Anda di halaman 1dari 96

LAPORAN AKHIR PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA SUKAMULYA RT 004 RW 005 KECAMATAN SUKATANI

Disusun Oleh :

1. KHARISMA (0101017030)

2. LAELATUL UYUN (0101017032

3. SITI MAEMUNAH (0101017064)

4. NENIRIA IRAWAN (0101017045)

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang dikehendaki-

Nya. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir keperawatan komunitas di Desa Sukamulya RT 004 RW 005.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai

pemberi syafaat dan pembawa kabar gembira.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan

dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Tugas akhir ini penulis ajukan untuk

memenuhi tugas yang ditetapkan oleh dosen Keperawatan Komunitas Akper Bhakti Husada

Cikarang. Penulis telah berusaha sangat maksimal untuk memberikan yang terbaik, tetapi

tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam usaha menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tentu telah melibatkan

banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi yang

positif demi terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan tugas akhir ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat

memberikan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya

sehingga diharapkan dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan referensi.

Cikarang, 17 Juli 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang

salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan

di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi

peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri

dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat

pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut

dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota

masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU

No. 36 tahun 2009 yaitu menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut

mewujudkan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarkat yang setingi-tingginya

dimana dalam pelaksanaanya meliputi upaya kesehatan perorangan, upaya kesehatan

masyarkat dan pembangunan berwawasan kesehatan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.


Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara

lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan

yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi

kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan

kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan

kesehatan komunitas dengan menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan

komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan

mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus

dicapai, maka mahasiswa Program Studi D3 AKPER Bhakti Husada Cikarang angkatan

2017 melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di Desa Sukamulya RT 004

RW 005 Kecamatan Sukatani dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan

keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam upaya peningkatan status

kesehatannya.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi

populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan

komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas

dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.

Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status

kesehatannya
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktik lapangan asuhan keperwatan komunitas mahasiswa

mampu menerapkan konsep keperawatan komunitas (masyarkat, keluarga dan

kelompok khusus) guna meningkatkan kemampuan masyarkat untuk hidup sehat,

sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarkat di Desa Sukamulya

RT 004 RW 005 Kecamatan Sukatani Kab. Bekasi.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan praktik belajar lapangan keperawatan komunitas di Desa

Sukamulya RT 004 RW 005 Kecamatan Sukatani selama 2 minggu mahasiswa dapat:

a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas di Desa Sukamulya RT 004 RW

005 Kecamatan Sukatani

b. Merumuskan masalah yang ditemukan dari prioritas masalah di Desa Sukamulya

RT 004 RW 005 Kecamatan Sukatani

c. Membuat intervensi dari masalah yang ditemukan dari hasil musyawarah

masyarakat desa di Desa Sukamulya Kecamatan Sukatani RT 004 RW 005

d. Melakukan implementasi keperawatan bersama dengan masyarkat dari intervensi

yang telah ditetapkan di Desa Sukamulya

e. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah

kesehatan yang ada di Desa Sukamulya RT 004 RW 005


3. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 BAB, yaitu: BAB 1: pendahuluan,

terdiri dari latar belakang masalah, tujuan dan sistematika penulisan; BAB II: tinjauan

teori, terdiri dari perawatan kesehatan komunitas, tujuan perawatan kesehatan

komunitas, sasaran, ruang lingkup perawatan kesehatan komunitas, kegiatan praktek

keperawatan komunitas, prinsip dasar, model pendekatan dan metode yang

digunakan; BAB III: asuhan keperawatan komunitas, terdiri dari pengkajian, diagnose

keperawatan, perencanaan keperawatan komunitas, implementasi dan evaluasi.


BAB II

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Keperawatan kesehatan komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas merupakan tindakan untuk meninkatkan dan

mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan keterampilan dan

pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang

dilakukan komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu,

berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik (American Public

Healt Association, 2004).

B. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,

kelompok, dalam konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general community)

dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat

mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami


2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut 3.

Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

3. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

4. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi , yang akhirnya

dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan secara mandiri (self

care).

C. Sasaran keperawatan komunitas

1. Sasaran individu

Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia

lanjut, penderita penyakit menular (TB paru, kusta, malaria, demam berdarah, diare,

ISPA/pneumonia) dan penyakit degeneratif.

2. Sasaran keluarga

Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah

kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas:

a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (puskesmas dan

jaringannya) dan belum mempunyai kartu kesehatan.

b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai

masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan

reproduksi, penyakit menular.

c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas serta

belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.


3. Sasaran kelompok

Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap

timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu

institusi.

a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain

posyandu, kelompok balita, kelompok ibu hamil, kelompok usia lanjut, kelompok

penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.

b. Kelompok masyarakat khusus terkait dalam suatu institusi, antara lain sekolah,

pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga

pemasyarakatan (lapas).

4. Sasaran masyarakat

Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi

terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada

a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai:

1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain

2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain

3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain

b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah,

dan lain lain)

c. Masyarakat di lokasi/barak pengunsian, akibat bencana atau akibat lainnya

d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil,

daerah perbatasan.
D. Ruang lingkup perawatan kesehatan komunitas

1. Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok

masyarakat dengan jalan

a. Penyuluhan kesehatan

b. Peningkatan gizi

c. Pemeliharaan kesehatan lingkungan

d. Olahraga teratur

e. Rekreasi

f. Pendidikan seks

2. Preventif

Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan

a. Imunisasi

b. Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah

c. Pemberian vitamin A, Iodium

d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

3. Kuratif

Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah

kesehatan melalui kegiatan

a. Perawatan orang sakit dirumah

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari puskesmas atau rumah sakit

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis


d. Perawata buah dada

e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

4. Rehabilitatif

Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok kelompok

yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui

kegiatan

a. Latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya

b. Fisioterapi pada pnderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC dan lain lain

5. Resosialitatif

Adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang karena

penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti: penderita AIDS, kusta dan wanita tuna

susila.

E. Kegiatan Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas

1. Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan kelompok khusus melalui

home care

2. Penyluhan kesehatan

3. Konsultasi dan problem solving

4. Bimbingan

5. Melaksanakan rujukan

6. Penemuan kasus

7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan

8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas


9. Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas

10. Kerjasama lintas program dan lintas sektor

11. Memberikan tauladan

12. Ikut serta dalam penelitian

F. Prinsip Dasar

Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan komunitas adalah sebagai

berikut

1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat

2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat

4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya promotif dan

preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif

5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan komutias adalah menggunakan

pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan

6. Kegiatan utama keperawatan kesehatan komutias adalah dimasyarakat dan bukan di

rumah sakit

7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat

8. Perawatan kesehatan komutiast ditekankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat

masyarakat

9. Tujuan keperawatan kesehatan komutias adalah meningkatkan fungsi kehidupan

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin

10. Perawat kesehatan komutias tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan komutias digunakan untuk

kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang

sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang

baru kembali dari rumah sakit

12. Home visit sangat penting

13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama

14. Pelayanan perawatan kesehatan komutias harus mengacu pada sistem pelayanan

kesehatan yang ada

15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di isntitusi pelayanan kesehatan yaitu

puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit

pelayanan

G. Model Pendekatan

Contoh pendekatan yang dapat digunakan

1. Problem solving approach

Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan menggunakan proses

perawatan.

2. Family approach

Pendekatan terhadap keluarga binaan

3. Case approach

Pembinaan dilakukan berdasarkan kasus yang datang kepuskesmas yang dinilai

memerlukan tindak lanjut


4. Community approach

Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survey mawas

diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

H. Metode yang digunakan

Mengunakan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat

1. Tujuan pengorganisasian Komunitas : Diharapkan mampu berproses dalam

mengidentifikasikan kebutuhannya, mengembangkan keyakinan untuk memenuhi

kebutuhan dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di dalam

komunitas dan di luar komunitas.

2. Langkah-langkah pengorganisasian Masyarakat

a) Persiapan :

1) Pengenalan komunitas

a. Pendekatan Jalur Formal : Dilakukan terhadap instansi birokrasi yang

bertanggung jawab pada wilayah komunitas dengan cara:

1. Pengajuan proposal dan perijinan

2. Penjelasan tujuan dan program

Hasil : surat ijin/persetujuan

b. Pendekatan Jalur Informal : Dilakukan setelah adanya ijin/persetujuan dari

institusi dari birokrasi dengan melakukan pendekatan kepada:

1. Tokoh-tokoh masyarakat

2. Ketua RW, RT
3. Kader kesehatan : Dengan menjelaskan tujuan, program kegiatan, meminta

dukungan dan partisipasi serta kontrak kerjasama.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian

DATA DEMOGRAFI

1. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DAN JENIS

KELAMIN(SEX)

Data tertinggi pada laki-laki adalah usia 36 – 54 tahun yaitu sebanyak 15.6%, pada
perempuan 19 – 35 tahun sebanyak 15.6%, sedangkan data terendah pada laki-laki 13
– 18 tahun yaitu sebanyak 2.2%, pada perempuan adalah usia 0 - 5 dan 13 – 18 tahun
yaitu sebanyak 4.4% sehingga dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk.
2. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENDIDIKAN

Data pendidikan tertinggi adalah SD yaitu sebanyak 51% sedangkan


terendah adalah tidak sekolah sebanyak 2,2% sehingga dapat
mengakibatkan penurunan standar kesehatan

3. DISTRIBUSI PENDUDUKAN BERDASARKAN PEKERJAAN

Data perkejaan tertinggi adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 42%, sedangkan
terendah adalah pelajar yaitu sebanyak 27% sehingga dapat mengakibatkan
penurunan dalam perekonomian keluarga.

4. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA


Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa distribusi penduduk berdasarkan agama di
masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya mayoritas beragama Islam yaitu sebesar
100% (45 penduduk).

5. DISTRIBUSI PENDUDUK YANG MEMILKI KARTU JAMINAN

KESEHATAN

Data yang memiliki JKN yaitu sebanyak 89%, sedangakan yang tidak memiliki JKN
yaitu sebanyak 11%.

6. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBIASAAN MEROKOK


Berdasarkan table diatas kebiasaan merokok di masyarakat RT 004/005 Desa
Sukamulya yaitu 33 % sedangkan yang tidak merokok 67%.

7. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBIASAAN BAB DI JAMBAN

Data yang menggunakan jamban yang di dapat di masyarakat RT 004/005 Desa


Sukamulya sebanyak 86% sedangkan yang tidak menggunakan jamban 14

8. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN KEBIASAAN MENGGUNAKAN

AIR BERSIH
Data yang menggunakan air bersih yang di dapat di masyarakat RT 004/005 Desa
Sukamulya sebanyak 86% sedangkan yang tidak menggunakan air bersih 14%

9. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PERNAH DIDIAGNOSIS

MENDERITA YB PARU

Data yang terkena TBC di masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya sebanyak 6%


sedangkan yang tidak TBC 94%

10. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN MEMINUM OBAT TB PARU

SELAMA 6 BULAN
Data masyarakat yang meminum obat TBC yang dapat di masyarakat RT 004/005 Desa
Sukamulya sebanyak 2 orang (100%)

11. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PERNAH MENDERITA BATUK

BERDAHAK ≥ 2 MINGGU DITANDAI DENGAN GEJALA LAINNYA

Data masyarakat yang pernah menderita batuk berdahak ≥ 2 minggu yang dapat di
masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya sebanyak 2 orang (100%)

12. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PERNAH DIDIAGNOSIS

MENDERITA TEKANAN DARAH TINGGI/HIPERTENSI


Data yang terkena hipertensi di masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya sebanyak
17% sedangkan yang tidak terkena hipertensi 83%

13. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN MINUM OBAT TEKANAN

DARAH TINGGI

Data yang meminum obat hipertensi di masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya


sebanyak 33% dari 6orang sedangkan yang tidak minum obat hipertensi 67%

14. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN MENGGUNAKAN ALAT

KONTRASEPSI
Data yang memakai alat kontrasepsi di masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya
sebanyak 70% sedangkan yang tidak menggukan alat kontrasepsi 30%

15. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PEMANTAUAN

PERTUMBUHAN BALITA

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa 4 orang (100%) anggota keluarga yang tidak
memeriksakan atau memantau pertumbuhan balitanya di masyarakat RT 004/005
Desa Sukamulya

16. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG

COVID-19
Data pengetahuan tentang covid19 yaitu sebanyak 38% sedangkan yang tidak tau
62% yaitu sehingga dapat mengakibatkan kurangnya pegetahuan.

17. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG

PENULARAN COVID-19

Data pengetahuan tentang penularan covid-19 yaitu sebanyak 31% sedangkan yang
tidak tau 69% yaitu sehingga dapat mengakibatkan penurunan pegetahuan pada
masyarakat terkait covid-19.

18. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG

PENCEGAHAN COVID-19
Data tentang pencegahan covid-19 yaitu sebanyak 27% sedangkan yang tidak tahu
yaitu 73% sehingga dapat mengakibatkan penurunan pegetahuan pada masyarakat
tentang pencegahan covid-19.

19. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG

OTG

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengatahui
tentang OTG di masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya

20. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG

ODP
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengatahui
tentang OTG di masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya

21. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENGETAHUAN TENTANG

PDP

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengatahui
tentang PDP di masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya

22. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN MELAKUKAN PERJALANAN

KE DAERAH ZONA MERAH COVID-19


Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengatahui
tentang perjalanan kedaerah zona merah covid 19 di masyarakat RT 004/005 Desa
Sukamulya

23. DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN MENGALAMI GEJALA

DEMAM 38°C COVID-19

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gejala demam 38°C covid 19 di masyarakat RT 004/005 Desa Sukamulya

ANALISA DATA
No Data MASALAH
KEPERWATAN

1. DO : Manajemen kesehatan
tidak efektif
- 6 Orang (17%) yang menderita hipertensi di usia ≥15
tahun
- 4 orang (67%) yang tidak meminum obat tekanan
darah tinggi/hipertensi secara teratur
- 5 orang ( 11%) yang tidak memiliki kartu jaminan
kesehatan
- 4 balita (100%) yang tidak melakukan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan pada balita

DS : -

2. DO : Perilaku kesehatan
cenderung beresiko
- 5 orang (14%) yang tidak biasa buang air besar di
jamban
- 15 Orang (33%) yang merokok di lingkungan keluarga
- 5 orang (14%) yang tidak menggunakan air bersih

DS:-

3. DO: Defisit pengetahuan


tentang covid-19
28 orang (62%) tidak mengetahui tentang covid-19

31 orang (69%) tidak mengetahui tentang penularan covid-19


33 orang (73%) tidak mengetahui tentang pencegahan covid-
19
45 orang (100%) yang tidak mengetahui tentang apa itu yang
di maksud dengan OTG, ODP dan PDP

DS:

Dari hasil pengkajian di Desa Sukamulya Rt 004 Rw


005 sebagian masyarakat tersebut kurang memahami
apa itu Covid-19 baik dari pencegahan, penularan atau
PDP, ODP dan OTG
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Manajemen kesehatan tidak efektif b.d kurang terpapar informasi ditandai dengan:
 6 orang (17%) yang menderita hipertensi di usia ≥15 tahun
 4 orang (67%) yang tidak meminum obat tekanan darah tinggi/hipertensi secara
teratur
 5 orang ( 11%) yang tidak memiliki kartu jaminan kesehatan
 4 balita (100%) yang tidak melakukan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan pada balita

2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d pemilihan gaya hidup tidak sehat (seperti
merokok) ditandai dengan:
 15 Orang (33%) yang merokok di lingkungan keluarga
 5 orang (14%) yang tidak biasa buang air besar di jamban
 5 orang (14%) yang tidak menggunakan air bersih

3. Defisit pengetahuan tentang covid-19 b.d kurang terpapar informasi ditandai dengan:
a. 28 orang (62%) tidak mengetahui tentang covid 19
b. 31 orang (69%) tidak mengetahui tentang penularan covid 19
c. 33 orang (73%) tidak mengetahui tentang pencegahan covid 19
d. 45 orang (100%) yang tidak mengetahui tentang apa itu yang di maksud
dengan OTG, ODP,PDP
e. Dari hasil pengkajian di Desa Sukamulya Rt 004 Rw 005 sebagian masyarakat
tersebut kurang memahami apa itu Covid-19 baik dari pencegahan, penularan
atau PDP, ODP dan OTG
PENAPISAN MASALAH

No Masalah kesehatan Kesadaran Motivasi Kemampuan Ketersediaa Konsekuensi Percepatan Jumlah prioritas
masyarakat masyarakat perawat untuk n ahli yang jika masalah penyelesaian
akan dalam mempengaruh relevan tak masalah yang
adanya menyelesai i dalam terselesaikan dapat dicapai
masalah kan menyelesaika
masalah n masalah

Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria :


Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Bobot 5 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8

1. Manajamen 2x5=10 1x10=10 3x5=15 1x7=7 3x8=24 1x8=8 74 1


kesehatan tidak
efektif

2. Perilaku kesehatan 2x5=10 2x10=20 3x5=15 1x7=7 1x8=8 1x8=8 68 2


cenderung beresiko

3. Defisit 2x5=10 2x10=20 2x5=10 1x7=7 1x8=8 1x8=8 63 3


pengetahuan
tentang Covid-19
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Tindakan Hari/ Tempat Evaluasi PJ


Keperawat Intervensi Tang
an gal Kriteria Standar

1. Manajeme Setelah Warga KIE 1. Identifikasi sumber- Selas Rumah verbal 1. 70% Masyarkat Neniria Iraw
n dilakukan RT/RW sumber yang dimiliki a, 14 pak Rt, psikomo mampu
kesehatan tindakan 004 /005 desa keluarga juli di tor menyebutkan
tidak keperawatan sukmulya 2. Identifikasi faktor 2020 RT/RW kembali pengertian
efektif komunitas kecamatan risiko kesehatan yang 004 hipertensi
dalam 3 kali, sukatani diketahui /005 2. 70% Masyarkat
manajemen 3. Orientasi pelayanan desa mampu
kesehatan di kesehatan yang dapat sukmul menyebutkan
rt 004 rw 005 dimanfaatkan ya kembali penyebab
desa 4. Motivasi kecama hipertensi
sukmulya pengembangan sikap tan 3. 70% Masyarkat
kecamatan dan emosi yang sukatan mampu
sukatani mendukung upaya i menyebutkan
menjadi kesehatan kembali tanda dan
efektif. 5. Libatkan partisipasi gejala hipertensi
masyarakat dalam 4. 70% Masyarkat
memelihara kesehatan mampu
lingkungan menyebutkan
6. Gunakan sarana dan kembali diit
fasilitas yang ada hiperensi
dalam keluarga 5. 70% Masyarkat
7. Informasikan fasilitas mampu
kesehatan yang ada menyebutkan
8. Jelaskan faktor resiko kembali komplikasi
yang dapat hipertensi
mempengaruhi 6. 70% Masyarkat
kesehatan dapat
9. Anjurkan menimbang mendemonstrasikan
balita setiap bulan cara menyusun
10. Penyuluhan tentang menu yang benar
hipertensi/darah tinggi untuk diit yang
dianjurkan
7. 70% Masyarakat
dapat
memeriksakan
kesehatannya secara
rutin dan meminum
obat dengan tertaur

2. Perilaku Setelah Warga KIE 1. Identifikasi hambatan Rumah Verbal 1. 70% Masyarakat Kharisma
kesehatan dilakukan RT/RW dalam menerapkan pak RT Psikomo mampu
cenderung tindakan 004 /005 desa perilaku positif tor menyebutkan
beresiko sebanyak 3 sukmulya 2. Identifikasi perilaku kembali pengertian
kali, kecamatan upaya kesehatan yang PHBS
masyarkat sukatan dapat ditingkatkan 2. 70% Masyarakat
diharapkan 3. Identifikasi keinginan mampu
mampu berhenti merokok menyebutkan
memelihara 4. Diskusikan motivasi kembali indikator
kesehatan penghentian merokok PHBS
secara efektif 5. Diskusikan kesiapan 3. 70% Masyarakat
perubahan gaya hidup mampu
6. Anjurkan menyebutkan
menggunakan air bersih kembali manfaat
7. Anjurkan PHBS
menggunakan jamban 4. 70% Masyarkat
yang sehat dapat
8. Jelaskan efek langsung mendemonstrasikan
berhenti merokok cara memberantas
9. Penyuluhan tentang jentik
bahaya merokok

3. Defisit Setelah Warga KIE 1. Identifikasi masalah Verbal 1. 70% Masyarkat Laelatul uyu
pengetahu dilakukan RT/RW atau isu kesehatan dan psikomo mampu
an tentang tindakan 004 /005 desa prioritasnya tor menyebutkan Siti Maemun
2. Identifikasi
covid-19 sebanyak 3 sukmulya kembali pengertian
pemimpin/tokoh dalam
kali, kecamatan masyarakat Covid-19
masyarkat sukatan 3. Identifikasi faktor- 2. 70% Masyarakat
diharapkan faktor yang dapat mampu
mampu meningkatkan dan menyebutkan
memelihara menurunkan motivasi kembali penularan
kesehatan perilaku hidup bersih dan pencegahan
dan sehat
secara efektif Covid-19
4. Libatkan anggota
masyarkat untuk 3. 70% Masyarkat
meningkatkan paham apa itu
kesadaran terhadap isu OTG, PDP dan
dan masalah kesehatan ODP
yang dihadapi 4. 70% Masyarkat
5. Sediakan materi dan dapat
media pendidikan
kesehatan terkait mempraktekan
tentang Covid-19 kembali 6 langkah
6. Jadwalkan pendidikan cuci tangan yang
kesehatan sesuai
benar
kesepakatan
7. Ajarkan perilaku hidup
dan bersih
8. Penyuluhan tentang
covid-19

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Manajemen kesehatan Rabu, 15 Juli 2020 1. Memberikan pendidikan S:


tidak efektif Pukul: 14.00 WIB kesehatan tentang
hipertensi/darah tinggi dirumah  Warga RT 004/RW
005 mengatakan sudah
Pukul:14.30 WIB Ny. H paham tentang
2. Memberikan pendidikan pengertiam, penyebab,
kesehatan tentang tanda dan gejala,
Pukul: 15.00 WIB hipertensi/darah tinggi dirumah penatalaksanaan, diit
Ny. R hipertensi dan
3. Memberikan pendidikan komplikasi hipertensi
O:
kesehatan tentang
hipertensi/darah tinggi dirumah  Warga terlihat antusias
Ny. S mengikuti penyuluhan
tentang hipertensi
 80% Warga dapat
mengetahui tentang
pengertian, penyebab,
tanda dan gejala,
penatalaksanaan, diit
dan komplikasi
hipertensi
 65% warga akan
mengontrol
kesehatannya ke
puskesmas dan minum
obat secara teratur
A:

 Manajemen kesehatan
tidak efektif teratasi
sebagian
P:

 Lakaukan pemantauan
minum obat darah
tinggi secara teratur
2. Perilaku cenderung Kamis, 16 Juli 1. Memberikan pendidikan S:
beresiko 2020 kesehatan tentang PHBS  Warga RT 004/RW
Pukul: 09.00 WIB (perilaku hidup bersih dan sehat) 005 mengatakan sudah
Ny. S paham tentang
pengertian PHBS,
Pukul:09.30 WIB 2. Memberikan pendidikan
indikator PHBS,
kesehatan tentang PHBS manfaat dan cara
(perilaku hidup bersih dan sehat) memberantas jentik
Pukul: 09.30 WIB Ny. I  Warga mampu
menyebutkan kembali
3. Memberikan pendidikan tetang pengertian
kesehatan tentang PHBS PHBS dan cara
(perilaku hidup bersih dan sehat) memberantas jentik
O:
Ny. S
 Warga terlihat
kooperatif pada saat
kegiatan penyuluhan
 70% Warga terlihat
memahami apa itu
PHBS

A:

 perilaku cenderung
beresiko teratasi

P: lanjut intervensi

3. Defisit pengetahuan Kamis, 16 Juli 1. Memberikan pendidikan S:


tentang Covid-19 2020 kesehatan tentang Covid-19 Ny.  Warga RT 004/RW
Pukul: 13.30 WIB I 005 mengatakan sudah
paham tentang Covid-
19
Pukul: 14.00 WIB 2. Memberikan pendidikan
 Warga mampu
kesehatan tentang Covid-19 Ny. menyebutkan kembali
Pukul: 14.30 WIB H tetang pengertian
3. Memberikan pendidikan covid-19
Pukul: 15.00 WIB kesehatan tentang Covid-19 Ny.  Warga mengatakan
S sudah mengerti cara
Pukul: 15.30 WIB 4. Memberikan pendidikan mencuci tanggan
dengan benar
kesehatan tentang Covid-19 Ny.
O:
R
5. Memberikan pendidikan  90% Warga dapat
kesehatan tentang Covid-19 Ny. mendemonstratsikan
I kembali cara cuci
tangan yang benar
 Warga terlihat
kooperatif pada saat
dilakukan penyuluhan
 80% Warga terlihat
memahami apa itu
Covid-19, OTG, ODP
dan PDP
A:

 Masalah deficit
pengetahuan tentang
Covid-19 teratasi

P: intervensi di lanjutkan
LAMPIRAN

PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT (PHBS) DI RT 004 RW 005 DESA SUKAMULYA KECAMATAN SUKATANI

NAMA KELOMPOK:

1. KHARISMA

2. LAELATUL UYUN

3. SITI MAEMUNAH

4. NENIRIA IRAWAN

PRODI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG

2020
LAMPIRAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga tugas akhir keperawatan komunitas di RT 004 RW 005 Desa Sukamulya Kecamatan

Sukatani dapat terselesaikan dengan baik. Kegiatan ini kami selenggarakan sebagai salah satu

tugas mata ajar keperawatan komunitas. Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang telah kita nanti-nantikan safaatnya di akhir

masa. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya:

1. Ibu Iin irakartika MKM selaku direktur Akper Bhakti Husada Cikarang
2. Ibu Mutianingsih M.Kep selaku koordinator sekaligus pembimbing mata ajar keperawatan
komunitas
3. Ibu Dewi Sartika selaku sekretaris Desa Sukamulya
4. Pak Rakum selaku ketua RT atau tokoh masyarakat di Desa Sukamulya
5. Ibu Aan selaku Ibu Kader di Rt 004/005 Desa Sukamulya
Disadari betul dalam pembuatan pre planning ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga pre planning ini
dapat bermanfaat bagi semuanya, serta dapat meningkatan pengetahuan dan wawasan bersama.

Bekasi, Juli 2020

Penulis
LAMPIRAN

RANCANGAN KEGIATAN

Topik : Penyuluhan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS)

Sasaran : Masyarakat RT 004 RW 005 Desa Sukamulya Kec. Sukatani

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Media dan alat : Slide power point, Laptop dan brosur

Waktu dan tempat

1. Hari/tanggal : Kamis, 16 Juli 2020

2. Jam : Pukul 09.00 WIB s/d selesai

3. Tempat : Rumah Ibu Imas, Ibu Sawi dan Ibu Ikah

A. Latar belakang kegiatan

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan kebijakan nasional promosi

kesehatan (promkes) untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan visi

nasional promkes sesuai keputusan menteri kesehatan RI No.1193/MENKES/SK/X/2004

yaitu perilaku hidup bersih dan sehat 2010 (PHBS, 2010)

Lingkungan yang kondusif menurut Indonesia sehat 2010 adalah lingkungan yang

bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman

yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya

kehidupan masyarkat yang saling menolong. Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2010

yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
LAMPIRAN

kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat sehingga masyarakat

mampu menolong dirinya sendiri.

Berdasarkan hasil pengumpulan data di RT 004 RW 005 Desa Sukamulya

Kecamatan Sukatani, didapatkan bahwa dari 10 KK (Kartu Keluarga) yang memiliki

kebiasaan merokok di dalam rumah maupun diluar rumah yaitu sebesar 15 penduduk

(33%), 5 orang atau (14%) yang tidak biasa buang air besar dijamban dan 5 orang (14%)

yang memiliki fisik air berbau atau warna airnya kekungingan.

Berdasarkan data diatas mahasiswa tertarik untuk mengadakan penyuluhan

kesehatan tentang kesehatan lingkungan yang tujuan akhirnya untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat dan meningkatkan motivasi masyarkat untuk menciptakan

lingkungan yang sehat minimal dalam lingkungan rumah dan sekitarnya.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta dapat meningkatkan

motivasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu:

a. Menyebutkan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat

b. Menyebutkan indicator perilaku hidup bersih dan sehat

c. Menyebutkan manfaat perilaku hidup bersih dan sehat

d. Menyebutkan cara pencegahan jentik nyamuk


LAMPIRAN

C. Peserta

Masyarkat Desa Sukamulya RT 004 RW 005 Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi

D. Pengorganisasian

1. Leader : Kharisma

2. Fasilitator : Siti Maemunah

3. Moderator : Laelatul Uyun

4. Sie.Dok : Neniria Irawan

E. Setting acara

1. Panitia datang 10 menit sebelum acara dimulai

2. Warga datang 5 menit sebelum acara dimulai, kemudian

3. Moderator membuka acara penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS)

4. Setelah pembukaan selesai, moderator menyerahkan kepada presentator untuk

memberikan materi kepada warga

5. Penyampaian materi selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, setelah itu

prsentator menutup materi yang telah di sampaikan dan menyerahkan kembali ke

moderator

6. Moderator mengambil alih dan langsung menutup acara

7. Waktu penyuluhan dimulai pada pukul 09.00 WIB s/d selesai

8. Isi acara: Pembukaan sekaligus mengingatkan kontrak, materi tentang PHBS dan

penutup
LAMPIRAN

F. Metode dan media

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Media : power point, laptop dan brosur

G. Materi penyuluhan

1. Definisi PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau

dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi,

Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.

Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar

atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan

membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),

bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).

Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,

terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2. Indikator PHBS

Indikator PHBS ada 10, yaitu :

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah tangga

dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan).

b. Memberi bayi ASI Eksklusif

Bayi termuda umur 0 – 6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai dengan 24 jam

terakhir.

c. Menimbang balita setiap bulan


LAMPIRAN

Balita (0 – 59 bln) ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan dan dicatat

dalam KMS. Penimbangan ke posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan sarana

kesehatan lainnya minimal 8 kali setahun.

d. Menggunakan Air Bersih

Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat fisik

air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber air bersih

dengan tempat penampungan limbah minimal 10 m.

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Kebiasaan anggota rumah tangga untuk mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB)

f. Menggunakan jamban sehat

Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan septik

tank/lubang penampung kotoran sebagai tempat pembuangan akhir. Jamban/kakus

adalah bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia. Tinja

bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk mencegah penularan penyakit dan

pencemaran dari kotoran manusia. Syarat jamban sehat adalah :

1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang

penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu konstruksi kedap

air).

2) Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus.

3) Tidak mencemari tanah di sekitarnya.

4) Mudah dibersihkan.

5) Aman digunakan.

6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.

7) Cukup penerangan.

8) Lantai kedap air.


LAMPIRAN

9) Luas ruangan cukup.

10) Ventilasi cukup baik.

11) Tersedia air dan alat pembersih.

g. Memberantas jentik di rumah

Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik di

dalam atau di lingkungan rumah, yakni dengan cara 3M ,menguras menutup menimbun.

h. Makan sayur dan buah setiap hari

Anggota rumah tangga umur hendaknya mengonsumsi sayur dan buah setiap

hari.

i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

Anggota keluarga umur > 10 tahun melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal

30 menit dalam 1 minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud adalah kegiatan olah

tubuh yang membuat tubuh menjadi lebih sehat : lari, jalan, bersepeda kayuh, menimba

air, dan lain sebagainya.

j. Tidak merokok di dalam rumah

Anggota keluarga tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota

keluarga lainnya.

3. Manfaat PHBS

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

b. Anggota keluarga giat bekerja

c. Anak bisa tumbuh sehat dan cerdas.

4. Cara pencegahan jentik nyamuk

a. Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut

berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari

b. Menutup tempat penyimpanan air

c. Mengubur sampah
LAMPIRAN

d. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar

e. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi memadai

f. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk misalnya: obat nyamuk bakar,

semprot, oles atau usap ke kulit dan lain sebagainya

g. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak

h. Pengasapan atau fogging

H. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. 100% ibu-ibu menghadiri acara penyuluhan

b. Tempat, waktu, media dan alat telah tersedia sesuai rencana

c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

2. Evaluasi proses

a. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan

b. Peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan

c. Peserta berperan aktif selama jalannya kegiatan

3. Evaluasi hasil

Peserta penyuluhan kesehatan mampu menyebutkan kembali:

a. Pengertian PHBS

b. Indikator PHBS

c. Manfaat PHBS

d. Cara pencegahan jentik nyamuk


LAMPIRAN

PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN HIPERTENSI DI RT 004 RW 005

DESA SUKAMULYA KECAMATAN SUKATANI

NAMA KELOMPOK:

1. KHARISMA

2. LAELATUL UYUN

3. SITI MAEMUNAH

4. NENIRIA IRAWAN

PRODI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG

2020
LAMPIRAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga tugas akhir keperawatan komunitas di RT 004 RW 005 Desa Sukamulya Kecamatan

Sukatani dapat terselesaikan dengan baik. Kegiatan ini kami selenggarakan sebagai salah satu

tugas mata ajar keperawatan komunitas. Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang telah kita nanti-nantikan safaatnya di akhir

masa. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya:

1. Ibu Iin irakartika MKM selaku direktur Akper Bhakti Husada Cikarang

2. Ibu Mutianingsih M.Kep selaku koordinator sekaligus pembimbing mata ajar keperawatan
komunitas
3. Ibu Dewi Sartika SKM selaku sekretaris Desa Sukamulya
4. Pak Rakum selaku ketua RT atau tokoh masyarakat di Desa Sukamulya
5. Ibu Aan selaku Ibu Kader di Rt 004/005 Desa Sukamulya
Disadari betul dalam pembuatan pre planning ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya, serta dapat meningkatan pengetahuan dan wawasan bersama.

Bekasi, Juli 2020

Penulis
LAMPIRAN

RANCANGAN KEGIATAN

Topik : Penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi

Sasaran : Masyarakat RT 004 RW 005 Desa Sukamulya Kec. Sukatani

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Media dan alat : Slide power point, Laptop dan brosur Waktu dan tempat

Hari/tanggal : Rabu, 15 Juli 2020

Jam : Pukul 09.00 WIB s/d selesai

Tempat : Rumah Ibu Hamidah, Ibu Royana dan Ibu Sawi

A. Latar belakang kegiatan

penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang mendapat

perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya

baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan

jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu (Yundini, 2006). Contoh dampak yang

ditimbulkan dari penyakit hiperteni ata tekanan darah tinggi yaitu angina dan serangan

jantung, stroke, gagal jangtung, kerusakan ginjal dan lain-lain (Palmer 2007).

Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi, bila tekanan sistoiknya mencapai di

atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Tekanan sistolik adalah

tekanan maksimum dimana jantung berkontraksi dan memompa darah ke luar,

sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan dimana jantung sedang mengalami

relaksasi, menerima curahan darah dari pembuluh darah perifer (Myrank, 2009).
LAMPIRAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rt 004 Rw 005 Desa Sukamulya,

Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi. Didapatkan bahwa dari 10 KK (Kartu

Keluarga ) yang memiliki penyakit hipertensi yaitu sebesar 6 (17%) orang penduduk, 4

orang (67%) yang tidak meminum obat darah tinggi secara teratur.

Berdasarkan dari data diatas mahasiswa tertarik untuk mengadakan penyuluhan

kesehatan tentang hipertensi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan motivasi

masyarakat tersebut untuk memahami lebih lanjut penanganan tentang penyakit

hipertensi.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang hipertensi serta dapat meningkatkan motivasi masyarakat untuk

menciptakan hidup yang sehat.

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu:

a. Menyebutkan pengertian hipertensi

b. Menyebutkan penyebab hipertensi

c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi

d. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi

e. Menyebutkan diit hipertensi

f. Menyebutkan komplikasi hipertensi


LAMPIRAN

C. Peserta

Masyarakat RT 004 RW 005 Desa Sukamulya Kec. Sukatani

D. Pengorganisasian

Leader : Kharisma

Fasilitator : Siti Maemunah

Moderator : Laelatul Uyun

Sie.Dok : Neniria Irawan

E. Setting acara

1. Panitia datang 10 menit sebelum acara dimulai

2. Warga datang 5 menit sebelum acara dimulai

3. Moderator membuka acara penyuluhan tentang hipertensi

4. Setelah pembukaan selesai, moderator menyerahkan kepada presentator untuk

memberikan materi kepada warga

5. Penyampaian materi selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, setelah itu

presentator menutup materi yang telah di smpaikn dan menyerhkn kembali ke

moderator

6. Moderator mengambil alih dan langsung menutup acara

7. Waktu penyuluhan dimulai pada pukul 14.00 WIB s/d selesai

8. Isi acara: pembukaan sekaligus mengingatkan kontrak, materi tentang hipertensi dan

penutup

F. Metode dan media

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Media : power point, laptop dan brosur


LAMPIRAN

G. Materi penyuluhan

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg

dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan

pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif

Muttaqin, 2009).

2. Penyebab Hipertensi

a. Gender

b. Obesitas

c. Kurang gerak

d. Umur

e. Genetik

f. Stres

g. Garam

h. Alkohol

i. Kafein

3. Tanda dan Gejala

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah intrakranium

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi

c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus


LAMPIRAN

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Kadang

penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma

karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,

yang memerlukan penanganan segera.

