Anda di halaman 1dari 18

OLEH :

Drg. Anita Syafridah, M.Kes


 Indonesia merupakan negara yang rawan
terhadap kejadian bencana. Berdasarkan Indeks
Risiko Bencana Indonesia tahun 2013 yang
dikeluarkan BNPB, dari 497 kabupaten/kota,
sebesar 78% termasuk berisiko tinggi sedangkan
22% lainnya berisiko sedang.
 Hasil kajian Centre for Research on the
Epidemiology of Disasters (CRED) tahun 2008-
2013 menunjukkan bahwa setiap tahun Indonesia
menempati 5 besar di dunia sebagai negara
paling sering terkena bencana alam
 Program RS yang aman terhadap bencana (Safe
Hospital) merupakan amanat peraturan
perundangan nasional maupun kesepakatan
internasional
 Pada situasi bencana, Rumah Sakit akan
menjadi tujuan akhir dalam menangani korban
sehingga RS harus melakukan persiapan yang
cukup. Persiapan tersebut dapat diwujudkan
diantaranya dalam bentuk menyusun perencanaan
menghadapi situasi darurat atau rencana
kontingensi, yang juga dimaksudkan agar RS tetap
bisa berfungsi-hari terhadap pasien yang sudah
ada sebelumnya (business continuity plan).
Rencana tersebut umumnya disebut sebagai
Rencana Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit,
atau Hospital Disaster Plan (HDP).
UU No. 24/2007
tentang • Salah satu tujuan penanggulangan bencana yaitu :
memberikan pelindungan kepada masyarakat dari
Penanggulangan ancaman bencana
Bencana

UU No. 36/2009 • Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat


bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya,
tentang fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara
Kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana

UU No. 44 tahun 2009


• RS berkewajiban untuk memberikan pelayanan
tentang kesehatan saat bencana sesuai dengan kemampuannya
Rumah Sakit
 ApakahHDP sama dengan HOPE dan HICS?. dr
Hendro menegaskan bahwa HDP adalah
serangkaian prosedur (SOP) yang disiapkan
sebelum terjadi bencana, untuk dilakukan apabila
bencana terjadi, HOPE adalah ilmu untuk
menyusun SOP, sedangkan HICS adalah sistem
komando yang merupakan bagian dari HDP.
Preparedn
ess

Prevention
& Response
Mitigation

Recontructi Rehabilit
on ation
 HOPE adalah konsep kesiapsiagaan bencana
di rumah sakit
— Pemahaman :
1. — RS memiliki peran kunci/sentral dalam
kondisi/ menanggulangi kegawatdaruratan
dan bencana
2. — RS bisa menjadi korban bencana itu sendiri
3. — Karena itu harus dipastikan:
4. Bangunan aman
5. — SDM memiliki rencana kesiapsiagaan
menanggulangi kegawatdaruratan dan
bencana
 RS harus mampu memerankan tugas tugas
dan fungsi utamanya dalam berbagai situasi
(Ekst & internal) lebih efektif, terencana,
dan sesuai kondisi yang dihadapi.
 Rencana harus sinergis dg perencanaan di
tingkat kota,propinsi , dan nasional.

2 kategori :
— Gawat darurat eksternal

—
Gawat darurat internal
 Apapun yang terjadi, fungsi RS harus tetap
berjalan
 kemampuan dan ketersediaan SDM (klinisi
maupun manajemen) sangat menentukan
dalam kondisi krisis akibat bencana tsb.
 Kesiapsiagaan bencana pada:

—
Tahap pra-bencana
—
Tahap bencana : eksternal / internal
—
Tahap Pasca bencana
 OperasionalRS kembali normal
keputusan IC.
—Pembuatan laporan dan evaluasi
Kebutuhan melampaui
. Kapasitas
. Waktu yang pendek
untuk
CHAOS:
proses pengambilan
keputusan Mortalitas-
Morbiditas
. Relawan
Yg tinggi
. Bantuan Logistik
. Arus informasi yang
tinggi
Unsur Kesiap-siagaan RS:
. SDM yang memenuhi persyaratan, baik secara kwalitatif
maupun kwantitatif
. Bangunan dan yang memenuhi standar keamanan
. Sarana dan Pra-sarana yang cukup

Perencanaan yang terstruktur dan komperhensif

HOSPITAL DISASTER PLAN


 Kebijakan
 Organisasi
 Sumber Daya / Logistik
 Fasilitas
 Protap
 Monev
Target dari HDP adalah :

a. Mencegah timbulnya korban manusia,


kerusakan harta benda maupun
lingkungan, dengan cara:
1. Membuat protap yang sesuai
2. Melatih karyawan agar dapat menjalankan
protap tersebut
3. Memanfaatkan bantuan dari luar secara
optimal.
b. Mengembalikan fungsi normal RS
secepat mungkin
Konsep dasar suatu HDP adalah:
 Melindungi semua pasien,
karyawan, dan tim penolong
 Respon yang optimal dan efektif
dari tim penanggulangan bencana
yg berbasis pada struktur organisasi
RS sehari-hari
 Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah:

1. Kewenangan untuk menggerakkan tim harus dibuat sesederhana


mungkin, jangan bergantung pada pimpinan tertinggi / direktur RS.
Proses pelimpahan wewenang harus dibuat sependek mungkin.
2. Penilaian kapasitas RS jangan hanya berdasar pada jumlah
tempat tidur, supaya tidak terjadi penilaian yg terlalu optimistic.
3. Penyiapan fasilitas dan area yang terencana dengan baik pada masa
pra-bencana.
4. Alur lalu-lintas di area RS dan sekitarnya dipersiapkan dengan
cermat.
5. Penggunaan tanda pengenal utk korban( tagging ) yang jelas.
6. Komunikasi intra RS dengan alternatifnya.
7. Sistim Triase yg sesuai.
8. Penyiapan logistic.
9. Pengamanan untuk korban dan segenap karyawan serta tim
penolong.
10. Menejemen informasi internal maupun eksternal.
11. Prosedur evakuasi RS bila diperlukan.
 Keberhasilanmenangani situasi kritis pada masa
bencana tergantung pada persiapan yang dilakukan
pada masa pra-bencana. Prosedur disiapkan
berdasarkan ancaman yang potensial maupun
pernah terjadi. Masalah pembiayaan supaya
dianggap sebagai investasi yang berdasar pada
pengalaman, sudah terbukti bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai