Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“TUNTUNAN MERAWAT ORANG SAKIT”

Dosen Pengampu:

Dr.Ahmad Muhtadi,M. Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. ARVIS NOVI ANDANI


2. AVIFAH AMALIA.S
3. CITTA MILLENIA.R

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang mempunyai suatu paradigma
atau model keperawatan yang meliputi empat komponen yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan
dan perawat itu sendiri. Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan
kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat
harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat
memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat berpenampilan
menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain,
ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau
kasih sayang.
2. Caring sangatlah penting untuk keperawatan. Caring adalah fokus pemersatu untuk praktek
keperawatan. Perilaku caring juga sangat penting untuk tumbuh kembang, memperbaiki dan
meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia. Caring mengandung 3 hal yang tidak dapat
dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan dengan ikhlas. Caring juga
merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain, artinya memberi perhatian
dan mempelajari kesukaan – kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berfikir dan
bertindak. Memberikan asuhan (Caring) secara sederhana tidak hanya sebuah perasaan
emosional atau tingkah laku sederhana, karena caring merupakan kepedulian untuk mencapai
perawatan yang lebih baik, perilaku caring bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial,
pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yg berbeda pada satu tempat, maka kinerja
perawat khususnya pada perilaku caring menjadi sangat penting dalam mempengaruhi kualitas
pelayanan dan kepuasan pasien terutama di rumah sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi
penentu citra institusi pelayanan yang nantinya akan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan
mutu pelayanan.
3. Dewasa ini perhatian perawat sudah beralih dari pendekatan yang berorientasi medis kepada
pendekatan yang memusatkan perhatian pada pasien. Peran perawat tidak hanya berpusat pada
fungsi fisik namun meluas pada aspek psikis pasien. Perawatan yang efektif dapat dicapai bila
perawat menaruh minat terhadap pasien tanpa membedakan status sosial ekonominya.
BAB II

PEMBAHASAN

KEPERAWATAN TERHADAP ORANG SAKIT

1. Perawatan Secara Psikologis


2. Sikap Peduli (Caring)
Dalam merawat orang sakit tidak hanya obat-obatan yang perlu diperhatikan melainkan juga
emosional dan fisik. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang
menunjukan sikap peduli dan membantu agar si sakit merasa aman dan nyaman antara lain :

1. Mempersiapkan dan memberikan (makanan, minuman)


2. Menjaga kesehatan; membantu menjaga kebersihan si sakit (mengantikan baju,
merapikan rambut, mengantar ke kamar mandi)
3. Memberi pertolongan pertama sesuai keluhan si sakit
4. Mencegah luka; menganti posisi tidur tiap beberapa jam agar si sakit tidak menimbukan
lecet (bila si sakit sulit bergerak)
5. Membuat catatan harian
6. Menghubungi petugas kesehatan
7. Mengenal tanda-tanda bahaya

Selain itu merapikan tempat tidur; rasa nyaman si sakit terlihat dari tempat tidurnya, jika
rapih maka si sakit akan merasa nyaman, jika berantakan maka dapat menimbulkan penyakit
baru, tumbuh jamur atau tempat tidur jadi bau. Alat-alat dalam tempat tidur; selimut, seprei,
bantal, seprei kecil, perlak, sarung bantal.

3. Sikap Empati Perawat

Tidak jarang anda mendengar baik itu dari surat kabar maupun kerabat anda, “Di Rumah
Sakit A, perawatnya ramah-ramah, jadi sewaktu dulu aku sakit, belum minum obat aja
rasanya sakitnya tinggal separuh” atau “Ketika aku dulu dirawat di Rumah Sakit B,
perawatnya galak dan judes, rasanya penyakitku justru tambah parah saja” atau juga “Lebih
baik aku berobat ke Rumah Sakit X yang sedikit lebih mahal tetapi perawatnya murah
senyum daripada ke Rumah Sakit Y yang lebih murah tetapi perawatnya menderita ‘sakit
gigi’ (sulit untuk senyum)”. Tidak dipungkiri fenomena tersebut tentunya akan sangat
berpengaruh terhadap citra rumah sakit itu sendiri di mata masyarakat.
Frekuensi interaksi perawat dengan pasien tergolong paling sering dibandingkan dengan
tenaga kesehatan yang lainnya, maka keberadaan perawat di rumah sakit sangat penting
pula dalam memegang peranan atas kelangsungan kondisi pasien. Seorang perawat dengan
empatinya akan membantu pasien. Perawat berkeharusan bersikap baik dan santun kepada
seluruh pasien, baik itu bayi yang baru lahir sampai orang lanjut usia sekalipun. Sikap ini
didasarkan pada pemikiran, pilihan sikap yang benar dan tepat dalam segala situasi, yaitu
tempat dan waktu. Perawatan yang efektif mencakup pemberian perhatian kepada
kebutuhan emosi sang pasien. Sikap perawat kepada pasien disesuaikan dengan usia pasien.
Hal ini menguatkan bahwa kemampuan untuk dapat berempati sangat diperlukan sekali
oleh perawat agar perawatan lebih efektif.

Empati adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang sesuai dengan apa yang dirasakan
oleh orang lain secara psikologis. Empati memiliki beberapa fungsi yang dapat membantu
seseorang dalam bersosial, berinteraksi, berkomunikasi, dan bersikap di lingkungan
masyarakat.

Florence Nightiangel, tokoh dunia yang mengubah persepsi dunia bahwa perawat itu
merupakan pekerjaan yang sangat mulia dan terhormat. Sebagai perawat dibutuhkan
kemampuan khusus yang tidak semua orang memilikinya, yaitu kemampuan empati.
Perawat yang memiliki empati diharapkan memiliki kemampuan empati, yaitu kemampuan
untuk melakukan aksi komunikasi secara sadar kepada pasien sehingga dapat memahami
dan merasakan suasana hati pasien tersebut. Perilaku yang muncul dari tiap perawat terhadap
pasien berbeda-beda, hal ini terkait dengan kemampuan empati perawat itu sendiri, adapun
yang mempengaruhi kemampuan empati, yaitu: pikiran yang optimis, tingkat pendidikan,
keadaan psikis, pengalaman, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, status sosial,
dan beban hidup. Faktor-faktor tersebut diperlukan untuk menunjang perawat dalam
meningkatkan kemampuan empati.

Kemampuan empati terkadang memang tidak dapat langsung muncul dari diri seorang
perawat begitu saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati, yaitu:

1. Peduli, perhatian dari perawat kepada pasiennya, sejauh mana komunikasi dapat terbentuk
sehingga pasien dapat merasa nyaman karena diperhatikan.
2. Berguru, dengan belajar kepada mereka yang telah nyata dianggap memiliki kemampuan
empati yang tinggi, misalnya seorang rohaniawan, psikolog, maupun dokter di rumah sakit
perawat tersebut mengabdi.
3. Berlatih, sepandai dan sepintar apapun kalau tidak pernah berlatih maka akan kalah dengan
mereka yang masih pemula tetapi rutin untuk rajin berlatih mengasah kemampuan
empatinya.
4. Berbagi pengalaman, ingatlah bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik dan melalui
pengalaman kita dapat menjadi bijaksana, dengan berbagi pengalaman dengan sesama
rekan sekerja maka diharapkan perawat akan lebih tangguh dan hebat.

