Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan di bawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama di
mana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi,
2007).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
perawatan kesehatan masyarakat, di mana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri
adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan
peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai
upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan
alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan
kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2010,
lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang
memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong
menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain lingkungan, perilaku
masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat (Yuddi,2008). Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada
masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa
adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi (Yuddi,2008).
Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya

1
kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal (Yuddi,2008).
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi, 2007).
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatan
kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW.
Di Wilayah Dusun Joalampe Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten
Sinjai, terdiri dari 4 RT dengan jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak 397 KK
lebih rinci hasilnya adalah sebagai berikut jumlah penduduk 1701 jiwa (laki-laki 805 jiwa
dan perempuan 896 jiwa), kondisi lingkungan di Dusun Joalampe merupakan daerah
dataran tinggi, kelembaban udara yang tinggi dan perilaku pembuangan sampah yang
tertib sehingga tidak memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan
seperti ISPA, diare, TB paru dan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang
optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh
pengalaman adalah melalui praktik keperawatan komunitas di Dusun Joalampe Desa
Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat di Dusun Joalampe Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten
Sinjai.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di Dusun Joalampe Desa
Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai selama 3 minggu diharapkan
mahasiswa dapat :

2
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di Dusun
Joalampe Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.
b. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah teridentifikasi.
c. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam peningkatan derajat
kesehatan dan pencegahan penyakit di Dusun Joalampe Desa Alenangka
Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.
d. Menanamkan perilaku sehat melalui kegiatan pendidikan kesehatan pada
masyarakat di Dusun Joalampe Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan
Kabupaten Sinjai.
e. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di Dusun Joalampe Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan
Kabupaten Sinjai.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health Care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab
serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling
bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Dalam rapat kerja keperawatan
kesehatan masyarakat (1990) dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu
bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan
kesehatan masyarakat (Public Health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara
aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan
utuh melalui proses keperawatan (Nursing Process) untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2005).

4
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi, 2002). Pada perawatan
kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan
antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak,
2005).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan
kesehatan masyarakat adalah :
a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
yang ada hubungannya dengan kesehatan (Naomi, 2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup

5
sehat (Yuddi, 2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
b. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya,
yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan
(2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan,
perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan
alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi
sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development) (Palestin, 2007).
c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan
yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
(Palestin, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-
komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi
dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk
mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Palestin, 2007).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide
baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya¬upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007).

6
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998), sasaran ini terdiri
dari:
a) Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai
klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan
biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian
pasien/klien (Riyadi, 2007).
b) Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi
dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan
Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).
c) Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak, 2005).
d) Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk
kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas,
asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas
sebagai klien (Stanhope, 2004).
B. Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang

7
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2005). Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5
kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya
jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang
hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus
dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil
wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan
(Mubarak, 2005).
b) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
c) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik
yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan
dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
a) Klasifikasi data atau kategori data
b) Penghitungan presentase cakupan dengan menggunakan SPSS

8
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
c. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).

d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang
selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas
masalah (Mubarak, 2005).
e. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
a) Perhatian masyarakat
b) Prevalensi kejadian
c) Berat ringannya masalah
d) Kemungkinan masalah untuk diatasi
e) Tersedianya sumberdaya masyarakat
f) Aspek politis
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai
dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas
adalah format penapisan menurut Stanhope, Lancaster, 1988 :
a) Kesadaran masyarakat terhadap masalah
b) Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah
c) Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
d) Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi
e) Bertanya akibat jika masih tetap
f) Cepat masalah teratasi
2. Diagnosis Keperawatan

9
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian (ANA). Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,
padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi
gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan
mengandung komponen utama yaitu Problem (masalah), Etiologi (penyebab), Sign
and Symptom (tanda dan gejala) (Mubarak, 2005).
3. Perencanaan Keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien
(Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan
rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana
tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini
melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah :
a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi,

10
tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas
kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program
yang telah disusun (Mubarak, 2005).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak,
2005).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komunitas organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
5. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Kegiatan
yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998 :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan. Macam-
macam evaluasi : formatif dan sumatif, input procces dan output (Mubarak, 2005).

