DISUSUN OLEH:
PRODI NERS KEPERAWATAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang kelompok sudah paparkan di BAB I, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Proses pengkajian yang dilakukan selama 5 hari dari tanggal 13 – 19 Juli
2022, jumlah KK yang terkaji sejumlah 400 KK dari total 1441 KK di RW 03
Kelurahan Margahayu Bekasi. Adapun data yang diambil adalah total
populasi. Dari beberapa kuesioner yang disediakan semua KK yang terkaji di
RW 04 kelurahan Duren Jaya dapat dikaji dengan baik, dari pengkajian
ditemukan masalah kesehatan, diantaranya: perilaku kesehatan cenderung
berisiko, ketidakpatuhan dan manajemen kesehatan tidak efektif.
5.1.1 Diagnosa yang dapat Dirumuskan Diantaranya:
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko di RW 03 kelurahan
Margahayu.
2. Ketidakpatuhan di RW 03 kelurahan Margahayu.
3. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif di RW 03 kelurahan
Margahayu.
5.1.2 Perencanaan Dibuat Berdasarkan Permasalahan yang Ada dengan
Melibatkan Masyarakat dalam Merencanakan Kegiatan, uuntuk
Mengatasi Masalah Kesehatan, Diantaranya:
1. Melakukan penyuluhan tentang TB dan Jamban Sehat
2. Melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di
sekolah
3. Melakukan refreshing kader tentang pengukuran tekanan darah dan
antropometri
4. Senam hipertensi dan pemeriksaan tekanan darah.
5.2 Kendala
1. Waktu pengkajian yang sangat singkat sehingga tidak semua KK di RW
03 kelurahan Margahayu terkaji.
2. Terdapat masyarakat yang menolak untuk didata dan ada yang tidak
memberi respon kepada kegiatan mahasiswa.
5.3 Rekomendasi
5.3.1 Masyarakat
1. Mohon adanya dukungan dari tokoh masyarakat untuk terjun
langsung dalam menanamkan pola hidup bersih dan sehat pada
masyarakat.
2. Kepada masyarakat agar tetap menjalankan dan mengaplikasikan
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa/i STIKes Bani
Saleh seperti senam hipertensi agar terciptanya pola hidup sehat
sehingga terhindar dari berbagi macam penyakit.
5.3.2 Puskesmas
Puskesmas sebaiknya memberikan penyuluhan dan pembinaan
secara terus-menerus agar warga melaksanakan program-program yang
sudah dicapai dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Nofalia, I., & Nurhadi. (2018). Keperawatan Komunitas I (M. Sholeh (ed.)). Icme
Press. file:///C:/Users/Jo/Downloads/Documents/Keperawatan Komunitas
I.pdf
I. PERSIAPAN
Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan tentang penyakit tuberculosis
(TBC), mahasiswa/i mempersiapkan media, waktu dan tempat penyuluhan.
Setelah dirundingkan dengan warga sekitar dan kader pada acara musyawarah
masyarakat rukun warga (MMRW) dan disepakati penyluhan dilakukan pada
hari Rabu 27 Juli 2022 berbarengan dengan kegiatan penyuluhan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) tentang jamban sehat. Dua hari sebelum
pelaksanaan mahasiswa/i mempersiapkan proposal, satuan acara penyuluhan
(SAP), materi penyuluhan dan tempat penyuluhan kepada dosen pembimbing
dan pak RW setempat. Selain itu mahasiswa/i membuat surat undangan yang
ditujukkan kepada para kader, masyarakat yang menjadi target utama dalam
penyuluhan, untuk pak RW 03, dan juga Puskesmas Karang Kitri.
II. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang penyakit Tuberculosis (TBC) pada
hari Rabu, 27 Juli 2022, setelah peserta penyuluhan hadir pada pukul 16.00
WIB acara dibuka oleh Bu Helda selaku moderator, dan dilanjutkan oleh Bu
Dety Dharmawaty selaku pemberi materi tentang penyakit Tuberculosis
(TBC). Acara penyuluhan untuk materi berlangsung selama 20 menit,
kemudian dilanjutkan dengan sesi tanyajawab atau diskusi. Selama proses
diskusi dan tanyajawab berjalan dengan baik dan masyarakat antusias dalam
bertanya dan ingin tahu
banyak mengenai penyakit Tuberculosis (TBC) ini. Sebelum acara ditutup
dilakukan evaluasi kepada masyarakat dengan memberikan pertanyaan 2 saja
yaitu pemeriksaan untuk penyakit Tuberculosis (TBC) selain pemeriksaan
dahak, dilalukan pemeriksaan apa dan pemeriksaan Tuberculosis (TBC) untuk
anak dilakukan pemeriksaan apa. Masyarakat dapat menjawab dengan baik
dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat itu sendiri tetapi
maknanya sama dan benar. Akhirnya acara penyuluhan selesai pukul 18.00
WIB.
III. EVALUASI
1. Struktur
a. Peralatan yang digunakan sesuai dengan rencana yaitu PPT, dan leaflet
b. Peserta hadir 8 orang warga
c. Seluruh mahasiswa hadir dalam kegiatan
d. Tempat sesuai yang direncanakan yaitu di kediaman bidan Evi RT 08
e. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana
2. Proses
a. Mahasiswa hadir sebelum acara
b. Mahasiswa dapat menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya
c. Peserta menyimak dan antusias mengikuti pemberian materi selama
proses kegiatan berlangsung
d. Media dan dan alat yang telah disiapkan dapat digunakan
3. Hasil
a. 8 peserta mengikuti penyuluhan TBC
b. 60% peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji
c. Semua mahasiswa berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan
DISUSUN OLEH:
SELURUUH MAHASISWA/I PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TA 2021/2022
A. LATAR BELAKANG
Tuberculosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dan biasa terdapat pada paru–paru tetapi dapat
mengenai or mengenai organ tubuh lainnya. Tuberculosis merupakan ancaman
bagi penduduk Indonesia, karena penyakit ini merupakan penyebab nomer tiga
setelah penyakit jantung dan penyakit pernafasan akut (Depkes RI, 2018).
Sekitar 75% penderita tuberculosis paru adalah kelompok usia yang paling
produktif secara ekonomi. Ini menjadi menjadi salah satu perhatian perhatian
global karena kasus tuberculosis paru yang tinggi dapat berdampak luas
terhadap kualitas hidup, sosial, dan ekonomi bahkan mengancam jiwa
(Kemenkes, 2018).
WHO menyatakan bahwa tuberculosis masih menjadi salah satu penyakit
menular yang paling mematikan di dunia. Tahun 2018 diperkirakan 9,6 juta
orang menderita tuberculosis dan 1,5 juta meninggal karena penyakit ini.
Tuberculosis terdapat pada semua wilayah di dunia dan laporan Global
memperkirakan kasus tuberculosis paru dan angka kematian pada tahun 2018
lebih tinggi dari tahun 2018 (WHO, 2018). The World Organization (WHO)
dalam Annual Report on Global TB Control 2018 menyatakan terdapat 22
negara dikategorikan sebagai High Burden Countryes (HBC) (WHO, 2018).
Indonesia merupakan negara dengan peringkat pertama diantara HBC yang
berada di wilayah South East Asean.
Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah seseorang yang dekat dengan
pasien TB yang dengan sukarela mau terlibat dalam memantau pengobatan
pasien TB hingga dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan.
Berdasarkan hasil pengkajian dan survei yang dilakukan didapatkan 12
orang yang terkena riwayat TB. Orang yang memiliki riwayat TB kurang
dalam dukungan dari keluarga, beberapa pasien TB putus dalam pengobatan.
Maka dari itu, kami melakukan edukasi dan Pengawasan Menelan Obat (PMO)
melalui keluarga di RW 03.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai sosialisasi tentang tuberculosis (TB) yang di kenal dengan
singkatan TBC
2. Tujuan Khusus
Maksud dan tujuan dari kegiatan penyuluhan tuberculosis antara lain:
a. Peserta mengetahui penyebab, tanda dan gejala penyakit Tuberculosis
(TB)
b. Peserta mengetahui cara penularan penyakit Tuberculosis (TB)
c. Peserta mengetahui cara pengobatan dan pencegahan penyakit
Tuberculosis (TB)
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Masyarakat RW 03 dapat mengetahui tanda dan gejala TB Paru
2. Masyarakat RW 03 dapat mengetahui cara penularan TB Paru
3. Masyarakat RW 03 dapat mengetahui cara pengobatan dan dapat Patuh
pengobatan TB Paru
D. SASARAN STRATEGIS
Masyarakat RW 03 yang memiliki penyakit TB Paru, rentan tertular TB Paru
dan tinggal di lingkungan Masyarakat yang mengidap penyakit TB Paru
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Rabu, 28 Juli 2022
Waktu : Pukul 16.00 s.d selesai
Tempat : Kantor RW.003
F. METODE
1. Ceramah/Menjelaskan
2. Tanya jawab
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Booklet
H. KEGIATAN PENYULUHAN
NO. TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan pendidikan
kesehatan
4. Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki pasien
dan keluarga tentang penyakit
tuberculosis
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan
(20 menit) 2. Pasien dan keluarga 2. Bertanya
memperhatikan penjelasan tentang
penyakit Tuberculosis (TB)
3. Pasien dan keluarga menanyakan
tentang hal-hal yang belum jelas
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
(5menit) 2. Mengevalusi pasien dan keluarga 2. Menjawab salam
tentang materi yang telah diberikan
3. Mengakhiri pertemuan
I. PERORGANISASIAN
Penanggung jawab : Kafilatul Azizah
Moderator : Helda Ayoe Hidayah
Penyaji : Dety Dharmawati
Fasilitator : Delia anggani putri
Ega ogian putri
Fitria dewi
Hanny alfiani
Misti ayu agustin
M. Khabib
Syaiful
Observer : Indah rada ulfami
Naya sopiah
Diah eka lestari
Nurul Hikmah Eka Annisa
Dokumentasi : Lulu’a lanahdiyana
Lilis apriyani
M. Rizki A
Nur Fadilah
Putri Maulida Duana
Konsumsi : Ida rahma putri mahadika
Indah Melinda putri
Nabila Nur Khofifah
Sri asiah
Mu’minah
J. EVALUASI
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada ibu menyusui
tentang:
1. Apakah pengertian dari penyakit tuberculosis?
2. Apakah penyebab penyakit tuberculosis?
3. Apa saja tanda gejala penyakit tuberculosis?
4. Bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis?
5. Bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis?
6. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis?
MATERI PENYULUHAN TB PARU
A. Definisi
TBC atau Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman ini menyerang tubuh
manusai teritama pada paru. TBC bukan penyakit turunan, bukan disebabkan
oleh kutukan ataupun diguna-guna.
Penyakit tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Tuberculosis merupakan ancaman bagi penduduk Indonesia, karena
penyakit ini merupakan penyebab nomer tiga setelah penyakit jantung dan
penyakit pernafasan akut (Depkes RI, 2018).
B. Cara Penularan TB
Kuman TBC keluar di udara (melalui droplet/percikan dahak) pada saat
penderita TBC batuk, bersin dan berbicara. Doplet yang mengandung kuman
dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat
terinfeksi doplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan, setelah kuman
TB masuk kedalam tubuh manusia melului pernapasan, kuman TB paru
tersebut menyebar ke paru-paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung
kebagian-bagian tubuh lainnya.
C. Gejala TB
1. Gejala utama: Batuk (semua jenis batuk). Batuk menetap selama 3 minggu
atau lebih, sering disertai dengan dahak.
2. Gejala lainnya: Demam Meriang (demam tidak terlalu tinggi) lebih dari
sebulan, Nyeri dada , berkeringat tanpa sebab (terutama pada sore hari
malam hari), nafsu makan menurun, berat badan menurun, batuk darah atau
dahak bercampur darah.
D. Pemeriksaan TB
1. Pemeriksaan dahak
Dahak diambil 2 kali dalam waktu 2 hari, yakni: SP/SS sewaktu datang di
fasilitas kesehatan (hari ke -1) pagi hari setelah bangun tidur (hari ke -2),
sewaktu datang difasilitas kesehatan (hari ke 2)
2. Rontgen foto dada
Pemeriksaan tambahan berupa rontgen foto daa (bila pemeriksaan dahak
hasilnya negative, tetapi terdekteksi adalah gejala TBC lainnya)
E. Pengobatan TB
Pengobatan berlansung selama 6-8 bulan yang terbagidalam 2 tahap
1. Tahap awal: obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan
2. Tahap akhir: obat minum 3 kali seminggu selama 4 atau 5 bulan.
F. Gaya Hidup Sehat dan Pencegahan TB
1. Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
2. Membuka jendela agar rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara
segar
3. Menjemur alas tidur agar tidak lembab
4. Mendapatkan suntikan vaksin BCG bagi anak usia bawah 5 tahun untuk
menghindari TBC berat ( meningitis dan miler)
5. Olahraga teratur
6. Tidak merokok
MATERI PENYULUHAN PMO
A. Pengertian PMO
Pengawas Menelan Obat (PMO) adalah seseorang yang dekat dengan
pasien TB yang dengan sukarela mau terlibat dalam memantau pengobatan
pasien TB hingga dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan.
B. Tugas PMO
1. Mendampingi
Orang yang memiliki gejala TB untuk memeriksakan diri ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
2. Memastikan
Pasien TB menelan obatnya secara teratur hingga dinyatakan sembuh
3. Memantau
Memantau pengobatan pasien TB termasuk efek samping pengobatan
4. Mendorong
Pasien TB untuk melakukan pemeriksaan ulang dahak
5. Menyuluh
Memberikan penyuluhan TB kepada pasien TB keluarga dan masyarakat
umum
MATERI PENYULUHAN TB PADA ANAK
A. Definisi
TB salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering pada anak.
Anak lebih beresiko untuk menderita TB berat seperti TB milier dan meningitis
TB sehingga menyebabkan tingginya kesakitan dan kematian pada anak. Anak
sangat rentan terinfeksi TB terutama yang kontak erat dengan pasien TB BTA
positif. Anak dengan infeksi TB saat ini menunjukkan sumber penyakit TB di
masa depan.
B. Manifestasi Klinik
1. Penurunan berat badan
2. Lemah
3. Letih
4. Lesu
5. Batuk pada anak jarang merupakan gejala utama TB pada anak.
Pada anak dengan gejala utama batuk atau anak dapat mengeluarkan dahak
WAJIB diperiksa dahak mikroskopis SPS. Apabila terbukti anak dengan
BTA positif, maka anak tersebut termasuk sumber penularan bagi
lingkungan di sekitarnya. Anak <3 tahun dan dengan malnutrisi atau
kondisi immunosupresan memiliki resiko paling tinggi untuk menderita TB.
TB terutama menyerang paru, tapi 20-30% TB pada anak menyerang organ
lain. Bayi dan balita paling beresiko terkena TB berat seperti meningitis TB
yang mampu menyebabkan buta, tuli serta kelumpuhan.
C. Diagnosis TB Anak
Pendekatan diagnosis TB pada Anak menggunakan Sistem Skoring yang
disusun Kementerian Kesehatan bersama dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia). Sistem Skoring TB Anak merupakan pembobotan terhadap gejala,
tanda klinis dan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di Sarana
Pelayanan Terbatas. Masing-masing gejala pada sistem skoring harus
dilakukan analisis untuk menentukan apakah termasuk dalam parameter sistem
skoring.
Sistem skoring untuk mendiagnosis TB Anak di Indonesia adalah sebagai
berikut:
PARAMETER 0 1 2 3 SKOR
Kontak TB Tidak - laporan BTA (+)
jelas keluarga, BTA
(-)/BTA tidak
jelas/tidak
tahu
Ujituberkulin Negat - positif (10 mm
(Mantoux) if atau 5 mm pada
imunokompromais)
Berat badan / negati BB/TB< klinis gizi
Keadaan gizi f 90% atau buruk atau
BB/U<80% BB/TB <70%
atau BB/U
<60%
Demam yang - 2 minggu
tidak diketahui
penyebabnya
Batuk kronik - 3 minggu
Pembesaran - 1cm,>1,
kelenjar limfe tidak nyeri
kolli, aksila,
inguinal
pembengkakan - ada
tulang/sendi pembengkak
panggul, lutut an
falang
foto toraks norm gambaran
al/ sugestif TB
kelain
an
tidak
jelas
skor total
Algoritma tata laksana TB anak di Indoensia
Keterangan :
(*) gejala TB anak sesuai dengan parameter sistem skoring
(**) pertimbangan dokter untuk mendapatkan terapi TB anak pada skor < 6
bila ditemukan skor 5 yang terdiri dari kontak BTA posistif disertai dengan 2
gejala klinis leinnaya pada fasyankes yang tidak tersedia uji tuberculin.
1. Pada anak yang yang evaluasi bulan ke-2 tidak menunjukkan perbaikan
klinis sebaiknya diperiksa lebih lanjut adanya kemungkinan faktor penyebab
lain misalnya kesalahan diagnosis, adanya penyakit penyerta, gizi buruk, TB
MDR maupun kepatuhan berobat dari pasien. Apabila fasilitas
memungkinakan, pasien dirujuk ke RS. Yang di maksud dengan perbaiakn
klinis adalah perbaikan gejala awal yang ditemukan pada anak tersebut pada
awal didiagnosis.
2. Anak dengan pembesaran kelenjar leher tidak selalu menderita TB anak.
Pertimbangankan ekmungkinan diagnosis yang lain misalnya infeksi leher,
amandel, dan keganasan. Pemebesaran kelenjar leher yang mendukung
gejala TB anak bersifat tidak nyeri, multiple, diameter lebih dari 1 cm.
3. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan fasilitas terbatas (misalnya tidak
terdapat uji tuberculin, rontgen dada) diperoleh untuk mendiagnosis
mengunkan sistem skoring, apabila terdapat keraguan maka doketer agar
merujuk pasien ke fasyankes sekunder (RS, BKPM, BBKPM).
