Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2017).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung
peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan
meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta
mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada
peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2017). Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu,
kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Wilayah Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, jumlah
kepala keluarga yang terkaji sebanyak 181 KK dengan jumlah penduduk
sebanyak 535 jiwa yang terdiri dari 260 laki-laki dan 275 perempuan, kondisi
lingkungan di RT 1-6 Desa Birayang Surapati merupakan daerah dengan
kelembaban udara yang tinggi. Warga tidak memiliki masalah keamanan
karena sudah terdapat poskamling dan ronda malam. Perilaku pembuangan
sampah di Desa Birayang Surapati mayoritas belum tertib karena ada
beberapa warga yang masih membuang sampah di sungai. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala desa dikatakan bahwa mayoritas dari warganya

1
adalah lansia dan dewasa. Lansia di wilayah ini aktif datang ke posyandu
lansia posyandunya. Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan desa dan
pihak puskesmas didapatkan hasil kesehatan pada lansia di desa birayang
surapati kebanyakan dari mereka menderita hipertensi.
Dalam praktek keperawatan komunitas difokuskan kepada masalah
keperawatan yang timbul pada masyarakat yang dimungkinkan oleh karena
masalah kesehatan secara umum. Dengan keterbatasan waktu, sumber daya
manusia dan jam praktek maka masalah dibatasi dalam lingkup masalah
keperawatan. Dalam praktek keperawatan komunitas kali ini kelompok
memfokuskan masalah di bidang kesehatan.
Selain itu, selama proses belajar praktek keperawatan komunitas,
mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan risiko dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat ,
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat di
Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai Selatan Kab HST.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di Desa Birayang
Surapati Kecamatan Batang Alai Selatan Kab HST.
Selama 5x dalam 1 minggu diharapkan mahasiswa dapat :
Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di Desa
Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai Kab HST.
a. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah
teridentifikasi
b. Memperoleh pengalaman dalam mengenal situasi dan kondisi
kesehatan masyarakat.
c. Memperoleh pengalaman dalam mengenal dan menentukan sumber
daya di masyarakat.

2
d. Memperoleh pengalaman dalam mengelola asuhan keperawatan
komunitas.
e. Memperolah pengalaman dalam mengidentifikasi atau membantu
masyarakat, mengenal masalah-masalah kesehatan di masyarakat
dan berupaya menanggulangi permasalahan yang ada bersama
masyarakat.
f. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan (penyuluhan)
kepada masyarakat.
g. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada di Desa Birayang Surapati Kecamatan
Batang Alai Selatan Kab HST.

C. Manfaat Laporan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas khususnya di Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai
Selatan Kab HST.
2. Masyarakat di Desa Birayang Surapati
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang
ada serta pelayanan sosial serta kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Institusi Pendidikan
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di Desa Birayang
Surapati Kecamatan Batang Alai Selatan Kab HST.
4. Bagi profesi kesehatan khususnya keperawatan
Untuk acuan dan analisis dalam memudahkan penanganan masalah
kesehatan yang terjadi di Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai
Selatan Kab HST.

D. Sistematika Penulisan

3
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan
Praktik Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Selatan Kab HST ini sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang,tujuan penulisan,
manfaat,penulisan dan sistematika penulisan laporan.
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari paradigma sehat, tinjauan tentang
pelayanan kesehatan utama,konsep keperawatan komunitas,
peran perawat komunitas, asuhan keperawatan komunitas, teori
dan model, dan pengorganisasian masyarakat.
Bab III : Pembahasan terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan samapai intervensi keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas.
Bab IV : Pembahasan yang menguraikan tentang hasil kegiatan yang
telah dilaksanakan
Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perawatan Kesehatan Komunitas


Komunitas adalah suatu kesatuaan manusia yang menempati wilayah
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat/
dibatasi wilayah geografi (Wahid Iqbal Mubarak, 2013).
“Tujuan membangun kesehatan nasional adalah untuk mencapai
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat meujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangun dibidang kesehatan
mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat
kaitan nya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional. (Tim Pengajar
keperawatan komunitas poltekkes Depkes RI,2013)”
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin di capai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan
untuk menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat
dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya
secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.” (tim pengajar
keperawatan komunitas poltekkes depkes RI,2013).
“Perawatan kesehatan menurut Ruth B.Friedman (1961) adalah
sebafai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan
antara manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan
yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada
tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh
karenanya kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu,
keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap
keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan
berkelanjutan dipergunakan dlam pendekatan yang menyeluruh terhadap
keluarga, kelompok dan masyarakat.” Keperawatan komunitas perlu
dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan
komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.

5
Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American
Nurses Asociation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan
komponen pelayanan kesehatan.
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan. Dimana
hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi


dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.
2. Merupakan bidang khusus keperawatan.
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan perana serta masyarakat).
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, dan kelompok khusus
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif dan sesosiatif dengan penekanan pada upaya preventif dan
promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat.
7. Bekerja secara tim (kolaboratif)
8. Menggunakan pendekatan dan pemecahan masalah dan prilaku.
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah.
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
sehat masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik
keperawatan komunitas adalah :
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan
dalam hal ini komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik.

6
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung dan menghambat.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang. Berdasarkan pada
asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keperawatan komunitas keperawatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh
lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan
komunitas, dan memberikan prioritas dan strategi pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas
mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dal 4 hal penting,
yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditunjukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarkat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningakatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan
dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari
upaya kesehatan.
4. Upaya prefentif dan promotif merupakan upaya tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehebilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara kesinambungan.
6. Perawatan kesehatan sebagai provider dan klien sebagai konsumen
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan
yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijakan
dan pelayanan kesehatan kearah peningkatan status kesehatan
masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.

7
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpatisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

B. Tujuan keperawatan kesehatan komunitas


1. Tujuan umum
Meningkatkan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan agar
sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga dan
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/ keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
h. Menanamkan prilaku sehat melalui pendidikan kesehatan.
i. Lebih spesifik lagi untuk menunjang fungsi puskesmas dalam
menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita, serta diterimanya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan. (Ferry Efendy, 2009)

C. Sasaran

8
Sasaran perawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/ perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan karena ketidak
mampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi angguta keluarga lain baik secara fisik, mental
maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, aggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan
atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada
disekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan
Termasuk diantaranya adalah :
a. Kelompok Khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti :
1) Ibu Hamil
2) Bayi Baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainya.

9
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit
Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, cacat fisik, ganggua mental
dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susilla
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu
4) Dan lain-lain
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerja sama cukup lama sehinngga mereka dapat mengatur dari
mereka yang menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas yang telah ditentukan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling
berenteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai
tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
(Ferry Efendi, 2009)

D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas


Ruang lingkup praktek keperawatan masyarakat meliputi : upaya-
upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif) pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakat(resosialitatif).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang di
tekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluaarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :

10
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b. Peningkattan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks

2. Upaya Preventif
Upaya Preventif ditujukan untuuk mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :
a. Imunisasi masal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala malalui Posyandu,
Puskesmas maupun kunjungan rumah.
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Pusyandu, Puskesmas
maupun kunjungan rumah.
d. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Pusyandu, Puskesmas
ataupun rumah.

3. Upaya Kuratif
Upaya Kuratif ditujukan merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
Puskesmas dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas.
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

4. Upaya Rehabilitatif
Upaya Rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita–penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap

11
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui
kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dalam dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.

5. Upaya Resosialitatif
Upaya Resosialitatif adalah upaya mengambalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yanng diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya Kusta, AIDS
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti masyarakat tuna
wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialitatif meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai maslah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita.. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan
yang jelas dan dapat dimengerti.

E. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan
praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok
khusus baik di rumah (home care), di sekolah (school health nursing),
di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan
kesehatan masyarakat
2. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan masyarakaat dalam rangka
merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

12
4. Memberikan bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang
mereka hadapi.
5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut.
6. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan
kesehatan.
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan
masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan,
pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses
keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
9. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan keperawatan
komunitas dan membentuk kelompok kerja kesehatan (pokjakes)
10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait
11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan
keperawatan dan kesehatan.

F. Prinsif Dasar
Perawatan kesehatan masyarakat merupkan bidang khusus dalam
ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, yang
merupakan ilmu gabungan keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
sosial (WHO, 1959). Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan
masyarakat, 1989). Dengan Demikian menjadi 3 teori dasar ilmu
keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu : (1) Ilmu keperawatan, (2) Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan, (3) Ilmu Sosial (Peran serta masyarakat).
1. Ilmu Keperawatan
Konsep Keperawatan dikarakteristikan oleh komponen konsep
pokok yang menjadi paradigma dalam keperawatan, dimana
menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan
yang mengatur teori-teori tesebut berhubungan satu dengan lainya

13
yaitu : Konsep manusia, konsep kesehatan, konsep masyarakat dan
konsep keperawatan (Wahid Iqbal Mubarak, 2009)
2. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dalam Mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan dalam
komunitas diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat, dalam melihat prespektif proses
terjadiya masalah kesehatan masyarakat yang erat kaitannya
dengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik kesehatan sehingga masalah
tersebut diketahui faktor penyebab dan alternative pemecahannya.
Termasuk juga diperlukan pemahaman tentang konsep puskesmas,
PHC (Primary health care), atau posyandu dan untuk merubah
perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan
pendidikan kesehatan masyarakat (Soekidjo Notoadmojo, 2003)
3. Ilmu Sosial
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk dipahami oleh
seorang perawat kesehatan masyarakat dalam menjalankan
tugasnya sebab dia akan berhadapan dengan kelompok-kelomok
sosial dalam masyarakat. Pengetahuan sosial yang dimaksud adalah
ilmu pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, pendekatan
edukatif dan teori tentang pendekatan perubahan perilaku. Hal ini
bisa dirasakan oleh perawat saat menjalankan tugas, peran dan
fungsinya dalam keluarga, kelompok, atau masyarakat dengan
berbagai latar belakang agama, budaya, pendidikan, ekonomi,
norma, adat istiadat, dan aturan-aturan yang berlaku dalam
masyarakat (Wahid Iqbal Mubarak, 2009)

14
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS MASYARAKAT DESA BIRAYANG


SURAPATI KECAMATAN BATANG ALAI SELATAN KABUPATEN HULU
SUNGAI TENGAH

A. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan praktik keperawatan komunitas diawali dengan kegiatan penerimaan
mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 18 November 2019 di kantor
camat Birayang. Dalam acara serah terima tersebut mahasiswa mendapatkan
penjelasan dari pihak pendidikan, Sekretaris camat dan Kepala Puskesmas
Birayang. Acara tersebut dilanjutkan dengan orientasi diwilayah desa
Birayang Surapati. Selanjutnya mahasiswa merencanakan temu kenal
dengan masyarakat untuk menjelaskan maksud kedatangan mahasiswa
kedesa Birayang Surapati, Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu
Sungai Tengah. Dalam Praktik Lapangan Terpadu serta memperkenalkan
program kerja yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa praktik selama 5
minggu.

B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Pengkajian
a. Data Demografi
Wilayah Desa Birayang Surapati secara administratif
termasuk dalam wilayah Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten
Hulu Sungai Tengah. Terletak kurang lebih 10 Km arah Barat kota
Barabai. Desa Birayang Surapati terdiri dari 6 RT dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 181 KK.
Desa Birayang Surapati mempunyai batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Mahila
Sebelah Selatan : Desa Birayang Timur
Sebelah Timur : Desa Rangas
Sebelah Barat : Desa Limhar
Wilayah Desa birayang surapati banyak mengalami
perubahan, Jalan sudah ramai dilewati orang-orang yang lalu lalang
seperti sepeda motor dan mobil, dan banyak bangunan tambahan

15
seperti pasar, lapangan futsal, lapangan voli, balai rakyat dll.
sedangkan jaman dahulunya wilayah ini masih banyak tanah kosong
atau banyak kebun-kebun warga.
b. Data Lingkungan Fisik
Jumlah kepala keluarga di desa birayang surapati adalah
181 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 535 jiwa yang
terdiri dari 260 laki-laki dan 275 perempuan dengan
pembagian RT 1 terdapat 31 KK, RT 2 terdapat 37 KK, RT
3 terdapat 30 KK, RT 4 terdapat 28 KK, RT 5 terdapat 21
KK, RT 6 terdapat 34 KK. Warga didaerah ini kebanyakan
berasal dari suku banjar sebagian besar warga birayang
surapati merupakan pribumi asli dari desa tersebut. Pada
wilayah desa birayang surapati ini kebanyakan
penduduknya adalah lansia dan dewasa, jumlah anak bayi
dan balita hanya sedikit, jarang sekali terdapat remaja
karena kebanyakan remaja pergi bekerja ke luar kota.
Sehingga di wilayah ini kebanyakan warganya didominasi
lansia dan dewasa.

Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 20 – 27


November 2019 dengan teknik wawancara dan observasi
didapatkan data sebagai berikut :
1) Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
Diagram 3.1 Distribusi penduduk berdasarkan jenis
kelamin didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec.
Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

JENIS KELAMIN
535
600
Axis Title

400 260 275

200 100
48.60 51.40

0
Laki-laki Perempuan jumlah
Axis Title

jumlah presentase

16
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI / Tanjung Pura

Berdasarkan diagram diatas, jenis kelamin terbanyak


adalah perempuan,yaitu 275 orang (51,40%).sedangkan
untuk laki-laki yaitu 260 orang (46,60%). Hal ini
menunjukkan diwilayah RT 1,2,3,4,5,6 desa birayang
surapatir yang terbanyak adalah perempuan.

2) Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan


Diagram 3.2 Distribusi penduduk berdasarkan
pekerjaan didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6
kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

PEKERJAAN

500 429
400
300
200 119 121 102 100
27.74 52 28.21 358.159 23.78
100 12.12
0

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Berdasarkan diagram diatas sebagian besar penduduk


bekerja sebagai seorang petani 121 orang (28,21%),
sebagai swasta yaitu sebesar 119 orang (27,74%),
wiraswasta 102 orang (23,78%) dan PNS 52 orang
(12,12%), pensiunan 35 orang (8,159%).

3) Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan


Diagram 3.3 distribusi penduduk berdasarkan
pendidikan didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6
kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

17
PENDIDIKAN
543
600

400
161 133 172
200 5610.31 100.00
29.65 24.49 31.68 213.87
0

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Berdasarkan diagram diatas, distribusi penduduk


yang paling banyak mempunyai pendidikan tingkat
SLTA , yaitu 172 orang (31,68%), sekolah dasar 161
orang (29,65%), SLTP 133 orang (24,49%), perguruan
tinggi 56 orang (10,31%),belum sekolah 21 orang (
3,87%).
4). Diagram 3.4 Distribusi penduduk berdasarkan agama
didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang
Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

AGAMA

600 535 535


500
400
300
200 100 100
100 0 0 0 0 0 0
0
Islam Kristen Hindu Budha jumlah

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

18
Berdasarkan table diatas mayoritas agama yang dianut
oleh penduduk RT 1,2,3,4,5,6 di Desa birayang surapati
adalah agama islam, yaitu sebesar 535 orang (100%)
a. Data social ekonomi ( SOSEK )
5) Distribusi penduduk bedasarkan penghasilan
Diagram 3.5 Distribusi keluarga berdasarkan
penghasilan didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6
kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

PENGHASILAN
181
200
150 100.00
100 53 61 67
29.28 33.70 37.02
50
0

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Berdasarkan tabel diatas mayoritas rata-rata penghasilan


penduduk lebih dari Rp.1.000.000 perbulan yaitu 67 orang
(37.02%), penghasilan Rp.500.000-Rp.1.000.000 perbulan
yaitu 61 orang (33,70%) dan masih ada penduduk yang
berpenghasilan Kurang dari Rp.500.000 perbulan yaitu 53
orang (29,28%)

b. Data lingkungan fisik


6) Jenis Bangunan
Diagram 3.6 Distribusi keluarga berdasarkan jenis bangunan
didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

19
JENIS BANGUNAN

200 181

150
93 100
100 68
51.38
37.57
50 20
11.05

0
a. Permanen b. Non c. Semi jumlah
permanen permanen

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura


Data diagram diatas sebagian besar 93 (51,38%)tipe rumah
adalah rumah semi permanen, permanen 68 (37,57%), Non
Permanen 20 (11,05%).

7) Distribusi penduduk berdasarkan jenis rumah

JENIS RUMAH
164 181
200
150 90.61 100
100
50 179.392 0 0
0
a. Petak b. c. Lain-lain, jumlah
Tersendiri sebutkan

jumlah presentase

Genogram 3.7 Distribusi keluarga berdasarkan jenis rumah


didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, status jenis rumah penduduk sebagian


besar 164 (90,61%) adalah tersendiri, namun masih ada
penduduk yang jenis rumahnya petak 17 (9,39%)

20
8) Jenis lantai
Diagram 3.8 Distribusi rumah berdasarkan jenis lantai
didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

JENIS LANTAI

200 181
143
150
100
100 79.01

50 31
17.13
1 0.55 6 3.31
0
a. Tanah b. Papan c. Plester d. Ubin jumlah

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura


Dari diagram diatas, jenis lantai rumah penduduk sebagian
besar 143 (79,01%) adalah berlantai papan, 31 (17,13%) ubin,
6 (3,31%) plester, 1(0,55%) tanah.

9) Sistem ventilasi rumah


Diagram 3.9 Distribusi ventilasi rumah didesa birayang
surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah

21
VENTILASI RUMAH

200 181 181

150
100 100
100

50
0 0
0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah persentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, secara keseluruhan 181 (100%)


memiliki system ventilasi rumah yang memenuhi syarat.
10) System pencahayaan rumah
Diagram 3.10 Distribusi rumah berdasrkan system
pencahayaan rumah didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6
kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

PENCAHAYAAAN RUMAH

200 181

135
150
100
100 74.59

36
50 19.89
10 5.52

0
a. Baik b. Kurang c. Cukup jumlah

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

22
Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk 135 (74,59%)
memiliki system penerangan yang baik dan sebagian kecil
penduduk dengan system pencahayaan cukup 36 (19,89%), 10
(5,52%) kurang.
11) Halaman
Diagram 3.11 distribusi luas pekarangan disekitar rumah
didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

LUAS PEKARANGAN
100
100
73.53
80

60
34
40 25 26.47

20 9
0 0.00
0
a. 2-5 M2 b.6- 10 M2 c.11-15 M2 jumlah

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk 25 (75,53%)


memiliki luas pekarangn 2-5 m2 , besar penduduk 9 ( 26,47% )
memeliki luas perkarangan 6-10 m2 dan besar penduduk 0
(00,00%) memeliki luas perkarangan 11-15 m2
c. Sumber air bersih
12) Sumber air
Diagram 3.12 Distribusi sumber air bersih untuk memasak
dan minum didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec.
Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

23
SUMBER AIR

181
200
147
100
81.22
100
21
73.87 21.10 11.60 31.66 10.55 00.00 00.00
0

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari Diagram diatas, sebagian besar penduduk menggunakan


ledeng 147 (81,22%) , sumur gali 21 (11,60%), sungai 7
(3,87%),pompa listrik 3 (1,66%),pompa air 2 (1,10%) dan
membeli 1 (0,55%)

13) System pengelolaan air


Diagram 3.13 Distribusi system penggunaan air minum
didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

PENGGUNAAN AIR MINUM

200 181 181

150
100 100
100

50
0 0
0
a. Dimasak b. Tidak dimasak jumlah

jumlah presentase

24
Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk mengolah


air minum dengan dimasak 181 ( 10,00%) dan sebagian kecil
tidak dimasak 0 ( 0,00%).

14) Jarak sumber air dari septic tank


Diagram 3.14 Distribusi Jarak sumber air dari pembuangan
tinja desa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

JARAK SUMBER AIR DARI PEMBUANGAN


TINJA

181
200

150
94 100
87
100
51.93 48.07
50

0
a. > 10 meter b. < 10 meter jumlah

jumlah presentase

Sumber : pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari Diagram diatas, sebagian besar jarak sumber air


dengan septic tank penduduk >10 meter 94 (51,93%) dan
sebagian kecil dengan jarak <10 meter 87 ( 48,07%).

15) Kondisi tempat penampungan air


Diagram 3.15 Distribusi Kondisi tempat penampungan air
didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai

25
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

TEMPAT PENAMPUNGAN AIR

200 181
149
150
100
82.32
100

32
50 17.68

0
a. Tertutup b. Terbuka jumlah

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/Tanjung Pura

Dari Diagram diatas, sebagian besar penduduk kondisi


tempat penampungan air tertutup 149 (82,32%) sehingga tidak
memungkinkan terjadinya timbulnya penyakit dan sebagian
kecil dengan penampungan air yang terbuka 32 (17,68%)

16) Kondisi air


Tabel 3.16 Distribusi kualitas sumber air didesa birayang
surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah

kualitas sumber air


173 181
200
150 95.58 100
100
50 0 0 7 3.87 1 0.55 0 0.00
0
a. Berbau b. Berasa c. d. Tak e. Lain- jumlah
Berwarna berbau, lain,
tak sebutkan
berasa, :
tak
berwarna

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/Tanjung Pura

26
Dari Diagram diatas, sebagian besar penduduk kondisi air
tidak berasa / berwarba/ berbau 173(95,58%) ,berasa 7(3,87%)
dan berwarna 1 (0,55)
d. System pembuangan sampah
16) Pembuangan sampah
Diagram 3.16 Distribusi pembuangan sampah didesa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah Laut
PEMBUANGAN SAMPAH
184
200

150 120
100
100 65.22

50 2312.50 2614.13 158.15


0
a. Dibakar b. c. Di sungai d. Di jumlah
Ditimbun sembarang
tempat

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari Diagram diatas, sebagian besar pembuangan sampah


dengan dibakar 120 (65,22%),di sungai 26 (14,13%),di timbun
23 (12,50%) dan sembarang tempat 15 (8,15%)
.
17) Tempat penampungan sampah
Diagram 3.17 Distribusi tempat penampungan sampah didesa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab.
Hulu Sungai Tengah

27
PENAMPUNGAN SAMPAH
181
200
129
150 100
100 71.27
52
28.73
50
0
a. Terpelihara b. Tidak jumlah
terpelihara

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk memiliki


penampungan sampah yang terpelihara 129 (71,27%) dan
sebagian kecil tidak terpelihara 52 (28,73%)

18) Pembuangan air limbah


Diagram 3.18 Distribusi Pembuangan Air Limbah Di Desa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah.

PEMBUANGAN AIR LIMBAH

200 165
150 100
100 65
32 41
24.85 39.39
50 19.39 127.27 159.09
0

jumlah presentase

Sumber :Pendataan mahasiswa Akper Kesdam Vi/Tanjungpura

Dari diagram di atas, sebagian besar pembuangan air limbah


selokan 65 (39,39%), sungai 41(24,85%), got 32 (19,39%)bak
15(9,09%)dan di buang 12 (7,27%)

28
19) Kondisi saluran limbah
Diagram 3.19 Distribusi Kondisi Saluan Air Limbah Di Desa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah

KONDISI SALURAN AIR LIMBAH

200 181
180
160
140
120 102 100
100
80 56.35
60 32 34
40 17.68 137.18 18.78
20
0
a. Tertutup b. Tertutup c. Terbuka d. Terbuka jumlah
lancar tergenang lancar tergenang

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari Diagram diatas, sebagian besar penduduk kondisi saluran


air limbah terbuka lancar 102 (56,34%),terbuka tergenang
34(18,78%),tertutup lancer 32(17,68%) dan tertutup tergenang
13 (17,68%)

e. Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga


20) Tempat BAB
Diagram 3.20 Disttribusi Kebiasan Keluarga BAB birayang
surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah

29
TEMPAT BAB
200 176
151
150 100
85.80
100
50 0 0 105.68 63.41 95.11 0 0
0

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura


Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk mempunyai
kebiasan BAB di septictank 151(85,80%),jamban 9(5,11%)dan
sungai 6(3,41%)
f. Perilaku keluarga
21) Cara penyajian makanan
Diagram 3.21 Distribusi penyajian makanan Desa Birayang
Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec.Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah.

PENYAJIAN MAKANAN

200 181

150
100
100 75
64
35.36 42 41.44
50 23.20

0
1. terbuka 2.kadang 3.tertutup jumlah
tertutup

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

30
Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk menyajikan
makanan yang digunakan oleh penduduk dengan tertutup 75
(41,44%) dengan terbuka 64 (35,36%) dan sebagian kecil
penduduk penyajian makanan kadang tertutup 42 (23,20)

22) Kebiasaan mengelola makan


Diagram 3.22 Distribusi kebiasaan mengelola makanan di
Desa Birayang Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec.Batang Alai
Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah.

KEBIASAAN MENGELOLA MAKAN


181
200
150 115 100
100 63.54 66
36.46
50 0 0 0 0
0

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura


Dari diagram diatas, sebagian besar mengelola makanan
dipotong lalu dicuci 104 (57,46%) dan sebagian kecil dicuci lalu
dipotong 73 (40,33%).
23) Kebersihan rumah
Diagram 3.23 Distribusi kebersihan rumah di Desa
Birayang Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec.Batang Alai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah.

31
KEBERSIHAN RUMAH
181
200
150 98 100
100 54.14 64
35.36 1910.50
50
0
a. Bersih b. Cukup c. Tidak jumlah
Bersih Bersih

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, sebagian besar kebersihan rumah bersih


98 (54,14%), cukup bersih 64 (35,36%) dan sebagian rumah
penduduk tidak bersih 19 (10,50%)

g. Hewan pemeliharaan
24) Kepemilikan hewan ternak
Diagram 3.24 Distribusi kepemilikan Kandang Ternak di
Desa Birayang Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec.Batang Alai
Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah.

KEPEMILIKAN KANDANG TERNAK

200 181

135
150
100
100 74.59
46
50 25.41

0
a. Ada b. Tidak jumlah

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/Tanjung Pura

32
Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk memiliki hewan
ternak ada 46 (25,41%) dan sebagian besar penduduk tidak
memiliki hewan ternak 135 (74,59%).
25) Letak kandang
Diagram 3.25 Distribusi Bila Ada, Letak Kandang di Desa
Birayang Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec.Batang Alai Selatan
Kab. Hulu Sungai Tengah.

LETAK KANDANG
100
80.43
100
37 46
50 9 19.57 0 0
0
a. Diluar b. c. Didalam jumlah
rumah Menempel rumah
rumah

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk meletakkan


kandang untuk hewan ternaknya ada diluar rumah 37 (80,43%)
dan sebagian kecil lain kandang untuk hewan peliharaan
menempel rumah 9 (19,57%)

26) Pemanfaatan kotoran ternak


Diagram 3.26 Distribusi pemanfaatan kotoran ternak di
Desa Birayang Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec.Batang Alai
Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah.

33
PEMANFAAT KOTORAN TERNAK
100
100
80
60 46
39.13
40 28.26 26.09
18 13 12
20 3 6.52
0

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, sebagian besar pemanfaatan kotoran


ternak ditampung 18 (39,13%), ditimbun 13 (28,26%), dibuang
sembarang tempat 12 (26,09%) dan dimanfaatkan lain-lain 3
(6,52%).

27) Jaminan kesehatan keluarga


Diagram 3.27 Distribusi Jaminan Kesehatan Keluarga di
Desa Birayang Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec.Batang Alai
Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah.

JAMINAN KESEHATAN KELUARGA


181
200
150 113 100
100 62.43
43
50 23.76 179.39 8 4.42 0 0
0

jumlah persentase

34
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk jaminan


kesehatan keluarga adalah menggunakan BPJS 113 (62,43%),
ASKES 43 (23,76%), tidak ada jaminan 17 (9,39%), dan
sebagian kecil sumber jaminan kesehatan keluarga yang lain
dengan asuransi swasta 8 (4,42%)

28) Penyakit yang diderita pada 1 tahun terakhir


Diagram 3.28 Distribusi Penyakit Yang Diderita pada 1
tahun Terakhir di Desa Birayang Surapati RT. 1,2,3,4,5,6
Kec.Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah.

PENYAKIT YANG DI DERITA


PADA 1 TAHUN TERAKHIR

181
200
131
150
100
100 72.38
50
50 27.62

0
a. Ada b. Tidak ada jumlah

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, sebagian besar penyakit yang diderita


pada 1 tahun terakhir 131 (72,38%) dan sebagian kecil tidak
ada penyakit yang diderita pada 1 tahun terakhir 50 (27,62%)

29) Ada tidaknya anggota keluarga yang meninggal


Diagram 3.29 Distribusi Anggota Keluarga Yang Meninggal
Dalam 1 Tahun Terakhir di Desa Birayang Surapati RT.
1,2,3,4,5,6 Kec.Batang Alai Selatan Kab. Hulu Sungai
Tengah.

35
ADAKAH ANGGOTA KELUARGA YANG MENINGGAL
PADA 1 TAHUN TERAKHIR

135
140 125
120 100
92.59
100
80
60
40
10 7.41
20
0
a. Ada b. Tidak jumlah

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas, anggota keluarga yang meninggal dalam 1


tahun terakhir tidak ada 125 (92,59%) dan yang meninggal 10
orang (7,41%).
30) Jika ada Siapa
Diagram 3.30 Distribusi Kematian di Desa Birayang
Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec.Batang Alai Selatan Kab. Hulu
Sungai Tengah.

JIKA ADA SIAPA


100
100
80
54.55
60
36.36
40
20 6 9.09 11
4 1 00.00 00.00 00.00
0

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

36
Dari diagram diatas, anggota keluarga yang meninggal dalam 1
tahun terakhir sebagian besar ibu 6 (54,55%), Ayah 4 (36,36%)
dan Neonatus 1 (9,09%).

31) Pasangan usia Subur


Diagram 3.31 Distribusi Pasangan Usia Subur Di Desa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah

PASANGAN USIA SUBUR

200 173

150 100
82 91
100 52.60
47.40
50

0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari tabel diatas, sebagian keluarga adalah pasangan tidak


subur 91 (52,60%) dan sebagian kecil adalah pasangan usia
subur 82 (47,40%)

32) Apakah menjadi akseptor KB


Diagram 3.32 Apakah menjadi akseptor KB di desa birayang
surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah

APAKAH MENJADI AKSEPTOR KB


100
100
55.74 61
44.26
34 27
50

0
37
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah persentase
Dari diagram diatas yang menjadi aseptor KB 34 (55,74%) dan
tidak 27 (44,26%).

33) Jenis KB yang digunakan


Tabel 3.33 Distribusi Jenis KB Yang Digunakan di desa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah

ALAT KONTRASEPSI
100100
100

80

60 49 49 46 46

40

20
1 1 4 4
0 0 0 0
0
Kondom Suntik Norplant Pil IUD Kontap jumlah

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas jenis KB yang digunakan suntik 49 (49%),


pil 46 (46%), Norplant 4 (4%) Dan kondom 1 (1%).

34) Alasan Tidak Menggunakan KB


Tabel 3.34 PUS Yang IKut KB di desa birayang surapati
RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai
Tengah

38
ALASAN TIDAK MENGGUNAKAN KB
100
100
80
60 45.83 41.67
40 24
11 10
20 28.33 14.17 0 0
0
Hamil Dilarang Ingin Takut Alasan jumlah
suami punya efek penyakit
anak samping

Jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas alasan tidak menggunakan KB yang ingin


punya anak 11 (45,83%), takut efek samping 10 (41,67%),
Hamil 2 (8,33%) dan Dilarang suami 1 (4,17).

35) Ada tidaknya Ibu Hamil


Tabel 3.35 Distribusi Apakah DiDalam Keluarga Terdapat
Ibu Hamil Di Desa Gunung Makmur RT. 5,6,7,8,13,21.
Kec.Takisung Kab. Tanah Laut

ADA TIDAKNYA IBU HAMIL

160 140 144


140
120 97.22 100
100
80
60
40
20 4 2.78
0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas tidak ada ibu hamil 140 ( 97,22%) dan yang
mempunyai 4 (2,78%).

