Anda di halaman 1dari 6

Telaah Jurnal

FOCUS GROUP DISCUSSION TENTANG PENCEGAHAN RISIKO BUNUH DIRI TERHADAP PERILAKU RISIKO
BUNUH DIRI PADA REMAJA BERISIKO

Pendahuluan
Metode Pencarian Literatur
Pada telaah jurnal ini, reviewer menggunakan Google schoolar dengan kata kunci jurnal
asuhan keperawatan, resiko bunuh diri. Dari kata kunci tersebut reviewer memperoleh
ribuan literature. Proses seleksi literature menggunakan sinkronisasi judul dengan isi dan
rentang tahun dari 2016- 2021.
Abstrak
Berdasarkan data yang didapat, menurut WHO, usia yang paling rentan melakukan
tindakn bunuh diri adalah pada usia remaja, yang mana sedang mengalami perubahan
transisi pada masa kehidupannya. Yang mana akan menyebabkn depresi dan faktor faktor
penyerta lain seperti bullying, perselisihan keluarga, dan kurang percaya diri. Penelitian
ini yang dilakukan pada siswa SMA N 1 Bululuwang menunjukkan bahwa sebanyak
48,9% siswa mengalami acute positive screen atau risiko bunuh diri dari 163 siswa,
dimana terlihat hampir setengah dari siwa berrisiko untuk bunuh diri. Tujuan penelitian
ini yaitu nganalisis efektifitas Focus Group Discussion tentang pencegahan risiko bunuh
diri terhadap perilaku risiko bunuh diri pada remaja berisiko di SMA tersebut.

Deskripsi Jurnal
Deskripsi umum
Jurnal yang akan ditelaah oleh reviewer berjudul “Focus Group Discussion tentang
Pencegaham Risiko Bunuh Diri terhadap Perilaku Risiko Bunuh Diri PADA Remaja
Berisiko” yang ditulis oleh Kadek Dicky Nugraha, Miftakhul Ulfa, Ahmad Guntur
Alfianto yang dipublikasikan oleh Media Husada Journal of Nursing Science volume 1
no 1, Hal 11 - 21 pada Oktober 2020.

Penelaah : Kelompok 6

Tanggal telaah : 31 Agustus 2021


Deskripsi Content
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisa pengaruh fgd tentang pencegahan
resiko bunuh diri terhadap perilaku risiko bunuh diri pada remaja berisiko.

Hasil penelitian

Jurnal yang bejudul Focus Group Discussion tentang Pencegaham Risiko Bunuh
Diri terhadap Perilaku Risiko Bunuh Diri PADA Remaja Berisiko bertujuan untuk
mengetahui Seberapa efektifitas cara fgd ini untuk mencegah risiko bunuh diri yang
dialami remaja.

Peneliti mengambil sebanyak 30 responden yang mengalami masalah psikosisal.


Dimana responden ini memiliki berbagai masalah yaitu cemas, menarik diri, depresi,
dan masalah tekanan dari teman. Masalah psikososial ini dapat berdampak masalah
risiko bunuh diri. Risiko bunuh diri ini diakibatkan oleh stressor kehidupan,
lingkungan dan psikologis, yang mana hal tersebut menyebabkan seseorang dapat
berkeinginan bunuh diri.

Peneliti juga mendapatkan bahwa sebagian besar siswa SMA (usia remaja akhir)
memiliki kualitas hidup yang rendah hingga sedang. Stress akibat pendidikan,
kecemasan serta depresi berpengaruh terhadap QOL (quality of life) siswa yang
berdampak pada kesehatan mental remaja tersebut.

Peneliti mengatakan remaja yang mengalami masalah memang cenderung untuk


berfikir mengambil risiko untuk melukai dirinya, mereka berpikir bunuh diri dapat
mengakhiri semua masalahnya, beberapa remaja yang sempat diwawancara oleh
peneliti merasa bahwa orang-orang sekitarnya tidak ada yang peduli, mereka bahkan
tampak tidak bergairah di dalam kelas.

Sebelum dilakukannya Focus Group Discusion tentang pendidikan kesehatan,


respomden masih kekurangan informasi yang mana di sekolah itu masih minim
tentang pendidikan kesehatan mental.
Dan setelah diberikan perlakuan FGD, peneliti mendapatkan bahwa responden
mengetahui peran pentingnya tim medis untuk mencegah tindakan bunuh diri.

Sedangkan saat peneliti melakukan perhitungan uji wilcoxon test, peneliti


mendapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh FGD (focus group discussion) tentang
pencegahan risiko bunuh diri terhadap perilaku risiko bunuh diri pada remaja berisiko
tersebut.

Peneliti mengatakan hal ini bisa saja terjadi karena pencegahan risiko bunuh diri
pada remaja ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal yang tidak diterima remaja
seutuhnya.

Selain itu intervensi yang diberikan pada responden hanya 1 kali melalui aplikasi
zoom. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi hasil penelitian. Berdasarkan
penelitian yang lalu oleh Indarwati, Bayu, Syarieh (2013) mengatakan FGD diberikan
3 kali sehingga bisa mempengaruhi hasil.

Kesimpulan
Sebelum dilakukan FGD responden tidak mengetahui peran penting tim medis
untuk mencegah terjadinya risiko bunuh diri, tetapi setelah diberikan FGD reaponden
mengetahui bahwa tim medis sangat berperan penting. Tetapi berdasarkan hasil
perhitungan menggunakan uji wilcoxon test yang dilakukan peneliti, peneliti
mendapatkan bahwa FGD ini tidak ada pengaruhnya terhadap risiko bunuh diri pada
remaja berisiko. Sehingga penelitian ini menunjukkan bahwa tidak efektifnya FGD
terhadap risiko bunuh diri remaja.

Telaah Jurnal
Fokus penelitian
fokus penelitian yang terdiri dari latar belakang penelitian dan masalah penelitian.
Latar belakang penelitian harus tersusun mengkerucut yaitu dari umum ke khusus
sehingga dasar penelitian akan semakin kuat. Selain itu dalam latar belakang harus
muncul suatu masalah penelitian yang akan dibahas pada sub bab berikutnya. Pada
penelitian, peneliti sudah menggambarkan latar belakang dan masalah penelitian sesuai
dengan kaidahnya.

Gaya dan Sistematika Penulisan


Gaya penulisan hasil merupakan bagian yang sentral pada laporan penelitian. Dalam
jurnal gaya penulisan dan sistematika penulisan dari jurnal sudah baik.

Penulis
Dalam jurnal penelitian, nama penulis tertera dengan jelas sehingga dapat
mengurangi unsur plagiatisme. Pada umumnya penulis menuliskan nama di cover
halaman depan dengan font 12. Adapula nama dengan huruf cetak tebal.

Judul penelitian
Judul dan isi penelitian sudah saling berkaitan atau sinkron

Abstrak
Abstrak pada penelitian sudah dibuat dengan dua Bahasa (Indonesia dan Inggris).
Abstrak mencerminkan isi dari jurnal serta sudah sesuai dengan kaidah atau syarat syarat
pada abstrak yaitu memuat (latar belakang masalah, tujuan penelitian, metode, hasil, dan
kesimpulan). Panjang abstrak terdapat 189 kata (sesuai kaidah 150-200 kata), dengan
kata kunci Remaja; fgd;risiko bunuh diri; masalah psikososial
Masalah dan tujuan penelitian
Pada jurnal ini hanya menjelaskan tujuan umum dari penelitian.

Pendahuluan
Pendahuluan memuat tiga hal pokok yaitu latar belakang, tinjauan Pustaka, dan
tujuan penelitian.

Literature dan Tinjauan Pustaka


Dalam tinjauan pustaka harus diuraikan dengan mendalam berbagai aspek teoritis
yang mendasari penelitian. Sumber pustaka diharapkan yang terbaru agar informasi yang
dikemukakan tidak kadaluwarsa. Jurnal sudah menggunakan analitis kritis berdasarkan
literatur- literatur yang ada.
Hipotesis/pertanyaan penelitian
Pada jurnal, reviewer menganalisa tidak ada hipotesis atau pertanyaan penelitiannya.

Populasi dan sampel


Pada jurnal ini tercantum dan dijelaskan siapa yang menjadi subjek penelitian yaitu
reaponden dari SMA N 1 Bululuwang berjumlah 30 orang yang mengalami masalah
psikososial dan berisiko bunuh diri.

Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian ini
menggunakan desain penelitian quasi experimental dengan pendekatan pretest-posttest
with control group design. Yang menggunakan alat ukur kusioner Beck Suicidal Intent
Scale (BSIC)

Hasil penelitian
Hasil penelitian merupakan kesimpulan penelitian tersebut. Pada jurnal ini reviewer
dapat menilai kesimpulannya sudah bagus, dalam penyampaiannya yang dikemas secara
ringkas dan jelas. Dimana jurnal ini menjelaskan bahwa asuhan keperawatan jiwa pada
pasien skizofrenia dengan resiko bunuh diri.
Pembahasan hasil penelitian
Semua hal yang dibahas dalam pembahasan harus relevan. Perlu juga disebutkan
kesulitan, keterbatasan dan penyimpangan dari protokol pada penelitian serta dampaknya
terhadap hasil penelitian. Pada pembahasan jurnal ini sudah cukup bagus dan sudah
mengkaitkan dengan jurnal-jurnal lainnya yang membahahas mengenai asuhan
keperawatan pada klien skizofrenia resiko bunuh diri.

Kesimpulan
Jurnal ini tidak memiliki kesimpulan.

Referensi
Daftar pustaka sesuai ketentuan APA Style.
Kelebihan penelitian
Peneliti menyusun jurnal secara teratur, sesuai dengan kaidah penulisan jurnal, kata yang
digunakan bersifat baku dan sesuai dengan Kamus EYD Bahasa Indonesia.
Proses penelitian yang dilkukan cukup singkat

Kekurangan penelitian
Peneliti hanya memberikan intervensi pada responden hanya 1 kali melalui aplikasi
zoom.

Anda mungkin juga menyukai