Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Tanaman Buah Strawberry

2.1.1.1 Definisi Strawberry

Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota

marga Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya

berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa asam

yang segar, meskipun banyak di antaranya yang memiliki rasa

manis. Rasa asam berasal dari kandungan asam sitrat yang

memang terkandung pada semua anggotanya (Marwanto, 2014).

Tanaman lemon merupakan perdu atau pohon, daunnya

berbentuk oval, sayap daun sempit/marginal, warna bunga

kemerahan disertai dengan stamens yang banyak, buahnya

berwarna kuning dengan bentu membundar (panjang 8-9 cm),

kulitnya kasar, dan rasanya asam, bijinya kecil dan berbentuk

ovoid (banyaknya rata-rata 10-15), permukaan biji halus. Jeruk

lemon berbuah sedang tapi pada waktu proses pembuangan

berlangsung tidak diganggu oleh angin dan hujan, hasil buahnya

akan lebat. Bagian batang kurang tahan terhadap penyakit tertentu

(Martasari dkk, 2008).


2.1.1.2 Taksonomi Jeruk

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Ordo : Rosales

Family : Rosaceae

Sub Family : Rosoi deae

Genus : Fragaria

Spesies : F.chiloensis

2.1.1.3 Kandungan buah lemon yang berpotensi menurunkan kadar asam

urat

Di dalam buah lemon dikenal sebagai sumber vitamin C,

tetapi sebenarnya buah ini juga mengandung zat gizi esensial

lainnya, meliputi karbohidrat (zat gula dan serat makanan),

potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor,

magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa

fitokimia. Karbohidrat dalam jeruk merupakan karbohidrat

sederhana, yaitu fruktosa, glukosa, dan sukrosa. Karbohidrat

kompleksnya berupa polisakarida non-pati (secara umum dikenal

sebagai serat makanan) yang baik untuk kesehatan (Nizhar, 2012).

Vitamin C ternyata tak hanya bagus untuk memperbaiki

kondisi tubuh usai operasi atau saat lemah, melainkan juga baik
bagi mereka yang menderita penyakit asam urat atau gout, satu

bentuk rematik yang menyebabkan munculnya peradangan pada

sendi-sendi. Asupan vitamin C menyediakan pilihan lain yang

bermanfaat dalam mencegah asam urat. Vitamin C dikatakan para

ahli dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Gout,

merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan permanen

pada sendi dan terkait dengan penyalagunaan alkohol, kegemukan,

tekanan darah tinggi dan diet tinggi daging serta keju.

Di Amerika Serikat, penyakit ini nyaris menyerang sekitar 3

juta warga. Sebuah pbservasi atas 47.000 pria Amerika tahun 1986

hingga 2006 dengan beragam masalah kesehatan menemukan bahwa

setiap 500 mg vitamin C yang dikonsumsi dapat menurunkan risiko

terkena gout hingga 17%. Sementara itu, sekitar 70 mg vitamin C

dapat diperoleh dari sebuah jeruk. Konsentrasi lebih tinggi dapat

diperoleh dari pil suplemen. Risiko makin berkurang hingga 45%

bagi yang mengonsumsi vitamin C 1.500 mg per hari disbanding

yang mengonsumsi 250 mg per hari (Damayanti, 2012).


2.1.2 Asam Urat

2.1.2.1 Pengertian asam urat

Asam urat adalah senyawa sukar larut dalam air yang

merupakan hasil akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin

terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari

sel hidup, yakni makanan dari tanaman berupa sayur, buah, dan

kacang-kacangan atau hewan berupa daging, jeroan, dan ikan

sarden. Juga dalam minuman beralkohol dan makanan kaleng.

Dengan pemeriksaan darah di laboratorium klinik. Di

laboratorium, darah dipisahkan antara sel darah dan serum darah.

Pemeriksaan asam urat sendiri dilakukan terhadap serum darah.

Kadar asam urat normal untuk pria dewasa berkisar 3,5-7,0 mg/dl

dan untuk wanita 2,6-6,0 mg/dl. Apabila kadar asam diatas angka

normal kondisi ini disebut hiperurisemia.

Hiperurisemia terjadi karena adanya peningkatan produksi

asam urat dalam metabolisme atau penurunan ekskresi

(pengeluaran) asam urat dari dalam tubuh melalui ginjal dalam

bentuk urine. Asam urat yang terakumulasi dalam jumlah besar

didalam darah akan memicu pembentukan kristal berbentuk jarum.

Kristal-kristal itu biasanya terkonsentrasi pada sendi, terutama

sendi perifer (jempol kaki atau tangan). Sendi-sendi tersebut

biasanya menjadi bengkak, kaku, kemerahan, terasa panas, dan


nyeri sekali. Hiperurisemia terkadang disertai komplikasi arthritis

gout (radang sendi) (Damayanti, 2012)

Gejala akibat penimbunan asam urat tidak dapat diketahui

dengan cepat. Masyarakat baru sadar terkena penyakit asam urat

setelah muncul rasa nyeri pada persendian, kulit di sekitar sendi

tampak bengkak kemerahan, kadang disertai demam tinggi. Lansia

yang menderita penyakit asam urat kualitas hidupnya akan

menurun karena keterbatasan bergerak akibat gejala yang

ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Disamping itu komplikasi yang

terjadi akibat menderita penyakit asam urat akan menyebabkan

gangguan pada ginjal (Smart, 2010).

Penyakit asam urat atau disebut dengan gout arthritis

terjadi terutama pada laki-laki, mulai dari usia pubertas hingga

mencapai puncak usia 40-50 tahun, sedangkan pada perempuan,

persentase asam urat mulai didapati setelah memasuki masa

menopause. Kejadian tingginya asam urat baik di negara maju

maupun negara berkembang semakin meningkat terutama pada pria

usia 40-50 tahun. Kadar asam urat pada pria meningkat sejalan

dengan peningkatan usia seseorang (Soekanto, 2012).

2.1.2.2 Jenis-jenis asam urat

Menurut Damayanti (2012), jenis penyakit asam urat ini

dibagi menjadi dua jenis, yaitu asam urat primer dan asam urat
sekunder. Kedua-duanya mempunyai penyebab dan sifat sendiri-

sendiri, walaupun pada dasarnya penyakit ini menyerang pada

bagian yang sama.

1. Penyakit asam urat (gout) primer

Penyebab penyakit gout primer belum diketahui (idiopatik)

secara signifikan. Ada dugaan penyebab penyakit ini berkaitan

dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang

menyebabkan gangguan metabolism yang dapat mengakibatkan

meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan

karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.

2. Penyakit asam urat (gout) sekunder

Asam urat jenis sekunder ini kebanyakan disebabkan oleh

karena meningkatnya produksi asam urat dan berkurangnya

pengeluaran asam urat dari urin. Untuk kasus meningkatnya

produksi asam urat, terjadi karena pengaruh makanan dengan

kadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa

organic yang menyusun asam nukleat atau asam inti dari sel

dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk

protein.

Makanan dengan kadar purin tinggi antara lain, jeroan,

sarden, kerang, minuman beralkohol. Sementara daging sapi,

daging babi, daging ayam/bebek, kepiting, tiram, udang,


kacang-kacangan, asparagus, jamur, bayam, melinjo, kadar

purinnya moderat.

2.1.2.3 Penyebab asam urat

Menurut Damayanti (2012), faktor-faktor penyebab asam

urat tinggi adalah:

1. Faktor Umum

Penyakit ini banyak ragam penyebabnya, di antaranya

adalah kurang tidur yang menyebabkan terjadinya penumpukan

asam laknat. Selain itu, penggunaan sendi yang berlebihan

dapat menyebabkan terjadinya peradangan.

Peradangan sendi juga bisa terjadi karena terlalu banyak

berjalan, turun naik tangga, sering jongkok berdiri, atau sebab-

sebab lain yang bisa menyebabkan kelebihan asam urat pada

jaringan atau persendian.

2. Faktor Khusus

a. Faktor dari dalam

Faktor dari dalam lebih banyak terjadinya akibat

proses penyimpangan metabolisme yang umumnya

berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun

atau manula berisiko besar terkena asam urat.

b. Faktor dari luar


Faktor dari luar dapat berupa konsumsi makanan

dan minuman yang dapat merangsang pembentukan asam

urat seperti makanan yang mempunyai kadar karbohidrat

dan protein tinggi. Makanan dan minuman yang memiliki

kadar karbohidrat dan protein tinggi diantaranyta adalah

kacang-kacangan, emping, melinjo, daging (terutama

jeroan), ikan, cokelat, kopi, teh, dan minuman cola.

3. Faktor lainnya

Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukkan),

penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliderida yang tinggi. Pada

penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya

terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolism

lemak) yang meninggi.

Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan

asam urat juga ikut meninggi. Setiap orang dapat terkena

penyakit asam urat. Oleh karena itu, kita perlu mewaspadai

gejala-gejalanya.

2.1.2.4 Tanda gejala asam urat

Asam urat sudah dikenal sejak 2.000 tahun yang lalu dan

menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Dulu,

penyakit ini disebut “penyakit para raja” karena penyakit ini

diasosiasikan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dan


minuman yang enak-enak. Kini, asam urat bisa menimpa siapa

saja, terutama para penggemar makanan enak.

Gangguan asam urat ditandai dengan suatu serangan tiba-

tiba didaerah persendian. Saat bangun tidur, misalnya ibu jari kaki

dan pergelangan kaki terasa terbakar, sakit dan membengkak.

Bahkan selimut yang digunakan terasa seperti batu yang

membebani kaki. Seperti itulah gejala asam urat atau arthritis gout.

Gangguan asam urat disebabkan oleh tingginya kadar asam urat

didalam darah, yang menyebabkan terjadinya penumpukkan kristal

didaerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit. Selain rasa

sakit dipersendian, asam urat juga menyerang ibu jari kaki, dapat

membentuk tofi atau endapan natrium urat dalam jaringan bawah

kulit, atau bahkan menyebabkan terbentuknya batu ginjal.

Jika tidak diatasi gangguan asam urat ini sengat

mengganggu aktivitas. Selain mengonsumsi obat-obatan,

pengaturan pola makanan dapat dijadikan pilihan untuk mengatasi

masalah asam urat. Menu makanan diatur sedemikian rupa agar

lebih banyak makanan dengan kandungan nukleotida purin yang

rendah.

Gejala khas dari serangan arthritis gout adalah seraangan

akut, biasanya bersifat “monoartikular” (menyerang satu sendi

saja) dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas

dan gangguan gerak dari sendi yang terserang terjadi mendadak


(akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam. Lokasi yang

paling sering pada serangan pertama adalah sendi pangkal ibu jari

kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi arthritis terutama pada

sendi perifer dan jaranf pada sendi sentral.

Berikut adalah rincian gejala penyakit asam urat :

1. Kesemutan dan linu

2. Nyeri terutama pada malam hari atau pagi hari saat bangun

tidur

3. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan,

panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi

Serangan yang terjadi mendadak maksudnya tiba-tiba. Oleh

karena itu bisa saja terjadi, di siang hari sampai menjelang tidur

tidak ada keluhan, tetapi pada tengah malam penderita mendadak

terbangun karena rasa sakit yang amat sangat. Kalau serangan ini

datang, penderita akan merasakan sangat kesakitan walau tubuhnya

hanya terkena selimut atau bahkan hembusan angin.

2.1.2.5 Patofisologi

Adanya gangguan metabolisme purin yang menghasilkan

jumlah asam urat yang abnormal dalam tubuh. Purin merupakan

hasil pencernaan protein. Ketidakmampuan metabolism purin akan

menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan didalam

plasma darah (hiperurisemia), sehingga mengakibatkan kristal


asam urat menumouk dalam tubuh (defosit kristal urat dalam

tubuh). Penimbunan ini menimbulkan iritasi local dan

mengakibatkan respon inflamasi.

Hiperuresemia merupakan hasil dari:

1. Mengingkatnya produksi urat yang disebabkan oleh

metabolism purin yang abnormal

2. Menurunnya ekskresi urat atau

3. Kombinasi keduanya

Hiperurisemia bisa saja terjadi diluar gout. Gout sering

menyerang wanita menopause usia antara 50-60 tahun, namun

dapat juga terjadi pada laki-laki usia pubertas atau diatas 30 tahun.

Penyakit ini paling sering mengenai sendi metatarso falangeal ibu

jari kaki, sendi lutut, dan pergerakan kaki. (Risnanto, 2014).

2.1.2.6 Stadium Asam Urat

Penyakit asam urat terdiri atas beberapa stadium. Kasus

asam urat tingkat keparahannya terdiri dari empat tahapan/stadium

yang akan diuraikan berikut

1. Stadium I: Tahap Asimtomatik

Tanda-tanda penyakit asam urat/gout pada stadium I atau

permulaan biasanya ditandai dengan peningkatan kadar asam

urat tetapi tidak dirasakan oleh penderita karena tidak

merasakan sakit sama sekali dan tidak disertai gejala nyeri,


arthritis, tofi/tofus maupun batu ginjal atau batu urat disaluran

kemih.

2. Stadium II: Tahap Akut

Asam urat stadium II biasanya terjadi serangan radang

sendi disertai dengan rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah,

dan terasa panas pada pangkal ibu jari kaki. Biasanya serangan

muncul pada tengah malam dan menjelang pagi hari.

3. Stadium III: Tahap Interkritikal

Asam urat stadium III adalah tahapan interval diantara dua

serangan akut. Biasanya terjadi setalah satu sampai dua tahun

kemudian.

4. Stadium IV: Tahap Kronik

Tahapan kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan

deformasi atau perubahan bentuk pada sendi-sendi yang tidak

dapat berubah ke bentuk seperti semula, ini disebut gejala

irreversible atau arthritis gout kronik.

2.1.3 Lansia (Lanjut Usia)

2.1.3.1 Pengertian Lansia

Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab

I pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (Azizah, 2011).


Lanjut usia (lansia) bukan suatu penyakit, namun

merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai

dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan

stress lingkungan. Seseorang dikatakan lanjut usia apabila usianya

lebih dari 65 tahun ke atas (Efendi dan mahfudin, 2009).

Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami

suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu

beberapa dekade (Notoadmojo, 2010).

Penuaan merupakan proses normal perubahan yang

berhubungan dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut

sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir dari rentang kehidupan

(Fatimah, 2010).

2.1.3.2 Batasan Lansia

Menurut World Health Organizatiton (WHO) ada beberapa

batasan umur lansia, yaitu:

1. Usia pertengahan (middle age), yaitu anatara usia 45-59 tahun.

2. Lanjut usia (elderly), yaitu antara usia 60-74 tahun.

3. Lanjut usia tua (old), yaitu antara usia 75-90 tahun.

4. Usia sangat tua (very old), yaitu diatas usia 90 tahun.


2.1.3.3 Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia terdiri dari perubahan

fisik, perubahan mental dan perubahan psikososial. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Perubahan Fisik

Menurut Padila (2013), perubahan kondisi fisik pada lansia

umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat

patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga

berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin

rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum

kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia

mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua

dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik,

psikologis maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan

suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.

2. Perubahan Mental

Perubahan mental lansia dapat berupa perubahan sikap

yang semakin egosentrik, mudah curiga, dan bertambah pelit

atau tamak bila memiliki sesuatu. Lansia mengharapkan tetap

diberi peranan dalam masyarakat. Sikap umum yang ditemukan

pada hamper setiap lansia yaitu keinginan untuk berumur

panjang. Jika meninggal pun mereka ingin meninggal secara

terhormat dan masuk surge. Faktor yang mempengaruhi


perubahan mental yaitu perubahan fisik, kesehatan umum,

tingkat pendidikan, keturunan, dan lingkungan (Nugroho,

2008).

3. Perubahan Psikososial

Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya

dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami

pension, seseorang akan mengalami kehilangan, yaitu

kehilangan finansial, kehilangan status, kehilangan teman dan

kehilangan pekerjaan (Nugroho, 2008).

2.2 Kerangka Teori

- Asam urat adalah senyawa


sukar larut dalam air yang - Jeruk atau limau
merupakan hasil akhir adalah semua
metabolisme purin. tumbuhan berbunga
- Kadar asam urat normal anggota marga
untuk pria dewasa berkisar Citrus dari suku
3,5-7,0 mg/dl dan untuk Rutaceae (suku
wanita 2,6-6,0 mg/dl. jeruk-jerukan).
- Faktor-faktor yang - Komponen jeruk
mempengaruhi : lemon :karbohidrat
a. Faktor primer : genetik, (zat gula dan serat
ketidakseimbangan makanan),
hormon, dan proses potasium, folat,
pengeluaran asam urat kalsium, thiamin,
terganggu diginjal. niacin, vitamin B6,
b. Faktor sekunder : fosfor, magnesium,
alkohol, makanan tembaga,
tinggi protein, obat- riboflavin, asam
obatan kimia dan faktor pantotenat, dan
penyakit pemicu asam senyawa fitokimia.
urat.
Gambar 2.1. Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep – konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-

penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, konsep yang ingin diamati

atau diukur adalah pengaruh pemberian jus lemon terhadap kadar asam

urat pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta.

Pemberian Jus Lemon Kadar Asam Urat

Gambar 2.2.Kerangka Konsep

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh dalam pemberian jus lemon terhadap kadar asam

urat pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta.

Ha : Ada pengaruh dalam pemberian jus lemon terhadap kadar asam urat

pada lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta.


2.5 Keaslian Penelitian

Tabel 2.1. Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang Hasil Penelitian


digunakan
Peter Wijaya Perbandingan Efek Desain penelitian
Hasil penelitian dari uji
Sugijanto Jus Apel (Malus eksperimental“t” berpasangan, rerata
(2012) sylvestris (L.) Mill), laboratorik penurunan tekanan
Jus Jeruk Lemon sungguhan, darah setelah minum jus
(Citrus Limon (L.) dengan apel 8.10 mmHg / 5.40
Burm.f.) dan Rancangan Acak
mmHg, jus jeruk lemon
Kombinasi Jus Lengkap (RALL),
12.5 mmHg/5.80
Apek dan Jus Jeruk dengan desain pre
mmHg, dan jus
Lemon Terhadap test dan post test.
kombinasi 12.50
Tekanan Darah mmHg/6.50 mmHg
Normal Laki-Laki dengan perbedaan
Dewasa sangat signifikan
(p<0.01). Penelitian jus
apel, jus jeruk lemon,
dan jus kombinasi
menurunkan tekanan
darah. Jur jeruk lemon
dan jus kombinasi
berefek sama dalam
menurunkan tekanan
darah.
Siti Santiaji Hubungan Asupan Jenis penelitian Kadar asam urat
Pursriningsih, Purin, Vitamin C adalah sebagian besar subjek
Binar dan Aktivitas Fisik observasional (94%) termasuk dalam
Panunggal Terhadap Kadar dengan rancangan kategori normal.
(2014) Asam Urat pada cross-sectional. Sebanyak 94% asupan
Remaja Laki-Laki purin subjek rendah,
yaitu < 500 mg per hari,
64% asupan vitamin C
subjek tinggi yaitu > 60
mg per hari dan 53%
subjek aktivotas fisik
normal. Terdapat
hubungan bermakna
antara asupan purin,
vitamin C dan aktivitas
fisik terhadap kadar
asam urat pada remaja
laki-laki.
Yohanes Andi Daya Analgesik Penelitin ini Hasil penelitian
Wijaya (2008) Sari Buah Jeruk termasuk uji menunjukkan bahwa
Lemon (Citrus penelitian sari buah jeruk lemon
limon (L.) Burm. F) eksperimental (Citrus limon (L.) Burm.
pada Mencit Putih murni dengan F.) mempunyai daya
Betina rancangan acak analgesik
pola searah

Anda mungkin juga menyukai