4. Pemeriksaan tuberculin dilakukan pada anak dengan gejala TB untuk
melihat adanya infeksi TB pada anak.
5. Pemeriksaan tuberculin mengunakan larutan PPD 23 2TU
6. Pemeriksaan tuberculin dapat dilakukan di Puskesmas, Rumah sakit, BKPM
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
7. Hasil pemeriksaan tuberculin dapat diketahui setelah 48-72 jam sejak
penyuntikan
8. Larutan tuberculin yang sudah dibuka dapat digunakan sampai 1 bulan
dengan memperhatikan cara penyimpanan, masa kadarluarsa, tindakan
aseptic dan antiseptic saat pengambilan. Cata tanggal pengunaan larutan
tuberculin untuk pertama kalinya.
a. Anak dengan hasil uji tuberculin yang positif berarti anak tersebut
terbukti terinfeksi TB. Untuk membuktikan apakah anak sakit TB,
doketer mengunakan pendekatan sistem skoring.
b. Pemeriksaan serologis tidak diperbolehkan untuk diagnosis TB paru
maupun Tb Ekstra paru.
9. Penyuntikan tuberculin disusun dalam jejaring fasyankes dan fasyankes
rujukan tuberculin. Fasyankes rujukan tuberculin dapat berupa puskesmas,
Rumah Sakit, BKPM/BBKPM. Fasyankes rujukan tuberculin menerima
rujukan dari fasyankes untuk menyuntik tuberculin.
D. Bagaimana Melaksanakan Uji Tuberkulin
1. Pemeriksaan tuberculin dilakukan pada anak dengan gejala TB untuk
melihat adanya infeksi TB pada anak
2. Pemeriksaan tuberculin mengunakan tuberculin PPD RT 23 2TU
3. Pemeriksaan tuberculin dapat dilakukan di Puskesmas, Rumah Sakit,
BKPM dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
4. Hasil pemeriksaan tuberculin dapat diketahui setelah 48-72 jam sejak
penyuntikan.
5. Larutan tuberculin yang sudah dibuka dapat dugunakan sampai 1 bulan
dengan memperhatikan cara penyimpanan, masa kadaluarsa, tindakan
aseptic dan antiseptic saat pengambilan. Catat tanggal pengunaan larutan
tuberculin untuk pertama kali
6. Anak dengan hasil uji tuberculin yang postif berarti anak tersebut terbukti
terinfeksi TB. Untuk membuktikan apakah anak sakit TB, dokter
mengunakam pendekatan sistem skoring.
7. Pemeriksaan serologis tidak diperbplehkan untuk diagnosis TB paru
maupun TB ekstra paru.
8. Penyuntikan tuberculin disusun dalam jejaring fasyankes dan fasyankes
rujukan tuberculin. Fasyankes rujukan tuberculin dapat berupa Puskesmas,
Rumah sakit, BKPM/BBKPM. Fasyankes rujukan tuberculin menerima
rujukan dari fasyankes untuk menyuntik tuberculin.
E. Apakah TB Anak Dapat Disembuhkan
TB anak dapat disembuhkan, pengobatan Tb pada anak membutuhkan
waktu 6-12 bulan tergantung dari berat atau ringanya penyakit.
F. Apakah TB Anak Dapat Menular Kepada Anak yang Lain
Pada lokasi dengan banyak kasus TB anak, yang terjadai adalah terdapat
kasusu TB dewasa BTA positif yang belum ditemukan dan diobati, sehingga
menjadi sumber penularan ke anak yang tinggal berdekatan dengan pasien
tersebut. Sebagian orang tua menganggap hal ini adalah kasus TB pada anak
yang menular ke anak yang lain.
Sebagian besar kasus TB pada anak tidak dapat menular ke anak yang
lain, kecuali pada anak yang menderita “adult type TB” atau TB tipe dewasa,
yaitu TB pada anak dengan menyerupai TB pada dewasa dan ditemukan BTA
pada pemeriksaan dahak.
G. Tatalaksana TB Anak
1. Penanganan pasien TB Anak terdiri dari pemberian terapi obat dan
pemberian gizi yang adekuat
2. Penyakit penyerta yang sering diderita anak juga harus ditatalaksana secara
bersamaan
3. Pemberian terapi obat terdiri dari pemberian Obat Anti TB (OAT) dan terapi
pencegahan dengan INH profilaksis.
4. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3 macam obat dan
diberikan setiap hari baik pada tahap intensif maupun lanjutan.
5. Obat dalam bentuk KDT (Kombinasi Dosis Tetap) harus diberikan secara
utuh, tidak boleh dibelah atau digerus. Obat dapat diberikan dengan cara
ditelan secara utuh atau dilarutkan dengan air sesaat sebelum diminum.
6. Apabila obat diberikan dalam bentuk puyer, harus dibuat terpisah untuk
masing-masing obat. Tidak diperbolehkan mencampur beberapa macam
obat dalam satu puyer.
7. Apabila ada kenaikan berat badan pada Anak, maka dosis menyesuaikan
dengan berat badan terakhir.
8. Pada anak obesitas, dosis KDT sesuai dengan berat badan ideal sesuai
dengan umur.
9. OAT kategori Anak dalam bentuk KDT terdiri dari kombinasi INH,
Rifampisin dan Pirazinamid masing-masing 50 mg, 75 mg dan 150 mg
untuk fase intensif dan kombinasi INH dan Rifampisin masing-masing 50
mg dan 75 mg untuk fase lanjutan yang diberikan kepada anak sesuai
dengan berat badan anak tersebut
10. Terapi pencegahan dengan INH diberikan kepada anak Balita yang kontak
dengan pasien TB BTA positif tetapi tidak terinfeksi TB dan anak yang
terinfeksi TB tetapi tidak sakit TB (profilaksis primer dan sekunder)
11. INH profilaksis diberikan dngan dosis 10mg/kgBB/hari selama 6 bulan
12. Bukti adanya infeksi TB diperoleh dari hasil uji tuberkulin (Mantoux
tes) yang positif yaitu munculnya indurasi dengan diameter ≥ 10mm.
H. Integrasi TB Anak dalam Tim Dots Rumah Sakit
1. Semua kasus TB Anak di RS harus tercatat dalam program TB agar terjamin
pemantauan pengobatannya.
2. Bagian Anak di RS harus terlibat dalam Tim DOTS RS.
3. Saat ini diperkirakan banyak kasus TB Anak yang tidak tercatat dan
terlaporkan, akibatnya pemantauan terhadap kasus tersebut tidak dapat
dilakukan.
I. Fokus pada TB dan Kehamilan
1. Wanita sangat rentan menderita TB selama kehamilan atau segera setelah
melahirkan
2. TB sering menjadi penyebab kematian pada kehamilan dan persalinan,
terutama pada wanita dengan HIV
3. TB pada kehamilan meningkatkan resiko bayi lahir premature atau BBLR
4. Sakit TB selama kehamilan meningkatkan resiko penularan baik TB
maupun HIV kepada bayi
J. Kewaspadaan TB Resisten Obat Pada Anak
1. Kasus TB resisten obat terutama TB MDR yang mulai meningkat di
Indonesia menyebabkan resiko terjadinya TB resisten obat pada anak.
2. Kewaspadaan terjadinya TB resisten obat pada anak pada kondisi sebagai
berikut:
a. Kontak dengan pasien terbukti TB MDR,
b. Kontak dengan pasien TB yang resiko tinggi terjadinya TB MDR
misalnya pasien Kambuh, Gagal,
c. Anak dengan riwayat pengobatan TB berulang
d. Anak yang tidak menunjukkan pebaikan klinis setelah 2-3 bulan terapi
obat lini pertama
e. Diagnosis dan tatalaksana TB MDR pada anak sesuai dengan dewasa.
K. Mengapa TB pada Anak Terpinggirkan
1. Kesulitan mendiagnosis TB pada Anak. Anak sulit untuk berdahak,
seandainya bisa berdahak belum tentu TB pada Anak memberikan hasil
BTA positif
2. Belum diketahuinya beban masalah TB Anak di masyarakat
3. TB Anak dianggap tidak menular, sehingga bukan prioritas pengendalian
TB ketersediaan dana
4. Kebanyakan Anak yang terdampak TB adalah anak-anak miskin dengan
kesulitan akses ke pelayanan kesehatan
L. Upaya untuk “Menuju Nol Kematian Pada Anak Akibat TB”
Apa yang harus kita lakukan:
1. Mulai melihat TB pada anak merupakan bagian dari penyakit keluarga.
Anak terinfeksi TB dari orangtua atau keluarga yang tinggal serumah.
Setiap kasus TB dewasa terutama BTA positif harus dilakukan pemeriksaan
kontak serumah, terutama anak di bawah 5 tahun. Anak yang sakit TB harus
segera didiagnosis dan diterapi OAT sedangkan anak tanpa sakit TB, baik
terinfeksi maupun sehat yang kontak serumah dengan pasien TB BTA
positif harus diberikan terapi INH profilaksis.
2. Meningkatkan pelayanan TB dengan menjangkau semua masyarakat yang
terdampak TB yaitu kaum urban, pekerja migrant, tahanan dan kaum
minoritas ethnic. Dengan cara ini kita juga dapat menjangkau semua bayi
dan anak yang terdampak TB
3. Prioritas utama untuk anak dengan HIV
4. Integrasi pelayanan kesehatan ibu dan anak, HIV dan TB secara bersama-
sama
MATERI PENYULUHAN ETIKA BATUK
Aan Yuliyanto, dkk (2014), “Karya Tulis Ilmiah Permainan Tebak Gambar
Berbasis Prented Play Solusi Peningkatan Daya Ingat”. (Purwakarta: UPIK
Purwakarta)
I. PERSIAPAN
Sebelum melukan kegiatan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih sehat
(PHBS) sekolah, mahasiswa mempersiapkan media, waktu dan tempat
penyuluhan. Setelah dirundingkan dengan warga sekitar dan para kader pada
acara PHBS sekolah (Cara mencuci tangan dan menggosok gigi) dan disepakati
penyuluhan dilakukan pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2022. Dua hari
sebelumnya pelaksanaan, mahasiswa mempersiapkan proposal, materi
penyuluhan dan tempat penyuluhan kepada dosen pembimbing dan guru SDN
Margahayu IX. Selain itu mahasiswa membuat surat undangan yang
ditunjukkan kepada kepala sekolah untuk disampaikan kepada siswa/i dan
kepala sekalah SDN Margahayu IX.
II. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan Kesehatan tentang perilaku hidup bersih (PHBS)
pada tanggal tanggal 28 Juli 2022 hari Kamis, seletah peserta penyuluhan hadir
pukul 08.00 WIB acara dibuka oleh Helda Ayoe H dan Lilis sekaligus berperan
sebagai pemberi materi PHBS. Acara penyuluhan untuk materi berlangsung
selama 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawaab atau diskusi.
Selama proses diskusi dan tanya jawab berjalan dengan baik dan siswa/i
antusias bertanya dan ingin tahu banyak tentang PHBS Sekolah. Sebeelum
acara ditutup dilakukan evaluasi kepada siswa/i dengan memberikan
pertanyaan 3 saja yaitu pengertian PHBS Sekolah, cara mencuci tangan yang
benar, cara menggosok gigi yang benar. Siswa/i dapat menjawab dengan baik
dengan bahasa yang di mengerti oleh masyarakat itu sendiri tetapi maknanya
sama dan benar. Akhirnya acara penyuluhan ditutup pukul 11.00 WIB.
III. EVALUASI
1. Struktur
a. Peralatan yang digunakan sesuai dengan dengan rencana yaitu ppt, sikat
gigi, sabun
b. Peserta hadir 171 murid siswa/i kelas 1-6 SD
c. Seluruh mahasiswa hadir dalam kegiatan
d. Tempat sesuai dengan yang direncanakan yaitu SDN Margahayu IX
e. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana
2. Proses
a. Mahasiswa hadir sebelum acara
b. Mahasiswa dapt menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya
c. Peserta menyimak dan sangat antusias mengikuti pemberian materi
selama proses kegiatan berlangsung
d. Media dan alat yang telah disiapkan dapat digunakan
3. Hasil
a. 45 peserta mengikuti penyuluhan PHBS Sekolah
b. 60% peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji dan mengikuti cara
mencuci tangan dan menggosok gigi
c. Semua mahasiswa berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan
Hasil Observasi :
Kegiatan penyuluhan tentang PHBS Sekolah, dilakukan tepat waktu dan
para peserta terlihat sangat antusias dan kooperatif dalam mengikuti
penyuluhan tersebut. Dalam sesi tanya jawab juga terlihat betapa ingin mereka
tahu tentang seperti cara mencuci tangan dan cara menggosok gigi.
Pertanyaan :
1. Apakah ada yang tau PHBS itu apa?
2. Apa pengertian dari mencuci tangan?
3. Apa tujuan dari mencuci tangan?
4. Apa tujuan dari menggosok gigi?
Rekomendasi :
1. Diharapkan seluruh siswa/i dapat memahami akan mencuci tangan dan
menggosok gigi
2. Adanya perhatian dari lingkup ssekolah yaitu guru dan mengurus menjaga
sekolah akan perkembangan PHBS anak-anak sekolah
3. Adanya dukungan dari guru-guru untuk menjalankan PHBS sekolah SDN
09 Margahayu pada anak muridnya
DISUSUN OLEH :
SELURUH MAHASISWA/I PROFESI NERS
Ket:
Leader:
Co. Leader:
Fasilitator:
Observer:
Anak Sekolah:
I. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATA KETERANGAN WAKTU MEDIA
N
Pembukaan 1. Menyampaikan salam 08.30 –
2. Memperkenalkan diri 08.40
3. Menyampaikan tujuan
Penyajian 1. Menjelaskan materi 08.40 – 1. Laptop
2. Menampilkan video dan banner 09.20 2. LCD
3. Demonstrasi cuci tangan 3. Standing
4. Memberikan doorprize dan Banner
membagikan susu kotak 4. Handsoap
5. Tissue
Penutup -Menyimpulkan hasil penyuluhan 9.20 –
-Mengakhiri dengan salam 09.30
J. EVALUASI
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada peserta tentang:
1. Apakah pengertian dari cuci tangan?
2. Apa tujuan dari mencuci tangan?
3. Apa alasan mencuci tangan harus dengan air mengalir?
4. Kapan 5 waktu yang tepat mencuci tangan?
5. Bagaimana langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar.
6. Peserta dapat melakukan 6 langkah cuci tangan dengan sendiri
MATERI PENYULUHAN PHBS
A. Cuci Tangan
1. Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-
sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian
dibilas dibawah aliran air (Larsan, 1995).
Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran
dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air
(DEPKES, 2007).
Mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan sabun
dan air mengalur sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan tujuan
untuk menghilangkan kuman. Membiasakan mencuci tangan sejak dini
merupakan langkah awal untuk mencegah masuknya kuman dan resiko
tertularnya penyakit.
2. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini
dilakukan dengan tujuan yaitu:
a. Supaya tangan bersih.
b. Membersihkan tangan dari kuman dan bakteri.
c. Terhindar dari sakit perut dan diare.
3. Alasan Mencuci Tangan Dengan Air yang Mengalir
Dengan mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman akan
ikut terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan atau
di warung makan yang ada keran cuci tangan, sebaiknya cuci tangan di
keran saja walaupun disediakan mangkuk tempat mencuci tangan di meja
adik-adik.
4. Lima Waktu Tepat Mencuci Tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar.Nah
sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan?
a. Sebelum dan sesudah makan. Untuk menghindari masuknya kuman
kedalam tubuh saat kita makan.
b. Setelah dari WC dan buang air. Besar kemungkinan tinja masih tertempel
di tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan.
c. Setelah bermain. Kebiasaan anak kecil adalah bermain di tempat yang
kotor.
d. Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Bagi adik-adik mencuci
tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan
sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
e. Tangan terlihat kotor.
5. Langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar
Berikut ini adalah langkah mencuci tangan yakni 6 langkah yang di
kembangkan menjadi 9 langkah. Bisa dilihat pada gambar untuk lebih
jelasnya.
a. Basuh tangan dengan air mengalir
b. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
c. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan,
begitu pula sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan
e. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan
kiri dan sebaliknya.
h. Bilas kembali dengan air.
i. Keringkan dengan lap tangan atau tissue
B. Jamban
1. Pengertian
Jamban merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk digunakan
sebagai tempat buang air besar. Jamban yang sehat efektif untuk memutus
mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki dan
digunakan oleh keluarga dengan penempatan (di dalam rumah atau di
luar rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah. Standar dan
persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari :
a. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap)
Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari
gangguan cuaca dan gangguan lainnya.
b. Bangunan tengah jamban
Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban, pertama yaitu lubang
tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter dilengkapi
oleh konstruksi leher angsa dan lantai jamban yang terbuat dari bahan
kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran untuk pembuangan air
bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL).
c. Bangunan Bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai
kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau
kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Bangunan bawah jamban memiliki 2
bentuk yaitu tangki septik dan cubluk.
2. Air Bersih
Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian
umum. Air bersih yaitu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak sedangkan air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum (Permenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990). Akses terhadap air bersih dan air minum yang
aman dan layak menggambarkan sanitasi rumah tangga yang baik. Manfaat
air bersih yaitu menghindarkan dari gangguan penyakit seperti diare,
kolera, thypus dan lain-lain. Sumber air bersih dapat dari mata air, sumur
atau pompa, ledeng, air hujan atau air kemasan (Depkes RI, 2013).
3. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) termasuk salah satu
contoh perilaku yang tidak sehat. BABS adalah suatu tindakan
membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai
atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi
lingkungan, tanah, udara dan air.
C. Cara Membasmi Jentik Nyamuk
Pemberantasan nyamuk belum selesai jika belum selesai jika tidak di ikuti
dengan pemberantasan jentik nyamuk. Waspada jentik nyamuk karena jika
tidak semua diberantas, berarti anda belum memutus sirklus perkembangbiakan
nyamuk.
Cara memberantas jentik nyamuk dengan mengidentifikasi keberadaannya,
baik di dalam maupun di luar rumah. Cara mencari jentik nyamuk teluk dan
jentik nyamuk sangat kecil sehingga wajar untuk lepas dari penglihatan
anda.Lokasi yang tidak bisa menjadi sarang karena jentik nyamuk hanya
membutuhkan genangan air bening untukk bertahan hidup. Lakukan
pemeriksaan jentik nyamuk secara teratur sehingga dapat menangininya segera.
Beberapa cara untuk mendeteksi keberadaan jentik nyamuk:
1. Perhatikan permukaan genangan air jernih dengan pencahayaan yang baik.
Jentik nyamuk akan lebih mudah terlihat saat bergerak.
2. Jentik nyamuk kadang-kadang disamarkan oleh endapan pasir di dasar
wadah yang dibanjiri hujan.
3. Jangan salah dan bertukar antara jentik nyamuk dan berudu katak karena
keduanya mungkin terlihat serupa.
Cara menghilangkan jentik nyamuk adalah cikal bakal nyamuk, jika tidak
segera diberantas, hasil yang di dapat banyak nyamuk di lingkungannya.
Nyamuk adalah salah satu pembawa bakteri dan virus yang menyebabkan
penyakit, sehingga keberadaan nyamuk harus diberantas/ pemberantasan jentik
bertujuan untuk mengurangi laju pertumbuhan nyamuk sehingga terhindar dari
penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.
D. Kegiatan Olahraga
1. Dasar pemikiran
Upaya peningkatan mutu Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang
tidak pernah lepas dari perhatian kita semua, oleh karena itu perlu adanya
stategi yang tepat untuk melaksananya. Salah satu program yang akan
dilaksanakan oleh guru SDN Margahayu IX berkenan dalam hal ini yakni
pekan olahaga dan seni.
Secara umum manfaat Pendidikan pekan olahraga dan seni bagi peserta
didik adalah untuk membentuk potensi diri dan kebersamaan setiap individu
dalam melakukan suatu kegiatan yang bersifat positif.
Sehingga kami sadar bahwa pekan olahraga dan seni, juga perlu
dilaksanakan demi meningkatkan potensi akademik maupun non akademik
bagi pelajar itu sendiri.
2. Maksud dan Tujuan
Pelaksanaan kegiatan Pendidikan pekan olahraga dan seni dimasudkan
untuk mencetak dan menghasilkan calon penerus bangsa berdedikasi tinggi
dengan segenap kemampuan dan keterampilannya
E. Cara Membuang Sampah
Permasalahan lingkungan yang terjadi di wilayah SDN Margahayu IX
tersebut adalah mengenai pembuangan limbah yang masih dalam proses
penataan. Sampah sampah yang ada hanya dikumpulkan dan ditengah jalan
agar tertindas kendaraan-kendaraan yang lewat gang kecil tersebut, memang
meskipun jalannya tidak terlalu besar, banyak kendaraan yang lewat karena
memang jalan tersebut dapat menjadi alternatif menuju pasar dan juga menuju
daerah pertokoan dan arah jalan raya. Lingkungan jalan yang menjadi alternatif
menuju jalan raya tersebut terlihat kumuh, kotor dan ban kendaraan harus
terganggu dengan sampah-sampah yang harus ditindas, bahkan kadangkala ban
kendaraan hampir tergelincir lantaran.
1. Pemilihan sampah organic dan non organic
2. Kebersihan dan kerapian kelas
3. Pemeliharaan teman-teman kelas
4. Penguatan kelompok pecinta lingkungan
F. Tidak Merokok di Sekolah
Dalam pergaulan sehari-hari, kita tidak dapat dipisahkan dari rokok.
Hampir setiap orang di dunia mengenalnya. Beberapa orang menganggap,
mengkonsumsi rokok merupakan hal yang tidak dapat di pisahkan dari
kehidupan sehari-hari.
Di dalam kenikmatan sebatang rokok, tersimpan juga bahaya yang begitu
besar. Banyak zat kimia yang sangat berbahaya yang terkandung dalam
sebatang rokok. Lebih dari 1000 jenis bahan kimia yang berbahaya terkandung
di dalamnya. Meskipun masyarakat mengetahuinya, tak sedikit dari mereka
yang mengabaikan bahaya tersebut.
Dampak dari rokok itu sendiri tidak hanya orang yang menghisap secara
langsung rokok tersebut. Namun juga orang di sekitarnya yang juga menghirup
udara di sekitar perokok tersebut, atau disebut perokok pasif. Akibatnya,
kerugian yang di akibatkan asap rokok tersebut hampir tidak di ketahui oleh
perokok pasif tersebut. Akibatnya, banyak orang tidak bersalah yang
merasakan dampak negatif dari rokok tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami pengurus SDN
Margahayu IX akan menyelenggarakan seminar sehari tentang Pencegahan dan
penanggulangan bahaya merokok
I. PERSIAPAN
Sebelum melukan kegiatan penyuluhan tentang hipertensi, mahasiswa
mempersiapkan media, waktu dan tempat penyuluhan. Setelah dirundingkan
dengan warga sekitar dan para kader pada acara senam, penyuluhan hipertensi
dan foot massage disepakati penyuluhan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 30
Juli 2022. Dua hari sebelumnya pelaksanaan, mahasiswa mempersiapkan
proposal, materi penyuluhan dan tempat penyuluhan kepada dosen
pembimbing. Selain itu mahasiswa menggundang masyarakat untuk mengikuti
kegiatan tersebut.
II. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi pada tanggal 30 Juli
2022 hari Sabtu, setelah peserta penyuluhan hadir petama kali peserta di cek
tekanan darah terlebih dahulu kemudian peserta mengikuti kegiatan senam.
Acara penyuluhan hipertensi dilakukan setelah senam selesai. Penyuluhan
berlangsung selama 15 menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawaab
atau diskusi. Selama proses diskusi dan tanya jawab berjalan dengan baik dan
warga bertanya dan ingin tahu banyak tentang hipertensi. Sesi selanjutnya foot
massage yang berlangsung selama 20 menit. Sebeelum acara ditutup dilakukan
evaluasi kepada warga dengan memberikan pertanyaan 3 saja yaitu Apa saja
untuk diet hipertensi, apa saja gejala hipertensi, apa saja komplikasi dari
hipertensi. Warga dapat menjawab dengan baik dengan bahasa yang di
mengerti oleh masyarakat itu sendiri tetapi maknanya sama dan benar.
Akhirnya acara penyuluhan ditutup pukul 10.00 WIB.
III. EVALUASI
1. Struktur
a. Peralatan yang digunakan sesuai dengan dengan rencana yaitu leaflet,
hand body, tensi meter,
b. Peserta hadir 35 Warga
c. Seluruh mahasiswa hadir dalam kegiatan
d. Tempat sesuai dengan yang direncanakan yaitu Lapangan Tenis Rt 08
e. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana
2. Proses
a. Mahasiswa hadir sebelum acara
b. Mahasiswa dapt menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya
c. Peserta menyimak dan sangat antusias mengikuti pemberian materi
selama proses kegiatan berlangsung
d. Media dan alat yang telah disiapkan dapat digunakan
3. Hasil
a. 35 peserta mengikuti penyuluhan senam hipertensi dan foot massage
b. 60% peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji dan mengikuti kegiatan
c. Semua mahasiswa berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan
Hasil Observasi :
Kegiatan penyuluhan tentang senam hipertensi dan foot massage,
dilakukan tepat waktu dan para peserta terlihat sangat antusias dan kooperatif
dalam mengikuti penyuluhan tersebut. Dalam sesi tanya jawab juga terlihat
betapa ingin mereka tahu tentang seperti cara foot massage dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi.
Pertanyaan :
1. Apa saja untuk diet hipertensi?
2. Apa saja gejala hipertensi?
3. Apa saja komplikasi dari hipertensi?
Rekomendasi :
Diharapkan seluruh warga dapat memahami hipertensi dan foot massage
dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
DISUSUN OLEH :
SELURUH MAHASISWA/I PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TA 2021/2022
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu contoh penyakit
degenaratif. Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh arteri secara terus menerus lebih dari
suatu periode. Hipertensi didefenisikan sebagai penigkatan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau diastolik sedikitnya 90 mmHg (Syharini, Susanto,
& Udiyono, 2012).
Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan
faktor risiko yang dapat di ubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah terdiri
dari genetika, umur dan jenis kelamin. Faktor yang dapat diubah yaitu obesitas,
kurang olahraga, konsumsi garam berlebih,merokok dan mengkonsumsi
alkohol dan stres. Asupan garam yang terus meningkat maka volume darah
akan meningkat dan dapat meningkatkan beban kerja pada jantung. (Sudoyono,
2016).
Hipertensi juga dapat terjadi akibat obstruksi dan kelemahan otot untuk
memompa darah, hal itu disebabkan karna pada manusia semakin bertambah
usia semakin terjadi penurunan massa otot. kekuatan dari laju denyut jantung
maksimal dan terjadi peningkatan kapasitas lemak tubuh. (Sudoyono, 2016).
Berbagai faktor resiko pada hipertensi dapat di cegah dengan cara
berolahraga secara teratur baik dari semasa muda hingga masa tua. Olahraga
dan latihan pergerakan secara teratur dapat mengulangi masalah atau
perubahan fungsi tubuh. Hipertensi juga bisa dikontrol dengan berbagai terapi
farmakologi dan terapi nonfarmakologi seperti berolahraga secara teratur dari
berbagai macam olahraga yang ada salah satu olahraga yang dapat dilakukan
yaitu olahraga senam hipertensi. Selain berolahraga secara teratur, bisa
dilakukan teknik terapi foot massage untuk menurunkan dan menstabilkan
tekanan darah . (Syharini, Susanto, & Udiyono,2012).
Foot massage merupakan salah satu terapi komplementer yang aman dan
mudah diberikan, terapi ini dilakukan pada telapak kaki yang merupakan
ujung-ujung syaraf yang dapat di stimulasi dengan pijatan lembut dengan
tangan. Terapi foot massage dapat memperlancar aliran darah, menurunkan
kadar
hormon kortisol, merelaksasikan otot, menurunkan ketegangan otot dan
memberikan rasa nyaman, sehingga dapat menurunkan stress dan kecemasan
yang secara tidak langsung menurunkan tekanan darah. (Umamah & paraswati,
2019).
Berdasarkan ringkasan materi diatas, diperlukannya pelaksanaan program
terapi yang diperlukan suatu instrument atau parameter yang bisa digunakan
untuk mengevaluasi kondisi individu, sehingga mudah untuk menentukan
program terapi selanjutnya. Tetapi tentunya parameter tersebut harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana individu itu berada, karena hal
ini sangat individual sekali, dan apabila dipaksakan justru tidak akan
memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam keadaan ini maka upaya
pencegahan berupa latihan-latihan atau terapi yang sesuai harus dilakukan
secara rutin dan berkesinambungan salah satunya yaitu melalui kegiatan Senam
hipertensi dan foot massage.
Berdasarkan hasil pengkajian dan survei yang dilakukan didapatkan 81
orang yang terkena riwayat hipertensi. Maka dari itu, kami melakukan
penyuluhan dan latihan terapi senam hipertensi dan foot massage kepada warga
di RW 03.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam hipertensi dan foot massage, masyarakat di
kelurahan Margahayu RW 03 dapat mempraktekan secara mandiri untuk
mencegah peningkatan tekanan darah.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi
b. Meningkatkan rentang gerak individu di kelurahan Margahayu RW 03
c. Menstabilkan tekanan darah
d. Meningkatkan fungsi organ-organ tubuh
e. Memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan senam hipertensi dan foot
massage
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Masyarakat Kelurahan Margahayu RW 03 dapat mengetahui apa itu
hipertensi dan cara penanganannya
2. Masyarakat Kelurahan Margahayu RW 03 dapat mengetahui cara
pengobatan hipertensi dengan senam hipertensi dan foot massage
3. Masyarakat Kelurahan Margahayu RW 03 dapat mempraktekan teknik
senam hipertensi dan foot massage di rumah
D. SASARAN STRATEGIS
Masyarakat Kelurahan Margahayu RW 03 yang memiliki riwayat hipertensi
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Sabtu, 30 Juli 2022
Waktu : Pukul 07.00 s.d selesai
Tempat : Lapangan bulu tangkis di RW.003
F. METODE
1. Demonstrasi
2. Ceramah/Menjelaskan
3. Tanya jawab
G. MEDIA
1. Sound System
2. Leaflet
H. KEGIATAN PENYULUHAN
NO. TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan pendidikan
kesehatan
4. Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki
masyarakat dengan hipertensi
2. Pelaksanaan 1. Melakukan pengukuran tekanan 1. Mendemonstrasikan
(60 menit) darah 2. Mendengarkan
2. Masyarakat harus mengikuti 3. Bertanya
kegiatan senam yang akan
dipandu oleh instruktur senam
3. Pengukuran tekanan darah
kembali setelah senam dilakukan
4. Menjelaskan materi
5. Masyarakat memperhatikan
penjelasan tentang edukasi
hipertensi
6. Masyarakat menanyakan tentang
hal-hal yang belum jelas
7. Pemberian foot massage
8. Pengukuran tekanan darah
kembali setelah dilakukan foot
massage
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi dan 1. Mendengarkan
(5menit) intervensi 2. Menjawab salam
2. Mengevalusi masyarakat tentang
materi dan intervensi yang telah
diberikan
3. Mengakhiri pertemuan
I. PERORGANISASIAN
Penanggung jawab : Lilis Apiyani
Moderator : Agung Nugraha Bastian
Penyaji : Syifa Rahmawati
Fasilitator : Dety Dharmawaty
Mu’minah
Munfaidah
Mohamad Rizky Abdurohman
Abdul Anan
Dodi Iskandar
Deni Fauzi
Dede Yusuf Khatami
Observer : Bella Saphira Arrahim
Lu’lu’a Lanahdiayanna
Dokumentasi : Asri Hartati
Dini Elfrida
Indah Melinda Putri
Kafilatul Azizah
Konsumsi : Anisha Fitria
Asma Zuinoviana
Nabila Nur Khofifah
Pendamping Kader : Maya Indah Purnama Sari
Misti Ayu Agustin
Aulia Maulani Afifah
PJ Senam Hipertensi : Fitria Dewi
Zevi Agus Mulyana
Suntia Mustika
PJ Foot Massage : Lilis Apriyani
Arrahmah Nurfadilah
Anisha Fitria
Asma Zuinoviana
Rafa Sugiarto
Indah Rada Ulfami
MATERI PENYULUHAN SENAM HIPERTENSI
I. PERSIAPAN
Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan tentang refresing kader yang
membahas cara menggunakan alat pemeriksaan tekanan darah dan
antropometri, mahasiswa/i mempersiapkan media, waktu dan tempat
penyuluhan. Setelah dirundingkan dengan warga sekitar dan kader pada acara
Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW) dan disepakati penyuluhan
dilakukan pada hari Jum’at, 29 Juli 2022. Dua hari sebelum pelaksanaan
mahasiswa/i mempersiapkan proposal, satuan acara penyuluhan (SAP), materi
penyuluhan dan tempat penyuluhan kepada dosen pembimbing dan pak RW
setempat. Selain itu mahasiswa/i membuat surat undangan yang ditujukkan
kepada para kader, masyarakat yang menjadi target utama dalam penyuluhan,
untuk pak RW 03, dan juga Puskesmas Karang Kitri.
II. PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang refresing kader yang membahas
cara menggunakan alat pemeriksaan tekanan darah dan antropometri, pada hari
jum’at, 29 Juli 2022, setelah peserta penyuluhan hadir pada pukul 14.00 WIB
acara dibuka oleh zevi agus mulyana selaku moderator, dan dilanjutkan oleh
hani alfiyani selaku pemberi materi cara menggunakan alat pemeriksaan
tekanan darah dan antropometri. Acara penyuluhan untuk materi berlangsung
selama 20
menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab atau diskusi. Selama
proses diskusi dan tanya jawab berjalan dengan baik dan para kader antusias
dalam bertanya dan ingin tahu banyak mengenai cara menggunakan alat
pemeriksaan tekanan darah dan antropometri lebih banyak. Sebelum acara
ditutup dilakukan evaluasi kepada kader dengan memberikan pertanyaan 3 saja
yaitu apa saja yang harus dihindari dalam pemeriksaan tekanan darah,
komplikasi yang terjadi pada penderita hipertensi dan alat yang untuk
mengukur tinggi badan disebut apa. Para kader dapat menjawab dengan baik
dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat itu sendiri tetapi
maknanya sama dan benar. Akhirnya acara penyuluhan selesai pukul 16.00
WIB.
III. EVALUASI
1. Struktur
a. Peralatan yang di gunakan sesuai dengan rencana yaitu PPT, dan leaflet
b. Peserta hadir 8 orang warga
c. Seluruh mahasiswa hadir dalam kegiatan
d. Tempat sesuai yang di rencanakan yaity di kediaman bidan Evi RT 03
e. Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai dengan rencana
2. Proses
a. Mahasiswa hadir sebelum acara
b. Mahasiswa dapat menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya
c. Peserta menyimak dan antusias mengikuti pemberian materi selama
proses kegiatan berlangsung
d. Media dan dan alat yang telah disiapkan dapat digunakan
3. Hasil
a. 8 peserta mengikuti penyuluhan cara menggunakan alat pemeriksaan
tekanan darah dan antropometri,
b. 60% peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji
c. Semua mahasiswa berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan
IV. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
1. Faktor Pendukung
Kegiatan peyuluhan kesehatan dapat dilakuakan dengan adanya tempat
dan fasilitas untuk menyajikan pengetahuan tentang refresing kader yang
membahas cara menggunakan alat pemeriksaan tekanan darah dan
antropometri, serta perserta antusias menyimak dan senang dalam mengikuti
kegiatan penyuluhan.
