. Observer

Bertugas mengobservasi jalannya diskusi, mencatat segala hal yang penting

selama acara penyuluhan berlangsung dan berhak menegur moderator bila terjadi

penyimpangan dalam penggunaan waktu.

d. Notulen

Mencatat semua hasil diskusi mulai dari jalannya diskusi sampai berakhirnya

diskusi kemudian untuk melaporkan hasilnya pada peserta.

e. Moderator

Bertugas memandu, mengarahkan dan memimpin jalannya diskusi, menggunakan

waktu secara tepat dan menutup diskusi.

168
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas

Topic : IMUNISASI

Sasaran :Masyarakat Dusun Marannu ( bapak/ ibu yang mempunyai

bayi/balita

Hari/ Tanggal : Rabu 14, september 2011

Tempar : Rumah Kadus Dusun

Waktu : 09.00 WITA

Media : Poster dan materi

Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab

Materi : terlampir

Tujuan

7. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat Dusun Marannu khususnya ibu-ibu

akan mengerti dan mengetahui tentang IMUNISASI.

8. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan masyarakat dapat

 Menyebutkan pengertian imunisasi

 Menyebutkan tujuan pemberian imunisasi

 Menyebutkan macam-macam imunisasi

 Menyebutkan keadaan yang timbul setelah di imunisasi dan cara perawatannya

169
 Menyebutkan waktu imunisasi tidak diberikan

 Menyebutkan jadwal pemberian imunisasi

 Meyebutkan tempat pelayanan untuk imunisasi

170
Materi Penyuluhan

IMUNISASI

Pengertian

 Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak terhadap

penyakit tertentu.

 Vaksin adalah kuman atau racun dimasukkan kedalam tubuh bayi/anak yang disebut

dengan antigen. Dalam tubuh antigen akan bereaksi dengan antibody sehingga akan

terjadi kekebalan juga ada vaksin yang dapat langsung menjadi racun terhadap kuman

yang disebut antitoksin.

Tujuan Pemberian Imunisasi

a. Mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu

b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah terjadinya gejala

yang dapat menimbulkan cacat/kematian.

Macam-macam Imunisasi

1. BCG

Tujuannya untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit TBC

2. DPT

Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberikan kekebalan aktif yang bersamaan

terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus.

3. Polio

Tujuan pemberian vaksin Polio adalah mendapat kekebalan terhadap penyakit

poliomyelitis/kelumpuhan

4. Hepatitis B

171
Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit

hepatitis B

5. Campak

Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit

campak.

Jadwal Pemberian Imunisasi

a. Umur 0-1 bulan : BCG, Hepatitis B 1

b. Umur 2 bulan : DPT, Polio 1, Hepatitis B 2

c. Umur 3 bulan :Hepatitis B3, DPT 2, dan Polio 2

d. Umur 4 bulan : DPT 3 dan Polio 3

e. Umur 9 bulan : Campak, Polio 4

f. Umur 6 tahun & 12 tahun : TT

Waktu Imunisai tidak diberikan:

BCG

Tidak diberikan bila bayi, anak sakit kulit yang lama, sakit TBC dan panas tinggi

DPT

Tidak diberikan bila bayi, anak sakit parah, panas tinggi dan kejang

POLIO

Tidak diberikan bila bayi, anak menceret atau diare dan sakit parah

CAMPAK

Tidak diberikan bila bayi, anak mendadak sakit dan panas tinggi

172
Keadaan yang timbul setelah di Imunisasi dan cara perawatannya

BCG

Setelah 2 minggu terjadi pembengkakan dan merah di tempat suntikan setelah itu

timbul bisul kecil kemudian menjadi luka parut

Perawatannya: tidak perlu diobati, jika luka suntik membesar bawa ke pelayanan

kesehatan

DPT

Panas sore hari dan akan turun dalam 1- 2 hari, bayi akan merasa sakit

Perawatannya: obati dengan obat penurun panas

CAMPAK

Panas akan timbul setelah 4-10 hari penyuntikan

Perawatannya: obati dengan obat penurun panas

Tempat pelayanan untuk Imunisasi

Posyandu

Puskesmas

Rumah sakit

Rumah bersalin

Bidan praktek swasta

173
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas


Topic : Zat Gizi
Sasaran : Masyarakat Dusun Marannu
Hari/ Tanggal : Rabu 14 september 2011
Tempar : Rumah Kadus Marannu
Waktu : 09.00 WITA
Media : Poster dan materi
Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab
Materi : terlampir
Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat Dusun Marannu akan mengerti dan
mengetahui tentang Zat Gizi
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan masyarakat dapat

 Menyebutkan pengertian Zat Gizi


 Menyebutkan zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan
 Menyebutkan pedoman pemberian makanan bayi dan balita
 Menyebutkan tri guna makanan
 Menyebutkan prinsip-prinsip memilih bahan makanan
 Menyebutkan prinsip penyajian dan pemberian makanan

174
Materi Penyuluhan

ZAT GIZI

1. PENGERTIAN

Gizi adalah zat-zat yang terkandung dalam makanan yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan seseorang dan berguna bagi kelangsungan hidupnya.

2. ZAT- ZAT YANG TERDAPAT DALAM BAHAN MAKANAN

a. Hydrat Arang

Terdapat dalam bahan makanan seperti padi-padian, jagung, ubi jalar, singkong,

dan makanan yang dibuat dari gula misalnya dodol.

b. Protein

Yang dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu:

1. Protein nabati (berasal dari tumbuh-tumbuhan).

Misalnya: kacang hijau, tempe, tahu, dll

2. Protein Hewani (berasal dari hewan).

Misalnya : daging, ikan, telur, dll

c. Lemak

Terdapat dalam minyak, mentega, susu, santan,dll

d. Mineral

Zat mineral yang penting bagi tubuh manusia yaitu:

1. Zat kapur : berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kekurangan zat

kapur akan mengakibatkan gigi keropos dan tulang mudah patah. Terdapat

pada susu, sayuran daun, ikan kecil, yang di makan dengan tulang-

tulangnya.

175
2. Zat Besi : berguna untuk pembentukan darah (haemoglobin) anak yang

kekurangan zat besi menjadi pucat dan sering sakit. Terdapat pada

sayuran hijau, hati, daging, kacang-kacangan, dll

3. Zat yodium: berguna untuk mencegah penyakit gondok. Terdapat pada

bahan makanan yang berasal dari laut,misalnya ikan teri.

e. Vitamin

Berguna untuk mempertahankan kesehatan. Kekurangan vitamin dapat

menyebabkan penyakit, ada beberapa macam vitamin yaitu :

1. Vitamin A berguna untuk mencegah rabun senja dan pada proses melihat.

Terdapat pada buah-buahan hijau dan kuning sayur, ikan, susu dan hati.

2. Vitamin B berguna untuk pembentukan butir darah. Terdapat pada padi-

padian, kacang-kacangan dan daging.

3. Vitamin C berguna untuk pembentukan tulang dan gigi, terdapat pada

buah-buahan dan sayuran hijau.

4. Vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Terdapat pada

ikan, susu, telur dan hati.

5. Vitamin E berguna untuk pembentukan darah. Terdapat pada hati, toge,

telur,susu, dan daun-daunan

6. Vitamin K berguna untuk proses pembentukan darah. Terdapat pada

sayuran hijau, susu, telur, hati dan kembang kol.

176
f. Air

Sangat berguna untuk kelangsungan hidup bagi setiap mahluk. Air berguna untuk:

1. Mengatur proses tubuh

2. Membantu pencernaan dalam tubuh dengan mengangkat makanan dan

mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak diperlukan lagi.

3. Bahan pembangun tubuh karena 70% tubuh kita terdiri dari air.

3 TRI GUNA MAKANAN

1. Zat tenaga yang digunakan untuk bekerja, belajar dan bermain.

2. Zat pembangun digunakan untuk pertumbuhan dan pergantian jaringan tubuh yang

rusak.Yang termasuk zat pembangun adalah protein, mineral dan air.

3. Zat pengatur digunakan untuk mengatur semua bagian tubh dan melindungi tubuh

dari penyakit. Yang termasuk zat pengatur adalah vitamin dan mineral.

4 PRINSIP-PRINSIP MEMLIIH BAHAN MAKANAN :

1. harganya murah

2. nilai gizinya baik

3. keadaan bahan makanan memenuhi sarat kesehatan

4. mudah di dapat

177
5 PRINSIP PENYAJIAN DAN PEMBERIAN MAKANAN

1. jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan

2. kombinasi bahan makanan hewani dan nabati disesuaikan dengan keuangan

3. perhatikan variasi hidangan secara keseluruhan

4. perhatikan jadwal menu

5. perhatikan kebersihan makanan

6 PEDOMAN PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN BALITA

a. usia 0-4 bulan

bayi hanya diberi ASI

tidak perlu diberi makanan tambahan misalnya : pisang, madu, nasi halus, dll

susu pengganti ASI dapat diberikan bila ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi.

Keuntungan ASI:

1. mudah di dapat

2. sesuai suhu yang diperlukan untuk minum bayi

3. sesuai dengan kebutuhan bayi

4. kebersihan terjamin

5. terjadi hubungan kasih sayang antara ibu dan anak

6. mudah diterima dan diserap oleh pencernaan bayi.

b. Usia 4-6 bulan

Teruskan pemberian ASI.

178
Mulai perkenalan makanan tambahan, selain ASI dalam bentuk halus, misalnya:

buah yang dihaluskan, bubur tepung.

c. Usia 6-9 bulan

Berikan makanan pendamping ASI yang lebih padat yaitu: nasi tim untuk permulannya

bisa di saring atau di haluskan, lama kelamaan ditingkatkan dengan tidak perlu

dihaluskan. Dalam pembuatan nasi tim tersebut dicampurkan dengan sayuran dan lauk

pauk seperti tahu, tempe, ikan, sayuran dll.

d. Usia 9-18 bulan

Teruskan pemberian ASI

Berikan makanan lengkap dan makanan keluarga sehari-hari

e. Usia > 18 bulan

Berikan makanan lengkap 3-4 x sehari dengan porsi separuh porsi orang dewasa

Berikan makanan selingan 2 x sehari.Teruskan pemberian ASI dan sapilah secara

bertahap.

179
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas

Topic : Varicela/cacar

Sasaran : Masyarakat Dusun Marannu

Hari/ Tanggal : Rabu 14 september 2011

Tempar : Rumah Kadus Marannu

Waktu : 09.00 WITA

Media : Poster dan materi

Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab

Materi : terlampir

Tujuan

9. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat Dusun Marannu akan mengerti dan

mengetahui tentang penyakit Varicela/cacar

10. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan masyarakat dapat

 Menyebutkan pengertian penyakit varicela/cacar

 Menyebutkan penyebab penyakit varicela/cacar

 Menyebutkan cara mencegah terjadinya infeksi

 Menyebutkan komplikasi penyakit varicela/cacar

180
Materi Penyuluhan

VARICELA/CACAR

1. PENGERTIAN

Varicela adalah suatu in feksi virus menular yang sering timbul dan menyebabkan

ruam kulit sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi

cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.

2. PENYEBAB

Virus varicela-zoster ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui

benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.

3. MENGURANGI TERJADINYA INFEKSI

1. Kulit di cuci sesering mungkin dengan airdan sabun

2. Menjaga kebersihan tangan

3. Kuku di potong pendek

4. Pakaian tetap kering dan bersih

5. Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin)

6. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotic

7. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti- virus asikolovir

181
4 .KOMPLIKASI

 Peradangan jantung

 Pneumonia karena virus

 Peradangan sendi

 Peradangan hati

 Infeksi otak

182
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN GIZI BAYI/BALITA

DI DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG KECAMATAN PATTALLASSANG

KABUPATEN GOWA

Hari/tanggal : rabu 14 September 2011

Waktu : 09.00 WITA – selesai

Tempat : Rumah Kepala Dusun Marannu

A. PERSIAPAN

a. Pada tanggal 09 september 2011 mahasiswa mendapat informasi dari kader kesehatan

bahwa akan diadakan Posyandu di dusun Marannu pada tanggal 14 September 2011.

b. Pada tanggal 13 September 2011 mahasiswa PBL mempersiapkan semua sarana

pelaksanaan Posyandu dan materi/media penyuluhan tentang gizi bayi/balita.

B. PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan gizi bayi/balita dan imunisasi diadakan pada hari Rabu tanggal 14

September 2011 jam 09.00 WITA sampai selesai bertempat di rumah kepala dusun

Marannu.

C. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

a. Ibu bayi/balita mendengarkan penyuluhan.

b. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditetapkan yaitu sebelum

pemberian imunisasi.

183
2. Evaluasi proses

a. Selama kegiatan berlangsung tidak ada yang meninggalkan acara penyuluhan.

b. Ibu bayi/balita bertanya tentang masalah gizi bayi/balita dan imunisasi.

c. Tidak ada penyimpangan yang terjadi selama kegiatan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil

a. Terlaksananya pemberian imunisasi pada bayi/balita dengan jumlah 3 orang dan

penimbangan bayi/balita dengan jumlah 18 orang.

b. Terlaksananya penyuluhan kesehatan tentang gizi bayi/balita dan imunisasi pada

bayi.

184
PRE PLANNING DEMONSTRASI MENU SEHAT DAN PEMBERIAN MAKANAN

TAMBAHAN

A. Pendahuluan

Kita mengetahui bahwa gizi bagi balita sangat penting. Oleh karena itu balita

pada umur 6 bulan perlu mendapatkan makanan tambahan sebagai pendamping ASI.

Pada usia peralihan balita tahap I dalam pengaturan makanannya tetapi ASI tetap penting

diberikan sebagai makanan anak sehingga balita tetap menyusui. Pada usia ini kebutuhan

balita akan zat gizi menjadi semakin bertambah dengan pertumbuhan dan perkembangan

balita sedangkan produksi mulai menurun, oleh karena itu balita sangat memerlukan

makanan tambahan sebagai pendamping ASI atau minuman pendamping ASI.

Berdasarkan hal ini kami mahasiswa PBL STIK Famika berupaya untuk mengajak ibu-

ibu ikut serta dalam demostrasi menu sehat dan pemberian makanan tambahan bagi bayi

dan balita yang kami laksanakan melalui posyandu di Dusun Sangging-sangging.

B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pemberian makanan tambahan diharapkan pemberian makanan

tambahan dapat melengkapi zat-zat gisi untuk pertumbuhan dan perkembangan balita.

Serta ibu-ibu dapat mengetahui cara membuat menu sehat.

C. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pemberian makanan tambahan dan demostrasi menu sehat

diharapkan ibu-ibu dapat :

1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah mulai berkurang

2. Mengembangkan kemampuan bayi dan balita untuk menerima macam-macam

makanan

185
3. Mengembangkan kemampuan bayi dan balita untuk menelan

4. Mencoba adaptasi terhadap makanan

D. Sasaran dan Target

Sasaran : ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita

Target : Bayi dan Balita

E. Strategi Pelaksanaan

1. Metode

Demostrasi dan memberikan makanan tamabahan

2. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

Ibu-ibu hadir tepat pada waktunya

Kegiatan berlangsung sesuai yang diharapkan

b. Evaluasi Proses

Ibu-ibu berperan aktif untuk memperhatikan demostrasi

Ibu-ibu dapat menyimak dengan baik

c. Evaluasi Hasil

Ibu-ibu dapat melengkapi zat gisi bagi bayi dan balita

Dapat mengembangkan kemampuan bayi dan balita menerima macam-macam

makanan.

Dapat mengembangkan kemampuan bayi dan balita untuk menelan

3. Waktu dan Tempat

Kegiatan dilaksanakan pada :

15 september 2011 di Rumah Bpk Dusun Marannu Dg. Tompo

186
4. Media

Bubur kacang ijo, sebagai makanan tambahan, kompos, panic gelas dan sendok.

5. Uraian Tugas

Penanggung jawab pemberian makanan tambahan : Herlin S.kep

Moderator : Elan S.kep

Demonstrator : Chika S.kep

Observer : Bunga N. S.kep

Fasilitator : Ferdi bunga pakarang S.kep

Ayup S.kep

Supi S.kep

Muawira S.kep

Wakia S.kep

M. Arif S.kep

Erlin S.kep

187
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Topik :Pemberian makanan tambahan dan demonstrasi menu sehat untuk bayi dan

balita

Sasaran dan target : Ibu yang memiliki bayi/balita di dusun Marannu.

Hari/tanggal : Rabu 14 September 2011

Waktu : Jam 09.00 WITA ( 20 menit)

Tempat : Rumah kepala Dusun Marannu

Tujuan

Tujuan umum

- Setelah dilakukan demonstrasi menu sehat diharapkan semua ibu-ibu yang memiliki

bayi/balita yang ada di dusun Marannu mengerti tentang menu sehat.

- Setelah pemberian makanan tambahan, diharapkan bayi/balita dapat terpenuhi kebutuhan

gizinya.

Tujuan khusus

Setelah diberikan demonstrasi diharapkan ibu-ibu dapat:

a. Menyebutkan pengertian PMT

b. Menyebutkan tujuan PMT

c. Menyebutkan macam-macam PMT yang dapat diberikan

d. Mengetahui dan mempraktekkan cara memberikan makanan tambahan.

188
MATERI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN

Pemberian makanan tambahan dan cara membuat menu sehat

1. Pengertian

Makanan tambahan yang diberikan pada saat bayi memerlukan zat-zat gizi yang kadarnya sudah

berkurang pada ASI.

2. Tujuan

Tujuan pemberian makanan tambahan adalah

a. Melatih dan membiasakan bayi memakan makanan yang akan dimakan kemudian hari

b. Memberikan serat makanan sebagai pelancar untuk bayi yang sembelit

c. Melengkapi zat gisi ASI yang nilai kurang

d. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunya dan menelan

e. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energy tinggi

3. Macam-macam Makanan tambahan

a. Bua-buahan seperti pisang, papaya, tomat, jeruk, dsb

Cara menyiapkan :

Dipilih buah yang segar serta matang, dicuci terlebih dahulu, jika yang diberikan adalah :

papaya dan pisang, setelah dikupas dikerok halus dengan sendok kecil. Tomat direndam

dalam air panas, dibuang kulitnya, disaring dan dicerna dengan air matang dalam

perbandingan yang sama. Untuk jeruk diperas dan disaring bila perlu dicerna dengan air

matang dengan perbandingan yang sama. Buah yang asam dapat diberikan sedikit gulah

pasir.

b. Makanan lembek atau lunak

Contohnya bubur susu dan nasi tim

Cara membuat

Bubur susu

189
Untuk membuat bubur susu satu porsi diperlukan

Tepung 1,5 sendok makanan (15 gr)

Susu cair satu gelas (200 ml)

Gula pasir 1 sendok makan (10 gr)

Caranya ambil 1,5 sendok beras merah/maizena atau kacang hijau dan lainnya

kemudian cairkan dengan satu sendok makan gula, masak diatas api sambil di aduk-aduk

sampai matang, tunggu sampai dingin kemudian berikan pada bayi sedikit demi sedikit.

Nasi Tim

Untuk nasi tim dibutuhkan bahan sebagai berikut

- Beras 2 sendok makanan (20 gr)

- Ikan/daging 1 potong (25 gr)

- Tempe/tahu 1 potong (10 gr)

- Sayur ½ gelas (25 gr)

- Air 3-4 gelas (800 ml)

Cara membuat :

Beras dimasak dalam panic kemudian bahan lain dicuci, ikan/daging/tahu/tempe dipotong

kecil-kecil

190
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN MAKANAN TAMBAHAN DAN DEMONSTRASI

MENU DI DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG KECAMATAN PATTALLASSANG

KABUPATEN GOWA

Hari/tanggal : Rabu 14 September 2011

Waktu : 09.00 WITA – selesai

Tempat : Rumah Kepala Dusun Marannu

A. PERSIAPAN

1. Tanggal 12 September 2011 mahasiswa melakukan koordinasi dengan Puskesmas

dan kadet Posyandu, untuk pelaksanaan kegiatan, pihak terkait menyetujui

kegiatan tersebut.

2. Tanggal 12 September 2011 jam 15.00 WITA mahasiswa menindaklanjuti pre

planning dari kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Tanggal 13 September 2011 mahasiswa mempersiapkan materi penyuluhan dan

mempraktekkan untuk membuat makanan.

4. Tanggal 14 September 2011 kegiatan dilaksanakan.

B. PERSIAPAN

Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktu dan tempat sesuai dengan yang telah

ditetapkan.

C. EVALUASI

191
1. Evaluasi Struktur

a. Ibu-ibu hadir tepat waktu.

b. Kegiatan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.

2. Evaluasi Proses

a. Ibu-ibu berperan aktif untuk memperhatikan penyuluhan.

b. Ibu-ibu menyimak dengan baik.

3. Evaluasi Hasil

a. Selama penyuluhan ibu-ibu dapat berpartisipasi mengikuti kegiatan.

b. Semua bayi yang hadir di Posyandu mendapat makanan tambahan.

Selama demonstrasi berlangsung ibu dapat berpartisipasi

PRE PLANNING PENYULUHAN LANSIA

192
DI DUSUN MARANNU DESA PATTALLASANG KECAMATAN PATTALLASSANG

KABUPATEN GOWA

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil analisa data dan pengkajian pada tiap-tiap rumah warga yang

beracuan pada prioritas masalah yang utama yang sangat menonjol pada saat penyajian

data adalah masalah Lansia.

Salah satu intervensi yang dilakukan adalah penyuluhan pada lansia dan

pemeriksaan kesehatan pada lansia di Dusun Marannu yang dilaksanakan pada tanggal 21

september 2011.

Berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang didapatkan maka kesadaran dan

perilaku masyarakat harus senantiasa ditingkatkan. Oleh sebab itu penyuluhan kesehatan

dan pemeriksaan kesehatan pada lansia harus senantiasa di tingkatkan agar masyarakat

mengerti akan pentingnya kesehatan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluahan dan pemeriksaan kesehatan yang diberikan pada lansia

diharapkan keluarga dapat menggambil peran dalam peningkatan kesehatan lansia.

2. Tujaun Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan pada lansia diharapkan lansia

dan keluarga mampu :

a. Memahami arti proses penuaan itu sendiri

b. Menyebutkan perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.

c. Manyebutkan tugas perkembangan lansia dan keluarga yang memiliki lansia.

193
d. Menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan oleh kelompok lansia agar tetap sehat

dan produktif.

e. Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang sering terjadi pada lansia.

C. SASARAN DAN TARGET

Sasaran :

Warga masyarakat dusun Marannu

Target :

1. Lansia

2. Keluarga lansia

D. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Metode

a. Memberikan penjelasan materi melalui ceramah.

b. Melakuakn diskusi atau Tanya jawab.

2. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1. 75 % dari peserta menghadiri undangan penyuluhan

2. Acara berlangsung sesuai dengan rencana.

3. Mahasiswa dapat menyiapkan materi, alat-alat dan media sesuai dengan

yang diperlukan.

b. Evaluasi Proses

1. 70% dari peserta penyuluahan yang hadir berperan serta secara aktif

dalam diskusi.

194
2. Selama acara penyuluhan tidak ada penyimpangan dari tujuan yang

ditetapkan.

3. Selama acara berlangsung peserta tidak ada yang meninggalkan acara

pertemuan.

c. Evaluasi Hasil

1. Terlaksananya penyuluhan dengan baik.

2. Lansia dan keluarga memahami dan mengerti materi dengan baik yang

telah diberikan

3. Keluarga dan lansia mampu mendiskusikan masalah kesehatan yang

dihadapi.

3 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : 21-sep-2011

Waktu : 09.00 Wit

Tempat : Rumah Bpk Dusun Marannu Dg. Tompo

4. Media

Media yang digunakan adalah materi penyuluhan, poster

Seting

NT MD PM

195
O PESERTA
F

O
Keterangan :

PM : Pembawa Materi Penyuluhan

U : Undangan / Peserta

F : Fasilitator

MD : Moderator

O : Observer

NT : Notulen

5 Susunan Acara

Pembukaan

Penjelasan materi

Penutup

6 Pembagian Tugas

Penangguang jawab : Bunga. N Skep

Pemateri : Bunga N

Moderator : Ferdi Bunga Pakarrang S.kep

Notulen : Arif S.kep

Observer : Muawira S.kep

Fasilitator : Uni S.kep

Supiati S.kep

Wakia S.kep

196
Ayup S.kep

Fransiska S.kep

Herlin S.kep

Elan S.kep

7. Uraian Tugas

a. Pembawa materi

Bertugas menyampakan dan menjelaskan materi yang ada dengan cara

yang singkat jelas dan bermakna.

b. Fasilitator

Mamfasilitas setiap peserta penyuluhan, membangkitkan kemampuan

peserta untuk aktif dalam diskusi.

c. Observer

Bertugas mengobservasi jalannya diskusi, mencatat segalah hal yang

penting untuk terjadi selama acara penyuluhan berlangsung dan berhak

menegur moderator bila terjadi penyimpangan dalam penggunaan waktu.

d. Notulen

Mencatat semua hasil diskusi mulai dari jalannya diskusi sampai

berakhirnya diskusi kemudian melaporkan hasilnya pada peserta.

e. Moderator

Bertugas memandu, mengarahkan dan memimpin jalannya diskusi,

menggunakan waktu secara tepat dan menutup diskusi.

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas

197
Topic : Proses Penuaan Dan Penyakit Pada Lansia
Sasaran : Masyarakat Dusun Marannu
Hari/ Tanggal : Rabu 21 September 2011
Tempar : Rumah Kadus Marannu
Waktu : 09.00 WITA
Media : Poster dan materi
Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab
Materi : terlampir
Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan lansia dan keluarga yang memiliki lansia dapat
mengetahui tentang proses penuaan dan penyakit yang sering terjadi pada lansia.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan ini diharapkan lansia dan keluarga yang memiliki lansia
akan dapat:

 Menyebutkan pengertian proses penuaan


 Menyebutkan perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
 Menyebutkan tugas perkembangan lansia dan keluarga yang memiliki lansia
 Menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan oleh kelompok lansia agar tetap sehat
dan produktif.
 Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang sering terjadi pada lansia,

PROSES PENUAAN PADA LANSIA

198
1. Pengertian Proses Penuaan

Proses penuaan adalah fitrah dari Tuhan karena manusia adalah ciptaan-Nya kemudian

tumbuh, berkembang dan akhirnya meninggal.

2. Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

a. Perubahan fisik

1) System persyarafan

- Sukar berbicara

- Sukar tidur

- Daya ingat berkurang

- Inisiatif berkurang

2) System penglihatan

- Penglihatan kabur

- Susah melihat dalam cahaya gelap

- Menurunnya kemampuan membedakan warna biru atau hijau

3) System pendengaran

- Pendengaran berkurang

- Pengumpulan kotoran telinga mengeras

4) System Cardiovaskuler

- Kemampuan otot jantung menurun

- Tekanan darah meningkat

- Elastisitas pembuluh darah menurun

5) System pernapasan

- Otot – otot pernapasan menjadi kaku

199
- Kemampuan untuk batuk berkurang

6) System pencernaan

- Kehilangan gigi

- Indera pengecap menurun

- Rasa lapar menurun

- Susah BAB

7) System perkemihan

- Pembesaran prostat pada pria

- Selaput lender kering, sekresi vagina berkurang pada wanita

- Daya seksual menurun

8) System integument

- Kulit mulai mengendor

- Wajah keriput

- Rambut memutih

- Kuku menjadi kaku dank eras

- Rambut dalam hidung dan telinga menebal

9) System musculoskeletal

- Persendian membesar dan kaku

- Otot mengecil sehingga pergerakan menjadi lambat

- Tulang rapuh

b. Perubahan Psikososial

1) Perasaan pesimis karena sikap keluarga dan lingkungan sosialnya yang negative.

200
2) Persaan tidak aman/cemas jika lansia ditelantarkan karena tidak mampu berdiri

sendiri dan bergantung secara ekonomi.

3) Aktivitasa dalam berbagai kegiatan berkurang

4) Komunikasi dengan orang lain menjadi terbatas karena kemunduran pendengaran

5) Rajin beribadah dan berkumpul dengan teman sebaya

6) Mulai membicarakan kematian

3. Tugas Perkembangan Lansia

a. Akan mencapai kematangan, apabila dalam perkembangan ia mencapai hal-hal yang

positif sehingga dalam menghadapi kehidupan selanjutnya akan bersemangat dan

optimis

b. Tugas : menerima masa tua dan siap kehilangan

4. Tugas perkembangan keluarga

a. Adaptasi dengan perubahan

b. Mempertahankan kesehatan

c. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

d. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

e. Mempertahankan hubungan dengan anak dan social masyarakat

5. Beberapa Hal Yang Dapat di Lakukan Oleh Kelompok lansia Agar tetap Sehap Dan

Produktif.

a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala di RS / PUSKESMAS minimal 6 bulan sekali

b. Istirahat yang cukup

c. Gizi seimbang yaitu makan makanan ynag mengandung sumber protein ( tahu, tempe,

daging, kacang-kacangan), sumber mineral ( susu, kacang-kacangan,ikan ),sumbber

201
vitamin ( sayuran hijau dan buah-buahan ), sumber hidrat arang ( nasi, kentang,

jagung),da bentuk makanan sebaiknya lunak dan mudah dikunyah. Makanan yangn perlu

du hindari adalah pedas, asam dan yang mengandung banyak lemak.

d. Latihan kesegaran jasmani seperti melakukan pekerjaan rumah, berkebun, berjalan pagi

hari dan lain-lain.

e. Ikut kegiatan social dimasyarakat seperti kegiatan pengajian, arisan dll

f. Upaya pencegahan penyakit dan kesehatan lansia.

1) Pelihara kesehtan pribadi dan lingkungan

2) Makan makanan dengan gizi seimbang

3) Jaga dan tingkatkan kesegaran jasmani

4) Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME

5) Melakukan kegemaran/hobi sesuai kemampuan.

6. Jenis – jenis Penyakit Yang Sedang Terjadi pada Lansia

a. Reumatik

1) Tanda dan gejala

- Pembekakan dan rasa sakit pada sendi terutama pada jari tangan,

pergelangan tangan, jari kaki, dan pergelangan kaki

- Kaku pada sendi terutama pada pagi hari dan musim dingin

- Ada benjolan di bawah kulit sekitar sendi

2) Factor penyebab

- Proses penuaan terutama pada wanita post menopause

3) Usaha pencegahan

- Jaga pesendiaan dari benturan

202
- Hilangkan factor yang menimbulkan tekana berlebihan pada sendi seperti

duduk dalam waktu lama

- Menurunkan BB bila gemuk

- Kurangi makan yang mengandung asam urat seperti jeroan dan kacang-

kacangan

- Periksa kesehatan secara teratur

b. Hipertensi/tekanan darah tinggi

1. Tanda dan gejal

- Sakit kepala/pusing

- Mudah lelah

- Sukar tidur

- Mudah marah

- Mata berkunang-kunang

- Tengkuk terasa berat

2. Factor penyebab

- Keturunan

- Banyak makan makanan yang mengandung garam atau lemak

- Kegemukan

- Gaya hidup.

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN LANSIA

DI DUSUN MARANNU DESA PATTALLASSANG KECAMATAN PATTALLASSANG

KABUPATEN GOWA

203
A. PERSIAPAN

1. Sebelum pelaksanaan penyuluhan mahasiswa terlebih dahulu menelaah data-data

yang menunjang untuk dilakukan penyuluhan.

2. Mahasiswa mengadakan koordinasi dengan bapak dusun dan para kader kesehatan

untuk teknis pelaksanaaan penyuluhan yang akan dilaksanakan.

3. Mahasiswa juga sebelumnya menyiapkan materi yang akan disampaikan dan

menyiapkan peralatan yang dibutuhkan.

4. Mahasiswa membuat pre planning kegiatan penyuluhan tersebut.

5. Mahasiswa menyampaikan maksud tersebut kepada masyarakat melalui informasi

langsung dan tidak langsung.

B PELAKSANAAN

Penyuluhan kesehatan lansia yang dilakukan mahasiswa PBL STIK

Famika Makassar Program Profesi Ners yang sementara menjalani keperawatan

komunitas telah dilaksanakan pada tanggal 21 September 2011 pukul 09.00 WITA

bertempat di rumah kepala dusun Marannu desa Pattallassang. Dilaksanakan

penyuluhan tentang:

Proses Penuaan Dan Penyakit Pada Lansia

a. Pengertian proses penuaan

b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

204
c. Tugas perkembangan lansia dan keluarga yang memiliki lansia.

d. Hal—hal yang dilakukan oleh kelompok lansia agar tetap sehat dan produktif.

e. Jenis-jenis penyakit yang sering terjadi pada lansia.

C KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. 75% dari peserta menghadiri undangan penyuluhan

b. acara berlangsung sesuai dengan rencana.

c. mahasiswa dapat menyiapkan materi, alat-alat dan media sesuai dengan yang

diperlukan.

2. Evaluasi Proses

a. 70% dari peserta penyuluhan yang hadir berperan serta aktif dalam diskusi.

b. selama acara penyuluhan berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang

telah ditetapkan.

c. selama acara berlangsung peserta tidak ada yang meninggalkan acara

pertemuan.

3. Evaluasi Hasil

a. terlaksananya penyuluhan dengan baik.

b. Masyarakat mengerti dan memahami materi yang diberikan.

c. masyarakat mampu mendiskusikan masalah kesehatan yang dihadapi.

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR TAHUN 2011

205
Nomor : 001/ PBL- Ners/ STIK Famika/ IX/2011
Lampiran : -
Hal : Undangan
Kepada
Yth. Bapak/ Ibu / Saudara (i)……………
Di –
Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) yang
dilaksanakan oleh Mahasiswa Program Profesi Ners STIK Famika Makassar di dusun
Marannu desa Pattallassang Kecamatan Pattallassang, maka kami bermaksud mengundang
Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menghadiri pertemuan yang Insya Allah akan dilaksanakan
pada:
Hari / tanggal : Rabu, 7 September 2011
Jam : 20.00 WITA – selesai
Tempat : Rumah Kepalah Dusun Marannu
Agenda : Sosialisasi kegiatan PBL Dusun Marannu
Demikian undangan kami, atas kehadiran Bapak /Ibu / Saudara (i) tak lupa kami ucapkan
limpahan banyak terima kasih.

Billahittaufiq Walhidayah
Wassalamu AlaikumWR. WB
Ketua Sekretaris

Ferdi B. Pekarang. S, Kep Thresia H . Anageni, S.Kep


Mengetahui
Kadus Marannu

Hamzah Dg. Tompo

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR TAHUN 2011

206
Nomor : 002/ PBL- Ners/ STIK Famika/ IX/2011
Lampiran : -
Hal : Undangan
Kepada
Yth. Bapak/ Ibu / Saudara (i)……………
Di –
Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Sehubungan dengan telah dilakukannya pendataan, tabulasi dan analisa data
kesehatan oleh mahasiswa PBL Profesi Ners STIK Famika Makassar, maka bersama ini
kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/ Saudara (i) pada:
Hari / tanggal : Minggu, 11 September 2011
Jam : 20.00 WITA – selesai
Tempat : Masjid Nurul Huda Marannu
Acara : 1. Penyajian hasil pendataan di dusun Marannu.
2.Diskusi tentang prioritas masalah dan penetapan POA
(Planning Of Action) berhubungan dengan masalah tersebut.
Demikian undangan kami, atas kehadiran Bapak /Ibu / Saudara (i) tak lupa kami ucapkan
limpahan banyak terima kasih.

Billahittaufiq Walhidayah
Wassalamu AlaikumWR. WB
Ketua Sekretaris

Ferdi B. Pekarang. S, Kep Thresia H . Anageni,


S.Kep

Mengetahui
Kadus Marannu

Hamzah Dg. Tompo

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR TAHUN 2011

207
Nomor : 003/ PBL- Ners/ STIK Famika/ IX/2011
Lampiran : -
Hal : Undangan
Kepada
Yth. Bapak/ Ibu / Saudara (i)……………
Di –
Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Sehubungan dengan pelaksanaan program kerja mahasiswa PBL Profesi Ners
STIK Famika Makassar, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/ Saudara (i) untuk
menghadiri penyuluhan kesehatan yang Insya Allah akan dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : selasa 13 September 2011
Jam : 20.00 WITA – selesai
Tempat : Masjid Nurul Huda Marannu
Agenda : Penyuluhan ISPA dan Tyfoid

Demikian undangan kami, atas kehadiran Bapak /Ibu / Saudara (i) tak lupa kami ucapkan
limpahan banyak terima kasih.

Billahittaufiq Walhidayah
Wassalamu AlaikumWR. WB
Ketua Sekretaris

Ferdi B. Pekarang. S, Kep Thresia H . Anageni, S.Kep

Mengetahui
Kadus Marannu

Hamzah Dg. Tompo

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR TAHUN 2011

208
Nomor : 004/ PBL- Ners/ STIK Famika/ IX/2011
Lampiran : -
Hal : Undangan
Kepada
Yth. Bapak/ Ibu / Saudara (i)……………
Di –
Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Sehubungan dengan pelaksanaan program kerja mahasiswa PBL Profesi Ners
STIK Famika Makassar, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/ Saudara (i) untuk
menghadiri penyuluhan kesehatan yang Insya Allah akan dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : Rabu 14 September 2011
Jam : 09.00 WITA – selesai
Tempat : rumah kepala dusun Marannu
Agenda : Penyuluhan Zat Gizi pada bayi/balita dan IMUNISASI

Demikian undangan kami, atas kehadiran Bapak /Ibu / Saudara (i) tak lupa kami ucapkan
limpahan banyak terima kasih.

Billahittaufiq Walhidayah
Wassalamu AlaikumWR. WB
Ketua Sekretaris

Ferdi B. Pekarang. S, Kep Thresia H . Anageni, S.Kep

Mengetahui
Kadus Marannu

Hamzah Dg. Tompo

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR TAHUN 2011

209
Nomor : 005/ PBL- Ners/ STIK Famika/ IX/2011
Lampiran : -
Hal : Undangan
Kepada
Yth. Bapak/ Ibu / Saudara (i)……………
Di –
Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Sehubungan dengan pelaksanaan program kerja mahasiswa PBL Profesi Ners
STIK Famika Makassar, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/ Saudara (i) untuk
menghadiri penyuluhan kesehatan yang Insya Allah akan dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : senin 19 September 2011
Jam : 20.00 WITA – selesai
Tempat : Masjid Nurul Huda Marannu
Agenda : penyuluhan TBC dan DHF

Demikian undangan kami, atas kehadiran Bapak /Ibu / Saudara (i) tak lupa kami ucapkan
limpahan banyak terima kasih.

Billahittaufiq Walhidayah
Wassalamu AlaikumWR. WB

Ketua Sekretaris

Ferdi B. Pekarang. S, Kep Thresia H . Anageni, S.Kep

Mengetahui
Kadus Marannu

Hamzah Dg. Tompo

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM PROFESI NERS

210
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR TAHUN 2011

Nomor : 006/ PBL- Ners/ STIK Famika/ IX/2011


Lampiran : -
Hal : Undangan
Kepada
Yth. Bapak/ Ibu / Saudara (i)……………
Di –
Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Sehubungan dengan pelaksanaan program kerja mahasiswa PBL Profesi Ners
STIK Famika Makassar, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/ Saudara (i) untuk
menghadiri penyuluhan kesehatan yang Insya Allah akan dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : Rabu 21 September 2011
Jam : 20.00 WITA – selesai
Tempat : Masjid Nurul Huda Marannu
Agenda : Penyuluhan Pada Lansia

Demikian undangan kami, atas kehadiran Bapak /Ibu / Saudara (i) tak lupa kami ucapkan
limpahan banyak terima kasih.

Billahittaufiq Walhidayah
Wassalamu AlaikumWR. WB
Ketua Sekretaris

Ferdi B. Pekarang. S, Kep Thresia H . Anageni, S.Kep

Mengetahui
Kadus Marannu

Hamzah Dg. Tompo

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM PROFESI NERS

211
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR TAHUN 2011

Nomor : 007 PBL- Ners/ STIK Famika/ IX/2011


Lampiran : -
Hal : Undangan
Kepada
Yth. Bapak/ Ibu / Saudara (i)……………
Di –
Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Sehubungan dengan pelaksanaan program kerja mahasiswa PBL Profesi Ners
STIK Famika Makassar, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/ Saudara (i) untuk
menghadiri penyuluhan kesehatan yang Insya Allah akan dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : senin 26 September 2011
Jam : 20.00 WITA – selesai
Tempat : Masjid Nurul Huda Marannu
Agenda : Penyuluhan Diare Dan Rumah Sehat

Demikian undangan kami, atas kehadiran Bapak /Ibu / Saudara (i) tak lupa kami ucapkan
limpahan banyak terima kasih.

Billahittaufiq Walhidayah
Wassalamu AlaikumWR. WB

Ketua Sekretaris

Ferdi B. Pekarang. S, Kep Thresia H . Anageni, S.Kep


Mengetahui
Kadus Marannu

Hamzah Dg. Tompo

212
PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR TAHUN 2011

Nomor : 008/ PBL- Ners/ STIK Famika/ IX/2011


Lampiran : -
Hal : Undangan Malam Ramah Tamah
Kepada
Yth. Bapak/ Ibu / Saudara (i)……………
Di –
Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT semoga keseharian kita
mendapat rahmat dan ridho-Nya. Amin.
Sehubungan dengan berakhirnya kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Praktek
Belajar Lapangan (PBL) Program Profesi Ners STIK Famika Makassar di Dusun Marannu
Desa Pattallasang kecamatan Pattallasang Kabupaten Gowa, maka kami menggundang
Bapak/Ibu/Sdr (i) untuk dapat menghadiri acara Malam Ramah Tamah yang Insya Allah
akan dilaksanakan pada
Hari / tanggal : Rabu, 5 Oktober 2011
Jam : 19.30 WITA – selesai
Tempat : Rumah Kepalah Dusun Marannu
Demikian undangan kami, atas kehadiran Bapak /Ibu / Saudara (i) tak lupa kami ucapkan
limpahan banyak terima kasih.

Billahittaufiq Walhidayah
Wassalamu AlaikumWR. WB
Ketua Sekretaris

Ferdi B. Pekarang. S, Kep Thresia H . Anageni, S.Kep

Mengetahui
Kadus Marannu
Hamzah Dg. Tompo

213
DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)
PROGRAM PROFESI NERS STIK FAMIKA MAKASSAR DI DUSUN MARANNU
DESA PATTALLASSANG KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN
GOWA 2011

Gambar 1.
Tabulasi data dan prioritas masalah
( tanggal 09 September 2011, rumah kepala dusun Marannu)

214
Gambar 2.
Penyajian Data MMD I
(11 September 2011, Mesjid Nurul Huda Dusun Marannu)

Gambar 3
Penyajian Data MMD I
(11 September 2011, Mesjid Nurul Huda Marannu)

215
Gambar 4
Penyajian materi pada penyuluhan Tyfoid dan ISPA
(13 September 2011, Mesjid Nurul Huda Marannu)

Gambar 5
Penimbangan bayi/balita yang dilakukan pada saat Posyandu
( 14 September 2011, rumah kepala dusun Marannu)

216
Gambar 6
Pemberian Makanan Tambahan pada bayi/balita pada saat Posyandu
(14 September 2011, rumah kepala dusun Marannu)

Gambar 7
( penyuluhan gizi bayi/balita dan penyuluhan imunisasi pada saat Posyandu)
(14 September 2011, rumah kepala dusun Marannu)

217
Gambar 8
Penyuluhan tentang DHF dan TBC
(19 September 2011, Mesjid Nurul Huda Marannu)

Gambar 9
Penyuluhan DHF dan TBC
( 19 September 2011, Mesjid Nurul Huda Marannu)

218
Gambar 10
Penyuluhan Diare, SPAL, Rumah sehat
( 26 September 2011, Mesjid Nurul Huda Marannu)

Gambar 11
Penyuluhan Diare , SPAL dan Rumah Sehat
(26 September 2011, Mesjid Nurul Huda Marannu)

219
Gambar 12
Penyuluhan pada lansia
(21 September 2011, Rumah Kepala Dusun Marannu)

Gambar 13
Pemeriksaan fisik pada lansia
(21 September 2011, rumah kepala dusun Marannu)

220
Gambar 14
Kegiatan Bakti Sosial
(29 September 2011, Mesjid Nurul Huda Marannu)

Gambar 15
Kegiatan bakti social
(29 September 2011, Mesjid Nurul Huda Marannu)

221
Gambar 16
MMD II sekaligus Acara Perpisahan ( 05 Oktober 2011)

222

Anda mungkin juga menyukai