39
36) Usia Kehamilan
Diagram 3.36 Distribusi berapa usia kehamilan di desa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah

USIA KEHAMILAN
100
100

80

60 50

40 25 25
20 4
2 1 1 0 0
0
0-3 bulan > 3 bulan > 6 bulan- > 9 bulan jumlah
— 6 bulan 9 bulan

jumlah persentase

Sumber ; Pendataan Mahasiswa Akper Kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas terdapat usia kehamilan 0-3 bulan 2 (50%),


>3 bulan-6 bulan 1 (25%), >6 bulan-9 bulan 1 (25%) dan >9
bulan tidak ada.

37) Tempat periksa kehamilan


Diagram 3.37 Distribusi tempat periksa kehamilan di desa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah

40
TEMPAT PEMERIKSAAN KEHAMILAN
100
100
90
80
70
60
50 40 40
40
30 20
20 2 2 1 5
10 0 0 0 0
0

jumlah presentasi

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas tempat pemeriksaan kehamilan di bidan 2


(40%), Puskesmas 2 (40%), Dan dirumah sakit 1 (20%).

38) Imunisasi
Diagram 3.38 Distribusi Imunisasi Tetanus Toksid TT di
desa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

STATUS IMUNISASI
100
100
75
80
60
40 25
20 3 1 4
0 0
0
a. Lengkap b. Belum c. Tidak jumlah
lengkap mendapatkan
imunisasi TT

Jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

41
Dari Diagram diatas status imunisasi yang lengkap 3 (75%) Dan
tidak mendapatkan imunisasi TT 1 (25%).

39) BUTEKI
Diagram 3.39 Distribusi Dikeluarga terdapat BUTEKI di
desa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

BUTEKI

200 181
171

150
94.48 100
100

50
10 5.52

0
a. Ada b. Tidak jumlah

jumlah persentase

Sumber ; Pendataan Mahasiswa Akper Kesdam VI/ Tanjung


Pura
Dari diagram diatas tidak ada buteki 171 (94,48%) dan buteki
10 (5,52%).

40) Ibu meneteki atau Tidak


Diagram 3.40 Distribusi Ibu Meneteki Anaknya di desa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah

42
IBU MENETEKI / TIDAK
100
100 90

80

60

40

20 9 10 10
1
0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah persentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas terdapat ibu meneteki 9 (90%) dan tidak 1


(10%).

41) Alasan tidak Menyusui


Diagram 3.41 Distribusi bils tidsk menyudui apa alasannya
didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

ALASAN TIDAK MENYUSUSI


100 100
100
80
60
40
20 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 3
0

Jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/tanjungpura


Dari tabel diatas alasan ibu yang tidak menyusui anaknya
dikarenakan ASI tidak lancar 3 (100%).

43
42) Ibu Nifas
Diagram 3.42 Distribusi Apakah Didalam Keluarga Terdapat
ibu Nifas didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec.
Batang Alai Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

IBU NIFAS
96.77 100
100

50 30 31
1 3.23
0
a. Ada b. Tidak jumlah

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas terdapat ibu nifas 1 orang (3,23%).

43) Penolong Persalinan


Diagram 3.43 Distribusi Yang menolong persalinan didesa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah

PENOLONG PERSALINAN
100 100
100

80

60

40

20
0 0 1 1
0
a. Dukun b. tenaga jumlah
kesehatan lain

Jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

44
Dari diagram diatas sebagian penolongan persalinan dengan
tenaga kesehatan 1 (100%).

44) Ibu Nifas


Digram 3.44 Distribusi Apakah Didalam Keluarga Terdapat
ibu Nifas Desa Birayang Surapati RT 1,2,3,4,5,6 Kec.
BATANG ALAI Kab. HULU SUNGAI TENGAH.

IBU NIFAS
96.77 100
100

50 30 31
1 3.23
0
a. Ada b. Tidak jumlah

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas terdapat ibu nifas 1 (3,23),tidak 30 (96,77)


di RT 1,2,3,4,5,6 Di Desa Birayang Surapati.

45) Penolong Persalinan


Diagram 3.45 Distribusi Yang menolong persalinan Di Desa
Birayang Surapati RT 1,2,3,4,5,6 Kec. BATANG ALAI Kab.
HULU SUNGAI TENGAH.

PENOLONG PERSALINAN
100 100
100
80
60
40
20 0 0 1 1
0
a. Dukun b. tenaga jumlah
kesehatan lain

jumlah presentase

45
Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura
Dari diagram diatas sebagian penolongan persalinan dengan
tenaga kesehatan 1 (100%).

46) Kondisi ibu Nifas


Diagram 3.46 Distribusi Resiko Tinggi Ibu Nifas Di Desa
Birayang Surapati RT 1,2,3,4,5,6 Kec. BATANG ALAI Kab.
HULU SUNGAI TENGAH.

RESIKO TINGGI IBU NIFAS


100
100

50 50
50
1 1 2
0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura


Dari diagram diatas terdapat resiko tinggi ibu nifas 1 (50%), 1
tidak (50%)di RT 1,2,3,4,5,6 Di Desa Birayang Surapati.

46
47) Keluhan Ibu Nifas
Diagram 3.47 Distribusi keluhan ibu Nifas Di Desa Birayang
Surapati RT 1,2,3,4,5,6 Kec. BATANG ALAI Kab. HULU
SUNGAI TENGAH.

KELUHAN IBU NIFAS


100 100
100
80
60
40
20 00 00 00 00 00 00 00 1 00 1
0

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura


Dari diagram diatas terdapat keluhan infeksi 1 (100%) di RT
1,2,3,4,5,6 Di Desa Birayang Surapati.

49) Kunjungan posyandu


Diagram 3.49 Distribusi imunisasi bayi Di Desa Birayang
Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec. Batang Alai Kab. Hulu Sungai
Tengah

IMUNISASI BAYI
100 100
100

50
9 0 0 9
0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari Diagram diatas imunisasi bayi yang dilaksanakan 9


(100%).

47
50) Imunisasi
Diagram 3.50 Distribusi Usia Imunisasi Bayi Di Desa
Birayang Surapati RT. 1,2,3,4,5,6 Kec. Batang Alai Kab. Hulu
Sungai Tengah

IMUNISASI BAYI
DIBERIKAN PADA USIA
100
83.33
100
50 5 16.67 6
1
0
a. < 6 bulan b. 6 bulan jumlah

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas imunisasi bayi diberikan pada usia <6 bulan
5 (83,33%) dan 6 bulan 1 (16,67%).

51) Usia Imunisasi bayi


Diagram 3.51 Distribusi Imunisasi Bayi Berusia 1 - 2 Bulan
yang diberikan Di Desa Birayang Surapati RT. 1,2,3,4,5,6,.
Kec. Batang Alai Kab. Hulu Sungai Tengah

IMUNISASI BAYI BERUSIA 1 - 2 BULAN


100
100
80
60
31.82
40 22.73 22.73 22
18.18
20 5 5 7
4 14.55 0 0
0
a. BCG b. DPT I c. HB I d. Polio e. Polio f. HB II jumlah
I II

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

48
Dari diagram diatas imunisasi bayi berusia 1-2 bulan yaitu polio
I 7(31,82%), BCG 5 (22,73%), DPT I 5(22,73%), HB I 4(18,18%)
Dan Polio II 1 (4,55%).
52) Alasan Tidak imunisasi
Diagram 3.52 Distribusi alasan tidak diimunisasi didesa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan
kab. Hulu Sungai Tengah

ALASAN TIDAK IMUNISASI


100 100
100 00 00 1 00 1
0

jumlah presentase

Sumber ; Pendataan Mahasiswa Akper Kesdam VI/ Tanjung Pura


Dari diagram diatas alasan tidak imunisasi yang tidak diberi 1
(100%).

53) Bayi Memiliki KMS


Diagram 3.53 Distribusi Bayi memiliki KMS didesa birayang
surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah

BAYI MEMILIKI KMS


100
100 86.15
80 65
56
60
40
9 13.85
20
0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

49
Dari diagram diatas yang tidak memiliki buku KMS 56 (86,15%)
dan yang mepunyai 9 (13,85%)

54) Remaja (12-21 tahun)


Diagram 3.54 Distribusi didalam keluarga terdapat remaja
didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

REMAJA

113
120
100
100

80 61
52 53.98
60 46.02

40

20

0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah presentase

Sumber ; Pendataan Mahasiswa Akper Kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas keluarga yang tidak mempunyai remaja 61


(53,98%) dan keluarga yang mempunyai remaja 52 (46,02%).

55) Kebisaan remaja


Diagram 3.55 Distribusi kebiasaan remaja didesa birayang
surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu

50
SungaiTengah

KEBIASAAN REMAJA

1
0.8
0.6
0.4
0.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas tidak ada kebiasaan remaja yang minuman


keras, Narkoba, Ketergantungan obat dan Penyalahgunaan
alat.

56) Usia Balita


Diagram 3.56 Distribusi Usia Balita Saat ini didesa birayang
surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab. Hulu
Sungai Tengah

USIA BALITA

200 181
162

150
100
89.50
100

50 19
10.50

0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

51
Dari diagram diatas yang tidak terdapat usia balita 162 (89,50%)
dan yang memiliki 19 (10,50%).
57) Keluhan lansia
Diagram 3.57 Distribusi lansia yang mempunyai keluhan
didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

LANSIA YANG MEMPUNYAI KELUHAN


100
100

80
60
55
60
40
33
40
22
20

0
a. Ya b. Tidak jumlah

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas lansia yang memiliki keluhan sebanyak 33


(60%) dan lansia yang tidak memiliki keluhan sebanyak 22
(40%).
58) Jenis keluhan
Diagram 3.58 Distribusi jenis keluhan penyakit yang diderita
lansia didesa birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai
Selatan kab. Hulu Sungai Tengah

52
JENIS KELUHAN PENYAKIT YANG
DIDERITA LANSIA
100
100
80 52 50
60 34 26
40 17
20 36 00 00 3 6 0 0 0 0 00 00 1 2 00
0

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

Dari diagram diatas sebagian besar keluhan pada lansia adalah


Hipertensi 26 (52%), Rheumatik 17 (34%), DM 3 (6%), Penyakit
jantung 3 (6%), Dan Penyakit kulit 1 (2%).
59) Penanganan penyakit
Diagram 3.59 Distribusi penanganan penyakit lansia didesa
birayang surapati RT.1,2,3,4,5,6 kec. Batang Alai Selatan kab.
Hulu Sungai Tengah

PENANGANAN PENYAKIT LANSIA


100
100
71.43
80
60 49
35
40 26.53
13
20 1 2.04 0 0
0
a. berobat b. berobat c. diobati d. Tidak jumlah
ke sarana ke dukun sendiri, diobati
pelayanan sebutkan….
kesehatan

jumlah presentase

Sumber ; pendataan mahasiswa akper kesdam VI/ Tanjung Pura

53
Dari diagram diatas sebagian besar berobat kesarana
pelayanan kesehatan 35 (71,43%), Diobati sendiri 13 (26,53%),
Berobat kedukun 1 (2,04) dan tidak diobati 0.

2. Analisa Data

No Data Problem Etiologi

1 DS: Berdasarkan hasil Hipertensi pada Ketidakpatuhan


wawancara dengan bidan desa lansia lansia dalam
dan pihak puskesmas mengikuti
didapatkan hasil kesehatan posyandu lansia
pada lansia di desa birayang
surapati kebanyakan dari
mereka menderita hipertensi.
DO: Tampak pada saat
posyandu lansia jumlah
pengunjung lansia sangat
sedikit

2 DS: Ketua RT mengatakan Lingkungan yang perilaku hidup


bahwa limbah di buang di tidak sehat sehat warga yang
selokan dan sungai tidak efektif
DO: ada beberapa warga yang
membuang sampah di selokan
dan sungai

3 DS: - Resiko terjadinya


DO: Menurut survey yang DBD
didapatkan saluran airnya
terbuka dan banyak air yang
tergenang
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi pada lansia b.d Ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti
posyandu lansia
2. Lingkungan yang tidak sehat b.d perilaku hidup sehat warga yang tidak
efektif
3. Resiko terjadinya DBD.

4. Prioritas Masalah

Kriteria Penapisan
Tersedia Sumber

54
Diagnosa A b C d E F g h I j k l Jumlah
Keperawatan
Komunitas
Diagnosa 1 4 1 1 4 2 3 2 4 4 3 3 4 35
Diagnosa 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 40
Diagnosa 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 40
Diagnosa 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 41

a. Sesuai dengan peran perawat komunitas


b. Jumlah yang berisiko
c. Besarnya risiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diatasi
g. Sesuai program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya manusia

5. Perencanaan Keperawatan Komunitas


6. Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
7. Penilaian dan Evaluasi

55
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktik keperawatan komunitas di Desa Birayang Surapati Kecamatan


Batang Alai Hulu Sungai Tengah yang dilaksanakan mahasiswa Program Studi
Diploma III Akademi Keperawatan Kesdam VI Tanjungpura Banjarmasin
merupakan salah satu program studi untuk mengaplikasikan konsep keperawatan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar
ilmiah.
Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang professional,
mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat
dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa
melakukan praktik klinik keperawatan komunitas di Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Hulu Sungai Tengah tanggal 13 November 2019 – 19
November 2019 dengan melakukan berbagai kegiatan.
Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan tentang praktik keperawatan
komunitas, keluarga, dan puskesmas.
A. Praktik Klinik Keperawatan Komunitas
Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari
kampus sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan
dilakukan pembekalaan dari pembimbing profesi keperawatan komunitas
tentang mekanisme perijinan praktik dan peraturan praktik, dan untuk
selanjutnya dilakukan proses persiapan yang lebih intensif oleh mahasiswa
sendiri. Kendala yang kami hadapi yakni ternyata pembekalan yang diterima
masih belum optimal dapat dimanfaatkan pada tatanan lapangan, sehingga
terdapat perubahan-perubahan dan pemunculan strategi-strategi baru dari
mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan
masyarakat secara lebih nyata
B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas
yang diinginkan. Pada pengkajian data kesehatan komunitas dengan
menggunakan kuesioner dengan materi pertanyaan berdasarkan konsep Betty

56
Newman (winshield survey) dan telah dikonsultasi dengan pembimbing
komunitas akademik.
Setelah format pengkajian siap, maka penanggung jawab masing-
masing RT mempunyai hak otonom dalam mekanisme pengumpulan data,
yaitu dengan melakukan kerja sama dengan ketua RT dan kader kesehatan
yang ada di Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai Hulu Sungai
Tengah .
Respon yang diberikan warga di Desa Birayang Surapati Kecamatan
Batang Alai Hulu Sungai Tengah cukup antusias dan positif atas kehadiran
mahasiswa praktikan di Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai Hulu
Sungai Tengah. Hal ini dibuktikan dengan perhatian dari warga terhadapt
keberadaan mahasiswa beserta program-programnya, sehingga keseluruhan
proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik. Strategi yang
digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat RT dan
melakukan program turun ke bawah (jemput bola) sehingga keberadaan
mahasiswa membaur dengan warga sekitar.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang
dirasakan masyarakat, meliputi :
1. Risiko
Dari masalah kesehatan yang ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan
kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut. Perumusan masalah antara
mahasiswa dan warga hampir tidak mengalami kesulitan yang berarti, karena
masyarakat telah menyadari pentingnya kesehatann dalam hidup mereka.
Dukungan dari ketua RT dan kelurahan serta kader kesehatan yang berada di
Desa Birayang Surapati sangat mendukung terlaksanya kegiatan yang sudah
dibahas sejak rumusan masalah ditegakkan dan menentukan perencanaan yang
dibuat hingga pelaksanaan kegiatan.

