PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meningkatkan kesadaran, kemuaan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
1
mendapatkan kesehatan yang optimal dan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
lengkap dan yang memperoleh ASI ekslusif, jumlah penduduk yang buang air
besar di jamban, jumlah penduduk yang tidak berhubungan seks diluar nikah
(JPKM).
2
4. Lingkungan sehat.
sehat, temapat pariwisata sehat, temapat kerja sehat, rumah dan bangunan
seahat, sarana sanitasi, sarana air minum dan sarana pembangunan limbah.
5. Upaya kesehatan
6. Derajat kesehatan
upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat pro aktif. Paradigma
sehat tersebut merupakan modal pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang
mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan
3
mengabaikan upaya-upaya penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.
bertujuan untuk meningkatkan dukungan masyarakat secara aktif dan dinamis dalam
memecahkan masalah kesehatan yang ada, seperti kesehatan ibu dan anak, kesehatan
dan lain-lain.
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
atau keperawatan komunitas yang berkaitan dengan kebiasaan dengan kebiasaan atau
4
individu, keluarga atau kelompok agar meningkatkan kesehatan sesuai kondisinya.
Gunung Sahari Selatan Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat, yang dimulai dari
binaan dengan resiko tinggi, termasuk didalamnya adalah keluarga binaan dengan
balita, lansia dan ibu hamil di RW 03 dan RW 04 Kelurahan Gunung Sahari Selatan.
Pada pendekatan selanjutnya yaitu kepada masyarakat sebagia langkah awal dalam
dengan ketua RW 03 dan RW 04 serta Tarang Taruna dan bersama dengan tokoh
dibentuk nyata dari peran serta masyarakat yang secara langsung meningkatnya
POKJAKES ini dan keluarga binaan diharapkan terjadi peran dalam mengatasi
masalah kesehatan yang terjadi baik individu sebagai anggota keluarga dan
kepada POKJAKES dan kader dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di
5
kegiatan di prakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi
Selanjutnya sebagai bukti kegiatan dan untuk ditindak lanjuti maka mahasiswa
Kecamatan Kemayoran dalam hal ini bertanggung jawab langsung adminstrasi guna
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
b. Menganalisa data kesehatan yang telah diindentifikasi dan
Pusat.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
a. Pengertian
oleh perawat dengan mengikuti sertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat
untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dan individu, keluarga dan
1987)
8
1. pelayanan keperawatan langsung (Direction) terhadapa individu, keluarga,
yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas
kesehatan/keperawatan
mandiri
9
Tujuan akhir dalam melakukan perawatan komunitas adalah mendirikan
komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok beresiko tinggi (keluarga dan
penduduk di keluarga kumuh, daerah terisolasi dan daerah tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil, masyarakat baik yang sehat maupun sakit).
1. Tingkat individu
Puskesmas, dengan sasaran dan proses praktis pada masalah kesehatan dan
2. Tingkat keluarga
dari keluarga dengan menyeluruh sejauh mana telah terpenuhi tugas kesehatan
keluarga.
3. Tingkat komunitas
10
B. Model Keperawatan Komunitas
pengaruh lingkungan, masalah kesehatan yan timbul akibat besar stressor dan
yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan
11
C. Konsep Model Keperawatan
utama yang dpat digambarkan sebagai interaksi antara ronah (domain) yaitu :
Adapun konsep atau teori model keperawatan yang dijelaskan oleh Betty
Neuman adalah : bahwa sytem Neuman terdiri dari individu, keluaraga dan
oleh hasil interaksi yang dinamis secara lingkunfan serta tenaga kesehatan unutuk
12
D. Asuhan Keperawatan Komunitas
profesional yang didasari ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan kepada
a. Pengkajian
menurut Anderson dan Me Farlane (1985), hal yang perlu dikaji meliputi :
untuuk menilai seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa
berat reaksi yang ditimbulkan terhadap masyarakat tersebut. Dari hasil analisa data
13
c. Perencanaan
Strategi yang digunkaan mencakup proses kelompok, penkes dan kerja sama,
yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier. Peran serta masyarakat sangat
pendekatan perencanaan sosial (social planning), aksi sosial (sosial action) dan
dipakai adalah pengembangan masyarakat, karena pendekatan ini sangat tepat atau
kemandirian.
dan penyelesaian masalah. Rencana para ahli digunakan pada model ini untuk
kondisi sosial dan ekonomi yang lebih baik untuk semua anggota masyarakat
14
Pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
2. Tahap pengorganisasian
kesehatan.
Pada tahap ini adalah bekerja sama dengan sector terkait dalam
15
6. Tahap akhir
d. Pelaksanaan
1. Pencegahan primer
alkohol yang salah, olahraga dan latihan serta kontrol terhadp stress dan
2. Pencegahan sekunder
16
Pencegahan sekunder menekankan pada deteksi dini dan pengobatan, perawatan
3. Pencegahan tersier
membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota gerak untuk
e. Evaluasi
penggunaannya.
17
4. Efektifitas kerja, apakah tujuan tercapai dana apakah keluarga atau
berdasarkan kepada metode teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima
secara umum baik oleh individu, keluarga maupun oleh masyarakat, melalui
partisispasi masyarakat sepenuhnya serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri
(self determination).
dan masyarakat serta untuk mempertinggi kesadaran akan pentingnya hidup sehat
yang merupakan ketetapan MPR untuk dilaksanakan dengan melibatkan kerja sama
lintas sektoral dari instansi – instansi yang berwenang dalam mencapai derajat
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan tujuan
18
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan optimal, ditekankan sebai
upaya segenap bangsa dan seluruh masyarakat bukan hanya tenaga profesional saja
masyarakat.
kesehatan, bukan saja menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat juga
mempunyai hak untuk mengenal dan mengetahui masalah kesehatan yang ada
yang meliputi penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok. Cara
kesehatan, dari PKU tingkat RT (individu / keluarga), tingkat rujukan (RS tipe A
dan B) dan juga menyelenggarakan kerja sama tingkat sektoral dan lintas program
19
BAB III
Pada BAB III ini kelompok akan menyajikan beberapa rencana keperawatan
dan evaluasi. Kegiatan tersebut melibatkan keluarga dan masyarakat dalam setiap
A. PERSIAPAN
1. Persiapan ke masyarakat
meliputi upaya mengenal karakteristik wilayah binaan secara tidak langsung dengan
cara mencari informasi dari berbagai pihak terkait, diantaranya kantor kelurahan,
kantor RW dan pengurus setempat. Setelah itu kami mengadakan pertemuan secara
formal dengan pengurus RW dan RT, kader posyandu, tokoh masyarakat, karang
20
taruna, untuk bersilaturrahmi serta berkenalan dan menjelaskan maksud dan tujuan
2. Persiapan teknis
04 tanggal 13 April 2009. Pada pertemuan kali ini disamping bersilaturrahmi dengan
kesehatan yang ada diwilayah RW 03 dan RW 04. Pada pertemuan ini juga dibentuk
B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Pengkajian
b. Pengumpulan data
21
keluarga untuk menilai reliabilitas dan validitas, didapatkan hasil alpha >
mendapat jumlah angket yang sesuai jumlah warga masing – masing RT,
c. Populasi
22
sedangkan RW 04 terdapat 788 KK, jadi jumlah keseluruhan populasi 1302
KK.
