Anda di halaman 1dari 18

Vaginosis Bakterialis

Oleh: Della Vega Nisha Ayuna (2006112005)


Preseptor: dr. Wizar Putri Mellaratna, M.Ked (DV), Sp. DV

BAGIAN ILMU/SMF KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2022
Latar Belakang
Vaginosis Bakterialis
Vagina secara normal didiami oleh Prevalensi Tinggi
sejumlah organisme, flora vagina
normal mengandung bakteri aerob dan Umumnya sering terjadi pada usia 14-
anaerob, seperti spesies Lactobacillus. 49 tahun dengan prevalensi 10-30 %
Sementara untuk pH fisiologinya secara global, dan di Indonesia 15 %.
sekitar 4,0 yang menghambat bakteri
patogenik tumbuh berlebihan.
Komplikasi
Lactobacillus sebagai flora normal
vagina digantikan oleh konsentrasi BV meningkatkan resiko terkena penyakit
tinggi bakteri anaerob menular seksual dan penyakit radang
panggul (PID).
Vaginosis Bakterial

Sindrom perubahan
ekosistem vagina →
pergantian laktobasillus
produsen H2O2 di vagina
dengan bakteri anaerob
(Prevotella Sp, Mobilincus
Species, Gardnerella vaginalis
dan Mycoplasma hominis) →
peningkatan pH < 4,5 → 7,0

Penyebab tersering dari vaginitis (40-45%).


Menyerang lebih dari 30% populasi.
Sebanyak 29% wanita usia 14-49 tahun didiagnosis dengan vaginosis bakterial.
ETIOLOGI

Gardnella vaginalis Bacteriodes sp.

Mycoplasma
hominis
Etiologi
Ekosistem vagina normal sangat kompleks→ flora bakterial: Laktobasili (95%) + (5%) variasi luas dari
bakteri aerobik maupun anerobik.

Gardnerella vaginalis,
Mobiluncus spesies,
Mycoplasma hominis, dan
Peptostreptococcus spesies

Penyebab BV

Meskipun begitu, tidak ada


penyebab infeksi tunggal tetapi
lebih merupakan pergeseran
komposisi flora vagina normal.
Faktor Resiko

Oral Sex, Bergonta-ganti Vaginal douching


pasangan seks, hubungan
seks dengan wanita lain

Kehamilan
Merokok usia kehamilan, kehamilan,
riwayat keputihan, dan
tingkat pendidikan

Pemasangan IUD Berhubungan seksual saat


menstruasi, berhubungan
seksual sejak dini
Patofisiologi
Perubahan pH vagina dan berkurangnya konsentrasi mikroflora normal →
pertumbuhan bakteri patogen yang oportunistik

Rekurensi → mungkin
Faktor penyebab alkalinisasi
1. Infeksi berulang dari pasangan
Mucus serviks, semen, darah 2. Bakteri hanya dihambat
haid, douching, pemakaian pertumbuhannya, tidak dibunuh
antibiotik dan perubahan 3. Kegagalan pengobatan
hormon saat hamil dan 4. Menetapnya mikroorganisme
menopause lain

Flora Flora
normal ↓ pH → basa BV
normal
Asam → Basa → +++ Bakteri patogen
bakteri penghasil basa oportunistik +

Lactobacillus → bakteri Gardnerella vaginalis,


predominan di vagina → Mycoplasma hominis, dan
membantu mempertahankan bakteri anaerob
sekresi vagina → asam
Manifestasi Klinis
Sebagian besar bersifat asimptomatis
Diagnosis
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik,
Pemeriksaan Penunjang

Kriteria Amsel
3 dari 4 gejala → BV
1. Duh abnormal vagina →
homogen, tipis, putih, melekat
pada dinding vagina
2. pH vagina > 4,5
3. Whiff Test (+) → berbau amis
sebelum dan setelah
penambahan KOH 10%
4. Clue cells (+) ≥ 20 dari seluruh
epitel
Kriteria Amsel dapat berubah jika :

 Sekresi vagina yang baru melakukan coitus dan Douching.


