Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan baik dirumah sakit, puskesmas, keluarga
maupun masyarakat. Pelayanan keperawatan yang
masyarakat

dan

keperawatan.

komunitas

Keperawatan

merupakan
komunitas

bidang
adalah

dilaksanakan

khusus
suatu

dalam

bidang

di

ilmu
dalam

keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif


masyarakat. Peran serta itu diartikan sebagai suatu proses dimana individu,
keluarga dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatan sendiri
berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam
mencapai masyarakat yang sehat, meskipun disadari bahwa peran
lingkungan dan factor perilaku merupakan determinan yang lebih besar
pengaruhnya pada kesehatan. Mengutip konsep dari H.L. Blum (2002),
secara umum pelayanan kesehatan terdiri dari empat upaya yaitu
pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan pemulihan kesehatan.
Dalam kaitannya dengan peningkatan dan kemajuan masyarakat. Pelayanan
kesehetan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami atau
dihadapi masyarakat agar dapat terhindar dari kematian dini, kecacatan,
bahkan rendahnya taraf kebugaran sehingga terjaga produktivitas penduduk.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang
perawatan

khusus

yang

merupakan

gabungan

ketrampilan

ilmu

keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai


bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan

kesehatan,

penyempumaan

kondisi

sosial,

perbaikan

lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih


besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secarakeseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan

menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan


melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Mahasiswa keperawatan program studi ilmu keperawatan sekolah
tinggi ilmu kesehatan sebagai calon tenaga kesehatan profesional,
berkewajiaban

untuk

turut

serta

untuk

mewujudkan

tercapainya

pembangunan nasional khususnya pembangunan dibidang kesehatan yaitu


Indonesia sehat 2010. Dalam pelaksanaan perannya dititik beratkan pada
usaha promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif dalam setiap tindakan keperawatan. Peran serta mahasiswa
tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan Keperawatan Komunitas.
Keperawatan Komunitas merupakan pengalaman belajar lapangan
yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meningkatkan
kemampuan menganalisa serta mensintesis berbagai ilmu pengetahuan
didalam

memberikan

pelayanan

keperawatan

untuk

memantapkan

profesionalisme keperawatan. Praktek Keperawatan Komunitas ini dilakukan


di RW 07 Kelurahan Leuwi Gajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi
yang dimulai pada tanggal 16 November 2011 sampai dengan 27 Februari
2013.
Pelaksanaan keperawatan Komunitas dilaksanakan melalui tahap
antara lain : Serah terima mahasiswa dari institusi kepada pihak Kelurahan
dan Puskesmas, Pertemuan tingkat RW, observasi fisik lingkungan dan
pengkajian (Survey Mawas Diri), untuk menindak lanjuti hasil pengkajian
diadakan pertemuan Pra Lokakarya Mini, kemudian mengadakan Lokarya
Mini musyawarah masyarakat kedua, untuk menyusun rencana kegiatan
mengatasi

masalah

kesehatan

yang

di

rasakan

masyarakat

dan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disepakati.


Dalam

pelaksanaan

kegiatan

yang

telah

direncanakan

oleh

mahasiswa bersama masyarakat dapat dilaksanakan sesuai dengan


perencanaan dengan batuan dan dukungan berbagai pihak meskipun ada
berbagai kendala yang dihadapi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melaporkan hasil kegiatan serta tindak lanjut kegiatan Keperawatan
Komunitas oleh Mahasiswa Program S1 Keperawatan STIKes Budi
Luhur Cimahi di RT 03 dan 04 RW 8 Kelurahan Leuwi Gajah
Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.
2. Tujuan Khusus
a. Memberi informasi tentang data-data kesehatan yang terdapat di
RT 03 dan 04 RW 8 Kelurahan Leuwi Gajah Kecamatan Cimahi
Selatan Kota Cimahi.
b. Menjelaskan masalah- masalah kesehatan yang terdapat di RT 03
dan 04 RW. 08 Kelurahan Leuwi Gajah Kecamatan Cimahi Selatan
Kota Cimahi berdasarkan data kesehatan masyarakat yang sudah
dikumpulkan.
c. Menjelaskan kegiatan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa
Program S1 Keperawatan STIKes Budi Luhur Cimahi di RT 03 dan
04 RW. 08 Kelurahan Leuwi Gajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota
Cimahi.
d. Menggambarkan rencana tindak lanjut kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Masyarakat di RT 03 dan 04 RW. 08 Kelurahan
Leuwi Gajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.
C. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan Laporan ini adalah :
1.

Untuk masyarakat diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat


dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk mengatasi
masalah kesehatan di RT 03 dan 04 RW. 08 Kelurahan Leuwi Gajah
Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

2.

Untuk pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas


sektoral diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan
maupun untuk menyusun kebijakan dan program dibidang kesehatan
dimasa yang akan datang.

3.

Untuk institusi pendidikan diharapkan hasil kegiatan ini menjadi


bahan perbandingan untuk Praktek Keperawatan Komunitas berikutnya

dan menjadi bahan evaluasi terhadap program atau kurikulum


keperawatan komunitas yang telah ditetapkan.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun

sistematika

penulisan

laporan

akhir

Praktek

Keperawatan

Komunitas adalah sebagai berikut:


BAB I

: PENDAHULUAN

BAB II

: TINJAUAN TEORITIS

BAB III

: DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV

: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. KOSEP DASAR
A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
1.

