Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN DI RT 04 RW 11 DESA TURI KECAMATAN


SINE KABUPATEN SRAGEN

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners


Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh :
1. Andini Mardiantina (SN182008)
2. Edo Akbar P (SN182029)
3. Eva Resky P (SN182038)
4. Galuh Melawati (SN182041)
5. Ilham Hutama (SN182050)
6. Khusnul Khotimah (SN182054)
7. Lestari Indah R (SN182057)
8. Luzy Ratna sari (SN182059)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2009).
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada
peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan
perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga
diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam
memelihara kesehatannya (Mubarak, 2011).
Praktik keperawatan komunitas akan berfokus kepada pemberian
asuhan keperawatan komunitas pada masalah kesehatan yang banyak diderita
oleh komunitas tersebut. Dengan terlebih dahulu melakukan screening
kesehatan untuk mengetahui masalah kesehatan apa yang banyak diderita
oleh masyarakat. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat
kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar
kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah,
tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi
– segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan
tersebut (Sumijatun, 2009).
Selama 06 Januari – 08 Februari 2020 mahasiswa Program Studi
Profesi Ners STIKes Kusuma Husada Surakarta akan menjalani praktik
keperawatan komunitas dan keluarga di wilayah Turi RT 04 RW 11 Sine,
Sragen, untuk memberikan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga
secara holistic untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat setempat.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang
masalah kesehatan di di Dusun Turi RT 04/11, Kelurahan Sine,
Kecamatan Sragen Kota.
2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai pada Praktik Keperawatan Komunitas di
di Dusun Turi RT 04/11, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen, antara lain :
a. Menerapkan strategi dalam mengkaji masalah kesehatan komunitas.
b. Melakukan penapisan data dengan tepat sehingga dihasilkan analisis
data yang sesuai dengan keperluan komunitas.
c. Menentukan diagnosis keperawatan dan menetapkan prioritass masalah
keperawatan berdasarkan kriteria tetentu.
d. Memaparkan tentang rencana kegiatan asuhan keperawatan komunitas
e. Merencanakan tindakan keperawatan dalam masyarakat sehingga
masyarakat mampu mengatasi masalah kesehatan.
f. Memaparkan tentang evaluasi kegiatan yang telah dilakukan serta
rencana tindak lanjut kegiatan keperawatn komunitas.

C. Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Untuk mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
pada masyarakat.
b. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat.
c. Meningkatkan keterampilan komunitas, kemandirian dan hubungan
interpersonal
d. Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga, gerontik dan komunitas
khususnya di di Dusun Turi RT 04/11, Kelurahan Sine, Kecamatan
Sragen.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

D. Tindak lanjut kegiatan


Diharapkan intervensi dan implementasi keperawatan yang ada
laporan ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan secara rutin sebagai upaya
pencegahan primer, sekunder, dan tersier terkait dengan masalah yang ada di
komunitas tersebut.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan untuk Laporan Praktik Kinik
Keperawatan Komunitas dan Keluarga Di Wilayah di Dusun Turi RT 04/11,
Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen ini sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat laporan
dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan
kesehatan utama, konsep keperawatan komunitas, peran perawat
komunitas, asuhan keperawatan komunitas, teori perubahan
komunitas.
Bab III : Aplikasi keperawatan komunitas yang terdiri dari tahap
persiapan, tahap pengkajian, pengumpulan data, analisa data,
diagnosa keperawatan komunitas, tahap perencanaan, tahap
implementasi serta tahap evaluasi.
Bab IV : Pembahasan berisi tentang hal-hal yang perlu dibahas mulai
dari tahap persiapan, tahap pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, implementasi dan tahap evaluasi dengan
membandingkan dari teori yang ada.
Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpuan dan saran.
Daftar pustaka
Lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehtan Utama


Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada
peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan
perfentif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga
diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam
memelihara kesehatannya (Mubarak, 2011).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai
klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari
individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas
individu dari Neuman (1972) dalam Anderson(2009) untuk melihat masalah
pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan
batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan
masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi
model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan
kesehatan primer yang menjadi landasannya. Secara lebih rinci dijabarkan
sebagai berikut :
1. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan
asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat
individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi
penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin
dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas, penderita
resiko tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan diare.Kemudian
individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan
seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
2. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan
keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko
tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga
yang anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis.Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga
yang menyakut kehidupan masyarakat.Dalam pelaksanaannya, keluarga
tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggotanya.
3. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas.Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh
wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya
kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya. Asuhan keperawatan
komunitas diberikan dengan memandang komunitas sebagai klien dengan
strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu
primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok dengan
kerja sama lintas sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan
oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas
dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan
spesifik.Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok.Pencegahan primer
juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu melawan
agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum
yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil,
penyuluhan gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi
penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat.Kegiatan-kegiatan
yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan tersier
Mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang. Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan
kegiatan, berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2011):
1) Falsafah Keperawatan
Kesehatan Komunitas Keperawatan kesehatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap
pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap
kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.Falsafah yang
melandasi yang mengacu pada paradigma keperawatan secar
umum dengan empat komponen dasar yaitu; manusia, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan.
2) Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut
Rothman meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen),
perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah (social
developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social
action) (Mubarak, 2011). Pelaksanaan pengorganisasian
masyarakat dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
a) Tahap persiapan Dilakukan dengan memilih area atau daerah
yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk berhubungan
dengan masyarakat , mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b) Tahap pengorganisasian Dengan persiapan pembentukan
kelompok dan penyesuaian dengan pola yang ada dimasyarakat
dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan.
c) Tahap pendidikan dan pelatihan Melalui kegiatan-kegiatan
pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat melalui
pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada
individu, keluarga dan masyarakat.
d) Tahap formasi kepemimpinan Memberikan dukungan latihan
dan mengembangkan keterampialan yang mengikuti
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan
kegiatan pendidikan kesehatan.
e) Tahap koordinasi Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat
f) Tahap akhir Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi
dan pemberian umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk
perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja
selanjutnya.

B. Konsep Keperawaatan Komunitas


1. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun, 2009). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya.Sedangkan dalam kelompok
masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat
pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2011).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2011). Proses keperawatan komunitas merupakan metode
asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu,
dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).

2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut.
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (selfcare).
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2011).

3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya
setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas
penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-
pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses
transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
4. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan
di:
a. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi
pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan
pendidikan seks.Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat
memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut
yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu
dll.Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan
keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan
bagi pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawatan
menjalankan program yang bertujuan untuk:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan
mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak,
2011).
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus
yang dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang
komunitas juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah
misalnya: perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home
care dll. Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan
mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus
memiliki kemampuan klinik yang kompeten.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat
bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi.
Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama
dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan, penelitian, di
wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun
lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan
perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2011).

C. Peran Perawat Komunitas


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah:
a. Penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama
pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi
perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2011).
c. Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
d. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela
klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2011).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2011).
e. Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan
proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2011).
g. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
h. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2011).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2011).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu
klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti :
pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2011).
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

D. Asuhan Keperawatan Komunitas


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif di tunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Hernilawati, 2013).
Keperawatan komunitas merupakan perawatan kesehatan keluarga
(nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengidentifikasikan masalah kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan
kepada orang lain (Hernilawati, 2013).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah (Mubarak, 2011):
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
1) Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau
kelompok antara lain :
a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas
yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
i. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi
penduduk
ii. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat
iii. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa
nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat
keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin
iv. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah
cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan
v. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
vi. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan
deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan yang
terjadi
vii. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
yang terkait dengan gangguan penyakit
viii. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan
Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
ix. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja
dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat.
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
data objektif (Mubarak, 2011):
a) Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran
c) Sumber Data
i. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari
individu,keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
ii. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien atau medical record.
3) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
d) Pengelolaan Data
i. Klasifikasi data atau kategorisasi data
ii. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
iii. Tabulasi data
iv. Interpretasi data
e) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
f) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan.
g) Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
i. Keadaan yang mengancam kehidupan
ii. Keadaan yang mengancam kesehatan
iii. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

b. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada.Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2011).
c. Perencanaan/Intervensi
1) Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah (Mubarak, 2011):
2) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
3) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
4) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
5) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang
tepat
6) Lakukan olahraga secara rutin
7) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
8) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen
keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam
hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2011). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2011). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi.
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