2. Faktor Penghambat
Pada saat penyuluhan masyarakat tidak dapat hadir semua dikarenakan
mempunyai kesibukan masing-masing.
PROPOSAL
PENYULUHAN PADA KADER RW 003 MARGAHAYU TENTANG
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN ANTROPOMETRI
DISUSUN OLEH:
SELURUH MAHASISWA/I PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TA 2021/2022
A. LATAR BELAKANG
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan padan dinding arteri.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi disebut tekanan sistolik,
sedangkan tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat disebut
tekanan diastolic. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan
sistolik terhadap tekanan diastolic, dengan nilai dewasa normalnya berkisar
dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 mmHg (Smetlzer dan Bare, 2011).
Pemeriksaan pengukuran darah menggunakan alat khusus yang
menggunakan sphygmomanometer yang bertujuan untuk mengukur tekanan
pada pembuluh darah arteri ketika jantung berdetak dan pemeriksaan ini juga
bertujuan untuk mengetahui kondisi tekanan darah penderita untuk bisa
memantau kondisi kesehatan agar dapat menghindari dari penyakit hipertensi
(Lestari Karlina, 2020).
Pemeriksaan fisik selain pengukuran tekanan darah yaitu tindakan
antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsug menilai status
gizi, khususnya pada keadaan energi dan protein tubuh seseorang.dengan
demikian, antropometri merupakan indicator status gizi yang berkaitan dengan
masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP.
Antropometri dipengaruhi oleh faktor genetic dan faktor lingkungan, konsumsi
maknan dan kesehatan (adanya infeksi) merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi antropometri (Aritonang, 2013).
Keunggulan antropometri antara lain prosedurnya yang sederhana, aman
dan dapat dilakukan dalam umlah sampel yang besar. Realif tidak
membutuhkan tenaga ahli. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat
dipesan dan dibuat di daerah setempat. Tepat dan akurat karena dapat
dilakukan dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau,
umunya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan buruk karena
sudah ada ambang batas yang jelas, dapat mengevaluasi perubahan status gizi
pada periode tertentu atau dari satu generasi ke generasi berikutnya dapat
digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan gizi (Istiany,2013)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengulang (refreshing) kembali pengetahuan kader RW 003
margahayu tentang penggunaan tensi digital dan antropometri.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penggunaan tensi digital dan antropometri?
b. Untuk mengetahui manfaat penggunaan tensi digital dan antropometri?
c. Untuk mengetahui pemahaman kader RW 003 margahayu tentang tensi
digital dan antropometri?
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Kader RW 003 dapat memahami penggunaan tensi digital dan antropometri
2. Kader RW 003 dapat memahami fungsi dilakukan pemeriksaan tekanan
darah
3. Kader RW 003 dapat memahami manfaat tindakan antropometri untuk
mengetahui status gizi masyarakat RW 003
D. SASARAN STRATEGIS
Ibu kader RW 03 margahayu, ibu kader Mawar 1 dan ibu kader posyandu
mawar 2.
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Jum’at, 29 Juli 2022
Waktu : Pukul 14.00 s.d selesai
Tempat : Pos Profesi Ners (di rumah bidan Evi)
F. METODE
1. Ceramah/Menjelaskan
2. Tanya jawab
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point
3. Kuesioner pre-test dan post-test
4. Demontrasi tensi digital dan antropomentri
H. KEGIATAN PENYULUHAN
NO. TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan refreshing
4. Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki kader RW
003
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan
(20 menit) 2. Kader RW 003 memperhatikan dan 2. Bertanya
penjelasan tentang tensi digital dan
antroprometri
3. Kader RW 003 menyanyakan sesuatu
yang belum jelas atau kurang
dipahami
3. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
(5 menit) 2. Mengevalusi kader RW 003 materi 2. Menjawab salam
yang telah diberikan
3. Mengakhiri pertemuan
I. PERORGANISASIAN
Penanggung jawab : Helda Ayoe Hidayah
Moderator : Zevi Agus Mulyana
Penyaji : Hanny Alfiany
Fasilitator : Fitria Dewi
Naya Sopiah
Diah Eka
Sri Asiah
Raissy Amallya Fajri
Syifa Rahmawati
Delia Anggani Putri
Nurul Hamidah
Observer : Rafa Sugiarto
Putri Maulida Duana
Syifa Fauziah
Ida Rahma
Syaiful
Suntia Mustika
Umi Rodiyah
Dokumentasi : Novianty Masrukha
Nur Fadilah
Konsumsi : Nurul Hikmah Eka Annisa
Ega Ogiyan Putri
Pinah
Rina Rosdiana
Siti Sodrikhah
Epa Yuliska
J. EVALUASI
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada Kader RW 003
Margahayu :
1. Pemeriksaan Pengukuran Tekanan Darah
a. Apakah pengukuran tekanan darah?
b. Bagaimana hindari pemeriksaan tekanan darah di waktu tertentu?
c. Apa saja alat pemeriksaan tekanan darah?
d. Bagaimana cara mengukur tekanan darah?
e. Bagaimana cara membaca pengukuran tekanan darah?
f. Apa saja kategori nilai tekanan darah?
g. Apa saja faktor risiko hipertensi?
h. Apa saja komplikasi hipertensi?
i. Bagaimana pencegahan hipertensi?
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Bagaimana pengukuran antropometri?
b. Bagaimana cara menimbang berat badan?
c. Bagaimana cara menimbang dengan dacin?
d. Bagaimana posisi timbangan dengan kantung penimbang dalam keadaan
kosong?
e. Apa saja TB & PB (tinggi dan panjang badan)?
f. Bagaimana pengukuran tb dan pb?
g. Bagaimana cara mengukur pb/tb dengan infatometer?
h. Bagaimana pengukuran lingkar lengan atas (LILA)?
i. Bagaimana pengukuran lingkar kepala?
MATERI PENYULUHAN TD DAN ANTROPOMETRI
SISTOLIK
DIASTOLIK
c. Pada bayi :
1) Menggunakan baju seminimal mungkin
2) Melepaskan alas kaki
3) Pastikan popok kering saat pengukuran
4) Pastikan baby scale pada posisi 0 kg sebelum menimbang
d. Pada Balita
1) Pastikan responden tidak menggunakan alas kaki/sepatu
2) Pastikan melepaskan jaket/mengeluarkan benda-benda di kantong
baju/celana
3) Berdiri tegap dan pandangan lurus ke depan
4) pastikan timbangan dalam posisi 0 kg sebelum menimbang
2. Cara Menimbang dengan Dacin
a. Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti pelana rumah atau kusen
pitu atau dahan pohon atau penyangga kaki tiga yang kuat.
b. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang
4. TB &
Dalam mengukur tinggi badan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
ukur seperti :
a. Microtoise : untuk anak yang sudah dapat berdiri (untuk anak > 2 tahun)
b. Alat pengukur panjang badan bayi (infantometer) : untuk bayi atau anak
yang belum dapat berdiri (untuk anak > 2 tahun)
5. Pengukuran tb dan pb
a. Pastikan responden tidak mengenakan alas kaki/sepatu
b. Pastikan responden tidak mengenakan topi, ikat rambut/konde
c. Pastikan pandangan responde lurus kedepan
d. Pastikan beberapa bagian tubuh yang penting menempel pada
dinding/infatometer
6. Cara mengukur pb/tb dengan infatometer
7. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
a. Tetapkan posisi bahu dan siku.
b. Letakkan pita antara bahu dan siku.
c. Tentukan titik tengah lengan.
d. Lingkarkanlah pita pada tengah lengan.
e. Jangan memasang pita terlalu kencang atau longgar
Smeltzer & Bare, 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
&Suddarth Edisi 8 volume 1.2 jakarta : penerbit buku kedokteranindonesia
Jenis Kelamin
48%
52%
Laki-laki Perempuan
Agama
9%
10%
23% 59%
Usia
4%7%
9%
11%
14%
9%
Pendidikan
3%1%
16%
11%
41%
13%
Pekerjaan
Lainnya
14% Tidak
Buruh
2% bekerja
28%
Wiraswast
a
12%
Pegawai
swasta Masih
20% sekolah
PNS 24%
1%
Status Perkawinan
1%3%
48%
48%
Jumlah antara warga yang sudah menikah 730 orang (48%) dengan yang
belum menikah 736 (48%) sama besarnya
Air Bersih
0%
100%
Sumber Air
0%
100%
Terdapat 1513 orang yang sumber air nya terlindungi, hal tersebut sudah
memenuhi syarat dalam penyediaan sumber air sehingga warga dapat
terhindar dari resiko air yang tercemar dan tidak layak untuk digunakan
Jamban Keluarga
1%
99%
Jenis Jamban
1%
44%
55%
Terdapat 841 orang warga yang menggunakan jamban jenis leher angsa
R. Gangguan Jiwa
0%
100%
Iya Tidak
JKN
24%
76%
Iya Tidak
Terdapat 1152 warga yang sudah memiliki JKN, semakin banyak warga
yang memiliki JKN maka semakin banyak juga warga yang
memanfaatkan fasilitas Kesehatan Ketika mereka sakit
13. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Merokok
Merokok
22%
77%
Iya Tidak
R. TB
1%
99%
Iya Tidak
Terdapat 12 warga yang memiliki Riwayat TB, hal tersebut beresiko untuk
menularkan penyakit kepada orang lain jika TB yang dideritanya tidak
terkontrol
15. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepatuhan Pengobatan TB
Pengobatan TB
42%
58%
Terdapat 7 orang dari total keseluruhan 12 orang yang tidak tuntas dalam
melakukan pengobatan TB, hal tersebut akan menyebabkan resiko
penyembuhan penyakit menjadi lebih lama dan pengobatan yang
dilakukannya harus diulang kembali
R. HT
5%
95%
Iya Tidak
Pengobatan HT
40%
60%
Jenis KB
4%
7%
0%
89%
Penggunaan Faskes
100%
Iya Tidak
ASI Eksklusif
17%
83%
Iya Tidak
Terdapat 50 anak yang mendapatkan ASI eksklusif. Pemberian ASI
eksklusif bermanfaat untuk tumbuh kembang, serta pembentukan antibodi
anak agar terhindar dari berbagai macam penyakit
21. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemberian Imunisasi (12-23 bulan)
Imunisasi
6%
94%
Pemantauan Balita
14%
86%
Iya Tidak
Terdapat 62 orang anak yang melakukan pemantauan pertumbuhan, hal
tersebut bermanfaat untuk memantau pertumbuhan anak tiap bulannya
agar anak terhindar dari stunting
Penyakit Lain
1600
1400 1483
1200
1000
800
600
400
200
0
6 13 9 3 1 1 1 1
DM
a
rol
ia
at
ok
m
ad
nia
em
Ur
at
As
te
S tr
ak
ob
mo
le s
la s
m
Tid
n/
a
Ko
eu
Ta
As
na
pn
ka
ko
ma
on
Br
rgi
Ale
Sales
DO :
- Berdasarkan hasil windshield
survey dan pengkajian yang
dilakukan ke rumah-rumah warga
sekitar didapatkan hasil 15 KK
yang di rumahnya belum
mempunyai penampungan seperti
septic tank dan masih BABS
- Berdasarkan hasil windshield
survey dan pengkajian yang
dilakukan ke rumah-rumah warga
sekitar didapatkan hasil 15 KK
tidak mempunyai kloset akan
tetapi menggunakan wc
cemplung (MCK) sebagai tempat
bab/bak.
- Terdapat UKS di SD Negri
Margahayu IX, akan tetapi tidak
terlihat alat-alat kesehatan.
- RW 03 memiliki posyandu yang
berjalan setiap 1 bulan sekali.
Hasil pengkajian bulan Juli
didapatkan 3 ibu hamil dan 150
balita.
2. DS : Ketidakpatuhan
Riwayat TB dan Pengobatan TB :
- Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dengan kader dan
masyarakat di RW 03. Terdapat
beberapa keluarga yang
mempunyai riwayat TB dengan
pengobatan yang tuntas dan dan
tidak tuntas
- Masyarakat kurang terpapar
informasi mengenai masalah
pengobatan TB. Dan bahkan ada
sebagian masyarakat yang tidak
mengetahui penyakit TB itu
sendiri
- Masyarakat yang tidak tuntas
dalam pengobatan disebabkan
karena mereka beranggapan
bahwa ketika sudah tidak ada
gejala artinya mereka sudah
sembuh dan tidak perlu
melanjutkan pengobatan tersebut.
DO :
- Berdasarkan hasil windshield
survey dan pengkajian yang
dilakukan ke rumah-rumah
warga sekitar, terdapat warga
yang mempunyai riwayat TB
sebanyak 12 orang dengan
kategori Balita 1 orang,
remaja akhir 1 orang, dewasa
awal 5 orang, dewasa akhir 2
orang, lansia awal 2 orang
dan lansia akhir 1 orang.
Sedangkan untuk pengobatan
yang tuntas 5 orang dan tidak
tuntas sebanyak 7 orang.
- Setelah dilihat dari segi
lingkungan, kurangnya
ventilasi udara pada setiap
rumah warga khususnya pada
warga yang tinggal di
kontrakan sempit dan banyak
orang yang tinggal di
dalamnya
- Kurangnya terpapar
pengetahuan terkait penyakit
dan kurangnya
memanfaatkan pelayanan
kesehatan
3. DS : Manajemen Kesehatan
Riwayat HT dan Pengobatan HT : tidak Efektif
- Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dengan kader dan
masyarakat di RW 03 beberapa
masyarakat tidak mengetahui
bahwa dirinya terdapat hipertensi.
- Masyarakat mengatakan
meminum obat hanya saat pusing
saja
- Sebanyak 15% masyarakat
dengan riwayat hipertensi tidak
mengetahui tentang penyakit dan
pengobatannya
- Masyarakat kurang
memanfaatkan faskes karena
malas untuk mengantri
DO :
- Berdasarkan hasil windshield
survey dan pengkajian yang
dilakukan, terdapat 82 warga
yang mengalami hipertensi
dengan kategori dewasa awal
sebanyak 7 orang, dewasa akhir
sebanyak 14 orang, lansia akhir
sebanyak 26 orang, lansia akhir
sebanyak 21 orang dan manula
sebanyak 13 orang.
- Terdapat 49 orang yang teratur
dalam pengobatan hipertensi dan
terdapat 33 warga yang tidak
teratur dalam pengobatan
- Pengobatan yang dilakukan
masyarakat yaitu meminum
amlodipine 5 mg, amlodipine 10
mg, dan meminum air kelapa
hijau.
- Hasil tensi rata-rata warga dengan
riwayat hipertensi yang terkontrol
140/90 mmHg, sedangkan warga
dengan riwayat hipertensi yang
tidak terkontrol 170/100 mmHg.
PLAN OF ACTION (RENCANA KEGIATAN) DI RT 001-008/RW 03
KELURAHAN MARGAHAYU KECAMATAN BEKASI TIMUR
No Masalah Rencana Kegiatan Penanggung Waktu Tempat Dana Sumber Sasaran
Jawab
1. Perilaku - Edukasi PHBS PJ Mhs: Senin- SDN Mhs 3S Warga RW 03 dan
Kesehatan - Mendemonstras Diah Eka L Sabtu Margahayu (SDKI,SLKI, Anak Sekolah
Cenderung ikan tetang IX SIK)
Beresiko PHBS (cara PJ Kader: RW 03
melakukan cuci Margahayu
tangan dengan
benar)
2. Ketidakpatuhan - Edukasi PJ Mhs: Senin- Lingkungan Mhs 3S Warga RW 03
Penyakit (TB) Kafilatul A Sabtu masing-masing (SDKI,SLKI,
- Dukungan RT SIK)
kepatuhan PJ Kader :
program
pengobatan
3. Manajemen - Dukungan PJ Mhs: Senin- Lingkungan Mhs 3S Warga RW 03
Kesehatan tidak koping keluarga Lilis Ap Sabtu masing-masing (SDKI,SLKI,
Efektif - Pendampingan RT SIK) dan
keluarga PJ Kader : Jurnal google
- Edukasi scholar
penyakit
(Hipertensi)
- Edukasi latihan
fisik/foot
massage
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DX 1. PERILAKU KESEHATAN CENDERUNG BERESIKO
5.2 Kendala
a. Waktu pengkajian yang sangat singkat sehingga tidak semua KK di RW
03 kelurahan Margahayu terkaji.
b. Terdapat masyarakat yang menolak untuk didata dan ada yang tidak
memberi respon kepada kegiatan mahasiswa.
5.3 Rekomendasi
5.3.1 Masyarakat
a. Mohon adanya dukungan dari tokoh masyarakat untuk terjun langsung
dalam menanamkan pola hidup bersih dan sehat pada masyarakat.
b. Kepada masyarakat agar tetap menjalankan dan mengaplikasikan
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa/i STIKes Bani Saleh
seperti senam hipertensi agar terciptanya pola hidup sehat sehingga
terhindar dari berbagi macam penyakit.
5.3.2 Puskesmas
a. Puskesmas sebaiknya memberikan penyuluhan dan pembinaan secara
terus-menerus agar warga melaksanakan program-program yang
sudah dicapai dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Nofalia, I., & Nurhadi. (2018). Keperawatan Komunitas I (M. Sholeh (ed.)). Icme
Press. file:///C:/Users/Jo/Downloads/Documents/Keperawatan Komunitas
I.pdf
Swarjana, K. I. (2016). Keperawatan Kesehatan Komunitas (P. Christian (ed.)).
ANDI.