Pengertian
Konsep

komunitas

mempunyai

arti

yang

sangat

luas.

Komunitas menurut WHO tahun 1974 adalah suatu kelompok sosial


yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan, dan
minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berintegrasi,
antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Spradley
(1985) menyatakan bahwa komunitas merupakan sekumpulan orang
yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
Konsep komunitas mencakup tiga dimensi yaitu orang, tempat,
dan fungsi. Orang adalah masyarakat, tempat adalah daerah dan
fungsinya mencakup tujuan dan aktifitas dari komunitas tersebut
(Stanhope M dan Lancaster J, 1996).
Keperawatan kesehatan merupakan pelayanan keperawatan
profesional yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dengan
mempunyai konsep-konsep, teori-teori, legalitas, dan etika yang
ditujukan kepada masyarakat yaitu terutama balita, ibu hamil, ibu
menyusui, lansia untuk mencapai derajat kesehatan optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
ketergantungan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan
ekonomi masyarakat tersebut dengan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Keperawatan
komunitas adalah salah satu pelayanan keperawatan profesional
yang berfokus pada kelompok resiko tinggi dari semua tingkat
perkembangan dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang
optimal melalui usaha preventif, promotif, rehabilitatif dan kuratif
(Spradley dan lagon dan Dawkin dala Sahar, 1995).
Keperawatan kesehatan mayarakat (Komunitas) merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengupayakan
pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa

mengabaikan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,


ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai satu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan yang
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
mandiri dalam upaya kesehatannya (Hasil Rapat Kerja Keperawatan
Masyarakat, 1989).
Keperawatan komunitas dalam kenyataannya didasari oleh
konsep partnership, kolaborasi dan Enpowement (anderson dan Mc
Farlen, 2000), disamping adanya kegiatan dalam kelompok (Suanson,
1997). Perawatan dengan keberadaannya dimasyarakat sebagai
tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam asuhan keperawatan
meliputi peran klinik, edukator, advokator, manager, kolabulator,
leadership, dan peneliti (Spradley dan Alexande, 2001). Dimana
kesemua perannya ini dilaksanankan saling mendukung satu sama
lain untuk mencapai kesehatan masyarakat yang lebih baik.
2. Tujuan
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dan
mewujudkan masyarakat yang sehat. Dimana ciri-ciri masyarakat
yang sehat antara lain :
a.

Meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat

b.

Dapat mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui


upaya meningkatkan pencegahan, penyembuhan penyakit, dan
pemulihan kesehatan utama untuk ibu dan anak

c.

Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama


penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk menaikkan mutu lingkungan

d.

Meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan


meningkatnya status ekonomi masyarakat

e.

Menurunnya angka kesakitan dan kematian dari berbagai


sebab dan penyakit

3. Sasaran

Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga,


masyarakat, dan kelompok khusus dalam keadaan sehat maupun
sakit.
1.

Individu
Individu yang dirawat inap di puskesmas/klinik maupun individu
yang dirumah.

2.

Keluarga

Keluarga yang teridentifikasi mempunyai


atau potensial masalah, maupun mengenal masalah atau
belum memanfaatkan pelayanan kesehatan

Keluarga yang sudah kontak dengan tenaga


kesehatan tapi belum mampu mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah

Keluarga yang sudah mampu mengambil


keputusan untuk memecahkan masalah tetapi belum mampu
merawat anggota yang sakit.

3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan
dan termasuk diantaranya :

Kelompok
kesehatan

khusus

sebagai

khusus
akibat

dengan

kebutuhan

perkembangan

dan

pertumbuhan seperti :

Ibu hamil

Bayi baru lahir

Anak balita

Anak usia sekolah

Usia lanjut
Kelompok dengan kasehatan khusus yang

memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asahan


keperawatan diantaranya :

Penderita penyakit tidak menular

seperti DM, Jantung Koroner, cacat fisik, dan ganguan


mental
Penderita penyakit menular seperti :

TBC, HIV/AIDS, penyakit kelamin, dll.

Kelompok yang beresiko terserang penyakit diantaranya :

Wanita Tuna Susila

Kelompok penyalahgunaan obat dan


Narkotik
Kelompok pekerja khusus

Lembaga sosial perawatan dan rehabilitasi diantaranya

Panti werdha

Panti asuhan

Pusat rehabilitasi mental dan fisik

Penitipan anak balita

4.

Masyarakat

kelompok masyarakat yang


terikat dalam institusi misalnya rumah tahanan, panti, dan
lokalisasi WTS

kelompok masyarakat yang


tidak terikat dalam institusi misalnya panti werdha, kelompok
remaja, karang taruna dan lain-lain.

B. MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS


Komunitas sebagai model klien telah dikembangkan untuk
menggambarakan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
sintesis keperawatan dan kesehatan masyarakat. Model ini dinamakan
sebagai model Partner (Aderson, E.T Mc Farlane, 2000).
Penelitian yang telah dilakukan terhadap partisipasi masyarakat
dan

proses

perubahan.

Bavelas

menemukan

bahwa

kelompok

berkembang lebih cepat dalam keterampilan pemecahan masalah dari


pada cara komunikasi langsung.
Ada lima tingkat dalam proses keperawatan yaitu :

1.

