PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas di RW 15
Kelurahan Tobek godang Kecamatan Tampan mahasiswa mampu melakukan Asuhan
Keperawatan Komunitas di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian yang meliputi pengumpulan data, tabulasi data, dan
mempresentasikan data yang diperoleh dilapangan.
b. Merumuskan masalah kesehatan dan memberikan gambaran analisa data yang
sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun.
c. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah kesehatan yang
akan dijumpai dan diprioritaskan.
d. Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana tindak lanjut
yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
C. Manfaat Penulisan
1. Dinas Kesehatan Provinsi Riau
Diharapakan penulisan laporan hasil kegiatan ini dapat menjadi gambaran bagi
dinas kesehatan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan masyarakat di RW 15
Kelurahan Tobek godang Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.
3. RW 15 Kelurahan Tobekgodang
Diharapkan penulisan laporan kegiatan ini dapat menjadikan masukan untuk
ketua RW 15 dalam mengatasi masalah kesehatan di masyarakatnya.
4. Masyarakat
Diharapkan penulisan laporan kegiatan ini dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam mengatasi masalah kesehatan di RW 15
Kelurahan Tobek godang Kecamatan Tampan.
5. Institusi Pendidikan
Diharapkan penulisan laporan hasil kegiatan ini sebagai bahan perbandingan
untuk praktik profesi komunitas masa yang akan datang dan menjadi evaluasi terhadap
program keperawatan komunitas yang telah ditetapkan.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan akhir Praktik Profesi Keperawatan
Komunitas adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
BAB III :APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 15
KELURAHAN TOBEK GODANG KECAMATAN TAMPAN
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUN TEORITIS
c. Kelompok khusus
Sasaran kelompok adalah kelompok mayarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terkait dalam
suatu institusi.
1) Kelompok masyarakat khususnya yang tidak terkait dalam suatu institusi
seperti posyandu, kelompok balita, ibu hamil, usia lanjut, penderita
penyakit tertentu, dean pekerja informal
2) Kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu institusi seperti
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan, dan lapas.
d. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko
tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan seperti berikut:
1) Masyarakat disuatu wilayah (RT, RW, Kelurahan, desa) yang mempunyai:
a) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibandingkan daerah lain
b) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah
lain
c) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, DBD, dll)
a) Masyarakt dilokasi atau barak pengungsian akibat becanda atau akibat
lainnya
b) Masyarakat didaerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah
terpencil dan perbatasan
c) Masyarakat didaerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti
daerah transmigrasi
4. Pelaksanaan/Intervensi
Melaksanakan kegiatan sesuai rencana yang meningkatkan pada pencegahan
primer, skunder, dan tersier.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan merupakan penilaian terhadap program yang telah
dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan dan dijadikan dasar untuk memodifikasi
rencana tindakan selanjutnya. Evaluasi yang dilakukan menggunakan konsep
evaluasi struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil.
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 15
KELURAHAN TOBEK GODANG KECAMATAN TAMPAN
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas diantaranya
pengumpulan data melalui Wiendshield Survey yaitu mengobservasi secara langsung
keadaan wilayah untuk melihat secara garis besar situasi dan keadaan wilayah RW 15
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Setelah survei dilakukan, selanjutnya
dilaksanakan penyusunan Quesiner untuk mengetahui secara keseluruhan masalah kesehatan
yang terjadi di wilayah RW 15 Kelurahan Tobek godang Kecamatan Tampan .
Quesioner yang telah disusun kemudian diisi oleh mahasiswa dengan cara door to door
kepada masyarakat yang bertujuan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan
masyarakat. Hasil pengumpulan data dianalisa untuk mengetahui masalah kesehatan yang
mungkin muncul di wilayah RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan Dari hasil
pengolahan data tersebut diperoleh gambaran kesehatan masyarakat di wilayah RW 15
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan.
B. Pelaksanaan Pengkajian
Tahap ini dimulai dari memperbanyak Quesioner dan menyebarkan angket dengan door
to door menggunakan metode wawancara terpimpin, pengumpulan Quesioner serta
observasi terhadap masyarakat di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan
.Jumlah Quesioner yang dibagikan berjumlah 250. Berdasarkan hasil pengumpulan data
masyarakat di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Tampan didapatkan data-data
sebagai berikut:
RW 15
No Pertanyaan Total %
ADA JLH %
Tobekgodang
Pertanyaan TOTAL %
YA JLH BAYI %
Tobekgodang
No Pertanyaan TOTAL %
YA JLH KK %
1 Makan Makanan Beragam setiap hari 250 250 100 250 100
Tobekgodang
No Pertanyaan TOTAL %
YA JLH %
RW 15
No Peranyaan TOTAL %
YA JLH KK %
RW 15
No Pertanyaan TOTAL %
YA JLH KK %
1 Menggunakan WC 250 250 100 220 88
2 Tidak menggunakan WC 0 0 0 0 0
RW 15
No Pertanyaan TOTAL %
YA JLH %
1 Pembuangan Limbah kamar mandi
a. Tergenang di pekarangan 0 250 100 250 0
RW 15
No Pertanyaan TOTAL %
YA JLH KK %
1 Memiliki Tempat sampah 250 250 100.0 250 100
2 Jenis Tempat sampah
a. Terbuka 227 250 100.0 227 90,8
RW 15
No Memiliki Jendela TOTAL %
ADA JLH KK %
RW 15
No Pertanyaan TOTAL %
YA JLH KK %
1 Anggota keluarga merokok 143 590 100 143 24,23
2 Aggota keluarga yang tidak merokok 447 590 100 447 75,76
RW 15
No Pertanyaan TOTAL %
YA JLH %
1 Terdapat Lansia > 60 Th 81 590 100 81 13,7
RW 15
No Pertanyaan TOTAL %
YA JLH %
RW 15
No TOGA TOTAL %
JLH JLH KK JLH
1 Ada 57 250 100 57 22,8
2 Tidak ada 193 250 100 193 77,2
RW 15
No Pertanyaan TOTAL %
ADA JLH %
1 Tahu IVA dan SADANIS 47 590 100 47 7,9
2 Pernah melakukan IVA Test 23 590 100 23 3,9
Pernah melakukan Pemeriksaan
3 0 250 100 0 0
SADANIS
RW 15 %
Berdasarkan
No Pertanyaan TOTAL data diatas
YA JLH %
didapatkan
bahwa
Kebiasaan remaja dalam mengisi waktu
1
luang
A. Pengertian PHBS
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif
dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
(http://creasoft.wordpress.com/ diakses 08 April 2016 pukul 18.30 WIB).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008).
Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakatnya.
B. Bidang PHBS
Bidang PHBS yaitu :
1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dengan
sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.
2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium,
menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.
3. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban,
memberantas jentik, dan lain-lain (http://dinkeslampung.bdl.nusa.net.id/ diakses tanggal 08 April
2016 pukul 18.30 WIB).
C. Manfaat PHBS
Manfaat dari PHBS diantaranya :
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan
usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga
4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di
bidang kesehatan
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
D. Indikator PHBS
Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area/ wilayah :
1. Indikator Nasional
Ditetapkan tiga indikator, yaitu :
a) Persentase penduduk tidak merokok
b) Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan
c) Persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik/olahraga.
Alasan dipilihnya ketiga indikator tersebut berdasarkan isu global dan regional (Mega
Country Health Promotion Network, Healthy Asean Life Styles), seperti merokok telah menjadi
isu global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung dan kanker paru-paru juga
disinyalir menjadi entry point untuk narkoba. Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada
semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita akan menjadikan generasi yang
lemah/ generasi yang hilang di kemudian hari. Bagi usia produktif akan mengakibatkan
produktivitas menurun. Kurang aktivitas fisik dan olahraga mengakibatkan metabolisme tubuh
terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagai penyakit seperti jantung, paru-
paru, dan lain-lain. ((http://creasoft.wordpress.com/2008/07/29 /perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
phbs/diakses tanggal 08 April 2016 pukul 18.30 WIB).
Pemilihan
Pengumpulan
Pengangkutan
Pengolahan
Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik (sampah basah) dan
sampah anorganik (sampah kering). Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak dipakai lagi, bahan pembungkus,
kertas, plastik, dan sebagainya.
1. Dalam pengelolaan sampah harus memperhatikan sifat sampahnya kemudian dipilih tindakan atau
langkah apa yang paling tepat untuk menangani sampah.
2. Tersediannya sarana pembuangan/penampungan sampah yang memenuhi syarat kesehatan sehingga tidak
menjadi sumber pengotoran/penularan penyakit. Prinsip-prinsip pengelolaan pembuangan sampah sebagai
berikut: 1). Adanya tempat sampah yang kedap air dan dilengkapi dengan tutup; 2). Memisahkan sampah
berdasarkan sifatnya (misalnya sampah kering dan sampah basah) agar mudah memusnahkannya ;3).
Menghindari mengisi tempat sampah yang melampaui kapasitasnya;4) Kondisi kebersihan lingkungan
tempat sampah harus baik sehingga tidak ada kepadatan serangga/lalat penular penyakit lainnya yang
merugikan kesehatan; 5).Sampah tidak boleh ditampung di tempat sampah melebihi 2 hari.
Peletakan tempat sampah.
1. Di dalam ruangan disediakan tempat sampah dalam bentuk kontainer yang kedap air dan tertutup.
2. Tempat sampah tidak boleh diletakkan di atas/pingggiran saluran air.
Sampah dalam tempat pengumpulan sementara diperbolehkan tertimbun paling lama 24 jam untuk selanjutnya
dibuang ke tempat pembuangan akhir. Tempat pengumpulan sampah sementara hendaknya diberikan tutup.
Pemberian tutup ini antra lain dimaksudkan untuk :
Tidak mudah dijangkau dan dipakai untuk bersarangnya tikus dan serangga di antaranya lalat, kecoak atau
tidak dapat dijamah oleh binatang-binatang besar seperti anjing dan kucing yang menyebabkan sampah
berserakan.
Sampah-sampah yang telah terkumpul tidak mudah diterbangkan oleh angin, juga mengurangi dampak
bau.
Dampak yang dapat ditimbulkan sampah, jika tidak dikelola secara benar antara lain :
Menjadi tempat berkembang biak dan sarang dari serangga terutama lalat dan tikus.
Menjadi sumber pengotoran tanah, sumber air permukaan, air tanah, maupun pencemaran udara.
Menjadi tempat hidup serta sumber kuman-kuman penyakit yang membahayakan kesehatan masyarakat.
Menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak estetis
No Masalah Intervensi Implementasi
Keperawatan
1 Hipertensi Penyuluhan dilakukan di POSYANDU Pendidikan Kesehatan Hipertensi :
Kelurahan Tobekgodang, Rw 15 pada
tanggal 20 Juli 2019 pukul 10.00 WIB. - Pengertian
- Penyebab
- Pemberian Pendidikan - Tanda dan gejala
Kesehatan tentang - Komplikasi
hipertensi - Cara pencegahan
- Pengobatan
- Menguras
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 Menit, masyarakat mampu memahami tentang
masalah hipertensi
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Hipertensi selama 40 Menit, diharapkan masyarakat
dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian dari Hipertensi
2. Menyebutkan kembali penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Hipertensi
4. Menjelaskan kembali proses penyakit Hipertensi
5. Menyebutkan kembali komplikasi Hipertensi
6. Menjelaskan kembali cara pencegahan Hipertensi
7. Menjelaskan kembali cara perawatan Hipertensi
C. Materi Penyuluhan
1. Materi Hipertensi
2. Subpokok Pembahasan
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Proses penyakit hipertensi
e. Komplikasi Hipertensi
f. Cara pencegahan hipertensi
g. Cara perwatan hipertensi
D. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi dan Tanya jawab
E. Media
Leaflet
F. Proses Pelaksanaan
G. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah :
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan
b. Kontrak dengan masyarakat
c. Pelaksanaan kegiatan dilakasanakan sesuai Satuan Acara Penyuluhan ( SAP)
2. Evaluasi Proses
Masyarakat antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang hipertensi
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan 45 menit sasaran mampu :
a. Masyarakat mampu menjelaskan pengertian hipertensi
b. Masyarakat mampu menyebutkan penyebab hipertensi
c. Masyarakat mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d. Masyarakat mampu menjelaskan proses penyakit hipertensi
e. Masyrakat mampu menyebutkan komplikasi hipertensi
f. Masyarakat mampu menjelaskan pencegahan hipertensi
g. Masyarakat mampu menjelaskan cara perawatn hipertensi
Lampiran 2
SAP ( Satuan Acara Peyuluhan )
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit diharapkan masyarakat dapat mengerti apa
itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta mengerti apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang PHBS selama 40 Menit, diharapkan masyarakat
dapat
1. Masyarakat dapat menyebutkan pengertian PHBS dengan benar
2. Masyarakat dapat menyebutkan bidang PHBS dengan benar
3. Masyarakat menyebutkan manfaat PHBS dengan benar
4. Menyebutkan indicator PHBS dengan benar
5. Menyebutkan jenis Perilaku Hidup Sehat terhadap diri sendiri
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian PHBS
2. Bidang PHBS
3. Manfaat PHBS di rumah tangga
4. Indicator PHBS
5. Jenis Perilaku hidup sehat terhadap diri sendiri
D. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi dan Tanya jawab
E. Media
Leaflet /Handout
Laptop
LCD/power point
F. Proses Pelaksanaan
G. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah :
4. Evaluasi Struktur
d. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan
e. Kontrak dengan masyarakat
f. Pelaksanaan kegiatan dilakasanakan sesuai Satuan Acara Penyuluhan ( SAP)
5. Evaluasi Proses
Masyarakat antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang PHBS
6. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan 40 menit sasaran mampu :
a. Masyarakat mampu menjelaskan PHBS
b. Masyarakat mampu menyebutkan bidang PHBS
c. Masyarakat mampu menjelaskan manfaat PHBS
d. Masyarakat mampu menjelaskaskan Indikator PHBS
e. Masyrakat mampu menjelaskan perilaku hidup sehat terhadap diri
sendiri