Anda di halaman 1dari 8

Tata Nilai Perawat

I. Pengertian Nilai Nilai Keperawatan


A.Definisi Nilai
Nilai adalah keyakinan yang mendasari seseorang melakukan
tindakan dan tindakan itu kemudian menjadi suatu standar atas
tindakan yang selanjutnya, pengembangan dan mempertahankan
sikap terhadap objek objek yang terkait, penilaian moral pada diri
sendiri dan orang lain serta pembandingan diri dengan orang lain.
B.Nilai dalam Keperawatan
Suatu konsensus telah muncul dalam keperawatan bahwa merawat
bertindak sebagai nilai sentral keperawatan, memberikan suatu
kerangka bagi penelitian profesional, pendidikan dan
pengembangan teori ( Swanson, 1991 ).
Morse et al. (1990) mengidentifikasi bahwa lima persfektif pada
bentuk perawatan dapat ditarik dari hasil analisis penulisan.
Persfektif tersebut meliputi perawat sebagai sifat bawaan manusia,
moral ideal, dampak atau akibat, hubungan interpersonal dan
intervensi terapeutik. Seluruh persfektif tersebut menawarkan titik
awal yang layak untuk mengembangkan pemahaman konseptual
perawatan yang berguna untuk peraktik keperawatan.
Penulis yang menggambarkan perawatan sebagai ciri bawaan
manusia mencatat bahwa itu adalah suatu karakteristik manusia
yang dibawa sejak lahir dan bahwa manusia memiliki kapasitas
untuk melakukannya. Berbicara pada individu melalui pengalaman
mereka sebagai orang yang mendapat perawatan menyatakan
bahwa perawatan adalah nyata sebagai perilaku yang dipelajari.
Aspek universal dari perawatan ini membatu perawat untuk
mengenali bahwa setiap kebudayaan telah mengembangkan
gerakan tubuh tertentu yang menunjukkan hal tersebut dan
harapan terhadap perawatan khusus, yang sebaiknya
dikombinasikan dalam praktik keperawatan profesional. Sebagai
moral ideal, perawatan mengilhami seseorang tentang keinginan
untuk mendedikasikan diri mereka untuk kebaikan orang lain.
Karena perawatan akan membuat keselamatan bagi seluruh
makhluk hidup menjadi nyata, maka perawatan menjadi suatu
karakter moral. Orang yang mengasuh akan berupaya melindungi
dan meningkatkan harga diri serta integritas orang lain. Dimensi
moral perawatan telah berkembang sebagai suatu etik merawat
untuk memelihara, memperbaiki, nilai, dan mengaku pada dunia,
serta semua yang ada didalamnya.
II. Care / Caring
Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan,
dukungan atau prilaku lain yang berkaitan atau untuk individu lain
atau kelempok dengan kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
Caring adalah tindakan yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung individu lain/ kelompok dengan nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia. Perilaku
caring merupakan wujud dari praktik profesional yang merupakan
esensi untuk menemukan epistemologi dan ontologi sebagai dasar
ilmu keperawatan.
7 asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut
adalah:
1. Caring hanya akan efektif jika dilihatkan dan diperhatikan secara
interpersonal.
2. Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam
membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien.
3. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan
keluarga.
4. Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya
saatr itu saja namun juga memengaruhi akan seperti apakah
seseorang tersebut.
5. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung
perkembangan seseorang dalam memenngaruhi seseorang dalam
memilih tundakan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
6. Caring legih kompleksa daripada curing, praktik caring memadukan
anntara pengetahuan bio-fisik dengan pengetahuan mengenai
perilaku mengenai manusia yang berguna dalam peningkatan
derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit.
7. Caring merupakan inti dari keperawatan.
Perilaku caring, bertujuan dan berfungsi membangun struktur social,
pandangan hidup dan nilai kultur setisap orang yang berbeda pada
satu tempat dengan tempat lain.
Care adalah kultur yang luas, berasal dan dibutuhkan sebagai dasar
pengetahuan serta praktik untuk kepuasan dan keberhasilan. Tidaak
aka nada curing tanpa caring, tetapi akan dapat terjadi caring tanpa
curing.
Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun tidak dapat
diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan dengan
spirit caring.
Praktek caring juga sangat penting untuk tumbuh kembang,
memperbaiki atau meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia.
Sikap caring juga digunakan untuk meningkatkan kepercayaan klien
terhadap penggunaan caring dalam keperawatan, maka perawat
sendiri harus memahami hal tersebut untuk memperkuat
mekanisme koping. Oleh karena sangat penting penggunaan caring
dalam keperawatan, maka perawat sendiri harus memahami konsep
caring dan mengaplikasikannya dalam praktek keperawatan.

Konsep caring
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk
berdediksi bagi orang lain (sense of dedication to another
person), pengawasan dengan waspada (watchful supervision),
perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau
menyayangi (feeling exhibiting concern and empathy for others
and a loving feeling).
Secara teoritis, pengertian caring adalah
tindakan yang menunjukan pemanfaatan lingkungan pasien dalam
membantu penyembuhan, memberikan lingkungan yang bersih,
ventilasi yang baik dan tenang kepada klien (Florence Nightingale,
1860).
Caring atau care tidak mempunyai pengertian yang tegas,
tetapi ada tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan
yaitu memberi perhatian, bertanggung jawab dan ikhlas (Delores
Gaut, 1984). Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti
yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
Rubenfeld (1999), mendefinisikan Caring : memberikan
asuhan , dukungan emosional pada klien, keluarga dan kerabatnya
secara verbal maupun non verbal.
Jean Watson (1985), Caring merupakan komitmen moral untuk
melindungi, mempertahankan dan meningkatkan martabat
manusia.
Caring merupakan heart profesi, artinya sebagai komponen
yang fundamental dari fokus sentral serta unik dari
keperawatan (Barnum, 1994).
Meskipun perkataan caring telah digunakan secara umum, tetapi
tidak terdapat definisi dan konseptualisasi yang universal mengenai
caring itu sendiri (Swanson, 1991, dalam Leddy, 1998).
Setidaknya terdapat lima perspektif atau kategori mengenai caring,
yaitu caring sabagai sifat manusia (Benner & Wrubel, Leininger),

caring sebagai intervensi terapeutik (Orem),


caring sebagai bentuk kasih sayang (Morse et al., 1990, dalam
Leddy, 1998).

Caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik


keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan
semata-mata perilaku.
(Marriner dan Tomey,1994)
Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan.

Caring didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan


asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa
aman dan keselamatan klien(Carruth et all, 1999)

Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat


baik. Caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam
aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Bersikap caring untuk
klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan
merupakan esensi keperawatan.

Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-


kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu
berada disamping klien, dan bersikap caring sebagai media pemberi
asuhan
(Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999).

Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun tidak dapat


diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit
caring.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Caring merupakan


heart profesi, artinya sebagai komponen yang fundamental dari
fokus sentral serta unik dari keperawatan. Caring atau care tidak
mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna dimana
ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu member perhatian,
bertanggung jawab dan ikhlas.
Komponen Caring
1.Compassion ( bela rasa )
- Kepekaan terhadap kesulitan & kepedihan orang lain
- Membantu seseorang untuk tetap bertahan
- Memberikan kesempatan untuk berbagi
- Memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi perasaan,
memberikan dukungan secara penuh

2. Competence ( kemampuan )
- Memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, energi dan
motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi.
- Compassion tanpa competence kelalaian klinis
- Competence tanpa compassion terjadi tindakan

3. Confidence ( kepercayaan diri )


- Suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar manusia
dengan penuh percaya diri
- Ekpresi caring yang meningkatkan kepercayaan tanpa
mengabaikan kemampuan orang lain untuk tumbuh
- Menyampaikan kebenaran tanpa pelang

4. Concience ( suara hati )


Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai
humanistik altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut
dan direfleksikan pada tingkah lakunya

5. Commitment
Melakukan tugas secara konsekwen dan berkualitas terhadap
tugas, orang, karier yang dipilih.

Hubungan Interpersonal menunjukan Caring :


- Menegur orang lain terlebih dahulu saat bertemu
- Memberikan perhatian
- Berbagi dengan orang lain
- Membantu orang tanpa pamrih
- Menjadi seorang pemaaf
- Membelikan dukungan / harapan pada orang lain
- Dapat dipercaya
- Menjadi pendengar yang baik
- Menemani seseorang saat berduka
- Memberikan rasa nyaman terhadap orang lain

Aplikasi Caring dalam Praktek


1. Membentuk & menghargai sistem nilai humanistik dan altruistik:
menghargai otonomi dan kebebasan klien terhadap pilihan yang
terbaik menurutnya
2. Menanamkan sikap penuh pengharapan
3. Menanamkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain
4. Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu
5. Meningkatkan & menerima ekpresi perasaan positif maupun
negatif
6. Menggunakan metoda sistematis dalam penyelesaian masalah
caring
7. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental sosial, dan spiritual yang
suportif, protektif dan korektif
9. Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh pengharapan
dalam rangka mempertahankan keutuhan dan martabat manusia
10. Mengijinkan untuk terbuka pada eksistensi fenomenologikal &
spiritual, cara penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara
utuh & ilmiah melalui pemikiran masyarakat modern.

Interaksi interpersonal (Morse et al, 1993)


Hubungan perawat-klien tidak sekedar hubungan mutualis.
Kelemahan yang ada pada perawat dan klien menjadi hilang ketika
masing-masing pihak terlibat interaksi, mencoba memahami kondisi
masing-masing. Perawat menggunakan keterampilan komunikasi
interpersonalnya untuk mengembangkan hubungan dengan klien
yang akan menghasilkan pemahaman tentang klien sebagai
manusia yang utuh. Hubungan semacam ini bersifat terapeutik yang
akan meningkatkan psikologi yang kondusif dan memfasilitasi
perubahan dan perkembangan positif pada diri klien, hubungan ini
difokuskan pada tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan klien.
Hubungan yang saling membantu antara perawat-klien tidak begitu
saja terjadi. Hal ini dibangun secara cermat ketika perawat
melakukan teknik komunikasi terapeutik.
Suatu intervensi terapeutik (Morse et al, 1993)
Kreasi dari lingkungan yang terapeutik memacu kemampuan
perawat untuk menghasilkan kenyamanan fisik dan psikososial pada
klien. Peran mendasar perawat adalah meyakinkan bahwa
kebutuhan fisiologi klien benar-benar terpenuhi. Sebagai contoh,
perawat mengatur posisi klien agar dapat bernapas dengan normal
dan tidur secara nyaman tanpa gangguan. Tindakan yang dilakukan
perawat terhadap klien selalu dipertimbangkan atas keinginan klien.
Sehingga hubungan yang terjadi benar-benar sebagai hubungan
mutualis dan sebagai sarana agar kebutuhan klien dapat terpenuhi.

KONSEPTUALISASI
CARING
NAMA : HANNY YULIZAR

Anda mungkin juga menyukai