4. Penatalaksanaan Hipertensi

a. Pembatasan konsumsi garam

Terdapat bukti hubungan antara konsumsi garam dan hipertensi. Konsumsi garam

berlebih terbukti meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan prevalensi

hipertensi. Rekomendasi penggunaan natrium (Na) sebaiknya tidak lebih dari 2

gram/hari (setara dengan 5-6 gram NaCl perhari atau 1 sendok teh garam dapur).

Sebaiknya menghindari makanan dengan kandungan tinggi garam.

b. Perubahan pola makan

Pasien hipertensi disarankan untuk konsumsi makanan seimbang yang

mengandung sayuran, kacang kacangan, buah-buahan segar, produk susu rendah

lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama minyak zaitun), serta

membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh.

c. Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal

Terdapat peningkatan prevalensi obesitas dewasa di Indonesia dari 14,8%

berdasarkan data Riskesdas 2013, menjadi 21,8% dari data Riskesdas 2018.

Tujuan pengendalian berat badan adalah mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2),

dan menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar

pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan.

d. Olahraga teratur
LAMPIRAN

Olahraga aerobik teratur bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan

hipertensi, sekaligus menurunkan risiko dan mortalitas kardiovaskular. Olahraga

teratur dengan intensitas dan durasi ringan memiliki efek penurunan TD lebih

kecil dibandingkan dengan latihan intensitas sedang atau tinggi, sehingga pasien

hipertensi disarankan untuk berolahraga setidaknya 30 menit latihan aerobik

dinamik berintensitas sedang (seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau berenang)

5-7 hari per minggu.

e. Berhenti merokok

Merokok merupakan faktor risiko vaskular dan kanker, sehingga status merokok

harus ditanyakan pada setiap kunjungan pasien dan penderita hipertensi yang

merokok harus diedukasi untuk berhenti merokok.

5. Diit hipertensi

a. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi

1) Sumber kalori: Beras, tales, kentang, macaroni, mie, bihun, tepung-tepungan,

gula.

2) Sumber protein hewan: Daging, ayam, ikan, semua terbatas kurang lebih 50

gram perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu

tanpa lemak.

3) Sumber protein nabati: Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.

4) Sumber lemak: Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.

5) Sayuran: Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti

bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.


LAMPIRAN

6) Buah-buahan: Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah

terbatas.

7) Bumbu: Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam

tidak lebih 15 gram perhari.

8) Minuman: Teh encer, coklat encer, juice buah.

b. Makanan yang dibatasi

1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru, minyak

kelapa, gajih

2) Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya biscuit, craker.

3) Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor asin.

4) Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.

5) Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis, daging sapi,

daging kambing.

6) Garam dapur.

7) Makan tinggi lemak dan kolesterol.

8) Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll.

c. Diit rendah garam

1) Beras, ubi, maizena, terigu, tapioca, hunkwe, gula dan makanan yang diolah

tidak dibubuhi dengan garam, soda

2) Daging sapi, daging ayam, ikan, maksimum 100 gram sehari, telur ayam 1

butir sehari

3) Kacang-kacangan tanpa garam dapur

4) Sayuran tanpa garam, natrium benzoate dan soda


LAMPIRAN

5) Buah segar dan diawetkan tanpa garam dan soda

6) Bumbu segar dan kering yang tidak ada garam dan natrium lainnya.

6. Pencegahan hipertensi

a. Menjaga berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat seseorang lebih

beresiko terserang hipertensi

b. Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih terhindar

dari risiko terserang hipertensi. Lakukan jalan cepat atau bersepeda 2-3 jam setiap

minggu.

c. Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya roti dari biji-

bjian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran

d. Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok the

e. Berhenti merokok. Meski merokok tidak menyebabkan hipertensi secara

langsung, tetapi rokok bisa membuat arteri menyempit sehingga meningkatkan

resiko serangan jantung dan stroke

7. Komplikasi

a. Jantung

1) Hipertrofi ventrikel kiri

2) angina atau infark miokardium

3) gagal jantung

b. Otak - stroke atau transient ishemic attack

c. Penyakit ginjal kronis

d. Penyakit arteri perifer

e. Retinopati
LAMPIRAN

I. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. 100% ibu-ibu menghadiri acara penyuluhan

b. Tempat, waktu, media dan alat telah tersedia sesuai rencana

c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

2. Evaluasi proses

a. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan

b. Peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan

c. Peserta berperan aktif selama jalannya kegiatan

3. Evaluasi hasil

Peserta penyuluhan kesehatan mampu menyebutkan kembali:

a. Pengertian hipertensi

b. Penyebab hipertensi

c. Tanda dan gejala hipertensi

d. Penatalaksanaan hipertensi

e. Diit hipertensi

f. Komplikasi hipertensi
LAMPIRAN

PROPOSAL PRE PLANNING PENYULUHAN COVID-19

NAMA KELOMPOK:
KHARISMA (0101017030)
LAELATUL UYUN (0101017032)
SITI MAEMUNAH (0101017064)
NENIRIA IRAWAN (0101017045)

AKPER BHAKTI HUSADA

JL. R.E MARTADINATA (BY PASS) CIKARANG

2019/2020
LAMPIRAN

KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

tugas akhir keperawatan komunitas di RT 004 RW 005 Desa Sukamulya Kecamatan Sukatani dapat

terselesaikan dengan baik. Kegiatan ini kamu selenggarakan sebagai salah satu tugas mata ajar

keperawatan komunitas. Tak lupa sholawat serta salm tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang telah kita nanti-nantikan syafaatnya diakhir masa. Dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya:

1. Ibu Iin Ira Kartika M.KM selaku direktur Akper Bhakti Husada Cikarang.

2. Ibu Mutianingsih M. Kep Selaku Koordinator sekaligus pembimbing mata ajar keperawatan

komunitas.

3. Ibu Dewi Sartika SKM selaku sekretaris Kepala desa sukamulya.

4. Bpk Rakum selaku ketua RT 004 RW 005 Desa Sukamulya

5. Ibu Aan selaku kader di RT 004/005 Desa Sukamulya

Disadari betul dalam pembuatan pre planning ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga pre planning ini

dapat bermanfaat bagi semuanya, sert dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bersama.

Penyusun

Cikarang, 17 Juli 2020


LAMPIRAN

RANCANGAN KEGIATAN

Hari/tanggal : Kamis, 16 Juli 2020

Waktu : 13.30 s/d selesai

Tempat : Rumah warga

Topik : Penyuluhan kesehatan Covid_19

A. Latar Belakang Kegiatan

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari

gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui

menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah

diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars

CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Tanda dan gejala

umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan

sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada

kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal

ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar

kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen

menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Kemenkes, 2020). Adapun, hewan yang

menjadi sumber penularan COVID_19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020).

Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus

pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada

tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui

etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19).

Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan

Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern


LAMPIRAN

(KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan

sudah terjadi penyebaran antar negara (Kemenkes, 2020).

Berdasarkan hasil pengumpulan data di RT 004 RW 005 Desa Sukamulya Kecamatan

Sukatani, didapatkan dari 10 kk (kartu keluarga) bahwa warga yang tidak mengetahui Covid_19

yaitu sebesar (62%), untuk warga yang tidak mengetahui penularan Covid_19 yaitu sebesar

(69%), untuk warga yang tidak mengetahui pencegahan Covid_19 sebesar (73%), OTG (orang

tanpa gejala) sebesar (100%), untuk warga yang tidak mengetahui tentang ODP (orang dalam

pemantauan) (100%), dan untuk warga yang tidak mengetahui tentang PDP (pasien dalam

pengawasan) sebesar (100%).

Berdasarkan data yang didapat mahasiswa tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang

Covid_19 dengan tujuan agar warga mendapatkan pengetahuan serta memahami tentang

Covid_19.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang covid_19.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu:

a. Menjelaskan pengertian covid-19

b. Menyebutkan Gejala covid-19

c. Menyebutkan Pencegahan covid-19

d. Menyebutkan Cara Utama Penularan Virus Corona

e. Menyebutkan Arti status OTG, ODP dan PDP Pada Kasus COVID-19

C. Peserta
LAMPIRAN

Masyarakat RT 004 RW 005 Desa Sukamulya Kec. Sukatani

D. Pengorganisasian

Ketua : Kharisma

Sekertaris : Siti Maemunah

Bendahara : Laelatul Uyun

Sie Acara : Neniria Irawan

E. Setting Acara

1. Panitia datang 10 menit sebelum acara dimulai

2. Warga datang 5 menit sebelum acara dimulai

3. Moderator membuka acara penyuluhan tentang covid-19

4. Setelah pembukaan selesai, moderator menyerahkan kepada presentator untuk

memberikan materi kepada warga

5. Penyampaian materi selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, setelah itu

presentator menutup materi yang telah di smpaikn dan menyerahkan kembali ke

moderator

6. Moderator mengambil alih dan langsung menutup acara

7. Waktu penyuluhan dimulai pada pukul 14.00 WIB s/d selesai

8. Isi acara: pembukaan sekaligus mengingatkan kontrak, materi tentang covid-19 dan

penutup

9. Metode dan Media

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Media : Slide Power Point, Laptop dan Brosur

10. Materi Penyluhan Covid-19


LAMPIRAN

1. Pengertian virus corona (covid-19)

Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)

adalah virus yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut

COVID-19. Virus corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernafasan,

infeksi paru-paru yang berat hingga kematian.

2. Gejala virus corona (covid-19)

Gejala awal infeksi virus corona atau covid-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu

demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat

hilang dan sembuh atau malah berat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami

demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak nafas dan nyeri dada. Gejala-gejala

tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus corona.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus

corona, yaitu:

a. Demam (suhu tubuh diatas 380).

b. Batuk.

c. Sesak nafas.

3. Pencegahan virus corona (covid-19)

a. Menerapkan PHBS seperti mencuci tangan sesuai standar dan mengkonsumsi

makanan yang sehat dan bergizi dan penambahan vitamin untuk kekebalan tubuh.

b. Menerapkan physical distancing (menjaga jarak minimal 1 m).

c. Penggunaan masker saat melakukan kegiatan diluar rumah atau saat bertemu banyak

orang, terutama pada saat terkena penyakit saluran pernafasan seperti, batuk atau flu.

d. Stay at home untuk meindungi diri dan orang lain.

4. Cara Utama Penularan Virus Corona


LAMPIRAN

Virus corona SARS-CoV-2 tampaknya terutama menular dari orang ke orang. Berikut dua

cara utama virus ini menular:

a. Virus corona menular antara orang yang berinteraksi dekat satu sama lain (dalam jarak

sekitar 6 kaki atau 180 cm).

b. Virus corona menular melalui cairan dari pernapasan yang keluar saat orang yang

terinfeksi batuk atau bersin.

Cairan pernapasan tersebut bisa menempel di mulut atau hidung orang-orang yang

berada di dekatnya atau bisa juga terhirup ke dalam paru-paru.

5. Ketahui Beda Arti Status OTG, ODP dan PDP Pada Kasus COVID-19

a. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akan dikriteriakan sesuai dengan gejala

yang nampak termasuk demam, batuk, sesak napas, hingga sakit tenggorokan. Di sisi

lain, apabila hasil observasi yang dilakukan menemukan adanya saluran napas bawah

yang terganggu serta terjadi kontak erat dengan penderita positif atau dari yang

terjangkit, maka pasien dapat masuk dalam kriteria ini. Pasien dengan status PDP ini

akan dirawat di rumah sakit untuk ditinjau dan dikontrol perkembangan kasusnya.

Orang yang dinyatakan masuk kategori PDP akan menjalani proses observasi

melalui proses cek laboratorium yang hasilnya akan dilaporkan kepada Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI. "Kami tidak

ada kewenangan menetapkan status yang bersangkutan positif corona atau tidak, itu ada

di ranah Kementerian Kesehatan atau Presiden Republik Indonesia," pungkas Rita.

b. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

Sementara, pasien ODP memiliki gejala yang lebih ringan pada umumnya,

seperti batuk, sakit tenggorokan, dan demam. Akan tetapi, tidak ada kontak erat

dengan penderita positif. Pasien dengan status ODP dapat dipulangkan untuk

selanjutnya melakukan karantina sendiri selama kurang lebih 14 hari.

c. Orang Tanpa Gejala (OTG)


LAMPIRAN

Dalam situs Kementerian Kesehatan RI juga kriteria Orang Tanpa Gejala

(OTG). Orang Tanpa Gejala merupakan seseorang yang tidak memiliki gejala dan

memiliki risiko tertular dari orang terkonfirmasi COVID-19. Orang yang memiliki

riwayat kontak dekat dengan kasus konfirmasi COVID-19 dapat masuk dalam kriteria

ini. Seseorang dapat dikatakan telah melakukan kontak erat apabila ia melakukan

kontak fisik. berada dalam ruangan, atau berkunjung, dalam 2 hari sebelum kasus

timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Dengan catatan, kunjungan

atau kontak dekat tersebut dilakukan dalam radius 1 meter dengan pasien dalam

pengawasan atau terkonfirmasi.

Referensi: Burhan, E., Isbaniah, F., Susanto, A. D dkk. 2020., Pneumonia Covid-19. Diunduh melalui
< https://www.persi.or.id/images/2020/data/buku_pneumonia_covid19.pdf >. [Diakses pada
14 Juli 2020].

11. Evaluasi

1. Struktur

a. 100% menghadiri acara penyuluhan.

b. Tempat, waktu, media dan alat tersedia sesuai rencana.

c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana.

2. Proses

a. Pelaksanaan kegiatan pnyuluhan sesuai yang di rencanakan.

b. Peserta dapat mengikuti seluuruh kegiatan penyuluhan.

c. Peserta berperan aktif jalannya kegiatan.

3. Hasil

Peserta penyuluhan kesehatan mampu menyebutkan kembali:

a. Pengertian covid-19

b. Gejala covid-19

c. Pencegahan covid-19

d. Cara Utama Penularan Virus Corona

e. Arti status OTG, ODP dan PDP Pada Kasus COVID-19


LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas

DISUSUN OLEH :
KHARISMA (0101017030)
LAELATUL UYUN (0101017032
SITI MAEMUNAH (0101017064)
NENIRIA IRAWAN (0101017045)

PRODI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG

2020
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

1. Dx. keperawatan : Manajemen kesehatan tidak efektif


2. Pokok Bahasan : Hipertensi (Darah Tinggi)
3. Sub Pokok Bahasan : pengertian hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan
gejala hipertensi, penatalaksanaan hipertensi, diit
hipertensi dan komplikasi hipertensi

5. Sasaran : Warga rt/rw 04/05 Desa Sukamulya, Kecamatan


Sukatani, Kabupaten Bekasi.
6. Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 15 Juli 2020 Pukul 14.00 WIB
7. Tempat dan waktu : Rumah Warga dan (waktu 20 menit)
8. Penyuluh : Neniria Irawan
9. Tujuan
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pendidikan
kesehatan selama 1x 20 menit diharapkan warga dapat
memahami tentang penanganan Hipertensi

b. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20


menit warga mampu menjelaskan kembali:

1) pengertian hipertensi
2) penyebab hipertensi
3) tanda dan gejala hipertensi
4) penatalaksanaan hipertensi
5) diit hipertensi
6) komplikasi hipertensi

10. Metode : Ceramah dan tanya jawab

11. Media : Lembar balik dan Leaflet

12. Materi pembelajaran : Terlampir


LAMPIRAN

13. strategi pembelajaran

No Kegiatan Pendidikan Kegiatan Belajar Kegiatan Klien

1. Pembukaan (3 menit) - Memberi salam - Menjawab salam

- Mengingatkan kontrak - Menyimak

- Menjelaskan maksud dan tujuan - Menyimak

- Menanyakan kesediaan - Menjawab

- Apersepsi - Menjawab & menyimak

2. Inti (15 menit) - Menjelaskan pengertian - Menyimak


hipertensi
- Menyimak
- Menjelaskan penyebab
hipertensi

- Menjelaskan tanda dan gejala


hipertensi - Menyimak

- Menjelaskan penatalaksanaan
hipertensi
- Menyimak
- Menjelaskan diit hipertensi

- menjelaskan pencegahan
- Menyimak
hipertensi

- Menjelaskan komplikasi
hipertensi - Menyimak

3. Penutup (2 menit) - Melakukan evaluasi hasil - Menjawab pertanyaan


penyuluhan
- Menjawab dan

- Memberi reinforcement/penguat mendengarkan

- Menyimpulkan hasil - Menjawab salam


LAMPIRAN

penyuluhan bersama-sama

- Memberi salam penutup

14. Evaluasi

a. Jenis soal : Lisan

b. Jumlah soal: 3 soal

c. Pertanyaan :

1) Apa itu pengertian hipertensi?

2) Apa itu penatalaksanaan hipertensi?

3) Apa tanda dan gejala dari hipertensi ?

d. Jawaban

1) Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120

mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan

perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya

tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).

2) Penatalaksannan Hipertensi

a) Pembatasan konsumsi garam

Terdapat bukti hubungan antara konsumsi garam dan hipertensi. Konsumsi

garam berlebih terbukti meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan

prevalensi hipertensi. Rekomendasi penggunaan natrium (Na) sebaiknya tidak

lebih dari 2 gram/hari (setara dengan 5-6 gram NaCl perhari atau 1 sendok teh

garam dapur). Sebaiknya menghindari makanan dengan kandungan tinggi garam.


LAMPIRAN

b) Perubahan pola makan

Pasien hipertensi disarankan untuk konsumsi makanan seimbang yang

mengandung sayuran, kacang kacangan, buah-buahan segar, produk susu rendah

lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama minyak zaitun), serta

membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh.

c) Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal

Terdapat peningkatan prevalensi obesitas dewasa di Indonesia dari 14,8%

berdasarkan data Riskesdas 2013, menjadi 21,8% dari data Riskesdas 2018.

Tujuan pengendalian berat badan adalah mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2),

dan menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar

pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan.

d) Olahraga teratur

Olahraga aerobik teratur bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan

hipertensi, sekaligus menurunkan risiko dan mortalitas kardiovaskular. Olahraga

teratur dengan intensitas dan durasi ringan memiliki efek penurunan TD lebih

kecil dibandingkan dengan latihan intensitas sedang atau tinggi, sehingga pasien

hipertensi disarankan untuk berolahraga setidaknya 30 menit latihan aerobik

dinamik berintensitas sedang (seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau

berenang) 5-7 hari per minggu.

e) Berhenti merokok

Merokok merupakan faktor risiko vaskular dan kanker, sehingga status

merokok harus ditanyakan pada setiap kunjungan pasien dan penderita hipertensi

yang merokok harus diedukasi untuk berhenti merokok.

3) Tanda dan gejala


LAMPIRAN

Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah intrakranium

a) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.

b) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

c) Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.

d) Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

e) Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan

koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati

hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI DAN DIABETES

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada

pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif

Muttaqin, 2009).

B. Penyebab Hipertensi

1. Gender

2. Obesitas

3. Kurang gerak

4. Umur

5. Genetik

6. Stres

7. Garam
LAMPIRAN

8. Alkohol

9. Kafein

C. Tanda dan Gejala

1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah intrakranium.

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.

3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.

5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Kadang

penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena

terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang

memerlukan penanganan segera.

D. Penatalaksanaan Hipertensi

1. Pembatasan konsumsi garam

Terdapat bukti hubungan antara konsumsi garam dan hipertensi. Konsumsi

garam berlebih terbukti meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan prevalensi

hipertensi. Rekomendasi penggunaan natrium (Na) sebaiknya tidak lebih dari 2

gram/hari (setara dengan 5-6 gram NaCl perhari atau 1 sendok teh garam dapur).

Sebaiknya menghindari makanan dengan kandungan tinggi garam.

2. Perubahan pola makan

Pasien hipertensi disarankan untuk konsumsi makanan seimbang yang

mengandung sayuran, kacang kacangan, buah-buahan segar, produk susu rendah

lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama minyak zaitun), serta

membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh.

3. Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal


LAMPIRAN

Terdapat peningkatan prevalensi obesitas dewasa di Indonesia dari 14,8%

berdasarkan data Riskesdas 2013, menjadi 21,8% dari data Riskesdas 2018. Tujuan

pengendalian berat badan adalah mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2), dan

menargetkan berat badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar pinggang <90

cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan.

4. Olahraga teratur

Olahraga aerobik teratur bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan

hipertensi, sekaligus menurunkan risiko dan mortalitas kardiovaskular. Olahraga

teratur dengan intensitas dan durasi ringan memiliki efek penurunan TD lebih kecil

dibandingkan dengan latihan intensitas sedang atau tinggi, sehingga pasien hipertensi

disarankan untuk berolahraga setidaknya 30 menit latihan aerobik dinamik

berintensitas sedang (seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau berenang) 5-7 hari per

minggu.

5. Berhenti merokok

Merokok merupakan faktor risiko vaskular dan kanker, sehingga status

merokok harus ditanyakan pada setiap kunjungan pasien dan penderita hipertensi yang

merokok harus diedukasi untuk berhenti merokok.

E. Diit hipertens

1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi

a) Sumber kalori

Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.

b) Sumber protein hewan

Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari, telur

ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak.
LAMPIRAN

c) Sumber protein nabati

Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.

d) Sumber lemak

Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.

e) Sayuran

Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis, kacang

panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel.

f) Buah-buahan

Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah terbatas.

g) Bumbu

Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak lebih

15 gram perhari.

h) Minuman

Teh encer, coklat encer, juice buah.

4. Makanan yang dibatasi

a) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru, minyak kelapa,

gajih.

b) Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya biscuit, craker.

c) Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor asin.

d) Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.

e) Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis, daging sapi, daging

kambing.

f) Garam dapur.

g) Makan tinggi lemak dan kolesterol.

h) Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll.


LAMPIRAN

5. Diit rendah garam

a) Beras, ubi, maizena, terigu, tapioca, hunkwe, gula dan makanan yang diolah tidak

dibubuhi dengan garam, soda

b) Daging sapi, daging ayam, ikan, maksimum 100 gram sehari, telur ayam 1 butir

sehari

c) Kacang-kacangan tanpa garam dapur

d) Sayuran tanpa garam, natrium benzoate dan soda

e) Buah segar dan diawetkan tanpa garam dan soda

f) Bumbu segar dan kering yang tidak ada garam dan natrium lainnya.

6. Pencegahan hipertensi

1. Menjaga berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat seseorang lebih

beresiko terserang hipertensi

2. Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih terhindar dari

risiko terserang hipertensi. Lakukan jalan cepat atau bersepeda 2-3 jam setiap minggu.

3. Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya roti dari biji-bjian

utuh, beras merah, serta buah dan sayuran

4. Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok the

5. Berhenti merokok. Meski merokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung,

tetapi rokok bisa membuat arteri menyempit sehingga meningkatkan resiko serangan

jantung dan stroke

7. Komplikasi

1. Jantung
LAMPIRAN

a. Hipertrofi ventrikel kiri

b. angina atau infark miokardium

c. gagal jantung

2. Otak - stroke atau transient ishemic attack

3. Penyakit ginjal kronis

4. Penyakit arteri perifer

5. Retinopati

Referensi:

Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B.G., 2002, Basic and Clinical
Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika

Smeljer,S.C Bare, B.G .2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner &
Suddarth, Ed 8.Penerbit EGC Jakarta.

Soeparman dkk.1987.Ilmu Penyakit Dalam Ed 2. Penerbit FKUI. Jakarta


Sofyan, Andy.2012. Hipertensi. Kudus.

Wiryowidagdo, S & Sitanggang, M. (2002). Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah
Tinggi, dan Kolesterol. Jakarta: PT Argomedia Pustaka

Indonesian Society Of Hypertension (Perhimpunan Dokter Hipertensi


Indonesia) diunduh melalui: <http://upload.inash.or.id/cdn/File/Update
%20konsensus%202019.pdf > [diakses pada 14 Juli 2020].

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


LAMPIRAN

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas

DISUSUN OLEH :
KHARISMA (0101017030)
LAELATUL UYUN (0101017032
SITI MAEMUNAH (0101017064)
NENIRIA IRAWAN (0101017045)

PRODI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG

2020

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

1. Dx keperawatan : Perilaku Cenderung Berisiko


LAMPIRAN

2. Pokok bahasan : Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

3. Sub pokok bahasan : Pengertian PHBS, Indikator PHBS, Manfaat PHBS dan

Menjelaskan cara pencegahan jentik nyamuk

4. Sasaran : Warga Rt/Rw 04/05 Desa Sukamulya, Kecamatan Sukatani

5. Hari/Tanggal : Kamis, 16 Juli 2020 pukul 09.00 WIB

6. Tempat : Dirumah warga

7. Waktu : 20 menit

8. Penyuluh : Kharisma

9. Tujuan

a. Tujuan umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit, diharapkan warga dapat

memahami dan mengerti tentang pentingnya kesehatan lingkungan dalam bentuk perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS).

b. Tujuan khusus:

Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit, warga mengetahui:

1) Pengertian PHBS

2) Indikator PHBS

3) Manfaat PHBS

4) Menjelaskan cara pencegahan jentik nyamuk

10. Metode : Ceramah dan tanya jawab.

11. Media : Leafleat dan lembar balik

12. Materi pembelajaran : Terlampir

No Kegiatan Pendidikan Kegiatan Belajar Kegiatan Klien

1. Pembukaan - Memberi salam - Menjawab salam

(3 menit) - Mengingatkan kontrak - Menyimak

- Menjelaskan maksud dan


LAMPIRAN

tujuan - Menyimak

- Menanyakan kesediaan

- Apresiasi - Menjawab

- Menjawab dan

- Menjelaskan pengertian menyimak


2. Inti PHBS - Menyimak
(15 menit) - Menjelaskan indikator

PHBS - Menyimak

- Menjelaskan manfaat PHBS

- Menjelaskan cara - Menyimak

pencegahan jentik nyamuk - Menyimak

- Melakukan evaluasi hasil - Menjawab

penyuluhan pertanyaan

- Memberi revariat/penguat - Menjawab dan


3. Penutup
- Menyimpulkan hasil mendengarkan
(2 menit)
penyuluhan bersama-sama

- Memberi salam penutup - Menjawab salam

13. Evaluasi

a. Jenis soal : Lisan

b. Jumlah soal : 2 soal

c. Pertanyaan :

1) Jelaskan PHBS?

2) Manfaat PHBS?
LAMPIRAN

d. Jawaban

1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar,

mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program prioritas yaitu

KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan /

JPKM.

2) Manfaat PHBS

a) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

b) Anggota keluarga giat bekerja

c) Anak bisa tumbuh sehat dan cerdas

MATERI PENYULUHAN PHBS

1. Definisi PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar,

mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program prioritas yaitu KIA,

Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.

Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman

belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan

edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan

pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat

(Empowerment).

Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,

terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2. Indikator PHBS

Indikator PHBS ada 10, yaitu :


LAMPIRAN

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah tangga

dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan).

2. Memberi bayi ASI Eksklusif

Bayi termuda umur 0 – 6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai dengan 24

jam terakhir.

3. Menimbang balita setiap bulan

Balita (0 – 59 bln) ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan dan

dicatat dalam KMS. Penimbangan ke posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan

sarana kesehatan lainnya minimal 8 kali setahun.

4. Menggunakan Air Bersih

Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat

fisik air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber

air bersih dengan tempat penampungan limbah minimal 10 m.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Kebiasaan anggota rumah tangga untuk mencuci tangan dengan air bersih

dan sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB)

6. Menggunakan jamban sehat

Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan septik

tank/lubang penampung kotoran sebagai tempat pembuangan akhir. Jamban/kakus

adalah bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia.

Tinja bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk mencegah penularan penyakit

dan pencemaran dari kotoran manusia. Syarat jamban sehat adalah :

12) Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang

penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu konstruksi kedap

air).

13) Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus.
LAMPIRAN

14) Tidak mencemari tanah di sekitarnya.

15) Mudah dibersihkan.

16) Aman digunakan.

17) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.

18) Cukup penerangan.

19) Lantai kedap air.

20) Luas ruangan cukup.

21) Ventilasi cukup baik.

22) Tersedia air dan alat pembersih.

7. Memberantas jentik di rumah

Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik di

dalam atau di lingkungan rumah, yakni dengan cara 3M ,menguras menutup

menimbun.

8. Makan sayur dan buah setiap hari

Anggota rumah tangga umur hendaknya mengonsumsi sayur dan buah setiap

hari.

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

Anggota keluarga umur > 10 tahun melakukan aktifitas fisik setiap hari

minimal 30 menit dalam 1 minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud adalah

kegiatan olah tubuh yang membuat tubuh menjadi lebih sehat : lari, jalan, bersepeda

kayuh, menimba air, dan lain sebagainya.

10. Tidak merokok di dalam rumah

Anggota keluarga tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama

anggota keluarga lainnya.

3. Manfaat PHBS

1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.


LAMPIRAN

2. Anggota keluarga giat bekerja.

3. Anak bisa tumbuh sehat dan cerdas.

4. Cara pencegahan jentik nyamuk

1. Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut

berkembang biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.

2. Menutup tempat penyimpanan air.

3. Mengubur sampah.

4. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

5. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi memadai.

6. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk misalnya: obat nyamuk bakar,

semprot, oles atau usap ke kulit dan lain sebagainya.

7. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak.

8. Pengasapan atau fogging

Referensi:

Anik, M., 2013., Prilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta. Trans Info Media.

Budihardjo. 2003. Kota dan Lingkungan. Jakarta: United Nation.

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) COVID-19


LAMPIRAN

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas

DISUSUN OLEH :
KHARISMA (0101017030)
LAELATUL UYUN (0101017032
SITI MAEMUNAH (0101017064)
NENIRIA IRAWAN (0101017045)

PRODI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN BHAKTI HUSADA CIKARANG

2020

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN


LAMPIRAN

1. Dx keperawatan: Defisit Pengetahuan

2. Pokok bahasan : COVID-19

3. Sub pokok bahasan : Pengertian covid-19, gejala covid-19, pencegahan covid-19, cara

utama penularan virus corona, arti status OTG, ODP dan PDP

pada kasus COVID-19

4. Sasaran : Warga Rt/Rw 04/05 Desa Sukamulya, Kecamatan Sukatani,

Kabupaten Bekasi

5. Hari/Tanggal : Kamis, 16 Juli 2020/ Jam 13.30 WIB

6. Tempat : Rumah warga

7. Penyuluh : Laelatul Uyun

8. Waktu : 20 menit

9. Tujuan

a. Tujuan umum : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit,

diharapkan warga dapat memahami dan mengerti tentang

pentingnya pencegahan covid 19.

b. Tujuan khusus : Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit,

warga mengetahui:

f. Pengertian covid-19

g. Gejala covid-19

h. Pencegahan covid-19

i. Cara Utama Penularan Virus Corona

j. Arti status OTG, ODP dan PDP Pada Kasus COVID-19

10. Metode : Ceramah dan tanya jawab.

11. Media : Leafleat dan lembar balik

12. Materi pembelajaran : Terlampir

No Kegiatan Pendidikan Kegiatan Belajar Kegiatan Klien


LAMPIRAN

1. Pembukaan - Memberi salam - Menjawab salam

(3 menit) - Mengingatkan kontrak - Menyimak

- Menjelaskan maksud dan - Menyimak

tujuan

- Menanyakan kesediaan - Menjawab

- Apresiasi - Menjawab dan

menyimak
2. Inti - Menjelaskan pengertian - Menyimak
(15 menit)
covid-19

- Menjelaskan gejala covid- - Menyimak

19

- Menjelaskan pencegahan - Menyimak

covid-19

- Cara Utama Penularan - Menyimak

Virus Corona

- Arti status OTG, ODP dan


- Menyimak
PDP Pada Kasus COVID-

19
3. Penutup
- Melakukan evaluasi hasil
(2 menit) - Melihat dan
penyuluhan
menyimak

- Menjawab
- Memberi revariat/penguat
pertanyaan

- Menjawab dan

- Menyimpulkan hasil mendengarkan

penyuluhan bersama-sama

- Memberi salam penutup - Menjawab salam


LAMPIRAN

13. Evaluasi

e. Jenis soal : Lisan

f. Jumlah soal : 3 soal

g. Pertanyaan :

3) Pengertian virus corona?

4) Gejala virus corona?

5) Pencegahan virus corona?

Jawaban

3) Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-

2) adalah virus yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit karena infeksi virus

ini disebut COVID-19. Virus corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada

sistem pernafasan, infeksi paru-paru yang berat hingga kematian.

4) Gejala virus corona

a) Demam (suhu tubuh diatas 380).

b) Batuk.

c) Sesak nafas..

5) Pencegahan virus corona

a) Menerapkan PHBS seperti mencuci tangan sesuai standar dan mengkonsumsi

makanan yang sehat dan bergizi dan penambahan vitamin untuk kekebalan

tubuh.

b) Menerapkan physical distancing (menjaga jarak minimal 1 m).

c) Penggunaan masker saat melakukan kegiatan diluar rumah atau saat bertemu

banyak orang, terutama pada saat terkena penyakit saluran pernafasan seperti,

batuk atau flu.

d) Stay at home untuk meindungi diri dan orang lain.

MATERI PENYULUHAN COVID-19


LAMPIRAN

1. Pengertian virus corona (covid-19)

Virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)

adalah virus yang menyerang sistem pernafasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut

COVID-19. Virus corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernafasan,

infeksi paru-paru yang berat hingga kematian.

2. Gejala virus corona (covid-19)

Gejala awal infeksi virus corona atau covid-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu

demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat

hilang dan sembuh atau malah berat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami

demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak nafas dan nyeri dada. Gejala-gejala

tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus corona.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus

corona, yaitu:

a. Demam (suhu tubuh diatas 380).

b. Batuk.

c. Sesak nafas.

3. Pencegahan virus corona (covid-19)

o Menerapkan PHBS seperti mencuci tangan sesuai standar dan mengkonsumsi

makanan yang sehat dan bergizi dan penambahan vitamin untuk kekebalan tubuh.

o Menerapkan physical distancing (menjaga jarak minimal 1 m).

o Penggunaan masker saat melakukan kegiatan diluar rumah atau saat bertemu banyak

orang, terutama pada saat terkena penyakit saluran pernafasan seperti, batuk atau flu.

o Stay at home untuk meindungi diri dan orang lain.

4. Cara Utama Penularan Virus Corona


LAMPIRAN

Virus corona SARS-CoV-2 tampaknya terutama menular dari orang ke orang. Berikut dua

cara utama virus ini menular:

 Virus corona menular antara orang yang berinteraksi dekat satu sama lain (dalam

jarak sekitar 6 kaki atau 180 cm).

 Virus corona menular melalui cairan dari pernapasan yang keluar saat orang yang

terinfeksi batuk atau bersin.

 Cairan pernapasan tersebut bisa menempel di mulut atau hidung orang-orang yang

berada di dekatnya atau bisa juga terhirup ke dalam paru-paru

5. Ketahui Beda Arti Status OTG, ODP dan PDP Pada Kasus COVID-19

a. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) akan dikriteriakan sesuai dengan gejala

yang nampak termasuk demam, batuk, sesak napas, hingga sakit tenggorokan. Di sisi

lain, apabila hasil observasi yang dilakukan menemukan adanya saluran napas bawah

yang terganggu serta terjadi kontak erat dengan penderita positif atau dari yang

terjangkit, maka pasien dapat masuk dalam kriteria ini. Pasien dengan status PDP ini

akan dirawat di rumah sakit untuk ditinjau dan dikontrol perkembangan kasusnya.

Orang yang dinyatakan masuk kategori PDP akan menjalani proses observasi

melalui proses cek laboratorium yang hasilnya akan dilaporkan kepada Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI. "Kami tidak

ada kewenangan menetapkan status yang bersangkutan positif corona atau tidak, itu ada

di ranah Kementerian Kesehatan atau Presiden Republik Indonesia," pungkas Rita.

b. Orang Dalam Pemantauan (ODP)

Sementara, pasien ODP memiliki gejala yang lebih ringan pada umumnya,

seperti batuk, sakit tenggorokan, dan demam. Akan tetapi, tidak ada kontak erat

dengan penderita positif. Pasien dengan status ODP dapat dipulangkan untuk

selanjutnya melakukan karantina sendiri selama kurang lebih 14 hari.

c. Orang Tanpa Gejala (OTG)


LAMPIRAN

Dalam situs Kementerian Kesehatan RI juga kriteria Orang Tanpa Gejala

(OTG). Orang Tanpa Gejala merupakan seseorang yang tidak memiliki gejala dan

memiliki risiko tertular dari orang terkonfirmasi COVID-19. Orang yang memiliki

riwayat kontak dekat dengan kasus konfirmasi COVID-19 dapat masuk dalam kriteria

ini. Seseorang dapat dikatakan telah melakukan kontak erat apabila ia melakukan

kontak fisik. berada dalam ruangan, atau berkunjung, dalam 2 hari sebelum kasus

timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Dengan catatan, kunjungan

atau kontak dekat tersebut dilakukan dalam radius 1 meter dengan pasien dalam

pengawasan atau terkonfirmasi.

Referensi: Burhan, E., Isbaniah, F., Susanto, A. D dkk. 2020., Pneumonia Covid-19. Diunduh melalui
< https://www.persi.or.id/images/2020/data/buku_pneumonia_covid19.pdf >. [Diakses pada
14 Juli 2020].

DOKUMENTASI
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai