Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Caring adalah pusat fokus atau inti dari keperawatan. Banyak teori dan makna
dari caring mulai dari grand theory, middle range theory, sampai practice theory
seperti yang disampaikan Watson tentang Human care, Swanson dengan A Theory of
Caring, Boykin dan Schoenhofer dengan Nursing As Caring.

Newhouse et al., dalam sebuah Systematic Review Advanced Practice Nurse


Outcomes 1990-2008 menyatakan bahwa kepuasan merupakan high evidence grade,
selanjutnya dalam sebuah meta synthesis Patient Satisfaction With Nursing Care
memberikan kesimpulan bahwa untuk mendapatkan kepuasan pasien hal yang
paling terpenting adalah perilaku caring. Pernyataan tersebut menjadikan caring
perawat merupakan bagian dari kepuasan pasien yang digunakan sebagai evaluasi
dari sistem pelayanan kesehatan.

Caring sebagai evaluasi pelayanan kesehatan merupakan trend di era ini,


karena gelombang pemasaran pelayanan kesehatan sekarang sudah berubah dari
era service excellence yang berbasis pada standar operasional prosedur atau juga
standar pelayanan minimal bergeser ke era care with character yang menjadikan
nilai nilai caring sebagai prinsip dalam pelayanan kesehatan.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan Makalah ini adalah :

1) Menjelaskan pengertian caring secara umum dan teori caring menurut Watson.

2) Memahami persepsi klien tentang caring.

3) Menjelaskan perilaku caring dalam praktik keperawatan.

1
C. Metode Penulisan

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 (tiga) bab agar pembaca
memahami makalah ini, yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah
tentang konsep Caring dan tujuan penulisan makalah.

BAB II ISI Bab ini menjelaskan tentang konsep caring yang diawali dengan
pembahasan tentang pengertian caring secara umum, kemudian dibahas tentang
persepsi klien tentang caring, teori caring menurut Watson, serta penjelasan
mengenai perilaku caring dalam praktik keperawatan.

BAB III PENUTUP Bab ini berisi uraian tentang kesimpulan yang berasal dari apa yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Caring

Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau

perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan

untuk meningkatkan kondisi manusia atau kehidupan (George, 1990 dalam

Anjaswarni, 2005). Marriner-Tomey, 1994 dalam Anjaswarni, 2005 menjelaskan

caring adalah esensi dari keperawatan yang berarti juga pertanggungjawaban

hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipasi klien,

membantu klien memperoleh pengetahuan, dan meningkatkan kesehatan.

3
Sedangkan Chitty, 1997 dalam Anjaswarni, 2005 menguraikan bahwa

profesional caring adalah seseorang yang memperhatikan, mengurus, dan

menyediakan atau memberikan bantuan kepada orang lain. Dia menjelaskan bahwa

penekanan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang bersifat humanistik, yang

didasarkan pada pandangan hubungan profesional manusia kepada manusia

daripada perawat kepada pasien, dan pengalaman pasien adalah aspek penting

dalam keperawatan humanistik.

Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang


berhubungan dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian
untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi
dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care
yang menunjukkan suatu rasa kepedulian.Terdapat beberapa pengertian caring
menurut beberapa ahli, antara lain :

I. Florence nightingale (1860) : caring adalah tindakan yang menunjukkan


pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan
lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada pasien.
II. Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada
tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian,
bertanggung jawab, dan ikhlas.
III. Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang
mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku
dalam hubungannya dengan orang lain.
IV. Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan
ikhlas..
V. Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada
klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.

4
VI. Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan, dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan
kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku caring

perawat adalah sifat dasar perawat sebagai manusia untuk membantu,

memperhatikan, mengurus, dan menyediakan bantuan, serta memberi dukungan

untuk kemandirian klien melalui hubungan perawat-klien yang terapeutik, dan

merupakan intervensi keperawatan dalam rangka mencapai derajat kesejahteraan

yang lebih tinggi dengan penuh perasaan berdasarkan kemanusiaan dan aspek moral.

Dengan caring ini memungkinkan terjalinnya hubungan dan intervensi terapeutik

antara perawat-klien. Caring merupakan dasar dalam melaksanakan praktik

keperawatan profesional untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan

memberikan kepuasan kepada klien (Anjaswarni, 2005).

KOMPONEN CARING
(Roach, 1984) menjelaskan beberapa komponen caring meliputi 5 C yaitu :

1. Compassion (bela rasa)


Compassion memiliki kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan
2. Competence (kemampuan)
Competence (kemampuan), memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap
profesi.
3. Confidence (kepercayaan diri)
Confidence (kepercayaan diri) suatu keadaan untuk memelihara hubungan
antar manusia dengan penuh percaya diri.
4. Concience (suara hati)
Concience (suara hati) perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari

5
sistem nilai humanistik altruistik yang dianut dan direfleksikan pada
tingkah lakunya.
5. Commitment
Komitmen dalam melakukan tugas secara konsekwen dan berkualitas
terhadap karier yang dipilih.

HUBUNGAN INTERPERSONAL YANG MENUNJUKAN PERILAKU CARING


Hubungan interpersonal menunjukan perilaku caring yang dapat diaplikasikan
dalam memberikan asuhan keperawatan, meliputi :
1. Memberi salam/ menyapa orang lain terlebih dahulu saat bertemu
2. Memberikan perhatian
3. Berbagi perasaan dengan orang lain
4. Membantu orang tanpa pamrih
5. Menjadi seorang pemaaf
6. Memberikan dukungan/ harapan pada orang lain
7. Dapat dipercaya
8. Menjadi pendengar yang baik
9. Mendampingi seseorang saat berduka
10. Memberikan rasa nyaman terhadap orang lain

2.2. Persepsi Klien Tentang Caring

Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang

dimiliki perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk

memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori Caring Swanson

(1991) menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana perawat

mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional,

melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri,

memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi

6
kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup. (Potter &

Perry, 2005 : 110).

Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring menegaskan

apa yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien menilai efektivitas

perawat dalam menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh dari pelayanan

keperawatan. Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat

menjadikan pertemuan yang bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan

bagaimana memberikan perhatian penuh. Perbedaan persepsi klien dapat terlihat

dari contoh berikut. Contoh pertama, perawat masuk ke kamar klien dengan

memberi salam dan senyuman, lalu melakukan kontak mata, kemudian duduk,

menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada dipikiran klien lalu

mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan intravena, mengkaji, dan memeriksa

rangkuman tanda vital klien sebelum meninggalkan ruangan. Contoh kedua, perawat

masuk ke kamar klien kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa rangkuman

tanda vital, melakukan salam tanpa duduk dan menyentuh klien, perawat bertanya

tentang keadaan klien kemudian pergi.

Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga

klien merasa nyaman. Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian terhadap

masalah klien sehingga klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat

berbeda-beda karena semua klien memiliki ciri khas. Persepsi klien menjadi hal yang

penting bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan.

Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan fokus

terbesar dari tingkat kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari

7
bagaimana klien menggunakan sistem pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang

klien dapat juga sebagai indikator tingkat kepuasan klien.

Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi

kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta

mudah berbagi perasaan yang dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat

melakukan tindakan Caring. Pelayanan keperawatan yang baik terdiri dari perhatian

yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta perilaku Caring. Kepuasan klien tidak

hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan tetapi juga kepuasan terhadap

tindakan keperawatan yang dilakukan.

Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan kembali

untuk berobat atau menjalani tindakan keperawatan. Tindakan Caring membangun

kepercayaan klien terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan.

Kepercayaan pada tindakan keperawatan juga memunculkan kepercayaan terhadap

institusi kesehatan. Hal yang penting aalah mengetahui bagaimana klien menerima

Caring dan pendekatan apa yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan.

Sikap Caring merupakan permulaan yang baik.

Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan harapan khusus klien.

Membangun suatu hubungan yang baik terhadap klien dapat membantu perawat

mengetahui apa yang penting bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat

mengatasi perbedaan antara persepsi perawat dan klien tentang Caring. Perawat

harus mengetahui siapa klien dan mengenali klien agar suatu hubungan yang baik

terwujud dan perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan

klien.

8
NURSE CARE BEHAVIOR

Nurse care behavior merupakan serangkaian prilaku caring yang diharapkan

klien dan keluarga. Klien mempunyai harapan dari caring perawat sesuai karateristik

masing-masing.

- Persepsi Klien Wanita

a) Berespon terhadap keunikan Klien

b) Memahami dan mendukung perhatian klien

c) Hadir secara fisik

d) Memiliki sikap dan meunjukkan perilaku yang membuat klien merasa dihargai

sebagai manusia.

e) Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta.

f) Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien.

g) Bersuara lembut.

h) Memberi perasaan nyaman.

- Persepsi Klien Pria

a. Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai.


b. Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta.

9
c. Membuat klien merasa nyaman, relaks dan aman.
d. Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta.
e. Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan.

- Persepsi Klien Kanker dan Keluarga

a) Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan.


b) Bersikap ceria.
c) Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah.
d) Mengutamakan / mendahulukan kepentingan klien.
e) Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat.

- Persepsi Klien Dewasa Yang Dirawat

a. Kehadirannya menentramkan hati.


b. Memberi informasi.
c. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan profesional.
d. Mampu menangani nyeri/rasa sakit.
e. Memberi waktu yang lebih banyak dari yang dibutuhkan.
f. Mempromosikan otonomi.
g. Mengenali kualitas dan kebutuhan individual.
h. Selalu mengawasi klien.

- Persepsi Keluarga

a) Jujur.
b) Memberi informasi dengan jelas.
c) Selalu menginformasikan keluarga.
d) Mencoba untuk membuat klien nyaman.
e) Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan.
f) Memberikan perawatan emergensi bila perlu.
g) Menjamin klien bahwa pelayanan keperawatan tersedia.

10
h) Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur, terbuka dan ikhlas.
i) Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa mungkin.
j) Mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang relatif nyaman.

2.3. PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING


Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki
langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses
tersebut mencoba untuk menyelesaikan maslah dan menemukan solusi yang terbaik.
Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut :
I. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi dan review masalah, menggunakan pengetahuan
dari literatur yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual, untuk
pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk memandang
dan mengkaji masalah, dan pengkajian juga meliputi pendifinisian variable yang akan
diteliti dalam memecahkan masalah.
II. Perencanaan
Perencanaan membantu menetukan bagaimana variable-variable akan diteliti
atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahkan
masalah yang mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi penetuan data apa
yang dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.
III. Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi
pengumpulan data.
IV. Evaluasi
Merupakan metode dan prosed untuk menganalisa, juga untuk meneliti efek
dari intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat di mana
suatu tujuan yang positif tercapai dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.

2.4. Perilaku Caring Dalam Pelayanan Kesehatan

11
Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari
kebudayaan, nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap
keperawatan yang berhubungan dengancaring adalah kehadiran, sentuhan kasih
sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan
keluarga.

a) Kehadiran

Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang


lainnya yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan
manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti ada di dan
ada dengan. Ada di berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik,
melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan ada dengan berarti
perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran
seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena
situasi tertekan.

b) Sentuhan

Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana


perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan
dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan
non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit.
Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan
ini digambarkn dalam tiga kategori :

1) Sentuhan Berorientasi-tugas

Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.


Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan
memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan
atas pertimbangan kebutuhan klien.

2) Sentuhan Pelayanan (Caring)

Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien,


memijat punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat
dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi

12
keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki
orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).

3) Sentuhan Perlindungan

Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk


melindungi perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan
perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan
mengingatkan klien agar tidak terjatuh.

Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan
secara bijaksana.

C) Mendengarkan

Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan


merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan
perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti
maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan
kedamaian.

D) Memahami klien

Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap
klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995).
Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien
dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.

E) Caring Dalam Spiritual

Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap


kesehatan fisik seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik
melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri,
interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta
transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.Hubungan
caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapat memahami
satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan

13
melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan
perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang
diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial,
emosional, atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan
manusia dengan manusia, roh dengan roh.

F) Perawatan Keluarga

Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi


keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi
informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan.
Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses
penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan
perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang
kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga
klien.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu
cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna yang ketiganya tidak
dapat dipisahkan yaitu memberi perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat,
sebagai profesional, berada di bawah kewajiban kontrak untuk care. Penilaian
terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku caring yang dimiliki perawat.

Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi


kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta
mudah berbagi perasaan yang dimilikinya. Watson mengemukakan sepuluh faktor
carativ yang menjadi fokus keperawatan dalam promosi kesehatan dan
penyembuhan penyakit klien. Di antaranya yaitu pembentukan sistem humanistic
dan altruistic, penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope, pengembangan
sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain, dan lain-lain. Caring dalam praktik
keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling percaya
antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan
bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring
juga dapat ditunjukan oleh perawat melalui tindakan sebagai berikut:

Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan

Menyebut klien dengan namanya

Menggunakan sentuhan

15
Meyakinkan klien, perawat akan membantu

Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas

Dan lain-lain

Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan antara caring dan
curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam
caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan 16
mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.

Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja
yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Untuk itu sebagai seorang
perawat kita harus bangga karena kita melakukan tindakan yang mulia yaitu care,
merawat. Namun, sebagai professional, kita harus melakukan semua itu dengan
penuh rasa ikhlas.

B. Saran

Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari hari,agar


perilaku caringtumbuh secara alami dalam jiwa perawat.ketika menghadapi
klien,perawat dengan mudah memberikan asuhan keperawatan.Klien yang sakit
kadang hanya butuh perhatian dan empati dari seseorang yang merawatnya agar ia
lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya.Oleh karena itu sebagai perawat
disarankan agar benar benar faham tentang perilaku caring.

16
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Efy. Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id/ Diakses pada 19


November 2011 pukul 16.00 pm.

R.N, Joyce Smith. Caring in Nursing. Diambil dari legacy.owensboro.kctcs.edu.Diakses


pada 19 November 2011 pukul 16.05 pm.

Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and


Practice. 6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.

Sartika, Nanda. (2011) Konsep Caring. Diambil dari http://www.pedoman.news.com.


Diakses pada 19 November 2011 pukul 16.10 pm.

17
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing : Concepts, Process, and
Practice.6th Ed. St Louis, MI : Elsevier Mosby. Hal 110-111.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Buku I
hal.164-165. Terjemahan Penerbit Salemba Medika.

Potter, P.A & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I. Terjemahan.
Salemba Medika : Jakarta

http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatanjean-wa
tson/

Tomey, AM, Alligood, MR. 2006. Nursing Theorists. Six Edition. Mosby : US Of
America

http://www.rnjournal.com/journalofnursing/caring.html

Morrison, Paul & Philip Burnard.1997. Caring and Communicating Hubungan


Interpersonal dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani

Meidiana Dwidiyanti. 1998. Aplikasi Model Konseptual Keperawatan. Edisi 1.


Semarang : Akper Depkes Semarang Soekidjo Notoatmodjo. 1993.

Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Manusia. Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Leininger M. Madeline. Culture Care Diversity and Universality : A Theory Of


Nursing. 1991. New York : National league for nursing press

18
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http://www2.uchse.edu/son/caring

19

Anda mungkin juga menyukai