Anda di halaman 1dari 43

Lekore/Keputihan

Oleh:

Venny Try Aminatubillah

12100118049
Contoh Kasus
Ny.A, Wanita 30 tahun

Cc : Keputihan
AC : Pasien mengeluhkan keputihan sejak 1 tahun yang muncul hilang timbul.
Bersamaan dengan keputihan itu, didapatkan rasa gatal yang sangat
mengganggu tanpa disertai rasa nyeri maupun panas. Terdapat bau tidak sedap
pada keputihannya di daerah kewanitaan. Tidak didapatkan busa atau darah.
Cairan keputihan kental seperti tahu disertai rasa gatal. Tidak ada keluhan
kencing dan keluhan sistemik lainnya.
Siklus menstruasi pasien teratur tiap bulan sekali. Hari pertama haid terakhir
pada 8 Mei 2019 Lama tiap menstruasi rata-rata 5 hari sampai habis tuntas. Tiap
menstruasi pasien dapat mengganti pembalut sampai 2-3 kali. Keluhan sakit
ringan juga didapatkan setiap menstruasi. Usia pasien saat menarche adalah 13
tahun.
Riwayat Pernikahan:
 Pasien menikah satu kali saat berusia 22 tahun. Memiliki 2 anak pertama berusia 4
tahun dan anak kedua berusia 2 tahun

Riwayat Kehamilan dan Persalinan:


 Pasien hamil dua kali dan melahirkan dengan normal di bidan.

Riwayat Kontrasepsi:
 Pasien berhenti menggunakan pil KB sejak melahirkan anak ke 2 nya

Riwayat Penyakit Dahulu :


 Pasien tidak pernah merasakan keluhan yang sama sebelumnya. Ini adalah kali pertama
pasien berobat selama sakit ini. Tidak ada riwayat pembedahan, masuk rumah sakit,
dan alergi obat.

Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada keluarga yang mengeluhkan penyakit yang sama
Riwayat Sosial
– Pasien seorang ibu rumah tangga dan tinggal dengan dua
orang anak. Suami pasien bekerja sebagai supir truk dan
jarang pulang karena sering ke luar kota. Pasien biasanya
berhubungan dengan suami satu kali dalam satu bulan.
Sanitasi rumah dan sekitarnya baik. Pasien mengaku rajin
mengganti pakaian dalam, yaitu 2-3 kali dalam sehari.
Hubungan dengan keluarga dan tetangga baik.
Status Generalis
 Keadaan umum Baik
 Kesadaran Compos Mentis
 Tinggi badan 157 cm
 Berat badan 53 kg

 Tekanan darah 120/80 mmHg


 Nadi 90x/menit, reguler
 RR 18x/menit, dyspnea (-)
 Suhu 36,8o C

 Kepala dan leher Anemis - / -, ikterik - / -


pembesaran kelenjar getah bening - / -
 Thorax
Jantung S1 S2 tunggal, murmur (-)
Paru vbs kanan = kiri
Rhonki - / - Wheezing - / -
 Abdomen : BU (+), bekas luka bedah (-), nyeri (-), shifting dullness (-).
 Ekstremitas : Simetris, anemis (-), edema (-)
Status Ginekologi
– Genitalia eksterna : flux (-), fluor (+)
– Inspekulo : v/v flour (+), warna putih susu, tipis, kental
– VT : v/v fluor (+) warna putih susu, fluxus(-), portio tertutup licin
Usulan Pemeriksaan Penunjang

– Pap smear
– Kultur
– Pengukuran PH Vagina
Diagnosis Banding

– Vulvovaginitis ec kandidiasis
ec bakterialis
Leukorrhea

– Leukorrhea (fluor albus / vaginal


discharge / duh tubuh vagina / keputihan)
merupakan cairan bukan darah yang
keluar berlebihan dari vagina.Sumber
cairan bias bersal dari vulva, vagina,
serviks, uterus, dan tuba.
– bukan penyakit tapi gejala
– disertai keluhan lain : gatal, panas, nyeri
bersenggama
– Tujuan : bedakan leukorrhea fisiologis /
patologis
Definisi

– Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan)


bukanlah suatu penyakit melainkan gejala berupa cairan
yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang berlebihan dan
bukan merupakan darah

– Dapat disertai oleh perasaan gatal, nyeri, rasa terbakar di


bibir kemaluan atau sering juga disertai bau busuk dan rasa
nyeri sewaktu berkemih atau senggama.
Epidemiologi

– Proporsi perempuan yang mengalami fluor albus bervariasi


antara 1 -15 % dan hampir seluruhnya memiliki aktifitas
seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala
penyakit dapat terjadi pada semua umur.
Sumber sekret
1. Sekresi vulva (kelenjar sebasea, kelenjar Meningkat saat
keringat, kelenjar bartholin, kelenjar Skene) 1. Ovulasi
2. Transudat dinding vagina 2. Progesteron ↑
3. Sel-sel vagina dan serviks 3. Estrogen ↑
4. Mukus serviks
5. Cairan endometrium dan oviduct Karakteristik
6. Mikroorganisme dan produknya • Konsistensi: floccular
• Warna: putih
• Lokasi: fornix posterior
Klasifikasi
Leukorrhea Fisiologis Leukorrhea Patologis
Sekret dari vagina normal Peningkatan volume

Warna jernih / putih,  kekuningan Bau khas


bila kontak dg udara (oksidasi)

Mengandung m.o. terutama Perubahan konsistensi / warna


Lactobacillus doderlein

pH < 4,5 Penyebab leukorrhea patologis :


a. Infeksi
b. Non-infeksi
Leukorrhea fisiologis, keadaan
pada:

Premenarche
Sebelum dan sesudah haid
Saat / sekitar ovulasi
Adanya rangsangan seksual
Pada kehamilan
Stress emosional
Penyakit kronis, penyakit saraf
Pakaian ( Pakaian dalam ketat, pembalut )
• Infeksi
• Iritasi
• Tumor atau jaringan
abnormal lain
Patologis
• Benda asing
• Radiasi
• Fistula
INFEKSI VAGINA
DISCHARGE
NO ETIOLOGI
Warna Bau Konsistensi Jumlah
1 Bacterial Vaginosis Abu-abu Fishy-odor Tipis (sedikit)

2 Trichomonas Malodorous Purulent Profuse


Vaginitis
3 Vulvovaginal Seperti Cair - kental
Candidiasis keju
4 Inflammatory purulent profuse
vaginitis
5 Cervicitis Kuning purulent
“Mucopus atau
endoservikal” hijau
6 PID: merupakan banyak
infeksi asenderen
dari endoserviks

7 Tubo-ovarian abscess: merupaan end-stage process dari PID akut


Kandidosis Vulvovaginalis Trichomoniasis Vaginosis
Bakterial
PENYEBAB C.albicans T.vaginalis G.vaginalis
Bakteri anaerob
Mycoplasma

KELUHAN
- bau duh tubuh vagina Bau asam Bau Bau amis
- lecet pada vulva + + Jarang
- iritasi pada vulva + + Jarang
- dispareunia + + Jarang

GEJALA
- Vulvitis/vaginitis + + Jarang
- Duh tubuh vagina Sedikit-sedang Banyak Sedang
Putih Keabuan
 Jumlah Putih Kuning Encer/berbusa.
 Warna Encer/menggumpal/cheesy Encer/berbusa Homogen, tipis,
 konsistensi plaques purulen melekat pada dinding
vagina
DIAGNOSIS
- pH vagina  4,5 > 4,5 > 4,5
- Whiff test (-) seringkali (+) (+)
- Mikroskopis
 KOH 10% Bentuk ragi/sel tunas, Pseudohifa Gerakan Trichomonas Clue cells, PMN
bentuk ragi sedikit, lactobacilli
Gram (+) (+) sedikit (-)
Banyak sel PMN
Kandidosis Trichomoniasis Vaginosis
Vulvovaginalis Bakterial

TERAPI - Klotrimazol 500 mg - Metronidazole 2 gr - Metronidazole 2


intravagina, dosis tunggal peroral, dosis tunggal gr peroral, dosis
atau atau tunggal atau
- Klotrimazol 200 mg / - Metronidazole 2x500 - Metronidazole
intravagina selama 3 hari mg peroral, selama 7 2x500 mg peroral, 2
atau hari kali selama 2 hari
- Nistatin 100.000 unit / atau
intravagina selama 14 - Ampisilin 500 mg
hari atau peroral 4xsehari
- Flukonazole 150 mg / selama 7 hari
peroral dosis tunggal atau - Krim klindamisin
- Ketokonazole 200 mg vagina 2%,
2x1 tablet selama 5 hari intravagina selama 7
atau hari atau
- Itrakonazole 200 mg - Gel
2x1 tablet selama 1 hari metronidazole 0,75%
intravagina 2xsehari
selama 5 hari
INFEKSI VAGINA
TREATMENT
NO ETIOLOGI Agent Dosis Durasi

1 Bacterial Vaginosis Metronidazole 2x500 mg 7 hari

Clindamycin 2x300 mg 7 hari


2 Trichomonas Vaginitis Metronidazole 2x500 mg 7 hari

3 Vulvovaginal Candidiasis Fluconazole 1x150 mg 1-3 hari


4 Inflammatory vaginitis Clindamycin 2% 1x5 g 7 hari
cream
5 Cervicitis GO: Cefixime 400 mg Single dose
“Mucopus endoservikal”
Non-GO: 1g Single dose
azithromycin
6 PID: merupakan infeksi Cefoxitin 2g IM
asenderen dari endoserviks +
Probenecid 1g oral
7 Tubo-ovarian abscess: Cefoxitin 2 g IV setiap 6 jam
merupaan ed-stage process
dari PID akut
Penyebab leukorrhea patologis :

a. Infeksi
– terbanyak : vaginitis dan servisitis
– Sekret mukopurulen
– warna bervariasi (putih kekuningan – kehijauan)
– Vaginitis paling sering : Candida spp., Trichomonas vaginalis, Vaginalis bakterialis.
– servisitis paling sering : Chlamidia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
– penyebab lain : infeksi sekunder pada luka, abrasi, luka bakar.
b. Non infeksi

Dapat disebabkan oleh:


Kelainan alat kelamin didapat / bawaan
(uterovagina, rektovagina fistel)
Benda asing
Hormonal
Kanker (ca cervix)
Vaginitis atrofi
Infeksi Pada Vagina

– Normal: batang gram + (Lactobacillus acidophillus)


– mempertahankan ekosistem vagina (3 cara):
– 1. produksi asam laktat
– 2. produksi Hidrogen Peroksida (toksis terhadap
mikroflora anaerob)
– 3. mikrovili menempel pada reseptor di sel epitel vagina
– Pewarnaan gram sekret vagina normal
Infeksi Jamur
Kandidiosis vulvovaginal (KV)
– E/ Candida spp terutama Candida albicans.
– 50% wanita (2 x dalam hidup)
– suasana asam yg mengandung glikogen
– timbul pada kehamilan, pemakaian pil kontrasepsi,
pemakaian kortikosteroid dan pada penderita Diabetes
Melitus
Gejala klinis Kandidiasis
Vulvovaginal (KV)
– Vulva gatal,eritem,edem dan lecet
– Duh dapat cair atau seperti susu pecah
– Disuria eksternal dan dispareunia superfisial
Diagnosis
– Leukorrhea bervariasi (cair – kental);
– sangat gatal (pruritus vulva)
– nyeri pada vagina, dispareunia, rasa terbakar pada
vulva dan iritasi vulva
– Tanda inflamasi: eritem (+), edem (+) pada vulva
dan labia, lesi diskret pustulopapular (+),
dermatitis vulva
– Lab: pH vagina < 4,5, Whiff test (-).
– gram : bentuk ragi (+) dan pseudohifa (+)
– Mikroskopik : leukosit, sel epitel
– Saran: kultur jamur  D/ (paling sensitif)

Pengobatan :
– Klotrimazol, Nistatin, Fluconazole, Itraconazole,
Imidazole
Infeksi Protozoa:
Trichomoniasis
– E/ T. vaginalis
– Masa inkubasi : 5-28 hari
– paling sering sebabkan
infeksi pd epitel vagina,
selain pada uretra,
serviks, kelenjar Bartholini.
– melalui hubungan seksual tanpa pelindung (kondom)
– melalui perlengkapan mandi (handuk).
Trichomoniasis
Gejala klinis :

 Asimtomatis
 Simptomatis:
 cairan vagina banyak
 bau tidak enak, gatal
dan dispareunia.
 In spekulo: 75% kelainan
vulva dan vagina
 Vulva eritem, lecet, sembab
 Nyeri (+), vagina eritem
 Serviks, khas: cairan warna kuning kehijauan, berbuih, bau tidak enak
 pH vagina > 4,5
Trichomoniasis
– 2-5% serviks : strawberry serviks
– Lab:whiff test biasanya (+)
– Mikroskopik: (pembesaran 400x):
– pergerakan trichomonas
– Bentuk ovoid, ukuran > sel PMN, berflagel
– 80-90% dg symtomatic leucocyte (+), clue cell dapat (+)
Pengobatan: metronidazole, klotrimazol
Infeksi Bakteri: Vaginosis
Bakterial (VB)
sindroma / kumpulan gejala klinis
akibat pergeseran lactobacilli
sering pada wanita yang aktif secara seksual, namun
tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
Gejala klinis:
 Asimtomatik
 keluhan : cairan bau amis seperti ikan terutama setelah
hubungan seksual
 Pemeriksaan : jumlah duh tubuh vagina tidak banyak, warna
putih, keabu-abuan, homogen, cair, dan biasanya melekat
pada dinding vagina
– Pada vulva atau vagina jarang / tidak ditemukan inflamasi
– pH vagina > 4,5
– + KOH 10% pada duh tubuh vagina  bau amis (whiff test)
– sediaan apus vagina (pewarnaan gram) : sel epitel vagina
ditutupi bakteri batang hingga batas sel jadi kabur (clue
cells)
– Diagnosis ditegakkan  3 dari 4 gejala: (Kriteria Amsell):
1. Cairan vagina homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina
2. pH vagina > 4,5
3. Whiff test (+)
4. clue cell (mikroskopik)
– Pengobatan:
– Metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari Zalf klindamisin vagina 2% selama
7 hari
Infeksi pada Serviks: Servisitis Gonore

E/ Neisseria gonnorrheae


traktus genitalis, konjungtiva, faring, rektum, kulit, persendian,
serta organ dalam
melalui hubungan seksual
pertama kali : kanalis servikalis  uretra, kelenjar skene, dan
kelenjar bartholini
Masa inkubasi bervariasi, + 10 hari.
Gejala klinis:
 Asimtomatik
 keluhan : cairan vagina dg jumlah meningkat, menoragi atau
perdarahan intermenstrual
duh tubuh serviks mukopurulen
Serviks eritem, edema, ektopi dan mudah berdarah
Servisitis Gonore
Diagnosis:
 Ditegakkan dg lab : pemeriksaan langsung sediaan apus
endoserviks (gram) : diplokokus gram (-) dalam sel PMN
dan di luar sel PMN
Pengobatan:
 Siprofloksasin, Ofloksasin, Tiamfenikol, Seftriakson,
Spektinomisin
 Siprofloksasin, Ofloksasin dan Tiamfenikol tidak boleh
diberikan pada wanita hamil atau sedang menyusui dan
anak-anak.
Servisitis gonore
Servisitis Chlamidia
trachomatis
– serupa dg gonore
– paling sering : endoserviks
– 60% asimtomatik
(silent sexually transmitted disease)
Gejala klinis:
(servisitis C. trachomatis)

– Keluhan:
– biasanya tidak khas
– serupa keluhan servisitis gonore (duh
tubuh vagina)
– Inspekulo:
– 1/3 penderita dg duh tubuh serviks
mukopurulen
– serviks eritem, ektopi dan mudah berdarah
Servisitis Chlamidia trachomatis
Diagnosis:
 ditegakkan dg lab: pemeriksaan sitologi, identifikasi
antigen C.trachomatis, PCR dan isolasi C. trachomatis
pada biakan sel
Pengobatan:
 Doksisiklin, Azitromisisn, Eritromisin, Tetrasiklin
 Doksisiklin, Tetrasiklin dan Azitromisin tidak boleh
diberikan pada wanita hamil atau sedang menyusui dan
anak-anak.
Servisitis Chlamidia trachomatis
PEMBAHASAN

– Anamnesis
– fisiologis / patologis
– benda asing / neoplasma
– Pemeriksaan klinis
– sifat cairan (kekentalan, warna, bau, kemungkinan benda asing,
ulkus dan neoplasma)
– PD dilakukan setelah pengambilan BP
Laboratorium
 sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis  trikomoniasis
 KOH 10%  kandidias
 gram  bakteri penyebab gonore
 Pemeriksaan tambahan bila curiga keganasan
 Kultur pada keadaan klinis ke arah gonore tapi hasil gram (-)
 Pemeriksaan serologis bila curiga clamidia
Pengobatan
 Sering infeksi campuran  terapi kombinasi
 terapi pasien dan pasangannya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai