Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penampilan sikap caring merupakan hal yang penting dalam
meningkatkan kepuasan pasien akan pelayanan keperawatan dan menghindari
tanggung gugat pasien. (Laschinger, Gilbert & smith, 2011).
Menurut Dwidiyanti (2010) perawat harus memiliki keahlian khusus
dan kepedulian sosial yang mencakup intelektual, praktikal dan interpersonal
yang tercermin dalam perilaku caring. Selain itu Mayehoff (dalam Dwiyanti
2010) memandang caring sebagai suatu proses dengan tujuan membantu
orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff juga
memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, rendah hati.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sikap dan perilaku caring?
2. Apa pengertian dari caring?
3. Apa saja teori dari caring?
4. Bagaimana sikap caring?
5. Bagaimana caring dan praktik keperawatan?
6. Apa perbedaan dari caring dan curing?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sikap dan perilaku caring.
2. Untuk mengetahui pengertian dari caring.
3. Untuk mengetahui teori caring.
4. Untuk mengetahui sikap dari caring.
5. Untuk mengetahui caring dan praktik keperawatan.
6. Untuk mengetahui perbedaan dari caring dan curing.

0
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap dan Perilaku Caring
Perilaku caring adalah esensi dari keperawatan yang membedakan
perawat dengan profesi lain dan mendominasi serta mempersatukan tindakan-
tindakan keperawatan Perilaku caring sebagai bentuk peduli, memberikan
perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri,
dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya status kesehatan
yang memburuk, memberi perhatian dan menghormati orang lain (Nursalam,
2014 dalam Kusmiran 2015).
Perilaku Caring merupakan kunci sukses bagi perawat dalam
menjalankan profesinya yaitu apabila mempunyai ilmu untuk mensintesa
semua kejadian yang berhubungan dengan klien, mampu menganalisa,
mengintepretasikan, mempunyai kata hati, dan mengerti apa yang terjadi
terhadap masalah yang dihadapi klien. (Rinawati, 2012)
Dari bahasa latin yang berarti “mengasihi, menghargai, memberikan
perhatian khusus, jika bukan perhatian yang bersifat menyayangi”. (Alligood,
2017) Sikap dan perilaku caring :
1. Memperkenalkan diri serta membuat kontrak hubungan.
2. Menyebut klien dengan namanya.
3. Menggunakan sentuhan  kesembuhan.
4. Memotivasi klien.
5. Mengkaji lebih lanjut keinginan klien.
6. Meyakinkan klien  perawat akan membantu.
7. Memenuhi kebutuhan klien dasar (ikhlas).
8. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
9. Pendengar aktif.
10. Jujur.
11. Empati.
12. Dapat mengendalikan perasaan.

1
B. Pengertian Caring
Menurut Atmoko (2010) caring didefinisikan sebagai tindakan yang
bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi serta
meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien.
Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi orang
sakit. Peran perawat yaitu pemenuhan kebutuhan dasar pasien, pemenuhan
kebutuhan sosial, dan pemenuhan kebutuhan keamanan (Triyana, 2013).
Seorang perawat yang bekerja dirumah sakit atau merawat seorang pasien,
akan saling berhubungan satu sama lain. Sebaliknya pasien juga memberikan
keterangan untuk mempermudah pelaksanaan perawatan. Kelancaran
hubungan ini berpusat pada perawat sebagai bagian yang aktif. Seorang
perawat harus membentuk perilaku yang baik demi pekerjaan dan
pelaksanaan tugasnya. Seorang perawat perlu juga mengetahui bagaimana
pemeliharaan kejiwaan pasien dan apa yang diinginkan pasien agar dapat
memberikan ketenangan secara psikologis. Mengingat betapa beraneka ragam
pasien yang dihadapai perawat harus menentukan perilaku yang cocok
dengan keadaan pasien. (Singgih & Yulia, 2012)
Pengertian caring menurut beberapa ahli :
a) Tindakan yang menunjukkan pemanfaatan lingkungan pasien dalam
membantu penyembuhan, memberikan lingkungan yang bersih, ventilasi
yang baik & tenang kepada klien. (Florence Nightingale, 1960)
b) 3 makna yang tidak dapat dipisahkan : memberi perhatian, bertanggung
jawab, dan ikhlas. (Delores Gaut, 1984)
c) Aktivitas, proses dan pengambilan keputusan yang bersifat memelihara

baik secara langsung maupun tidak langsung  status kesehatan membaik


(sembuh). (Leininger, 1981)
d) Aktivitas, sikap (emosional) & kehati-hatian. (Barnum, 1994)
e) Intisari dari keperawatan, bersifat universal & terdiri dari perilaku-perilaku
khusus yang ditentukan oleh & terjadi dalam konteks budaya.
f) Kemampuan untuk berdedikasi kepada orang lain, pengawasan dengan
waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain &

2
perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan.
(Potter & Perry, 2005)
Hubungan manusia yang bersifat caring adalah bersatu dengan orang
lain, dengan menghargai seseorang tersebut seutuhnya termasuk dengan
keberadaannya di dunia. (Alligood, 2017)
a. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.
Nilai humanistik dan altruistik dipelajari pada usia dini tetapi dapat
sangat dipengaruhi oleh perawat pendidik. Faktor ini dapat di artikan
sebagai kepuasan yang didapat dengan memberi dan memperluas dimensi
diri (sense of self).
b. Membangkitkan keyakinan-harapan.
Faktor ini, dipadukan dengan nilai humanistik dan altruistik, dapat
membantu mewujudkan keperawatan yang holistik dan kesehatan positif
pada populasi pasien. Faktor ini juga menggambarkan peran perawat
dalam mengembangkan hubungan perawat-pasien yang efektif dan
meningkatkan kesejahteraan pasien dengan membantunya menerapkan
perilaku sehat.
c. Menanamkan kepekaan terhada diri dan orang lain.
Menyadari perasaan diri, baik bagi perawat maupun pasien, dapat
mengarahkan seseorang menuju aktualisasi dirinya. Perawat mengakui
kepekaan dan perasaannya dapat menjadi lebih tulus, ikhlas dan peka
terhadap orang lain.
d. Mengembangkan hubungan membantu-hubungan rasa percaya.
Hubungan membantu dan rasa percaya antara perawat dan pasien
sangat penting dikembangkan untuk mewujudkan hubungan caring
transpersonal. Melalui hubungan saling percaya, perawat dan pasien dapat
mengungkapkan perasaan positif maupun negatifnya. Hubungan semacam
ini membutuhkan sikap yang empati, selaras, kehangatan yang tidak
bersifat posesif, dan komunikasi efektif. Sikap yang selaras yaitu sikap
yang jujur, tulus, asli dan tidak berpura-pura. Empati adalah kemampuan
untuk merasakan dan memahami sudut pandang dan perasaan orang lain,
serta untuk mengungkapkan pemahaman tersebut. Kehangatan yang tidak

3
posesif ditunjukkan dengan : nada suara yang sedang/tidak terlalu pelan
atau keras, sikap tubuh yang terbuka, dan ekspresi wajah yang sesuai.
Sedangkan komunikasi yang efektif memiliki komponen kognitif, afektif,
dan perilaku.
e. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan negatif.
Berbagai perasaan dapat di anggap sebagai pengalaman yang
beresiko bagi perawat ataupun pasien. Perawat harus siap menghadapi
perasaan yang positif atau negatif. Perawat harus menyadari pula bahwa
pemahaman intelektual dan emosional dari setiap situasi dapat berbeda-
beda.
f. Menggunakan metode pemecahan masalah secara sistematis untuk
pengambilam keputusan.
Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan
masalah secara ilmiah dalam keperawatan, memupuskan citra perawat
sebagai pembantu dokter. Proses keperawatan sama dengan proses
penelitian yang sistematis dan tertata.
g. Meningkatkan pengajaran-pembelajaran interpersonal.
Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan
karena membedakan caring dan curing. Melalui proses pengajaran-
pembelajaran interpersonal, pasien dapat terinformasikan, sehingga dapat
bertanggung jawab untuk mencapai kesejahteraan dan kesehatan dirinya.
Perawat memfasilitasi proses ini dengan teknik mengajar-belajar yang
dirancang untuk memampukan pasien merawat dirinya, menentukan
kebutuhan dirinya, dan memberikan kesempatan bagi dirinya untuk
tumbuh.
h. Menyediakan lingkungan psikologis, fisik, sosial budaya dan spiritul yang
mendukung, melindungi, dan memperbaiki.
Perawat harus menyadari adanya pengaruh lingkungan internal dan
eksternal terhadap sehat dan sakit individu. Konsep yang relevan dengan
lingkungan internal termasuk di antaranya kesejahteraan jiwa dan spiritual
serta keyakinan sosial budaya seorang individu. Selain variabel tersebut,

4
variabel epidemiologis, variabel eksternal lainnya meliputi kenyamanan,
privacy, keamanan, kebersihan, dan lingkungan yang indah.
i. Membantu pemenuhan kebutuhan manusia.
Perawat menyadari adanya kebutuhan biofisik, psikofisik,
psikososial, dan intrapersonal dari dirinya sendiri dan juga pasien. Pasien
harus dapat memenuhi kebutuhan yang lebih mendasar terlebih dahulu
sebelum dapat memenuhi kebutuhan lain yang lebih tinggi tingkatannya.
Kebutuhan nutrisi, eliminasi dan ventilasi adalah contoh kebutuan biofisik
dasar, sementara kebutuhan aktivitas, inaktivitas dan seksualitas termasuk
kebutuhan psikofisik dasar. Pencapaian dan afiliasi merupakan kebutuhan
psikososial yang tingkatannya lebih tinggi. Aktualisasi diri merupakan
kebutuhan intrapersonal-interpersonal yang tingkatannya juga tinggi.
j. Mengizinkan kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Fenomenologi menggambarkan data dari situasi yang membantu
untuk memahami suatu fenomena. Sedangkan psikologi eksistensial adalah
ilmu manusia yang menggunakan analisis fenomenologi. Watson
menganggap faktor ini sulit dipahami. Faktor ini diikutsertakan untuk
memberikan pengalaman yang dapat memicu pemikiran agar dapat
memahami diri sendiri dan orang lain.
C. Teori Caring
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau
pasien yang sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup
keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku caring (Kusmiran, 2015).
Pelayanan keperawatan yang berkualitas dapat diwujudkan melalui
pemberian asuhan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring. Sebab,
perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang perawat dapat mempengaruhi
kepuasan pasien. Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan tercapai, apabila kebutuhan pasien terhadap pelayanan
keperawatan yang diharapkan dapat terpenuhi (Anisah, 2010).
Teori caring menurut beberapa ahli :
a) Mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan & perbuatan seseorang.

5
b) Mempelajari berbagai macam philosofi & etis perspektif.
c) Sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. (Sartika & Nanda, 2011)
d) Theory of Human Caring : jenis hubungan & transaksi yang diperlukan
antara pemberi & penerima asuhan untuk meningkatkan & melindungi
pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan
pasien untuk sembuh. (Watson, 1979)
e) Pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik
& filosofikal, bukan semata-mata perilaku, cara yang memiliki makna &
memotivasi tindakan. (Marriner & Tomey, 1994)
f) Tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik & memperhatikan
emosi sambil meningkatkan rasa aman & keselamatan klien. (Carruth et al,
1999)
Dalam Alligood (2017), yaitu :
a. Lingkungan
Watson dengan 10 faktor karatifnya menyatakan bahwa peran
perawat terhadap lingkungan adalah “memberikan lingkungan mental,
fisik, sosial, dan spiritual yang mendukung, melindungi, dan/atau
memperbaiki. Dalam karyanya kemudian, ia memandang lingkungan
secara lebih luas : ilmu caring bukanlah hanya untuk memelihara
kemanusiaan, tetapi juga untuk memelihara planet ini. Rasa memiliki
terhadap dunia jiwa universal yang tak terbatas dari alam dan seluruh
makhluk hidup ; ini adalah keterkaitan primordial dari kemanusiaan dan
kehidupan itu sendiri melintasi ruang dan waktu, batas negara dan
bangsa.” Ia menyatakan bahwa “ruang penyembuhan yang dapat
digunakan untuk membantu orang melampaui penyakitnya, nyerinya, dan
penderitaannya,” menekankan pada hubungan antara lingkungan dan
seseorang : “ketika perawat memasuki kamar pasien, terciptalah lapang
magnet pengharapan.”

