Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Caring


Caring merupakan dasar dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan memberikan kepuasan kepada
pasien.

Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi oranglain,
pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain
dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak perawat.

selain itu,caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan .

Ada beberapa pengertian caring menurut para ahli, yaitu:

a. Watson (2004) menyebutkan caring adalah esensi dari keperawatan dan


merupakan fokus serta sentral dari praktik keperawatan yang dilandaskan pada
nilai–nilai kebaikan, perhatian, kasih terhadap diri sendiri dan orang lain serta
menghormati keyakinan spiritual pasien. Tujuan keperawatan menurut Watson
adalah memfasilitasi individu mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
meliputi jiwa, raga, dan perkembangan pengetahuan diri, peningkatan diri,
penyembuhan diri dan proses asuhan diri.
b. Griffin (1983) membagi konsep caring ke dalam dua domain utama. Salah satu
konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara
konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat
melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin menggambarkan caring dalam
keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan
perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan
menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas
tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang
mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara
perawat dengan pasien.
c. Meleis (1997) menyebutkan caring adalah pertimbangan pribadi, psikologistik,
perspektif budaya, manifestasi perasaan empati, dedikasi dan intervensi
terapeutik kepada pasien. Dengan caring memungkinkan terjadinya interaksi
terapeutik antara perawat dan pasien.
d. Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan
kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.
Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna
dan memotivasi tindakan.
e. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan
fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien (Carruth et al., 1999).

f. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu
cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien (Sartika & Nanda, 2011). Dalam
keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik
keperawatan.
g. Hall (1969) mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai
seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara
seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.
Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core
merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan
kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure
merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan
(Julia, 1995).
h. Leininger (1991, dalam Blais dkk, 2007) menyatakan bahwa caring penting untuk
tumbuh kembang dan kelangsungan hidup manusia. Caring berfungsi untuk
memperbaiki atau meningkatkan kondisi dan cara hidup manusia yang
menekankan pada aktivitas yang sehat dan memampukan individu dan
kelompok berdasarkan budaya. Perilaku caring mencakup memberi
kenyamanan, kasih sayang, perhatian, memfasilitasi koping, empati,
memandirikan, fasilitasi, minat, perilaku membantu, cinta, pengasuhan, perilaku
protektif, perilaku restoratif, berbagi, perilaku menstimulasi, pertolongan,
dukungan, pengawasan, kelembutan, tindakan konsultasi kesehatan, tindakan
instruksi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku caring juga meliputi
menghormati klien, memberikan sentuhan pada klien, kehadiran dan membina
kedekatan dengan klien (Creasia & Parker, 2001).

I. Swanson (1991, dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring


sebagai cara perawat memelihara hubungan yang bernilai dengan pasien
agar mereka merasakan komitmen dan tanggung jawab terhadap dirinya
sendirinya. Swanson dalam Middle Theory of Caring mendeskripsikan lima
komponen proses caring yaitu:
1. Mengetahui (Knowing) Knowing
berarti berusaha untuk memahami arti suatu kejadian dalam kehidupan
pasien, mencegah adanya asumsi, berfokus pada perawatan untuk pasien,
mencari tanda-tanda, melakukan pengkajiansecara cermat dan melibatkan
diri dengan pasien.
2. Kehadiran atau Keberadaan (Being With).
Kehadiran berarti menghadirkan emosi saat bersama pasien. Hal ini berarti hadir
secara fisik, menyampaikan keberadaan dan berbagi perasaan dengan
pasien tanpa membebani pasien.
3. Melakukan (Doing For)
Melakukan pelayanan keperawatan untuk membantu pasiendalam perawatan
total atau mendukung pasien untuk melakukan perawatan mandiri.
4. Memungkinkan (Enabling)
Enabling berarti membantu pasien dan memfasilitasi pasien agar dapat
merawat dirinya sendiri. Enabling juga berarti membantu pasien untuk
melalui masa transisi dalam kehidupan atau melalui peristiwa yang tidak biasa
dengan cara berfokus pada kejadian tersebut, menginformasikan, menjelaskan,
mendukung dan memberikan feedback.
5. Mempertahankan Kepercayaan (Maintaining Belief)
Proses ini merupakan fondasi caring dan ditunjukkan pada keyakinan
terhadap kapasitas seseorang melalui bekerja bersama-sama dan mengenali
arti suatu kejadian atau kondisi bagi pasien.

i. Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan


ikhlas
► Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pernyataan diatas adalah caring
terdiri atas dua aspek yaitu berupa tindakan nyata perawat dalam melakukan
peran dan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dan
aspek afektif perawat seperti perasaan cinta, altruisme, belas kasih, kehangatan
serta perasaan lain yang mendasari perawat melakukan tindakan caring kepada
klien.

2.2 Pengertian Aplikasi caring menurut Simone Roach

Menurut Roach (1995, dalam Blais dkk, 2007) ada lima komponen caring. Lima
komponen tersebut adalah:
1. Compassion (kasih sayang)
Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan orang lain
dapat berupa membantu seseorang untuk tetap bertahan, memberikan
kesempatan untuk berbagi, dan memberi ruang bagi orang lain untuk
berbagi perasaan, serta memberikan dukungan secara penuh.
2. Competence (kemampuan)
Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, energi
dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi. Compassion tanpa
competence akan terjadi kelalaian klinis, sebaliknya competence tanpa
compassion menghasilkan suatu tindakan.
3. Confidence (kepercayaan diri)
Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar
manusia dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa ekpresi caring yang
meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain untuk
tumbuh dan menyampaikan kebenaran.
4. Concience (suara hati)
Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik
altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut dan direfleksikan pada tingkah
lakunya.
5. Commitment
Melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas terhadap tugas, orang,
karir yang dipilih.

2.3 Penerapan aplikasi caring menurut simone roach terhadap kasus


Kasus: bla bla bla bla

Analisa Kasus

Perilaku perawat dalam kasus tersebut meliputi teori Simone roach, demikian
uraiannya:
Compassion:
Dalam hal ini, perawat F di dalam melakukan pekerjaan sebagai pelayan kesehatan
beliau berusaha untuk melakukan pekerjaannya dengan kepedulian dan kepekaannya
sebagai seorang perawat meskipun diawalnya perawat F ada rasa belum siap, belum
pernah terjun ke lapangan untuk merawat pasien kusta tapi pada akhirnya setelah
menjalani pekerjaannya walau sebagai tugas tapi perawat F dapat bersikap peduli dan
peka.
Competence:
Perawat F melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetennya, diketahui pada tahun
2008 perawat F mengawali dan memulai program pencegahan dan pemberantasan
kusta, meskipun baru memulai pekerjaanya tapi perawat F sudah memiliki dasar
sebagia perawat agar tindakan yang dilakukannya sesuai aplikasi dari teori yang
didapatkannya.

Confidence:
Perawat F dalam melakukan pekerjaannya dengan percaya diri sesuai dengan
kompetensinya sebagai seorang perawat, memiliki kemampuan dan mampu
berkomunikasi baik dengan pasien-pasiennya
Conscience:
Perawat F melakukan pekerjaannya ini dengan hati nuraninya, bila tidak mau perawat F
ini bisa saja mundur dari awal karena melihat kondisi pasien kusta yang tidak pernah
perawat F temui sebelumnya
Comitment:
Perawat F dalam melakukan pekerjaannya berkomitmen agar apa yang perawat F
lakukan diharapkan membuat pasien-pasiennya itu dapat berkomunikasi dengan baik
tanpa ada rasa malu lagi, dapat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
Comportment:
Perawat F

Menurut kelompok Kami seharusnya perawat F ini dalam melakukan pekerjaannya


tanpa didasari rasa tidak terima, karena pada masa awal kita belajar/sekolah kita sudah
mengetahui hal apa saja yang akan kita hadapi setelah kita lulus dan diterima di suatu
tempat untuk bekerja sesuai dengan kompetensi kita, seharusnya bersikap menerima,
tidak ada rasa kaget lagi/ takut/ jijik/ tidak mau.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34911493/Konsep_Caring
https://www.academia.edu/17473705/KONSEP_CARING
https://www.e-jurnal.com/2014/11/pengertian-caring.html

Anda mungkin juga menyukai