d. Sampel
Z = 95 % = 1, 96 P = 50 %
jawab :
n = z2xpxq
d2
=(1.96) 2 .(0.5x0.5)
(0.05)2
= 3,84(0.25)
0.0025
= 0.96
0.0025
= 384
23
Diketahui jumlah populasi 1302 orang
Nk = 384
384
1+
1302
= 384
1+ 0.3
= 295 KK
PROFIL WILAYAH
Secara umum gambaran wilayah RW 03 dan RW 04 Kelurahan Gunung Sahari
daerah seminural dan padat, keadaan ekonomi sebagaian besar menengah kebahwa.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa jalan umum diaspal, got dan saluran
sehingga banyak dikerumuni lalat dan bau samaph yang dikumpulkan pada kantong
b. Batas Wilayah
1. Batas wilayah RW 03
Sebelah barat berbatasan dengan RW 01
Sebalah tengah berbatasan dengan RW 04
Sebelah timur berbatasan dengan RW 05
2. Batas wilayah RW 04
Sebelah barat berbatasan dengan RW 01
Sebalah utara berbatasan dengan RW 02 dan RW 03
24
Sebelah timur berbatasan dengan RW 05
d. Perumahan
Sebagian besar rumah waraga adalah permanen, terlihat padat, ventilasi sangat
minimal sehingga cahaya matahari sulit masuk kerumah warga. Hal ini sangat
e. Kebiasaan masyarakat
Kebiasaan masyarkat pada RW 03 yang biasa dilakukan adalah pertemuan
warga arisan setiap bulan, pengajian para ibu-ibu, tetapi untuk senam sudah
tidak aktif lagi semenjak tahun 2008. kegiatan wilayah RW 04 sama seperti
wilayah RW 03.
f. Transportasi
Transportasi yang digunakan oleh masyarakat adalah sebagian besar,
kendaraan umum (ojek, bajaj dan angkutan umum), kedaraan pribadi (mobil,
orang.
h. Fasilitas umum
Fasilitas umum yang tersedia di RW 03 adalah telpon umum, wartel, mesjid,,
masjid, mushola, SD, SLTP dan SLTA, warung nasi dan foto copi.
i. Kultur dan suku.
25
Budaya yang ada wilayah RW 03 dan 04 cukup beragam, karena wilayah ini
dengan jumlah kepala keluarga (KK) yang aktif sebanyak 514 KK, terbagi dalam
16 : 52 KK.
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa STIKes KESOSI bersama POKJAKES
1. Data Demograf
26
DIAGRAM 1.1
PROPORSI UMUR KEPALA KELUARGA
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
Berdasarkan diagram diatas menunjukan data yang terbesar keadaan umur anggota
tahun sebanyak 74 orang (25.00%). Hal ini menunjukan bahwa kepala keluarga di
DIAGRAM 1.2
27
PROPORSI AGAMA KEPALA KELUARGA
DIWILAYAH RW 03DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
dan RW 04 Kelurahan Gunung Sahari Selatan mayoritas adalah Islam sebanyak 254
orang (86.00%). Hal ini mempengaruhi masyarakat tentang keyakinan dan kesadaran
akan kesehatan. Oleh karena itu pendekatan harus dilakukan sesuai agama yang
dianut
DIAGRAM 1.3
28
PROPORSI TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
SLTA yaitu 132 orang (44.45%). Hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi
itu dalam melakukan PENKES harus menggunakan bahasa yang mudah diterima
DIAGRAM 1.4
29
PROPORSI PEKERJAAN KEPALA KELUARGA
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
DIAGRAM 1.5
30
PROPORSI SUKU BANGSA KEPALA KELUARGA
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
dan RW 04 Kelurahan Gunung Sahari Selatan yang terbanyak adalah suku betawi
sebanyak 125 orang (42.37%). Dalam pemberian penkes kapada masyarakat harus
DIAGRAM 1.6
31
PROPORSI UMUR ANGGOTA KELUARGA
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
muda 22.33 % dan anak balita 15.89 %. Hal ini menunjukan bahwa tumbuh kembang
32
DIAGRAM 2.1
PROPORSI IMMUNISASI BALITA LENGKAP DIWILAYAH RW 03 DAN
RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
DIAGRAM 2.2
33
PROPORSI PERTUMBUHAN BALITA
pertumbuhan dan gizinya dalam keadaan baik. Dengan adanya status gizi yang
baik dan imunisasi lengkap ini akan meningkatkan daya tubuh anak terhadap
penyakit.
