Anda di halaman 1dari 83

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan dibidang kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan
upaya kesehatan pada segenap komponen bangsa indonesia. Untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan peningkatan
derajat kesehatan yang optimal sebagai bahan dari tujuan pembangunan nasional.
Dalam upaya penyelenggaraan kesehatan masyarakat harus dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat melalu upaya penyuluhan, terpadu, merata, terjangkau,
dan dapat dterima oleh seluruh lapisan masyarakat yang dilaksanakan melalui upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Visi Indonesia sehat tahun 2010 telah merumuskan pembangunan kesehatan
yang menuju masyarakat, bangsa dan negara yang sejahtera sehat lahir batin ditandai
dengan pendidikannya, hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mewujudkan cita-cita ini, telah dilaksanakan berbagai upaya pembangunan
kesehatan dengan hasil yang cukup bermakna, salah satu diantaranya upaya
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi kepada masyarakat melalui
pelayanan rumah sakit, puskesmas sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan
(Depkes RI, 2000).
Pembangunan di sektor kesehatan merupakan salah satu bagian penting
dalam pembangunan nasional karena kesehatan adalah aspek yang sangat penting
dalam kehidupan. Dalam UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan digariskan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah
satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (Effendy, 1998).
Pembangunan haruslah berwawasan kesehatan, paradigma lama telah
berubah menjadi paragdima baru, yaitu pola pikir dari paradigma sakit ke paragdima
sehat.Dimana dalam paragdima sehat lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif dengan tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dengan
adanya perubahan ini diharapkan akan terjadinya peningkatan sumber daya manusia
yang akan mendukung terwujudnya Indonesia sehat 2010 (Depkes RI, 2000).
Keperawatan komunitas merupakan suatu pelayanan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi.Dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melbatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Komunitas atau masyarakat merupakan target pelayanana kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. kerjasama merupakan suatu mekanisme
untuk mencapaian tujuan dimana masyarakat itu sendiri adalah suatu kelompok
individu yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu yang memiliki nilai-nlai
keyakinan yang relatif sama. Masyarakat sebagai suatu kumpulan individu yang
mempunyai masalah kesehatan yang beragam yang menjadi tugas pelayanan
kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari keperawatan
komunitas, untuk menerapkan materi yang telah didapatkan selama menempuh
pendidikan , maka dilaksanakan praktek lapangan di kelurahan gandus , mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang.
Program Studi Ilmu Keperawatan pada hakekatnya diselenggarakan untuk
melahirkan tenaga profesional dibidang keperawatan di samping kemampuan
akademik yang telah didapatkan juga harus ditunjang oleh kemampuan profesional
yang diperoleh dari praktek lapangan keperawatan komunitas.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor dengan mengaplikasikan ilmu atau teori keperawatan kesehatan
komunitas yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam pelaksanaan secara nyata
melalui praktik belajar lapangan berupa pengenalan program kesehatan di Masyarakat
dan penerapan asuhan keperawatan komunitas di wilayah kelolaan dalam wilayah
kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas diwilayah RT 01
mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian dan mengidentifikasikan masalah keperawatan
komunitas yang meliputi :
a. Mengidentifikasi data komunitas yang diperlukan
b. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode / strategi yang sesuai.
c. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan dan etiologinya.
d. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas.
2. Menentukan prioritas diagnosa keperawatan komunitas.
3. Membuat rencana keperawatan bersama masyarakat dalam mengatasi masalah
keperawatan / kesehatan prioritas pertama.
4. Mengimplementasikan rencana keperawatan komunitas yang telah dibuat
berdasarkan ilmu atau teori-teori keperawatan, yang meliputi :
a. Independent : melalui pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
komunitas.
b. Dependent : bersifat partnership dengan disiplin ilmu yang lain baik lintas
program maupun listas sektor, menciptakan hubungan yang efektif dengan
beberapa sumber yang ada di masyarakat dan intansi terkait.
c. Mengembangkan pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Melibatkan peran serta aktif dan meningkatkan kemandirian individu, keluarga
dan masyarakat dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal.

1.3 Peserta dan Pembimbing


1.3.1 Peserta
Peserta praktek lapangan mata kuliah keperawatan komunitas mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang tahun 2018.
1.3.2 Pembimbing
1. Pembimbing 1 : Dian Emilia Sari, S.Kep,Ners, M.Kes
2. Pembimbing dari kelurahan dan RT yang ditunjuk oleh lurah. Bertindak
selaku supervisor dari pihak STIK Bina Husada Palembang yang sewaktu-
waktu melakukan supervise terdiri dari unsur yayasan, ketua STIK, peran
pembantu ketua STIK Bina Husada Palembang.

1.4 Tempat dan Waktu


1.4.1 Tempat Praktek
RT. 01 yang merupakan wilayah lingkungan Kel. Gandus, Kec..Gandus
Palembang.
1.4.2 Waktu Praktek
Praktek lapangan keperawatan komunitas ini dilaksanakan selama 14 hari,
setiap hari terhitung mulai tanggal 17 Oktober s/d30Oktober 2018

1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Masyarakat
Memberikan masukan dan pengetahuan dari masyarakat yang dijadikan
sebagai pegangan serta pedoman untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
positif dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
1.5.2 Bagi Institusi pendidikan
Bagi institusi pendidikan sebagai bahan kajian yang memberikan gambaran
kondisi lapangan sehingga untuk kedepannya dapat membekal mahasiswa dengan
keterampilan yang dibutuhkan dalam mengembangkan ilmu keperawatan komunitas
dan keluarga.
1.5.3 Bagi Mahasiswa
Sebagai calon profesional dalam bidang keperawatan pengalaman praktek
belajar lapangan merupakan suatu latihan bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan
pemahaman tentang mengelolah dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan
asuhan keperawatan komunitas yang berkualitas pada situasi yang nyata.

1.6 Metode Praktik


Metode praktik dalam keperawatan komunitas ini adalah metode deskriptif
yakni suatu metode penulisan yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Dengan menggunakan tekhik
pengumpulan data berupa :
1.6.1 Wawancara
Untuk memperoleh data, penulis melakukan tanya jawab langsung dengan
keluarga, wawancara dilakukan sesuai dengan format pengkajian.
1.6.2 Observasi
Dilakukan dengan pengamatan dan pengkajian secara langsung serta
berkesinambungan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan keluarga.
1.6.3 Tinjauan Literatur
Metode ini digunakan untuk mencari, mempelajari, dan bahan kuliah yang
dibutuhkan dan berkaitan dengan penulisan ini.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Keperawatan Komunitas


2.1.1 Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun, dkk, 2006)
Misalnya di dalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu
menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, dan kelompok masyarakat dalam
suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. (Mubarak, 2006)
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarkat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006)
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010)

2.1.2 Falsafah Keperawatan Komunitas


Keperawatan keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap:
1. Lingkungan (biologi, psikologi, sosial, kultural dan spiritual)
2. Kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan.
3. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah atau
paradigma keperawatan secara umum.
4. Manusia
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, yang
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan.

2.1.3 Tujuan Keperawatan Komunitas


Untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui:
1. Pelayanan keperawatan langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan
kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi
keluarga, individu dan kelompok.

2.1.4 Sasaran Keperawatan Komunitas


Seluruh masyarakat termasuk individu keluarga dan kelompok beresiko
tinggi.

2.1.5 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Upaya promotif (untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) dengan cara:
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
2. Peningkatan gizi.
3. Pemeliharaan kesehatan perseorangan.
4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur.
5. Rekreasi.
6. Pendidikan seksual.

Upaya preventif (untuk pencegahan terjadinya penyakit dan gangguan


kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) melalui kegiatan:
1. Imunisasi masal terhadap bayi anak balita
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah.
3. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun dirumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
Upaya kuratif (untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga
kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan) melalui:
1. Perawatan orang sakit dirumah (home nursing)
2. Perawatan orang sakit sebagai tindakan lanjut keperawatan dari puskesmas dan
rumah sakit.
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah ibu bersalin dan nifas.
4. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

2.1.6 Prinsip – Prinsip Kesehatan Komunitas


1. Kemanfaatan
Harus memberikan manfaat sebesar – besarnya bagi komunitas artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Autonomi
Komunitas diberi kebebasan untuk melakukan/memilih alternatif yang terbaik
yang disediakan untuk komunitas.
3. Keadilan
Melakukan upaya/tindakan sesuai dengan kemampuan/kapasitas komunitas.

2.1.7 Tujuan
Tujuan Asuhan Keperawatan adalah membantu klien baik sebagai individu,
keluarga, maupun masyarakat agar mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari secara
mandiri.Dengan kemandirian masyarakat, derajat kesehatan yang optimal dapat
tercapai dalam pembangunan kesehatan yang ditegaskan dalam system kesehatan
nasional (SKN).Selain itu juga bertujuan untuk membantu dan mendorong
masyarakat berperan serta dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatannya.

2.1.8 Sasaran
Tujuan Asuhan Keperawatan komunitas memberikan intervensi, penyelesaian
masalah serta mengevaluasi tindakan yang telah diberikan kepada
masyarakat.Sasaran pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah keluarga
dengan prioritas ibu hamil, bayi, balita dan anak dengan gizi buruk atau menderita
penyakit menular, dll.
2.1.9 Strategi
Dalam melaksanakan program Asuhan Keperawatan kesehatan komunitas
perlu digunakan strategi:
 Locality development: yang menekankan pada peran serta masyarakat dan
masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian,perencanaan,pelaksanaan
dan evaluasi.
 Social Planning: dapat berubah dan dibuat para ahli dengan mengunakan birokrasi.
 Social Action: Adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau
program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar.
Sedangkan dalam melaksanakan program pelayanan keperawatan kesehatan
komunitas perlu juga diberi strategi:
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola perawatan
kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas melalui kegiatan
penataran.
b. Menigkatkan kerja sama lintas program dan lintas sector,melalui kegiatan temu
karya dan forum pertemuan di kecamatan atupun dipuskesmas.
c. Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan melalui
pendidikan kesehatan keluarga,memberikan bimbingan teknis dalam bidang
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.
d. Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.

2.1.10 Proses Keperawatan Komunitas


Proses keperawatan pada tingkat masyarakat mencakup individu, keluarga,
dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam
perawatan kesehatan masyarakat keterlibatan kader-kader kesehatan, tokoh
masyarakat formal dan informal sangat di perlukan dalam setiap upaya pelayanan
perawatan secara terpadu dan menyeluruh, sehingga masyarakat benar-benar mampu
dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
diberikan.Di bawah ini diuraikan tahap-tahap kegiatan.
2.1.10.1 Pengkajian
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian adalah :
Pengumpulan data, yang meliputi :
a. Data umum :
 Lokasi daerah binaan
 Keadaan geografi
 Luas wilayah
 Pola demografi
b. Data khusus :
 Data kultural :
- Tingkat pendidikan
- Pekerjaan
- Tingkat social ekonomi
- Kebudayaan dan kebiasaan
 Data kesehatan (cakupan pelayanan kesehatan)
- Kesehatan ibu dan anak
- Keadaan gizi masyarakat
- Keluarga berencana
- Imunisasi
- Penyakit-penyakit yang diderita
 Keadaan kesehatan lingkungan
- Perumahan
- Sumber air bersih
- Tempat pembuangan sampah
- Pembuangan air kotor
- Jamban
 Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan yang dijalankan
 Sumber daya masyarakat

2.1.10.2 Pengolahan Data


Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Klasifikasi / katagorisasi data
2. Perhitungan presentase cakupan menggunakan telly
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data

2.1.10.3 Analisa Data


Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu
masalah keperawatan ataupun masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.

2.1.10.4 Perumusan Masalah


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat.Dan semua masalah tersebut tidak
mungkin dapat diatasi sekaligus.Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.

2.1.10.5 Prioritas Masalah


Dalam menentukan prioritas masalah perawatan dan kesehatan masyarakat
perlu mempertimbangkan berbagai factor sebagai kriteria, diantaranya adalah :
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. Aspek politis

2.1.10.6 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status
kesehatan masyarakat baik yang nyata (actual), dan yang mungkin akan terjadi
(potensial). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama, yaitu :
1. Problem (masalah) ; yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi
2. Etiologi (penyebab) ; menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang
meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, social
c. Interaksi perilaku dan lingkungan
3. Sign / symptom (tanda / gejala) ;
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Kemampuan masyarakat untuk menaggulangi masalah
b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c. Partisipasi dan peran serta masyarakat

2.1.10.7 Perencanaan
Perencanaan asuhan perawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup :
1. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
a. Merumuskan Tujuan
Kriteria merumuskan tujuan :
1. Berfokus kepada masyarakat
2. Jelas dan singkat
3. Dapat diukur dan diobservasi
4. Realistik
5. Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang)
6. Melibatkan pearn serta masyarakat

Formulasi rumusan tujuan keperawatan :


1. Satuan subjek (masyarakat)
2. Perilaku masyarakat yang dapat diamati
3. Satuan prediket (kondisi) yang melengkapi perilaku masyarakat
4. Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan
b. Rencana Tindakan Keperawatan
Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan masyarakat
:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3. Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan
(musyawarah masyarakat desa, lokakarya mini)
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan

c. Kriteria Dalam Perencanaan :


1. Memakai kata kerja yang tepat
2. Dapat dimodifikasi
3. Bersifat spesifik
a. Siapa yang akan melakukan
b. Apa yang dilakukan
c. Di mana dilakukan
d. Kapan dilakukan
e. Bagaimana dilakukan
f. Frekuensi melakukan

2.1.10.8 Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun.
a. Prinsip-Prinsip dalam Pelaksanaan Keperawatan
1. Berdasarkan respon masyarakat
2. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta
lingkungannya
4. Bekerja sama dengan profesi lain
5. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
6. Memepertimbangkan kebutuhan kesehatan dan perawatan masyarakat secara
essensial
7. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
8. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
keperawatan

b. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Keperawatan


1. Keterlibatan petugas kesehatan nonkeperawatan, kader, tokoh masyarakat,
dalam rangka alih peran
2. Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan kesehatan
3. Keterpaduan (tenaga, biaya, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana) dengan
pelayanan kesehatan maupun sector lainnya
4. Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan
yang disediakan :
5. Tenaga keperawatan : pada form 1, register
6. Tenaga kesehatan non keperawatan : register
7. Kader kesehatan : buku catatan kader

2.1.10.9 Penilaian
Kegiatan yang Dilakukan dalam Penilaian adalah :
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi
Kegunaan Penilaian :
1. Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan
2. Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan keperawatan yang
diberikan
3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam
proses keperawatan.
2.2 Keperawatan Keluarga
2.2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yangg berkumpul dan tinggal disutu tempat dibawah
suatu atap dalm keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah du tau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailiio dan Maglaya,1989
dalamSetiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, dan meningkatkan perkembangan fisik, metal emosi, sosial dari
tiap anggota keluarga(Duval dan Logam, 1986 dalam Setiadi ,2008).

2.2.2 Tipe Keluarga


Dalam (Sri Setyowati,2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Tipe keluarga Tradisional
1. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, sepupu, paman ,bibi dan lain
sebagainya.
3. Keluarga (Dyad) yaitu satu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istritanpa anak.
4. Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua(ayah/ibu) dengan anak kandung/angkat. Kondisi ini dapat disebabakan
oleh perceraian atau kematian .
5. Single adult yaitu satu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
keluarga(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk
bekerja atau kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1. The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua(tertama ibu) dengan anak dari hubunga
tanpa nikah
2. The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri
3. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga dengan anaknya yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam sat rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok
atau membesarkan anak bersama.
4. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan ataau nilai-nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainya dan saling menggunakan barang--barang rumah
tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknnya.
5. Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanaan
karena krisis personal yang dihubungkan dngan keadaan ekonomi atau
problem kesehatan mental.
6. Gang
Sebuah bentuuk keluarga yang destruksif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalamkekerasan kriminal dalam kehidupanya.

2.2.3 Peran Perawat Keluarga


Dalam(Setiadi,2008), memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat lain:
a. Pemberi Asuhan Keperawatan kepada anggota keluarga
b. Pengenal/ pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga
c. Koodinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga
d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk
merubah prilaku tidak sehat
f. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang
Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat
dalam mengatasi masalah-masalah perawat keluarga.
2.3 PUSKESMAS
2.3.1 Definisi
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan. (Departemen Kesehatan, 2009)
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja. (Departemen Kesehatan, 2011)
Kesimpulan dari definisi diatas maka dapat digali makna yang lebih
mendalam, yang menunjukan bahwa puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung
jawab yang sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal
mungkin.

2.3.2 Fungsi Puskesmas.


Ada tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu:
a. Sebagai pusat pembengunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangkameningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepadamasyarakat di wilayah.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatandalam
rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukanmedis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan lansung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakanprogram puskesmas.

2.3.3 Kegiatan Pokok Puskesmas.


Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas
sejak berdirinya semakin berkembang, mulai dari tujuh usaha pokok kesehatan, dua
belas usaha pokok kesehatan, tiga belas pokok kesehatan dan sekarang meningkat
menjadi dua puluh usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas
sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga,
fasilitas dan biaya atau anggaran yang tersedia.Berdasarkan Buku Pedoman Kerja
Puskesmas yang terbaru ada dua puluh usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan
oleh puskesmas, itupun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana
serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen dari tiap-tiap puskesmas.
Enam kegiatan pokok puskesmas itu adalah:
a. Upaya KIA/KB
b. Upaya peningkatan gizi
c. Upaya kesehatan lingkungan
d. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
e. Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
f. Upaya promosi kesehatan

Pelaksanaan kegiatan pokok diarahkan kepada keluarga sebagai satuan


masyarakat terkecil. Oleh karena itu kegiatan pokok puskesmas ditujukan untuk
kepentingan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas dari kegiatan pokok di atas adalah:

1. Upaya KIA/KB
Adapun upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah sebagai
berikut :
a. Pemeliharan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak
balita dan anak prasekolah.
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori dan lain-lain kekurangan, serta bila ada pemberian
makanan tambahan vitamin dan mineral.
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3X, POLIO
3X, dan CAMPAK 1X pada bayi.
e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program
KIA.
f. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian
khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak
berkali-kali dan golongan ibu berisiko tinggi.
g. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam
penyakit.
h. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan prasekolah untuk macam-macam
penyakit ringan.
i. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan,
pemberian penerangan dan pendidikan tentang kesehatan, dan untuk mengadakan
pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi puskesmas dan meminta agar
mereka datang ke puskesmas lagi.
j. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi.

2. Upaya Keluarga Berencana.


Upaya yang dilakukan untuk mencanangkan program keluarga berencana
adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yang
megunjungi KIA.
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan
bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana.
c. Mengadakan pembicaran-pembicaran tentang keluarga berencana kapan saja ada
kesempatan, baik di puskesmas maupun sewaktu mengadakan kunjungan rumah.
d. Memasang IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom dan cara-cara lain dengan
memberi sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan
kehamilan.
3. Upaya Perbaikan Gizi.
Upaya yang dilakukan untuk adanya perbaikan gizi adalah sebagai berikut :
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka.
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan
gizi.
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat dan secara perseorangan kepada
mereka yang membutuhkan, terutama dalam rangka program KIA.
d. Melaksanakan program-program:
1. Program perbaikan gizi keluarga (suatu program menyeluruh yang mencakup
pembangunan maasyarakat) melalui kelompok-kelompok penimbangan pos
pelayanan terpadu.
2. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori yang
cukup kepada anak-anak bawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui.
3. Memberikan vitamin A kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun.

4. Upaya Kesehatan Lingkungan


Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang mencakup staf
puskesmas adalah:
a. Penyehatan air bersih.
b. Penyehatan pembuangan kotoran.
c. Penyehatan lingkungan perumahan.
d. Penyehatan air buangan/limbah.
e. Pengawasan sanitasi tempat umum.
f. Penyehatan makanan dan minuman.
g. Pelaksanaan peraturan perundangan.

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


Upaya yang dilakukan untuk mencegah dan memberantas penyakit menular
adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit.
b. Melaporkan kasus penyakit menular.
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk,
untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit.
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi.
f. Pemberian imunisasi.
g. Pemberantasan vektor.
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

6. Upaya pengobatan
Upaya yang dilakukan untuk program pengobatan adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan diagnosa dini mungkin melalui:
 Mendapatkan riwayat penyakit.
 Mengadakan pemeriksaan fisik.
 Mengadakan pemeriksaan laboratorium.
 Membuat diagnosa.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
 Rujukan diagnostik.
 Rujukan pengobatan.
 Rujukan lain.

7. Upaya promosi kesehatan masyarakat


Upaya yang dilakukan untuk memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat
adalah sebagai berikut :
Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari tiap-tiap program puskesmas.Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada
setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok
masyarakat.Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan
kesehatan.Koordinator membantu para petugas puskesmas dalam pengembangkan
tehnik dan materi penyuluhan di puskesmas.

2.3.4 Wilayah Kerja Puskesmas


Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan yang
terjadi di wilayah kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter
dari puskesmas. Dengan azas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan
tindakan pencegahan penyakit, dan bukan tindakan unttuk pengobatan penyakit.
Dengan demikian puskesmas harus secara aktif terjun ke masyarakat dan bukan
menantikan masyarakat datang ke puskesmas.
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas
daerah, keadaan giografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II. Sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditettapkan oleh Bupati KDH, mendengar saran
teknis dari kantor wilayah departemen kesehatan propinsi.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan
puskesmas di ibu kota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi
sebagai pusat tujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi
koordinasi. Sasaran penduduk yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata
30.000 penduduk.
Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah
pedesaan adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang
dipandang optimal adalah area dengan jari-jari 3 km.

2.3.5 Kedudukan Puskesmas


Puskesmas mempunyai kedudukan sebagai berikut :
a. Kedudukan dalam bidang administrasi.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II dan
bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administrasi kepada dinaskesehatan
Dati II.
b. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan.
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
kesehatannasional (SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat
fasilitaskesehatan pertama.

2.3.6 Satuan Penunjang


Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan serta
kepadatan penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua penduduk dapat
dengan mudah mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan
puskesmas lebih merata dan meluas, perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu,
penempatan bidan di desa-desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada dan
puskesmaas keliling. Disamping itu penggerakkan peran serta masyarakat untuk
mengelola posyandu dan membina dasa wisma akan dapat menunjang jangkauan
pelayanan kesehatan.
Demi pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka
puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana
yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembatu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
puskesmas dalam ruang lingkup walayah lebih kecil.
Dalam repelita V wilayah kerja puskesmas pembantu diperkiraakan meliputi
2 sampai 3 Desa, dengan sasaran penduduk antara 2500 orang (di luar jawa dan bali)
sampai 10.000 orang (di perkotaan jawa dan bali)
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, dengan
lain perkataan satu puskesmas meliputi juga seluruh puskesmas pembantu yang ada di
wilayah kerjanya.

2. Puskesmas Keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.
Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegitan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh
pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas keliling adalah:
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang
tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas pembantu, empat hari dalam satu
minggu.
b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa.
c. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka rujukan
bagi kasus darurat gawat.
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual.
2.3.7 Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Berikut ini struktur organisasi dan tata kerja puskesmas adalah sebagai
berikut :
a. Susunan organisasi puskesmas
Unsur pimpinan : kepala puskesmas.
Unsur pembantu pimpinan : urusan tata usaha.
Unsur pelaksana : Unit I, Unit II , Unit III, Unit V,Unit VI , Unit VII

Tugas pokok.:
Adapun tugas pokok dari susunan organisasi puskesmas adalah sebagai
berikut:
a. Kepala puskesmas
Mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan jabatan fungsional.
b. Kepala urusan tata usaha
Mempunyai tugas dibidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

1. Unit I
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak,
keluarga berencana dan perbaikan gizi.
2. Unit II
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.
3. Unit III
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,
kesehatan tenaga kerja dan manula.
4. Unit IV
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan
khusus dan manula.
5. Unit V
Mempunyai tugas melaksanakan Tata Kerja.Dalam melaksanakan tugasnya
puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik
dalam lingkungan puskesma maupun dalam satuan organisasi di luar puskesmas
sesuai dengan tugusnya masing-masing.
Dalam melaksanakan tugas, kepala puskesmas wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang
ditetapkan oleh kepala kantor departemen kesehatan kegiatan pembinaan,
pengembangan upaya kesehatan masyarakat, penyuluhan kesehatan masyarakat,
kesehatan remaja dan dana sehat.
6. Unit VI
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat
inap.
7. Unit VII
Melaksanakan tugas kefarmasian.Kepala puskesmas bertanggung jawab
memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan puskesmas, memberikan
bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing.Setiap unsur di
lingkungan puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab kepada kepala puskesmas.Hal-hal yang menyangkut tata hubungan dan
koordinasi dengan instansi vertical Departemen Kesehatan RI akan diatur dengan
surat keputusan bersama menteri dalam negeri dan menteri kesehatan RI.

Perbedaan Keperawatan Komunitas dan Keperawatan di Rumah Sakit


KEPERAWATAN DIRUMAH SAKIT KEPERAWATAN DI KOMUNITAS
 Fokus pasien di Rumah Sakit.  Fokus keluarga dan komunitas
 Pelayanan keperawatan bersifat  Pelayanan berkelanjutan
 kejadian kasus (episodik).  (terdistribusi).
 Berkerja pada unit tertentu pada  Berkerjasama dengan semua kondisi
pasien.  sehat saki dan berbagai tatanan.
 Berkerja pada satu rumah sakit atau  Berkerjasama dengan semua institusi
nstitusi.  terkait.
 Koordinasi keperawatan dengan  Koordinasi pelayanan dengan
institusi lain pada tatanan rumah sakiit berbagai
dari perencanaan pulang.  komunitas.
 Menerima nstruksi untuk pengobatan.  Lebih banyak tindakan yang bersifat
 Merencanakan dan melaksanakan  mandiri.
pelayanan yang bersifat indivdu.  Merencanakan dan melaksanakan
 Batas otonomi pasien dilingkungan  keperawatan melalui keluarga.
rumah sakit.
 Observasi terbatas pada interaksi  Mendorong otonomi dan kontrol
keluarga dan indikator kesehatan.  keluarga kecuali kasus menular.
 Hubungan terbatas yaitu hanya profesi  Mengobservasi berbagai faktor
lain dirumah sakit. untukkesehatan.
 Menfaslitasi hubungan yang
profesional dengan profesi lain .
BAB IV
PROSES PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

4.1 Pengkajian
Pelaksanaan kegiatan praktik belajar lapangan yang dilakukan oleh
mahasiswa/I Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang yang
berlangsung pada tanggal 17Oktober - 30Oktober 2018.
Pelaksanaan praktik belajar lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa/i pada
tanggal 17 Oktober 2018 adalah bentuk perkenalan dengan warga RT 01 yang
berisikan penyampaian tujuan dan maksud dari mahasiswa selama pelaksanaan
praktik belajar lapangan di RT 01 Kelurahan Gandus. Pada tanggal 18 Oktober
mahasiswa/i melakukan pengkajian/pendataan pada masyarakat RT 01 yang
dilakukan menggunakan kuesioner dan wawancara serta observasi. Selama proses
pengkajian yang dilakukan pada masyarakat RT 01, mahasiswa/i mendapat bantuan
dari ketua RT 01, masyarakat bersikap kooperatif dalam memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa/i. Untuk mengefektifkan waktu
pengkajian, mahasiswa/i membagi jumlah penduduk yang harus dikaji berdasarkan
denah yang ada.
Berdasarkan hasil pendataan pada tanggal 18 – 20 Oktober 2018 dan
dilakukan pengolahan data, maka didapatkan beberapa masalah keperawatan
komunitas pada RT 01( Tabulasi data terlampir ). Selanjutnya data yang sudah ada
dimasukkan dalam tabel analisa data.
TABULASI DATA PERAWATAN KOMUNITAS
DI RT. 01 KELURAHAN GANDUS
KECAMATAN GANDUS
PALEMBANG 2018

Jumlah Rumah yang Terdata : 84 Rumah


Jumlah KK : 114 KK
Jumlah KK yang Terdata : 84 KK
Jumlah KK yang Tidak Terdata : 30 KK
Alasan Tidak Terdata : Tidak bersedia di data dan tidak berada di rumah
Jumlah Jiwa yang Terdata : 334Jiwa

STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Struktur Keluarga
a. Distribusi Jumlah KK Dalam Satu Rumah Berdasarkan Jumlah KK
Distribusi Jumlah KK Dalam Satu Rumah Berdasarkan Jumlah KK
No Klasifikasi Jumlah Persentase (%)
1. 1 rumah 1 KK 80 96
2. 1 rumah 2 KK 4 4
3. 1 rumah 3 KK 0 0
Jumlah 84 100
120
100
80
1 rumah 3 KK
60
40 1 rumah 2 KK
20 1 rumah 1 KK
0
Jumlah Persentase
(%)

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20 Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus dari 114 KK yang
terbanyak yakni 1 rumah 1 KKsebanyak 80 KK (96%).

b. Distribusi Golongan Jenis Kelamin Berdasarkan Jumlah Penduduk


Distribusi Golongan Jenis Kelamin Berdasarkan Jumlah Penduduk
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-laki 170 51,0%
2. Perempuan 164 49,0%
Jumlah 334 100,0%
73
42

Jenis Kelamin

Perempuan laki-laki
164 Laki-laki
170 perempuan
49,0%
51,0%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20 Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari334 jiwa, jenis
kelamin penduduk yang terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 170 jiwa (51,0%).

c. Distribusi Golongan Umur Berdasarkan Jumlah Penduduk


Distribusi Golongan Umur Berdasarkan Jumlah Penduduk
No. Umur Jumlah Persentase (%)
1 0-11 bulan 3 1%
2 12-59 bulan 37 11%
3 5-12 tahun 50 15%
4 13-18 tahun 39 12%
5 19-59 tahun 181 54%
6 ≥ 60 tahun 24 7%
Jumlah 334 100,0
≥60 tahun 0-11 bulan
7% Umur 1%
12-59 bulan
11%

5-12 tahun
15%

19-59
tahun
13-18 tahun
54%
12%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 334 jumlah
penduduk yang terbanyak adalah usia produktif (19-59 tahun) sebanyak 181 jiwa
(54%).

d. Distribusi Jenis Pekerjaan Berdasarkan penduduk


Distribusi Jenis Pekerjaan Berdasarkan penduduk
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 Belum bekerja 55 16%
2 Tidak bekerja 30 9%
3 Buruh 95 28%
4 IRT 84 25%
5 Karyawan 10 3%
6 Wiraswasta 6 2%
7 Petani 2 1%
8 Pelajar 52 16%
Jumlah 334 100%
75
42

Pekerjaan

Wiraswasta Petani
2% 1% Pelajar Belum
Karyawan 16% kerja
16% Tidak bekerja
3% 9%

IRT
25% Buruh
28%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 334 jumlah
penduduk, distribusi pekerjaan pendudukan yang terbanyak adalah penduduk yang
bekerja sebagai buruh sebanyak 95 orang dengan persentase 28%.

2. Kependudukan
II. KESEHATAN LINGKUNGAN
a. Distribusi Jenis Sumber Dan Tempat Pemandian Berdasarkan KK
Distribusi Jenis Sumber Dan Tempat Pemandian Berdasarkan KK
No. Sumber dan tempat pemandian Jumlah Persentase (%)
1 Sungai 34 40%
2 Pemandian Umum 50 60%
Jumlah 84 100
76
42

sumber dan tempat pemandian

sungai
40%
pemandian
umum
60%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK penduduk
adalah sumber air dan tempat pemandian bersumber pada pemandian umum dengan
jumlah 50 (60%).

b. Distribusi Jenis Tempat Pembuangan Air Limbah Berdasarkan KK


Distribusi Jenis Tempat Pembuangan Air Limbah Berdasarkan KK
Tempat pembuangan air
No Jumlah Persentase (%)
limbah
1 Got 84 100%
Jumlah 84 100%
77
42

Tempat pembuangan air


limbah

Got
100%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah tempat pembuangan air limbah ke got dengan jumlah 84 KK
(100%).

c. Distribusi Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah Berdasarkan KK


Distribusi Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah Berdasarkan KK
Saluran pembuangan air
No Jumlah Persentase (%)
limbah
1 Mengalir 84 100%
Jumlah 84 100%
78
42

Saluran pembuangan air


limbah

Mengalir
100%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah jenis saluran pembuangan limbah dengan mengalir sebanyak 84 KK
(100%).

d. Distribusi Jenis WC yang Digunakan Berdasarkan KK


Distribusi Jenis WC yang Digunakan Berdasarkan KK
No Jenis WC yang digunakan Jumlah Persentase (%)
1 Cemplung 84 100%
Jumlah 84 100%

jenis wc

Cemplung
100%
79
42

Interpretasi data:
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah jenis WC yang digunakan cemplung dengan jumlah 84 KK (100%).

e. Distribusi Jenis Sumber Air Bersih Yang Digunakan Keluarga


Berdasarkan KK
Distribusi Jenis Sumber Air Bersih Yang Digunakan Keluarga Berdasarkan KK
Sumber air bersih yang
No Jumlah Persentase (%)
digunakan keluarga
1 PAM 84 100%
Jumlah 84 100%

Sumber air bersih yang


digunakan keluarga

PAM
100%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah sumber air bersih yang digunakan adalah PAM sebanyak 84 KK
(100%).
80
42

f. Distribusi Tingkat Pengolahan Air Untuk Minum Berdasarkan KK


Distribusi Tingkat Pengolahan Air Untuk Minum Berdasarkan KK
No Pengelolaan air minum Jumlah Persentase (%)
1 Beli/isi ulang 45 54%
2 Dimasak 39 46%
Jumlah 84 100%

pengelolaan air minum

dimasak
46% beli/isi ulang
54%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah pengolahan air minum dengan cara membeli/isi ulang45 KK (72%)

g. Distribusi Tingkat Kebiasaan Keluaraga Membuang Sampah


Berdasarkan KK
Distribusi Tingkat Kebiasaan Keluaraga Membuang Sampah Berdasarkan KK
Kebiasaan keluarga
No Jumlah Persentase (%)
membuang sampah
1 Dibakar 84 100%
Jumlah 84 100%
81
42

kebiasaan keluarga membuang


sampah

dibakar
100%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah kebiasaan keluarga membuang sampah dengan caradibakar
sebanyak 84 KK(100%).
h. Distribusi Jenis Letak Kandang Ternak Berdasarkan KK
Distribusi Jenis Letak Kandang Ternak Berdasarkan KK
No Letak kandang ternak Jumlah Persentase (%)
1 Tidak Ada 60 71%
2 Terpisah Dari Rumah 24 29%
Jumlah 84 100%

letak kandang ternak

terpisah
dari
rumah
29%

tidak ada
71%

Interprestasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah jenis letak kandang yang lain-lain (tidak mempunyai ternak) dengan
jumlah 60 KK (72%).
i. Distribusi Berapa Kali Membersihkan Kandang Ternak Berdasarkan KK
Distribusi Berapa Kali Membersihkan Kandang Ternak Berdasarkan KK
Berapa kali membersihkan
No Jumlah Persentase (%)
kandang ternak
1 Tidak Ada 60 71%
2 Tiga Hari Sekali 24 29%
Jumlah 84 100%

berapa kali membersihkan kadang


ternak

tiga hari
sekali
29%
tidak ada
71%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KKyang
memiliki ternak, yang terbanyak membersihkan kandang ternak setiap hariyaitu
dengan jumlah 24(28%).
j. Distribusi Jenis Bangunan Rumah berdasarkan KK
Distribusi Jenis Bangunan Rumah berdasarkan KK
No Jenis bangunan Jumlah Persentase (%)
1 Semi Permanen 84 100%
Jumlah 84 100%

jenis bangunan

semi
permanen
100%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK jumlah
penduduk yang terbanyak adalah jenis bangunan yang semi permanen sebanyak 84
KK (100%).

k. Distribusi Golongan Keadaan Lantai Rumah Berdasarkan KK


Distribusi Golongan Keadaan Lantai Rumah Berdasarkan KK
No Keadaan lantai rumah Jumlah Persentase (%)
1 Semen 54 64%
2 Papan 30 36%
Jumlah 84 100%
keadaan lantai rumah

papan
36%
semen
64%

Interprestasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah keadaan lantai semen dengan jumlah 54 KK (72%).

l. Distribusi Jenis Keadaan Ventilasi Rumah Berdasarkan KK


Distribusi Jenis Keadaan Ventilasi Rumah Berdasarkan KK
No Keadaan ventilasi rumah Jumlah Persentase (%)
1 Ada 84 100%
Jumlah 84 100%

keadaan ventilasi rumah

ada
100%
Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah jenis keadaan ventilasi rumah yang ada dengan jumlah 84
KK(100%).

m. Distribusi Tingkat Sistem Pencahayaan Pada Siang Hari Berdasarkan KK


Distribusi Tingkat Sistem Pencahayaan Pada Siang Hari Berdasarkan KK
No Sistem pencahayaan pada siang hari Jumlah Persentase (%)
1 Terang 16 19%
2 Remang-Remang 68 81%
Jumlah 84 100%

sistem pencahayaan pada siang hari

terang
19%

remang-
remang
81%

Interprestasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah sistem pencahayaan yang remang-remang dengan jumlah 68 KK
(81%).
n. Distribusi Jumlah Kamar Berdasarkan KK
Distribusi Jumlah Kamar Berdasarkan KK
No Jumlah kamar Rumah Jumlah Persentase (%)
1 Satu Kamar 70 83%
2 Dua Kamar 14 17%
Jumlah 84 100%

jumlah kamar rumah


dua kamar
17%

satu
kamar
83%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah yang mempunyai 2 kamar sebanyak 70 (83%).

o. Distribusi Tingkat Kebiasaan Membersihkan Rumah Berdasarkan KK


Distribusi Tingkat Kebiasaan Membersihkan Rumah Berdasarkan KK
No Kebiasaan membersihkan rumah Jumlah Persentase (%)
1 Setiap Hari 75 89%
2 Jika Kotor 9 11%
Jumlah 84 100%
kebiasaan membersihkan rumah
jika kotor
11%

setiap hari
89%

a. Distribusi Tingkat Pemanfaatan Pekarangan Rumah Berdasarkan KK


Distribusi Tingkat Pemanfaatan Pekarangan Rumah Berdasarkan KK
Pemanfaatan
N Jumlah Persentase (%)
perkarangan
o rumah
Tidak
1 Ada 84 100%
Jumlah 84 100%

pemanfaatan perkarangan
rumah

tidak ada
100%
Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah tingkat pemanfaatan pekarangan rumah yang tidak ditanami dengan
jumlah 84 KK (100%).

III. PENYAKIT AKIBAT LINGKUNGAN YANG KURANG SEHAT


1. ISPA
a.Distribusi Keluarga yang Mengalami Batuk Pilek Dalam Tiga Bulan Terakhir
Berdasarkan KK

Distribusi Keluarga yang Mengalami Batuk Pilek Dalam Tiga Bulan


Terakhir Berdasarkan KK
Keluarga
N yang mengalami Persentase
Jumlah
o batuk pilek (%)
1 Ya 62 4%
2 Tidak 22 6%
Jumlah 84 100%

keluarga yang mengalami batuk


pilek
tidak
26%

ya
74%
Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK, jumlah
penduduk yang terbanyak adalah keluarga yang Mengalami Batuk Pilek Dalam Tiga
Bulan Terakhir dengan jumlah 62 (74%).

b.Distribusi Keluarga Terhadap Anggota Keluarga Menderita ISPA


Berdasarkan KK

Penanganan Keluarga Terhadap Anggota Keluarga Menderita ISPA


Berdasarkan KK
Penanganan
N kelaurga terhadap penderita Jumlah Persentase
ISPA
o (%)
Pelayanan1 Kesehatan 4 100%
Jumlah 4 100%

penanganan keluarga
terhadap penderita ISPA

PELAYANAN
KESEHATAN
100%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK yang
terbanyak adalah penderita ISPA yang pengobatanya dengan membeli obat di warung
dengan jumlah 60 (100%).
2.Diare
a.Distribusi Keluarga yang Mengalami Mencret-Mencret Selama Tiga Bulan
Terakhir Berdasarkan KK

Distribusi Keluarga yang Mengalami Mencret-Mencret Selama Tiga


Bulan Terakhir Berdasarkan KK

Mencret
N Jumlah Persentase (%)
o
Ya 1 2 14
Tidak2 2 86
Jumlah 4 100%

mencret ya
14%

tidak
86%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK, jumlah
penduduk yang terbanyak adalah yang tidak menderita penyakit diare dengan jumlah
12 (14%).
b.Distribusi Hal yangDilakukan Keluarga Terhadap Mencret-Mencret
Berdasarkan KK

Distribusi Hal yangDilakukan Keluarga Terhadap Mencret-Mencret


Berdasarkan KK

Yang N
dilakukan keluarga terhadap Persentase
Jumlah
o mencret-mencret (%)
Membawa
2 KePelayanan Kesehatan 4 100
Jumlah 4 100%

yang dilakukan keluarga terhadap


mencret-mencret

membawa
kepelayanan
kesehatan
100%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KKyang
terbanyak adalah penderita diare yang pengobatanya dengan membawa ke pelayanan
kesehatan dengan jumlah 84 (100%).
1.Demam Berdarah
a.Distribusi Anggota Keluarga yang Mengalami Demam Berdarah 6 Bulan
Terakhir Berdasarkan KK

Distribusi Anggota Keluarga yang Mengalami Demam Berdarah 6


Bulan Terakhir Berdasarkan KK

Anggota
N keluarga mengalami DBD Jumlah Persentase (%)
o
1 Ya 0 0
2 Tidak 4 100
Jumlah 4 100

anggota keluarga mengalami DBD


YA
0%

TIDAK
100%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK jumlah
penduduk yang terbanyak adalah penduduk yang tidak menderita DBD dengan
jumlah 84 (100%).
2.Penyakit Lain Yang Diderita
Distribusi Penyakit Lain Yang Diderita Keluarga 3 Bulan Terakhir
Berdasarkan KK

Anggota
N keluarga mengalami DBD Jumlah Persentase (%)
o
1 Tidak Ada 2 86%
2 Hipertensi 1 13%
3 Asam urat 1 1%
Jumlah 4 100%

anggota keluarga mengalami DBD


asam urat
hipertensi 1%
13%

tidak ada
86%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK jumlah
penduduk yang terbanyak adalah penduduk yang tidak menderita penyakit lain
selama 3 bulan terakhir dengan jumlah 72 (86%)
5.Keluarga Berencana
a.Distribusi Keluarga Yang Mengikuti KB Berdasarkan KK

Keluarga Yang Mengikuti KB Berdasarkan KK

KeluargaNyang mengikuti Program Keluarga Persentase


Jumlah
o Berencana (%)
1 Ya 4 8
2 Tidak 0 2
Jumlah 4 100%

keluarga yang mengikuti program


keluarga berencana
tidak
12%

ya
88%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada dari
tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK jumlah
penduduk yang terbanyak adalah mengikuti program KB dengan jumlah 74 (88%).
b.Distribusi Jenis KB Yang Di Pakai Keluarga Berdasarkan KK
Jenis KB Yang Di Pakai Keluarga Berdasarkan KK
N Persentase
Jenis KB Yang Di Pakai Keluarga Jumlah
o (%)
1 Suntik 4 2
2 Pil 0 8
Jumlah 4 100%

pil jenis KB yang di pakai


12%
keluarga

suntik
88%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK jumlah
penduduk yang terbanyak adalah memilih jenis KB suntik dengan jumlah 74 (88%).
c.Distribusi Keluarga Memperoleh Pelayanan KB Berdasarkan KK

Keluarga Memperoleh Pelayanan KB Berdasarkan KK


N Persentase
Pelayanan KB yang Diperoleh Jumlah
o (%)
1 Puskesmas 4 100%
Jumlah 4 100%

pelayanan KB yang diperoleh

pusekesmas
100%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK jumlah
penduduk yang terbanyak adalah memilih pelayanan KB dipraktik Bidan dengan
jumlah 84 (100%).
IV. PRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

a.Distribusi Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada KeluargaBerdasarkan KK

Distribusi Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Keluarga Berdasarkan


KK
PrilakuNHidup Bersih dan Persentase
Jumlah
o Sehat Keluarga (%)
1 Baik 9 1%
2 Cukup 75 9%
Jumlah 84 100%

perilaku hidup bersih dan


sehat
baik
11%

cukup
89%

Interpretasi data :
Berdasarkan hasil pendataan Mahasiswa Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
dari tanggal 17-20Oktober 2018 di RT01 Kelurahan Gandus, dari 84 KK jumlah
penduduk yang terbanyak adalah pola prilaku hidup bersih dan sehatnya Baik dengan
jumlah 9(11%) dan Cukup dengan jumlah 75 (89%).
4.2 ANALISA SWOT
Strength Weakness Opportunitty Threatnes
(kekuatan ) ( Kelemahan ) ( Peluang ) ( Ancaman )

Sarana dan
prasarana :
 Adanya visi dan  Terdapat got  Meningkatan  penyakit akibat
misi pemerintah atau saluran taraf kesehatan lingkungan
dalam pembuangan masyarakat yang kurang
pencapaian air yang tidak sumatera sehat seperti
sumatera slatan mengalir selatan ISPA
sehat 2018 dan dengan baik  Adanya
Indonesia sehat  Jalan yang mahasiswa
2018. belum diaspal praktikan
 Adanya visi dan sehingga PSIK STIK
misi puskesmas banyak debu Bina Husada
dalam bertaburan dan  Mahasiswa
menunjang genangan air mudah
kesehatan di bila hujan, mendapatkan
wilayah kerja layanan
puskesmas kesehata
 Tersedia  Keamanan
puskesmas yang masyarakat
dekat dari terjamin
sekitaran  Meningkatan
posyandu kualitas
 Terdapat sumber daya
poskamling di manusia
lingkungan  Persedianya
sekitar sumber air
 Terdapat sumber yang bersih
air bersih yang  Meningkatan
di gunakan oleh akhlak
warga yaitu masyarakat
PAM  Memudahkan
 Tersedia tempat akses
beribadah : informasi
Mushola melalui media
 Tersedia elektroni
penerangan :  Perdapatnya
PLN informasi
 Adanya kesehatan
mahasiswa secara
praktikan langsung
Program Studi
Ilmu
Keperawatan
STIK Bina
Husada
Kependudukan
 Jumlah  Wilayah terdiri  Adanya  Tidak ada
penduduk RT 01 dari mahasisw ancaman
berjumlah 334 perumahan a dari luar
Jiwa yang padat praktikan terhadap
Program status
Studi Ilmu kependudu
Keperawat kan
an STIK masyarakat
Bina di RT O1
Husada Kelurahan
 Adanya gandus
bantuan kecamatan
 Warga RT 01 pemerinta gandus
bersifat h dengan
individual bantuan
puskesmas
di
kelurahan
gandus
 Adanya
informasi
melalui
media
massa
Kesehatan
Lingkungan
 Terdapat 84 KK  Tidak terdapat  Adanya  Timbulya
( 100 % ) KK yang mahasisw penyakit
menggunakan sumber a praktika akibat
PDAM untuk pembuangan STIK Bina lingkugan
minum air limbah nya Husada yang tidak
tidak mengalir  Adanya sehat sperti
hubungan ISPA
yang baik
 Terdapat 84 ( antara
100%) KK yang mahasisw
belum memiliki a dengan
WC keluarga pihak
Sendiri kelurahan
maupun
RT 01

 Terdapat 84
(100%) yang
menggunakan
WC Umum
cemplung
terbuka
 Terdapat 84 (
100 % ) KK
yang membuang
sampah dengan
cara dibakar
 Terdapa 84 ( 100
% ) KK rumah
yang mempunyai
ventilasi
 Terdapat 16 (
19%) KK yang
mempunyai
sistem
pencahayaan
terang dan
pencahayaan
remang-remang
68 KK (81%) di
siang hari
 Terdapat 84 (
100 % ) KK
jenis bangunan
rumah semi
permanen
 Terdapat (
100%) KK luas
kamar
berdasarkan
rumah 2x5
 Terdapat 84 (
100 % ) KK
yang
membersihkan
rumah setiap
hari
Penyakit akibat
lingkungan
kurang sehat :
Penyakit ISPA
 Terdapat  Terdapat 62  Adanya  Tingkat
pelayanan KK (74%) mahasisw kejadian
kesehatan yang a Bina ISPA yang
(pustu) dan mengalami Husada cukup
praktek Bidan batuk pilek yang tinggi
disekitar rumah dalam tiga praktek
bulan terakhir komunitas
di
lingkunga
n RT 01
Kec.
 Dari 84 KK Gandus
 Tingkat kejadian terdapat 84 Kel.
ISPA yang cukup KK (100%) Gandus.
tinggi yang  Adanya
penanganan program
keluarga penyuluha
terhadap ISPA n
dengan kesehatan
pelayanankese tentang
hatan. pencegaha
n dan
pengobata
n penyakit
dari
mahasisw
a dan
pembinaa
n dari
puskesmas
Penyakit Diare
 Terdapat  Dari 84 KK  Adanya  Resiko
pelayanan terdapat 12 KK program penularan
kesehatan (14%) yang penerapan penyakit
(pustu) dan menderita Perilaku Diare
praktek Bidan di diare dalam 3 hidup
sekitar bulan terakhir. sehat.
perumahan  Dari 84 KK  Persedian
yang ya
membawa ke Puskesma
pelayanan s
 Pelayanan yang kesehatan diwilayah
dilakukan saat berjumlah 84 kelurahan
diare KK (100%). Gandus

Penyakit lain
 Terdapat  Dari 84 KK  Terdapat  Timbulnya
penyakit lain yg terdapat 11 KK Praktek penyakit
diderita selama (13%) yang bidan akibat
tiga bulan menderita disekitar kurangnya
terakhir Hipertensi kelurahan pengetahua
 Dari 84 KK Gandus n
terdapat 1 KK
(1,0%) yang
 Terdapat menderita
pelayanan Asam urat  A
kesehatan  Dari 84 KK danya
(pustu) dan yang tidak informas
praktek Bidan di terdapat i melalui
sekitar rumah menderita media
penyakit ada72 masa dan
KK (86%) elektroni
k

4.3 IDENTIFIKASI MASALAH


N
Data Masalah
o
1. Dari 84
1 KK terdapat 84(100%) Belum optimalnya Perilaku Hidup
yang tempat pembuangan air Bersih dan Sehat
limbah Got.
2. Dari 84KK terdapat 84 KK
(100%) yang memiliki saluran
pembuangan air limbah tidak
mengalir/tergenang.
3. Dari 84 KK tidak terdapat
pengolahan air minum isi ulang.
4. Dari 84 KK terdapat 24 KK (29%)
yang letak kandang ternak
terpisah dari rumah, yang tidak
ada kandang ternak 60 (71%).
5. Dari 84 KK Yang membersihkan
kandang ternak tiga hari sekali 24
KK (29%), yang tidak
membersihkan sebanyak 60 KK
(71%).
6. Dari 84 KK terdapat 84 KK
(100%) warga yang tidak
memanfaatkan perkarangan
rumah.
4.4 Prioritas Masalah
PRIORITAS MASALAH
1. Belum Optimalnya Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
berhubungan dengan lingkungan yang belum bersih .
Ditandai dengan :
 Dari 84 KK terdapat 84 (100%) yang tempat pembuangan air
limbah di pekarangan.
 Dari 84KK terdapat 84 KK (100%) yang memiliki saluran
pembuangan air limbah mengalir.
 Dari 84 KK terdapat 45 KK (54%) yang pengolahan air minum
isi ulang.
 Dari 84 KK terdapat 24 KK yang kandang ternak yang terpisah
dari rumah
 Dari 84 KK Yang membersihkan kandang ternak tiga hari
sekali 24 KK (29%), yang tidak membersihkan sebanyak 60
KK (71%).
 Dari 84 KK terdapat 84 KK (100%) warga yang tidak
memanfaatkan perkarangan rumah.
4.5 Masalah Keperawatan
1. Adanya Infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA ) berhubungan
dengan terdapatnya polusi udara (debu,asap kendaraan roda
dua dan roda empat).
4.6 PLANNING OF ACTION (POA)
No Masalah Tujuan Intervens Sasaran Metode Tempat Waktu PJ
Kesehatan i
1. Belum Tujuan Penyuluha Masyarakat Ceramah Masjid Minggu
Optimalnya umum : n tentang lingkungan ( Tanya Darus’ad 28
Perilaku Masyarakat PHBS RT.01 jawab ah) Oktobe
hidup mampu Kel.Gandus, Dan r 2018
bersih dan menjelaskan Kec.Gandus Diskusi)
sehat tentang
Perilaku
Hidup
Bersih dan
Sehat.

Tujuan
khusus :
- Masyarak
at mampu
menjelas
kan
tentang
penyebab
dari
kurangny
a PHBS.
- Masyarak
at mampu
menjelas
kan
manfaat
dari
PHBS.
- Masyarak
at mampu
menjelas
kan cara
PHBS
yang
benar.
109
42

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Sasaran/ Target : Warga RT.01 Kelurahan Gandus Kecamatan
Gandus
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab Diskusi
Media/ Alat : Leaflet
Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Minggu, 28 Oktober 2018
Jam : 09.00s/d Selesai
Tempat : Masjid Darusa’adah RT 01 Gandus
Pengorganisasian
Moderator : Santik Intani Putri
Penyaji : Dhanicha Sekar Melaty
Fasilitator : Dewi Sartika, RidiaViani,
Melise Rahmayuni,
Paramitha Anggun Safitri
Observer : Desmarita, M. Haris Irsyadli, Fernando
Dokumentasi : Rini meilasari,
Arian Prima Wijaya
B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Masyarakat mampu menjelaskan tentang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat:
- Masyarakat mampu menjelaskan tentang penyebab dari ISPA
- Masyarakat mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala ISPA.
- Masyarakat mampu menjelaskan cara menanggulangi ISPA.

3. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Peserta
Pembukaan
1  Memberi salam dan  Menjawab
5 menit kontrak waktu salam
 Menjelaskan tujuan, 
manfaat materi yang akan Mendengarkan
disampaikan dan
memperhatikan
110
42

Kegiatan
2 inti  Menjelaskan pengertian  Menyimak
20 menit ISPA dengan benar semua materi yang
 Menjelaskan penyebab disampaikan
ISPA dengan benar
 Menjelaskan tanda dan
gejala ISPA dengan benar
 Menjelaskan cara
menanggulangi ISPA
dengan baik dan benar
Penutup
3  Mengevaluasi  Menjawab
5 menit pengetahuan tentang materi pertanyaan
yang sudah dijelaskan 
dengan memberikan Mendengarkan
pertanyaan  Menjawab
 Menyimpulkan materi salam
yang telah dijelaskan
 Menutup pertemuan dan
memberi salam

4.Kriteria Evaluasi
Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, maka peserta akan dapat:
 Menyebutkan pengertian ISPA dengan benar
 Menyebutkan penyebab ISPA dengan benar
 Menyebutkan tanda dan gejala ISPA dengan benar
 Menyebutkan cara menanggulangi ISPA dengan baik dan benar
111
42

MATERI PENYULUHAN
ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT)

A. Pengertian
ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan salah satu atau lebih
dari organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring dan laring. ISPA mencakup:
tonsilitis (amandel), sinusitis, rhinitis, laringitis, faringitis. Infeksi ini biasa terjadi
sampai 14 hari lamanya. ISPA seringkali menjangkit dan rentan kepada anak-anak,
lanjut usia serta ibu hamil karena daya tahan tubuh yang memang sudah rendah
terutama anak balita.

B. Penyebab
ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas penyebab ISPA
adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian atas, sedangkan
ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995). Dalam Harrison’s
Principle of Internal Medicine di sebutkan bahwa penyakit infeksi saluran nafas akut
bagian atas mulai dari hidung, nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring
hampir 90% disebabkan oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian
bawah hamper 50 % diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah yang
bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan stafilococcus aureus dan
H influenza sekitar 10-20%.
Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan
lebih dari 300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995).
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada
anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan.

C. Tanda dan Gejala


Badan pegal (myalgia), batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, beringus,
demam ringan, tekanan di muka, bersin.Gejala biasanya tampak setelah 1-3 hari
setelah terpapar patogen microbial.Penyakit ini biasa berlangsung selama 7-10 hari.
Gejala ISPA yang disebabkan oleh streptpcoccus adalah sakit leher tiba-tiba, sakit
saat menelan dan demam tanpa diikuti hidung beringus, suara berubah atau
batuk.Kadang kala, gejala ISPA dibarengi sakit dan tekanan di kuping yang
disebabkan oleh infeksi telinga tengah (otitis media) dan mata merah disebabkan oleh
virus conjuvitis.
112
42

D. Terapi
Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun
kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa
pemberian obat obatan terapeutik, pemberian antibiotik dapat mempercepat
penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat obatan symptomatic,
selain itu dengan pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan
dari bakterial, pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan
dengan baik agar tidak terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun
pada penyakit ISPA yg sudah berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yg sudah
menjadi hijau, pemberian antibiotik merupakan keharusan karena dengan gejala
tersebut membuktikan sudah ada bakteri yg terlibat.
Upaya pencegahan penyakit ISPA:
1. Tetap menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang
bergizi.
2. Pada bayi / anak dilakukan imunisasi.
3. Selalu menjaga kebersihan baik kebersihan pribadi maupun lingkungantempat
tinggal.
4. Mencegah anak agar tidak berhubungan dengan penderita ISPA.

Upaya pengobatan dan perawatan ISPA:


1. Jika terserang penyakit ISPA harus banyak istirahat.
2. Meningkatkan asupan makanan bergizi.
3. Jika demam beri kompres hangat dan banyak minum ( pada bayi ASI tetap
diteruskan ) gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat, bila perlu
diberikan parasetamol.
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan tisu,
kemudian tisu dibuang ke tempat sampah.
5. Jika batuk dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional
misalnya :
a. Herbal jeruk nipis, caranya 1 buah jeruk nipis diambil airnya dan tambahkan 2
sendok makan madu. Kemudian aduk hingga rata. Ramuan ini diminum 2 kali
sehari.
b. Herbal belimbing wuluh, caranya 10 buah belimbing wuluh, dicuci, kemudian
dihaluskan. Tambahkan 1 cangkir air masak dan sedikit garam. Peras dan
saring. Ramuan ini diminum 2 kali sehari.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

B. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Sasaran/ Target : Warga RT.01kelurahan gandus kecamatan gandus.
Metoda : Ceramah dan Tanya Jawab
Media/ Alat : Poster dan leaflet
Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Minggu, 28 oktober 2018
Jam : 09.00- s/d Selesai
Tempat : Masjid Darusa’adah RT. 01
Pengorganisasian
Moderator : Santik kintani putri
Penyaji : Melise Rahma Yuni
Fasilitator : Dewi Sartika
Ridia Vidiani
Fernando
Observer : Rini Meilasari
Dokumentasi : Arian Prima wijaya

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta pelatihan dokter
kecil mampu mengetahui tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat ( PHBS ).

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta mampu:
a. Menyebutkan pengertian PHBS dengan benar
b. Menyebutkan bidang PHBS dengan benar
c. Menyebutkan manfaat PHBS dengan benar
d. Menyebutkan indikator PHBS dengan benar
e. Menyebutkan Indikator PHBS di tiap tatanan
f. Menyebutkan jenis perilaku hidup sehat terhadap diri sendiri.

D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Peserta
1 Pembukaan  Memberi salam dan kontrak waktu  Menjawab salam
5 menit  Menjelaskan tujuan, manfaat materi yang  Mendengarkan dan
akan disampaikan memperhatikan
2 Kegiatan inti  Menjelaskan pengertian PHBS dengan  Menyimak semua
20 menit benar materi yang
 Menjelaskan bidang PHBS dengan benar disampaikan
 Menjelaskan manfaat PHBS dengan benar
 Menjelaskan indikator PHBS dengan benar
 Menjelaskan Indikator PHBS di tiap
tatanan
 Menjelaskan jenis perilaku hidup sehat
terhadap diri sendiri.
3 Penutup  Mengevaluasi pengetahuan tentang materi  Menjawab pertanyaan
5 menit yang sudah dijelaskan dengan memberikan Mendengarkan
pertanyaan  Menjawab salam
 Menyimpulkan materi yang telah
dijelaskan
 Menutup pertemuan dan memberi salam

E. Kriteria Evaluasi
Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, maka peserta akan dapat:
 Menyebutkan pengertian penyakit PHBS dengan benar
 Menyebutkan manfaat PHBS
 Menyebutkan langkah-langkah mewujudkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari
MATERI PENYULUHAN

PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)

A. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
(Booklet PHBS, diakses pada tanggal 08 November 2017)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008).
Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakatnya.

B. Bidang PHBS
Bidang PHBS yaitu :
1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dengan
sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.
2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium,
menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.
3. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban,
memberantas jentik, dan lain-lain (http://dinkeslampung.bdl.nusa.net.id/diakses tanggal 08
November 2017 pukul 18.30 WIB).

C. Manfaat PHBS
Manfaat dari PHBS diantaranya :
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah
tangga
4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di
bidang kesehatan
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
D. Indikator PHBS
Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area/ wilayah :
1. Indikator Nasional
Ditetapkan tiga indikator, yaitu :
a) Persentase penduduk tidak merokok
b) Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan
c) Persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik/olahraga.
Alasan dipilihnya ketiga indikator tersebut berdasarkan isu global dan regional (Mega
Country Health Promotion Network, Healthy Asean Life Styles), seperti merokok telah menjadi
isu global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung dan kanker paru-paru juga
disinyalir menjadi entry point untuk narkoba. Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada
semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita akan menjadikan generasi yang lemah/
generasi yang hilang di kemudian hari. Bagi usia produktif akan mengakibatkan produktivitas
menurun. Kurang aktivitas fisik dan olahraga mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu,
apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagai penyakit seperti jantung, paru-paru, dan
lain-lain. ((http://creasoft.wordpress.com/2008/07/29/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs/
diakses tanggal 08 November 2017 pukul 18.30 WIB).

2. Indikator Lokal Spesifik


a. PHBSdi Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat (http://dinkeslampung.blogspot.com/ diakses tanggal 08 November
2017 pukul 18.30 WIB).
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi ASI ekslusif
c. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun
e. Menggunakan air bersih
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik di rumah
h. Makan sayur dan buah setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah (Depkes RI, 2007).

b. PHBS di Tatanan Tempat Umum


PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-
PHBS. Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di
tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit
Indikator tatanan tempat-tempat umum :
PHBS di pasar :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di pasar
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk

PHBS di tempat ibadah :


1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat ibadah
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk

F. Jenis Perilaku Hidup Sehat terhadap diri sendiri.


1. Mandi (Depkes RI, 2007)
Mandi menggunakan sabun mandi dilakukan minimal 2x sehari pada pagi dan sore hari
yang bertujuan untuk:
- Menjaga kebersihan kulit.
- Mencegah penyakit kulit/ gatal-gatal.
- Menghilangkan bau badan

2. Mencuci rambut (Depkes RI, 2007)


Dilakukan 2x seminggu menggunakan sampho, bertujuan untuk membersihkan rambut
dan kulit kepala dari kotoran dan memberikan rasa segar.

3. Membersihkan hidung (Depkes RI, 2007)


Lubang hidung perlu dibersihkan pada setiap kali mandi guna membuang kotoran yang ada
dan melancarkan jalan untuk bernafas.

4. Gosok gigi (Depkes RI, 2007)


Dilakukan minimal 2 x sehari dengan memakai pasta gigi/ odol yang dilakukan setelah
akan dan sebelum tidur malam. Gosok gigi ini bertujuan untuk:
- Menjaga kebersihan gigi dan mulut.
- Mencegah kerusakan pada gigi dan gusi.
- Mencegah bau mulut yang tidak sedap.
5. Kesehatan mata
Untuk kesehatan mata perlu diperhatikan cahaya pada saat membaca dimana cahaya
harus cukup terang, jarak pembaca dengan buku sepanjang penggaris (30 cm), yang
dibaca tidak boleh bergerak/ bergoyang, membaca tidak boleh sambil tiduran. (Depkes
RI, 2007)

6. Mencuci tangan
Dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan dari kotoran dan kuman yang dapat
menyebabkan penyakit. Cuci tangan dapat dilakukan pada saat(Depkes RI, 2007) :
- Sebelum dan sesudah makan
- Sebelum tidur
- Sebelum dan memegang benda-benda kotor.
- Setelah pulang dari bepergian

7. Memotong kuku
Dilakukan minimal 1x seminggu dengan tujuan untuk (Depkes RI, 2007):
- Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui tangan saat makan (misalnya
cacingan,menceret, dll)
- Mencegah luka akibat garukan kuku.
- Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh mengkorek hidung dengan jari/ kuku tangan
yang kotor, tidak memasukkan jari kemulut atau menggigiti kuku.

8. Pakai alas kaki


Anak-anak terkadang dalam bermain tidak meggunakan alas kaki, penggunaan alas kaki
perlu dilakukan agar(Depkes RI, 2007):
- Kaki tidak terluka atau tertusuk benda tajam.
- Mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan akibat menginjak kotoran.

9. Kebersihan pakaian
Pakaian dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu pakaian sekolah, pakaian bermain dan
pakaian tidur.Pakaian harus selalu bersih dan diganti dalam setiap hari, hal ini bertujuan
agar kita terhindar dari penyakit kulit yang diakibatkan pakaian basah atau kotor.(Depkes
RI, 2007)

10. Belajar makan sehat


Makan adalah kebutuhan pokok setiap orang, makan sebaiknya 3x sehari dengan menu
yang seimbang yaitu empat sehat lima sempurna yang terdiri dari nasi, sayur, lauk, buah
dan susu.Makan pagi atau sarapan sangat penting setiap harinya guna menjadi sumber
tenaga kita pada siang harinya, perlu diingat juga untuk menghindari jajan sembarangan
karena kebersihan dari makanan yang dijual tidak terjamin dan mungkin dapat
menyebabkan penyakit seerti sakit perut, diare, muntah dan lain-lain.(Depkes RI, 2007)
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Pokok Pembahasan : Hipertensi


Sub Pokok Pembahasan : Pengertian Hipertensi, Penyebab Hipertensi, Tanda dan Gejala,
Faktor-Faktor yang dapat menyebabkan Hipertensi, Penanganan
Hipertensi.
Sasaran : Warga Rt 01
Jam : 12.30 WIB
Waktu : 25 menit
Tanggal : 28 Oktober 2018
Tempat : Masjid Darusa’adah

A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan Warga Rt 01 mampu memahami dan
mengerti tentang hipertensi

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang Hipertensi, diharapkan Warga Rt 01
dapat:
1. Menjelaskan tentang hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan factor-faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah
5. Menjelaskan tentang penanganan hipertensi

C. Materi Penyuluhan (Terlampir)


1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Faktor-faktor yang meningkatkan tekanan darah
5. Penanganan hipertensi

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 5 menita. Mengucapkan salam Menjawab salam Kata-kata/
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan dan kalimat
c. Menyampaikan tentang menyimak
tujuan pokok materi Bertanya mengenai
d. Meyampakaikan pokok perkenalan dan tujuan
pembahasan jika ada yang kurang
e. Kontrak waktu jelas
2. Pelaksanaan 15 a. Penyampaian Materi Mendengarkan dan Lembar balik
menit b. Menjelaskan tentang menyimak Leaflet
pengertian hipertensi Bertanya mengenai hal-
c. Menjelaskan penyebab hal yang belum jelas
hipertensi dan dimengerti
d. Menjelaskan tanda dan
gejala hipertensi
e Menjelaskan yang dapat
meningkatkan tekanan
darah
Menjelaskan
penananganan hipertensi
g. Tanya Jawab
h. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya
3. Penutup 5 menita. Melakukan evaluasi Sasaran dapat Kata-kata/
b. Menyampaikan menjawab tentang kalimat
kesimpulan materi pertanyaan yang
c. Mengakhiri pertemuan diajukan
dan menjawab salam Mendengar
Memperhatikan
Menjawab salam

G. Evaluasi
Diharapkan Warga Rt 01 :
1. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
2. Menjelaskan tentang penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan faktor- faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah
5. Menjelaskan tentang penanganan hipertensi
HIPERTENSI

A. Pengertian
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan hipertensi.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Hipertensi didefinisikan sebagai suatu peninggian
yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg.Peninggian tekanan darah yang terus menerus yang merupakan gejala klinis karena hal
tersebut dapat menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart disease arteriole nefrosclerosis.
Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg.

B. Penyebab Hipertensi
1. Asupan garam yang tinggi
2. Strees psikologis
3. Faktor genetik (keturunan)
4. Kurang olahraga
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
6. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7. Peningkatan usia
8. Kegemukan
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain
1. Kepala pusing
2. Gemetar
3. Sering marah - marah
4. Jantung berdebar-debar
5. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
6. Keringat berlebihan
7. Gangguan penglihatan
8. Rasa berat ditekuk
D. Faktor-Faktor yang dapat Meningkatkan Tekanan Darah
1 Garam
2. Stress
3. Merokok
4. Pil Anti Hamil
5. Hormon Pria dan Kortikosteroid
6.Kehamilan
E. Penanganan Hipertensi
1. Minum obat secara teratur
2 Istirahat Yang cukup
3. Hindari Makanan yang dapat Meningkatkan Hipertensi
4. Hindari Stress
DOKUMENTASI PENYULUHAN
PENYULUHAN KESEHATAN MENGENAI ISPA , PHBS , HIPERTENSI
DAN
TABULASI DATA KESEHATAN
RT.01 KELURAHAN GANDUS PALEMBANG 2018

DOSEN PEMBIMBING :
Dian Emiliasari,S.Kep,Ners,M.Kes

DI SUSUN OLEH :

1. Dhanicha Sekar Melaty 15.14201.32.19


2. Dewi Sartika 15.14201.32.29
3. Paramitha Anggun Safitri 15.14201.32.20
4. Ridia Viani 15.14201.32.27
5. Santik Intani Putri 15.14201.32.17
6. Melise Rahmayuni 15.14201.32.16
7. Desmarita 15.14201.32.23
8. Rini Meilasari 15.14201.32.25
9. Arian Prima Wijaya 15.14201.32.13
10. M.Haris Irsyadli 15.14201.32.28
11. Fernando 15.14201.32.14

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018

Anda mungkin juga menyukai