57
Analisa (SWOT)
Strength Weakness Opportunity Treath
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)
- Sudah terdapat - Pada saat - Mahasiswa D3 - Pekerjaan warga
pelayanan dilakukan Keperawatan yang pulang pada
kesehatan di pengkajian dari Akper Kesdam malam hari
Desa Birayang RT 1 dan 6 VI/Tanjungpura sehingga
Surapati kurang antusias merupakan mahasiswa harus
Kecamatan dalam mahasiswa D3 membutuhkan
Batang Alai berpartisipasi. tingkat akhir waktu lama untuk
Selatan keperawatan penyebaran angket
Kabupaten yang karena jadwal
Hulu Sungai mendapatkan menyesuaikan
Tengah, seperti kesempatan warga saat dirumah
puskesmas, untuk
posyandu balita melakukan
yang dapat pengkajian
dimanfaatkan winshield survey
sebagai sarana di Desa
untuk berobat Birayang
- Sudah Surapati
terbentuk kader Kecamatan
kesehatan yang Batang Alai
dibawahi oleh Selatan
puskesmas Kabupaten Hulu
Birayang di Sungai Tengah ,
wilayah sehingga
Birayang mendapatkan
Surapati dukungan penuh
- Dukungan dan dari perangkat
bimbingan dari desa puskesmas
dosen Birayang warga

58
pembimbing Birayang
dan puskesmas Surapati dalam
dalam upaya
memberikan meningkatkan
bimbingan kesehatan dan
dalam rangka melakukan
pengumpulan pencegahan
data selama penyakit di
proses wilayah Desa
pengkajian Birayang
Surapati
Kecamatan
Batang Alai
Selatan
Kabupaten Hulu
Sungai Tengah

C. Penentuan Prioritas Masalah


Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan
kesehatan warag dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgenitas dari
masalah. Berdasarkan skoring prioritas masalah , maka ditentukan prioritas
masalah kesehatan sebagai berikut :
1. Risiko terjadinya angka kejadian hipertensi di di Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang hipertensi
2. Risiko terjadinya angka kejadian Diabetes Mellitus di Desa Birayang
Surapati Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang Diabetes
Mellitus
3. Risiko terjadinya angka kejadian Asam urat di Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang asam urat

59
4. Risiko terjadinya angka kejadian kolesterol di Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang kolesterol
5. Risiko terjadinya angka kejadian asma di Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga tentang asma
6. Perilaku kesehatan cenderung beresiko kurangnya PHBS di wilayah RW
02 Kelurahan Tambakharjo berhubungan dengan Perilaku merokok, Jarak
kandang < 5 meter, memelihara hewan peliharaan di dalam rumah,
kurangnya pengetahuan 6 langkah cuci tangan dengan benar
Penentuan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan berarti hal ini
dikarenakan warga mulai memahami pentingnya kesehatan dan berkat
partisipasi aktif dari ketua RW, ketua RT, Ketua PKK dan kader Kesehatan di
wilayah Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten
Hulu Sungai Tengah
D. Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat lokakarya kesehatan. Adapun kegiatan-kegiatan yang
disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat antara lain:
1. Risiko terjadinya Hipertensi
a. Pendidikan kesehatan Hipertensi
b. Pelatihan kader pengukuran tekanan darah
c. Demonstrasi replika makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan
yang perlu dikurangi
d. Demonstrasi pengobatan tradisonal hipertensi
e. Pemeriksaan kesehatan pengukuran tekanan darah
2. Risiko terjadinya Diabetes
a. Pendidikan kesehatan tentang diabetes
b. Demonstrasi senam diabetik
c. Pemeriksaan kesehatan pengukuran gula darah
3. Risiko terjadinya Asam urat
a. Pendidikan kesehatan tentang asam urat

60
b. Demonstrasi replika makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan yang
perlu dikurangi
c. Demonstrasi obat tradisional mengurangi nyeri sendi
d. Pemeriksaan kesehatan pengukuran asam urat
4. Resiko terjadinya kolesterol
a. Pendidikan kesehatan tentang kolesterol
b. Demonstrasi replika makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan yang
perlu dikurangi
c. Pemeriksaan kesehatan pengukuran kadar kolesterol dalam tubuh
5. Resiko terjadinya vertigo
a. Pendidikan kesehatan tentang vertigo
b. Demonstrasi latihan ketahanan/ keseimbangan
6. Resiko PHBS kurang
a. Penkes tentang PHBS ( pengertian, indikator, ciri rumah sehat)
b. Demonstrasi cuci tangan 6 langkah dengan benar di TK Birayang Surapati
dan di wilayah Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
c. Penkes tentang bahaya merokok
Analisa SWOT
Strength Weakness Opportunity Treath (Ancaman)
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan)
- Dukungan - kurang - Adanya izin - Ketidakhadiran
dari displinnya dari pihak undangan seperti kader
masyarakat warga puskesmas dan perangkat RT
dalam dalam dan kepala sehingga dapat
menyusun menepati desa kepada mempengaruhi
rencana waktu mahasiswa keberhasilan kegiatan
kegiatan sesuai Program yang telah dijadwalkan
melalui dengan Studi - Aktifitas warga yang
pertemuan undangan Diploma III berbeda-beda sehingga
kader dan sehingga Keperawata sulit dalam menentukan
tokoh kegiatan n dalam jadwal kegiatan yang

61
masyarakat berjalan melakukan sudah direncanakan
guna mundur perencanaa agar bisa sesuai dengan
merencanak dari waktu n kepada yang di inginkan
an kegiatan yang telah kader
dalam upaya dijadwalka kesehatan
mengatasi n, namun dan warga
masalah kelemahan terkait
kesehatan ini dapat upaya
yang teratasi meningkatk
optimal dengan cara an
mengaktifk kesehatan
an peran dan
mahasiswa mencegah
untuk terjadinya
mengarahk penyakit
an warga
dab tokoh
masyarakat

E. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada tanggal 2
Desember 2019 dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori
oleh ketua PKK, Kader kesehatan RW serta ketua RT untuk melaksanakan
rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan kader ini sangat membantu
dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan masing-masing RT.
Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama-sama antara mahasiswa
dan kader kesehatan.
Analisa SWOT
Strength Weakness Opportunity Treath
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)
- Tersedianya - Ada kegiatan - Mahasiswa - Sebagian
sarana pra yang yang Akper Kesdm warga kurang

62
sarana dari kurang VI/Tanjungpu antusias dalam
pihak kampus berjalan ra diijinkan melakukan
sehingga dengan baik masuk dalam kegiatan yang
memadai karena kegiatan rutin telah
dalam jalannya kurangnya warga terprogram
pelaksanaan antusiasme misalnya seperti
program warga yang pengajian, pendidikan
kegiatan kurang posyandu kesehatan,
- Antusias utamanya saat balita, sehingga
mahasisswa diberikan perkumpulan dikhawatirkan
dan warga penyuluhan PKK yang untuk tindak
sehingga kesehatan bertujuan lanjutnya akan
kegiatan yang - Kurangnya untuk ada beberapa
telah dukungan dari memberikan warga yang
terprogram puskesmas pendidikan kurang
dapat berjalan untuk kesehatan mengerti
sesuai rencana melakukan tentang
penyegaran pencegahan
kembali kader dari masalah
kesehatan kesehatan
lansia

F. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah dibuat. Apakah hasil
yang didapat sudah maksimal atau belum dengan standart yang telah
didapatkan. Penilaian dan pemantauan dapat dilaksanakan selama pelaksanaan
kegiatan dan setelah selesai melakukan kegiatan. Penilaian sangat penting
untuk mengetahui rencana pembinaan dalam pelaksanaan keperawatan
komunitas dalam masyarakat yang telah tersusun mencapai sarana atau tidak
sangat penting untuk mengembangkan perencanaan selanjutnya, termasuk

63
perluasan kegiatan dari segi kualitas kegiatan Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Pada
pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas Desa Birayang Surapati
Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini, evaluasi
dilakukan sesuai teori dengan menggunakan konsep evaluasi struktur, evaluasi
proses dan evaluasi hasil kerja masyarakat.
1. Evaluasi Struktur
Evaluasi struktur berupa evaluasi terhadap persiapan-persiapan
yang diperlukan selama pelaksanaan kegiatan meliputi pre planning,
kontrak waktu, dan media yang digunakan. Dari kegiatan yang telah
dilaksanakan, secara struktur kegiatan telah dilakukan seperti yang
dimaksud di atas, sebelum diadakannya kegiatan pre planning telah siap,
kontrak waktu dengan warga dan mempersiapkan media yang akan
digunakan
Dengan adanya evaluasi terhadap struktur kegiatan akan
memberikan arah pada kemantapan kesiapan yang akan dilakukan
sehingga perencanaan kegiatan akan lebih matang dan datang memilih
waktu yang tepat serta media yang digunakan sesuai dengan jumlah
karakteristik sasaran.
2. Evaluasi Proses
Pentingnya melaksanakan evaluasi proses untuk mengetahui
suatu kegiatan yang dilakukan dari seberapa besar partisipasi sasaran
dalam melakukan kegiatan. Hal ini sangat erat hubungannya dengan topic
yang tertuang, kebutuhan masyarakat serta media yang digunakan.
Pada setiap kegiatan yang telah dilaksanakan sebagian besar
telah ditentukan topiknya dan dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat saat pengkajian dan dilaksanakan secara sistemartis
berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan, sedangkan penggunaan
media yang telah disesuaikan dengan jumlah sasaran dan tingkat
pendidikan serta usia rata-rata sasaran. Akan tetapi karena batasan
evaluasi lebih condong pada ada tidaknya criteria yang ditentukan saat
sebelum pelaksanaan kegiatan. Namun evaluasi ini akan lebih sempurna

64
apabila diukur juga secara kualitasmya dengan cara mengobservasi lebih
lenjut setiap item yang terdapat pada evaluasi proses.
3. Evaluasi Hasil
Dari evaluasi hasil melalui pengamatan yang dilakukan pada
tahap akhir setiap kegiatan dapat dinyatakan bahwa hampir rata-rata
mencapai 60% peningkatan pengetahuan. Pada kader sebagai sasaran
utama kegiatan, hal ini mungkin ditunjang dari motivasi yang tinggi dari
kader serta adanya tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat di
masyarakat. Hal ini menurut Maslow (1954) adanya tuntunan akan
kebutuhan yang semakin meningkat atau adanya kebutuhan yang belum
terpenuhi sehingga akan termotivasi untuk megubah perilaku.
Perubahan pada tingkat pengetahuan pada kader masyarakat dan
masyarakat di wilayah Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mendorong masyarakat untuk
bergerak (berubah) yang dapat di tunjukkan bahawa aktifnya kader dalam
mengikuti acara mulai dari pelathan keterlibatan kader dalam membentuk
pelaksanaan kegiatan yang telah diprogramkan atau direncanakan
sebelumnya
Pendapat ini dapat mengukur adanya perubahan setiap
kebutuhan interpersonal menurut Maslow (1954), menjelaskan bahwa
yang melandasi kebutuhan perubahan sebagian besar perilaku seseorang
yaitu kebutan untuk melakukan sesuatu secara bersama, kebutuhan untuk
control dan kebutuhan untuk menerima bantuan dan perasaan atau
kedekatan emosional.
Pada setiap itm kegiatan yang telahh dilaksanakan masih ada
sebagian kegiatan yang belum dapat mencapai hasil maksimal. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa factor penghambat sebagaimana yang telah
dijelaskan pada evaluasi hasil kegiatan. Sehingga dalam kegiatan ini
masih memerlukan adanya tindak lanjut agar tidak mengalami
kemunduran atau kembalinya pada keadaan semula atau sebelum
dilakukan tindakan

65
Salah satu tingkat perubahan paling akhir dalam suatu kegiatan
dapat diukur dari adanya tindak lanjut dalam kegiatan tersebut (Lewin,
1951). Perubahan pada tahap ketiga akan dicapainya suatu tingkat atau
tahapan baru dimana akan terdapat suatu keseimbangan baru atau tidak
mengalami kemunduran atau kembali seperti semula. Oleh karena itu
harus ada umpan balik, kritik yang konduktional dan upaya pembinaan
yang terus-menerus.
Dalam pertemuan Musyawarah warga wilayah Birayang
Surapati yang ke III yang merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengevaluasi secara komprehensif, kemudian pada akhir kegiatan
dilakukan penyusunan rencana tindak lanjut.
Kegiatan evaluasi dilaksanakan pada tanggal 9-12 Desember
2019 pukul 15.30 WIB di Desa Birayang Surapati Kecamatan Batang Alai
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Semarang bersama dengan pihak
kelurahan, ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, kader kesehatan dan
pihak puskesmas.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik
keperawatan komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti
antusiasme dan respon positif warga, serta kader kesehatan terhadap
program kegiatan mahasiswa serta adanya perubahan pengetahuan warga
tentang kesehatan.
Analisa SWOT
Strength Weakness Opportunity Treath (Ancaman)
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan)
- Warga di Desa - Kurang - Mahasiswa - Keterbatasanke
Birayang maksimalnya Program Studi mampuan
Surapati dalam Diploma III mahasiswa
Kecamatan melaksanakan Keperawatan sehingga setiap
Batang Alai kegiatan yang menjalin kegiatan ada
Selatan telah komunikasi baik yang kurang
Kabupaten Hulu direncanakan dengan optimal
Sungai Tengah karena terhambat perangkat desa, dilakukan

66
bisa memahami waktu, kemudian puskesmas dan sehingga
maksud dan ketidakhadiran kader kesehatan diharapkan ada
tujuan dari stase warga karena dalam rencana tindak
keperawatan memiliki melakukan lanjut yang dapat
komunitas aktifitas sendiri setiap program dilakukan warga
khususnya kegiatan secara mandiri
dalam sehingga untuk
meningkatkan diijinkan masuk peningkatan
kesehatan dan ke setiap kesehatan warga
mencegah kegiatan rutin Desa Birayang
terjadinya warga Surapati
penyakit Kecamatan
Batang Alai
Selatan
Kabupaten Hulu
Sungai Tengah

G. Rencana Tindak Lanjut


Rencana tindak lanjut yang mencakup rencana tindak lanjut untuk
kader keseahatan bersama warga, dan rencana tindak lanjut di Desa Birayang
Surapati Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Rencana tindak lanjut untuk warga meliputi
Sedangkan untuk mengetahui perkembangan dari hasil tindak lanjut
yang telah disusun masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk
dievaluasi, sehingga perlu didelegasikan pada pihak-pihak terkait seperti,
puskesmas, pemerintah desa, pengurus RW dan RT dan masyarakat sendiri
yang mengevaluasi.

67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis meliputi biologis,
psikologis, sosial dan spiritual yang utuh dan bukan hanya suatu keadaan
yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan yang memungkinkan setiap
individu hidup secara mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer,
sekunder dan tersier.
3. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan
interest yang sama.
4. Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan kesehatan/ keperawatan.
5. Peran yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat adalah
sebagai penyedia pelayanan (Care Provider), pendidik dan konsultan
(Nurse Educator and Counselor), panutan (Role Model), pembela (Client
Advocate), manajer kasus (Case Manajer), kolaborator, perencana tindak
anjut (Discharge Planner), pengidentifikasi masalah kesehatan (Case
Finder), koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services),
pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader), dan pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas
(Community Care Provider And Researcher).
6. Tahapan proses keperawatan kesehatan komunitas yaitu 1) pengkajian
yang terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan, prioritas
masalah, dan aspek politis; 2) diagnosa keperawatan; 3) perencanaan
keperawatan; 4) pelaksanaan; serta 5) evaluasi dan penilaian.

68
Diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian di desa
birayang surapati :
a. Hipertensi pada lansia b.d Ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti
posyandu lansia
b. Lingkungan yang tidak sehat b.d perilaku hidup sehat warga yang
tidak efektif
c. Resiko terjadinya DBD.

B. Saran
Peran petugas kesehatan sangat penting untuk menangani masalah
kesehatan yang muncul di birayang surapati, serta partisipasi dari masyarakat
itu sendiri agar terciptanya lingkungan yang sehat. Jika lingkungan di desa
tersebut sudah baik maka insiden penyakit akan berkurang. Sehingga
kerjasama antara petugas kesehatan dan masyarakat harus dijalin dengan
kuat sehingga masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat segera
teratasi.

69

Anda mungkin juga menyukai