Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya merupakan suatu lembaga
Pendidikan Tinggi yang melaksanakan Program Pendidikan Profesi Bidan.
Pendidikan Profesi Bidan diarahkan untuk mendidik mahasiswa agar
menghasilkan tenaga Profesi Kebidanan sebagai tenaga profesional yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, berperiakal,
berperirasa, berperilaku, kreatif, dinamis, inovatif, memiliki integritas dan
berkepribadian tinggi, terbuka dan tanggap terhadap seni dari berbagai masalah di
masyarakat khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan ibu dan anak.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam rangka mewujudkan tujuan
Pembangunan kesehatan menuju tahun 2020 SDG’s telah disepakati bahwa salah
satu pendekatan pada pokok program adalah untuk menurunkan angka kematian
ibu dan anak dengan melibatkan peran serta masyarakat sehingga upaya Safe
Motherhood dapat dilaksanakan secara optimal.
Adapun kegiatan pembelajaran selain mahasiswa belajar di kelas secara
teori, praktik di laboratorium, seminar ataupun pembahasan lain baik secara
individu, kelompok ataupun praktik di Rumah Sakit, Puskesmas, dan di PMB dan
institusi lain yang terkait dengan program khususnya Kesehatan Ibu dan Anak.
Dengan demikian maka setiap mahasiswa pada akhir pendidikan selain
mengaplikasikan teori yang sudah didapat, juga diberikan kesempatan untuk
menimba pengalaman secara langsung dalam pelaksanaan praktik kebidanan
komunitas dengan menggunakan pendekatan problem solving pemecahan masalah
serta managemen kebidanan pada khususnya.
Kegiatan pembelajaran tersebut pada dasarnya adalah mengacu pada salah
satu visi dan misi dari pendidikan tinggi dalam rangka melaksanakan Pengabdian
Masyarakat pada salah satu untuk Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dengan pengalaman pembelajaran diatas maka diharapkan mahasiswa
setelah menyelesaikan pendidikan mampu melaksanakan tugas-tugas teknis
kebidanan dalam menangani semua permasalahan secara mandiri sesuai dengan

1
kewenangan, maka Program Studi Kebidanan selaku penyelenggaraan pendidikan
mengupaya pengalaman praktik kebidanan secara langsung di lapangan baik di
Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Polindes, maupun di masyarakat.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah peserta didik melaksanakan kegiatan Praktik Kebidanan
Komunitas di RT 05 RW 02 Kelurahan Kedungdoro Kecamatan Tegalsari
Surabaya, diharapkan peserta didik mendapatkan pengalaman nyata tentang peran,
fungsi, dan tugas bidan desa serta dapat mengembangkan sikap etis, nasional, dan
profesional, dalam melaksanakan praktik kebidanan.
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah peserta didik melaksanakan Praktik Kebidanan Komunitas di RT
05 RW 02 Kelurahan Kedungdoro Kecamatan Tegalsari Surabaya, diharapkan
peserta didik mampu:
1. Mempelajari gambaran umum/ situasi wilayah dan program serta masalah
kesehatan yang ada di wilayah.
2. Melaksanakan manajemen kebidanan terhadap program-program di wilayah
kerja RT
3. Menerapkan konsep komunikasi, konsultasi, dan motivasi dalam
melaksanakan asuhan kebidanan
4. Menerapkan kerja sama dalam tim lintas program dan lintas sektoral
5. Mendapatkan keterampilan yang belum didapatkan selama melaksanakan
praktik belajar lapangan
1.3. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Pembelajaran serta pengalaman kepada mahasiswa kebidanan untuk dapat
berinteraksi dengan masyarakat yang selanjutnya dapat memberikan
pelayanan dan asuhan kebidanan berdasarkan masalah yang ditemukan
dimasyarakat.
2. Bagi masyarakat setempat.
Mendapatkan informasi serta pengetahuan mengenai permasalahan yang
terjadi pada dirinya.

2
3. Bagi Institusi
a. Sebagai Fasilitator untuk mahasiswa dalam pengembangan ilmu yang
telah diajarkan sehingga dapat diamalkan dimasyarakat.
b. Menjadi wahana untuk memberikan pembelajaran dan evaluasi dalam
kontek komunitas.
1.4. Pelaksanaan
Praktik dilaksanakan di wilayah RT 05 RW 02, Kelurahan Kedungdoro
Kecamatan Tegalsari Surabaya pada tanggal 20 September sampai 17 Oktober
2020

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Kebidanan


Komunitas
2.1.1. Pengertian kebidanan komunitas
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan
bidan dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku (Kepmenkes 900/2002).
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti kesamaan,
publik ataupun banyak. Istilah comunity dapat diterjemahkan sebagai masyarakat
setempat yang menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa.
(Meilani dkk, 2009).
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana
seseorang tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individu
dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu
sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat ,
maupun sakit. Keyakinan mereka ini akan dicerminkan dalam perilaku keluarga
maupun di kelompok tertentu. Hal ini merupakan dasar pemikiran mereka dalam
pemeliharaan kesehatan maupun perawatan ketika sakit ( Meilani dkk, 2009).
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai
kebiasaaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama (J.L. Gilin & J.P
Gilin, 2009)
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus
pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga berencana (KB),
Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita adi yuswa secara paripurna (Meilani
dkk, 2009).
2.1.2. Konsep manajemen kebidanan komunitas
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah
ibu dan anak yang khusus di lakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu (Depkes RI).Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

4
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan- penemuan, ketrampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada klien (Varney’s, 1997).
2.1.3. Langkah – langkah manajemen asuhan kebidanan
1. Langkah I
Pengumpulan data dasar.
2. Langkah II
Interpretasi data dasar.
3. Langkah III
Mengidentifikasi diagnosa masalah potensial dan mengantisipasi masalah
potensial.
4. Langkah IV
Antisipasi akan kebutuhan tindakan segera.
5. Langkah V
Intervensi (Merencanakan asuhan yang menyeluruh).
6. Langkah VI
Implementasi (merencanakan perencanaan).
7. Langkah VII
Evaluasi
2.2. Layanan Asuhan Kebidanan
Komunitas
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada 4 konsep
utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat, lingkungan,
kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma
kebidanan dan paradigma sehat sehingga di harapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani dkk, 2009). Sementara dalam
pelaksanaan praktik kebidanan komunitas di masyarakat tidak terlepas dari konsep
pendekatan menurut Hendrick. L Blum yang meliputi :
1. Lingkungan
Masalah kesehatan keluarga tergantung pada lingkungan hidup, baik
secara fisik, biologi dan sosial budaya.
2. Perilaku

5
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan.Jadi perilaku manusia pada
hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku
kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia
merespon baik secara pasif mengetahui, bersikap, mempersepsi penyakit
dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya maupun aktif
(tindakan) yang di lakukan sehubungan dengan penyakitan sakit tersebut.
Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan
tingkat-tingkat pencegahan penyakit yakni:
a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan (Health Promotion Behavior)
b. Perilkau pencegahan penyakit (Health Prevention Behavior) adalah
respon untuk melakukan pencegahan penyakit
c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (Health Seeking
Behavior) yaitu untuk perilaku untuk melakukan atau mencari
pengobatan
d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (Health
Rehabilitation Behavior) yaitu perilaku yang berhubungan dengan
usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu
penyakit.
Dari uraian di atas nampak jelas bahwa perilaku adalah merupakan
konsepsi yang tidak sederhana, sesuatu yang kompleks yakni suatu
pengorganisasian proses- proses psikologis oleh seseorang yang
memberikan predisposisi melakukan responsi menurut terhadap suatu
obyek.
3. Pelayanan kesehatan
Dalam rangka meningkatan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya di lakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat (Upaya kesehatan bersumberdaya

6
masyarakat atau UKBM).Sampai sekarang pelayanan kesehatan bagi
keluarga tidak dalam bentuk paket untuk setiap menit keluarga, tetapi
dalam pelayanan individu untuk setiap anggota keluarga.
4. Genetika atau Keturunan
Keluarga dibentuk menjadi 2 macam manusia dengan bermacam- macam
gen dan sifat yang mempengaruhi anak-anak mereka . Pelayanan genetika
dalam konteks pelayanan kesehatan keluarga di anggap sulit dan mahal
untuk di laksanakan dan membutuhkan metode tehnologi yang tinggi
dengan ahli khusus (Bapelkes, 2009)

7
BAB 3

GAMBARAN WILAYAH BINAAN


RT 05 RW02 KELURAHAN KEDUNGDORO
KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA

3.1 Data Umum


3.1.1 Data Geografi
3.1.1.1. Lokasi
RT : RT 05
RW : RW 02
Kelurahan : Kedungdoro
Kecamatan : Tegalsari
Kota : Surabaya
3.1.1.2. Batas-batas wilayah RT 05 RW 02 Kelurahan Kedungdoro
1. Batas sebelah utara : Surabayan IV RT 04 RW 02
2. Batas sebelah selatan : Jl. Kedungsari
3. Batas sebelah barat : Surabayan III
4. Batas sebelah timur : Gedung DP5A Surabaya
3.1.2 Data Demogafi
Berdasarkan data sekunder dari Kartu Keluarga tetap dan Kartu Keluarga
yang berdomisili di Surabayan 4, RT 05 RW 02, yang dimiliki ketua RT
didapatkan:
1. Kepala Keluarga
Terdapat 39 kepala keluarga
2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Laki-laki : 49 orang
Perempuan : 80 orang
Jumlah : 129 orang

8
3.1.3 Hasil Kegiatan Pembinaan Wilayah
Berdasarkan data sekunder dari Kartu Keluarga tetap dan Kartu Keluarga
yang berdomisili di Surabayan 4, RT 05 RW 02, yang dimiliki ketua RT
didapatkan:

3.1.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur


Berdasarkan Umur dari 39 KK, didapatkan :

Gambar 1 Piramida penduduk RT 05 RW 02

Berdasarkan piramida penduduk diatas didapatkan jumlah penduduk terbanyak


adalah wanita kelompok usia 15-19 tahun.

3.1.3.2. Tabel Frekuensi Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Count
Jenis Kelamin
laki-laki perempuan Total
Umur 0-4 tahun 0 5 5
5-9 tahun 4 8 12
10-14 tahun 3 5 8
15-19 tahun 6 12 18
20-24 tahun 3 2 5
25-29 tahun 3 2 5
30-34 tahun 3 6 9
35-39 tahun 3 4 7
40-44 tahun 6 10 16
45-49 tahun 5 5 10
50-54 tahun 3 2 5
55-59 tahun 4 6 10
60-64 tahun 3 6 9
65-69 tahun 0 3 3
70-74 tahun 2 1 3
75-80 tahun 9 1 0 1
>80 tahun 0 3 3
Total 49 80 129
Tabel 1 distribusi frekuensi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah balita 5 balita, dan didapatkan jumlah
WUS 24 orang.

10
3.1.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

1,6%

4,7%
10,9%

14%
10,1%

3,1%

18,6%

37,2%

Gambar 2 Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan di RT 05, RW 02


Kelurahan Kedungdoro Kecamatan Tegalsari

Berdasarkan data diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa penduduk


sebagian besar yaitu berpendidikan tamat SMA/MA sebesar (37,2%).

11
3.1.3.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan
Pekerjaan

Lainnya
Buruh
TNI/POLRI Balita
2%4% 7%
1%

Swasta
34% Tidak
Bekerja
30%

PNS
4% Sekolah
19%

Gambar 3 Data jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan


Berdasarkan data diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa penduduk
sebagian besar yaitu penduduk bekerja sebagai karyawan swasta sebesar
(34%)
3.1.3.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Fasilitas Kesehatan yang
Dipilih

Praktek
dokter
15%

Praktek
Bidan
20%

Puskesma
s
65%

Gambar 4 diperoleh data jumlah penduduk berdasarkan Riwayat tempat


berobat

12
Berdasarkan data fasilitas kesehatan yang dipilih sebagian besar penduduk
memilih puskesmas (65%)

13
3.1.3.6. Kesehatan Keluarga
1. Sumber dan Kualitas Air Bersih

Sumber Air Minum


PDAM
Sumur pompa
Sumur gali
100% Mata air terlindung

Kualitas Fisik Air


Jernih
Berwarna

Gambar 5 Distribusi Frekuensi Jumlah Penduduk Berdasarkan Sumber dan


Kualitas Air Bersih
Berdasarkan data diagram diatas, semua pendudukn menggunakan mata
air terlindung (galon) untuk sumber air minum sehari-hari dengan kualitas
fisik airnya jernih`
2. Fasilitas BAB

Fasilitas BAB

Milik Sendiri
umum

Gambar 6 Distribusi Frekuensi Jumlah Penduduk berdasarkan Fasilitas


BAB
Berdasarkan diagram diatas, semua penduduk sudah memiliki BAB sendiri
di rumahnya.

14
3. Penampungan Limbah Cair dan Pembuangan Sampah Rumah Tangga

Tempat Pembuangan Air Limbah

Penampungan diluar
pekarangan
Saluran Pembuangan Limbah
Langsung ke got/sungai

Pembuangan Sampah Rumah Tangga

Dibakar
Diangkut petugas

Gambar 7 Distribusi Frekuensi Jumlah Penduduk berdasarkan


penampungan limbah cair pembuangan smpah rumah tangga.
Berdasarkan gambar diatas, semua penduduk membuang air limbah di
saluran pembuangan limbah, dan untuk pembuangan sampah rumah
tangga diangkut oleh petugas.

15
3.2. Data Khusus
3.3. 1. Keluarga Berencana
1. Pemakaian Kontrasepsi
No Akseptor Jumlah Persentase Alasan
KB
1. Akseptor 18 75% - Ingin menjarangkan
kehamilan
- Tidak ingin punya
anak lagi
2. Non 6 25% - Belum punya anak
akseptor - Belum menikah
JUMLAH 24
(Data sekunder bidan kelurahan, 2020)
Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu
menggunakan KB sebesar 75%
2. Alat kontrasepsi
NO ALAT KB JUMLAH PERSENTASE
1. Hormonal 15 83%
2. Non hormonal 3 17%
(Data sekunder bidan kelurahan, 2020)
Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa ibu –ibu yang
menggunakan KB saat ini banyak menggunakan KB hormonal (83%).
3. PAP SMEAR/IVA TEST
No Kategori Juml % Alasan
ah
1 Ya 10 55% Ingin mengetahui keadaan
kesehatan
2 Tidak 8 45% Kurangnya pengetahuan
tentang iva test dan pap
smear
JUMLAH 18 100%
(Data sekunder bidan kelurahan, 2020)
Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
WUS yang sudah menikah pernah melakukan pap smear/iva test karena
ingin mengetahui keadaan kesehatannya (55%)

16
3.1.2. Balita
1. Pemberian ASI Eksklusif
Meneteki Jumlah Persentase
YA 1 100%
TIDAK 0%
Jumlah 100%

(Data sekunder bidan kelurahan, 2020)


Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa bayi sebanyak 1 bayi
mendapat asi eksklusif.
2. Imunisasi

Status Imunisasi
Ya
Tidak

(Data sekunder bidan kelurahan, 2020)


Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulkan semua bayi dan balita dengan
imunisasi lengkap sesuai usia.
3. Tempat penimbangan balita
Tempat timbang Jumlah (%)
PMB 2 40%
Posyandu 3 60%
Jumlah 5 100%
(Data sekunder bidan kelurahan, 2020)
Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa ada sebagian besar
balita timbang di posyandu sebesar 60%.

17
4. Status BGM
STATUS GIZI BGM JUMLAH (%)
YA 0 0%
TIDAK 5 100%
JUMLAH 5 100%
(Data sekunder bidan kelurahan, 2020)
Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada balita
yang berada di bawah garis merah.
5. Pemberian Vitamin A
Vitamin A Jumlah (%) Alasan
Ya 5 100% Diberi di posyandu balita

Tidak 0 0%

Jumlah 5 100%
(Data sekunder bidan kelurahan, 2020)
Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa semua balita
mendapatkan vitamin A.
6. Memiliki KMS/Buku KIA
No Memiliki KIA (%) Jumlah
1. Ya 100% 5

2 Tidak 0% 0

Jumlah 100% 5
(Data sekunder bidan kelurahan, 2020)
Berdasarkan data tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua balita
memiliki buku KIA.

18
3.2. Permasalahan, prioritas masalah dan Rencana Pemecahan Masalah
3.3.1. Permasalahan
Dari hasil pengkajian pada data khusus yang telah dilakukan didapatkan
permasalahan sebagai berikut :
Masih ada WUS yang sudah menikah namun belum melakukan iva test
dan pap smear
3.3.2. Penyebab masalah
Tingkat pengetahuan
3.3.3. Prioritas masalah
Dari masalah tersebut diatas memprioritaskan masalah sebagai berikut
Masih ada WUS yang sudah menikah namun belum melakukan iva test
dan pap smear
3.3.4. Rencana pemecahan masalah
Penyuluhan tentang deteksi dini ca cervix dengan iva test dan pap
smear

19
BAB 4
MUSTAWARAH MASYARAKAT RT

4.1. Perencanaan Kegiatan Musyawarah Mayarakat RT (MMRT)


Setelah melakukan pengkajian akan dilakukan MMRT, yang akan
membahas masalah-masalah yang muncul di RT 05 RW 02 Kelurahan
Kedungdoro Kecamatan Tegalsari, maka rencana persiapannya adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan MMRT
a. Menentukan permasalahan
b. Memprioritaskan masalah
c. Merencanakan pemecahan masalah
2. Adapun susunan acara pada pelaksanaan Musyawarah Mayarakat RT (MMRT)
adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan
b. Penyampaian hasil pengkajian
c. Klasifikasi masalah
d. Musyawarah
e. Penutup
4.2. Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Mayarakat RT (MMRT)
Sesuai dengan rencana yang ddisepakati antara mahasiswa dengan tokoh
masyarakat, kegiatan Musyawarah Mayarakat RT (MMRT) dilaksanakan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 14 November 2020
Tempat : PMB Fidda Royani, S.Keb. Bd
Pukul : 16.00 WIB
Undangan :
1. Mahasiswa
2. Pembimbing Praktik
3. Ketua RT
4. Kader

20
Susunan acara
1. Pembukaan
Pembukaan dilaksanakan dengan membaca basmalah bersama.
2. Penyajian Data
a. Data umum (terlampiir)
Data umum yang dilaporkan adalah: data geografi, data demografi dan
kesehatan keluarga
Penyaji: Ichtiarni Sulung (mahasiswa)
b. Data khusus (terlampir)
Data khusus yang dilaporkan adalah data ibu dan anak
Penyaji: Ichtiarni Sulung (mahasiswa)
3. Pembahasan Prioritas dan pemecahan masalah
Masalah yang ditemukan adalah masih ada WUS yang sudah
menikah belum melakukan iva test dan pap smear, dan masalah tersebut
diprioritaskan. Penyebab masalah tersebut adalah kurangnya pengetahuan
dari WUS tentang pemeriksaan iva sebagai deteksi dini kanker serviks.
Pemecahan masalah dilakukam dengan penyuluhan tentang deteksi dini
kanker serviks dengan iva test dan pap smear untuk meniingkatkan
pengetahuan masyarakat
4.3. Hasil Kegiatan Musyawarah Mayarakat RT (MMRT)
4.3.1. Kegiatan Penyuluhan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan sasaran mengerti dan memahami
tentang materi yang disampaikan saat penyuluhan
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan sasaran mengerti tentang deteksi
dini kanker serviks dengan iva test.
4.3.2. Pelaksanaan Penyuluhan
Hari/tanggal : Minggu, 15 November 2020
Pukul : 16.00 WIB
Tempat : PMB Fidda Royani, S.Keb. Bd
Sasaran : Wanit Usia Subur

21
Metode penyuluhan : ceramah dan tanya jawab
Media penyuluhan : leaflet
Materi penyuluhan : iva test (SAP terlampir)
4.3.3. Evaluasi Penyuluhan
1. Evaluasi hasil penyuluhan
Setelah dilakukan penyuluhan, seluruh peserta yang
diberikan penyuluhan dapat memahami apa yang disampaikan
tentang iva test. Dalam evaluasi dilakukan tanya jawab kepada
peserta penyuluhan dan pertanyaan dapat dijawab dengan benar.
2. Evaluasi program
a. Faktor penunjang
- Masyarakat antusias, dan memperhatikan dengan seksama
saat mengikuti penyuluhan
- Tempat dan fasilitas yang memadahi
- Koordinasi yang baik antara mahasiswa, pembimbing
praktik, dan pembimbing pendidikan
b. Faktor penghambat
Tidak ada

22
BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan
1. Mahasiswa mampu mempelajari gambaran umum/ situasi wilayah dan
program serta masalah kesehatan yang ada di wilayah.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan manajemen kebidanan terhadap
program-program di wilayah kerja RT.
3. Mahasiswa mampu menerapkan konsep komunikasi, konsultasi, dan
motivasi dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
4. Mahasiswa mampu menerapkan kerja sama dalam tim lintas program dan
lintas sektoral.
5. Mahasiswa mampu mendapatkan keterampilan yang belum didapatkan
selama melaksanakan praktik belajar lapangan.
5.1. Saran
1. Bagi lahan praktik agar meningkatkan pelayanan kebidanan komunitas.
2. Bagi institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes Surabaya diharapkan dapat
menambah referensi yang dapat menunjang kegiatan praktik mahasiswa
khususnya tentang kebidanan komunitas.
3. Bagi mahasiswa diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar saat
praktik dengan baik dan dapat mengambil ilmu yang tidak didapatkan di
institusi pendidikan khusus nya terjadap asuhan kebidanan komunitas.

23

Anda mungkin juga menyukai