Tingkat I yaitu pengaturan orang-orang dalam


kelompok
a.

Komitmen untuk kerjasama

b.

Melibatkan orang yang cocok

c.

Memutuskan untuk bertindak

2. Tingkat II yaitu membangun kepercayaan dan komitmen untuk


pemecahan masalah :
a.

Mengembangkan dasar pengetahuan

b.

Melakukan pengkajian komunitas

c.

Menjelaskan tujuan

d.

Mengembangkan misi dan kehadiran

3. Mengembangkan rencana strategi untuk manajemen masalah


a.

Mengembangkan alat-alat dan tehnik

b.

Merancang bentuk-bentuk pelayanan

c.

Menjelaskan hasil dan target

d.

Melakukan analisis

e.

Berfokus pada masyarakat target

4. Tindakan
a.

Evaluasi kemajuan

b.

Merumuskan strategi staf

c.

Melaksanankan strategi pencapaian

5. Adaptasi dan penyesuaian model pada situasi dan mensolidkan


program dalam struktur organisasi :
a.

Adaptasi dan pengembangan part to


type

b.

Mengembangkan

pelatihan

antar

profesi
c.

Merangsang strategi fiscal

d.

Membangun konstituensi komunitas

e.

Membangun struktur komunitas

C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Azas manfaat

Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat
dan kerugian
2. Azas Autonomi
Komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih
alternatif yang terbaik yang sesuai untuk komunitas.
3. Azas keadilan
Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas komunitas.
D. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Falsafah keperawatan komunitas adalah :
1. Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah tersedia, dapat
diterima dan dijangkau masyarakat
2. Melibatkan

penerimaan

pelayanan

dalam

melakukan

tindakan

penyelesaian masalah
3. Kerjasama antara perawat dan masyarakat
4. Lingkungan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat
5. Meningkatkan dan pencegahan lebih efektif jika dilakukan secara dini
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap individu
E. PERAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pemberi pelayanan
2. Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan
secara langsung kepada masyarakat
3. Pendidik
Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi
kesehatan kepada masyarakat melalui promosi kesehatan
4. Pengelola
Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui
pemberdayaan masyarakat itu sendiri melalui suatu wadah kelompok
kerja kesehatan
5. Konselor

10

Perawat komunitas juga berperan memberikan bimbingan, arahan


kepada masyarakat, sehingga upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dapat diwujudkan
6. Pembela klien/ advokator
Perawat komunitas dapar berperan dalam membela masyarakat
dalam kegiatan pelayanan kesehatan yang menyimpang dari normanorma maupun kaedah kesehatan yang berlaku
7. Peneliti
Perawat komunitas juga berperan dalam penelitian kesehatan
khususnya penelitian kesehatan masyarakat, sehingga didapatkan
suatu penemuan-penemuan maupun ilmu yang baru yang dapat
menunjang terhadap status kesehatan masyarakat
8. Pemberi pelayanan
Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan keperawatan
langsung kepada masyarakat
F. PERBEDAAN KESEHATAN KLIEN DI RS DAN KOMUNITAS
Rumah Sakit
a. Fokus pada pasien di RS.

Komunitas
1. Fokus pada individu, keluarga dan,
komunitas

(termasuk

kelompok

resiko tinggi).
b.

Memberi pelayana kesehatan yang


bersifat kejadian kasus (episodik).

c.

Bekerja pada pasien pada unit


tertentu.

d.

Bekerja

pada

suatu

RS

atau

Koordinasi

keperawatan

dengan

Merencanakan

dan

menberikan

Membatasi autonomi klien dengan


lingkungan RS.

h.

Observasi
interaksi

4. Bekerja dengan instansi terkait.


pelayanan

yang

keluarga

dan

pada

dan

melakukan

pelayanan melalui keluarga.


7. Mendorong autonomi dan kontrol
keluarga kecuali kasus menular.
8. Mengobservasi

terbatas

dengan

tenaga dikomunitas.
6. Merencanakan

pelayanan yang bersifat individu.


g.

3. Bekerja pada semua kondisi sehat

5. Koordinasi

instansi lain.
f.

yang terdistribusi.
dan sakit diberbagai tatanan.

Instansi.
e.

2. Memberikan pelayanan kesehatan

berbagai

kesehatan.

indikator

11

faktor

kesehatan lain.
i.

9. Menfasilitasi

Hubungan terbatas hanya dengan

dengan

hubungan

profesi lain.

profesi lain.

G. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS LEUWI GAJAH


1.