DIAGRAM 2.3
34
PROPORSI IBU HAMIL DIWILAYAH
masing-masing
DIAGRAM 2.4
35
PROPORSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil
DIAGRAM 2.5
36
PROPORSI TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil
rumah sakit. Ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil terhadap kesehatan
DIAGRAM 2.6
37
PROPORSI IMUNISASI KEHAMILAN TT (Tetanus Toxoid)
ibu hamil telah mendapatkan imunisasi tetanus toxoid. Imunisasi ini dapat
DIAGRAM 2. 7
38
PROPORSI KELUHAN SELAMA KEHAMILAN
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil
3. GAMBARAN REMAJA
DIAGRAM 3.1
39
PROPORSI GAMABARAN REMAJA DI LINGKUNGAN
mempunyai kegiatan lebih dari satu yaitu karang taruna, pengajian, olahraga dan
musik. Hal ini merupakan aktivitas yang positif bagi para remaja.
D IAGRAM 3.2
40
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
mempunyai kegiatan karang taruna. Hal ini merupakan aktivitas yang positif bagi
para remaja.
DIAGRAM 3.3
41
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
mempunyai masalah yaitu kebiasaan merokok dan minum minuman keras. Ini
ini dapat menyebabkan risiko tinggi terhadap penyakit saluran nafas dan penyakit
liver.
DIAGRAM 3.4
42
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
DIAGRAM 3.5
43
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
DIAGRAM 3.6
44
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga akan
DIAGRAM 4.1
45
PROPORSI KEGIATAN LANSIA DIDALAM KELUARGA
menunjukkan bahwa lansia masih banyak yang aktif di dalam kegiatan sehingga
DIAGRAM 4.2
46
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
menunjukkan bahwa lansia masih banyak yang aktif di dalam kegiatan sehingga
DIAGRAM 4.3
47
DIWILAYAH RW 03 DAN 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
lansia di luar rumah adalah pengajian. Ini menunjukkan bahwa lansia masih
DIAGRAM 4.4
48
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
DIAGRAM 4.5
49
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
tidak mengetahui tentang posyandu lansia. Kondisi ini membuat dirasa perlu
lansia.
DIAGRAM 4.6
50
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
DIAGRAM 4.7
51
DI DALAM KELUARGAVDIWILAYAH RW 03 DAN RW 04
membawa lansia yang sakit ke dokter/ RS/ Puskesmas, namun demikian masih
ditemukan adanya keluarga yang membeli obat di warung sebesar 9.00%. Hal ini
5. KADER KESEHATAN
DIAGRAM 5.1
52
PROPORSI ADA/TIDAK ADA KADER KESEHATAN
DIAGRAM 5.2
53
RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
mengatakan peran kader cukup baik, sehingga pelayanan kesehatan berjalan dengan
baik.
DIAGRAM 5.3
54
DIWILAYAH RW 03DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
mengatakan mengizikan anggota keluarga untuk berperan menjadi kader, hal ini dapat
KESEHATAN KELUARGA
55
DIAGRAM 6.1
menggunakan sumber air bersih dari PAM, ada juga yang mendapatkan air bersih
dari sumur pompa sebesar 30%. Oleh karena itu apabila kondisi sumur pompa
tidak memenuhi kriteria air yang sehat maka akan berisiko menyebabkan penyakit
DIAGRAM 6.2
56
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kondisi air
yang digunakan warga untuk kebutuhan masak dan minum tidak berasa, tidak
berwarna dan tidak bau. Hal tersebut dapat meminimalkan terjadinya penyakit
DIAGRAM 6.3
57
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
DIAGRAM 6.4
58
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga sumber
DIAGRAM 6.5
59
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga pada
umumnya, buang air besar sudah pada tempatnya yaitu di WC keluarga sebesar 77%
dan WC umum sebesar 22 %. Hal ini dapat mencegah terjadinya penyakit diare.
DIAGRAM 6.6
60
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
membuang limbah rumah tangga ke got/ kali. Cara pembuangan ini dapat
mencemari lingkungan yang ada sehingga akan berdampak pada masalah kesehatan
seperti diare dan kulit, serta jika got tidak mengalir/ menggenang dapat menjadi
DIAGRAM 6.7
61
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
DIAGRAM 6.8
62
PADA KESEHATAN DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04
lingkunga/kesehatan
DIAGRAM 6.9
63
DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04 KELURAHAN GUNUNG SAHARI SELATAN
7. DATA TAMBAHAN
DIAGRAM 7.1
64
PROPORSI INFORMASI KESEHATAN YANG DIBUTUHKAN OLEH WARGA
DIAGRAM 7.2
65
PADA KESEHATAN DIWILAYAH RW 03 DAN RW 04
warga mampu mengambil keputusan apabila ada anggota keluarga yang sakit.
DIAGRAM 7.3
66
PROPORSI HAMBATAN KELUARGA MEMANFAATKAN
67
68
I. PENGKAJIAN
69
ANALISA DATA
Dari semua data yang telah terkumpul kemudaian diolah dan dianalisa bersama-sama
kelompok.
70
darah tinggi, 11% mengeluh untuk
kencing manis. meningkatkan
kesehatan lansia
Dari 295 sampel di RW 03
dan 04, 9% lansia yang sakit
membeli obat warung, 1%
membeli obat di apotek tanpa
resep
Dari 295 sampel di RW 03
dan 04, lansia tidak
mengetahui tentang posyandu
Risiko timbulnya
lansia
penyakit: diare,
Dari 295 sampel di RW 03
ISPA dan DHF di
dan 04, 60% lansia tidak aktif
RW 03 dan 04
dalam kegiatan RW dan 7,2%
Kelurahan Gunung
lansia berdiam diri/ tidak
Sahari Selatan
melakukan kegiatan
Dari 295 sampel di RW 03
dan 04, 77,63% membuang air
limbah rumah tangga ke got
Dari 295 sampel di RW 03
dan 04, 87% warga
3 membuang sampah Kurangnya
kepembuangan umum, 7% pengetahuan
membuang sampah dengan masyarakat dalam
membakar, 5% membuang memelihara
sampah ke selokan/ kali lingkungan yang
Dari 295 sampel di RW 03
memenuhi syarat
dan 04, 6% kondisi air berasa,
kesehatan
5% berbau dan 5% ada
endapan
71
Dari 264 warga yang
menggunakan air sumur/
pompa di RW 03 dan 04, 26%
jarak sumur/ pompa air
dengan septitank kurang dari
10 meter
Dari 295 sampel di RW 03
dan 04, 36% warga
mengatakan dampak
pembuangan sampah
sembarangan dapat
menyebabkan diare, 24%
menyebabkan gangguan
pernafasan, dan 12%
menyebabkan demam
berdarah.
Dari tiga masalah yang ditemukan berdasarkan MMD II didapatkan prioritas masalah
keperawatan.
72
Dari 295 sampel di RW 03 dan 04, 11,54% remaja mempunyai masalah
merokok
Dari 295 sampel di RW 03 dan 04, 45,76% warga pernah menemukan
keluarga
Dari 295 sampel di RW 03 dan 04, 5,25% mengalami frustasi, 67,13%
Dari 295 sampel di RW 03 dan 04, 26% lansia mengeluh asam urat, 17%
posyandu lansia
Dari 295 sampel di RW 03 dan 04, 60% lansia tidak aktif dalam kegiatan
73
masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
yang ditandai:
Dari 295 sampel di RW 03 dan 04, 77,63% membuang air limbah rumah
tangga ke got
Dari 295 sampel di RW 03 dan 04, 87% warga membuang sampah
5% ada endapan
Dari 264 warga yang menggunakan air sumur/ pompa di RW 03 dan 04,
26% jarak sumur/ pompa air dengan septitank kurang dari 10 meter
Dari 295 sampel di RW 03 dan 04, 36% warga mengatakan dampak
berdarah
Intervensi
Tahap intervensi merupakan tahap kedua dalam proses keperawatan. Pada tahap ini
mahasiswa bersama-sama warga RW 03 dan 04 merencanakan tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan, yang dilaksanakan pada tanggal
6 April 2009 pukul 19.30 WIB di kantor RW 03 kelurahan Gunung Sahari Selatan.
Pada pertemuan ini kami mengundang perwakilan dari Puskesmas Kecamatan
Kemayoran, perwakilan Kelurahan, semua ketua RT yang ada di RW 03 dan 04,
kader RW 03 dan 04, karang taruna RW 03 dan 04. Undangan yang hadir pada saat
itu kurang lebih 65 orang Tujuan dari pertemuan ini adalah membicarakan pokok-
pokok masalah yang terjadi di RW 03 dan 04, serta menentukan bagamana cara
menanggulanginya. Adapun masalah yang ditemukan antara lain adalah: masalah
remaja (minuman beralkohol, merokok, narkoba, pergaulan bebas), masalah lansia/
74
lanjut usia (asam urat, darah tinggi dan kencing manis), masalah lingkungan (diare,
gangguan pernafasan/ ISPA dan demam berdarah).
Prioritas masalah berdasarkan keputusan warga adalah:
1. Masalah remaja akibat pergaulan bebas, narkoba dan minuman beralkohol
2. Masalah lansia yang sebagian besar mempunyai keluhan lebih dari satu
3. Masalah lingkungan akibat dari pembuangan sampah dan limbah rumah
tangga
75
dan RW 04 DS Rahayu,
Kelurahan S.Kep
Gunung Sahari
Selatan.
Implementasi
Pada tahap pelaksanaan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan terpisah antara RW
03 dan RW 04, hal ini dilakukan atas permintaan warga. Kegiatan yang dilakukan
pelayanan posyandu lansia dengan sistem lima meja, penyuluhan kesehatan tentang
diare, ISPA dan demam berdarah. Untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan remaja
tentang deteksi dini gangguan jiwa remaja dan penyalah gunaan narkoba, yang
kelurahan Gunung Sahari Selatan berhubungan dengan tidak adanya wadah pada
76
lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia tanggal 16 April 2009 pukul 18.30
badan
3) Meja ke tiga: mengukur tekanan darah
4) Meja ke empat pengecekan kadar gula darah sewaktu
5) Meja kelima: memberikan penanganan pertama pada lansia yang
lebih lanjut. Selain itu juga kami mengajarkan senam kaki dalam
77
Tindakan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang bahaya
78
b. Risiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada lansia di RW 03 dan 04
kelurahan Gunung Sahari Selatan berhubungan dengan tidak adanya wadah
lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia
1) Evaluasi struktur
Di RW 03 pembentukan kader lansia dilakukan sesuai dengan rencana yaitu
pada tanggal 16 April 2009 pukul 20.00 di kantor sekretariat RW 03,
sedangkan di RW 04 pembentukan kader lansia tidak dapat dilakukan pada
tanggal 16 April 2009 pukul 20.00, hal ini dikarenakan sebagian besar
warga lansia diperkirakan tidak dapat hadir, maka warga/ kader meminta
pembentukan kader lansia dilakukan paada tanggal 21 April 2009 pukul
16.00 di kantor sekretariat RW 04.
Undangan disebarkan dua hari sebelum kegiatan, keseluruh calon kader
lansia di RW 03 dan 04. Setelah pembentukan kader lansia dilanjutkan
dengan pengajaran kader tentang cara mengukur tekanan darah yang benar.
Kegiatan lansia dilanjutkan dengan mengajarkan kader lansia melaksanakan
pelayanan kesehaatan dengan sistem lima meja yang dilakukan pada tanggal
23 April 2009 di RW 04 pukul 16.00, sedangkan di RW 03 dilakukan pada
tanggal 26 April 2009 pukul 06.00.
2) Evaluasi proses
Kegiatan pembentukan keder lansia di RW 03 dihadiri oleh 23 warga, ketua
RW 03, sedangkan di RW 04 pembentukan kader lansia dan mengajarkan
cara mengukur tekanan daarah dihadiri oleh ketua RW 03, dosen
pembeimbing dan 13 warga. Para warga/ lansia yang hadir tampak aktif dan
kooperatif dengan mengikuti semua kegiatan.
Pada saat kegiatan pelayanan kesehatan warga banyak yang hadir tampak
kooperatif dan tertip mengikuti semua kegiatan, mulai daari pendaftaran,
timbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur tekanan darah,
pengecekan Kadar Gula Darah Sewaktu (KGDS) dan konseling kesehatan
bagi yang KGDS nya lebih dari 160 mg/ dl serta memberikan tindakan bagi
yang KGDS nya kurang dari 70 mg/ dl, kemudian ditutup dengan
mengajarkan senam kaki (RW 04), senam lansia (RW 03)
79
3) Evaluasi hasil
Sebagian besaar warga yang hadir besedia menjadi kader lansia, namun
demikian ada juga yang tidak beersedia dikarenakan keterbatasan waktu dan
tenaga. Pada kegiaatan pelayanan kesehatan 95% warga yang mendapat
kupon pengecekan KGDS hadir di tambah warga yang tidak mendapat
kupon untuk pengecekan berat badan, tinggi badan tekanan darah dan
mengikuti senam kaki (RW 04)/ senam lansia (di RW 03).
c. Resiko timbulnya penyakit: diare, ISPA dan DHF di RW 03 dan 04 Kelurahan
Gunung Sahari Selatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
1) Evaluasi struktur
Penyuluhan kesehatan tentang diare, ISPA dan DBD dilakukan ditempat
yang berbeda yaitu di RW 03 dan 04, dilaksanakan oleh mahasiswa bekerja
sama dengan warga RW 03 dan 04. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di
kantor sekretaria RW 03 dan 04 pukul 16.00 WIB sesuai dengan rrencana
yaitu tanggal 5 Mei 2009. Undangan disebarkan satu hari sebelum kegiatan.
2) Evaluasi proses
Pelaksanaan penyuluhan di RW 03 dihadiri oleh.... warga dan RW 04
dihadiri oleh .... warga. Warga yang hadir tampak antusis dan aktif
mengikuti kegiatan penyuluhan.
3) Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang diare, ISPA dan DBD
warga yang hadir mengerti tentang bahaya dari penyakit tersebut dan
berkomitmen untuk menjaga kesehatan lingkungannya supaya terhindar dari
penyakit diaare, ISPA dan DBD.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini kelompok akan membahas lebih lanjut tentang adanya
80
Sahari Selatan. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu upaya yang telah dilakukan
yang melibatkan masyarakat termasuk pengurus RW, RT, Kader, Tokoh masyarakat,
analisa yang dilakukan dengan melewati beberapa tahap / proses keperawatan, antara
lain :
A. PENGKAJIAN
Sesuai dengan proses keperawatan bahwa tahap awal yang harus dilakukan adalah
pengkajian yang terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data, dan analisa data. Data
kuesioner. Data – data yang dikumpulkan adalah data – data mengenai demografi ( umur,
jenis kelamin, agama dam pekerjaan ), nilai – nilai keyakinan masyarakat, lingkungan fisik,
dan kebijakkan pemerintah yang terkait dengan kesehatan, transportasi, sarana pendidikan,
observasi adalah identifikasi mengenai batas wilayah, luas wilayah, keadaan lingkungan,
tempat peribadatan, sarana komunikasi dan sarana umum lainnya seperti pasar, warung,
Selatan, kebiasaan masyarakat, masalah - masalah kesehatan yang sering terjadi, pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh Kader PKK dan Posyandu, dan kendala dalam mengatasi
81
permasalahan – permasalahan kesehatan yang ada di RW 03 dan RW 04. Selanjutnya
penyebaran kuesioner dilakukan untuk menguatkan proses pengkajian dengan cara observasi
dan wawancara, sehingga dapat diidentifikasikan lebih lanjut permasalahan yang saat ini
Proses pengkajian yang dilakukan dalam kurun waktu 2 minggu tersebut telah
sendiri. Dan setelah dilakukan analisa, maka dapat disimpulkan beberapa factor yang
82
penyebaran angket untuk mahasiswa
Adanya respon yang dalam pemaparan
baik dari masyarakat tersebut terbatas
dalam proses Jumlah mahasiswa
pengisian angket, 16 orang harus
sehingga mengelola RW 03
memudahkan dan 04 dengan
mahasiswa dalam jumlah KK RW 03
melakukan sebanyak 514 dan
pendekatan ke jumlah KK RW 04
masyarakat sebanyak 788. Hal
ini membuat
mahasiswa sedikit
sulit untuk
menggabung warga
RW 03 dan 04 untuk
melakukan satu
kegiatan dalam satu
tempat.