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DUSUN JOALAMPE DESA ALENANGKA
KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan di Dusun Joalampe Desa


Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setempat, yang dalam pelaksanaannya menerangkan berbagai konsep
keperawatan komunitas yang ada.
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa di Dusun
Joalampe Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai (periode 23 Juli – 11
Agustus 2015) dalam pelaksanaannya mahasiswa bekerja sama dengan kepala desa, kepala
dusun, ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat dan pihak yang terkait lainnya.
Kepala desa, kepala dusun, ketua RT dan tokoh masyarakat sebagai motor penggerak
yang akan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan komunitas bersama-sama dengan
mahasiswa. Sedangkan fokus intervensi yang dilaksanakan oleh warga dan mahasiswa di
Dusun Joalampe adalah pada gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kurang sehat.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang berada di Dusun Joalampe, meliputi
tahap persiapan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan akan dijelaskan tentang persiapan
masyarakat dan persiapan teknis. Sedangkan pada tahap pelaksanaan diuraikan secara
sistematis dimulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi dan rencana tindak
lanjut.
A. Pengkajian
 Pengumpulan Data
Pertemuan pertama yang telah dilakukan pada hari kamis, tanggal 23 Juli 2015
telah menghasilkan kesepakatan untuk melakukan pengumpulan data di Dusun

12
Joalampe yang dilakukan mulai hari Jum’at tanggal 24 Juli 2015. Pada tahap
pengkajian dilakukan beberapa metode antara lain : Whienshield survey yaitu survey
yang dilakukan melalui pengamatan sekilas di jalan-jalan utama untuk mengobservasi
kondisi lingkungan yang mungkin dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Dari proses Whienshield Survey tersebut didapatkan data bahwa, Dusun Joalampe
sudah mempunyai akses transportasi yang cukup baik, hal ini bisa dilihat dari adanya
angkutan kota (angkot) yang melewati jalan utama Dusun Joalampe. Sebagian besar
warga Dusun Joalampe masih mempunyai kebiasaan menumpuk sampah di
lingkungan sekitar rumah, lalu dibakar, pemukiman penduduk yang cukup padat.
Selain itu, beberapa warga juga memelihara ternak, kandang ternak berada di samping
rumah. Sedangkan untuk masalah buang air besar (BAB) hampir semua penduduk
dusun Joalampe memiliki WC sendiri dan masih ada penduduk yang BAB di sebuah
galian karena tidak memiiki WC Keluarga. Fasilitas kesehatan terdekat terdapat di
Dusun Joalampe dengan jarak ± 2 Km.
Wawancara dilakukan kepada kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat,
kader kesehatan untuk mengetahui karakteristik wilayah dan masalah kesehatan yang
muncul di Dusun Joalampe. Beberapa kader kesehatan mengatakan bahwa antusiasme
warga untuk membawa balita ke posyandu sangat kurang. Sehingga kader dan tokoh
masyarakat melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan
minat warga datang ke Posyandu.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan tehnik Questioner
yang disebarkan pada 397 kepala keluarga yang terdata dari total jumlah penduduk
1701 jiwa. Quesioner ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Setelah
data terkumpul, lalu dilakukan tabulasi data yang meliputi pengelompokan data sesuai
dengan masing-masing RT sehingga tersusun menjadi data dusun. Langkah
selanjutnya adalah melakukan pengolahan data.
Hasil pengkajian dengan Questioner disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Dusun Joalampe Desa Alenangka

N Tota
Umur Laki-laki Perempuan
o l
1 0 - 11 bulan 6 8 14
2 1 - 5 tahun 56 35 91
3 6 - 12 tahun 80 119 199
4 13 - 17 tahun 86 121 207

13
5 18 - 21 tahun 89 68 157
6 22 - 25 tahun 77 74 151
7 26 - 35 tahun 96 122 218
8 36 - 45 tahun 134 143 277
9 46 - 55 tahun 85 111 196
10 56 - 65 tahun 60 56 116
11 > 65 tahun 36 39 75
JUMLAH 805 896 896
a. Tabel 1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Joalampe Desa Alenangka

No Pekerjaan Jumlah %
1 IRT 359 21.1 %
2 Belum Bekerja 205 12.1 %
3 Petani 182 10.7 %
4 Wiraswasta 203 11.9 %
5 PNS 68 4%
6 TNI / POLRI 7 0.4 %
7 Nelayan 7 0.4 %
8 Buruh Harian 8 0.5 %
9 Pelajar / Mahasiswa 531 31.2 %
10 Tidak Bekerja / 131 7.7 %
Pensiunan
JUMLAH 1701 100 %
b. Tabel II

Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun Joalampe Desa


Alenangka

No Pendidikan Jumlah %
1 Belum sekolah 184 10.8 %
2 Tidak sekolah 124 7.3 %
3 Tamat SD 620 36.4 %
4 Tamat SMP 306 18 %
5 Tamat SMA 307 18 %
6 Tamat Diploma 108 6.3 %
7 Tamat S1 45 2.6 %
8 Tamat S2 7 0.4 %
JUMLAH 1701 100 %
c. Tabel III

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Dusun Joalampe Desa Alenangka

N Jumla
Agama %
o h
1 Islam 1701 100 %
2 Kristen 0 0%

14
Protestan
3 Kristen Katholik 0 0%
4 Hindu 0 0%
5 Buddha 0 0%
JUMLAH 1701 100 %
d. Tabel IV

Distribusi Jenis Rumah Penduduk di Dusun Joalampe Desa Alenangka

No Jenis Rumah Jumlah %


1 Permanen 330 83.1 %
2 Semi permanen 38 9.6 %
3 Non Permanen 29 7.3 %
JUMLAH 397 100 %
e. Tabel V

Distribusi Keadaan Ventilasi dan Pencahayaan Rumah Penduduk di Dusun Joalampe


Desa Alenangka

No Kondisi Rumah Jumlah %


1 Memenuhi syarat 159 40.1 %
2 Tidak memenuhi syarat 238 59.9 %
JUMLAH 397 100 %
f. Tabel VI

Distribusi Berdasarkan Sumber Air Minum di Dusun Joalampe Desa Alenangka

No Sumber Air Jumlah %


1 Sumur Pompa 60 15.1 %
2 Sumur Gali 329 82.9 %
3 Mata Air 8 2.0 %
4 Air Sungai 0 0%
5 PDAM 0 0%
JUMLAH 397 100 %
g. Tabel VII

Distribusi Jamban Keluarga di Dusun Joalampe Desa Alenangka

No Jamban di Rumah Jumlah %


1 Ada 378 95.2 %
2 Tidak Ada 19 4.8 %
JUMLAH 397 100 %
h. Tabel VIII

Distribusi Jarak Sumber Air Dengan Penampung Kotoran di Dusun Joalampe Desa
Alenangka

N
Jarak Jumlah %
o
1 <5m 120 30.2 %
2 5 - 10 m 85 21.4 %
3 > 10 m 192 48.4 %

15
100
JUMLAH 397 %
i. Tabel IX

Distribusi Keadaan Fisik Air di Dusun Joalampe Desa Alenangka

N Jumla
Keadaan Air %
o h
24.7
1
Berwarna 98 %
2 Berbau 10 2.5 %
Tidak Berwarna dan Tidak 72.8
3
Berbau 289 %
JUMLAH 397 100 %
j. Tabel X

Distribusi Jenis Vektor yang Berada di Sekitar Rumah Penduduk di Dusun Joalampe
Desa Alenangka

No Vektor Jumlah %
1 Tikus 93 23.4 %
2 Nyamuk 202 50.9 %
3 Lalat 83 20.9 %
4 Kecoa 4 1%
5 Anjing 8 2%
6 Kucing 7 1.8 %
JUMLAH 397 100 %
k. Tabel XI

Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia 0-5 Tahun yang Mendapatkan Imunisasi Dasar
di Dusun Joalampe Desa Alenangka

No Imunisasi Jumlah %
1 Lengkap 78 89.7 %
2 Belum Lengkap 6 6.9 %
3 Tidak Lengkap 3 3.4 %
JUMLAH 87 100 %
l. Tabel XII

Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Pelayanan Kesehatan yang Paling


Dimanfaatkan di Dusun Joalampe Desa Alenangka

No Tempat pertolongan Jumlah %


1 Puskesmas 308 77.6 %
2 Rumah Sakit 20 5%
3 Dokter Praktik 63 15.9 %
4 Perawat Klinik 6 1.5 %
5 Bidan Praktik 0 0%

16
6 Klinik Dokter Keluarga 0 0%
JUMLAH 397 100 %
m. Tabel XIII

Distribusi Penduduk Berdasarkan Masalah Kesehatan 1 Tahun Terakhir di Dusun


Joalampe Desa Alenangka

No Masalah Jumlah %
1 Demam 29 1.7 %
2 Diare 6 0.4 %
3 Hipertensi 13 0.8 %
4 Batuk / Influenza 14 0.8 %
5 Penyakit Kulit 0 0%
6 Rheumatoid Arthritis 5 0.3 %
7 Gastritis 5 0%
8 Gangguan Penglihatan 0 0%
9 Gangguan Pendengaran 0 0%
10 Asma 3 0.2 %
11 Gondok 3 0.2 %
12 Stroke 2 0.1 %
13 Tidak Ada 1621 95.3 %
JUMLAH 1701 100 %
n. Tabel XIV

Distribusi Sistem Pembuangan Air Limbah di Dusun Joalampe Desa Alenangka

N
SPAL Jumlah %
o
1 Ada 361 90.9 %
2 Tidak Ada 36 9.1 %
JUMLAH 397 100 %
o. Tabel XV

Distribusi Kondisi Sistem Pembuangan Air Limbah di Dusun Joalampe Desa Alenangka

N
Kondisi Jumlah %
o
1 Terbendung/Macet 29 7.3 %

17
2 Lancar 368 92.7 %
JUMLAH 397 100 %
p. Tabel XVI

Distribusi Keluarga Berdasarkan Adanya Tempat Sampah di Dusun Joalampe Desa


Alenangka

N
Kondisi Jumlah %
o
1 Ada 356 89,7 %
2 Tidak Ada 41 10.3 %
JUMLAH 397 100 %
q. Tabel XVII

Distribusi Pengelolaan Sampah Penduduk di Dusun Joalampe Desa Alenangka

Jumla
No Pengelolaan %
h
1 Dibakar 361 90.9 %
2 Ditimbun 17 4.3 %
3 Dibuang ke kali 11 2.8 %
4 Dibuang sembarang tempat 8 2%
JUMLAH 397 100 %
r. Tabel XVIII

Distribusi Kondisi Penampungan Sampah di Dusun Joalampe Desa Alenangka

N
Kondisi Jumlah %
o
1 Tertutup 124 31.2 %
2 Terbuka 273 68.8 %
JUMLAH 397 100 %
s. Tabel XIX

Distribusi Kebersihan Dalam Rumah dan Pekarangan di Dusun Joalampe Desa


Alenangka

N
Kondisi Jumlah %
o
1 Bersih 319 80.4 %
2 Kurang Beersih 72 18.1 %
3 Tidak Bersih 6 1.5 %
JUMLAH 397 100 %
t. Tabel XX

Distribusi Keluarga Berdasarkan Kemampuan Mengenal DBD di Dusun Joalampe Desa


Alenangka

18
No Kondisi Jumlah %
1 Mengenali dengan baik tentang DBD 180 45.3 %
2 Kurang mengenal dengan baik tentang DBD 217 54.7 %
JUMLAH 397 100 %
u. Tabel XXI

Distribusi Keluarga Berdasarkan Kemampuan Mengenal Cara Perawatan DBD di


Dusun Joalampe Desa Alenangka

Jumla
No Kondisi %
h
1 Mampu mengenal dengan baik cara pencegahan DBD 77 19.4 %
2 Kurang mengenal dengan baik cara pencegahan DBD 320 80.6 %
JUMLAH 397 100 %
v. Tabel XXII

Distribusi Keluarga Berdasarkan Kemampuan Mengenal TB Paru di Dusun Joalampe


Desa Alenangka

N Jumla
Kondisi %
o h
1 Keluarga mengenal dengan baik TB Paru 76 19.1 %
Keluarga kurang mengenal dengan baik TB
2
Paru 321 80.9 %
JUMLAH 397 100 %
w. Tabel XXIII

Distribusi Keluarga Berdasarkan Kemampuan Keluarga Mengenal Flu Burung di


Dusun Joalampe Desa Alenangka

N
Kondisi Jumlah %
o
Mampu mengenal dengan baik tentang flu
1
burung 41 10.3 %
Kurang mengenal dengan baik tentang flu
2
burung 356 89.7 %
JUMLAH 397 100 %
x. Tabel XXIV

B. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi  terjadinya penularan penyakit disebabkan oleh lingkungan  yang tidak
sehat (Diare, DBD, Thypoid Abdominalis) di Dusun Joalampe b/d kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan

19
b. Resiko tinggi terjadinya penyakit menular (TBC dan Avian Influenza) di Dusun
Joalampe b/d kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kesehatan lingkungan
c. Resiko terjadinya penurunan kesehatan pada lansia (Rheumatoid Arthritis dan
Hipertensi) di Dusun Joalampe b/d kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan lansia
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

20
C. Plan Of Action
TUJUAN
DIAGNOSA
NO Tujuan Jangka INTERVENSI
KEPERAWATAN Tujuan Jangka Pendek
Panjang
1 Resiko tinggi  terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bina hubungan saling
penularan penyakit disebabkan tindakan keperawatan selama 3x30 menit masyarakat di Dusun percaya antara mahasiswa
oleh lingkungan  yang tidak selama 2 minggu Joalampe diharapkan : dengan masyarakat.
sehat (Diare, DBD, Thypoid diharapkan 1. Pengetahuan masyarakat tentang 2. Berikan pendidikan
Abdominalis) di Dusun masyarakat di Dusun kesehatan lingkungan meningkat kesehatan tentang
Joalampe b/d kurangnya Joalampe terhindar dengan cara : masyarakat mampu kesehatan lingkungan dan
pengetahuan dan kesadaran dari penyakit yang menyebutkan arti dan ciri lingkungan penyakit akibat lingkungan
masyarakat tentang pentingnya disebabkan oleh sehat , akibat dari lingkungan tidak yang tidak sehat
kesehatan lingkungan lingkungan yang tidak sehat yang dapat menimbulkan Diare  3. Berikan pendidikan
sehat serta cara perawatannya. kesehatan tentang Diare,
2. Pengetahuan masyarakat      tentang DBD, serta Thypoid
kesehatan lingkungan dan penyakit- Abdominalis
penyakit akibat lingkungan yang tidak 4. Lakukan penyebaran
sehat serta cara perawatannya leafleat tentang
3. Memiliki tempat pembuangan sampah lingkungan  sehat, penyakit
yang terawat. Diare, DBD, Serta
4. Mampu mendemonstrasikan kegiatan Thypoid Abdominalis
yang dapat meningkatkan kebersihan
rumah dan lingkungan
2 Resiko tinggi terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bina hubungan saling
penyakit menular (TBC dan tindakan keperawatan selama 2x30 menit masyarakat di  Dusun percaya antara mahasiswa
Avian Influenza) di Dusun selama 2 minggu Joalampe diharapkan : dengan masyarakat.
Joalampe b/d kurangnya diharapkan 1. Pengetahuan masyarakat tentang 2. Berikan pendidikan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat di Dusun kesehatan lingkungan meningkat kesehatan tentang TBC
masyarakat tentang pentingnya Joalampe terhindar dengan cara : masyarakat mampu serta Avian Influenza
kesehatan lingkungan dari penyakit yang menyebutkan arti dan ciri lingkungan 3. Lakukan penyebaran
disebabkan oleh sehat , akibat dari lingkungan tidak leafleat tentang penyakit
lingkungan yang tidak sehat yang dapat menimbulkan TBC Avian Influenza dan TBC

21
sehat. dan Avian Influenza
2. Pengetahuan masyarakat      tentang
kesehatan lingkungan dan penyakit-
penyakit akibat lingkungan yang tidak
sehat serta cara perawatannya
3 Resiko terjadinya penurunan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan
kesehatan pada lansia tindakan keperawatan selama 2x30 menit masyarakat Dusun masyarakat tentang
(Rheumatoid Arthritis dan pada masyarakat Joalampe diharapkan : perawatan penyakit
Hipertensi) di Dusun Joalampe Dusun Joalampe 1. Pengetahuan  masyarakat tentang degeneratif (Hipertensi dan
b/d kurangnya pengetahuan dalam waktu 2 perawatan penyakit (Hipertensi dan Rheumatoid Arthritis) dan
terhadap kesehatan lansia dan minggu maka Rheumatoid Arthritis) dan perubahan-perubahan pada
perubahan-perubahan yang diharapkan lansia di perubahan-perubahan yang terjadi lansia
terjadi pada lansia Dusun Joalampe pada lansia meningkat 2. Berikan Pendidikan
memiliki status 2. Masyarakat mampu menjelaskan Kesehatan   tentang
kesehatan yang tentang perawatan penyakit pengertian, tanda dan
optimal degeneratif pada lansia gejala, penyebab serta
3. Pengetahuan masyarakat tentang cara akibat dan cara perawatan
merawat lansia dengan rematik, dari Rheumatoid Arthritis
hipertensi,  dengan  cara masyarakat dan Hipertensi
mampu menyebutkan pengertian 3. Motivasi lansia untuk
penyebab tanda-tanda dan gejala, melakukan pemeriksaan
akibat serta cara perawatan lansia kesehatan
dengan penyakit 4. Lakukan penyebaran
leafleat tentang Rematik,
Hipertensi

22
D. Implementasi dan Evaluasi
DIAGNOSA
NO HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1 DX. 1
 Penyuluhan Diare, Jum’at, 31 Juli 1. Membina hubungan saling percaya antara  Kegiatan dilakukan di
DBD, dan Thypoid 2015 mahasiswa dengan masyarakat. Masjid Jami’ Khaerul
Abdominalis 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Yaqin
kesehatan lingkungan dan penyakit akibat  Masyarakat aktif bertanya
lingkungan yang tidak sehat pada waktu penyuluhan
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang  Masyarakat nampak
Diare, DBD, serta Thypoid Abdominalis memahami tentang
4. Melakukan penyebaran leafleat tentang penyakit Diare, DBD, dan
lingkungan  sehat, penyakit Diare, DBD, Serta Thypoid
Thypoid Abdominalis
 Penyuluhan PHBS Jum’at, 31 Juli Memberikan penyuluhan tentang PHBS Warga dapat memahami
2015 tentang pengertian, penyebab,
dan akibat lanjut lingkungan
tidak sehat.
 Kerja Bakti Minggu, 2 Agustus 1. Rencana kegiatan telah dilakukan di masing- Lingkungan wilayah Desa
2015 masing wilayah Desa Alenangka sebelum Alenangka tampak bersih
acara dilaksanakan
2. Melakukan Kerja Bakti di Wilayah Desa
Alenangka
 Penyuluhan UKS Senin, 3 Agustus 1. Rencana kegiatan telah dilakukan di SDN 47  Kegiatan penyuluhan UKS
2015 Joalampe sebelum acara dilaksanakan dihadiri oleh siswa-siswi
2. Undangan secara tertulis disebarkan dua hari SDN 47 Joalampe serta
sebelum acara dilaksanakan guru-guru
3. Memberikan penyuluhan tentang Cuci  Siswa-siswi aktif bertanya
Tangan serta Kebersihan Gigi dan Mulut dan kooperatif pada waktu
penyuluhan.
 Siswa siswi memahami
tentang pentingnya cuci

23
tangan dan menggosok
gigi
2 DX. 2
 Penyuluhan TBC Sabtu, 8 Agustus 1. Membina hubungan saling percaya antara  Kegiatan dilakukan di
2015 mahasiswa dengan masyarakat. Masjid Jami’ Khaerul
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Yaqin
TBC  Masyarakat aktif bertanya
3. Melakukan penyebaran leafleat tentang pada waktu penyuluhan
penyakit TBC  Masyarakat nampak
memahami tentang
penyakit TBC
 Penyuluhan Avian Kamis, 6 Agustus 1. Membina hubungan saling percaya antara  Kegiatan dilakukan di
Influenza 2015 mahasiswa dengan masyarakat. rumah warga
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang  Warga memahami masalah
Avian Influenza hipertensi dan rematik
3. Melakukan penyebaran leafleat tentang
penyakit Avian Influenza
3 DX. 3
 Penyuluhan Minggu, 2 Agustus 1. Membina hubungan saling percaya  Kegiatan dilakukan di
Hipertensi dan 2015 2. Mengkaji tingkat pengetahuan masyarakat rumah warga
Rematik tentang perawatan penyakit degeneratif  Warga aktif bertanya
(Hipertensi dan Rheumatoid Arthritis) dan seputar hipertensi dan
perubahan-perubahan pada lansia rematik selama penyuluhan
3. Memberikan Pendidikan Kesehatan   tentang  Warga memahami masalah
pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta hipertensi dan rematik
akibat dan cara perawatan dari Hipertensi dan
Rheumatoid Arthritis
4. Memotivasi lansia untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan
5. Melakukan penyebaran leafleat tentang
Hipertensi dan Rheumatoid Arthritis

24
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jumlah penduduk di Dusun Joalampe Desa Alenangka adalah 1701 jiwa (laki-laki
805 jiwa dan perempuan 896 jiwa) dengan jumlah KK adalah 397 kepala keluarga.
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa di
Dusun Joalampe Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai (periode 23 Juli - 11
Agustus 2015) dalam pelaksanaannya mahasiswa bekerja sama dengan kepala desa,
kepala dusun ketua RW, ketua RT, kader dan pihak yang terkait lainnya.
Dari hasil praktek keperawatan komunitas diperoleh jumlah tertinggi penduduk
berdasarkan umur yang tertinggi adalah umur 36-45 tahun, berdasarkan tingkat
pendidikan yang tertinggi adalah tingkat Sekolah Dasar, berdasarkan jenis rumah
penduduk kebanyakan permanen, berdasarkan pencahayaan dari 397 kepala keluarga 159
yang memiliki pencahayaan memenuhi syarat, berdasarkan sumber air minum penduduk
dusun Joalampe lebih banyak menggunakan sumur gali, dan masalah kesehatan tertinggi
adalah Rheumatoid Arthritis. Dan kami mahasiswa Politeknik Kesehatan Makassar telah
berusaha mengurangi masalah kesehatan yang terjadi dengan melakukan asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi dan juga telah melakukan
penyuluhan-penyuluhan tentang masalah kesehatan yang terjadi.
B. Saran
Semoga dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan di Dusun Joalampe Desa
Alenangka ini, kami sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan
Keperawatan ini mampu meningkatkan taraf kesehatan di dusun tersebut dengan adanya
koordinasi yang baik antar mahasiswa dengan masyarakat setempat.

25
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai


Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Adisasmita, Raharjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Azwar. 2005. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Kunjungan Ke Posyandu
di Kelurahan Bara-Baranya. Makassar
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta

26
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Gbr 1. Penyuluhan Thypoid

Gbr 2. Penyuluhan DBD

27
Gbr 3. Penyuluhan Diare

Gbr 4. Kerja Bakti

28
Gbr 5. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

29
Gbr 6. Penyuluhan Mencuci Tangan

Gbr 7. Penyuluhan Hipertensi dan Rematik

30

Anda mungkin juga menyukai