Profil Puskesmas
Puskesmas Leuwigajah terletak di Jl. Kihapit Barat RT 08 RW 09 Kel.
Leuwigajah Kec. Cimahi Selatan. Terletak pada ketinggian 685-700
dpl. PKM Leuwigajah mulai beroperasi sejak Juni 2010. Berdasarkan
peta wilayah, PKM Leuwigajah memiliki batas- batas wilayah sebagai
berikut:
Utara
: Kel. Cibeber
Selatan
: Desa Lagadar Kab Bdg Barat
Barat
: Kec. Batujajar
Timur
: Kel. Utama
Wilayah kerja PKM Leuwigajah mempunyai hal yang spesifik, yaitu:

12

Memiliki wilayah kontrakan buruh pabrik yang banyak berada di


gang-gang kecil, kepadatan penduduknya cukup tinggi, dengan
hygiene& sanitasi yang kurang baik disertai mobilitas penduduk
yang juga tinggi.
Memiliki fasilitas pendidikan ( STIKes Budi Luhur) sehingga
mobilitas penduduk cukup tinggi di wilayah kost- kostan/ kontrakan
mahasiswa
Tabel 2.1
Gambaran Wilayah dan Kependudukan PKM Leuwigajah tahun 2010
Luas wilayah
Jumlah
Kelurahan
Jumlah KK
( Ha)
penduduk
Leuwigajah
94,4
38.335
10.161
Sumber : Laporan Tahunan KIA PKM Leuwigajah, 2010
Tabel 2.2
Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin PKM Leuwigajah tahun 2010
Jumlah Penduduk
Kelurahan
Jumlah Total
Laki- Laki
Perempuan
Leuwigajah
18.995
19.340
38.335
Sumber : Laporan Tahunan KIA PKM Leuwigajah, 2010
Tabel 2.3
Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin PKM Leuwigajah tahun 2010
Tingkat Pendidikan
Tidak
Tamat SDTamat
Tamat AK/
Kelurahan
Jumlah
tamat
SLTp
SLTA
PT
SD
Leuwigajah
568
4.049
4.151
1.393
10.161
Sumber : Laporan Tahunan KIA PKM Leuwigajah, 2010

Tabel 2.4
Mata Pencaharian Penduduk PKM Leuwigajah tahun 2010
Mata Pencaharian
Kelurahan
Bekerja
Tidak Bekerja
Leuwigajah
7977
2184
Sumber : Laporan Tahunan KIA PKM Leuwigajah, 2010
Tabel 2.5
Penduduk Kelompok Rentan PKM Leuwigajah tahun 2010
Jumlah Penduduk Kelompok Rentan
Kelurahan
Bulin
Bumil
Neonatus
Bayi
Balita
Leuwigajah 938
982
895
893
5222
Sumber : Laporan Tahunan KIA PKM Leuwigajah, 2010

Usila
3006

Tabel 2.6

13

Pentahapan Keluarga Sejahtera PKM Leuwigajah tahun 2010


Pentahapan
Kelurahan

Total KK

Pra KS

KS I

KS II

KS III

Leuwigajah 10.161
677
2.082 3.608
3.555
Sumber : Laporan Tahunan KIA PKM Leuwigajah, 2010

KS III
Plus
239

Tabel 2.7
Sumber Daya Manusia PKM Leuwigajah tahun 2010
Ketenagaan
Jumlah
Dokter Umum
2
Dokter gigi
1
Bidan
3
Perawat
3
Perawat Gigi
1
Analis kesehatan
1
Sanitarian
1
TPG
1
Asisten apoteker
1
Rekam Medik
1
Sumber : Laporan Tahunan KIA PKM Leuwigajah, 2010

Tabel 2.8
Peran Serta Masyarakat di PKM Leuwigajah tahun 2010
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Kelurahan
Kader Aktif
Posyandu
Posbindu
Paraji
Leuwigajah
24
176
13
6
Sumber : Laporan Tahunan KIA PKM Leuwigajah, 2010
a. Visi
b. Misi
c. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
2.

Sifat Kekaryaan
a. Sasaran Pelayanan
PKM Leuwigajah memiliki wilayah kerja seluas 393.413 Ha yang
terdiri dari 1 kelurahan, 20 RW, 146 RT dengan jumlah KK 10.161
jiwa. Sasaran pelayanan PKM Leuwigajah ialah seluruh warga di
Kelurahan Leuwigajah, Cimahi Selatan.
b. Jangkauan Pelayanan

14

1) Berdasarkan Tempat Kegiatan

a) Kegiatan Pelayanan Dalam Gedung


1. UGD

: Setiap hari kerja

: setelah jam 11.00


: setelah jam 10.00

Senin s/d Kamis


Jumat s/d Sabtu

2. Poli Anak & MTBS (0-5th): Setiap hari kerja


3. Poli Umum (5-50 th)

: Setiap hari kerja

4. Poli Lansia (> 50 th)

: Setiap hari kerja

5. Poli Gigi

: Setiap hari kerja

Senin s/d Kamis


Jumat s/d Sabtu

: jam 07.30- 11.00


: jam 07.30- 10.00

6. Poli KIA-KB
a. KB

: Senin

b. Pemeriksaan Ibu Hamil

: Selasa

c. Imunisasi

: Rabu

d. Persalinan

belum ditangani,

kendala: keterbatasan tempat dan alat


( JAMPERSAL

: MOU dengan bidan,

sosialisasi ke masyarakat& kader. Sasaran: semua


masyarakat yg tdk mempunyai asuransi kesehatan)
7. Klinik TB- Paru (Pengambilan Obat TB)
a. Anak

: Selasa

b. Dewasa

: Kamis

8. Laboratorium

: Setiap hari kerja

9. Pelayanan Jamkesmas

: Setiap hari kerja

10. Klinik

Konseling

Terpadu

RELASI

KITA

JAGA(Remaja, Lansia, Sanitasi, KIA/KB/Laktasi, Gizi,


TBC, Balita/Tumbang, Jiwa, Gigi, AIDS/HIV)

Kesehatan Remaja

: belum ada

Kesehatan Lanjut Usia

: setiap hari kerja

Klinik Sanitasi

: Senin, tetapi belum

berjalan (buku panduan belum ada)

KIA/KB/Laktasi

Gizi (Upaya Gizi Baik): Selasa

: Senin - Rabu

15

TBC

: Selasa & Kamis

Balita/Tumbuh Kembang

: belum efektif

Kesehatan Jiwa

: belum efektif

Kesehatan Gigi dan Mulut

setiap hari kerja

(senin-jumat)

Penambalan

di

PKM

Cimsel,

pencabutan,

konseling gigi,UKGMK (17 posyandu) dan UKGS (9


SD negeri, 2 SD swasta)di PKM Leuwigajah

Target : UKGMK 62%, UKGS 80%

Klinik AIDS/HIV

: belum ada

11. Pelayanan Lainnya

Pelayanan Kesehatan Calon Jamaah Haji : belum


ada

Pelayanan KIR Dokter (Surat Sehat ) & Buta Warna


: setiap hari kerja

Pelayanan Fogging DBD/Abatisasi

sebulan

sekali

Penyuluhan NAPZA anak sekolah

Pelayanan uji klinis garam beryodium : belum ada

: belum ada

12. Kegiatan Rutin Lainnya :

Apel pagi

: belum efektif

Staf Meeting

: belum efektif

Rapat Pembina Wilayah

: tidak ada, digabung

dengan staf meeting

Hari Informasi untuk karyawan puskesmas : saat


apel pagi dan staf meeting

Lokmin Posyandu Tingkat Kelurahan:

sebulan

sekali, minggu ke-4

Lokmin Posbindu

sebulan sekali

Pembinaan Paraji

:belum

ada, jumlah paraji ada 6 orang

16

Koordinasi dengan Dinkes

:1

bln

sekali (pertemuan bidan)

Pertemuan IBI Ranting

: belum

ada

Olahraga

:belum

efektif

b) Kegiatan Pelayanan Luar Gedung


1. Posyandu : 1x/ bulan
2. Posbindu : 1x/ bulan, belum semua RW memiliki
Posbindu
3. Puskesmas keliling (Puskel)

LG 2 : selasa minggu ke-2


LG 10 : selasa minggu ke-3
LG 14 : selasa minggu ke-3
LG 17 : selasa minggu ke-2

2) Berdasarkan Jenis Program Kegiatan


Berdasarkan

Jenis

Program

Kegiatan

yang

dijalankan,

kegiatan pelayanan di Puskesmas Leuwigajah

terbagi

menjadi :

a) Kegiatan

Pelayanan

Wajib

(6

Kegiatan

Dasar

Puskesmas / Basic Six)


Kegiatan dasar di puskesmas ada 6, yaitu:
1. Pengobatan

Dasar

dan

Penanggulangan

Kecederaan
Yang dilaksanakan di Puskesmas Leuwigajah :
a. Klinik rawat jalan umum di Puskesmas, terbagi
menjadi:

UGD (Unit Gawat Darurat), untuk pasien gawat


darurat & penanggulangan kecederaan : setiap
hari kerja ( senin- kamis: di atas pkl 11.00,
jumat-sabtu : di atas pkl 10.00)

Poli Anak & MTBS (Manajemen Terpadu Balita


Sakit), untuk pasien usia 0-5 thn belum
efektif karena keterbatasan sarana

17

Poli Umum, untuk pasien usia 5-50 tahun

Poli Lansia, untuk pasien usia di atas 50 tahun


belum optimal karena keterbatasan SDM
untuk

melaksanakan

program

Puskesmas

ramah Lansia

Poli KIA-KB, untuk akseptor KB, PWS, bayibalita

Poli TB Paru, untuk penderita TB Paru

Selasa dan Kamis


b. Poli rawat jalan gigi pelayanan masih terbatas
( penambalan dirujuk ke PKM Cimsel)
c. Puskesmas Keliling (Puskel) sebulan sekali
2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk
Keluarga Berencana (KIA-KB)
Yang dilaksanakan di Puskesmas Leuwigajah :
a. Kesehatan Ibu

Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil

Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan


termasuk pendampingan

Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko


tinggi/komplikasi

b. Kesehatan Bayi
Penanganan dan atau rujukan neonatus resiko
tinggi
c. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

Pelayanan kesehatan anak sekolah dasar oleh


tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/ guru
UKS/ dokter kecil hanya berjalan di 1 SD

Pelayanan kesehatan remaja kegiatan masih


di UKS sekolah

d. Pelayanan Keluarga Berencana

Pelayanan KB

18

3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


(P2P)
a. Program P2 TB Paru
Pengobatan penderita TB Paru
b. Program P2 Kusta
Penemuan tersangka penderita kusta
c. Program Pelayanan Imunisasi

Imunisasi DPT 1 pada bayi

Pendataan Drop Out DPT 3 Campak

Imunisasi HB 1 < 7 hari

Imunisasi campak pada bayi

d. Program P2 Diare

Penemuan kasus diare di puskesmas dan oleh


kader

Penanganan kasus diare dengan oral rehidrasi


di puskesmas dan oleh kader

e. Program P2 ISPA

Penemuan kasus pneumonia dan pneumonia


berat oleh puskesmas dan kader

Penanganan kasus pneumonia dan pneumonia


berat

Penanganan / rujukan kasus pneumonia berat /


dengan tanda bahaya

f.

Program P2 DBD

Pemantauan jentik berkala

Penyelidikan epidemiologi

4. Peningkatan Kesehatan Lingkungan (Kesling)


a. Program penyehatan air ( setiap bulan)

Inspeksi sanitasi sarana air bersih

Pembinaan

kelompok

masyarakat/kelompok

pemakai air ( belum ada)


b. Program hygiene dan sanitasi makanan dan
minuman ( 3 bln sekali)

19

Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan

Pembinaan tempat pengelolaan makanan

c. Program penyehatan tempat pembuangan sampah


dan limbah ( limbah belum ada)
Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan
limbah
d. Program penyehatan pemukiman dan jamban
keluarga ( setiap bulan)
Pemeriksaan

penyehatan

lingkungan

pada

perumahan
e. Program

pengawasan

sanitasi

tempat-tempat

umum ( setiap bulan)

f.

Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum

Sanitasi tempat umum memenuhi syarat

Program

pengamanan

tempat

pengelolaan

pestisida (belum ada)

Inspeksi sanitasi sarana pengelolaan pestisida

Pembinaan tempat pengelolaan pestisida

g. Program pengendalian vektor ( setiap bulan)

Pengawasan

tempat-tempat

potensial

perindukan vektor di permukiman penduduk


dan sekitarnya

Pemberdayaan sasaran / kelompok / pokja


potensial dalam upaya pemberantasan tempat
perindukan vektor penyakit di permukiman
penduduk dan sekitarnya

Desa

intervensi

lokasi

potensial

pemberantasan

yang
vektor

mendapat
penyakit

menular
Target 2010 : air bersih 80%, jamban keluarga
78%, SPAL 79,5, rumah sehat 55%
Target 2011: 81%, 79%, 80%, 60%
5. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemberian kapsul vitamin A pada balita 2 kali/tahun

20

b. Distribusi tablet Fe untuk Ibu Hamil


c. Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk pada
gakin
d. Penanganan Gizi Buruk dan Gizi Kurang
e. Memantau balita yang naik berat badannya di
posyandu
f.

Memantau dan menangani balita bawah garis


merah

g. Pos Gizi
6. Penyuluhan

Kesehatan

Masyarakat

Promosi

Kesehatan (Promkes)
a. Penyuluhan kesehatan di dalam dan luar gedung
b. Penyuluhan Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) pada :

Rumah Tangga

Institusi Pendidikan (Sekolah)

Institusi Sarana Kesehatan

Institusi Tempat-Tempat Umum

Institusi Tempat kerja

c. Program bayi mendapat ASI eksklusif


d. Penyuluhan NAPZA
e. Mendorong

terbentuknya

Upaya

Kesehatan

Berbasis Masyarakat :

3.

Membina kemandirian posyandu

Pelatihan & membina kader posyandu

Karakteristik Puskesmas
PKM Leuwigajah merupakan tempat pelayanan kesehatan mandiri,
tapi bukan PONED ( Petalaksanaan Obstetri Neonatus Dasar) dan
DTP.
a. Manajemen Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan yang dilaksanakan adalah PHN ( Public
Health Nursing). Asuhan keperawatan yang diberikan masih

21

bersifat konseling. Karena jumlah SDM yang belum memadai dan


cakupan yang besar, maka manajemen asuhan keperawatan yang
diterapkan belum optimal.
b. Proses Pelayanan di Puskesmas

pendaftaran

Pasien datang

Mengambil
no.antrian

rujuk
Screening &
pemeriksaan
di BP/ Poli

Pengambilan obat
Penjelasan :
Pasien dating ke PKM, kemudian mengambil nomor antrian. Setelah itu,
melakukan pendaftaran ke rekam medic dan selanjutnya menuju meja screening
BP untuk dianamnesa keluhan dan TDnya. Setelah itu, pasien diperiksa di BP/
Poli dan selanjutnya mengambil obat di apotek, lalu pulang. Jika pasien dirujuk,
maka pasien kembali ke rekam medic untuk meminta surat rujukan, lalu pasien
pulang.

4.

Tugas dan Fungsi Puskesmas


Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
kesehatan

kabupaten/kota

yang

bertanggung

jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah.


Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang meliputi
pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan
kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai
bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang mampu memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada

22

masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usahausaha kesehatan pokok. Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan
wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan
upaya

kesehatan

pengembangan

yang

disesuaikan

dengan

permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.


Fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut:
a.

Sebagai Pusat Pergerakan Pembangunan


Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan membantu
menyelenggarakan pembangunan lintas sector termasuk oleh
masyarakat maupun dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga
berwawasan

serta

mendukung

pembangunan

kesehatan

disamping itu puskesmas aktif membantu dan melaporkan


dampak

kesehatan

dari

penyelenggaraan

setiap

program

pembangunan diwilayah kerja, khususnya untuk pembangunan


kesehatan

upaya

yang

dilakukan

puskesmas

adalah

mengutamakan pemeliharaan dan pencegahan penyakit tanpa


mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b.

Pusat Pemberdayaan Masyarakat


Puskesmas selalu berupaya

agar perorangan terutama

pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia


usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani
diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat. Berperan aktif
dalam memperjuangkan kesehatan termasuk sumber pembiayaan
serta

ikut

menetapkan,

menyelenggarakan

dan

memantau

pelaksanaan program kesehatan, pemberdayaan perorangan,


keluarga

dan

masyarakat

ini

diselenggarakan

dengan

mempertahankan posisi dan situasi khususnya social budaya


masyakat.
c.

Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Puskesmas

bertanggung

jawab

menyelanggarakan

pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu


dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

23

Pelayanan Kesehatan Perorangan


Adalah pelayanan yang bersifat pribadi ( Priivate goods)
dengan

tujuan

utama

menyembuhkan

penyakit

dan

memulihkan kesehatan perorangan, pelayanan ini adalah rawat


jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat
inap.
-

Pelayanan kesehatan Masyarakat


Adalah pelayanan yang bersifat public (Public Goods) dengan
tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah

penyakit

tanpa

mengabaikan

penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan itu antara lain:


promosi

kesehatan

pencegahan

penyakit,

penyehatan

lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,


KB, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan lainnya
H. Analisis Geografi
1) Peta Wilayah dan Luas Wilayah
2) Kondisi daerah
3) Lokasi daerah rawan bencana, KLB, rawan penyakit
menular
I.

Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang bergerak dalam

bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan


mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan,
yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu
yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan
pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Puskesmas adalah unit pelayanan teknik dinas kesehatan
kabupaten/kota

yang

bertanggung

jawab

menyelenggarakan

pembangunan kesehatan disuatu wiayah kerja:


- Unit Pelaksanaan Teknis

24

Sebagai unit pelaksanaan teknik dinas kesehatan Kabupaten/Kota


(UPTD) Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional dinas kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan
unit peaksanaan tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan di
Indonesia.
- Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah

pelayanan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran

kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat


kesehatan yang optimal.
- Pertanggung jawaban penyelenggaraan
Penanggung

jawab

utama

penyelenggaraan

seluruh

upaya

pembangunan kesehatan diwilayah kabupaten atau kota adalah dinas


kesehatan, sedangkan puskesmas bertanggung jawab untuk sebagian
upaya

pembangunan

kesehatan

yang

dibebankan

oleh

Dinas

Kesehatan sesuai dengan kemampuannya.


- Wilayah kerja
Secara nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah suatu
kecamatan. Tetapi apabila diwilayah itu terdapat lebih dari satu, maka
tanggung jawab kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan
kebutuhan

konsep

wilayah

(Desa/Kelurahan/RW)

masing-masing

puskesmas tersebut. Secara operasional bertanggung jawab langsung


ke Dinas Kesehatan.
J. Peran Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya
berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau
dibandingkan dengan unit pelayanan kesehatan lainnya (Rumah Sakit
Negeri maupun Swasta). Seiring dengan semangat otonomi daerah,
maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan
pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap
didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri,
kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi: kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya,
kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau

25

private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai


kondisi

geografi puskesmas.

Jumlah

kegiatan

pokok

puskesmas

diserahkan pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan


kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun, puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan
nasional.
K. Wewenang dan Tanggung Jawab Puskesmas
Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Puskesmas
merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditentukan oleh Bupati/Wali Kota. Dengan saran
teknis dari kepala dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Wilayah kerja
puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani
oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap puskesmas.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan
kesehatan menyeluruh yang meliputi kuratif (pengobatan), prefentif
(upaya pencegahan), promotive (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan).
Upaya kesehatan wajib puskesmas disebut juga Basic Six, yaitu:
1) Promosi Kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
4) Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5) Perbaikan Gizi Masyarakat
6) Pelayanan Kesehatan atau Pengobatan, serta program kesehatan
pengembangan berdasarkan permasalahan kesehatan setempat.
(Depkes, 2001).
Dari pengertian dasar mengenai puskesmas diketahui bahwa
konsumen

utama

dari

institusi

atau

organisasi

tersebut

adalah

masyarakat di wilayah kerjanya. Menurut Jacobalis (1989), mutu


pelayanan kesehatan dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu:

26

1) Pendekatan Kesehatan Masyarakat (Public Health) pendekatan ini


menyangkut seluruh sistem pelayanan kesehatan dan derajat
kesehatan masyarakat dalam suatu wilayah maupun negara.
Derajat mutu dalam hal ini, misalnya:
a. Kelangsungan hidup; angka kematian bayi
b. Angka mobiditas
c. Angka kecacatan
2) Pendekatan Institusional atau individu pendekatan ini menyangkut
mutu pelayanan kesehatan terhadap perorangan oleh suatu institusi
atau fasilitas seperti Rumah Sakit. Di sini mutu adalah salah satu
aspek atau produk dari pada sumber daya dan kegiatan fasilitas baru.
Dengan melihat mutu pelayanan kesehatan melalui konsumen maka
pendekatan yang di lakukan adalah pendekatan institusional/individu.
Berdasarkan penggabungan aspek mutu pelayanan kesehatan diatas
maka hal yang perlu di tingkatkan dalam pelayanan kesehatan
puskesmas adalah:
a. Ketanggapan petugas atas kebutuhan pasien
b. Kelancaran komunikasi
c. Perhatian dokter
d. Keterampilan dokter
e. Serta kenyamanan yang dirasakan oleh pasien.
L. Program Basic Six Puskesmas
Kesehatan dasar Basic Six atau 6 program pokok puskesmas yaitu:
1) Promosi Kesehatan
a. Pelaksanaan posyandu dan pembinaan kader
b. Penyuluhan kesehatan
c. Penyuluhan dalam gedung
d. Penyuluhan luar gedung
e. Penyuluhan kelompok: kelompok posyandu
- Penyuluhan Masyarakat
- Anak Sekolah
f.

Penyuluhan perorangan

g. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


h. Advokasi program kesehatan dan program prioritas

27

i.

Kampanye program prioritas antara lain: vitamin A, narkoba, P2M


DBD, HIV, malaria, dan diare

j.

Promosi kesehatan tentang narkoba

k. Promosi tentang kepesertaan Jamkesmas


l.

Pembinaan dana sehat/Jamkesmas.

2) Kesehatan Lingkungan
a. Inspeksi sanitasi Rumah Sehat
b. Pengawasan dan pembinaan tempat-tempat umum (TTU)
c. Pengawasan dan pembinaan tempat pengolahan dan penyajian
makanan dan minuman/TPM
d. Pengawasan dan pembinaan industri
e. Pengawasan dan pembinaan pengolahan peptisida
f.

Insfeksi sarana air bersih (SAB)

g. Pemeriksaan jaga SPAL (sanitasi sarana pembuangan air limbah)


h. Pemeriksaan TPS (tempat pembuangan sampah)
3) Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan
pneumonia
e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
f.

Program rabies

g. Program surveilans
h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah
4) Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
a. Kesehatan ibu
-

Pembinaan kesehatan ibu

Pelayanan

ibu

hamil

resti

berupa

cakupan

pelayanan

(konseling penanganan dan rujukan)


-

Persalinan oleh Nakes

Cakupan peserta KB aktif

28

Perawatan ibu nifas

b. Kesehatan anak
-

Cakupan neonatus

Penyelenggaraan deteksi dini tumbuh kembang

5) Perbaikan Gizi Masyarakat


a. Penyelenggaraan kegiatan penanggulangan masalah kurang gizi
b. Penimbangan Balita
c. Kelurahan UPGK
d. Pembinaan pemanfaatan ASI untuk pemberian ASI eksklusif
e. Penanggulangan gizi buruk
f.

Distribusi pemberian Fe1 dan Fe3

6) Pelayanan Kesehatan atau Pengobatan, serta program kesehatan


pengembangan berdasarkan permasalahan kesehatan setempat
(Depkes, 2001).
a. Pengobatan
Pengobatan rawat jalan
Pengendalian persediaan tingkat kecukupan obat/triwulan
Pencatatan jumlah polifarmasi: rasional/tidak
b. Paket Pengembangan
Promosi kesehatan
-

Pelatihan kader posyandu

Lomba posyandu

TTU dan institusi pendidikan yang ber-PHBS

Kelurahan dengan TOGA (tanaman obat keluarga)

Kesehatan lingkungan
-

Klinik sanitasi

P2M
-

P2 Kusta

Kesga (Kesehatan Anak dan Keluarga)


-

Konseling penyimpangan tumbuh kembang anak di TK

Kesehatan Usila
-

Pelayanan kesehatan Lansia

29

Institusi Kesehatan
-

Pembinaan UKS

Pelayanan kesehatan anak sekolah

PSM sekolah dengan sekolah yang mempunyai dokter


kecil

Gizi
-

Pemberian makanan tambahan

Kelurahan UPGK

Konsultasi gizi

Penanggulangan anemia pada ibu hamil

M. Kaitannya Dengan Pencapaian Derajat Kesehatan dan Determinan


Kesehatan
Kehadiran puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer
dan ujung tombak pembangunan kesehatan memegang peranan penting
untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk diwilayah kerjanya.
Upaya-upaya

kesehatan

dilaksanakan

oleh

puskesmas

untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, puskesmas tidak lepas
dari pedoman dan program kesehatan yang disusun melalui perencanaan
puskesmas yang diantaranya didasarkan atas analisis situasi puskesmas.
Analisis situasi kesehatan secara konseptual adalah proses sistematis
untuk

mengetahui

masalah

kecenderungannya

serta

masalah

Kegiatannya

tersebut.

situasi

kesehatan

di

faktor-faktor

yang

adalah

suatu

daerah,

mempengaruhi

mengumpulkan

data

dan

menginterpretasikannya menjadi suatu informasi tentang situasi yang


berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.
Dalam menganalisis situasi, faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan yang telah didapatkan harus dipertimbangkan. Menurut
Hendrik L. Blum (1974) terdapat empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat.
Keempat faktor tersebut adalah keturunan, lingkungan, perilaku, dan
pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara optimal
apabila ke empat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai
kondisi yang optimal pula. Jika salah satu faktor saja berada dalam

30

keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan akan


terganggu.
Berdasarkan konsep Hendrik L. Blum, lingkungan dan perilaku
mempunyai pengaruh dan peranan yang paling besar terhadap derajat
kesehatan masyarakat, kemudian disusul oleh pelayanan kesehatan dan
terakhir faktor keturunan.

31

Anda mungkin juga menyukai