B. PERENCANAAN
Setelah proses pengumpulan data telah dilakukan, maka yang dilakukan oleh kelompok
adalah pengolahan data dengan menggunakan metode SPSS. Sehingga dapat dirumuskan
beberapa masalah yang dapat menunjang untuk perumusan masalah keperawatan komunitas.
Selain itu hasil pengkajian juga disosialisasikan kepada RW 03 dan RW 04 saat ini. Dan
masalah keperawatan komunitas, dan dari hasil pengkajian tersebut diperoleh 3 masalah
keperawatan dan semuanya akan diatasi oleh mahasiswa bersama – sama dengan pengurus
POKJAKES dan masyarakat lainnya. Rencana tindakan (Plan Of Action) yang dibuat oleh
mahasiswa tentunya disesuaikan dengan kondisi, dan situasi yang ada di masyarakat. Namun
pendekatan yang dilakukan harus berorientasi pada 3 aspek penting yaitu pencegahan primer,
83
sekunder dan tersier dan memggunakan pendekatan pengembangan masyarakat. Pada tahap
antara lain :
84
C. PELAKSANAAN
Setelah melewati dua tahap dari proses keperawatan komunitas, maka yang
selanjutnya dilakukan adalah suatu upaya untuk mengatasi masalah – masalah kesehatan
yang ditemukan tersebut. Beberapa rencana tindakan yang telah disusun oleh mahasiswa
tindakan yang lebih komprehensif juga telah dilakukan antara lain : penyuluhan tentang
penyakit ISPA, DIARE, DHF, Pembentukkan kader, Pembentukkan kader Lansia, UKS.
Berdasarkan implementasi dari kegiatan tersebut, maka dapat dirumuskan factor – factor
85
04 Kurangnya lintas program dan kesehatan baru
Adanya kader- Lingkungan yang
kesadaran dari lintas sektor
kader dan petugas padat dan kumuh
sebagian warga Kurangnya
POKJAKES serta
akan pentingnya partisipasi dan
karang taruna yang
kesehatan dukungan dari
membantu
puskesmas
pelaksanaan
Kelurahan terjun
tindakan
langsung dalam
keperawatan
pemberantasan
tersebut
penyakit yang saat
di wilayah RW 04
86
D. EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan komunitas yang
keperawatan diberikan pada sebuah kelompok masyarakat. Evaluasi juga merupakan sebuah
upaya untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang selama ini diberikan sudah tepat,
atau masih diperlukan tambahan atau modifikasi permasalahan tersebut belum juga dapat
diatasi. Sebagaimana diketahui bahwa beberapa tindakan keperawatan baik yang bersifat
mandiri maupun kolaborasi telah diupayakan oleh mahasiswa bekerjasama dengan pengurus
POKJAKES dan elemen masyarakat lainnya. Tindakan yang dilakukan tentunya disesuaikan
dengan Plan Of Action yang telah dibuat. Kemudian dilakukan sebuah evaluasi untuk menilai
keberhasilan tindakan tersebut. Berdasarkan hasil analisa kelompok maka beberapa factor
POKJAKES hadir PKK dan kader posyandu dari pengurus RT dan masalah
diselenggarakan kegiatan
87
mahasiswa Karena jadwal terakhir
praktek keperawatan
sedangkan pertemuan
sudah dipaparkan,
dipaparkan ke warga
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan komunitas yang berlangsung kurang
Jakarta Pusat, yang diawali dengan proses pengkajian yang dilakukan dalam
waktu kurun waktu 1 minggu dan diakhiri dengan evaluasi tersebut telah
88
1. Pelaksanaan pengkajian asuhan keperawatan komunitas di wilayah RW 03
dan RW 04
4. Keberadaan mahasiswa STIKes KESOSI merupakan sebuah kesempatan
penyelesaiannya.
5. Terdapat beberapa masalah–masalah kesehatan di wilayah RW 03 dan RW
89
3. Agar masyarakat RW 03 dan RW 04 Kelurahan Gunung Sahari Selatan
90