Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah, dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran
individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit
yang akan dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan kelompok atau misi
sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat (Efendi,
Ferry. 2009).
Seiring dengan program desa siaga yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan RI,
pendidikan dan profesi kepearawatan telah menerapkan standar keperawatan komunitas
yang mencakup berbagai unsur dan komponen seperti yang ada pada konsep desa siaga.
Perawatan kesehatan masyarakat diterapkan untuk menerapkan dan memelihara kesehatan
populasi dimana prakteknya tersebut bersifat umum dan komprehensif yang ditunjukan pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang memiliki konstribusi bagi kesehatan,
pendidikan kesehatan dan manajemen serta koordinasi dan kontinuitas pelayanan holistik.
Masalah kesehtan masyarakat, dapat bermula dari perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat diantaranya berkaitan dengan masalah kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan
anak, kesehatan remaja serta kesehatan lansia, maupun pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan yang masih sangat rendah seperti pemeriksaan kesehatan, kehamilan, imunisasi,
posyandu, dan lain sebagainya (Efendi, Ferry. 2009).
Berdasarkan latar belakang masalah kesehatan diatas, maka mahasiswa program studi
Profesi Ners Universitas ‘Aisyiyah Surakarta tahun akademik 2022/2023 melaksanakan
pengambilan data keperawatan komunitas diwilayah RW IV Kelurahan Joyotakan,
Kecamatan Serengan, Kota Surakarta dalam rangka melakukan pembinaan, mengatasi
masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara mandiri,
dimana dalam pelaksanaan praktek asuhan keperawatan komunitas menggunakan
pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dengan pengkajian dengan cara
mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnosa atau permasalahan dan menyusun sesuai
permasalahan yang ditemukan, kemudian pelaksanaan dan yang terakhir adalah melakukan
evaluasi terhadap pelaksaan tindakan yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa pada tanggal 17
November 2022 wawancara dan menyebar quisioner dengan warga di RW IV Kelurahan
Joyotakan Surakarta, didapatkan permasalahan yang muncul yaitu penderita hipertensi
berjumlah 41 lansia (14%). Di Pos lansia mereka juga tidak pernah melakukan senam
hipertensi, 51,2%(21 orang) yang hipertensi mereka minum obat HT secara teratur
sedangkan sebanyak 48,8% (20 orang) minum obat hipertensi secara teratur. Kemudian
muncul masalah perilaku hidup bersih dan sehat pada warga yang menggunakan tempat
sampah terbuka sebesar 75,7% (100 KK) dan untuk pencahayaan rumah remang-remang
sebayak 47 rumah, terang sebanyak 70 rumah dan gelap sebanyak 15 rumah.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah dilakukanasuhan keperawatan komunitas di RW IV Kelurahan Joyotakan,
Serengan, Surakarta mengetahui permasalahan dan menangani masalah kesehatan yang
ada di RW IV.
2. Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di RW IV Kelurahan Joyotakan,
Serengan, Surakarta, mahasiswa mampu:
a. Mengatasi permasalah PHBS yang ada di RW IV Joyotakan
b. Mengatasi hipertensi pada lansia di RW IV Joyotakan
c. Mengurangi dampak asap rokok

C. Manfaat
1. Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status
kesehatannya dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta mau
menyelesaikan masalah tersebut.

2. Mahasiswa
Dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang pemberian asuhan keperawatn
komunitas di masyarakat dengan lebih baik lagi.
3. Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan berupa informasi
tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas
guna membantu program kesehatan pada masyarakat.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Definisi Keperawatan Komunitas
Komunitas adalah kumpulan orang yang hidup bersama dalam suatu daerah atau satu
lokasi ,membentuk budaya dan saling berinteraksi satu dengan yang lain ,bersifat
berkelanjutan serta terikat oleh identitas Bersama(Pakpahan, Martin.2020)
Menurut Pakpahan,Martin(2020) menjelaskan bahwa keperawatan Kesehatan
komunitas adalah perpaduan antara praktik keperawatan dan praktik Kesehatan masyarakat .
Keperawatan komunitas merupakan suatu penerapan asuhan keperawatan yang
memadukan ilmu keperawatan dan Kesehatan masyarakat dalam melibatkan dukungan dan
peran aktif masyarakat dalam melaksanakan pelayanan preventif dan kuratif secara
komprehensif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif untuk mencapai derajat
Kesehatan masyarakat yang optimal (Kartiningrum, Diah Eka.2017)
B. Peran dan Fungsi:
Peran keperawatan komuitas:
a. Care giver
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi asuhan ,maka perawat berperan untuk:
1) Memberikan pelayanan keperawatan sesuai doangnosis atau masalah keperawatan
yang terjadi
2) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien.
3) Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diangnosis
keperawatan,
b. Klien advocate
Tugas perawat sebagai pembela klien memeili peran sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (infor
mconcerm ) atas Tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
2) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien harus, dilakukan karena klien
yang sakit dan dirawat di Rs akan berinteraksi dengan banyak petugas Kesehatan.
Perawat adalah anggota tim Kesehatan yang palimg lama berinteraksi dengan
klien sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak klien.
Hak-hak klien :
1) Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
2) Memperoleh layanan Kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar operasional prosedur
3) Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
4) Memilih dokter dan dokter gigi yang sesuai dengan keinginannya dan peraturan
rumah sakit atau puskesmas bila memungkinkan
5) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau dokter
gigi lain yang mempunyai SIP baik di dalam atau di luar rumah sakit atau
puskesmas
6) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medis
7) Mendapatkan informasi yang meliputi diagnose dan tata cara Tindakan medis,
tujuan Tindakan medis, alternatif Tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi
8) Memberikan persetujuan atau penolakan atas Tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga Kesehatan atas penyakit yang diderita
9) Didampingi keluarganya pada saat kritis
10) Menjalankan ibadah sesuai dengan agama selama hal tersebut tidak mengganggu
pasien lain.

c. Konselor
Konselor adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah social untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang.
d. Collabolator
Peran sebagai collabolator perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yag terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dll.
e. Coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta mengorganisasi
pelayanan Kesehatan drai tim Kesehatan. Tujuan perawat sebagai coordinator adalah :
1) Untuk memenuhi asuhan Kesehatan secara efektif, efisiensi dan menguntungkan
klien
2) Pengaturan waktu dan seluruh aktivitas atau penanganan pada klien
3) Menggunakan keterampilan perawat untuk merencanakan, ,mengorganisasikan,
mengarahkan dan mengontrol.
f. Change agent
Pembawa perubahan adalah seseorang yang berinisiatif untuk membantu membuat
perubahan pada dirinya atau pada system.
Fungsi Perawat Komunitas
a. Fungsi independent
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan Tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
seperti pemenuhan kebutuhan oksigenasi, nutrisi, cairan dan elektrolit, aktivitas dll.
b. Funsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain.
c. Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks.( Akbar,
agung M.2019)
C. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas menurut Aswati (2022) adalah untuk
mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,keluarga,dan
kelompok dalam konteks komunitas
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat mempengaruhi keluarga,individu dan kelompok
D. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperwatan komunitas menurut Aswati (2022), yaitu:
1. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk,ibu hamil resiko tinggi ,lansia,
penderita penyakit menular (tuberkulosis paru,kusta,malaria,demam berdarah,diare dan
ISPA atau pnemonia) serta penderita penyakit degeneratif seperti diabetes militus dan
stroke.
2. Keluarga
Keluarga yang menjadi sasaran prioritas adalah keluarga yang termasuk rentan
terhadap masalah kesehatan (Vulnerablegroup) atau resiko tinggi ( High risk grop)
dengan prioritas sebagai berikut:
a. Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(puskesmas dan jaringannya)dan belum mempunyai kartu sehat dalam menggunakan
kartu sehat.
b. Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan serta
mempunyai pelayanan kesehatan.
3. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan, baik yang terikat dalam suatu institusi maupun
tidak.contoh kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu institusi misalnya
warga sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan dan lapas. Sedangkan
kelompok masyarakat khusus yang tidak terikat dalam institusi khusus misalnya
posyandu, kelompok balita, ibu hamil, lansia, penderita penyakit tertentu dan pekerja
informal.
4. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan terhadap timbulnya masalah
kesehatan,seperti:
a. Masyarakat di suatu wilayah yang jumlah bayi meninggal lebih tinggi dari wilayah
lain.
b. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dari wilayah lain.

E. Ruang Lingkup Komunitas


Ruang lingkup praktek keperawatan komunitas menurut Aswati (2022), meliputi:
upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif),pencegahan (preventif),pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu,keluarga, kelompok dan
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
1. Upaya promotif
Upaya promotif ditujukan untuk meningkatkan kesehatan
individu,keluarga,kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Upaya preventif
Upaya preventif ditunjukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu,keluarga,kelompok dan masyarakat melaui kegiatan:
a. Imunisasi masalah terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melaui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun rumah.
d. Pemeriksan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3. Upaya kuratif
Upaya kuratif ditunjukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,
melalui kegiatan :
a. Perawatan orang sakit dirumah ( Home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelomok-kelompok tertentu yang
menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, secara fisik dan lainya. Dilakukan
dengan :
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, ptah
tulang maupun kelainan tulang bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bafgi penderita-penderita tertentu, misalnya TBC,
latihan nifas dan batuk, penderita stroke : fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masayarakat, diantaranya adalah kelomok-kelomok
yang diasingkan oleh masarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS
atau kelompok – kelompok masyarakat khusus seperti wanita tuna susila (WTS) tuna
wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resostialisasi meyakinkan msyarakat untuk
dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masayarakat tersebut dan
menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka detita. Hal ini terutama
membutuhkan penjelasan dengan penertian atau batasan –batasan yang jelas dan dapat di
mengerti.
F. Prinsip Keperawatan Komunitas
a. Manfaat
Dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas hendaknya dapat memberikan manfaat
yang baik bagi kesehatan individu, keluarga dan kelompok.
b. Kerjasama
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan komuitas perawat dan klien bekerjasama
dalam mengidentifikasi ,merencanakan solusi yang akan digunakan dalammengatasi
masalah kesehatannya ,kegiatan kerja sama dalam waktu yang Panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sectoral.
c. Secara langsung
Perawat melakukan asuhan keperawatan dilakukan secara langsung kepada
sasarannya,tidak melalui perantara atau orang lain , kepada klien dan lingkungannya
termasuk lingkungan social ,ekonimi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan
status Kesehatan.
d. Adil
Dalam memberikan asuhan keperawatan , perawat harus adil dan tidak membeda-
bedakan keompok komunitas serta dalam tindakan harus disesuaikan dengan kemampuan
atau kapasitas dari komunitas .
e. Otonomi
Klien komunitas diberikan kebebasan dan menentukan/memilih beberapa alternatif
terbaik dalam menyelesaikan masalah Kesehatan yang ada, tentunya disesuaikan dengan
kemmapuan komunitas sumber-sumber yang ada di komunitas (Aswati. 2022)

G. Metode Asuhan Keperawatan Komunitas


Metode asuhan keperawatan menurut Henny, Achjar Komang Ayu . 2011terdiri dari:
1. Pengkajian
Metode pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan antara lain Windshield
survey, informant interview, data quisioner.
a. Windshield survey dilakukan dengan berjalan-jalan di lingkungan komunitas untuk
menentukan gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi di komunitas,
lingkungan sekitar komunitas, kehidupan komunitas, dan karakteristik penduduk
yang ditemui di jalan saat survai dilakukan.
b. Informant interview : wawancara dengan tokoh masyarakat, atau pengurus desa,
kader dl
c. Data Quisioner : quisioner yang disebarkan ke masyarakat kemudian diolah datanya
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan
atau maslaah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu maslaah kesehatan atau maslaah
keperawatan. Tujuan analisa data yaitu :
a. Menetapkan kebutuhan komunitas
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komunitas
d. Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
Bedasarkan analisa data maka dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan intervensi. Namun seperti
masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu
perlu untuk dibuat prioritas masalah. Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan
masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria,
diantaranya:
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumber daya masyarakat
Selain itu prioritas masalah pada asuhan keperwatan komunitas ini dapat ditentukan
berdasarkan teori Abraham H. Maslow, yaitu :
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
Selain data primer, data sekunder yang diperoleh melalui laporan/dokumen yang
sudah dibuat di desa/kelurahan puskesmas, kecamatan, atau dinas kesehatan, misalnya
laporan tahunan puskesmas, monografi desa, profil kesehatan, dsb, juga perlu
dikumpulkan dari komunitas. Setelah dikumpulkan melalui pengkajian, data selanjutnya
dianalisis, sehingga perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan.
Diagnosis dirumuskan menjadi 3 yaitu :
a. Diagnosa aktual (diagnosa yang sedang terjadi atau sedang dirasakan),
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/ masalah
kesehatandi komunitas, yang didukung oleh beberapa data maladaptif. Perumusan
diagnosis keperawatan komunitas aktual terdiri atas problem (p), etiologi (e), dan
symptom/sign (s).
b. Diagnosa resiko (diagnosa yang beresiko memunculkan masalah)
Diagnosis risiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan,
tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya
gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas risiko terdiri atas problem (p),
etiologi (e) , dan symptom/ sign (s).
c. Diagnosa potensial/ sejahtera
Diagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila komunitas mempunyai potensi
untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan
komunitas potensial, hanya terdiri dari komponen problem (p) saja, tanpa komponen
etiologi (e).
3. Intervensi
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana
tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau
meminimalkan stresor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan.
Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder
untuk memperkuat garis pertahanan normal, dan pencegahan tersier untuk memperkuat
garis pertahanan resisten.
Tujuan terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.Penetapan
tujuan jangka panjang (tujuan umum/TUM) mengacu pada bagaimana mengatasi
problem/masalah (P) di komunitas, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan
khusus/TUK) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka pendek
harus SMART (S= spesifik, M= measurable/dapat diukur, A= achievable/dapat dicapai,
R= reality, T= time limited/ punya limit waktu).
4. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan program.
Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah masyarakat. Sering kali,
perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk
merencanakan implementasi. Implementasi melibatkan aktivitas tertentu sehingga
program yang ada dapat dilaksanakan, diterima, dan direvisi jika tidak berjalan.
Implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas
menggunakan strategi proses kelompok, pendidikan kesehatan, kemitraan (partnership),
dan pemberdayaan masyarakat (empowerment).
Tujuan akhir setiap program di masyarakat adalah melakukan perubahan masyarakat.
Perubahan nilai dan norma di masyarakat dapat disebabkan oleh faktor eksternal, seperti
adanya undang-undang, situasi politik, dan kejadian kritis eksternal masyarakat.
Dukungan eksternal ini juga dapat dijadikan daya pendorong bagi tindakan kelompok
untuk melakukan perubahan prilaku masyarakat.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan
sekumpulan informasi yang sistemik berkenaan dengan program kerja dan efektivitas dari
serangkaian program yang digunakan masyarakat terkait program kegiatan, karakteristik,
dan hasil yang telah dicapai. Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi
kepada perencanaan program dan pengambil kebijakan tentang efektivitas dan efisiensi
program.
Evaluasi ditunjukan untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan
program apa yang dibutuhkan masyarakat, apakah media yang digunakan tepat , ada
tidaknya program perencanaan yang dapat di implementasikan, apakah program dapat
menjangkau masyarakat, siapa yang yang menjadi target sasaran program, apakah
program yang dilakukan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses, dan hasil. Evaluasi program
merupakan proses mendapatkan dan menggunakan informasi sebagai dasar proses
pengambilan keputusan, dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan. Evaluasi proses
difokuskan pada urutan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil. Evaluasi hasil
dapat diukur melalui perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude),dan perubahan
prilaku masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Asuhan keperawatan komunitas di Wilayah RW IV Kelurahan Joyotakan, Serengan,


Surakarta. Tahap kegiatan kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan meliputi tahap-tahap
sebagai berikut : tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
A. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan pengkajian atau survei lapangan, kami mempersiapkan alat dan bahan
survei. Pada tahap ini kita mempersiapkan bahan yang diperlukan untuk pengkajian seperti
quisioner, form wawancara dan winshelid survey lapangan.
B. Tahap Pelaksanaan
A. Pengkajian
1. Inti (Core)
Data demografi
Jenis Kelamin

4549; 50% 4618; 50%

Laki-laki Perempuan

Usia

568; 6%
1710; 19%
785; 9%

3958; 43%

2146; 23%

Balita Kanak-kanak Remaja Dewasa Lansia


Agama

3; 0%

864; 9% 324; 4%

7976; 87%

Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Budha

Pendidikan

149; 2% 475; 7%
558; 8%
1426; 20% 317; 4%

1572; 22%
2665; 37%

Tidak sekolah Belum tamat SD Tidak tamat SD


Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA
Tamat Perguruan Tinggi
Pekerjaan

585; 9%

3067; 48% 1614; 25%

137; 2%
101; 2% 559; 9%
43; 1% 265; 4%

Petani sendiri Buruh tani Pengusaha Buruh industri Buruh bangunan


Pedagang Pengangkutan PNS/TNI/POLRI Pensiunan

2. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:


a. Perumahan
Jarak rumah terlalu dekat sehingga akses jalan sulit, saluran air tertutup dan dapat
menyebabkan banjir dan sampah yang masih berserakan di jalan menyebabkan bau
tidak sedap.
b. Pendidikan komunitas
Terdapat posyandu balita, pkk, dan posyandu lansia. Sekolah formal terdapat TK dan
stikesmus. Pendidikan non formal terdapat TPQ di masjid.
c. Keamanan dan keselamatan
Terdapat kegiatan poskamling yang dijaga oleh laki-laki dewasa setiap malam. Tidak
ada alat pemadam kebakaran.

d. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan


Kebijakan kesehatan oleh puskesmas kratonan difasilitasi oleh kader per RT. Jenis
pelayanan kesehatan posyandu lansia dan balita dilakukan sebulan sekali yang diikuti
oleh lansia dan balita RT 01 dan RT 02.
e. Pelayanan kesehatan yang tesedia
Pelayanan kesehatan yang tersedia yaitu puskesmas kratonan, puskesmas pembantu
di kelurahan joyotakan.
f. Sistem komunikasi
Warga mendapatkan informasi kesehatan dari kader posyandu yang disebarkan
melalui grup whatssapp dan perkumpulan warga seperti pengajian dan PKK.
g. Sistem ekonomi
Tingkat ekonomi rendah-menengah dengan penghasilan rata-rata > Rp. 1.500.000.
h. Rekreasi
Masyarakat sering menghabiskan waktu luang dengan menonton TV dengan
keluarga. Wilayah RW 04 dekat dengan taman satwa jurug. Anak-anak bermain di
sekitar rumah.
3. Hasil Winshield Survei di RW IV Kelurahan Joyotakan, Serengan, Surakarta
1. Perumahan
a. Bangunan : Mayoritas bangunan adalah bangunan permanen terbuat dari tembok,
rumah padat berdempetan, banyak rumah yang tidak memiliki halaman/ ruang
terbuka.
b. Keunikan lingkungan : masyarakat menggunakan tempat sampah terbuka untuk
membuang sampah dan menyebabkan bau tidak sedap.
2. Lingkungan Terbuka
a. Luas : Luas wilayah RW IV kelurahan Joyotakan  33 Ha dengan kepadatan rata-
rata 9-10 rumah/100 m.
b. Kualitas : Tidak ada lahan terbuka di RW IV
3. Batas Wilayah
Gambar 3.1. Denah Lokasi Kelurahan Joyotakan, Serengan, Surakarta.

4. Transportasi
Transportasi menggunakan kendaraan pribadi (motor, sepeda, mobil) selain itu juga
menggunakan angkutan umum (becak, ojek, taxi) ataupun jalan kaki. Situasi jalan
beraspal, jalan sempit.
5. Pusat Pelayanan
a. Kesehatan : Puskesmas Kratonan
b. Agama : Di RW 04 terdapat 1 Masjid di RT 01 dan RT 02 Kelurahan Joyotakan,
Serengan, Surakarta.
c. Ekonomi : Terdapat 3 home industry, diantaranya produksi canting dan produksi
keset. Selain itu terdapat 3 usaha kelontong, 2 usaha laundry dan sebanyak 4
usaha dagang makanan di RT 01 dan RT 02.
6. Kebiasaan Masyarakat
a. Dewasa-tua : Pada pagi dan siang bekerja dan sore berbincang dengan tetangga.
Malam hari terdapat perkumpulan musyawarah masyarakat desa setiap 1 bulan
sekali.
b. Anak-anak : Pada pagi mayoritas pergi ke sekolah, siang sampai sore hari bermain
dengan teman sebaya, dan malam hari digunakan untuk belajar.
7. Masyarakat Yang Banyak Dijumpai
Yang banyak dijumpai di jalan adalah ibu-ibu yang berkumpul di warung, bapak-
bapak yang berkumpul di pos ronda. Pedagang makanan keliling dan pegadang kaki
lima dan anak-anak yang bermain di depan rumahnya.
8. Media Informasi
Media informasi yang banyak digunakan di RW IV adalah TV, radio, Handphone,
internet dan media sosial lainnya. Selain itu ada juga papan pengumuman yang
terletak di pos ronda yang berada di RT 01.
9. Issue
Issue yang sedang hangat diperbincangkan saat ini adalah covid-19 dan obat syrup
Batuk pilek.
10. Pencemaran Lingkungan Ada
Terdapat pencemaran berasal dari penampungan sampah atau bak sampah yang
berada di wilayah RT 01 dan 02 RW IV, bak sampah ini menimbulkan bau yang
tidak sedap pada jam-jam tertentu atau pada saat menumpuk yang tidak segera
diangkut oleh sampah keliling. Saluran air mampet karena dilakukan pengecoran.
11. Kondisi Selokan dan Parit
Keadaan selokan tertutup semen sehingga aliran air terhambat dan mengakibatkan
banjir.

4. Hasil Wawancara dengan Kepala Desa


1. Berapakah jumlah penduduk di desa ini ?
- Laki – laki : 4.618
- Perempuan : 4.549
- Total keseluruhan 9.167 jiwa
2. Bagaimana struktur penduduk desa
- Kepala desa : Indrijanto Agus N. S.H.M.M
- Ketua RW 04 : Sutono
- Ketua RT 01 : Sapto Aji
- Ketua RT 02 : Wahyu
3. Berapakah angka kematian kasar ?
Rumus angka kematian kasar
(D/P x K)
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = Konstanta (1.000)

Penghitungannya : 59/9.167 x 1.000 = 6,


- Jadi pada Desa Joyotakan setahun terdapat kematian sebesar 6/1000 orang
4. Berapakah angka kelahiran di desa?
Rumus angka kelahiran kasar
(B/P x K)
B = Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = Konstanta (1.000)

Penghitungannya : 37/9.167 x 1.000 = 4,


- Jadi pada Desa Joyotakan setahun terdapat 4 kelahiran per 1000 penduduk.
5. Berapakah jumlah keluarga
- RW 01 : 267
- RW 02 : 453
- RW 03 : 615
- RW 04 : 294
- RW 05 : 509
- RW 06 : 422
- Total keseluruhan ada 2.560 keluarga
6. Jenis keluarga
- Nuclear family
- Extended family
7. Bagaimanakah status perkawinan keluarga ?
RT 01 RW 04
Cerai mati : 13
Cerai hidup : 3
Kawin : 73
Belum kawin : 65
RT 02 RW 04
Cerai mati : 3
Cerai hidup : 2
Kawin : 67
Belum kawin : 64
8. Bagaimanakah tingkat perceraian?
Tingkat perceraian rendah dibuktikan dengan data sebagai berikut :
- RW 03 :2
- RW 04 :2
- RW 05 :1
- RW 06 :2
Total keseluruhan ada 7 kasus perceraian
9. Apa nilai yang ada di masyarakat ( merugikan / menguntungkan kesehatan )

10. Bagaimanakah kepercayaan masyarakat, agama ?


Persebaran agama di Desa Joyotakan :
- Islam : 7.976 pemeluk
- Kristen protestan : 864 pemeluk
- Kristen katolik : 324 pemeluk
- Budha : 3 pemeluk
11. Masalah kesehatan apa yang paling dirasakan di desa ini ?
- Hipertensi
- Kebiasaan merokok
12. Sumber daya apa yang dimiliki desa untuk mengatasi masalah kesehatan
Masyarakat?
- Kader kesehatan, bidan, perawat
13. Apa saja yang dirasa sebagai faktor penghambat dalam menanggulangi masalah
kesehatan?
- Faktor penghambatnya yaitu masih ada warga yang belum memiliki kartu
jaminan kesehatan
14. Bagaimana menurut bapak motivasi masyarakat untuk hidup sehat
- Menurut saya (Pak Lurah), tingkat pengetahuan warga akan pentingnya hidup
sehat itu kurang. Masih banyak ditemukan sampah-sampah yang berserakan,
ketidakmampuan memanfaatkan adanya parit.
15. Apa saja yang paling disukai masyarakat dalam memutuskan/mengambil
keputusan ?
- Pengambilan keputusan dengan dilakukannya musyawarah
16. Apa cara / metode yang paling disukai masyarakat dalam penyuluhan kesehatan?
- Dengan metode sosialisasi
17. Siapa saja tokoh masyarakat yang paling berpengaruh?
- Ketua RT 01 : Bapak Sapto Aji
- Ketua RT 02 : Bapak Wahyu
- Ketua RW : Bapak Sutono
- Tokoh masyarakat : Bapak AT Suwarti (Ketua LPMK)
- Tokoh agama : Bapak Suharno

5. Hasil Wawancara Dengan Pengurus Posyandu (Kader Kesehatan)


1. Berapakah jumlah kader ?
- Ada 4
2. Berapa yang aktif ?
- Ada 2
3. Apa motivasinya menjadi kader?
- Motivasinya untuk menjadi kader yaitu karena kader berkecimpung dalam hal
sosial yang mana dapat membantu orang banyak, selain itu posisi kader di
wilayah ini sangat minim.
4. Apakah pernah mengikuti pelatihan ? Jika sudah, Materi pelatihan apa sajakah yang
pernah didapat ?
- Belum
5. Jika belum, apakah memerlukan pelatihan kader ?
- iya perlu. supaya lebih meningkatkan keaktifan kader dalam pelaksanaan tugas.
6. Apa suka duka menjadi kader ?
Duka :
- Waktunya terbatas karena pekerjaan aslinya yaitu seorang guru paud, mengajar
les.
- Karena kader dituntut untuk mengetahui segala hal dengan kesehatan.
- Kesulitan dalam melakukan tindakan kb, banyak warga yang tidak bersedia
khususnya rt 03 dan 04 dikarenakan kepercayaan yang dianut melarang untuk kb
Suka :
- Ketika diterima di masyarakat untuk melakukan penyuluhan atau kegiatan yang
berhubungan dengan kesehatan, yang menandakan bahwa mereka antusias serta
kegiatan sangat penting untuk mereka
- Keberhasilan ketika melakukan suatu tindakan untuk warga difabel salah
satunya mereka mendapatkan bantuan finansial pemerintah
7. Apa manfaat yang diperoleh selama menjadi kader ?
- bisa sedikit membantu meringankan hal-hal atau kebutuhan yang diperlukan
dalam hal kesehatan. Misalnya seperti mengusahakan KIS untu keluarga yang
berhak dan belum mendapatkannya.
8. Kesulitan apa yang dihadapi selama menjadi kader ?
- beberapa warga ada yang menolak untuk menerima kegiatan atau tindakan
kesehatan karena bertolakbelakang dengan kepercayaan mereka.
9. Apa yang diharapkan dari kader untuk meningkatkan aktifitas pada kader ?
- membutuhkan tempat untuk melaksanakan kegiatan posyandu, karena tempat
yang sekarang tidak memenuhi syarat, rencana mau pindah lokasi ke rt 02 yang
lebih luas
- membutuhkan kursi dan meja dikarenakan hilang
- membutuhkan timbangan digital (bayi) karena adanya yang manual
- membutuhkan plakat “posyandu teratai rw 04”
6. Hasil Wawancara Dengan Ketua Pkk / Lmd
2. Ada berapa posyandu yang ada di wilayah ini ?
- Ada 2.
- Posyandu lansia (Padang Sumringah) dan Posyandu balita (Teratai)
3. Apakah posyandu berjalan secara rutin ? Bagaimana pelaporannya ?
- Rutin.
- Untuk posyandu lansia dilaksanakan setiap minggu ke 2 pukul 16.00 di tempat
Bu Sumarsih
- Untuk posyandu balita dilaksanakan setiap tanggal 24 pukul 10.00-12.00 di
tempat Bu Lumayani
4. Berapa jumlah kader yang ada ?
- Untuk kader balita ada 4 orang
- Untuk kader lansia ada 11 orang.
5. Apakah kader posyandu sudah mendapatkan pelatihan ?
- Kader posyandu pernah mendapatkan pelatihan di puskesmas
6. Berapa jumlah kader yang aktif ?
- Untuk kader balita ada 4 orang
- Untuk kader lansia ada 7 orang
7. Apakah kader yang ada diposyandu dilakukan penyegaran oleh petugas puskesmas ?
Jika ya, apakah dilakukan secara rutin ?
- Tidak
8. Apakah ada petugas puskesmas yang datang ke posyandu ?
- Tidak ada
9. Apakah petugas kesehatan selalu datang saat program pelaksanaan
posyandu ?
- Petugas kesehatan tidak ada yang datang
7. Apakah ada masalah yang dirasakan oleh kader dalam mengelola posyandu ?
- Ada
- Masalah yang dirasakan oleh kader balita ialah kekurangan banyak kader
- Masalah yang dirasakan oleh kader lansia ialah ketidakaktifan para kader
8. Adakah peran serta instansi lain dalam pelaksanaan program posyandu ?
- Ada. Program imunisasi dilaksanakan di puskesmas
9. Apakah di posyandu ada program PMT ?
- Untuk posyandu lansia tidak ada
- Untuk posyandu balita ada dana dari pemerintah yaitu sekitar 2.500.000 –
4.500.000
10. Apakah tersedia dana sehat ? bagaimana pengelolaannya ?
-
11. Apakah program imunisasi dilakukan oleh posyandu ?
- Tidak. Untuk program imunisasi dilakukan oleh pihak puskesmas
12. Kegiatan apa saja yang ada di posyandu ?
- Rangkaian kegiatan di posyandu balita antara lain absensi kehadiran, pendataan,
timbang berat badan. Pengukuran lingkar lengan atas dan kepala setiap 2 bulan
sekali.
- Rangkaian kegiatan di posyandu lansia antara lain absensi kehadiran, pendataan,
timbang berat badan dan pengukuran tekanan darah

B. Analisa Data

No Data Obyektif Masalah Kesehatan


Data Subyektif
1 -Kader mengatakan sebagian -sebagian besar warga laki- Perilaku Kesehatan
lansia jarang memeriksakan laki merokok cenderung beresiko
tekanan darah hanya ketika ada -sebagian warga hipertensi (D. 0099)
gejala tidak rutin memeriksakan diri
-warga penderita hipertensi -kebersihan rumah Sebagian
mengatakan tidak rutin masih buruk
mengkonsumsi obat -penderita hipertensi
-warga penderita hipertensi sejumlah....
mengatakan masih
mengkonsumsi makanan asin
dan tidur larut malam
2 -saat wawancara warga -lingkungan sekitar rumah Resiko terjadinya
mengatakan jika di tampak tidak bersih penyakit (10032386)
lingkungannya terdapat satu -sampah tampak berserakan
tempat sampah untuk 2 rumah di depan rumah
-warga mengatakan -terdapat sampah di beberapa
pengambilan sampah dilakukan selokan yang terbuka
oleh petugas 1 minggu 2 kali -tampak ada lalat yang
-warga mengatakan membuang mengerumuni sampah yang
sampah 70% di bakar di terbuka
pembuangan sampah dan 30% - drainase tidak lancar
di sembarang tempat. Ada
tempat penampungan sampah
sementara di setiap rumah
dengan keadaan tempat sampah
terbuka dan berjarak dekat
rumah kurang dari 5 meter

C. Penapisan Masalah

Keterangan :
Sangat Rendah :1
Rendah :2
Cukup :3
Tinggi :4
Sangat Tinggi :5
N Diagno Kriteria Penapisan

J
o sa Sesuai Juml Besar Kemungk Minat Kemung Sesuai Tersedia Sumber
kepera denga ah nya inan masyar kinan dengan Sum Sum Sumb Sumb Sumb
watan n yang risiko untuk akat untuk Program ber ber er er er
komuni peran beris pendidika diatasi pemerint daya daya daya Daya daya
tas peraw iko n ah tem wakt dana perala orang
at kesehatan pat u tan
komu
nitas
1 1 5 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 39
2 2 5 5 4 4 2 2 3 3 3 3 2 2 38

D. Plan Of Action (Poa)


No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana PJ
Kesehatan
1 Perilaku Setelah Seluruh Balai
Kesehatan dilakukan warga RW 04
cenderung kunjungan RW 04
beresiko selama 4 RT 01,
(D. 0099) minggu di RT 02
RW 04 Rt
01, Rt 02
diharapkan
derajat
Kesehatan
warga
meningkat
2 Resiko Setelah Seluruh Balai
terjadinya dilakukan warga RW 04
penyakit kunjungan RW 04
(10032386) selama 4 RT 01,
minggu di RT 02
RW 04 Rt
01, Rt 02
diharapkan
resiko
terjadinya
penyakit
menurun

E. Perencanaan
N Dx Tujuan Sasara Strat Renca Hari / Tem Evaluasi Par
o Ke n egi na Tangg pat af
p Umum Khusus Kegiat al Kriteri Standar
an a
1 1 Setelah Setelah Seluru Cera Penyul Balai Verbal  Pengertian,
dilakukan dilakukan h mah uhan RW  penyebab,
kunjungan Tindakan warga Hiperte 04,  tanda
selama 4 keperawat RW nsi Rt gejala
minggu di an selama 04, Rt 01, hipertensi
RW 04 Rt 1x 90 01, Rt Rt 02  cara
01, Rt 02 menit 02 perawatan
diharapka pengetahu yang hipertensi
n derajat an warga mengal
Kesehatan mengenai ami
warga hipertensi hiperte
meningkat meningkat nsi
dengan dengan
kriteria kriteria
hasil: hasil:
-terjadi -warga
peningkat mengetah
an control ui tentang
tekanan penyebab,
darah tanda
-terjadi gejala
peningkat hipertensi
an warga -
yang rutin mengetah
mengkons ui cara
umsi obat merawat
-terjadinya keluarga
peningkat yang
an mempuny
pengetahu ai
an warga hipertensi
tentang -
diit mengetah
hipertensi ui tentang
cara
perawatan
hipertensi
secara
benar
Setelah
dilakuka Pengec psikom
n  Melaku
ekan otor
tindakan kan
tekanan
keperaw pemeri
atan darah ksaan
selama tekana
28 hari,
n
pengeta
huan darah
tentang
nilai
tekanan
darah
lansia
meningk
at
dengan
kriteria
hasil:
 Teka
nan
dara
h
lansi
a
pend
erita
HT
men
deka
ti
norm
al
yaitu
sistol
ik
<140
mmh
g,
disto
lik
>90
mmh
g.

2 2 Setelah Seluru
dilakukan h
kunjungan warga
selama 4 RW
minggu di 04, Rt
RW 04 Rt 01, Rt
01, Rt 02 02
diharapka
n resiko
terjadinya
penyakit
menurun
dengan
kriteria
hasil:
-

F. Implementasi
No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
Keperawatan
Komunitas
1 Pendidikan Evaluasi struktur :
kesehatan a. Rencana
hipertensi penyuluhan
sudah dilakukan
4 hari sebelum
acara
dilaksananakan
b. Undangan
disebarkan 2
hari sebelum
acara dimulai
Evaluasi proses :
a. Peserta yang
hadir sebanyak
24 orang
b. 20% peserta aktif
bertanya
c. Penyuluahan
dilaksanakan di
balai rw 04
Evaluasi hasil :
a. 70% warga
memahami
tentang
hipertensi
b. Warga mampu
menjawab
pertanyaan dari
pemateri
Faktor pendukung :
a. Tempat yang luas
dan strategis
Faktor penghambat:
a. Ada beberapa
orang yang
tidak hadir
2

G. Evaluasi Sumatif
DIAGNOSA
NO TANGGAL EVALUASI DAMPAK PARAF
KEPERAWATAN
1. S:
 Hasil wawancara dengan
kader bahwa setiap 1
bulan 1x dilakukan
posyandu lansia .
 Hasil wawancara dengan
peserta mengatakan
bahwa pengetahuan
mereka bertambah
tentang hipertensi .
O:
 penderita hipertensi
rutin melakukan
mengecekan tekanan
darah,
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
2 S:
O:
A:
P:

Anda mungkin juga menyukai