6
b. Manusia
Watson menggunakan istilah manusia, orang, kehidupan, dan diri
sendiri secara bergantian. Ia memandang seseorang sebagai “suatu
kesatuan dari pikiran/tubuh/jiwa/alam” dan ia mengatakan bahwa
“seseorang terikat pada pemikiran bahwa jiwa seseorang memiliki tubuh
yang tidak terikat pada ruang dan waktu secara objektif . . .” Watson
mengatakan, “saya bermaksud menggunakan pikiran, tubuh, jiwa atau
kesatuan dalam keterkaitan-pandangan dunia yang muncul dan
berkembang, kadangkala mengacu pada pemikiran Unitary Transformative
Paradigm Holographic. Hal ini sering di anggap dualistik karena saya
menggunakan tiga kata ‘pikiran, tubuh, jiwa.’ Saya melakukannya dengan
sengaja untuk membuat konotasi dan menyampaikan secara eksplisit
tentang jiwa/metafisika – yang tidak di angkat didalam model-model
lainnya.”
c. Kesehatan
Pada awalnya, definisi Watson tentang kesehatan diturunkan dari
definisi World Health Organization sebagai “keadaan positif dari
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial dengan meliputi tiga elemen : (1)
keadaan fisik, mental, dan sosial berada pada tingkat tinggi ; (2) fungsi
sehari-hari berada pada tingkat adaptif-pemeliharaan ; (3) ketiadaan
penyakit (atau adanya usaha untuk meniadakan penyakit).” Akan tetapi,
kemudian Watson mendefinisikan sehat sebagai “kesatuan dan harmoni
dalam pikiran, tubuh, dan jiwa” ; berhubungan dengan “derajat kesesuaian
antara diri sendiri yan diterima dan diri sendiri yang di alami.” Watson
menyatakan lebih lanjut, “penyakit tidaklah harus berupa penyakit ;
(melainkan) kekacauan subjektif atau ketidakharmonisan didalam jiwa dan
diri seseorang pada tingkat tertentu yaitu ketidakharmonisan dalam area
pengaruh seseorang, misalnya dalam pikiran, tubuh, dan jiwa seseorang,
baik yang terjadi secara sadar maupun tidak sadar.” “Sementara suatu
kondisi tidak sehat (illness) dapat menjadi penyakit (disease), tidak
sehat/illness dan sehat adalah suatu fenomena yang tidak harus di anggap
sebagai suatu rentang. Proses penyakit dapat pula berasal dari faktor

7
genetik, kerentanan konstitusional, dan terwujud pada saat terjadi suatu
kondisi ketidakharmonisan. Penyakit pada gilirannya akan menciptakan
lebih banyak ketidakharmonisan.”
D. Sikap caring
Menurut Priambodo (2013) membagi konsep caring kedalam dua
domain utama. Salah satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan
emosi perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas
yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya. Hal ini
meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai
kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat
dengan pasien. Sikap caring :
a) Mendahulukan kepentingan klien.
b) Tidak menerima uang dari klien.
c) Memberi waktu & perhatian.
d) Bekerja dengan terampil, cepat & cermat berdasarkan ilmu.
e) Kompeten dalam melakukan tindakan keperawatan.
f) Berespon dengan cepat & tanggap.
g) Mengidentifikasi secara dini perubahan status kesehatan klien.
h) Memberikan rasa aman & nyaman.
i) Pelayanan kesehatan  tim keperawatan  klien  bentuk pelayanan
profesional.
j) Peran perawat  memberi perhatian, perawatan, rasa tenang & nyaman,
dukungan klien.
k) Akibat perubahan ilmu  sikap caring berkembang pesat.
Dalam Alligood (2017), adalah :
a. Praktik cinta-kebaikan dan kenangan serta konteks kesadaran caring.
b. Hadir secara tulus serta memampukan dan mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan yang subjektif tentang diri
sendiri dan orang yang dirawat.
c. Menanamkan praktik spiritual diri dan transpersonal yang melampaui ego
diri sendiri.

8
d. Mengembangkan dan mempertahankan hubungan caring yang bersifat
tulus, membantu, dan percaya.
e. Hadir dan mendukung ungkapan perasaan positif dan negatif yang
bertautan dengan jiwa dan yang lebih dalam tentang diri sendiri dan orang
yang dirawat.
f. Menggunakan diri sendiri dan cara-cara lain yang kreatif sebagai bagian
dan proses caring, untuk menyertakan seni dalam praktik caring-healing.
g. Melibatkan diri dalam pengalaman belajar-mengajar yang tulus untuk
menyatukan keberadaan dan makna, serta berusaha untuk hadir dalam
“perspektif” orang lain.
h. Menciptakan lingkungan yang menyembuhkan pada semua tingkat (fisik
maupun nonfisik, lingkungan energi dan kesadaran, dimana keutuhan,
keindahan, kenyamanan, kehormatan, dan kedamaian dapat di
optimalkan).
i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
didasari niat, memberikan “esensi perawatan manusia”, yang dapat
menguatkan kesesuaian antara jiwa tubuh dan pikiran, keuhan, dan
kesatuan dari seseorang dalam semua aspek perawatan.
j. Membuka dan memasuki dimensi spiritual-misterius dan eksistensialdan
kehidupan dan kematian seseorang; merawat jiwa sendiri dan orang lain
yang dirawat.
E. Caring dan praktik keperawatan
Caring merupakan hasil dari kultur, nilai-nilai, pengalaman dan
hubungan interpersonal. Tindakan caring bermanfaat dalam memberikan
asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Selain itu caring juga
memperhatikan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik
keperawatan, perawat harus selalu menghargai klien dengan menerima
kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan
kesehatan yang tepat. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
perilaku caring yang dimiliki perawat. (Priambodo, 2010)

9
Sikap keperawatan yang berhubungan dengan perilaku caring dalam praktik
keperawatan yaitu:
a) Kehadiran (Presence)
Kehadiran merupakan suatu pertemuan antara perawat dengan klien
maupun keluarga klien yang merupakan upaya untuk lebih mendekatkan
dan menyampaikan manfaat caring. Kehadiran dapat diartikan dalam “ada
di” dan “ada dengan”. Makna “ada di” merupakan kehadiran secara fisik
dengan adanya proses komunikasi antar perawat dan klien. Sedangkan
“ada dengan” dimaknai dengan hubungan interpersonal, peran perawat
yang selalu bersedia atau ada di samping klien saat klien membutuhkan.
Selalu hadir disaat klien membutuhkan, adanya konta mata, bahasa tubuh,
mendengarkan semua keluhan klien, serta adanya dukungan yang
diberikan perawat akan membantu klien untuk membentuk suasana baru
dan saling terbuka.
b) Sentuhan (Contact)
Sentuhan merupakan suatu bentuk pendekatan yang dapat
menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien dalam
memberikan perhatian dan dukungan. Pada saat melaksanakan asuhan
keperawatan, perawat dapat memberikan sentuhan untuk memberikan rasa
nyaman dan aman kepada klien, sebagai contoh pada saat pemasangan
selang naso gaster atau NGT.
Sentuhan juga dianggap sebagai bentuk komunikasi non verbal yang
dapat mempengaruhi rasa keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan
harga diri dan membantu klien menerima keadaannya. Selain itu sentuhan
juga memberikan banyak makna, oleh sebab itu sentuhan harus digunakan
dengan bijaksana. Salah satu bentuk masalah yang sering timbul dalam
perilaku sentuhan yaitu adanya perbedaan budaya antara perawat itu
sendiri maupun perawat dan klien.
c) Mendengarkan (Listen)
Mendengarkan merupakan salah satu perilaku caring yang dapat
menjadi awal dalam menjalin hubungan interpersonal. Dalam suatu
hubungan pelayanan perawat untuk membentuk kepercayaan maka

10
perawat harus dapat mendengarkan keluhan ataupun perasaan klien. Selain
itu dengan mendengarkan juga menunjukkan bahwa perawat memiliki
ketertarikan dan perhatian penuh kepada klien. Pada saat mendengarkan
juga perawat harus dapat memahami apa yang disampaikan klien, mengerti
maksud klien dan memberikan respon terhadap apa yang disampaikan
klien.
d) Memahami klien
Salah satu proses caring yang dapat dilakukan oleh perawat adalah
memahami klien. Dengan memahami klien secara menyeluruh akan dapat
membantu perawat dalam merespon apa yang menjadi persoalan klien.
Memahami klien maka perawat akan terhindar dari asumsi, berfokus pada
klien, dan ikut serta dalam hubungan caring dengan klien yang
memberikan informasi dan petunjuk untuk dapat berpikir kritis dan
memberikan penilaian klinis.
Dengan memahami klien dapat menjadi pertimbangan perawat
dalam mengambil keputusan klinis. Hal terpenting bagi perawat pemula
adalah pemahaman klien bukan hanya sekedar mengumpulkan data
kondisi klien dan gejala klinis yang dialami klien.
Menurut Alligood (2017), yakni :
a. Praktik
Teori caring telah divalidasi di tatanan pelayanan rawat jalan, rawat inap,
dan komunitas dengan berbagai polusi, termasuk penerapan yang terkini
dengan fokus pada esensi perawatan pasien, pasien dengan ventilator, dan
simulasi perawatan. Watson dan Foster menggambarkan sebuah penerapan
teori ke dalam praktek yang sangat baik pada Attending Nurse Caring
Model (ANCM). Ini adalah proyek awal di rumah sakit anak Denver yang
dikembangkan berdasarkan model dokter “hadir”. Akan tetapi, tidak
seperti model medis/penyembuhan, ANCM fokus kepada model
keperawatan. “Model ini dibangun sebagai ilmu Keperawatan-Caring,
model praktik kolaboratif yang dipandu dari teori dan berbasis bukti untuk
diterapkan pada penanganan nyeri di unit pascabedah denga 37 tempat
tidur.” Perawat yang ikut serta dalam proyek tersebut belajar mengenai

11
teori caring Watson, faktor karatif, kesadaran caring, niat dan praktek
caring-healing. Misi dari ANCM adalah untuk membangun hubungan
caring yang berkelanjutan antara perawat dengan anak-anak yang
mengalami nyeri serta keluarganya. ANCM dibuat agar keberadaan
caring-healing dapat dilihat di seluruh rumah sakit.
b. Pendidikan
Tulisan-tulisan Watson berfokus pada bagaimana mendidik mahasiswa
keperawatan dan memberikan landasan ontologis, etis, dan epistemologis
bagi praktek keperawatan mereka, bersamaan dengan arahan untuk
penelitian. Kerangka kerja caring telah di ajarkan pada banyak kurikulum
mahasiswa sarjana keperawatan. Selain itu, konsep caring digunakan pula
di program pendidikan keperawatan di berbagai negara.
c. Penelitian
Metode kualitatif, naturalistik, dan fenomenologi adalah metode yang
sesuai untuk penelitian tentang caring dan untuk pengembangan
keperawatan sebagai ilmu humaniora. Watson juga menyarankan untuk
menggabungkan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian untuk
menguji, mengembangkan, dan mengevaluasi teori semakin berkembang
baik secara nasional maupun internasional. Salah satu contohnya yaitu
Smith yang melakukan telaah terhadap 40 penelitian yang menggunakan
teori Watson secara spesifik. Selain itu, Persky, Nelson, Watson, dan Bent
(2008) menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menentukan atribut
“perawat caritas” sebagai bagian dari upaya inisiasi Perawatan Berbasis-
Hubungan/Relationship-Based Care (RBC) di New York. Pada tahun
2011, Nelson dan Watson melaporkan penelitiannya yang dilakukan di
tujuh negara. Penelitian tersebut berisi delapan survei caring dan
instrumen penelitian lainnya untuk penelitian caritas, misalnya tentang
perbedaan persepsi internasional terhadap caring, hubungan perawat dan
pasien, serta panduan bagi rumah sakit yang mencari status Magnet.
d. Administrasi/Kepemimpinan
Teori Watson menghimbau agar praktek administratif dan model bisnis
melingkupi konsep caring, bahkan di lingkungan pelayanan kesehatan

12
dengan tingkat keakuratan yang tinggi, lama rawat yang singkat, teknologi
yang makin kompleks, dan harapan yang makin meningkat terhadap
“tugas” keperawatan. Tantangan-tantangan tersebut membutuhkan solusi
untuk reformasi sistem pelayanan kesehatan pada tingkat yang mendalam
dan etis, agar perawat mampu mengikuti model praktek profesionalnya
sendiri ketimbang solusi jangka pendek, misalnya dengan menambah
jumlah tempat tidur, bonus, dan/atau insentif pemindahan perawat.
F. Caring dan curing
Definisi Watson dari “caring” yang di kontraskan dengan “curing”
adalah untuk membedakan keperawatan dengan kedokteran serta untuk
mengklasifikasikan batang tubuh ilmu keperawatan sebagai ilmu tersendiri.
(Alligood, 2017)
G. Domain Utama
Menurut Griffin (1983) :
a. Sikap dan emosi perawat.
b. Aktivitas yg dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya.

13
BAB 3
PENUTUP

A. Simpulan
Caring didefinisikan sebagai suatu rasa peduli, hormat dan
menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari
kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir, bertindak
dan berperasaan. Menurut Dwiyanti (2010) caring sebagai suatu moral
imperative (bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang
yang bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang
mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai seorang manusia.
B. Saran
Kita sebagai perawat harus memahami dan menerapkan teori caring
dalam setiap tindakan keperawatan. Karena pasien bukan hanya sakit fisik,
oleh sebab itu kita harus melakukan perawatan caring untuk mempercepat
penyembuhan fisik dan mental maupun psikologi dari pasien. Membina
hubungan saling percaya dan pendekatan antara perawat dan pasien itu sangat
penting. Kenyamanan dan kesejahteraan pasien adalah hal yang paling utama.

14
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, Martha Raile. 2017. Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka.
Singapura : Elsevier.

15

Anda mungkin juga menyukai