Dengan begitu maka perawat dapat meningkatkan kemampuan empatinya agar dapat lebih
mengerti, memahami, dan menghayati tidak hanya kondisi fisik namun juga kondisi psikis
pasien karena pada dasarnya pasien yang datang untuk berobat ke rumah sakit tentunya
dengan tujuan memulihkan kondisi fisiknya yang sakit, padahal apabila kondisi fisik
seseorang mengalami suatu keadaan sakit, maka akan mempengaruhi kondisi psikisnya,
biasanya pasien akan lebih labil emosinya. Tenaga kesehatan khususnya perawat harus peka
dengan keadaan seperti ini, perawat tidak hanya menangani kondisi fisik dari pasien tetapi
kondisi psikisnya juga, dengan berempati kepada pasien maka diharapkan pasien dapat
sembuh lebih cepat.

Dengan kemampuan empati maka perawat memiliki kemampuan untuk menghayati perasaan
pasien. Kemampuan empati seorang perawat dipengaruhi oleh kondisi perawat itu sendiri.
Perawat perlu menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis, karena keduanya saling
mempengaruhi satu sama lain

Untuk dapat memiliki kemampuan empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi.
Kebanyakan perawat memiliki sifat extovert (terbuka), maka akan lebih mudah dalam
menangani pasien, karena pasien merasa nyaman dengan keberadaannya.

Kemampuan empati perawat hendaknya disertai juga keramahan kepada keluarga atau kerabat
pengantar atau penunggu dari pasien lebih lagi kepada setiap pengunjung rumah sakit, karena
sesungguhnya citra rumah sakit ditentukan oleh sikap yang diperlihatkan sumber daya tenaga
kesehatan terutama perawat sebagai ujung tombak rumah sakit. Semoga dengan meningkatnya
kualitas tenaga kesehatan terutama perawat di Indonesia ini maka diharapkan akan
meningkatkan pula kesehatan dan kesejahteraan seluruh warga. Ingat bahwa obat yang paling
manjur dalam menangani orang sakit adalah perhatian kepada orang sakit.

4. Perawatan Secara Fisik

Membuat catatan riwayat penderita, catatan ini diupayakan dapat mengetahui perkembangan
penderita berdasarkan perawatan yang telah dilakukan, dalam catatan ini harus singkat dan
jelas, sedangkan isi dari catatannya adalah sebagai berikut :

- Nama, umur, berat badan


- Tanggal, jam, suhu, nadi
- Makanan, minuman
- Obat yang diberikan dan perawatan
- Bab dan bak
- Kondisi dan gejala yang mungkin terjadi

Mencatat gejala dan tanda yang timbul pada si sakit


Gejala:
- Demam
- Nyeri
- Mual, muntah
- Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali, warna dan bau tidak seperti biasa
- Pusing perasaan mau pingsan
- Sesak nafas
- Rasa haus dan lapar berlebihan
- Rasa aneh pada mulut
Tanda:

- Perubahan status mental (tidak sadar dan bingung)


- Nadi cepat/lambat/tidak teratur/lemah/sangat kuat
- Pernapasan tidak teratur
- Perubahan terhadap kulit seperti; suhu, kelembaban, keringat berlebihan, kulit kering,
kulit pucat, kulit merah atau kebiruan
- Perubahan tekanan darah
- Pupil mata sangat lebar atau sangat kecil
- Bau khas dari mulut atau hidung
- Terjadingan kejang atau kelumpuhan
- Mual, muntah, diare

Seseorang yang mengalami kasus medis dikenal juga dengan kedaruratan medis dapat
mengalami cedera sebagai gangguan fungsi tubuh, misalnya hilangnya kesadaran lalu terjatuh
dan mengalami luka. Penyebabnya antara lain infeksi, racun, kegagalan satu atau lebih sistem
tubuh. Penanganan penderita yang paling penting adalah menjaga jalan nafas dan menjaga
tanda vital penderita saat teratur lalu segera merujuk penderita.

Sebelum merawat orang sakit kita harus memastikan kebersihan dan keamanan diri sendiri
yakni mencuci tangan, lepaskan perhiasan, basahi tangan sampai siku serta di sela-sela jari,
gunakan air dari kran atau bisa menggunakan gayung, gunakan sabun, bilas sampai bersih,
keringkan dengan handuk sampai kering. Memakai celemek; bertujuan untuk melindungi PK
(Perawatan Keluarga) dari kotoran dan penularan.
PERAWAT ROHANI ISLAM

1. Pengertian Perawat Rohani Islam


Perawat rohani Islam ialah seorang pembimbing yang telah dipersiapkan melalui pendidikan
untuk turut serta merawat dalam proses pemeliharaan, pengurusan dan penjagaan aktivitas
ruhaniah insaniah agar tetap berada dalam situasi dan kondisi yang fitri.
2. Peranan perawat rohani Islam
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 yaitu sebagai berikut
a. Pemberi Asuhan Keperawatan Spiritual
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan spiritual ini dapat dilakukan perawat dengan
memberikan bantuan keperawatan kepada pasien agar aktifias ruhaniah dan insaniah
pasien tetap terjaga dan tetap dalam keadaan fitri.
b. Advocate
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang
meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi
akibat kelalaian.
c. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan
d. Konselor
mencarikan alternatif yang dapat membantu pasien dalam upaya mengatasi masalahnya
e. Pembimbing rohani dalam aspek ibadah
membantu pasien dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan mengenai tatacara
ibadah ketika sakit. Seperti membimbing wudhu, tayamum, sholat dan ibadah lainnya.
KESEHATAN PASIEN

1. Pengertian kesehatan pasien


Sehat dalam pandangan islam adalah sehat lahir dan batin. Sehat lahir adalah ditandai dengan
seluruh komonen jasmani atau tubuh berfungsi sebagaimana mestinya. Sehat batin adalah
terhindarnya ruhani dan nafsani dari berbagai penyakit. Sehat nafsani yaitu jiwa terbebas dari
segala gangguan dan penyakit jiwa. Sehat ruhani yaitu ruh bersih dari segala penyakit ruhani.
Semua komponen ini diikuti dengan kemampuan melaksanakan tuntunan dan kewajiban
agama. Kesehatan adalah suatu hal yang kontinum, yang berada dari titik ujung sehat walafiat
sampai dengan titik pangkal sakit serius

2. Urgensi Kesehatan Bagi Pasien


Kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia terutama bagi pasien.
Demikian pula halnya dengan kebahagiaan, kesenangan hati dalam pekerjaan yang dilakukan
dengan baik dan penuh kegembiraan, akan memberikan reaksi gabungan untuk menolong
pikiran dan tubuh berfungsi sebagaimana mestinya (Jaelani, 2006: 114) Sebagian besar orang
tidak menghargai kesehatan kecuali setelah mereka sakit, padahal kekayaan yang paling tidak
ternilai ialah kesehatan. Orang yang sehat akan di terima dimana- mana. Banyak orang yang
tidak menyadari hal ini sehingga mereka menyia-nyiakan tenaga mereka di luar batas
kemampuannya. Memakan makanan bergizi jauh lebih bermanfaat dari pada berfoya-foya
memboroskan harta kekayaan yang ada. Makanan yang mewah hanya membuang- buang uang
saja dan mendatangkan beban yang berlebihan bagi organ- organ tubuh. (Jaelani, 2006: 115)

3. Karakteristik Pribadi Pasien yang Sehat


Berdasarkan beberapa definisi kesehatan diatas bisa disimpulkan bahwa indikator pasien yang
sehat ialah sebagai berikut :
a. Sehat jasmani
1) Ditandai anggota tubuh berjalan sebagaimana mestinya.
2) Ditandai dengan keseimbangan antara bentuk dan fungsi tubuh.

b. Sehat nafsani (jiwa)


Ditandai dengan terhindar dari berbagai penyakit jiwa. Di pihak lain organisasi kesehatan
se- Dunia (WHO,1959) memberikan kriteria jiwa atau mental yang sehat, adalah sebagai
berikut :
1) Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,meskipun kenyataan itu
buruk baginya.
2) Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya
3) Merasa lebih puas memberi dari pada menerima
4) Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan
5) Menerima kekecewaan untuk dipakaikan sebagai pelajaran untuk dikemudian hari
6) Mempunyai rasa kasih sayang yang besar
Ciri-ciri orang sehat jiwa menurut Depkes (2003) adalah :
1) Mampu menghadapi berbagai perasaan, seperti: rasa marah, takut cemas, rasa bersalah, iri,
rasa senang dan lain-lain
2) Mampu mengatasi kekecewaan dalam kehidupan
3) Menilai dirinya secara nyata, tidak merendahkan dan tidak pula berlebihan
4) Merasa puas dengan kehidupan sehari-hari (Sumiati, 2009:6)
5) Sehat ruhani

4. Faktor- faktor psikis yang membantu kesehatan pasien


Emosi adalah keadaan atau peristiwa kejiwaan yang dirasakan atau dinilai dengan senang atau
tidak senang, baik atau tidak baik, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju dan sebagainya.
Emosi atau keadaan psikis dapat mempengaruhi keluarnya kelenjar-kelenjar pencernaan, sistem
sirkulasi darah dan hormon, yang selanjutnya dapat menggangu metabolisme dalam tubuh.
Dengan terjadinya ketidak normalan metabolisme ini maka akan terjadi gangguan fungsi
tubuh, antara lain meningkatkan tekanan darah, terjadinya gangguan pencernaan, berkurangnya
daya konsentrasi sehingga berakibat kesalahan-kesalahan bertutur kata, kesalahan bertindak,
dan lain sebagainya
Adapun emosi atau keadaan psikis yang memengaruhi terhadap kesehatan fisik diantaranya
sebagai berikut :

a. Memiliki harapan dan sikap optimisme


Optimisme, seperti harapan, berarti pengharapan yang kuat bahwa secara umum segala
sesuatu dalam kehidupan akan beres, kendati ditimpa kemunduran dan frustasi. Dari titik
pandang kecerdasan emosional, optimisme merupakan sikap yang menyangga orang agar
jangan sampai terjatuh ke dalam kemasabodohan, keputusasaan, atau depresi saat dihadang
kesulitan. Sebaliknya optimisme menghasilkan :
1) Perasaan sehat yang lebih baik
2) Kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi masalah atau tekanan hidup
3) Kepuasan yang lebih baik mengenai hubungan dengan orang lain
4) Gangguan fisik yang lebih sedikit dan kesembuhan yang lebih cepat setelah menjalani
operasi
5) Angka kesembuhan yang lebih tinggi pada pasien kecelakaan kebakaran, transplantasi
ginjal, dan penyakit jantung
b. Semangat daya juang (fighting spirit)
Daya juang (fighting spirit) atau motif –motif positif lainnya sangat penting dalam
membantu menyembuhkan penyakit yang berat. Sebaliknya pengaruh defresi dari anxiesta
dan putus asa sebagai penderita tidak yakin akan kesembuhannya/tidak mau sembuh, akan
menghambat tercapainya kesembuhan orang yang mengalami kecemasan kronis, priode
kesedihan, pesismisme yang berkepanjangan, ketegangan yang terus menerus, permusuhan
yang tak henti-hentinya, sinisme, atau kecurigaan yang tak putus-putusnya ternyata beresiko
dua kali lipat terserang penyakit seperti asma, arthritis, sakit kepala, tukak lambung atau
maag, penyakit jantung, dan stroke. Jadi, dapat disimpulkan bahwa amarah, cemas dan
depresi merepakan tiga keadaan utama dari emosi yang sangat memengaruhi kesehatan
seseorang.
c. Percaya kepada tuhan
Kepercayaan memiliki pengaruh yang objektif dan dapat diukur dengan kesehatan manusia.
Namun, kepercayaan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti halnya bakteri, virus,
atau benda-benda asing lainnya, sehingga kita bisa saja mengingkarinya. Selama seratus
tahun ini, ada lebih 1.200 artikel yang membahas hubungan atau pengaruh agama terhadap
kesehatan, dan kebanyakan melakukan percobaan ilmiah yang menunjukkan nilai dari
manfaat iman bagi kesehatan. Dari satu penelitian, ditunjukkan bahwa efek positif iman
terhadap kesehatan adalah sebesar 80-92%.

UPAYA DALAM MEMULIHKAN KESEHATAN PASIEN

1. Memberikan bimbingan ibadah


Agama merupakan salah satu faktor yang mempunyai hubungan penting bagi kesehatan fisik
dan mental. Orang yang rajin menjalankan ibadah keagamaan dan religuitasnya tinggi, ternyata
tekanan darahnya jauh lebih rendah. Sebaliknya orang tekanan darahnya menjadi tinggi karena
orang yang beranggapan bahwa agama tidak penting dan mereka tidak ikut dalam kegiatan
Adapun bimbingan ibadah yang di lakukan perawat rohani Islam di rumah sakit meliputi :
A. Bimbingan shalat bagi orang sakit
Bimbingan shalat yang dilakukan Perawat rohani islam ialah memberikan pengetahuan
tatacara shalat kepada pasien meliputi :
1) Shalat duduk bagi orang sakit
a) Duduk iftirasy atau bersila, menghadap kearah kiblat. Kemudian, melakukan takbir
(takbirotul ihram). Setelah itu bersedekap, lalu membaca surat alfatihah, dilanjutkan
dengan surah atau beberapa ayat al-qur’an.
b) Ruku dengan sedikit membungkukan badan sambil membacakan tasbih.
c) Setelah itu duduk tegak dengan mengucapkan, “sami’allahu liman hamidah”,
kemudian membaca doa I’tidal.
d) Kemudian sujud dengan sedikit lebih merendahkan badan dari sikap ruku, sambil
membaca tasbih.
e) Setelah sujud badan ditegakkan seperti semula (duduk iftrasy) sambil membaca doa
ketika duduk. Kemudian kembali sujud dan selanjutnya shalat dilakukan dalam
posisi seperti yang telah diterangkan di atas sampai dengan tasyahud akhir dan
salam untuk mengakhiri shalat

2) Shalat berbaring bagi orang sakit


a) Berbaring miring, boleh dengan miring ke kanan atau ke kiri. Menghadapkan wajah
kea rah kiblat.
b) Ruku menggunakan isyarat mata meliat kebawah ketika shalat berbaring miring.
c) Sujud menggunakan isyarat mata tertutup ketika shalat berbaring miring
B. Bimbingan wudhu
Bimbingan wudhu yang dilakukan Perawat rohani islam ialah memberikan pengetahuan
wudhu dan tatacara wudhu kepada pasien meliputi :
1) Pengertian wudhu
Kata wudhu berasal dari kata al- wadhoah yang artinya kebaikan, kebersihan dan
bersih dari hitamnya dosa. Wudhu secara istilah yaitu mengalirkan air ke bagian
anggota tubuh dengan dibarengi niat
2) Rukun wudhu
a) Niat
b) Membasuh wajah
c) Membasuh kedua tangan sampai dua sikut
d) Mengusap sebagian rambut kepala
e) Membasuk kedua kaki
f) Tertib
C. Bimbingan tayamum
Bimbingan tayamum yang dilakukan Perawat rohani islam ialah memberikan
pengetahuan tata cara tayamum kepada pasien meliputi :
1) Pengertian tayamum
Tayamum artinya menyapu debu tanah yang suci kemuka dan dua tangan dengan
syarat-syarat yang tertentu. Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib
karena tidak ada air atau udur.
2) Syarat- syarat tayamum
Tayamum memiliki beberapa syarat, yaitu harus menggunakan debu yang suci, telah
berusaha semaksimal mungkin mencari sumber air, menghilangkan najis sebelum
tayamum, memiliki udur yang tidak bisa menggunakan air, dan yakin telah masuk
waktu shalat.
3) Rukun tayamum
a) Niat
b) Mengusap wajah dengan tanah
c) Mengusap kedua tangan
d) Tertib
2. Memberikan pelayanan doa kepada pasien
A. Mekanisme pelayanan doa di rumah sakit
Petugas hendaknya memiliki dasar- dasar pengetahuan tentang doa, meliputi pengertian
doa, dasar hukum berdoa, fungsi doa, dasar perintah berdoa dengan cara hitungan tertentu,
kaifiat berdoa, dasar mendoakan orang lain, kode etik doa, dan lain-lain. Tatacara pelayanan
doa di rumah sakit meliputi:
1) Bentuk soliditas tim.
2) Gunakan analisis SWOT.
3) Bagi tugas (by job) sesuai dengan kapasitas tenaga warois dan kebutuhan pihak rumah
sakit.
B. Pelayanan doa bagi pasien di rumah sakit
Proses pelayanan doa terhadap pasien di rumah sakit dapat dilakukan dengan beberapa
prinsip sebagai berikut :
Dilakukan secara profesional oleh perawat di Rumah Sakit sesuai dengan agama dan
kepercayaan pasien.
1) Pada prinsipnya pelayanan doa bukan bermaksud mengubah keyakinan agama pasien,
melainkan menguatkan kekuatan batin pasien
2) Untuk membantu proses kesembuhan bersama- sama terapi lainnya. Konsekuensinya
perawat aspek ini harus memiliki kelebihan, yaitu fasih melafalkan dan mampu
mendoakan pasien.
3) Memiliki kode etik dan protap yang jelas.
4) Pelaksana profesional ini dapat diambil dari perawat medis dengan plus diberi
pendidikan mengenai Askep Rohis
5) Ada beberapa cara memberikan pelayanan doa, yaitu :
a) Pasien dituntun untuk bersama-sama melafalkan doa oleh perawat
b) Pasien hanya mengamini doa yang dibacakan perawat
c) Pasien sendiri disuruh berdoa yang ia bisa, perawat mengamini;
d) Pasien diberi berbagai tulisan do oleh perawat untuk ia pilih melafalkannya sesuai
kebutuhan, dibimbing oleh perawat
e) Pasien diberi tulisan/buku doa untuk dibaca tanpa disaksikan oleh perawat
f) Perawat secara khusus mendoakan pasien pada waktu-waktu khusus, misalnya ketika
di rumah, di masjid, atau di tempat perawat, baik perorangan maupun secara
bersama-sama perawat lain
g) pelayanan doa dapat mengambil waktu khusus, aktifitas khusus, atau kejadian
khusus, saat kritis, saat pendampingan atau kapan saja ketika dibutuhkan oleh pasien
atau keluarga
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan diatas menjelaskan bahwa peran perawat tidak hanya berpusat pada fungsi fisik
namun meluas pada aspek psikis pasien. Perawatan yang efektif dapat dicapai bila perawat
menaruh minat terhadap pasien tanpa membedakan status sosial ekonominya. Perawat dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi yaitu memberikan bimbingan dan pelayanan ruhaniah dan
insaniah kepada pasien sehinga kejiwaan pasien terbantu dan mampu menumbuhkan sikap -
sikap positif yang dapat membantu terhadap kesehatan fisik pasien seperti semangat juang
untuk sembuh, optimis, ketenangan, pasrah dan sabar. Oleh karena itu perawat ruhani Islam
mempunyai peranan penting terutama dalam membantu memulihkan kesehatan pasien.

Saran

Perawat agar meningkatkan kemampuannya tidak hanya dalam bidang pengobatan medis tetapi
juga dalam pengobatan yang bersifat psikologi atau emosional.

Anda mungkin juga menyukai