Anda di halaman 1dari 12

PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA

22 Desember 2008 oleh Ramadhan


SUATU KONSEP YANG LAHIR UNTUK MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DALAM KESEHATAN

Oleh : ERFANDI






Latar Belakang Lahirnya PKMD
Pada evaluasi menjelang Pelita I terungkapkan adanya permasalahan kesehatan yang perlu
memperoleh pemecahan segera melalui suatu pendekatan baru, yaitu PKMD. Suatu pendekatan
yang diharpkan dapat mengatasi latar belakang permasalahan terhadap :

- meraja lelanya penyakit-penyakit menular yang banyak menimpa rakyat kecil di pedusunan

- keadaan under-nurishment yang menyangkut terutama bayi dan balita maupun ibu-ibu dalam
masa reproduktif

- keadaan sanitasi lingkungan jelek ditambah ekses dari perumbuhan industrialisasi

- pertambahan penduduk secara alamiah yang masih tinggi

- tingkat pendapat perkapita yang rendah


Tegasnya selama pelita I itu diletakkan rintisan yang mendasar melalui perbaikan tingkat kesehatan
rakyat dengan skala prioritas program kesehatan antara lain :

- pemulihan kesehatan

- pembinaan hidup sehat

- pemberantasan penyakit menular

- farmasi

- pengembangan infrastruktur

- penelitian kesehatan

- training


Kebijaksanaan-kebijaksanaan pelayanan selama pelita I karenanya ditik beratkan kepada :

1. perencanaan kesehatan yang lebih baik, kerena sebelumnya masih berupa meraba-raba sebab
belum ada data-data yang akurat.

2. Melihat kenyataan keterbatasan-keterbatasan dana dan fasiitas maupun atas dasar efektifitas dan
efisiensi

3. Daerah sasaran diprioritaskan pada daerah-daerah pedusunan (yang kemudian lahir konsep
PKMD), daerah transmigrasi dan daerah pengembangan / pembanguanan lainnya

4. Kebijaksanaan pelayanan ditetapkan atas dasar skala prioritas program dengan pertimbangan
adanya keterbatasan-keterbatasan diatas

5. Usaha-usaha preventif maupun promotif lebih ditingkatkan dengan memperhatikan pola
keseimbangannya berdasarkan situasionalny dan kondisioningnya.


A. Pengertian
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang
dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri
untuk mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam
bidang kesehatan maupun bidang dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu
memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
masyarakat.

PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan melalui sistem
pelayanan puskesmas, dimana dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga
ini diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di Pedusunan melalui segala pengarahan untuk
menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut membantu memecahkan dan mengembangkan
usaha-usaha kesehatan di Desanya (Dirjen Binkesmas Depkes RI, 1976)

PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan edukatif masalah
kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat
melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu
kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya kreativitas dan
inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program-program
kesehatan di daerahnya dan menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat yang bersangkutan. (Kanwil Depkes Jawa Timur)


Pokok-pokok pemikiran yang fundamental yang melandasi definisi PKMD tersebut diatas ditekankan
melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :

Untuk keberhasilan PKMD di suatu daerah herus memanfaatkan pendekatan operasional terpadu
(comprehensive operational approach) yang meliputi pendekatan secara sistem (system approach),
pendekatan lintas sektoral dan antar program (inter program and inter sektoral approach),
pendekatan multi displiner (multi displionary approach), pendekatan edukatif (educational
approach), dsb.

Dalam pembinaan terhadap peran serta masyarakat melalui pendekatan edukatif, hendaknya
faktor ikut sertanya masyarakat ditempatkan baik sebagai komplemen maupun suplemen terdepan
dalam penunjang sistem kesehatan nasional ini.

Sebagai kegiatan yang dikelola sendiri oleh masyarakat, PKMD secara bertahap dan terus menerus
harus mampu didorong untuk membuka kemungkinan-kemungkinan menumbuhkan potensi
swadayanya melalui pemerataan akan peranserta setiap individu di desa secara lebih luas dan lebih
nyata

Puskesmas sebagai pengarah (provider) setempat perlu meningkatkan kegiatan diluar gedung (ourt
door activities) untuk mengarahkan intervensinya di dalam memacu secara edukatif terhadap
kelestarian kegiatan PKMD oelh masyarakat dibawah bimbingan LSD.


Kegiatan masyarakat tersebut diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa masyarakat sendiri
dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral.
Kegiatan tersebut tak lain merupakan bagian integral dari pembangunan nasional umumnya dan
pembangunan desa khususnya. Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan di tingkat
kecamatan mengambil prakarsa untuk bersama-sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan
menggerakkan peran serta masyarakat (PSM) dalam bentuk kegiatan PKMD.


B. Tujuan
Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam
rangka meningkatkan mutu hidup

Tujuan khusus
a. menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka
sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka

b. mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri

c. menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta mau
berperan aktif dalam pembangunan desa

d. meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator :

- angka kesakitan menurun

- angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan anak

- angka kelahiran menurun

- menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita


C. Ciri-Ciri Utama
Kegiatan-kegiatan PKMD didasarkan atas kesadaran masyarakat dan dilaksanakan melalui usaha-
usaha swadaya masyarakat berdasarkan gotong-royong yang menggali dan menggunkan sumber dan
potensi masyarakat setempat
Setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat sendiri melalui
musyawarah mufakat
Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari masyarakat setempat dan dipilih
oleh masyarakat sendiri. Tenaga tersebut dipersiapkan terlebih dahulu sehingga pengetahuan sikap
dan ketrampilannya sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan

Bantuan dan dukungan pemerintah yang bersifat lintas program dan lintas sektoral baik dalam
bentuk latihan maupun bahan-bahan atau peralatan selalu disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat dan tidak sampai menimbulkan ketergantungan
Dari berbagai kegiatan masyarakat tersebut minimal ada satu kegiatan yang merupakan salah satu
unsur dari unsur Primary Health Care

D. Ruang Lingkup
Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Namun demikian status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor
terutama lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya kegiatan PKMD tidak terbatas
dalam bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi menyangkut juga kegiatan diluar kesehatan
yang berkaitan dengan peningkatan status kesehatan dan perbaikan mutu hidup masyarakat.

Misalnya : Kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan
pendapatan, atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja
sambil belajar, dan sebagainya.

Penegmbangan PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan saja, akan tetapi juga meliputi
masyarakat daerah perkotaan yanga berpenghasilan rendah.

Kegiatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pos pelayanan terpadu (posyandu) 5 program,
yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare juga merupakan salah satu bentuk dari
kegiatan PKMD.


E. Wadah Kegiatan PKMD
Karena PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa, sedang wadah partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa adalah LKMD, maka dengan sendirinya wadah kegiatan PKMD
adalah LKMD juga.

Pembinaan PKMD yang bersifat lintas sektoral dengan sendirinya merupakan bagian dari Tim
Pembina LKMD.


F. Prinsip-Prinsip PKMD
Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan kesehatan secara langsung. Ini
berarti bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga mencakup
aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan
Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :
a. antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga lain yang bersangkutan

b. antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat

Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri, maka
pelayanan langsung diberikan oleh sektor-sektor yang bersangkutan
PKMD merupakan upaya swadaya masyarakat yang pembinaannya oleh Puskesmas
Operasionalisasinya oleh pos-pos kesehatan yang didirikan dan dilaksanakan oleh tenaga masyarakat
sendiri (kader kesehatan yang dilatih dan dibina oleh puskesmas
Tugas-tugas Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos kesehatan antara lain :
a. penyuluhan kesehatan

b. mengawasi adanya penyakit menular dan segera melaporkan ke Puskesmas

c. upaya dalam perbaikan sanitasi lingkungan umpamanya jamban, kebersihan halaman,
pembuangan limbah, dll.

d. Pengobatan ringan dalam rangka P3K sebelum dirujuk ke Puskesmas

e. Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya penimbangan balita, kurang gizi, dll.

f. Diskusi-diskusi dengan ibu hamil melalui arisan / PKK

Pembinaan peran serta masyrakat dalam kesehatan, baik secara individu, kelompok atau masyarakat
luas
Dalam pembinaan PKMD menggunakan pendekatan lintas sektor dan lintas program
Pelayanan langsung dapat diberi oleh petugas kesehatan apabila masyarakat tidak mampu
melaksanakannya
Type penyelenggaraan disesuaikan dengan budaya dan kemampuan masyarakat

G. Keterpaduan PKMD dalam 5 program puskesmas
Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, dalam Pelita IV
dulu dikembangkan pendekatan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan keberhasilan dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Pelita IV, dengan cara membina masyarakat untuk
berusaha menolong mereka sendiri dalam melaksanakan 5 program prioritas, yaitu : KIA, KB, Gizi,
Imunisasi dan Penanggulangan Diare.


H. Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD
1. masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan tentang
program-program yang dilaksanakan pemerintah

2. masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber daya yang dimiliki serta
harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka

3. sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat
menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri
dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka

4. harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan
dapat berperan secara wajar dan tepat

5. harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara para
pembina maupun antara pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang
mendukung kegiatan PKMD.


I. Persiapan bagi pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting artinya. persiapan yang dimaksud dapat
dilakukan melalui :

1. pelatihan kader

2. kunjungan kerja

3. studi perbandingan


J. Pengadaan Fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang disediakan dari swadaya masyarakat melalui
potensi dan sumberdaya yang ada dimasyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan. Bila
masyarakat tidak memilikinya barulah para penyelenggara pembinaan PKMD berusaha untuk
memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan tidak menimbulkan
ketergantungan bagi masyarakat.


K. Model / Proto Type PKMD
Antara lain Slamet Riyadi, menulis dalam buku ilmu kesehatan masyarakat ada beberapa Proto type
PKMD di Indonesia antara lain :

1. Proto Type Srikandi

Disini petugas puskesmas merintis PKMD dengan menyusupkan strateginya lewat non kesehtan.
Mereka berkeyakinan bahwa dengan keberhasilan sektor ekonomi di desa, maka kemudian mudah
menyelenggarakan usaha-usaha PKMD. Keberhasilan PKMD dirintis lewat keberhasilan ekonomi
desa terlebih dahulu. Kebutuhan masyarakat desa tidak dipaksakan oleh dokter Puskesmas
berdasarkan keinginannya (Needs) melainkan benar-benar berdasarkan kebutuhan (Demands)
masyarakat. Segala usaha yang dipelopiri pUskesmas tetap mempergunakan lembaga pedesaan yang
ada secara terpadu


2. Proto Type Kelompok

Disini pembinaan masyarakat desa tidak diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa
secara keseluruhan sebagaimana prototype Srikandi, melainkan dikhususkan secara tersendiri
dengan wadah tersendiri pula, yaitu melalui suatu Dana Sehat yang berdiri sendiri . mereka
mengorganisir kader kesehatan desa yang sangat menonjol. Sekalipun tidak diintegrasikan didalam
LSD, namun pembinaan organisasi dan adminstrasi saderhana oleh Pak Lurahnya. Yang sangat patut
dicatat adalah peranan para kader kesehatan desanya yang sangat menonjol dan berdedikasi.


3. Proto Type Karangsalam

PKMD disini sudah merupakan bagian dari pembangunan masyarakat desa yang intervensinya secara
lebih teratur dilakukan dari puskesmas setempat. Kegiatan-kegiatan yang menonjol masih berupa
dana sehat, pengembangan promotor kesehatan desa, penyuluhan kesehatan maupunpendidikan
gizi melalui arisan-arisan ibi-ibu. Pengetrapan teknologi pedesaan setempat dikerjakan melalui
sistem dapur sekam maupun pembuatan gas metan dari kotoran (Digeseter). Sehingga melalaui
cara-cara ini orang-orang kesehatan berhasil merubah cara-cara tradisional kearah yang lebih maju
yang dijalankan serentak dengan usaha-usaha kesehatan.


4. Proto Type Kerten

Merupakan prototype untuk suatu daerah perkotaan yang memiliki keistimewaan juga. Tekanannya
juga pada dana sehat dengan sistem uang pangkal sebagai modal pertama yang selanjutnya
dioperasionalkan dengan sistem simpan pinjam. Setelah dananya kuat dipergunakan untuk dana
sehat yang meliputi :

- dana pengobatan orang sakit

- perbaikan kampung

- kegiatan pinjaman jangka panjang, yaitu : 8 minggu untuk keperluan ; modal dagang, perbaikan
rumah, pemeliharaan ternak


Unit sasaran hanya satu RT dengan sistem administrasi sederhana tapi tetap rapi. Satu-satunya
hambatan adalah bahwa kader kesehatan yang pernah dicoba permulaan dengan 12 orang, ternyata
hanya 2 orang yang tertarik dengan tugas-tugas sosial ini.


5. Proto Type Karanganyar

Dalam penyelenggaraan PKMD ini puskesmas pemerintah bertindak sebagai pendorong dan
pembimbing. Suatu dana sehat diadakan dengan disertai pembentukan promotor kesehatan desa,
akan tetapi sayang tidak diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa. Tidak ada pungutan
uang pangakal atau tidak ada usaha bagi suatu koperasi simpan pinjam. Pelaksanaannya agak kaku
karena mungkin terikat kepada suatu protokol Reseach Proyect. Ini disiapkan melalui suatu
perencanaan dari suatu badan konsultant yang terlalu teoritis. Ditetapkan bahwa iuran perkapita
atas saran konsultant ditentukan Rp. 40 untuk dapat mencukupi suatu permulaan kegiatan. Dalam
keadaan ini masyarakat banyak yang tidak bersedia. Terlalu banyak intervensi oleh unsur-unsur
pemerintah antara lain seperti kader Promokesa ditunjuk oleh Lurah atau camat bukan dipilih oleh
masyarakat setempat, semuanya merupakan hal-hal yang kurang bisa memperoleh dukungan
masyarakat setempat.


6. Proto Type Subah

Hampir sama dengan bentuk Kranganyar, dimana unsur-insur menonjol yaitu tidak diintegrasikannya
PKMD itu dengan Pembangunan Masyarakat Desa, maupun terlalu dibimbing secara ketat oleh
Puskesmas Pemerintah setempat dalam menjalankan programnya sendiri. Kasarnya, akhirnya
terdapat suatu dana sehat tanpa Promokesa


7. Proto Type Dampit Malang

Masyarakat melakukan kegiatan sesuai dengan program yang diprioritaskan, sebagi hasil dari pada
perencanaan staf Puskesmas dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Tokoh-tokoh masyarakat
memang sebelumnya dibina dahulu oleh puskesmas dan kemudian dijadikan PION untuk
memungkinkan sistem yang dilemparkan oleh atas dapat berhasil persis dengan skenario.

8. Proto Type Mojokerto (Desa Balongmasin Kecamatan Pengging)

Kegiatan kesehatan disini telah diintegrasikan dalam wilayah kegiatan pembangunan yaitu LSD.
Mirip dengan bentuk Srikandi. Disini unsur-unsur Pamong Praja dan LSD-nya digerakkan untuk
menangani. Suatu kemajuan yang menonjol bahwa Desa memiliki suatu anggaran untuk bidang
kesehatan yang dimasukkan kedalam semacam APBD Desa, setelah mampu menyalurkan/menjual
hasil produksi tanaman dari Desa. Keberhasilan Proto Type yang demikian majunya sampai mampu
berfikir menyelenggarakan semacam APBD Desa, disebabkan karena Puskesmas Mojosari sebagai
pembina, telah ikut berpengalaman lama dibawah berbagai dokter. Memang daerah ini merupakan
daerah Fielf Practice and Demonstration Area (FPDA) yang berada langsung dibawah Dinas
Kesehatan Propinsi dan banyak memperoleh perhatian Depkes untuk menunjukkan Keberhasilan
Depkes. Karena juga berlakunya semacam Reward System bagi dokter-dokter pimpinan puskesmas
Mojosari untuk berhasil dapat menduduki jabatan-jabatan penting, seperti Prof. Sulianti, dr. Lolong,
dr. Soekamto, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin (2000) Pengantar Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas; seri 6 Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Depok

Depkes RI (1987) Peran Serta Masyarakat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, Jakarta

Effendi, Nasrul (1998) Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat, Ed. 2, EGC, Jakarta

Ryadi Slamet (1982) Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Dasar-Dasar Dan Sejarah Perkembangannya, Ed.
Revisi, Usaha Nasional, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai