Anda di halaman 1dari 13

Laporan Daur Perencanaan dan Daur Manajemen

Nama : Erwin Nandang


NPM : 113219034

1. Daur Perencanaan
1.1 Definisi
Perencanaan adalah salah satu fungsi manajemen. Salah satu teori menyebutkan bahwa
fungsi manajemen adalah Planning, Organizing, Actuating, Controlling dan Evaluating
disingkat POAC/E.

Berikut beberapa pengertian perencanaan :


 Perencanaan adalah proses atau kegiatan sistematis untuk menentukan tujuan dan
menyusun kegiatan-kegiatan sistematis yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut (P2KT- Ascobat G).

 Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan-tindakan masa depan yang


tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia
dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yg optimal (Pedoman RPJMN)

 Planning is a systematic process of identifyng and specifyng desirable future goals


and outlining appropriate courses of action and determining the resources required
to achieved them. (Planning and Implementation DHS - WHO)

Perencanaan adalah :
 Suatu peta, suatu persiapan, suatu arrangement, kemana mau menuju, bagaimana
cara mencapainya dan tabel waktu perjalanan.
 Identifikasi patok perjalanan the journey’s milestones. Melengkapinya dg
penilaian kemajuan dan cara untuk mengukurnya terkait biaya yg dipergunakan.
 Bagan kegiatan, mengendalikan dan memelihara semua bagian perencanaan
merupakan bagian perencanaan yg baik.
(The Health planner toolkit, Health System Intelligence Project –
2006)

 Perencanaan kesehatan adalah Proses untuk memproduksi kesehatan dengan


membuat berbagai kegiatan aksi terkait dengan kebutuhan dan sumber daya.
Penyusunan tergantung kepada :
- waktu yg tersedia = the time allowable
- jumlah pertanyaan yg dapat dijawab artinya untuk memecahkan masalah yang
ada dan menjadi kebutuhan
- sumber daya yg tersedia untuk men-support proses
- kondisi politik dan lingkungan sosial
Perencanaan kesehatan mesti bertujuan meningkatkan status kesehatan
masyarakat melalui jaminan kesetaraan dan keterjangkauan akses serta
meresponnya melalui sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. Perencanaan kesehatan mesti mencapainya dengan pelayanan
kesehatan efisien dan efektif, menggunakan sumber yang tersedia dan metode
pelayanan kesehatan (Planning and Implementation DHS - WHO).
1.2 Daur Perencanaan

Berikut beberapa bagan yang menjelaskan siklus perencanaan secara umum maupun secara khusus
dikaitkan dengan tabel waktu yang diatur dalam peraturan.

Analisis situasi
Masalah
Masalah
Masalah
Masalah

P Penentuan prioritas
Masalah
prioritas
O
Penentuan
Organisasi tujuan
SDM
Anggaran Analisis alternatif
Sarana
Sistem Info Alternatif terpilih
A Rencana
Kepemimpinan operasional
Motivasi/supervisi
Pengawasan
Evaluasi
Pengendalian
C
E
Menurut WHO, siklus perencanaan adalah tahapan sekuensial perencanaan yang perlu diikuti
untuk menentukan apa yang tercakup dalam perencanaan.

Siklus menjawab pertanyaan :


(1) Where are we now? Dimana sekarang kita berada ? Untuk menjawabnya membutuhkan
analisis situasi untuk identifikasi kondisi kesehatan saat ini, kebutuhan terkait kesehatan
dan masalah.
(2) Where do we want to go? Kemana kita mau pergi? Untuk menjawabnya membutuhkan
seleksi prioritas dan identifikasi tujuan serta target untuk meningkatkan kondisi kes dan
pemberian pelayanan kesehatan.
(3) How will we get there? Bagaimana dapat mencapainya? Mencakup detil dan
pengorganisasian intervensi yang dilakukan, oleh siapa, kapan waktunya, berapa biaya
dan menggunakan sumber daya apa untuk mencapai tujuan dan target.
(4) How will we know when we get there? Bagaimana mengetahui kapan kita mencapainya?
Membutuhkan pengembangan pengukuran indikator untuk monitor kemajuan dan
evaluasi hasil.

Siklus Perencanaan menurut A Planning Framework For Public Health Practice


Planning.

(1) Identifikasi determinan masalah kesehatan : kaitan terjadinya dan populasi yang terkena.
(2) Menentukan risiko dan manfaat tiap determinan untuk identifikasi apa yang mesti
dilakukan
(3) Identifikasi pilihan intervensi dan merencanakannya termasuk tingkat kejadian
(4) Memutuskan kerangka / portfolio intervensi yang dapat memecahkan masalah
(5) Implementasi portfolio;
(6) Evaluasi portfolio.

The Planning Cycle menurut The Health Planners Toolkit.

(1) Surveying the environment (What is?)


(2) Setting Directionas (What ought to be?)
(3) Problems and Challenges (Difference between what ias and what ought to be)
(4) Range of solutions (Ways to get from what is, to what to ought to be)
(5) Best solutions (Preffered ways to get to ought to be)
(6) Implementation (putting inplace the best solutions)
(7) Evaluation (Did we get from what is to what ought to be)

1.3 Elemen Siklus Perencanaan

Dalam menyusun perencanaan kesehatan perlu diperhatikan determinant yang mempengaruhi


munculnya masalah atau mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Ada tiga Determinan
Utama Status Kesehatan

Environ
ment

Health
Health Status
Service Commu-
Delivery nity
System

Secara bersama lingkungan, sistem pemberian pelayanan kes dan kondisi masyarakat
menentukan status kesehatan. Berikut penjelasan determinan tersebut.
(1) Environment (Lingkungan)
(a) Lingkungan terkait :
(b) Sistem politik,
(c) Kebijakan pelayanan kesehatan,
(d) Pengembangan kebijakan,
(e) Status sosial ekonomi,
(f) Lingkungan fisik mis kondisi iklim.
(g) Semua elemen berpengaruh terhadap status kesehatan individu dan masyarakat,
termasuk mempengaruhi sistem pemberian pelayanan kesehatan.
(2) Health service delivery system = Sistem Pemberian Pelayanan Kesehatan
Bagaimana fasilitas kesehatan terdistribusi di masyarakat, akan mempengaruhi cakupan
pelayanan.
Pelayanan kesehatan mesti dilihat sebagai upaya untuk memberikan dan merespon
kesetaraan guna mendukung status kesehatan masyarakat.

(3) Community = Masyarakat


Karakteristik masyarakat, misalnya budaya, gender, kepercayaan dan perilaku pencarian
pengobatan.

Elemen Kunci Perencanaan pada dasarnya mencakup :


(1) Identifikasi visi dan tujuan umum / goal
(2) Menyusun strategic planning
(3) Evaluasi

Sedangkan menurut A Planning Framework For Public Health Practice Planning, Elemen
Kunci Kerangka Siklus Perencanaan adalah :
(1) Determinan kesehatan
(2) Risiko kesehatan dan manfaat
(3) Domain kesehatan masyarakat dan area kegiatan
(4) Intervensi kesehatan masyarakat
(5) Intervention portfolios = Porto polio Intervensi
Pemeliharaan = custodianship

Berikut penjelasan elemen kunci tersebut :


(1). Determinan Kesehatan

Kesehatan masyarakat memperhatikan determinan kesehatan dan mengaturnya. Hal ini


penting dalam pemberian pelayanan klinis yaitu disain mengatur episode penyakit. Secara
prinsip mencakup identifikasi, analisis, manajemen determinan kesehatan. Pemahaman detil
dan komprehensif penyebab atau determinan kondisi kesehatan buruk atau kondisi kesehatan
baik sangat penting untuk menentukan aksi efektif.

Karakteristik determinan menurut tipe hubungan kausal–langsung atau pendukung


(proximate atau contributory).
Analisis determinan dibutuhkan untuk mengetahui efek langsung atau pendukung /
kontributor. Efek determinan bisa efek antara atau langsung, misalnya keracunan disebabkan
minum racun pada anak. Di saat yang sama mungkin ada sejumlah determinan pendukung /
kontributor, misalnya akses terhadap racun, kurang pengawasan dsb. Hal ini perlu difahami
agar dilakukan intervensi efektif.

Determinan kontributor membuat kondisi untuk atau meningkatkan efek dari proximate
determinant. Merokok merupakan proximate determinant untuk sejumlah penyakit.
Kecenderungan individu merokok, prevalence merokok di masyarakat dipengaruhi faktor
pendukung termasuk umur, gender, kelas sosial, harga, iklan, tekanan kelompok, banyaknya
penjual, peluang merokok. Seringkali kemungkinan berbuat dipengaruhi determinan
pendukung daripada penyebab langsung.

Spesifikasi tingkatan determinan

(a). Social and environmental

Mencakup hal amat luas sebagai faktor luar individu. Bisa proximate or a contributory
effect. Misalnya resesi ekonomi, mendorong individu kehilangan pekerjaan. Akibat langsung
terhadap kesehatan menyebabkan kemarahan dan kecemasan dan mendorong respon fisik
terhadap stressor. Akibat pendukung adalah kurangnya sumber untuk makanan sehat,
makanan kurang dpt menimbulkan bio-physiological impact.

Determinan sosial dan lingkungan dapat menimbulkan efek bahaya atau melindungi
kesehatan. Contoh social and environmental determinants termasuk physical environment,
family, school dan lingkungan ekonomi , perumahan, transport dan pelayanan kesehatan
maupun pelayanan kesejahteraan lainnya. Jejaring kuat social support, misalnya menekan
stress akibat kehilangan pekerjaan.

(b). Specific determinants = determinan khusus


Kejadian yang berhubungan erat dengan penyebab kondisi buruk kesehatan individu.
Determinan khusus mencakup faktor perilaku biomedical, misalnya menyupir berbahaya,
merokok, tidak berolahraga dan tekanan darah tinggi.
Determinan khusus juga memiliki pengaruh langsung atau pendukung. Contoh specific
determinants mencakup kerawanan genetik/genetic susceptibility, misalnya kegemukan,
kesehatan mental, tembakau dan penggunaan obat.

Karakteristik determinan berdasar akibatnya adalah Protective/promotive factors and


hazards/risk factors.
Determinan ada yang menimbulkan akibat/efek positive atau membahayakan. Kesehatan
masyarakat tertuju meminimalisasi atau mencegah risiko penyakit dan kecelakaan, juga
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Mencakup dua hal yaitu meminimalisasi risiko
kesehatan - hazards dan risk factors – dan meningkatkan determinan yang menguntungkan
kesehatan - protective dan health promoting factors.

Secara tradisional, istilah hazard in public health merujuk faktor lingkungan fisik yang
merupakan faktor risiko baik determinan biomedical dan behavioural determinants. Istilah
hazard digunakan untuk determinan dengan sifat mengancam kesehatan, baik determinan
dari physical environment, social, biomedical atau behavioural secara alamiah.

Protective factors mempertahankan kondisi atau status kesehatan atau mempertahankan


kesejahteraan. Misalnya imunisasi, diet sehat, kebersihan baik gigi. Contoh lain protective
factor suplemen asam folat.
Promotive factors juga melindungi dengan menjalankannya dalam kehidupan misalnya
physical activity, good nutrition dan good mental health. Contoh Promotive factor adalah
menyusui. Contoh promotive dan protective factors untuk kebijakan kesehatan adalah
physical activity; environmental sustainability; good mental health dan resiliency / daya
juang.

Sesekali protective/promotive factor bisa berbalik menjadi berbahaya. Misalnya makanan


yang kurang atau kurangnya olahraga adalah berbahaya, tetapi sebaliknya makanan sehat dan
olahraga teratur akan melindungi dan meningkatkan kualitas hidup. Determinan Social dan
environmental dapat bersifat bahaya dan dapat jg berakibat melindungi kesehatan. Jejaring
social support, misalnya dapat mengurangi stress akibat job loss.

Konteks atau kaitan determinan


Mengisolasi determinan individu dan memahami bagaimana menyebabkan masalah sangat
berguna, tapi tidak cukup itu saja. Interaksi determinan dan bagaimana operasinya penting
dalam analisis masalah dan menghindari model yang menyederhanakan penyebab yang
dapat menyederhanakan dalam solusi.
Analisis Contextual juga diperlukan bila suatu populasi lebih terkena suatu masalah
dibanding populasi yang lainnya dan memerlukan perhatian khusus atau prioritas.
Identifikasi populasi prioritas dan key stakeholders diperlukan untuk melaksanakan
pemecahan masalah, agar perencanaan efektif.

Analisis menyeluruh terhadap penyebab atau determinan masalah kesehatan masyarakat


mencakup Analisis determinan yang bisa berakibat langsung atau pendukung, faktor sosial
dan lingkungan bisa bersifat luas atau spesifik. Perlu disadari bahwa hal yang berbahaya
dapat berubah menjadi determinan yang berakibat positif terhadap kesehatan. Cara
determinan bekerja dalam konteks dan interaksi; dapat membuat suatu populasi lebih terkena
akibat dibandingkan populasi lainnya.
Contoh :
 Sexually transmissible disease menggambarkan analisis rinci agar diperoleh pemahaman
determinan masalah kesehatan. Determinan langsung dua hal berbahaya yaitu unsafe sex
dan satu partner sudah terinfeksi. Kedua hal berbahaya tsb tergantung contributory
determinants misalnya minum alkohol (specific) dan ketidak setaraan hubungan gender
(social and environmental). Pengaturan contributory determinants salah satu cara
intervensi.
 Upaya yg dilakukan mesti mencakup penguatan protective dan promotive factors
misalnya keterampilan negosiasi safe sex dimana tergantung peningkatan individual self-
esteem.

(2). Health Risks and Benefits

Determinan tidak membicarakan apakah hal tsb dibutuhkan masyarakat atau dapat tidaknya
dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya mesti mempertimbangkan risk atau benefit berkaitan
dengan masalah atau situasi yang ada. Risiko merujuk kemungkinan bahaya yang dapat
ditimbulkan terhadap kesehatan. Manfaat merujuk kemungkinan protective/ promotive factor
yang dihasilkan untuk mencapai kegiatan kesehatan positif.

Keputusan aksi tergantung fakta terkait determinan kegiatan kesehatan, menentukan aktual
atau besar potensi akibat terhadap kesehatan baik risiko maupun manfaat. Tergantung pula
pada efektifitas aksi dan kapasitas menuju aksi efektif. Hal lain termasuk kepentingan
terhadap issu oleh masyarakat.
Penentuan risiko dan manfaat berhubungan dengan determinan utama yang penting untuk
pengambilan keputusan determinan mana yang akan dikendalikan.
Risiko dan manfaat dalam kesehatan ditentukan determinan yang dibedakan dalam bentuk
nyata, potensi atau dirasakan (expressed, potential or perceived). Bentuk nyata risk or benefit
terlihat bila hubungan antar determinan yang berkaitan dengan kegiatan kesehatan konsisten
dan dapat diukur. Dengan kata lain prevalen determinan, hal yang sering muncul apakah
risiko atau manfaat.

A potential risk or benefit bila kaitan dengan kegiatan kesehatan sporadis, tidak terlaporkan
atau tidak konsisten dan determinan prevalens hanya dapat di estimasi. A perceived risk or
benefit bila aksi terasa diperlukan karena persepsi kuat dari masyarakat yang menginginkan
intervensi.

(3). Public Health Action Areas and Domains

Analisis determinan individu (dan interaksinya) amat penting untuk menentukan determinan
yang akan ditanggulangi teridentifikasi dengan benar. Dalam praktek tidak realistik atau
tidak efektif melakukan aksi terhadap masing-masing determinan. Kadang diperlukan aksi
untuk sekelompok determinan. Kerangka kerja untuk sekelompok determinan disebut public
health action areas.

Kemungkinan kategorisasi public health action areas, tercantum dalam tabel. Setiap action
area dikarakterisasi oleh tujuan seluruh manajemen. Ide area aksi à kombinasi pemahaman
determinan dengan cara praktek terbaik dalam pengorganisasian aksi.

 Aksi terkait dapat dikelompokkan dalam public health domains antara lain :
(a) Kesehatan Lingkungan = Environmental Health
(b) Pengendalian Penyakit = Communicable Disease
(c) Perkembangan dan Pertumbuhan Kesehatan = Healthy Growth and Development
(d) Gaya Hidup dan Kesehatan = Lifestyles and Health
(e) Kesehatan Mulut = Oral Health
(f) Pencegahan kecelakaan = Injury Prevention
(g) Penyalahgunaan = Substance Abuse
(h) Seks dan Kesehatan reproduksi = Sexual and Reproductive Health
(i) Kesehatan mental dan Kesejahteraan = Mental Health and Wellbeing
2. Daur Manajemen
2.1 Definisi
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol untuk mencapai sasaran/tujuan secara
efektif dan efisien.

Efektif berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses
penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu
berdasarkan hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi yang
akurat (evidence based).

Efisien berarti bagaimana memanfaatkan sumberdaya yang tersedia untuk dapat


melaksanakan upaya kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar sehingga dapat
mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan

2.2 Siklus Manajemen


Siklus Manajemen yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin
berkesinambungan yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan secara bermutu yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur,
diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu agar kinerjanya dapat diperbaiki dan
ditingkatkan dalam satu siklus.
2.2.1 Evaluasi

a. Apa yg dievaluasi   Apakah itu


rencananya, sumber daya, proses pelaksanaan, keluaran, efek/dampak suatu
kegiatan, serta pengaruh terhadap lingkungan yg luas
b. Mengembangkan kerangka dan batasan  
asumsi-asumsi mengenai hasil evaluasi serta pembatasan ruang lingkup
evaluasi serta batasan-batasan yg dipakai objektif & fokus
c. Merancang desai/metode desain riset yang tidak kaku.dari rancangan
sederhana sampai sangat rumit bergantung pada tujuan dan kepentingan
d. Menyusun instrument dan rencana pelaksanaan mengembangkan
insrumen pengamatan dan membuat rencana evaluasi
e. Melakukan pengamatan analisis sesuai dengan tujuan evaluasi
f. Membuat kesimpulan dalam bentuk laporan sesuai kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai