Anda di halaman 1dari 16

SETTING KEPERAWATAN KOMUNITAS

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas Dosen Pembimbing


Ns. Umi Hani, M.Kep

Disusun oleh:
1. Diah Hasri Nahayu 1703001
2. Didya Permata NN 1703010
3. Endah Widyastuti 1703014
4. Faila Yusfa 1703018
5. Jauharatul Faida 1703030
6. Linda Susilowati 1703034

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Masa globalisasi
adanya perkembangan dan perubahan disegala bidang, salah satu diantaranya
adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang
kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi
peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak
tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar
tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari
seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang


kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya
bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini
telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya
preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat
berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang
bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja
dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan
komunitas dengan menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas,
serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan
mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang
harus dicapai.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian keperawatan komunitas ?


2. Apa prinsip yang ada di keperawatan Komunitas?
3. Bagaimana bentuk setting praktik keperawatan komunitas ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian keperawatan komunitas.


2. Prinsip dasar keperawatan Komunitas.
3. Mengetahui bagaimana bentuk setting praktik keperawatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

A. Definisi keperawatan Komunitas


1) Definisi Keperawatan Komunitas
Departmen kesehatan RI (2017), keperawatan kesehatan
masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dialaksanakan oleh perawat
dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk
memperoleh tim kesehatan individu, keluaraga, dan masyarakat yang lebih
tinggi.

B. Prinsip dasar keperawatan Komunitas


Menurut Makhfuldi dalam keperawatan komunitas, yaitu :

a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat


b. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat.

d. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada


upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif
dan rehabilitatif.

e. Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat


adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dituangkan dalam proses keperawatan.

f. kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat


dan bukan di rumah sakit.

g. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit


maupun yang sehat.

h. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan


perilaku hidup sehat masyarakat.
i. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin.

j. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi


bekerja secara team.

k. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat


digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan
penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk
sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali
dari rumah sakit.

l. Home visite sangat penting.

m.Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.


n. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada
sistem pelayanan kesehatan yang ada.

o. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan


kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti,  dan
lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan.

 AREA PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


Perawat komunitas dapat bekerja sama atau berkolaborasi dengan
bebagai jenis profesi, organisasi atau perkumpulan untuk mengurangi resiko
angka kesakitan serta meningkatkan, mempertahankan dan memperbaiki
kembali kesehatan. Dalam menjalankan praktik keperawatan komunitas,
seorang perawat harus memahami peran, fungsi dan etik di keperawatan
komunitas.
Perawat komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian, jaminan,
dan kebijakan pengembangan. Fungsi inti diaplikasikan dalam cara sistematis
dan komperhensif. Proses pengkajian meliputi identifikasi kepedulian,
kekuatan dan harapan populasi yang dipandu oleh metode epidemiologi.
Perawat komunitas terlibat dalam penelitian untuk meningkatkan
praktik, strategi, serta intervensi khusus dari perawat kesehatan komunitas.
Perawat harus memiliki tanggung jawab secara aktif dalam meningkatkan ilmu
berbasis bukti (evidence-based) yang profesional. Dokumentasi yang baik dan
jelas merupakan bukti praktik perawat kesehatan komunitas yang efesien,
efektif, dan strategi biaya yang menguntungkan dalam promosi kesehatan.

Menurut Depkes RI (2017), pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat


diterapkan langsung pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, seperti:
a. Unit pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas rawat inap dan rawat jalan
(rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya).
b. Rumah. Perawat home care memberikan pelayanan keperawatan pada
keluarga di rumah yang menderita penyakit akut dan kronis. Peran home
care adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan.
c. Sekolah. Area praktik perawat komunitas juga mencakup seluruh warga di
lingkungan institusi pendidikan seperti siswa, guru dan karyawan baik di
TK, SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Perawat sekolah dapat
memberikan pelayanan sesaat (day care), screening (proses
mengidentifikasi penyakit-penyakit yang tidak diketahui/tidak terdeteksi
dengan menggunakan berbagai test/uji), maupun memberikan pendidikan
kesehatan.
d. Tempat kerja atau industri. Perawat melakukan kegiatan perawatan
langsung terhadap kejadian kesakitan maupun kecelakaan minimal yang
terjadi di tempat kerja, industri rumah tangga, pabrik dan lainnya. Selain itu
perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang keamanan dan
keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stres, olahraga, penanganan
perokok, serta pengawasan makanan.
e. Barak penampungan. Perawat memberikan perawatan langsung terhadap
kasus akut, penyakit kronis, serta kecacatan fisik ganda dan mental.
f. Kegiatan Puskesmas keliling. Pelayanan keperawatan dalam puskesmas
keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di pedesaan, dan
kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi
pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus penyakit akut
dan kronis, serta pengelolaan dan rujukan penyakit. 
g. Panti atau kelompok khusus lain seperti panti asuhan anak, panti wreda,
panti sosial lain, rumah tahanan serta lembaga pemasyarakatan.
h. Pelayanan pada kelompok resiko tinggi.
Kelompok resiko tinggi seperti (1) kelompok wanita, anak-anak, dan lansia
yang mendapat perlakuan kekerasan, (2) pusat pelayanan kesehatan jiwa dan
penyalahgunaan obat, (3) tempat penampungan kelompok lansia,
gelandangan, pengemis, kelompok orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan
wanita tuna susila (WTS).
Keperawatan kesehatan komunitas identik dengan penyuluhan kesehatan. Hal ini
tidak sepenuhnya salah karena penyuluhan kesehatan juga bagian dari
keperawatan kesehatan komunitas. Akan tetapi tugas perawat komunitas ternyata
tidak sesimpel itu. Banyaknya area praktik dari perawat komunitas menuntut agar
seorang perawat komunitas memahami konsep dari berbagai area dan melakukan
fungsi advokasi pada berbagai tingkat sistem.

 BENTUK SETTING KEPERAWATAN KOMUNITAS


Layanan keperawatan profesional yang diberikan oleh perawat yang telah
memeperoleh pendidikan keperawatan komunitas atau disiplin lain yang
berkaitan dan bekerja untuk meningkatkan derajat kesehatan yang berfokus
pada masyarakat (IOM, 2003)
1. Praktik keperawatan komunitas di institusi pelayanan kesehatan
(Puskesmas)
2. Praktik keperawatan komunitas di luar berupa institusi pelayanan
kesehatan (praktik mandiri perawat)
a) praktik keperawatan kesehatan di rumah
b) praktik kep. yang dilakukan secara kelompok
c) praktik keperawatan yang dilakukan secara individu / perorangan
3. Perawat kesehatan komunitas bekerja sama dengan populasi dan
berbagai kelompok meliputi :
a) Anggota dari tim kesehatan masyarakat seperti epidemiologis,
pekerja sosial, nutrisionis dan pendidik kesehatan
b) Organisasi kesehatan pemerintah
c) Penyedia layanan kesehatan
d) Organisasi dan koalisi masyarakat
e) Unit pelayanan komunitas seperti sekolah, lembaga bantuan
hukum dan unit gawat darurat

 TATANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS BERDASARKAN


FUNGSIONALNYA

1. Kegiatan praktik keperawatan komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan
praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan
1) Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang
program praktek.

2) Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas,


masalah dan kesehatan utama.

3) Penyusunan instrumen data.


4) Uji coba instrumen pengumpulan data.
5) Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,
penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan
komunitas.

6) Melaksanakan  pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader


kesehatan setempat.

7) Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan


demografi, epidemiologi dan statistik serta membuat
visualisasi/penyajian data.

8) Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,


menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam
musyawarah dan menyebarkan undangan.

9) Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:


a. Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
b. Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas
masalah, garis besar rencana kegiatan

c. Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang


telah ditetapkan.

d. Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas


kesehatan dari instansi terkait.
b. Tahap Pelaksanaan:

1) Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama


dengan  kelompok kerja kesehatan.

2) Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan


kelompok kerja kesehatan:

a. Pelatihan kader kesehatan


b. Penyuluhan kesehatan
c. Simulasi/demonstrasi
d. Pembuatan model/percontohan
e. Kunjungan rumah (home health care)
f. Kerja bakti, daan lain-lain

3) Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam


pelaksanaan kegiatan.
c. Tahap Evaluasi:

1) Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam


hal kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas
dari komunitas.

2) Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian


tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas
dalam pemecahan masalah.

 SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Menurut DEPKES tahun 2006, sasaran keperawatan kesehatan komuntas antara
lain :
a. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia
Ianjut, penderita penyakit menular (tuberkulosis pare, kusta, malaria, demam
berdarah, diare, dan ISPA atau pneumonia), dan penderita penyakit degeneratif.
b. Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan teridap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggl (high risk group) dengan prioritas
sebagai berikut :
1) Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu
sehat.
2) Keluarga yang sudah memanfaatkan sarana kesehatan serta mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita,
kesehatan reprcuduksi, dan penyakit menular.
3) Keluarga yang tidak termasuk miskin dan mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
c. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok khusus yang rentan terhadap masalah
kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi.
1) Kelompok tidak terikat dalam suatu institusi seperti posyandu, kelompok
balita, ibu hamil, usia lanjut, penderita penyakit tertentu, dan pekerja
informal.
2) Kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu institusi seperti
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan, dan lapas.
d. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah yang rentan atau mempunyai risiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan seperti berikut :
1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, kelurahan, desa) yang
mempunyai:
a. Bayi meninggal tinggi dibandingkan daerah lain;
b. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan
daerah lain;
c. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain.
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dan lainnya).
3) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana atau akibat
lainnya.
4) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah
terpencil dan perbatasan.
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit sepertl
daerah transmigrasi.

 PENDEKATAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Problem solving approach
Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan menggunakan
proses keperawatan.
2. Family approach
Pendekatan terhadap keluarga binaan.
3. Case Approach
Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke puskesmas yang
dinilai memerlukan tindak lanjut.
4. Community approach
Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui
survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK KEPERAWATAN
KOMUNITAS
a) Ilmu pengetahuan dan teknologi baru
Pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi baru, mengingat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan
pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan
jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam
pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang
sulit dapat digunakan penggunaan alat seperti laser, terapi perubahan
gen dan lain-lain. Berdasarkan itu maka pelayanan kesehatan
membutuhkan biaya yang cukup mahal dan pelayanan akan lebih
professional dan butuh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidang tertentu.
b) Pergeseran nilai masyarakat
Berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan juga dapat
dipengaruhi oleh nilai yang ada di masyarakat sebagai pengguna jasa
pelayanan, dimana dengan beragamnya masyarakat, maka dapat
menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang berbeda.
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka
akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau
pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada
masyarakat yang memiliki pengetahuan yang kurang akan memiliki
kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi
demikian akan sangat mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan.
c) Aspek legal dan etik
Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan
atau pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi
pula tuntutan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga
pelaku pemberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional dengan memperhatikan nilai-
nilai hukum dan etika yang ada di masyarakat.
d) Ekonomi
Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat
ekonomi di masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan
kesehatan akan lebih diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga
sebaliknya apabila tingkat ekonomi seseorang rendah, maka sangat sulit
menjangkau pelayanan kesehatan mengingat biaya dalam jasa
pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Keadaan
ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam sistem pelayanan
kesehatan.
e) Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat
berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan.
Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem
pelayanan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya
yang lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki
peran dan fungsi. Peran fungsi ini membentuk suatu tatanan yang dapat
dijadikan pedoman sebagai penerapan praktik keperawatan komunitas.

3.2 Saran

Penyusun senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun


dengan tujuan penyempurna makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun
menyarankan kepada calon perawat dan perawat untuk memahami peran dan
fungsi perawat sehingga kita dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa
menyimpang dari aturan yang ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson Elizabeth. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunita Teori dan


Praktik. Edisi 3. EGC. Jakarta.
Iqbal Mubarak,W.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.jakarta:Salemba
Medika.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Keperawatan Komunitas.

Makhfudli, Ferry Efendi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai