Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Penyakit dan kesehatan sebagai bagian dari kehidupan manusia yang
dikaji dalam Antropologi kesehatan bermula darisejak berakhirnya PDII, ahli-
ahli antropologi biologi dan Antropologi sosial budaya mualai meningkatkan
perhatian mereka pada studi lintas budaya mengenai masalah kesehatan juga pda
faktor bioekologi dan sosiokultural yang berpengaruh terhadap kesehatan dan
timbulnya penyakit. Selain itu terdapat nayak faktor-faktor budaya yang yang
sangat berpengaruh pada dunia kesehatan seperti perbedaan persepsi sakit dan
sehat, perlakuan kepada pasien, cara pengobatan, persepsi mengenai penyebab
sakit, bahakan mengenai cara seseorang memandang penyakit sangat dtentukan
oleh kebudayaanya.
Dalam sistem pengobatan secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu pengobatan barat dan pengobatan timur. Pengobatan
barat adalah metode pengobatan yang sudah terstandarkan dan telah diuji secara
ilmiah sehingga dipercaya sebagai pengubatan yang resmi dipakai belahan dunia.
Sedangkan pengobatan timur memiliki karakteristik sebagai berikut, keamanan
dan keampuhan dari pengobatan ini tidak dibuktikan melalaui penelitan ilmiah
tetapi melalui pengamatan para praktisi pengobatannya sendiri, dipandang lebih
sebagai seni (art of medicine) tidak seperti pengobatan barat yang dipandang
sebagai bagian dari teknologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PENGOBATAN
Pengobatan adalah suatu tindakkan, usaha, aktivitas, cara yg kita lakukan
untuk memulihkan kesehatan, setelah kesehatan kita bermasalah/terganggu.
Dalam hal ini kesehatan bisa kita kelompokkan menjadi dua, yaitu kesehatan
fisik & kesehatan mental.
Dalam bidang medis, kata pengobatan sinonim dengan kata terapi. Di
antara psikolog, kata ini mengacu kepada psikoterapi. Terapi pencegahan atau
terapi Profilaksis adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk mencegah
munculnya gangguan terhadap kesehatan kita.
B. MACAM-MACAM PENGOBATAN
Menurut Mangan (2003), cara pengobatan yang ada di kalangan
masyarakat sekarang bisa disimpulkan kepada dua tipe pengobatan yaitu
pengobatan cara barat yang bersifat konvensional dan juga dianggap moderen
serta pengobatan cara timur yang bersifat alternatif dan sering kali disebut
pengobatan tradisional. Secara umumnya, pengobatan timur bertujuan untuk
meningkatkan sistem imun, menghambat pertumbuhan penyakit, mengurangi
keluhan pengguna dan memperbaiki fungsi badan tubuh. Berbeda dengan
pengobatan barat di mana sebagai contohnya bisa membuang tumor atau kanker
dengan pembedahan, membunuh sel kanker dengan kemoterapi ataupun
melakukan radioterapi untuk membunuh sel kanker yang kebanyakannya bersifat
invasif pada tubuh manusia.
Paradigma yang diterapkan dalam pengobatan barat adalah illness is the
enemy dan pengobatan timur pula dengan paradigma illness is not an enemy
but caused unbalancing energy menyebabkan perbedaan cara pandang
masyarakat serta cara aplikasi keduanya pada upaya pelayanan kesehatan pada
masyarakat. Meskipun demikian, pengobatan tradisional ini diharapkan
berkembang bersama pengobatan moderen supaya bisa saling mendukung
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal pada masyarakat
(Mushito, 2002).
a. Pengobatan Tradisional
a) Definisi
Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total
pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada
teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat
budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam
pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau
pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.
Selain itu, pengobatan tradisional juga salah satu cabang pengobatan
alternatif yang bisa didefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih
oleh seseorang bila cara pengobatan konvensional tidak memberikan hasil
yang memuaskan (Asmino, 1995).
b) Jenis Pengobatan Tradisional
Menurut Asmino (1995), pengobatan tradisional ini terbagi menjadi
dua yaitu cara penyembuhan tradisional atau traditional healing yang
terdiri daripada pijatan, kompres, akupuntur dan sebagainya serta obat
tradisional atau traditional drugs yaitu menggunakan bahan-bahan yang
telah tersedia dari alam sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit.
Obat tradisional ini terdiri dari tiga jenis yaitu pertama dari sumber nabati
yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti buah, daun, kulit
batang dan sebagainya. Kedua, obat yang diambil dari sumber hewani
seperti bagian kelenjar-kelenjar, tulang-tulang maupun dagingnya dan
yang ketiga adalah dari sumber mineral atau garam-garam yang bisa
didapatkan dari mata air yang keluar dari tanah contohnya, air mata air
zam-zam yang terletak di Mekah Mukarramah.
b. Pengobatan Komplementer
a) Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan
usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan
penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi,
bersifat menyempurnakan. Menurut WHO (World Health Organization),
pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang
bukan berasal dari negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang
merupakan produk Indonesia dikategorikan sebagai pengobatan
komplementer di negara Singapura. Di Indonesia sendiri, jamu
dikategorikan sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang
dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan
dan diturunkan secara turuntemurun pada suatu negara. Terapi
Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan
medis yang konvensional.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM
(Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non
konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan,
dan efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik.
Artinya Pengobatan komplementer adalah pengobatan tradisional yang
sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi
konvesional/medis. Sedangkan pengobatan alternative adalah jenis
pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada umumnya,
tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut
melalui pendidikan yang lain/non medis.
b) Jenis-Jenis Terapi Komplementer
Jenis-jenis terapi Komplementer sesuai PERMENKES No:
1109/Menkes/Per/IX/2007, antara lain:
Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi :
Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
Sistem pelayanan pengobatan alternatif meliputi: akupuntur,
akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda
Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch,
tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut
Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah
Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet
makro nutrient, mikro nutrient
Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon,
hiperbarik, EECP
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang
telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke
dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
a. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan
sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu
dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai
komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah
pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
b. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan
ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 23 kali lebih
besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi
pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh
membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga
akibat tingginya tekanan udara.
c. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan
alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian
maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah
melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya.
Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi, yaitu:
Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang
sudah memiliki kompetensi.
Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk
sediaan farmasi.
Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah
mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan
akan dilakukan pemantauan terus menerus.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya
efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak
bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing masing
mempunyai teknik serta fungsinya sendiri sendiri. Terapi hiperbarik
misalnya, umumnya digunakan untuk pasien pasien dengan gangren
supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi
herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara,
terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan
sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu
makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul
akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah,
fatigue (kelelahan) dan neuropati.
C. Jenis-jenis Terapi yang Dapat Diakses Keperawatan
Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat umum
dan menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi, sentuhan
ringan, pergerakan, dan lain-lain) untuk membanti individu merasa lebih baik dan
beradaptasi dengan kondisi akut dan akut. Berikut jenis-jenis terapi yang dapat
diakses keperawatan, yaitu :
a. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif,
fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan
stimulasi. Proses relaksasi memperpanjuang serat otot, mengurangi pengiriman
impuls neural ke otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem
tubuh lainnya. Relaksasi membantu individu membangun keterampilan kognitif
untuk mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam lingkungan
mereka. Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai berikut :
a) Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan,
mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan perhatian pada
rangsangan ringan untuk periode yang lama).
b) Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang
tidak berguna).
c) Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman
yang tidak pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor dirinya
secara terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk membiarkan
dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian
tubuh.
b. Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan
dengan perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap
(Rakel dan Faas, 2006). Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan luas
dari praktik yang melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan pikiran. Menurut
Benson, komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu : (1) ruangan yang tenang,
(2) posisi yang nyaman, (3) sikap mau menerima, dan (4) fokus perhatian.
Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu
mempelajari prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan
(Fontaine, 2005). Sebagian besar teknik meditasi melibatkan pernapasan,
biasanya pernapasan perut yang dalam, relaks, dan perlahan. Meditasi
menimbulkan keadaan santai, menurunkan konsumsi oksigen, mengurangi
frekuensi pernapasan dan denyut jantung, serta menghasilkan laporan
penurunan kecemasan.
Ada banyak indikasi untuk meditasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
Kecemasan atau suasana yang menegangkan
Rasa kehilangan yang kronis
Sindroma kelelahan kronis
Rasa nyeri kronis
Penyalahgunaan obat (alkohol atau tembakau)
Hipertensi
Kegelisahan
Harga diri rendah atau menyalahkan diri
Depresi ringan
Gangguan tidur
Meskipun meditasi telah menunjukan perbaikan dalam bebragai penyakit
psikologis, meditasi merupakan kontraindikasi bagi beberapa individu. Sebagai
contoh, individu yang memiliki ketakutan akan kehilangan kontrol dapat
menerima meditasi sebagai bentuk pengontrolan pikiran dan mungkin menolak
untuk mempelajari teknik tersebut.
c. Imajinasi
Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran pikiran
untuk menciptakan gambaran mental agar menstimulasi perubahan fisik dalam
tubuh, memperbaiki kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri. Biasanya
imajinasi dikombinasi dengan beberapa bentuk latihan relaksasi yang
memfasilitasi efek dari teknik relaksasi. Imajinasi bersifat ditujukan pada diri,
di mana individu menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat
terbimbing, dimana selama seorang praktisi memimpin individu melalui
skenario tertentu.
Imajinasi akan sering menimbulkan respons psikofisiologis yang kuat
seperti perubahan dalam fungsi imun (Fontaine, 2005). Banyak teknik imajinasi
melibatkan imajinasi visual, tapi mereka juga melibatkan indera pendengaran,
proprioseptif, pengecap, dan penciuman. Visualisasi kreatif adalah satu bentuk
imajinasi yang ditujukan pada diri yang didasari pada prinsip hubungan tubuh-
pikiran. Imajinasi memiliki aplikasi pada sejumlah populasi klien. Imajinasi
telah digunakan untuk visualisasi sel kanker yang telah dihancurkan oleh sel
sistem imun, untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri, dan untuk
mencapai ketenangan dan ketentraman. Imajinasi juga membantu dalam
pengobatan kondisi kronis seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi berkemih,
sindrom prementasi dan menstruasi, gangguan gastrointestinal ulceratif colotis,
dan rheumatoid arthritis.
BAB III
KESIMPULAN
Di dalam suatu ilmu kesehatan untuk menyembuhkan suatu penyakit ada dua
macam pengobatan, yaitu pengobatan komplementer dan pengobatan tradisional.
Pengobatan-pengobatan ini sangat berbeda satu sama lain. Pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan,
dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman
masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak,
digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa,
perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.
Penggunaan ramuan tradisional memiliki efek samping negatif yang sangat
kecil jika dibandingkan dengan obatobatan medis modern. Hal ini dikarenakan,
bahan baku ramuan tradisional sangat alami atau tidak bersifat sintetik. Meskipun
demikian, obat herbal yang baru tetap harus melewati uji klinis yang sama dengan
obat-obatan sintetik. Selama mengikuti takaran yang dianjurkan, proses
pembuatannya higienis, dan cara penyimpanan yang baik, maka efek samping negatif
ramuan tradisional ini tidak perlu dikhawatirkan.
Hubunganan di antara pengobatan alternatif dengan pengobatan modern
bukanlah hubungan yang bersaing. Pengobatan kedua-duannya hidup saling
berdampingan dan bersama-sama menyediakan pilihan pengobatan untuk bermacam-
macam penyakit. Jadi untuk pemilihan obat yang baik pilihlah obat yang berkhasiat
seperti obat Tradisional tapi tetap terjaga mutu dan kebersihannya seperti obat
Modern.
Tugas Kelompok

KEPERAWATAN KOMUNITAS 1
PENGOBATAN TRADISIONAL DAN PENGOBATAN
KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :
JUMRIANI
KUSNADI JAYA DISASTRA
LAILAH FITRIYANI
LESTARI HANDAYANI
MELDA AMELYA AMIR
MUHAMMAD AFDHAL

PRODI KEPERAWATAN MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
2014

Anda mungkin juga menyukai