Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

TERAPI BERMAIN PADA ANAK DI BANGSAL EDELWEIS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI

Disusun Oleh :

1. Auliaur Rokhim (S14008)

2. Lestari Puji Astuti (S14091)

3. Lina Pratiwi (S14032)

4. Suci Rahmawat (S14112)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA


SURAKARTA

2017

1
A. LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi
perkembangan anak secara optimal.Dalam kondisi sakit, atau anak dirawat
di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus di
sesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat di rawat di rumah sakit, anak
akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan
seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan
dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada di lingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak anak dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangan melakukan permianan. Tujuan bermain di rumah sakit
pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatvitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan, dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak
sakit atau di rumah sakit (Wong,2009).
Bermain mengelompokkan bola sesuai warna bisa mencakup
beberapa aspek perkembangan anak seperti kognitif, fisik motorik, bahasa
dan sosial emosional anak. Dimana hasil belajar yang akan dicapai anak
adalah anak dapat memahami benda yang ada di sekitarnya menurut
benda, ukuran dan jenisnya.
Kompetensi dasar dalam bermain mengelompokkan bola sesuai
warna adalah agar anak mampu mengenal barbagai konsep sederhana
dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan agar anak dapat membedakan
warna, menyebutkan warna, dan anak dapat mengelompokkan benda
berdasarkan warna.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum

2
Setelah dilakukan terapi bermain selama 20 menit anak diharapkan
dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan aktivitas
dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif.
2. Tujuan khusus
a. Bisa merasa tenang selama dirawat
b. Mampu mengurangi stressor anak di rumah sakit
c. Melaksanakan kebutuhan anak dengan melakukan interaksi kepada
sesama teman
d. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat
e. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

C. JENIS PERMAINAN
- Mengelompokan bola sesuai warna

D. MEDIA
- Bola berwarna
- Baskom
- Ruangan tempat bermain
- Tikar untuk duduk

E. METODE
- Bermain bersama

F. PESERTA
Target : 3 peserta
Dengan kriteria
1. Anak usia prasekolah 3-6 tahun
2. Anak yang di rawat di bangsal edelweiss
3. Tidak mempunyai keterbatasan fisik atau sedang dalam
pengawasan dalam perawatan
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain
mengelompokkan bola warna

G. SETTING TEMPAT

3
Keterangan :
: Leader

: Co Leader

: Fasilitator

: Peserta (anak )

: Ibu

H. WAKTU PELAKSANAAN
a. Hari/tanggal : Rabu, 22 Maret 2017
b. Waktu :
c. Tempat : Bangsal Edelweis RSUD Pandan Arang
Boyolali

I. PENGORGANISASIAN
a. Leader : Auliur Rokhim
Peran atau tugas dari leader antara lain
1. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
2. Auxilery ego, yaitu sebagai penopang bagi anggota yang lemah
atau mendominasi
3. Coordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk
terlibat dalam kegiatan.
4. Menyampaikan kesimpulan hasil terapi bermain kepada keluarga
b. Co leader : Lestari Puji Astuti
Peran atau tugas dari co leader yaitu
1. Membuka jalannya terapi bermain
2. Memprediksi respon anggota kelompok dan klien saat
dilaksanakan terapi bermain
3. Mengidentifikasi strategi atau cara yang digunakan leader untuk
memotivasi klien saat terapi bermain
4. Mengamati keamanan dan jalannya terapi bermain

4
5. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya terapi bermain
6. Memperhatikan tingkah laku peserta saat terapi bermain

5
c. Fasilitator : Suci Rahmawati dan Lina Pratiwi
1. Mempertahankan kehadiran peserta
2. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi klien dalam terapi
bermain
3. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok atau klien
saat terapi bermain
4. Menyampaikan evaluasi dari terapi bermain dan memvalidasi atau
mengeksplor perasaan anak

J. RENCANA PELAKSANAAN

NO Waktu Terapi Respon

1. 3 Pembukaan : - Menjawab salam


Menit 1. Co leader membuka dan - Mendengarkan
mengucapkan salam - Saling
2. Memperkenalkan diri berkenalan
3. Mengajak anak berinteraksi dengan teman
4. Kontrak waktu dengan anak - Mengatakan
5. Mempersilahkan leader bersedia di
ikutsertakan
dalam terapi
bermain
2. 15 Kegiatan : - Mendengarkan
Menit 1. Leader menjelaskan cara - Mengatakan mau
permainan di ajak bermain
2. Menanyakan kepada anak apakah - Menerima alat
anak mau bermain atau tidak untuk bermain
3. Membagi permainan - Melakukan
4. Leader, Co leader, dan fasilitator permainan
memotivasi anak
5. Fasilitator mengobservasi anak

6
1. 2 Penutup :
Menit 1. Leader menghentikan permainan - Mendengarkan
2. Menyampaikan hasil permainan - Menjawab
3. Menanyakan perasaan anak pertanyaan
4. Menyampaikan evaluasi - Menjawab salam
pelaksanaan
5. Menyampaikan kesimpulan
selama pelaksanaan
6. Leader menutup permainan

K. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
- Alat – alat yang digunakan lengkap
- Kegiatan yang direnanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses
- Terapi dapat berjalan dengan lancar
- Masing-masing mahasiwa berkerja sesuai dengan tugas
- Anak masih harus menyesuaikan diri dengan tempat permainan
- Anak tidak bisa jauh dari orang tua
- Anak ingin di bantu dengan orang tua saat bermain
- Anak terkadang menangis dan merasa ketakutan dengan perawat
- Usia pasien yang didak dalam satu kelompok usia
3. Evaluasi hasil
- 80 % anak menunjukan rasa senang dan nyaman ketika bermain
- 80 % anak mampu mengelompokan bola sesuai warna
- 80 % anak mampu menempatkan bola pada tempat yang disediakan
- Leader menyampaikan manfaat dan kesimpulan dari terapi bermain
pada orang tua pasien leader menyampaikan pelaksanaan terapi
bermain secara garis besar

7
8
L. DAFTAR HADIR

No Nama Ttd

9
LAMPIRAN MATERI

1. Definisi bermain
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi
kesenangan tanpa ada tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
(Suhendi ,et all 2007). Menurut Sudono (2009) bermain adalah
suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa menggunakan
alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak.
Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan
anak seperti halnya makanan,perawatan dan cinta kasih.Dengan
bermain anak akan menemukan kekuatan serta kelemahanya
sendiri, minatnya,cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain.
2. Fungsi bermain
Fungsi utama bermain adalah :
a. merangsang perkembangan sensori-motorik
Pada saat melakukan permainan,aktifitas-sensori motoric
merupakan komponen terbasar yang digunakan anak dan bermain
aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot.
b. perkembangan intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya,
terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan
membedakan obyek. Pada ssat bermain pula anak akan melatih
diri untuk memecahkan masalah.
c. perkembangan social
Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungna social dan belajar memecahkan
masalah dari hubungan tersebut. Melalui kegiatan bermain anak
akan belajar memberi dan menerima.
d. perkembangan kreatifitas
berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya dalam bentuk objek atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan
mencoba untuk merealisasikan ide-idenya.

10
e. perkembangan kesadran diri
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam
mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal
kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan
menguji kemampuannya dengan mencoba peran – peran baru dan
mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
f. perkembangan moral
Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendaptkan
kesempatan untuk menerapkan nilai – nilai benar dan salah
sehingga dapat diterima dilingkungannya dan dapat menyesuaikan
diri dengan aturan –aturan kelompok yang ada dalam
lingkungannya.
g. bermain sebagai terapi.
Dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan
dan stress yang akan dialaminya, karena dengan melakukan
permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
perminannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan.
3. Factor yang mempengaruhi aktivitas bermain
Ada 5 faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain pada anak, yaitu :
a. Tahap perkembangan anak
b. Status kesehatan anak
c. Jenis kelamin
d. Lingkungan yang mendukung
e. Alat dan jenis permainan yang cocok sesuai bagi anak

4. Langkah-langkah dalam bermain memasukan bola sesuai warna


baskom :
a. Fasilitator menyediakan peralatan yang dibutuhkan ( bola ,
keranjang dan baskom).
b. Keranjang diisi bola.
c. Leader menjelaskan aturan main :
1) Setiap anak ditentukan warna bola apa yang harus diambil.
2) Setiap anak diberi baskom dengan warna yang berbeda antara
anak yang satu dengan yang lainnya.
3) Fasilitator menyediakan satu keranjang dan diisi bola dengan
warna acak .

11
4) Anak diberi waktu 5 menit untuk mengambil bola sesuai warna
yang sudah dibagi lalu dimasukan dalam baskom.
d. Penentuan pemenang diambil dari jumlah bola yang sesuai dengan
warna baskom.

12

Anda mungkin juga menyukai