Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KEPERAWATAN AGREGAT KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN

SEKOLAH DAN PROGRAM UKS

Dosen Pengampu : Ns. Masmuri, M. Kep

KELOMPOK 1 KELAS RPL IB:

1. HAILY SUMARTI
2. NANA WULANDARI
3. MARGA ADI SENO SAPUTRA
4. DHENI ARIPIN
5. ISKHAK
6. MUHAIMIN SANI
7. MUHAMMAD

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Siswa usia sekolah merupakan sasaran penting dalam meningkatkan upaya pelayanan
kesehatan, dengan jumlah populasi yang sangat besar apalagi mereka adalah generasi
penerus yang akan meneruskan berjalannya eksistensi bangsa dan negara sehingga urusan
kesehatannya menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Siswa sekolah juga
membutuhkan kesehatan yang baik agar dapat belajar secara maksimal dan efektif,
sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia atau orang dewasa yang sehat dan
cerdas di masa yang akan datang. Program kesehatan sekolah sangat penting untuk
diaplikasikan karena siswa sekolah sebagai kelompok khusus membutuhkan perlindungan
dari berbagai bahaya lingkungan. Kemendikbud melaporkan pertanggal 11 September
2023, ada 53.049.920 murid di Indonesia pada tahun ajaran 2023/2024, sedangkan di
Provinsi Kalimantan Barat Kemendikbud melaporkan ada 1.127.061 murid dari TK sampai
SMA. Dengan data tersebut maka diperlukan usaha maksimal dibidang kesehatan untuk
mendukung terjaminnya kesehatan Siswa di usia sekolah sehingga tujuan nasional menuju
Indonesia Emas 2045 bisa terwujud.

B. Tujuan Penulisan
1. Memahami Konsep dasar keperawatan komunitas
2. Memahami konsep dasar usaha kesehatan sekolah
3. Memahami program Usaha Kesehatan Sekolah
4. Memahami konsep asuhan keperawatan kesehatan sekolah dan SAP

C. Metode Penulisan
1. Studi Pustaka
2. Diskusi Kelompok

D. Ruang lingkup penulisan


1. Konsep dasar keperawatan komunitas
2. Konsep keperawatan usaha kesehatan sekolah
3. Program Usaha Kesehatan Sekolah
4. Asuhan keperawatan kesehatan sekolah dan SAP
E. Sistematika Penulisan
1. Cover
2. Bab I Pendahuluan
3. Bab II Tinjauan Pustaka
4. Bab III Asuhan Keperawatan Komunitas Sekolah dan SAP
5. Bab IV Penutup
6. Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Definisi Komunitas
Komunitas adalah sekumpulan atau sekelompok orang yang berinteraksi satu
sama lain dan mempunyai bentuk kepentingan atau karakteristik yang sama sebagai
dasar persatuan (maurer & smith,2013). Komunitas didefinisikan sebagai sekelompok
individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat
yang relative sama, serta berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan (Mubarak
dan chayatin, 2013). Komunitas merupakan sekelompok orang yang berinteraksi dalam
satu unit sosial, serta memiliki kepentingan, karakter, nilai, dan tujuan yang sama
(nies&McEwen,2015).

2. Definisi Keperawatan Komunitas


Keperawatan Kesehatan Masyarakat sebagai praktik dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan masyarakat, menggunakan ilmu keperawatan, sosial dan
kesehatan masyarakat (Nies &McEwan, 2015). keperawatan komunitas juga
didefinisikan sebagai pelayanan keperawatan professional yang ditujukan kepada
Masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajad Kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
Kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan Kesehatan yang di butuhkan,
juga melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan keperawatan ( Mubarak dan chayatin, 2013). Keperawatan komunitas
merupakan sintesa ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan, ilmu sosial dan
budaya serta ilmu-ilmu lain yang relevan dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan melalui upaya pencegahan pimer, pencegahan sekunder dan pencegahn
tersier.

3. Tujuan Keperawatan Komunitas


a. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan keperawatan komunitas adalah sebagai pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui dua upaya berikut ini (Emmalia,2015):
a. Direct Care
Direct care yaitu pelayanan keperawatan secara langsung terhadap
individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.

b. Health General Community


Health general community yaitu perhatian langsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat, dengan mempertimbangkan permasalahan
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu,
keluarga, dan kelompok.

b. Tujuan Khusus
Secara spesifik, tujuan keperawatan komunitas yaitu mendorong setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami,
b. menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut,
c. merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan,
d. mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi,
e. mengevaluasi kemampuan dalam memecahkan masaIah, sehingga dapat
meningkatkan kapabilitas dalam memelihara kesehatan mandiri (self care), yang
berdampak di semua tingkat pencegahan.