E. Teori Perubahan Komunitas


1. Teori kurt lewin (1951)
Lewin (1951) mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan
menjadi 3 tahapan, yang meliputi: 1) unfreezing; 2) moving; dan 3)
refreezing; (Kurt Lewin, 1951 dari Lancaster, J., Lancaster, W. 1982).
Perubahan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Pencairan (unfreezing) motivasi yang kuat untuk beranjak dari
keadaan semula dan berubahnya keseimbangan yang ada, merasa
perlu untuk berubah dan berupaya untuk berubah, menyiapkan diri,
dan siap untuk berubah atau melakukan perubahan.
b. Bergerak (moving) bergerak menuju keadaan yang baru atau
tingkat/tahap perkembangan baru karena memiliki cukup informasi
serta sikap dan kemam-puan untuk berubah,memahami masalah yang
dihadapi, dan mengetahui langkah–langkah penyelesaian yang harus
dilakukan, kemudian melakukan langkah nyata untuk berubah dalam
mencapai tingkat atau tahap baru.
c. Pembekuan (refreezing), motivasi telah mencapai tingkat atau tahap
baru, atau mencapai keseimbangan baru. Tingkat baru yang telah
dicapai harus dijaga agar tidak mengalami kemunduran atau bergerak
mundur pada tingkat atau tahap perkembangan semula. Oleh karena
itu, perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan umpan balik, kritik
yang konstruktif dalam upaya pembinaan (reinforcement) yang terus-
menerus, dan berkelanjutan
Adanya tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat,
menyebabkan perawat harus berubah secara terencana dan terkendali.
Salah satu teori perubahan yang dikenal dengan teori lapangan (field
theory) dengan analisis kekuatan medan (force field analysis) dari Kurt
Lewin (1951) dalam Ma’rifin, (1997), ada kekuatan pendorong untuk
berubah (driving forces) dan ada kekuatan penghambat terjadinya
perubahan (restraining force). Perubahan terjadi apabila salah satu
kekuatan lebih besar dari yang lain.
2. Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan
seorang manajer sebelum melakukan perubahan, yaitu :
a. Ada perubahan yang akan dilakukan
b. Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
c. Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
d. Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya
Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan :
a. Diagnosis
b. Penetapan objektif bersama
c. Penekanan kelompok
d. Informasi maksimal
e. Diskusi tentang pelaksanaan
f. Penggunaan upacara ritual
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-
orang yang akan terlibat atau terpengaruh dengan perubahan. Sehingga
diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
3. Teori roger (1962 )
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3
tahap perubahan dengan menekankan pada latar belakang individu yang
terlibat dalam perubahan dan lingkungan di mana perubahan tersebut
dilaksanakan. Roger (1962) menjelaskan 5 tahap dalam perubahan,yaitu:
kesadaran,keinginan,evaluasi,mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga
sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption).
Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan terhadap
perubahan lebih kompleks dari pada 3 tahap yang dijabarkan Lewin
(1951). Terutama pada setiap individu yang terlibat dalam proses
perubahan dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan dapat
diterima, mungkin saja suatu saat akan ditolak setelah perubahan tersebut
dirasakan sebagai hal yang menghambat keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung
individu yang terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu berkembang dan
maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan
melaksanakannya
4. Teori lipitts (1973)
Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang
direncanakan atau tidak direncanakan terhadap status quo dalam
individu, situasi atau proses, dan dalam perencanaan perubahan yang
diharapkan, disusun oleh individu, kelompok, organisasi atau sistem sosial
yang memengaruhi secara langsung tentang status quo, organisasi lain,
atau situasi lain.
Lippit (1973) menekankan bahwa tidak seorang pun bisa lari dari
perubahan.Pertanyaannya adalah bagaimana seseorang mengatasi
perubahan. Kunci untuk menghadapi perubahan tersebut menurut Lippit
(1973) adalah mengidentifikasi 7 tahap dalam proses perubahan:
a. Tahap 1: Menentukan masalah
Pada tahap ini, setiap individu yang terlibat dalam perubahan
harus membuka diri dan menghindari keputusan sebelum semua fakta
dapat dikumpulkan. Individu yang terlibat juga harus sering berpikir
dan mengetahui apa yang salah serta berusaha menghindari data -data
yang dianggap tidak sesuai. Semakin banyak informasi tentang
perubahan dimiliki seorang manajer, maka semakin akurat data yang
dapat diidentifikasi sebagai masalah. Semua orang yang mempunyai
kekuasaan, harus diikutkan sedini mungkin dalam proses perubahan
tersebut, karena setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk selalu
menginformasikan tentang fenomena yang terjadi.
b. Tahap 2: Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang mudah, tetapi perubahan
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang lebih baik akan
memerlukan kerja keras dan komitmen yang tinggi dari semua orang
yang terlibat di dalamnya. Pada tahap ini, semua orang yang terlibat
dan lingkungan yang tersedia harus dikaji tentang kemampuan,
hambatan yang mungkin timbul, dan dukungan yang akan
diberikan.Mengingat mayoritas praktik keperawatan berada pada
suatu organisasi/instansi, maka struktur organisasi harus dikaji apakah
peraturan yang ada, kebijakan, budaya organisasi, dan orang yang
terlibat akan membantu proses perubahan atau justru menghambatnya.
Fokus perubahan pada tahap ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat terhadap proses perubahan
tersebut.
c. Tahap 3: Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi
manajer dalam proses perubahan.Pandangan manajer tentang
perubahan harus dapat diterima oleh staf dan dapat dipercaya. Manajer
harus mampu menunjukkan motivasi yang tinggi dan keseriusan
dalam pelaksanaan perubahan dengan selalu mendengarkan masukan-
masukan dari staf dan selalu mencari solusi yang terbaik.
d. Tahap 4: Menyeleksi tujuan perubahan
Pada tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu
kegiatan secara operasional,terorganisasi, berurutan, kepada siapa
perubahan akan berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk
dilaksanakan. Untuk itu diperlukan suatu target waktu dan perlu
dilakukan ujicoba sebelum menentukan efektivitas perubahan.
e. Tahap 5: Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen
pembaharu
Pada tahap ini, perlu ada suatu pemilihan seorang pemimpin
atau manajer yang ahli dan sesuai di bidangnya. Manajer tersebut
akandapat memberikan masukan dan solusi yang terbaik dalam
perubahan serta dia bisa berperan sebagai seorang “mentor yang baik.”
Perubahan akan berhasil dengan baik apabila antara manajer dan staf
mempunyai pemahaman yang sama dan memiliki kemampuan dalam
melaksanakan perubahan tersebut.
f. Tahap 6: Mempertahankan perubahan yang telah dimulai
Sekali perubahan sudah dilaksanakan, maka harus
dipertahankan dengan komitmen yang ada.Komunikasi harus terbuka
dan terus diinformasikan supaya setiap pertanyaan yang masuk dan
permasalahan yang terjadi dapat diambil solusi yang terbaik oleh
kedua belah pihak.
g. Tahap 7: Mengakhiri bantuan
Selama proses mengakhiri perubahan, maka harus selalu diikuti
oleh perencanaan yang berkelanjutan dari seorang manajer. Hal ini
harus dilaksanakan secara bertahap supaya individu yang terlibat
mempunyai peningkatan tanggung jawab dan dapat mempertahankan
perubahan yang telah terjadi. Manajer harus terus-menerus bersedia
menjadi konsultan dan secara aktif terus terlibat dalam perubahan
5. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan
menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam
tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
a. Membangun suatu hubungan
b. Mendiagnosis masalah
c. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
d. Memilih jalan keluar
e. Meningkatkan penerimaan
f. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
6. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara
konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat
antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari
model Spradley.
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan

Tabel 1. Perbandingan Teori Perubahan


No Redin Lewin Lippit Rogers Havelock Spradley
1 Diagnosa Unfreezi Mendiagnosa Kesadara Membangun Mengenali
ng masalah n hubungan masalah
2 Penetapa Mengkaji Mendiagnosa Mendiagnos
n tujuan motivasi dan masalah a
bersama kemampuan menganalisa
untuk berubah jalan keluar
3 Penekana Moving Mengkaji Minat Mendapatkan Memilih
n motivasi evaluasi sumber yang perubahan
kelompok denga sumber percobaa berhubungan
agen berubah n
4 Informasi Menyeleksi Memilih Merencanak
maksimal objek akhir jalan an
perubahan perubahan
yang progresif
5 Diskusi Memilih peran Melaksanak
tentang yang sesuai an
penatalak untuk agen perubahan
sanaan berubah
6 Pengguna Mempertahan Meningkatka Mengevalua
an upaya kan perubahan n penerimaan si perubahan
ritual
7 Intervensi Refreezin Mengakhiri Adopsi Stabilisasi Menstabilka
penolaka g hubungan dan n perubahan
n saling perbaikan
membantu diri
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas


1. Tahap persiapan
Sebelum melakukan pengkajian terhadap masyarakat di wilayah Desa Turi
RT 04/11 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen mahasiswa melakukan
persiapan mulai dari kuesioner pengkajian, data KK masyarakat yang
tinggal menetap di RT 04, dan pembagian wilayah saat melakukan
pengkajian.
2. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian dilakukan oleh mahasiswa mulai dari tanggal 12 Januari
– 14 Januari 2020. Pertama mahasiswa melakukan pengkajian di wilayah
RT 04 selama 3 hari.
3. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan setelah proses pengkajian selesai.
Proses pengumpulan data mulai dari pengkajian inti sampai dengan
pengkajian sub sistem komunitas.
4. Tabulasi Data
Hasil data yang terkumpul berdasarkan kuesioner di wilayah Desa Turi
RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen adalah sebagai berikut :
1) Pengkajian Inti
1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling
bergaul, berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu
yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
Masa globalisasi yang ada saat ini, menurut adanya perkembangan
dan perubahan di segala bidang dimana salah satu diantaranya
adalah bidang kesehatan. Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat
bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan
kesehatan yang termuat di dalam sistem kesehatan nasional dengan
tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehtan masyarakat yang
optimal , sebagai saah satu unsure kesejahteraan umum dari tujuan
nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal,
diperlukan pertisipasi aktif dari seluruh masyarakat bersama
petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya
UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa
setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan
lingkungan.
Masyarakat atau komuniatas sebagai bagian daru subyek
dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses
perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam
usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh
kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan
masalah kesehatan sampai penanggualangan masalah dengan
melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat.
b. Data demografi
1) Jenis Kelamin
Warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen
memiliki 58 Kepala Keluarga dan berjumlah 166 jiwa, perempuan
85 (51%) dan laki – laki 81 (49%).

jenis kelamin (n =166 jiwa)

49%
51%
perempuan
laki-laki
2) Usia
Usia warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan
Sragen yaitu 0 – 5 tahun terdapat 16 (10%), 6-12 tahun terdapat
19(12%), 13-18 tahun terdapat 16 (10%), 19-60 tahun terdapat 90
(54%) dan >60 tahun terdapat 25(15%).

usia (n=166)
0-5 tahun 6-12 tahun 13-18 tahun 19-60 tahun >60 tahun

15% 10%

11%

10%

54%

3) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidkan warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen antara lain SD 30(25%), SMP 21(17%), SMA
58(47%), SARJANA 17 (11%).

Tingkat Pendidikan
SD SMP SMA SARJANA

11% 25%

17%
47%
4) Pekerjaan
Pekerjaan di Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen
antara lain PNS 5 (6%), Pensiunan 3 (4%), Buruh 20 (24%),
Swasta 39 (46%), Wiraswasta 17 (20%).

Pekerjaan
PNS PENSIUNAN BURUH SWASTA WIRASWASTA

4%
6%
20%

24%

46%

5) Nilai dan Keyakinan


Nilai dan keyakinan (agama) warga Desa Turi RT 04 Kelurahan
Sine Kecamatan Sragen yaitu agama islam 157 orang (95%) dan
agama kristen 9 orang (5%).

Nilai dan Keyakinan


Islam Kristen

5%

95%
c. Pengkajian Sub Sistem Komunitas
1) Lingkungan
a) Jenis Rumah
Jenis Rumah warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen antara lain petak 58 (100%), tersendiri 0
(0%).

Jenis Rumah
Petak Tersendiri

0%

100%

b) Jenis bangunan
Jenis bangunan warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen antara lain permanen 54 (93%), non
permanen 4 (7%) dan semi permanen 0 (0%).

Jenis Bangunan
Permanen Non Permanen Semi Permanen

0%

7%

93%
c) Ventiasi
Ventilasi rumah warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen antara lain ada 58 (100%), tidak ada 0
(0%).

Ventilasi
ada tidak ada

0%

100%

d) Atap rumah
Atap rumah warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen antara lain genteng 58 (100%), seng 0 (0%)
dan asbes 0 (0%)

Atap Rumah
Genteng Seng Asbes

0%

100%
e) Pencahayaan
Pencahayaan warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen yaitu baik 56 (97%), dan kurang 2 (3 %)

Pencahayaan
kurang baik

3%

97%

f) Penerangan
Penerngan warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan
Sragen mayoritas menggunakan listrik 58 (100%)

Penerangan
Listrik Lampu Tempel Petromaks

0%

100%

g) Lantai
Lantai warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan
Sragen antara lain ubin 34 (59%), tanah 4 (7%) plester 20 (34%)
dan papan 0 (0%) .
Lantai
Ubin Tanah Plester Papan

0%

34%

59%
7%

h) Vektor disekitar Rumah


Vector disekitar rumah warga Desa Sumber Trangkilan RT
03 & 04 Kelurahan Sumber Kecamatan Banyuanyar antara lain
lalat 13 (20%), kecoa 3 (4%), anjing 0 (0%), kucing 0 (0%),
nyamuk 50 (76%), dan burung 0 (0%).

Vektor disekitar Rumah


Lalat Nyamuk Kecoa Burung kucing Anjing

4% 0% 0% 0%

20%

76%
i) Kebersihan Rumah
Kebersihan rumah warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen yaitu bersih 38 (66%), cukup bersih 17 (29%)
dan tidak bersih 3 (5%).

Kebersihan rumah
Bersih Cukup Bersih Kotor
5%

29%
66%

j) Sumber Air
Sumber air bersih warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen yaitu sumur pompa 2 (4%), sumur bor / sanyo 28
(48%), sumur gali 24 (41%) dan ledeng 4 (7%).

Sumber Air
sumur gali sumur pompa sumur bor ledeng

7%

41%

48%

4%
k) Air minum
Air minum warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan
Sragen yaitu dimasak 41(71%) dan tidak dimasak 17 (29%).

Air Minum
Dimasak Tidak Dimasak

29%

71%

l) Pembungan Air Limbah


Pembuangan limbah warga Desa Turi RT 04 Kelurahan
Sine Kecamatan Sragen yaitu ke got 12 (23%) dan sungai 4 (7%),
selokan 37 (70%).
Pembungan Air Limbah
Got Sungai Selokan

23%

7%

70%
m) Kondisi Pembungan Air Limbah
Kondisi pembuangan limbah warga Desa Turi RT 04
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen yaitu terbuka lancar 22 (38%),
tertutup lancer 36 (62%), terbuka tergenang 0 (0%) dan tidak
lancar 0 (0%).

Pembungan Air Limbah


Tertutup Lancar Terbuka Tergenang Tertutup Tergenang Terbuka Lancar

38%

62%

0%
0%

n) Cara membuang sampah


Cara membuang sampah warga Desa Turi RT 04 Kelurahan
Sine Kecamatan Sragen yaitu dengan dibakar 58 (100%), ditimbun
0 (0%) dan dibuang ke sungai 0 (0%).

Pembuangan Sampah
Dibakar Ditimbun Dibuang ke sungai

0%

100%
o) Keadaan tempat sampah
Keaadaan tempat sampah warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen selurunya terpelihara 57 (98%) dan tidak
terpelihara 1(2%).

Keadaan tempat sampah


Terpelihara Tidak terpelihara

2%

98%

p) Kepemilikan Kandang Ternak


Kepemilikan kandang ternak warga Desa Turi RT 04 Kelurahan
Sine Kecamatan Sragen yaitu memiliki 13 (22%) dan tidak memiliki
45 (78%).

Kepemilikan Kandang Ternak


YA TIDAK

22%

78%
q) Posisi Kandang Ternak
Ternak berdasar posisi ternak warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen yaitu menempel rumah 2 (14%), diluar rumah 10
(72%) dan dihalaman rumah 2 (14%).

Posisi Kandang Ternak


Menempel dengan rumah Diluar rumah Didalam rumah

14% 14%

72%

2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial


a) Penyakit dalam 1 bulan terakhir
Penyakit dalam 1 bulan terakhir warga Desa Turi RT 04
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen yaitu batuk pilek 3 (19%),
hipertensi 12 (75%), DM 1 (6%).

Penyakit dalam 1 bulan terakhir


batuk pilek hipertensi DM

6%
19%

75%
b) Masalah kesehatan lain
Masalah kesehatan lain di Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen antara lain, Herpes 1(14%), DBD 1(14%),
Vertigo 2(29%), asam urat 2(29%), diare 1(14%).

Masalah kesehatan lain


Herpes BDB Vertigo Asam urat Diare

14% 14%

14%
29%

29%

3) Hamil
Di Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen untuk
presentase wanita hamil yaitu ya 0 (0%) dan tidak 58 (100%).

hamil (KK=58)
YA TIDAK

0%

100%
4) Menyusui
Warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen
presentase wanita menyusui yaitu ya 6 orang (10%) dan tidak 56
orang (90%).

Menyusui (n=58)
YA TIDAK

10%

90%

5) Balita
Jumlah anggota keluarga yang memiliki balita warga Desa
Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen yaitu ya 16 balita
(28%) dan tidak 42 (72%).

Balita
Ya Tidak

28%

72%

6) Imunisasi
Imunisasi warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen 14 orang (87%), Tidak 2 orang (13%).
Imunisasi
Ya Tidak
13%

87%

7) Anak remaja
Jumlah anggota keluarga yang memiliki anak remaja warga Desa
Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen yaitu ya 16 remaja
(28%) dan tidak 42 (72%).

Remaja
Ya Tidak

28%

72%

8) Dewasa
Kegiatan yang dilakukan setelah lulus warga Desa Turi RT 04
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen yaitu bekerja 68 (76%), dan 22
(24%) tidak bekerja.

Dewasa
Bekerja Tidak bekerja

24%
9) Lansia memiliki keluhan
Lansia warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen
yang memiliki keluhan 18 orang (72%), tidak memiliki keluhan 7
orang (28%).

Lansia Memiliki Keluhan


memiliki keluhan tidak memiliki keluhan

28%

72%

10) Jenis Penyakit Lansia


Jenis penyakit yang banyak diderita lanisa warga Desa Turi
RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen yang memiliki penyakit,
DM 1 orang (5%), rematik 0 (0%), stroke 1 orang (6%), asam urat
2 orang (11%), hipertensi 12 orang (67%), vertigo 2 (11%).

Jenis penyakit lansia


Hipertensi DM Stroke Asam urat vertigo

11%
11%
11) Cara Mengatasi Masalah Kesehatan
Cara mengatasi masalah kesehatan warga Desa Turi RT 04
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen yaitu pergi ke puskesmas 19
Keluarga (33%), rumah sakit 6 Keluarga (10%), dokter
umum/klinik 30 Keluarga (52%), bidan/perawat 3 Keluarga (5%).

Cara Mengatasi Masalah Kesehatan


Pergi ke puskesmas Pergi ke RS Pergi ke dokter umum Pergi ke bidan

5%

33%

52%
10%

12) Ekonomi
a. Penghasilan
Penghasilan warga desa Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen yaitu <500.000 10 (17%), 500.000 - 1 jt 11
(19%), dan >1.000.000 37 (64%).

Penghasilan
< 500.000 500.000-1 jt < 1 jt

17%

19%
64%

b. Jaminan kesehatan
Kepemilikan jaminan kesehatan warga Desa Turi RT 04
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen yaitu ya 28 orang (48%) dan
tidak 30 orang (52%).

jaminan kesehatan
Ya Tidak

48%
52%

13) Komunikasi
a. Tempat khusus berkumpul
Ada Tempat khusus berkumpul warga Desa Turi RT 04
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen secara keseluruhan
58KK (100%).

Tempat berkumpul khusus


Ada Tidak ada
0%

100%

b. Sumber informasi kesehatan


Sumber informasi kesehatan warga Desa Turi RT 04
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen didapat penyuluhan 9
keluarga (16%), pengumuman desa 3 keluarga (5%), TV 44
keluarga (76%), radio 0 keluarga (0%), koran / majalah 2
keluarga (3%).

Sumber informasi kesehatan


TV Koran/majalah
Radio penyuluhan dipuskesmas
pengumuman didesa
5%

0% 16%
3%

76%

14) Keamanan dan transportasi


a. Transportasi yang digunakan
Transportasi yang digunakan warga Desa Turi RT 04
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen menggunakan kendaraan
pribadi 52 orang (90%) dan kendaraan umum 6 orang
(10%).

Transportasi yang digunakan


kendaraan pribadi kendaraan umum

10%

90%

15) Politik dan pemerintah


a. Perkumpulan warga
Perkumpulan warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen yang diikuti yaitu pengajian 29 keluarga
(50%) dan perkumpulan warga 29 keluarga (50%)

Perkumpulan Warga
pengajian rutin perkumpulan warga

50% 50%

16) Rekreasi
Rekreasi warga Desa Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen adalah menonton TV 37 orang (64%), pergi
ke tempat wisata 21 orang (36%) dan lain-lain 0 orang (0%).

Rekreasi
menonton TV pergi ketempat wisata lain-lain

0%

36%

64%
WINSHIELD SURVEY

ELEMEN DESKRIPSI

Perumahan dan 1. Bangunan, arsitektur


Lingkungan Bangunan
Mayoritas bangunan di Dusun Turi RT 04 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen adalah bangunan permanen terbuat dari tembok
dengan presentase 94%
Arsitektur
Arsitektur di Dusun Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen
hampir sama antara satu rumah dengan rumah yang lain. Lantai
yang terbuat dari Ubin (59%), plester (34%) dan tanah (7%). Rata –
rata disetiap rumah memiliki jendela dengan pencahayaan yang
baik (97%).
2. Jarak antar rumah
Jarak antar rumah di Dusun Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan
Sragen rata – rata ˂5 m.
3. Halaman rumah
Halaman rumah di di Dusun Turi RT 04 Kelurahan Sine Kecamatan
Sragen bersih dan terawat.
Lingkungan Terbuka 1. Tidak memiliki lahan terbuka
Batas 1. Batas daerah
U : Wilayah utara berbatasan dengan persawahan
S : Wilayah selatan berbatasan dengan jalan dan dekat sudah
berbeda wilayah kelurahan
B : Wilayah barat berbatasan dengan persawahan dan jalan
Gambiran
T : Wilayah timur dibatasi dengan jalan dan yang di sebrang jalan
desa turi Rt.03

2. Nama wilayah
Desa Turi RT. O4 RW 11
3. Denah

Kebiasaan Tempat kumpul-kumpul : siapa, jam berapa ? (Warung, gardu, taman)


Dewasa – Lansia
Kebiasaan dewasa – lansia di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen Kota pada pagi dan sore hari bekerja. Setiap 2
minggu sekali warga mempunyai kegiatan rutin mengadakan pengajian
di Rumah Warga secara bergantian serta kegiatan arisan bapak – bapak
dan juga PKK ibu – ibu. Terdapat juga posyandu Blita satu RW jadi
satu posyandu
Anak – anak
Kebiasaan anak – anak di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen Kota dari pagi sampai siang sekolah. Sore hari
bermain dengan teman sebaya, seperti bermain bola dan ada juga
moyoritas anak – anak yang mengikuti kegiatan TPA di masjid.
Balita
Di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine Kec Sragen Kota setiap satu
bulan sekali terdapat posyandu balita.

Transportasi 1. Jenis transportasi


Jenis transportasi yang digunakan di Desa Turi RT 04 & 11
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen Kota
Yaitu menggunakan kendraan pribadi (sepeda motor, sepeda ontel
dan mobil). Ada juga yang menggunakan kendaraan umum
(angkutan umum)
2. Akses jalan
Situasi jalan di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine Kecamatan
Sragen Kota Cor Beton semen dan sepanjang waktu keadaan ramai
Pusat Pelayanan 1. Klinik
Mayoritas warga di Desa Sine RT 04 & 11 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen Kota memeriksakan kesehantannya ke
puskesmas Sragen Kota. Selain itu ada juga yang memeriksakan ke
dokter umum
2. Pusat rekreasi
Tidak terdapat pusat rekreasi di Desa Sine
RT 04 & 11 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen Kota
3. Sekolah
Diwilayah Turi RT 04 khususnya tidak terdapat bangunan sekolah
4. Agen penyedia jasa
Tidak terdapat agen penyedia jasa di Desa Turi RT 04 & 11
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen Kota
5. Pasar
Tidak terdapat pasar di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen Kota
Orang-orang pengguna 1. Siapa yang anda jumpai dijalan?
jalan (Ibu-ibu dan bayi, anak sekolah, pengangguran, pedagang dan lain-
lain.)
Yang dijumpai dijalan di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen Kota. Paling sering menjumpai ibu – ibu, bapak
– bapak dan anak – anak. Pedagang juga menjumpai tetapi tidak
terlalu sering.
Kesehatan dan 1. Penyakit kronis, akut
morbiditas Penyakit terbanyak di di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen Kota untuk satu bulan terakhir yaitu hipertensi.
2. Jarak ke pelayanan kesehatan?
Jarak dari di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine Kecamatan
Sragen Kota menuju pelayanan kesehatan Puskesmas Sragen Kota
± 3 km
Media Media informasi yang sering digunakan apa saja?
Media informasi tentang kesehatan yang didapatkan di Desa Turi RT
04 & 11 Kelurahan Sine Kecamatan Sragen Kota yaitu Melalui TV dan
penyuluhan dari puskesmas / kegiatan posyandu

Issue Keperawatan Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner kebanyakan lansia Dusun
Turi mengalami hipertensi dan di daerah Turi belum ada kader karena
belum adanya posyandu lansia.
Layanan perlindungan Pos-pos polisi, perlindungan kebakaran apakah ada ?
Tidak terdapat pos polisi di di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen Kota. Hanya ada kegiatan poskamling yang
dilakukan oleh warga
Pencemaran Apakah ada pencemaran lingkungan disekitar desa Turi ? jika ada
Lingkungan berasal dari mana ?
Tidak ada pencemaran yang terjadi di di Desa Turi RT 04 & 11
Kelurahan Sine Kecamatan Sragen Kota.
Kondisi Selokan dan Bagaimana kondisi selokan dan parit di desa Turi ?
parit Kondisi selokan di di Desa Turi RT 04 & 11 Kelurahan Sine
Kecamatan Sragen Kota tertutup lancer.

Anda mungkin juga menyukai