Anda di halaman 1dari 168

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 03 KELURAHAN

MARGAHAYU KECAMATAN BEKASI TIMUR KOTA BEKASI


TANGGAL 11 JULI – 30 JULI 2022

DISUSUN OLEH:
PRODI NERS KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
BEKASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa


memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
stase komunitas yang menjadi syarat dalam program profesi Ners Keperawatan
STIKes Bani Saleh. Laporan ini berjudul " ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS DI RW 03 KELURAHAN MARGAHAYU KECAMATAN
BEKASI TIMUR KOTA BEKASI PADA TANGGAL 11 JULI – 30 JULI 2022".
Pada kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak ketua RW 03
2. Bapak-bapak RT 01-08 RW 03 Kelurahan Margahayu
3. Kepala Puskesmas Karangkitri
4. Pembimbing Puskesmas Karangkitri
5. Ibu-Ibu Kader Kesehatan RW 03 Margahayu
6. Ketua STIKes Bani Saleh
7. Ibu Ns. Meria Woro L, MKep. Sp. Kep. Kom selaku koordinator praktik dan
pembimbing akademik
8. Bapak Muftadi, SKM, SKep, MKes, selaku pembimbing akademik
9. Ibu Ns. Indah Puspitasari, MKep, selaku pembimbing akademik
10. Bapak Ns. Riky Riyanto Iksan, MKep, selaku pembimbing akademik
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Akhir kata, semoga tugas ini bermanfaat bagi kami dan khususnya
pembaca pada umumnya.
Bekasi, 15 September 2022
Penyusun
Mahasiswa Prodi Ners
STIKes Bani Saleh
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama. Pelayanan keperawatan komunitas professional
ditujukan kepada masyarakat dengan menekankan kepada kelompok risiko
tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan peran serta klien dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
asuhan keperawatan.
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan
masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian
dalam memecahkan masalah kesehatan.
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas
sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan
pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kesehatan pada
dasarnya adalah sebuah pilihan bagi tiap individu dan merupakan sebuah cara
untuk klien bertahan hidup ataupun cara memperlakukan hidup itu dengan
cara masing-masing yang unik dan berbeda antara cara hidup manusia satu
dengan yang lain. Lingkungan serta gaya juga keadaan tiap individu yang
menyebabkan mereka memiliki cara menikmati kehidupannya masing-
masing.
Kenyataan di masyarakat adalah hidup sehat dan bersih masih menjadi
angan-angan yang sebagian kalangan masyarakat belum bertindak sebagai
pelaku hidup bersih dan sehat. Sebagian kalangan masih menganggap bahwa
hidup sehat hanya dapat dimiliki oleh kalangan menengah atas, tapi
sebenarnya kriteria hidup sehat secara universal dapat dikatakan sehari-hari
menggunakan air bersih, makan-makanan yang mengandung vitamin yang
dibutuhkan oleh tubuh serta cara pembuangan limbah yang baik yang sudah
dicanangkan oleh pemerintah.
Masalah kesehatan itu sendiri memiliki kriteria yang kompleks dan
merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat ilmiah
maupun buatan manusia. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu
mutlak dan universal karena adanya faktor-faktor diluar kenyataan klinis yang
terutama faktor social budaya. Jadi sangat penting menumbuhkan pengertian
yang benar pada masyarakat tentang konsep sehat dan sakit karena dengan
konsep yang benar pula untuk menyelesaikan masalah kesehatan.
Berdasarkan hasil survey yang dimulai pada tanggal 13 Juli sampai 19
Juli 2022 didapatkan beberapa masalah kesehatan RW 03 Kelurahan
Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur. Untuk mendapatkan data yang lebih
valid diperlukan format pengkajian komunitas dan lembar observasi yang
merupakan alat bantu dalam mengkaji ancaman kesehatan masyarakat RW 03
Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur. Ditemukan masalah
komunitas yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya
yaitu perilaku kesehatan cenderung berisiko, ketidakpatuhan dan manajemen
Kesehatan tidak efektif.
Melihat adanya masalah diatas, maka kami selaku mahasiswa STIKes
Bani Saleh melakukan Asuhan Keperawatan Komunitas, mulai dari tahap
pengkajian sampai dengan evaluasi di RW 03 Kelurahan Margahayu,
Kecamatan Bekasi Timur. Yang dilaksanakan dari tanggal 27 Juli sampai 30
Juli 2022.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan komunitas serta
dapat membantu memandirikan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan menggali masalah kesehatan dan potensi yang ada di
wilayah RW 03 Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur Kota
Bekasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian
2. Mahasiswa dan masyarakat dapat melaksanakan musyawarah
masyarakat RW (MMRW)
3. Masyarakat dapat menyusun POA
4. Mahasiswa dapat menetapkan diagnosa keperawatan komunitas
5. Mahasiswa dapat melakukan implementasi
6. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi
7. Masyarakat menyadari masalah yang ada dilingkungannya
8. Masyarakat memahami pentingnya kesehatan masyarakat

1.3 Ruang Lingkup


1. Pelayanan Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Pemberantasan Penyakit Menular
4. Pendidikan Kesehatan (penyuluhan)

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan penulisan dalam menyusun proposal ini
menggunakan metode deskriptif, melalui pendekatan proses keperawatan dan
tekhnik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu:
1. Observasi
Bertujuan untuk mengamati langsung keadaan masyarakat, kondisi
lingkungan serta mobilits masyarakat guna mendapatkan gambaran yang
sesuai.
2. Wawancara
Melakukan komunikasi (tanya jawab) langsung dengan warga masyarakat
untuk pengumpulan data.
3. Study Literature
Teknik ini dilakukan dengan cara membuka buku-buku serta materi
mengenai keperawatan komunitas.
4. Partisifasi aktif
Dalam memperoleh data yang akurat, mahasiswa melibatkan masyarakat
secara langsung.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan terdiri dari 5 BAB sebagai berikut:
1. BAB I
Pendahuluan (latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan).
2. BAB II
Tinjauan teoritis (konsep dasar komunitas)
3. BAB III
Tinjauan kasus (pengkajian/analisa data, identifiksi masalah/rumusan
masalah, prioritas masalah, diagnose keperawatan (rumusan PES), rencana
kegiatan (POA), implementasi/pelaksanaan kegiatan dan evaluasi.
4. BAB IV
Pembahasan.
5. BAB V
Penutup (terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi).
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Komunitas


2.1.1 Pengertian
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan
peningkatan derajat terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam
konteks komunitas serta perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta
masyarakat (Nofalia & Nurhadi, 2018).
Kesehatan komunitas merupakan pemenuhan kebutuhan kolektif
dengan mengidentifkasi masalah-masalah dan melakukan
penataklasanaan interaksi-interaksi dalam komunitas tersebut dan antara
komunitas tersebut dengan masyarakat yang lebih luas. Hal ini
memerlukan komitmen, kewaspadaan, diri sendiri dan orang lain serta
kejelasan terhadap definisi situasi, artikulasi, komunikasi yang efektif,
peraturan dan akomodasi dalam menghadapi konflik , partisipasi,
penataklasanaan hubungan dengan masyarakat yang lebih luas, dan
perlengkapan untuk memfasilitasi interaksi partisipan dan pembuat
keputusan (Swarjana, 2016).
2.2 Konsep Keperawatan Komunitas
Agar dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas dengan
baik, perlu model intervensi keperawatan dan penugasan tentang konsep
keperawatan kesehatan komunitas. Berikut model intervensi keperawatan
menurut Allender et al., 2014

INTERVENSI KESEHATAN DEFINISI


KOMUNITAS
Surveillance Menggambarkan dan memonitor peristiwa kesehatan
melalui pengumpulan, analisis, dan interpretasi data
kesehatan berkelanjutan dan sistematis untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
intervensi kesehatan komunitas.
Penyelidikan Penyakit dan Mengumpulkan dan menganalisis data secara
Kejadian Terkait Kesehatan sistematis terkait ancaman terhadap kesehatan
masyarakat, memastikan sumber ancaman,
mengidentifikasi kasus dan hal lain yang beresiko,
dan menentukan langkah-langkah pengendalian.
Populasi Terbelakang Menemukan populasi yang memerlukan perhatian
atau populasi berisiko dan memberikan informasi
tentang masalah, apa yang bisa dilakukan tentang
masalah tersebut, dan bagaimana layanan dapat
diperoleh.
Screening Mengidentifikasi individu dengan faktor risiko
kesehatan yang belum dikenali atau kondisi penyakit
tanpa gejala.
Penemuan Kasusu Menemukan individu dan keluarga dengan faktor
risiko dan menghubungkan mereka dengan sumber
daya
Rujukan dan Tindak Lanjut Membantu individu, keluarga, kelompok, organisasi,
dan/atau masyarakat untuk mengidentifikasi dan
mengakses sumber daya yang diperlukan untuk
mencegah atau mengatasi masalah atau
kekhawatiran.

2.3 Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


2.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat
secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2.3.2 Tujuan Khusus
1. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah keperawatan.
3. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan
pembinaan dan asuhan keperawatan.
4. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti
dan di masyarakat.
5. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
6. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas.
7. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
2.4 Teori Prioritas Masalah
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masalah maka perlu
diketahui mengenai pengertian masalah yaitu adanya kesenjangan antara
harapan dan tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang sesungguhnya
sehingga jawab untuk menimbulkan tidak puas dan bertanggung rasa
menanggulanginya.
Dengan demikian untuk memutuskan masalah ada tiga syarat yang harus
dipenuhi yaitu:

1. Adanya kesenjangan antar kenyataan dan harapan


2. Adanya rasa tidak puas
3. Adanya rasa bertanggung jawab untuk menanggulangi masalah.
Dari berbagai masalah yang dperlukan mungkin seluruhnya
ditanggulangi, untuk itu perlu adanya prioritas masalah Salah satu metode
yangdigunakan untuk penentuan prioritas masalah yaitu menggunakan
metode hanlon kualitatif. Kriteria yang dipakai untuk menentukan prioritas
masalah dari metode kualitatif yaitu:
1. Urgensi (U) mendesak perkembangan ini dari aspek waktu, masih dapat
ditunda atau harus ditanggulangi
2. Seriousness (S) kegawatan besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan
dalam dalam sasaran kuantitatif berapa rupiah, orang dan lain-lain.
3. Growth (G) perkembangan kecenderungan atau perkembangan akibat
suatu permasalahan semakin berkembang masalah semakin diprioritaskan.

2.5 Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan komunitas dibagi menjadi pengkajian, analisa data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan, prioritas masalah, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Nofalia & Nurhadi,
2018).
2.5.1 Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik
individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan
objektif. Data subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan
komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan sedangkan
data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran.
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa
atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan
wawancara atau anamnase, pengamatan dan pemeriksaan fisik.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi
dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh
karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa
untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan
dalam pengumpulan data meliputi :
a. Data inti
1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan
informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah
komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai
lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat
rusal atau urban), keadaan demografi, struktur politik,
distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
2) Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin,
status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan,
pendidikan, pekerjaan, agam dan komposisi keluarga.
3) Vital statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau
CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka
kelahiran.
4) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan
vital statistic antara lain : dari angka mortalitas, morbiditas,
IMR. MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan
komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi,
balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus
di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit
kronis, penyakit menular. Adapun pengkajian selanjutnya
dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
a) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh
c) Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir)
d) Riwayat penyakit keluarga
e) Pola pemenuhan sehari-hari
f) Status psikososial
g) Status pertumbuhan dan perkembangan
h) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
i) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan
kesehatan
j) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok,
minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alcohol,
penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat
terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
b. Data lingkungan fisik
1) Pemukiman
a) Luas bangunan
b) Bentuk bangunan
c) Jenis bangunan
d) Atap rumah
e) Dinding
f) Lantai
g) Ventilasi
h) Pencahayaan
i) Penerangan
j) Kebersihan
k) Pengaturan ruangan dan perabot
l) Kelengkapan alat rumah tangga
2) Sanitasi
a) Penyediaan air bersih (MCK)
b) Penyediaan air minum
c) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa
jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air
d) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
e) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan
sampah, bagaimana cara pengolahannya : dibakar,
ditimbun, atau cara lainnya, sebutkan.
f) Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan
g) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya,
sebutkan.
3) Fasilitas
a) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain
b) Pekarangan
c) Sarana olahraga
d) Taman, lapangan
e) Ruang pertemuan
f) Sarana hiburan
g) Sarana ibadah
4) Batas-batas wilayah sebelah utara, barat, timur, dan selatan
5) Sarana ibadah
c. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Pelayanan kesehatan
a) Lokasi sarana kesehatan
b) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
c) Jumlah kunjungan
d) Sistem rujukan
2) Fasilitas sosial (pasar, took, swayalan)
a) Lokasi
b) Kepemilikan
c) Kecukupan
d. Ekonomi
1) Jenis Pekerjaan
2) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
3) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
4) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
e. Keamanan dan transportasi
1) Keamanan
a) Sistem keamanan lingkungan
b) Penanggulangan kebakaran
c) Penanggulangan bencana
d) Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah
2) Transportasi
a) Kondisi jalan
b) Jenis transportasi yang dimiliki
c) Sarana transportasi yang ada
f. Politik dan pemerintahan
1) Sistem pengorganisasian
2) Struktur organisasi
3) Kelompok organisasi dalam komunitas
4) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
g. Sistem komunikasi
1) Sarana umum komunikasi
2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
3) Cara penyebaran informasi
h. Pendidikan
1) Tingkat pendidikan komunitas
2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
3) Jenis bahasa yang digunakan
i. Rekreasi
1) Kebiasaan rekreasi
2) Fasilitas tempat rekreasi
2.5.2 Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan. Tujuan analisa data adalah:
1. Menetapkan kebutuhan komunitas
2. Menetapkan kekuatan
3. Mengidentifikasi pola respon komunitas
4. Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan
2.5.3 Perumusan atau Penentuan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian
masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.
Oleh karena itu perlu diprioritaskan masalah.
2.5.4 Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria,
diantaranya adalah:
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumber daya masyarakat
6. Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan menurut Abraham H. Maslow yaitu:
1. Keadaan yang mengancam kehidupan
2. Keadaan yang mengancam kesehatan
3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2.5.5 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah actual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (American
Nurses of Association (ANA). Diagnosa keperawatan mengandung
komponen utama yaitu :
1. Problem (Masalah)
2. Etiologi (Penyebab)
3. Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)
Perumusan daignosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu :
1. Dengan rumus PES
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S
(Symptom/gejala)
2. Dengan rumus PE
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus
mengandung 2 komponen tersebut diatas, disamping
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3. Partisipasi dan peran serta masyarakat
2.5.6 Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana keperawatan harus
mencakup : Perumusan tujuan, Rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan, kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.
1. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Berfokus pada masyarakat
b. Jelas dan singkat
c. Dapat diukur dan diobservasi
d. Realistik
e. Ada target waktu
f. Melibatkan peran serta masyarakat
Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2 S: Subjek
K.1 : Kondisi P: Predikat K.2 : Kriteria Selain itu dalam perumusan
tujuan:
a. Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang
diharapkan
b. Perilaku yang diharapkan berubah
c. Spesifik
d. Measurable atau dapat diukur
e. Attainable atau dapat dicapai
f. Relevant/realistik atau sesuai
g. Time-Bound atau waktu tertentu
h. Sustainable atau berkelanjutan
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui
kegiatan :
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan
melalui kegiatan : musyawarah masyarakat desa atau lokakarya
mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang
tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistik
h. Disusun secara berurutan
2.5.7 Pelaksanaan
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau
implementasi pada keperawatan komunitas adalah : I2 RMU.
1. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan berdasar pada iman dan takwa
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesame profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan asas kemitraan.
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun.
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
komponen.
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai.
2.5.8 Evaluasi
1. Fokus evaluasi
a. Relevansi
Apakah program yang diperlukan? Yang ada atau yang terbaru
b. Perkembangan kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana? Bagaimana staf,
fasilitas dan jumlah peserta?
c. Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya? Apa keuntungan program?
d. Efektifitas
Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah fokus pada
formulatif dan hasil jangka pendek?
e. Impact
Apakah dampak jangka panjang? Apa perubahan perilaku dalam
6 bulan atau 1 tahun? Apakah status kesehatan meningkat?
2. Kegunaan evaluasi
a. Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat
yang diberikan.
b. Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan
keperawatan yang diberikan.
c. Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana dalam proses keperawatan.
3. Hasil evaluasi Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi,
yaitu:
a. Tujuan tercapai Apabila individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai denga kriteria
yang telah ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian Apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan cara memperbaiki
atau mengatasinya.
c. Tujuan tidak tercapai Apabila individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali
bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara
mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis,
diagnosis, tindakan dan faktor- faktor yang lain tidak sesuai
sehingga menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang kelompok sudah paparkan di BAB I, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Proses pengkajian yang dilakukan selama 5 hari dari tanggal 13 – 19 Juli
2022, jumlah KK yang terkaji sejumlah 400 KK dari total 1441 KK di RW 03
Kelurahan Margahayu Bekasi. Adapun data yang diambil adalah total
populasi. Dari beberapa kuesioner yang disediakan semua KK yang terkaji di
RW 04 kelurahan Duren Jaya dapat dikaji dengan baik, dari pengkajian
ditemukan masalah kesehatan, diantaranya: perilaku kesehatan cenderung
berisiko, ketidakpatuhan dan manajemen kesehatan tidak efektif.
5.1.1 Diagnosa yang dapat Dirumuskan Diantaranya:
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di RW 03 kelurahan
Margahayu.
2. Ketidakpatuhan di RW 03 kelurahan Margahayu.
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif di RW 03 kelurahan
Margahayu.
5.1.2 Perencanaan Dibuat Berdasarkan Permasalahan yang Ada dengan
Melibatkan Masyarakat dalam Merencanakan Kegiatan, uuntuk
Mengatasi Masalah Kesehatan, Diantaranya:
1. Melakukan penyuluhan tentang TB dan Jamban Sehat
2. Melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di
sekolah
3. Melakukan refreshing kader tentang pengukuran tekanan darah dan
antropometri
4. Senam hipertensi dan pemeriksaan tekanan darah.

5.2 Kendala
1. Waktu pengkajian yang sangat singkat sehingga tidak semua KK di RW
03 kelurahan Margahayu terkaji.
2. Terdapat masyarakat yang menolak untuk didata dan ada yang tidak
memberi respon kepada kegiatan mahasiswa.
5.3 Rekomendasi
5.3.1 Masyarakat
1. Mohon adanya dukungan dari tokoh masyarakat untuk terjun
langsung dalam menanamkan pola hidup bersih dan sehat pada
masyarakat.
2. Kepada masyarakat agar tetap menjalankan dan mengaplikasikan
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa/i STIKes Bani
Saleh seperti senam hipertensi agar terciptanya pola hidup sehat
sehingga terhindar dari berbagi macam penyakit.
5.3.2 Puskesmas
Puskesmas sebaiknya memberikan penyuluhan dan pembinaan
secara terus-menerus agar warga melaksanakan program-program yang
sudah dicapai dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Nofalia, I., & Nurhadi. (2018). Keperawatan Komunitas I (M. Sholeh (ed.)). Icme
Press. file:///C:/Users/Jo/Downloads/Documents/Keperawatan Komunitas
I.pdf

Swarjana, K. I. (2016). Keperawatan Kesehatan Komunitas (P. Christian (ed.)).


ANDI.
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN TUBORCULOSIS (TBC)
DI RW 03 MARGAHAYU BEKASI TIMUR

Hari / Tanggal : Rabu, 27 Juli 2022


Tempat : Kediaman Bidan Evi RW 03 Gg Mawar 6 RT 08/RW03
Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur
Waktu : 16.00 WIB – 18.00 WIB
Topik : Pendidikan kesehatan tentang penyakit Tuberculosis
(TBC)
Peserta : Mahasiswa profesi Ners STIKes Bani Saleh, Kader RW
03
dan Masyarakat RW 03

I. PERSIAPAN
Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan tentang penyakit tuberculosis
(TBC), mahasiswa/i mempersiapkan media, waktu dan tempat penyuluhan.
Setelah dirundingkan dengan warga sekitar dan kader pada acara musyawarah
masyarakat rukun warga (MMRW) dan disepakati penyluhan dilakukan pada
hari Rabu 27 Juli 2022 berbarengan dengan kegiatan penyuluhan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) tentang jamban sehat. Dua hari sebelum
pelaksanaan mahasiswa/i mempersiapkan proposal, satuan acara penyuluhan
(SAP), materi penyuluhan dan tempat penyuluhan kepada dosen pembimbing
dan pak RW setempat. Selain itu mahasiswa/i membuat surat undangan yang
ditujukkan kepada para kader, masyarakat yang menjadi target utama dalam
penyuluhan, untuk pak RW 03, dan juga Puskesmas Karang Kitri.

II. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang penyakit Tuberculosis (TBC) pada
hari Rabu, 27 Juli 2022, setelah peserta penyuluhan hadir pada pukul 16.00
WIB acara dibuka oleh Bu Helda selaku moderator, dan dilanjutkan oleh Bu
Dety Dharmawaty selaku pemberi materi tentang penyakit Tuberculosis
(TBC). Acara penyuluhan untuk materi berlangsung selama 20 menit,
kemudian dilanjutkan dengan sesi tanyajawab atau diskusi. Selama proses
diskusi dan tanyajawab berjalan dengan baik dan masyarakat antusias dalam
bertanya dan ingin tahu
banyak mengenai penyakit Tuberculosis (TBC) ini. Sebelum acara ditutup
dilakukan evaluasi kepada masyarakat dengan memberikan pertanyaan 2 saja
yaitu pemeriksaan untuk penyakit Tuberculosis (TBC) selain pemeriksaan
dahak, dilalukan pemeriksaan apa dan pemeriksaan Tuberculosis (TBC) untuk
anak dilakukan pemeriksaan apa. Masyarakat dapat menjawab dengan baik
dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat itu sendiri tetapi
maknanya sama dan benar. Akhirnya acara penyuluhan selesai pukul 18.00
WIB.

III. EVALUASI
1. Struktur
a. Peralatan yang digunakan sesuai dengan rencana yaitu PPT, dan leaflet
b. Peserta hadir 8 orang warga
c. Seluruh mahasiswa hadir dalam kegiatan
d. Tempat sesuai yang direncanakan yaitu di kediaman bidan Evi RT 08
e. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana
2. Proses
a. Mahasiswa hadir sebelum acara
b. Mahasiswa dapat menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya
c. Peserta menyimak dan antusias mengikuti pemberian materi selama
proses kegiatan berlangsung
d. Media dan dan alat yang telah disiapkan dapat digunakan
3. Hasil
a. 8 peserta mengikuti penyuluhan TBC
b. 60% peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji
c. Semua mahasiswa berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan

IV. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


1. Faktor Pendukung
Kegiatan peyuluhan kesehatan dapat dilakuakan dengan adanya tempat dan
fasilitas untuk menyajikan pengetahuan tentang penyakit TBC dan
pendamping minum obat TBC. Serta perserta antusias menyimak dan
senang dalam mengikuti kegiatan penyuluhan tentang TBC
2. Faktor Penghambat
Pada saat penyuluhan masyarakat tidak dapat hadir semua dikarenakan
mempunyai kesibukan masing-masing.
PROPOSAL
EDUKASI TB PARU DAN PENGAWASAN MUTU OBAT (PMO)
DENGAN KELUARGA DI RW 03 MARGAHAYU

DISUSUN OLEH:
SELURUUH MAHASISWA/I PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TA 2021/2022
A. LATAR BELAKANG
Tuberculosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dan biasa terdapat pada paru–paru tetapi dapat
mengenai or mengenai organ tubuh lainnya. Tuberculosis merupakan ancaman
bagi penduduk Indonesia, karena penyakit ini merupakan penyebab nomer tiga
setelah penyakit jantung dan penyakit pernafasan akut (Depkes RI, 2018).
Sekitar 75% penderita tuberculosis paru adalah kelompok usia yang paling
produktif secara ekonomi. Ini menjadi menjadi salah satu perhatian perhatian
global karena kasus tuberculosis paru yang tinggi dapat berdampak luas
terhadap kualitas hidup, sosial, dan ekonomi bahkan mengancam jiwa
(Kemenkes, 2018).
WHO menyatakan bahwa tuberculosis masih menjadi salah satu penyakit
menular yang paling mematikan di dunia. Tahun 2018 diperkirakan 9,6 juta
orang menderita tuberculosis dan 1,5 juta meninggal karena penyakit ini.
Tuberculosis terdapat pada semua wilayah di dunia dan laporan Global
memperkirakan kasus tuberculosis paru dan angka kematian pada tahun 2018
lebih tinggi dari tahun 2018 (WHO, 2018). The World Organization (WHO)
dalam Annual Report on Global TB Control 2018 menyatakan terdapat 22
negara dikategorikan sebagai High Burden Countryes (HBC) (WHO, 2018).
Indonesia merupakan negara dengan peringkat pertama diantara HBC yang
berada di wilayah South East Asean.
Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah seseorang yang dekat dengan
pasien TB yang dengan sukarela mau terlibat dalam memantau pengobatan
pasien TB hingga dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan.
Berdasarkan hasil pengkajian dan survei yang dilakukan didapatkan 12
orang yang terkena riwayat TB. Orang yang memiliki riwayat TB kurang
dalam dukungan dari keluarga, beberapa pasien TB putus dalam pengobatan.
Maka dari itu, kami melakukan edukasi dan Pengawasan Menelan Obat (PMO)
melalui keluarga di RW 03.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai sosialisasi tentang tuberculosis (TB) yang di kenal dengan
singkatan TBC
2. Tujuan Khusus
Maksud dan tujuan dari kegiatan penyuluhan tuberculosis antara lain:
a. Peserta mengetahui penyebab, tanda dan gejala penyakit Tuberculosis
(TB)
b. Peserta mengetahui cara penularan penyakit Tuberculosis (TB)
c. Peserta mengetahui cara pengobatan dan pencegahan penyakit
Tuberculosis (TB)
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Masyarakat RW 03 dapat mengetahui tanda dan gejala TB Paru
2. Masyarakat RW 03 dapat mengetahui cara penularan TB Paru
3. Masyarakat RW 03 dapat mengetahui cara pengobatan dan dapat Patuh
pengobatan TB Paru
D. SASARAN STRATEGIS
Masyarakat RW 03 yang memiliki penyakit TB Paru, rentan tertular TB Paru
dan tinggal di lingkungan Masyarakat yang mengidap penyakit TB Paru
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Rabu, 28 Juli 2022
Waktu : Pukul 16.00 s.d selesai
Tempat : Kantor RW.003
F. METODE
1. Ceramah/Menjelaskan
2. Tanya jawab
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Booklet
H. KEGIATAN PENYULUHAN
NO. TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan pendidikan
kesehatan
4. Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki pasien
dan keluarga tentang penyakit
tuberculosis
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan
(20 menit) 2. Pasien dan keluarga 2. Bertanya
memperhatikan penjelasan  tentang
penyakit Tuberculosis (TB)
3. Pasien dan keluarga menanyakan
tentang hal-hal yang belum jelas
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
(5menit) 2. Mengevalusi pasien dan keluarga 2. Menjawab salam
tentang materi yang telah diberikan
3. Mengakhiri pertemuan

I. PERORGANISASIAN
Penanggung jawab : Kafilatul Azizah
Moderator : Helda Ayoe Hidayah
Penyaji : Dety Dharmawati
Fasilitator : Delia anggani putri
Ega ogian putri
Fitria dewi
Hanny alfiani
Misti ayu agustin
M. Khabib
Syaiful
Observer : Indah rada ulfami
Naya sopiah
Diah eka lestari
Nurul Hikmah Eka Annisa
Dokumentasi : Lulu’a lanahdiyana
Lilis apriyani
M. Rizki A
Nur Fadilah
Putri Maulida Duana
Konsumsi : Ida rahma putri mahadika
Indah Melinda putri
Nabila Nur Khofifah
Sri asiah
Mu’minah
J. EVALUASI
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada ibu menyusui
tentang:
1. Apakah pengertian dari penyakit tuberculosis?
2. Apakah penyebab penyakit tuberculosis?
3. Apa saja tanda gejala penyakit tuberculosis?
4. Bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis?
5. Bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis?
6. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis?
MATERI PENYULUHAN TB PARU

A. Definisi
TBC atau Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman ini menyerang tubuh
manusai teritama pada paru. TBC bukan penyakit turunan, bukan disebabkan
oleh kutukan ataupun diguna-guna.
Penyakit tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Tuberculosis merupakan ancaman bagi penduduk Indonesia, karena
penyakit ini merupakan penyebab nomer tiga setelah penyakit jantung dan
penyakit pernafasan akut (Depkes RI, 2018).
B. Cara Penularan TB
Kuman TBC keluar di udara (melalui droplet/percikan dahak) pada saat
penderita TBC batuk, bersin dan berbicara. Doplet yang mengandung kuman
dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat
terinfeksi doplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan, setelah kuman
TB masuk kedalam tubuh manusia melului pernapasan, kuman TB paru
tersebut menyebar ke paru-paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung
kebagian-bagian tubuh lainnya.
C. Gejala TB
1. Gejala utama: Batuk (semua jenis batuk). Batuk menetap selama 3 minggu
atau lebih, sering disertai dengan dahak.
2. Gejala lainnya: Demam Meriang (demam tidak terlalu tinggi) lebih dari
sebulan, Nyeri dada , berkeringat tanpa sebab (terutama pada sore hari
malam hari), nafsu makan menurun, berat badan menurun, batuk darah atau
dahak bercampur darah.
D. Pemeriksaan TB
1. Pemeriksaan dahak
Dahak diambil 2 kali dalam waktu 2 hari, yakni: SP/SS sewaktu datang di
fasilitas kesehatan (hari ke -1) pagi hari setelah bangun tidur (hari ke -2),
sewaktu datang difasilitas kesehatan (hari ke 2)
2. Rontgen foto dada
Pemeriksaan tambahan berupa rontgen foto daa (bila pemeriksaan dahak
hasilnya negative, tetapi terdekteksi adalah gejala TBC lainnya)
E. Pengobatan TB
Pengobatan berlansung selama 6-8 bulan yang terbagidalam 2 tahap
1. Tahap awal: obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan
2. Tahap akhir: obat minum 3 kali seminggu selama 4 atau 5 bulan.
F. Gaya Hidup Sehat dan Pencegahan TB
1. Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
2. Membuka jendela agar rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara
segar
3. Menjemur alas tidur agar tidak lembab
4. Mendapatkan suntikan vaksin BCG bagi anak usia bawah 5 tahun untuk
menghindari TBC berat ( meningitis dan miler)
5. Olahraga teratur
6. Tidak merokok
MATERI PENYULUHAN PMO
A. Pengertian PMO
Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah seseorang yang dekat dengan
pasien TB yang dengan sukarela mau terlibat dalam memantau pengobatan
pasien TB hingga dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan.
B. Tugas PMO
1. Mendampingi
Orang yang memiliki gejala TB untuk memeriksakan diri ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
2. Memastikan
Pasien TB menelan obatnya secara teratur hingga dinyatakan sembuh
3. Memantau
Memantau pengobatan pasien TB termasuk efek samping pengobatan
4. Mendorong
Pasien TB untuk melakukan pemeriksaan ulang dahak
5. Menyuluh
Memberikan penyuluhan TB kepada pasien TB keluarga dan masyarakat
umum
MATERI PENYULUHAN TB PADA ANAK
A. Definisi
TB salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering pada anak.
Anak lebih beresiko untuk menderita TB berat seperti TB milier dan meningitis
TB sehingga menyebabkan tingginya kesakitan dan kematian pada anak. Anak
sangat rentan terinfeksi TB terutama yang kontak erat dengan pasien TB BTA
positif. Anak dengan infeksi TB saat ini menunjukkan sumber penyakit TB di
masa depan. 
B. Manifestasi Klinik
1. Penurunan berat badan
2. Lemah
3. Letih
4. Lesu
5. Batuk pada anak jarang merupakan gejala utama TB pada anak.
Pada anak dengan gejala utama batuk atau anak dapat mengeluarkan dahak
WAJIB diperiksa dahak mikroskopis SPS. Apabila terbukti anak dengan
BTA positif, maka anak tersebut termasuk sumber penularan bagi
lingkungan di sekitarnya. Anak <3 tahun dan dengan malnutrisi atau
kondisi immunosupresan memiliki resiko paling tinggi untuk menderita TB.
TB terutama menyerang paru, tapi 20-30% TB pada anak menyerang organ
lain. Bayi dan balita paling beresiko terkena TB berat seperti meningitis TB
yang mampu menyebabkan buta, tuli serta kelumpuhan.
C. Diagnosis TB Anak
Pendekatan diagnosis TB pada Anak menggunakan Sistem Skoring yang
disusun Kementerian Kesehatan bersama dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia). Sistem Skoring TB Anak merupakan pembobotan terhadap gejala,
tanda klinis dan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di Sarana
Pelayanan Terbatas. Masing-masing gejala pada sistem skoring harus
dilakukan analisis untuk menentukan apakah termasuk dalam parameter sistem
skoring.
Sistem skoring untuk mendiagnosis TB Anak di Indonesia adalah sebagai
berikut:
PARAMETER 0 1 2 3 SKOR
Kontak TB Tidak - laporan BTA (+)
jelas keluarga, BTA
(-)/BTA tidak
jelas/tidak
tahu
Ujituberkulin Negat - positif (10 mm
(Mantoux) if atau 5 mm pada
imunokompromais)
Berat badan / negati BB/TB< klinis gizi
Keadaan gizi f 90% atau buruk atau
BB/U<80% BB/TB <70%
atau BB/U
<60%
Demam yang -  2 minggu
tidak diketahui
penyebabnya
Batuk kronik -  3 minggu
Pembesaran -  1cm,>1,
kelenjar limfe tidak nyeri
kolli, aksila,
inguinal
pembengkakan - ada
tulang/sendi pembengkak
panggul, lutut an
falang
foto toraks norm gambaran
al/ sugestif TB
kelain
an
tidak
jelas
skor total
Algoritma tata laksana TB anak di Indoensia
Keterangan :
(*) gejala TB anak sesuai dengan parameter sistem skoring
(**) pertimbangan dokter untuk mendapatkan terapi TB anak pada skor < 6
bila ditemukan skor 5 yang terdiri dari kontak BTA posistif disertai dengan 2
gejala klinis leinnaya pada fasyankes yang tidak tersedia uji tuberculin.
1. Pada anak yang yang evaluasi bulan ke-2 tidak menunjukkan perbaikan
klinis sebaiknya diperiksa lebih lanjut adanya kemungkinan faktor penyebab
lain misalnya kesalahan diagnosis, adanya penyakit penyerta, gizi buruk, TB
MDR maupun kepatuhan berobat dari pasien. Apabila fasilitas
memungkinakan, pasien dirujuk ke RS. Yang di maksud dengan perbaiakn
klinis adalah perbaikan gejala awal yang ditemukan pada anak tersebut pada
awal didiagnosis.
2. Anak dengan pembesaran kelenjar leher tidak selalu menderita TB anak.
Pertimbangankan ekmungkinan diagnosis yang lain misalnya infeksi leher,
amandel, dan keganasan. Pemebesaran kelenjar leher yang mendukung
gejala TB anak bersifat tidak nyeri, multiple, diameter lebih dari 1 cm.
3. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan fasilitas terbatas (misalnya tidak
terdapat uji tuberculin, rontgen dada) diperoleh untuk mendiagnosis
mengunkan sistem skoring, apabila terdapat keraguan maka doketer agar
merujuk pasien ke fasyankes sekunder (RS, BKPM, BBKPM).
4. Pemeriksaan tuberculin dilakukan pada anak dengan gejala TB untuk
melihat adanya infeksi TB pada anak.
5. Pemeriksaan tuberculin mengunakan larutan PPD 23 2TU
6. Pemeriksaan tuberculin dapat dilakukan di Puskesmas, Rumah sakit, BKPM
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
7. Hasil pemeriksaan tuberculin dapat diketahui setelah 48-72 jam sejak
penyuntikan
8. Larutan tuberculin yang sudah dibuka dapat digunakan sampai 1 bulan
dengan memperhatikan cara penyimpanan, masa kadarluarsa, tindakan
aseptic dan antiseptic saat pengambilan. Cata tanggal pengunaan larutan
tuberculin untuk pertama kalinya.
a. Anak dengan hasil uji tuberculin yang positif berarti anak tersebut
terbukti terinfeksi TB. Untuk membuktikan apakah anak sakit TB,
doketer mengunakan pendekatan sistem skoring.
b. Pemeriksaan serologis tidak diperbolehkan untuk diagnosis TB paru
maupun Tb Ekstra paru.
9. Penyuntikan tuberculin disusun dalam jejaring fasyankes dan fasyankes
rujukan tuberculin. Fasyankes rujukan tuberculin dapat berupa puskesmas,
Rumah Sakit, BKPM/BBKPM. Fasyankes rujukan tuberculin menerima
rujukan dari fasyankes untuk menyuntik tuberculin.
D. Bagaimana Melaksanakan Uji Tuberkulin
1. Pemeriksaan tuberculin dilakukan pada anak dengan gejala TB untuk
melihat adanya infeksi TB pada anak
2. Pemeriksaan tuberculin mengunakan tuberculin PPD RT 23 2TU
3. Pemeriksaan tuberculin dapat dilakukan di Puskesmas, Rumah Sakit,
BKPM dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
4. Hasil pemeriksaan tuberculin dapat diketahui setelah 48-72 jam sejak
penyuntikan.
5. Larutan tuberculin yang sudah dibuka dapat dugunakan sampai 1 bulan
dengan memperhatikan cara penyimpanan, masa kadaluarsa, tindakan
aseptic dan antiseptic saat pengambilan. Catat tanggal pengunaan larutan
tuberculin untuk pertama kali
6. Anak dengan hasil uji tuberculin yang postif berarti anak tersebut terbukti
terinfeksi TB. Untuk membuktikan apakah anak sakit TB, dokter
mengunakam pendekatan sistem skoring.
7. Pemeriksaan serologis tidak diperbplehkan untuk diagnosis TB paru
maupun TB ekstra paru.
8. Penyuntikan tuberculin disusun dalam jejaring fasyankes dan fasyankes
rujukan tuberculin. Fasyankes rujukan tuberculin dapat berupa Puskesmas,
Rumah sakit, BKPM/BBKPM. Fasyankes rujukan tuberculin menerima
rujukan dari fasyankes untuk menyuntik tuberculin.
E. Apakah TB Anak Dapat Disembuhkan
TB anak dapat disembuhkan, pengobatan Tb pada anak membutuhkan
waktu 6-12 bulan tergantung dari berat atau ringanya penyakit.
F. Apakah TB Anak Dapat Menular Kepada Anak yang Lain
Pada lokasi dengan banyak kasus TB anak, yang terjadai adalah terdapat
kasusu TB dewasa BTA positif yang belum ditemukan dan diobati, sehingga
menjadi sumber penularan ke anak yang tinggal berdekatan dengan pasien
tersebut. Sebagian orang tua menganggap hal ini adalah kasus TB pada anak
yang menular ke anak yang lain.
Sebagian besar kasus TB pada anak tidak dapat menular ke anak yang
lain, kecuali pada anak yang menderita “adult type TB” atau TB tipe dewasa,
yaitu TB pada anak dengan menyerupai TB pada dewasa dan ditemukan BTA
pada pemeriksaan dahak.
G. Tatalaksana TB Anak
1. Penanganan pasien TB Anak terdiri dari pemberian terapi obat dan
pemberian gizi yang adekuat
2. Penyakit penyerta yang sering diderita anak juga harus ditatalaksana secara
bersamaan
3. Pemberian terapi obat terdiri dari pemberian Obat Anti TB (OAT) dan terapi
pencegahan dengan INH profilaksis.
4. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3 macam obat dan
diberikan setiap hari baik pada tahap intensif maupun lanjutan.
5. Obat dalam bentuk KDT (Kombinasi Dosis Tetap) harus diberikan secara
utuh, tidak boleh dibelah atau digerus. Obat dapat diberikan dengan cara
ditelan secara utuh atau dilarutkan dengan air sesaat sebelum diminum.
6. Apabila obat diberikan dalam bentuk puyer, harus dibuat terpisah untuk
masing-masing obat. Tidak diperbolehkan mencampur beberapa macam
obat dalam satu puyer.
7. Apabila ada kenaikan berat badan pada Anak, maka dosis menyesuaikan
dengan berat badan terakhir.
8. Pada anak obesitas, dosis KDT sesuai dengan berat badan ideal sesuai
dengan umur.
9. OAT kategori Anak dalam bentuk KDT terdiri dari kombinasi INH,
Rifampisin dan Pirazinamid masing-masing 50 mg, 75 mg dan 150 mg
untuk fase intensif dan kombinasi INH dan Rifampisin masing-masing 50
mg dan 75 mg untuk fase lanjutan yang diberikan kepada anak sesuai
dengan berat badan anak tersebut
10. Terapi pencegahan dengan INH diberikan kepada anak Balita yang kontak
dengan pasien TB BTA positif tetapi tidak terinfeksi TB dan anak yang
terinfeksi TB tetapi tidak sakit TB (profilaksis primer dan sekunder)
11. INH profilaksis diberikan dngan dosis 10mg/kgBB/hari selama 6 bulan
12. Bukti adanya infeksi TB diperoleh dari hasil uji tuberkulin (Mantoux
tes) yang positif yaitu munculnya indurasi dengan diameter ≥ 10mm.
H. Integrasi TB Anak dalam Tim Dots Rumah Sakit
1. Semua kasus TB Anak di RS harus tercatat dalam program TB agar terjamin
pemantauan pengobatannya.
2. Bagian Anak di RS harus terlibat dalam Tim DOTS RS.
3. Saat ini diperkirakan banyak kasus TB Anak yang tidak tercatat dan
terlaporkan, akibatnya pemantauan terhadap kasus tersebut tidak dapat
dilakukan.
I. Fokus pada TB dan Kehamilan
1. Wanita sangat rentan menderita TB selama kehamilan atau segera setelah
melahirkan
2. TB sering menjadi penyebab kematian pada kehamilan dan persalinan,
terutama pada wanita dengan HIV
3. TB pada kehamilan meningkatkan resiko bayi lahir premature atau BBLR
4. Sakit TB selama kehamilan meningkatkan resiko penularan baik TB
maupun HIV kepada bayi
J. Kewaspadaan TB Resisten Obat Pada Anak
1. Kasus TB resisten obat terutama TB MDR yang mulai meningkat di
Indonesia menyebabkan resiko terjadinya TB resisten obat pada anak.
2. Kewaspadaan terjadinya TB resisten obat pada anak pada kondisi sebagai
berikut:
a. Kontak dengan pasien terbukti TB MDR,
b. Kontak dengan pasien TB yang resiko tinggi terjadinya TB MDR
misalnya pasien Kambuh, Gagal,
c. Anak dengan riwayat pengobatan TB berulang
d. Anak yang tidak menunjukkan pebaikan klinis setelah 2-3 bulan terapi
obat lini pertama
e. Diagnosis dan tatalaksana TB MDR pada anak sesuai dengan dewasa.
K. Mengapa TB pada Anak Terpinggirkan
1. Kesulitan mendiagnosis TB pada Anak. Anak sulit untuk berdahak,
seandainya bisa berdahak belum tentu TB pada Anak memberikan hasil
BTA positif
2. Belum diketahuinya beban masalah TB Anak di masyarakat
3. TB Anak dianggap tidak menular, sehingga bukan prioritas pengendalian
TB ketersediaan dana
4. Kebanyakan Anak yang terdampak TB adalah anak-anak miskin dengan
kesulitan akses ke pelayanan kesehatan
L. Upaya untuk “Menuju Nol Kematian Pada Anak Akibat TB”
Apa yang harus kita lakukan:
1. Mulai melihat TB pada anak merupakan bagian dari penyakit keluarga.
Anak terinfeksi TB dari orangtua atau keluarga yang tinggal serumah.
Setiap kasus TB dewasa terutama BTA positif harus dilakukan pemeriksaan
kontak serumah, terutama anak di bawah 5 tahun. Anak yang sakit TB harus
segera didiagnosis dan diterapi OAT sedangkan anak tanpa sakit TB, baik
terinfeksi maupun sehat yang kontak serumah dengan pasien TB BTA
positif harus diberikan terapi INH profilaksis.
2. Meningkatkan pelayanan TB dengan menjangkau semua masyarakat yang
terdampak TB yaitu kaum urban, pekerja migrant, tahanan dan kaum
minoritas ethnic. Dengan cara ini kita juga dapat menjangkau semua bayi
dan anak yang terdampak TB
3. Prioritas utama untuk anak dengan HIV
4. Integrasi pelayanan kesehatan ibu dan anak, HIV dan TB secara bersama-
sama
MATERI PENYULUHAN ETIKA BATUK

A. Etika Saat Bersin dan Batuk Menurut Kesehatan


Saat ingin bersin atau batuk, sangat penting untuk mengetahui etika. Hal
ini dilakukan agar penularan virus tida terjadi. Selain itu, menghindarkan
infeksi terjadi. Mungkin, kebanyakan dari kita saat ingin bersin atau batuk,
refleks menggunakan tangan untuk menutupinya. Namun cara ini belum
sepenuhnya benar.
Pasalnya, bisa saja virus dan bakteri berpindah pada telapak tangan.
Setelah itu, menular pada orang lain saat bersalaman. Oleh karena itu, etika
saat bersin dan batuk sangat perlu diperhatikan. Pertama, saat Anda merasa
ingin bersin dan batuk segera ambil tisu untuk menutup hidung dan mulut.
Setelah itu, buang tisu tersebut.
Bagi yang tidak membawa tisu, jangan menutup hidung dan mulut dengan
telapak tangan. Namun gunakan lengan atas Anda. Selalu cuci tangan Anda
dengan sabun dan air mengalir. Apabila tidak ada hand sanitizer dengan bahan
alkohol sangat diperlukan.
B. Tujuan Melakukan Etika Saat Bersin dan Batuk
Tujuan dari melakukan etika saat bersin dan batuk adalah menghindarkan
penyebaran virus. Mungkin, beberapa bersin dan batuk tidak mengandung
kuman berbahaya. Namun, kuman dan virus bisa berasal dari rongga mulut
yang dikeluarkan saat bersin dan batuk dilakukan.
Hal ini kemungkinan besar membentuk koloni yang menyebabkan infeksi.
Bagi Anda yang sedang menderita batuk, sebaiknya menggunakan masker.
Bila perlu sedikit jauhkan diri agar orang lain tidak terkena infeksi.
Namun alangkah baiknya lagi, Anda istirahat di rumah hingga batuk
benar–benar sembuh. Terlebih, jika batuk disebabkan karena suatu penyakit.
Penularan penyakit dari bersin dan batuk bisa terjadi dimana saja, seperti
sekolah, kantor, pusat keramaian hingga rumah sekalipun. Sangat penting
untuk memperhatikan etika dalam bersin dan batuk.
Itulah sedikit pengetahuan akan etika bersin dan batuk yang perlu Anda
lakukan agar penularan penyakit bisa dicegah.
DAFTAR PUSTAKA

Aan Yuliyanto, dkk (2014), “Karya Tulis Ilmiah Permainan Tebak Gambar
Berbasis Prented Play Solusi Peningkatan Daya Ingat”. (Purwakarta: UPIK
Purwakarta)

Atun M. 2010. Lansia sehat dan bugar. Yogyakarta : Kreasi Wacana

Departemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut


Bagi Petugas Kesehatan. Jilild I. Jakarta: Direktorat Pembina Kesehatan
Masyarakat

Nugroho. 2012. Keperawatan gerontik & Geriartrik, Edisi 3. Jakarta: EGC


PPT MATERI PENYULUHAN TUBERCULOSIS (TBC)
LEAFLET TBC
DAFTAR HADIR PESERTA
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN TUBERCULOSIS (TBC)
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN PERILAKU HIDUP
BERSIH SEHAT (PHBS) DI SDN MARGAHAYU IX

Hari/Tanggal : Kamis, 28 Juli 2022


Tempat : SDN Margahayu IX
Waktu : 08.00 WIB – 11.00 WIB
Topik : Pendidikan kesehatan tentang PHBS di Sekolah
Peserta : Mahasiswa profesi Ners STIKes Bani Saleh dan seluruh murid
SDN Margahayu IX

I. PERSIAPAN
Sebelum melukan kegiatan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih sehat
(PHBS) sekolah, mahasiswa mempersiapkan media, waktu dan tempat
penyuluhan. Setelah dirundingkan dengan warga sekitar dan para kader pada
acara PHBS sekolah (Cara mencuci tangan dan menggosok gigi) dan disepakati
penyuluhan dilakukan pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2022. Dua hari
sebelumnya pelaksanaan, mahasiswa mempersiapkan proposal, materi
penyuluhan dan tempat penyuluhan kepada dosen pembimbing dan guru SDN
Margahayu IX. Selain itu mahasiswa membuat surat undangan yang
ditunjukkan kepada kepala sekolah untuk disampaikan kepada siswa/i dan
kepala sekalah SDN Margahayu IX.

II. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan Kesehatan tentang perilaku hidup bersih (PHBS)
pada tanggal tanggal 28 Juli 2022 hari Kamis, seletah peserta penyuluhan hadir
pukul 08.00 WIB acara dibuka oleh Helda Ayoe H dan Lilis sekaligus berperan
sebagai pemberi materi PHBS. Acara penyuluhan untuk materi berlangsung
selama 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawaab atau diskusi.
Selama proses diskusi dan tanya jawab berjalan dengan baik dan siswa/i
antusias bertanya dan ingin tahu banyak tentang PHBS Sekolah. Sebeelum
acara ditutup dilakukan evaluasi kepada siswa/i dengan memberikan
pertanyaan 3 saja yaitu pengertian PHBS Sekolah, cara mencuci tangan yang
benar, cara menggosok gigi yang benar. Siswa/i dapat menjawab dengan baik
dengan bahasa yang di mengerti oleh masyarakat itu sendiri tetapi maknanya
sama dan benar. Akhirnya acara penyuluhan ditutup pukul 11.00 WIB.

III. EVALUASI
1. Struktur
a. Peralatan yang digunakan sesuai dengan dengan rencana yaitu ppt, sikat
gigi, sabun
b. Peserta hadir 171 murid siswa/i kelas 1-6 SD
c. Seluruh mahasiswa hadir dalam kegiatan
d. Tempat sesuai dengan yang direncanakan yaitu SDN Margahayu IX
e. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana
2. Proses
a. Mahasiswa hadir sebelum acara
b. Mahasiswa dapt menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya
c. Peserta menyimak dan sangat antusias mengikuti pemberian materi
selama proses kegiatan berlangsung
d. Media dan alat yang telah disiapkan dapat digunakan
3. Hasil
a. 45 peserta mengikuti penyuluhan PHBS Sekolah
b. 60% peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji dan mengikuti cara
mencuci tangan dan menggosok gigi
c. Semua mahasiswa berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan

Hasil Observasi :
Kegiatan penyuluhan tentang PHBS Sekolah, dilakukan tepat waktu dan
para peserta terlihat sangat antusias dan kooperatif dalam mengikuti
penyuluhan tersebut. Dalam sesi tanya jawab juga terlihat betapa ingin mereka
tahu tentang seperti cara mencuci tangan dan cara menggosok gigi.
Pertanyaan :
1. Apakah ada yang tau PHBS itu apa?
2. Apa pengertian dari mencuci tangan?
3. Apa tujuan dari mencuci tangan?
4. Apa tujuan dari menggosok gigi?

Rekomendasi :
1. Diharapkan seluruh siswa/i dapat memahami akan mencuci tangan dan
menggosok gigi
2. Adanya perhatian dari lingkup ssekolah yaitu guru dan mengurus menjaga
sekolah akan perkembangan PHBS anak-anak sekolah
3. Adanya dukungan dari guru-guru untuk menjalankan PHBS sekolah SDN
09 Margahayu pada anak muridnya

IV. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


1. Faktor Pendukung
Kegiatan penyuluhan Kesehatan dapat dilakukan dengan adanya tempat
dan fasilitas untuk menyajikan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih
sehat (PHBS). Segi peserta antusias menyimak dan senang daalam
mengikuti kegiatan penyuluhan tentang cara menggosok gigi dan cara
mencuci tangan
2. Faktor Penghambat
Pada saat penyuluhaan siswa/i tidak dapat hadir semua dikarenakan ada
yang sakit
PROPOSAL PENYULUHAN PERILAKU HIDUP SEHAT (PHBS) DI SDN
MARGAHAYU IX

DISUSUN OLEH :
SELURUH MAHASISWA/I PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TA 2021/2022
A. LATAR BELAKANG
Kebersihan merupakan suatu keadaan yang terbebas dari kotoran,
termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu
menjadi olemic yang berkembang, dimana kasus yang berkaitan dengan
masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat (Alfarisi, 2008).
Kebersihan merupakan kunci dari kesehatan. Manusia perlu menjaga
kebersihan diri agar tubuh menjadi sehat, sehingga tidak menyebarkan kotoran
dan tidak menularkan penyakit, baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang
lain.Kebersihan diri merupakan suatu proses pertahanan dan
pemeliharaankebersihan serta kesehatan tubuh. Langkah-langkah dalam
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan antara lain dengan mandi yang teratur,
menjaga kerapian, menggosok dan merawat gigi, berganti pakaian secara
teratur dan mencuci tangan (Timmreck, 2004).
Mencuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara
mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan
mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis
dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme (Tietjen, 2003).
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun terbukti secara ilmiah efektif
untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit menular seperti diare, Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan Flu Burung (Depkes, 2010).
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mencegah penyakit
yang menyebabkan kematian jutaan anak setiap tahunnya, seperti diare dan
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang dilaporkan telah membunuh 4
juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang. Karena tangan merupakan
pembawa utama kuman penyakit dan praktek mencuci tangan dengan
menggunakan sabun dapat mencegah 1 juta kematian anak. Perilaku mencuci
tangan menggunakan sabun yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada
anak, sehingga dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran mereka
akan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penyakit
sebagai akibat perilaku yang tidak sehat. Padahal anak-anak merupakan asset
bangsa yang paling berperan untuk generasi yang akan datang. Dengan
merebaknya penyebaran penyakit seperti diare yang mulai menjangkau
Indonesia, maka peningkatan kesadaran tentang mencuci tangan dengan
menggunakan sabun ditujukan kepada mereka yang berisiko tinggi untuk
terjangkit antara lain anak-anak di sekolah (Depkes, 2009).
Menurut Djauzi (2008) Kuman ada dimanapun, mencuci tangan
merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kuman dan untuk
menghindari penularan penyakit. Di sekolah anak tidak hanya belajar, tetapi
banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan oleh anak di sekolah seperti
bermain, bersentuhan ataupun bertukar barang-barang dengan teman-teman.
Kuman yang ada di alat-alat tulis, kalkulator, buku-buku dan benda-benda
lainakan dengan mudah berpindah dari tangan satu anak ke anak lainnya,
sehingga jika ada anak yang mempunyai penyakit tertentu akan mudah menular
pada anak lainnya. Jadi, mencuci tangan harus dilatih sejak dini pada anak agar
anak memiliki kebiasaan mencuci tangan, sehingga anak terhindar dari
penyakit
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai sosialisasi tentang PHBS mencuci tangan yang baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
Maksud dan tujuan dari kegiatan penyuluhan PHBS cuci tangan antara lain:
a. Peserta mengetahui pengertian dan tujuan dari mencuci tangan.
b. Peserta mengetahui alasan mencuci tangan harus di air mengalir.
c. Peserta mengetahui 5 waktu yang tepat mencuci tangan
d. Peserta mengetahui 6 langkah mencuci tangan yang baik dan benar.
e. Peserta dapat melakukan 6 langkah mencuci tangan yang baik dan benar
C. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat penyuluhan PHBS cuci tangan adalah agar peserta mendapatkan
pengetahuan terkait cara melakukan cuci tangan yang baik dan benar, dan
diharapkan peserta dapat menerapkan perilaku cuci tangan baik di sekolah
maupun di rumah.
D. SASARAN STRATEGIS
Anak-anak sekolah dasar kelas 1 ssampai 6 SDN Margahayu IX.
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Kamis, 28 Juli 2022
Waktu : Pukul 08.30 s.d selesai
Tempat : Ruang kelas SDN Margahayu IX
F. METODE
1. Ceramah/Menjelaskan
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
G. MEDIA
1. Laptop
2. LCD
3. Video, x-banner.
4. Handwash
5. Ember kran
6. Tisue makan
H. SETTING TEMPAT

Ket:
Leader:
Co. Leader:
Fasilitator:
Observer:
Anak Sekolah:
I. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATA KETERANGAN WAKTU MEDIA
N
Pembukaan 1. Menyampaikan salam 08.30 –
2. Memperkenalkan diri 08.40
3. Menyampaikan tujuan
Penyajian 1. Menjelaskan materi 08.40 – 1. Laptop
2. Menampilkan video dan banner 09.20 2. LCD
3. Demonstrasi cuci tangan 3. Standing
4. Memberikan doorprize dan Banner
membagikan susu kotak 4. Handsoap
5. Tissue
Penutup -Menyimpulkan hasil penyuluhan 9.20 –
-Mengakhiri dengan salam 09.30
J. EVALUASI
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada peserta tentang:
1. Apakah pengertian dari cuci tangan?
2. Apa tujuan dari mencuci tangan?
3. Apa alasan mencuci tangan harus dengan air mengalir?
4. Kapan 5 waktu yang tepat mencuci tangan?
5. Bagaimana langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar.
6. Peserta dapat melakukan 6 langkah cuci tangan dengan sendiri
MATERI PENYULUHAN PHBS
A. Cuci Tangan
1. Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-
sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian
dibilas dibawah aliran air (Larsan, 1995).
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran
dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air
(DEPKES, 2007).
Mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan sabun
dan air mengalur sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan tujuan
untuk menghilangkan kuman. Membiasakan mencuci tangan sejak dini
merupakan langkah awal untuk mencegah masuknya kuman dan resiko
tertularnya penyakit.
2. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini
dilakukan dengan tujuan yaitu:
a. Supaya tangan bersih.
b. Membersihkan tangan dari kuman dan bakteri.
c. Terhindar dari sakit perut dan diare.
3. Alasan Mencuci Tangan Dengan Air yang Mengalir
Dengan mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman akan
ikut terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan atau
di warung makan yang ada keran cuci tangan, sebaiknya cuci tangan di
keran saja walaupun disediakan mangkuk tempat mencuci tangan di meja
adik-adik.
4. Lima Waktu Tepat Mencuci Tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar.Nah
sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan?
a. Sebelum dan sesudah makan. Untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan.
b. Setelah dari WC dan buang air. Besar kemungkinan tinja masih tertempel
di tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan.
c. Setelah bermain. Kebiasaan anak kecil adalah bermain di tempat yang
kotor.
d. Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Bagi adik-adik mencuci
tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan
sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
e. Tangan terlihat kotor.
5. Langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar
Berikut ini adalah langkah mencuci tangan yakni 6 langkah yang di
kembangkan menjadi 9 langkah. Bisa dilihat pada gambar untuk lebih
jelasnya.
a. Basuh tangan dengan air mengalir
b. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
c. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan,
begitu pula sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan
e. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan
kiri dan sebaliknya.
h. Bilas kembali dengan air.
i. Keringkan dengan lap tangan atau tissue
B. Jamban
1. Pengertian
Jamban merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk digunakan
sebagai tempat buang air besar. Jamban yang sehat efektif untuk memutus
mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki dan
digunakan oleh keluarga dengan penempatan (di dalam rumah atau di
luar rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah. Standar dan
persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari :
a. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap)
Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari
gangguan cuaca dan gangguan lainnya.
b. Bangunan tengah jamban
Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban, pertama yaitu lubang
tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter dilengkapi
oleh konstruksi leher angsa dan lantai jamban yang terbuat dari bahan
kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran untuk pembuangan air
bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL).
c. Bangunan Bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai
kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau
kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Bangunan bawah jamban memiliki 2
bentuk yaitu tangki septik dan cubluk.
2. Air Bersih
Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian
umum. Air bersih yaitu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak sedangkan air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Permenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990). Akses terhadap air bersih dan air minum yang
aman dan layak menggambarkan sanitasi rumah tangga yang baik. Manfaat
air bersih yaitu menghindarkan dari gangguan penyakit seperti diare,
kolera, thypus dan lain-lain. Sumber air bersih dapat dari mata air, sumur
atau pompa, ledeng, air hujan atau air kemasan (Depkes RI, 2013).
3. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) termasuk salah satu
contoh perilaku yang tidak sehat. BABS adalah suatu tindakan
membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai
atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi
lingkungan, tanah, udara dan air.
C. Cara Membasmi Jentik Nyamuk
Pemberantasan nyamuk belum selesai jika belum selesai jika tidak di ikuti
dengan pemberantasan jentik nyamuk. Waspada jentik nyamuk karena jika
tidak semua diberantas, berarti anda belum memutus sirklus perkembangbiakan
nyamuk.
Cara memberantas jentik nyamuk dengan mengidentifikasi keberadaannya,
baik di dalam maupun di luar rumah. Cara mencari jentik nyamuk teluk dan
jentik nyamuk sangat kecil sehingga wajar untuk lepas dari penglihatan
anda.Lokasi yang tidak bisa menjadi sarang karena jentik nyamuk hanya
membutuhkan genangan air bening untukk bertahan hidup. Lakukan
pemeriksaan jentik nyamuk secara teratur sehingga dapat menangininya segera.
Beberapa cara untuk mendeteksi keberadaan jentik nyamuk:
1. Perhatikan permukaan genangan air jernih dengan pencahayaan yang baik.
Jentik nyamuk akan lebih mudah terlihat saat bergerak.
2. Jentik nyamuk kadang-kadang disamarkan oleh endapan pasir di dasar
wadah yang dibanjiri hujan.
3. Jangan salah dan bertukar antara jentik nyamuk dan berudu katak karena
keduanya mungkin terlihat serupa.
Cara menghilangkan jentik nyamuk adalah cikal bakal nyamuk, jika tidak
segera diberantas, hasil yang di dapat banyak nyamuk di lingkungannya.
Nyamuk adalah salah satu pembawa bakteri dan virus yang menyebabkan
penyakit, sehingga keberadaan nyamuk harus diberantas/ pemberantasan jentik
bertujuan untuk mengurangi laju pertumbuhan nyamuk sehingga terhindar dari
penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.
D. Kegiatan Olahraga
1. Dasar pemikiran
Upaya peningkatan mutu Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang
tidak pernah lepas dari perhatian kita semua, oleh karena itu perlu adanya
stategi yang tepat untuk melaksananya. Salah satu program yang akan
dilaksanakan oleh guru SDN Margahayu IX berkenan dalam hal ini yakni
pekan olahaga dan seni.
Secara umum manfaat Pendidikan pekan olahraga dan seni bagi peserta
didik adalah untuk membentuk potensi diri dan kebersamaan setiap individu
dalam melakukan suatu kegiatan yang bersifat positif.
Sehingga kami sadar bahwa pekan olahraga dan seni, juga perlu
dilaksanakan demi meningkatkan potensi akademik maupun non akademik
bagi pelajar itu sendiri.
2. Maksud dan Tujuan
Pelaksanaan kegiatan Pendidikan pekan olahraga dan seni dimasudkan
untuk mencetak dan menghasilkan calon penerus bangsa berdedikasi tinggi
dengan segenap kemampuan dan keterampilannya
E. Cara Membuang Sampah
Permasalahan lingkungan yang terjadi di wilayah SDN Margahayu IX
tersebut adalah mengenai pembuangan limbah yang masih dalam proses
penataan. Sampah sampah yang ada hanya dikumpulkan dan ditengah jalan
agar tertindas kendaraan-kendaraan yang lewat gang kecil tersebut, memang
meskipun jalannya tidak terlalu besar, banyak kendaraan yang lewat karena
memang jalan tersebut dapat menjadi alternatif menuju pasar dan juga menuju
daerah pertokoan dan arah jalan raya. Lingkungan jalan yang menjadi alternatif
menuju jalan raya tersebut terlihat kumuh, kotor dan ban kendaraan harus
terganggu dengan sampah-sampah yang harus ditindas, bahkan kadangkala ban
kendaraan hampir tergelincir lantaran.
1. Pemilihan sampah organic dan non organic
2. Kebersihan dan kerapian kelas
3. Pemeliharaan teman-teman kelas
4. Penguatan kelompok pecinta lingkungan
F. Tidak Merokok di Sekolah
Dalam pergaulan sehari-hari, kita tidak dapat dipisahkan dari rokok.
Hampir setiap orang di dunia mengenalnya. Beberapa orang menganggap,
mengkonsumsi rokok merupakan hal yang tidak dapat di pisahkan dari
kehidupan sehari-hari.
Di dalam kenikmatan sebatang rokok, tersimpan juga bahaya yang begitu
besar. Banyak zat kimia yang sangat berbahaya yang terkandung dalam
sebatang rokok. Lebih dari 1000 jenis bahan kimia yang berbahaya terkandung
di dalamnya. Meskipun masyarakat mengetahuinya, tak sedikit dari mereka
yang mengabaikan bahaya tersebut.
Dampak dari rokok itu sendiri tidak hanya orang yang menghisap secara
langsung rokok tersebut. Namun juga orang di sekitarnya yang juga menghirup
udara di sekitar perokok tersebut, atau disebut perokok pasif. Akibatnya,
kerugian yang di akibatkan asap rokok tersebut hampir tidak di ketahui oleh
perokok pasif tersebut. Akibatnya, banyak orang tidak bersalah yang
merasakan dampak negatif dari rokok tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami pengurus SDN
Margahayu IX akan menyelenggarakan seminar sehari tentang Pencegahan dan
penanggulangan bahaya merokok 

Hasil survey di SDN Margahayu IX


1. Bak penampungan air jarang dikuras
2. Terdapat jentik-jentik nyamuk di bak penampungan air
3. Terdapat tempat sampah tetapi blm di bagi menjadi dua bagian yaitu
anorganik dan organik
4. Terdapat kantin sekolah tetapi blm buka karena modalnya tidak ada
WC/Cemplung langsung ke kali
5. Bikin banner cuci tangan 6 langkah dengan ukuran 2x1
6. Bikin Poster dilarang merokok
PPT MATERI PENYULUHAN PHBS DI SEKOLAH
POSTER
FOTO DOKUMENTASI PHBS DI SDN MARGAHAYU
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
SENAM HIPERTENSI DAN FOOT MASSAGE DI RW 03

Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Juli 2022


Tempat : Lapang Tenis RT 08
Waktu : 07.00 WIB – Selesai
Topik : Pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan foot massage
Peserta : Mahasiswa profesi Ners STIKes Bani Saleh dan seluruh warga
penderita hipertensi Rw 03

I. PERSIAPAN
Sebelum melukan kegiatan penyuluhan tentang hipertensi, mahasiswa
mempersiapkan media, waktu dan tempat penyuluhan. Setelah dirundingkan
dengan warga sekitar dan para kader pada acara senam, penyuluhan hipertensi
dan foot massage disepakati penyuluhan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 30
Juli 2022. Dua hari sebelumnya pelaksanaan, mahasiswa mempersiapkan
proposal, materi penyuluhan dan tempat penyuluhan kepada dosen
pembimbing. Selain itu mahasiswa menggundang masyarakat untuk mengikuti
kegiatan tersebut.

II. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi pada tanggal 30 Juli
2022 hari Sabtu, setelah peserta penyuluhan hadir petama kali peserta di cek
tekanan darah terlebih dahulu kemudian peserta mengikuti kegiatan senam.
Acara penyuluhan hipertensi dilakukan setelah senam selesai. Penyuluhan
berlangsung selama 15 menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawaab
atau diskusi. Selama proses diskusi dan tanya jawab berjalan dengan baik dan
warga bertanya dan ingin tahu banyak tentang hipertensi. Sesi selanjutnya foot
massage yang berlangsung selama 20 menit. Sebeelum acara ditutup dilakukan
evaluasi kepada warga dengan memberikan pertanyaan 3 saja yaitu Apa saja
untuk diet hipertensi, apa saja gejala hipertensi, apa saja komplikasi dari
hipertensi. Warga dapat menjawab dengan baik dengan bahasa yang di
mengerti oleh masyarakat itu sendiri tetapi maknanya sama dan benar.
Akhirnya acara penyuluhan ditutup pukul 10.00 WIB.

III. EVALUASI
1. Struktur
a. Peralatan yang digunakan sesuai dengan dengan rencana yaitu leaflet,
hand body, tensi meter,
b. Peserta hadir 35 Warga
c. Seluruh mahasiswa hadir dalam kegiatan
d. Tempat sesuai dengan yang direncanakan yaitu Lapangan Tenis Rt 08
e. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana
2. Proses
a. Mahasiswa hadir sebelum acara
b. Mahasiswa dapt menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya
c. Peserta menyimak dan sangat antusias mengikuti pemberian materi
selama proses kegiatan berlangsung
d. Media dan alat yang telah disiapkan dapat digunakan
3. Hasil
a. 35 peserta mengikuti penyuluhan senam hipertensi dan foot massage
b. 60% peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji dan mengikuti kegiatan
c. Semua mahasiswa berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan

Hasil Observasi :
Kegiatan penyuluhan tentang senam hipertensi dan foot massage,
dilakukan tepat waktu dan para peserta terlihat sangat antusias dan kooperatif
dalam mengikuti penyuluhan tersebut. Dalam sesi tanya jawab juga terlihat
betapa ingin mereka tahu tentang seperti cara foot massage dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi.
Pertanyaan :
1. Apa saja untuk diet hipertensi?
2. Apa saja gejala hipertensi?
3. Apa saja komplikasi dari hipertensi?

Rekomendasi :
Diharapkan seluruh warga dapat memahami hipertensi dan foot massage
dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

IV. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


1. Faktor Pendukung
Kegiatan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan dengan adanya tempat
dan fasilitas untuk menyajikan pengetahuan tentang senam hipertensi dan
foot massage. Segi peserta antusias menyimak dan senang dalam mengikuti
kegiatan penyuluhan tentang hipertensi dan foot massage dalam
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
2. Faktor Penghambat
Pada saat penyuluhan warga tidak dapat hadir semua dikarenakan ada
yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing
PROPOSAL
PENYULUHAN SENAM HIPERTENSI DAN FOOT MASSAGE PADA
MASYARAKAT DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN
MARGAHAYU RW.08

DISUSUN OLEH :
SELURUH MAHASISWA/I PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TA 2021/2022
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu contoh penyakit
degenaratif. Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh arteri secara terus menerus lebih dari
suatu periode. Hipertensi didefenisikan sebagai penigkatan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau diastolik sedikitnya 90 mmHg (Syharini, Susanto,
& Udiyono, 2012).
Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan
faktor risiko yang dapat di ubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah terdiri
dari genetika, umur dan jenis kelamin. Faktor yang dapat diubah yaitu obesitas,
kurang olahraga, konsumsi garam berlebih,merokok dan mengkonsumsi
alkohol dan stres. Asupan garam yang terus meningkat maka volume darah
akan meningkat dan dapat meningkatkan beban kerja pada jantung. (Sudoyono,
2016).
Hipertensi juga dapat terjadi akibat obstruksi dan kelemahan otot untuk
memompa darah, hal itu disebabkan karna pada manusia semakin bertambah
usia semakin terjadi penurunan massa otot. kekuatan dari laju denyut jantung
maksimal dan terjadi peningkatan kapasitas lemak tubuh. (Sudoyono, 2016).
Berbagai faktor resiko pada hipertensi dapat di cegah dengan cara
berolahraga secara teratur baik dari semasa muda hingga masa tua. Olahraga
dan latihan pergerakan secara teratur dapat mengulangi masalah atau
perubahan fungsi tubuh. Hipertensi juga bisa dikontrol dengan berbagai terapi
farmakologi dan terapi nonfarmakologi seperti berolahraga secara teratur dari
berbagai macam olahraga yang ada salah satu olahraga yang dapat dilakukan
yaitu olahraga senam hipertensi. Selain berolahraga secara teratur, bisa
dilakukan teknik terapi foot massage untuk menurunkan dan menstabilkan
tekanan darah . (Syharini, Susanto, & Udiyono,2012).
Foot massage merupakan salah satu terapi komplementer yang aman dan
mudah diberikan, terapi ini dilakukan pada telapak kaki yang merupakan
ujung-ujung syaraf yang dapat di stimulasi dengan pijatan lembut dengan
tangan. Terapi foot massage dapat memperlancar aliran darah, menurunkan
kadar
hormon kortisol, merelaksasikan otot, menurunkan ketegangan otot dan
memberikan rasa nyaman, sehingga dapat menurunkan stress dan kecemasan
yang secara tidak langsung menurunkan tekanan darah. (Umamah & paraswati,
2019).
Berdasarkan ringkasan materi diatas, diperlukannya pelaksanaan program
terapi yang diperlukan suatu instrument atau parameter yang bisa digunakan
untuk mengevaluasi kondisi individu, sehingga mudah untuk menentukan
program terapi selanjutnya. Tetapi tentunya parameter tersebut harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana individu itu berada, karena hal
ini sangat individual sekali, dan apabila dipaksakan justru tidak akan
memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam keadaan ini maka upaya
pencegahan berupa latihan-latihan atau terapi yang sesuai harus dilakukan
secara rutin dan berkesinambungan salah satunya yaitu melalui kegiatan Senam
hipertensi dan foot massage.
Berdasarkan hasil pengkajian dan survei yang dilakukan didapatkan 81
orang yang terkena riwayat hipertensi. Maka dari itu, kami melakukan
penyuluhan dan latihan terapi senam hipertensi dan foot massage kepada warga
di RW 03.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam hipertensi dan foot massage, masyarakat di
kelurahan Margahayu RW 03 dapat mempraktekan secara mandiri untuk
mencegah peningkatan tekanan darah.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi
b. Meningkatkan rentang gerak individu di kelurahan Margahayu RW 03
c. Menstabilkan tekanan darah
d. Meningkatkan fungsi organ-organ tubuh
e. Memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan senam hipertensi dan foot
massage
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Masyarakat Kelurahan Margahayu RW 03 dapat mengetahui apa itu
hipertensi dan cara penanganannya
2. Masyarakat Kelurahan Margahayu RW 03 dapat mengetahui cara
pengobatan hipertensi dengan senam hipertensi dan foot massage
3. Masyarakat Kelurahan Margahayu RW 03 dapat mempraktekan teknik
senam hipertensi dan foot massage di rumah
D. SASARAN STRATEGIS
Masyarakat Kelurahan Margahayu RW 03 yang memiliki riwayat hipertensi
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Sabtu, 30 Juli 2022
Waktu : Pukul 07.00 s.d selesai
Tempat : Lapangan bulu tangkis di RW.003
F. METODE
1. Demonstrasi
2. Ceramah/Menjelaskan
3. Tanya jawab
G. MEDIA
1. Sound System
2. Leaflet
H. KEGIATAN PENYULUHAN
NO. TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan pendidikan
kesehatan
4. Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki
masyarakat dengan hipertensi
2. Pelaksanaan 1. Melakukan pengukuran tekanan 1. Mendemonstrasikan
(60 menit) darah 2. Mendengarkan
2. Masyarakat harus mengikuti 3. Bertanya
kegiatan senam yang akan
dipandu oleh instruktur senam
3. Pengukuran tekanan darah
kembali setelah senam dilakukan
4. Menjelaskan materi
5. Masyarakat memperhatikan
penjelasan tentang edukasi
hipertensi
6. Masyarakat menanyakan tentang
hal-hal yang belum jelas
7. Pemberian foot massage
8. Pengukuran tekanan darah
kembali setelah dilakukan foot
massage
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi dan 1. Mendengarkan
(5menit) intervensi 2. Menjawab salam
2. Mengevalusi masyarakat tentang
materi dan intervensi yang telah
diberikan
3. Mengakhiri pertemuan

I. PERORGANISASIAN
Penanggung jawab : Lilis Apiyani
Moderator : Agung Nugraha Bastian
Penyaji : Syifa Rahmawati
Fasilitator : Dety Dharmawaty
Mu’minah
Munfaidah
Mohamad Rizky Abdurohman
Abdul Anan
Dodi Iskandar
Deni Fauzi
Dede Yusuf Khatami
Observer : Bella Saphira Arrahim
Lu’lu’a Lanahdiayanna
Dokumentasi : Asri Hartati
Dini Elfrida
Indah Melinda Putri
Kafilatul Azizah
Konsumsi : Anisha Fitria
Asma Zuinoviana
Nabila Nur Khofifah
Pendamping Kader : Maya Indah Purnama Sari
Misti Ayu Agustin
Aulia Maulani Afifah
PJ Senam Hipertensi : Fitria Dewi
Zevi Agus Mulyana
Suntia Mustika
PJ Foot Massage : Lilis Apriyani
Arrahmah Nurfadilah
Anisha Fitria
Asma Zuinoviana
Rafa Sugiarto
Indah Rada Ulfami
MATERI PENYULUHAN SENAM HIPERTENSI

A. Definisi Senam Hipertensi


Senam hipertensi olahraga yang ditunjukkan untuk penderita hipertensi
dan usia lanjut untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres (faktor yang
mempertinggi hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan dilakukan
seminggu minimal 3 kali (Sudoyono, 2016)
B. Manfaat Senam Hipertensi
Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar
lemak yang berlebihan ditubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan
membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainya seperti : pinggang, paha,
pinggul, perut dan lain lain. Meningkatkan kelenturan, keseimbangan
koordinasi, kelincahan, daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan
dan olahraga lainnya (Sudoyono, 2016).
C. Cara Senam Hipertensi
1. Gerakan Pemanasan (Sudoyono, 2016)
a. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan
sisi lain.
b. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan
posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan.
Rasakan tarikan bahu dan punggung.
2. Gerakan Inti (Sudoyono, 2016)
a. Lakukan gerakan seperti jalan ditempat dengan lambaian kedua tangan
searah dengan sisi kaki yang diangkat. Lakukan perlahan dan hindari
hentakan.
b. Buka kedua tangan dengan jemari mengepal dan kaki dibuka selebar
bahu. Kedua kepalan tangan bertemu dan ulangi gerakan semampunya
sambil mengatur napas.
c. Kedua kaki dibuka agak lebar lalu angkat tangan menyerong. Sisi kaki
yang searah dengan tangan sedikit ditekuk. Tangan diletakkan
dipinggang dan kepala searah dengan gerakan tangan. Tahan 8-10
hitungan lalu ganti dengan sisi lainnya.
d. Gerakan hampir sama dengan sebelumnya, tapi jari mengepal dan kedua
tangan diangkat keatas. Lakukan bergantian secara perlahan dan
semampunya.
e. Hampir sama dengan gerakan inti 1, tapi kaki dibuang ke samping.
Kedua tangan dengan jemari mengepal ke arah yang berlawanan. Ulangi
dengan sisi bergantian.
f. Kedua kaki dibuka lebar dari bahu, satu lutut agak ditekuk dan tangan
yang searah lutut di pinggang. Tangan sisi yang lain lurus kearah lutut
yang ditekuk. Ulangi gerakan kearah sebaliknya dan lakukan
semampunya.
3. Pendinginan (Sudoyono, 2009).
a. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan
tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi
lainnya.
b. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan kesamping dengan
gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 hitungan lalu arahkan tangan
kesisi lainnya dan tahan dengan hitungan yang sama.
MATERI PENYULUHAN FOOT MASSAGE

A. Definisi Foot Massage


Foot massage (pijat kaki) merupakan salah satu terapi komplementer yang
aman dan mudah diberikan, terapi ini dilakukan pada telapak kaki yang
merupakan ujung-ujung syaraf yang dapat di stimulasi dengan pijatan lembut
dengan tangan
B. Tujuan Foot Massage
1. Menciptakan rasa rileks dan nyaman
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan
inflamasi
3. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap organ
internal
4. Membentuk memperbaiki mobilitas
5. Menurunkan dan menstabilkan nilai tekanan darah
C. Indikasi
Masyarakat dengan hipertensi
D. Kontraindikasi
Klien yang menderita luka bakar hebat, dan fraktur
E. Persiapan Alat
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Minyak kelapa/minyak zaitun atau body lotion
4. Lembar observasi tekanan darah
5. handuk
F. Prosedur Tindakan
Prosedur pelaksanaan (Abduliansyah, 2018), yaitu :
1. Klien dipersilahkan untuk memilih posisi yang diinginkan selama
intervensi bisa tidur miring, telungkup, atau duduk.
2. Lakukan pemijatan pada punggung kaki dan telapak kaki selama 10
menit.
3. Memposisikan pasien dengan nyaman
4. Rapihkan alat dan cuci tangan

Prosedur Foot Massage


DAFTAR PUSTAKA

Abduliansyah, M. R. (2018). Analisa Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien


Hipertensi Primer dengan Intervensi Inovasi Terapi Kombinasi Foot
Massage dan Terapi Murrotal Surah Ar- Rahman terhadap Penurunan
Tekanan Darah di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdul Wahab
Sjahranie. Karya Ilmiah Akhir. Universitas Muhammadiyah Kalimantan
Timur. Diambil dari https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/760

Sudoyo AW, Setiyohadi B, dkk. (2014). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:


InternaPublishing

Syahrini, E. N., Susanto, H. S. and Udiyono, A. (2012). Faktor-Faktor Risiko


Hipertensi Primer di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 1. doi: 10.1007/JHEP07(2016)043
LEAFLET FOOT MASSAGE
NO NAMA PARAF
1. Wiryanto
2. fitri
3. Tika
4. Nurhayati
5. Iin
6. Yunita
7. Nining
8. Uswatun
9 Suryandari
10 Siti nur alisa
11 Evi
12 Ida
13 Yati
14 Maesaroh
15 Ratna
16 Sinem
17 Ninik
18 Reni
19 Pujiyati
20 Neneng
21 Mia
22 Maun
23 Hilya
24 Wati
25 Salamah
26 Farida
27 Anis
28 Nurmala
29 Mela
30 Damayanti
31 Seila
32 Tania
33 Rani
34 Sinta
35 Ayu Wulandari
DAFTAR HADIR SENAM DAN FOOT MASSAGE
FOTO DOKUMENTASI SENAM HIPERTENSI DAN FOOT MASSAGE
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN ANTROPOMETRI DI
RW 03 MARGAHAYU BEKASI TIMUR

Hari / Tanggal : Jum’at, 29 Juli 2022


Tempat : Kediaman Bidan Evi RW 03 Gg Mawar 6 RT 08/RW03
Kelurahan
Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur
Waktu : 14.00 WIB – selesai
Topik : Pendidikan kesehatan tentang antropometri
Peserta : Mahasiswa profesi Ners STIKes Bani Saleh, Kader RW 03 dan
Masyarakat RW 03

I. PERSIAPAN
Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan tentang refresing kader yang
membahas cara menggunakan alat pemeriksaan tekanan darah dan
antropometri, mahasiswa/i mempersiapkan media, waktu dan tempat
penyuluhan. Setelah dirundingkan dengan warga sekitar dan kader pada acara
Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW) dan disepakati penyuluhan
dilakukan pada hari Jum’at, 29 Juli 2022. Dua hari sebelum pelaksanaan
mahasiswa/i mempersiapkan proposal, satuan acara penyuluhan (SAP), materi
penyuluhan dan tempat penyuluhan kepada dosen pembimbing dan pak RW
setempat. Selain itu mahasiswa/i membuat surat undangan yang ditujukkan
kepada para kader, masyarakat yang menjadi target utama dalam penyuluhan,
untuk pak RW 03, dan juga Puskesmas Karang Kitri.

II. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang refresing kader yang membahas
cara menggunakan alat pemeriksaan tekanan darah dan antropometri, pada hari
jum’at, 29 Juli 2022, setelah peserta penyuluhan hadir pada pukul 14.00 WIB
acara dibuka oleh zevi agus mulyana selaku moderator, dan dilanjutkan oleh
hani alfiyani selaku pemberi materi cara menggunakan alat pemeriksaan
tekanan darah dan antropometri. Acara penyuluhan untuk materi berlangsung
selama 20
menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab atau diskusi. Selama
proses diskusi dan tanya jawab berjalan dengan baik dan para kader antusias
dalam bertanya dan ingin tahu banyak mengenai cara menggunakan alat
pemeriksaan tekanan darah dan antropometri lebih banyak. Sebelum acara
ditutup dilakukan evaluasi kepada kader dengan memberikan pertanyaan 3 saja
yaitu apa saja yang harus dihindari dalam pemeriksaan tekanan darah,
komplikasi yang terjadi pada penderita hipertensi dan alat yang untuk
mengukur tinggi badan disebut apa. Para kader dapat menjawab dengan baik
dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat itu sendiri tetapi
maknanya sama dan benar. Akhirnya acara penyuluhan selesai pukul 16.00
WIB.

III. EVALUASI
1. Struktur
a. Peralatan yang di gunakan sesuai dengan rencana yaitu PPT, dan leaflet
b. Peserta hadir 8 orang warga
c. Seluruh mahasiswa hadir dalam kegiatan
d. Tempat sesuai yang di rencanakan yaity di kediaman bidan Evi RT 03
e. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana
2. Proses
a. Mahasiswa hadir sebelum acara
b. Mahasiswa dapat menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya
c. Peserta menyimak dan antusias mengikuti pemberian materi selama
proses kegiatan berlangsung
d. Media dan dan alat yang telah disiapkan dapat digunakan
3. Hasil
a. 8 peserta mengikuti penyuluhan cara menggunakan alat pemeriksaan
tekanan darah dan antropometri,
b. 60% peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji
c. Semua mahasiswa berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan
IV. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
1. Faktor Pendukung
Kegiatan peyuluhan kesehatan dapat dilakuakan dengan adanya tempat
dan fasilitas untuk menyajikan pengetahuan tentang refresing kader yang
membahas cara menggunakan alat pemeriksaan tekanan darah dan
antropometri, serta perserta antusias menyimak dan senang dalam mengikuti
kegiatan penyuluhan.
2. Faktor Penghambat
Pada saat penyuluhan masyarakat tidak dapat hadir semua dikarenakan
mempunyai kesibukan masing-masing.
PROPOSAL
PENYULUHAN PADA KADER RW 003 MARGAHAYU TENTANG
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN ANTROPOMETRI

DISUSUN OLEH:
SELURUH MAHASISWA/I PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TA 2021/2022
A. LATAR BELAKANG
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan padan dinding arteri.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi disebut tekanan sistolik,
sedangkan tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat disebut
tekanan diastolic. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan
sistolik terhadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya berkisar
dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 mmHg (Smetlzer dan Bare, 2011).
Pemeriksaan pengukuran darah menggunakan alat khusus yang
menggunakan sphygmomanometer yang bertujuan untuk mengukur tekanan
pada pembuluh darah arteri ketika jantung berdetak dan pemeriksaan ini juga
bertujuan untuk mengetahui kondisi tekanan darah penderita untuk bisa
memantau kondisi kesehatan agar dapat menghindari dari penyakit hipertensi
(Lestari Karlina, 2020).
Pemeriksaan fisik selain pengukuran tekanan darah yaitu tindakan
antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsug menilai status
gizi, khususnya pada keadaan energi dan protein tubuh seseorang.dengan
demikian, antropometri merupakan indicator status gizi yang berkaitan dengan
masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP.
Antropometri dipengaruhi oleh faktor genetic dan faktor lingkungan, konsumsi
maknan dan kesehatan (adanya infeksi) merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi antropometri (Aritonang, 2013).
Keunggulan antropometri antara lain prosedurnya yang sederhana, aman
dan dapat dilakukan dalam umlah sampel yang besar. Realif tidak
membutuhkan tenaga ahli. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat
dipesan dan dibuat di daerah setempat. Tepat dan akurat karena dapat
dilakukan dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau,
umunya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan buruk karena
sudah ada ambang batas yang jelas, dapat mengevaluasi perubahan status gizi
pada periode tertentu atau dari satu generasi ke generasi berikutnya dapat
digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan gizi (Istiany,2013)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengulang (refreshing) kembali pengetahuan kader RW 003
margahayu tentang penggunaan tensi digital dan antropometri.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penggunaan tensi digital dan antropometri?
b. Untuk mengetahui manfaat penggunaan tensi digital dan antropometri?
c. Untuk mengetahui pemahaman kader RW 003 margahayu tentang tensi
digital dan antropometri?
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Kader RW 003 dapat memahami penggunaan tensi digital dan antropometri
2. Kader RW 003 dapat memahami fungsi dilakukan pemeriksaan tekanan
darah
3. Kader RW 003 dapat memahami manfaat tindakan antropometri untuk
mengetahui status gizi masyarakat RW 003
D. SASARAN STRATEGIS
Ibu kader RW 03 margahayu, ibu kader Mawar 1 dan ibu kader posyandu
mawar 2.
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Jum’at, 29 Juli 2022
Waktu : Pukul 14.00 s.d selesai
Tempat : Pos Profesi Ners (di rumah bidan Evi)
F. METODE
1. Ceramah/Menjelaskan
2. Tanya jawab
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point
3. Kuesioner pre-test dan post-test
4. Demontrasi tensi digital dan antropomentri
H. KEGIATAN PENYULUHAN
NO. TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan refreshing
4. Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki kader RW
003
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan
(20 menit) 2. Kader RW 003 memperhatikan dan 2. Bertanya
penjelasan  tentang tensi digital dan
antroprometri
3. Kader RW 003 menyanyakan sesuatu
yang belum jelas atau kurang
dipahami
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
(5 menit) 2. Mengevalusi kader RW 003 materi 2. Menjawab salam
yang telah diberikan
3. Mengakhiri pertemuan
I. PERORGANISASIAN
Penanggung jawab : Helda Ayoe Hidayah
Moderator : Zevi Agus Mulyana
Penyaji : Hanny Alfiany
Fasilitator : Fitria Dewi
Naya Sopiah
Diah Eka
Sri Asiah
Raissy Amallya Fajri
Syifa Rahmawati
Delia Anggani Putri
Nurul Hamidah
Observer : Rafa Sugiarto
Putri Maulida Duana
Syifa Fauziah
Ida Rahma
Syaiful
Suntia Mustika
Umi Rodiyah
Dokumentasi : Novianty Masrukha
Nur Fadilah
Konsumsi : Nurul Hikmah Eka Annisa
Ega Ogiyan Putri
Pinah
Rina Rosdiana
Siti Sodrikhah
Epa Yuliska
J. EVALUASI
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada Kader RW 003
Margahayu :
1. Pemeriksaan Pengukuran Tekanan Darah
a. Apakah pengukuran tekanan darah?
b. Bagaimana hindari pemeriksaan tekanan darah di waktu tertentu?
c. Apa saja alat pemeriksaan tekanan darah?
d. Bagaimana cara mengukur tekanan darah?
e. Bagaimana cara membaca pengukuran tekanan darah?
f. Apa saja kategori nilai tekanan darah?
g. Apa saja faktor risiko hipertensi?
h. Apa saja komplikasi hipertensi?
i. Bagaimana pencegahan hipertensi?
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Bagaimana pengukuran antropometri?
b. Bagaimana cara menimbang berat badan?
c. Bagaimana cara menimbang dengan dacin?
d. Bagaimana posisi timbangan dengan kantung penimbang dalam keadaan
kosong?
e. Apa saja TB & PB (tinggi dan panjang badan)?
f. Bagaimana pengukuran tb dan pb?
g. Bagaimana cara mengukur pb/tb dengan infatometer?
h. Bagaimana pengukuran lingkar lengan atas (LILA)?
i. Bagaimana pengukuran lingkar kepala?
MATERI PENYULUHAN TD DAN ANTROPOMETRI

A. Pemeriksaan Pengukuran Tekanan Darah


1. Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah adalah pemeriksaan dengan alat khusus
bernama sphygmomanometer, yang bertujuan mengukur tekanan pada
pembuluh darah arteri ketika jantung berdenyut. 
Manfaat dilakukan pengukuran tekanan darah adalah membantu Anda
mendeteksi adanya kemungkinan atau risiko hipertensi, Stroke dan penyakit
jantung.
2. Hindari pemeriksaan tekanan darah di waktu
a. Setelah bangun tidur : Gunakan tensimeter setengah jam hingga satu jam
setelah Anda membuka mata pertama kali di pagi hari.
b. Setelah sarapan dan minum kopi : Waktu terbaik mengukur tekanan
darah di pagi hari adalah ketika Anda selesai mandi dan gosok gigi, tepat
sebelum makan pagi.
c. Setelah berolahraga : Lakukan sebelum Anda berolahraga di pagi atau
sore hari.
3. Alat pemeriksaan tekanan darah
4. Cara mengukur tekanan darah
a. Duduk dengan santai dan istirahat sebentar, sebelum melakukan
pengukuran
b. Telapak tangan menghadap keatas, letakan manse diatas lipat siku
c. Pastikan selang sejajar dengan pembulu arteri
d. Lipat manseet melingkar tangan anda secara ketat dan lekatkan
e. Posisi yang pas adalah menyisakan seukuran jari tangan
f. Pastikan manset sejajar dengan jantung dengan posisi telapak tangan
keatas
g. Tekan tombol on/off, tetep santai dan memulai pengukuran
h. Hasil pengukuran akan keluar dala 40 detik
5. Cara membaca pengukuran tekanan darah

SISTOLIK

DIASTOLIK

a. Sistolik adalah tekanan tertinggi saat jantung memompa (menguncup)


b. Diastolik adalah tekanan terendah saat jantung beristirahat
(mengembang)
6. Kategori nilai tekanan darah
7.

Faktor risiko hipertensi


a. Risiko yang tidak dapat dimodifikasi
1) Umur
2) Jenis Kelamin
3) Riwayat Keluarga (Genetik)
b. Risiko yang dapat dimodifikasi
1) Kegemukan (Obesitas)
2) Merokok
3) Kurang Aktivitas Fisik
4) Diet Tinggi Lemak
5) Konsumsi Garam Berlebih
6) Dislipidemia
7) Konsumsi Alkohol Berlebih
8) Psikososial dan Stres
8. Komplikasi hipertensi
a. Penyakit jantung
b. Stroke
c. Penyakit ginjal
d. Retinopati (kerusakan retina)
e. Penyakit pembulu darah tepi
f. Gangguan saraf
g. Gangguan serebral (otak)
9. Pencegahan hipertensi
C : cek kesehatan secara rutin
E : enyahkan asap rokok
R : rajin aktivitas fisik
D : diet seimbang
I : istirahat cukup
K : kelola stress
B. Pemeriksaan Antropometri
1. Pengukuran Antropometri
Indeks Antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter yang
melibatkan ukuran tubuh manusia. Indeks antropometri dapat berupa rasio
dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran.
Pengukuran BB dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu timbangan
Berat Badan :
a. Ukuran dalam gr (bayi)

b. Ukuran dalam kg (balita, remaja dan dewasa)

c. Pada bayi :
1) Menggunakan baju seminimal mungkin
2) Melepaskan alas kaki
3) Pastikan popok kering saat pengukuran
4) Pastikan baby scale pada posisi 0 kg sebelum menimbang
d. Pada Balita
1) Pastikan responden tidak menggunakan alas kaki/sepatu
2) Pastikan melepaskan jaket/mengeluarkan benda-benda di kantong
baju/celana
3) Berdiri tegap dan pandangan lurus ke depan
4) pastikan timbangan dalam posisi 0 kg sebelum menimbang
2. Cara Menimbang dengan Dacin
a. Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti pelana rumah atau kusen
pitu atau dahan pohon atau penyangga kaki tiga yang kuat.

b. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang

c. Letakan bandul geser pada nagka nol, jika


ujung kendala paku timbang tidak dalam posisi lurus, maka timbangan
perlu ditera atau diganti dengan yang baru.
d. Pastikan bandul geser berada pada angka NOL.

3. Posisi timbangan dengan kantung penimbang dalam keadaan kosong

4. TB &
Dalam mengukur tinggi badan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
ukur seperti :
a. Microtoise : untuk anak yang sudah dapat berdiri (untuk anak > 2 tahun)
b. Alat pengukur panjang badan bayi (infantometer) : untuk bayi atau anak
yang belum dapat berdiri (untuk anak > 2 tahun)
5. Pengukuran tb dan pb
a. Pastikan responden tidak mengenakan alas kaki/sepatu
b. Pastikan responden tidak mengenakan topi, ikat rambut/konde
c. Pastikan pandangan responde lurus kedepan
d. Pastikan beberapa bagian tubuh yang penting menempel pada
dinding/infatometer
6. Cara mengukur pb/tb dengan infatometer
7. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
a. Tetapkan posisi bahu dan siku.
b. Letakkan pita antara bahu dan siku.
c. Tentukan titik tengah lengan.
d. Lingkarkanlah pita pada tengah lengan.
e. Jangan memasang pita terlalu kencang atau longgar

8. Pengukuran lingkar kepala


a. Gunakan pita pengukur yang tidak elastis atau
tidak bisa diregangkan
b. Letakkan pita ukur sedikit di atas alis dan
kedua cuping telinga bayi. 

c. Lingkarkan pita ukur ke belakang kepala.

d. Tempatkan pita ukur pada bagian belakang kepala sedikit di atas


tengkuk.

e. Ulangi pengukuran lingkar kepala untuk memastikan akurasinya.


DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare, 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
&Suddarth Edisi 8 volume 1.2 jakarta : penerbit buku kedokteranindonesia

Lestari Karlina, 2020. Tes Tekanan Darah.

Aritonang, 2013. Memantau Dan Menilai Status Gizi Anak. Yogyakarta :


Leutikabooks

Istiany, 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


PPT PENYLUHUHAN REFRESING KADER TENTANG TD &
ANTROPOMETRI
LEAFLET TD & ANTROPOMETRI
DAFTAR HADIR
DOKUMENTASI KEGIATAN
BAB 3
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PROFIL WILAYAH RW 03 KELURAHAN MARGAHAYU
3.1.1 Data Geografi
Wilayah kelurahan RW 03 Margahayu Kecamatan Bekasi Timur,
terdiri atas 8 RT yaitu RT 01 sampai dengan RT 08. Wilayah RW 03
Kelurahan Margahayu merupakan daerah yang dekat dengan RS Bakti
Kartini, serta Kali Bekasi sehingga daerah tersebut rawan untuk
terkena banjir. Untuk luas wilayah secara keseluruhan tidak diketahui.
3.1.2 Data Demografi
Jumlah kepala keluarga yang berada di wilayah RW 03 sebanyak 1566
KK, yang berhasil kami kaji sebanyak 400 KK dan 1518 jiwa.
Mayoritas penduduk pada wilayah tersebut beragama islam dan
sebagian besar penduduk yang terkaji tidak bekerja dan sebagian besar
usia produktif.
3.1.3 Observasi
(a) Kondisi Rumah
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di kelurahan RW 03
Kelurahan Margahayu jenis rumah yang berada di wilayah tersebut
sebagian besar rumah permanen. Rata-rata tidak memiliki
pekarangan rumah, untuk jarak rumah yang berada diwilayah
terseut cederung berdekatan Karena wilayah tersebut termasuk
dalam wilayah yang padat penduduk.
(b) Lingkungan terbuka
Lokasi menuju kelurahan RW 03 Kelurahan Margahayu sudah
diaspal dengan kondisi jalan yang mudah dilalui.
3.2 PENGKAJIAN
1. Distriusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

48%
52%

Laki-laki Perempuan

Jenis kelamin laki-laki merupakan jumlah penduduk terbanyak yang


berada di wilayah RW 03 dengan jumlah 784 (52%) dan perempuan
berjumlah 734 (48%) dari total keseluruhan 1518 penduduk.

2. Distriusi Penduduk Berdasarkan Agama

Agama
9%

10%

23% 59%

Islam Katolik Budha Hindu


Mayoritas penduduk di wilayah RW 03 beragama islam dengan jumlah
1509 (58%) dan katolik menempati urutan ke 2 dengan jumlah 5orang
3. Distribusi Penduduk Menurut Usia

Usia
4%7%
9%
11%

14%
9%

0-5 (balita) 15%


6-11 (kanak-kanak) 16% awal) 17-25 (remaja akhir)
12-16 (remaja
26-35 (dewasa awal) 36-45 (dewasa akhir) 46-55 (lansia awal) 56-65 (lansia akhir)
>65 (manula) 17%

Usia terbannyak terdapat dalam kategori dewasa awal yaitu berjumlah


254 orang (17%) dan jumlah tersedikit berada dalam kategori manula
dengan jumlah 54 orang (4%).
4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan
3%1%
16%

11%
41%

13%

16% SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1/D2/D3


Tidak pernah/belum sekolah Tidak/belum tamat SD Tamat
Tamat Perguruan tinggi

Sebagian besar penduduk yang berada di wilayah RW 03 berpendidikan


terakhir SLTA (SMA) denga jumlah 617 orang (41%), hal tersebut
memungkinkan wilayah untuk berkembang dengan baik karena
Pendidikan SMA dianggap sudah cukup untuk dapat mengembangkan
pola pikir.
5. Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan

Pekerjaan

Lainnya
14% Tidak
Buruh
2% bekerja
28%
Wiraswast
a
12%
Pegawai
swasta Masih
20% sekolah
PNS 24%
1%

Tidak bekerja Masih sekolah PNS Pegawai swasta


Wiraswasta Buruh Lainnya

Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan pada wilayah RW 03


didapati data bahwa sebagia besar warga tidak bekerja dengan jumlah 420
orang (28%).
6. Distribusi Penduduk Menurut Status Perkawinan

Status Perkawinan
1%3%

48%
48%

Kawin Belum kawin Cerai Hidup Carai Mati

Jumlah antara warga yang sudah menikah 730 orang (48%) dengan yang
belum menikah 736 (48%) sama besarnya

7. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyediaan Air Bersih

Air Bersih
0%

100%

Tersedia Tidak tersedia

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakuka terhadap warga di RW


03 didapati hasil bahwa 1513(100%) orang memiliki air bersih di
rumahnya dan mereka menggunakan air bersih untuk aktivitas sehari-hari.
8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air

Sumber Air
0%

100%

Terlindungi Tidak terlindungi

Terdapat 1513 orang yang sumber air nya terlindungi, hal tersebut sudah
memenuhi syarat dalam penyediaan sumber air sehingga warga dapat
terhindar dari resiko air yang tercemar dan tidak layak untuk digunakan

9. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jamban Keluarga

Jamban Keluarga
1%

99%

Tersedia Tidak tersedia

Terdapat 1503 orang yang memiliki jamban pribadi di rumahnya,


10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Jamban

Jenis Jamban
1%

44%

55%

Kloset Leher angsa Plengsengan Cemplung

Terdapat 841 orang warga yang menggunakan jamban jenis leher angsa

11. Distribusi Penduduk Berdasarkan Riwayat Gangguan Jiwa

R. Gangguan Jiwa
0%

100%

Iya Tidak

Terdapat 2 orang warga yang memiliki gangguan kejiwaan dan 1516


warga dalam kondisi sehat sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar warga RW 03 sehat dalam hal kejiwaannya.
12. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan JKN

JKN

24%

76%

Iya Tidak

Terdapat 1152 warga yang sudah memiliki JKN, semakin banyak warga
yang memiliki JKN maka semakin banyak juga warga yang
memanfaatkan fasilitas Kesehatan Ketika mereka sakit
13. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Merokok

Merokok

22%

77%

Iya Tidak

Terdapat 1177 warga yang tidak merokok, hal tersebut memberikan


dampak yang positif untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit saluran
pernafasan yang diakibatkan oleh efek rokok.

14. Distribusi Penduduk Berdasarkan Riwayat Penyakit TB

R. TB
1%

99%

Iya Tidak

Terdapat 12 warga yang memiliki Riwayat TB, hal tersebut beresiko untuk
menularkan penyakit kepada orang lain jika TB yang dideritanya tidak
terkontrol
15. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan TB

Pengobatan TB

42%

58%

Tuntas Tidak tuntas

Terdapat 7 orang dari total keseluruhan 12 orang yang tidak tuntas dalam
melakukan pengobatan TB, hal tersebut akan menyebabkan resiko
penyembuhan penyakit menjadi lebih lama dan pengobatan yang
dilakukannya harus diulang kembali

16. Distribusi Penduduk Berdasarkan Riwayat Penyakit Hipertensi

R. HT
5%

95%

Iya Tidak

Terdapat 82 warga yang memiliki Riwayat hipertensi, hal ini akan


menyebabkan resiko tinggi penyakit stroke dan penyakit jantung coroner.
17. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan Hipertensi

Pengobatan HT

40%

60%

Teratur Tidak teratur

Terdapat 33 warga yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat


hipertensi, ha tersebut menyebabkan tekanan darah para penderita menjadi
tidak stabil dan cenderung tinggi.

18. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Program KB

Jenis KB
4%
7%
0%

89%

KB pil KB suntik KB spiral KB implant Tidak KB

Jumlah terbanyak berada dalam kategori tidak KB yaitu 1350 orang


warga, hal tersebut beresiko menimbulkan terjadinya lonjakan jumlah
penduduk di wilayah tersebut
19. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemanfaat Faskes Saat
Melahirkan

Penggunaan Faskes

100%

Iya Tidak

Terdapat 55 warga yang berusia <12 bulan, saat dilakukan pengkajian


sebagian besar ibu-ibu sudah memanfaatkan pelayanan Kesehatan seperti
RS, Klinik, maupun bidan saat melahirkan.
20. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemberian Asi Eksklusif (7-23
bulan)

ASI Eksklusif

17%

83%

Iya Tidak
Terdapat 50 anak yang mendapatkan ASI eksklusif. Pemberian ASI
eksklusif bermanfaat untuk tumbuh kembang, serta pembentukan antibodi
anak agar terhindar dari berbagai macam penyakit
21. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemberian Imunisasi (12-23 bulan)

Imunisasi
6%

94%

Lengkap Tidak lengkap

Terdapat 61 anak yang mendapatkan imunisasi lengkap. Pemberian


imunisasi secara lengkap memberikan manfaat agar anak tetap sehat dan
terhindar dari berbagai macam penyakit.

22. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pematauan Pertumuhan Balita (2-

Pemantauan Balita
14%

86%

Iya Tidak
Terdapat 62 orang anak yang melakukan pemantauan pertumbuhan, hal
tersebut bermanfaat untuk memantau pertumbuhan anak tiap bulannya
agar anak terhindar dari stunting

23. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyakit

Penyakit Lain
1600
1400 1483
1200
1000
800
600
400
200
0
6 13 9 3 1 1 1 1
DM

a
rol

ia
at

ok
m

ad
nia
em
Ur

at
As
te

S tr

ak
ob

mo
le s

la s
m

Tid
n/
a
Ko

eu
Ta
As

na

pn
ka

ko
ma

on
Br
rgi
Ale

Sales

Penyakit lainnya yang terbanyak selain Hipertensi dan juga TB adalah


kolestrol. Penyebab tingginya penyakit kolestrol diakibatkan karena faktor
makanan serta gaya hidup yang tidak sehat

3.3 Analisa Data


No Analisa Data Masalah Keperawatan
1. Perilaku Hidup Bersih Sehat Perilaku Kesehatan
(PHBS) Cenderung Beresiko
DS :
- Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dengan kader di
RW 03, mengatakan bahwa
disebagian RT ditemukan banyak
warga yang masih prilaku BABS
- Berdasarkan hasil wawancara
yang di lakukan dengan kader di
RW 03, mengatakan bahwa di
sebagian RT masih menggunakan
wc cemplung (MCK).
- Berdasarkan hasil wawancara
penanggungjawab UKS SD
Negeri Margahyu IX bahwa
setelah COVID-19 tidak
dilakukan penyuluhan PHBS,
kesehatan gigi, dan pemeberian
obat cacing

DO :
- Berdasarkan hasil windshield
survey dan pengkajian yang
dilakukan ke rumah-rumah warga
sekitar didapatkan hasil 15 KK
yang di rumahnya belum
mempunyai penampungan seperti
septic tank dan masih BABS
- Berdasarkan hasil windshield
survey dan pengkajian yang
dilakukan ke rumah-rumah warga
sekitar didapatkan hasil 15 KK
tidak mempunyai kloset akan
tetapi menggunakan wc
cemplung (MCK) sebagai tempat
bab/bak.
- Terdapat UKS di SD Negri
Margahayu IX, akan tetapi tidak
terlihat alat-alat kesehatan.
- RW 03 memiliki posyandu yang
berjalan setiap 1 bulan sekali.
Hasil pengkajian bulan Juli
didapatkan 3 ibu hamil dan 150
balita.
2. DS : Ketidakpatuhan
Riwayat TB dan Pengobatan TB :
- Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dengan kader dan
masyarakat di RW 03. Terdapat
beberapa keluarga yang
mempunyai riwayat TB dengan
pengobatan yang tuntas dan dan
tidak tuntas
- Masyarakat kurang terpapar
informasi mengenai masalah
pengobatan TB. Dan bahkan ada
sebagian masyarakat yang tidak
mengetahui penyakit TB itu
sendiri
- Masyarakat yang tidak tuntas
dalam pengobatan disebabkan
karena mereka beranggapan
bahwa ketika sudah tidak ada
gejala artinya mereka sudah
sembuh dan tidak perlu
melanjutkan pengobatan tersebut.
DO :
- Berdasarkan hasil windshield
survey dan pengkajian yang
dilakukan ke rumah-rumah
warga sekitar, terdapat warga
yang mempunyai riwayat TB
sebanyak 12 orang dengan
kategori Balita 1 orang,
remaja akhir 1 orang, dewasa
awal 5 orang, dewasa akhir 2
orang, lansia awal 2 orang
dan lansia akhir 1 orang.
Sedangkan untuk pengobatan
yang tuntas 5 orang dan tidak
tuntas sebanyak 7 orang.
- Setelah dilihat dari segi
lingkungan, kurangnya
ventilasi udara pada setiap
rumah warga khususnya pada
warga yang tinggal di
kontrakan sempit dan banyak
orang yang tinggal di
dalamnya
- Kurangnya terpapar
pengetahuan terkait penyakit
dan kurangnya
memanfaatkan pelayanan
kesehatan
3. DS : Manajemen Kesehatan
Riwayat HT dan Pengobatan HT : tidak Efektif
- Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dengan kader dan
masyarakat di RW 03 beberapa
masyarakat tidak mengetahui
bahwa dirinya terdapat hipertensi.
- Masyarakat mengatakan
meminum obat hanya saat pusing
saja
- Sebanyak 15% masyarakat
dengan riwayat hipertensi tidak
mengetahui tentang penyakit dan
pengobatannya
- Masyarakat kurang
memanfaatkan faskes karena
malas untuk mengantri
DO :
- Berdasarkan hasil windshield
survey dan pengkajian yang
dilakukan, terdapat 82 warga
yang mengalami hipertensi
dengan kategori dewasa awal
sebanyak 7 orang, dewasa akhir
sebanyak 14 orang, lansia akhir
sebanyak 26 orang, lansia akhir
sebanyak 21 orang dan manula
sebanyak 13 orang.
- Terdapat 49 orang yang teratur
dalam pengobatan hipertensi dan
terdapat 33 warga yang tidak
teratur dalam pengobatan
- Pengobatan yang dilakukan
masyarakat yaitu meminum
amlodipine 5 mg, amlodipine 10
mg, dan meminum air kelapa
hijau.
- Hasil tensi rata-rata warga dengan
riwayat hipertensi yang terkontrol
140/90 mmHg, sedangkan warga
dengan riwayat hipertensi yang
tidak terkontrol 170/100 mmHg.
PLAN OF ACTION (RENCANA KEGIATAN) DI RT 001-008/RW 03
KELURAHAN MARGAHAYU KECAMATAN BEKASI TIMUR
No Masalah Rencana Kegiatan Penanggung Waktu Tempat Dana Sumber Sasaran
Jawab
1. Perilaku - Edukasi PHBS PJ Mhs: Senin-  SDN Mhs 3S Warga RW 03 dan
Kesehatan - Mendemonstras Diah Eka L Sabtu Margahayu (SDKI,SLKI, Anak Sekolah
Cenderung ikan tetang IX SIK)
Beresiko PHBS (cara PJ Kader:  RW 03
melakukan cuci Margahayu
tangan dengan
benar)
2. Ketidakpatuhan - Edukasi PJ Mhs: Senin- Lingkungan Mhs 3S Warga RW 03
Penyakit (TB) Kafilatul A Sabtu masing-masing (SDKI,SLKI,
- Dukungan RT SIK)
kepatuhan PJ Kader :
program
pengobatan
3. Manajemen - Dukungan PJ Mhs: Senin- Lingkungan Mhs 3S Warga RW 03
Kesehatan tidak koping keluarga Lilis Ap Sabtu masing-masing (SDKI,SLKI,
Efektif - Pendampingan RT SIK) dan
keluarga PJ Kader : Jurnal google
- Edukasi scholar
penyakit
(Hipertensi)
- Edukasi latihan
fisik/foot
massage
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DX 1. PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERESIKO

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL KEPERAWATAN
Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan Tindakan Promosi perilaku upaya
Cenderung Beresiko keperawatan selama 1x Kesehatan (1.12472)
diharapkan perilaku kesehatan Observasi
membaik dengan kriteria  Identifikasi perilaku
hasil : upaya Kesehatan yang
1. Penerimaan terhadap dapat ditingkatkan
perubahan status Terapeutik
Kesehatan meningkat  Berikan lingkungan
2. Kemampuan melakukan yang mendukung
Tindakan pendegahan Kesehatan
masalah kesehatan  orientasi pelayanan
meningkat Kesehatan yang dapat
3. Pencapaian pengendalian dimanfaatkan
Kesehatan meningkat Edukasi
 anjurkan persalinan
ditolong oleh tenaga
kesehatan
 anjurkan memberi bayi
ASI eksklusif
 anjurkan menimbang
balita setiap bulan
 anjurkan menggunakan
air bersih
 anjurkan mencuci
tangan dengan air bersih
dan sabun
 anjurkan menggunakan
jamban sehat
 anjurkan memberantas
jentik dirumah seminggu
sekali
 anjurkan makan buah
dan sayur setiap hari
 anjurkan melakukan
aktivitas fisik setiap hari
 anjurkan tidak merokok
didalam rumah
CATATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
DX 1 : PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERESIKO
No Hari/tgl Kegiatan Evaluasi Faktor penghambat dan
Input Proses Output pendukung
1. Kamis, Penyuluhan Penyuluhan dihadiri Para siswa/I Para siswa/I yang Faktor Penghambat
28 Juli Perilaku Hidup oleh siswa/I SDN yang hadir hadir memahami :  Pada saat kegiatan ini
2022 Bersih Sehat Margahayu IX aktif  pentingnya berlangsung tidak
(PHBS) menyimak, perilaku hidup semua siswa/I SDN
berdiskusi saat bersih sehat Margahayu IX hadir
penyuluhan (PHBS) dalam kegiatan
dilaksanakan  mengetahui 5 penyuluhan ini
waktu mencuci Faktor Pendukung
tangan yang baik  Kegiatan penyuluan
dan benar Kesehatan dapat
 mengetahui 6 dilakukan dengan
langkah mencuci baik karena dari segi
tangan yang baik tempat dan fasilitas
dan benar mendukung
 mengetahui  Seluruh peserta
penyakit yang mendukung kegiatan
berhubungan yang dilakukan oleh
dengan perilaku mahasiswa
yang tidak sehat
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DX 2. KETIDAKPATUHAN PENGOBATAN TB
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Ketidakpatuhan b.d Setelah dilakukan Dukungan kepatuhan program
program terapi Tindakan keperawatan pengobatan (1.12361)
kompleks dan atau selama diharapkan tingkat Observasi
lama kepatuhan masyarakat  Identifikasi kepatuhan
meningkat. Dengan menjalani pengobatan
kriteria hasil : Terapeutik
1. Verbalisasi kemauan  Buat komitmen menjalani
memenuh program program pengobatan dengan
perawatan atau baik
pengobatan  Buat jadwal pendampingan
meningkat keluarga untuk bergantian
2. Verbalisasi mengikuti menemani pasien selama
anjuran meningkat menjalani program pengobatan
3. Risiko komplikasi  Dokumentasikan aktivitas
penyakit/masalah selaa menjalani proses
Kesehatan menurun pengobatan
4. Perilaku mengikuti  Diskusikan hal-hal yang dapat
program mendukung atau menghambat
perawatan/pengobatan berjalannya program
membaik pengobatan
5. Perilaku menjalankan  Libatkan keluarga untuk
anjuran membaik mendukung program
6. Tanda dan gejala pengobatan yang dijalani
penyakit membaik Edukasi
 Informasikan program
pengobatan yang harus dijalani
 Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program pengobatan
 anjurkan pasien dan keluarga
melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan terdekat
CATATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
DX 2 : Ketidakpatuhan Pengobatan TB
No Hari/tanggal Kegiatan Evaluasi Faktor penghambat dan
Input Proses Output pendukung
1. Rabu, 27 Juli Pendidikan Pendidikan  8 orang warga Warga RW 03 Faktor Penghambat
2022 Kesehatan Kesehatan RW 03 yang mengikuti  Tidak semua warga
tentang tentang dengan mengikuti Pendidikan yang memiliki
penyait total 12 orang Pendidikan Kesehatan Riwayat penyakit
tuberculosi warga RW 03 kesehatan terkait penyakit TB menghadiri
s (TB) yang memiliki terkait TB TB karena mempunyai
Riwayat TB  60% peserta kesibukan masing-
aktif dalam masing
melakukan Faktor Pendukung
sesi tanya  Semua peserta
jawab dari antusias menyimak
penyaji dalam kegiatan
 Semua penyuluhan TB
mahasiswa  Kegiatan
berperan aktif penyuluhan dapat
dalam dilakukan karena
pelaksanaan fasilitas serta materi
kegiatan yang mendukung
terkait penyakit
TBC dan
pendampingan
minum obat TBC
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DX 3. MANAJEMEN KESEHATAN TIDAK EFEKTIF

DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Manajemen Setelah dilakukan Tindakan Edukasi Kesehatan (1.12383)
Kesehatan tidak keperawatan selama.. Observasi
efektif b.d Diharapkan manajemen  Identifikasi kesiapan dan
ketidakefektifan pola Kesehatan meningkat. kemampuan menerima
perawatan Kesehatan Dengan kriteria hasil : informasi
keluarga 1. Melakukan Tindakan  Identifikasi faktor-faktor
untuk mengurangi yang dpat meningkatkan
faktor resiko meningkat dan menurunkan motivasi
2. Menerapkan program perilaku hidup bersih dab
perawatan meningkat sehat
3. Aktivitas hidup sehari- Terapeutik
hari efektif memenuhi  Sediakan materi dan media
tujuan Kesehatan Pendidikan Kesehatan
meningkat  Jadwalkan Pendidikan
4. Verbalisasi kesulitan Kesehatan sesuai
dalam menjalani kesepakatan
program  Berikan kesempatan untuk
pengobatan/perawatan bertanya
menurun Edukasi
 Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
Kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
CATATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
DX 3 : Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
N Hari/ Kegiata Evaluasi Faktor
o tanggal n Input Proses Output Pengham
bat dan
Penduku
ng
1. Sabtu, 30 1. Penk Penke  Mahasi Warga Faktor
Juli 2022 es s swa RW 03 Penghamb
tenta terkait hadir melakuk at
ng hipert sebelu an  Tidak
hiper ensi m pengece semua
tensi dan acara kan warga
2. Foot foot dimulai tekanan dapat
mass massa  Tiap darah hadir
age ge mahasi secara dalam
dihadi swa gratis kegiata
ri oleh menjal dan n
25 ankan mendapa penkes
orang tugas tkan hiperte
warga sesuai terapi nsi
RW dengan foot Faktor
03 fungsin massage pendukun
ya serta g
 Peserta edukasi  Materi
menyi terkait serta
mak hipertens alat
dan i mendu
sangat kung
antusia dalam
s kegiata
mengik n
uti penkes
pember serta
ian foot
materi massa
selama ge
proses untuk
kegiata hiperte
n nsi
berlang  Masyar
sug akat
 Tiap yang
peserta hadir
yang antusia
hadir s dalam
akan kegiata
dilakuk n
an penyul
pemeri uhan
ksaan hiperte
tekanan nsi
darah serta
pada foot
saat massa
sebelu ge
m dan untuk
sesuda menuru
h nkan
diberik tekana
an n darah
terapi pada
foot penderi
massag ta
e hiperte
 Melaku nsi
kan
foot
massag
e
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 PENGKAJIAN
Pengkajian di RW. 003 Kelurahan Margahayu yang dilakukan pada
tanggal 14 juli sampai dengan 19 juli 2022.
Survey dilapangan dengan menggunakan format pengkajian, dari 1441
KK yang dapat kami kaji sebanyak 400 KK dari pengkajian yang di
lakukan pada wilayah RW.003 dari RT 001, 003, 004, 005, 006, 007 dan
008. Pengkajian yang dilakukan meliputi data demografi lingkungan
fisik, kondisi kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui, bayi, balita,
anak sekolah, remaja, pasangan usia subur dan lansia yang beradda di
RW. 003 Kelurahan Margahayu Bekasi Timur.
4.1.1 Faktor-Faktor Pendukung Dalam Pengkajian
a. Penguasaan yang cukup baik untuk memahami kuesioner
b. RW, RT, Kader dan Tokoh Masyarakat yang mendukung kegiatan
sehingga memudahkan mahasiswa dalam bersosialisa dengan
masyarakat
c. Tersedianya format pengkajian yang sesuai dengan jumlah keluarga
yang dikaji
d. 45% keluarga menerima dengan positif dengan adanya mahasiswa
4.1.2 Faktor-Faktor Penghambat Dalam Pengkajian
a. Waktu pengkajian yang harus disesuaikan dengan aktifitas masyarakat
sehingga pengkajian dilakukan hingga sore sampai malam hari.
b. Waku yang singkat dan pertanyaan yang ada di pengkajian terlalu
banyak, sehingga mahasiswa tidak mencapai target individu
c. Terdapat KK yang masih menolak untuk di kaji
d. Terdapat KK tetapi non domisili
e. Terdapat keluarga yang tidak respon dengan kedatangan mahasiswa

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data untuk menentukan


permasalahan kesehatan. Kemudian masalah tersebut disampaikan pada
masyarakat didalam Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW).
Untuk melakukan penyampaian masalah, kegiatan MMRW dilakukan
dengan melibatkan masyarakat untuk berpatisipasi menyelesaikan
masalah.
Setelah data terkumpul dan diolah, masalah-masalah yang muncul
disesuaikan prioritas, ditetapkan ada 3 masalah yang ditindak lanjut yaitu
tentang kesehatan lingkungan meliputi PHBS (Jamban sehat dan
kelompok khusus di SD), hipertensi dan TB Paru.
4.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari hasil pengkajian tanggal 14-19 Juli 2022 di RT 001-008 kecuali
pada RT. 002 di kelurahan Margahayu di rumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
b. Ketidakpatuhan
c. Manajemen kesehatan tidak efektif
4.2.1 Faktor Pendukung Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Data-data yang diperoleh dapat menengakan diagnosa dan
cukup mendukung karena adanya fakor kesehatan lingkungan
b. Terdapat buku-buku yang dijadikan referensi oleh
mahasiswa, sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam
menegakan sebuah diagnosa keperawatan komunitas
4.2.2 Faktor Penghambat Diagnosa Keperawatan Komunitas
Saat mengelola diagnosa keperawatan komunitas terdapat
beberapa pengkajian yang kurang lengkap sehingga mempersulit
untuk mengumpulkan masalah yang ada.

4.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Setelah mengetahui masalah keperawatan, terdapat 4 diagnosa
keperawatan komunitas dari hasil Musyawarah Masyarakat Rukun
Warga (MMRW), mahasiswa dapat membuat perencanaan keperawatan
komunitas menggunakan Planning Of Action (POA) DAN Rencana
Asuhan Keperawatan (RENPRA) dalam memudahkan mahasiswa dan
masyarakat menhyelesaikan masalah yang ada.
4.3.1 Faktor Pendukung Rencana Keperawatan Komunitas
Tersedianya mahasiswa yang berjumlah 51 orang yang mengelola RW.
003 Kelurahan Margahayu sebagai sumber kekuatan dan adanya dana
stimulasi untuk merencanakan kegiatan.
4.3.2 Faktor Penghambat Rencana Keperawatan Komunitas
a. Persepsi masyarakat tidak semua sama sehingga dalam membuat
rencana dan pelaksanaan kegiatan ada masalah kesehatan yang
tidak dapat diselesaikan secara tuntas
b. Pekerjaan yang mayoritas sebagai karyawan swasta dengan jam
kerja dari pagi hari hingga malam hari sehingga saat menentukan
kegiatan kesulitan untuk mengumpulkan masyarakat terutama
bapak-bapak.
c.
4.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
Upaya dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di RW.003
Kelurahan Margahayu. Dilakukan dengan pendekatan melalui Sosial
Planning dan Sosial Action untuk memperdayakan masyarakat agar dapat
mandiri dalam meningkatkan drajat kesehatan.
4.4.1 Faktor Pendukung Implementasi
a. Mahasiswa mempunyai media yang bagus dan menarik serta
metode yang tepat
b. Adanya narasumber untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
c. Adanya beberapa kader yang membantu dalam pelaksanaan
kegiatan
d. Adanya fasilitas atau tempat untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan
4.4.2 Faktor Penghambat Implementasi
a. Beberapa warga dan tokoh masyarakat yang kurang berpartisipasi
b. Adanya perubahan waktu pelaksanaan kegiatan sehingga beberapa
warga tidak dapat hadir

4.5 EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Setelah dilakukan implementasi selama 7 hari di RW.003 Kelurahan
Margahayu, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengukur tingkat
keberhasilan semua kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan seperti
penyuluhan PHBS, penyuluhan TB paru, penyuluhan hipertensi, senam
hipertensi dan foot massage. Setiap kegiatan masyarakat sangat
berantusias untuk mengikuti kegiatan tersebut.
4.5.1 Faktor Pendukung Implementasi
a. 95% kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik
b. Masyarakat sangat antusias dalam setiap pelaksanaan kegiatan
c. Mahasiswa dan masyarakat dapat bekerja sama dalam pelaksanaan
kegiatan
4.5.2 Faktor Penghambat Implementasi
a. Kurangnya sarana untuk mengadakan pertemuan dengan
masyarakat
b. Keterbatasan waktu implementasi sehingga kondisinya tidak
memungkinkan waga datang semua.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang kelompok sudah paparkan di BAB I, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Proses pengkajian yang dilakukan selama 5 hari dari tanggal 13 – 19 Juli
2022, jumlah KK yang terkaji sejumlah 400 KK dari total 1441 KK di RW 03
Kelurahan Margahayu Bekasi. Adapun data yang diambil adalah total
populasi. Dari beberapa kuesioner yang disediakan semua KK yang terkaji di
RW 04 kelurahan Duren Jaya dapat dikaji dengan baik, dari pengkajian
ditemukan masalah kesehatan, diantaranya: perilaku kesehatan cenderung
berisiko, ketidakpatuhan dan manajemen kesehatan tidak efektif.
5.1.1 Diagnosa yang dapat dirumuskan diantaranya:
a. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di RW 03 kelurahan
Margahayu.
b. Ketidakpatuhan di RW 03 kelurahan Margahayu.
c. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif di RW 03 kelurahan Margahayu.
5.1.2 Perencanaan dibuat berdasarkan permasalahan yang ada dengan
melibatkan masyarakat dalam merencanakan kegiatan, untuk mengatasi
masalah kesehatan, diantaranya:
a. Melakukan penyuluhan tentang TB dan Jamban Sehat
b. Melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di sekolah
c. Melakukan refreshing kader tentang pengukuran tekanan darah dan
antropometri
d. Senam hipertensi dan pemeriksaan tekanan darah.

5.2 Kendala
a. Waktu pengkajian yang sangat singkat sehingga tidak semua KK di RW
03 kelurahan Margahayu terkaji.
b. Terdapat masyarakat yang menolak untuk didata dan ada yang tidak
memberi respon kepada kegiatan mahasiswa.

5.3 Rekomendasi
5.3.1 Masyarakat
a. Mohon adanya dukungan dari tokoh masyarakat untuk terjun langsung
dalam menanamkan pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat.
b. Kepada masyarakat agar tetap menjalankan dan mengaplikasikan
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa/i STIKes Bani Saleh
seperti senam hipertensi agar terciptanya pola hidup sehat sehingga
terhindar dari berbagi macam penyakit.
5.3.2 Puskesmas
a. Puskesmas sebaiknya memberikan penyuluhan dan pembinaan secara
terus-menerus agar warga melaksanakan program-program yang
sudah dicapai dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Nofalia, I., & Nurhadi. (2018). Keperawatan Komunitas I (M. Sholeh (ed.)). Icme
Press. file:///C:/Users/Jo/Downloads/Documents/Keperawatan Komunitas
I.pdf
Swarjana, K. I. (2016). Keperawatan Kesehatan Komunitas (P. Christian (ed.)).
ANDI.

Anda mungkin juga menyukai