4. Model Keperawatan Komunitas


Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri, yang
memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja (kerangka
pikir), sebagai suatu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang lingkup
keperawatan. Dengan demikian, model praktik keperawatan dapat dipahami sebagai
suatu konstruksi yang sistematik, berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berkaitan
dengan konsep yang diidentifikasi pada komponen nyata pada praktik keperawatan.
Dasar model praktik keperawatan adalah isi dari sebuah teori dan konsep
praktik, sedangkan teori dan konsep merefleksikan nilai, filosofi, dan keyakinan
tentang manusia. Oleh karena itu, ada tiga komponen dasar dari praktik, antara lain
sebagai berikut.
a. Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, artinya, keyakinan dan nilai
sebuah model praktik merupakan dasar dari seluruh model-model yang akan
dibangun, dan akan mempengaruhi praktik.

b. Tujuan praktik, yaitu tujuan praktisi yang ingin dicapai untuk memberikan
pelayanan berdasarkan kebutuhan klien.

c. Pengetahuan dan keterampilan, merupakan hal yang ingin dibutuhkan seorang


praktisi untuk mengembangkan upaya pencapaian tujuan
Beberapa model keperawatan dapat digunakan untuk memahami dan sebagai
sebagai acuan praktik keperawatan komunitas. Model-model tersebut dapat
diaplikasikan secara tepat dalam tatanan praktik keperawatan di komunitas. Berikut ini
adalah sejumlah model konseptual dalam keperawatan komunitas (Emmalia, 2015):
a. Environmental Model (Florence Nightingale, 1859)

Environmental model menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan


keperawatan. Perawat komunitas memberikan bantuan asuhan keperawatan berupa
pemberian udara yang bersih dan segar, penerangan yang tepat, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, keamanan dan keselamatan, serta asupan gizi yang memadai,
Pelaksanaan asuhan keperawatan diupayakan secara mandiri tanpa bergantung pada
profesi Iain.

b. Self-Care Deficit Theory of Nursing (Dorothea E. Orem, 1971)


Model keperawatan mandiri atau dikenal sebagai self-care deficit theory of
nursing, didasarkan dari pemahaman bahwa keperawatan mandiri adalah suatu
pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri, untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan,
baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

c. Health Care System Model (Betty Neuman, 1972)

Model Health Care System Neuman menggambarkan aktivitas keperawatan


yang ditujukan pada penekanan penurunan stres dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resistan, dengan sasaran
pelayanan berupa komunitas.

d. Health Belief Model

Menurut Nies & McEwen (2015), selain Orem, terdapat model


keperawatan lain Yang berfokus pada individu sebagai pusat perubahan, yakni
health belief model. Model ini didasarkan pada pemikiran bahwa penentu utama
dari perilaku kesehatan preventif adalah pencegahan penyakit.

e. Community As Partner Model

Community as partner model didasarkan pada proses dan teori keperawatan,


serta menekankan sifat dinamis dari sistem komunitas sebagai bagian utuh pada
kesehatan penduduk (Anderson & McFarlane, 2011). Ciri utama model ini yakni
membagi struktur komunitas ke dalam subsistem yang mampu bertindak sebagai
struktur organisasi bagi penilaian kesehatan komunitas.

5. Peran dan Fungsi Perawat Komunitas


1. Fungsi dalam Menjalankan Peran

Fungsi merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan peran


seseorang. Fungsi perawat dalam menjalankan perannya antara Iain adalah
sebagai berikut (Mubarak dan Chayatin, 2013).

a. Fungsi Independen

Fungsi independen artinya perawat melaksanakan perannya secara mandiri,


tidak bergantung pada orang Iain atau tim kesehatan Iainnya. Perawat harus
dapat memberikan bantuan terhadap penyimpangan atau tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia, baik bio, psiko, sosio, kultural, maupun spiritual,
mulai dari tingkat individu hingga masyarakat, yang mencerminkan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional hingga
molekuler, seperti:

1) Pemenuhan kebutuhan fisiologis (oksigenasi, cairan dan elektrolit, nutrisi,


aktivitas dan istirahat, serta eliminasi alvi dan uri),

2) Pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman,

3) Pemenuhan kebutuhan cinta dan mencintai,


4) Pemenuhan kebutuhan harga diri,
5) Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri.

Semua kegiatan tersebut diprakarsai oleh perawat yang bertanggung


jawab dan bertanggung gugat atas rencana serta keputusan tindakannya.
b. Fungsi Dependen

Fungsi dependen artinya perawat melakukan dan melaksanakan perannya


atas instruksi dari tim kesehatan lain, atau sebagai penerima limpahan tugas dari
dokter, ahli gizi, radiologi, dan lain-lain.

c. Fungsi Interdependen

Fungsi interdependen artinya perawat melakukan dan melaksanakan


perannya melalui kerja tim Yang bersifat saling ketergantungan, baik dałam tim
keperawatan maupun tim Kesehatan. Fungsi ini dapat terbentuk apabila
pemberian layanan membutuhkan kerja sama tim, misalnya dałam asuhan
keperawatan pada penderita yang memiliki penyakit kompleks.

B. Konsep Keperawatan Usaha Kesehatan Sekolah


1. Definisi Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha kesehatan sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksakan oleh puskesmas dan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan Siswa didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama. Usaha kesehatan sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar
Siswa tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi, mengobati
luka, merawat kuku, dan memperoleh pendidikan seks yang sehat. Usaha kesehatan
sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yakni upaya pendidikan dan
upaya kesehatan, yang pada gilirannya diharapkan dapat dijadikan usaha untuk
meningkatkan kesehatan Siswa usia sekolah di setiap jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan (Emmilia,2015). Dengan kata lain, usaha kesehatan sekolah merupakan
wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik sedini mungkin.
2. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
a. Tujuan Umum

UKS bertujuan meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat


kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan Siswa yang optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
b. Tujuan Khusus

UKS bertujuan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup


upaya menurunkan angka kesakitan Siswa sekolah, meningkatkan kesehatan
peserta didik, baik secara fisik, mental, maupun sosial, serta memberikan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup.

3. Sekolah Sebagai Sasaran Pelayanan Keperawatan


Terdapat beberapa alasan mengapa usaha kesehatan sekolah sangat diperlukan dalam
pelayanan kesehatan dan keperawatan antara lain :
a. Siswa usia sekolah merupakan kelompok rentan terkena berbagai macam penyakit
yang dapat mengganggu status kesehatannya.
b. Siswa usia sekolah merupakan kelompok Siswa terbesar sehingga sasarannya sangat
tepat.
c. Pada Siswa usia sekolah, penting untuk ditanamkan pemahaman mendasar mengenai
kesehatan, khususnya perilaku hidup bersih dan sehat.
d. Kesehatan turut menentukan prestasi yang di capai Siswa didik.
e. Sekolah merupakan institusi bersifat formal, sehingga mudah diorganisasikan di
bidang kesehatan.
f. Promosi kesehatan melalui Siswa sekolah lebih efektif dan efisien terkait penanaman
perilaku hidup sehat.

4. Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah


Menurut Depkes RI (2003) dalam keperawatan komunitan 2013, terdapat tiga
program pokok (trias) UKS sebagai upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini
mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat guna meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik, yaitu sebagai berikut:
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik,
mental, sosial, maupun lingkungan, melalui kegiatan bimbingan pengajaran,
dan/atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang
akan datang.

1) Tujuan Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan bertujuan agar peserta didik antara Iain mampu untuk:
a) Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan
teratur;
b) Memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat;
c) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan;
d) Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai syarat kesehatan;
e) Memiliki kemampuan untuk berpikir tentang perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari -hari;
f) Memiliki pertumbuhan, termasuk bertambahnya tinggi dan berat badan
seimbang;
g) Mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit terkait kesehatan
dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari;
h) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar;
i) Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan optimal, serta memiliki
daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
2) Faktor Penentu Pendidikan Kesehatan

Agar tujuan pendidikan kesehatan dapat tercapai optimal, hendaknya


memperhatikan hal-hal sebagai berikut dalam pelaksanaanya.
a) Sesuai tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik.
b) Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif peserta didik.
c) Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat,
d) Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan, termasuk upaya alih teknologi.
e) Memperhatikan kebutuhan pembangunan
f) Memperhatikan perkembangan ilmu penge tahuan dan teknologi,
3) Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler,
yakni pada jam pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata
pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial, serta kegiatan ekstrakurikuler, yakni
pada jam di luar pelajaran, Pelaksanaan dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, penanaman nilai, dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan
peningkatan keterampilan dalam melaksSiswaan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.

4) Pendekatan Pendidikan Kesehatan


Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksSiswaan
pendidikan kesehatan antara Iain sebagai berikut.

a) Pendekatan individual.

b) Pendekatankelompok, yang terbagi lagi menjadi pendekatan:


 Kelompok kelas;

 Kelompok bebas;

 Lingkungan keluarga.

5) Metode Pendidikan Kesehatan


Metode yang dapat digunakan oleh guru atau pembina dalam pelaksanaan
pendidikan kesehatan antara Iain belajar kelompok, kerja kelompok
(penugasan), diskusi, belajar perorangan, pemberian tugas, pemeriksaan
langsung, karya wisata, bermain peran, ceramah, demonstrasi, tanya jawab,
simulasi, konseling, dan dramatisasi

b. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan di sekolah merupakan upaya peningkatan
(promotif), pencegahan (preventif) pengobatan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik
pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya, di bawah koordinasi guru
pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat.

1) Tujuan Pelayanan Kesehatan


a) Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga
masyarakat sekolah secara optimal.

b) Tujuan Khusus
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan
hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.
 Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
 Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit atau kelaianan, pengembalian fungsi, dan peningkatan
kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi
optimal.
 Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial, maupun
lingkungan.
2) Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan melalui serangkaian kegiatan
peningkatan status kesehatan (promotif), tindakan pencegahan (preventif), serta
penyembuhan dan pemulihan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif). Pelaksanaan
pelayanan kesehatan dilakukan secara terpadu, baik melalui kegiatan pokok dari
bersama dengan para tenaga pendidik didik, dan orang tua mereka.
3) Tempat Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan dapat dilaksSiswaan di tempat-tempat sebagai berikut,
a. Disekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler
b. Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter praktik) yang
ada di sekitar sekolah sesuai kebutuhan,
c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup empat pembinaan


sebagai berikut:

1) Pembinaan Lingkungan Sekolah

a) Lingkungan fisik sekolah, meliputi:


 Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih;

 Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah;

 Pengadaan dan pemeliharaan air limbah;


 Pemeliharaan kamar mandi, WC, kakus, dan urinoar;
 Pemeliharaan kebersihan dan kerapian ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium. dan tempat ibadah;
 Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah;
 Pengadaan dan pemeliharaan warung atau kantin sekolah;
 Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah
b) Lingkungan mental lingkungan dan sikap
pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat dilakukan rnelalui
usahapernantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan dengan meningkatkan
pelaksanaan konsep ketahanan sekolah, sehingga tercipta suasana dan hubungan
kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.
2) Pembinaan Lingkungan Keluarga

a Tujuan pembinaan lingkungan keluarga:


• Meningkatkan pengetahuan orang tua peserta didik mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan;

• Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam


pelaksanaan hidup sehat.

b Pelaksanaan pembinaan lingkungan keluarga:

• Melalui kunjungan rumah yang dilakukan pelaksana UKS;

• Melalui ceramah kesehatan yang dapat diselenggarakan di sekolah, bekerja


sama dengan dewan sekolah atau dipadukan dengan kegiatan di masyarakat
lewat koordinasi LKMD.

3) Pembinaan Masyarakat Sekitar

Pembinaan masyarakat sekitar dapat dilakukan melalui tata cara sebagai


berikut.

a) Melalui pendekatan kemasyarakatan yang dapat dilakuka oleh kepala sekolah, guru,
maupun pembina UKS. Sebagai contoh, membina hubungan baik atau kerja sama
dengan masyarakat, dewan kelurahan, ketua RT/RW dan organisasi
kemasyarakatan lainnya.

b) Melalui penyelenggaraan penyuluhan tentang kesehatan dan arti penting pembinaan


lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang sehat,

c) Melalui penyuluhan massa, baik secara tatap muka maupun melalui media cetak
dan audio visual.
d) Melalui penyelenggaraan proyek panduan di sekolah
4) Pembinaan Unsur Penunjang

Pembinaan unsur penunjang meliputi Pembinaan ketenagaan serta pembinaan


sarana dan prasarana yang mendukung usaha kesehatan di sekolah.
5. Peran dan Fungsi Perawat Sekolah

a. Peran Perawat Sekolah

Dalam usaha Kesehatan sekolah, perawat sekolah memiliki peranan antara lain
sebagai berikut :

1) Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, peran perawat


meliputi:
a) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisis data, serta perumusan dan prioritas
masalah;

b) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina usaha kesehatan


sekolah (TPUKS);Melaksanakan kegiatan UKS sesuai rencana kegiatan yang
disusun;

c) Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS;

d) Mencatat dan melaporkan sesuai prosedur yang ditetapkan.

2) Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan di puskesmas dapat


menjadi salah seorang anggota TPUKS atau ditunjuk sebagai seorang
koordinator UKS di tingkat puskesmas.

3) Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, perawat dapat memberikan


penyuluhan secara langsung maupun tidak langsung sewaktu melakukan
pemeriksaan Kesehatan peserta didik secara perorangan.

b. Fungsi Perawat Sekolah

Sedangkan fungsi perawat sekolah dalam asuhan keperawatan di sekolah antara


Iain sebagai berikut.
1) Memberikan pelayanan dan meningkatkan kesehatan individu serta
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi di sekolah.
2) Memberikan kontribusi dalam mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik maupun sosial sekolah.

3) Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan


masyarakat yang Iain
C. Konsep Keperawatan Kesehatan Sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada Siswa di tatanan
pendidikan guna memenuhi kebutuhan Siswa dengan mengikutsertakan Siswa Sekolah
Dasarmaupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986).
Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan
sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan
lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah
adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu area dalam keperawatan
komunitas yang lebih difokuskan dalam upaya pencegahan dan penatalaksanaan penyakit
menular dengan menekankan upaya preventif dan promotif. Prespektif dalam keperawatan
sekolah adalah mengintegrasikan konsep kesehatan dalam kurikulum sekolah melalui
berbagai usaha dalam penemuan dini gangguan kesehatan (case finding), upaya
pemeliharaan kesehatan dan lingkungan sekolah. Perawat kesehatan sekolah berperan
dalam melaksSiswaan EPSDT (Early and Periodic Screening, Diagnosis and Treathment
health problem) (Anderson & McFarlane, 2011).
Program kesehatan sekolah sangat penting untuk diaplikasikan karena siswa sekolah
sebagai kelompok khusus membutuhkan perlindungan dari berbagai bahaya. Siswa sekolah
juga membutuhkan kesehatan agar dapat belajar secara maksimal dan efektif sehingga
dapat menghasilkan sumber daya manusia atau orang dewasa yang sehat dan cerdas di
masa yang akan datang. Tujuan kesehatan sekolah difokuskan pada upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, mengidentifikasikan masalah kesehatan dan mencari
upaya pemecahan masalah kesehatan yang ada, serta memberikan pendidikan kesehatan
tentang pola hidup yang bersih dan sehat kepada siswa dan Siswa Sekolah Dasar(Stanhope
& Lancaster, 2012).
D. Program Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah adalah salah satu wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha
kesehatan sekolah mempunyai 3 (tiga) program, yang dikenal dengan TRIAS UKS, yang
terdiri dari:
1) Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, yang meliputi aspek:
a. Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-prinsip hidup sehat;
b. Penanaman perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal pengaruh burukdari
luar;
c. Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan di sekolah antara lain dalam bentuk:
a. pelayanan kesehatan;
b. pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik
c. pengobatan ringan dan P3K maupun P3P;
d. pencegahan penyakit (imunisasi, PSN, PHBS, PKHS);
e. penyuluhan kesehatan;
f. pengawasan warung sekolah dan perbaikan gizi;
g. pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi dan hal lainnya
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan;
h. rujukan kesehatan ke Puskesmas;
i. UKGS ( Upaya Kesehatan Gigi sekolah )
j. Pemeriksaan berkala.
3) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, baik fisik, mental, sosial
maupunlingkungan yang meliputi:
a. Pelaksanaan7K(kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan,kerinda-
ngan, kekeluargaan )
b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan
c. Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, peserta didik, pegawai
sekolah, komite sekolah dan masyarakat sekitar)
Dalam pencapaian peningkatan pelaksanaan upaya kesehatan sekolah perlu
adanya strategi akselerasi yang dibuat berdasarkan kebutuhan pencaian program.
Adapun Strategi dimaksud adalah: 1. Memperkuat dasar hukum. 2. Meningkatkan
kemampuankelembagaan dan kompetensi personil TP UKS. 3. Meningkatkan
kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS. 4. Memantapkan peran aktif peserta didik
dalam pelaksanaan UKS. 5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan
masyarakat sekitar sekolah. 6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat. 7.
Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom) (Dinkes Bantul, 2023).
Setelah disusunnya strategi akselerasi tersebut maka perlu adanya indikator
didalam menilai suatu keberhasilan program uks yang dilaksanakan.
Adapun Indikator keberhasilan pelaksanaan UKS tersebut ditandai dengan
berjalannya kegiatan atau program UKS dengan lancar, memiliki ketersediaan sarana
dan prasarana UKS yang cukup memadai, serata mendapat dukungan dari beberapa
pihak dalam maupun luar sekolah.
Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, Menurut definisi WHO
(World Health Organization) yaitu golongan Siswa yang berusia antara 7-15 tahun.
Kelompok Siswa usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk ) terhadap
timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Masalah Kesehatan yang
timbul antara lain:
1. Siswa Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko
Siswa usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang
dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak
berarti bahwa jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi
dapat berakibat potensial terjadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan
secara optimal dari populasi. Siswa usia sekolah merupakan populasi risiko karena
beberapa hal yaitu:
a. Siswa banyak menghabiskan waktu di luar rumah
b. Aktivitas fisik Siswa semakin meningkat
c. Pada usia ini Siswa akan mencari jati dirinya
d. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan

2. Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat


Lingkungan sekolah yang sehat hendaknya meliputi (1) Pengadaan ruang/sudut
UKS, (2) Pembinaan kantin sekolah, (3) Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi
syarat, (4) Pengadaan tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat, (5)
Pengadaan tempat pembuangan air limbah yang memenuhi syarat, (6) Pengadaan
kamar mandi/WC khusus siswa, (7) Pengadaan kamar mandi/WC khusus guru dan
karyawan.
Bangunan sekolah dan lingkungan harus diperhatikan di sekolah, meliputi letak
bangunan sekolah terhadap lingkungan sekitarnya, besar dan konstruksi, halaman, tata
ruang, penyediaan udara, penerangan, sumber air, tempat pembuangan sampah, dan
kantin. Pemeliharan kebersihan lingkungan juga merupakan aspek yang sangat
penting, meliputi kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan. Aspek lain yang
juga penting adalah keamanan umum di sekolah dan lingkungannya, meliputi pagar
atau tembok, penjagaan gedung dan halaman, dan tanda lalu lintas khusus.

3. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan meliputi: (1) Memasukkan pendidikan kesehatan ke dalam
materi pembelajaran, (2) Pengadaan alat-alat peraga kesehatan, (3) Pengadaan
kegiatan lomba kebersihan badan, (4) Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang
kelas, (5) Pengadaan kegiatan lomba kebersihan antar sekolah, (6) Menanamkan
kebiasaan hidup sehat sejak dini, (7) Pencegahan kecelakaan (keamanan) dan PPPK,
(8) Mengenal dan menghargai makanan yang bergizi, (9) Mengenal dan tahu cara
mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada di daerahnya (ruang UKS, rumah sakit,
Puskesmas, dokter, dan lain-lain), (10) Memberi keterampilan kesehatan kepada
siswa, (11) Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah.
Topik untuk pendidikan kesehatan antara lain kebersihan perorangan dan
lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, gizi, pencegahan
kecelakaan (keamanan) dan PPPK, perawatan orang sakit di rumah, serta mengenal
dan tahu cara menggunakan fasilitas kesehatan.
4. Usaha Pelayanan Kesehatan
Usaha pelayanan kesehatan meliputi: (1) Kegiatan penjaringan Siswa sekolah
(screening), (2) Pelaksanaan imunisasi, (3) Pelaksanaan pemberantasan sarang
penyakit, (4) Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit, (5)
Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan, (6) Melakukan perawatan ke ruang UKS
jika ada siswa yang sakit, (7) Pengadaan rujukan ke Puskesmas, (8) Pelaksanaan
pemeriksaan berkala, (9) Pelaksanaan pemeriksaan rutin, (10) Pelaksanaan
pemeriksaan tinggi badan, (11) Pelaksanaan pemeriksaan berat badan, (12)
Pelaksanaan dokter kecil. Bentuk pelayanan kesehatan di sekolah meliputi
pemeriksaan kesehatan secara berkala, pemeriksaan kesehatan secara umum,
pemeliharaan dan pengawasan kebersihan lingkungan, dan lain-lain.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS SEKOLAH

Asuhan keperawatan agregat Siswa sekolah yang dilakukan di Sekolah Dasar


menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan
Siswa sekolah, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, Siswa
sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.
A. Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada komunitas Siswa usia sekolah
menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (Siswa usia sekolah)
digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan
keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling mempengaruhi meliputi lingkungan
fisik, 8 pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik
dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000
dalam Ervin, 2002).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a. Demografi : Jumlah Siswa usia sekolah keseluruhan, jumlah Siswa usia sekolah
menurut jenis kelamin, golongan umur.
b. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
c. Nilai kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh Siswa usia
sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang
ada,adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh
Siswa usia sekolah.
B. Data Subsystem
Data subsystem memiliki 8 sub system yang saling mempengaruhi antara lain :
1. Lingkungan fisik
Dalam lingkungan fisik terdapat 2 cara :
a. Inspeksi : Lingkungan sekolah Siswa usia sekolah, kebersihan lingkungan,
aktifitas Siswa usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan
winshield survey dan observasi.
b. Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan Siswa usia sekolah dari guru
kelas, kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara. Angket : Adanya
kebiasaan pada lingkungan Siswa usia sekolah yang kurang baik
bagi perkembangan Siswa usia sekolah.
2. Pelayanan kesehatan dan social
Didapatkan dari ketersediaan pelayanan kesehatan khususnya Siswa usia sekolah,
bentuk pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi
Siswa usia sekolah melalui wawancara di sekolahan .
3. Ekonomi
Data ekonomi didapat dari jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang
tua siswa, jumlah uang jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff
tata usaha disekolah.
4. Keamanan dan transportrasi
a. Keamanan : Adanya satpam sekolah dan petugas penyebarang jalan.
b. Untuk jenis transportrasi yang dapat digunakan Siswa usia sekolah, adanya bis
sekolah untuk layanan antar jemput siswa.
5. Politik dan pemerintahan
Untuk kebijakan pemerintah tentang Siswa usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang
harus dipatuhi seluruh siswa .
6. Komunikasi
Komunikasi ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Komunikasi formal mengunakan media komunikasi yang digunakan oleh Siswa
usia sekolah untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan
melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
b. Komunikasi informal mengunakan komunikasi/diskusi yang dilakukan Siswa
usia sekolah dengan guru dan orang tua, peran guru dan orang tua dalam
menyelesaikan dan mencegah masalah Siswa sekolah, keterlibatan guru dan
orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah Siswa usia sekolah.
7. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah,
dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan Siswa usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat
Siswa usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu
menggunakannya.
C. Prioritas Masalah
Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan diagnose
keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah ditemukan.
Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui diagnosa keperawatan komunitas
yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan masyarakat antara lain :
a. Pentingnya penyelesaian masalah
b. Perubahan positif untuk penyelesaian di komunitas
c. Penyelesaian untuk peningkatan kualitas hidup
d. Defisit kebersihan diri pada komunitas Siswa usia sekolah
e. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat Siswa usia sekolah
f. Ketidakefektifan komunikasi Siswa dengan orang tua
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan, yaitu : 0 =
tidak ada, 1 = rendah, 2 = sedang, 3 = tinggi. Kemudian masalah kesehatan
diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi.

D. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (D.0099)
Definisi : Hambatan kemampuan dalam mengubah gata hidup/perilaku untuk
memperbaiki status kesehatan.
Penyebab
1. Kurang terpapar informasi
2. Ketidakadekuatan dukungan sosial

3. Status sosio-ekonomi rendah

4. Stresor berlebihan

5. Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan

6. Pemilihan gaya hidup tidak sehat

2. Defisit Kesehatan Komunitas (D.0110)


Definisi : Terdapat masalah kesehatan atau faktor resiko yang dapat mengganggu
kesejahteraan pada suatu kelompok.
Penyebab :
 Keterbatasan sumber daya
 Program tidak memiliki anggaran yang cukup
 Program tidak atau kurang didukung komunitas

 Program tidak memiliki rencana evaluasi yang optimal

 Program tidak memiliki data hasil yang memadai

3. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan (D.0113)


Definisi : Perkembangan informasi kognitif yang berhubungan dengan topik spesifk
cukup untuk memenuhi tujuan kesehatan dan dapat ditingkatkan.
E. Aplikasi Kasus

Data SDKI SLKI SIKI

Hasil observasi: Perilaku Kesehatan Luaran utama: Intervensi utama:


- Tampak saat jam istirahat siswa kelas III dan IV Cenderung Beresiko Perilaku Kesehatan (L.12107) Promosi perilaku upaya kesehatan
membeli jajan di pedagang kaki lima di luar pagar pada siswa Sekolah Luaran tambahan:  Observasi
sekolah Dasar (D.0099) -Manajemen Kesehatan Identifikasi perilaku kesehatan
- Siswa cenderung membeli jajan seperti cilok, (L.12104) yang dapat ditingkatkan
basgor dll yang bersaus merah terang dari pada di -Pemeliharaan Kesehatan  Terapeutik:
warung sekolah. (L.12106) Berikan lingkungan yang
- Tempat cuci tangan hanya ada 1 kran tanpa sabun Setelah dilakukan intervensi mendukung kesehatan
Hasil wawancara: keperawatan selama 30 hari  Edukasi:
- Guru mengatakan sebagian siswa pernah absen maka Perilaku kesehatan Anjurkan mencuci tangan
karena diare membaik, dengan kriteria hasil: dengan air bersih dan sabun
- Belum pernah ada penyuluhan kesehatan tentang • kemampuan siswa Intervensi pendukung:
PHBS Sekolah. melakukan tindakancuci  dukungan kelompok (guru)

- Siswa mengatakan malas cuci tangan karena antri tangan untuk mencegah diare  dukungan pengambilan
lama. meningkat keputusan
Hasil Angket: • kemampuan peningkatan  dukungan tanggung jawab pd

- 50% pengetahuan siswa tentang PBHS kurang kesehatan meningkat diri sendiri
- 50 % pengetahuan siswa tentang makanan sehat  konseling
kurang  edukasi kesehatan
- 50% siswa tidak mengetahui tentang cara cuci  edukasi pola perilaku
tangan yang benar kebersihan
- 70% siswa tidak melakukan cuci tangan sebelum
makan
- 80% siswa tidak cuci tangan pakai sabun
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Sasaran : Siswa Sekolah Dasar Kelas 3 dan 4
Hari/Tanggal : Senin, 25 September 2023
Jam : 08.00- selesai WIB
Tempat : -
Waktu Penyuluhan : 15 Menit

A. Latar Belakang
PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena
kesadaran pribadi sehingga Siswa Sekolah Dasardan seluruh anggotanya mampu
menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas
masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya
untuk menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu,
kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media
berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi
guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup
yang bersih dan sehat. (kemkes, 2023)
Usaha kesehatan sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksSiswaan oleh puskesmas dan usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan di sekolah-sekolah dengan Siswa didik beserta lingkungan sekolahnya
sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan sekolah juga berfungsi sebagai lembaga
penerangan agar Siswa tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi,
mengobati luka, merawat kuku, dan memperoleh pendidikan seks yang sehat. Usaha
kesehatan sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yakni upaya
pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada gilirannya diharapkan dapat dijadikan
usaha untuk meningkatkan kesehatan Siswa usia sekolah di setiap jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan (Emmilia,2015). Dengan kata lain, usaha kesehatan sekolah
merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik sedini mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit Siswa Sekolah Dasar
dapat mengetahui tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan langkah
langkah cuci tangan yang benar.
2. Tujuan Khusus
2.1. Kognitif
 Menjelaskan pengertian PHBS
 Menjelaskan tujuan PHBS
 Menyebutkan manfaat PHBS
 Menjelaskan komponen PHBS
 Pengertian dan langkah langkah cuci tangan
2.2. Efektif
Siswa Sekolah Dasar dapat melakukan langkah langkah cuci tangan
secara mandiri di sekolah maupun dirumah
2.3. Psikomotorik
Setelah mengetahui pengertian, tujuan, manfaat Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan langkah langkah cuci tangan Siswa Sekolah
Dasardapat mempraktikkannya secara mandi di rumah.

C. Pokok Bahasan
Pengertian, Tujuan, manfaat PHBS dan langkah langkah cuci tangan yang benar.

D. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi

E. Media dan Alat Pendukung yang Digunakan


1. Materi SAP
2. Layar Infokus
3. Laptop
F. Setting Tempat

Keterangan :

Media ( Infokus )

Pemateri / Nakes

Siswa/I Sekolah

G. Proses Kegiatan

1. Tabel 1.1 Proses Kegiatan


N Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media
o

1. 3 Menit Pembukaan :

1. Memberi Salam 1. Menjawab salam Lisan


Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan dan
pembelajaraan 3. memperhatikan
2. Menyebutkan materi 4. Mendengarkan dan
/Pokok bahasan yang memperhatikan
akan disampaikan 5. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan Kontrak memperhatikan
waktu

2. 8 Menit Pelaksanaan : 1.1Menyebutkan


pengertian PHBS
1. Menjelaskan materi
1.2Memperhatikan materi
penyuluhan.
1.3Memperhatikan materi
Materi :
1.4Memperhatikan materi
1.1. Mahasiswa 1.5Memperhatikan materi
menggali
pengetahuan pada 1.6Memperhatikan materi Lisan dan
pasien dan Siswa 1.7Memperhatikan dan Lembar
Sekolah mempraktekan
Balik
Dasartentang
pengertian PHBS
1.2. Menjelaskan
pengertian PHBS
1.3. Menjelaskan
manfaat dari PHBS
1.4. Menjelaskan tujuan
dari PHBS
1.5. Menjelaskan
komponen dari
PHBS
1.6. Menjelaskan dan
mempraktikkan
Cuci Tangan dengan
Benar

3. 2 Menit Evaluasi : Lisan


dan
1. ememberi kesempatan
tanya
kepada klien untuk
1. Bertanya jawab
bertanya
2. Mmemberikan beberapa
Menjawa
pertanyaan untuk
b
mengevaluasi pertanyaa
2. Menjawab
pemahaman pasien n
pertanyaan
tentang PHBS dan cuci
tangan
3. Mmemberi kesempatan
kepada klien untuk
menjawab pertanyaan
4. 2 Menit Penutup :
1. Mendengarkan dan
1. Menyimpulkan materi
memperhatikan Lisan
yang telah
2. Mendengarkan dan Menjawab
disampaikan
memperhatikan salam
2. Menyampaikan
3. Menjawab Salam
terimakasih atas
perhatian dan waktu
yang telah diberikan
3. Mengucapkan salam

H. Evaluasi
Setelah dilakukan kegiatan Penyuluhan PHBS:
1. Siswa Sekolah Dasar mampu menyebutkan pengertian PHBS
2. Siswa Sekolah Dasar mampu mengetahui dan memahami tujuan PHBS
3. Siswa Sekolah Dasar mampu mengetahui dan memahami manfaat PHBS
4. Siswa Sekolah Dasar mampu mengetahui dan memahami komponen PHBS
5. Siswa Sekolah Dasar mampu mengetahui dan memahami Pengertian dan
langkah langkah cuci tangan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu area dalam keperawatan
komunitas yang lebih difokuskan pada upaya pencegahan dan penatalaksanaan
penyakit menular melalui usaha-usaha preventif dan promotif pada Siswa usia
sekolah.
2. Asuhan keperawatan Kesehatan sekolah menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan Siswa sekolah, perumusan
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pemberian asuhan
keperawatan kesehatan sekolah dilakukan dengan melibatkan kader UKS, guru, Siswa
dan orang tua, serta kepala sekolah.
3. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah pengelolaan UKS dan pelaksanaan
Trias UKS yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan lingkungan
sekolah yang sehat.

B. Saran
Saat ini fungsi dan peran UKS belum dioptimalkan oleh seluruh elemen sekolah.
Oleh karena itu, perlu ditekankan lagi kepada siswa dan tenaga pendidik untuk mengetahui
peran UKS agar dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan keberadaan UKS di institusi
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Juniarti, N., Haroen, H., & Yani, D. I. (2017). Upaya Penguatan Pelayanan Kesehatan
Primer pada Siswa Usia Sekolah di Pangandaran. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4),
232–235.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Rekapitulasi Data Pokok
Pendidikan Nasional 2023/2024. 2023. DAPO KEMDIKNBUD RI.
https://dapo.kemdikbud.go.id/ (Diakses pada 11 September 2023).
Mertajaya, I., Lumbanbatu, A.M. and Aritonang, Y.A., 2019. Modul Perawat Kesehatan
Masyarakat (PERKESMAS).
Novianti, Desi, et al. 2019. Asuhan Keperawatan pada Agregat dalam Komunitas
Kesehatan Sekolah. Bandung: Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Bale Bandung.
Pratama, E.B., 2017. Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah
Menengah Pertama Se-Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017. Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, 6(7).
Rachmawati, Dhian Satya dkk. 2023. Keperawatan Komunitas. Jambi: PT Sonpedia
Publishing Indonesia.
Ratnawati, Emmilia (2015). Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai