Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan sumber
daya manusia untuk mewujudkan bangsa dan negara yang maju dan mandiri.
Keberhasilan pembangunan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adalah
mutu pendidikan, lebih-lebih institusi pendidikan kesehatan yang cukup besar
pengaruhnya terhadap kemajuan pembangunan bangsa dan negara.
Sesuai dengan program pemerintah yakni mewujudkan Indonesia sehat 2010 telah
ditetapkan misi dan strategi yang meliputi Pembangunan Nasional berwawasan
Kesehatan yang dilandasi pandangan baru dan paradigma sehat, profesionalisme,
jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat dan desentralisasi.
Keempat strategi tersebut sangat relevan dengan perkembangan yang terjadi
dewasa ini. Kaitannya dengan Institusi Pendidikan Kesehatan mempunyai peranan yang
strategis dalam menyiapkan/mendidik tenaga kesehatan yang bermutu.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) 60 tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi, maka tujuan pendidikan dimaksud adalah menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,
tekhnologi dan atau kesenian.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram dalam melaksanakan pendidikan,
proses belajar mengajar yang berlangsung tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja,
namun proses pembelajaran diluar kelas baik di lahan praktek maupun di masyarakat
merupakan bagian yang tidak terpisahkan sebagai pengklasifikasian dari apa yang telah
diperoleh di dalam kelas atau di bangku kuliah lahan praktek baik di rumah sakit,
puskesmas dan atau daerah binaan sebagai sarana belajar mengajar utama untuk
mewujudkan Profesionalisme bagi Mahasiswa dan juga sebagai wahana untuk
meningkatkan ketrampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah mendapatkan
pelajaran teori di kelas atau praktek di laboratorium.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI
Mataram Program Pendidikan Profesi Ners melakukan Praktik Kerja Lapangan di dusun
Bengkel Timur Induk, kecamatan labuapiKabupaten Lombok Barat. Praktek Kerja
Lapangan ini dilaksanakan dari tanggal 07 Juli 2014 sampai tanggal 07 Agustus 2014.

1
Adapun kegiatan atau langkah-langkah Praktik Kerja Lapangan ini adalah Pengumpulan
Data, Tabulasi data, Presentasi Dusun, Presentasi Desa, Pelaksanaan pembinaan terhadap
masyarakat dan keluarga serta melakukan evaluasi.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas sesuai dengan
masalah kesehatan yanga ada secara profesional dengan melibatkan peran serta
masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat
berdasarkan analisa epidemiologi, biostatistik, demografi serta ilmu sosial
budaya dan perilaku.
b. Mahasiswa mampu membuat perencanaan dalam penerapan Asuhan
Keperawatan Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.
c. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan dalam penerapan
Asuhan Keperawatan Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.
d. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan dalam
penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.
e. Mahasiswa mampu menerapkan pendidikan kesehatan bagi keluarga,
kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan.
f. Mahasiswa mampu membina peran serta masyarakat dan mengadakan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral

1.3 MANFAAT
1.3.1 Untuk Mahasiswa
a. Mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah kepada pengalaman nyata
dimasyarakat/komunitas
b. Menimba pengalaman belajar langsung dimasyarakat/komunitas dalam
mengenal masalah dan menentukan langkah penyelesaiannya.
1.3.2 Untuk Masyarakat
a. Masyarakat mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan keperawatan yang
ada dimasyarakat dan mencari jalan pemecahannya.
b. Masyarakat mendapatkan gambaran tentang status kesehatannya.
2
1.3.3 Untuk Pendidikan
Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Pendidikan Program Studi S1
Keperawatan.

1.4 METODOLOGI
1.4.1 Wawancara
Metode ini dilakukan pada saat pengkajian untuk pengumpulan data yang
dilakukan pada setiap KK untuk mendapatkan data primer.
1.4.2 Observasi
Metode ini untuk memvalidasi data-data yang diperoleh pada setiap KK,
baik anggota keluarga maupun lingkungan sekitar.
1.4.3 Metode Kunjungan Rumah
Metode ini dilakukan untuk mengadakan diskusi dengan masyarakt dan KK
dalam usaha pengumpulan data dan pemecahan dalam menghadapi masalah.
1.4.4 Kepustakaan/literatur
Metode ini digunakan sebagai panduan dalam menyusun, melaksanakan
dan evaluasi semua program yang ada sesuai dengan masalah yang dihadapi KK.

1.5 RENCANA KEGIATAN


Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan dari tanggal 17 Juni sampai
dengan 27 Juli 2019 di Dusun kekait taeyebah sebagai berikut :
a. Perkenalan dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di masing-masing
lingkungan pada tanggal Rabu, 19 Juni 2019.
b. Orientasi wilayah PKL Mahasiswa pada tanggal 17 Juni 2019.
c. Vadilasi data pada tanggal 18 sampai dengan 21 Juni 2019.
d. Membuat renpra yang akan diteruskan dan direncanakan ulang pada tanggal 22 Juni
2019.
e. Membuat time schedule untuk kegiatan yang akan dilakukan dan persiapan untuk
penyuluhan pada tanggal 24 Juni 2019.
f. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas bersama masyarakat berdasarkan
masalah yang ditemukan atau yang telah disepakati melalui pendekatan edukatif,
epidemiologi, proses keperawatan dan manajemen/kepemimpinan pada tanggal 25
Juni-2 Juli 2019
g. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas tanggal 6 Juli 2019.
3
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

Tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan
demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang erat kaitannya dengan
pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagai salah satu modal
dasar pembangunan nasional. Berbagai upaya dilaksanakan untuk mencapai derajat kesehatan
dasar dengan melibatkan peran serta masyarakat secara aktif, kerja sama lintas program dan
lintas sektoral.
Untuk mengoptimalkan hal tersebut diatas, diperlukan pengetahuan penunjang yang
berkaitan dengan kesehatan masyarakat, yang erat kaitannya dengan epidemiologi, sosial,
statistik kesehatan dan untuk mengubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan
pendidikan kesehatan. Seorang perawat kesehatan masyarakat, Puskesmas, Posyandu dan
lain-lain. Hal tersebut sangat penting, karena setiap masalah kesehatan masyarakat yang
terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan, perilaku, fasilitas kesehatan dan faktor-
faktor keturunan.
2.1 PENGERTIAN
2.1.1 Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan di bidang kesehatan yang
didasari ilmu dan kiat keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga,
paguyuban dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat, sejak lahir sampai
meninggal. Pelayanan berupa bantuan yang diberikan karena kelemahan fisik,
keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
hidup mandiri memenuhi kebutuhan fisik sehari-hari. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
dan pemeliharaan kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab serta kode etik
profesi keperawatan (Nasrul Effendy, 1989).
2.1.2 Kesehatan
Kesehatan tidak pernah konstan, Parson (1972) mengatakan kesehatan
adalah kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif, sedangkan
Dubois (1978) mengatakan bahwa kesehatan adalah proses yang kreatif, dimana
individu secara aktif dan terus menerus mengadaptasi lingkungan. Dan menurut
beberapa ahli keperawatan diantaranya Paplan H. mengatakan bahwa kesehatan

4
adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan
produktif, Oream E.D mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan integritas
individu. Dan Hendric Blum (1974) mengatakan bahwa ada empat faktor utama
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan.
2.1.3 Masyarakat
Koentjaraningrat (1990) mengatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, perawat melihat masyarakat sebagai
kumpulan individu dalam suatu hubungan yang saling ketergantungan untuk
memperoleh kebutuhan hidupnya secara terorganisir.
2.1.4 Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Menurut rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat (1990), Perkesmas
adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif
dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai
kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan
(Nasrul Effendy, 1998).

2.2 TUJUAN PERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan sumber
daya yang dimiliki masyarakat.

2.3 SASARAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT


2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan dan atau keperawatan, karena ketidakmampuan
merawat dirinya sendiri, oleh karena sesuatu sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
5
2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalamsatu rumah
tangga, karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan
yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu arau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan dan atau keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lainnya dan keluarga-keluarga yang
ada disekitarnya.
2.3.3 Kelompok Khusus
Adalah kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisir yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan diantaranya adalah :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
pertumbuhan dan perkembangan misalnya : bayi, balita, ibu hamil, anak usia
sekolah, usia lanjut dan lain-lain.
b. Kelompok dengan masalah kesehatan khusus misalnya : penderita TBC, AIDS,
DM, lepra, penyakit jantung koroner dan lain-lain.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit misalnya : WTS,
penyalahgunaan narkoba dan lain-lain.
d. Kelompok yang terdapat di lembaga sosial misalnya : panti wredha, panti
asuhan, panti rehabilitasi dan lain-lain.
2.3.4 Masyarakat atau Komunitas
Adalah kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sendiri dan mengganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan
jelas, misalnya : masyarakat RT, RW, Kelurahan, dan lain-lain. Masalah kesehatan
masyarakat dapat bermula dari masalah kesehatan individu, keluarga ataupun
perilaku kelompok yang ada di masyarakat.

2.4 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup perkesmas meliputi upaya-upaya peningkatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), pengobatan & pemeliharaan kesehatan (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

6
2.4.1 Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok, masyarakat dengan jalan memberikan :
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b. Peningkatan gizi.
c. Pemeliharaan Kesehatan perorangan.
d. Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan.
e. Olahraga secara teratur.
f. Rekreasi.
g. Pendidikan sex.
2.4.2 Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk pencegahan, peningkatan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
a. Imunisasi masal terhadap balita, anak serta ibu hamil.
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun
kunjungan rumah.
c. Pemberian vitamin A yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan ibu menyusui.
2.4.3 Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok, yang menderita penyakit, masalah kesehatan melalui
kegiatan :
a. Perawatan orang sakit di rumah (Home Care).
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas.
d. Perawatan buah dada.
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
2.4.4 Upaya rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama, misalnya : kusta, TBC, cacat fisik, dan yang lainnya melalui kegiatan:
7
a. Latihan fisik bagi yang menderita gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang dan kelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya : TBC,
latihan nafas dan batuk, penderita stroke, fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan perawat.
2.4.5 Upaya Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengembangkan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, karena menderita suatu penyakit tertentu
misalnya : Kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat seperti kelompok
tuna susila, tuna wisma, dan sebagainya. Disamping itu adalah bagaimana
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok-kelompok
yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah yang mereka derita tidak berbahaya terhadap kesehatan secara
keseluruhan. Tentunya perlu memberikan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.5 PRINSIP DASAR


Prinsip dasar dalam pelaksanaan praktek keperawatan kesehatan masyarakat adalah
sebagai berikut :
a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Ada 4 tingkat sasaran yang saling berhubungan yaitu individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat (komunitas).
c. Perawat kesehatan “bekerja dengan” dan bukan “bekerja untuk” individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat.
d. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan
pendekatan pemecahan masalah proses keperawatan.

2.6 PENDEKATAN
Pendekatan yang digunakan dalam pemecahan masalah kesehatan masyarakat adalah
pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) dengan metodologi proses
keperawatan sebagai pendekatan ilmiah dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Pengkajian terdiri dari pengumpulan data, pengolahan dan analisa data.

8
b. Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan atau penetapan diagnosis
keperawatan.
c. Perencanaan asuhan keperawatan (nursing care plan) terdiri dari : prioritas masalah,
penetapan tujuan umum dan khusus, penetapan rencana kegiatan atau intervensi dan
penetapan kriteria keberhasilan.
d. Pelaksanaan atau implementasi yaitu melaksanakan rencana yang telah disusun
dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
e. Penilaian atau evaluasi yaitu menilai keberhasilan tujuan atau hasil dan keberhasilan
proses sejak pengkajian sampai dengan pelaksanaan, atau dengan kata lain dengan
mempertimbangkan komponen sebagai berikut: daya guna (cost efektifitas), hasil guna
(cost efisiensi), kelayakan atau kesesuaian (adequacy) dan kemajuan ( progress).

2.7 PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS


Perawatan kesehatan komunitas yang mempunyai tujuan akhir untuk memandirikan
masyarakat, dilakukan dengan tindakan yang berkelanjutan yaitu dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, dalam hal ini proses keperawatan komunitas yang
terdiri dari 5 (lima) tahap yaitu : pengkajian diagnosis keperawatan komunitas,
perencanaan keperawatan (nursing care plan) pelaksanaan tindakan keperawatan dan
penilaian.
2.7.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan adalah pengkajian komunitas beserta faktor
lingkungannya. Pengkajian komunitas menurut Betty Neuman’s terdiri dari :
a. Core/Inti
Terdiri dari data demografi, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama,
riwayat timbulnya kelompok, nilai-nilai dan lain-lain.
b. Subsistem yang mempengaruhi komunitas
Perumahan, pendidikan komunitas, keamanan/ketertiban, politik/kebijaksanaan,
pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem komunitas, ekonomi, rekreasi dan
lain-lain.
2.7.2 Diagnosis keperawatan komunitas.
Diagnosis keperawatan komunitas diletakkan berdasarkan reaksi komunitas
terhadap stresor terdiri dari : masalah (problem), penyebab (etiologi) dan data
(sympton). Contoh :

9
a. Resiko timbulnya penyakit akibat lingkungan yang kotor.
b. Rendahnya ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di pelayanan kesehatan.
c. Resiko terjadinya penularan penyakit diare berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dan ketidak mampuan masyarakat memelihara lingkungan yang
menunjang kesehatan ditandai dengan:
1. Dua orang penderita diare, belum dibawa ke Puskesmas.
2. Masyarakat mempunyai kebiasaan minum air bersih.
3. Hidangan/makanan di tempat pesta adat tidak ditutup.
4. Masyarakat mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan.
2.7.3 Perencanaan keperawatan (nursing care plan) meliputi kegiatan :
a. Menetapkan skala prioritas atau seleksi (penapisan) diagnosis keperawatan
komunitas.
Menetapkan skala prioritas atau penapisan diagnosis keperawatan, untuk
menentukan tindakan yang terlebih dahulu ditanggulangi karena dianggap
dapat mengancam kesehatan atau mengancam kehidupan masyarakat secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan :
1. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.
2. Kebijaksanaan nasional dan daerah setempat.
3. Kemampuan dan sumber daya masyarakat.
4. Ketertiban, partisipasi dan peran serta masyarakat.
Kriteria skala prioritas :
1. Perhatian masyarakat yang meliputi pengetahuan, sikap. Keterlibatan
emosional masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk ditanggulangi.
2. Prevalensi yang menunjukkan jumlah kasus.
3. Seberapa jauh masalah tersebut dapat memberikan atau menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
4. Kemungkinan masalah untuk dapat ditanggulangi (dapat disesuaikan
dengan kebutuhan/permasalahan atau situasi setempat).
b. Masalah disusun berdasarkan skala prioritas.
c. Menetapkan sasaran dan tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus).
d. Menetapkan strategi intervensi atau rencana tindakan.
e. Menetapkan kriteria evaluasi atau kriteria keberhasilan.

10
2.7.4 Pelaksanaan tindakan keperawatan (Implementasi)
Dalam pelaksanaan praktek keperaatan komunitas, fokus yang diikuti adalah
tiga tingkat pencegahan yaitu :
a. Pencegahan primer; penyuluhan, imunisasi, asuhan prenatal, dll
b. Pencegahan sekunder : menetapkan diagnosis dini dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologi sehingga memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan, misalnya :
1. Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang
2. Memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
c. Pencegahan tertier
Rehabilitasi sebagai pencegahan tertier yaitu untuk menghambat proses
penyakit dan untuk menghambat proses penyakit dan mengembalikan individu
kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
2.7.5 Penilaian atau evaluasi
Penilaian dilakukan untuk menilai respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah : Input, proses dan output fokus
evaluasi :
a. Relevansi (kesesuaian)
b. Perkembangan atau kemajuan (progress)
c. Efisiensi (hasil guna)
d. Efektifitas (daya guna)
e. Dampak
Kegunaan penilaian :
a. Untuk menetukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan
b. Untuk menilai hasil guna dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan
c. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
d. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam
proses keperawatan

11
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN THAEBAH DESA KEKAIT
KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Gambaran Umum Wilayah
a. Keadaan Geografis
1. Luas Wilayah Dusun Thaebah
2. Batas – batas wilayah
a) Sebelah Utara : Kekait Daye
b) Sebelah Timur :
c) Sebelah Barat : Kekait
d) Sebelah Selatan : Kekait 1
3. Keadaan Demografis
a) Keadaan penduduk Dusun Thaebah sampai dengan 3 (tiga) tahun Terdiri
atas : 941 orang
b) Jumlah penduduk
Laki – laki : 464 Orang
Perempuan : 477 Orang
Jumlah keluarga : 317 Kepala Keluarga
Jumlah RT : 4 RT
4. Keadaan Agama
a) Islam : 100%
b) Kristen :-
c) Budha :-
d) Hindu :-
e) Konghucu :-

12
3.1.2 Data Demografi / Kependudukan
a. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
No Kelompok Laki – Laki Peremupuan Jumlah %
Umur
1 0 – 5 tahun 27 15 42
2 6 – 12 tahun 36 46 82
3 13 – 19 tahun 56 72 128
4 20 – 35 tahun 88 87 175
5 36 – 54 tahun 122 114 236
6 55 TH Keatas 30 17 47
Jumlah 359 351 710 100
Sumber: Data Primer 2019
Dari tabel di atas, di dapatkan bahwa sebagian besar warga Dusun Thaebah
berusia 36-54 tahun dengan jumlah 236 orang ( %) dan paling sedikit berada
pada usia 0-5 tahun dengan jumlah 42 orang ( %).
b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ( 15 tahun keatas )
No Tingkat Penduduk Jumlah %
1 Belum sekolah 29 6%
2 Tidak sekolah 53 10%
3 Belum tamat SD 79 15%
Tidak tamat SD 62 12%
4
Tamat SD 77 15%
5 Tamat SLTP 142 27%
6 Tamat SLTA 72 14%
7 Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 12 2%
Jumlah 526 100
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data bahwa sebagian besar Dusun
Thaebah berpendidikan SLTP dengan jumlah 142 oang (27%) dan yang
paling sedikit yaitu perguruan tinggi dengan jumlah yaitu 12 orang (2%).
c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Mata Pencaharian Jumlah %
1 Petani 70 40%
2 Pedagang 27 15%
3 Buruh 44 25%
4 PNS 10 6%
5 ABRI 0 0%
6 Pensiunan 1 1%
7 Lain – lain 25 14%
Jumlah 177 100%
Sumber: Data Primer 2019

13
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan Sebagian besar dari KK adalah
sebagai Petani dengan jumlah 70 org (40%), dan yang paling sedikit sebagai
Pensiunan dengan jumlah 1 orang (1%).
d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
No Menurut Jumlah %
Agama
1 Islam 710 100%
2 Kristen 0 0
3 Hindu 0 0
4 Budha 0 0
5 Konghucu 0 0
Jumlah 710 100%
Sumber: Data Primer 2019
Dari tabel diatas didapatkan semua warga desa bengkel timur induk
beragama Islam dengan jumah 710 orang (100%) dan untuk agama lain tidak
ada.

3.1.3 Data Lingkungan Fisik


a. Perumahan
1. Distribusi Kepala Keluarga ( KK ) Menurut Tipe perumahan
No Tipe Rumah Jumlah %
1 Permanen 179 64,85
2 Semipermanen 97 35,14
3 Tidak permanen 0 0
Jumlah 276 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas didapatkan Sebagian besar dari rumah
penduduk permanen dengan jumlah 179 rumah (64,85%), dan paling sedikit
rumah warga desa bengkel timur induk adalah semi permanen dengan
jumlah 97 (35,14%).
2. Distribusi KK Menurut Status Kepemilikkan Rumah
No Kepemilikkan Jumlah %
1 Milik sendiri 275 92,90
2 Numpang 20 6,75
3 Sewa 1 0,33
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas didapatkan sebagian besar dari penduduk
memiliki rumah sendiri dengan jumlah 275 rumah (92.90%), 20 KK

14
(6,75%) yang menumpang dan yang paling sedikit 1 KK (0,33%) yang
menyewa rumah.
3. Distribusi KK Menurut Jenis Lantai
No Lantai Jumlah %
1 Tanah 0 0
2 Papan 0 0
3 Tegel 134 48,55
4 Semen /pleteran. 142 51,44
Jumlah 276 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa paling banyak
rumah penduduk berlantaikan semen dengan jumlah 142 rumah (51,44%),
dan sebagiannya berlantaikan tehel dengan jumlah 134 rumah (48.55%).
4. Distribusi KK Menurut Ventilasi Rumah
No Lantai Rumah Jumlah %
1 Ada,dipergunakan 132 47,82
2 Ada,tidak dipergunakan 122 44,20
3 Tidak Ada 22 7,97
Jumlah 276 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan paling banyak rumah
warga Desa Bengkel Timur menggunakan ventilasi dan difungsikan dengan
jumlah 132 rumah (47.82%),dan ada sebagian kecil warga yang pentilasi
rumahnya tidak ada dengan jumlah 22 rumah (7,97%).
5. Sistem Pencahayaan Rumah pada Siang Hari
No Pencahayaan Jumlah %
1 Terang 162 58,69
2 Remang-Remang 86 31,15
3 Gelap 28 10,14
Jumlah 276 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa paling banyak
rumah dengan pencahayaan terang dengan jumlah 162 rumah (58,69%),
remang-remang 86 rumah (31,15%), dan gelap sebanyak 28 rumah
(10,14%).

15
6. Jarak Rumah dengan Tetangga
No Jarak rumah Jumlah %
1 Bersatu 70 25,36
2 Dekat 185 67,02
3 Terpisah 21 7,60
Jumlah 276 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jarak rumah
dengan tetangga paling banyak berdekatan yaitu dengan jumlah 185 rumah
(67,.02%), rumah yang bersatu sejumlah 70 rumah (25,36%), dan paling
sedikit jarak rumah yang terpisah terpisah dengan jumlah 21 rumah
(7,60%).
7. Halaman di Sekitar Rumah
No Halaman Jumlah %
1 Ada,dimanfaatkan 80 28,98
2 Ada,tidak dimanfaatkan 101 36,59
3 Tidak ada 95 34,42
Jumlah 276 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa halaman
rumah masyarakat Desa Bengkel Timur Induk yang paling banyak yaitu
dengan kategori ada/tidak dimanfaatkan dengan jumlah 101 halaman rumah
(36,59) dan paling sedikit kategori tidak ada dengan jumlah 95 halaman
rumah (34,42%).
8. Pemanfaatan Pekarangan Rumah
No Pemanfaatan pekarangan Jumlah %
1 Kebun 0 0
2 Kolam 2 1,10
3 Kandang 75 41,43
4 Tidak Dimanfaatkan 104 57,46
Jumlah 181 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pekarangan
rumah masyarakat desa bengkel timur induk tidak dimanfaatkan dengan
jumlah 104 pekarangan rumah (57,46%), paling sedikit kolam dengan
jumlah 2 pekarangan rumah (1,10%).

3.1.4 Sumber Air Bersih


16
a. Sumber Air Untuk Memasak dan Minum
No Sumber air Jumlah %
1 PAM 67 25,76
2 Sumur 167 64,23
3 Air Mineral 26 10
Jumlah 260 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas didapatkan paling banyak masyarakat yang
menggunakan air sumur dengan jumlah 167 KK (64.23%),dan yang paling
sedikit masyarakat menggunakan air mineral dengan jumlah 26 KK (10%).
b. Sistem Pengolahan Air Minum
No Pengolahan Jumlah %
1 Dimasak 227 76,68
2 Tidak Dimasak 79 26,68
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pengolahan
air minum dengan cara dimasak sebanyak 227 KK (76,68%) dan pengolan air
minum dengan cara tidak dimasak sebanyak 79 KK (26,68%).
c. Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci
No Sumber air Jumlah %
1 PAM 67 22,63
2 Sumur 167 56,41
3 Air sungai atau jublang 62 20,94
Jumlah 296 100

Sumber: Data Primer 2014


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sumber air untuk
mandi dan mencuci paling banyak menggunakan air sumur dengan jumlah 164
KK (56,41%), yang menggunakan air sungai atau jublang sebanyak 62 KK
(20,94%), dan yang paling sedikit yaitu menggunakan air PAM sebanyak 67
KK (22,63%).
d. Jarak Sumber Air dengan Septic Tank
No Jarak Jumlah %
1 Kurang dari 10 meter 124 59,88
2 Lebih dari 10 meter 43 25,74
Jumlah 167 100
Sumber: Data Primer 2014

17
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jarak sumber air
dengan septik tank yang kurang dari 10 meter sebanyak 124 KK (59,88%) dan
yang lebih dari 10 meter sebanyak 43 KK (25,74%).
e. Tempat Penampungan Air Sementara
No Penampungan Jumlah %
1 Bak 91 32,97
2 Ember 170 61,59
3 Gentong 10 3,62
4 Lain-Lain 5 1,81
Jumlah 276 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tempat
penampungan air sementara yang paling banyak digunakan oleh warga yaitu
ember dengan jumlah 170 KK (55,72% ), menggunakan bak 91 KK (32,97%),
menggunakan gentong 10 KK (3,62) dan menggunakan alat lain-lain sebanyak
5 KK (3,62%)
f. Kondisi Tempat Penampungan Air
No Kondisi tempat Jumlah %
1 Tertutup 124 41,89
2 Terbuka 172 58,10
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi tempat
penampungan air warga yang paling banyak dengan kondisi terbuka sebanyak
172 KK (58,10%) dan yang paling sedikit dengan kondisi penampungan air
yang tertutup sebanyak 124 KK (41,89%).
g. Kondisi Air di Tempat Penampungan
No Kondisi air Jumlah %
1 Berwarna 33 11,11
2 Berbau 0 0
3 Berasa 0 0
4 Tidak berasa//tidak 263 88,55
berwarna/tdk berbau
Jumlah 297 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh
warga memiliki kondisi air di tempat penampungan air warga tidak
berasa/tidak berbau dengan jumlah 263 KK (88,55%), dengan kondisi berwana
dan berbau masing-masing 33 KK (11,11%).

18
3.1.5 Sistem Pembuangan Sampah
a. Pembuangan Sampah
No Sistem pembuangan Jumlah %
1 Tempat pembuangan umum 23 7,77
2 Di sungai 74 25
3 Di timbun 63 21,28
4 Di bakar 88 29,72
5 Di sembarang tempat 48 16,21
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
pembuangan sampah yang paling banyak menggunakan warga dengan cara
dibakar sebanyak 88 KK (29,72%), dengan cara ditimbun sebanyak 63 KK
(21,28%), membuang sampah di sungai sebanyak 74 KK (25%), mengunakan
tempat pembuangan umum sebanyak 23 KK (7,77%) dan yang membuang
sampah disembarang tempat sebanyak 48 KK (16,21%).
b. Tempat Penampungan Sampah Sementara
No Penampungan Jumlah %
sementara
1 Ada 138 46,62
2 Tidak Ada/Sembarangan 158 53,37
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa warga yang ada
tempat penampungan sampah sementara sebanyak 138 KK (46,62%) dan yang
tidak ada/sembarangan tempat penampungan sampah sementara sebanyak 158
KK (53,37%).
c. Kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementara
No Kondisi Penampungan Jumlah %
1 Terbuka 80 57,97
2 Tertutup 58 42,02
Jumlah 138 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi
penampungan sampah terbanyak yaitu penampungan terbuka dengan jumlah
80 penampungan terbuka (57,97%) dan penampungan sampah tertutup
sebanyak 58 penampungan (42,02%).

19
d. Jarak Tempat Penampungan Sampah dengan Rumah
No Jarak Dengan Rumah Jumlah %
1 Kurang dari 5 meter 81 58,59
2 Lebih dari 5 meter 57 41,30
Jumlah 138 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulakn bahwa jarak tempat
penampungan sampah dengan rumah waraga yang kurang dari 5 meter
sebanyak 81 KK (58,59%) dan yang lebih dari 5 meter sebayak 57 KK
(41,30%).

3.1.6 Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga


a. Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar
No Kebiasaan Keluarga BAB Jumlah %
1 WC 179 60,47
2 Sungai 117 39,52
3 Sembarang tempat 0 0
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
warga yang BAB menggunakan WC sebanyak 179 KK (60,47%%),
menggunakan sungai sebanyak 117 KK (39,52%) dan tidak ada warga yang
BAB di sembarang tempat.
b. Jenis Jamban yang digunakan
No Jenis Jamban Jumlah %
1 Cemplung 0 0
2 Plengsengan 0 0
3 Leher Angsa 179 100
Jumlah 179 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua warga
memilhi jenis jamban leher angsa yaitu sebanyak 179 KK (100%)
c. Sistem Pembuangan Air Limbah
No Tempat Pembuangan Jumlah %
1 Resapan 121 43,84
2 Selokan/got. 147 53,36
3 Sembarang Tempat 18 6,52
Jumlah 276 100
Sumber: Data Primer 2014

20
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan Sebagian besar warga
membuang limbah air di selokan/got sebanyak 147 KK (53,36%), yang
membuang limbah air menggunakan resapan sebanyak 121 KK (43,84%) dan
yang membuang limbah air di sembarang tempat sebanyak 18 KK (6,52%).

3.1.7 Hewan Peliharaan


a. Kepemilikkan Hewan Ternak di Rumah
No Hewan Peliharaan Jumlah %
1 Ada 51 17,22
2 Tidak ada 245 82,77
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
masyarakat tidak memiliki hewan ternak yaitu sebanyak 245 KK (82,77%)
dan warga yang memiliki hewan ternak sebanyak 51 KK (17,22%).
b. Letak Kandang
No Hewan Peliharaan Jumlah %
1 Dalam Rumah 0 0
2 Luar Rumah 51 100
Jumlah 51 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
masyarakat memposisikan kandangya di luar rumah dengan hasil tabulasi data
yaitu sebanyak 51 KK (100%)
c. Kondisi Kandang
No Hewan Peliharaan Jumlah %
1 Terawat 38 74,50
2 Tidak terawatt 13 25,49
Jumlah 51 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan kondisi kandang
masyarakat desa bengkel timur paling banyak terawat dengan hasil tabulasi
data yaitu sebanyak 38 (74,50%), sedangkan untuk yang tidak terwat sebanyak
13 (25,49%).

21
3.1.8 KONDISI KESEHATAN UMUM
a. Pelayanan Kesehatan
1. Sarana Kesehatan yang Paling Dekat
No Sarana kesehatan terdekat Jumlah %
1 Puskesmas/posyandu 1 100
2 Praktik swasta 0 0
3 Balai pengobatan 0 0
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 1 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat disilmpulkan bahwa sebagian besar
masyarakat berobat ke puskesmas dengan hasil tabulasi data yaitu sebanyak
181 orang (69,6%), sedangkan paling sedikit masyarakat berobat ke balai
kota yaitu sebanyak 18 (6,9%).
2. Tempat Berobat Keluarga
No Kebiasaan Berobat Jumlah %
1 Puskesmas 296 100
2 Rumah sakit 0 0
3 Dokter praktik swasta 0 0
4 Perawat/bidan 0 0
5 Balai pengobatan 0 0
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat disilmpulkan bahwa sebagian besar
masyarakat mempunyai kebiasaan berobat ke puskesmas dengan hasil
tabulasi data yaitu sebanyak 154 KK (62,61%), Sedangakan masyarakat
paling sedikit berobat ke dokter dan balai pengobatan yaitu sebanyak 13 Kk
(5,28%)
3. Kebiasaan Sebelum Berobat
No Kebiasaan sebelum Jumlah %
berobat
1 Beli obat bebas 123 10,44
2 Jamu 0 0
3 Tidak ada 1055 89,55
Jumlah 1178 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
masyarakat yang mempunyai kebiasaan beli obat bebas sebelum pergi
berobat ke tempat kesehatan terdekat dengan hasil tabulasi data yaitu 123

22
KK (10,44%) membeli obat bebas, 1055 KK (89,55%) tidak ada dan 0 KK
(0%) membeli jamu.
4. Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
No Pendanaan Jumlah %
kesehatan
1 BPJS 157 53,04
2 Umum 139 46,93
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar sesmber pendanaan masyarakat yaitu BPJS dengan hasil tabulasi data
yaitu 157 KK (53,04%) menggunakan BPJS dan 139 KK (46,93%)
menggunakan umum
5. Penyakit yang Sering diderita Keluarga dalam 6 Bulan Terakhir
No Biaya Berobat / Jumlah %
Perawatan
1 Batuk pilek 137 11,62
2 Asma 3 0,25
3 TBC 0 0
4 TyhPoid 1 0,08
5 Asam Urat 27 2,29
6 Hipertensi 75 6,36
7 Lain-lain 4 0,33
8 Tidak ada 931 79,03
Jumlah 1178 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar penyakit yang sering diderita oleh masyarakat desa bengkal timur
induk adalah 137 KK (11,62%) menderita batuk pilek, 931 KK (79,03%)
tidak menderita penyakit, 75 KK (6,36%) menderita hipertensi, 27 KK
(2,29%) menderita asam urat, 4 KK (0,33%) menderita penyakit lain-lain,
dan tyhpoid 1 KK (0,08) dan TBC tidak ada.
b. Ibu Hamil dan Menyusui
1. Jumlah Pasangan Usia Subur
No PUS Jumlah %
1 21-30 thn 84 40,38
2 31-41 thn 73 35,09
3 41-50 thn 51 24,51
Jumlah 208 100
Sumber: Data Primer 2014

23
Dari tabel di atas dapat disimpulakn bahwa jumlah pasangan usia
subur berdasarkan umur yaitu 21-30 tahun sebanyak 84 KK (40,38%), 31-
41 tahun sebanyak 73 KK (35,09%) dan 41-50 tahun sebanyak 51 KK
(24,51%).
2. Pasangan Usia Subur yang Menjadi Akseptor KB
No Akseptor KB Jumlah %
1 Ya, menggunakan KB 196 66,21
2 Tidak, menggunakan KB 100 33,78
Jumlah 296 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pasanganusia
subur yang menjadi akseptor KB yaitu 296 KK (66,21%) menggunakan KB
dan 196 KK (66,21%) dan tidak menggunakan KB 100 KK (33,78%)
3. Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
No Jenis Kontrasepsi Jumlah %
1 IUD 14 7,14
2 Suntik 102 52,04
3 Pil 79 40,30
4 Susuk 0 0
5 Tubektomi 0 0
6 Kalender 1 0,51
Jumlah 196 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas dapt disimpulkan bahwa jenis kontrasepsi
yang paling banyak digunakan warga yaitu 102 KK (52,04%) menggunakan
suntik, 79 KK (40,30%) menggunakan pil, 14 KK (7,14%) menggunakan
IUD, 1 KK (0,51%) menggunakan kalender dan tidak ada warga yang
menggunakan jenis kontrasepsi seperti susuk dan tubektomi
4. Jumlah Ibu Hamil
No Jumlah bumil Jumlah %
1 Ya (hamil) 8
2 Tidak ( hamil) 56
Jumlah 64 100
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu
hamil di Dusun kekait taeyebah terdapat 8 warga (%).

24
5. Usia Kehamilan
No Usia kehamilan Jumlah %
1 Trimester I 2 25%
2 Trimester II 4 50%
3 Trimester III 2 25%
Jumlah 8 100
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakn bahwa usia kehamilan
berdasarkan usia kehamilan yaitu 2 orang (25%) memiliki umur kehamilan
trimester I, 4 orang (50%) memiliki umur kehamilan trimester II dan ada 2
warga yang memiliki umur kehamilan trimester III (25%).
6. Frekuensi Kehamilan
No Kehamilan keberapa Jumlah %
1 I 1 50
2 II 0 0
3 III 1 50
4 Lebih dari III 0 0
Jumlah 2 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat simpulkan bahwa frekwensi
kehamilan yaitu 1 orang (50%) mengalami kehamilan yang pertama dan 1
orang (50%) mengalami kehamilan yang ke tiga.
7. Usia Ibu Hamil
No Usia BUmil Jumlah %
1 20 – 35 2 100
2 Lebih dari 35 0 0
Jumlah 2 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakn bahwa jumlah ibu
hamil berdasarkan umur yaitu 2 orang (100%) dengan usia ibu hamil 20-35
tahun dan tidak ada usia bumil yang usianya lebih dari 35 tahun.
8. Tempat Periksa Kehamilan
No Tempat perriksa Jumlah %
kehamilan
1 Puskesmas 1 50
2 Bidan 1 50
3 Lainnya/dr. Spesialis 0 0
kandungan
Jumlah 2 100
Sumber: Data Primer 2014

25
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke puskesmas sebanyak 1 orang
(50%) dan 1 orang (41,9%) memeriksakan kehamilannya di bidan.
9. Frekuensi Periksa Kehamilan
No Pemeriksaan Jumlah %
kehamilan
1 2 kali 0 0
2 4 kali 1 100
Jumlah 1 100
No Imunisasi TT Jumlah %
1 Lengkap 1 100
2 Tidak lengkap 0 0
Jumlah 1 100
No Penyakit yang Jumlah %
diderita
1 Hipotensi 0 0
2 Anemia 0 0
3 Bengkak 0 0
4 Mual/muntah 2 100
5 Varises 0 0
6 Tidak ada keluhan 0 0
Jumlah 2 100
No Jumlah Buteki Jumlah %
1 Ya meneteki 10 14,08
2 Tidak meneteki 61 85,91
Jumlah 71 100

26
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa jumlah ibu
menyusui yaitu 10 ibu (14,08%) yang meneteki dan 61 ibu (85,91%) yang
tidak meneteki.
13. Lama Ibu Menyusui
No Lama menyusui Jumlah %
1 Kurang dari 1 bulan 0 0
2 1-4 bulan 0 0
3 5-12 bulan 0 0
4 Lebih dari 12 bulan 10 100
Jumlah 10 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa lama ibu
menyusui yaitu 2 ibu (100%) menyusui selama lebih dari 12 bulan.
c. Balita
1. Jumlah Balita
No Balita Jumlah %
1 Ya, tergolong balita 71 6,02
2 Tidak, tergolong balita 1107 93,97
Jumlah 1178 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat yang
tergolong balita sebanyak 71 orang (6,02%) dan yang tidak tergolong
balita sebanyak 1107 orang (93,97%).
2. Kebiasaan ke Posyandu
No Kebiasaan Jumlah %
1 Ke posyandu 71 100
2 Tidak ke posyandu 0 0
Jumlah 71 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa sebagian besar
warga ke posyandu sebanyak 71 warga (100%)
3. Imunisasi Balita
No Imunisasi Jumlah %
1 Lengkap 36 50,70
2 Belum lengkap 19 26,76
3 Tidak lengkap 16 22,53
Jumlah 71 100
Sumber: Data Primer 2014

27
Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa untuk tingkat
imunisasi sebagian besar lengkap degan jumlah 36 (50,70%), dan paling
rendah tidak lengkap sebanyak 16 (22,53%).
4. Kepemilikkan Kartu Menuju Sehat
No KMS Jumlah %
1 Ya memiliki 71 100
2 Tidak memiliki 0 0
Jumlah 71 100
No Hasil penimbangan KMS Jumlah %
1 Hijau 71 100
2 Di atas hijau kuning 0 0
3 Dibawah titik-titik 0 0
4 Di bawah merah 0 0
Jumlah 71 100
No Kegiatan di luar sekolah Jumlah %
1 Keagamaan 48 8,33
2 Karang taruna 180 31,25
3 Olahraga 348 60,41
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 576 100
No Alasan Tidak Ada Kegiatan Jumlah %
1 Musik/TV 100 17,36
2 Olahraga 348 60,41
3 Rekreasi 80 13,88
4 Keagamaan 48 8,33
Jumlah 576 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan hasil tabukasi data didapatkan hasil penggunaan waktu
luang paling banyak yaitu musik/TV yaitu sebanyak 100 (17,36%),
sedangkan yang palig rendah yaitu keagamaan yang berjumlah 48
(8,33%).
3. Kebiasaan Remaja
No Masalah Remaja Jumlah %
1 Merokok 240 41,66
2 Alcohol 0 0
3 Tidak ada atau 336 58,33
lainnya
Jumlah 576 100
Sumber: Data Primer 2014

28
Berdasarkan tabel hasil tabulasi datadiatas dapat disimpulkan
kebiasaan remaja paling banyak adalah merokok yang berjumlah 240
(41,66%), dan 336 (58,33%) memiliki kebiasaan tidak ada.
e. Data Kesehatan Lansia
1. Lansia
No Keluhan Saat Ini Jumlah %
1 Ya mengeluh 32 44,44
2 Tidak ada keluhan 40 55,55
Jumlah 72 100

29
Berdasarkan tabel hasil tabulasi diatas dapat disimpulkan bahwa
keluhan lansia paling banyak yaitu tidak ada keluhan yang berjumlah 40
lansia (55,55%), dan yang mengeluh sebanyak 32 (44,44%).

2. Jenis Penyakit Yang Diderita Lansia


No Jenis penyakit Jumlah %
1 Asma 0 0
2 TBC 0 0
3 Hipertensi 18 25
4 Dm 0 0
5 Rematik 14 19,44
6 Katarak 0 0
7 Lain-lain 0 0
Jumlah 72 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel hasil tabulasi data diatas dapat disimpulkan
penyakit yang diderita lansia yaitu hipertensi yang berjumlah 18 lansia
(25%), dan yang paling sedikit yaitu rematik yang berjumlah 14 lansia
(19,44%).
3. Penanganan Penyakit Lansia
No Penanganan penyakit Jumlah %
1 Sarana kesehatan 72 100
2 Non medis 0 0
3 Diobati sendiri 0 0
Jumlah 72 100
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel hasil tabulasi diatas dapat disimpulkan
penanganan penyakit lansia yaitu dibawa kesarana kesehatan yang
berjumlah 72 (100%)
4. Penggunaan Waktu Senggang
No Waktu senggang Jumlah %
1 Berkebun 325 451,38
2 Rekreasi 3 4,16
3 Senam 0 0
4 lain-lain 14 9,44
Jumlah 72 100

30
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel hasil tabulasi data diatas dapat disimpulkan
penggunaan waktu senggang lansia lebih banyak digunakan untuk berkebun
yaitu berjumlah 325 (451,38%), sedangkan sebagian kecilnya menggunakan
waktu luangnya untuk rekreasi yaitu seanyak 3 (4,16%).

3.2 ANALISA DATA


No Data Etiologi Problem

31
1. Masalah kesehatan lingkungan :
a. Pengelolaan sampah
 Jumlah KK yang membuang sampah Kesadaran Keadaan
disungai sebanyak 74 KK (25%) masyarakat kesehatan
 Jumlah KK yang membuang sampah yang kurang, lingkungan
disembarang tempat sebanyak 48 KK pengetahuan kurang
(16,21%) yang kurang, memenuhi
 Jumlah KK yang tidak fasilitas tidak syarat
ada/sembarangan tempat memadai kesehatan
penampungan sampah sementara
sebanyak 158 KK (53,37%).
 Jumlah KK yang memiliki jarak
tempat penampungan sampah dengan
rumah warga yang kurang dari 5 meter
sebanyak 81 KK (58,59%) dan yang
lebih dari 5 meter sebayak 57 KK
(41,30%).
b. Pengelolaan Kotoran Rumah Tangga
 Jumlah KK yang BB di WC sebanyak
179 KK (60,47%)
 Jumlah KK yang BAB di sungai
sebanyak 117 KK (30,52%)
 Jumlah KK yang menggunakan
sumber air sungai atau jublang untuk
mandi dan mencuci sebanyak 62 KK
(20,94%)
c. Pengelolaan Air Limbah
 Jumlah KK yang membuang air
limbah dengan resapan sebanyak 121
KK (43,83%)
 Jumlah KK yang membuang air
limbah ke selokan adalah sebanyak
147 KK (53,36%).
 Jumlah KK yang membuang air
limbah di sembarang tempat adalah 18
(6,52%).
 Jumlah KK yang menggunakan
sumber air sungai atau jublang untuk
mandi dan mencuci sebanyak 62 KK
(20,94%)

d. Ventilasi dan pencahayaan


 Jumlah rumah yang memiliki ventilasi
rumah tetapi tidak digunakan
sebanyak 122 rumah (40,20%)
32
Berdasarkan analisa data di atas di dapatkan masalah kesehatan sebagai berikut :
1. Masalah perilaku masyarakat yang kurang sehat
2. Masalah Kesehatan Remaja
3. Masalah Kesehatan Lansia

3.3 PRIORITAS MASALAH


Diagnosa Perhatian Poin Tk. Kemngk utk di Nilai
No
kep. Masy. Prevalensi Bahaya kelola total
Dx.Kep.I Xxx Xx Xxxx xxxx
1 160
(5) (2) (4) (4)
Dx. Kep. Xxx xxx Xxx xx
2 54
II (3) (3) (3) (2)
Dx. Kep. Xx xxxxx Xxx xx
3 90
III (3) (5) (3) (2)

Keterangan :
5 : sangat penting/sangat besar
4 : penting
3 : kurang penting
2 : tidak penting
1 : sangat tidak penting

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Keadaan kesehatan lingkungan kurang memenuhi syarat kesehatan b/d Kesadaran
masyarakat yang kurang, pengetahuan yang kurang, fasilitas tidak memadai ditandai
dengan jumlah KK yang membuang sampah disungai sebanyak 74 KK (25%),
jumlah KK yang membuang sampah disembarang tempat sebanyak 48 KK (16,21%),
jumlah KK yang tidak ada/sembarangan tempat penampungan sampah sementara
sebanyak 158 KK (53,37%), jumlah KK yang memiliki jarak tempat penampungan
sampah dengan rumah warga yang kurang dari 5 meter sebanyak 81 KK (58,59%)
dan yang lebih dari 5 meter sebayak 57 KK (41,30%), jumlah KK yang BAB di
sungai sebanyak 117 KK (30,52%), jumlah KK yang menggunakan sumber air
sungai atau jublang untuk mandi dan mencuci sebanyak 62 KK (20,94%), jumlah KK

33
yang membuang air limbah ke selokan adalah sebanyak 147 KK (53,36%), jumlah
KK yang membuang air limbah di sembarang tempat adalah 18 (6,52%), jumlah
rumah yang memiliki ventilasi rumah tetapi tidak digunakan sebanyak 122 rumah
(40,20%), jumlah rumah yang tidak memiliki ventilasi sebanyak 22 rumah (7,97%),
dan dari 276 rumah didapatkan pencahayaan terang dengan jumlah 162 rumah
(58,69%), remang-remang sebanyak 86 rumah (31,15%), dan gelap sebanyak 28
rumah (10,14%).
2. Pola pemeliharaan kesehatan lansia yang kurang b/d dengan kurangnya informasi
tentang pemeliharaan kesehatan lansia di buktikan dengan jumlah lansia yang
menderita penyakit hipertensi sebanyak18 orang (25), jumlah penduduk yang
menderita penyakit reumatik sebanyak 14 orang (19,44%).
3. Pola pemeliharaan kesehatan yang kurang b/d Kurangnya pengetahuan remaja
tentang bahayanya merokok dibuktikan dengan jumlah remaja yang mempunyai
kebiasaan merokok sebanyak 240 remaja (41,66%).

34
3.5 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Kriteria Hasil
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Dx
1 Setelah tindakan
keperawatan selama 3
minggu dari tanggal
14 Juli – 3 Agustus
2014 diharapkan:
1. Peningkatan 1. Masyarakat dapat memilah a. Penyuluhan tentang Pengelolahan sampah yang benar
pengetahuan dan sampah organic dan non organic pengelolaan sampah akan tidak akan membawa
kesadaran 2. Tidak membuang sampah ke dampak buruk bagi kesehatan
masyarakat sungai atau sembarang tempat masyarakat.
tentang b. Penyebaran leaflet Leaflet merupakan suatu sarana
pengelolaan untuk meningkatkan pengetahuan
sampah dengan membaca.
c. Pemasangan poster/pamlplet Memudahkan masyarakat untuk
di tempat yang strategis melihat dan membaca tentang
pengolahan sampah

2. Peningkatan 1. Jumlah masyarakat yang BAB di 2.1 Beri penyuluhan tentang Peningkatan pengetahuan tentang
pengetahuan dan sungai turun dari 30,52% akibat BAB di sungai dampak dari BAB di sungai
kesadaran menjadi 25% 2.2 Beri penyuluhan tentang Peningkatan pengetahuan tentang
masyarakat 2. Jumlah rumah ada ventilasi dan pentingnya ventilasi rumah dampak dari tidak ada ventilasi
tentang akibat digunakan meningkat dari rumah

34
BAB di sungai, 47,82% menjadi 60% 2.3 Beri penyuluhan tentang Peningkatan pengetahuan tentang
penggunaan air 3. Masyarakat membiasakan penggunaan air bersih penggunaan air bersih dan
bersih, manfaat menggunakan air bersih untuk manfaatnya untuk kesehatan
mencuci tangan, keperluan rumah tangga
dan penggunaan
jamban sehat,
ventilasi dan
pencahayaan

3. Lingkungan tertata 1. Sampah tidak berserakan sungai 3.1 Lakukan gotong royong
lebih indah dan lagi membersihkan lingkungan
nyaman 2. Tong sampah dan gerobak 3.2 Diskusi penentuan kader
sampah sudah tersedia di masing- sampah dengan Kadus dan RT
masing RT 3.3 Kerjasama untuk pelatihan
3. Alat kebersihan tersedia kader sampah dengan Dikeb
4. Pembangunan WC umum 3.4 Fasilitasi tong sampah tiap-
5. Kader sampah terbentuk dan tiap RT
berjalan 3.5 Ajukan proposal ke Dikeb
3.6 Ajukan proposal ke Disos
3.7 Ajukan proposal ke PU
2 Setelah tindakan - Kader posyandu lansia tersedia 1. Diskusikan untuk pemilihan
keperawatan selama 3 kader posyandu lansia dengan
bulan dari tanggal 14

35
Juli – 27 September Kadus
2014 diharapkan: 2. Ajukan proposal ke
Pemeliharaan lansia Puskesmas Labuapi
meningkat 3. Kerjasama dengan Puskesmas
untuk pelatihan kader
posyandu lansia
4. Lakukan pelatihan kader lasia

36
3.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
1 Keadaan 12-07-2014 Mendiskusi pembentukan kader sampah Evalusi struktur:
kesehatan dengan Kadus dan RT 1. Undangan untuk rapat kepada kadus dan masing-
lingkungan masing RT telah disampaikan 1 hari sebelum rapat
kurang dilakukan
memenuhi 2. Penentuan yang menjadi kader sampah telah
syarat kesehatan dilakukan 3 hari sebelumnya
b/d Kesadaran Evaluasi proses :
masyarakat 1. Semua RT dan kader sampah hadir
yang kurang, 2. Kadus tidak bisa hadir
pengetahuan Evaluasi hasil :
yang kurang, 1. Kader sampah berjalan setelah ada tong sampah di
fasilitas tidak masing-masing RT
memadai 2. Setiap KK membayar kader sampah sesuai dengan
tingkat ekonominya sampai ada pelatihan dari
Dinas Kebersihan dan Tata Kota

37
17-07-2014 Penyuluhan tentang pengelolahan dan Evalusi struktur:
pemilahan sampah di RT 1 dan 2 1. Rencana penyuluhan telah dilakukan seminggu
sebelum acara dilaksanakan
2. Menentukan tempat penyuluhan 3 hari sebelum
acara dilaksanakan
3. Undangan penyuluhan disebarkan 1 hari sebelum
acara dilaksanakan
Evaluasi proses :
1. Peserta yang hadir 20 orang
2. 10% peserta aktif bertanya terhadap materi
penyuluhan
3. Penyuluhan dilaksanakan di rumah pak Kadus
Evaluasi hasil :
Warga dapat memahami tentang pemilahan sampah
19-07-2014 Penyuluhan tentang pengelolahan dan Evalusi struktur:
pemilahan sampah di RT 3 dan 4 1. Rencana penyuluhan telah dilakukan seminggu
sebelum acara dilaksanakan
2. Menentukan tempat penyuluhan 3 hari sebelum
acara dilaksanakan

38
3. Undangan penyuluhan disebarkan 1 hari sebelum
acara dilaksanakan
Evaluasi proses :
1. Peserta yang hadir 25 orang
2. 15% peserta aktif bertanya terhadap materi
penyuluhan
3. Penyuluhan dilaksanakan di Balai Tani RT 03
Evaluasi hasil :
Warga dapat memahami tentang pemilahan sampah
21-04-2014 Melakukan gotong royong masal Evalusi struktur:
Rencana sudah disiapkan seminggu sebelum
pelaksanaan dan penanggung jawab adalah ketua RT
01
Evaluasi proses :
1. Gotong royong masal diikuti oleh 28 orang dengan
lokasi di sekitar kali
2. Kegiatan gotong royong berjalan tertib dan lancar

39
3. Lingkungan disekitar kali tampak bersih
Evaluasi hasil :
1. Penempatan tong sampah dan pamflet ditempat
strategis dimasing-masing RT
2. Masyarakat sudah siap membuang sampah di tong
sampah yang telah disediakan
3. Kader sampah sudah berjalan
14-07-2014 Penyuluhan tentang akibat BAB di Evaluasi struktur:
s/d 26-07- sungai, akibat ventilasi rumah tidak di Penyuluhan dengan sistem door to door
2014 buka Evaluasi proses :
1. Masyarakat kooperatif
2. Banyak KK yang mengeluh tidak mempunyai WC
sehingga mau tidak mau BAB di sungai
3. KK yang mengatakan membuka ventilasi
rumahnya setiap hari sebanyak 170 KK
Evaluasi hasil :
1. Rumah dengan ventilasi sebanyak KK dan yang
membuka ventilasi sebanyak KK
2. Masyarakat memahami akibat tidak membuka

40
ventilasi dan BAB di sungai
3. Perlu perencanaan tindak lanjut
2 Pola 19 Juli Menentukan kader lansia Evaluasi struktur:
pemeliharaan 2014 Mengundang yang semua kader posyandu yang di
kesehatan lansia Dusun Bengkel Timur I
yang kurang b/d Evaluasi proses :
dengan Melakukan penentuan kader posyandu sebanyak 2
kurangnya orang
informasi Evaluasi hasil:
tentang Terpilih 2 orang yang akan menjadi kader posyandu
pemeliharaan yaitu Halimah dan Mar
kesehatan lansia 8 Agustus Melakukan pelatihan kader lansia Evaluasi struktur:
2014 1. Membuat proposal pelatihan kader
2. Merencanakan konsep acara
3. Mengundang kader yang akandilatih 3 hari
sebelum acara

41
Evaluasi proses :
1. Semua kader yang akan dilatih hadir yaitu
sejumlah 4 orang
2. Kadus Bengkel Timur II hadir
3. Pembimbing yang hadir yaitu 2 orang
4. Kader mengikuti pelatihan dengan sungguh-
sungguh
5. Kader aktif bertanya
Evaluasi hasil:
1. Kader bisa melakukan pengukuran tensi dan suhu
2. Kader masing-masing mendapat spigtometer dan
termometer

42
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Program Pokok


Berdasarkan hasil pengkajian selama menjalani stase keperawatan
komunitas di Dusun Bengkel Timur I Desa Bengkel Kec. Labuapi Lombok
Barat didapatka diagnosa keperawatan yang telah di prioritaskan sebagai
berikut,:. Keadaan kesehatan lingkungan kurang memenuhi syarat kesehatan
b/d Kesadaran masyarakat yang kurang, pengetahuan yang kurang, fasilitas
tidak memadai, pola pemeliharaan kesehatan lansia yang kurang b/d dengan
kurangnya informasi tentang pemeliharaan kesehatan lansia. Dari diagnosa
tersebut yang melandasi dan mendasari kegiatan yang akan dilakukan di
Dusun Bengkel Timur I Desa Bengkel Kec. Labuapi Lombok Barat.
1. Penyuluhan Tentang Penanganan dan Pengelolaan Sampah
Penindaklanjuti rencana kegiatan dari kelompok sebelumnya yang
dilakukan pada tanggal 05 Juni- 05 Juli 2014, di dapatkan sebanyak 74 KK
(25%), jumlah KK yang membuang sampah disembarang tempat sebanyak
48 KK (16,21%), jumlah KK yang tidak ada/sembarangan tempat
penampungan sampah sementara sebanyak 158 KK (53,37%), jumlah KK
yang memiliki jarak tempat penampungan sampah dengan rumah warga
yang kurang dari 5 meter sebanyak 81 KK (58,59%) dan yang lebih dari 5
meter sebayak 57 KK (41,30%), jumlah KK yang BAB di sungai sebanyak
117 KK (30,52%). Untuk itu perlu di lakukan penyuluhan tentang
penanganan dan pengelolaan sampah, dalam kegiatan penyuluhan ini
diharapkan warga di Dusun Bengkel Timur I mengenal tentang pemilahan
sampah. Dengan adanya pemahaman tentang pemilahan sampah di
harapkan warga dapat menjaga kebersihan lingkungan. Dengan demikian
masyarakat Dusun Bengkel Timur I dapat meminimalkan tingkat kejadian
angkan penyakit yang disebabkan oleh sampah.
Adapun penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 17 & 19 Juli 2014
bertempat di rumah pak kadus ( rumah bapak izudin) dan di balai tani RT
03. Penyuluhan ini di lakukan oleh Agus Hariadi dan Arlita Suci
Handayani. Dalam pelaksanaannya penyuluhan ini menggunakan media
leaflet yang berisi tentang pengertian, penyakit yang disebabkan oleh
sampah.
2. Penyuluhan Tentang Akibat BAB di sungai dan tidak membuka ventilasi
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang
dampak BAB di sungai dan tidak membuka ventilasi rumah. Mengingat
banyaknya KK yang BAB disungai dan mempunyai ventilasi rumah tetapi
tidak membukanya sehingga menyebabkan tingginya angka kejadian
penyakit. Dengan penyuluhan ini diharapkan warga mau BAB di WC dan
membuka ventilasi rumahnya.
Penyuluhan dilaksanakan door to door pada tanggal 14-26 Juli 2014.
penyuluhan ini disampaikan oleh mahasiswa. Dalam pelaksanaan
penyuluhan menggunakan lisan saja.
3. Gotong Royong
Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan dan menumbuhkan
kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Kegiatan ini sekaligus untuk
melakukan serah terima tong sampah dan pemasangan pamphlet pada
masing-masing RT.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 2014 yang dihadiri oleh
28 orang yang dilakukan disekitar area kali. Masyarakat tidak begitu
antusias karena terbukti dari kehadiran yang melakukan gotong royong.
Terlepas dari itu, kegiatan berjalan lancar dan tertib.
4. Pembentukan Kader Sampah
Kegiatan ini di lakukan pada tanggal 12 Juli 2014, kegiatan ini
merupakan kerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Tata Kota meliputi
pemilihan 2 orang kader sampah.
Kegiatan ini di ikuti oleh 6 orang warga Dusun Bengkel Timur I
yaitu ketua RT 01-04 dan 2 yang dipilih menjadi kader sampah, kegiatan
berjalan lancar.
5. Pelatihan Kader Lansia
Kegiatan ini di lakukan pada tanggal 8 Agustus 2014, kegiatan ini
merupakan kerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Tata Kota meliputi
pemilihan 2 orang kader sampah.

44
Kegiatan ini di ikuti oleh 4 orang yaitu kader yang akan dilatih, 2
orang pembimbing akademik, 1 orang Dusun Bengkel Timur II, kegiatan
berjalan lancar.
4.2 Program Tambahan
1. Pemeriksaan tumbang
Pemeriksaan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2014 di TK
Al-Ikhlas. Pemeriksaan dilakukan oleh mahasiswa yang dilakukan pada 56
orang murid.
2. Pengadaan Tong Sampah
Penyerahan tong sampah sebanyak 8 buah yang setiap RT
mendapat 2 tong sampah yaitu organic dan nonorganic pada tanggal 21
Juli 2014.

45
BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
secara umum pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan di
Dusun Bengkel Timur Induk Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat
oleh Mahasiswa Profesi Ners STIKES YARSI Mataram gerbong keperawatan
komunitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yaitu mampu menerapkan
asuhan keperawatan komunitas secara profesional dengan melibatkan peran
serta masyarakat maka kami dapat memberikan kesimpulan berikut :
1. Pengkajian
a. Berdasarkan data geografi di dapatkan batas-batas wilayah Dusun
Bengkel Timur Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat.
b. Berdasarkan hasil validasi data, masalah kesehatan yang dijumpai di
Dusun Bengkel Timur Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat
adalah kurangnya pengetahuan/pemahaman masyarakat tentang
kesehatan lingkungan, kurang pengetahuan/ memahami tentang
perilaku hidup sehat dan bersih serta kurangnya pemahaman cara
pencegahan dan perawatan penyakit.
2. Perencanaan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijumpai kami telah menyusun
rencana keperawatan pemecahan masalah dalam bentuk rencana kegiatan
dimana rencana yang telah tersusun dalam sudah dilaksanakan
seluruhnya.
3. Pelaksanaan
Seluruh rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan
dan masyarakat cukup antusias serta aktif dalam semua kegiatan tersebut,
namun dalam pelaksanaan kegiatannya belum berjalan sesuai dengan
yang direncanakan, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat sehari-hari
sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal yang telah di
tentukan.
4. Evaluasi
Berdasarkan diagnosa yang telah dirumuskan dan disepakati oleh
masyarakat, semua telah dilaksanakan sesuai POA, dimana dalam
pelaksanaannya masyarakat Dusun Bengkel Timur Kecamatan Labuapi
Kabupaten Lombok Barat telah menunjukkan adanya peningkatan
kesadaran terbukti dengan masyarakat membuang sampah pada
tempatnya, tetapi yang perlu menjadi tindak lanjut adalah tentang
pengadaan WC umum karena kebanyakan masyarakat yang BAB di
sungai adalah KK yang tidak mempunyai WC di rumahnya.

4.2 SARAN – SARAN


Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberikan saran-saran kepada :
1. Dikes Lombok Barat dan Puskesmas
Puskesmas dan Dinas kesehatan hendaknya selalu memantau
kesehatan masyarakat lebih jauh dan teliti melalui kader-kader yang ada
di dusun dan desa dan menjalankan program-program Puskesmas secara
rutin diwilayah kerjanya
2. Desa
Kepada Kepala Dusun Bengkel Timur Kecamatan Labuapi
Kabupaten Lombok Barat mohon untuk menjelaskan keadaan
lingkungannya kepada seluruh masyarakat dan mengadakan pertemuan
dengan tokoh-tokoh masyarakat dan penduduk Bengkel Timur
Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat tentang hal yang berkaitan
dengan kesehatan lingkungan.
3. Lembaga Pendidikan
Diharapkan kepada pembimbing akademik agar selalu
menyamakan persepsinya didalam membimbing sehingga tidak terjadi
kerancuan dan kesalah pahaman pada waktu melaksanakan asuhan
keperawatan komunitas

47
DAFTAR PUSTAKA

Nasrul Effendy. 1998. Dasar – dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi


2. Jakarata. EGC
Pusdiknakes, Dep Kes RI (1992). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta.
Dep Kes RI (1993). Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I dan II. Jakarta.
Pusdiknakes, Depkes RI (1991). Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Kanwil Kesehatan Propinsi NTB (1993). Dikes Dati I Prop NTB. Lembar Balik
Perawatan.

Anda mungkin juga menyukai