 Candida dan Trichomonas memberikan gambaran yang sama
secara klinisnya.
 Reaksi KOH 10% positif dan pH vagina meningkat serta
menjadi asam pada keputihan yang bercampur dengan semen.
 pH vagina boleh menjadi asam semasa menstruasi.
 Interpretasi salah dari mikroskopi boleh terjadi karena debris
dan degerasi sel yang di salah anggap sebagai “clue cells”dan
lactobacilli yang sedikit jumlahnya pada vagina
Diagnosis Banding
Kandidiasis Vaginosis
Fisiologis Trikomoniasis
Vulvovaginalis Bakterialis
Khas - Pruritus, Iritasi Duh banyak, iritasi, bau Sedikit duh,
busuk, berbusa berbau amis
Tampilan sekret Sedikit Sedikit, putih& kental Banyak, hijau/ abu-abu Putih/abu-abu,
“cheese-like” “Strawberry appearance” homogen, encer
pH ±4.5 < 4.5 >5.0 >4.5
Whiff test - - + ++++
Keluhan Utama Tidak ada Gatal/kepanasan, keputihan Keputihan berbuih, bau Keputihan, bau busuk
busuk, pruritus vulva, setelah senggama,
disuria kadang gatal
Pemeriksaan Fisik Normal Vulva yang meradang Edema, eritema, Peradangan
peradangan vulva minimal
Mikroskopis Sel epitel normal, Leukosit 80%, ditemukan Dari forniks posterior: Sedikit leukosit,
Lactobacillus + pseudohifa dan blastospora Trikomonas 70-80% clue cells +
Kultur - Agar Sabaraud dekstrosa Media Feinberg/ Tidak begitu
Kupferberg mendukung
Terapi - Flukonazol 150mg (PO) Metronidazol 2x500mg Metronidazol 2 x 500mg
single dose (7 hari) atau (7 hari) atau
Metronidazol 2gr dosis Metronidazol 2 gr dosis
tunggal tunggal
Kandidiasis Vulvovaginal Trichomoniasis
Idealnya pengobatan BV harus
menghambat bakteri anaerob tapi bukan
Lactobacilli vagina
Metronidazol dan Klindamisin

Regimen Metronidazol
a.Dosis 500 mg yang diberikan secara oral 2x/hari
selama 7 hari harus digunakan.
b.Metronidazol gel 0,75% satu kali aplikasi (5 gram)
intravaginal 1-2x/hari selama 5 hari. Tingkat
kesembuhan keseluruhan berkisar antara 75-84%.
c.Metronidazol suppos, pervaginal, dua kali sehari
selama 5 hari.

Regimen Klindamisin
a.Klindamisin krim 2%, satu aplikasi penuh (5 gram)
intravaginal pada waktu tidur selama 7 hari.
b.Klindamisin 300 mg oral 2x/hari selama 7 hari.
TERAPI
Komplikasi
Wanita dengan BV yang menjalani
histerektomi → pengobatan perioperatif
dengan metronidazol menghilangkan
peningkatan resiko.
Komplikasi: Komplikasi pada

Infeksi Wanita Hamil


Penyakit radang Ketuban Ruptur
panggul (PID) Dini

Persalinan
Post portal PID prematur

Infeksi pasca Korioamnionitis


histerektomi
Prognosis BV baik, tapi rekurensi
Sitologi serviks 20-30% meski asimptomatis. Endometritis
abnormal Pengobatan ulang → antibiotik
yang sama.
Kesimpulan
Vaginosis Bakterial

1.Vaginosis bakterial → vaginitis yang paling banyak terjadi →


pergantian dari laktobasillus dengan bakteri anaerob →
peningkatan pH > 4,5.

2.Faktor risiko BV → oral seks, douching, kehamilan, merokok,


berhubungan seksual pada saat menstruasi, pemasangan IUD,
berhubungan seksual pada usia dini, berganti partner seksual,
dan aktivitas seksual dengan wanita lain.

3. Diagnosis BV → Kriteria Amsel.

4. Komplikasi BV → ketuban pecah dini, kelahiran prematur,


dan PID.

5. Diagnosis banding tepat → tatalaksana tepat.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai